Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 1
ANALISIS KOMPARATIF PROGRAM EKONOMI CALON
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
1. PRABOWO SUBIANTO – HATTA RAJASA
2. JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
Departemen Kajian dan Aksi Strategis
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Tahun 2014
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 2
Pasangan Capres-Cawapres Prabowo Hatta secara garis besar menetapkan 12 program untuk
membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur, serta 8 program dalam
membangun ekonomi kerakyatan. Visi misi ekonomi kerakyatan yang diusung Prabowo-Hatta
lebih memprioritaskan peningkatan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar
internasional, serta membangun kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik. Sementara itu, pasangan Calon Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla
mengusung Visi Ekonomi Berdiri sebagai pedoman utama dalam pembangunan Ekonomi
Indonesia masa depan. Ekonomi berdikari dimaksudkan sebagai ekonomi yang mandiri dimana
Negara mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menyangkut kebutuhan dasar
seperti sandang, pangan, papan, serta kebutuhan akan pelayanan dasar seperti pendidikan dan
kesehatan. Untuk mencapai Ekonomi Berdikari tersebut, Jokowi-JK telah merumuskan 16
program aksi yang akan mereka jalankan jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia selanjutnya. Berikut adalah analisis komparatif beberapa program ekonomi kedua
pasangan Capres-Cawapres.
1. Menaikkan pendapatan per kapita penduduk dari 35 juta menjadi minimal 60 juta
dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% per tahun menuju pertumbuhan di atas 10%
melalui pertumbuhan di sektor produksi Versus Pertumbuhan ekonomi mencapai 7%
jika: investor lokal bergerak untuk pertumbuhan ekonomi, perijinan mudah, dan arah
industri ekspor.
Menaikkan pendapatan per kapita hingga dua kali lipat bukan merupakan hal yang mudah,
begitupun menciptakan pertumbuhan ekonomi 7%, bahkan hingga 10% per tahun.
Grafik 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, 1990-2012
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 3
(Sumber: World Bank, 2014)
Dari data di atas, terlihat selama dua dekade terakhir bahwa Indonesia belum pernah mencapai
pertumbuhan ekonomi hingga 10% per tahun. Pertumbuhan ekonomi hingga 12% pernah
tercapai pada tahu 1968, namun setelah itu Indonesia tercatat hanya mampu melaksanakan
pertumbuhan satu digit. Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 6% selama 7 tahun
terakhir. Menargetkan kedua hal di atas merupakan visi pasangan Prabowo-Hatta. Dilihat dari
fisibilitasnya, beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh guru besar ekonomi (emeritus)
Universitas Boston, Amerika Serikat (AS), Gustav F Papanek, bersama peneliti CReco Research
Institute Raden Pardede, serta guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Suahasil
Nazarra, menunjukkan bahwa pertumbuhan dua digit dapat diwujudkan dengan penyediaan
lapangan kerja formal baru bagi tiga juta angkatan kerja produktif.
Fokus program kerja pada sektor industri pengolahan padat karya dapat menjadi salah satu
basisnya. Dengan besarnya jumlah tenaga kerja, Indonesia sebenarnya sangat berpeluang
mengisi sebagian pasar dari produk industri manufaktur padat karya yang selama ini diisi
China. Apalagi, dalam beberapa tahun ke depan, China akan sulit berkompetisi di sektor tersebut
karena angkatan kerja produktif di negeri tersebut telah memasuki usia senja, ditambah dengan
upah buruh di negeri tersebut yang sudah tergolong tinggi. Melalui kebijakan yang tepat,
-15
-10
-5
0
5
10
15
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
Indonesia's GDP Growth (Annual %)
GDP Growth (Annual %)
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 4
Indonesia bisa mengambil 10 persen pangsa pasar produk industri manufaktur padat karya dari
China pada 2019. Dengan kebijakan yang tepat pula, sektor industri manufaktur padat karya di
negeri ini bisa tumbuh sampai 19 persen. Dengan pertumbuhan sebesar itu, sektor industri ini
dapat menyerap hingga sembilan juta tenaga kerja. Ditambah lagi dari hasil penelitian yang
dilakukan, pertumbuhan ekonomi 10 persen per tahun akan meningkatkan pendapatan menjadi
dua kali lipat dalam kurun waktu tujuh tahun—sesuai dengan visi Prabowo-Hatta meskipun
membutuhkan kurun waktu yang lebih lama. Dengan begitu, tiga juta tenaga kerja setiap
tahunnya dapat terserap, terdiri atas dua juta pekerja tetap dari angkatan kerja baru dan sejuta
tenaga kerja yang naik kelas dari pekerjaan yang berpendapatan rendah.
Berdasarkan penelitian yang sama, beberapa catatan lain perlu diperhatikan agar pertumbuhan
ekonomi mencapai 10 persen, di antaranya Indonesia harus meningkatkan daya saing dengan
memangkas biaya tinggi di berbagai sektor, misalnya dengan menurunkan biaya buruh dengan
cara jitu sehingga upah riil yang diterima buruh naik. Cara yang dapat dilakukan adalah
kombinasi tepat antara penetapan upah buruh, nilai tukar rupiah, dan stabilitas biaya hidup buruh
yang murah. Selain itu, pemerintah harus mempunyai ruang fiskal yang memadai untuk
dialokasikan dalam program jaminan sosial, program proyek padat karya desa, stabilisasi harga
pangan, dan pembangunan infrastruktur. Ruang fiskal yang selama ini terlalu kecil dapat
diperbesar dengan mengurangi subsidi energi dan meningkatkan rasio pajak. Subsidi energi
selama ini menguras 25 persen belanja pemerintah pusat. Sementara itu, rasio pajak selama
bertahun-tahun stagnan pada level 12 persen dari produk domestik bruto. Sektor industri
manufaktur Indonesia pun harus tumbuh guna menarik tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah
harus menggunakan kebijakan lapangan kerja aktif sebagai strategi mengurangi penganggur
secara masif. Sayangnya, Prabowo-Hatta tidak menyebutkan strategi apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor produksi.
Berbeda dari Prabowo-Hatta, target pertumbuhan ekonomi pasangan Jokowi-JK dianggap lebih
realistis, yakni sebesar 7% per tahun. Hal ini dicapai dengan menciptakan iklim investasi yang
terbuka pada investor lokal. Berbagai regulasi pun harus dibenahi sehingga peringkat ease of
doing business Indonesia dapat menjadi salah satu yang tertinggi di Asia. Contohnya, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebaiknya bisa
dilakukan dengan sistem online sehingga menciptakan keterbukaan dan bisa mempercepat
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 5
prosesnya. Selain itu, akses industri kecil ke berbagai daerah bahkan ke luar negeri diharapkan
dapat dibuka lebih luas. Menggenjot akses industri kecil di berbagai daerah juga merupakan
salah satu bentuk pemerataan. Oleh karena itu, memperkuat pasar domestik dan menggenjot
barang bernilai ekspor tinggi menjadi strategi Jokowi yang lain.
Penguatan investasi bersumber domestik secara lebih lanjut diwujudkan dengan strategi-strategi
lain, yakni:
a. Gerakan peningkatan tabungan nasional.
b. Peningkatan pemahaman kegiatan bisnis yang terkait dengan ekspor barang. Pemahaman
kegiatan bisnis ini perlu dilakukan terutama bagi pengusaha-pengusaha kecil menegah
yang saat ini masih mengekspor bahan baku. Pengusaha-pengusaha perlu diedukasi dan
diberikan penerangan menganai potensi yang didapat dari barang-barang yang diproduksi
bahwa dengan mengekspor bahan baku keluar negeri (yang mana barang jadinya akan
diimpor oleh Indonesia) hanya akan menimbulkan kebocoran bagi Indonesia.
c. Memberikan insentif pada industri yang menghasilkan bahan baku atau barang modal
yang sederhana. Insentif ini diberikan kepada pengusaha-pengusaha dengan tujuan
meminimalkan pengimporan bahan baku atau bahan moddal dari luar negeri sehingga
dapat menghemat biaya produksi. Faktanya 96% bahan baku obat masih harus diimpor,
sementara produksi obat dalam negeri telah mampu memenuhi 90% kebutuhan obat di
Indonesia (Kementrian Kesehatan RI). Hal ini mengambarkan bahwa Indonesia masih
memiliki ketergantungan terhadap impor, di lain pihak kemampuan produksi obat
Indonesia relatif tinggi. Di sini, Jokowi dan Jusuf Kalla tidak menyebutkan secara detail
insentif seperti apa yang akan diberikan untuk menghasilkan bahan baku atau barang
modal yang sederhana. Salah satu cara menginsentif pengusaha industri untuk
menghasilkan bahan baku atau barang modal secara sederhana adalah dengan
meningkatkan insentif peneliti dan memproduksi bahan baku (contonya obat) dari bahan
asli sumber daya alam lokal seperti obat herbal sehingga kemandirian Indonesia di sektor
kesehatan dan sektor lainnya dapat ditingkatkan. Keberadaan sumber daya manusia
memiliki peran sentral untuk melakukan penelitian terhadap potensi sumber daya alam
lokal guna menemukan invensi ataupun inovasi terkait bahan baku lokal yag dapat
digunakan sebagai bahan baku barang impor. Pemerintah perlu mendorong terjadinya
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 6
sinergis antara akademik, bisnis, dan pemerintahan itu sendiri untuk memperoleh bahan
baku di Indonesia. Selain itu, pelaku bisnis juga penting untuk mewujudkan hasil riset
menjadi produksi lewat investasi mereka.pemerintah perlu membuat kebijakan penjamin
risiko kepada perusahaan industri untuk menggunakan hasil riset dari dalam negeri dan
dikomersilkan. Penjaminan risiko diberikan dengan kriteria yang selektif, yang mana
emerintah akan memberikan ganti rugi dari sebagian investasi teknologi yang
menggunakan hasil riset dalam negeri. Selain itu, pemerintah selain memberikan gaji dan
tunjangan, sistem pemberian royalti juga perlu diberikan dalam menginsentif peneliti
untuk menemukan bahan baku sederhana dalam negeri.
d. Memberikan insentif maupun disinsentif melalui instrument pajak untuk investasi
portofolio yang dimiliki asing. Investasi perusahaan asing dapat dilakukan dalam bentuk
investasi portofolio yang dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat
berharga seperti saham dan obligasi. Pada investasi portofolio, investor hanya enyediakan
modal keuangan dan tidak terlibat dalam manajemen. Motif utama dari investor
portofolio adalah mendapatkan return yang lebih tinggi dari negara sendiri yang salah
satunya dapat melalui sistem perpajakan yang lebih menguntungkan. Pemerintah dapat
menggunakan instrumen pajak untuk menginsentif atau mengdisintensifkan investor. Jika
pemerintah menerapkan pajak yang terlalu tinggi, maka para investor akan cenderung
hengkang untuk mencari negara lain yang tarifnya lebih rendah. Begitu pun sebaliknya.
Pemberian insentif dan disinsentif tarif pajak yang direnacanakan oleh Jokowi da Jusuf
Kalla harus digali lebih dalam karena dapat bertentangan satu sama lain. Pemberian
insentif pajak justru akan menurunkan penerimaan pajak namun di sisi lain dapat
memacu investasi portofolio baru oleh investor asing. Harus dikaji lebih dalam lagi
apakah terobosan tarif pajak yang dimaksud akan menaikkan atau sebaliknya. Hal ini
dilakukan dengan jeli dan penuh perhitungan sehingga berdampak baik bagi investasi
baru dan gejolak ekonomi nasional.
e. Mendorong diversifikasi investasi portofolio asing dengan denominasi rupiah, melalui
sistem insentif dan disinsentif
f. Meningkatkan investasi pemerintah, BUMN/BUMD, swasta baik nasional ataupun asing
g. Meningkatkan kepastian hukum dan penegakkan hukum. Konsistensi kebijakan
antarkementrian/lembaga/pemerintah pusat dan daerah.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 7
h. Menciptakan strategi promosi investasi. Tidak hanya berfokus pada sektor industri jangka
pendek, tetapi juga harus mencerminkan sasaran jangka menengah dan jangkan panjang,
dan juga mempertimbangkan karakter kemaritiman dan sebaran geografis pulau-pulau di
Indonesia.
i. Membangun kemitraan yang efektif antara badan pemerintahan ataupun swasta
j. Memperkuat kinerja pemerintah lokal untk membangun dan memelihara persepsi positif
investor.
k. Meningkatkan indikator peringkat Ease of Doing Business (peringkat iklim investasi
Indonesia) menjadi terkemuka di tingkat Asia.
2. Masyarakat Ekonomi ASEAN: Memangkas rantai birokrasi dan perizinan yang
berlebihan, memperbaiki koordinasi pekerja-duniausaha-pemerintah, penegakan hukum
terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual (melindungi industry kreatif nasional)
Versus Masyarakat Ekonomi ASEAN: Penyiapan sektor tenaga kerja dan peran Dubes
sebagai duta ekonomi.
Pasangan Prabowo-Hatta menetapkan tiga strategi untuk meningkatkan daya saing usaha dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan persaingan global, di antaranya:
1. Pemangkasan rantai birokrasi dan perizinan yang berlebihan di tingkat pusat dan daerah.
Seperti yang diperlihatkan tabel di bawah, Indonesia merupakan negara yang memiliki
lingkungan bisnis paling buruk jika dibandingkan dengan tiga negara tetangga ASEAN
lainnya. Indeks kemudahan berusaha di Indonesia berada di angka 128—sangat
terbelakang apabila dibandingkan dengan Malaysia (12), Thailand (18), dan terlebih lagi
Singapura (1). Indonesia juga membutuhkan waktu terlama secara keseluruhan untuk
memulai sebuah usaha dibandingkan ketiga negara tersebut. Sementara itu, dari aspek
ketersediaan informasi untuk melakukan kredit, Indonesia sudah tergolong cukup baik
meskipun masih kalah dari Malaysia dan Thailand. Oleh karena itu, perbaikan dalam
aspek ini merupakan strategi penting dalam menghadapi MEA 2015.
Tabel 1. Business Environment Indicators, 2012
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 8
Business Environment Indicators
Country
Indonesia Malaysia Thailand Singapore
Ease of doing business index (1=most
business-friendly regulations) 128 12 18 1
Time required to enforce a contract (days) 498 425 440 150
Time required to register property (days) 22 14 2 21
Time required to start a business (days) 47 6 29 3
Time to prepare and pay taxes (hours) 259 133 264 84
Credit depth of information index (0=low to
6=high) 4 6 5 4
(Sumber: World Bank, 2014)
2. Meningkatkan keharmonisan hubungan industrial dengan jalan memperbaiki koordinasi
dan komunikasi antara pekerja, dunia usaha, dan pemerintah. Koordinasi dan komunikasi
merupakan usaha vital yang sangat perlu dilakukan. Indonesia dianggap terlambat dalam
mempersiapkan diri menjelang MEA 2015. Pemerintah seringkali menyetujui perjanjian
tanpa sebelumnya berkoordinasi dengan dunia usaha. Ketidakterlibatan dunia usaha
dalam penyetujuan tersebut menyebabkan industri cenderung ―kalang kabut‖ menghadapi
MEA yang semakin dekat. Sosialiasi baru gencar dilakukan di dua tahun terakhir,
bahkan, masih banyak dari masyarakat kita yang belum mengetahui MEA. Di sinilah
perlu dilakukan koordinasi agar perilaku industri dapat disokong dengan kebijakan
pemerintah terkait, sehingga Indonesia tidak berakhir hanya menjadi pasar, namun juga
pelaku dalam MEA nantinya.
3. Menggalakan penegakan hukum terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual guna
melindungi industri kreatif nasional.
Sementara itu, Jokowi-JK lebih menitikberatkan tantangan MEA pada aliran bebas tenaga kerja
terampil. MEA yang akan dilaksanakan pada 2015 mendatang menyisakan tanda tanya teutama
bagi sektor tenaga kerja di Indonesia. Realitasnya, sektor tenaga kerja di Indonesia menghadapi
tiga permasalahan utama yang menghadapi daya saing tenaga kerja: kesempatan kerja yang
terbatas karena pertumbuhan ekonomi yang belum mampu menyerap angkatan kerja yang masuk
ke dalam pasar kerja dan jumlah pengangguran riil, rendahnya kualitas angkatan kerja
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 9
(komposisi angkatan kerja sebagian bear berpendidikan SD ke bawah yang mencapai 52 juta
orang atau 46,95% (BPS, Agustus 2013)), dan masih tingginya tingkat pengangguran (tingkat
pengangguran terbuka mencapai 6,25% (BPS, Agustus 2013)). Oleh karena itu, perlu adanya
perlindungan secara terselubung bagi tenaga kerja dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN dengan langkah minimal perlindungan nelayan dan petani Indonesia. Indonesia
merupakan produsen ikan terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 19,56 juta ton pada
2013 dan produsen terbesar beras di dunia sebesar 36,55 juta ton. Adanya penambahan alokasi
subsidi benih dan pupuk bagi petani dan pemberian subsisdi BBM yang tepat sasaran bagi
nelayan, serta intervensi negara dalam mereduksi hegemoni industri dalam kegiatan hulu hilir
pertanian maupun pertanian rakyat perlu dilakukan oleh presiden dan wakil presiden Indonesia
2014-2019 mendatang dalam menghadapi MEA 2015.
Selain itu, pemberdayaan duta besar sebagai ujung tombak memasarkan barang-barang eskpor
juga menjadi perhatian pasangan Jokowi-JK. Dalam berbagai dialog, Jokowi menekankan kunci
menghadapi MEA 2015 adalah daya saing. Para Dubes harus berperan aktif juga sebagai duta
ekonomi Indonesia. Hal ini didukung sarana dan prasarana yang memadai, seperti
mengakomodasi para pengusaha dalam ekspansi produk-produknya untuk ekspor.
3. Mengambil kebijakan pro-aktif dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, melalui
pengurangan risiko instabilitas dari internal maupun eskternal sektor keuangan Versus
Membangun penguatan sektor keuangan berbasis nasional.
Pasangan Prabowo-Hatta tidak menjabarkan lebih lanjut mengenai bagaimana mengurangi risiko
instabilitas dari internal maupun eksternal sektor keuangan. Di sisi lain, Jokowi-JK bertekad
untuk membangun penguatan sektor keuangan berbasis nasional. Sistem keuangan yang
berfungsi dengan baik akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, lebih meratakan pertumbuhan
itu dengan menyebarkan manfaatnya ke seluruh lapisan masyarakat, memangkas dan akan
memperkuat status Indonesia sebagai negara berkembang dengan penghasilan menengah. Dalam
hal ini, penekanan pemerintah dalam memelihara dan memperkuat stabilitas sistem keuangan
pada dekade yang lalu telah sangat berhasil dan harus terus diteruskan. Hal-hal yang perlu
ditangani untuk meningkatkan efisiensi sektor keuangan adalah menempatkan struktur
pengawasan dan kebijakan yang tepat, menerapkan jaring pengaman sistem keuangan,
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 10
memperkuat Lembaga Penjamin Simpanan dengan memberikan sumber daya manusia dan
keuangan yang dibutuhkan, serta memperkuat kerangka tindakan perbaikan sesuai dengan
peraturan bagi lembaga keuangan yang lemah. Untuk itu, Jokowi dan Jusuf Kalla memaparkan
dalam program ekonominya berikut.
a. Menggunakan instrumen-instrumen regulasi. Regulasi-regulasi yang sangat penting yang
harus dilakukan antara lain:
1) Pembatasan penjualan saham bank nasional kepada bank asing. BI dan DPR perlu
mengambil sikap tegas dalam kepemilikan saham mayoritas sektor perbankan
yang dimiliki oleh investor asing. BI dan DPR diharapkan bisa melakukan
pembatasan kepemilikan saham investor asing di Indonesia secara bertahap
dengan mengamandemen UU No. 29 Tahun 1999 yang isinya memperbolehkan
pihak asing untuk menguasai 99% saham di perbankan nasional. Sementara di
China, kepemilikan saham investor asing mayoritas dibaasi sekitar 30%.
Wajarnya, peleasan kepemilikan saham asing dilakukan secara bertahap selama
lima tahun dengan sekita 10% setiap tahunnnya BI juga perlu melakukan
pembatasan modal maksimum dalam membatasi kepemilikan terhadap perbankan,
terutama asing.
2) Pengaturan yang lebih ketat untuk menghindari konglomerasi tumpang tindih
antara sektor riil dalam hal kepemilikan bank. Saat ini, konglomerasi yang
menguasai perbankan nasional sudah cukup besar sehingga dikhawatirkan bank-
bank lokal yang membutuhkan suntikan modal lebih tertarik menwarkan
sahamnya terhadap investor asing. Sementara, keberadaan investor asing hanya
mencari kuntungan samata tanpa mempedulikan sektor ekonomi rakyat. Untuk
itu BI sebaiknya mewajibkan kantor cabang bank-bank asing berbentuk badan
hukum di Indonesia dan amandemen UU No. 29 Tahun 1999 perlu seera
dilakukan.
b. Menggunakan istrument politik dan diplomasi. Azas resiprokal (timbal balik) perbankan
Indonesia harus segera diimplementasikan untuk negara-negara yang memiliki bank di
Indonesia. Dukungan kepada perbankan nasional untuk mengembangkan sayapnya ke
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 11
luar negeri terutama di ASEAN. Asas resiprokal dapat diterapkan, terutama bagi negara
Singapura dan Malaysia yang banyak kantor cabang bank yang terletak di Indonesia.
c. Menggunakan instrumen standarisasi keuangan yang jelas.
d. Menggunakan instrumen penguatan kelembagaan. Pengembangan sistem informasi dan
administrasi yang membuat micro finance menjadi bankable. Pengembangan kapasitas
bank kecil dan menengah dalam pengelolaan keuangan. Micro finance terutama
dikembangkan untuk membiayai kegiatan produktif dan bukan konsumtif.
4. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Keuangan yang terintegrasi dengan
pariwisata, properti, pendidikan, industri kreatif, jasa-jasa, dan ritel komersial. Investasi
pemerintah sekitar US$ 2.25-3 miliar selama 7 tahun Versus Pembangunan potensi
pariwisata: pengembangan ekonomi kreatif berbasis eco-tourism, dengan target
mendatangkan wisatawan asing sebanyak 20 juta hingga 2019.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan konsep pembangunan ekonomi yang sebelumnya
digagas oleh Hatta Rajasa ketika beliau masih menjabat sebagai Menko Perekonomian. Oleh
karena itu, KEK dilanjutkan menjadi salah satu program ekonomi pasangan Parbowo-Hatta.
KEK bertujuan untuk mempercepat pembangunan perekonomian nasional yang dilakukan
melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis yang
dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain
yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta perkembangan daerah dan sebagai model terobosan
pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan
perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan. Landasan hukumnya adalah Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sebagai pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 telah pula ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2009 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan
Ekonomi Khusus. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 tahun 2011, telah diatur kriteria dan persyaratan lokasi yang dapat
diusulkan untuk ditetapkan sebagai KEK. Ketentuan tersebut juga mengatur mengenai tata cara
verifikasi dan evaluasi terhadap pengusulan KEK untuk dapat ditetapkan oleh Presiden.
Pembentukan KEK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan
investasi. Hal ini juga sebagai upaya untuk menandingi negara pesaing utama seperti RRC,
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 12
Vietnam, Malaysia dan Thailand. Kebijakan khusus dalam KEK berbentuk fasilitas khusus di
bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung, kemudahan perijian, keimigrasian dan
ketenagakerjaan.
Tujuan pengembangan KEK, yaitu :
1. peningkatan investasi;
2. penyerapan tenaga kerja;
3. penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor;
4. meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor;
5. meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi peningkatan
ekspor;
6. mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.
KEK juga menjadi program andalan Prabowo-Hatta dalam industri pariwisata, terlihat dari
jumlah dana sebesar US$ 2.25-3 miliar selama 7 tahun yang akan diinvestasikan untuk
pengembangannya.
Sementara itu, kubu Jokowi-JK berkomitmen untuk membangun karakter dan potensi pariwisata
dengan melaksanakan program-program seperti:
a. Pengembangan kawasan pariwisata berbasis pada segitiga emas (golden triangle)
pariwisata di titik strategis kawasan Indonesia untuk membangun intersullar tourism dan
budaya lokal seperti kawasan Bunaken – Wakatobi – Raja Ampat.
b. Menfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan, pengelolaan
lokasi dan dukungan kebijakan untuk menfasilitasi pengembangan ekonomi kreatif
berbasis pada eco-tourism.
c. Fasilitasi pengembangan infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit pembangunan
nasional baik berupa akses transportasi, infrastruktur pengembangan budaya lokal,
maupun akses informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal.
d. Pemerintah merancang kebijakan anggaran pembangunan untuk peningkatan sektor
pariwisata dengan output kemampuan untuk mendatangkan jumlah wisatawan asing
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 13
sejumlah 20 juta sampai dengan 2019 dan target outcome menggerakkan sektor ekonomi
lokal dan nasional.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melaksanakan reformasi
pendidikan Versus Membangun kualitas sumber daya manusia dengan revolusi mental.
Segala perkembangan dan perbaikan di dunia ini diawali oleh orang-orang cerdas yang
mengaplikasikan ilmu yang ia miliki sehingga mampu dirasakan manfaatnya oleh orang lain.
Pendidikan menjadi senjata ampuh yang mampu memerdekakan suatu bangsa dari kebodohan.
Dengan melihat betapa pentingnya pendidikan bagi bangsa dan negara, sudah sewajarnya
pemerintah menjadi regulator serta koordinator bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia agar
pendidikan dapat dirasakan oleh semua warga negara dan diharapkan akan mampu mengangkat
harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Untuk itu, Prabowo-Hatta telah menyusun
program kerja di bidang pendidikan antara lain: (hanya program yang berkaitan dengan
ekonomi)
1. Melakukan realokasi dan peningkatan efisiensi terhadap pos-pos belanja pendidikan dalam
APBN yang dipandang tidak efektif dan atau boros.
Saat ini anggaran APBN untuk pendidikan masih di angka 20% yang mana jumlah tersebut
sebenarnya relatif cukup besar, tetapi 20% anggaran tersebut tidak murni dialokasikan bagi
perbaikan dan pengembangan sistem atau mutu pendidikan karena tenaga pendidik juga
termasuk didalamnya. UU Sisdiknas, Pasal 1 angka 3, menentukan bahwa sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang berarti juga termasuk gaji pendidik.
Ketentuan Pasal 49 ayat (1) yang memisahkan gaji guru dari anggaran pendidikan dinilai
membuat tak konsistennya UU Sisdiknas. Masuknya gaji pendidik ke dalam anggaran
pendidikan dikhawatirkan akan membuat pemerintah tak lagi terdesak untuk memikirkan
pendidikan di Indonesia. Sebagai gambaran, saat ini, anggaran pendidikan di luar gaji
pendidik masih berkisar 11,8%. Jika gaji pendidik atau guru dimasukkan berarti anggaran
pendidikan sudah mencapai 18%. Pemerintah tinggal menambah 2% saja. Lalu bagaimana
dengan sekolah yang rusak serta anak-anak yang putus sekolah? Dengan begini, kualitas
pendidikan Indonesia akan tetap status quo. Anak yang tak sekolah akan tetap tak sekolah.
Dan sekolah yang rusak akan tetap rusak.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 14
Jika realokasi dana pendidikan yang dimaksud adalah mengenai belanja tenaga pendidik
untuk tidak diikutsertakan kedalamnya maka itu merupakan salah satu langkah untuk dapat
mengefisiensikan dana pendidikan yang murni untuk perbaikan pendidikan itu sendiri.
2. Melaksanakan wajib belajar 12 tahun dengan biaya negara, menghapus pajak buku
pelajaran, menghentikan penggantian buku pelajaran setiap tahun, dan mengembangkan
pendidikan jarak jauh.
Sekilas program ini ingin menyatakan bahwa semua masyarakat dapat memperoleh akses
pendidikan 12 tahun tanpa biaya alias gratis. Perlu diperhatikan dan dipelajari lebih lanjut
mengenai sekolah-sekolah yang full dibiayai negara apakah kualitas pendidikan yang
tersedia berjalan baik dan lancar atau tidak karena dalam perjalanannya sebuah institusi
pendidikan satu dengan lainnya membutuhkan dana yang berbeda, tidak bisa disamaratakan.
Pendidikan jarak jauh juga memerlukan serangkaian uji coba sampai metode tersebut dapat
diimplementasikan sampai ke daerah terdepan Indonesia. Namun di sisi lain kebijakan ini
jangka panjangnya akan membuat akses pendidikan dapat dirasakan merata di semua daerah.
3. Merekrut 800 ribu guru selama lima tahun dan menaikkan tunjangan profesi guru menjadi
rata-rata Rp 4.000.000 per bulan.
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan dan
efisiensi guru adalah Student Teacher Ratio (STR) atau rasio murid guru. STR yang tinggi
menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan akibat jumlah guru yang tidak mencukupi.
Sebaliknya, STR yang rendah menunjukkan tingginya kualitas pendidikan karena jumlah
guru yang mencukupi atau malah berlebih. Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan
dibawah Singapura, Korea, Jepang, dan Amerika, ternyata memiliki STR yang lebih rendah
dibanding negara-negara tersebut. Rendahnya rasio murid guru di Indonesia ternyata tidak
serta-merta mengindikasikan kualitas pendidikan yang baik dikarenakan masalah
penyebaran. Jumlah guru di Indonesia yang mencapai 2,9 juta pada tahun 2012 didukung
dengan STR Indonesia yang tergolong rendah menunjukkan jumlah guru yang mencukupi
untuk proses pembelajaran. Permasalahannya, persebaran guru terjadi tidak merata.
Penambahan 800 ribu guru justru akan semakin menambah pelik masalah ini. Terkait
dengan kenaikan tunjangan profesi guru, jika komponen pendidik tetap dimasukkan didalam
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 15
anggaran pendidikan maka akan semakin mengurangi jatah di bagian yang murni pendidikan
seperti sistem dan infrastruktur. Maka dari itu kedua kebijakan ini harus berjalan beriringan.
4. Memperbaiki secara masif kualitas dari fasilitas pendidikan di seluruh SD, SMP, dan SMA
serta pesantren/sekolah agama sederajat, melalui pengalokasian Dana Perbaikan Kualitas
Fasilitas Pendidikan (DPKFP) rata-rata Rp 150.000.000 per sekolah.
Kebijakan ini sangat baik dan diharapkan benar-benar akan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan, namun kembali poin penting yang harus diperhatikan adalah mengenai
pengawasan. Dana tersebut sangat rawan disalahgunakan. Satu hal lagi adalah tidak semua
institusi pendidikan membutuhkan dana dengan jumlah yang sama. Tingkat harga di
berbagai daerah juga berbeda sehingga nominal yang harus diberikan ke tiap sekolah juga
akan berbeda.
Sementara itu, pasangan Jokowi-JK memposisikan Sumber daya manusia atau Human Capital
sebagai modal utama pembangunan ekonomi. Terlebih lagi dalam menghadapi ASEAN Free
Trade Area (AFTA), Indonesia harus menyiapkan kualitas manusianya. Pembangunan
manusia yang dimaksud oleh Jokowi adalah pembangunan mental manusia Indonesia
(Revolusi Mental) agar memiliki etos kerja yang tinggi dan baik serta memiliki mental kuat
untuk bersaing. Dengan adanya pembangunan manusia, tingkat produktivitas akan meningkat
sehingga daya saing pun turut naik. Pembangunan Modal manusia juga menjadi penting
mengingat pada tahun 2014 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih berada
pada peringkat ke-121 dari 187 negara. Kita berada jauh di bawah negara-negara tetangga
seperti Singapura (peringkat 18), Malaysia (peringkat 64), Thailand (peringkat 103), dan
Filipina (peringkat 114). Demikian pula jika kita melihat struktur angkatan kerja Indonesia.
Sebanyak 55,3 juta (46,8 persen) lulusan Sekolah Dasar (SD) (BPS,2014).
Pada tahun 2020-2030, Indonesia juga akan mengalami Bonus Demografi, dimana jumlah
penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk nonproduktif. Pada tahun 2010,
proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 66,5%. Proporsi ini terus meningkat
mencapai 68,1% pada tahun 2028 hingga tahun 2031. Namun sayangnya, kualitas Sumber
Daya Manusia sejauh ini tidak kunjung membaik. Dalam meningkatkan kualitas SDM
Indonesia, Jokowi-JK memiliki beberapa strategi, yaitu:
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 16
a. Penerbitan UU wajib belajar 12 tahun
b. Membebaskan biaya pendidikan dan segala pungutan di sekolah negeri dan swasta
c. Pemberian Beasiswa dari D3 sampai dengan S3 di dalam maupun luar negeri.
Program ekonomi Jokowi-JK yang menitikberatkan pada pembangunan manusia memang
patut diapresiasi. Namun, cara yang dilakukan masih tidak kongkret. Membebaskan biaya
pendidikan di sekolah swasta adalah hal yang mustahil dilakukan, dimana berbeda dengan
sekolah negeri, sekolah swasta memiliki independensi dalam administrasinya. Intervensi yang
bisa dilakukan pemerintah ke sekolah swasta hanya pada masalah kebijakan pendidikan.
Selain itu, dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah tidak hanya harus
memperbanyak lulusan pada jenjang yang lebih tinggi, namun juga harus memperhatikan
kualitas dari lulusan setiap jenjangnya agar mampu bersaing dengan kualitas SDM negara
lain. Tidak jarang lulusan sarjana dari Indonesia masih kalah bersaing dengan lulusan sarjana
dari luar negeri. Jokowi-JK juga tidak memasukan unsur pelatihan tenaga kerja untuk
meningkatkan kualitas SDM. Dalam ekonomi, Human Capital terdiri dari tiga unsur, yaitu
pendidikan, kesehatan, dan pelatihan. Dalam visi-misinya, Jokowi-JK hanya fokus pada unsur
pendidikan saja.
6. Penyelenggaraan APBN yang pro-rakyat Versus Pembangunan untuk penguatan
kapasitas fiskal negara.
Kapasitas fiskal menentukan kemampuan suatu negara untuk membiayai defisit fiskal yang lebih
besar tanpa membahayakan stabilitas makro ekonomi dan keberlanjutan hutang (Bank Dunia,
2009). Kapasitas fiskal sendiri adalah sejumlah pendapatan yang didapat oleh suatu
negara/daerah.
Prabowo-Hatta menyiapkan beberapa program yang ditargetkan dapat membuat penerimaan
negara dari pajak meningkat dari 12% menjadi 16% rasio PDB. Caranya adalah dengan
melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan perbaikan sistem perpajakan
yang lebih adil.
a. Melaksanakan reformasi perpajakan yang sebenar-benarnya sehingga efektif dalam
meningkatkan rasio pajak, baik pada sektor pajak dalam negeri maupun pajak
perdagangan internasional. Terkait dengan penerimaan pajak murni dari Ditjen Pajak
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 17
(DJP), serangkaian langkah strategis disiapkan, mulai dari pemberian insentif dan
terobosan tarif pajak, perluasan pajak final, sinergi informasi lintas sektoral, hingga
penajaman hirarki tindakan dalam peningkatan kepatuhan.
b. Meningkatkan peranan bea dan cukai sebagai alat regulasi dan sekaligus penerimaan
negara, melalui antara lain integrasi teknologi informasi.
c. Meningkatkan sumber-sumber penerimaan negara selain dari penerimaan perpajakan
berdasarkan pada penyisiran dan evaluasi yang ketat.
Sementara itu, Jokowi dan Jusuf Kalla memiliki beberapa program dalam penguatan kapasitas
fiskal negara, yaitu sinkronisasi antara perencana dengan dan pembangunan dan alokasi
anggaran.
a. Evaluasi kinerja kenaikan penerimaan pajak seiring dengan kenaikan potensinya (seperti
pertumbuhan PDB). Namun, sangat disayangkan, program kerja yang direncanakan
Jokowi dan Jusuf Kalla tidak menyentuh permasalahan mendasar pajak masa kini.
Kalaupun evaluasi kenaikkan penerimaan pajak dengan kenaikan potensinya serta
merancang ulang lembaga emungutan pajak, rasio pajak 16% masih akan sulit tercapai.
Berbicara cara meningkatkan rasio pajak tidak terlepas dari cara mengonversi potensi
penerimaan pajak menjadi riil pajak (fresh money).
b. Merancang ulang lembaga pemungutan pajak berikut peningkatan kuantitas dan kualitas
aparatur pepajakan. Keterbatasan internal dalam sistem perpajakan yang menjadi
penyebab potensi penerimaan pajak hanya menjadi tontonan semata , tidak berhasil
disentuh petugas pajak. Keterbatas intenral tersebut adalah kurangnya kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia di Ditjen Pajak. Misalnya, Ditjen Pajak sangat
membutuhka SDM yang memahami proses bisnis pertambangan. Sebab, praktik
penggelapan pajak di sketor pertambangan yang bernilai miliaran rupiah terendus KPK
sejak beberapa waktu lalu. Dari sisi kuantitas, Ditjen Pajak memerlukan SDM dalam
jumlah banyak untuk memantau aktivitas usaha wajib pajak. Contohnya, kasus pajak di
daerah Tanah Abang. SDM yang banyak untuk memantau satu per satu tempat usaha
daerah Tanah Abang. Potensi pajak di pasar Tanah Abang dihitung mencapai miliaran
rupiah. Namun, sampai detik ini, pajak yang dibayarkan hanya mencapai puluhan juta
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 18
rupiah. Hal itu terjadi karena hanya satu petugas yang memantau potensi pajak sebesar
itu. Kendala eksternal, Ditjen Pajak seringkali berjuang sendiri dalam menagih utang
pajak wajib pajak bandel tanpa dukungan kepolisian. Ketika permasalah yang dihadapi
Ditjen Pajak dapat teratasi, target rasio pajak Jokowi dan Jusuf Kalla sebesar 16% akan
mudah tercapai.
c. Melakukan desain ulang arsitektur fiskal Indonesia.
d. Peningkatan realisasi penggunaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur,
pengelolaan pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
e. Pemberian insentif bagi lembaga dan daerah yang memiliki penyerapan anggaran yang
tinggi dalam mendukung prioritas pembangunan dan kebocorannya rendah.
f. Pengurangan utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap PDB mengecil.
Uapaya penurunan porsi utang luar negeri adalah langkah yang baik namun langkah ini
membawa konsekuensi. Apabila penerimaan lewat utang negara ini dikurangi, maka
harus ada upaya untuk memenuhi anggaran negara lewat sumber pemasukan lain. Sumber
pendanaan lain yang dapat dikedepankan adalah peningkatan penerimaan pajak.
g. Utang baru hanya ditunjukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang produktif
dalam rangka meningkatkan potensi output yang memberikan dampak multiplier tinggi di
masa yang akan datang (seperti pembangunan infrastruktur, pengembangan pendidikan
dan kesehatan).
Sebagai tambahan, Prabowo-Hatta juga memasukkan unsur belanja dan pembiayaan APBN
dalam program ekonomi mereka. Dari sisi belanja negara adalah menjadikan belanja negara
bukan sekedar sebagai sumber pertumbuhan, tapi juga sebagai alat pemerataan. Reformasi
Belanja Negara dilakukan dengan tujuan memperbaiki efektivitas belanja negara sebagai alat
pemerataan, menaikkan efisiensi belanja negara sebagai sumber pertumbuhan, dan
meminimalkan kebocoran dan pemborosan anggaran. Prabowo-Hatta juga akan menaikkan rasio
belanja negara terhadap PDB menjadi minimal 19% pada tahun 2019. Belanja negara naik
dengan signifikan sehingga mencapai di atas Rp3.400 triliun per tahun, atau secara kumulatif
sebesar Rp13.560 triliun selama 2015-2019. Langkah ini bisa menciptakan booster pembiayaan
dengan multiplier pertumbuhan yang besar. Dari sisi pembiayaan, Prabowo-Hatta berencana
untuk mengurangi pinjaman luar negeri baru oleh pemerintah, baik multilateral maupun bilateral,
dengan target menjadi nol pada tahun 2019. Serta, mengelola utang pemerintah (Surat Berharga
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 19
Negara) dengan cermat dan bijak, serta memanfaatkannya dengan efisien dan efektif. Yang perlu
dikhawatirkan di sini adalah skeptisme terhadap utang luar negeri yang sebenarnya akan sangat
berguna apabila dipergunakan untuk menumbuhkan sektor-sektor produktif.
7. Konversi penggunaan BBM kepada gas. Mengurangi subsidi BBM khusus pada orang
kaya melalui mekanisme pajak dan cukai Versus Mengurangi subsidi dan menjaga
penyediaan energy murah dengan transformasi energy berbasis BBM (mahal impor) ke
berbasis gas (murah domestic). Pengalihan 30% transportasi berbasis BBM menjadi gas
dapat mengurangi subsidi 60 trilyun dan menurunkan harga energi 20%
Untuk Tahun anggaran 2014, Pemerintah pada awalnya mengalokasikan anggaran untuk subsidi
BBM sebesar 194,9 triliyun rupiah. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013
yang berjumlah 199,9 triliun rupiah. Pengurangan besaran anggaran subsidi BBM ini bisa
dilakukan setelah pemerintah dan DPR menetapkan pengurangan subsidi dan menaikkan harga
BBM bersubsidi. Akan tetapi, sangat disayangkan ketika pada penetapan APBN-Perubahan
2014, anggaran untuk subsidi BBM mengalami pembengkakan. Pemerintah harus mengurangi
anggaran dari pos belanja infrastruktur sebesar 110 triliun rupiah untuk dialihkan ke pos subsidi
BBM. Maka, penyakit yang pada awalnya telah dicoba untuk disembuhkan, kini justru kambuh
dan semakin berbahaya. Subsidi BBM yang berlebihan adalah kesalahan besar dalam
pengelolaan keuangan Negara.
Calon Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Joko Widodo tampaknya sama –
sama sepakat bahwa subsidi BBM yang berlebihan ini harus segera diakhiri, dan di program
kerja mereka telah sama – sama disebutkan bahwa jika terpilih nanti, keduanya akan berupaya
untuk mengurangi subsidi BBM sembari mengonversi penggunaan BBM ke gas.
Pada tahun 2013, konsumsi Gas alam Indonesia berada di angka 50,3% dari total produksi,
sedangkan 49,7% sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sedangkan cadangan
gas alam Indonesia mencapai 170 TCF ( trillion cubic feet) dan produksi per tahun sebesar 2,87
TCF , ini artinya gas alam indonesia diperkirakan bisa diproduksi hingga 59 tahun kedepan.
Besarnya cadangan gas alam dan masih rendahnya tingkat konsumsi domestik harusnya bisa
dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Presiden terpilih untuk meningkatkan konsumsi gas
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 20
domsetik. Program konversi ke gas sudah pernah berhasil dilakukan pada pemerintahan SBY
periode pertama, kesuksesan tersebut bukan tidak mungkin bisa terulang kembali.
Prabowo berkomitmen untuk mengurangi subsidi BBM terhadap orang kaya melalui mekanisme
pajak dan cukai. Akan tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai teknis pengurangan subsidi
bagi orang kaya tersebut, apakah akan menetapkan pajak yang lebih tinggi bagi pengguna
kendaraan mewah tidak diketahui lebih lanjut. Pengurangan subsidi BBM terhadap orang kaya
ini dilakukan berbarengan dengan konversi BBM ke gas.
Jokowi berkomitmen untuk mengurangi subsidi BBM dengan fokus utama pengalihan
penggunaan menjadi gas alam. Jokowi tidak menjelaskan kalau anggaran untuk subsidi BBM
akan dikurangi, tapi melihat dari program yang ada, tampaknya pengurangan subsidi BBM
adalah hal yang otomatis terjadi ketika program konversi BBM ke gas terlaksana, sehingga
konsumsi BBM mengalami penurunan dengan sendirinya dan berakibat penurunan pula pada
besaran subsidi BBM di APBN.
Untuk menyukseskan program konversi BBM ke gas, hal utama yang harus dilakukan akan
pembenahan dan penguatan infrastruktur penunjang seperti distribusi gas yang lancar,
penyediaan SPBG, hingga penciptaan kondisi mental masyarakat yang siap menggunakan gas.
8. Reformasi pengelolaan SDA dan industri (meningkatkan nilai tambah mineral,
batubara, minyak, gas, kehutanan, kelautan). Renegosiasi kontrak pertambangan umum
dan migas dan memprioritaskan kontrak yang berakhir untuk entitas bisnis nasional
dikombinasi dengan instrument otoritas pemerintah pusat Versus Penguasaan SDA:
peningkatan pengusaha nasional, penerimaan Negara dari hasil tambang harus meningkat
bertahap, menurunkan impor dan meningkatkan ekspor. Mewajibkan saham utk
masyarakat lokal, adanya insentif untuk investor nasional yang mengembangkan industry
pengolahan bahan tambang dalam negeri/ penguatan investasi sumber domestik,
renegosiasi usaha pertambangan domestic atau pun asing berbasis keuntungan
Sejak periode awal berdirinya rezim orde baru, investasi asing gencar untuk dirangsang masuk
ke Indonesia, dan industry pertambangan menjadi salah satu primadona investor asing untuk
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 21
menancapkan kukunya di Indonesia. Akibatnya, hingga kini sekitar 75% sektor pertambangan
Indonesia dikuasai oleh asing, sedikit sekali porsi perusahaan dalam negeri.
Prabowo berkomitmen untuk melakukan renegosiasi pengelolaan SDA Indonesia. Mereka
berfokus pada pelarangan ekspor atas barang mentah ( hal yang sebenarnya sudah dilakukan
Pemerintahan SBY ). Menurut Prabowo, ekspor barang mentah merupakan salah satu bentuk
kebocoran kekayaan Negara yang selama ini selalu beliau dengungkan. Bocor artinya terdapat
potential loss, ketika barang mentah dijual dengan sangat murah, padahal bisa diolah terlebih
dahulu (pemberian nilai tambah) atau barang mentah yang kita jual lalu diolah oleh asing untuk
kemudian kita beli sebagai barang jadi.
Program ini sepertinya tidak akan mengalami kesulitan berarti karena sesungguhnya adalah
kelanjutan dari kebijakan yang telah ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun
yang harus menjadi perhatian serius adalah, kebijakan ini harus didorong oleh tindak lanjut
dalam hal penguatan industry pengolahan hasil tambang. Pelarangan ekspor barang mentah
hanya akan memberikan dampak positif bagi Indonesia ketika pemberian nilai tambah terhadap
barang tersebut bisa dilakukan. Oleh sebab itu, industri pengolahan harus dibangun secara
massif mengingat produksi tambang Indonesia yang sangat besar.
Penyerahan kontrak karya yang telah berakhir masanya kepada entitas bisnis nasional sesuai
dengan tuntutan yang dilayangkan oleh BEM se UI selama ini dalam hal pengelolaan energi. Jika
Prabowo berkomitmen untuk menegakkan kembali penguasaan Negara atas sumber daya alam,
maka salah satu instrument yang pas adalah pemberian keistimewaan kepada BUMN untuk
mengelola Sumber daya alam Indonesia.
Di sisi lain, Jokowi berkomitmen untuk penguasaan sumber daya alam. Terdapat sedikit
kerancuan dalam kalimat barusan, ketika Jokowi tidak menjelaskan lebih lanjut bentuk
penguasaan tersebut. Jokowi hanya memberikan program – program aksi untuk mencapai
penguasaan tersebut, diantaranya:
a. Peningkatan jumlah pengusaha tambang nasional. Berdasar poin a ini, Jokowi berupaya
untuk meningkatkan peran dari rakyat untuk menguasai sektor pertambangan.
Penambahan jumlah pengusaha di sektor pertambangan berarti menambah jumlah usaha
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 22
pertambangan rakyat. Hal ini berarti BUMN akan bersaing dengan usaha – usaha milik
rakyat. Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah persaingan antar pengusaha dalam
negri jangan sampai saling menghancurkan dan malah menguntungkan asing. BUMN dan
pengusaha dalam negri harus bersinergi untuk meruntuhkan dominasi asing di sektor
pertambangan Indonesia
b. Masyarakat lokal haruslah memperoleh manfaat langsung dari pengelolaan tambang di
wilayah mereka. Jokowi tidak menjelaskan apakah yang dimaksud dengan manfaat
langsung yang harus diterima masyarakat tersebut, apakah prioritas penerimaan
masayarakat sekitar sebagai karyawan atau pemberian CSR yang rutin.
c. Porsi penerimaan negara dari sektor tambang secara bertahap harus meningkat.
d. Kebijakan Hilirisasi harus segera dilakukan dengan tujuan mengurangi impor dan
meningkatkan ekspor hasil tambang yang sudah diolah. Program peningkatan ekspor hasil
tambang yang sudah diolah sejalan dengan program yang juga dilancarkan oleh Prabowo
dan pemerintahan saat ini. Jokowi juga menyadari bahwa ekspor barang mentah
merugikan Indonesia, sehingga penguatan industry di sektor hilir sebagai ujung dari
proses pertambangan harus dilakukan dengan segera.
e. Pengurangan secara drastis konflik antara perusahaan tambang dan masyarakat lokal
f. Jumlah pertambangan rakyat harus meningkat dengan mewajibkan CSR dan saham yang
diperuntukan untuk masyarakat lokal. Untuk itu, perlu diberikan insentif fiskal dan non
fiskal kepada investor, khususnya investor nasional.
g. Re-negosiasi pengelolaan sumber tambang berbasiskan keuntungan setara antara
pemerintah dan perusahaan asing maupun domestik.
Dianatara kedua kandidiat, sebenarnya Jokowi menjelaskan dengan lebih luas mengenai
konsep pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia, melalui program – program yang ia
ciptakan. Seluruh program Prabowo terdapat di dalam program Jokowi, akan tetapi Jokowi
masih memiliki program – program lain yang tidak dimiliki oleh Prabowo.
9. Alokasi anggaran untuk pembangunan kehutanan. Reboisasi, melindungi,
penanaman pohon penghasil kayu oleh rakyat dengan skala maksimal 5 ha (didukung
pemberian insentif fiscal dan non-fiskal). Mendapatkan sertifikat produk hutan lestari
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 23
yang diterima pasar global Versus Penguatan sektor kehutanan: pengembangan,
pelestarian hutan, pemeliharaan, rencana pemanfaatan 1,99 juta ha area hutan yang
belum terdata, dan tertatanya tahapan yang jelas dalam pemenuhan kebutuhan hasil
hutan kayu dalam negeri sebesar 46,3 m3/ tahun secara bertahap.
Berdasarkan data kementerian kehutanan tahun 2013, sekitar 78 juta Ha hutan Indonesia
mengalami kerusakan akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, dan alih fungsi menjadi
daerah pemukimam masyarakat. Kondisi yang sangat memprihatinkan mengingat Indonesia
adalah paru – paru dunia yang menyediakan udara segar dari hutan hujan tropisnya. Kondisi
kerusakan hutan ini tidak bisa dibiarkan terus bertambah, harus diatasi dan dikembalikan
fungsinya.
Beruntung sekali, kedua calon Presiden kita melihat permasalahan ini dan menawarkan
program solusi untuk mereka lakukan dalam hal pengembalian fungsi hutan. Keduanya
berkomitmen untuk melakukan reboisasi, pelestarian, dan pengembalian fungsi hutan.
Selain itu, Indonesia juga memiliki sekitar 77,83 juta Ha hutan produksi yang memiliki HPH
(Hak Penguasaan Hutan). Hutan ini dipergunakan untuk produksi produk – produk kehutanan
seperti kayu, rotan, dsb. Akan tetapi, sebanyak 48 juta Ha dari hutan produksi ini terlantar dan
tidak digunakan sebagaimana fungsinya untuk produksi hasil hutan.
Untuk peningkatan hasil produksi hutan, Prabowo berkomitmen melakukan program
penanaman pohon penghasil kayu oleh rakyat dengan skala maksimal 5 Ha serta mendorong
sertifikasi produk hutan lestari yang diterima pasar global. Prabowo tidak menyinggung
bagaimana keterhubungan antara penanaman pohon penghasil kayu yang ia tawarkan dengan
hutan produksi yang terabaikan. Harusnya Prabowo juga menaruh perhatian pada hutan –
hutan produksi yang terlantar ini, karena juga merupakan salah satu bentuk kebocoran.
Di sisi lain, Jokowi berencana memanfaatkan 1,99 juta Ha hutan yang belum terdata, hutan
tidak masuk dalam kategori hutan produksi namun juga bukan hutan konservasi. Keduanya
sama – sama tidak menyinggung pemanfaatan hutan yang terabaikan. Prabowo berfokus pada
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 24
gerakan penanaman pohon penghasil kayu oleh rakyat sedangkan Jokowi berfokus pada
pemanfaatan hutan yang belum masuk kategori manapun.
Prabowo mengupayakan sertifikasi produk hasil hutan sesuai standar internasional berarti
mendorong produksi hasil hutan untuk kebutuhan ekspor, sedangkan jokowi mengupayakan
tahapan yang jelas dalam pemenuhan hasil hutan kayu dalam negeri 46,3 meter kubik per
tahun secara bertahap. Di satu sisi Prabowo mengutamakan kualitas dalam produksi hasil
hutan sedangkan Jokowi lebih mengutamakan kuantitas dalam pemenuhan jumlah produksi
dalam negeri. Dan keduanya tidak menyinggung sisi lainnya. Prabowo tidak menyinggung
kuantitas dan Jokowi tidak menyinggung kualitas.
10. Kedaulatan Pangan berbasis Ekonomi Kerakyatan Versus Kedaulatan Pangan
berbasis Ekonomi Berdikari
Kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan
secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan tanpa
adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional.Terdapat tujuh prasyarat utama untuk
menegakkan kedaulatan pangan, antara lain adalah:
1. Pembaruan Agraria;
2. Adanya hak akses rakyat terhadap pangan;
3. Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan;
4. Pangan untuk pangan dan tidak sekadar komoditas yang diperdagangkan;
5. Pembatasan penguasaan pangan oleh korporasi;
6. Melarang penggunaan pangan sebagai senjata;
7. Pemberian akses ke petani kecil untuk perumusan kebijakan pertanian.
Kedaulatan pangan merupakan prasyarat dari ketahanan pangan (food Security). Mustahil
tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak memiliki kedaulatan atas
proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi
setiap bangsa dan rakyat untuk dapat mempunyai hak dalam menentukan makanan yang
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 25
dipilihnya dan kebijakan pertanian yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di
tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah.
Dalam hal ini setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden telah mempersiapkan berbagai
program yang dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
a. Prabowo - Hatta
Untuk mencapai kedaulatan pangan, Prabowo – Hatta :
Memberikan 2 juta ha lahan baru untuk produksi pangan (beras, jagung, sagu,
kedele, tebu) yang mampu memperkerjakan lebih dari 12 juta orang,
mengembangkan teknologi (termasuk holtikultura) di bidang pangan, peternakan,
dan perikanan serta penambahan dana riset 10 triliun dari APBN selama 2015-
2019.
Mencetak 2 juta ha lahan untuk aren, ubi kayu, ubi jalar, sagu, sorgum, kelapa,
kemiri, dan bahan baku bio-ethanol yang mampu memperkerjakan lebih dari 12
juta orang.
Pengembangan pabrik pupuk urea dan NPK dengan total kapasitas 4 juta ton.
Reforma agrarian (kepemilikan tanah rakyat).
Pemberian insentif fiscal dan atau pembiayaan pada BUMN dan patungan BUMN-
swasta yang berdaya saing tinggi dalam industry pangan, peternakan,
danperikanan.
Mendirikan Bank tani dan nelayan yang secara khusus menyalurkan kredit
pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan.
Meningkatkan daya saing industry hilir kelapa sawit, karet, kakao, bubur kayu, dan
kertas, dan sebagainya untuk meningkatkan keterkaitan sector pertanian-primer-
industri.
b. Jokowi – JK
Untuk mencapai kedaulatan pangan, Jokowi – JK :
Melaksanakan kedaulatan pangan berbasis Agribisnis Kerakyatan: Pengendalian
impor (pemberantasan mafia impor & pengembangan ekspor pertanian)
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 26
Penanggulangan kemiskinan & regenerasi petani ( pencanangan 1.000 desa
berdaulat benih, peningkatan kemampuan petani, organisasi & hubungan dengan
pemerintah, pelibatan perempuan petani, pembangunan irigasi, bendungan, sarana
transportasi, pasar dan kelembagaan, peningkatan investasi 15% per tahun)
Reforma agrarian (kepemilikan lahan bagi petani dan buruh tani/ menyerahkan
lahan 9 juta ha, peningkatan kepemilikan lahan pertanian dari 0,3 ha menjadi 2,0
ha per KK tani, pembukaan 1 juta ha lahan pertanian kering di Jawadan Bali,
Pembangunan Bank khusus pertanian, UMKM, dan koperasi
Pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis bio-eco-region dengan pola
pertanian organic, hemat lahan & air. Dan membangun sentra produksi pangan
organic dengan Pilot project 1000 desa organic hingga 2019 dan 1000 desa lagi
hingga 2024.
Pada dasarnya, program – program yang dilakukan oleh kedua pasangan ini adalah agar
tercapainya kedaulatan pangan yang mandiri.. Pemberian fasilitas yang mendukung dengan
berbagai cara telah termasuk dalam program para capres dan cawapres yang apabila pelaksanaan
dapat direalisasikan maka kedaulatan pangan di Indonesia akan terwujud. Perbedaan yang
mendasar dari kedua pasangan calon adalah terletak pada penjaminan terhadap nasib dan
kemapuan kerja petani. Pasangan Prabowo – Hatta tidak menekankan bagaimana nasib keluarga
petani kedepannya serta bagaimana cara petani untuk pelaksanaan program – program yang ada.
Prabowo – Hatta menginginkan 1 ha lahan dapat memperkerjakan 6 orang atau lebih. Artinya,
diperlukan hasil yang melimpah untuk memperoleh pendapatan yang sesuai jika nanti dibagi
dengan 6 orang. Maka, tetap harus ada penjaminan terhadap kesejahteraan petani dan
peningkatan kemampuan petani untuk mencapai hal tersebut. Berbeda halnya dengan Jokowi –
JK yang memberikan program untuk peningkatan kemampuan petani dan penanggulangan
kemiskinan petani agar petani tetap dapat hidup sejahtera.
11. Mendorong sektor Perikanan berbasis Ekonomi Kerakyatan Versus Mendorong sektor
Perikanan berbasis Ekonomi Berdikari
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 27
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan arah kebijakan dan strategi
pembangunan kelautan dan perikanan melalui Industrialisasi Perikanan. Kebijakan ini bertujuan
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk serta meningkatkan daya saing berbasis
pengetahuan. Sasaran utama industrialisasi perikanan untuk peningkatan pendapatan kelompok
pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan
Kebijakan industrialisasi perikanan menjadi fokus perhatian KKP. Kebijakan ini merupakan kebijakan
strategis dalam menggerakkan seluruh potensi perikanan, melalui pengembangan perikanan budidaya,
perikanan tangkap sebagai industri hulu dan pengolahan hasil produk kelautan dan perikanan sebagai
industri hilir. Kebijakan industrialisasi perikanan dilakukan melalui pengembangan komoditi unggulan
untuk meningkatkan nilai tambah produk secara menyeluruh, mulai dari hulu sampai hilir, sehingga
diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,
Kebijakan industrialisasi perikanan dilakukan dalam rangka menyambut komunitas ekonomi ASEAN.
Terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas yang akan dilaksanakan tahun 2015. Pada 2013 KKP
telah menetapkan 4 komoditas industrialisasi perikanan budidaya, yaitu udang, bandeng, patin dan rumput
laut. Terutama untuk industrialisasi udang, kegiatan revitalisasi tambak dilakukan melalui perbaikan
infrastruktur berupa saluran primer, sekunder dan tertier. Program ini mampu mengoptimalkan kawasan
pertambakan Pantura Jawa yang mencakup provinsi Banten dan Jawa Timur pada tahun 2012.
Selanjutnya Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat serta
Sulawesi Selatan pada Tahun 2013.
Prabowo – Hatta dan Jokowi – JK memiliki komitmen yang sama dari segi pembiayaan maupun
pembangunan infrastruktur untuk mendukung industrialisasi perikananan di Indonesia.
12. Pembangunan Pedesaan melalui Alokasi Anggaran Versus Pemabangunan Pedesaan
melalui Perimbangan Pembangunan
Sejalan dengan disahkan Undang undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah
melalui Kementerian PU telah berkomitmen mencetak banyak desa mandiri di Indonesia. Salah
satunya melalui program pembangunan infrastruktur pedesaan meliputi akses air bersih, sanitasi
serta pembangunan jalan di daerah.
Berdasarkan data Kemen PU, realisasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
tahun 2013 dikerjakan untuk 6.640 desa dengan total nilai bantuan Rp 1,66 triliun atau Rp 250
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 28
juta/desa/tahun. Kemudian setelah pembangunan dasar infrastruktur selesai, pemerintah akan
merancang pembangunan desa berdasarkan skala kebutuhan ekonomi.
Kementerian PU setidaknya mempunyai 4 dasar konsep pembangunan desa yaitu:
1. Konsep Transmigrasi yang tidak saja memindahkan manusia tetapi membangun
kawasan,
2. Program Desa Pusat Pertumbuhan yaitu membuat satu desa yang mendorong
ekonomi desa-desa disekitarnya,
3. Agropolitan yaitu pengembangan desa berbasis pertanian,
4. Minapolitan yaitu pengembangan desa berbasis perikanan.
Adapun pendapatan Desa bersumber dari:
a. Pendapatan asli Desa;
b. Alokasi APBN;
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;
d. Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota;
e. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota;
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan g. Lain-lain
pendapatan desa yang sah.
Undang – Undang Desa yang telah disahkan telah memberikan angin segar bagi
masyarakat pedesaan. Undang – undang Desa pun akan tetap dan harus dijalankan oleh
pemerintahan yang baru nantinya
Pasangan Prabowo – Hatta juga telah menjelaskan bahwa akan Mengalokasikan dana
APBN minimal satu milyar rupiah (Rp 1 milyar) perdesa/kelurahan pertahun langsung ke
desa/kelurahan, dan mengimplementasikan Undang – Undang tentang Desa. Dana APBN
yang disiapkan sebesar Rp 385 triliun selama 2015-2019 bagi 75.244 desa/kelurahan.
Dana ini digunakan untuk program pembangunan pedesaan dan membangun infrastruktur
untuk rakyat melalui 8 (Delapan) Program Desa, yaitu:
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 29
a. Jalan, Jembatan, dan Irigasi Desa dan Pesisir
b. Listrik dan Air Bersih Sesa
c. Koperasi desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),Badan Usaha Miliki
Petani (BUMP) dan Lembaga Keuangan Mikro
d. Lumbung Desa
e. Pasar Desa
f. Klinik dan Rumah Sehat Desa
g. Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa
h. Sistem Informasi dan Penguatatan Perangkat Pemerintah Desa
Dan pasangan Jokowi – JK mengutarakan dalam visi misi nya akan mengimbangakan
pembangunan di pedesaan dengan berbagai program yaitu
a. Mengawal implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan
dengan fasilitasi, supervise, dan pendampingan.
b. Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa sejalan dengan
substansi, jiwa dan semangat UU Desa.
c. Memastikan redistribusi Negara, baik Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa
(APBD), maupun distribusi lahan kepada desa, berjalan secara efektif
d. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan-regulasi baru untuk membebaskan desa di
kantong – kantong hutan dan perkebunan.
e. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan regulasi baru tentang share-holding antara
pemerintah, investor, dan desa dalam pengelolaan sumberdaya alam
f. Menyiapkan dan menjalankan regulasi baru tentang akses dan hak desa untuk
mengelola sumber daya alam berskala lokal (tambang, hutan, kebun, perikanan, dan
sebagainya) untuk kemakmuran rakyat.
g. Melakukan pengembangan kapasitas dan pedampingan desa secara berkelanjutan
h. Menjalankan program – program investasi pembangunan pedesaan (seperti hutan,
kebun, ternak, perikanan, argoindutri kerakyatan dan sebagainya) dengan pola
shareholding yang melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham
13. Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional berbasis Ekonomi Kerakyatan Versus
Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional berbasis Ekonomi Berdikari
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 30
Indonesia telah mengalami kemajuan yang mantap dalam penerapan reformasi perdagangan pada
beberapa tahun terakhir dan hal itu merupakan salah satu dari beberapa faktor yang membantu
berkembangnya penyerapan tenaga kerja di sektor resmi, memangkas tingkat kemiskinan dan
mengembangkan tingkat menengah penduduk Indonesia. Selain itu, Indonesia lebih beruntung
dibanding negara-negara tetangganya dengan berhasil melewati krisis keuangan dunia secara
relatif mulus. Hal ini memberikan kesempatan yang unik bagi Indonesia pasca krisis untuk
meningkatkan penjualan dalam negeri dan pangsa pasar dunianya. Untuk meraih kesempatan ini
sebaik-baiknya, Indonesia harus terus mendorong reformasi perdagangan dan menghindari
protektionisme yang akan menghambat efisiensi dan inovasi. Selain Indonesia, hanya Hong
Kong dan Cina saja yang pada tahun 2010 berhasil mengembalikan nilai perdagangan
internasionalnya ke tingkat absolut pra-krisis keuangan dunia.
Walaupun pertumbuhan ekspor komoditas berbasis sumber daya meningkat tajam, Indonesia
hanya mencatat kemajuan yang terbatas dalam meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur
dan terproses. Produsen-produsen Indonesia telah menyuarakan keprihatinan akan daya saing
mereka melawan produsen berbiaya rendah, baik di dalam negeri maupun di pasar asing.
Penurunan pertumbuhan bidang manufaktur dan menyurutnya pangsa ekspor sektor manufaktur
juga menimbulkan tanda tanya mengenai daya saing sektor manufaktur Indonesia.
Satu bidang yang memberati perdagangan sehingga menurunkan daya saing produk-produk
Indonesia dibanding produk impor luar negeri adalah rendahnya tingkat hubungan perdagangan
Indonesia yang merupakan akibat dari buruknya sistem logistiknya. Hubungan perdagangan
adalah masalah yang memberikan tantangan yang berbeda bergantung pada apakah hambatannya
mempengaruhi hubungan perdagangan internasional, antar pulau atau dalam pulau. Tingginya
biaya transportasi barang-barang bernilai tinggi seperti udang dari belahan Timur Indonesia ke
pusat-pusat pemrosesan di pulau Jawa melambungkan harga mereka ke titik yang terlalu mahal
untuk diekspor, dan juga lebih murah untuk mengimpor buah jeruk dari Cina dibanding
mengirimkannya dari pulau Kalimantan ke pulau Jawa. Itulah beberapa contoh buruknya
efisiensi dalam perdagangan antar pulau. Contoh tingginya biaya logistik dalam pulau termasuk
parahnya kemacetan di pulau Jawa, terutama di Jabotabek, dan juga buruknya kualitas jalan di
luar pulau Jawa, yang secara keseluruhan menempatkan biaya transportasi darat di Indonesia
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 31
lebih tinggi dari rata-rata biaya di Asia. Buruknya kinerja pelabuhan-pelabuhan utama di Jakarta
dan Surabaya, karena rendahnya produktivitas pelabuhan dan tidak penuhnya penerapan
National Single Window (NSW), juga merintangi hubungan perdagangan internasional.
Tingginya biaya dan ketidakpastian jalur transportasi domestik tersebut juga menghalangi
Indonesia untuk lebih terintegrasi ke dalam jaringan produksi persediaan-minim (just-in-time)
produk-produk yang bernilai tinggi. Perijinan dan harga yang diatur oleh pemerintah
menurunkan insentif untuk berinvestasi dalam layanan yang lebih baik dan membatasi
persaingan antara perusahaan-perusahaan pengiriman darat dan laut di dalam negeri. Pembatasan
investasi asing di bidang logistik makin memperburuk keadaan dengan terbatasnya akses
terhadap teknologi baru.
Sementara Indonesia telah membuat kemajuan dalam meningkatkan tingkat efisiensi pelabuhan
dan bea cukai, masih dibutuhkan peningkatan lebih lanjut. Rata-rata waktu tunggu kontainer
impor di terminal utama kontainer adalah lima hari, dibanding kurang dari tiga hari pada
kebanyakan pelabuhan-pelabuhan di wilayah tersebut. Impor kontainer kosong selesai kurang
dari setengah lamanya waktu yang dibutuhkan kontainer yang penuh, menunjukkan bahwa
sebagian besar penundaan disebabkan oleh pengawas perbatasan dan prosedur pemeriksaan dan
bukan karena tidak memadainya prasarana. Prosedur-prosedur administratif yang membebani
dan tidak jelas juga turut memperburuk penundaan impor dan mengundang korupsi, sehingga
menurunkan daya saing industri-industri yang menggunakan komponen impor. Selain itu,
walaupun Indonesia memiliki ekonomi yang sangat terbuka dalam hal tarif, halangan non-tarif-
nya tetaplah berarti dan belakangan ini terjadi peningkatan yang mencemaskan dalam halangan
non-tarif tersebut.
Prabowo – Hatta dalam usahanya mengembangkan kapasitas perdagangan nasional dengan cara
melindungi dan modernisasi pasar tradisional serta mengkonsilidasikan belanja Negara untuk
program pengembangan koperasi dan UMKM dan revitalisasi pasar tradisional. Dan mendorong
perbankan nasional, lembaga keuangan dan memperbesar lembaga permodalan keuangan mikro
untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil, petani, peternak, nelayan, buruh, pedagang
tradisional, dan pedagang kecil
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 32
Sementara, Jokowi – JK dengan terperinci menjelaskan bahwa mereka akan mengembangkan
kapasitas perdagangan nasional melalui
a. Peningkatan daya saing produk nasional melalui peningkatan kualitas-pencitraan-harga-
servis
b. Prioritas akses modal bagi UMKM, revitalisasi pasar tradisional dan pendampingan
ekonomi untuk menumbuhkan industriawan muda
c. 5000 pasar tradisional yang berumur lebih dari 25 tahun direnovasi dan revitalisasi
d. Implementasi dan pengembangan Standar Nasional Indonesia secara konsisten medorong
daya saing produk nasional dalam rangka penguasaan pasar domestic dari barang –
barang berstandar rendah
e. Memberantas penyelundupan barang dari luar negeri ke pasar dalam negeri
f. Penguatan pengawasan bead an cukai atas barang – barang import yang masuk ke dalam
negeri
g. Meningkatkan efisiensi perdagangan antar daerah dan pulau
h. Mengevaluasi FTA yang memberikan benefit sebesar – besarnya bagi kepentingan
nasional
14. Memperjuangkan Hak – Hak Buruh Versus Membangun Pemberdayaan Buruh
Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994 pengertian tenaga kerja
adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang belum wajib mengikuti program jaminan
social tenaga kerja karena adanya pentahapan kepesertaan.
Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap pengusaha
atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut harus
sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan di maksud
diselenggarakan dalam bentuk jaminan social tenaga kerja yang bersifat umum untuk
dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan bersaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong
royongan sebagai mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 33
Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan
merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan
memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka
sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan
social tenaga kerja. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat, dengan
resiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada mereka
dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya
sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja.
Prabowo Hatta berkomitmen untuk memndorong perbankan nasional dan lembaga keuangan
lainnya untuk mempercepat kredit bagi buruh. Serta berkomitmen melindungi dan
memperjuangkan hak – hak buruh.
Jokowi – JK menekankan pada membangun pemberdayaan buruh, melalui
a. Pengendalian inflasi harus dilihat sebagai bagian integral dari perjuangan buruh
b. Pembangunan perumahan untuk buruh di kawasan industry tidak dapat ditunda lagi
c. APBN harus menjadi bagian penting dari pelayanan hak – hak buruh dan penambahan
iuran BPJS kesehatan yang berasal dari APBN dan APBD perlu dilakukan
d. Pelarangan kebijakan alih tenaga kerja di BUMN
e. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan penyerapan tenaga kerja
f. Mekanisme proteksi terselubung untuk melidungi tenaga kerja dalam pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi Asean
g. Melakukan revisi terhadap UU 39/2004 tentang penempatan kerja Indonesia
h. Mendukung pengesahan UU yang berhubungan dengan kesejahteraan buruh
i. Penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri
j. Medorong perubuhan UU Perseroan Terbatas untuk memberikan insentif kepada
perusahaan. Insentif diberikan bagi perusahaan yang memberikan hak kepada pekerja
untuk dapat membeli saham perusahaan.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 34
15. Pembangunan Infrastruktur Versus Penguatan Infrastruktur
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Dedi S. Priatna menyatakan presiden baru akan mendapat tantangan pembangunan infrastruktur
dengan anggaran terbatas.
Tak hanya itu, pemerintah juga harus menyediakan infrastruktur dasar yang ditargetkan dapat
terpenuhi pada 2019. Infrastruktur tersebut adalah kelistrikan, yang harus dinikmati oleh seluruh
Indonesia, air, dan sanitasi.
Rancangan MP3EI yang telah dibuat oleh pemerintah diharapkan dapat dilanjutkan oleh
pemerintah berikutnya. Namun, hanya Prabowo – Hatta yang sepertinya akan melanjutkan hal
itu. Disisi lain, Jokowi – JK memiliki prioritas yang tidak juah berbeda tentang infrastruktur.
Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah yang baru dapat menyediakan alokasi anggara
untuk pembanguna infrastruktur tersebut.
Prabowo – Hatta menekankan pembangunan infrastruktur melalui 6 koridor ekonomi MP3EI.
Mengalokasikan dana APBN 1400 triliun/ 10,32% dari total belanja 2015-2019. Membangun
3000 km jalan nasional, 4000 km rel kereta api (kereta prioritas), pelabuhan laut, pelabuhan
udara, fasilitas pendukung industry maritim, pariwisata, listrik, dan telekomunikasi, bertahap
membangun jalan bebas hambatan di atas laut di beberapa segmen pantura Jawa. Pembangunan
infrastruktur pulau – pulau terluar. Memulai proses perencanaan pemindahan ibukota negara.
Menurunkan biaya logistic dengan meningkatkan pelayanan ke pelabuhan
Jokowi – JK menekankan Penguatan infrastruktur meningkatkan kapasitas anggaran Negara
untuk membangun infrastruktur, membentuk bank pembangunan/ infrastruktur, pembangunan
system transportasi umum massal terintegrasi pelebaran jalan kota, jalan tol, jembatan, monorail/
underground, pelabuhan, rel KA (ganda), bandara barang, rute perintis angkutan udara,
pengembangan rute kapal laut untuk pulau-pulau yang terisolasi, dryport, pembangkit listrik ,
membangun akses jalan dan transportasi air di 183 kabupaten tertinggal. Menurunkan biaya
logistik 5% per tahunmelaui system transportasi umum massal terintegrasi.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 35
Referensi:
http://sinarharapan.co/news/read/33902/tugas-pemerintahan-baru-pertumbuhan-ekonomi-10-
persen- (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
http://bisnis.liputan6.com/read/2063713/bidik-pertumbuhan-ekonomi-7-jokowi-realistis (Diakses
Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
http://politik.rmol.co/read/2014/06/26/161188/Program-Jokowi-Berdayakan-Dubes-Jadi-Ujung-
Tombak-Ekspor-Dapat-Nilai-Plus- (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
file:///C:/Users/User/Downloads/Salinan_Permenko_Nomor_8_Tahun_2011.pdf (Diakses
Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
http://www.djpp.kemenkumham.go.id/hukum-bisnis/87-permasalahan-di-seputar-kawasan-
ekonomi-khusus.html (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
http://economy.okezone.com/read/2014/05/20/20/987470/prabowo-hatta-siapkan-apbn-senilai-
rp3-400-triliun (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 14.45)
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/09/mjdqy3-menhut-60-persen-hutan-
indonesia-rusak (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 15.15)
http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Hutan%20%20Home%20Page_files/p
age0003.htm (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 15.15)
http://www.esdm.go.id/berita/40-migas/3190-cadangan-produksi-gas-bumi-indonesia-mencapai-
59-tahun.html (Diakses Selasa, 1 Juli 2014 pk. 15.15)
http://www.lmfeui.com/data/Analisis%20Industri%20Minyak.pdf (Diakses Selasa, 1 Juli 2014
pk. 15.15)
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FE UI 2014 36
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/25/1857475/Anggaran.Subsidi.BBM.2014.Masi
h.Besar
http://www.spi.or.id/?page_id=282
http://www.antaranews.com/berita/387578/industrialisasi-perikanan-kebijakan-strategis
http://www.pu.go.id/m/main/view/9443
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/IND
ONESIAINBAHASAEXTN/0,,contentMDK:22757318~pagePK:1497618~piPK:217854~theSit
ePK:447244,00.html