ANALISIS KINERJA JARINGAN BERBASIS INTER-VLAN
DI PT. SURYA HUTANI JAYA - KALIMANTAN TIMUR
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Pius Puji Hermawan
09.11.2886
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2014
ANALYSIS NETWORK PERFORMANCE BASED INTER-VLAN AT PT. SURYA HUTANI JAYA – KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS KINERJA JARINGAN BERBASIS INTER-VLAN
DI PT. SURYA HUTANI JAYA – KALIMANTAN TIMUR
Pius Puji Hermawan Melwin Syafrizal
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The bandwidth configuration on usage activity VCON tools (Video Conference) is not maximized due to interfere with the activity of employee performance. Bandwidth management is expected to be applied to the VCON running optimally without any significant obstacles.
VCON (Video Conference) used by PT. Surya Jaya Hutani using type POLYCOM VSX 7000. Configurations used are still using the default factory and requires turning off the internet connection at the time of execution of VCON. Here so as not to interfere with the performance of the employee is required to be optimal bandwidth management and does not interfere with the activities of employees.
The end result of the bandwidth management settings on VCON tool can run smoothly without requiring an internet connection and turn off the activity of the employee's performance and activities of VCON with configuration changes in POLYCOM VSX 7000 from 768 kbps to 256 kbps.
Keywords: Analysis, Computer Networking, Internet, VCON.
1
1. Pendahuluan
PT. Surya Hutani Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang HTI (Hutan
Tanaman Industri) yang salah satunya cara kerjanya menggunakan sistem komputerisasi
jaringan antar perusahaan dan memerlukan informasi serta data-data dari kantor-kantor
lainnya dan dari rekan kerja, afiliasi bisnis. Selain itu, perusahaan ini biasanya juga
membutuhkan peranan dari manajemen jaringan lokal untuk mengelola layanan internet
yang mereka gunakan.
Manajemen jaringan lokal yang baik hendaknya memiliki kinerja handal dan efisien
dalam meneruskan atau menyebarkan paket data sesuai dengan kebutuhan, namun
sering kali terjadi permasalahan pada jaringan komputer antara lain data yang dikirimkan
lambat atau rusak dan bahkan tidak sampai ke tujuan. Komunikasi sering mengalami
time-out, hingga masalah keamanan, seperti user id yang digunakan oleh lebih dari satu
user.
Management bandwidth pun menjadi faktor utama dalam permasalahan yang terjadi
saat ini seperti contoh penggunaan VCON (Video Conference) yang membutuhkan
penggunaan bandwidth yang cukup besar harus di antisipasi dengan pengaturan yang
sederhana namun diharapkan tidak menggangu aktivitas VCON itu sendiri maupun
kinerja karyawan yang menggunakan aplikasi dan membutuhkan koneksi ke jaringan
komputer (internet).
2. Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Bandwidth management dalam membangun jaringan komputer sudah banyak yang
melakukan penelitian. Salah satu penelitian mengenai bandwidth management dilakukan
di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengalokasikan bandwidth pada jaringan komputer secara teratur sehingga client
mempunyai porsi masing-masing dalam mengakses jaringan internet. (Arif Khairul D,
2010).
2.2 Konsep Dasar Jaringan
Jaringan Komputer adalah “interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih,
menggunakan protokol komunikasi yang terhubung dengan media transmisi kabel atau
tanpa kabel (wireless) untuk keperluan komunikasi data.
1 | Ariyus, Dony. dan K.R, Rum Andri. 2008. Komunikasi Data Hal 225-229
2
Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap
komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain melakukan
restart, shutdown, kehilangan file atau kerusakan sistem.
Dalam definisi jaringan yang lain, autonomous dijelaskan sebagai jaringan yang
independen dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi
jaringan, memiliki hardware dan software sendiri dan dikoneksikan dengan jaringan
autonomous lain. Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat
besar.
Di dalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antarnode (komputer), yakni :
a. Peer ro peer, adalah suatu model dimana tiap PC dapat memakai resource pada
PC lain atau memberikan resource-nya untuk dipakai PC lain. Tidak ada yang
bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan penggunaan
sumber daya komputer yang terdapat jaringan. Dengan kata lain, setiap
komputer dapat berfungsi sebagai klien maupun server pada periode yang sama.
b. Cilent-Sever : merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau
beberapa komputer sebagai server yang memberikan sumber datanya kepada
komputer lain (klien) dalam jaringan. Server mengatur mekanisme akses sumber
daya yang boleh digunakan serta mekanisme komunikasi antarnode dalam
jaringan.
Klien hanya bisa menggunakan sumber daya yang disediakan server sesuai
dengan otoritas yang diberikan administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi
klien bisa saja merupakan sumber daya yang tersedia di server namun hanya
bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server.
2.3 Model Jaringan
Model jaringan pada umumnya terbagi dalam dua kategori utama, yaitu : local-area-
network (LAN) dan wide-area-network (WAN). Keduanya dibedakan berdasar area
komunikasinya. Antara LAN dan WAN ada model jaringan lain yang disebut metropolitan-
area-network (MAN)
2.4 Internet
Istilah internet berasal dari kata internetworking. Internetworking sendiri biasa
diartikan sebagai network dari network, yang berarti kumpulan dari jaringan-jaringan yang
menghubungkan komputer dari sistem yang berdeda-beda. Jadi, secara singkat dapat
3
dikatakan bahwa internet adalah kumpulan berbagai macam sistem jaringan komputer di
dunia yang terkoneksi satu sama lain dan dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
2.5 Intranet
Intranet merupakan sebuah jaringan khusus yang bebasis protokol-protokol pada
internet, seperti TCP/IP, SMTP, POP3 serta HTTP. Jaringan intranet biasanya digunakan
oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk membagi informasi yang sifatnya rahasia
atau hanya boleh diakses oleh orang tertentu yang memiliki kepentingan terhadap
informasi tersebut.
2.6 Topologi Jaringan
Topologi merupakan cara menghubungkan komputer atau terminal-terminal dalam
suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar komputer, jaringan kompter
dapat bebentuk sebagai berikut :
a. Topologi Star Network
b. Topologi Bus
c. Topologi Ring
d. Topologi Tree
e. Topologi Mesh
f. Topologi Hybrid
2.7 VLAN ( Virtual LAN)
VLAN adalah membuat kelompok atau group yang terdiri atas beberapa komputer
atau perangkat network. Ketika topologi fisik suatu LAN sudah ditentukan maka akan
cukup sulit bagi kita untuk merombaknya menjadi bentuk yang lain. Biasanya media fisik
network akan ditanamkan pada pipa khusus yang sukar dibongkar dan ditata ulang.
Sehingga kita tidak dapat secara fleksibel mengelompokkan kembali beberapa komputer
yang lokasinya berjauhan.
VLAN dapat mengatasi keterbatasan ini. Kita dapat secara fleksibel mengatur ulang
“layout” network secara virtual. Artinya, kita tidak perlu membongkar media network dan
mencabut kabel-kabel switch. Cukup mengatur ulang menggunakan software untuk
menentukan komputer mana saja yang akan dikelompokkan. VLAN dapat ditentukan
berdasarkan lokasi, fungsi, departemen, aplikasi, dan protokol yang digunakan.
2 | Ariyus, Dony. dan K.R, Rum Andri. 2008. Komunikasi Data Hal 229-234
4
2.8 Keanggotaan VLAN
Jika dilihat dari sisi keanggotaan maka VLAN dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Static VLAN
Static VLAN meripaka tipe VLAN yang paling umum dan paling secure. Setiap
anggota VLAN ditentukan berdasarkan nomor port switch. Keanggotaan akan
tetap selamanya seperti itu hingga kita menentukan lain. Biasanya dengan
memindahkan kabel network ke port yang lain. Kadang kala static VLAN disebut
sebagai port based VLAN.
2. Dynamic VLAN
Pada dynamic VLAN, keanggotaan akan ditentukan secara otomaits
menggunakan software yang diinstal pada server pusat, yang disebut VLAN
Management Policy Server (VMPS).
2.9 Link VLAN
Link seringkali disebut sebagai interface. Ada dua jenis link yang digunakan, yaitu :
1. Access Link
Access link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis
switch VLAN. Access link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer
dengan switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah
terkonfigurasi.
2. Trunk Link
Istilah Trunk diambil dari sistem telepon yang dapat mengangkat beberapa
percakapan sekaligus (multipe conversation). Trunk link digunakan untuk
menghubungkan switch dengan switch yang lain, switch dengan router, atau
switch dengan server. Jadi, port telah dikonfigurasi untuk dilalui berbagai VLAN
(tidak hanya sebuah VLAN)
2.10 VLAN Trunk Protocol (VTP)
VTP merupakan protokol milik (proprietary) Cisco yang memungkinkan switch-switch
Cisco (yang terhubung) saling bertukar informasi. VTP memudahkan proses konfigurasi
3 | Sofana, Iwan. 2009. Cisco CCNA & Jaringan Komputer Hal 126 & 174-189
5
secara otomatis antar sesama switch.
VTP bekerja pada layer 2. Kita dapat menghapus, menambah, mengedit, mengubah
konfigurasi VLAN. Jika salah satu switch dirubah konfigurasinya, maka VTP akan
melakukan sinkronisasi konfigurasi terhadap switch-switch yang lain.
Ada 3 mode VTP yang disediakan, yaitu :
1. Server Mode
2. Client Mode
3. Tranparent Mode
Konfigurasi VLAN harus dilakukan pada switch server. Sementara switch-switch
lain (client mode) akan menyesuaikan konfigurasinya secara otomatis dengan server.
2.11 Inter-VLAN
Inter-VLAN merupakan sebuah proses meneruskan paket data dari suatu VLAN ke
VLAN yang lain dengan bantuan router, sehingga suatu perangkat dapat mengirimkan
informasi kepada perangkat lain yang berada pada jaringan VLAN yang berbeda.
Pada umumnya, Inter-VLAN digunakan karena adanya suatu kebutuhan khusus
terhadap beberapa perangkat yang harus tetap saling berhubungan namun perangkat
tersebut berada pada jaringan VLAN yang berbeda
Istilah Inter-VLAN routing sering kali dikaitkan dengan switch layer 3. Switch layer 3
adalah jenis switch yang mendukung routing seperti layaknya sebuah router. Namun, ada
juga yang berpendapat bahwa Inter-VLAN routing dapat diterapkan menggunakan switch
layer 2 dengan tambahan router. Untuk keperluan routing dapat digunakan bebagai jenis
router, termasuk PC router (komputer biasa yang dijadikan router).
3. Analisis Dan Perancangan
3.1 Tinjauan Umum
PT. Surya Hutani Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang HTI (Hutan
Tanaman Industri) yang salah satunya cara kerjanya menggunakan sistem komputerisasi
jaringan antar perusahaan maupun jaringan LAN (Local Area Network) antar distrik, region
dan kantor perwakilan di samarinda.
PT.Surya Hutani Jaya sendiri memiliki beberapa distrik, 1 (satu) region dan 1 (satu)
kantor perwakilan di samarinda. Dengan adanya sistem komputerisasai jaringan maka di
6
butuhkan perangkat yang dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan dan
digunakanlah perangkat cisco serta menggunakan konfigurasi berbasis Inter-VLAN untuk
di implementasikan di PT.Surya Hutani Jaya agar dapat membantu dalam kegiatan
operasional serta meningkatkan seluruh kinerja karyawan.
3.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan berbasis Inter-VLAN yang digunakan PT. Surya Hutani Jaya
merupakan topologi dan konfigurasi basic yang hampir digunakan di setiap perusahaan
pengguna perangkat cisco, akan tetapi yang membedakan adalah pengembangan dari
topologi basic tersebut sesuai dengan keperluan atau kepentingan pihak perusahaan.
Berikut gambaran umum tentang topologi jaringan berbasis Inter-VLAN yang
digunakan PT.Surya Hutani Jaya dalam implementasi yang terdapat di Region 38
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Region 38
3.3 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan PT.Surya Hutani Jaya khususnya region 38, Yaitu :
Router : cisco 2921 (Primary) dan cisco 2911 untuk region 38, cisco 2810 untuk distrik 32
7
(sebulu), cisco 2811 untuk log pond tanjung karas, Switch : Catalyst 2960, HUB : D-LINK
(DES-1016D 16 port), D-LINK (DES-1008A 8 port), Access Point : LINKSYS – Wireless-G
Access Point with SES - Model WP54G, Radio Mikrotik : Router Board 433/532, RB SXT-
G5HnD, NIC : D-LINK DFE-520TX, Kabel UTP & STP : Product BELDEN CAT5E.
3.4 Perangkat Lunak (Software)
Aplikasi / perangkat lunak yang di gunakan oleh admin jaringan di PT.Surya Hutani
Jaya bersifat opensource atau freeware yang dapat di dapatkan secara mudah melalui
internet. Aplikasi / perangkat lunak tersebut adalah FREEping, Xshell 4 dan Secure CRT,
ORION.
3.5 Kebutuhan Sumber Daya Manusia (User)
Kebutuhan sumber daya manusia meliputi orang-orang yang terlibat didalam
penggunaan jaringan komputer perusahaan ini, antara lain :
a. Administrator
Disini, administrator berfungsi sebagai pengatur sistem jaringan komputer,
mengkonfigurasi dan memanajemen jaringan serta hubungan langsung terhadap
provider.
b. User
User merupakan pengguna atau orang yang menggunakan jaringan komputer.
3.6 Analsis Masalah
PT.Surya Hutani Jaya memiliki sebuah region yang berada di kilometer 38 yang
perhitungan jarak di sesuaikan dengan titik 0 dari area log pond terdahulu. Region 38 di
mempunyai beberapa kantor yang letaknya tidak saling berjauhan serta memiliki beberapa
mess (tempat tinggal) untuk karyawan yang bekerja di kantor atau main office region 38
yang memerlukan koneksi jaringan komputer sebagai penunjang dalam aktifitas kerja.
Koneksi jaringan menggunakan 2 backbone yang meliputi indosat dan xl dilanjutkan
dengan menggunakan router untuk membagi koneksi, lalu dibagikan kepada client atau
user melalui LAN (Local Area Network) menggunakan switch maupun hub.
8
3.7 Analisis Kondisi Lingkungan Perusahaan
Region 38 terdiri dari beberapa departemen yang terdiri dari Planning Management
Departement, Harvest Controler, FOD, Plantation Controler, IT, Forest Protection
Departement, Forest Emportment Departement, Regional MBOS Controler.
Hampir setiap hari semua user melakukan aktifitas kerja menggunakan jaringan
local komputer maupun internet untuk melakukan berbagai hal yang yang meliputi tranfer
data, browsing, chating, download yang berkaitan dengan kegiatan operasional
perusahaan.
Rata-rata dari user memiliki perangkat komputer, baik dalam bentuk PC maupun
laptop/notebook. Saat semua client melakukan aktifitasnya melalui jaringan local maupun
internet, maka dibutuhkan koneksi jaringan dan konfigurasi yang baik agar dapat
membantu membagi bandwidth agar masing user mendapatkan kecepatan akses yang
sama.
3.8 Analisis Kinerja Jaringan
PT. Surya Hutani Jaya khususnya di Region 38 seperti pada gambar 3.2
menggunakan 2 Provider (backbone) yang meliputi INDOSAT dan XL, kemudian jaringan
di sebar luaskan ke seluruh kantor yang tersebar dibeberapa spot tertentu. Untuk
bandwidth masing-masing provider mempunyai kapasitas 2 MB dengan total keseluruhan
menjadi 4 MB (XL = 2 MB & INDOSAT = 2 MB).
Region 38 menggunakan 2 buah router yang terhubung ke accelerator dan
dihubungkan ke 2 buah switch catalyst yang prosesnya akan di sebarkan kembali melalui
beberapa server, hub serta access point untuk mendistribusikan ke user.
Konfigurasi yang digunakan merupakan konfigurasi dasar jaringan yang
menggunakan perangkat cisco, akan tetapi untuk pembagian vlan di region 38 mempunyai
kriteria khusus untuk dapat membagi jaringan agar mudah di mengerti oleh administrator
jaringan perusahaan.
Pembagian kriteria vlan di region 38 adalah sebagai berikut :
1. VLAN 10 = User
2. VLAN 11 = Server
3. VLAN 50 = WiFi
9
4. VLAN 90 = Voice (IP Phone)
Bandwidth management yang digunakan di wilayah region 38 meliputi 2 Mb dari
Provider XL untuk penggunaan data, server dan WiFi (VLAN 10, 11 dan 50), sedangkan 2
Mb dari Provider INDOSAT untuk penggunaan Voice / IP Phone.
Jaringan yang berada di distrik sebulu (32) dan log pond Tanjung Karas, jaringan
di sebarkan melalui radio mikrotik karena lokasi dari distrik Sebulu (32) dan log pond
Tanjung Karas mencapai jarak tempuh 9,2 km untuk region 38 ke distrik Sebulu (32) dan
23,8 km region 38 ke log pond Tanjung Karas. Batas jarak maksimal untuk penggunaan
radio adalah ± 50 km.
Akan tetapi dalam implemtasi kinerja jaringan terdapat beberapa masalah, meliputi :
1. Semakin banyak pengguna komputer (user) yang terhubung jaringan komputer local
maupun internet dan ip phone, maka akan mengurangi porsi bandwidth sehingga
menyebabkan makin lambatnya akses jaringan komputer local dan internet pada jaringan
tersebut.
2. Penggunaan Video Conference (VCON) pada saat meeting menghambat penggunaan
jaringan dikarenakan beberapa akses seperti internet serta pengiriman data melalui FTP
(File Transfer Protocol) harus dimatikan untuk menunjang pengunaan VCON agar berjalan
lancar karena VCON membutuhkan bandwidth yang cukup besar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan pengaturan terhadap fasilitas
jaringan komputer PT.Surya Hutani Jaya khususnya di region 38 agar dapat terbentuk
sebuah jaringan komputer yang nyaman dan terkendali.
3.9 Internet Block Akses
Penggunaan VCON pada saat jam kerja pasti akan menutup beberapa akses bagi
karyawan seperti Internet dan FTP (File Tranfer Protocol).
Berikut gambaran penutupan akses yang dilakukan admin jaringan pada saat
adanya penggunaan VCON pada saat jam kerja, yaitu :
10
Gambar 3.2 Konfigurasi Router Internet Block For VCON
Gambar 3.3 Ping Internet Block For VCON
3.10 Sistem Yang Berjalan Sekarang
Konfigurasi Sistem yang digunakan sekarang di PT.Surya Hutani Jaya adalah
default dari POLYCOM VSX 7000
Gambar 3.4 Konfigurasi Default
11
Penggunaan VCON untuk meeting juga menghambat kinerja jaringan di PT.Surya
Hutani Jaya sehingga mempengaruhi kinerja dari para karyawan yang mengakses
Internet dan FTP untuk sharing data atau file-file dikarenakan setiap ada penggunaan
VCON akses Internet dan FTP dimatikan sementara agar penerimaan gambar dan suara
di VCON menjadi maksimal tetapi menghambat kerja karyawan yang lain.
3.11 Tahap Desain
Algoritma konfigurasi sistem yang akan dirancang pada alat VCON POLYCOM VSX 7000
di PT.Surya Hutani Jaya adalah sebagai berikut :
Gambar 3.5 Algoritma Sistem
4. Implementasi Dan Pembahasan
4.1 Implementasi
PT.Surya Hutani Jaya memiliki sistem dan jaringan komputer yang terorganisir
dengan baik, untuk itu Penulis mencoba memahami terlebih dahulu sistem atau konfigurasi
Inter-VLAN yang telah berjalan di PT.Surya Hutani Jaya agar dapat mempermudah dalam
menerapkan ide untuk pemecahan masalah yang di hadapi yang terfokus pada konfigurasi
VCON agar semua dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu kinerja karyawan.
Sebelum penulis melakukan konfigurasi untuk polycom alangkah baiknya untuk
dapat mengenal beberapa IP Address yang ada di PT.Surya Hutani Jaya khususnya IP
13
Address yang akan terganggu atau terpengaruh dengan adanya VCON (Video
Conference), yaitu :
Tabel 4.1 Table IP
IP Address Keterangan
172.30.98.2 Internet
172.30.64.72 Lotus Note
172.30.97.165 SAP
172.30.65.2 FTP For FMIS (SRHFGS02)
172.30.67.199 FTP For FMIS (SMDFGS02)
172.30.64.74 FTP For All (SMDFAM01)
172.30.65.10 FTP For All (SMDFAM02)
4.2 Pengujian Sistem
Beberapa solusi direalisasikan dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di bab-
bab sebelumnya, dilakukan proses konfigurasi sistem. Sebelum masuk kedalam tahapan
tersebut, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa konfigurasi untuk mengetahui pengelompokan Inter-VLAN
di PT. Surya Hutani Jaya Region 38.
a. Konfigurasi untuk koneksi Provider di router
Gambar 4.1 Konfigurasi Router 1
13
b. Konfigurasi VLAN di router
Gambar 4.2 Konfigurasi Router 2
c. Konfigurasi koneksi provider di switch
Gambar 4.3 Konfigurasi Switch 1
d. Konfigurasi koneksi VCON di Switch (Catalyst)
Gambar 4.4 Konfigurasi Switch 2
14
4.3 Konfigurasi Polycom
Konfigurasi POLYCOM VSX 7000 agar penggunaan management bandwidth tidak
mempengaruhi kinerja akses yang lainnya (Internet, Lotus notes, FTP dan SAP). Caranya
yaitu dengan buka aplikasi POLYCOM dan masuk ke Preferences kemudian pilih Network
serta pilih yang akan di gunakan seperti terihat pada gambar berikut :
Gambar 4.5 Konfigurasi Default
Setelah masuk ke menu preferences, penulis hanya merubah pilihan dari
Premium Broadband 760 kbps menjadi Basic Broadband 256 kbps. Terlihat pada gambar
berikut :
Gambar 4.6 Konfigurasi Update
4.4 Tahap Pengoperasian
Dalam sub-bab ini penulis mencoba untuk menampilkan hasil dari konfigurasi yang
telah dilakukan oleh penulis dengan mencoba melakukan pengoperasian terhadap
penggunaan alat VCON tanpa harus menonaktifkan akses internet serta akses beberapa
aplikasi yang membutuhkan akses internet.
15
Packet Internet Gopher (ping) yaitu sebuah program utilitas yang dapat digunakan
untuk memeriksa Induktivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah
sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim
sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu
respon darinya.
Berikut hasil dari PING yang dilakukan setelah dilakukan konfigurasi kedalam
aplikasi POLYCOM, yaitu :
Gambar 4.7 Ping Internet saat VCON berlangsung
Gambar 4.8 Ping Lotus Note saat VCON berlangsung
4.5 Pengujian Black Box
Tabel 4.2 Table Black Box
No. Deskripsi Evaluasi Hasil yang Didapat Kesimpulan
1 Alat VCON Alat yang digunakan telah
standarisasi perusahaan Tipe yang digunakan
POLYCOM VSX 7000 Diterima
16
2 Cek
Konfigurasi
Konfigurasi POLYCOM VSX 7000 masih default
pabrik.
Premium Broadband (758 kbps)
Diterima
3 Monitoring Traffic Pra
Implementasi
Monitoring traffic menggunakan Netflow dan
cek akses jaringan
Dengan settingan konfigurasi default masih
memakan bandwdth yang cukup besar dan
akhirnya akses internet dimatikan setiap
penggunaan VCON
Diterima
4 Percobaan Perubahaan Konfigurasi
Cek konfigurasi dan merubah pilihan preference
network
Premium Broadband (768 kbps) menjadi Basic
Broadband (256kbps) Diterima
5 Implementasi Konfigurasi
Monitoring traffic tanpa block internet akses
Tidak ada perubahan yang berarti dan semua akses dapat berjalan
seperti biasa.
Diterima
4.6 Tahap Optimalisasi
Dalam tahap optimalisasi ini penulis mencoba untuk melakukan beberapa saran
demi kelancaran dan kemudahan untuk kedepannya dalam penggunaan akses jaringan
yang berbasis Inter-VLAN di PT. Surya Hutani Jaya khususnya di region 38.
Saran yang Penulis coba berikan adalah berupa hal teknis maupun non-teknis yang
terjadi di PT.Surya Hutani Jaya khususnya Region 38, yaitu :
1. Perlunya penambahan tenaga ahli khususnya Technical Support dilapangan pada saat
ini hanya berjumlah 1 orang untuk menangani masalah teknis maupun non-teknis jaringan
yang harus bekerja mencangkup region 38, Distrik Sebulu, Distrik Muara Bengkal serta
beberapa distrik baru lainnya.
2. Dengan adanya penambahan tenaga Technical Support dapat membantu memecahkan
permasalahan seperti yang tercantum dalam penelitian penulis diatas dengan lebih detail
dalam melakukan konfigurasi hardware maupun software yang ada dengan cara
pembagian tugas dan menghemat waktu dalam penanganan masalah yang terjadi di
beberapa Distrik dan Region.
5. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang ”Analisis Kinerja Jaringan Berbasis Inter-
VLAN Di PT. Surya Hutani Jaya - Kalimantan Timur” serta hasil pembahasan yang penulis
uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
17
1. Penggunaan bandwidth yang berlebihan dalam kegiatan VCON (Video Conference)
mengakibatkan terganggunya kinerja karyawan yang menggunakan beberapa aplikasi
yang harus terhubung ke internet menjadi terhambat dikarenakan selama aktivitas VCON
berlangsung jaringan internet di non-aktifkan sementara.
2. Perubahan konfigurasi bandwidth yang dilakukan penulis dari default pabrik yang
menggunakan premium broadband (768 kbps) menjadi basic broadband (256 kbps) cukup
membantu kinerja karyawan yang sebelumnya terhambat dikarenakan setelah
implementasi berhasil selama aktivitas VCON jaringan internet tidak perlu di non-aktifkan.
3. Sebelum penulis melakukan penelitian perusahaan telah mencoba untuk mencoba
melakukan tindakan untuk meninggkatkan kinerja jaringan dengan menggunakan alat
yaitu Juniper, akan tetapi tindakan tersebut kurang berhasil dan kontrak kerja di batalkan.
Tetapi penulis mencoba dengan mengkonfigurasi ulang POLYCOM VSX 7000 untuk
meningkatkan kinerja jaringan dan berhasil tanpa menghambat kinerja karyawan.
4. Kurangnya tenaga technical support yang hanya berjumlah satu orang serta support
karyawan yang selalu ketergantungan terhadap tenaga IT dalam menghadapi
permasalahan kecil jaringan, hardware maupun software walaupun sebagian besar
karyawan telah mengikuti IT Academy.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyus, Dony. dan K.R, Rum Andri. 2008. Komunikasi Data . Yogyakarta : Andi.
Heriade, Dodi. 2012. Solusi Cerdas Menguasai Internetworking Packet Tracer.
Yogyakarta : Andi
Sofana, Iwan. 2009. Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.
Sutanta, Edhy. 2005. Komunikasi Data & Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Cisco. The ppdioo network lifecycle.
http://www.ciscozine.com/2009/01/29/the-ppdioo-network-lifecycle/
[25 Juli 2013]
Cisco. Analyzing the Cisco Enterprise Campus Architecture.
http://www.ciscopress.com/articles/article.asp?p=1608131&seqNum=3
[25 Juli 2013]
Wikipedia. Netflow
http://en.wikipedia.org/wiki/NetFlow [21 Oktober 2013]
Wikipedia. Ping
http://id.wikipedia.org/wiki/Ping. [21 Oktober 2013]