Download - Analisis Masalah Farhan
ANALISIS MASALAH
1.d. Bagaimana dampak shortness of breath selama 3 jam?
3.c. Apa makna tidak adanya riwayat keluarga yang mengalami penyakit koroner
premature pada Mr. Manaf?
Untuk menyingkirkan diagnosis dan faktor resiko bahwa Mr. Manaf menderita
Penyakit Koroner Prematur yang diturunkan dari keluarganya.
4.e. Apa makna perbedaan frekuensi denyut jantung dan denyut nadi?
Heart rate merupakan frekuensi jantung berkontraksi selama 1 menit, sedangkan
pulse rate adalah denyut mekanik dari aliran darah yang melewati kapiler yang
disebakan oleh kontraksi jantung per menit. Pada individu dengan penyakit gagal
jantung, jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh melalui
kontraksinya. Menurunnya kontraktilitas jantung ini menyebabkan curah jantung
berkurang, darah yang dialirkan ke perifer pun berkurang, sehingga individu ini
memiliki pulse rate yang lebih rendah daripada heart rate mereka.
6.f. Apa saja diagnosis banding pada kasus?
Diagnosis gagal jantung antara lain:
1. Penyakit paru: pneumonia, PPOK, asma eksaserbasi akut, infeksi paru berat
misalnya ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
2. Penyakit Ginjal: gagal ginjal akut atau kronik, sindrom nefrotik, diabetic
nefropati
3. Penyakit Hati: sirosis hepatis
4. Sindroma hiperventilasi: psikogenik atau penyakit ansietas berat (Sudoyo,
2007)
6.k. Bagaimana epidemiologi penyakit yang diderita Mr. Manaf?
Diperkirakan terdapat sekitar 23 juta orang mengidap gagal jantung di seluruh
dunia. American Heart Association memperkirakan terdapat 4,7 juta orang
menderita gagal jantung di Amerika Serikat pada tahun 2000 dan dilaporkan
terdapat 550.000 kasus baru setiap tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan
Eropa diperkirakan mencapai 1 – 2%. Kejadian gagal jantung meningkat dengan
bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk gagal jantung sekitar 50% dalam
waktu 5 tahun (Yancy, 2013). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi
gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%. Data prevalensi penyakit ditentukan
berdasarkan hasil wawancara pada responden umur ≥ 15 tahun berupa gabungan
kasus penyakit yang pernah didiagnosis dokter atau kasus yang mempunyai gejala
penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2013). Prevalensi faktor risiko jantung dan
pembuluh darah, seperti makan makanan asin 24,5%, kurang sayur dan buah
93,6%, kurang aktivitas fisik 49,2%, perokok setiap hari 23,7% dan konsumsi
alkohol 4,6% (Depkes RI, 2009).
6.s. Bagaimana pencegahan penyakit yang diderita Mr. Manaf?
Pencegahan gagal jantung harus selalu menjadi objektif primer terutama pada
kelompok dengan resiko tinggi:
a. Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, factor resiko jantung
koroner.
b. Pengobatan hipertensi yang agresif.
c. Koreksi kelainan congenital serta penyakit jantung katup.
d. Bila sudah ada disfungsi miokard upayakan eliminasi penyebab yang
mendasari selain modulasi progresi dari disfungsi asimtomatik menjadi
gagal jantung.