ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA
BERDASARKAN ISAK 35 DAN SAK ETAP TENTANG
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA
(Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Saskia Aurora Putri
162114115
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONLABA
BERDASARKAN ISAK 35 DAN SAK ETAP TENTANG
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA
(Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Saskia Aurora Putri
162114115
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
”Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan
keperluan-keperluan orang-orang kudus tetapi juga melimpahkan ucapan
syukur kepada Allah.”
( 2 korintus 9:20)
”Serahkanlah perbuatan kepada Tuhan. Maka terlaksanalah segala
rencanamu”
(Amsal 16:3)
”karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapak Antonius Ismanto dan Mama Margareta Ita
Adik Christian Vernando
Keluarga Besar
Sahabat dan Teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ”ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN ISAK 35 DAN SAK ETAP
TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA”
(Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 2020 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan
ini saya menyatakan menarik skripsi saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila
kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang
telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Desember 2020
Yang membuat pernyataan,
Saskia Aurora Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Saskia Aurora Putri
Nomor Mahasiswa : 162114115
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN ISAK 35 DAN SAK ETAP
TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA
(Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Desember 2020
Yang menyatakan,
Saskia Aurora Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat dan penyertaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Analisis Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Berdasarkan ISAK
35 Dan SAK ETAP Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi
Nonlaba (Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta). Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesain skripsi ini berhasil disusun berkat
adanya bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian.
2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang
telah membantu memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I.Yogyakarta yang telah membantu penelitian
sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Kedua orang tua dan adik ku yang selalu memberikan dukungan, mendoakan
dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan
penelitian ini.
5. Teman-temanku Avi, Artha, Icha, Arum, Elsa yang selalu memberikan
semangat, saran dan selalu menghibur disetiap saat.
6. Teman-temanku “Prayan house Putri” Via, Septi, Nini, Angel dan Eni yang
selalu menemani dan mendukungku selama proses penyelesaian skripsi.
7. Sahabatku Giorgia Gagas, Ridho dan Tengku Rian selalu menemani dan
mendukung proses penyelesaian skripsian.
8. Semua pihak yang membantu, mendukung dan berpartisipasi dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat
bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bagi para pembaca dan
semua pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, 31 Desember 2020
Saskia Aurora Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DARTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii
ABSTRAK ................................................................................................................ xiv
ABSTRACT ................................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Akutansi Keuangan ......................................................................... 8
B. Akutansi Sektor Publik .................................................................. 9
C. Organisasi Nirlaba ........................................................................ 10
D. Yayasan ......................................................................................... 12
E. Standar Akuntansi Keuangan (Akuntansi Sektor Publik) ............. 13
F. Laporan Keuangan ....................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
G. SAK ETAP .................................................................................... 16
H. ISAK No. 35 : Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba ................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27
A. Desain Penelitian .......................................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 28
D. Data Penelitian ............................................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
I. Teknik Analisis Data .................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ............................................ 32
A. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Sayap Ibu ........................... 32
B. Alamat Lokasi .............................................................................. 36
C. Visi dan Misi Organisasi .............................................................. 36
D. Struktur Organisasi ...................................................................... 38
E. Organ Pengurus ............................................................................ 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 40
A. Deskripsi Data .............................................................................. 40
B. Analisis Kesiapan Penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK
No. 35 ............................................................................................ 54
C. Pembahasan .................................................................................. 69
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................... 73
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 73
C. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 75
LAMPIRAN ............................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Contoh Format Laporan Posisi Keuangan berdasarkan ISAK 35…... 21
Tabel 3.2 Contoh Format Laporan Aktivitas (Komprehensif) berdasarkan
ISAK 35…..………………………………………………………..... 23
Tabel 3.3 Contoh Format Laporan Perubahan Aset neto berdasarkan
ISAK 35 .............................................................................................. 26
Tabel 3.4 Laporan Aktivitas Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta ............... 43
Tabel 3.5 Laporan Perubahan Aset Neto Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta ......... 45
Tabel 3.6 Laporan Posisi Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta……….....46
Tabel 3.7 Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta ..... 48
Tabel 3.8 Analisis Kesiapan Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan ISAK
No 35 .................................................................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Panti 1 Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta ................................. 36
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta ............ 38
Gambar 4.3 Organ Pengurus Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta ................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Transkrip Wawancara ......................................................................... 78
Lampiran II Sejarah Yayasan Sayap Ibu ................................................................ 82
Lampiran III Laporan Keuangan 2018 Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta ... 90
Lampiran IV Laporan Perubahan Aset Neto Yayasan Sayap Ibu Cabang
Yogyakarta ......................................................................................... 92
Lampiran V Laporan Posisi Keuangan Yayasan Sayap Ibu Cabang
Yogyakarta ......................................................................................... 92
Lampiran VI Catatan Atas Laporan Keuangan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta....... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ORGANISASI NONLABA BERDASARKAN ISAK 35 DAN SAK ETAP
TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA
(Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
Saskia Aurora Putri
NIM: 162114115
Universita Sanata Dharma Yogyakarta
2020
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyajian Laporan keuangan Yayasan
Sayap Ibu cabang D.I.Yogyakarta berdasarkan ISAK 35 Dan SAK ETAP Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Metode
penelitian yang digunakan deskripsif. Data yang diperoleh dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan empat tahap yaitu
mereview pencatatan dan pelaporan keuangan, mengevaluasi pencatatan dan pelaporan
yayasan berdasarkan standar yang berlaku sekarang yaitu ISAK No 35 dan SAK ETAP,
menganalisis hasil evaluasi penyajian laporan keuangan, menyimpulkan dari hasil
analisis atas penyajian laporan keuangan, apakah telah sesuai dengan interpretasi
standar akuntansi keuangan (ISAK) No 35 tentang penyajian laporan keuangan
keuangan entitas beriorientansi nonlaba dan SAK ETAP.
Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat ketidaksesuaian penyajian laporan
keuangan pada informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen,
temporer dan terikat serta penyajian laporan arus kas. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Yayasan Sayap Ibu memiliki kesiapan dalam penerapan penyajian laporan
keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK No.35 dan SAK ETAP tentang
penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba sebesar 65% dan 35%
dikatakan belum memiliki kesiapan untuk menyusun laporan keuangan sesuai ISAK
No.35 dengan melakukan perbaikan terhadap penyajian laporan arus kas dan
pembatasan permanen, temporer dan terikat.
Kata kunci: Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No.35, penyajian
laporan keuangan,entitas beriorientansi nonlaba, SAK ETAP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE READINESS TO IMPLEMENT THE
PRESENTATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS OF NON-PROFIT
ORGANIZATIONS BASED ON ISAK 35 AND SAK ETAP ON THE
PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS OF NON-PROFIT
ORIENTED ENTITY
(Case Study at Sayap Ibu Foundation Branch D.I Yogyakarta)
Saskia Aurora Putri
NIM: 162114115
Sanata Dharma Yogyakarta University
2020
This study aims to analyze the presentation of the financial statements at
Yayasan Sayap Ibu branch D.I.Yogyakarta based on ISAK 35 and SAK ETAP on the
presentation of financial statements for non-profit oriented entities.
This is a qualitative research through a case study approach. The method of
this research is descriptive. The data were obtained by interviewing, observing and
documentating. The data analysis techniques are divided interviews, observations and
documentation. Data analysis techniques are carried out in four stages, namely
reviewing financial recording and reporting, evaluating the recording and reporting
of foundations based on current standards, namely ISAK No. 35 and SAK ETAP,
analyzing the evaluation results of the presentation of financial statements, collecting
from the results of analysis on the presentation of financial statements, whether it is in
accordance with the interpretation of financial accounting standards (ISAK) No. 35 on
the presentation of financial statements of nonlaba entities.
The results of this study indicate a mismatch in the presentation of financial
statements regarding the nature and amount of permanent, temporary and binding
ownership and the presentation of cash flow statements. Therefore, it can be concluded
that Sayap Ibu Foundation has 65% of readiness in implementing the presentation of
financial statements for nonprofit organizations based on ISAK No. 35 and SAK ETAP
regarding the presentation of financial statements for non-profit oriented entities and
35% has not had the readiness to prepare financial statements in accordance with
ISAK No. 35 by making improvements to the presentation of the cash flow statement
and permanent, temporary and bound restrictions.
Keywords: Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) 35, presentation
of financial statements, non-profit oriented entities, SAK ETAP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi sektor publik memiliki karakterisik dan sifat yang unik dan berbeda dengan
organisasi komersial. Ciri dari organisasi ini yaitu tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi sektor publik memiliki tujuan yaitu memberikan pelayanan untuk
kesejahteraan masyakarta, bukan yang bertujuan profit oriented. Menurut Stephen P.
Robbins dalam Fahmi (2013:2) organisasi publik adalah sebuah kesatuan sosial yang
berkoodrinasi secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, bekerja
atas dasar relatif secara terus menerus agar mencapai tujuan bersama atau sekelompok
tujuan. Jadi, organisasi sektor publik adalah sebuah organisasi yang orientasi untuk
kepentingan publik. Oleh karena orientasinya pada kepentinan publik maka organisasi
ini biasanya tidak beriorinetasi pada laba sebagai tujuannya. Contoh dari organisasi
sektor publik yaitu institusi pemerintahan dimana sebagai pengendali sektor publik
besar. Fokus utama dari organisasi sektor publik ialah memberikan pelayanaan kepada
masyakarta. Yang termasuk didalam Institusi pemerintahan yaitu rumah sakit, sekolah,
lembaga swadaya masyarakat, dan yayasan.
Tujuan dari organisasi publik tentu berbeda dengan organisasi swasta. Dari
sudut pandang ilmu ekonomi, organisasi publik diartikan sebagai sesuatu entitas yang
memiliki aktivitas berhubungan dengan ada usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka untuk memenuhi kebutuahan dan hak publik (Ulum,
2004). Sedangkan organisasi swasta adalah organisasi yang aktivitasnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pelayanan barang dan jasa yang kepemilikannya oleh satu orang atau lebih dimana
orientasinya untuk mencari keuntungan atau laba. Jadi demikian organisasi swasta
memiliki fokus utama guna mencari laba atau keuntungan sebesar-besarnya.
Yayasan dapat dikatakan sebagai suatu organisasi sektor publik karena
didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba). Yayasan adalah suatu badan
hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan
kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan
dalam undang-undang. Di Indonesia organisasi sosial diatur dalam regulasi Undang-
Undang R.I No.63 tahun 2008 tentang yayasan. Dalam UU tersebut tertera bahwa
yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota Jika mengacu pada peraturan pemerintah
tersebut, maka sebuah organisasi yayasan dituntut untuk menyiapkan laporan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Dengan pelaporan keuangan yayasan yang
transparan maka diharapkan akuntabilitas pengelolaan dana yayasan tersebut dapat
diandalkan.
Organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi nonlaba. Organisasi nirlaba
merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan
tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan
yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata.
sedangkan organisasi nonlaba merupakan sebuah entitas yang berbentuk organisasi
yang memiliki tujuan utamanya ialah memenuhi kekurangan akan isu publlik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
cara menari perhatian publik dengan tujuan tidak komersial atau tanpa ada tujuan
bersifat mencari laba (Komang et. al., 2008). tidak terdapat perbedaan yang begitu
signifikan antara organisasi nirlaba dan organisasi nonlaba karena fokus utama sama-
sama tidak berorientasi mencari laba namun bukan berarti tidak menghasilkan laba.
Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada
prioritas kualitas program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya sistem
pengelolaan keuangan. Padahal sistem pengelolaan keuangan yang baik diyakini
merupakan salah satu indikator utama akuntabilitas dan transparasi sebuah lembaga.
Untuk mencapai pengelolaan keuangan yang handal tentu dibutuhkan pengetahuan,
ketrampilan, dan pengalaman yang cukup. Tentunya, staff yayasan perlu memahami
sistem pengendalian internal sebagai bagian dari usaha meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja lembaga dan membuat laporan keuangan organisasi sesuai dengan
ketentuan dalam ISAK 35.
DSAK IAI telah mengesahkan ISAK 35, Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi NonLaba, sebelumnya telah ada PSAK 45 “Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba” yang dapat digunakan oleh Yayasan atau organisasi nirlaba untuk
melakukan pelaporan keuangan. Namun demikian dalam praktiknya PSAK 45 malah
membingungkan karena adanya pengaturan penyajian laporan keuangan yang berbeda
dalam kelompok standar (tier) yang sama. Perubahan istilah terjemahan atas kata “Not-
for-Profit” sebelumnya dalam PSAK 45 diterjemahkan sebagai “Nirlaba” namun
kemudian dirubah oleh DSAK IAI dalam ISAK 35 menjadi NonLaba dengan dasar
bahwa sesungguhnya aktivitias utamanya tidak berorientasi mencari laba namun bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berarti tidak menghasilkan laba (nirlaba). DSAK IAI tidak seperti pada PSAK 45, pada
ISAK 35 tidak diberikan definisi atau kriteria tertentu guna menjelaskan entitas yang
beriorientasi nonlaba dari entitas bisnis beriorientasi bisnis laba dikarenakan pada
undang-undang yang mengatur tidak ditemukan definisi dan ruang lingkup pada entitas
berorientasi nonlaba. Entitas pada ISAK No 35 diberikan kebebasan tersendiri untuk
melakukan penilaian akan apakah entitas yang diolah memiliki tujuan dan beroperasi
sebagai entitas yang berorientasi nonlaba, tidak bergantung akan bentuk hukum entitas
tersebut. ISAK 35 sendiri merupakan hasil dari implemetasi dari PSAK 1 pada paragraf
5 yang memberikan contoh kepada entitas yang berorientasi nonlaba untuk melakukan
penyesuaian pada deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan.
Ruang lingkup objek ISAK 35 adalah: Entitas berorientasi nonlaba terlepas dari
apapun bentuk hukumnya; (1) ISAK 35 hanya mengatur mengenai penyajian laporan
keuangan, sehingga ketentuan akuntansi lain yang dilakukan oleh entitas nonlaba
tersebut mengacu kepada SAK atau SAK ETAP masing-masing yang relevan. (2)
Kebebasan untuk melakukan penyesuaian terhadap beberapa hal sesuai dengan kondisi
entitas nonlaba tersebut, diantaranya: (a) Penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
beberapa pos dalam laporan keuangan; (b) Penyesuaian deskripsi yang digunakan
untuk laporan keuangan itu sendiri.
SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik, artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan
keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas. SAK EMKM disusun untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat
digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif
EMKM. ED SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018.
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I.Yogyakarta didirikan pada tahun 1978 sebagai
lembaga non profit dan sebagai mitra pemerintah yang tidak bernaung pada salah satu
organisasi apapun baik agama maupun politik. Yayasan Sayap Ibu Cabang
D.I.Yogyakarta berupaya untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan
sosial anak dan keluarga yang semakin berkembang dan kompleks. Yayasan Sayap Ibu
Cabang D.I.Yogyakarta merupakan suatu organisasi nirlaba yang sudah cukup lama di
Yogyakarta. Jika dilihat dari aktivitas yayasan, pelaporan keuangan yayasan sudah
cukup memadai untuk menjadi pertanggungjawaban manajemen kepada pengurus
yayasan. Namun, laporan keuangan yang dilakukan oleh yayasan masih sederhana
sehingga terdapat beberapa aspek pencatatan dan pelaporan dana yayasan perlu
menjadi perhatian, sehingga informasi keuangan yang diperoleh pun masih belum
andal. Berdasarkan uraian diatas penulis meneliti tentang “ Analisis Penyajian Laporan
Keuangan Organisasi Nonlaba Berdasarkan ISAK No 35 Dan SAK ETAP Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, yang menjadi fokus permasalahan
pada penelitian ini yaitu bagaimana kesiapan dalam penerapan penyajian laporan
keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang penyajian
laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dalam penerapan penyajian
laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK No. 35 dan SAK ETAP
tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
Hasil dari penelitian ini bagi Yayasan Sayap Ibu cabang D.I.Yogyakarta dapat
bermanfaat dan membantu dalam penyajian laporan keuangan yayasan yang
sesuai dengan ISAK 35 dan SAK ETAP.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan
yang lebih mendalam pada masa yang akan datang, khususnya dalam
penerapan ISAK 35 dan SAK ETAP.
3. Bagi Penulis:
Sebagai bahan informasi dan suatu pengalaman bagi peneliti guna menambah
dan memperluas pengetahuan tentang penyajian laporan keuangan yayasan
yang kredibel dan akuntabel,yaitu laporan keuangan yang disusun berdasarkan
ISAK 35 dan SAK ETAP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Sistematika Penulisan
Berikut sistematika penulisan penelitian ini:
I. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah,,tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
II. BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang menjadi pedoman dalam penulisan ini.
III. BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
IV. BAB IV : GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Bab ini akan menguraikan mengenai profil organisasi yang meliputi sejarah
singkat organisasi, visi dan misi organiasi, kegiatan yayasan, dan struktur
organisasi yayasan.
V. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memaparkan mengenai analisis data yang diperoleh dan
membahas pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
VI. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyajikan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta
saran bagi organisasi dan keterbatasan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Keuangan
Menurut Mulyadi (2014) Akuntansi adalah proses pencatatan,
penggolongan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan
yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap
hasilnya. Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang terdiri dari mencatat,
mengklasifikasikan, dan melaporkan kejadian atau transaksi ekonomi yang
akhirnya akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang akan dibutuhkan
oleh pihak-pihak tetentu untuk pengambilan keputusan.
Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan,
oleh karena itu pemahaman terhadap data akuntansi, seperti proses
penyusunannya, pelaporannya, akan sangat bermanfaat sebagai latar belakang
analisis keuangan. Sebelum membahas tentang pengertian akuntansi keuangan,
terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian akuntansi secara umum.
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan
keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi
keuangan tersebut.
Menurut Harahap (2015) akuntansi keuangan adalah akuntansi yang
tujuan pokoknya menghasilkan laporan keuangan yang biasanya terdiri dari
Neraca dan Laba/ Rugi. Akuntansi keuangan menyajikan informasi terutama
untuk kepentingan pihak eksternal entitas ekonomi. Di antara para pihak
eksternal tersebut, pengguna yang utama adalah para pemilik perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(pemegang saham) dan para kreditor (Sodikin & Riyono, 2015). Menurut
Harahap (2015), Akuntansi keuangan memberikan informasi yang bersifat
baku, terstandar dan bertujuan umum (general purpose). Format informasinya
sudah memiliki pola yang ditetapkan lembaga resmi. Di Indonesia disebut SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) dikeluarkan oleh IAI, di Amerika disebut GAAP
(General Accepted Accounting Principle) yang dikeluarkan oleh FASB
(Financial Accounting Standard Board) dengan nama FASB Statement.
B. Akuntansi sektor publik
1. Pengertian akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publik adalah sebuah sistem yang digunakan oleh
lembaga-lembaga publik sebagai sebuah alat pertanggungjawaban kepada
publik. Menurut kam (1990), menjelaskan praktik akuntansi sektor publik
telah ada sejak dahulu kala sebelum masehi. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi, sektor publik didefinisikan sebagai ”suatu entitas yang berkaitan
dengan aktivitas pada penyediaan barang dan jasa guna memenuhi
kebutuhan dan hak publik”.
2. Ciri-ciri organisasi sektor publik
Ciri-ciri dari organsisasi sektor publik ialah:
Bersifat mandiri
Bertujuan tidak untuk mencari keuntungan finasial
Secara kolektif dimiliki publik
Sumber daya yang dimiliki tidak digambarkan dalam bentuk saham
yang dapat diperjualbelikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tujuan dan aktivitasnya terencana, jelas dan terperinci.
3. Tujuan akuntansi sektor publik
Memberikan sebuah informasi yang sangat diperlukan guna
mengelola secara tepat,efisien dan ekonomis atas alokasi suatu
sumber daya yang dapat dipercayakan kepada organisasi. Tujuan
tersebut terkait dengan pengendalian manajemen.
Memberikan informasi yang berguna bagi manajer untuk
melaporkan pelaksanaan pertanggungjawabaan secara tepat dan
efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi
wewenangnya lalu bagi pegawai pemerintah guna melaporkan
kepada publik atas hasil dari operasi pemerintah dan penggunaan
dana publik. Tujuan ini berkaitan akan akuntabilitas.
C. Organisasi Nirlaba
Berdasarkan tipe organisasi yang telah dijelaskan sebelumnya,
organisasi nirlaba merupakan termasuk dalam tipe organisasi pure-
nonprofit organization karena organisasi nirlaba berfokus pada pelayanan
masyarakat dan memperoleh sumber dana dari publik serta dalam
melaksanakan kegiatan operasinya tidak berorientasi pada keuntungan.
Menurut Nickles (2009:7), organisasi nirlaba adalah suatu
organisasi yang tujuannya tidak memupuk atau mencari laba pribadi bagi
pemilik atau pengelolanya, organisasi nirlaba seringkali memperoleh
keuntungan finansial tetapi keuntungan tersebut digunakan untuk mencapai
tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi dan bukan untuk kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pribadi. Menurut Yadiati (2010:54), contoh dari organisasi nirlaba adalah
yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM), Non Government
Organization (NGO), dan organisasi keagamaan.
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang bersasaran pokok untuk
mendukung suatu isu atau perihal dalam menarik perhatian publik untuk
suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba terdiri dari gereja,
sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi
politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan
beberapa para petugas pemerintah. Karakteristik Organisasi Nirlaba
menurut Rahayu (2017) adalah sebagai berikut:
1) Sumber daya organisasi berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2) Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan mendapatkan laba, dan jika
suatu organisasi menghasilkan laba, maka jumlah laba tidak pernah
dibagikan kepada para pendiri atau pemilik organisasi tersebut.
3) Tidak ada kepemilikan seperti pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan.
Organisasi nirlaba dengan organisasi swasta memiliki beberapa
perbedaan. Menurut Renyowijoyo (2008:270), mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
untuk membedakan organisasi nirlaba dengan organisasi swasta dengan
meneliti sifat karakternya, yakni:
1. Organisasi nirlaba menerima kontribusi sumber dana dalam jumlah
signifikan dari pemberi dana yang tidak mengharapkan
pengembalian sedangkan pada organisasi swasta, pemberi dana
adalah pemilik atau kreditor yang mempunyai kepentingan untuk
memiliki atau pengembalian tambah keuntungan atau bunga.
2. Organisasi nirlaba beroperasi untuk menghasilkan barang dan jasa
yang bukan untuk mencari laba sedangkan organisasi swasta
menghasilkan brang dan jasa untuk menghasilkan laba.
3. Pemberi dana organisasi nirlaba tidak mempunyai kepentingan
terhadap organisasi sedangkan pemberi dana organisasi swasta
mempunyai kepentingan untuk memiliki atau pengembalian dana.
D. Yayasan
Yayasan merupakan badan hukum yang mempunyai maksud dan
tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan
memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.
Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui
undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri
mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004. Yayasan merupakan salah
satu jenis dari organisasi nirlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Yayasan memiliki orientasi yang berbeda-beda tergantung tujuan
yayasan tersebut. Dalam berbagai tempat, kebanyakan yayasan yang sering
kita jumpai adalah yayasan yang berorientasi pendidikan dan keagamaan,
atau bahkan keduanya, seperti sekolah, taman pengajian, serta pondok
pesantren.
E. Standar Akuntansi Keuangan ( akuntansi sektor public)
Menurut Arifin (2014), Standar Akuntansi Keuangan diterbitkan karena
adanya:
1. Melengkapi pemakaian informasi akuntansi dengan informasi tentang
posisin keuangan, prestasi dan pelaksanaan dari suatu perusahaan.
Informasi akuntansi harus jelas, konsisten, dapaat diandalkan, dan dapat
dibandingkan.
2. Melengkapi para akuntan publik dengan pedoman dan aturan – aturan
tindakan agar memungkinkan mereka menjalankan ketelitian kebebasan
dalam menjual keahliannya dan integritas laporan–laporan kantor akuntan
dalam membuktikan keabsahan laporan ini.
3. Menyediakan pemerintah sebagai sumber data untuk berbagai variable
dianggap esensial untuk menjalankan perpajakan, pengaturan perusahaan
perencanaan dan pengaturan ekonomi, peningkatan efisiensi ekonomi, dan
sasaran lainnya.
4. Membangkitkan minta terhadap prinsip – prinsip, teori – teori diantara
seluruh jajaran yang berkepentingan dalam disiplin akuntansi ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sekedar menyebarluaskan suatu standar akan membangkitkan banyak
kontroversi dan debat dalam praktik dan akademi.
Menurut Arifin (2014), terdapat empat hal pokok yang diatur dalam
Standar Akuntansi Keuangan, antara lain:
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Definisi Elemen dan Pos Laporan Keuangan
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengungkapan atau Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan.
Proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta
kriteria pengakuan yang dikemukakan oleh neraca atau laba rugi disebut
pengakuan. Pengakuan ini dilakukan dengan cara menyatakan pos dengan kata
– kata atau jumlah uang, maka melalui pengakuan suatu transaksi dapat dilihat
apakah telah dicatat (dijurnal) atau tidak. Secara signifikan pengakuan terlihat
dalam akun – akun laba rugi dan laba komprehensif. Untuk mengakui pos
tersebut harus memenuhi definisi suatu unsur, yakni:
1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
2. Pos tersebut dapat diukur dengan andal nilai atau biayanya.
F. Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK 1, par 09), Laporan keuangan merupakan penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan
laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggung-jawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi:
1. Aset;
2. Liabilitas;
3. Ekuitas;
4. Penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian);
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik;
6. Arus kas.
Informasi tersebut beserta informasi lainnya, yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan
dalam memprediksi arus kas masa depan entitas, khususnya dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya arus kas masa depan. Laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan, serta hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang biasa dikenal adalah
Neraca serta Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Laporan keuangan merupakan media
yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan (Harahap, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
G. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik
(SAK-ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak
signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi
pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar
akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif,
penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi setelah
tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan
menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan
liabilitas dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar
jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit. SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam
penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada
pendanaan dari perbankan.
SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak
mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan
yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak
berubah selama beberapa tahun. SAK ETAP pada dasarnya merupakan
turunan dari PSAK. Bahkan sebenarnya SAK ETAP merupakan bentuk
penyederhanaan dari PSAK. SAK ETAP memberikan banyak kemudahan
bagi perusahaan dibandingkan dengan PSAK yang memiliki ketentuan
pelaporan yang lebih kompleks. Selain itu, ada beberapa keuntungan yang
dapat didapatkan oleh anggota UKM ketika menerapkan SAK ini, antara
lain:
1. Kemudahan penyusunan laporan keuangan
2. Kemungkinan mendapat pinjaman yang lebih besar.
3. Lebih sederhana dibandingkan menggunakan PSAK-IFRS sehingga mudah
untuk implementasinya.
4. Informasi yang disajikan dapat dihandalkan dalam penyajian laporan
keuangan.
Entintas publik berbentuk entitas pemerintah dan non pemerintah. Entitas
publik memiliki karakteristrik khusus dari sisi tujuan dan kepemilikian entitas.
Bagi entitas seperti yayasan atau organisasi nirlaba lainnya tentu saja harus
memahami mengenai standar yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan. PSAK 45 tentang ’pelaporan keuangan organisasi nirlaba’ yang
digunakan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan organisasi selama ini,
tetapi sekarang telah diganti dengan ISAK 35 tentang ’Penyajian laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keuangan entintas berorientansi nonlaba’ adalah ISAK yang berlaku efektif
pada 1 januari 2020.
Penerbitan ISAK 35 menjadikan penerapan keseluruhan SAK untuk
pelaporan keuangan entintas berorientasi nirlaba terpilih (SAK,SAK ETAP atau
SAK EMKM). Dalam penyajiannya laporan keuangan masih menggunakan
PSAK 1 dalam penyajian laporan keuangan organisasi. Untuk itu manajemen
didalam organsasi harus mengetahui memahami didalam ISAK 35 sehingga
dapat menyusun dan sekaligus menganalisi laporan keuangan entitas
beriorentasi nonlaba.
H. ISAK 35: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
Draf Eksposur Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 35: Penyajian
Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba, terdiri dari paragraf 01–13.
DE ISAK 35 dilengkapi dengan Dasar Kesimpulan dan Contoh Ilustratif yang
bukan merupakan bagian dari DE ISAK 35:
1. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 05 menyatakan bahwa
“Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang
berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan
aktivitas nonlaba di sektor swasta atau sektor public menerapkan Pernyataan
ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan deskripsi yang
digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan
laporan keuangan itu sendiri.” Dengan demikian, ruang lingkup PSAK 1
secara substansi telah mencakup ruang lingkup penyajian laporan keuangan
entitas dengan aktivitas nonlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tidak menyediakan pedoman
bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan
keuangannya. Entitas dengan aktivitas nonlaba dalam Interpretasi ini
selanjutnya merujuk kepada entitas berorientasi nonlaba.
3. Karakteristik entitas berorientasi nonlaba berbeda dengan entitas bisnis
berorientasi laba. Perbedaan utama yang mendasar antara entitas
berorientasi nonlaba dengan entitas bisnis berorientasi laba terletak pada
cara entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas berorientasi nonlaba
memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
4. Pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba umumnya
memiliki kepentingan untuk menilai: (a) cara manajemen melaksanakan
tanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka; serta (b) informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
ekonomik. Kemampuan entitas berorientasi nonlaba dalam menggunakan
sumber daya tersebut dikomunikasikan melalui laporan keuangan.
5. Interpretasi ini diterapkan untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas dari
bentuk badan hukum entitas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
6. Interpretasi ini diterapkan juga oleh entitas berorientasi nonlaba yang
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP).
7. Interpretasi ini diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan.
Permasalahan
8. Interpretasi ini membahas bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat
penyesuaian baik:
a) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos dalam
laporan keuangan; dan
b) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu
sendiri.
9. Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba disusun dengan
memperhatikan persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan
keuangan dan persyaratan minimal isi laporan keuangan yang telah diatur
dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
10. Entitas berorientasi nonlaba dapat membuat penyesuaian deskripsi yang
digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan.
Sebagai contoh, jika sumber daya yang diterima oleh entitas berorientasi
nonlaba mengharuskan entitas untuk memenuhi kondisi yang melekat pada
sumber daya tersebut, entitas dapat menyajikan jumlah sumber daya
tersebut berdasarkan sifatnya, yaitu pada adanya pembatasan (with
restrictions) atau tidak adanya pembatasan (without restrictions) oleh
pemberi sumber daya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
11. Entitas berorientasi nonlaba juga dapat menyesuaikan deskripsi yang
digunakan atas laporan keuangan itu sendiri. Sebagai contoh, penyesuaian
atas penggunaan judul ‘laporan perubahan aset neto’ daripada ‘laporan
perubahan ekuitas’. Penyesuaian atas judul laporan keuangan tidak dibatasi
sepanjang penggunaan judul mencerminkan fungsi yang lebih sesuai
dengan isi laporan keuangannya.
12. Entitas berorientasi nonlaba tetap harus mempertimbangkan seluruh fakta
dan keadaan relevan dalam menyajikan laporan keuangannya termasuk
catatan atas laporan keuangan, sehingga tidak mengurangi kualitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
13. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020.
Berikut contoh format penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK
No.35:
Tabel 3.1
Contoh Format Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan ISAK No. 35
ENTITAS XYZ
Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20x2
(dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET
ASET LANCAR
Kas
Bank
Piutang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Persediaan
Uang muka
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap
Aset tetap disajikan bruto
Akumulasi Penyusutan Gedung
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Akumulasi Penyusutan Inventaris
Total Aset Tidak Lancar
TOTAL ASET
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
TOTAL LIABILITAS
ASET NETO
Aset Neto Terikat Permanen
Aset Neto Terikat Temporer
Aset Neto Tidak Terikat
Selisih Nilai Wajar Aset Tetap
Surplus/Defisit
TOTAL ASET NETO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
TOTAL LIABILITAS DAN ASET
NETO
Sumber: DE ISAK 35 (Penyajian Laporan keuangan Keuangan Entitas
berorientasi nonlaba)
3.2 Tabel
Contoh Format Laporan Aktivitas ( Komprehensif)
Berdasarkan ISAK No.35
ENTITAS XYZ
Laporan Penghasilan Komprehensif
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
PENDAPATAN
Pendapatan sumbangan
Pendapatan Kontribusi
Pendapatan Lain-lain
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
BIAYA RUTIN
Biaya Rutin ( Makan Siang Karyawan
& Pengurus )
Biaya Gaji Karyawan Tetap
Biaya Gaji Karyawan Honorer
Biaya Audit
Biaya Lembur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Biaya Transport Karyawan Eksternal
Biaya Tunjangan Hari Raya
Biaya Penghargaan Karyawan
Biaya Honorarium
Biaya Bonus Karyawan
Biaya Pendidikan
Biaya Kesehatan
Biaya Hiburan
TOTAL BIAYA RUTIN
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Operasional YSI Cab DIY
Biaya Operasional Sekertariat
Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Operasional PP I
Biaya Operasional PP II
Biaya Operasional TAS
Biaya Operasional BKK
Biaya Operasional BKPA
Biaya Operasional PP III
Biaya Operasional TK Tumus Asih
Biaya Operasional LK 3 Kinasih
Biaya Pemakaian Logistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
TOTAL BIAYA OPERASAIONAL
BIAYA NON OPERASIONAL
Biaya Seragam
Biaya Rumah Tangga
Biaya Transport
Biaya Pemeliharaan Gedung dan
Inventaris
Biaya Tali Asih
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Rapat & Seminar
Biaya Penyusutan Gedung
Biaya Penyusutan Kendaraan
Biaya Penyusutan Peralatan/Inventaris
Biaya Rekreasi
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA NON
OPERASIONAL
BEBAN LAIN-LAIN
Biaya Administrasi Bank
Biaya Bunga Bank /Pajak bank
Biaya Pajak & Asuransi Kendaraan
TOTAL BIAYA LAIN-LAIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT)
TOTAL PENGHASILAN
KOMPREHENSIF
Sumber: DE ISAK 35 (Penyajian Laporan keuangan Keuangan Entitas
berorientasi nonlaba)
Tabel 3.3
Contoh Format Laporan Perubahan Aset Neto berdasarkan ISAK No 35
Sumber: DE ISAK 35 (Penyajian Laporan keuangan Keuangan Entitas
berorientasi nonlaba)
ENTITAS XYZ
Laporan Perubahan Aset Neto
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET NETO TANPA PEMBATASAN
DARI PEMBERI SUMBER DANA
Saldo Awal
Surplus Tahun Berjalan
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan
(C)
Saldo Akhir
Uang muka
TOTAL ASET NETO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian ini berupa deskriptif yang menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Nasution (dalam Seojono: 19) metode penelitian deskriptif yang
dalam kajian metodologi sebuah penelitian selalu dikaitkan dengan persoalan akan
tujuan penelitian. Sedangkan menurut Nawawi (1983:64). Metode penelitian
deskripsif mempunyai dua ciri yaitu: (1) Memusatkan perhatian pada masalah-
masalah yang ada pada saat penelitian yang dilakukan (saat sekarang) atau masalah
yang bersifat aktual. (2) Menggambarkan akan fakta tentang masalah yang sedang
diselidiki sebagaimana adanya diringi dengan interpretasi rasional. Lalu, menurut
Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang
bersifat deskriptif, yaitu seperti transkripsi wawancara dan observasi.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskripsif kualitatif atas dasar
karena penelitian ini ingin mengetahui bagaimana fenomena yang ada dan dalam
kondisi yang alamiah untuk mempelajari, menggambarkan dan menganalisis suatu
peristiwa sosial tertentu yang berdasarkan fakta-fakta yang ada karena disini
peneliti akan mendeskripsikan praktik akuntansi yang dilakukan oleh Yayasan
Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta dalam penyajian laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
yang beralamat di Jl. Rajawali No.3, Pringwulung, Condongcatur, Sleman,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55581.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari – Maret 2020.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah pengurus harian dari Yayasan Sayap Ibu
Cabang D.I Yogyakarta, yaitu bendahara yayasan beserta stafnya.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang disusun oleh pihak
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta pada tahun 2018 sebagai
informasi untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 35
D. Data yang diperlukan
1. Gambaran umum Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
2. Proses penyusunan laporan keuangan.
3. Hasil Wawancara dengan staf yayasan pada bagian bendahara.
4. Laporan keuangan yang disusun oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2015) observasi merupakan kegiatan pemuatan
penelitian terhadap suatu objek. Observasi yang digunakan didalam
penelitian yaitu nonpartisipatif dimana peneliti hanya mengamati dan tidak
ikut serta didalam kegiatan. Disini peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan langsung pada proses penyusunan laporan keuangan yang
dilakukan oleh pihak yayasan sehingga dapat mengetahui langkah-langkah
pencatatan laporan keuangan yang disusun oleh pihak yayasan.
2. Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara bebas terpimpin. Arikunto (2013) menjelaskan bahwa
wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada
pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pada penelitian ini, metode
wawancara yang digunakan adalah wawancara telepon, yaitu wawancara
yang dilakukan menggunakan media telepon. Tanya jawab dilakukan
bersama dengan staff bagian keuangan dan bagian akuntansi. Pada saat
wawancara via telepon, hanya satu staff yang bersedia yaitu bagian
keuangan , karena wawancara dilakukan pada jam kerja sehingga staff
akuntansi sedang bekerja pada saat itu. Sebelum mengajukan pertanyaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai permasalahan penelitian dan
pedoman yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Peneliti selalu
mengulang dan menegaskan kembali setiap jawaban dari informan guna
menyesuaikan dengan jawaban dan pertanyaan yang diajukan mengenai
sejarah yayasan sayap ibu , struktur organisasi, pencatatan terhadap
transaksi yang dilakukan,pemasukan yang diterima dan pengeluaran yang
dilakukan, jenis laporan apa saja yang dibuat oleh yayasan sayap ibu serta
pengetahuan yayasan mengenai perubahan standar akuntansi yang dulunya
PSAK 45 menjadi ISAK 35.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2016) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dalam penelitian ini studi
dokumen yang dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap seperti
sejarah Yayasan Sayap Ibu cabang Yogyakarta dan laporan keuangan yang
disusun oleh pihak yayasan. Dokumen yang butuhkan peneliti dikirimkan
melaluli media email.
Dengan metode ini, peneliti dapat memperoleh informasi dari
sumber tertulis suatu dokumen yang ada pada informan guna menjadi
sumber pendukung penulisan skripsi dan data yang diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dokumentansi merupakan data yang valid dan tidak diragukan
kebenarannya.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, penulis melakukan beberapa tahap teknik analisis data
untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Berikut ini tahapan teknik
analisis data yang dilakukan Mereview penyusunan laporan keuangan yayasan
Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta. Pada tahap ini peneliti:
1. Mereview pencatatan dan pelaporan keuangan di Yayasan Sayap Ibu, pada
tahap ini peneliti akan mendeskripsikan terlebih dahulu tahapan-tahapan
yang dilakukan Yayasan sayap ibu di dalam penyajian laporan keuangan.
2. Mengevaluasi pencatatan dan pelaporan yayasan yang masih berpedoman
PSAK 45 dengan mengevaluasi kesiapan penerapan penyajian laporan
keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang
penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba
3. Menganalisis hasil evaluasi kesiapan penerapan penyajian laporan
keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang
penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba
4. Menyimpulkan dari hasil analisis atas penyajian laporan keuangan Yayasan
Sayap Ibu, bagaimana kesiapan penerapan penyajian laporan keuangan
organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang penyajian
laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Sayap Ibu
Yayasan Sayap Ibu adalah sebuah nama yang diambil dari bahasa Belanda “onder
moeder’s vleugels”, yang menggambarkan sayap induk ayam, dimana induk ayam
menaungi anak – anaknya ketika bahaya mendekat. Dibawah naungan sayap
tersebut induk ayam memberikan kehangatan dan kenyamanan kepada anak –
anaknya. Yayasan Sayap Ibu berdiri pada tahun 1955, saat itu ibu Sulistina yang
tinggal bersama suaminya dirumah Dinas Sosial yang berada di Jalan Barito II No.
55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pada saat itu Bung Tomo menjabat sebagai Menteri Sosial, Ibu Sulistina
adalah istri yang senantiasa mendampingi dan membantu Bung Tomo. Tinggal di
rumah Dinas Sosial setiap hari ia mendapati sebuah pemandangan yang miris
didepan rumahnya. Setiap hari ia melihat para ibu – ibu yang berdagang dijalanan
tersebut membawa anak – anaknya yang masih sangat kecil dan rentan terkena
penyakit untuk berjualan. Dengan kondisi mereka mengikuti ibunya dari pagi
hingga sore hari.
Melihat kondisi tersebut ibu Sulistina dan Bung Tomo tergerak hatinya
untuk membuk rumahnya bagi anak – anak tersebut. Ia memulai sebuah langkah
kecil untuk menolong para ibu – ibu dengan membuka rumahnya untuk menitipkan
anak – anak mereka dirumahnya, untuk menunggu hingga ibu mereka selesai
berdagang. Di rumah itu ia memberikan waktunya untuk menjaga, mendidik, dan
mengayomi anak – anak tersebut. Dari sana akhirnya Ibu Sulistina mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bahwa banyak dari anak – anak tersebut tidak diharapkan keberadaanya, mereka
tidak diharapkan karena berbagai hal. Mulai dari factor ekonomi keluarga yang
sangat minim, ketidakadaan tanggung jawab seorang ayah, bahkan sampai ada yang
benar – benar tidak memiliki figur seorang ayah. Awalnya anak – anak tersebut
diantar pada pagi hari, kemudian akan dijemput pada sore harinya.
Namun semakin hari semakin banyak yang dibiarkan untuk menginap
dirumah dinas tersebut. Dan banyak dari anak – anak yang ditipkan akhirnya tidak
pernah diambil lagi. Keberadaan orang tuanya pun tidak pernah diketahui lagi
dimana. Pada waktu itu Ibu Sulistina Sutomo bersama Ibu-Ibu yang tinggal di Jalan
Jenggala II Kebayoran Baru dan sekelompok yang ikut English Conversation
merasa sangat prihatin atas keadaan anak-anak tersebut. Semenjak saat itu akhirnya
ibu Sulistina memutuskan untuk mengasuh mereka dalam naungan sebuah yayasan.
Ia menghimpun ibu – ibu yang tergerak untuk merawat anak – anak, mengambil
bagian dalam mengelola yayasan tersebut bersama – sama. Satu persatu ibu datang
untuk merawat anak – anak, dan azas dalam yayasan yang ia bangun adalah
kekeluargaan dan juga kasih sayang.
Pada tanggal 25 Mei 1955 Yayasan Sayap Ibu resmi didirikan oleh Ibu
Sulistina Sutomo, Ibu Arifien, Ibu Gerland Sunario dan Ibu Sukardi di Jakarta
dengan maksud dan tujuan untuk menolong anak-anak bayi yang tidak ada yang
memelihara, anak-anak bayi yang orang tuanya tidak mampu untuk memeliharanya.
Peresmian Yayasan Sayap Ibu dihadiri oleh para wartawan, diliput juga oleh RRI
dan diresmikan oleh Menteri Sosial. Untuk pertama kalinya pada tahun 1955 sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Akta Nomor 67 tanggal 25 Mei 1955 telah terbentuk Kepengurusan Yayasan Sayap
Ibu sebagai berikut:
Ketua : Nyonya Sulistina Sutomo
Wakil Ketua : Nyonya Arifien
Penulis : Nona Jusna Sair
Bendahari : Nyonya Gerland Sunario
Pembantu : Nyonya Sukardi dan Nyonya Lumungan
Tahun 1978 bersama ibu Sarwanto, ibu Haryono Danusastro (ketua Badan
Kerja Sama Panti Asuhan DIY), ibu Mulyoprawito, dan ibu Gondhosuhargo
mendirikan Yayasan Sayap Ibu cabang Yogyakarta. Yayasan berdiri dengan
mendapatkan bantuan dari seorang dermawan Bapak KRT Sindhudiningrat. Beliau
meminjamkan pavilion kerjanya untuk dijadikan Kantor dan Panti Perawaratan
Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta.Karyawan pertama Yayasan Sayap Ibu di
Yogya adalah saudari Marwati, sebagai tenaga administrasi, dan saudari Menik,
sebagai pekerja sosial. Kedua karyawan tersebut hingga kini masih setia mengabdi
di Yayasan sayap Ibu melalui suka dan dukanya. Mereka juga dibantu oleh Relawan
Sosial Aktif yaitu saudara Sugeng Wiyono.
Kantor Yayasan Sayap Ibu Pusat pindah ke Yogyakarta terhitung sejak
tanggal 1 April 2004. Kepindahan Kantor Pusat YSI ke Yogyakarta antara lain
disebabkan karena begitu dibutuhkannya sosok ibu Utaryo untuk memimpin
Yayasan Sayap Ibu. Diceritakan oleh ibu Tjipto, Pengurus YSI Cabang Jakarta,
bahwa Ibu Nas meminta ibu Utaryo supaya memegang kepemimpinan Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Sayap Ibu Pusat. Karena Bu Utaryo berdomisili di Yogyakarta maka Kantor Pusat
dipindahkan ke Yogyakarta. Ibu Utaryo yang pada saat itu tengah menjabat sebagai
Ketua Umum YSI Cabang Yogyakarta, harus merangkap jabatan sebagai Ketua
Umum YSI Pusat. Sampai akhirnya dipilih Ketua Umum Yayasan Sayap Ibu
Cabang Yogyakarta yang baru.
Ibu Utaryo mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak yayasan hingga saat
ini. Berbagai aktifitas beliau jalankan untuk kepentingan anak-anak. Selain
pelayanan panti, dibuat juga aktifitas kegiatan pelayanan non panti yang bekerja
sama dengan PKK dan Organisasi Aisyiah. Mulai saat itu pengangkatan anak
(adopsi) , yang dilakukan oleh WNI maupun WNA mulai dilaksanakan melalui
pengadilan negeri Sleman. Atas petunjuk bu Nas, maka adopsi oleh WNA
terbanyak dilakukan oleh keluarga dari Australia bekerja sama dengan ASIAC.
Gregg Redde dan tuan Tony Keenan Warga Negara Australia dikirimkan oleh
Organisasi di Australia, ASIAC untuk membantu YSI Cabang Yogyakarta.
Khususnya dalam hal Pengangkatan Anak untuk keluarga-keluarga Australia.
Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta dengan bantuan masyarakat telah
dapat membangun Panti Perawatan di Yogyakarta di daerah Condongcatur.
Tempatnya berada ditengah-tengah sawah, berbatasan dengan sungai. Kian hari
semakin banyak bayi-bayi asuhan di Yayasan Sayap Ibu, dirasakan perlu adanya
perluasan bangunan serta penambahan fasilitas pelayanan lain-lainnya. Untuk
membangun itu semua dibutuhkan dana yang sangat besar. Pada tahun 1978 itu
Unity Service Cooperation (USC) Canada, yang didirikan oleh nona DR.Lotta
Hitschmanova, yang kemudian akrab dipanggil nona Lotta, menjalin hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kerjasama dengan Departemen Sosial Indonesia dan Dewan Nasional Indonesia
untuk Kesejahteraan Indonesia ( DNIKS), yang saat itu ketuanya dijabat oleh bu
Nas.
Gambar 4.1. Panti I YSI Cabang DIY
Sumber : data diperioleh dari YSI cabang DIY
B. Alamat Lokasi
Yayasan Sayap Ibu Cabang D I Yogyakarta berlamat di Jalan Rajawali No.3,
Pringwulung, Condongcatur, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55581.
C. Visi dan Misi Organisasi
1. Visi
Terwujudnya Perlindungan, Perawatan dan Pengasuhan Anak sejak dalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan, termasuk Anak Penyandang Disabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
secara Holistik, Berkesinambungan dengan Penuh Kasih Sayang sepanjang
hidupnya.
2. Misi
a. Melakukan Penyantunan, Perawatan, Pengasuhan dan Pendidikan Anak
Terlantar, Penyandang Disabilitas, baik di Panti maupun di luar Panti secara
Profesional.
b. Mengusahakan Rehabilitasi Fisik, Psikis, Sosial dan Keterampilan Secara
Optimal.
c. Melaksanakan Pengentasan Anak agar bisa mandiri.
d. Menyediakan Pelayanan Sosial yang berkualitas bagi Anak Penyandang
Disabilitas diatas 18 (delapan belas) tahun agar bisa hidup mandiri.
e. Melaksanakan Perlindungan, Perawatan dan Pengasuhan Anak sejak dalam
kandungan.
f. Menjalin Kemitraan Dalam dan Luar Negeri secara aktif dalam rangka
memberikan kontribusi terhadap Perlindungan, Perawatan, Pengasuhan dan
Pendidikan Anak sesuai dengan Ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu cabang DI.Yogyakarta:
Gambar 4.2. Struktur Organisasi YSI cabang DIY
sumber: data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Organ Pengurus
Berikut ini adalah Organ Pengurus Yayasan Sayap Ibu cabang DI.Yogyakarta:
Gambar 4.3. Organ Pengurus YSI cabang DIY
Sumber: data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Dalam penelitian ini yang menjadi dasar ialah penyajian laporan
keuangan 2018 yang dimiliki oleh Yayasan Sayap Ibu cabang
D.I.Yogyakarta (YSI). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan wawancara dengan narasumber yaitu ibu Aulia N Jauza
selaku staff bagian keuangan Yayasan Sayap Ibu cabang D.I.Yogyakarta.
Dalam wawancara yang dilakukan, narasumber menjabarkan mengenai
ketentuan laporan keuangan yang digunakan Yayasan Sayap Ibu cabang
D.I.Yogyakarta (YSI) dan juga bagaimana pencatatan yang dilakukan. Hasil
wawancara pertama menunjukan jenis laporan keuangan yang digunakan.
“Ada 4 Jenis Laporan Keuangan. Yaitu Laporan Aktivitas, Laporan
Perubahan aset Neto, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.”
Laporan keuangan tersebut terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh yayasan Sayap ibu cabang
D.I.Yogyakarta masih berdasarkan ada ketentuan PSAK No.45 dan belum
mengikuti ketentuan yang baru yaitu ISAK 35 yang berlaku pada 1 januari
2020. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara, yaitu:
“Pencatatan keuangan di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta tahun 2018 berusaha sejalan dengan ketentuan di PSAK
45 tentang organisasi nirlaba. Karena pada tahun ini, Yayasan Sayap
Ibu Cabang D.I Yogyakarta proses peralihan dari peraturan
pembuatan laporan keuangan lama dangan PSAK 45 tentang
organisasi nirlaba.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara lainnya.
“Saat ini Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta masih
menggunakan PSAK 45 tentang organisasi nirlaba, tetapi untuk
kedepannya Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta berusaha
mengikuti ketentuan yang berlaku.”
“Pencatatan keuangan di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta tahun 2018 berusaha sejalan dengan ketentuan di PSAK
45 tentang organisasi nirlaba. Karena pada tahun ini, Yayasan Sayap
Ibu Cabang D.I Yogyakarta proses peralihan dari peraturan
pembuatan laporan keuangan lama dangan PSAK 45 tentang
organisasi nirlaba.”
Laporan keuangan yang disusun Yayasan Sayap Ibu D.I.Yogyakarta
sudah menggunakan PSAK No 45 yaitu laporan aktivitas, laporan aset neto
dan laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas merupakan laporan yang
menyajikan penerimaan sumbangan, biaya operasional, biaya non
operasional dan pendapatan biaya lain-lain selama satu periode. Sedangkan
laporan aset neto merupakan laporan yang menyajikan pergerakan saldo
selama satu periode. Untuk laporan posisi keuangan mencangkup laporan
mengenai saldo atau jumlah aset, liabilitas, dan aset neto pada tanggal
laporan keuangan. Narasumber juga menjelaskan.
“Pemasukan Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta bersumber
dari penerimaan sumbangan masyarakat maupun pemerintah.”
Sumber pemasukan dan pengeluaran yayasan sayap ibu Yogyakarta
ialah sumbangan dari masyakarta maupun pemerintah. Terdapat dua sumber
penerimaan yaitu, penerimaan tidak terikat, sumbangan yang diterima
yayasan dimana pengunaannya bebas untuk kegiatan apapun yang
dilakukan yayasan dan untuk penerimaan yang terikat yaitu sumbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dikhususkan untuk anak-anak penyandang disabilitas dan penyakit
tertentu yang memerlukan perawatan khusus.
“Kami selalu membuat laporan keuangan, baik untuk pengeluaran
maupun pemasukan. untuk biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Yayasan kami bagi menjadi dua klasifikasi. Yaitu biaya operasional
dan biaya non operasional.”
Selain itu, untuk pengeluaran yang dikeluarkan Yayasan Sayap Ibu
D.I.Yogayakarta membagi menjadi dua klasifikasi, yaiu biaya operasional
dan biaya non operasional. Penting bagi sebuah organisasi untuk dapat
mempertanggungjawabkan pencatatan pelaporan keuangan yang
dilakukannya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara.
“Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta telah mencatat setiap
transaksi yang ada untuk memberikan informasi detail dan relevan
untuk pihak intern (Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)
maupun ekstern.”
Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta membuktikan bahwa mereka selalu
mencatat setiap transaksi yang ada guna memberikan informasi yang detail
dan relevan untuk intern (Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta) maupun ekstern
tetapi dilaporan keuangan Yayasan Sayap Ibu D.I.Yogyakarta.
Laporan keuangan yang diberikan oleh Yayasan Sayap Ibu dalam
penelitian adalah laporan keuangan setelah diaudit yang terdiri atas laporan
keuangan aktivitas per 31 Desember 2018, laporan perubahan neto per 31
Desember 2018, laporan posisi keuangan per 31 Desember 2018, catatan
atas laporan keuangan per 31 Desember 2018. Berikut data untuk masing-
masing laporan keuangan yang berhasil penulis peroleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.4
Laporan Aktivitas Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.4 (lanjutan)
Laporan aktivitasYayasan Ibu Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.5
Laporan Perubahan Aset Neto Yayasan Sayap Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.6
Laporan Posisi Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.6 (lanjutan)
laporan Posisi Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.7
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.7 (Lanjutan)
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.7 (Lanjutan)
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.7 (Lanjutan)
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.7 (lanjutan)
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.7 (lanjutan)
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
B. Analisis kesiapan penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK No.
35
Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba disusun
berdasarkan pada persyaratan penyajian laporan keuangan dan struktur laporan
keuangan. Interpretasi ini membahas bagaimana entitas berorientasi nonlaba dapat
membuat penyesuaian dengan baik. Penyesuaian deskripsi yang digunakan dalam
beberapa pos di penyajian laporan keuangan dan penyesuaian deskripsi yang
digunakan bagi laporan keuangan itu sendiri. Untuk itu penulis membuat Analisis
kesiapan penyajian laporan keuangan dengan berdasarkan ISAK no 35, berikut
tabel Analisis kesiapan penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK No 35:
Tabel 3.8
Analisis kesiapan penyajian laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu
berdasarkan ISAK No 35
No Kriteria YAYASAN SAYAP
IBU
Keterangan
Paragraf ISAK 35
Laporan Posisi Keuangan
1. Paragraf 9 Laporan Keuangan
organisasi nirlaba
meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir
periode laporan
pelaporan, dan catatan
atas laporan keuangan.
Laporan keuangan
yang disusun oleh
yayasan sayap ibu
meliputi laporan
posisi keuangan,
laporan aktivitas dan
CALK
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
penyajian laporan
keuangan yang
sesuai dengan ISAK
35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Paragraf
11
Laporan posisi
keuangan mencakup
entitas nirlaba secara
keseluruhan dan
menyajikan total
aset,liabilitas dan aset
Neto.
Laporan posisi
keuangan yayasan ibu
menyajikan total aset,
hutang dan modal.
Yayasan Sayap Ibu
telah melakukan
penyesusaikan
deskripsi dilaporan
keuangannya dan
ISAK 35
membebaskan
melakukan
penyesusaian
deskrispsi sesuai
kebutuhan yayasan.
3. Paragraf
12
Laporan posisi
keuangan, yang relevan
mengenai likuiditas,
fleksibilitas keuangan,
dan liabilitas. Informasi
tersebut umumnya
disajikan dengan
pengumpulan aset dan
liabilitas yang memiliki
karakteristik serupa
dalam suatu kelompok
Laporan posisi
keuangan Yayasan
Sayap Ibu
menyediakan
informasi yang
relevan mengenai
likuiditas, fleksibilitas
keuangan, dan
hubungan antara aset
dan liabilitas
disajikan dengan
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yang relatif homogen.
Kas atau aset yang
dibatasi penggunaannya
oleh pemberi sumber
daya yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali
disajikan terpisah dari
kas atau aset lain yang
tidak terikat
penggunaannya.
pengumpulan aset dan
liabilitas yang
memiliki karakteristik
serupa dalam suatu
kelompok yang relatif
homogen.
4. Paragraf
13
Informasi likuiditas
diberikan dengan cara
sebagai berikut:
Menyajikan aset
berdasarkan urutan
likuiditas, dan liabilitas
berdasarkan tanggal
jatuh tempo;
Mengelompokkan aset
ke dalam kelompok
lancar dan tidak lancar,
Informasi likuiditas
Yayasan Sayap Ibu
diberikan dengan
cara: Menyajikan aset
dan liabilitas
berdasarkan urutan
likuiditas.
Mengelompokkan
aset ke dalam
kelompok aset lancar
dan liabilitas ke dalam
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
informasi yang
sesuai mengenai
aset tidak lancar dan
informasi mengenai
pembatasan
penggunaan aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan liabilitas ke dalam
kelompok jangka
pendek dan jangka
panjang;
Mengungkapkan
informasi mengenai
likuiditas aset atau saat
jatuh tempo liabilitas
termasuk pembatasan
penggunaan aset, dalam
catatan atas laporan
keuangan.
kelompok jangka
pendek.
5. Paragraf 14 Laporan posisi keuangan
menyajikan jumlah
masing- masing kelompok
aset neto berdasarkan pada
ada atau tidaknya
pembatasan oleh pemberi
sumber daya yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali,
yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara
temporer, dan tidak
terikat.
Laporan posisi
keuangan Yayasan
Sayap Ibu menyajikan
informasi mengenai
aset, liabilitas, dan
ekuitas.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
informasi mengenai
pembatasan oleh
pemberi sumber daya
yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
6. Paragraf
15
Informasi mengenai
sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen
atau temporer
diungkapkan dengan
menyajikan jumlah
tersebut dalam laporan
keuangan atau dalam
catatan atas laporan
keuangan.
Tidak ada informasi
mengenai pembatasan
permanen atau
temporer pada laporan
keuangan.
Yayasan Sayap Ibu
tidak menyajikan
informasi mengenai
sifat dan jumlah dari
pembatasan
permanen atau
temporer.
7. Paragraf
16
Pembatasan permanen
terhadap aset, seperti
tanah atau karya seni,
yang diberikan untuk
tujuan tertentu, untuk
dirawat dan tidak untuk
dijual; atau aset yang
diberikan untuk
investasi yang
mendatangkan
pendapatan secara
permanen dapat
disajikan sebagai unsur
Tidak informasi
mengenai pembatasan
permanen terhadap
aset pada laporan
keuangan.
Yayasan Sayap Ibu
tidak memberikan
informasi mengenai
pembatasan
permanen terhadap
aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terpisah dalam
kelompok aset neto
yang penggunannya
dibatasi secara
permanen atau disajikan
dalam catatan atas
laporan keuangan.
Pembatasan permanen
kelompok kedua
tersebut berasal dari
hibah atau wakaf dan
warisan yang menjadi
dana abadi.
8. Paragraf
17
Pembatasan temporer
terhadap sumber daya
berupa aktivitas operasi
tertentu; investasi untuk
jangka waktu tertentu;
penggunaan selama
periode tertentu di masa
depan; atau
pemerolehan aset tetap;
dapat disajikan sebagai
Tidak ada informasi
mengenai pembatasan
temporer terhadap
sumber daya pada
laporan keuangan.
Yayasan Sayap Ibu
tidak menyajikan
informasi mengenai
pembatasan
temporer terhadap
sumber daya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
unsur terpisah dalam
kelompok aset neto
yang penggunannya
dibatasi secara temporer
atau disajikan dalam
catatan atas laporan
keuangan. Pembatasan
temporer oleh
pemberi sumber daya
yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali
dapat berbentuk
pembatasan waktu atau
pembatasan
penggunaan, atau
keduanya.
9. Paragraf
18
Aset neto tidak terikat
umumnya meliputi
pendapatan dari jasa,
penjualan barang,
sumbangan, dan dividen
atau hasil investasi,
Yayasan sudah
menyajikan informasi
mengenai aset neto
tidak terikat pada
laporan ke keuangan.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
informasi sesuai
dengan ISAK no 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dikurangi beban untuk
memperoleh
pendapatan tersebut.
Batasan terhadap
penggunaan aset neto
tidak terikat umumnya
disajikan dalam catatan
atas
laporan keuangan.
Laporan Aktivitas
10. Paragraf
20
Laporan aktivitas
mencakup entitas
nirlaba secara
keseluruhan dan
menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama
suatu periode.
Perubahan aset neto
dalam laporan aktivitas
tercermin pada aset neto
atau ekuitas dalam
posisi keuangan.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan laporan
yang mencakup
organisasi secara
keseluruhan dan
menyajikan
penerimaan,
pengeluaran, dan
selisih penerimaan
dan pengeluaran.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
11. Paragraf
21
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
perubahan aset neto
terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak
terikat dalam suatu
periode.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan jumlah
penerimaan,
pengeluaran, dan
selisih penerimaan
dan pengeluaran dari
aktivitas organisasi
dalam suatu periode.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
12. Paragraf
22
Pendapatan dan
keuntungan yang
menambah aset neto,
serta beban dan
kerugian yang
mengurangi aset neto
dikelompokkan
sebagaimana diatur di
paragraph 24-25.
Pendapatan dalam
laporan aktivitas akan
menambah total
penerimaan dan beban
akan menambah total
pengeluaran.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
13. Paragraf
23
Laporan aktivitas
menyajikan pendapatan
sebagai penambah aset
neto tidak terikat,
kecuali jika
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan
pendapatan sebagai
penambah total
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
penggunannya dibatasi
oleh pemberi sumber
daya yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali,
dan menyajikan beban
sebagai pengurang aset
neto tidak terikat.
penerimaan dan beban
sebagai penambah
total pengeluaran.
14. Paragraf
24
Sumber daya disajikan
sebagai penambah aset
neto tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat
temporer, bergantung
pada ada tidaknya
pembatasan. Dalam hal
sumber daya terikat
yang pembatasannya
tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama,
dapat disajikan sebagai
sumber daya tidak
terikat sepanjang
disajikan secara
Sumber daya
disajikan dalam
laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
sebagai penambah
persembahan tidak
terikat, terikat
temporer, terikat
permanen,
bantuan/donasi, jasa
bank, penerimaan
lain-lain.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
konsisten dan
diungkapkan sebagai
kebijakan akuntansi.
15. Paragraf
25
Laporan aktivitas
menyajikan keuntungan
dan kerugian yang
diakui dari investasi dan
aset lain (atau liabilitas)
sebagai penambah atau
pengurang aset neto
tidak terikat, kecuali
jika…penggunaannya
dibatasi.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan
penerimaan,
pengeluaran dan
selisih penerimaan
dan pengeluaran yang
diakui dari aktivitas
atau program
organisasi yang telah
dijalankan dalam
suatu periode.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
16. Paragraf
26
Klasifikasi pendapatan,
beban, keuntungan dan
kerugian dalam
kelompok aset neto
tidak menutup peluang
adanya klasifikasi
tambahan dalam laporan
aktivitas. Misalnya,
Yayasan Sayap Ibu
dalam pelaporan
keuangannya
menggunakan
klasifikasi pendapatan
dan beban.
Yayasan Sayap Ibu
telah melakukan
penyesusaikan
deskripsi dilaporan
keuangannya dan
ISAK 35
membebaskan
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dalam suatu kelompok
atau beberapa kelompok
perubahan aset neto,
entitas nirlaba dapat
mengklasifikasikan
unsur-unsurnya
menurut kelompok
operasi atau nonoperasi,
dapat dibelanjakan atau
tidak dapat
dibelanjakan, telah
direalisasi atau belum
direalisasi, berualang
atau tidak berulang, atau
dengan cara lain.
penyesusai
deskrispsi sesuai
kebutuhan yayasan.
17. Paragraf
27
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah
pendapatan dan beban
secara bruto, kecuali
diatur berbeda oleh
SAK atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan jumlah
pendapatan dan beban
secara bruto.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
18. Paragraf
28
Laporan aktivitas
menyajikan jumlah neto
keuntungan dan
kerugian yang berasal
dari transaksi insidental
atau peristiwa lain yang
berada di luar
pengendalian entitas
nirlaba dan manajemen.
Misalnya, keuntungan
atau kerugian penjualan
tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan jumlah
penerimaan dan
pengeluaran yang
berasal dari aktivitas
atau program yang
telah berjalan.
Yayasan Sayap Ibu
telah menyajikan
laporan keuangan
yang sesuai dengan
ISAK no 35.
19. Paragraf
29
Laporan aktivitas atau
catatan atas laporan
keuangan menyajikan
informasi mengenai
beban menurut
klasifikasi fungsional,
seperti menurut
kelompok program jasa
utama dan aktivitas
pendukung.
Laporan aktivitas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan informasi
megenai beban
menurut klasifikasi
fungsional,seperti
pengeluaran bidang
dan non
bidang.Seperti,
bantuan pembangunan
Yayasan sayap ibu
telah menyajikan
penyajian laporan
keuangan yang
sesuai dengan ISAK
35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Yayasan Sayap Ibu
,biaya operasional,
biaya tenaga
kerja,biaya
administrasi dan
umum.
Laporan Arus Kas
20. Paragraf
34
Laporan arus kas
disajikan sesuai PSAK
2: Laporan Arus Kas
atau SAK ETAP Bab 7
dengan tambahan
berikut ini:
a. 1. Aktivitas Pendanaan:
Penerimaan kas dari
pemberi sumber daya
yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali
yang penggunaannya
dibatasi dalam jangka
panjang. Penerimaan
kas dari pemberi sumber
daya dan penghasilan
investasi yang
penggunaannya dibatasi
Laporan arus kas
Yayasan Sayap Ibu
menyajikan informasi
mengenai jumlah
saldo awal,
penerimaan,
pengeluaran, total
penerimaan, dan saldo
akhir.
Yayasan Sayap Ibu
tidak menyajikan
laporan arus kas
yang sesuai dengan
ISAK no 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
untuk pemerolehan,
pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap,
atau peningkatan dana
abadi.Bunga dan
dividen yang dibatasi
penggunaannya dalam
jangka panjang.
2. Pengungkapan
informasi mengenai
aktivitas investasi dan
pendanaan nonkas,
misalnya sumbangan
berupa bangunan atau
aset investasi.
Laporan Arus Kas (PSAK No.2)
21. Paragraf
10
Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas
selama periode tertentu
dan diklasifikasi
menurut aktivitas
operasi,………
investasi,
dan pendanaan.
Laporan arus kas
Yayasan Sayap Ibu
melaporkan arus kas
selama periode
tertentu
Laporan arus kas
Yayasan Sayap Ibu
tidak menyajikan
klasifikasi sesuai
ISAK no 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
C. Pembahasan
1. Laporan Posisi Keuangan
Pada ISAK 35 terdapat sembilan paragraf yang mengatur mengenai laporan posisi
keuangan organisasi nirlaba, akan tetapi penulis mengambil delapan paragraf untuk
menganalisis penyajian laporan posisi keuangan Yayasan Sayap Ibu karena delapan
paragraf pada ISAK No. 35 tersebut memuat ketentuan pokok penyajian pada laporan
posisi keuangan, yaitu terdapat pada paragraf 11, paragraf 12, paragraf 13, paragraf 14,
paragraf 15, paragraf 16, paragraf 17, dan paragraf 18. Berdasarkan hasil analisis
penyajian laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu telah menyajikan berdasarkan
ketentuan di ISAK No.35.
Laporan keuangan yang disajikan oleh Yayasan Sayap Ibu berisi laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan keuangan Yayasan Sayap
Ibu mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas
dan aset neto. Hal tersebut menunjukan bahwa Yayasan Sayap Ibu telah melakukan
pelaporan keuangan secara relevan. Dalam penggunaan aset dan kas yang didapatkan
Yayasan Sayap Ibu dari masyarakat dan pemerintah diberlakukan pembatasan khusus
untuk penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan agar kebutuhan penyandang disabilitas
dapat tercukupi dengan baik dan tidak tercampur dengan kebutuhan pokok lainnya.
Pelaporan likuiditas yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu telah dilakukan sesuai
dengan ISAK 35, yaitu mengurutkan liabilitas dan likuiditas yang dimilikinya kedalam
periode periode tertentu sesuai dengan jatuh tempo. Hal ini juga berlaku pada aset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Dengan
melakukan pengelompokkan seperti ini Yayasan Sayap Ibu akan lebih mudah dalam
melakukan pencatatan laporan keuangan. Selain itu pembatasan penggunaan aset
terhadap penerimaan sumber dana untuk penyandang disabilitas dapat dilakukan
dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.
Penerimaan sumber dana yang dibatasi untuk penyandang disabilitas juga tidak pernah
mengharapkan pembayaran kembali, baik secara termporer, permanen, maupun terikat. Tidak
adanya pengharapan pembayaran kembali membuat Yayasan Sayap Ibu tidak memiliki
informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer. Selain itu
Yayasan Sayap Ibu juga tidak memiliki informasi mengenai pembatasan permanen terhadap aset,
hal ini dikarenakan tidak ada bentuk pemberian sumber dana berupa tanah maupun karya seni
yang dapat dijadikan untuk investasi. Hal ini juga berlaku pada pembatasan temporer, dimana
Yayasan Sayap Ibu tidak memiliki informasi mengenai pembatasan temporer terhadap sumber
daya karena pemberi sumber daya tidak mengharapkan pembayaran kembali dalam bentuk
pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan. Sebaliknya, Yayasan Sayap Ibu memiliki
aset neto tidak terikat yang menjadi sumber dana berupa sumbangan dari masyarakat maupun
pemerintah.
Laporan posisi keuangan Yayasan Sayap Ibu juga menyajikan informasi mengenai
total aset lancar, total liabilitas, dan total ekuitas. Laporan posisi keuangan Yayasan
Sayap Ibu pada tahun 2018 menyajikan informasi total aset & kewajiban sebesar Rp
35.040.635.944
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Laporan Aktivitas
Pada ISAK 35 terdapat sepuluh paragraf yang mengatur mengenai laporan aktivitas
organisasi nirlaba, yaitu terdapat pada paragraf 20, paragraf 21, paragraf 22, paragraf
23, paragraf 24, paragraf 25, paragraf 26, paragraf 27, paragraf 28, dan paragraf 29.
Berdasarkan hasil analisis penyajian laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu terhadap
ISAK No.35, sepuluh paragraf yang telah menyajikan sesuai dengan ketentuan.
Laporan aktivitas Yayasan Sayap Ibu menyajikan informasi mengenai penerimaan,
pengeluaran, dan selisih penerimaan dan pengeluaran. Pada penerimaan terdapat
klasifikasi tersendiri pada bagian persembahan. Laporan aktivitas Yayasan Sayap Ibu
memberikan informasi mengenai program-program kerja yang sudah dilaksanakan baik
oleh komisi maupun bidang-bidang yang lain dalam Yayasan Sayap Ibu selama periode
tertentu. Jika hasil dari penerimaan dikurangi dengan pengeluaran menunjukkan nilai
positif maka akan menjadi penambah modal sendiri yang disajikan pada laporan posisi
keuangan, akan tetapi jika hasil menunjukkan negatif maka akan menjadi pengurang
modal sendiri pada laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas Yayasan Sayap Ibu pada
tahun 2018 menyajikan informasi total penerimaan sebesar Rp 207.356.025 dan total
pengeluaran sebesar Rp 457.527.356 sehingga diperoleh selisih penerimaan dan
pengeluaran sebesar Rp 249.170.331.
3. Laporan Arus Kas
Pada ISAK no 35 terdapat dua paragraf yang mengatur mengenai penyajian laporan
arus kas organisasi nirlaba yaitu pada paragraf 34 dan paragraf 10. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
analisis penyajian laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu terhadap ISAK No. 35,
penyajian laporan arus kas Yayasan Sayap Ibu masih belum sesuai dengan penyajian
ISAK No. 35.
Yayasan Sayap Ibu dalam melakukan pelaporan keuangan tidak menggunakan
klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam aktivitas
pendanaan Yayasan Sayap Ibu tidak melakukan aktivitas pendanaan sesuai dengan
ISAK 35 dimana Yayasan Sayap Ibu tidak memiliki pemberi sumber dana yang
menghasilkan investasi dan membatasi perolehannya, Yayasan Sayap Ibu juga tidak
memiliki pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.
Selain itu, Yayasan Sayap Ibu juga tidak memiliki aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas yang berupa bangunan maupun aset investasi. Hal ini juga menunjukan bahwa
Yayasan Sayap Ibu belum memiliki laporan arus kas yang sesuai dengan ISAK No 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan mengenai laporan
keuangan Yayasan Sayap Ibu pada tahun 2018 dapat diambil kesimpulan bahwa
Yayasan Sayap Ibu dalam menyajikan laporan keuangan belum sepenuhnya sesuai
dengan ISAK No. 35. Dari dua puluh satu paragraf yang mengatur mengenai penyajian
laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan ISAK No 35, terdapat ketidaksesuaian
penyajian laporan keuangan pada informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan
permanen, temporer dan terikat serta penyajian laporan arus kas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Yayasan Sayap Ibu memiliki kesiapan dalam penerapan penyajian
laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang
penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba sebesar 65% dan 35%
dikatakan belum memiliki kesiapan untuk menyusun laporan keuangan sesuai ISAK
35 dengan melakukan perbaikan terhadap penyajian laporan arus kas dan pembatasan
permanen, temporer dan terikat.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pendekatan secara terbuka dan
melakukan komunikasi dengan baik. Namun terdapat keterbatasan pada penelitian ini
yaitu bersumber dari wawancara sehingga dapat mempengaruhi hasil penilitian ini.
Berikut beberapa hal yang membatasi penelitiannya ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Dalam melakukan proses wawancara dilakukan hanya dengan salah satu bagian
keuangan Yayasan Sayap Ibu yaitu dengan ibu Aulia N Jauza.
2. Wawancara juga dilakukan via telepon dan pada saat jam kantor, dikarenakan
selama pandemi Covid-19 yayasan sayap ibu membatasi untuk kunjungan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulkan dan keterbatasan penelitian yang telah dibahas terdapat
beberapa saran bagi Yayasan Sayap Ibu dan juga bagi peneliti selanjutnya. Berikut
saran yang dapat diberikan:
1) Bagi Yayasan Sayap Ibu, sebaiknya penyajian laporan keuangan lebih
disesuaikan dengan ketentuan ISAK No 35 sehingga pelaporan keuangan
dapat disajikan dengan lebih baik lagi. Selain itu staff pada bagian keuangan
dan bagian akuntansi juga perlu mengetahui lebih lanjut akan istilah-istilah
dalam akuntansi seperti pembatasan penggunaan aset atau kas pada laporan
posisi keuangan, aset neto dan perubahan jumlah aset neto yang terdapat
pada laporan aktivitas, dan klasifikasi aktivitas yang terdapat pada laporan
arus kas.
2) Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan agar dapat memperluas
cakupan penelitian dengan menggunakan objek penelitian lainnya. Selain
itu peneliti juga menyarankan untuk dapat menggunakan variabel dan
metode lain agar dapat menunjukan hasil penelitian yang lebih beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang dkk. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arifin, Zainal. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bastian,indra.2006. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Erlangga, Jakarta.
Fahmi, Irham. 2013. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Bandung:Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafri. (2015) Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Ihyaul Ulum, 2004, Sebuah Pengantar Akuntansi Sektor Publik,UMM Press: Malang.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2018). DE ISAK 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba. Ikatan Akuntan Indonesia. www.iaiglobal.or.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba
Empat, Jakarta.
Kustiawan, V. C. (2019). Analisis Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 (Studi
Kasus di Yayasan Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang, Yogyakarta).
skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Lasfita, N., & Muslimin. (2020). Penerapan ISAK No. 35 Pada Organisasi Keagamaan
Masjid Al- Mabrur Sukolilo Surabaya Application of ISAK No . 35 in the
Religious Organization of the Al-Mabrur Mosque Sukolilo Surabaya. Jurnal
Sosial Ekonomi Dan Politik, 1(35).
Mulyadi. Sistem Akuntansi. (2014). Edisi ketiga. Universitas Gadjah Mada: Salemba
Empat.
Nasution S. (1991). Metode Research. Bandung: Jemmars.
Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Pemerintah Indonesia. (2008).Undang-Undang Nomor 63 Tahun 2008 Pelaksanaan
Undang-Undang Tentang. Jakarta : Sekertariat Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Poerwandari, Kristi, 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Jakarta : Fakultas Psikologi UI
Pratama, A. A. (2019). Analisis Dan Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi
Nirlaba Menggunakan Microsoft Excel (Studi kasus di Yayasan Sahabat Manusia
Pembutuh Cinta). Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2013. Organizational Behavior,
Terjemahan Ratna Saraswati dan Fabriella Sirait, Edition 16, Jakarta, Salemba
Empat
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta
Sodikin, Slamet Sugiri dan Riyono, Bogat Agus. (2015). Akuntansi Pengantar 1.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Spillane, J. J. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Standar, D., Keuangan, A., & Indonesia, I. A. (2019). De psak 1. (Penyesuaian
Tahunan 2019) Penyajian Laporan Keuangan.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Sistem Akuntansi. Bandung: Pustaka Baru Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 1. Transkip Wawancara
Identitas Narasumber :
Nama: Aulia N Jauza dan Dewi Ismoyowati
Pekerjaan: Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi
DAFTAR WAWANCARA
1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta?
Terdapat dalam lampiran
2. Bagaimana struktur organisasi yang ada di Yayasan Sayap Ibu
Cabang D.I Yogyakarta?(mohon lampiran struktur
organisasi) serta penjelasan singkat menjadikan tugas masing”
Terdapat dalam lampiran
3. Apakah Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta telah
mencatat setiap transaksi yang ada?
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta telah mencatat
setiap transaksi yang ada untuk memberikan informasi detail
dan relevan untuk pihak intern (Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta) maupun ekstern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4. Berasal dari mana sajakah setiap pemasukan yang terjadi di
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta?
Pemasukan Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
bersumber dari penerimaan sumbangan masyarakat maupun
pemerintah.
5. Bagaimanakah bentuk pencatatan keuangan di Yayasan Sayap
Ibu Cabang D.I Yogyakarta?
Pencatatan keuangan di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I
Yogyakarta tahun 2018 berusaha sejalan dengan ketentuan di
PSAK 45 tentang organisasi nirlaba. Karena pada tahun ini,
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta proses peralihan
dari peraturan pembuatan laporan keuangan lama dangan PSAK
45 tentang organisasi nirlaba.
6. Apa sajakah pos dari laporan keuangan khususnya pos
pengeluaran? Apakah dibuat laporan untuk biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh Yayasan?
Kami selalu membuat laporan keuangan, baik untuk pengeluaran
maupun pemasukan. untuk biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Yayasan
kami bagi menjadi dua klasifikasi. Yaitu biaya operasional dan biaya
non operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
7. Apa sajakah kekurangan dari laporan keuangan yang disusun
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta saat ini?
Karena tahun 2018 laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu
Cabang D.I Yogyakarta baru beradaptasi dengan PSAK 45
tentang organisasi nirlaba, maka tentu ada kekurangan dari
laporan keuangan yang disusun. Baik secara teknis belum semua
ketentuan – ketentuan diterapkan.
8. Berapa bagian fungsi yang terlibat dalam penyusunan laporan
keuangan Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta?
Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
9. Berapa jenis laporan yang dibuat oleh Yayasan Sayap Ibu
Cabang D.I Yogyakarta?
Ada 4 Jenis Laporan Keuangan. Yaitu Laporan Aktivitas,
Laporan Perubahan aset Neto, Laporan Posisi Keuangan, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.
10. Apakah Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
mengetahui bahwa Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
harus menyusun laporan keuangan Menggunakan ISAK 35 dan
SAK ETAP tentang Penyajian Laporan keuangan?
Saat ini Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta masih
menggunakan PSAK 45 tentang organisasi nirlaba, tetapi untuk
kedepannya Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta
berusaha mengikuti ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN II. Sejarah Yayasan Sayap Ibu
Sejarah Berdirinya YSI Cab. DIY
anak adalah tumpuan harapan keluarga dan generasi penerus bangsa
yang akan menentukan kualitas nilai-nilai kehidupan baik keluarga
maupun suatu bangsa.Dalam hal tersebut menjadi kewajiban bersama
antara Pemerintah dan Masyarakat untuk berupaya agar dapat menciptakan iklim
yang kondusif bagi tumbuh kembang mereka agar mampu menghadapi tantangan
zaman.
Semakin banyaknya bayi terlantar antara lain disebabkan oleh kehamilan
tidak dikehendaki karena pemerkosaan, di tinggal pasangannya, tekanan ekonomi
dan dari kondisi tersebut bayi yang lahir tidak dikehendaki menghadapi nasib yang
berbahaya karena biasanya ada usaha untuk di gugurkan dan apabila gagal aborsi,
bayinya dibuang di sembarang tempat atau ditinggal di rumah sakit bahkan ada
yang langsung membunuh bayinya karena tidak tahan menanggung aib.
Dengan banyaknya kejadian tersebut maka pada tahun 1955 menjadi bahan
pemikiran dan pembicaraan dalam rapat di Women International Club yang pada
waktu itu diketuai oleh ibu Hutasoid dan ada beberapa anggota warga negara asing
yang menceritakan bahwa anak-anak yang terlantar tersebut dapat diadopsi oleh
keluarga yang tidak dapat mempunyai anak kandung. Kemudian muncullah
pemikiran untuk membentuk yayasan sosial dengan tujuan membantu anak-anak
terlantar yang dibuang di sembarang tempat
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Yayasan Sayap Ibu didirikan di Jakarta pada tahun 1955 dibawah
kepengurusan Ny. Soetomo, Ny. Soekardi dan Ny. Garland Soenaryo dengan tujuan
menolong anak-anak Batita (Bawah tiga tahun) yang terlantar karena tidak ada
orang tuanya atau tidak diketahui orang tuanya dan perlu dirawat sambil diusakan
untuk dicarikan orang tua angkat .
Pada waktu itu diputuskan untuk mengambil nama Yayasan adalah “Sayap
Ibu“ yang menggambarkan sayap induk ayam yang menjadi naungan atau tempat
berlindung para anak ayam apabila ada bahaya dan juga sebagai tempat untuk
mendapatkan kehangatan dan rasa aman. Induk ayam akan membela mat-matian
anaknya dari gangguan binatang lain bahkan manusia
Women International Club adalah salah satu stakeholder yang terkuat dan
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota memberikan sebidang tanah di Kebayoran Baru
untuk tempat mendirikan Panti Perawatan anak-anak bayi terlantar dan yang sampai
sekarang tetap berfungsi dengan lebih berkembang. Dengan kepindahan
Ny.Soekardi ke Bandung dan Ny.G.Soenaryo ke Nederland maka pada tahun 1961
Yayasan Sayap Ibu direorganisasi kepengurusan baru terdiri antara lain Ny.
Ciptaningsih Utaryo, Ny.Soekirman dan Ny.Moestakimoen.
Pada tahun 1968 Yayasan Sayap Ibu melaksanakan restrukturalisasi
dibawah pembinaan Badan Pembina Kegiatan Kesejahteraan Sosial yang diketuai
Ny. J.S Nasution dan Badan Kerja Sama Panti Asuhan yang diketahui Ny. Nidia
Sumarno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sasaran anak yang mendapat pertolongan / perlindungan usianya dinaikkan
dari Batita (Bawah tiga tahun) menjadi Balita (Bawah lima tahun)
Pada Tahun 1978 Ny.JS Nasution menjabat sebagai Ketua Yayasan Sayap Ibu Pusat
dan mendirikan 2 ( dua ) cabang :
Yayasan Sayap Ibu Cabang DKI Jakarta dengan ketua Ny. Moh.Said
Yayasan Sayap Ibu Cabang DIY dengan ketua Ny.Ciptaningsih Utaryo
Yayasan Sayap Ibu Pusat berada di Jakarta dengan ketua Ny. J.S Nasution
Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I.Yogyakarta didirikan pada tahun 1978 karena
didorong kenyataan bahwa di Yogyakarta belum ada Badan Sosial yang
menyelenggarakan usaha penyantunan Anak Balita Terlantar dan sekalian
menyelenggarakan proses pengangkatan anak dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.Kegiatan Yayasan Sayap Ibu Cab D.I Yogyakarta
dimulai dengan mendirikan Panti Perawatan Bayi Terlantar dengan ruangan kecil
10 x 5 m² dengan menggunakan Rumah Bp. KRT Sindudiningrat di Maguwoharjo,
Depok, Sleman.
Dalam perjalan kurun waktu tahun 1978 – tahun 2016 kegiatan yang
dilaksanakan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang .I.Yogyakarta sudah berkembang
dengan 10 (sepuluh) unitpelayanan dan kegiatan tersebut dilaksanakan diatas tanah
seluas 9.142 m² di tiga (3) lokasi yaitu di wilayah Kecamatan Depok, Kecamatan
Kalasan , Kecamatan Ngemplak , masing-masing terdiri : (1) Panti I : 2.060 m²,
(2) Panti II : 3.796 m², (3) Panti III : 3.286 m².
Kegiatan tersebut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1. LKSA Balita Terlantar (Panti I) usia 0-7 tahun
Anak-anak yang diserahkan oleh Dinas Sosial berasal dari Rumah Sakit,
rumah sakit bersalin, keluarga yang tidak menghendaki anak luar nikah, temuan di
jalan, dan tempat-tempat umum melalui polisi diterima selama 24 jam.Pelayanan
berupa : pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan operasi kecacatan di rumah sakit
atas biaya Yayasan Sayap Ibu, mencarikan identitas anak melalui persidangan di
Pengadilan Negeri (untuk penentuan tanggal lahir dan Akte Lahir) perawatan dan
asuhan tumbuh kembang anak, sampai didapatkan solusi pengentasannya,
diantaranya: Kembali kekeluarga, pengangkatan anak atau ditempatkan di Panti
Asuhan bilamana anak tersebut tidak berhasil mendapatkan orang tua angkat karena
telah mencapai usia sekolah. Untuk anak yang meninggal, melaksanakan
pemakamannya. Anak balita yang cacat setelah berumur 2 tahun dikirimkan
ke Panti Cacat Ganda milik Yayasan Sayap Ibu di Kadirojo Kalasan untuk
mendapatkan pelayanan khusus
Aktivitas anak-anak panti I ini khususnya yang sudah berusia lebih dari satu
tahun adalah di beri kegiatan bermain dengan muatan edukasi di antaranya
sosialisasi, pengenalan lingkungan sekitar panti maupun rekreasi ke tempat liburan
dengan pendampingan sehari-hari oleh pramusiwi. Sedangkan untuk anak yang usia
4 tahun keatas mulai di sekolahkan di TK Tumus Asih milik Yayasan Sayap Ibu
Cab. D.I.Yogyakarta yang lokasinya masih satu kompleks dengan LKSA Balita
Terlantar atau Panti I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. LKSA Cacat Ganda Terlantar (PantiII)
LKSA Cacat Ganda Terlantar atau Panti II melayani anak-anak
terlantar berkebutuhan khusus/ disabilitas yang kebanyakan adalah
penyandang tuna ganda dengan berbagai jenis kecacatan. Dalam pelayanan
Panti Cacat Ganda mengupayakan panti sebagai rumah nyaman bagi anak-
anak asuh , pelayanan yang diberikan :
1. Perawatan dan pendidikan tumbuh kembang anak dari usia 2-21
tahun, dewasa, seumur hidup.
2. Habilitas / rehabilitas kecacatan ganda.
3. Therapy : Fisio Therapy, Hydro Therapy dan keterampilan hidup
sehari-hari.
4. Pendidikan ke SLB.
Aktivitas anaknya sehari-hari adalah mengikuti pendidikan formal sesuai
dengan usia masing-masing mulai dari tingkat TKLB, SDLB, SMPLB,
dan SMALB di SLB G Daya Ananda milik Yayasan Sayap Ibu Cab.
D.I.Yogyakarta yang berada satu lokasi dengan panti. Selain itu, anak-
anak diberi kegiatan les tambahan meteri pelajaran, kegiatan keterampilan
ringan seperti membuat keset dari bahan kaos oleh instruktur dan kegiatan
bercocok tanam, beternak dan lain sebagainya. Kegiatan rekreatif juga di
berikan kepada anak-anak seperti jalan-jalan pengenalan lingkungan
sekitar dan rekreasi di tempat liburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Panti III
Panti 3 disebut sebagai wadah pengembangan bagi anak dengan kecacatan
dengan menitikberatkan kepada aspek keterampilan yang memperhatikan
aspek pengasuhan, pembinaan diri dan lingkungan, dan pendampingan
khusus dalam kondisi tertentu.
Kegiatan Bina keterampilan merupakan ragam kegiatan anak sebagai bekal
kemandirian Cacat Ganda Dewasa dengan memerhatikan aspek minat,
bakat dan kemampuan anak disesuaikan dengan jenis disabilitas anak.
4. Wisma Ibu
Penyantunan anak terlantar sebelum kelahiran, rumah singgah sementara
bagi calon ibu bermasalah dengan tujuan untuk menyelamatkan janin yang
dikandungnya.
5. Taman Kanak-Kanak Tumus Asih
TK Yayasan Sayap Ibu tersebut didirikan di atas tanah desa, bangunan dan
guru-guru dari Yayasan Sayap Ibu.Anak-anak dari Yayasan Sayap Ibu yang
masuk TK dapat berbaur dengan anak-anak luar panti, karena TK Tumus
Asih tidak hanya melayani anak dalam panti saja akan tetapi juga melayani
anak secara umum.
6. Pengangkatan Anak (Adopsi)
Keluarga yang ingin mengangkat anak baik dari Yayasan Sayap Ibu Cabang
D.I. Yogyakarta dari luar keluarga atau dari keluarga besar sendiri dapat
terlebih dahulu berkonsultasi. Calon pengangkat anak dari Yayasan Sayap
Ibu, BKPA akan mendampingi dalam persiapan sesuai dengan prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial, melalui
serangkaian kegiatan:
1. Pembuatan laporan keluarga berdasarkan penelitian berdasar pada
dokumen calon adoptan, wawancara dan kunjungan rumah (home
visit) yang dilakukan bersama petugas dari Dinas Sosial D.I
Yogyakarta.
2. Mempersiapkan berkas ke pengadilan dan saksi-saksi
3. Mendampingi dan menjadi saksi di pengadilan.
4. Mengurus hal-hal yang berkaitan dengan Pengangkatan Anak, dan
asuhan anak-anak secara adat.
Proses alur pelayanan dalam adopsi atau pengangkatan anak yang
dilakukan Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I. Yogyakarta tersebut
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
7. Taman Anak Sejahtera (TAS)
Merupakan pelayanan Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I.Yogyakarta kepada
anak-anak di keluarga yang membutuhkan pengasuhan sementara. TAS
Memberikan pelayanan pengganti sementara bagi orang tua yang bekerja
atau sedang melaksanakan kegiatan di luar rumah lainnya.
8. Sosialisasi tentang Upaya perlindungan Anak, Penyuluhan tentang
Kecacatan Ganda.
9. LK3 (Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga)
Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK 3) “KINASIH” Berbasis
Masyarakat adalah untuk mendekatkan atau membantu dan mengatasi
masalah sosial psikologis keluarga dalam rangka peningkatan taraf
kesejahteraan sosial keluarga melalui pelayanan konseling, pemberian
informasi, pendampingan, penjangkauan, home visit, rujukan.
Permasalahan keluarga dapat dikonsultasikan dan para konselor akan
membantu / mendampingi mencarikan jalan keluar atau melakukan rujukan.
10. Panti Balita Anak Terlantar
Bagi anak –anak yang tidak teradopsi, sehingga anak-anak tersebut tidak
kita rujuk ke panti asuhan di luar panti YSI, karena anak-anak tersebut
adalah bagian dari anak-anak YSI Cab. D.I.Y yang memerlukan perhatian
khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN III. Laporan keuangan Yayasan Sayap Ibu pada tahun 2018
Laporan Aktivitas Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Laporan aktivitasYayasan Ibu Yogyakarta (lanjutan)
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN IV. Laporan Perubahan Aset Neto Yayasan Sayap Yogyakarta
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
LAMPIRAN V. Laporan Posisi keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Laporan Posisi keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta (lanjutan)
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN VI. Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta(lanjutan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Catatan Atas Laporan Keuangan Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta(lanjutan)
Sumber:data yang diperoleh dari YSI Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI