ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA
INDUSTRI RUMAHAN DI KECAMATAN NIPAH PANJANG I
SKRIPSI
Oleh :
MUSDALIFAH
Nim : EES.150773
PEMBIMBING :
H. SISSAH,M. HI
ANZU ELVIA ZAHARA, SE,ME.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1440 H/2019M
PERSEMBAHAN
Rasa syukur mendalam atas kehadirat Allah SWT karena berkatnya lah
saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat
beriring salam kuhadiahkan untuk Rasulullah SAW
Karya ilmiah ini penulis persembahkan khusus kepada :
Ayahanda Mase Hude yakni seorang ayah yang selalu memberikan
do’anya kepada saya, tak pernah mengeluh dalam mendidik saya, tak pernah
bosan untuk memberikan motivasi semangat serta pembelajaran selalu. Serta
ibunda tercinta Dalima yakni seorang ibu yang selalu memberikan cinta dan
kasih sayang di setiap do’a , di setiap langkah yang saya jalani, yang selalu
berjuang dan berkerja keras untuk membahagiakan saya dan tak pernah putus
asa demi cita-cita saya , dan ntuk Adik saya Lisa Amelia yang kusayangi.
Untuk teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Syari’ah angkatan
2015 khususnya kelas pejuang toga Ei yang sudah 3 th belajar bersama, dan
telah membantu dalam memberikan masukan ataupun kritikan hingga skripsi
ini selesai. Semoga Allah mengabulkan harapan dan cita-cita kita.
Untuk yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini Rizky Safrizal
Putra, Robiatul Adawiyah, Heri Antoni, dan Suwandi terimakasih telah
banyak membantu saya. Nursia, Eka Nurjanah, , Nurul Almariah, Aruwa ,
Isna Wati dan Cindi Yolanda, yang selalu bersama-sama dalam suka maupun
duka selalu memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan perkuliahan ini
dan telah banyak memberikan saran maupun kritik hingga skripsi ini selesai.
Untuk sahabat ku dari Five Angel Wawa, Mia, Riska, Yaya. Terima
kasih selalu menemani dalam suka maupun duka selama mencari ilmu selama
10 tahun ini. Terimakasih atas do’a dan dukungan kalian.
Untuk sahabat posko 16 KSB Muslimah, Dwi ramadhani, Messy
Kurniati, Lia Ul Insan, Novi Safitri, Enda Aryani, Bayu Anggi saputra,
Rahman Sen yang sudah menjadi keluarga baru dan selalu memberikan
kebahagiaan. Semoga semua kebaikan ini menjadi amal baik dan mendapat
pahala dari Allah SWT. Aamiin yaa rabbal’alaamiin.
MOTTO
Artinya : Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan
siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur
kepada-Nya. (Q.S Al- Qasas :73)1
1 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kerupuk
udang dan untuk menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari kerupuk
udang pada industri rumahan di Kecamatan Nipah Panjang I . Nilai tambah
menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu
cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melalui proses pengolahan bahan
baku menjadi barang baru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan cara wawancara ,observasi,
dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
pengolahan udang menjadi kerupuk udang pada skala industri rumah tangga
masih tergolong sederhana karena masih menggunakan alat produksi manual yang
sederhana dan tradisional, nilai tambah atau keuntungan yang diperoleh dari
pengolahan kerupuk udang pada skala industri rumah tangga, dan keseluruhan
jumlah pendapatan 35 orang pemilik usaha kerupuk udang, 5 orang para pekerja
industri kerupuk udang, dari 40 informan yang diperhitungkan kurang lebih
sebesar Rp.74.700.000 atau mencapai 58,5% tergolong tinggi karena lebih dari
50% dan dalam pengumpulan data sudah mencapai titik jenuh .
Kata Kunci : Produksi, Nilai Tambah, Strategi Peningkatan Nilai Tambah
ABSTRACT
This study aims to find out how the process of making shrimp crackers and to
analyze the amount of added value produced from shrimp crackers in home
industries in Nipah Panjang I District. Added value is very important in
increasing people's income. One way to increase added value is through
processing raw materials into new goods. This research was conducted with a
qualitative descriptive research method. Data collection by interview,
observation, documentation and literature study. The results showed that the
processing of shrimp into shrimp crackers on a home industry scale is still
relatively simple because it still uses simple and traditional manual production
tools, added value or benefits obtained from processing shrimp crackers on a
home industry scale, and the total amount of income 35 Shrimp cracker business
owners, 5 shrimp cracker industry workers, from 40 informants who accounted
for approximately Rp.74,700,000 or reached 58.5% were classified as high
because more than 50% and in data collection had reached a saturation point.
Keywords: Production, Added Value, Added Value Improvement Strategy
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah
memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang
Pada Industri Rumahan di Kecamatan Nipah Panjang I “ Adapun tujuan dari
penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang menerapkan syarat untuk
meraih gelar sarjana jenjang Strata 1 Jurusan Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
penyusunan skripsi ini, tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanapa adanya
dukungan, usaha dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis menghaturkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada
kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Mase hude dan ibunda Dalima yang tidak
pernah lelah memberikan do’a, dukungan,semangat, cinta dan kasih sayang.
Berikut ucapan terimakasih kepada Bapak H. Sissah,M.HI, dan Ibu Anzu Elvia
Zahara,SE,ME.Sy selaku pembimbing I dan II saya. Selaku kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A Selaku Rektor UIN Sultha Thaha
Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah,SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I bidang
Akademik dan Perkembangan Lembaga.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, selaku Wakil Dekan II bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.
5. Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Luar.
6. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE.,
M.E.Sy selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten, dan seluruh Civitas Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan demi perbaikan skripsi ini
kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita
memohon kemaafannya, semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah
SWT.
Jambi, 2019
Penulis
Musdalifah
NIM:EES.150773
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................... .. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 11
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 11
D. Tujuan Masalah ........................................................................................ 11
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12
F. Kerangka Teori ......................................................................................... 12
G. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 36
H. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 39
BAB II METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................. 40
B. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 40
C. Jenis dan Sumber data .............................................................................. 41
D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 42
E. Teknis Analisis Data ................................................................................ 44
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 45
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Industri Rumahan Produk Kerupuk Udang ................................. 47
B. Letak Geografis Kecamatan Nipah Panjang ............................................ 48
C. Struktur Organisasi Industri Rumahan Produk Kerupuk Udang .............. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses pengelolahan udang menjadi kerupuk udang ................................ 52
B. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengelolahan udang
menjadi kerupuk udang ............................................................................ 55
C. Strategi Peningkatan Nilai Tambah dalam produk kerupuk udang di
Kecamatan Nipah Panjang I .................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 67
B. Saran ......................................................................................................... 68
C. Penutup ..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 70
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 .............................................................................................................. 6
Tabel1.2 .............................................................................................................. 7
Tabel 1.3 .............................................................................................................. 24
Tabel 1.4 ......................................................................................................... .....36
Tabel 3.1 .............................................................................................................. 50
Tabel 4.1 .............................................................................................................. 59
Tabel 4.2 ............................................................................................................. 60
Tabel 4.3 .............................................................................................................. 61
Tabel 4.4 ............................................................................................................. 62
Tabel 4.5 ............................................................................................................. 63
Tabel 4.6 .............................................................................................................. 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Potensi sumber daya perikanan laut terutama udang laut sangat besar di
Indonesia yakni sekitar 78.800 ton per tahun. Udang merupakan komoditas
unggulan perikanan Indonesia karena tingginya harga udang dan terus
meningkatnya permintaan udang baik di pasar domestik maupun di pasar
internasional. Udang memegang peran penting dalam ekspor hasil perikanan
Indonesia, sehingga berperan penting dalam meningkatkan devisa negara. Udang
yang biasanya diekspor adalah udang besar yang merupakan udang ekonomis
tinggi sedangkan udang kecil memiliki nilai ekonomis rendah.Udang ini tidak
dijual dipasar internasional, namun dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara
diolah menjadi berbagai jenis olahan hasil perikanan sehingga dapat
meningkatkan nilai jual. Namun dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara
diolah menjadi berbagai jenis olahan hasil perikanan sehingga dapat
meningkatkan nilai jual.2
Provinsi Jambi terbentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-undang
No. 61 tahun 19
2 Aisyah Nurhasanah, Skripsi sarjana,Analisis nilai tambah kerupuk udang dan pempek
udang di sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Sumatra Selatan,(Universitas
Sriwijaya,2017)hlm 1
58 tanggal 25 juni 1958 yang terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera
berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasific, pada alur lalu lintas
Internasional dan Regional.
Secara geografis Propinsi Jambi terletak antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º
0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas 53.435.72 KM² dengan luas
daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5 Km2 dan panjang pantai 185 Km. Luas
perairan laut jambi lebih kurang 44.49 km, dengan panjang pantai kurang lebih
210 km. Potensi perikanan tangkap yang terkandung didalamnya sekitar 114,036
ton/ tahun, dengan potensi lestari sekitar 71.820 ton/tahun, terdiri atas jenis-jenis
ikan ekonomis penting seperti ikan tenggiri, bawal, senangin,kembung, udang
ketak, dan berbagai jenis udang lain.3
Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai potensi sumber daya alam
pada sektor perikanan yang cukup besar. Dengan panjang garis pantai 191 km
yang membentang dari pembatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sampai dengan perbatasan Provinsi Sumatera Selatan, mempunyai potensi
perikanan tangkap laut dengan luas areal 77.752 hektar. Hasil perikanan tangkap
yang terdiri dari perikanan laut dan udang produksinya mencapai 23.491,54 ton,
perairan umum mencapai 130,86 ton. Dari berbagai jenis perairan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur ini dengan penghasil utama terdapat di Kecamatan
Mendahara, Nipah Panjang, Sadu, Kuala Jambi Dan Muara Sabak Timur.4
3https://www.academia.edu/23433879/Makalah_Potensi_Perairan_di_Provinsi_Jambi 4http://tanjabtimkab.bps.go.id.diakses pada 08 desember 2018, pukul 16:10 .
Masyarakat Kecamatan Nipah Panjang Kelurahan Nipah Panjang I banyak
menggantungkan hidupnya dengan laut, sehingga sebagian besar masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan. Rata-rata nelayan pencari udang di Nipah Panjang
bisa mendapatkan udang setiap harinya sebanyak ± 20-50 kg/hari menggunakan
perahu atau kapal dengan alat tangkap terol maupun jala para nelayan itu sendiri.
Selain itu, dalam usaha ini masih perlu dilakukan peninjauan menurut
ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari persoalan perekonomian rakyat yang berlandaskan syariat Islam, hal
ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Abdul Mannan dalam bukunya
mengatakan bahwa Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.5
Udang merupakan kekayaan laut Indonesia yang melimpah dan merupakan
bahan makanan dari laut yang tidak tahan lama. Sehingga diperlukan penanganan
untuk memperlama masa penggunaanya. Beberapa cara dapat dilakukan antara
lain pembuatan terasi udang, pembuatan udang kering, dan kerupuk udang.
Pembuatan kerupuk udang selain menambah lamanya penggunaan udang juga
merupakan salah satu cara untuk menambah variasi dari penggunaan udang,
dimana udang adalah merupakan hewan yang mengandung protein yang sangat
tinggi yang sangat dibutuhkan manusia. Dengan adanya kerupuk udang ini,maka
5Abdul Mannan, “ Teori dan praktek Ekonomi Islam “(Yogyakarta : PT. Amanah Bunda
Sejahtera,1997) hlm7
bagi orang yang tidak menyukai konsumsi udang secara langsung dapat pula
menikmati udang dengan adanya kerupuk udang.6
Allah telah menghalalkan berburu dan memakan binatang laut, seluruh
hewan yang terdapat dilaut merupakan halal, termasuk bangkai ikan laut. Air laut
sebagai pengawet alami terbaik fakta menunjukkan air laut memiliki kadar garam
yang cukup tinggi, ini yang menyebabkan bangkai ikan dan sejenisnya yang mati
dilaut tetap segar dan bisa di konsumsi. Dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al
Maidah [5] : 96
Artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang
yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan
darat, selama kamudalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan.7
Maksud ayat diatas adalah Allah membolehkan kaum mukmin untuk
memakan hewan buruan yang hidup dilaut. Dihalalkan bagimu orang-orang
beriman memakan hewan buruan laut yang diperoleh dengan berbagai cara seperti
memancing, menjala,atau memukat. Dan tetap diharamkan atasmu menagkap
hewan darat yang hidup di tanah haram selama kamu sedang berihram untuk haji
6Bank Indonesia.Pola pembiayaan usaha kecil,(Jakarta:Tim penelitian dan
pengembangan perkreditan dan UMKM 2008) hlm 1 7Al-Qur’an dan terjemahannya Q.S Al- Maidah:96
atau umrah. Dan bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi larangannya.8
Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diminati
para konsumen, rasanya yang gurih dan teksturnya sangat renyah, menjadikan
kerupuk sebagai salah satu pelengkap aneka hidangan yang banyak dicari oleh
para konsumen. Kebanyakan masyarakat Indonesia merasa kurang mantap bila
makan tanpa ditemani setoples kerupuk.9
Kerupuk udang merupakan bahan makanan dengan bahan baku udang dan
tepung sagu yang telah diawetkan dengan cara dijemur sehingga penggunaannya
untuk jangka waktu yang lama, jika dijemur lagi setelah beberapa waktu maka
akan memperlama masa penggunaanya.10
Usaha pembuatan kerupuk udang ini pada umumnya dalam skala usaha
kecil, dikarenakan dalam proses pembuatan kerupuk udang tidak membutuhkan
modal besar. Namun jika usaha ini dikembangkan, maka akan menjadi usaha
menengah bahkan usaha besar. Minat masyarakat terhadap kerupuk udang juga
cukup tinggi, ditandai dengan tingginya permintaan akan kerupuk udang di
daerah, atau lokasi penelitian, sehingga potensi pasar usaha kerupuk ini masih
sangat besar untuk dikembangkan.11
Permintaan produk ini sangat besar, hal ini ditandai dengan banyaknya
pesanan yang datang kepada para pengrajin kerupuk udang. Para pengrajin
8Hidayatul Insan bi tafsir Qur’an / Marwan Hadidi bin Musa 9Siti Mujanah, IbM Kelompok Usaha Kecil Kerupuk Di Kenjeran Kota Surabaya ,(Juli
2016,Vol.02, No.01, ) hlm104 10Ibid Bank Indonesia,hlm2 11Keunggulan Kompetitif UKM,Sentra Pengolahan Kerupuk Ikan dan Udang di
Indramayu Berbasis Sumber Daya Manajemen , IKM, Februari 2012 (44-53) Vol. 7 No. 1 ISSN
2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
kerupuk udang lebih banyak menerima pesanan dibandingkan dengan produksi
untuk persediaan. Data mengenai permintaan kerupuk udang secara kualitatif
sudah dilakukan, sehingga permintaan lebih banyak karena para pengusaha setiap
hari berproduksi dengan setelah menajdi kerupuk udang kering sudah datang para
pemesan dan pedagang yang akan membawa produk mereka keluar daerah.12
Tabel 1.1
Perkembangan Harga Kerupuk Udang
Tahun
Bentuk
Kerupuk Harga
2009 Bulat Rp. 15.000
2010 Bulat Rp.20.000
2012 Bulat Rp.23.000 2013 Bulat Rp.25.000
2014 Bulat Rp.30.000
2015 Bulat Rp.35.000 2016 Bulat Rp.40.000
2017 Bulat Rp.45.000
2018 Bulat Rp.50.000
2019 Bulat
Rp.55.000-
Rp.60.000 Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Perkembangan industri kerupuk udang menjadikan para nelayan yang
mendapatkan hasil laut seperti udang, mudah untuk memasarkan karena setiap
hari hasil laut yang didapat langsung dapat di pasarkan atau diperjual belikan
kepada para pengrajin kerupuk udang. Di Kecamatan Nipah panjang I merupakan
salah satu sentra industri kerupuk dengan hasil olahan berupa kerupuk udang.
Karena mayoritas para ibu rumah tangga disana memproduksi kerupuk udang, hal
12 Ibid,Bank Indonesia,hlm 7
ini menunjukkan bahwa usaha kerupuk udang yang di produksi oleh para ibu
rumah tangga tersebut merupakan salah satu industri yang potensial dan mampu
bertahan di tengah persaingan dengan industri pengolahan kerupuk lain. Udang
merupakan salah satu bahan baku yang memiliki sifat tidak tahan lama, sehingga
cara penanganan yang efektif dengan pengolahan menjadi produk yang memiliki
masa simpan. Udang merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk
pengolahan produk kerupuk. Adanya industri yang mengubah bentuk primer
menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses
pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya
biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya
lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian sehingga dapat mengetahui lebih
lanjut mengenai pendapatan dan nilai tambah yang diperoleh dari usaha
pengolahan kerupuk udang.
Teknologi yang dipergunakan dalam pembuatan kerupuk udang ini juga
masih menggunakan teknologi yang sederhana terutama dalam proses
pencampuran bahan-bahan dan pengolahan bahan hanya denganmempergunakan
tenaga manusia.
Tabel 1.2
Data Pengrajin/ Industri Rumahan Kerupuk Udang Di Kecamatan
Nipah Panjang I Tahun 2019
No
Pengrajin
Kerupuk
Jumlah
Hasil
Perminggu
Harga/Kg Pekerja Merek
1. A1 50 Kg Rp.60.000 1 orang Udang kembar
2 A2 10 Kg Rp.65.000 - Usaha Maju
3 A3 20 Kg Rp.60.000 1 orang Putra Dua
4 A4 30 Kg Rp.60.000 1 orang Dua Putra
5 A5 20 Kg Rp.60.000 1 orang -
6 A6 50 Kg Rp.60.000 2 orang -
7 A7 20 Kg Rp.50.000 1 orang Permata Cahaya
8 A8 10 Kg Rp.50.000 - -
9 A9 20Kg Rp.50.000 1 Orang
10 A10 50 Kg Rp.55.000 1 Orang
11 A11 10 Kg Rp.50.000 1 Orang -
12 A12 30 Kg Rp.55.000 - -
13 A13 10 Kg Rp.50.000 - -
14 A14 20 Kg Rp.55.000 1 Orang -
15 A15 40 Kg Rp.60.000 1 Orang -
16 A16 30 Kg Rp.55.000 2 Orang -
17 A17 40 Kg Rp.55.000 1 Orang -
18 A18 20kg RP.50.000 - -
19 A19 20Kg Rp.50.000 - -
20 A20 20 Kg Rp.55.000 - -
21 A21 20 Kg Rp.55.000 1 Orang -
22 A22 30 Kg Rp.65.000 2 Orang Cita Rasa
23 A23 10Kg Rp.55.000 1 Orang -
24 A24 10 Kg Rp.50.000 1 Orang -
25 A25 10 Kg Rp.50.000 - -
26 A26 20 Kg Rp.55.000 - -
27 A27 10 Kg Rp.50.0000 - -
28 A28 20 Kg Rp.50.000 - -
29 A29 20 Kg Rp.55.000 - -
30 A30 20 Kg Rp.55.000 - -
31 A31 20 Kg Rp.55.000 - -
32 A32 10 Kg Rp.55.000 - -
33 A33 10 Kg Rp.50.000 - -
Sumber :Hasil Wawancara Pengusaha Industri Rumahan
Tabel diatas adalah data para pengarajin yang membuat produk kerupuk
udang di Kecamatan Nipah Panjang I, A1- A35 adalah nama- nama informan
yang dirahasiakan dan hasil produksi jumlah per Kg dalam seminggu , ada pula
yang memakai pekerja , beserta merek masing-masing produk kerupuk udang
mereka dan ada juga yang tidak memakai merek.
Teknologi yang dipergunakan adalah pada proses penghancuran udang
yaitu dengan menggunakan penggilingan udang. Dalam proses pengeringan masih
mengandalkan sinar matahari,belum mempergunakan kekuatan mesin pengering.
Industri rumahan dapat mengalami perkembangan atau dapat menjadi usaha besar
jika industri ini selalu memberi nilai tambah yang tinggi bagi produk tersebut dan
para pelaku industri yang terlibat.
Menurut Aisyah Nurhasnah peneliti terdahulu,sebagian besar bahan baku
udang mudah didapat di lokasi responden sehingga produk olahan udang
dijadikan sebagai komoditas yang dikembangkan di suatu daerah. Sebaran produk
pangan olahan sangat terkait erat dengan potensi ketersediaan bahan baku
utama.Produk tersebut sangat potensial untuk dikembangkan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dan kemandirian pangandan memberikan informasi
34 A34 10 Kg Rp.50.000 - -
35 A35 50 Kg Rp.55.000 1 Orang -
dan gambaran kepada masyarakat, pengolah kerupuk serta pemerintah untuk
keberlanjutan usaha di masa mendatang.13
Menurut A. Anindita jenis kerupuk beranekaragam berdasarkan bahan
bakunya seperti kerupuk ikan dan kerupuk udang. Penambahan bahan-bahan
seperti udang, ikan, telur, dan lain-lain adalah untuk memperbaiki cita rasa dan
meningkatkan nilai gizi. Kerupuk udang adalah kerupuk yang bahannya terdiri
dari adonan tepung dan udang, bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah udang segar, ubi jalar ungu kualitas baik, tepung tapioka, garam, bawang
putih, air bersih dan minyak goreng. Udang yang digunakan adalah udang yang
masih segar jenis windu yang diperoleh dari Pasar. Dalam industri pengolahan
makanan serta dapat meningkatkan nilai gizi pada produk kerupuk udang.14
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut salah satu
tempat yang ada di provinsi jambi tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Kecamatan Nipah panjang I untuk melakukan penelitian dengan judul :’’Analisis
Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang Pada Industri Rumahan Di
Kecamatan Nipah Panjang I ’’
13 Aisya Nurhasnah“Analisis Nilai Tambah Kerupuk Udang Dan Pempek Udang Di
Sungsang Kecamatan Banyuasin Ii Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan ” 2017. Hlm 19 14A.Anindita.”Pengembangan Produk Kerupuk Udang Melalui Substitusi Tepung Ubi
Jalar UnguDengan Variasi Lama Penggorengan” 2016. Hlm 135-136
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,yang dapat saya jabarkan
rumusan masalah pokok sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang di
Kecamatan Nipah Panjang I ?
2. Seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan udang
menjadi kerupuk udang di Kecamatan Nipah panjang I ?
3. Bagaimana strategi peningkatan nilai tambah dalam produk kerupuk udang
di Kecamatan Nipah Panjang I?
C. Batasan Masalah
Agar peneliti ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
yang akan diteliti. Penelitian ini difokuskan kepada analisis nilai tambah produk
kerupuk udang pada industri rumahan di Kecamatan Nipah Panjang I dilihat dari
peluang keuntungan yang menjadi sumber pendapatan para pengrajin kerupuk
udang .
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitin ini adalah
1. Mengetahui proses pengelolahan udang menjadi Kerupuk udang di
Kecamatan Nipah Panjang I
2. Mengetahui seberapa nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan udang
menjadi kerupuk udang di Kecamatan Nipah Panjang I
3. Mengetahui strategi meningkatkan nilai tambah pada produk kerupuk
udang di Kecamatan Nipah Panjang I
E. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah
1. Penelitian skripsi ini di harapkan dapat memberikan kontribusi berupa
buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
2 Bagi penulis,menambah wawasan mengenai permasalahan yang penulis
teliti
4. Bagi perguruan tinggi, dapat menajadi sumber rujukan refrensi sebagai
penelitian selanjutnya.
5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
kajian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis nilai tambah produk
kerupuk udang.
6. Bagi masyarakat, Sebagai sumber atau refrensi tentang pengetahuan
mengenai nilai tambah pada suatu produk industri rumahan
F. Kerangka Teori
1. Teori Nilai Tambah
Menurut Hayami sebagaimana dikutip dalam Siti Rahmatia, definisi nilai
tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional
yang dilakukan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut
berupa proses mengubah bentuk, memindahkan tempat, maupun
menyimpan.15Nilai tambah yaitu nilai seorang produser tambahkan ke dalam nilai
bahan baku atau pembelian (selain tenaga kerja) sebelum produk baru atau
produk jasa yang telah ditingkatkan tersebut dijual.Artinya input ( bahan baku,
transportasi,sewa, iklan dan sebagainya) yang di beli orang dibayar upah untuk
bekerja dan ketika saat barang akhir atau jasa dijual menyisakan keuntungan. Jadi
nilai tambah yaitu nilai keuntungan atau nilai yang ada dalam suatu produk
berupa keunikan dan kelebihan pada suatu produk tersebut. Dapat dilihat dari sisi
aditifnya (upah ditambah keuntungan) atau sisi bentuk substruktur (output
dikurangi input). Nilai tambah = upah+ laba = Output- input. 16
Menurut Hayami et al ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu
nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai tambah pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah
kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Faktor
pasar yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku
dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah
karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input
lain terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja.
15Siti Rahmatia, ”Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang Pada Industri Rumahan
Di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara” eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6
(1): ISSN Hlm 269
16Drs.Chairil Anwar Pohan , Pedoman Lengkap Pajak Pertambahan Nilai, (Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama,2016) Hlm 21-22
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa faktor teknis dan faktor pasar
sangat mempengaruhi untuk mengetahui nilai tambah.17
Menurut Umar dikutip dari buku karya Umar nilai tambah bagi konsumen
dapat diperoleh dengan membandingkan antara manfaat dan biayanya.Manfaat
tidak hanya meliputi fungsi barang itu saja, tetapi juga kepuasan yang didapatkan
konsumen dengan memiliki barang tersebut. Sementara biaya terdiri dari biaya
eksplisit seperti harga beli dan ongkos kirim, dan biaya implisit seperti waktu dan
tenaga yang telah dikorbankan pembeli untuk memperoleh barang tersebut.18
Dalam industri modern, yang berada dalam pasar global yang amat sangat
kompepetitif, aktivitas berproduksi bukan sekedar dipandang sebagai aktivitas
penciptaan nilai tambah (Value Added). Pemahaman terhadap nilai tambah ini
penting agar dalam setiap aktivitas berproduksi selalu menghindari pemborosan
(waste). Pemborosan adalah segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
tetapi hanya mengeluarkan biaya atau dapat dikatakan sebagai manfaat yang
diperoleh dari aktivitas itu lebih rendah dari pada biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai aktivitas itu. Dengan demikian produksi dapat dikatakan sebagai suatu
aktivitas dalam perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah dari input
menjadi output secara efektif dan efisien sehingga produk sebagai output dari
proses penciptaan nilai tambah itu dapat dijual dengan harga yang kompepetitif di
pasar global.19
17Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar.Agricultural Marketing and Processing in
Upland Java A Perspective From A Sunda Village”.Bogor :CPGRT Centre. 1987 18Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis. Nilai Tambah(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.2003)hlm,50 19Vincent Gaspersz,”Ekonomi Manajerial,Pembuatan Keputusan Bisnis”(Jakarta :PT
Gramedia Pustaka Utama )hlm 167
Dalam pengembangan produk bernilai tambah,harus ditemukan teknologi
pengolahan teknologi udang yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
1) Memungkinkan untuk menggunakan semua jenis ukuran dan bentuk udang.
2) Meningkatkan konsumsi udang, baik secara jumlah maupun gizi.
3) Menambah nilai jual
4) Mudah dipasarkan
5) Mempunyai umur simpan yang panjang.20
Penciptaan nilai tambah merupakan produk tercipta karena serangkaian
kegiatan sejak dari penerimaan bahan bakuhingga ke penyerahan barang ke
customer. Kegiatan itu meliputi:
1) Pemeriksaan dan pengetesan kualitas bahan saat diterima dari supplier
(inspection),
2) Penyimpanan di gudang untuk menunggu pengolahan (waiting),
3) Pemeriksaan kualitas saat akan diolah dan diproses pertama kali (Inspection)
4) Pemeriksaan kualitas dalam tahapan-tahapan pengolahan (inspection)
5) Pemindahan bahan dari pengolahan pertama ke pengolahan lanjutan
(conveyance)
6) Penyimpanan bahan yang telah diolah tapi belum selesai (work in process)
untuk menunggu olahan selanjutnya (waiting)
7) Pemindahan kegudang setelah pengolahan akhir (conveying).
8) Pemeriksaan barang sebelum dikirim kekonsumen (inspection).
9) Pengiriman kekonsumen(conveyance)21
20 Ir.Endang Supraptiningsih,V. Vony Rorong,A.Pi, pengolahan hasil
perikanan,(Yogyakarta,PT Intan sejati:2008)hlm,1
Untuk melihat nilai tambah yang dapat dihasilkan dari suatu usaha
diperlukan adanya perhitungan-perhitungan yang antara lain meliputi perhitungan
biaya produksi dan keuntungan. Harga-harga yang tercantum dalam analisis usaha
ini dapat berubah setiap waktu, sesuai dengan kondisi pasar setempat .22
Nilai tambah yaitu selisih antara nilai Output dan nilai input antara. Untuk
mengetahui besarnya nilai tambah di gunakan rumus sebagai berikut:
NT = nilai tambah
NO = nilai Output
NI = nilai Input antara.23
2. Teori Strategi Peningkatan Nilai Tambah
Nilai tambah = upah+ laba = Output- input.Dalam meningkatkan strategi
nilai tambah dilihat dari faktor upah dan laba.
Upah adalah biaya yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan
didasarkan pada jumlah jam kerja, pembayarannya bisa dilakukan mingguan atau
pembayarannya dapat didasarkan pada unit yang dihasilkan. Upah biasanya
digunakan oleh tenaga kerja langsung atau yang langsung berhubungan dengan
21 Drs.T.Hani Handoko ,M,B.A.,Ph.D,Dasar-dasar manajemen produksi dan
operasi,(Yogyakarta,Cetakan keduapuluh satu,:2017) 22N.Edy Soetanto,B E, Membuat Patilo Dan Kerupuk Ketela,(Yogyakarta: Penerbit
Kansius,2001)hlm 45 23Bambang widjanjanta,”Mengasah kemampuan Ekonomi”(Bandung: Citra Praya,
2007)Hlm 103
NT = NO - NI
pembuatan produk. Yang mempengaruhi upah adalah kinerja kerja. Upah bisa
meningkat jika kinerja suatu karyawan dinilai baik.24
Laba adalah penjualan dikurangi biaya. Jadi semakin naik hasil penjualan
semakin meningkat pula laba yang diperoleh dengan asumsi biaya tidak
berubah.Cara untuk meningkatkan laba ialah, dengan meningkatkan penjualannya,
baik volume penjualannya maupun harga jualnya. Dan cara lainnya adalah dengan
menurunkan biaya, walaupun hasil penjualannya tetap. Jadi yang mempengaruhi
laba adalah biaya- baiya.25 Meningkatnya nilai tambah jika upah dan laba juga
meningkat.
Peningkatan nilai tambah merupakan salah satu usaha untuk memajukan
industri-industri pengolahan hasil perikanan, metode analisis nilai tambah
merupakan metode untuk memperkirakan sejauh mana bahan baku yang mendapat
perlakuan mengalami perubahan nilai. Sumber-sumber nilai tambah dapat
diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal,
sumberdaya alam dan manajemen), untuk menjamin agar proses produksi terus
berjalan secara efektif dan efisien maka nilai tambah yang diciptakan perlu
didistribusikan secara adil.26
3. Teori Industri
Menurut sadono sukirno, industri mempunyai dua pengertian yaitu
pengertian secara umum dimana industri diartikan sebagai perusahaan yang
24V.Wiratna Sujarweni,”Akuntansi Biaya Teori Penerapannya” (Yogyakarta: Pustaka
baru press.2018 ) Hlm46 25Kuswadi, ”Meningktkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan Akuntansi
Biaya” (Jakarta: PT Elex Media Komputindo.2005)Hlm 2-3 26 Enny Hardjanto,”Gaya Serdadu Mengelola Perusahaan” (Bogor: PT Grafika Mardi
Yuana)2002.Hlm123
menjalankan operasi kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder.
Sedangkan yang kedua adalah pengertian dalam teori ekonomi, dimana industri
diartikan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang yang sama
dalam suatu pasar.27
Dalam pelaksanaanya Ekonomi Islam menerapkan system yang berorientasi
pada rahmatan lil ‘alamin.28 Suatu sistem perekonomian yang menjadi rahmat
bagi seluruh alam. Namun dalam pelaksanaannya Ekonomi Islam belum dikenal
dalam ruang lingkup yaitu sebagai suatu lembaga keuangan syariah padahal ruang
lingkup Ekonomi Islam itu meliputi sector riil juga seperti perdagangan,
pertanian, industri kecil dan usaha rumahan. Semuanya merupakan bagian dari
Ekonomi Islam, untuk mewujudkan dalam pertumbuhan ekonomi umat Islam
disyariatkan memanfaatkan bumi seoptimal mungkin.29
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada
pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan
pekerjaan perakitan(assembling).
Selanjutnya menurut Aisyah Nurhasanah, usaha industri rumah tangga
kerupuk udang layak untuk dijalankan. Seiring dengan peningkatan nilai tambah
juga akan mempengaruhi peningkatan mutunya melalui proses mengubah bentuk.
27Amir Machmud “Perekonomian Indonesia Pasca
Reformasi”Jakarta:Erlangga.2016.Hlm 198 28 Muchlis, “ Bisnis Syariah” (Yogyakarta: YKPN,2007) Hlm 6. 29 Sad sa,ad Marthon, “ Ekonomi Islam” (Jakarta : Zikrul Hakim,2001) Hlm 60
Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk menganalisis nilai tambah kerupuk
sehingga dapat ketahui nilai gizi kerupuk udang serta nilai tambah yang
dihasilkan.30
Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain.
Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak
pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah
uang atau barang sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan
penggilingan padi yang melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani dengan
balas jasa tertentu.
Industri mempunyai dua arti.Pertama, industri adalah himpunan perusahaan-
perusahaan sejenis, seperti industri kosmetik yang terdiri dari perusahaan
penghasil produk kosmetik.Kedua industri sebagai suatu sektor ekonomi yang
melakukan kegiatan produktif untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
atau barang setengan jadi, atau sering disebut sebagai industri pengolahan.
Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
a. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih
b. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
c. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
d. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)
Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya
didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan
30Aisyah Nurhasanah,Skripsi Sarjana.”Analisis Nilai Tambah Kerupuk Udang dan
pempek udang di sungsang kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Sumatra
Selatan“.(Universitas Sriwijaya,2017) hlm 4
apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa
memperhatikan besarnya modal perusahaan.31
Tercantum dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri,
berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home
Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori
usaha kecil yang dikelola keluarga.32
4. Teori Produksi
a. Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatannya saja
tetapi juga penyimpanan,distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan pengemasan
kembali atau yang lainnya.33
Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak
jenis-jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi
perubahan-perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.
Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk
menghasilkan output yang diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses yang menciptakan atau menambah nilai atau manfaat baru.Guna atau
manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi
31http:// tanjabtimkab .bps.go .id.Diakses pada 22 desember 2018. Pukul 14.48 32http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1995.pdf 33Miller, dan Roger E,Meiners.2000. hlm 279
kebutuhan manusia.Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang
dan jasa.34
Produksi adalah sebuah proses yang terlahir dimuka bumi semenjak manusia
menghuni planet ini, produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga
peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari
menyatunya manusia dengan alam.Maka untuk menyatukan manusia dan alam ini,
Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah
lapangan dan medan,sedang manusia adalah pengelola segala apa yang terhampar
dimuka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaanya. Apa yang di
ungkapkan oleh para ekonom tentang modal dan sistem tidak akan keluar dari
unsur kerja dan upaya manusia. Sistem atau aturan tidak lain adalah perencanaan
dan arahan.35
Berproduksi dalam lingkaran halal merupakan prinsip etika dalam produksi
yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim baik individu ataupun komunitas
adalah berpegang pada semua yang dihalalkan Allah dan tidak melewati batas.
Benar bahawa daerah halal itu luas, tetapi mayoritas jiwa manusia yang ambisius
merasa kurang puas dengan hal itu walaupun banyak jumlahnya. Maka kita
temukan jiwa manusia tergiur kepada sesuatu yang haram dengan melanggar
hukum-hukum Allah.36
Nilai universal lain dalam Ekonomi Islam tentang produksi adalah perintah
untuk mecari sumber-sumber yang halal dan baik bagi produksi dan
34Ari Sudarman, ” Teori Ekonomi Mikro Jilid I” (Yogyakarta BPFE,UGM :1999) 35 Adiwarman Karim ” Ekonomi Mikri Islami” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2010,
Hlm102 36Yusuf Qardhawi,” Norma dan Etika Ekonomi Islam” Jakarta: Gema Insani
Press.2011.hlm 117
memanfaatkan output produksi pada jalan kebaikan dan tidak menzalimi pihak
lain. Dengan demikian penentuan input dan output dari produksi harus sesuai
dengan ekonomi Islam dan tidak mengarahkan kepada kerusakan yang
menyebabkan sesuatu menjadi haram.37
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang diciptakan.Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri dari
tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan.Dalam teori ekonomi,
menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi
(tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya.Hanya tenaga kerja
yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Hubungan
antara faktor-faktor produksi dengan tingkat output yang dihasilkan apabila input
yang digunakan adalah tenaga kerja, modal dan kekayaan alam dapat dirumuskan
melalui persamaan berikut ini :
Dimana:
Q adalah Output
K adalah Input capital (input keseluruhan)
L adalah Input tenaga kerja
c. Tujuan Produksi dalam Islam
Produksi adalah kegiatan menciptakan suatu barangatau jasa,sementara
konsumsi adala pemakaian atau pemanfaatan hasil produksi tersebut. Kegiatan
37Adiwarman Karim , “ Ekonomi Mikro Islami” (Jakarta : PT Raja Grapindo
Persada,2007)Hlm 103
Q = f (K, L)
produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu
dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan
dengan kegiatan konsumsi. Apabila keduanya tidak sejalan, maka tentu saja
kegiatan ekonomi tidak akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan
seorang konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa dalam perspektif
ekonomi islam adalah mencari mashlahah maksimum dan produsen pun juga
harus demikian. Dengan kata lain, tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan
barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum bagi kosumen. Secara
lebih spesifik tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang
bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.
3. Menyiapkan persediaan barang/jasa dimasa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah swt. 38
Produksi, yaitu bagaimana komoditas yang dibutuhkan itu dihasilkan agar
mashlahah tercapai. Masyarakat harus memutuskan siapakah yang akan
memproduksi, bagaimana teknologi produksi yang digunakan dan bagaimana
mengelola sumber daya sehingga mashlahah dapat terwujud.39
Fasilitas produksi dan peralatan yang diperlukan dalam memproduksi
kerupuk udang adalah antara lain :
Tabel 1.3
Fasilitas Produksi Dan Peralatan
38Pusat Pengkajian dan Pengembangan ,”Ekonomi islam” Jakarta: PT. Rajagrafindo
persada.2008,Hlm, 231-233 39Ibid. hlm 10
No. Alat Fungsi
I Fasilitas Produksi
1.Bangunan Tempat proses produksi
2.Meja Tempat mengaduk bahan baku dan
Memotong batang kerupuk udang
3. Alas/ terpal Tempat menjemur kerupuk udang
4.Kulkas Tempat menyimpan udang segar
II Peralatan
1. Kipas
Untuk mendinginkan batangan
kerupuk udang
2. Wajan besar bertutup Untuk mengukus batangan kerupuk
udang
3.
4. Kompor
Untuk mengukus batangan kerupuk
udang
5. Pisau Untuk memotong batangan kerupuk
udang
6. Penggiling Untuk menggiling udang
7. Baskom Tempat mengaduk bahan baku
8. Mixer Untuk mengahaluskan udang giling
9. Sealer Untuk pengemasan
Sumber : Bank Indonesia Pola pembiayaan usaha kecil,Industri kerupuk udang.
Bahan baku utama industri kerupuk udang adalah udang dan tepung sagu.
Untuk bahan baku udang diperoleh atau dibeli dari para nelayan yang baru pulang
dari laut dan langsung memasarkan udangnya dalam bentuk udang kupas, namun
ada juga para nelayan menjual udang belum dikupas kepada beberapa pengrajin
kerupuk udang. Untuk menjaga mutu kerupuk udang yang dihasilkan, maka bahan
baku kerpuk udang pada umumnya berupa udang segar dan tepung sagu yang
memiliki kualitas baik. Kerena kualitas dari udang dan tepung sagu sangat
mempengaruhi kualitas dari kerupuk udang itu sendiri. Adapun bahan penolong
dari kerupuk udang ini adalah Bumbu- bumbu seperti bawang putih,garam, gula,
penyedap rasa, dan cabai.
Untuk penyimpanan udang segar harus disimpan dalam wadah yang baik dan
tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es sehingga suhu bahan baku
mencapai suhu maksimal 5℃, saniter dan higienis.40
Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan yang
didasarkan pada pengambilan panas dari bahan. Pengambilan suhu dari produk
menyebabkan suhu produk menurun. Secara umum, penurunan suhu
mengakibatkan penundaan seluruh perubahan yang dapat terjadi selama
penyimpanan. Akibatnya, reaksi biokimia dan perubahan akibat pertumbuhan
mikroba menjadi lambat atau menurun. Dampaknya adalah daya simpan produk
menjadi lebih panjang. Semakin lama penyimpanan yang diinginkan penurunan
suhu semakin rendah. Teknik pengawetan pangan dengan pendinginan
merupakan teknik yang telah diterima baik oleh konsumen.41
d. Manajemen Produksi danPengembangan Produk
Menurut Fahmi manajemen produksi merupakan suatu ilmu yang membahas
secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan
40Bank Indonesia,Pola Pembiayaan Usaha Kecil,Industri Kerupuk
Udang(Jakarta:Desember 2008)hlm,14
41 Dr.Teti Estiasih,”Teknologi pengolahan pangan”, (Jakarta: Bumi Aksara,2014)hlm,110
mempergunakan ilmu dan seni yang dimilliki dengan mengarahkan dan mengatur
orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan. Manajemen
produksi dan operasi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai
sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.42
Produk merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik,nama
baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer
yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Kotler menyatakan “ A product is anything that can be offered to a market to
satisfy a want or need. Product that are marketed include physical goods,
services, experiences, events, persons, places, properties, orgnizations,
informations, and ideas. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
dipasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Produk terdiri atas
barang, jasa, pengalaman,events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi,informasi
dan ide. Jadi produk itu bukan hanya berbentuk susuatu yang berwujud saja,
seperti makanan pakaian dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak
berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukan bagi pemuasan kebutuhan
dan keinginan (needs and wants) dari konsumen.43
Dari sudut pandang produsen atau pemasar, produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
42 Irham Fahmi. 2014. “Manajemen Produksi dan Operas”. Definisi Produksi. Bandung:
Alfabeta, cv. 43H. Buchari Alma,Bank Indonesia,Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa
(Bandung: Penerbit Alfabeta 2007) hal 139
dibeli, digunakan atau di konsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar bersangkutan. Berdasarkan perspektif konsumen, produk adalah
segala sesuatu yang diterima pelanggan dari sebuah pertukaran dan pemasar.
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar.44
Jelas disini bahwa harga (dari faktor-faktor produksi) hanya merupakan satu
dari dua faktor penting yang menentukan distribusi pendapatan antar warga
masyarakat. Faktor yang lain, yaitu pola pemilikan faktor-faktor produksi yang
ada, merupakan faktor penentu distribusi pendapatan yang sangat penting. Harga
faktor-faktor produksi (tanah, barang modal, tenaga kerja dan kepengusahaan)
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan untuk masing-masing faktor
produksi.45
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi itu terdiri atas:
1) Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah disini bukanlah sekedar
tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali saja, tetapi termasuk pula didalamnya
segala sumber daya alam (natural resources). itulah sebabnya faktor produksi
yang pertama ini sering kali pula disebut dengan sebutan natural resources
disamping juga sering disebut land. Dengan demikian, istilah tanah atau land ini
44Fandy Tjiptono,Ph.D,Strategi Pemasaran edisi-4 (Yogyakarta:CV.ANDI 2015) hal 231 45Boediono. “Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro”Yogyakarta:BPFF-
YOGYAKARTA.2016. Hlm 170-171
maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal
dan atau tersedia dialam ini tanpa usaha manusia, yang antara lain meliputi:
1) Tenaga penumbuh yang didalam tanah, baik untuk pertanian, perikanan,
maupun pertambangan.
2) Tenaga air, baik untuk pengairan, pegaraman, maupun pelayaran, termasuk
juga disini adalah, misalnya, air yang dipakai sebagai bahan pokok oleh
perusahaan Air Minum.
3) Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat (sungai, danau, tambak, kolam
dan sebagainya) maupun ikan dan mineral laut.
4) Tanah yang diatasnya didirikan bangunan.
Pendek kata yang dimaksudkan dengan istilah tanah (land) maupun sumber
daya alam (natural resources) disini adalah segala sumber asli yang tidak berasal
dari kegiatan manusia dan bisa diperjual belikan.
2) Tenaga kerja
Didalam ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja manusia
bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji,
bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksudkan disini
memang bukanlah sekedar tenaga kerja saja, tetapi luas lagi, yaitu human
resources (sumber daya manusia).Didalam istilah human resources atau sumber
daya manusia itu, tercakuplah tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia
tetapi juga kemampuan mental atau kemampuan nonfisiknya. Pengertian human
resources itu terkumpullah semua atribut atau kemampuan manusia yang dapat
disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan
jasa. Oleh karena itu benarlah jika ada orang yang berkata bahwa kualitas atau
mutu sumber daya manusia sesuatu bangsa itu tergantung pada kualitas atau mutu
ketaqwaan, kesehatan, kekuatan fisisk, pendidikan, serta kecakapan penduduknya.
Tenaga kerja perlu kita ketahui dimana dari segi kuantitas, tenaga kerja
bukanlah suatu hal yang sulit, untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan
bertanggung jawab. Sedangkan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses
produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang
direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan.46
3) Modal
Modal (real capital goods) meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk
menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Inilah yang kita
sebut sebagai barang-barang investasi. Termasuk kedalam bilangan barang-barang
modal semacam itu misalnya adalah mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan raya
pembangkit tenaga listrik, gudang serta semua peralatannya. Modal juga
mencakup arti uang yang tersedia dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin
serta faktor produksi lainnya.
4) Kecakapan tata laksana
Faktor produksi yang keempat ini adalah yang terpenting antara semua
faktor produksi, justru karena faktor ini adalah intangible factor of production.
Memang faktortersebut tidak bisa dilihat, tetapi seseorang diantara kita
46 Sa’id Intan 2004, Hlm 44
mengetahui danmerasakan bahwa ,entrepreneurship atau managerial skill itu,
adalah amat penting peranannya sehubungan dengan hasil yang dihasilkannya.47
5) Bahan Baku
Bahan baku juga disebut bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi
suatu barang. Bahan baku merupakan bagian yang integral dari produk dihasilkan
oleh suatu perusahaan.48 Bahan baku merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Adanya pemilihan bahan baku
yang digunakan akan memperkecil resiko kegagalan produk akibat bahan baku
juga kana membantu dalam mempertahankan mutu produk. Oleh karena itu,
seorang pengusaha harus mampu mengenal dan memilih bahan baku yang
berkualitas tinggi.49
6) Bahan Bakar
Pembangkit tenaga diperlukan untuk menjalankan mesin dan peralatan
produksi yang berada didalam industri tertentu. Terjaminnya kelangsungan
sumber tenaga ini berarti terjaminnya pelaksana kegiatan produksi dalam industri
yang bersangkutan.50 Untuk mengkonverensi bahan bakar minyak tanah menjadi
bahan bakar gas yang digunakan dalam memproduksi suatu usaha ini yang relatif
lebih aman. Akan tetapi penggunaan kompor gas yang kurang benar masih
berpotensi berbahaya. Menggunakan peralatan masak yang cepat merambat panas
47Suherman Rosyidi. “Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro Dan Makro”.Jakarta:Rajagrafindo Persada.2017. hlm 483-484
48 Sadono Sukirno. ”Pengantar Teori Ekonomi Mikro” (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002) Hlm 34 49Ani Suryani, “ Bisnis Kue Kering”Hlm 15 50Ibid, Hlm 35
sehingga dapat mempersingkat waktu memasak, maka penggunaan gas LPG
adalah penggunaan yang tepat untuk memproduksi kerupuk udang.
7) Transportasi
Peranan transportasi erat kaitannya dengan sarana untuk pengangkutan bahan
mentah ketempat produksi sekaligus sebagai alat pengangkutan dalam usaha
pemasaran hasil produk. Daerah dengan sarana transportasi yang baik sangat
menguntungkan bagi berdirinya suatu industri. Fasilitas transportasi merupakan
hal penting bagi setiap industri karena, transportasi yang baik dan cepat akan
mendukung kelancaran proses produksi.51
Proses transportasi dalam produksi merupakan suatu proses produksi dengan
jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia, dengan
adanya pemindahan tempat tersebut, maka barang atau manusia yang
bersangkutan akan mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan
manfaat. Peranan transportasi dalam suatu usaha diperlukannya proses
pemindahan bahan, barang setengah jadi serta barang jadi dalam usaha yang
bersangkutan.52
5. Teori Konsumsi
Konsumsi merupakan kajian penting dalam perekonomian nasional karena
merupakan komponen pokok pengeluaran agregat dan apa yang tidak dikonsumsi
dan investasi adalah kunci untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan siklus
51 Ibid, Hlm 36 52Farid, ” Kewirausahaan Syariah “ (Depok: KENCANA .2017) Hlm 270
usaha. Dalam teori ekonomi dikatakan bahwa semakin cepat perputaran uang
yang beredar di masyarakat maka akan berdampak pada lancarnya perputaran
roda perekonomian.
Kegiatan konsusmsi adalah pekerjaan atau kegiatan memakai atau
menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diproduksi atau dibuat oleh
produsen. Dalam kamus bahasa Indonesia, konsumsi adalah pemakaian barang-
barang produksi , bahan makanan, dan sebagainya. Konsumsi yang dilakukan
oleh masyarakat biasanya menghadirkan banyak pilihan dalam mengkonsumsi
barang atau jasa.
Tujuan konsumsi dalam islam adalah untuk mencapai mashlahah duniawi
dan ukhrawi. Masalah duniawi tercapai dengan terpenuhinya kebutuhan kita
misalnya, sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan hiburan.
Sedangkan kebutuhan ukhrawi terpenuhinya jika barang yang kita konsumsi
didapatkan dengan cara yang halal dan barang tersebut juga di halalkan dalam
islam.53
6. Teori Pendapatan
Teori pendapatan dikemukakan oleh J.M. Keynes. Teori ini disebut juga
dengan teori Liquidity Preference.Menurut teori ini, seseorang senang memegang
uang tunai karena di dorong oleh tiga motif, yaitu motif untuk bertransaksi, motif
berjaga-jaga, dan motif spekulasi.54
Pendapatan rumah tangga menentukan tingkat konsumsi secara seunit kecil
atau dalam keseluruhan ekonomi. Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai
53Fahmi Medias, “Ekonomi Mikro Islam” (Magelang:Unimma Press.2018) 54Aristanti Widyaningsih,” Mengasah Kemampuan Ekonomi” (Bandung:Citra
Raya.2007) Hlm 143
semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apa pun. Apabila pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak
yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan
pendapatan disposable.55
Reksoprayitno mendefinisikan pendapatan sebagai total penerimaan yang
diperoleh pada periode tertentu.56 Pendapatan menurut ilmu ekonomi sebagai nilai
maksimum yang dapat dikonsumsi dalam satu periode seperti keadaan semula.
Definisi tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap
konsumsi selama satu periode.dengan kata lain pendapatan merupakan jumlah
harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama
satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Secara garis besar pendapat
didefinisikan sebagai jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan
penilaian yang bukan diakibatkan perubahan hutang dan modal.57
Dalam menghitung nilai pendapatan menurut cara pengeluaran adalah
penting untuk membedakan dengan sebaik-baiknya di antara barang-barang jadi
dan barang-barang setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan seperti telah
dikatakan untuk menghindari perhitungan dua kali ke atas nilai barang-barang
dan jasa- jasa yang diproduksikan dan dihitung dalam pendapatan.58
55Sadono Sukirno.”Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
.1999.hlm 27
56Soediyono Reksoprayitno. Ekonomi Makro (Analisa IS-LM dan Permintaan-
Penawaran Agregatif). Yogyakarta: Liberty.1992, hlm 30
57Hemnur zuhriski,”Analisis pendapatan pedagang sayur keliling dikelurahan tegallega
kota bogor”.Skripsi. 2008 hlm 22 58Sadono Sukirno,”Toeri Pengantar Makro Ekonomi”(Jakarta Utara: PT .Raja Grafindo
Persada 2004) hlm,60
Kesimpulan dari pengertian pendapatan adalah suatu hasil yang diterima
seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja yang berupa, uang
maupun barang yang diterima atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui pendapatan atau keuntungan usaha Kerupuk udang
digunakan rumus:
Dimana :
Pd = Total Pendapatan yang diperoleh Pengusaha Kerupuk (Rp/Bln)
TR = Total Revenue/Penerimaan yang diperoleh Pegusaha (Rp/Bln)
TC= Total Cost/Biaya yang dikeluarkan Pengusaha Kerupuk (Rp/Bln)59
7. Teori Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang digunakan
individu , rumah tangga ataupun organisasi untuk memperoleh kebutuhan dan
keinginan mereka dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai
dengan pihak lain. Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan individu maupun organisasi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara
menciptakan dan mempertikarkan produk dan nilai.60
Pola pemasaran kerupuk udang ini secara umum terbagi tiga, yaitu :
a. pengusaha menjual langsung produknya ke konsumen rumah tangga dan
biasanya adalah konsumen langsung yang dekat dengan tempat memproduksi
59Soekartawi, “Teori Ekonom Produksi dengan pokok bahasan analisis fungsi cobb
Douglas”(Jakrta :Pt Grafindo Perkasa, 1994) Hlm 57-58 60Bilson Simamora.” Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profitable”.
Jakarta:Pt Gramedia Pustaka Utama.2001. Hlm 20
Pd = TR- TC
kerupuk udang ini, tapi beberapa konsumen rumah tangga membawa kerupuk
udang ini sebagai oleh-oleh untuk keluar daerah.
b. Pengusaha bekerja sama dengan beberapa pusat oleh-oleh dan para
pedagangan untuk memasarkan produksinya.
c. Pemesanan langsung dari perkantoran dan beberapa perusahaan besar seperti
perusahaan yang menghasilkan kertas biasanya sering kali memesan kerupuk
udang untuk para karyawan dan relasi.61
Dalam merancang strategi penjualan, pengusaha harus memperhatikan
dengan cermat tujuan penjualan,yang wajib diselaraskan dengan tujuan pemasaran
keseluruhan dan tujuan komunikasi pemasaran terintegrasi. Strategi penjualan
dalam personal selling memberikan sejumlah manfaat berikut:
1) Fleksibilitas yang memungkinkan persentasi penjualan disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan individual
2) Potensi menjalin relasi jangka panjang dengan pelanggan
3) Memungkinkan umpan balik langsung dan segera dari pelanggan, yang pada
gilirannya bermanfaat untuk mencegah kesalahan dan megambil tindakan
kolektif sesegera mungkin.62
G. Tinjauan Pustaka
Untuk mengadakan penelitian ini tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang
sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan penelitian yang
61Fandy Tjiptono,Ph.D, Ibid h,16 62Ibid,hlm 407
dilakukan sebelumnya, berikut ini ringkasan hasil penelitian yang terdahulu yang
dijadikan referensi dalam melakukan penelitian.
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No. Nama (Tahun) Judul Hasil penelitian
1. Yudha Prasetyawan
(2014)
Peningkatan Produktivitas
Usaha Kecil Menengah
Kerupuk Udang Melalui
Perancangan Pengeringan
Dan Pengemasan
Melalui penelitiannya
penelitian, dicari beberapa
sumber yang dapat
digunakan untuk
menunjang terlaksananya
penelitian. Sumber ini
berasal dari buku, jurnal,
artikel, penelitian
sebelumnya yang
mendukung, kemudian
juga observasi dan
wawancarasecara langsung
kepada pihak masyarakat
dalam hal ini adalah
pembuatan industri
kerupuk udang.
2. Trisna Ningsih
(2012)
Keunggulan Kompetitif
UKM Sentra Pengolahan
Kerupuk Ikan dan Udang
di Indramayu Berbasis
Sumber Daya
Melalui penelitiannya Data
yang dikumpulkan dalam
penelitian ini terdiri dari
data primer dan sekunder
yang mencakup sumber
daya, proses produksi,
pemasaran, kemitraan, dan
lain-lain. Pengumpulan
data primer, dilaksanakan
melalui pengamatan
langsung di lapang dan
pengumpulan data
responden.
3. Yurista Ayu Lestari
(2017)
Analisis Pendapatan, Nilai
Tambah Dan Strategi
Pengembangan Usaha
Pengolahan Ikan Bandeng
Pada Usaha Dagang Sabily
Kecamatan Labuhan
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis
pendapatan, nilai tambah
dan strategi
pengembangan usaha
pengolahan ikan bandeng
Maringgai Kabupaten
Lampung Timur
pada UD Sabily. Metode
yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu studi
kasus, Nilai tambah
terbesar adalah berasal
dari produk keripik kulit
bandeng sedangkan nilai
tambah terendah adalah
produk bandeng presto.
4. Heni Malini
(2014)
Analisis Keuntungan Dan
Nilai Tambah (Added
Value) Pengolahan
Kerupuk Udang dan
Pemasarannya Di
Sungsang I Kecamatan
Banyuasin II Kabupaten
Banyuasin Sumatera
Selatan
Penelitian ini bertujuan
untuk untuk menganalisis
strategi yang
dijalankanindustri rumah
tangga kerupuk udang di
Sungsang Kecamatan
Banyuasin II,. Menghitung
nilai tambah bahan baku
kerupuk udang pada
industri rumahtangga,
Harga pokok dan titik
impas (BEP) pada industri
rumah tangga di Sungsang
Kecamatan Banyuasin II
Kabupaten Banyuasin
5. Siti Mujanah
(2016)
iBM kelompokusaha kecil
krupuk di kenjeran kota
Surabaya
Melalui penelitiannya
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah memiliki
pengaruh yang cukup
signifikan terhadap
pertumbuhan
perekonomian di Indonesia
hal ini sangat berdampak
pada pengurangan
pengangguran dan
mendorong terciptanya
stabilitas usaha yang
berkesinambungan.
Judul penelitian-penelitian yang sudah dipaparkaan diatas memiliki
kemiripan dengan penelitian yang diajukan peneliti, Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu, maka dapat dijadikan acuan dalam penelitian Analisis Nilai
Tambah Produk kerupuk Udang pada industri rumahan di Kecamatan Nipah
panjang.Secaraumum,analisis yangdisajikandalampenelitianini hampir sama
dengan penelitian terdahulu, namun ada sedikit perbedaan dalam penelitian
ini. yaitu:
1. Penelitian ini memberikan gambaran yang berbeda karena lokasi
penelitian yang dipilih berbeda dengan penelitian terdahulu sehingga
dapat menambah informasi mengenai usaha pengrajin kerupuk udang.
2. Selain itu, berdasarkan penelitian-penelitian diatas diketahui bahwa
permasalahan yang diteliti adalah mencari taunilai tambah produk
kerupuk udang pada industri rumahan di kecamatan Nipah panjang Idan
kontribusinya terhadap rumah tangga yaitu tentang biaya produksi, dan
pendapatan.
H. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan suatu pendapatan dapat dilihat dari tingkat yang dicapai oleh
suatuproduk yang dihasilkan . Kualitas produk menjadi strategi yang akan
meningkatkan nilai tambah dan akan menambah keuntungan bagi suatu
usahaindustri rumahan dalam memasarkan produknya untuk terus berkembang.
Berdasarkan uraian teori di atas dapat digambarkan kerangka teori pendekatan
masalah sebagai berikut:
BAB II
Nilai Tambah
Industri Rumahan
Pemasaran Pendapatan
Produksi
Strategi
Peningkatan Nilai
Tambah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dapat dimuat dalam sebuah penelitian atau
skripsi jenis penelitian lapangan.63 Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nipah
Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lokasi ini dipilih karena Kecamatan
Nipah Panjang merupakan salah satu penghasil utama Laut di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan karna warga di kecamatan Nipah Panjang sedikit
banyaknya memanfaatkan hasil Laut untuk di jadikan suatu usaha Industri
Rumahan Produk kerupuk udang. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak
disahkannya penelitian, yaitu pada bulan Desember 2018.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.Penelitian
kualitatif dalam mengumpulkan dan menganalisis data tidak berdasarkan angka-
angka, tetapi bukan berarti tidak boleh memakai angka dalam menerangkan
gejala.64
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang tepat untuk mengungkapkan
fenomena disuatu lingkungan.65Dalam penelitian kualitatif penentuan fokus dalam
proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh
dari situasi sosial atau lapangan.66
63Sayuti Una “Pedoman Panduan Skripsi”,(Jambi: Syariah Press,2014), Hlm 30 64Ibid, Hlm31-32 65 Jejen Muafah “Tips Menulis Karya Ilmiah”. Jakarta:Kencana.2016.Hlm 54 66 Sugiyono “Metode Penelitian Kombinasi”. Bandung:Alfabeta.2013.Hlm288
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data dalam penelitian kualitatif adalah data yang mencakup hampir
semua dari datanya adalah bersifat non numeric. Data kualitatif ini
merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna, yang menggambarkan fakta dan fenomena yang
diamati.
2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data pokok yang diperlakukan dalam
penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari
lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang
diperoleh di lapangan. Data primer tidak diperoleh melalui sumber
perantara atau pihak kedua dan seterusnya.67
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.68Data
sekunder pada penelitian ini penulis mengambil dari dokumentasi,
literatur, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
67Sayuti Una, ” Pedoman Penulisan Skripsi “ (Jambi : syariah press, 2014) Hlm 34 68 Ibid ,Hlm 34
D. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan
untukmengumpulkan data dan fakta penelitian.69
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evakuasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut.Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu.70
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan. Proses
memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan
menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa
tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema
yang di angkat dalam penelitian.
69Sayuti Una,”Pedoma Penulisan Skripsi”,(Jambi: Syariah Press,204) Hlm37 70V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakara: Pustakabarupress, 2014),
hlm. 32.
Petugas wawancara perlu mengetahui bagaimana seharusnya
berprilaku pada saat melakukan interview dengan responden. Bagaimana
wawancara dilakukan pada dasarnya bergantung pada siapa yang
diwawancarai, dan juga pada materi pertanyaan yang akan diajukan.
Namun demikian, pewawancara harus memahami suatu panduan umum
agar wawancara yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.71
Informan yang akan penulis wawancarai yaitu pihak pelaku usaha
pengrajin kerupuk udang di kecamatan nipah panjang atau mereka yang
terlibat dengan apa yang penulis teliti. Untuk mendapatkan data yang
digunakan dalam penelitian ini, maka teknik wawancara digunakan
adalah teknik wawancara tidak terstruktur, dimana penulis tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis.
Pedoman wawancara yang penulis gunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan. Kelebihan dari teknik bisa
memotifasi informan yang diwawancarai untuk menjawab secara bebas
dan terbuka, selain itu peneliti juga bisa mengembangkan pertanyaan
agar tidak terpaku pada satu pertanyaan saja sehingga peneliti bisa
memperoleh informasi yang lebih mendalam.
3. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip
71 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),
hlm. 216
foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Bahan
dokumentasi terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat
pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di
website, dan lain-lain. Data jenis ini mempunyai sifat utama tidak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa di pakai untuk menggali
informasi yang terjadi di masa silam.
E. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep,
tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali
data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat
pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada
tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan
semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu
diverifikasi.Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah
triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan
anggota.72
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdirin dari lima bab dan setiap babnya
terdiri dari sub-sub masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri,
tetapi saling berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun
sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, kerangka teori,
dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang merupakan
landasan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.
BAB II:METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan mengenai pendekatan penelitian, jenis
dan sumber data, lingkup penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, sistematika penulisan, jadwal penelitian.
72Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kantitatif,Kualitatif,dan R&D , (Bandung:
Alfabeta,cv I,SBN 979-8433-64-0)Hlm,247-252
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini mengemukakan mengenai gambaran umum lokasi Kecamatan
Nipah Panjang yang terdiri atas sejarah berdirinya, visi misi, dan struktur
organisasi yang terdapat pada lokasi penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas mengenai yang akan diteliti oleh penulis tentang
Analisis Nilai Tambah produk Kerupuk Udang Pada Industri Rumahan
(Studi : Kecamatan Nipah Panjang 1 Kabupaten Tanjung Habung Timur).
BAB V :PENUTUP
Dalam bab inipenjulis membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh
selama penulis melakukan hasil penelitian skripsi dan juga berisikan saran-
saran yang dapat bermanfaat bagi pihak perbankan maupun peneliti
selanjutnya, juga dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
curriculum vitae.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Industri Rumahan Produk Kerupuk Udang
Sejarah kerupuk udang berawal dari banyak dan melimpah nya hasil
Laut yang didapatkan oleh nelayan terutama udang.Hal ini menyebabkan
penurunan harga hasil laut yang sangat signifikan. Melihat hal tersebut warga
masyarakat Nipah panjang berinisiatif bagaimana cara menaikkan nilai jual
hasil laut terutama udang dengan memanfaatkan sisa-sisa udang yang tidak
memiliki nilai jual dipasar. Setelah melalui pemikiran panjang dan riset orang
tua terdahulu, dipilihlah cara menaikkan nilai jual udang sisa dengan cara
diolah menjadi kerupuk udang. Hal ini dipilih karena mudahnya pengolahan
sisa-sisa udang menjadi kerupuk dan juga menghasilkan keuntungan yang
cukup signifikan.
Kerupuk udang di kecamatan Nipah panjang sudah ada sejak kurang
lebih 20 tahun dimana pada tahun 1990 –an ibu rumah tangga yang suami
mereka juga sebagai nelayan sudah mulai membuat kerupuk udang .Seiring
berjalannya waktu,minat dan permintaan pasar akan kerupuk udang di daerah
Nipah panjang meningkat. Hal ini meyebabkan bukan saja sisa-sisa udang
yang dijadikan kerupuk terkadang juga udang yang layak ekspor juga di
jadikan kerupuk udang. Hal ini menyebabkan meningkatnya harga udang
maupun kerupuk udang dipasaran.
Suatu perkembangan yang sangat pesat, Dengan semakin banyak peminat
kerupuk udang ini, terus menambah produksi nya sehingga satu persatu para
ibu rumah tangga mejandikan sebagai penghasilan sampingan yang bisa
menopang dan membantu perekonomian keluarga mereka masing-masing.
B. Letak Geografis Nipah Panjang
Berdasarkan sekretariat daerah Nipah Panjang (2016), Kecamatan
Nipah Panjang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang terbentuk berdasarkan SK Mendagri No: 45
Tahun 1947 Tanggal 6 Maret 1974 dan berdasarkan Undang-undang No: 54
tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muara Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kecamatan
Nipah Panjang terletak antara 103 0 LS sampai 1230 LS dengan 104,05 BT
sampai 104,20 BT dengan ketinggian 0 sampai 10 meter dari permukaan laut.
Suhu berkisar antara 10oC sampai 33oC. Kecamatan Nipah Panjang memiliki
batas-batas wilayah:
Sebelah Utara : Laut Cina Selatan.
Sebelah Selatan : Kelurahan Rantau Rasau dan Kelurahan Berbak.
Sebelah Timur : Kelurahan Sadu.
Sebelah Barat : Kelurahan Sabak Timur.
Berdasarkan bentangan alamnya Kecamatan Nipah Panjang memiliki 3
kondisi geografis yaitu pesisir, Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
dataran.Kelurahan Nipah Panjang I memiliki kondisi geografis pesisir dan
mempunyai penduduk laki-laki sebanyak 4658 sedangkan penduduk
perempuan 4569 jadi total penduduk Nipah panjang 1 adalah 9227.
Nipah Panjang I adalah salah satu Kelurahan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yang memiliki karakteristik geografis pesisir pantai. Kondisi
gelombang laut di Kelurahan Nipah Panjang I yang tenang menjadikan
kawasan pesisir ini menjadi habitat untuk berbagai jenis spesies laut, selain
itu daerah ini juga terdapat tumbuhan mangrove yang berada ditepian pesisir
yang dapat digunakan untuk meredam banjir. Sehingga banyak nelayan yang
rata-rata penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Hal ini pula yang membuat
hasil laut khususnya udang menjadi salah satu sumber pendapatan nelayan
dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Masyarakat Nipah Panjang I
banyak menggantungkan hidupnya dengan laut, sehingga sebagian besar
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga memiliki pengalaman yang
banyak tentang laut dan pengetahuan-pengetahuan yang dilakuakn sebelum
melaut.
Berdasarkan Sekretariat daerah Nipah Panjang (2016), sarana dan
prasarana memiliki peranan penting dalam roda perekonomian di Kecamatan
Nipah Panjang.Sarana yang digunakan untuk menangkap hasil laut adalah
armada kapal. Berikut adalah jumlah armada yang ada di Kecamatan Nipah
Panjang I dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 3.1
Jumlah Armada Penangkapan
No
Kelurahan/
Desa
Jumlah Armada
Perahu 1G
T
2GT 3GT 4GT 5GT 6GT 7GT
1 Nipah
panjang
I
6 12
6
71 81 32 8 13 -
Jumlah Total 26 15
8
75 93 32 28 17 -
Sumber : UPTD Kelautan dan Perikanan Kecamatan Nipah Panjang
Berdasarkan jumlah armada penangkapan, maka dapat dilihat bahwa
armada kapal 1 GT (pompong kecil) merupakan armada terbanyak yang
digunakan oleh para nelayan.Mengingat harga yang relatif murah dan biaya
operasional untuk ke laut juga masih terjangkau, sehingga armada kapal ini
biasa digunakan oleh nelayan.
C. Struktur Organisasi Industri Rumahan Produk Kerupuk Udang
Struktur oganisasi dinas perdagangan dan perindustrian Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Kepala Dinas
Kelompok jabatan
Fungsional
Tertentu
Sub bagian program
Sub bagian umum
dan kepegawaian
Sub bagian keuangan
Bidang
Perdagangan
Seksi bina
usaha
Seksi sarana
Seksi
pemasaran
produk
Seksi industri
logam dan
mesin
Seksi industri
kimia
Seksi industri
tekstil
Bidang
perindustrian
Bidang
Pengelola
Seksi
penerimaan
dan
penagihan
Seksi
keamanan
Seksi
pendapatan
Bidang
pengendalian
Seksi
distribusi
barang
Seksi
evaluasi
Seksi
penyuluhan
dan
pemberdayaan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pengolahan Udang Menjadi Kerupuk Udang Di
Kecamatan Nipah Panjang I
Dalam masa proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang di
Kecamatan Nipah Panjang I, para pengusaha atau pengrajin kerupuk udang
memanfaatkan udang yang berlimpah dari hasil tangkap nelayan untuk
dijadikan sebuah kerupuk agar masa simpannya juga terbilang cukup lama,
selain itu dapat menjadikan sebagai penghasilan tambahan maka dari itu
proses tersebut harus memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menghasilkan sebuah produk kerupuk udang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan lapangan pada pengarajin
kerupuk udang yang dilakukan ibu rumah tangga bahwa proses pengolahan
udang menjadi kerupuk udangdilihat dari beberapa aspek atau indikator dari
teori produksimenurut metode Ibnu Khaldun sebagai berikut:
1. Manusia
Proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang dilihat dari aspek
manusia. Hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan kerupuk
udang Ibu Dalima:
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya lama proses pembuatan
kerupuk udang dilihat dari banyaknya jumlah bahan baku udang dalam sehari,
untuk waktu pemasakannya, satu kali mengukus adonan kerupuk bisa
memakan waktu satu jam, jika 5 kali mengadon berarti intesitas waktu yang
digunakan 5 jam.begitu seterusnya.73
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Hartati selaku pemilik industri
rumahan kerupuk udang:
Dilihat dari banyaknya jumlah udang, jika udangnya banyak maka proses
pembuatannya bisa memakan waktu yang cukup lama pula. Semua proses
pembuatan kerupuk udang tersebut tidak menentu bisa banyak, bisa pula
sedikit. Jika udang banyak bisa mengolah nya,sampai matang itu memakan
waktu 12jam 74.
2. Modal
Proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang dilihat dari aspek modal.
Hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan kerupuk udang Ibu
Nurbaya:
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya Modal utama dalam
pembuatan kerupuk udang adalah daging udang dan tepung tapioka, bahan
pelengkap lainya dalam pembuatan kerupuk udang garam, bawang putih,
bawang merah dan penyedap rasa secukupnya, itu terutama yang harus ada
dalam proses pembuatannya.75
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Ira selaku pengrajin kerupuk udang:
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya: udang, tepung tapioka,
dan juga beberapa bahan pelengkap lain nya seperti garam, penyedap rasa,
dan juga bawang adalah bahan dan modal utama dalam pembuatan kerupuk
udang, terhitung berapa kilo terpakai udang, segitu juga terpakai tepung nya,
73Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Dalima
selaku responden penelitian” (08.30 .WIB)15 April 2019 74Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Hartati
selaku responden penelitian” (09.30.WIB)15 April 2019 75Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Nurbaya
selaku responden penelitian” (09.00.WIB)16 April 2019
dan bumbu bumbunya sesuai selera dan secukupnya dalam mencapurkan
adonan kerupuk nya.76
3. Sumber Daya Alam
Proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang dilihat dari aspek
sumber daya alam . Hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan
kerupuk udang Ibu Siti
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya dari aspek maupun
indikator sumber daya alam, bahan baku utama udang yang sudah dipilih,
digunakan untuk memproduksi kerupuk udang di dapatkan dari hasil
tangkapan sendiri atau para nelayan lain jika pemesanan kerupuk banyak kita
bisa membeli ke para nelayan.77
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Murni selaku pemilik usaha
kerupuk udang :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya dari aspek maupun
indikator sumber daya alam, bahan baku utama udang yang digunakan untuk
memproduksi kerupuk udang di dapatkan dari membeli kepada para nelayan,
atau dari udang sisa hasil tangkapan suami yang tidak laku dijual di pasaran.78
4. Kecakapan tata laksana/ Alat/ Skill
Proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang dilihat dari aspek
Kecakapan tata laksana/ Alat/ Skill, Hal ini disampaikan kepada pemilik
industri rumahan kerupuk udang Ibu Nur asia
76Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Ira
selaku responden penelitian” (14.25 WIB)16 April 2019 77Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Siti selaku
responden penelitian” (10.00 WIB)17 April 2019 78Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Murni selaku
responden penelitian” (15.25 WIB)17 April 2019
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya dari aspek alat maupun
skill menggunakan penggilingan udang, dan untuk membentuk adonan masih
menggunakan caramanual. Cara manual yang dimaksud adalah adonan
dibentuk panjang membentuk batangan menggunakan tangan pengrajin.79
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Saleha selakupekerja pengupas
udang:
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik industri
rumahan kerupuk udang menuturkan bahwasannya dari aspek maupun alat
maupun skill tidak jauh berbeda dengan cara yang digunakan ibu Nur Asia.
Para pengrajin pun tidak merasa kesulitan megolah udang atau mengupas
udang dengan tangan meggunakan cara manual, hal tersebut terjadi karna
faktor kebiasaan para pengrajin kerupuk udang.80
B. Nilai Tambah Yang Dihasilkan Dari Pengolahan Udang Menjadi
Kerupuk Udang Di Kecamatan Nipah Panjang I
Dari hasil penelitian yang dilakukan lapangan pada pengarajin kerupuk
udang yang dilakukan ibu rumah tangga bahwa proses pengolahan udang
menjadi kerupuk udang dilihat dari beberapa aspek atau indikator dari teori
pendapatan menurut metode Hayami sebagai berikut:
1. Output (Hasil Akhir Kerupuk Udang)
Nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengelolahan kerupuk
udang Hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan kerupuk udang
ibu Diana
Berdasarkan data yang didapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti, kerupuk udang dijual dengan harga Rp 50.000,00 per kilogram nya.
79Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Nur Asia
selaku responden penelitian” (16.00 WIB)17 April 2019 80Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Saleha
selaku responden penelitian” (11.20 WIB)18 April 2019
Jika udang maupun bahan baku lainya sedang naik maka harga kerupuknya
juga akan dinaikkan.81
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Jumiati selaku pemilik industri
rumahan kerupuk udang
Berdasarkan data yang didapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti,, ibu yuli juga menjual kerupuk udang buatan nya diharga Rp
50.000,00 Rp.55.000,00 per kilogram. Dan biaya bahan baku yang diperlukan
kurang lebih sekitar Rp.1.500.000 perbulan.82
2. Input
Nilai tambah yang bisa dilihat dari pengelolahan kerupuk udang . Hal ini
disampaikan kepada pemilik industri rumahan kerupuk udang Ibu Yati :
Berdasarkan data yang didapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti, ibu yati mengatakan :rata-rata dalam sebulan para pengrajin kerupuk
udang menghabiskan bahan baku udang kurang lebih sebanyak 100kg. para
pengrajin kerupuk udang biasanya membeli 100kg dengan harga Rp
1.000.000,00 dalam hitungan bulan, dan jika udang tersedia banyak, para
pengrajin bisa menggunakan tepung tapioka maksimal 25Kg(1 karung) dalam
sehari .83
Hal yang sedikit berbeda juga disampaikan oleh Ibu Cita selaku pemilik
industri rumahan kerupuk udang
Dalam sebulan kerupuk udang yang sudah jadi kurang lebih sebanyak 50kg
lalu di pasarkan dengan harga Rp55.000,00 para pengrajin kerupuk udang
biasanya membeli udang kepada para nelayan dengan harga Rp.10.000,00 –
Rp.15.000,00/ Kg jika udang tersedia banyak mereka bisa memakai tepung
81Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Diana
selaku responden penelitian” (15.00 WIB)18 April 2019 82Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Jumiati
selaku responden penelitian” (17.00 WIB)19 April 2019 83Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu yati
selaku responden penelitian” (08.30 WIB)20 April 2019
tapioka sebagai bahan baku kerupuk udang kurang lebih sebanyak 25Kg
(Rp.150.000,00) sehari, tergantung tersedianya udang tersebut. Dan untuk
bahan lainnya seperti penyedap rasa, bumbu-bumbu, dipakai sesuai takaran
yang sudah biasa dilakukan84
3. Penerimaan
Nilai tambah yang bisa dilihat dari pengelolahan kerupuk udang . Dilihat
dari aspek penerimaan, hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan
kerupuk udang milik ibu Karlina :
Berdasarkan data yang didapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti, rata-rata dalam sebulan pengrajin kerupuk udang bisamenjual
sebanyak 50kg sampai 70kg perbulan. Tidak menentu tergantung banyak nya
pesanan, dan tersedianya bahan baku. Jika udang sedang musim kita bisa
terus membuat kerupuk setiap hari. Tetapi jika udang rata rata tidak begitu
banyak tersedia pembuatan kerupuk hanya bisa dilakukan 3 kali dalam
seminggu.85
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Baya selaku pemilik industri
rumahan kerupuk udang
Dalam sebulan kerupuk udang yang sudah jadi kurang lebih sebanyak
80kg lalu di pasarkan dengan harga Rp55.000,00 tidak menentu juga,
tergantung berapa sanggup memproduksinya.Membuat kerupuk udang ini
hanya sebagai tambahan pendapatan bulanan, yang hasilnya tidak menentu.86
84Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Cita
selaku responden penelitian” (10.00 WIB)20 April 2019 85Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Karlina
selaku responden penelitian” (13.00 WIB)20 April 2019 86Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Baya
selaku responden penelitian” (08.00 WIB)21 April 2019
4. Keuntungan
Nilai tambah yang bisa dilihat dari pengelolahan kerupuk udang. Ditinjau
dari aspek keuntungan/ Pendapatan Hal ini disampaikan kepada pemilik
industri rumahan kerupuk udang milik ibu Ria :
Berdasarkan data yang didapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti, rata-rata dalam sebulan pengrajin kerupuk udang milik ibu Ria bisa
meraih keuntungan bersih kurang lebih sekitar Rp.2.000.000,00 jika kerupuk
dalam sebulan terjual 20Kg-50Kg.87
Hal senada pun ditutrkan oleh informan selanjutnya yaitu ibu Rosmini
Dalam perhitungan bulan, dari hasil penjualan kerupuk udang bisa mencapai
keuntungan sekitar Rp.2.000.000,00- Rp.5.000.000 dan bisa lebih
dikarenakan sudah memiliki banyak pelanggan untuk dikirim di kedaerah
masing-masing.Jadi pendapatan dari membuat kerupuk ini lumayan
membantu perekonomian keluarga, ditambah lagi dengan penghasilan para
suami yang bekerja sebagai nelayan mencari ikan dan udang pula.88
Pada masing-masing aspek sudah dijelaskan dan disajikan secara
sistematis proses produksi pada industri rumahan di Kecamatan Nipah
Panjang I diolah untuk sebagai persediaan dan ada pula yang mengolah hanya
ketika ada pesanan.Dan sangat membantu dalam menambah pendapatan para
ibu rumah tangga.
Rata-rata perhitungan bahan baku,input dan output Menurut perhitungan
Hayami ialah sebagai berikut.
87Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Ria
selaku responden penelitian” (10.00 WIB)22 April 2019 88Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Rosmini
selaku responden penelitian” (14.10 WIB)22 April 2019
Table 4.1
Rata- rata bahan baku, input, output, kerupuk udang
Periode Rata-rata
input bahan
baku udang
Rata- rata
input tepung
Rata-rata
input lain
Bumbu-
bumbu
Rata- rata
Output
(kerupuk
udang /Kg)
Hari 5Kg 5Kg 500gr 6 Kg
Minggu 15Kg 15 Kg 1500gr 16Kg
Bulan 60Kg 60Kg 6000gr 61Kg
Sumber : Data diolah, 2019.
. Tabel di atas merupakan input yang diperlukan dan output yang dihasilkan dan
diperoleh dari rata-rata input dan output kemudian dibagi dengan jumlah
responden, yang diukur dalam satuan kg. Rata-rata input bahan baku udang ialah
60 kg, rata-rata input tepung yaitu sebanyak 60 kg dan rata-rata input lain tepung,
bumbu (penyedap rasa, es batu/air, garam dan gula) yang digunakan yaitu 6000
gr, sedangkan rata-rata output yang dihasilkan yaitu sebanyak 61 kg dalam
sebulan. Jadi selisih dari rata-rata bahan baku adalah 1Kg. Sedangkan input tenaga
kerja dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Input tenaga kerja (HOK)
NO. Nama Waktu Per Hari Waktu
Perminggu
Waktu Perbulan
1 Senahati 3,5 jam 10,5 jam 42 jam
2 Martang 4 jam 12 jam 48 jam
3 Lina 5 jam 15 jam 60 jam
Total HOK
(Hari Orang
Kerja)
12,5 HOK
37,5 HOK
150 HOK
Sumber: Diolah (2019)
HOK adalah hari orang kerja yang diperoleh dari waktu kerja.Dari tabel di
atas menunjukkan rincian waktu yang dibutuhkan para tenaga kerja dalam
pengolahan udang menjadi kerupuk udang, total waktu yang diperlukan ialah
sebanyak 200 jam/bulan. Kendala utama pada proses produksi yang dihadapi oleh
para pengrajin ialah terkait dengan pengadaan bahan baku yang tidak selalu ada,
terkadang ketika air laut pasang bisa dikatakan baru ada udang sehingga
menghambat pengrajin untuk memproduksi secara rutin. Kendala yang kedua
adalah alat yang sederhana dan salah satunya ialah ketika musim hujan membuat
kerupuk yang dijemur lambat kering sehingga menunggu lebih lama lagi untuk
kering dan hasil kerupuknya pun tidak renyah.
Biaya produksi secara umum merupakan total semua biaya yang
dikeluarkan oleh produsen untuk digunakan dari persiapan produksi sampai pada
pengemasan. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk proses pembuatan kerupuk udang, terdiri dari biaya upah tenaga kerja dan
biaya variabel. Rincian total biaya tetap kerupuk udang di Kecamatan Nipah
Panjang ialah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Rincian Rata-rata Biaya Tetap Industri Kerupuk Udang
No. Jenis kerja Upah /Kg
1 Pengupasan Rp.4000/Kg
2 Pengirisan Rp. 1.500/Kg
Total perhari Rp. 27.500/ 5Kg
Total perminggu Rp. 82.500/5Kg
Total perbulan Rp.330.000/5Kg
Sumber : Data Primer diolah, 2019
Dari tabel di atas menunjukkan upah tenaga kerja rata-rata yang
dikeluarkan pengrajin pada setiap tahapan produksi. Rata-rata upah yang diterima
tenaga kerja dalam sehari proses produksi ialah Rp.27.500 dalam mengupas udang
dan mengiris batang kerupuk sebanyak 5 Kg, dan dalam seminggu tenaga kerja
memperoleh sebanyak Rp.82.500 , maka dalam sebulan tenaga kerja memperoleh
upah sebesar Rp.330.000 dengan hasil output rata-rata sebesar 62 kg kerupuk
udang.
Biaya variabel dalam penelitian adalah biaya produksi biaya yang sifatnya
berubah-ubah sesuai jumlah produksinya sehingga besar kecilnya biaya variabel
akan ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha dan produksi yang dihasilkan.
Biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden pada usaha Kerupuk Udang di
Kecamatan Nipah Panjang I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Rata- Rata Biaya Variabel Usaha Industri Rumahan Kerupuk Udang
Sumber Data : diolah (2019)
Biaya variabel merupakan komponen biaya yang terbesar yang
dikeluarkan oleh industri kerupukudang di Kecamatan Nipah Panjang I dalam
usahanya. Total biaya produksi yang dikeluarkan paling tinggi dalam usaha
industri kerupuk udang biaya produksi total sebesar Rp. 32.00.000.00,/bulan dan
paling sedikit pada biaya produksi dengan biaya total yang dikeluarkan sebesar
Rp.22.000.000,00 /bulan, biaya produksi dalam usaha industri kerupuk besar
kecilnya biaya total sangat dipengaruhi oleh nilai produksi yang dihasilkan.
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya
yang dikeluarkan dalam melakuan suatu usaha. Besar penerimaan usaha industri
kerupuk udang yang diperoleh dari hasil produksi kerupuk di kurangi total biaya
Nama
Desa
Komponen Biaya Perbulan Biaya
Variabel (Rp) Udang Tepung Bumbu Pembungkus
Nelayan I Rp10.000.000 Rp.8.000.000 Rp1.000.000 Rp.3.000.000 Rp.22.000.000 Nelayan II Rp.15.000.000 Rp.10.000.000 Rp2.000.000 Rp.5.000.000 Rp.32.000.000
yang dikeluarkan selama satu bulan. Adapun besarnya penerimaan/pendapatan
usaha industri kerupuk udang di Kecamatan Nipah Panjang dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 4.5
Perhitungan PendapatanProduksi, Biaya Total, Dan Pendapatan, Pada
Kerupuk Udang Di Kecamatan Nipah Panjang. Metode Soekartawi
No Nama
Pendapatan
Produksi (Rp)
Total Biaya
(Rp)
Penerimaan/Pendapatan
(Rp)
Penerimaan
%
1 Dalima Rp.7.000.000 Rp.3.000.000 Rp.4.000.000 57,1 %
2 Nurbaya Rp.1.000.000 Rp.500.000 Rp.500.000 50%
3 Hartati Rp.5.000.000 Rp.2.400.000 Rp2.600.000 52%
4 Murni Rp. 4.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 2.500.000 62,5%
5 Diana Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 50%
6 Riska Rp.5.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 54,5%
7 Nur Asia Rp. 3.500.000 Rp.1.500.000 Rp. 2.000.000 57,1%
8 Ira Rp. 3.000.000 Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 66,6%
9 Nani Rp.2.500.000 Rpp. 1.250.000 Rp. 1.250.000 50%
10 Siti Rp. 3.000.000 Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 66,6%
11 Jumiati Rp. 5.000.000 Rp. 2.000.000 Rp.3.000.000 60%
12 Nur Rp.3.000.000 Rp.1.000.000 Rp.2.000.000 66,6%
13 Yati Rp.4.000.000 Rp.1.500.000 Rp.2.500.000 62,5%
14 Cita Rp. 2.000.000 Rp.500.000 Rp.1.500.000 75%
15 Karlina Rp. 6.000.000 Rp.2.000.000 Rp.4.000.000 66,6%
16 Baya Rp. 2.000.000 Rp.500.000 Rp.1. 500.000 75%
17 Hj.bahar Rp. 4.000.000 Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 50%
18 Haya Rp.2.000.000 Rp.1.000.000` Rp.1.000.000 50%
19 Ria Rp.3.500.000 Rp.500.000 Rp.3.000.000 85,7%
20 Rosmini Rp.2.000.000 Rp.500.000 Rp.1.500.000 75%
21 Sinar Rp.1.000.000 Rp.500.000 Rp.500.000 50%
22 Hj. Ondeng Rp.5.000.000 Rp.2.400.000 Rp2.600.000 52%
23 Yani Rp. 4.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 2.500.000 62,5%
24 Denni’ Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 50%
25 Nurhayati Rp.5.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 54,5%
26 Hj.waya Rp. 3.500.000 Rp.1.500.000 Rp. 2.000.000 57,1%
27 Nuru Rp. 3.000.000 Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 66,6%
28 Indo tang Rp.2.500.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.250.000 50%
29 Hj Millok Rp. 3.000.000 Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 66,6%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan tertinggi pada usaha yang
skala nilai produksi mencapai Rp.7.000.000 di kurangi biaya total hingga
penerimaan/pendapatan usaha industri kerupuk udang mencapai Rp.
4.000.000/bulan atau 57,1 %, Sedangkan pendapatan terkecil pada skala produksi
Rp.1.000.000 di kurangi dengan biaya total sebesar Rp 500.000/bulan atau
50%hingga total penerimaan/pendapatan usaha sebesar Rp74.700.000 / bulan atau
mencapai 58,5 % total tersebut adalah total pengrajin 35 orang pengarjin , 5 orang
pekerja dengan jumlah informan 40 orang.
Tabel 4.6
Nama-Nama Pekerja Industri Kerupuk Udang
NO. Nama Pekerjaan Waktu kerja
1 Saleha Pengupas udang 5 jam
2 Senahati Pengiris kerupuk 3 jam
3 Putri Pengupas udang 8 jam
4 Mirna Pengupas udang 6 jam
5 Riska Pengiris kerupuk 5 jam
30 Imar Rp.4.000.000 Rp.1.500.000 Rp.2.500.000 62,5%
31 Sumiati Rp. 2.000.000 Rp.500.000 Rp.1.500.000 75%
32 Darna Rp. 6.000.000 Rp.2.000.000 Rp.4.000.000 66,6%
33 Lalak Rp. 2.000.000 Rp.500.000 Rp.1. 500.000 75%
34 Santi Rp. 4.000.000 Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 50%
35 Nawiya Rp.2.000.000 Rp.1.000.000` Rp.1.000.000 50%
Jumlah Pendapatan Produksi
Rp.127.500.000
Rp. 74.700.000 58,5%
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 5 informan yang merupakan pekerja pada
industry kerupuk udang di Kecamatan Nipah Panjang I, dengan pekerjaan mereka
sebagai pengupas kulit udang dan pengiris batang kerupuk dengan jam kerja yang
tidak menentu tergantun banyaknya produksi kerupuk yang dihasilkan.
C. Strategi Peningkatan Nilai Tambah Dalam Produk Kerupuk Udang Di
Kecamatan Nipah Panjang I
Dari hasil penelitian yang dilakukan lapangan pada pengarajin kerupuk udang
yang dilakukan ibu rumah tangga bahwa dari hasil nilai tambah kerupuk udang
dilihat dari beberapa aspek atau indikator dari teori stategi meningkatkan nilai
tambah menurut metode sebagai berikut:
1. Pengamanan
Peningkatan nilai tambah suatu produk dilihat dari aspek Pengamanan.
Misalnya, kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan
yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang. Hal ini disampaikan
kepada pemilik industri rumahan kerupuk udang Ibu Caya
Berdasarkan data yang di dapatkan dari informan yang di wawancarai oleh
peneliti, kemasan kerupuk udang saya sudah ada mereknya, merek kerupuk udang
saya adalah Usaha maju, saya mengambil merek itu supaya usaha kerupuk saya
ini bisa maju terus. Saya mencetak plastik dengan di sablon, dan pakai alat press
untuk menutup kemasan. Jika dikirim keberbagai wilayah kita kemas pakaikan
kardus supaya kerupuk tidak mudah dibanting dan kondisi kerupuk tetap bagus.89
89Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Caya
selaku responden penelitian” (13.00 WIB)25 April 2019
2. Promosi
Dalam aspek promosi, kemasan mempunyai peranan penting dalam
promosi, dalam hal ini peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik
perhatian konsumen-konsumen baru. Hal ini disampaikan kepada pemilik industri
rumahan kerupuk udang milik ibu karlina
Berdasarkan data yang didapatkan informan yang diwawancarai oleh peneliti,
saya menjual kerupuk saya selain kepasar, saya juga menitipkan ke toko-toko
langganan, selain itu juga saya menjualnya secara online seperti di facebook, dan
whatsaap, karna kerupuk saya sudah bermerek jadi mudah untuk dikenali
masyarakat bahwa kerupuk saya logo dan merek nya ini, dan sudah tertera nomor
hp saya90.
3. Estetika
Dalam aspek estetika keindahan pada kemasan merupakan daya tarik
visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna,bentuk, merek atau logo.
Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik para konsumen secara
optimal.Hal ini disampaikan kepada pemilik industri rumahan kerupuk udang
milik ibu Ria
Berdasarkan data yang didapatkan informan yang diwawancarai oleh peneliti,
kerupuk udang saya sudah ada mereknya, logonya udang kembar berwarna merah
, saya memilih warna merah untuk logo kerupuk udang saya agar lebih menarik
dipandang dan di kemasan kerupuk saya sudah tertera alamat dan nomor hp saya,
jadi saya pun sering menerima pesanan dari telfon selain dari langganan saya.91
90Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Karlina
selaku responden penelitian” (10.00 WIB)26 April 2019 91Sumber Data, “Wawancara pengrajin kerupuk udang oleh peneliti dengan Ibu Ria
selaku responden penelitian” (11.00 WIB)27 April 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses penngolahan atau produksi kerupuk udang bisa berjam-jam lamanya,
tergantung banyak daging udang dalam sehari yang tersedia. Prosesnya tidak
menentu namun para pengrajin menetukan jam dalam memasak maupun
mengukus adonan kerupuk tersebut dengan intensitas waktu satu jam satu kali
pengukusan. Proses yang dilakukan sudah diterapkan dengan baik, karena
sudah melakukan tahapan demi tahapan, dengan mengolah daging udang
dengan bersih.
2. Nilai tambah yang diperoleh oleh para pengrajin dari 40 informan
diantaranya 35 orang pemilik usaha kerupuk udang dan 5 orang adalah
pekerja industri kerupuk udang. Dalam mengolah kerupuk udang mereka
memperoleh keuntungan sebesar kurang lebih Rp.2.000.000,00 – Rp.
5.000.000,00 /bulan dengan satu orang pengrajin.dan jika produksi nya
terbilang lancar bisa melebihi batas rata-rata.Dan keseluruhan jumlah
pendapatan 35 orang informan kurang lebih sebesar Rp.74.700.000 atau
mencapai 58,5% tergolong tinggi karena lebih dari 50% dan sudah mencapai
titik jenuh dalam aturan pengumpulan data.
Nilai tambah dalam pendapatan kerupuk udang tersebut sangat berpengaruh
untuk meningkatkan jumlah pendapatan para pengrajin kerupuk udang yang
dilakukan oleh para ibu rumah tangga, karena dapat membantu keuangan atau
pendapatan perekonomian masyarkat disana sebagai salah satu lading
pencarian mereka. Namun terdapat kelemahan yang menjadi penurunan laba
yaitu jika pemasok udang sedang tidak meyediakan udang maupun musim
udang sedang turun, proses meproduksi kerupuk udang juga akan menurun,
dan hasil kerja para pengrajin ibu rumah tangga tadi tidak seaktif pada saat
udang sedang musim.
B. Saran
1. Bagi para pengrajin yang membuat kerupuk udang agar memberikan strategi-
strategi yang baru yang dapat meningkatkan laba dan mengembangkan
strategi yang efektif dan efisien kedepannya guna mengatasi adanya ketidak
lancaran proses produksi, dan mampu menambah strategi pemasaran.
2. Agar usaha industri rumahan produk kerupuk udang di Kecamatan Nipah
Panjang I, bisa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah supaya bisa
mendapat bantuan berupa alat produksi yang lebih modern agar dalam proses
memproduksi kerupuk udang bisa lebih cepat dan efisien dalam memenuhi
permintaan pelanggan dan tidak menggunakan alat tradisonal ataupun manual
lagi yang memperlambat proses produksi.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperluas wawasan yang diteliti,
karena penelitian ini hanya membahas proses produksi dari kerupuk udang,
dan mengetahui seberapa besar nilai tambah atau keuntungan serta strategi
peningkatan nilai tambah dari produk kerupuk udang tersebut.
C. Penutup
Berkat rahmat Allah SWT maka sampailah penulis pada akhir dari
penulisan skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah
penulis curahkan secara maksimal dalam skripsi ini. Apabila dalam
pembahasannya terdapat hal-hal yang bermanfaat, maka bersyukur kepada
Allah SWT karena berkat petunjuk dan hidayah-NYA. Sebaliknya jika
terdapat banyak kekurangan maka hal itu adalah kesalahan dari penulis itu
sendiri, oleh sebab itu penulis akan menerima segala kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan mengucap Allhamdulillahi robbil ‘alamin
penulisbersyukur atas kehadirat Allah SWT, dan selalu berdo’a semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat.
Dan semoga taufik dan hidayah-NYA selalu meyertai kita semua, Aamiin.
Jambi, 28 Mei 2019
penulis
MUSDALIFAH
EES.150773
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an Surah Al- Maidah[5]: 96
Al- Qur’an Surah Al- Qasas [28] : 73
Abdul Mannan, “ Teori dan praktek Ekonomi Islam “(Yogyakarta : PT. Amanah
Bunda Sejahtera,1997)
Adiwarman Karim ”Ekonomi Mikro Islami”Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.2010.
Amir Machmud “Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi”Jakarta :
Erlangga.2016
Ari Sudarman, ” Teori Ekonomi Mikro Jilid I” (Yogyakarta BPFE,UGM :1999)
Bank Indonesia.Pola pembiayaan usaha kecil,(Jakarta:Tim penelitian dan
pengembangan perkreditan dan UMKM 2008)
Bambang widjanjanta,”Mengasah kemampuan Ekonomi”(Bandung: Citra Praya,
2007)
Bilson Simamora.” Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan
Profitable”. Jakarta:Pt Gramedia Pustaka Utama.2001.
Boediono. “Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro”Yogyakarta:BPFF-
YOGYAKARTA.2016.
Buchari Alma, Bank Indonesia, Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa
(Bandung: Penerbit Alfabeta 2007)
Chairil Anwar Pohan ,Pedoman Lengkap Pajak Pertambahan Nilai, (Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama,2016)
Endang Supraptiningsih,V.Vony Rorong,A.Pi, pengolahan hasil
perikanan,(Yogyakarta,PT Intan sejati:2008)
Enny Hardjanto,”Gaya Serdadu Mengelola Perusahaan” (Bogor: PT Grafika
Mardi Yuana)2002.
Fandy Tjiptono,Ph.D,Strategi Pemasaran edisi-4 (Yogyakarta:CV.ANDI 2015)
Farid, ” Kewirausahaan Syariah “ (Depok: KENCANA .2017)
Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar.Agricultural Marketing and
Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village”.Bogor
:CPGRT Centre. 1987.
Irham Fahmi.“Manajemen Produksi dan Operas”. Definisi Produksi. Bandung:
Alfabeta, cv.2014.
Jejen Muafah “Tips Menulis Karya Ilmiah”. Jakarta:Kencana.2016.
Kuswadi, ”Meningktkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan
Akuntansi Biaya” (Jakarta: PT Elex Media Komputindo.2005)
Muchlis, “ Bisnis Syariah” (Yogyakarta: YKPN,2007).
Mukhtar,”Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif” (Jakarta : GP Press Group,
2013)
Munawaroh ,” Panduan Memahami Metode penelitian”,(Jawa Timur, Anggota
IKAPI, 2013)
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014).
Medan. Universitas Sumatera Utara:2010
N.Edy Soetanto,B E, Membuat Patilo Dan Kerupuk Ketela,(Yogyakarta: Penerbit
Kansius,2001)
Pusat Pengkajian dan Pengembangan ,”Ekonomi islam” Jakarta: PT. Rajagrafindo
persada.2008.
Subekti, “Optimasi Perencanaan Produksi Industri Kerupuk Udang/ Ikan”
(Skripsi : Jurusan Teknologi pangan dan gizi .Fakultas Teknologi Pertanian
IPB Bogor.1998) Suherman Rosyidi. “Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro Dan Makro”.Jakarta:Rajagrafindo Persada.2017.
Sadono Sukirno. ”Pengantar Teori Ekonomi Mikro” (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002)
Sadono Sukirno.”Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada .1999.
Soediyono Reksoprayitno. Ekonomi Makro (Analisa IS-LM dan Permintaan-
Penawaran Agregatif). Yogyakarta: Liberty.1992.
Sadono Sukirno,”Toeri Pengantar Makro Ekonomi”(Jakarta Utara: PT .Raja
Grafindo Persada 2004)
Soekartawi, “Teori Ekonom Produksi dengan pokok bahasan analisis fungsi cobb
Douglas”(Jakrta :Pt Grafindo Perkasa, 1994)
Sayuti Una “Pedoman Panduan Skripsi”,(Jambi: Syariah Press,2014)
Sugiyono “Metode Penelitian Kombinasi”. Bandung:Alfabeta.2013.
Teti Estiasih,”Teknologi pengolahan pangan”, (Jakarta: Bumi Aksara,2014)
T.Hani Handoko ,M,B.A.,Ph.D,Dasar-dasar manajemen produksi dan
operasi,(Yogyakarta,Cetakan keduapuluh satu,:2017)
Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis. Nilai Tambah(Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.2003)
Vincent Gaspersz,”Ekonomi Manajerial,Pembuatan Keputusan Bisnis”(Jakarta
:PT Gramedia Pustaka Utama )
V.Wiratna Sujarweni,”Akuntansi Biaya Teori Penerapannya” (Yogyakarta:
Pustaka baru press.2018 )
Yusuf Qardhawi,” Norma dan Etika Ekonomi Islam” Jakarta: Gema Insani
Press.2011.
B. Jurnal
Aisyah Nurhasanah, Skripsi sarjana,Analisis nilai tambah kerupuk udang dan
pempek udang di sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin
Sumatra Selatan,(Universitas Sriwijaya,2017)
Hemnur zuhriski,”Analisis pendapatan pedagang sayur keliling dikelurahan
tegallega kota bogor”.Skripsi. 2008
Keunggulan Kompetitif UKM,Sentra Pengolahan Kerupuk Ikan dan Udang di
Indramayu Berbasis Sumber Daya Manajemen , IKM, Februari 2012 (44-
53) Vol. 7 No. 1 ISSN 2085-8418
Nazir.“Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Aceh
Utara.”Tesis.
Sugiyono, Metode Penelitian Kantitatif,Kualitatif,dan R&D , (Bandung:
Alfabeta,cv I,SBN 979-8433-64-0)
Siti Mujanah, IbM Kelompok Usaha Kecil Kerupuk Di Kenjeran Kota Surabaya
,(Juli 2016,Vol.02, No.01, )
Siti Rahmatia, ”Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang Pada Industri
Rumahan Di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara” eJournal
Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): ISSN
C. Sumber Lain
http:// tanjabtimkab .bps.go .id.Diakses pada 22 desember 2018.
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1995.pdf
https://www.academia.edu/23433879/Makalah_Potensi_Perairan_di_Provinsi_Ja
mbi
http://tanjabtimkab.bps.go.id.diakses pada 08 desember 2018, pukul 16:10 .
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
LAMPIRAN
Pertanyaan Informan Pemilik Usaha
1. Berapa banyak waktu yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk udang?
2. Modal apa yang digunakan dalam pembuatan kerupuk udang?
3. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kerupuk udang?
4. Dari manakah bahan baku udang tersebut didapat?
5. Apakah dalam pembuatan kerupuk udang tersebut menggunakan udang-udang
pilihan?
6. Apa alat yang digunakan dalam pembuatan kerupuk udang?
7. Apakah dalam menggunakan alat tersebut terdapat kesulitan?
8. Berapakah harga kerupuk udang dalam /kg?
9. Berapakah biaya bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk
udang?
10. Berapa banyak kerupuk udang yang terjual dalam /bulan?
11. Berapa banyak keuntungan kerupuk udang yang diperolah dalam /bulan?
Jawaban Informan Pemilik Usaha
1. Waktu yang diperlukan tergantung pada banyaknya udang, semakin
banyaknya udang dalam pembuatan kerupuk udang maka semakin lama waktu
yang diperlukan.
2. Modal utama udang dan tepung tapioka
3. Udang, tepung, garam, bawang merah, bawang putih dan penyedap rasa.
4. Dari hasil tangkap sendiri dan dari para nelayan lain.
5. Menggunakan udang yang sudah dipilih.
6. Menggunakan alat manual atau dari tangan sendiri.
7. Tidak adanya terdapat kesulitan dalam pembuatan kerupuk udang tersebut
karena sudah terbiasa.
8. Rp 55.000,00 – 60.000/Kg
9. Kurang lebih sekitar Rp 4.000.000,00 /Bulan
10. 70Kg -100 Kg, sesuai dengan pesananmaupun stok bahan baku udang.
11. kurang lebih Rp.5.000.000,00 /Bulan tidak menentu.
No Nama Infroman Pendapatan Bersih
1 Dalima Rp.4.000.000
2 Nurbaya Rp.500.000
3 Hartati Rp2.600.000
4 Murni Rp. 2.500.000
5 Diana Rp. 3.000.000
6 Riska Rp. 3.000.000
7 Nur Asia Rp. 2.000.000
8 Ira Rp.2.000.000
9 Nani Rp. 1.250.000
10 Siti Rp.2.000.000
11 Jumiati Rp.3.000.000
12 Nur Rp.2.000.000
13 Yati Rp.2.500.000
14 Cita Rp.1.500.000
15 Karlina Rp.4.000.000
16 Baya Rp.1. 500.000
17 Hj.bahar Rp.2.000.000
18 Haya Rp.1.000.000
19 Ria Rp.3.000.000
20 Rosmini Rp.1.500.000
21 Sinar Rp.500.000
22 Hj. Ondeng Rp2.600.000
23 Yani Rp. 2.500.000
24 Denni’ Rp. 3.000.000
25 Nurhayati Rp. 3.000.000
26 Hj.waya Rp. 2.000.000
27 Nuru Rp.2.000.000
28 Indo tang Rp. 1.250.000
29 Hj Millok Rp.2.000.000
30 Imar Rp.2.500.000
31 Sumiati Rp.1.500.000
32 Darna Rp.4.000.000
33 Lalak Rp.1. 500.000
34 Santi Rp.2.000.000
35 Nawiya Rp.1.000.000
Pertanyaan Pekerja Industri Kerupuk Udang
1. Berapa banyak waktu yang diperlukan dalam mengupas kulit udang?
2. Apa alat yang di gunakan untuk mengupas kulit udang?
3. Dari manakah bahan baku udang tersebut didapat?
4. Apakah dalam pembuatan kerupuk udang tersebut menggunakan udang-
udang pilihan?
5. Apakah dalam mengupas udang terdapat kesulitan?
6. Berapakah harga udang dalam 1kg?
7. Berapakah gaji/ upah pengupasan dan pengirisan batang kerupuk?
8. Berapa banyak udang yang dikupas dalam satu hari ?
Jawaban
1. Waktu yang diperlukan dalam mengupas udang tidak menentu, tergantung
banyaknya udang. Dalam 5 Kg bisa memakan waktu 4 jam jika cepat
mengpas kulit udang.
2. Tidak memakai alat. Hanya dengan tangan.
3. Udang didapat dari para nelayan
4. Tergantung dari udang yang ada, rata-rata mengupas udang untuk kerupuk
itu udang yang ukuran sedang kebawah. Karena yang ukuran besar sangat
mahal jika dibeli untuk di buat kerupuk.
5. Karena sudah terbiasa tidak ada kesulitan.
6. Udang dijual dalam 1 Kg dengan harga Rp.10.000- 15.000
7. Gaji pengupasan udang untuk 1 Kg du upah Rp. 4.000 /Kg , dan upah
pengirisan diupah Rp. 500 / batang
8. Banyaknya udang yang dikupas tidak menentu, terkadang dalam sehari
lebih 10 Kg kadang juga kurang dari 10 Kg.
NO. Nama
Informan
Pekerjaan Waktu kerja
1 Saleha Pengupas udang 5 jam
2 Senahati Pengiris kerupuk 3 jam
3 Putri Pengupas udang 8 jam
4 Mirna Pengupas udang 6 jam
5 Riska Pengiris kerupuk 5 jam
Dokumentasi dengan salah satu pengrajin kerupuk udang
Para Pekerja Pengupasan Kulit Udang
Daging Udang setelah dikupas dan di haluskan lalu
pencampuran dengan bahan baku tepung
Proses Pengadonan Bahan, dan Batang Kerupuk Di
Bentuk
Proses Pemasakan/ Pengukusan Batang Kerupuk
Proses Pendinginan Di Dalam Lemari Es Selama 8 Jam
Pengirisan Batang Kerupuk
Proses Penjemuran Dibawah Sinar Matahri
\
Proses Pengemasan Kerupuk Yang Sudah Kering
Proses Penggorengan Kerupuk Yang Sudah Jadi
Kerupuk Yang Sudah Di Goreng Dan Siap Di Konsumsi
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Musdalifah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Nipah-Panjang,08 April 1997
Nim : EES 150773
Alamat : Perum Villa Dahlia Asri Blok.O. 10 Kel.
Alam Barajo, Simpang rimbo
No. Tlpn/Hp : 082372557197
Nama Ayah : Mase Hude
Nama Ibu : Dalima
B. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 180/X Nipah Panjang : Lulus 2009
b. Mts N Kuala Tungkal I Nipah Panjang : Lulus 2012
c. SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur : Lulus 2015
d. UIN STS Jambi : Sekarang
C. Riwayat Organisasi
a. PMII (Anggota) : 2015
b. Kesatuan Pembaharu Mahasiswa Tjt (Anggota) : 2016-2017
c. Ksei Al-Fath (Anggota) : 2017
d. Generasi Baru Inonesia (Bidang HUMAS) : 2018
e. IKAMI Sulsel Cab Jambi (Bendahara Umum) : 2016-2019
f. DEMA FEBI UIN STS Jambi (Ketua Infokom) : 2018-2019
Jambi, 28 Mei 2019
Musdalifah
Nim: EES 150773