Transcript
Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING

(Capsicum annuum L) DI MUSIM HUJAN DAN MUSIM

KEMARAU (Studi Kasus : PT. Intidaya Agrolestari, Bogor)

SKRIPSI

Pahrul Rozi

11140920000055

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULlAH

JAKARTA

2019 M /1440 H

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING

(Capsicum annuum L) DI MUSIM HUJAN DAN MUSIM

KEMARAU (Studi Kasus : PT. Intidaya Agrolestari, Bogor)

Pahrul Rozi

11140920000055

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M /1

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

iii

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

iv

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Pahrul Rozi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 13 Oktober 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Madnoer No. 67 Rt 01/04 Desa Iwul

Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor

No. Hp : 083819021103

PENDIDIKAN FORMAL

2001-2007 : SDN Babakan 01

2007-2010 : SMPN 1 Ciseeng

2011-2014 : SMA Yadika 7 Bogor

2014-2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2015-2016 : Ketua Divisi Kerohanian HMJ Agribisnis

UIN Jakarta

PENGALAMAN KERJA

2018 : PKL di PT. Intidaya Agrolestari, Bogor

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

vi

RINGKASAN

Pahrul Rozi, Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Keriting (Capsicum annuum

L) di Musim Hujan dan Musim Kemarau (Studi Kasus : PT. Intidaya Agrolestari,

Bogor). (Di bawah Bimbingan Armaeni Dwi Humaerah dan Titik Inayah).

Pertanian merupakan sektor yang sangat berperan penting dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Selain hasil dari pertanian sebagai sumber makanan untuk

penduduk Indonesia, mata pencaharian penduduk Indonesia pun mayoritas di

sektor pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari adalah komoditas hortikultura, karena merupakan

komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi

untuk terus dikembangkan. Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk

dikembangkan adalah komoditi cabai merah terutama cabai merah besar dan cabai

merah keriting, karena komoditi cabai merah bernilai ekonomi tinggi (High

Economic Value Commodity) dan komoditas unggulan baik nasional maupun

daerah.

PT Intidaya Agrolestari merupakan perusahaan yang bergerak di usaha

pertanian. Salah satu jenis usahanya yaitu usahatani cabai keriting yang

merupakan jenis usaha yang baru dilakukan dan dalam tahap pengembangan.

Lahan yang digunakan untuk budidaya cabai keriting seluas 2 hektare, yang

diproduksi di dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Budidaya cabai

keriting sangat dipengaruhi oleh faktor musim, yaitu musim hujan dan kemarau,

yang memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah output cabai yang didapat dan

menjadi kendala dalam proses produksi cabai keriting. Kendala dan hambatan

faktor musim dalam produksi cabai keriting ini sangat mentukan jumlah output

atau panen yang dihasilkan sehingga sangat berpengaruh terhadap pendapatan

usahatani, semakin besar output atau panen yang dihasilkan maka semakin besar

pula pendapatan yang diterima. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mencoba

untuk meneliti pendapatan usahatani cabai keriting di musim hujan dan kemarau

pada PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO), Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui biaya usahatani cabai

merah keriting di musim hujan dan kemarau. (2) Mengetahui pendapatan

usahatani cabai merah keriting di musim penghujan. (3) Mengetahui kelayakan

usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan kemarau dengan

menggunakan R/C ratio, B/C ratio, dan Break Event Point (BEP).

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan

pertimbangan bahwa PT. Intidaya Agrolestari yang beralamat di JL. Raya

Jampang Karihkil Km 7, Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu tempat yang sedang

mengembangkan usaha budidaya cabai keriting. Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh

dari peninjauan langsung ke lapangan dan wawancara langsung kepada pihak

manajemen PT Intidaya Agrolestari yang menjadi narasumber. Data sekunder

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

vii

diperoleh dari studi literatur-literatur baik yang diperoleh di perpustakaan,

website, maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu dan instansi-

instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti Badan Pusat

Statistika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa (1) Total biaya usahatani cabai

keriting pada musim hujan dengan luas lahan 1 ha yaitu Rp. 128.574.400,-lebih

besar jika dibandingkan dengan total biaya usahatani cabai keriting pada musim

kemarau dengan luas lahan 1ha yaitu Rp. 117.691.400,-. (2) Total pendapatan atau

keuntungan usahatani cabai keriting pada musim hujan dengan luas lahan 1 ha

yaitu sebesar Rp. 28.425.875 ,-lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan

usahatani cabai keriting pada musim kemarau dengan luas lahan 1 ha yang

mengalami kerugian sebesar Rp. 77.691.400. (3) Analisis Tingkat Pendapatan

usahatani cabai keriting pada musim hujan dengan luas lahan 1 ha dilihat dari R/C

rasio, B/C rasio, dan BEP dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan. Karena

memperoleh nilai R/C rasio lebih dari 1 yaitu sebesar 1,22 B/C rasio lebih dari 0

yaitu sebesar 0,22 dan telah menghasilkan total produksi sebanyak 5.627,25 kg,

dengan harga jual Rp. 27.900, yang masing-masing telah melewati nilai BEP

produksi sebanyak 4.608 kg dan nilai BEP Harga sebesar Rp. 22.849. Sedangkan

Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

luas lahan 1 ha dilihat dari R/C rasio, B/C rasio, dan BEP dapat dikatakan tidak

layak. Karena memperoleh nilai R/C rasio kurang dari 1 yaitu sebesar 0,34, B/C

rasio kurang dari 0 yaitu sebesar -0,66 dan telah menghasilkan total produksi

sebanyak 1000 kg, dengan harga jual Rp. 20.000, yang masing-masing tidak

melewati batas nilai BEP produksi sebanyak 5.885 kg dan nilai BEP Harga

sebesar Rp. 58.846.

Kata Kunci : Pendapatan, Usahatani, Cabai Keriting, PT. Intidaya Agrolestari,

Musim Hujan dan Musim Kemarau

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahin

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Cabai

Keriting (Capsicum annum L.) di Musim Hujan dan Musim Kemarau (Studi

Kasus : PT. Intidaya Agrolestari, Bogor)”. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau serta semua

kaum muslimin semoga kita selalu mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat

serta diberikan syafa’at oleh beliau.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis

memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan

dan arahan yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh

karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tidak

terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku Ketua Prodi Agribisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ir, Armaeni Dwi Humaerah, M.Si dan Ibu Titik Inayah, SP. M.Si selaku

dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang tiada henti selalu

memberikan banyak pengarahan dan bimbingannya disela-sela kesibukannya.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

ix

4. Bapak Ujang Maman selaku dosen penguji I dan bapak Iwan Aminudin selaku

dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya dan tenaganya dalam

sidang munaqosyah serta memberikan saran dan mengarahkan penulis.

5. Bapak Nurjaya dan segenap Pegawai Divisi Cabai dan Sayuran Semusim PT.

Intidaya Agrolestari, Bogor yang telah memberikan bantuan dan informasi

yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi ini.

6. Seluruh dosen Pengajar Prodi Agribisnis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu tanpa mengurangi rasa hormat atas segala ilmu dan pelajaran dalam

perkuliahan maupun luar perkuliahan.

7. Kedua orang tuaku (Bapak dan Ibu) terima kasih tak terhingga teruntuk kalian

atas cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini serta do’a

yang selalu kalian panjatkan atas putramu ini, juga semangat yang tiada henti-

hentinya diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan

baik.

8. Kakakku Selvi Ariyanti, dan adikku Pahmi Ramadan atas dukungan cinta dan

kasihnya.

9. Teman-teman Agribisnis 2014atas kebersamaan, kekeluargaan, doa, dan

keceriaan yang telah kita ukir bersama. Mudah-mudahan silaturahmi kita tidak

pernah putus.

10. Teman-teman KKN NASA (061) atas kerjasama dan kekeluargaannya.

11. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis tuliskan satu

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

x

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat membangun dari seluruh pembaca. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2019

Penulis

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani ......................................................................... 8

2.2 Cabai (Capsicum annuum L) ............................................................. 11

2.3 Peluang Usaha Agribisnis Cabai ........................................................ 17

2.4 Risiko Usaha Agribisnis Cabai .......................................................... 19

2.5 Biaya Usahatani ................................................................................ 20

2.6 Penerimaan Usahatani ....................................................................... 22

2.7 Pendapatan Usahatani ....................................................................... 22

2.8 Analisis Penerimaan Atas Biaya (R/C Ratio) ................................... 23

2.9 Analisis Keuntungan Atas Biaya (B/C Ratio) ................................... 23

2.10 Break Event Point (BEP) ................................................................. 24

2.11 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 24

2.12 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................... 26

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 29

3.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 30

3.4 Metode Analisis Data ........................................................................ 31

3.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani ................................................ 31

3.4.2 Analisis R/C Ratio ................................................................... 32

3.4.3 Analisis Benefit dan Cost Ratio (B/C Ratio) .......................... 32

3.4.4 Analisis Break Event Point (BEP) ........................................... 33

3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan PT Intidaya Agrolestari (INAGRO) ...... 35

4.2 Lokasi Perusahaan .............................................................................. 36

4.3 Bidang Usaha Perusahaan .................................................................. 36

4.4 Struktur Organisasi ............................................................................ 37

4.5 Gambaran Budidaya Cabai Keriting di PT Intidaya Agrolestari ....... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO ............................. 45

5.1.1 Biaya Investasi Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO…. 45

5.1.2 Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO…….. 46

5.1.3 Biaya Tidak tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO. 48

5.1.4 Total Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO…….. 61

5.2 Penerimaan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO .................... 62

5.3 Pendapatan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO .................... 64

5.4 Analisis Kelayakan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO ........ 65

5.4.1 Analisis Rasio Penerimaan Atas Biaya (R/C Ratio) ............... 65

5.4.2 Analisis Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C Ratio)............... 66

5.4.3 Analisis Break Event Point (BEP) ........................................... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 72

6.2 Saran ................................................................................................... 73

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xiii

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74

LAMPIRAN ...................................................................................................... 77

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kebutuhan Kapur Per Hektare Pada Berbagai Tingkat PH Tanah .............. 14

2. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24

3. Komponen Biaya Investasi Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO ..... 45

4. Komponen Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ................................................. 47

5. Komponen Biaya Tidak Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha PadaTahun 2018 .................................................. 49

6. Total Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ....................................................................... 61

7. Penerimaan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ....................................................................... 63

8. Pendapatan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ....................................................................... 64

9. Analisis Rasio Penerimaan Atas Biaya (R/C Ratio) Usahatani Cabai

Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ....... 65

10. Analisis Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C Ratio) Usahatani Cabai

Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ....... 67

11. BEP Produksi yang diperoleh Usahatani Cabai Keriting

di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ...................... 68

12. BEP Harga yang diperoleh Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018 ................................................. 70

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Perkembangan Produksi Cabai Merah di Jawa, Luar jawa, dan

Indonesia Tahun 1991-2015 ......................................................................... 3

2. Perkembangan Harga Rata-rata Cabai di Indonesia Pada Tahun 2017........ 4

3. Kurva Total Fixed Cost ............................................................................... 21

4. Kurva Variable Cost .................................................................................... 21

5. Kurva Total Cost ......................................................................................... 22

6. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................ 28

7. Pelubangan Mulsa ........................................................................................ 39

8. Jarak Tanam Tanaman Cabai ....................................................................... 39

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Intidaya Agrolestari ............................................... 77

2. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO .... 78

3. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO ................. 79

4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 80

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, maka dari itu pertanian merupakan

sektor yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Selain ketersediaan sumber pangan untuk makhluk hidup ditentukan oleh adanya

kegiatan di bidang pertanian, pertanian juga merupakan mata pencaharian utama

bagi mayoritas penduduk Indonesia. Dari 121,02 juta penduduk Indonesia yang

bekerja, 35,92 juta jiwa bekerja di bidang pertanian (BPS, 2017:160).

Pertanian yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa sub sektor, antara lain

tanaman bahan pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan

hortikultura. Salah satu sub sektor pertanian yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari adalah komoditas hortikultura. Komoditas hortikultura merupakan

komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi

untuk terus dikembangkan. Dari sisi penawaran atau produksi, luas wilayah

Indonesia dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan pengembangan

berbagai jenis tanaman hortikultura yang mencakup 323 jenis komoditas terdiri

atas 60 jenis komoditas buah-buahan, 80 jenis komoditas sayuran, 66 jenis

komoditas biofarmaka, dan 117 jenis komoditas tanaman hias (Ditjen

Hortikultura, 2016:1)

Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah

komoditi cabai merah terutama cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Beberapa alasan penting pengembangan komoditas cabai merah adalah :

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

2

(1) komoditas bernilai ekonomi tinggi (High Economic Value Commodity), (2)

komoditas unggulan nasional dan daerah, (3) menduduki posisi penting dalam

menu pangan, walaupun diperlukannya dalam jumlah kecil (4 kg/kapita/tahun)

namun setiap hari dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia, (4)

gejolak harga komoditas cabai merah memiliki pengaruh yang nyata terhadap

inflasi, (5) memiliki beragam tujuan pasar, baik untuk pasar tradisional, pasar

modern (supermarket), maupun industri pengolahan (Saptana dkk, 2012 : 1).

Perkembangan produksi cabai merah selama tahun 1991 - 2015 berfluktuasi

cenderung meningkat (Gambar 1). Pada tahun 1991 produksi cabai Indonesia

sebesar 627,169 ribu ton, peningkatan produksi terjadi cukup tinggi dimana pada

tahun 2015 produksi cabai telah mencapai 1.915,12 ribu ton dengan rata-rata

pertumbuhan selama periode tersebut sebesar 9,76% per tahun. Perkembangan

produksi cabai di pulau Jawa memiliki pola yang sama dengan pertumbuhan

produksi cabai Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 1991 –

2015 sebesar 10,22% per tahun, dengan persentase rata-rata pertumbuhan

produksi yang cukup besar terjadi pada tahun 1995 dan 2003 masing-masing naik

sebesar 68,14 % dan 50,74 %. Sementara itu produksi cabai di Luar Jawa rata-rata

meningkat sebesar 12,00%. (Pusat Data dan Informasi Pertanian,2016: 9).

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

3

Gambar 1. Perkembangan Produksi Cabai Merah di Jawa, Luar Jawa, dan

Indonesia Tahun 1991 - 2015

Kendala produktivitas cabai sangat dipengaruhi oleh faktor musim, sehingga

tidak jarang terjadi fluktuasi harga yang cukup tajam. Pada umumnya, budidaya

cabai banyak dilakukan oleh petani pada musim kemarau(on-season). Hasil survei

Vos (1994) dalam Soetiarso dkk (2006 : 2) menyebutkan bahwa budidaya cabai

pada musim kemarau biasanya dilakukan di lahan sawah, sedangkan budidaya

cabai merah di lahan tegalan pada musim kemarau dapat dilaksanakan apabila

tersedia cukup air, baik lewat saluran irigasi, sungai ataupun sumur didekatnya.

Menurut Anwarudin dkk (2015:40) pada musim hujan (off-season) yaitu

bulan November – bulan Februari, produksi cabai biasanya selalu rendah

karena sebagian besar sawah ditanami padi, dan di lahan kering banyak

petani yang enggan menanam cabai karena risiko gagal panen tinggi yaitu

karena meningkatnya serangan penyakit seperti fusarium dan antraknosa,

meningkatnya kerontokan bunga dan buah, dan lahan yang mengalami kebanjiran,

0200400600800

100012001400160018002000

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

(000 Ton)

Jawa Luar Jawa Indonesia

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

4

menyebabkan biaya produksi tinggi terutama untuk pestisida, sehingga pasokan

cabai tidak setiap waktu dapat memenuhi permintaan.

Kurangnya pasokan cabai di musim hujan (November-Februari) akibat

banyak petani yang gagal panen itu menyebabkan kenaikan harga sesuai dengan

hukum permintaan dan penawaran. Pada bulan januari (musim hujan) harga cabai

keriting pada posisi tertinggi yaitu Rp. 46.450, pada musim kemarau yang di

awali pada bulan maret sampai oktober harga cabai keriting terus mengalami

penurunan yaitu dari Rp. 40.450/kg menjadi Rp. 31.350,kg, dan pada awal musim

hujan (november-desember) yaitu dari Rp. 34.150/kg menjadi Rp. 36.000/kg.

Perkembangan harga cabai setiap bulan pada tahun 2017 dapat dilihat pada

Gambar 2 di bawah ini (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, 2018 ).

Gambar 2. Perkembangan Harga Rata-rata Cabai Keriting di Indonesia Pada tahun

2017

PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO) adalah perusahaan agribisnis yang

berlokasi di JL. Raya Jampang Karihkil Km 7, Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan

Ciseeng, Kabupaten Bogor. PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO )merupakan

sebuah perusahaan yang memiliki kebun seluas 76 hektare yang digunakan

Rp. 46.450

Rp. 45.950

Rp. 40.450

Rp. 32.300

Rp. 31.750

Rp. 29.100

Rp. 31.800

Rp. 31.450

Rp. 31.350

Rp. 32.900

Rp. 34.150

Rp. 36.000

Rp.25,000

Rp.30,000

Rp.35,000

Rp.40,000

Rp.45,000

Rp.50,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Harga Cabai Keriting per Kg

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

5

sebagai sentra produksi hortikultura, bibit berkualitas, perikanan, dan pupuk

hayati. Salah satu tanaman hortikultura yang diproduksi di PT. Intidaya

Agrolestari (INAGRO) adalah cabai keriting.Usahatani cabai keriting ini

merupakan jenis usaha yang baru dilakukan oleh PT Intidaya Agrolestari dan

dalam tahap pengembangan. Lahan yang digunakan untuk budidaya cabai keriting

seluas 2 hektare, yang diproduksi di dua musim yaitu musim hujan dan musim

kemarau.

Budidaya cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor musim, yang mana

masing-masing musim tersebut, yaitu musim hujan dan kemarau memberikan

pengaruh yang nyata dan menjadi kendala dalam proses produksi cabai keriting.

Kendala tersebut yaitu pada musim hujan banyak tanaman cabai keriting terkena

serangan penyakit seperti fusarium dan antraknosa, dan kerontokan bunga dan

buah, sedangkan pada musim kemarau mengalami kekeringan sehingga tanaman

menjadi kecil dan layu. Dari masing-masing hambatan faktor musim dalam

produksi cabai keriting di atas sangat menentukan jumlah output atau panen yang

dihasilkan. Jumlah output atau panen yang dihasilkan sangat berpengaruh

terhadap pendapatan usahatani, semakin besar output atau panen yang dihasilkan

maka semakin besar pula pendapatan yang diterima. Oleh karena itu untuk

mengetahui kelayakan finansial usahatani cabai keriting maka perlu dilakukan

analisis pendapatan usahatani cabai keriting pada musim hujan dan kemarau di

PT. Intidaya Agrolestari. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian perlu

dilakukan dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Keriting

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

6

(Capsicum annuum L)di Musim Hujan dan Musim Kemarau (Studi Kasus

PT. Intidaya Agrolestari, Bogor)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan beberapa

permasalahan yaitu :

1. Berapa biaya usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan kemarau?

2. Berapa pendapatan usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan

kemarau?

3. Bagaimana kelayakan usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan

kemarau dilihat dari R/C ratio, B/C ratio, dan Break Event Point (BEP) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka secara

umum penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui biaya usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan kemarau.

2. Mengetahui pendapatan usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan

kemarau.

3. Menganalisis kelayakan usahatani cabai merah keriting di musim hujan dan

kemarau dengan menggunakan R/C ratio, B/C ratio, dan Break Event Point

(BEP)

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Perusahaan dan Petani, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan usahatani cabai merah keriting.

2. Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian sejenis

ataumenyempurnakan penelitian ini.

3. Mahasiswa, sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Jakarta

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani

Menurut Mosher dalam Shinta (2011:1), usahatani merupakan pertanian

rakyat dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher memberikan

definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana

pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,

penyakap atau manajer yang digaji, atau usahatani adalah himpunan dari sumber-

sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi

pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah

itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan

sebagainya .

Menurut Suratiyah (2015:8), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang

atau sekumpulan orang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi

berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga dapat memberikan

manfaat sebaik-baiknya. Menurut Firdaus (2009:6), usahatani (farm) adalah

organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada

produksi di lapangan pertanian, yang ketatalaksanaannya berdiri sendiri oleh

seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya. Dapat disimpulkan

bahwa usahatani adalah sesesorang atau sekumpulan orang yang menggunakan

sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar

diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah alam, tenaga kerja, modal dan

manajemen.

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

9

1. Alam

Alam merupakan faktor yang sangat menentukan usahatani. Faktor alam

dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Faktor Iklim

Iklim sangat menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik tanaman

maupun ternak. Komoditas yang diusahakan harus cocok dengan iklim

setempat agar produktivitasnya tinggi dan memberikan manfaat yang lebih

baik bagi manusia. Iklim juga mempengaruhi dalam penentuan teknologi

mana yang cocok untuk digunakan pada saat usahatani itu berlangsung

(Suratiyah.2015:19).

Menurut Nurdin (2011:7), Sektor pertanian sangat rentan terhadap

perubahan iklim karena berpengaruh pada pola tanam, waktu tanam,

produksi, dan kualitas hasil. Dampak perubahan iklim terhadap pertanian

bersifat langsung dan tidak langsung dan mencakup aspek biofisik maupun

social ekonomi. Dampak biofisik antara lain mencakup: (a) efek fisiologis

pada tanaman maupun ternak/ikan, (b) perubahan sumberdaya lahan dan air,

(c) meningkatnya gangguan OPT, dan (d) peningkatan permukaan laut dan

salinitas, dan sebagainya. Dampak sosial ekonomi lain meliputi: (i) turunnya

produktivitas dan produksi, (ii) fluktuasi harga komoditas pangan, (iii)

meningkatnya jumlah penduduk rawan pangan, dan sebagainya (Sumaryanto.

2012 : 74)

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

10

b. Faktor Tanah

Tanah merupakan faktor yang penting dalam usahatani karena tanah

merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, dan usahatani

keseluruhannya. Tanah juga mempunyai sifat istimewa antara lain bukan

merupakan barang produksi, tidak dapat diperbanyak, dan tidak dapat

dipindah-pindah. Oleh karena itu, tanah dalam usahatani mempunyai nilai

terbesar.

2. Tenaga Kerja

Menurut Shinta (2011:40), tenaga kerja adalah energi yang dicurahkan dalam

suatu proses kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia

(laki-laki, perempuan, dan anak-anak) bisa berasal dari dalam maupun luar

keluarga.

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu terutama bagi usahatani

yang sangat tergantung pada musim. Kelangkaan tenaga kerja mengakibatkan

mundurnya waktu penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan

tanaman, produktivitas, dan kualitas produk. Kebutuhan tenaga kerja dapat

diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas

yang diusahakan, kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Satuan yang

sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja adalah HKO (hari

kerja orang) dan JKO (jam kerja orang) (Suratiyah, 2015:24).

3. Modal

Menurut Shinta (2011:42), yang termasuk modal dalam usahatani yaitu

seperti tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

11

dari bank, dan uang tunai. Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik

sendiri, pinjaman (kredit dari bank, dari tetangga, atau keluarga), warisan, dari

usaha lain dan kontrak sewa.

4. Pengelolaan (Manajemen)

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam merencanakan,

mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi faktor

produksi yang dikuasai/dimiliknya sehingga mampu memberikan produksi

seperti yang diharapkan. (Shinta, 2011:49).

2.2 Cabai (Capsicum annuum L)

Cabai merupakan tanaman terna tahunan yang tegak dengan batang berkayu,

banyak cabang serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar tajuk tanaman

hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda sampai hijau gelap,

tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun mempunyai

tulang menyirip.Daun cabai berbentuk bulat telur, lonjong, ataupun oval dengan

ujung yang meruncing, tergantung spesies dan varietasnya.Bentuk buah cabai

berbeda-beda, dari cabai keriting, cabai besar yang lurus dan biasa mencapai

ukuran sebesar ibu jari, cabai rawit yang kecil-kecil tapi pedas, dan cabai paprika

berbentuk seperti buah apel (Redaksi Agromedia, 2008:23).

Menurut Zulkarnain (2013:46), kedudukan tanaman cabai didalam sistem

klasifikasi botani sebagai berikut:

Divisi : Spermatofita

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dikotiledon

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

12

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : capsicum sp.

Cabai (Capsicum annuum) merupakan sumber vitamin dan mineral yang luar

biasa, pada 100 gram buah cabai mengandung 143,7 mg vitamin C, 0,5 mg

vitamin B-6 (piridoksin), 952 IU vitamin A, 1,03 mg besi, 0,129 mg tembaga, dan

322 mg kalium. Buah cabai juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

manusia, selain dimanfaatkan sebagai sayur, cabai yang memiliki kandungan

Capsaicin yang tinggi merupakan bahan baku pembuatan koyo dalam industri

obat-obatan (Zulkarnain, 2013:57).

Cabai merupakan tanaman asli daerah Amerika Tengah. Tepatnya berasal

dari daerah Bolivia.Awalnya cabai tumbuh liar dan penyebaran bijinya dibantu

oleh bangsa burung (aves). Orang yang paling berjasa dalam penyebaran cabai ke

seluruh dunia adalah Christophorus Colombus (1451-1506), dan diperkirakan

tanaman cabai datang ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang pelaut

Portugis bernama Ferdinand Magellan (1480-1521) (Redaksi Agromedia,

2008:15). Bangsa Portugis menyebarkan cabai ke wilayah jajahannya atau

wilayah-wilayah yang dikunjungi untuk melakukan perdagangan rempah-rempah,

seperti India, China, Korea, Jepang, Filipina, Malaka, dan Indonesia (Zulkarnain,

2013:43).

Budidaya tanaman cabai memiliki beberapa tahapan yaitu (Redaksi

Agromedia, 2008:42) :

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

13

1) Pengolahan Lahan

Lahan yang bisa digunakan dalam budidaya tanaman cabai yaitu lahan

sawah berpengairan teknis, lahan sawah tadah hujan, dan lahan tegalan. Dalam

pengolahan lahan tanaman cabai terdiri dari lima tahapan yaitu :

a. Pencangkulan

Pencangkulan bertujuan untuk menggemburkan tanah, mengusir beberapa

jenis hama dan penyakit, serta memberi kesempatan tanah untuk beroksidasi.

Kedalaman cangkulan biasanya sedalam mata cangkul atau kira-kira 20 cm,

sehingga sisa-sisa gulma yang masih ada akan terkubur ke dalam tanah

bersamaan dengan pencangkulan ini.

b. Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan dengan cara mencangkul, menggali selokan

disekeliling bedengan dan buang tanah galiannya keatas bedengan, lalu

meratakan tanah yang ada di atas bedengan. Biasanya ukuran bedengan dengan

lebar 100 cm – 120 cm dengan panjang 10 - 12 meter, sedangkan lebar antar

selokannya 30 – 50 cm.

c. Pengapuran

Pengapuran dilakukan bila tanah terlalu asam atau PH-nya rendah. Tanah

asam akan menghambat penyerapan beberapa unsur hara oleh tanaman. Selain

itu beberapa penyakit tanaman cabai juga senang berada ditanah yang asam.

Berikut tabel kebutuhan kapur per hektare pada berbagai tingkat ph tanah.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

14

Tabel 1. Kebutuhan kapur per hektare pada berbagai tingkat pH tanah.\

PH Tanah Kebutuhan Kapur (Ton/Ha)

4,0 10,24

4,5 7,87

5,0 5,49

5,5 3,12

6,0 0,75

Sumber: Redaksi Agromedia, 2008

d. Pemupukan Pertama (Pupuk Dasar)

Pupuk dasar yang disebarkan di permukaan bedengan adalah pupuk organik

dan pupuk anorganik.Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang

seperti kotoran sapi, kotoran kambing, dan kotoran ayam. Dosis yang

digunakan kira-kira 4 kg untuk setiap satu meter panjang bedengan. Sedangkan

pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk buatan seperti ZA, Urea, TSP,

KCL, dan Borat.

e. Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan gulma,

menjaga kelembapan, menjaga suhu, menjaga kegemburan tanah, dan

mengoptimalkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Mulsa memiliki dua

jenis yaitu mulsa jerami, dan mulsa plastik hitam perak. Lebar mulsa yang

digunakan tergantung lebar bedengan yang dipakai. Pemasangan mulsa

sebaiknya dipasang pada siang hari, sewaktu matahari sedang terik-teriknya,

sehingga mulsa plastik dapat ditarik dan bedengan tertutup dengan baik. Cara

memasang mulsa plastik yaitu bedengan ditutup dengan plastik mulsa lalu

sekeliling mulsa di jepit engan cutik. Pelubangan mulsa untuk lubang tanam

bibit cabai bisa menggunakan pisau, kaleng bekas susu, atau pelat pemanas

berbentuk tabung.

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

15

2) Penanaman Cabai

Langkah pertama dalam menanam cabai yaitu memilih benih

unggul.Langkah selanjutnya melakukan penyemaian yaitu menyiapkan media

tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.

Tambahkan ke media tanam 100 gram pupuk NPK dan 70 gram insektisida

bubuk, lalu aduk hingga rata. Isi tray dengan media tanam lalu masukan benih

cabai ke masing-masing lubang di dalam tray. Tutup bedengan penyemaian

dengan plastik dengan tinggi atap plastik sekitar 0,5 meter. Penyiraman bibit cabai

dilakukan bila dirasa kelembapan berkurang dan tanah di tray kering.

Setelah bibit berumur 30 hari atau berdaun 6-8 helai, bibit siap ditanam

dilahan permanen .Penanaman dilakukan minimal dua minggu setelah lahan

dipasangi mulsa plastik. Waktu penanaman yang baik adalah pada sore hari,

karena bibit tidak akan terkena sinar matahari yang terik dan masih bisa

beradaptasi dengan keadaan lahan hingga esok hari.

3) Pemeliharaan Tanaman Cabai

Dalam pemeliharaan tanaman cabai terdiri dari lima tahapan yaitu :

a. Penyulaman Tanaman Cabai

Penyulaman sangat perlu dilakukan dalam budidaya cabai karena tidak

semua bibit cabai yang ditanam di lahan akan hidup dengan baik. Bibit yang

mati, terserang penyakit, atau lambat pertumbuhannya akan disulam atau

diganti dengan bibit yang tersedia. Penyulaman diawali dengan membongkar

bibit yang mati, terserang penyakit, ataut lambat pertumbuhannya, lalu ambil

bibit tersebut dan musnakan, terutama tanaman yang terserang hama dan

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

16

penyakit. Sebagai bahan sulam pilih bibit yang pertumbuhannya yang bagus

dan seragam.Sebelum ditanam celupkan bibit ke dalam larutan pestisida.

b. Pemasangan Ajir (Turus)

Pemasangan ajir bertujuan untuk menopang tanaman cabai agar tanaman

menjadi tegak dan terhindar dari angin kencang yang bisa merobohkan

tanaman cabai. Ajir dibuat dari bambu yang dibelah-belah kecil dengan

panjang 1-1,5 m dan diameter sekitar 5 cm. Pemasangan ajir dilakukan dengan

cara ditancapkan tegak lurus di samping tanaman cabai dengan kedalaman 25 –

30 cm, pada proses ini harus berhati-hati jangan sampai melukai perakaran

tanaman.

c. Perompesan

Perompesan bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang

keberadaannya kurang bermanfaat seperti tunas air dan bunga yang pertama

muncul. Tunas air tidak produktif dan terus berkembang secara vegetatif

sehingga menghabiskan energi, dan ketika bunga yang pertama muncul,

sebenarnya tanaman masih perlu berkembang baik secara vegetatif dan belum

siap untuk berproduksi, maka dari itu tunas air dan bunga yang pertama

muncul harus di buang.

d. Pemupukan

Hasil panen cabai agar mendapatkan yang maksimal yaitu salah satunya

dengan cara melakukan pemupukan yang lengkap dan seimbang. Sebab bila

tanaman kekurangan salah satu jenis pupuk maka proses pertumbuhannya baik

vegetatif maupun generatif akan terganggu. Dalam mengaplikasikan pupuk

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

17

terdapat tiga jenis yaitu memupuk dengan pupuk NPK dan KNO3, memupuk

dengan pupuk daun dan penggunaan zat perangsang tumbuh (ZPT).

e. Pengendalian Hama Tanaman Cabai

Pengendalian hama tanaman cabai harus diarahkan secara bijaksana dengan

menerapkan pengendalian hama terpadu (HPT) yang aman terhadap

lingkungan dan ekonomis. Bentuk-bentuk pengendalian hama pada cabai

diantaranya pengendalian kultur teknik, penggunaan varietas toleran,

pengendalian hayati, pengendalian mekanik, dan pengendalian secara kimiawi.

f. Panen Cabai

Di Indonesia, pemanenan buah cabai biasanya menggunakan tangan. Panen

pertama dilakukan pada umur 100 hari setelah tanam, dan umumnya panen

dilakukan 3 -4 hari sekali atau paling lambat seminggu sekali. Normalnya,

panen biasa dilakukan 12 -20 kali hingga tanaman berumur 6 -7 bulan.

Keadaan ini sangat tergantung pada keadaan pertanaman dan perlakuan yang

diberikan. Masa panen cabai rawit lebih lama bila dibandingkan dengan cabai

jenis lainnya

2.3 Peluang Usaha Agribisnis Cabai

Redaksi agromedia (2008:1), menyatakan lemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika Serikat, tampaknya malah memberi keuntungan yang

berlipat bagi para pelaku usaha di sektor pertanian. Hal ini bisa terjadi karena

banyak hasil-hasil usaha sektor agribisnis yang dilempar ke pasar luar negeri

dengan transaksi penjualan dalam dolar, sementara itu biaya-biaya seperti ongkos

produksi menggunakan rupiah.

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

18

Redaksi agromedia (2008:1), juga menyatakan dari berbagai usaha yang

banyak ditawarkan disektor agribisnis. Agribisnis cabai merupakan salah satu

agribisnis yang cukup menarik investor dimana dari berbagai jenis sayuran dan

buah-buahan, cabai dinilai sebagai produk yang mempunyai harga paling tinggi

dan umurnya tergolong genjah sehingga modal cepat kembali.

Pada umumnya siklus kebutuhan cabai di Indonesia meningkat menjelang

event tertentu, seperti memasuki bulan puasa dan lebaran, natal, dan tahun baru.

Pada saat-saat tersebut, permintaan cabai yang tinggi diikuti dengan harga yang

melambung. Selain Faktor diatas, harga cabai menjadi mahal karena saat event

tersebut bertepatan dengan musim hujan, biasanya petani yang menanam cabai

hanya sedikit dan banyak pula yang gagal panen karena serangan hama dan

penyakit. Akibatnya keberadaan cabai dipasaran menjadi langka dan secara

otomatis harganya melonjak tajam.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pasar cabai untuk luar

negeri pun masih luas. Menurut Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (2016:28),

tujuan ekspor cabai segar tahun 2015 berdasarkan proporsinya dari yang terbesar

hingga terkecil adalah ke Singapura dengan proporsi 43,67% (234,2 ton),

Malaysia 39,53% (212 ton), Arab Saudi 12,67% (67,98 ton), UEA 2,12% (11,4

ton), Jepang 0,96% (5,1 ton) dan sisanya ke negara-negara lain seperti Qatar,

Vietnam, Swiss, Spanyol, Christmas Islands, Belanda, dan Italia sebanyak total

5,6 ton. Sedangkan tujuan ekspor cabai olahan tahun 2015 berdasarkan

proporsinya dari yang terbesar hingga terkecil adalah ke Arab Saudi dengan

proporsi 32,87% (4,72 ribu ton), Malaysia 22,69% (3,26 ribu ton), Nigeria

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

19

11,68% (1,67 ribu ton), Taiwan 4,04% (579,54 ton), Singapura 3,15% (451,9 ton),

UEA 3,08% (441,75 ton), India 2,72% (389,8 ton) dan sisanya ke 41 negara

lainnya diantara Australia, Kuwait, Cina dan lain-lain dengan total kuantitas

ekspor sebesar 2,84 juta ton. Dari gambaran kebutuhan cabai diatas, jelas bahwa

bertanam cabai masih mempunyai peluang yang cukup potensial baik cabai

keriting, cabai besar maupun cabai rawit.

2.4 Risiko Usaha Agribisnis Cabai

Logisnya, setiap kegiatan usaha yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi,

pasti memiliki risiko yang tinggi pula. Begitu juga dengan kegiatan agribisnis

cabai, ketika banyak orang bertanam cabai dan memetik keuntungan yang berlipat

ganda ada pula yang mengalami kerugian dan menjadi frustasi. Berdasarkan

hitung-hitungan, tingkat keuntungan usaha agribisnis cabai sangatlah tinggi,

namun hal itu juga dibarengi dengan risiko yang tinggi. Berikut ini beberapa

risiko agribisnis cabai yang perlu dicermati (Redaksi Agromedia, 2008:7)

a. Harga Jatuh

Masalah yang paling signifikan dan sering membuat petani cabai ketakutan

adalah harga jual cabai. Harga jual cabai yang rendah, tidak memenuhi harapan,

tidak sesuai dengan perhitungan awal atau lebih rendah dari BEP, merupakan

salah satu faktor pemicu kerugian. Harga cabai yang rendah ketika panen

membuat petani rugi, terutama bila hasil panennya melimpah. Akhirnya, banyak

petani yang menganggap bertanam cabai sepeti perjudian.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

20

b. Serangan Hama

Umumnya, hama banyak menyerang tanaman cabai pada saat musim

kemarau yang panas. Banyak hama yang menyerang tanaman cabai karena sangat

suka buah maupun daun cabai. Efek serangan hama yang lebih merusak biasanya

disebabkan oleh bakteri atau virus yang disebarkan oleh hama tersebut (vektor).

Pada beberapa kasus, serangan hama bisa menggagalkan panen hingga 100%.

c. Serangan Penyakit

Secara signifikan, serangan penyakit pada cabai terjadi saat musim hujan.

Ada dua penyakit penting yang kerap menyerang cabai yakni layu fusarium, dan

layu bakteri yang disebabkan oleh cendawan fusarium, dan bakteri pseudomonas.

Dua penyakit ini bisa mematikan tanaman dan menyebabkan kegagalan panen

hingga 100%.

d. Kerusakan dalam Pengemasan dan Pengangkutan

Salah satu risiko lain dari agribisnis cabai adalah rusaknya buah cabai saat

pengemasan dan pengangkutan. Selain rusak, selama pengangkutan jarak jauh

berat atau bobot buah cabai juga akan menyusut. Berdasarkan pengalaman

penyusutan berat ini bisa mencapai 10 %.

2.5 Biaya Usahatani

Menurut Soekartawi (2003:55) biaya produksi adalah nilai dari semua faktor

produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses

produksi berlangsung. Adapun menurut Widilestariningtyas (2012:10) biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah

terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

21

Menurut Shinta (2011 : 81), biaya usahatani dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Total Fixed Cost (TFC): biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang

tidak mempengaruhi hasil output / produksi. Berapapun jumlah output yang

dihasilkan biaya tetap itu sama saja. Contoh: sewa tanah, pajak, alat pertanian,

iuran irigasi, seperti pada gambar 3 di bawah ini :

Gambar 3. Kurva Total Fixed Cost

2. Total Variable Cost(TVC) yaitu biaya yang besarnya berubah searah dengan

berubahnya jumlah output yang dihasilkan, seperti pada gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4. Kurva Variable Cost

3. Total Cost (TC) yaitunilai semua masukan yang habis terpakai atau jumlah

dari Total Fixed Cost (TFC)ditambah Total Variable Cost(TVC), seperti pada

gambar 5 di bawah ini :

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

22

Gambar 5. Kurva Total Cost

2.6 Penerimaan Usaha Tani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan

dengan harga jual. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Tri = Yi . Pyi

Bila komoditi yang diusahakan lebih dari satu maka rumusnya menjadi:

Keterangan : TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang dihasilkan dalam suatu usahatani i

Py = Harga jual Y

n = Jumlah macam tanaman yang diusahakan

Bila dalam sebidang lahan ditanami 3 tanaman secara monokultur (padi,

jagung dan ketela pohon) dan tanaman yang diteliti hanya salah satu macam

tanaman saja maka analisisnya disebut analisis partial, sedangkan jika ketiga-

tiganya maka disebut analisis keseluruhan usahatani (Whole farm analysis)

(Shinta, 2011:83).

2.7 Pendapatan Usaha Tani

Menurut Hanafie (2010:203), pendapatan atau keuntungan adalah selisih

antara penerimaan total dan semua biaya. Menurut Soeharto (1999:163),

pendapatan adalah semua arus kas masuk yang berasal dari pelayanan, penjualan

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

23

produk dari fasilitas publik hasil proyek. Analisis usahatani dapat dipakai untuk

melihat seberapa besar keberhasilan kegiatan usahatani dan untuk tolak ukur

untuk rancangan keadaan yang akan datang.

2.8 Analisis Penerimaan atas Biaya (R/C ratio)

Menurut Soekartawi (2016:85), analisis R/C rasio merupakan analisis yang

membandingkan antara penerimaan dan biaya. Analisis R/C rasio adalah

singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah)

antara penerimaan dan biaya.

Nilai R/C rasio lebih besar dari satu menunjukan bahwa penambahan biaya

satu satuan mata uang (dalam hal rupiah), maka akan menghasilkan tambahan

penerimaan yang lebih besar dari pada satu satuan mata uang. Sebaliknya jika

nilai R/C rasio lebih kecil dari satu menunjukan bahwa penambahan biaya satu

satuan mata uang, maka akan menghasilkan penerimaan kurang dari pada satu

satuan mata uang. Suatu usahatani dapat dikatakan layak dan akan

menguntungkan apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu, jika R/C rasio lebih

kecil dari satu maka usahatani dikatakan merugikan, jika R/C rasio sama dengan

satu maka usahatani dikatakan tidak menguntungkan dan tidak merugikan.

2.9 Analisis Keuntungan atas Biaya (B/C ratio)

Menurut Hanafie (2010:204) B/C Ratio menunjukkan apakah perubahan

pola usahatani atau manajemen suatu tanaman memberikan hasil yang lebih baik

atau malah sebaliknya. Sedangkan menurut Rahardi dan Hartono (2003 : 69)

analisis B/C Ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan atau

pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

24

dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai B/C Ratio lebih besar dari

nol (0), semakin besar nilai B/C Ratio maka semakin besar pula manfaat yang

akan diperoleh dari usaha tersebut.

2.10 Break Event Point (BEP)

Analisis titik pulang pokok (break event point) adalah suatu alat analisis

yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel di dalam

kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkatan produksi yang

dilaksanakan dengan biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima

dari kegiatan perusahaan. Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan karena

bersumber dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya operasi merupakan

pengeluaran yang bersumber dari kegiatan perusahaan (Umar, 2003:202)

2.11 Penelitian Terdahulu

Konsep-konsep yang terdapat pada penelitian ini mengacu pada penelitian-

penelitian sebelumnya sebagaimana terangkum dalam Tabel 2.di bawah ini

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

No

Peneliti,

Tahun, Dan

Judul

Tujuan

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Risza Astari

Safutri. 2014.

Efesiensi dan

Pendapatan

Usahatani

Cabai Keriting

di Desa

Perbawati Kec.

Sukabumi

Kab.

Sukabumi

Jawa Barat

Menganalisis

efisiensi

penggunaan

faktor-faktor

produksi dan

pendapatan

usahatani

cabai keriting

Menggunaka

n analisis

fungsi

produksi

Coub-

douglasdan

analisis

pendapatan,p

enerimaan

dan

R/C ratio.

Usahatani cabai

keriting di

Desa Perbawati secara

ekonomis belum

efisien, karena dilihat

dari rasio NPM

terhadap harga faktor

produksi lahan, benih,

pupuk kandang,

fungisida maupun

tenaga kerja memiliki

nilai yang tidak sama

dengan satu,dan nilai

pendapatan bersih

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

25

usahatani (Net Farm

Income)yang diperoleh

sebesar Rp 25.535.859

per hektar dengan R/C

rasio sebesar 1,92.

No Peneliti,

Tahun, Dan

Judul

Tujuan

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

2 Nining

Mayanti

Siregar. 2011.

Analisis

Pendapatan

dan Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

produksi Cabai

Merah

Keriting di

Desa Citapen

Kec. Ciawi

Kab. Bogor

Menganalisis

tingkat

pendapatan

dan Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

produksi Cabai

Merah

Keriting di

Desa Citapen

Kec. Ciawi

Kab. Bogor

Analisis

data yang

digunakan

adalah

deskriptif

kualitatif dan

kuantitatif.

Analisis

kuantitatif

menggunaka

n

analisisfungsi

produksi

Coub-

douglas,

Analisis

pendapatan,

penerimaan

dan

R/C ratio.

Usahatani cabai merah

Keriting di Desa Citapen

Kec. Ciawi Kab. Bogor

menguntungkan dan

layak dengan pendapatan

sebesar Rp 86.863.853

per ha, danR/C biaya

total sebesar 2,46.

Berdasarkan fungsi

produksi Coub-douglas

diperoleh nilai R-sq

sebesar 86,5% yang

mengartikan bahwa

variabel bebas (benih,

pupuk kandang, pupuk

NPK, SP36, KCL,

pestisida, nutrisi, dan

tenaga kerja) dapat

menjelaskan 86,5%

variabel tidak bebas

(hasil Produksi).

3 Eko

Hendrawanto.

2008. Analisis

Pendapatan

dan Produksi

Cabang

Usahatani

Cabai Merah

Menganalisis

tingkat

pendapatan

cabang

usahatani cabai

merah,

Menganalisis

faktor-faktor

produksi yang

berpengaruh

terhadap

produksi dan

skala usaha

(return to

scale) cabang

usahatani cabai

Menggunaka

n analisis

Pendapatan

R/C Ratio,

dan Analisis

produksi

pendekatan

fungsi

produksi

eksponensial

Pendapatan kerja petani

sebesar Rp 4. 597. 870,

97, dan pendapatan

keluarga petani sebesar

Rp 7. 278. 902, 09, R/C

Ratio masing-masing

sebesar 2,59 dan 1,59.

Faktor yang berpengaruh

terhadap produksi

usahatani cabai merah

yaitu tenaga kerja,

benih, pupuk urea, SP

36, KCl dan pupuk

kandang.

Elastisitas produksi

sebesar 1,28533, berarti

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

26

merah, dan

Menganalisis

dampak

perubahan

harga cabai

merah

terhadap

efisiensi

alokasi faktor

produksi

cabang

usahatani cabai

merah

cabang usahatani

tersebut

berada pada skala

meningkat . Tingkat

penggunaan tenaga

kerja, pupuk urea, SP

36, KCl dan pupuk

kandang belum optimum

atau dapat dikatakan

bahwa efisiensi harga

belum

dicapai. Kondisi tersebut

tidak berubah meskipun

terjadi fluktuasi harga

hingga 22,23 persen dari

harga rata-rata.

2.12 Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO) memiliki lahan yang digunakan untuk

budidaya cabai keriting seluas 2 hektare, yang diproduksi di dua musim yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Budidaya cabai keriting sangat dipengaruhi

oleh faktor musim, kedua musim tersebut memberikan pengaruh yang nyata

terhadap jumlah panen cabai yang didapat dan menjadi kendala dalam proses

produksi cabai keriting. Kendala tersebut yaitu pada musim hujan banyak tanaman

cabai keriting yang terserang penyakit seperti fusarium,antraknosa, dan

kerontokan bunga dan buah, sedangkan pada musim kemarau mengalami

kekeringan sehingga tanaman menjadi kecil dan layu. Dari masing-masing

hambatan faktor musim dalam produksi cabai keritingtersebut sangat menentukan

jumlah output atau panen yang dihasilkan. Jumlah output atau panen yang

dihasilkan sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani, semakin besar

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

27

output atau panen yang dihasilkan maka semakin besar pula pendapatan yang

diterima.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan usahatani cabai

keriting di musim hujan dan kemarau. Pendapatan diperoleh dari penerimaan

dikurangi dengan biaya produksi. Penerimaan ini berasal dari total produksi dikali

dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi berasal dari jumlah antara total

biaya tetap dan total biaya tidak tetap. Analisis pendapatan usahatani cabai

keriting ini menggunakan Indikator R/C rasio, B/C rasio, dan Break Even Point

(BEP). Berdasarkan uraian di atas, maka gambaran kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

28

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO)

Biaya :

Tetap

Variabel

Penerimaan

Analisis

Pendapatan

R/C Ratio

B/C Ratio

BEP

Informasi Perbedaan Pendapatan Usahatani dan

Kelayakan Usahatani Antara Usahatani Cabai Keriting

di Musim Hujan dengan Usahatani Cabai Keriting di

Musim Kemarau

Usahatani Cabai Keriting

Pada Musim Kemarau

Usahatani Cabai Keriting

Pada Musim Penghujan

Biaya :

Tetap

Variabel

Penerimaan

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Intidaya Agrolestari yang beralamat di JL.

Raya Jampang Karihkil Km 7, Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Intidaya Agrolestari

merupakan salah satu tempat yang sedang mengembangkan usaha budidaya cabai

keriting. Pengambilan data dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Agustus dan

September 2018.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer berupa data biaya tetap, biaya variabel, biaya investasi,

data produksi cabai, data harga cabai data penjualan dan informasi budidaya cabai

yang diperoleh dari peninjauan langsung ke lapangan dan wawancara

langsung kepada pihak manajemen PT Intidaya Agrolestari yang menjadi

narasumber. Data sekunder berupa data perkembangan produksi cabai di

Indonesia, data produktivitas cabai di Indonesia, dan data analisis usahatani cabai

daripenelitian lain yang diperoleh dari studi literatur-literatur baik yang diperoleh

di perpustakaan, website, maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu

dan instansi-instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti Badan

Pusat Statistika, Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

30

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu

wawancara (interview) dan dokumentasi.

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) yaitu sebagai metode pengumpulan data atau

informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan

berlandaskan pada tujuan penyelidikan (Subyantoro, dan F.X. Suwarto, 2006:97).

Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada tiga orang

narasumber yaitu manajer divisi cabai dan sayuran semusim untuk mendapatkan

data biaya tetap, biaya variabel, biaya investasi, dan data produksi cabai, manajer

marketing untuk mendapatkan data harga cabai dan data penjualan, dan yang

terakhir pegawai divisi cabai dan sayuran semusim untuk mendapatkan informasi

tentang proses budidaya cabai keriting di musim hujan, dan musim kemarau.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen (Usman dan Purnomo, 2009:69). Metode dokumentasi yang dilakukan

pada penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen mengenai

gambaran perusahaan dan usahatani cabai keriting di PT. Intidaya Agrolestari dan

foto-foto atau dokumentasi kondisi budidaya cabai di musim hujan dan musim

kemarau.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

31

3.4 Metode Analisis Data

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data usahatani cabai

keriting musim hujan dan kemarau. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah

analisis pendapatan, analisis R/C ratio, B/C ratio, Break Event Point.Analisis

pendapatan yaitu selisih antara penerimaan dan biaya petani dalam melakukan

usaha tani cabai keriting di PT. Intidaya Agrolestari.Analisis Pendapatan

dilakukan dengan menghitung selisih antara total penerimaan dengan total biaya

yang terdri dari biaya variabel dan biaya tetap. Dilakukan juga penghitungan nilai

R/C ratio untuk mengetahui kondisi usahatani tersebut apakah menguntungkan

atau tidak, perhitungan nilai B/C ratio untuk mengetahui suatu usaha tani apakah

memberikan manfaat atau tidak, dan perhitungan nilai BEP untuk mengetahui titik

impas suatu usaha tani. Berikut perhitungannya :

3.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat pendapatan pada usaha tani cabai keriting musim hujan dan kemarau di

PT. Intidaya Agrolestari Bogor. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari semua

penerimaan (revenue)dikurang dengan biaya-biaya (cost), yang dikeluarkan

selama periode usahatani. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Adapun perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut :

π = TR – TC

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

32

Keterangan :

π = Pendapatan Usahatani Cabai Keriting (Rp)

TR = Total Penerimaan Usahatani Cabai Keriting (Rp)

TC = Total Biaya Usahatani Cabai Keriting (Rp)

3.4.2 Analisis R/C ratio

R/C ratio merupakan perbandingan antara nilai output terhadap nilai

inputnya atau perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani.

Untuk mengetahuinilai R/C ratio dilakukan penghitungan dengan

menggunakan rumus:

R/C ratio = Total Penerimaan Usahatani Cabai Keriting

Total Biaya Produksi Cabai Keriting

Jika :

R/C Ratio > 1 = usahatani menguntungkan

R/C Ratio < 1 = usahatani rugi

R/C Ratio = 1 = usahatani impas

3.4.3 Analisis Benefit and Cost ratio (B/C Ratio)

Analisis Benefit and Cost ratio (B/C Ratio) adalah tingkat keuntungan atau

pendapatan yang diperoleh dengan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan.

Pada dasarnya suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat positif

pada suatu usaha apabila nilai B/C Ratio lebih besar dari nol (B/C

Ratio > 0). Semakin besar suatu nilai B/C Ratio semakin besar pula manfaat

positif yang akan diterima dalam suatu usaha tersebut (Rahardi, 2003: 69).

Analisis B/C Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

33

B/C ratio = Total Keuntungan Usahatani Cabai Keriting

Total Biaya Produksi Cabai Keriting

3.4.4 Analisis Break Event Point (BEP)

Menurut firdaus (2009:138) analisis Break Event Point (BEP) atau titik

impas adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya

(biaya tetap dan variabel), keuntungan dan volume kegiatan. Adapun menurut

redaksi agromedia (2008:125), analisis Break Event Point (BEP) dapat di hitung

dengan rumus :

BEP (produksi) = Total Biaya Usahatani Cabai Keriting

Harga Jual Cabai Keriting

BEP (harga jual) = Total Biaya Usahatani Cabai Keriting

Total Produksi Cabai Keriting

3.5 Definisi Operasional

1. Biaya produksi adalah penjumlahan dari dua jenis biaya yaitu biaya tetap

dan biaya variabel.

2. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang dihasilkan.

3. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya dipengaruhi

oleh banyaknya produksi yang dihasilkan.

4. Biaya total adalah penjumlahan total biaya tetap dan biaya variabel.

5. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala

keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha.

6. Pendapatan adalah penerimaan dikurangi biaya total.

7. Penerimaan merupakan hasil produksi dikali dengan harga jual.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

34

8. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi

selama satu musim.

9. B/C Ratio adalah perbandingan antara pendapatan dengan biaya produksi

selam satu musim.

10. BEP (Break Even Point) adalah titik pertemuan antara biaya dan penerimaan

dimana usaha tidak mengalami rugi atau untung.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan PerkembanganPT Intidaya Agrolestari (INAGRO)

PT Intidaya Agrolestari (INAGRO) merupakan sebuah perusahaan yang

memiliki kebun seluas 76 hektare yang menjadi tempat pendidikan terpadu dan

sentra produksi hortikultura dan perikanan, serta bibit berkualitas dan pupuk

hayati. PT. INAGRO memiliki tujuan yaitu mengintegrasikan dunia pertanian

Indonesia seperti produksi, pelatihan pertanian, edukasi pertanian, dan wisata

agro, dan berkomitmen mengembangkan pertanian berbasis inovasi dan teknologi

baru.

Perkembangan PT INAGRO, pertama kali didirikan oleh Bapak M. Hasan

dan Bapak Asmaning Tjipto Wigjoprajitno tahun 1993, yang secara hukum berdiri

berdasarkan akte notaries No. 9 dihadapan notaris Jacinta Susanti, SH. Tertanggal

7 Oktober 1993 di Jakarta. Secara operasional perusahaan ini baru berjalan sejak

tanggal 1 januari 1994.

Semenjak berdirinya PT INAGRO sampai sekarang mengalami beberapa

kali pergantian kepemilikan usaha yaitu pertama dimiliki oleh Bapak M. Hasan

dan Bapak Asmaning Tjipto Wigjoprajitno dari tahun 1993 sampai tahun 2000.

Namun karena pemilik PT INAGRO mempunyai masalah dengan APKINDO

mengenai kasus uang APKINDO yang digunakan untuk pembangunan PT

INAGRO akhirnya kepemilikan PT INAGRO diambil alih oleh APKINDO mulai

tahun 2000. Namun pada tahun 2016 PT INAGRO mengalami kebangkrutan dan

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

36

pada pertengahan tahun 2016 PT Inagro dibeli oleh pengusaha pemilik PT Kalbe

Farma yaitu Bapak Bing Aryanto.

4.2 Lokasi Perusahaan

PT. Intidaya Agrolestari yang beralamat di JL. Raya Jampang Karihkil Km

7, Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lokasi ini terletak ± 143 km dari Ibukota Propinsi dan ± 28 km dari Ibukota

Kabupaten dan berada sekitar 125 meter di atas permukaan laut (mdpl).

4.3 Bidang Usaha Perusahaan

Bidang usaha yang dilaksanakan oleh PT. Intidaya Agrolestari

(INAGRO) meliputi beberapa bidang antara lain :

1) Bidang Produksi

PT.Intidaya Agrolestari (INAGRO) dalam usahanya memproduksi buah-

buah unggul seperti durian, manggis, jambu kristal, semangka, rambutan, sayuran

hidroponik seperti bayam, kangkung, caisim, dan aneka selada, sayuran

konvensional seperti cabai keriting, okra, bibit kultur jaringan seperti aneka jenis

pisang, stevia, anggrek, pupuk hayati mikoriza, perikanan seperti gabus, lele, patin

dan tabulampot

2) Bidang Pelatihan Pertanian

PT. Intidaya Agrolestari yang mempunyai komitmen untuk mendukung

pengembangan dunia pertanian Indonesia yang lebih produktif, inovatif, dan

berkelanjutan, sehingga PT.Intidaya Agrolestari (INAGRO) membuka pusat

pelatihan pertanian yang meliputi aspek kapasitas dasar seperti motivasi,

pembangunan karakter, dan membuka wawasan, aspek kapasitas inti seperti

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

37

pelatihan teknis budidaya, panen, dan pasca panen serta aspek kapasitas

pendukung seperti kemampuan pemasaran, membangun jejaring di hulu-hilir,

mengelola kelompok dan organisasi dan mengakses permodalan.

3) Bidang Edukasi dan Wisata Pertanian

Bidang Edukasi dan Wisata Pertanian meliputi mengenal inovasi dan

teknologi pertanian seperti menanam sayuran hidroponik dan konvensional,

produksi mikoriza, produksi kultur jaringan, dan berkunjung ke wahana-wahana

seperti wahana outbond, kantin, area kamping, jogging track, kandang rusa,

kandang burung merak, wahana kano, dan wahana minapadi

4.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO) termasuk

kedalam bentuk lini dan staf. Struktur organisasi ini memberikan gambaran

tentang tugas dan tanggung jawab yang ada untuk memperlancar pekerjaan.

Sedangkan tujuan dari pengorganisasian adalah untuk memperlancar

pelaksanaan tugas karyawan dan mempermudah pimpinan dalam mengawasi

bawahannya.

PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO) dipimpin oleh seorang direktur

operasional yang membawahi dua belas divisi yaitu keuangan, HR/GA dan legal,

training center, kultur jaringan, mikoriza, marketing IT, kebun buah non durian,

hidroponik dan durian, tabulampot, perikanan, dan sayuran semusim dan benih

(Lampiran 1).

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

38

4.5 Gambaran Budidaya Cabai Keriting di PT Intidaya Agrolestari

Budidaya cabai keriting di PT. Intidaya Agrolestari meliputi beberapa

tahapan diantaranya persiapan lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan

serta panen.

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah

sebelum penanaman cabai sehingga diharapkan memperoleh hasil yang maksimal.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan lahan cabai keriting

diantaranya melakukan pengolahan tanah yaitu tanah digemburkan dengan

menggunakan cangkul dan garpu dengan kedalaman kira-kira 20 cm agar akar

tanaman dapat dengan leluasa memperoleh zat hara yang ada di dalam

tanah, dan untuk membuang gulma. Selanjutnya pembuatan bedengan yaitu pada

musim hujan dengan lebar 120 cm, tinggi 50 cm, lebar selokan antara 80

cm,dan panjang bedengan ± 12 meter. Musim kemarau lebar bedengan 100 cm,

tinggi bedengan sekitar 30 cm, lebar selokan antara 80 cm, dan panjang bedengan

± 12 meter. Pembuatan bedengan dilakukan dengan cangkul, dan tali plastik

sebagai patokan agar rapi. Setelah menentukan ukuran bedengan, gali selokan

disekeliling bedengan, dan buang tanah galiannya keatas bedengan, setelah itu

ratakan tanah yang ada di atas bedengan.

Setelah bedengan siap langkah selanjutnya menaburkan pupuk kandang

sekitar 40 kg per bedengan dan kapur dolomit sekitar 4,7 kg perbedengan lalu

tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak dan sekeliling plastik mulsa

dijepit dengan pasak yang terbuat dari bambu yang dilekungkan. Tahap

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

39

selanjutnya pembuatan lubang tanam menggunakan pelat panas berbentuk tabung

dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman sekitar 15 cm seperti pada gambar

7 dibawah ini.

Gambar 7. Pelubangan Mulsa

Lubang tanam cabai keriting untuk musim hujan lebih banyak yaitu 17.000

lubang tanam jika dibandingkan di musim kemarau yaitu 12.000 lubang tanam,

hal itu dikarenakan pada musim hujan setiap bedengan terdapat dua baris lubang

tanam dengan jarak tanam 70 cm x 60 cm, sedangkan musim kemarau setiap

bedengan terdapat hanya satu baris lubang tanam dengan jarak antar tanaman 40

cm x 130 cm, seperti pada gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8. Jarak Tanam Tanaman Cabai

Setelah itu pada lubang tanam diberikan furadan dan campuran pupuk

kimia seperti urea, SP36, KCL, dan ZA, dengan dosis masing-masing yaitu pada

musim hujan furadan 20 kg/ha, urea 154 kg/ha, SP36 232 kg/ha, KCL 309 kg/ha,

ZA 154 kg/ha, dan musim kemarau furadan 20 kg/ha, urea 109 kg/ha, SP36 164

kg/ha, KCL 218 kg/ha, dan ZA 109 kg/ha. Kemudian bedengan tersebut

Musim Hujan Musim Kemarau

60

70 40 130

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

40

dibiarkan selama 10 hari sebelum masa tanam dilakukan agar pupuk yang

ditaburkan memiliki waktu untuk diserap dan diuraikan oleh tanah.

2. Penyemaian Benih dan Penanaman

PT. INAGRO dalam proses penyemaian menggunakan tray dan media

tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah. Varietas benih yang digunakan

oleh PT. INAGRO yaitu jinawi. PT. INAGRO pada musim hujan populasi

tanaman cabai yang ditanam dalam satu hektar sebanyak 17.000 pohon,

sedangkan pada musim kemarau hanya 12.000 pohon, sehingga jumlah benih

cabai yang dibutuhkan jika diasumsikan 1 gram terdapat 170 benih dan untuk

penyulaman 10 %, maka benih cabai untuk musim hujan sebanyak 110 gram,

sedangkan untuk musim kemarau sebanyak 80 gram. Benih kemudian ditanam

satu persatu diatas tray yang telah disiapkan. Penyiraman dengan air

menggunakan handsprayer harus dilakukan secara hati-hati. Selanjutnya

penyiraman dilakukan hanya ketika media semai mulai mengering.

Setelah bibit berumur 2 minggu atau cirinya sudah memiliki 4 daun sejati,

bibit siap ditanam dilahan permanen. Bibit dilepaskan beserta media

perakarannya kemudian ditanam di tengah lubang tanam yang telah digali

kemudian ditimbun kembali dengan media tanam bekas galian sebelumnya

hingga kembali cukup padat. Hal ini bertujuan agar akar tanaman lebih kokoh

dan tanaman tidak mudah goyah.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan setelah bibit ditanam ke bedengan hingga

tanaman cabai selesai dipanen. Kegiatan pemeliharaan tanaman cabai keriting

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

41

antara lain pemasangan ajir, penyulaman, penyiraman, ikat dan perempelan,

pemupukan tambahan , pengobatan untuk pengendalian hama dan penyakit,

dan penyiangan. Setelah bibit tanaman cabai ditanam di lahan langkah

selanjutnya yaitu pemasangan ajir. Pemasangan ajir yaitu penancapan bambu

dengan panjang satu meter dan lebar sekitar tiga cm yang berfungsi sebagai

penyangga tanaman agar ajek dan tidak roboh terkena embusan angin. Setelah

bibit tanaman cabai ditanam di lahan biasanya banyak tanaman cabai yang terkena

penyakit sehingga tanaman cabai banyak yang mati dan mengalami pertumbuhan

yang lambat, maka dari itu diperlukan penyulaman. PT. INAGRO menyediakan

bibit tanaman untuk penyulaman sebanyak 10% dari total bibit yang ditanam.

Penyiraman cabai di musim hujan dilakukan sejak bibit cabai ditanam dilahan

sampai dua minggu setelah tanam, menggunakan handsprayer agar tanaman cabai

tidak roboh, dan dilakukan dua kali sehari pada saat pagi dan sore bila tidak hujan.

Sedangkan di musim kemarau penyiraman cabai dilakukan sejak bibit cabai

ditanam dilahan sampai panen saat pagi dan sore, hal ini karena pada musim

kemarau tanaman cabai mudah kekeringan.

Setelah tanaman cabai semakin membesar maka rawan sekali roboh terkena

angin, dan tumbuh tunas air yang dapat mengganggu pertumbuhannya, oleh

karena itu perlu dilakukan pengikatan pohon cabai ke ajir agar tanaman menjadi

kokoh, dan melakukan perempelan yaitu kegiatan memangkas tunas dan daun

yang tumbuh di batang utama cabai hingga titik percabangan. Perempelan

dilakukan menggunakan tangan hingga ke pangkal tangkai daun. Biasanya hingga

muncul percabangan, PT. INAGRO merempel daun dan tunas sebanyak 3- 4 kali.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

42

Bunga dan buah pertama yang muncul di percabangan juga termasuk yang

dirempel. Tujuannya untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman dan

mempertinggi produksi cabai per tanaman.

Penggunaan pupuk kimia untuk pemupukan tambahan diperlukan agar

tanaman cabai keriting mendapatkan cukup nutrisi makanan yang tersedia

dalam tanah. Pemupukan tambahan dilakukan pada saat 20 hari setelah

tanam dengan menggunakan pupuk NPK dan biasanya dilakukan delapan kali

susulan selama musim tanam. Pemupukan dilakukan dengan teknik kocoran

karenaagar tanah yang sudah tertutup mulsa pada permukaan dapat dengan

mudah menyerap nutrisi pupuk, caranya yaitu dengan mencampurkan pupuk

dengan air dengan dosis 14,7 gram NPK dicampur dengan satu liter air, dan dosis

pemakaian pupuk untuk satu kali susulan sebanyak 200 ml/pohonnya, sehingga

pupuk NPK yang diperlukan di musim hujan dengan populasi 17.000 tanaman

cabai keriting yaitu400 kg/ha, dan musim kemarau dengan populasi 12.000

tanaman cabai keritingyaitu 282 kg/ha. Selain menggunakan pupuk NPK sebagai

unsur makro untuk tanaman cabai, PT. INAGRO juga memberikan Pupuk

Pelengkap Cair (PPC) sebagai unsur mikro yang dibutuhkan tanaman cabai. PPC

yang diperlukan di musim hujan yaitu 30 liter/ha, dan musim kemarau yaitu 21

liter/ha, dengan dosis 3 ml/liter dan diberikan dalam sebulan tujuh kali.

Pemberian obat-obatan dilakukan dengan tujuan mengendalikan dan

mencegah serangan hama serta penyakit pada tanaman cabai keriting. Obat-obatan

yang digunakan oleh petani cabai keriting di PT. INAGRO terdiri dari fungisida

dan insektisida. Jenis fungisida untuk tanaman cabai keriting yang biasa

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

43

digunakan diantaranya Caminox 250 SC, Nufarm Kuproxat 345 SC, Ridomil

Gold, Utama 250 EC, Nativo, dan Infinito. Sedangkan jenis insektisida yang

digunakan antara lain Floric 340 EC, Arrivo 30 EC, Abacel 18 EC, Metachlor

650 EC, dan Duit 18 EC. PT. INAGRO melakukan penyemprotan obat-obatan

setiap tujuh kali dalam sebulan. Penggunaan dosis obat-obatan berbeda-

beda pada setiap musimnya, untuk musim hujan dengan luas lahan 1 ha,

penggunaan fungisida sebanyak 50 liter dan insektisida sebanyak 40 liter,

dengan harga rata-rata Rp 200.000 per liternya. Sedangkan musim kemarau

dengan luas lahan 1 ha, penggunaan fungisida sebanyak 30 liter dan insektisida

sebanyak 50 liter, dengan harga rata-rata Rp 200.000 per liternya.

Kebersihan lahan juga sangat berhubungan dengan serangan hama

dan penyakit. Rumput dan gulma yang tidak disiangi akan menjadi lebat

sehingga sering dijadikan tempat persembunyian hama pada siang hari.

Selain itu, rumput dan gulma yang tidak dibersihkan juga bisa meningkatkan

kelembapan disekitar tajuk tanaman sehingga cendawan, jamur, dan

sejenisnya lebih mudah berkembang biak. PT. INAGRO menggunakan mulsa

pada lahannya, sehingga para karyawan biasanya melakukan penyiangan hanya

satu kali dalam satu bulan

4. Panen

Pemanenan cabai keriting pertama kali dapat dilakukan setelah usia

tanaman memasuki bulan keempat atau sekitar 100 hari setelah tanam.

Tanaman cabai keriting di PT. INAGRO rata-rata memiliki usia produktif

(masa panen) selama 15 minggu dengan intensitas panen dua kali setiap

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

44

minggunya. Cara pemetikan buah dilakukan dengan memegang pangkal

tangkai buah yang sudah matang kemudian mengungkitnya ke atas sampai

terlepas dari percabangan.

Setelah selesai melakukan pemanenan, PT. INAGRO biasanya

mengemas cabai keriting hasil panen dalam karung ukuran 40 kilogram. PT.

INAGRO menjual hasil panen kepada pedagang pengumpul di pasar TU

Kemang Bogor. PT. INAGRO tidak harus mengantarkan hasil panennya

kepada pedagang pengumpul, karena para pedagang pengumpul akan

mengambil langsung ke PT. INAGRO sehingga PT. INAGRO tidak

mengeluarkan biaya angkut atau transportasi.

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

45

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Biaya usahatani cabai keriting di PT. INAGRO terdiri dari empat jenis biaya

yaitu biaya investasi, biaya tetap (fixed cost), biaya tidak tetap (variable cost), dan

total biaya. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

5.1.1 Biaya Investasi Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala

keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha. Biaya investasi yang

dikeluarkan untuk usahatani cabai keriting dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah

ini:

Tabel 3. Komponen Biaya Investasi Usahatani Cabai Keriting di PT INAGRO

Sumber: Data Primer setelah diolah, 2018

No Komponen Biaya Umur Ekonomis (th) Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Persentasi (%)

1 Bangunan 20 1 30.000.000 30.000.000 57,53

2 Timbangan 2 1 1.000.000 1.000.000 1,92

3 Tray Semai 2 80 15.000 1.200.000 2,30

4 Toren air 5000 liter 15 1 5.000.000 5.000.000 9,59

5 Sumur dan peralatan 15 1 2.500.000 2.500.000 4,79

6 Handsprayer, 2 2 130.000 260.000 0,50

7 Power Sprayer 2 2 3.000.000 6.000.000 11,51

8 Cangkul 2 4 100.000 400.000 0,77

9 Arit 2 4 50.000 200.000 0,38

10 Garpu 2 4 100.000 400.000 0,77

11 Mesin air 5 2 1.500.000 3.000.000 5,75

12 Selang Air 5 1 700.000 700.000 1,34

13 Sepatu Boots 2 6 65.000 390.000 0,75

14 Drum 2 4 200.000 800.000 1,53

15 Ember 2 15 10.000 150.000 0,29

16 Pelubang Mulsa 2 3 50.000 150.000 0,29

52.150.000 100Total Biaya Investasi

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

46

Berdasarkan Tabel 3 di atas, komponen investasi terdiri dari bangunan

seluas 40 m2, berbentuk permanen yang terdiri dari tiga ruangan yaitu ruangan

pertama untuk penyimpanan pupuk, ruangan kedua untuk tempat penyimpanan

obat-obat tanaman, peralatan pertanian dan ruangan ketiga untuk tempat istirahat

pegawai. Sumur, mesin air dan toren untuk menyiram tanaman, serta alat-alat

pertanian yang dibutuhkan. Dari komponen-komponen investasi di atas, dapat

dililhat bahwa total biaya investasi yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 52.150.000.

Biaya investasi terbesar adalah biaya bangunan sebesar Rp 30.000.000,- (57,53

%), dan biaya investasi terkecil adalah biaya ember dan pelubang mulsa sebesar

Rp 150.000,- (0,29 %).

Jika dibandingkan dengan total biaya investasi dari penelitian terdahulu oleh

Nining Mayanti Siregar tahun 2011, yaitu sebesar Rp. 600.000, total biaya

investasi usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh lebih tinggi. Hal ini

dikarenakan komponen biaya investasi yang digunakan oleh petani cabai di desa

Citapen masih sangat sederhana seperti cangkul, koret, garpu, dan ember

sedangkan komponen biaya investasi yang digunakan oleh PT INAGRO sudah

modern sehingga menggunakan biaya investasi yang lebih besar.

5.1.2 Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Menurut Shinta (2011:81) biaya tetap atau Fixed Cost adalah biaya yang

dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak dipengaruhi hasil output atau

produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan alat dan

biaya pajak lahan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usahatani cabai keriting

dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

47

Tabel 4.Komponen Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Komponen biaya Musim Hujan Musim Kemarau

1 Penyusutan Alat Rp 8.715.000 Rp 8.715.000

2 Pajak Lahan Rp 1.640.000 Rp 1.640.000

Total Biaya Tetap Rp 10.355.000 Rp 10.355.000

Sumber: Data Primer setelah diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa total biaya tetap

usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di

musim kemarau yaitu sebesar Rp. 10.355.000.

Berikut ini merupakan kategori biaya tetap yaitu penyusutan alat dan pajak

lahan. Adapun Penjelasannya sebagai berikut:

1) Biaya Penyusutan Alat

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan alokasi

sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama usia ekonomisnya.

Terdapat 16 komponen alat yang digunakan dalam usahatani cabai keriting pada

musim hujan dan kemarau yaitu bangunan, timbangan, toren air, tray semai,

sumur bor, power sprayer, hand sprayer, selang air, cangkul, garpu, arit, mesin air,

sepatu boot, drum, pelubang mulsa dan ember. Pembelian alat tersebut tidak

dilakukan pada tiap musim panen ataupun tiap tahun, karena alat tersebut dapat

digunakan hingga tidak terpakai kembali (rusak). Namun alat pertanian yang

digunakan tersebut akan mengalami penyusutan tiap tahunnya yang dapat dihitung

melalui metode garis lurus, dimana biaya penyusutan didapat dari selisih antara

harga beli dengan nilai sisa, yaitu nilai aset itu pada akhir masa manfaatnya.

Jumlah biaya penyusutan peralatan usahatani cabai keriting pada musim hujan dan

kemarau pertahun sebesar Rp.8.715.000,- (Lampiran 2).

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

48

2. Biaya Pajak Lahan

Biaya pajak lahan adalah biaya yang dikeluarkan PT. INAGRO untuk

membayar pajak lahan seluas satu hektar per satu tahun. Biaya NJOP per m2

untuk lahan cabai PT. INAGRO dikenai tarif sebesar Rp. 82.000, sehingga biaya

pajak lahan (PBB) seluas satu hektar yang harus dibayar per tahun sebesar Rp.

1.640.000

5.1.3 Biaya Tidak Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Menurut Shinta (2011:81) biaya tidak tetap atau Variable Cost adalah biaya

yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan.

Biaya tidak tetap dalam penelitian ini meliputi biaya benih cabe, pupuk kandang,

pupuk urea, SP36, ZA, KCl, NPK mutiara, kapur dolomit, furadan, mulsa, cutik,

arang, tali rapia, bakteri pengurai, bensin, fungisida, insektisida, pupuk pelengkap

cair (PPC), perekat, tenaga kerja, dan listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 5 di bawah ini.

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

49

Tabel 5. Komponen Biaya Tidak Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa total biaya tidak tetap

usahatani cabai keriting pada musim hujan yaitu Rp. 118.219.400,-lebih besar jika

dibandingkan dengan total biaya usahatani cabai keriting pada musim kemarau

yaitu Rp. 107.336.400,-.

Berikut ini merupakan kategori biaya tidak tetap yaitu biaya benih cabe,

pupuk kandang, pupuk urea, SP36, ZA, KCl, , NPK mutiara, kapur dolomit,

furadan, mulsa, cutik, arang, rapia, bakteri pengurai, bensin, fungisida, insektisida,

pupuk pelengkap cair (PPC), perekat, tenaga kerja, dan listrik. Adapun

Penjelasannya sebagai berikut:

1) Biaya Benih

Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul

cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Pemakaian benih

Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)

1 Benih Cabe Gram 110 10.000 1.100.000 80 10.000 800.000

2 Pupuk Kandang Kg 18000 667 12.000.000 18000 667 12.000.000

3 Urea Kg 154 1.800 277.200 108 1.800 194.400

4 SP36 Kg 232 2.000 464.000 164 2.000 328.000

5 ZA Kg 154 1.500 231.000 108 1.500 162.000

6 KCl Kg 309 6.000 1.854.000 218 6.000 1.308.000

7 NPK Kg 400 12000 4.800.000 282 12.000 3.384.000

8 Kapur Dolomit Kg 2000 500 1.000.000 2000 500 1.000.000

9 Furadan Kg 20 15.000 300.000 20 15.000 300.000

10 Mulsa Rol 10 700.000 7.000.000 10 700.000 7.000.000

11 Cutik Batang 20.000 50 1.000.000 19.000 50 950.000

12 Arang Pack 30 5.000 150.000 22 5.000 110.000

13 Bakteri Pengurai Liter 20 150.000 3.000.000 20 150.000 3.000.000

14 Bensin Liter 84 7.800 655.200 80 7.800 624.000

15 Fungisida Liter 50 200.000 10.000.000 30 200.000 6.000.000

16 Insektisida Liter 40 200.000 8.000.000 50 200.000 10.000.000

17 PPC Liter 30 50.000 1.500.000 21 50.000 1.050.000

18 Perekat ml 180 100 18.000 160 100 16.000

19 Tali Rapia Rol 20 30.000 600.000 20 30.000 600.000

20 Karung Buah 140 2.000 280.000 50 2.000 100.000

21 Tenaga Kerja HKP 779 60.000 46.740.000 766 60.000 45.960.000

22 Ajir Batang 17.000 1.000 17.000.000 12.000 1.000 12.000.000

23 Listrik 250.000 450.000

Total Biaya Tidak Tetap 118.219.400 107.336.400

Musim KemarauNo Komponen Biaya Satuan

Musim Hujan

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

50

yang digunakan PT. INAGRO untuk usahatani cabai keriting dimusim hujan dan

musim kemarau menggunakan jenis benih cabai yang sama yaitu varietas jinawi.

Jumlah penggunaan benih untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda

dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau karena jumlah lubang tanam

per bedengan dan jarak tanam yang digunakan berbeda, Musim hujan setiap

bedengan terdapat dua baris lubang tanam dengan jarak tanam 60 x 70, sedangkan

musim kemarau setiap bedengan terdapat hanya satu baris lubang tanam dengan

jarak antar tanaman 40 cm.

Pada musim hujan populasi tanaman cabai yang ditanam pada lahan satu

hektar sebanyak 17.000 tanaman, sehingga membutuhkan benih cabai dengan

asumsi 1 gram berisi 170 benih dan untuk penyulaman 10 persen, maka benih

yang dibutuhkan sebanyak 110 gram. Sedangkan pada musim kemarau populasi

tanaman cabai yang ditanam pada lahan satu hektar sebanyak 12.000 tanaman,

sehingga membutuhkan benih cabai dengan asumsi 1 gram berisi 170 benih dan

untuk penyulaman 10 persen, maka benih yang dibutuhkan sebanyak 80 gram.

Jadi dengan harga benih cabai per satu gram sebesar Rp. 10.000, maka total biaya

benih untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.100.000 dan

total biaya benih untuk usahatani cabai keriting musim kemarau sebesar Rp.

800.000.

2) Biaya Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan PT. INAGRO adalah dari kotoran ayam.

Kotoran ayam dipilih karena mudah didapat dalam jumlah besar dibandingkan

dengan jenis pupuk kandang yang lain. Pupuk kandang ini digunakan pada proses

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

51

pengolahan lahan, dengan cara ditaburkan diatas bedengan dan dosis

penggunaannya sekitar 40 kg per bedengan. Jumlah penggunaan pupuk kandang

untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai

keriting di musim kemarau yaitu masing-masing membutuhkan pupuk kandang

sebanyak 18.000 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 667 total biaya

pupuk kandang untuk usahatani cabai keriting di musim hujandan kemarau

sebesar Rp. 12.000.000.

3) Biaya Pupuk Urea

Pupuk urea mengandung unsur N yang merupakan hara makro yang

dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk urea digunakan pada proses pengolahan lahan,

dengan dosis 9, gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke

tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti ZA, SP36, dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk urea untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim

hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk urea yang

dibutuhkan sebanyak 154 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman

sebanyak 12.000 maka pupuk urea yang dibutuhkan sebanyak 109 kg. Jadi

dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 1.800, maka total biaya pupuk urea untuk

usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 277.200 dan musim kemarau

sebesar Rp. 194.400.

4) Biaya Pupuk SP36

Pupuk SP36 mengandung unsur P yang merupakan hara makro yang

dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk SP36 digunakan pada proses pengolahan lahan,

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

52

dengan dosis 13,6 gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke

tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti ZA, Urea, dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk SP36 untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim

hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk SP36 yang

dibutuhkan sebanyak 232 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak

12.000 maka pupuk SP36 yang dibutuhkan sebanyak 164 kg. Jadi dengan harga

per kg-nya sebesar Rp. 2.000, maka total biaya pupuk SP36 untuk usahatani cabai

keriting di musim hujan sebesar Rp. 464.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

328.000.

5) Biaya Pupuk ZA

Biaya Pupuk ZA merupakan biaya penggunaan pupuk ZA yang dikeluarkan

PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

Pupuk ZA mengandung unsur Nitrogen dan Sulfur yang merupakan hara makro

yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk ZA digunakan pada proses pengolahan

lahan, dengan dosis 9 gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh

ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti Urea, SP36 dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk ZA untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim

hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk ZA yang

dibutuhkan sebanyak 154 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak

12.000 maka pupuk SP36 yang dibutuhkan sebanyak 108 kg. Jadi dengan harga

per kg-nya sebesar Rp. 1.500, maka total biaya pupuk ZA untuk usahatani cabai

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

53

keriting di musim hujan sebesar Rp. 231.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

162.000.

6) Biaya Pupuk KCL

Biaya Pupuk KCL merupakan biaya penggunaan pupuk KCL yang

dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan

musim kemarau. Pupuk KCL mengandung unsur Kalium yang merupakan unsur

hara makro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk KCL digunakan pada proses

pengolahan lahan, dengan dosis 18,2 gram per tanaman dan dalam aplikasinya

sebelum ditaruh ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti Urea,

SP36 dan ZA. Jumlah penggunaan pupuk KCL untuk usahatani cabai keriting di

musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu

pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk KCL

yang dibutuhkan sebanyak 309 kg.Musim kemarau dengan populasi tanaman

sebanyak 12.000 maka pupuk KCL yang dibutuhkan sebanyak 218 kg. Jadi

dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 6000, maka total biaya pupuk KCL untuk

usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.854.000 dan musim

kemarau sebesar Rp. 1.308.000.

7) Biaya Pupuk NPK

Pupuk NPK digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, dengan

cara pengocoran. Jumlah penggunaan pupuk NPK untuk usahatani cabai keriting

di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu

pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk NPK

yang dibutuhkan sebanyak 400 kg dan musim kemarau dengan populasi tanaman

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

54

sebanyak 12.000 maka pupuk NPK yang dibutuhkan sebanyak 282 kg. Jadi

dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 12.000, maka total biaya pupuk NPK untuk

usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 4.800.000 dan musim

kemarau sebesar Rp. 3.384.000.

8) Biaya Kapur Dolomit

Kapur dolomit digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan cara

ditaburkan di atas bedengan dan dosis penggunaannya sekitar 4,7 kg per

bedengan. Jumlah penggunaan kapur dolomit untuk usahatani cabai keriting di

musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu

masing-masing membutuhkan sebanyak 2000 kg. Jadi dengan harga per kg-nya

sebesar Rp. 500, maka total biaya kapur dolomit untuk usahatani cabai keriting di

musim hujan dan musim kemarau sebesar Rp. 1.000.000.

9) Biaya Furadan

Furadan digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah

penggunaan furadan untuk usahatani cabai keriting di musim hujansama dengan

usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada masing-masing sebanyak

20 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 15.000, maka total biaya furadan

untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau sebesar Rp.

300.000.

10) Biaya Mulsa

Mulsa yang dipakai yaitu mulsa plastik hitam perak karena mulsa plastik

hitam perak dapat mengurangi pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan,

menjaga suhu, menjaga kegemburan tanah, dan mengoptimalkan sinar matahari

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

55

untuk proses fotosintesis. Mulsa ini digunakan pada proses pengolahan lahan,

mulsa yang digunakan untuk musim hujan dan kemarau adalah baru. Jumlah

penggunaan mulsa untuk usahatani cabai keriting di musim hujansama dengan

usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu mulsa yang dibutuhkan masing-

masing sebanyak 10 rol. Jadi dengan harga per rolnya sebesar Rp. 700.000, maka

total biaya mulsa untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim

kemarau masing-masing sebesar Rp. 7.000.000.

11) Biaya Cutik

Biaya cutik merupakan biaya penggunaan alat penjepit mulsa yang

dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan

musim kemarau. Cutik terbuat dari bambu yang dipotong kecil-kecil dengan

ukuran kira-kira panjang 15 cm dan lebar 2 cm, yang dilengkungkan menyerupai

huruf U. Cutik ini digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah

penggunaan cutik untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan

usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak

20.000 batang dan musim kemarau sebanyak 19.000 batang. Jadi dengan harga

per batangnya sebesar Rp. 50, maka total biaya cutik untuk usahatani cabai

keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.000.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

950.000.

12) Biaya Arang

Arang digunakan untuk melubangi mulsa yang nantinya menjadi lubang

tanam. Cara penggunaannya yaitu arang dibakar lalu ditaruh di pelat pemanas

berbentuk tabung, lalu pemanas tersebut ditaruh ke plastik mulsa yang sudah

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

56

diukur jarak tanamnya. Arang ini digunakan pada proses pengolahan lahan,

dengan jumlah penggunaan arang untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim

hujan sebanyak 30 bungkus dan musim kemarau sebanyak 22 bungkus. Jadi

dengan harga per bungkusnya sebesar Rp. 5.000, maka total biaya arang untuk

usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 150.000 dan musim kemarau

sebesar Rp. 110.000.

13) Biaya Bakteri Pengurai

Bakteri Pengurai digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah

penggunaan bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama

dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu masing-masing sebanyak

20 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar Rp. 150.000, maka total biaya

bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim

kemarau masing-masing sebesar Rp. 3.000.000.

14) Biaya Bensin

Bensin digunakan pada proses pemeliharaan tanaman yaitu digunakan

sebagai bahan bakar mesin power sprayer untuk penyemprotan. Jumlah

penggunaan bensin untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan

usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 84

liter dan musim kemarau sebanyak 80 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar

Rp. 7.500, maka total biaya bensin untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

sebesar Rp. 655.200 dan musim kemarau sebesar Rp. 624.000.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

57

15) Biaya Fungisida

Fungisida digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, yang

dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali dalam sebulan sampai masa

panen. Jenis fungisida yang digunakan seperti Caminox 250 SC, Nufarm

Kuproxat 345 SC, Ridomil Gold, Utama 250 EC, Nativo, dan Infinito. Jumlah

penggunaan fungisida untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih besar

dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu jumlah

penggunaan fungisida pada usahatani cabai keriting di musim hujan sebanyak 50

liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000. Sehingga total biaya

fungisida usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 10.000.000.

Sedangkan jumlah penggunaan fungisida pada usahatani cabai keriting di musim

kemarau sebanyak 30 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000.

Sehingga total biaya fungisida usahatani cabai keriting di musim kemarau sebesar

Rp. 6.000.000,-. Hal itu karena jumlah populasi tanaman di musim hujan lebih

banyak dibandingkan dengan musim kemarau dan pada musim hujan tanah

menjadi lembab, sehingga jamur mudah berkembang biak dan menyerang

tanaman cabai. Sedangkan pada musim kemarau tanah biasanya kering sehingga

jamur tidak bisa berkembang biak dan menyerang tanaman cabai.

16) Biaya Insektisida

Biaya insektisida merupakan biaya penggunaan insektisida yang

dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan

musim kemarau. Insektisida ini digunakan pada proses pemeliharaan tanaman

cabai, yang dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali sebulan sampai

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

58

masa panen. Jenis insektisida yang digunakan seperti Floric 340 EC, Arrivo 30

EC, Abacel 18 EC, Metachlor 650 EC, dan Duit 18 EC. Jumlah penggunaan

insektisida untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih kecil

dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu jumlah

penggunaan insektisida pada usahatani cabai keriting di musim hujan sebanyak 40

liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000. Sehingga total biaya

insektisida usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 8.000.000.

Sedangkan jumlah penggunaan insektisida pada usahatani cabai keriting di musim

kemarau sebanyak 50 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000.

Sehingga total biaya insektisida usahatani cabai keriting di musim kemarau

sebesar Rp. 10.000.000,-. Hal itu karena jumlah populasi tanaman di musim hujan

lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau dan banyak hama tanaman

cabai keriting seperti thrips menyerang dimusim kemarau dibandingkan musim

hujan.

17) Biaya Pupuk Pelengkap Cair (PPC)

Pupuk pelengkap cair ini mengandung unsur mikro yang dibutuhkan

tanaman cabai. Pupuk pelengkap cair digunakan pada proses pemeliharaan

tanaman cabai yang dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali

sebulan sampai masa panen. Jumlah penggunaan pupuk pelengkap cair untuk

usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting

di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 30 liter dan musim kemarau

sebanyak 21 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar Rp. 50.000, maka total

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

59

biaya bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp.

1.500.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 1.050.000.

18) Biaya Perekat

Perekat digunakan untuk membantu menyebarkan, menempelkan, dan

meratakan larutan pupuk daun dan pestisida yang diaplikasikan pada tanaman.

Perekat ini digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, dengan dosis 2 ml

per liter insektisida atau fungisida. Jumlah penggunaan perekat untuk usahatani

cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim

kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 180 ml dan musim kemarau sebanyak

160 ml. Jadi dengan harga per mililiternya sebesar Rp. 100, maka total biaya

perliter untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 18.000 dan

musim kemarau sebesar Rp. 16.000.

19) Biaya Tali Rafia

Tali rafia digunakan pada proses pengolahan lahan yaitu untuk pembatas

pada saat membuat bedengan dan pemeliharaan yaitu untuk mengikat tanaman

cabai keriting di ajir. Jumlah penggunaan tali rafia untuk usahatani cabai keriting

di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu

masing-masing sebanyak 20 rol. Jadi dengan harga per rolnya sebesar Rp.

30.000, maka total biaya tali rafia untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

dan musim kemarau masing-masing sebesar Rp. 600.000.

20) Biaya Karung

Biaya Karung merupakan biaya penggunaan karung yang dikeluarkan PT.

INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

60

Karung ini digunakan untuk pengemasan cabai yang akan dijual ke pasar.Jumlah

penggunaan karung untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda

dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan

sebanyak 140 buah dan musim kemarau sebanyak 50 buah. Jadi dengan harga per

buahnya sebesar Rp. 2.000, maka total biaya karung untuk usahatani cabai

keriting di musim hujan sebesar Rp. 280.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

100.000.

21) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya upah pegawai yang dikeluarkan PT.

INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

Biaya tenaga kerja pada proses produksi cabai keriting yang terdiri dari tiga

proses yaitu biaya proses persiapan lahan, biaya proses pemeliharaan, dan biaya

proses pemanenan. PT. INAGRO menggunakan tenaga kerja harian lepas (TKHL)

dengan jam kerja sebanyak delapan jam sehari, dan biaya tenaga kerja per harinya

sebesar Rp. 60.000. Total biaya tenaga kerja untuk usahatani cabai keriting di

musim hujan lebih besar dibandingkan dengan musim kemarau yaitusebesar Rp.

46.740.000 sedangkan musim kemarau sebesar Rp. 45. 960.000. Hal ini

dikarenakan jumlah populasi tanaman cabai keriting musim hujan lebih besar

dibandingkan musim kemarau yaitu 17.000 pohon sedangkan musim kemarau

12.000, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 3.

22) Ajir

Ajir atau turus digunakan pada proses pemeliharaan yaitu untuk membuat

tanaman cabai keriting lebih tegak dan tidak mudah roboh tertiup angin. Jumlah

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

61

penggunaan ajir untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan

usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu di musim hujan sebanyak

17.000 batang sedangkan di musim kemarau sebanyak 12.000 batang. Jadi dengan

harga per batangnya sebesar Rp. 1.000, maka total biaya tali rafia untuk usahatani

cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 17.000.000 sedangkan untuk usahatani

cabai keriting di musim kemarau sebesar Rp. 12.000.000.

23) Biaya Listrik

Biaya penggunaan listrik untuk usahatani cabai keriting di musim hujan

lebih kecil dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu

sebesar Rp. 250.000,- sedangkan penggunaan listrik untuk usahatani cabai

keriting di musim keemarau sebesar Rp. 450.000. Hal ini karena pada musim

kemarau biaya listrik ini lebih besar difungsikan sebagai sarana pendukung mesin

air untuk menyiram tanaman.

5.1.4 Total Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Total biaya adalah hasil penjumlahan dari total biaya tetap (fixed cost)

ditambah dengan total biaya tidak tetap (variable cost). Gambaran mengenai total

biaya usahatani cabai keriting dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Total Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Komponen Biaya Musim Hujan Musim Kemarau

1 Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Rp 10.355.000 Rp 10.355.000

2 Total Biaya Tidak Tetap

(Variable Cost)

Rp118.219.400 Rp107.336.400

Total Biaya Rp. 128.574.400

Rp. 117.691.400

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

62

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa total biaya usahatani cabai

keriting pada musim hujan yaitu Rp. 128.574.400,-lebih besar jika dibandingkan

dengan total biaya usahatani cabai keriting pada musim kemarau yaitu Rp.

117.691.400,-. Hal ini dikarenakan jumlah populasi tanaman cabai keriting

dimusim hujan lebih banyak yaitu 17.000 pohon sedangkan di musim kemarau

yaitu 12.000 pohon.

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu tentang analisis pendapatan

cabai keriting (Nining 2011, Rozfaulina 2000, dan Nizam 2000) yaitu masing

sebesar Rp. 59.673.680/ha, Rp. 30.870.023/ha, dan Rp. 25.014.991/ha. Total

biaya usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh lebih tinggi, hal ini karena

biaya tenaga kerja di PT. INAGRO lebih besar dibandingkan penelitian terdahulu

yang dibawah Rp. 25.000/hok, alat-alat yang digunakan oleh penelitian terdahulu

juga masih sederhana seperti cangkul, koret, garpu, dan ember.

5.2 Penerimaan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Penerimaan usahatani cabai keriting merupakan hasil panen usahatanai

cabai keriting yang diperoleh dikali dengan harga jual. Hasil panen cabai keriting

pada musim hujan dengan luas lahan satu hektar sebesar 5.627,25 Kg, sedangkan

hasil panen cabai keriting pada musim kenarau dengan luas lahan satu hektar

sebesar 2.000 Kg. Harga jual tanaman cabai keriting pada musim hujan rata-rata

per kg Rp. 27.900, sedangkan pada musim kemarau rata-rata per kg Rp. 20.000.

Mengenai penerimaan usahatani cabai keriting dapat dilihat pada Tabel 7 di

bawah ini.

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

63

Tabel 7. Penerimaan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

A. Hasil Panen (Kg) 5.627,25 2.000

B. Harga (Rp/kg) 27.900 20.000

Penerimaan (A x B) Rp. 157.000.275 Rp. 40.000.000

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa total penerimaan usahatani

cabai keriting pada musim hujan yaitu Rp. 157.000.275,-lebih besar jika

dibandingkan dengan penerimaan usahatani cabai keriting pada musim kemarau

yaitu Rp. 40.000.000. Hal ini dikarenakan jumlah populasi tanaman cabai keriting

dimusim hujan lebih banyak yaitu 17.000 pohon sedangkan di musim kemarau

yaitu 12.000 pohon.

Jika dibandingkan dengan produktivitas cabai nasional tahun 2015 yaitu

7,49 ton/ha, dan dari penelitian terdahulu oleh Nining Mayanti Siregar tahun

2011, yaitu sebesar 8.37 ton/ha, produksi cabai di PT. INAGRO masih jauh lebih

rendah. Hal ini karena pada saat proses produksi cabai di PT. INAGRO

mengalami berbagai kendala dan hambatan yang mempengaruhi hasil panen

cabai, yaitu pada usahatani cabai keriting di musim hujan, terjadi angin badai

yang mengakibatkan banyak pohon cabai yang tumbang dan banyak tanaman

yang terkena antraknosa sehingga produksi menurun sekitar 30%. Pada usahatani

cabai keriting di musim kemarau, tingkat produktivitas tanaman cabai keriting

mengalami penurunan yang diakibatkan kekeringan sehingga tanaman menjadi

layu dan buahnya menjadi kecil.

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

64

5.3 Pendapatan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Menurut Hanafie (2010:203), pendapatan atau keuntungan adalah selisih

antara penerimaan total dan semua biaya. Menurut Soeharto (1999:163),

pendapatan adalah semua arus kas masuk yang berasal dari pelayanan, penjualan

produk dari fasilitas publik hasil proyek. Pendapatan usahatani cabai keriting

merupakan hasil dari penerimaan usahatani cabai keriting dikurang dengan total

biaya usahatani cabai keriting. Gambaran mengenai pendapatan usahatani cabai

keriting disajikan pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Pendapatan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas

Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

Penerimaan (A) Rp. 157.000.275 Rp. 40.000.000

Total Biaya (B) Rp. 128.574.400 Rp. 117.691.400

Total Pendapatan (A-B) Rp. 28.425.875 Rp. ( 77.691.400)

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa total pendapatan usahatani

cabai keriting pada musim hujan yaitu Rp. 28.425.875 ,-dan pendapatan usahatani

cabai keriting pada musim kemarau yaitu mengalami kerugian sebesar Rp.

77.691.400.

Jika dibandingkan dengan total pendapatan dari penelitian terdahulu oleh

(Nining 2011, dan Iwan 2017) yaitu masing-masing sebesar Rp. 86.863.853, dan

Rp. 31.308.460, total pendapatan usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh

lebih rendah. Hal ini dikarenakan pada proses produksi cabai keriting di PT

INAGRO mengalami masalah sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas.

Namun jika dibandingkan total pendapatan penelitian terdahulu tentang

analisis pendapatan cabai di musim hujan oleh (I Nyoman 2010 dan Nizam 2000)

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

65

yaitu masing-masing sebesar Rp.26.058.627 dan Rp. 15.760.962, total pendapatan

usahatani cabai keriting di musim hujan di PT. INAGRO jauh lebih tinggi. Hal ini

dikarenakan harga jual cabai dari penelitian terdahulu lebih kecil dari PT.

INAGRO, yaitu dibawah Rp. 7.500.

5.4 Analisis Kelayakan Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dalam penelitian ini untuk melakukan suatu analisis kelayakan usahatani

cabai keriting di PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO) menggunakan tiga cara yaitu

R/C Rasio, B/C Rasio, dan Break Event Point (BEP).

5.4.1 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C rasio)

R/C ratio merupakan perbandingan antara nilai output terhadap nilai

inputnya atau perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani. Di

dalam penerapannya analisis R/C rasio merupakan suatu analisis yang diperlukan

untuk melihat sampai sejauh mana perbandingan antara nilai penerimaan terhadap

nilai biaya. Gambaran mengenai analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio)

usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau disajikan pada Tabel

9 di bawah ini.

Tabel 9. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) Usahatani Cabai

Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Area 1 Ha Pada Tahun 2018

No Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

1 Penerimaan (Rp.) 157.000.275 40.000.000

2 Total Biaya Usahatani (Rp.) 128.574.400 117.691.400

Nilai Penerimaan atas Biaya (R/C

Rasio)

1,22 0,34

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa usahatani cabai keriting pada

musim hujan layak karena nilai R/C rasionya lebih dari 1 yaitu 1,22, yang

mengindikasikan bahwa setiap Rp. 1.000.000 atas keseluruhan biaya usahatani

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

66

yang dikeluarkan, maka usahatani cabai keriting di musim hujan memberikan

penerimaan sebesar Rp. 1.220.000. Sedangkan usahatani cabai keriting pada

musim kemarau tidak layak karena nilai R/C rasionya kurang dari 1 yaitu 0,34,

yang mengindikasikan bahwa setiap Rp. 1.000.000 atas keseluruhan biaya

usahatani yang dikeluarkan, maka usahatani cabai keriting di musim hujan

memberikan penerimaan sebesar Rp. 340.000, atau mengalami kerugian Rp.

660.000

Jika dibandingkan dengan nilai R/C rasio dari penelitian terdahulu tentang

analisis pendapatan usahatani cabai keriting oleh Nining Mayanti Siregar tahun

2011, yaitu sebesar 2,46 dan oleh Risza Astari Safutri tahun 2014 yaitu sebesar

1,92. R/C rasio usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh lebih rendah, hal ini

dikarenakan pada proses produksi cabai keriting di PT INAGRO mengalami

masalah sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas dan mengakibatkan

penerimaan yang diterima PT. INAGRO sedikit.

5.4.2 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C rasio)

Menurut Hanafie (2010:204) B/C Ratio menunjukan apakah perubahan pola

usahatani atau manajemen suatu tanaman memberikan hasil yang lebih baik atau

malah sebaliknya. Di dalam penerapannya analisis B/C rasio merupakan suatu

analisis yang diperlukan untuk melihat sampai sejauh mana perbandingan antara

nilai manfaat terhadap nilai biaya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberi

manfaat apabila nilai B/C Ratio lebih besar dari nol (B/C Ratio > 0), semakin

besar nilai B/C Ratio maka semakin besar pula manfaat yang akan di peroleh

dari usaha tersebut. Gambaran mengenai analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

67

rasio) usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau disajikan pada

Tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) Usahatani Cabai

Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

1 Pendapatan (Rp.) 28.425.875 ( 77.691.400)

2 Total Biaya Usahatani (Rp.) 128.574.400 117.691.400

Nilai Penerimaan atas Biaya (B/C

Rasio)

0,22 -0,66

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa usahatani cabai keriting pada

musim hujan layak karena nilai B/C rasionya lebih dari 0 yaitu 0,22, yang

mengindikasikan jika modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000, maka

pemilik usahatani cabai keriting di musim hujanmendapatkankeuntungan atau

pendapatan sebesar Rp. 220.000. Sedangkan usahatani cabai keriting pada musim

kemarau tidak layak karena nilai B/C rasionya kurang dari 0 yaitu -0,66, yang

mengindikasikan jika modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000, maka

pemilik usahatani cabai keriting di musim hujan mendapatkan kerugian sebesar

Rp. 660.000.

Jika dibandingkan dengan nilai B/C rasio dari penelitian terdahulu tentang

analisis pendapatan usahatani cabai keriting oleh Nining Mayanti Siregar tahun

2011, yaitu sebesar 1,46, B/C rasio usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh

lebih rendah, hal ini dikarenakan pada proses produksi cabai keriting di PT

INAGRO mengalami masalah sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas

dan mengakibatkan pendapatan atau keuntungan yang diterima PT. INAGRO

sedikit, dan total biaya yang dikeluarkan oleh PT. INAGRO lebih besar

dibandingkan dengan penelitian terdahulu.

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

68

5.4.3 Analisis Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut

suatu usahatani cabai keriting tidak memperoleh untung dan tidak pula rugi.

kondisi ini akan menghasilkan laba yang diperoleh adalah nol (impas).

Analisis Break Even Point (BEP), titik impas produksi selain dinyatakan

dalam satuan kilogram, juga dinyatakan dalam satuan rupiah. Perhitungan BEP

memiliki dua cara yaitu BEP produksi dan BEP harga.

1. BEP Produksi

Analisis BEP Produksi merupakan hasil pembagian antara total biaya

usahatani cabai keriting pada musim hujan dan musim kemarau yang dikeluarkan

PT. INAGRO dengan harga jual cabai keriting yang berlaku saat itu. Gambaran

mengenai analisis BEP produksi usahatani cabai keriting di musim hujan dan

musim kemarau disajikan pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. BEP Produksi yang Diperoleh Usahatani Cabai Keriting di PT.

INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

1 Total Biaya Usahatani (Rp.) 128.574.400 117.691.400

2 Harga Jual (Rp/Kg) 27.900 20.000

BEP Produksi (Kg) 4.608 5.885

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 11, menunjukan bahwa hasil BEP produksi yang harus

dihasilkan oleh usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar 4.608 kg. Artinya

jika usahatani cabai keriting di musim hujan ingin menguntungkan harus

menghasilkan lebih dari 4.608 kg, jika kurang dari 4.608 kg maka usahatani cabai

keriting di musim hujan akan mengalami kerugian. Sedangkan hasil BEP produksi

yang harus dihasilkan oleh usahatani cabai keriting di musim kemarau sebesar

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

69

5.885 kg. Artinya jika usahatani cabai keriting di musim hujan ingin

menguntungkan harus menghasilkan lebih dari 5.885 kg, jika kurang dari 5.885 kg

maka usahatani cabai keriting di musim kemarau akan mengalami kerugian.

Jadi dari perhitungan BEP produksi menyatakan bahwa usahatani cabai

keriting dimusim hujan dinyatakan layak dan menguntungkan karena hasil

produksinya lebih tinggi dari 4.608 kg yaitu 5.627,25 kg, sedangkan usahatani

cabai keriting dimusim kemarau dinyatakan tidak layak dan rugi karena hasil

produksinya lebih rendah dari 5.885 kg yaitu 2.000 kg. Hal itu karena pada saat

proses produksi cabai di musim kemarau mengalami berbagai kendala dan

hambatan yang mempengaruhi hasil panen cabai, yaitu tingkat produktivitas

tanaman cabai keriting mengalami penurunan yang diakibatkan kekeringan

sehingga tanaman menjadi layu dan buahnya menjadi kecil.

Jika dibandingkan dengan nilai BEP produksi usahatani cabai dari penelitian

terdahulu oleh Abdul Kholik Hidayah tahun 2014, yaitu sebesar 1.888 kg. BEP

produksi usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh lebih tinggi, hal ini karena

total biaya produksi dan harga jual cabai di penelitian terdahulu yaitu di kelurahan

Lempake kota Samarinda lebih rendah yaitu dengan total biaya sebesar Rp.

28.320.793 dan harga jual sebesar Rp. 15.000/kg.

2. BEP Harga

Analisis BEP Harga merupakan hasil pembagian antara total biaya usahatani

cabai keriting pada musim hujan dan musim kemarau yang dikeluarkan PT.

INAGRO dengan total produksi atau jumlah panen yang dihasilkan.Gambaran

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

70

mengenai analisis BEP produksi usahatani cabai keriting di musim hujan dan

musim kemarau disajikan pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. BEP Harga yang Diperoleh Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Uraian Musim Hujan Musim Kemarau

1 Total Biaya Usahatani (Rp.) 128.574.400 117.691.400

2 Total Produksi (Kg) 5.627,25 2.000

BEP Harga (Rp/Kg) 22.849 58.846

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 12, menunjukan bahwa hasil BEP harga yang harus dijual

oleh usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 22.849/Kg Artinya jika

usahatani cabai keriting di musim hujan ingin menguntungkan harus dapat

menjual cabai keriting dengan harga lebih dari Rp. 22.849/Kg, jika kurang dari

22.849/Kg, maka usahatani cabai keriting di musim hujan akan mengalami

kerugian. Sedangkan hasil BEP harga yang harus dijual oleh usahatani cabai

keriting di musim kemarau sebesar Rp. 58.846/Kg. Artinya jika usahatani cabai

keriting di musim hujan ingin menguntungkan harus menjual cabai dengan harga

lebih dari Rp. 58.846/Kg, jika kurang dari Rp. 58.846/Kg maka usahatani cabai

keriting di musim kemarau akan mengalami kerugian

Jadi dari perhitungan BEP harga menyatakan bahwa usahatani cabai keriting

dimusim hujan dinyatakan layak dan menguntungkan karena harga jual lebih

tinggi dari Rp. 22.849/Kg yaitu Rp. 27.900/Kg, sedangkan usahatani cabai

keriting dimusim kemarau dinyatakan tidak layak dan rugi karena harga jualnya

lebih rendah dari Rp. 58.846/Kg yaitu Rp. 20.000/Kg.

Jika dibandingkan dengan nilai BEP harga usahatani cabai dari penelitian

terdahulu oleh Abdul Kholik Hidayah tahun 2014, yaitu sebesar Rp. 6.276. BEP

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

71

harga usahatani cabai keriting di PT. INAGRO jauh lebih tinggi, hal ini karena

total biaya produksi dan total produksi cabai di penelitian terdahulu yaitu di

kelurahan Lempake kota Samarinda lebih rendah yaitu dengan total biaya sebesar

Rp. 28.320.793 dan total produksi sebesar 4.512,5 kg.

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dan uraian mengenai “Analisis

Pendapatan Usahatani Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) Di Musim Hujan

Dan Musim Kemarau (Studi Kasus : PT. Intidaya Agrolestari (INAGRO)) maka

dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Total biaya usahatani cabai keriting pada musim hujan dengan luas lahan 1

ha yaitu Rp. 128.574.400,-lebih besar jika dibandingkan dengan total biaya

usahatani cabai keriting pada musim kemarau dengan luas lahan 1ha yaitu

Rp. 117.691.400,-.

2. Total pendapatan atau keuntungan usahatani cabai keriting pada musim

hujan dengan luas lahan 1 ha yaitu sebesar Rp. 28.425.875 ,-lebih besar jika

dibandingkan dengan pendapatan usahatani cabai keriting pada musim

kemarau dengan luas lahan 1 ha yang mengalami kerugian sebesar Rp.

77.691.400.

3. Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim hujan

dengan luas lahan 1 ha dilihat dari R/C rasio, B/C rasio, dan BEP dapat

dikatakan layak untuk dilanjutkan. Karena memperoleh nilai R/C rasio lebih

dari 1 yaitu sebesar 1,22 B/C rasio lebih dari 0 yaitu sebesar 0,22 dan telah

menghasilkan total produksi sebanyak 5.627,25 kg, dengan harga jual Rp.

27.900, yang masing-masing telah melewati nilai BEP produksi sebanyak

4.608 kg dan nilai BEP Harga sebesar Rp. 22.849. Sedangkan Analisis

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

73

Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemarau dengan

luas lahan 1 ha dilihat dari R/C rasio, B/C rasio, dan BEP dapat dikatakan

tidak layak. Karena memperoleh nilai R/C rasio kurang dari 1 yaitu sebesar

0,34, B/C rasio kurang dari 0 yaitu sebesar -0,66 dan telah menghasilkan

total produksi sebanyak 1000 kg, dengan harga jual Rp. 20.000, yang

masing-masing tidak melewati batas nilai BEP produksi sebanyak 5.885 kg

dan nilai BEP Harga sebesar Rp. 58.846.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang

diberikan berkaitan usahatani cabai keriting sebagai berikut :

1. Sebaiknya PT. Intidaya Agrolestari dalam melakukan usahatani cabai

keritingnya di musim hujan untuk melakukan pengendalian hama dan

penyakit secara intensif sehingga mendapatkan hasil panen yang maksimal.

2. Sebaiknya PT. Intidaya Agrolestari dalam melakukan usahatani cabai

keritingnya di musim kemarau disarankan agar penyiraman diberikan

dengan jumlah yang cukup sehingga tanaman tidak kekeringan.

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

74

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Nizam. 2000. Analisis Efesiansi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Studi Kasus : Desa Karawang

Kecamatan Sukabumi). [Skripsi]. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Anwarudin, M. Jawal. Apri L. Sayekti, Aditia Marendra. dan Yusdar, Hilman.

2015. Dinamika Produksi dan Volalitas Harga Cabai: Antisipasi Strategi

dan Kebijakan Pengembangan. Jurnal Pengembangan inovasi

Pertanian,Vol. 8 No. 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Badan Pusat Statistika. 2017. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia. BPS, Jakarta

Ditjen Hortikultura. 2016. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura

Kementerian Pertanian 2015-2019 Revisi. Kementerian Pertanian, Jakarta

Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. 2016. Profil Komoditas Barang Kebutuhan

Pokok Dan Barang Penting Komoditas Cabai.Kementerian Perdagangan,

Jakarta

Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi, Yogyakarta

Hendrawanto, Eko. 2008. Analisis Pendapatan dan Produksi Cabang Usahatani

Cabai Merah. [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hidayah, Abdul Kholik. 2014. Analisis Finansial Usahatani Cabai Merah Skala

Petani di Kota Samarinda (Studi Kasus : Kelurahan Lempake Samarinda).

Jurnal AGRIFOR Vol 13 No. 1. Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus

1945.

Iwan. Soetoro. Tito. 2010. Analisis Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C

Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum L.) Varietas Hot Beauty (Suatu

Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol. 4. No. 3. Universitas

Galuh.

Nurdin. (2011). Antisipasi perubahan iklim untuk keberlanjutan ketahanan

pangan. Sulawesi Utara: Universitas Negeri Gorontalo.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Cabai Merah Tahun

2016. Kementerian Pertanian, Jakarta

Page 91: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

75

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional. 2018. Perkembangan Harga

Pangan. Hal.http://hargapangan.id/tabelharga/pangannasional/komoditas,

diakses pada tanggal 27 April 2018: 15.21 WIB

Rahardi, F dan Rudi Hartono.2003. Agribisnis.Penebar Swadaya, Jakarta.

Redaksi, Agromedia. 2008. Panduan Lengkap Budidaya dan Bisnis Cabai. PT.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rozfaulina. 2000. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatni Cabai Merah

Keriting (Kasus : Tiga Desa di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi).

[Skripsi]. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Safutri, Risza Astari. 2014. Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Cabai Keriting

di Desa Perbawati Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi Jawa Barat [Skripsi].

Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Saptana, N.K. Agustin, dan A.M. Ar-Rozi. 2012. Kinerja Produksi dan Harga

Komoditas Cabai Merah. PSEKP, Bogor

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press, Malang.

Siregar, Nining Mayanti. 2011. Analisis Pendapatan dan Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen Kec. Ciawi

Kab. Bogor.[Skripsi]. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai

Operasional). Erlangga, Jakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis :Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. UI-Press, Jakarta.

Soetiarso. M. Ameriana. L. Prabaningrum. dan N. Sumarni. 2006. Pertumbuhan,

Hasil, dan Kelayakan Finansial, Penggunaan Mulsa dan Pupuk Buatan

Pada Usahatani Cabai Merah di Luar Musim.Jurnal Hortikultura Vol 16

No. 1. Balai Penelitian Sayuran.

Subyantoro, Arief. dan FX. Suwarto. 2006. Metode dan Teknik Penelitian Sosial.

Andi, Yogyakarta.

Page 92: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

76

Sumaryanto. 2012. Strategi peningkatan kapasitas adaptasi petani tanaman

pangan menghadapi perubahan iklim. Jurnal Forum Penelitian Agro

Ekonomi. Vol. 30 No. 2. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suwastawa, I Nyoman Goya. 2010. Analisis Usahatani Cabai Merah (Capsicum

annum L) di Subak Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sindemen, Kabupaten

Karangasem, Bali. Jurnal Ilmiah Prodi Agribisnis. Vol. 1 No. 1. Fakultas

Pertanian Universitas Dwijendra

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Edisi 2. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widilestariningtyas, Ony.Sonny, W. F. dan Sri Dewi Anggradini. 2012. Akuntansi

Biaya.Graha Ilmu, Yogyakarta.

Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara, Jakarta.

Page 93: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 94: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

78

Lam

pira

n 1.

Stru

ktur

Org

anisa

si PT

. Int

iday

a Agr

oles

tari

Dire

ktur

Ope

rasio

nal

Man

ager

Trai

ning

Cen

ter

Man

ager

Kul

tur

Jarin

gan

Man

ager

Mik

oriza

Man

ager

Mar

ketin

g

Man

ager

IT

Man

ager

Perk

ebun

an

Man

ager

Hid

ropo

nik

& D

uria

n

Man

ager

Cab

ai &

Sayu

ran

Sem

usim

Man

ager

Perik

anan

Man

ager

Tabu

lam

pot

Man

ager

HR/G

A &

Leg

al

Man

ager

Keu

anga

n

Page 95: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

79

Lampiran 2. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Cabai Keriting di PT.

INAGRO

Page 96: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

80

Lampiran 3. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Jumlah (HOK) Harga Satuan Total Harga Jumlah (HOK) Harga Satuan Total Harga

1 Cangkul/pembajakan 80 60.000Rp 4.800.000Rp 80 60.000Rp 4.800.000Rp

2 Pembuatan Bedengan 40 60.000Rp 2.400.000Rp 40 60.000Rp 2.400.000Rp

3 Tabur Pupuk Kandang 18 60.000Rp 1.080.000Rp 16 60.000Rp 960.000Rp

4 Pemupukan Pertama 10 60.000Rp 600.000Rp 8 60.000Rp 480.000Rp

5 Tabur Dolomit 10 60.000Rp 600.000Rp 8 60.000Rp 480.000Rp

6 Ngaduk Pupuk 15 60.000Rp 900.000Rp 10 60.000Rp 600.000Rp

8 Merapikan Bedengan 30 60.000Rp 1.800.000Rp 28 60.000Rp 1.680.000Rp

9 Pasang Mulsa 30 60.000Rp 1.800.000Rp 28 60.000Rp 1.680.000Rp

10 Pembuatan Lubang Tanam 15 60.000Rp 900.000Rp 12 60.000Rp 720.000Rp

11 Penyemaian 15 60.000Rp 900.000Rp 10 60.000Rp 600.000Rp

12 Tanam 30 60.000Rp 1.800.000Rp 22 60.000Rp 1.320.000Rp

13 Sulam 10 60.000Rp 600.000Rp 8 60.000Rp 480.000Rp

14 Penyiraman 20 60.000Rp 1.200.000Rp 168 60.000Rp 10.080.000Rp

15 pasang ajir 30 60.000Rp 1.800.000Rp 20 60.000Rp 1.200.000Rp

16 Ikat dan Wiwil 30 60.000Rp 1.800.000Rp 20 60.000Rp 1.200.000Rp

17 Pemupukan kedua 80 60.000Rp 4.800.000Rp 56 60.000Rp 3.360.000Rp

18 PHPT 80 60.000Rp 4.800.000Rp 56 60.000Rp 3.360.000Rp

19 Penyiangan 36 60.000Rp 2.160.000Rp 36 60.000Rp 2.160.000Rp

20 Panen 200 60.000Rp 12.000.000Rp 140 60.000Rp 8.400.000Rp

46.740.000Rp 45.960.000Rp

No UraianMusim Hujan Musim Kemarau

Total Biaya

Page 97: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

81

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Garpu Cangkul

Pelubang Mulsa Tray Semai

Toren Air Mulsa Plastik Hitam Perak

Page 98: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI KERITING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52737...Analisis Tingkat Pendapatan usahatani cabai keriting pada musim kemaraudengan

82

Lampiran 4. Lanjutan

Mesin Air Tali Plastik

Pupuk Kandang Pupuk Kimia


Top Related