ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM BROILER
DI DESA PALLANTIKANG KECAMATAN BANGAKALA
KABUPATEN JENEPONTO
INDAH CAHYANI
105961100116
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2020
ii
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM BROILER DI DESA
PALLANTIKANG KECAMATAN BANGAKALA KABUPATEN
JENEPONTO
INDAH CAHYANI
10596110011
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2020
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler Di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto” adalah benar merupakan hasil karya yang
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua
sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 07 November 2020
Indah Cahyani
vi
ABSTRAK
INDAH CAHYANI. 105961100116. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam
Broiler Di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
Dibimbing oleh Nurdin dan Rasdiana Mudatsir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha
ternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2020.
Penenutuan sampel ini menggunakan metode sensus sebanyak 10 responden.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dengan menggunakan
rumus pendapatan dan R/C Ratio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata - rata pendapatan peternak ayam
broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto sebesar
Rp.30.455.091. dengan nilai R/C Ratio 1.66 yang berarti usaha ternak ayam
broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto layak
untuk dikembangkan.
Kata Kunci: Ayam Broiler, Pendapatan, Kelayakan.
vii
ABSTRACT
INDAH CAHYANI. 105961100116. Feasibility Analysis of Broiler Chicken
Farming in Pallantikang Village, Bangkala District, Jeneponto Regency.
Supervised by Nurdin and Rasdiana Mudatsir
This study aims to determine the income and business feasibility of
broiler chickens in Pallantikang Village, Bangkala District, Jeneponto Regency.
This research was conducted from June to August 2020. The information from
this informant used the census method of 10 respondents. The analytical method
used is quantitative analysis, using the formula of income and R / C ratio.
The results showed that the average income of broiler breeders in
Pallantikang Village, Bangkala District, Jeneponto Regency was IDR 30,455,091.
with an R / C Ratio value of 1.66, which means that the broiler chicken farming in
Pallantikang Village, Bangkala District, Jeneponto Regency is feasible to develop.
Keywords: Broiler Chicken, Income, Feasibility.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur dan kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat ,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat meyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Ternak
Ayam Broiler Di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto”.
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT dan tak
lupa pula kita kirimkan salam serta salawat kepada keluarga Nabi Muhammad
SAW dan para sahabat beliau, dialah Nabi yang diutus kemuka bumi ini sebagai
pembawa risalah bagi umat manusia sehingga sampai hari ini kita bisa merasakan
indahnya islam dan nikmatnya iman.
Suatu kesyukuran dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis sangat
berterima kasih kepada mereka yang memberikan doa, usaha dan semangan pada
diri penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, semua itu akan penulis
jadikan sebagai bekal untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya.
Penghormatan dan kasih sayang kepada penulis mengucapkan terima kasih
banyak yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Bapak Dr. Ir. Nurdin, M.M selaku pembimbing I dan Ibu Rasdiana Mudatsir,
S.P.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan.
4. Ibu Dr. St. Aisyah, S.Pt., M.Si selaku penguji I dan Bapak Nadir, S.P., M.Si
selaku penguji II yang senantiasa meluangkan waktunya menguji dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
6. Orang tua tercinta, Ayahanda Muliyadi Gassing dan ibunda Rahmatia
Dg.Kebo yang telah membesarkan, mendidik, serta mendoakan penulis
dengan penuh cinta dan kasih yang tulus hingga saat ini. Buat adik – adik
terkasih Febriyanti Muliyadi, Adelia Damayanti Muliyadi dan Salsabila
Ramdhani Muliyadi yang selalu memberi motivasi dan semangat kepada
penulis dan membantu penulis dalam proses penelitian sampai selesai.
7. Seluruh keluarga besar saya dan tetangga – tetangga saya yang selalu beranya
kapan wisuda, terikamsih atas pertanyaan – pertanyaan yang membuat telinga
saya panas mendengarnya sehingga penulis mampu berada pada titik ini.
8. Keluarga besar Program Studi Agribisnis Khususnya Kelas Agribisnis 9.A
Angkatan, saudara – saudara seperjuangan. Semoga Allah merahmati
persaudaraan kita.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
telah banyak membantu dan banyak menjadi inspirasi bagi penulis.
x
Apabila skripsi ini jauh dari kata sempurna harap dimaklumi, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga skrisi
ini kedepannya dapat bermanfaat bagi semua orang.
Makassar, 07 November 2020
Indah Cahyani
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL . ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI . .......................................................... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI . .. v
ABSTRAK . ................................................................................................... vi
ABSTRACT . ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL. ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelintian .............................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Usaha Ternak Ayam Broiler .............................................................. 6
2.2 Teknik Dan Tujuan Pemeliharaan ...................................................... 8
2.3 Pengertian Analisis Kelayakan Usaha. .............................................. 10
2.4 Biaya Produksi ................................................................................... 10
xii
2.5 Penerimaan Dan Pendapatan .............................................................. 12
2.6 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 13
2.7 Kerangka Pikir ........................................................................ 15
III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 17
3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian .......................................................... 17
3.2 Metode Penentuan Sampel............................................................... 17
3.3 Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 17
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 18
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 19
3.6 Definisi Operasional ........................................................................ 20
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................ 22
4.1 Kondisi Geografis .............................................................................. 22
4.2 Kondisi Demografi ............................................................................ 23
4.3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...................................... 23
4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................................... 24
4.5 Keadaan Penduduk Menurut Usia ...................................................... 25
4.6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29
5.1 Identitas Responden ........................................................................... 29
5.1.1 Umur ....................................................................................... 29
5.1.2 Tingkat Pendidikan................................................................. 30
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ................................................ 32
5.1.4 Lama Beternak ...................................................................... 33
xiii
5.1.5 Jumlah Ternak ........................................................................ 34
5.1.6 Luas Lahan ............................................................................. 35
5.2 Analisis Biaya Usaha Ternak Ayam Broiler ...................................... 36
5.2.1 Biaya Tetap . ............................................................................. 36
5.2.2 Biaya Variabel . ......................................................................... 39
5.3 Penerimaaan Usaha Ternak Ayam Broiler. ....................................... 42
5.4 Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler . ......................................... 43
5.5 Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler . ........................................... 44
VI. PENUTUP ............................................................................................. 46
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 46
6.2 Saran ................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 47
LAMPIRAN ................................................................................................... 49
DOKUMENTASI . ........................................................................................ 74
SURAT IZIN PENELITIAN . ....................................................................... 79
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 88
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks 1. Populasi Dan Harga Ayam Pedaging Selama 2 tahun yang dimulai pada
bulan Januari sampai bulan Desember..............................................................2
2. Produksi Ayam Broiler di Kabupaten Jeneponto tahun 2018 ......................... 3
3. Keadaan Luas Wilayah Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto ...................................................................................................................22
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Wilayah Dusun Dan Jenis Kelamin .........24 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...................................................25 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ......................................................26 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................................................27 8. Umur Peternak Ayam Broiler di Desa Pallantikang ..................................................29 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................................31
10. Identitas Responden Berdasarkan Distribusi Frekunsi skala Jumlah
Tanggungan Keluarga ................................................................................................32 11. Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Beternak .................................................33 12. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Ternak ..................................................34
13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Luas Lahan Peternakan Responden ..........35 14. Rata - rata Biaya Tetap Usaha Ternak Ayam Broiler ................................................37 15. Rata - rata Biaya Variabel Usaha Ternak Ayam Broiler ............................................39 16. Rata - rata Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler .................................................43 17. Rata - rata Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler .................................................44
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka pikir Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler di
Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto ................... 16
2. Peta Lokasi Penelitian ..................................................................................... 49
3. Wawancara Dengan Responden ..................................................................... 74
4. Kandang Ayam ............................................................................................. 74
5. Bibit Ayam ...................................................................................................75
6. Ayam Mati....................................................................................................75
7. Proses Panen.................................................................................................76
8. Tenaga Kerja .................................................................................................76
9. Tempat Minum ..............................................................................................77
10. Tempat Pakan ................................................................................................77
11. Gasole ...........................................................................................................78
12. Biaya Pengisian Ulang Tabung Gas..............................................................78
13. Bak Air ........................................................................................................79
14. Pakan Ayam ................................................................................................79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Lampiran Peta Lokasi Penelitian di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto ..................................................................... 49
2. Identitas Responden Peternak Ayam Broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto ................................................... 50
3. Biaya Penyusutan Kandang (Penyusutan Kandang) ....................................... 51
4. Biaya Peralatan Tempat minum ..................................................................... 52
5. Biaya Peralatan Tempat Pakan .... ................................................................. 53
6. Biaya Peralatan Gasole/Pemanas ................................................................... 54
7. Biaya Peralatan Pipa ..................................................................................... 55
8. Biaya Peralatan Balon Lampu ....................................................................... 56
9. Biaya Peralatan Tirai ..................................................................................... 57
10. Biaya Peralatan Bak Air ................................................................................ 58
11. Biaya Peralatan Pompa Air ............................................................................ 59
12. Biaya Penyusutan Peralatan ........................................................................... 60
13. Biaya Tetap .................................................................................................... 62
14. Biaya Bibit ..................................................................................................... 63
15. Biaya Pakan ................................................................................................... 64
16. Biaya Obat - Obatan ...................................................................................... 65
17. Biaya Listrik .................................................................................................. 66
18. Biaya Pengisian Ulang Tabung Gas ............................................................... 67
19. Biaya Litter .................................................................................................... 68
20. Biaya Tenaga Kerja ....................................................................................... 69
21. Biaya Variabel ............................................................................................... 70
22. Total Biaya Produksi ..................................................................................... 71
23. Biaya Total Penerimaan ................................................................................. 72
24. Biaya Total Pendapatan ................................................................................. 73
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu sub sektor pembangunan pertanian yang
bertujuan untuk menyediakan pangan hewani yang berupa daging, susu, serta telur
yang bernilai gizi tinggi, meningkatkan pendapatan peternak serta menambah
devisa dan memperluas kesempatan kerja. (Saragih, 2000).
Perkembangan usaha peternakan ayam pedaging di Indonesia yang lebih
mengarah kepada usaha komersial, ini terlihat dari sistem pemeliharaan yang
semakin modern dan terpacu oleh tuntutan masyarakat akan protein hewan.
Daging merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Keadaan ini merupakan dampak positif dari meningkatnya pendapatan
masyarakat dan pendidikan yang mengarah pada kesadaran masyarakat akan
produk yang bergizi tinggi, serta bertambahnya skala konsumen.
Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sektor peternakan yang
menghasilkan bahan pangan hewani yang mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Perkembangan genetik ayam broiler semakin pesat, sehingga ayam broiler tidak
lagi dipotong pada saat umur 35 hari tetapi lebih cepat yaitu 29 hari. Broiler
adalah ayam ras yang sengaja dibibitkan dan dikembangkan untuk menghasilkan
daging yang cepat dibanding unggas lainnya. Pertumbuhan broiler yang cepat
perlu didukung dengan penyediaan zat-zat makanan yang diperlukan.
Pertambahan bobot badan, dan konversi ransum (Rasyaf, 2010)
2
Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara
bangsa ayam comish dari Inggris dengan ayam white plymouth rock dari Amerika
(Siregar dan Sabrani, 1980). Ayam broiler merupakan ayam ternak yang paling
efisien menghasilkan daging dibandingkan dengan ayam yang lain. Ayam ini
mempunyai sifat antara lain ukuran badan besar penuh daging yang
berlemak,bergerak lambat serta pertumbuhan badannya cepat (Suroprawiro,
1980).
Pengembangan sub sektor peternakan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengembangan pertanian secara umum dan bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan
kerja dan kesempatan berusaha serta memenuhi kebutuhan pangan dan gizi yang
sesuai. Hal ini juga sejalan dengan Kebijakan Revitalisasi Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan yang telah dicanangkan oleh Pemerintak. Indonesia ikut
berpartipasi dalam pembangunan agroindustri dan membuka lapangan pekerjaan
di Indonesia bagian timur khususnya Sulawesi Selatan. Adapun tabel tingkat
populasi dan harga ayam pedaging pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Populasi Dan Harga Ayam Pedaging Pada Bulan Januari sampai bulan
dengan Desember tahun 2017 dan 2018.
Sumber Data: Badan Pusat Statistik 2019
No Tahun Tingkat populasi
Harga pada
bulan Januari
(Rp)
Harga pada
bulan
Desember (Rp)
1 2017 75.283.347 Ekor Rp.30.000 Rp.35.500
2 2018 101.990.626 Ekor Rp. 60.000 Rp. 65.000
3
Berdasarkan tabel 1 diatas perkembangan populasi ayam potong pedaging
pada tahun 2017 sebanyak 75.283.347 dengan harga pada bulan Januari berkisar
Rp. 30.000/ekor sedangkan pada bulan Desember berkisar Rp.35.500/ekor dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebanyak. 101.990.626 dengan harga
pada bulan Januari berkisar Rp.60.000 sedangkan pada bulan Desember berkisar
Rp.65.000. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh permintaan dan faktor
psikologis dari pelaku usaha pada saat menjelang hari Raya Idul fitri, Idul Adha
dan menjelang pergantian tahun baru. Kabupaten Jeneponto terdapat 4 jenis
ternak unggas yang populer dan banyak dibudidayakan di Kabupaten Jeneponto
yakni ayam ras petelur, ayam broiler, itik dan itik manila. Adapun tabel produksi
ayam broiler di Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Produksi Ayam Broiler di Kabupaten Jeneponto Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahi bahwa Kecamatan Bangkala Barat
adalah yang terbanyak jumlah produksi ayam broiler yaitu sebesar 996.752 ekor,
Kecamatan Bangkala berada pada urutan kedua sebagai kecamatan penghasil
No Kecamatan Jumlah produksi (ekor)
1 Bangkala Barat 996.752
2 Bangkala 311.567
3 Tamalatea 12.109
4 Bonto Ramba 3.506
5 Binamu 42.017
6 Turatea 15.760
7 Kelara 841
8 Rumbia 12.600
9 Arungkeke 593
10 Batang 19.515
11 Tarowang 1.462
Total 1.416.722
4
ayam broiler di Kabupaten Jeneponto yaitu sebesar 311.567 ekor. Desa
Pallantikang merupakan salah satu desa di Kecamatan Bangkala yang secara
administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten Jeneponto. Sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani baik itu bercocok tanam dikebun
maupun di sawah. Dan disisi lain, juga masyarakatnya menjadi pengusaha ternak
ayam broiler. Namun, dalam suatu usaha tidak lepas dari bagian masalah/kendala.
Masalah yang sering terjadi dalam usaha ternak broiler adalah pada bagian
produksi dan pendapatan. Pada produksi, masalah yang sering terjadi dapat dilihat
dari tingkat kematian yang disebabkan dari berbagai sumber, tingkat kematian
tertinggi terjadi pada minggu pertama pemeliharaan angka kematian bisa dilihat
pada saat ayam berumur 1- 3 hari. Pada bagian Pendapatan masalah yang sering
terjadi yaitu, permintaan pasar menurun, harga pakan naik dan naik turunnya
tingkat harga jual.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang kelayakan usaha ternak ayam
broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada pendahuluan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Berapa besar pendapatan usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto?
2. Bagaimana kelayakan usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui pendapatan usaha ternak ayam broiler di Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto.
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi peternak ayam broiler dalam mengembangkan
usahanya.
2. Manfaat teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada perkembangan ilmu tentang kelayakan usaha ternak ayam broiler
3. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada pemerintah daerah setempat
untuk lebih meningkatkan pembangunan sektor peternakan di daerahnya.
4. Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat mengolah usaha dengan baik
dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler sehingga tidak terjadi
masalah/kendala dan layak untuk dikembangkan
5. Sebagai sarana belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan bagian dari pertanian secara umum dan merupakan
makhluk hidup yang tidak lepas dari waktu. Kenyataannya ayam broiler dapat
dijual setelah mengalami masa produksi selama 4 minggu bahkan diantara
beragam jenis unggas, hanya ayam broiler yang mampu memperpendek pengaruh
waktu dan produksi. Dengan mempermendek waktu berarti perputaran modal
menjadi cepat kembali biaya yang telah dikeluarkan selama 5 minggu produksi
akan cepat kembali. Inilah sebabnya usaha peternakan ayam broiler menarik
perhatian banyak pemodal (Rasyaf, 1995).
Ayam broiler sangat efektif untuk menghasilkan daging, karakteristik ayam
broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat
ketubuh, kulit dan produksi telur rendah. Pemeliharaan ayam broiler
dikelompokkan dalam dua periode yaitu periode starter dan finisher. Pemeliharaan
ayam broiler dilakukan secara all in all out, artinya bahwa ayam dimasukkan
dalam kandang yang sama secara bersamaan pula (Susilorini, 2008).
Pemeliharaan ayam broiler dibagi menjadi dua yakni tahap starter (0-28)
hari dan finisher (29-panen). Pemeliharaan fase starter merupakan tahap awal
pemeliharaan ayam broiler, bibit ayam (DOC) dapat diperoleh dari pabrik
pembibitan secara langsung maupun agen resmi yang telah ditunjuk. Fase finisher
secara teknis pemeliharaannya tidak berbeda pada fase starter tetapi pada tahap
ini penanganannya harus dilakukan dengan hati-hati. Pemeliharaan fase ini
7
merupakan fase kunci dari pemeliharaan ayam broiler walaupun penanganan fase
starter berjalan dengan baik, pertumbuhan ayam dapat terhambat bila penangan
masa fase finisher kurang hati-hati (Muslimin, 2002).
Hartono (1999) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan ayam broiler
diperlukan cara yang baik dan benar, sebab kesalahan sedikit saja akan berakibat
fatal pada pertumbuhan ayam, hal ini disebabkan karena jenis ayam ini hanya
memiliki umur yang relatif pendek maka untuk mencapai sasaran itu peternak
ayam pedaging harus betul-betul mengerti tatacara beternak yang baik terutama
mengenai pengadaan bibit, pemberian makanan, pencegahan dan pengendalian
penyakit.
Rasyaf (1995) menjelaskan bahwa terdapat aspek-aspek penting dalam
pengelolaan ayam broiler yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Bibit ayam broiler tiap bobot memiliki kelemahan dan keuntungan masing-
masing, oleh karena itu harus diketahui bagaimana bibit yang kualitasnya baik
yaitu tidak mempunyai cacat, bobot berat seragam, tidak ada penyakit tali
pusat, tubuh tidaak mengalami dehidrasi dan menapak dengan tegak dan tidak
kelihatan lessu.
2. Waktu pasar yaitu waktu ayam broiler akan dipasarkan.
3. Pertumbuhan ayam pedaging itu sendiri. Ayam pedaging hanya bertumbuh
pada usia 3 - 4 minggu. Dimana pada masa peralihan dari awal produksi ke
masa akhir produksi. Dalam usia itu umumnya ayam broiler mudah terserang
penyakit olehnya itu harus dilakukan pencegahan sebelumnya.
8
2.2 Teknik dan Tujuan Pemeliharaan
Teknis pemeliharaan ayam broiler yang baik, yaitu minggu pertama (hari
ke-1 sampai ke-7). DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air
minum hangat yang ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama
transportasi. Pakan dapat diberikaan dengan kebutuhan per ekor 13 gram atau 1,3
kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada
prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal
pemeliharaan berbentuj butiran-butiran kecil(crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen sudah diberi air minum.Vaksinisasi
yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu kedua 9hari ke-8 sampai ke-
140. Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu
pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya.
Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gram per ekor atau 3,3 kg untuk
100 ekor ayam.
Minggu ketiga (hari ke-15 sampai ke-210. Pemanas sudah dapat dimatikan
terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gram per ekor
atau 4,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan
vaksinisasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain. Losatta melalui suntikan
atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air
minum untuk beberapa saat terlebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus
sehingga akan meminum air yang mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
9
Minggu ke empat (hari ke-22 sampai ke-28). Pemanas sudah tidak
diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari,
dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan yang
normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65
gram per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga
harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentaan terhadap penyakit.
Minggu kelima (hari ke-29 sampai ke-350. Pada minggu ini, yang perlu
dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap
kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor
ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot
badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 sampai 2 kg. Dengan bobot
tersebut, ayam sudah dapat dipanen maka dapat disimpulkan bahwa pakan hingga
berumur 5 minggu adalah 24,7 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu keenam (hari ke-36 sampai ke-24). Jika ingin diperpanjang untuk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai
kandang tetap dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik ayam
sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Adapun tujuan pemeliharaan dari teknik pemeliharaan tersebut yaitu, untuk
memperoleh sifat yang baik dan daging yang berkualitas sesuai dengan
permintaan pasar.
10
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Usaha
Menurut Umar (2005) studi kelayakan usaha merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak dibangun,
tetapi saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan
yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya peluncurusan produk
baru. Dengan itu, Kasmir dan Jafkar (2012) studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis yang
dijalankan.
Sementara itu, Sunyoto (2014) menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis
adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek berupa hukum, aspek
keuangan, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek
perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan
organisasi, dimana semua itu digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau tunda bahkan tidak dijalankan.
2.4 Biaya Produksi
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu
selama masa proses produksi berlangsung. Biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan bahan penunjang lainnya yang dapat digunakan agar produk
tertentu yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik. Biaya produksi
digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap (Taufik, dkk,2013).
11
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi serta
menjadikan barang tertentu menjadi produk, dan termasuk didalamnya adalah
barang yang dibeli dan jasa yang dibayar. Biaya dapat dikelompokkan menjadi
biaya tetap dan biaya variabel serta biaya tunai (rill) dan biaya tidak tunai
(diperhitungkan). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam
masa satu masa produksi, misalnya pajak tanaah, pembelian peralatan dan
perawatannya serta penyusutan alat dan bangunan. Biaya variabel yaitu biaya
yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi, antara lain pupuk, bibit, obat-
obatan, tenaga kerja luar keluarga, biaya panen, biaya pengolahan (Budiraharjo
dan Migie, 2008).
Biaya produksi jangka pendek diturunkan dari fungsi produksi jangka
pendek. Dalam pembahasan teori dijelaskan bahwa ciri dari produksi adalah
adanya pemakaian input tetap selain dari input variabel. Dengan demikian biaya
produksi juga dicirikan oleh adanya biaya tetap. Beberapa konsep yang
berhubungan dengan biaya produksi jangka pendek adalah sebagai berikut
(Sugiarto, dkk, 2005).
1. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber saya tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubaha (naik atau turun).
2. Biaya Variabel ( Variabel Cost, VC)
Biaya variabel atau sering disebut biaya (total variabel cost, TVC) adalah
jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output
12
yang akan dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya variabel yang
akan dikeluarkan. Termasuk dalam biaya ini yaitu biaya ternak awal,
moralitas, biaya obat dan vaksin, biaya akomodasi dan tenaga kerja, akan
tetapi dalam peternakan tradisional tenaga kerja keluarga tidak
diperhitungkan, pada hal perhitungan gaji tenaga kerja keluarga juga penting.
3. Biaya Total
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan
atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya total yang dibebankan pada setiap unit disebut biaya
total rata-rata (average total cost).
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
2.5 Penerimaan Dan Pendapatan
Penerimaan merupakan nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Penerimaan hasul perkalian dari
produksi dengan total harga perolehan satuan, produksi total adalah hasil utama
dan sampingan sedangkan harga adalah harga pada tingkat usaha tani atau harga
jual petani (Siregar, 2009). Jumlah penerimaan yang akan diperoleh dari suatu
proses produksi dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah hasil produksi
dengan harga produk bersangkutan pada saat itu.
Pendapatan adalah seluruh hasil penerimaan selama satu tahun dikurangi
dengan biaya produksi. Dalam usaha tani atau “net farm income”. Pendapatan
adalah hasil keuntungan yang diterima peternak yang merupakan selisih antara
penerimaan dan biaya produksi (Budiraharjo dan Migie, 2008).
13
Pendapatan adalah penghasilan yang berhak dimiliki oleh pelaku usaha dari
hasil penjualan produk yang telah diterima setelah dikurangi dengan biaya
operasional selama proses produksi, sebelum mencari jumlah pendapatan, maka
perlu mengetahui nilai penerimaan dan biaya produksi tersebut. Analisis
pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efiseinsisuatu usahatani
terhadap pendapatan usahatni. Untuk mengetahui efisiensi suatu usahatani
terhadap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio
penerimaan dan biaya yang merupakan perbandingan antara penerimaan kotor
yang diterima usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses
produksi ( Taufik, 2013).
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan hal yang sangat perlukan dalam mendukung
penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu
sesuatu yang berhubungan dengan judul, terkait tentang Analisis Kelayakan
Usaha Ternak Ayam Broiler Pola Kemitraan. Maka dari itu perlu dilakukan
pengkajian jurnal, skripsi atau thesis terkait judul yang sesuai. Berikut penelitian
terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Andi
Crishtiawan
(2002)
Analisis kemitraan dan
kelayakan finansial usaha
peternakan ayam potong
peternak plasma PT. Mitra
Asih Abadi Purwokerto
Hasil analisis Payback
Period usaha peternakan
ayam potong skala besar
dapat mengembalikan biaya
investatsi dalam waktu lima
bulan, sedangkan skala kecil
dalam waktu dua tahun
enam bulan. Berdasarkan
kriteria kelayakan tersebut,
dimana NPV bernilai
14
positif, Net B/C lebih besar
dari satu dan IRR lebih
besar dari tingkat diskonto
yang berlaku (16,5%) maka
secara finansial usaha
peternakan ayam potong
skala besar dan skala kecil
layak untuk di usahakan.
2. Sumartini
(2004)
Kemitraan Agribisnis serta
pengaruhnya terhadap
pendapatan usaha ternak
ayam ras pedaging (Studi
pada kemitraan usaha ternak
ayam ras pedaging di
Kabupaten Bandung)
Karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kemitraan pola kerja sama
manajemen pendapatannya
lebih besar dari pada
kontrak harga dan kontrak
upah, sebaiknya pola
kerjasama manajemen
dikembangkan dan
didukung dengan berbagai
aspek kebijakan dalam
rangka memberdayakan
peternak.
3. Georgius
Hartono
(2004)
Analisis penawaran ayam
pedaging (Broiler) ditingkat
petani
Hasil Penelitian yaitu harga
DOC, harga pakan, obat –
obatan, upah dan harg jual
ayam secara bersama –
sama berpengaruh nyata
terhadap penawaran ayam
pedaging. Variasi kelima
Variabel tersebut hanya
mampu menjelaskan 86,5%
dari variasi yang terjadi
pada penawaran ayam
pedaging.
4. Nurjana, I.,
dkk. (2015)
Analisis pendapatan dan
kelayakan usaha peternakan
ayam broiler di Kecamatan
Moyudan Sleman
Hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa
usaha ayam broiler di
Kecamatan Moyudan
Sleman menghasilkan
pendapatan sebesar Rp.
32.574.474 per tahun,
dengan kapasitas rata – rata
produksi sebanyak 1.963
ekor, hasil analisis R/C ratio
sebesar 1,10. Ini
menunjukkan bahwa usaha
ayam broiler di Kecamatan
15
Moyudan Sleman layak
untuk di usahakan dan
faktor produksi yan
berpengaruh signifikan
dalam usaha ayam broiler
adalah, vaksin, tenaga kerja,
pakan dan harga.
5. Murib, P.,
dkk. (2014)
Analisis ekonomi usaha
ayam petelur di Farm
Harma Banjarharjo
Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi hasil
produksi meliputi jumlah
tenaga kerja, kandang, obat
– obatan, bibit dan pakan.
Kemudian dari usaha ternak
yang dijalankan
memperoleh pendapatan
bersih sebesar
Rp.105.215.234 dengan R/C
Ratio sebesar 1.52 sehingga
dapat disimpulkan bahwa
ayam petelur Farm Harma
Banjarharjo Kecamatan
Ngemplak, Sleman layak
diusahakan.
6. Metasari, I.,
dkk (2013)
Analisis usaha pada
peternakan rakyat petelur di
Kecamatan Srengat
Kabupaten Blitar
Hasil penelitian bahwa laba
bersih yang diterima
peternak sebesar Rp.
601.159.600 dengan R/C
Ratio 1,4242.
2.7 Kerangka Pikir
Usaha ternak ayam ayam broiler masih menjadi usaha yang diminati dan
memiliki potensi untuk dikembangkan. Keterbatasan peternak rakya di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dalam penyediaan
modal, teknologi budidaya, dan pemasaran membuat peternak tidak dapat
berusaha secara maksimal. Fenomena ini membuat peternak perlu menjalin
kerjasama dengan perusahaan dalam bentuk kemitraan dengan harapan dapat
meningkatkan pendapatan.
16
Adapun kerangka pikir pada penelitian Analisis Kelayakan Usaha Ternak
Ayam Broiler Pola Kemitraan Di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Kerangka Fikir Aanalisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler
Pendapatan
Usaha Ternak Ayam
Broiler
Biaya
Penerimaan
Kelayakan Usaha
Ternak Ayam
Broiler
Biaya Tetap
Biaya Variabel
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto pada tanggal 03 Juni sampai dengan 30 Agustus 2020.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah teknik sampel
jenuh. Sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel hal ini sering digunakan apabila jumlah relatif
kecil atau kurang dari 30 orang. Sehingga dapat memberikan informasi yang
akurat mengenai berbagai kondisi bagi peneliti. Menurut Sugiyono (2008:116)
yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun jumlah Sampel yang diambil oleh
peneliti yaitu sebanyak 10 orang peternak ayam broiler karena jumlah peternak
yang ada di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto hanya
10 peternak.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu secara kuantitatif. Analisis
data kuantitatif merupakan analisis usahatani dalam menghitung tingkat
pendapatan peternak responden.
18
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil dari hasil observasi dan wawancara
secara langsung mengacu yang pada kuesioner di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain. Data yang berupa
dokumentasi dalam wawancara peneletian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Observasi
Penelitian ini melakukan teknik observasi dengan mengamati lingkungan
sekitar yang ada . Dimulai sejak hari pertama meneliti sampai penelitian
selesai. Alasan menggunakan teknik ini agar mempermudah peneliti untuk
memperoleh data mengenai kelayakan usaha ternak ayam broiler.
2. Wawancara
Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai tentang sesuatu
yang berhubungan dengan kelayakan usaha ternak dan untuk mengetahui
bagaimana pendapatan usaha ternak ayam broiler. Peneliti tidak membatasi
jawaban yang diberikan oleh responden sehingga informasi yang didapatkan
lengkap dan jelas.
19
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis
yang berupa arsip dan juga buku mengenai pendapat. Sumber dokumentasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa foto-foto proses wawancara
dengan responden.
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Biaya Produksi
Menurut (Mulyadi, 2010) rumus secara matematis biaya produksi sebagai
berikut:
TC = FC + VC …………………………………. 1
Keterangan:
TC = Biaya Total (Rp/periode)
FC = Biaya Tetap (Rp/periode)
VC = Biaya Variabel (Rp/periode)
2. Penerimaan
Menurut (Soekartawi, 2002) rumus penerimaan secara sistematis dapat
ditulis sebagai berikut:
TR = Y. Py ……………………………………………………2
Keterangan:
TR = Total penerimaan (Rp/periode)
Y = Jumlah output (Rp/periode)
Py = Harga output (Rp/periode)
20
3. Pendapatan
Menurut (Soekartawi, 2002) rumus pendapatan usahatani secara sistematis
ditulis sebagai berikut:
Pd = TR – TC …………………………………………… .. 3
Keterangan :
Pd = Pendapatan petani (Rp/periode)
TR = Total revenue (total penerimaan) (Rp/periode)
TC = Total Cost (total biaya) (Rp/periode)
4. Kelayakan
Menurut (Suratiya, 2005) R/C adalah perbandingan antara penerimaan
dengan biaya total
Keterangan:
R/C: Return Cost Rasio
TR: Penerimaan usahatani (Rp)
TC: Biaya total usahatani (Rp)
Kriteria:
R/C> 1, usahatani layak diusahakan
R/C< 1, usahatani tidak layak diusahakan
R/C= 1, usahatani dikatakan impas
21
3.6 Definisi Operasinal
Dalam memahami isi penelitian ini maka akan dikemukakan defenisi
operasional yang ada kaitanya dengan judul ini :
1. Usaha ternak ayam broiler adalah usaha ternak yang dilakukan oleh peternak
yang ada di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
2. Biaya adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh peternak dalam menjalankan
usaha ternak ayam broiler mulai dari input sampai output yang meliputi biaya
tetap dan biaya variabel.
3. Biaya Tetap terdiri dari biaya penyusutan kandang, penyusutan peralatan.
4. Biaya Variabel terdiri dari bibit (DOC), pakan, gas, vaksin dan obat- obatan,
listrik, litter atau alas, tenaga kerja.
5. Penerimaan adalah hasil yang diperoleh oleh peternak dari hasil penjualan
ayam broiler yang ada di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto.
6. Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya usaha
ternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto.
7. Analisis Kelayakan usaha ternak adalah kelayakan usaha ternak ayam broiler
pola kemitraan di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Desa Pallantikang adalah salah satu Desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah adalah 21.81
Km2 dengan batas - batas wilayah Pallantikang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Keadaan Luas Wilayah Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto
No Letak Desa/ Kelurahan Kecamatan
1 Sebelah utara Beroanging Bangkala Barat
2 Sebelah selatan Benteng Bangkala
3 Sebelah timur Kalimporo Bangkala
4 Sebelah barat Pattiro Bangkala Barat
Sumber: Profil Desa Pallantikang, 2019.
Jika dilihat dari letak geografisnya Desa Pallantikang termasuk daerah daratan
yang memiliki ketinggian antara 4 – 14 mdpl. Secara administrasi Desa
Pallantikang terdiri dari sepuluh Wilayah dusun yaitu : Dusun Bulu – Bulu, Dusun
Cikarro, Dusun Bontorea, Dusun Batu Bassi, Dusun Bonto Te'ne, Dusun Punagaya
Selatan, Dusun Punagaya Utara , Dusun Salekoa, Dusun Balla Barrisi, Dusun Batu
Napara Kalloang. Salah satu Dusun yaitu Dusun Batu Napara Kalloang merupakan
Dusun yang tidak dilalui oleh jalan desa, sehingga akses menuju dusun tersebut
terhambat. Khususnya pada musim hujan karena kondisi jalanan yang becek.
4.2 Kondisi Demografi
Kecamatan Bangkala Desa Pallantikang memiliki iklim yang sama dengan
desa - desa lain yang ada di wilayah Kabupaten Jeneponto yakni iklim tropis
23
dengan curah hujan yang rendah, memiliki dua tipe musim yakni musim hujan
dan musim kemarau. Musim kemarau rata - rata berlangsung antara bulan Mei
sampai Oktober dan musim hujan terjadi dimulai bulan November sampai Maret
setiap Tahunnya. Jumlah curah hujan rata - rata setiap tahunnya mencapai 2.000
mm samapi 3000 mm dengan suhu rata - rata 280 C. Oleh karena itu, cocok untuk
melakukan usaha ternak ayam broiler karena jika suhu terlalu panas maka ayam
tersebut akan menimbulkan sters dan merugikan bagi anak ayam. Jika suhu terlalu
panas anak ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat yang lebih dingin
dengan aliran udara yang lebih banyak. Sebaliknya, jika suhu terlalu dingin maka
akan menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas
beraktivitas, termasuk makan dan minum. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan
ayam akan terhambat.
4.3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin menjadi salah satu faktor penentu dalam kemampuan kerja
seseorang dan juga menjadi patokan dalam pembagian pekerjaan karena ada
beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh laki – laki dan perempuan yang
mempunyai perbedaan. Berdasarkan data yang diperoleh penduduk dapat
dikelompokkan menurut jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel 4.
24
Tabel 4: Jumlah penduduk berdasarkan jumlah wilayah dusun dan jenis
kelamin Tahun 2019.
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki – Laki 2.194 47%
2 Perempuan 2.441 53%
Total 4.635 100%
Sumber: Profil Desa Pallantikang Tahun 2019.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat jumlah penduduk yaitu sebesar 4.635 jiwa
dan mayoritas penduduk perempuan sebanyak 2.411 jiwa dengan persentase 53%.
Sedangkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.194 jiwa atau 47%.
4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan salah satu sumber potensial suatu daerah
karena memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, yang sasarannya adalah
mencapai kesejahtraan masyarakatnya. Mata pencaharian penduduk adalah
pekerjaan pokoknya yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari
- hari.
Berdasarkan mata pencaharian, sebagian besar penduduk Desa Pallantikang
memiliki mata pencaharian sebagai petani,Selain itu tidak sedikit pula penduduk
memiliki mata pencaharian misalnya, PNS, TNI/Polri, Wirausaha, Pedagang,
Sopir, Karyawan Swasta, dan peternak lainnya. Untuk mengetahui keadaan
penduduk berdasarkan mata pencahariannya di Desa Pallantikang dapat dilihat
pada tabel 5.
25
Tabel 5: Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Pertanian 1.071 56,5%
2 PNS 151 8%
3 TNI/Polri 6 0,3%
4 Wirausaha 12 0,6%
5 Pedagang 48 2,5%
6 Peternak 542 28,6%
7 Sopir 25 1,3%
8 Karyawan Swasta 42 2,2%
Total
1.897 100%
Sumber: Profil Desa Pallantikang Tahun, 2019.
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto, memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam. Namun,
mata pencaharian dari sebagian besar mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani (kebun dan sawah) berjumlah 1.071 jiwa dengan
persentasenya 56,5% dan yang paling sedikit berpotensi sebagai TNI/Polri
berjumlah 6 jiwa dengan persentase 0.3%.
4.5 Keadaan Penduduk Menurut Usia
Usia menentukan seseorang apakah masih produktif atau tidak dalam
melakukan aktifitas sehari - hari. Hal ini dapat dilihat dari usia penduduk yang ada
di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Usia merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola fikir
seseorang dalam melakukan aktifitas, usia juga dapat berpengaruh dalam
penyerapan informasi dalam peningkatan usaha. Berikut keadaan penduduk Desa
26
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel
6.
Tabel 6: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok Umur Jumlah Jiwa Persentase
1 0 – 5 Tahun 450 10%
2 6 – 12 Tahun 611 13%
3 13 – 15 Tahun 286 6%
4 16 – 18 Tahun 289 6%
5 19 – 24 Tahun 433 9%
6 25 – 60 Tahun 2.152 47%
7 > 60 414 9%
Total 4.635 100%
Sumber: Profil Desa Pallantikang tahun 2019.
Dari tabel 6 dapat dilihat keadaan penduduk menurut usia yang ada di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto yaitu kelompok umur 0 -
5 tahun sebanyak 450 jiwa dengan persentase 10%, 6 - 12 tahun sebanyak 611
jiwa dengan persentase 13%, 13 - 15 tahun sebanyak 286 jiwa dengan persentase
6%, 16 - 18 tahun sebanyak 289 jiwa dengan persentase 6%, 19 - 24 tahun
sebanyak 433 jiwa dengan persentase 9%, 25 - 60 tahun sebanyak 2.152 jiwa
dengan persentase 47%, > 60 tahun sebanyak 414 jiwa dengan persentase 9%.
4.6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berkembang dan majunya suatu daerah tergantung dari tingkat pendidikan
penduduk yang ada di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto. Tingkat sumber daya alam dan intelektual dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan suatu penduduk, Karena semakin tinggi tingkat pendidikan
masyarakat maka semakin baik pula intelektual yang dimiliki oleh individu.
27
Adapun keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 TK 100 3,1%
2 SD 1.282 40%
3 SLTP 676 21,1%
4 SLTA 791 24,7%
5 D1 86 2,7%
6 D2 24 0,7%
7 D3 40 1,3%
8 S1 196 6,2%
9 S2 8 0,2%
Total 3.203 100%
Sumber: Profil Desa Pallantikang Tahun, 2019.
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto memiliki tingkat
pendidikan yang berbeda – beda. Dapat dilihat dari tingkat pendidikan paling
banyak paling banyak yatitu tingkat SD (Sekolah Dasar) sebanyak 1.282 jiwa
dengan persentase 40%, TK (Taman kanak – kanak) sebanyak 100 jiwa dengan
persentase 3,1%, SLTP 676 jiwa dengan persentase 21,1%, SLTA sebanyak 791
jiwa dengan persentase 24,7%, D1 sebanyak 86 jiwa dengan persentase 2,7%, D2
sebanyak 24 jiwa dengan persentase 0,7%, D3 sebanyak 40 orang dengan
persentase 1,3%, S1 sebanyak 196 jiwa dengan persentase 6,2%, S2 sebanyak 8
28
jiwa dengan persentase 0,2%. Jadi, Jumlah total keseluruhan tingkat penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebanyak 3.203 jiwa dengan persentase
100%.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Untuk mengetahui identitas peternak perlu mengumpulkan data dari
responden dengan melakukan wawancara, responden dalam penelitian ini
berjumlah 10 orang peternak ayam broiler yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman beternak, jumlah
ternak, luas lahan, jumlah pendapatan. Identitas responden akan dijelaskan
sebagai berikut:
5.1.1 Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
aktivitas seseorang dalam bekerja dan berfikir. Hal ini dapat dilihat kemampuan
peternak muda dan peternak lanjut usia, peternak muda masih mempunyai tenaga
yang masih tergolong kuat sedangkan peternak lanjut usia kemampuannya sudah
menurun, karena dalam usaha ternak ayam broiler kemampuan tenaga nomor satu.
Adapun distribusi frekuensi skala usia peternak ayam broiler dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8 Usia peternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto
No Umur
Frekuensi
Absolut (f)
Persentase
%
1 27 – 36 3 30%
2 37 - 46 3 30%
3 47 – 56 3 30%
4 57 – 66 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer setelah Diolah, 2020.
30
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa tingkat umur responden peternak
ayam broiler di Desa Pallantikang dengan kisaran umur responden tertinggi
berada pada kisaran usia 57 – 66 tahun yaitu sebanyak 1 orang, dengan persentase
10% dari total responden dan untuk responden yang kedua yaitu kisaran umur 47
– 56 tahun dengan persentase 30% dari total responden. Hal ini dapat dilihat
bahwa usia peternak ayam broiler di Desa Pallantikang berada pada kelas usia
produktif atau usia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Triyono (2009) yang
menyatakan bahwa usia produktif akan menanggung beban dalam memenuhi
kebutuhan non produktif karena usia produktif mempunyai kemampuan fisik lebih
baik dibandingkan dengan usia yang non produktif.
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Secara umum pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan
non formal. Pendidikan formal dapat dilihat dari kelulusan peternak dalam jenjang
pendidikan seperti SD, SMP, SMA, bahjkan sampai dengan Perguruan Tinggi
Negeri maupun Swasta. Sedangkan pendidikan non formal dapat dilihat dari
pengalaman dari orang tua dahulu yang secara turun temurun, serta berbagai
macam kegiatan pelatihan. Pendidikan dapat mempengaruhi kinerja dan
kemampuan berfikir, terutama dalam menyerap keterampilan teknis maupun
teknologi dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang optimal. Adapun
klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Pallantikang
Kecamatan Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel 9.
31
Tabel 9 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 1 10%
2 SLTP 2 20%
3 SLTA 4 40%
4 S1 3 30%
Total 10 100%
Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2020.
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat tingkat pendidikan peternak ayam broiler
di Desa Pallantikang terbanyak adalah tamatan SLTA sebanyak 4 orang dengan
persentase 40%, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan peternak
ayam broiler di Desa Pallantikang cukup tinggi sehingga kemampuan mereka
dalam mengelola usaha peternakan ayam broiler cukup baik tingkat pendidikan
peternak adalah dasar untuk mengukur sejauh mana kemampuan pola pikir
peternak, peternak yang mempunyai pendidikannya tinggi lebih cenderung
berpikir lebih luas dan juga bisa mengambil keputusan yang lebih tepat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Risqina (2011) yang menyatakan bahwa pendidikan
memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pola pikir seseorang terutama
dalam hal pengambilan keputusan dan mengatur manajemen dalam mengelola
suatu usaha.
32
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga yang
dimiliki oleh responden di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto. Anggota keluarga tersebut baik keluarga inti maupun keluarga batih,
Anggota keluarga yang dimiliki dapat memberikan dampak positif dalam usaha
ternak ayam broiler. Adapun klasifikasi responden berdasarkan distribusi
frekuensi skala jumlah tanggungan keluarga yang ada di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Ayam Broiler di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
No Jumlah Tanggunga
Keluarga
Frekuensi
Absolut (f)
Persentase
%
1 1 – 2 2 20%
2 3 – 4 6 60%
3 5 – 6 2 20%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah
tanggungan keluarga yang berbeda – beda mulai dari jumlah tanggungan keluarga
1 orang sampai dengan jumlah tanggungan keluarganya sebanyak 6 orang dengan
persentase yang berbeda – beda pula. Dalam proses tenaga kerja, dimana anggota
keluarga dapat digunakan sebagai tenaga kerja atau dapat membantu dalam
proses produksi sehingga banyaknya anggota keluarga dapat mengurangi biaya
tenaga kerja dan menghemat biaya produksi. Hal ini sesuai pendapat Andrawati
dan Budi (2007), anggota keluarga selain sebagai tanggungan/beban ternyata
mempunyai sisi positif yaitu apabila mereka termasuk dalam usia produktif,
sehingga bisa dijadikan sebagai tenaga kerja keluarga yang dapat membantu
33
dalam tatalaksana baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun dalam usaha
peternakan.
5.1.4 Lama Beternak
Lama beternak sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan produksi ayam
broiler, semakin lama beternak maka semakin terampil pula dalam melakukan
usaha tersebut. Adapun klasifikasi responden berdasarkan lama beternak dapat
dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Lama Beternak Peternak Ayam Broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
No Lama Beternak
(Tahun)
Frekuensi
Absolut (f)
Persentase
%
1 4 – 6 3 30%
2 7 – 9 2 20%
3 10 – 12 4 40%
4 13 – 16 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 11 peternak ayam broiler di Desa Pallantikang yang
tertinggi berada pada kisaran 9 – 12 tahun sebanyak 5 responden atau dengan
persentase sebesar 50% sehingga dapat dikatakan bahawa sebagian besar peternak
ayam broiler di Desa Pallantikang sudah memiliki pengalaman dan keahlian yang
cukup baik dalam hal beternak ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nitsemito dan Burhan (2004), yang mengatakan bahwa semakin banyak
pengalaman maka semakin banyak pula pelajaran yang diperoleh dibidang
tersebut.
34
5.1.5 Jumlah Ternak
Berkembangnya jumlah penduduk diikuti pula oleh perkembangan tingkat
konsumsi daging broiler. Konsumsi ayam ras per kapita penduduk Indonesia
tahun 2017 sebesar 5,683, mengalami peningkatan sebesar 11,22% dari tahun
2016 sebesar 5,110 kg (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan).
Peningkatan jumlah konsumsi daging tersebut perlu diikuti dengan jumlah
peningkatan konsumsi daging tersebut dan perlu juga diikuti peningktan jumlah
populasi ayam ternak broiler, peningkatan tersebut sangat berhubungan erat
dengan keberadaan usaha ternak ayam broiler yang diusahakan oleh masyarakat
pedesaan. Adapun klasifikasi responden peternak ayam broiler berdasarkan
jumlah ternak di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Ternak di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
No Jumlah
Ternak/Ekor
Jumlah
(Orang)
Persentase
%
1 2000 3 30%
2 3000 3 30%
3 6000 4 40%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Tabel 12 menunjukkan bahwa peternak ayam broiler di Desa Pallantikang
yang mengusahakan ayam broiler sebanyak 6.000 ekor adalah sebanyak 4 orang
responden atau dengan persentase 40% sedangkan yang mengusahakan ayam
broiler sebanyak 2.000 dan 3.000 ekor adalah masing-masing 3 orang responden
dengan persentase masing-masing 30%. Hal ini sesuai dengan pendapat Bahari,
dkk., 2012 yang mengatakan bahwa usaha ternak ayam broiler merupakan ternak
35
yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan daging nasional untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Potensi ini harus dimanfaatkan
untuk memberdayakan peternak di pedesaan melalui pemanfaatan sumber daya
secara optimal. Namun, usaha tersebut mempunyai risiko tinggi, terutama risiko
harga output (pemasaran) dan harga input yang sangat fluaktif sehingga
pendapatan peternak dtidak stabil.
5.1.6 Luas Lahan
Luas lahan sangatlah berpengaruh dalam hasil produksi pertanian maupun
peternakan, luas lahan seorang peternak. Dalam pengolahan lahan yang luas,
maka biaya yang dikeluarkan banyak juga karena memerlukan berbagai macam
alat dan bahan yang dapat membantu meningkatkan hasil produksi yang relatif
banyak. Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala luas lahan peternakan
responden dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Luas Lahan Peternakan Responden di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
No Luas Lahan (m) Frekuensi Absolut
(f)
Persentase
(%)
1 40 – 53 3 30%
2 54 – 67 3 30%
3 68 - 81 0 0%
3 82 – 100 4 40%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa luas lahan yang tertinggi dimiliki oleh
responden berada pada kisaran luas 82 – 100 meter yaitu sebanyak 4 orang
responden dengan persentase 40%, dari total keseluran peternak ayam broiler di
Desa Pallantikang. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa peternak
ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
36
masih memiliki lahan yang cukup sempit untuk melakukan usaha ternak ayam
broiler. Luas lahan dapat mempengaruhi jumlah produksi, semakin luas lahan
maka semakin besar pula hasil produksi yang akan diperoleh. jika peternak/petani
tidak memanfaatkankan lahan tersebut tidak juga menjamin peningkatan hasil
produksi yang diinginkan. Sesuai pendapat Soekartawi 2002:15 yang menyatakan
bahwa luas lahan akan mempengaruhi skala usaha dan skala usaha ini pada
akhirnya akan mempengaruhi efesiensi atau tidaknya suatu pertanian.
5.2 Analisis Biaya Usaha Ternak Ayam Broiler
Biaya merupakan dasar penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang
tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian begitupun dengan
sebaliknya, apabila suatu tingkat harga memiliki suatu tingkat harga yang
melebihi semua biaya baik biaya produksi, biaya operasi maupun non operasi
yang menghasilkan keuntungan. Biaya bagi perusahaan adalah nilai faktor –
faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output (Boediono, 1980)
biaya bagi perusahaan yang berproduksi didefenisikan sebagai nilai input yang
digunakan untuk mengasilkan output.
5.2.1 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus menerus
dikeluarkan walaupun jumlah produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi
yang diperoleh. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel 14.
37
Tabel 14. Biaya Tetap Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1. Penyusutan kandang 1.209.425
2. Penyusutan Peralatan 2.888.584
Total 4.098.009
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Berdasarkan tabel 14. Biaya penyusutan kandang dikeluarkan oleh peternak
ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
yaitu sebesar Rp.1.209.425, sedangkan biaya penyusutan peralatan yaitu
Rp.2.888.009. Jadi total keseluruhan biaya tetap usaha ternak ayam broiler
sebanyak Rp.4.098.009
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan oleh peternak ayam broiler di
Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto terdiri atas:
1) Tempat minum
Jumlah keseluruhan tempat minum yang digunakan oleh 10 responden yaitu
sebanyak 613 buah, dengan harga satuan rata – rata Rp.90.000 –
Rp.95.000/buah dengan biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.913.000, dan
rata – rata biaya penyusutan tempat minum adalah Rp.875.024 dengan teknis
umur periode selama 5 tahun.
2) Tempat pakan
Jumlah keseluruhan tempat pakan yang digunakan oleh 10 responden yaitu
sebanyak 1.185 buah dengan harga satuan Rp.40.000 – Rp.50.000/buah
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.456.000 dan jumlah rata –
rata biaya penyusutan tempat pakan adalah Rp.735.988 dengan teknis umur
periode selama 7 tahun.
38
3) Gasole/pemanas
Jumlah Gasole/pemanas keseluruhan yang digunakan oleh 10 responden
yaitu sebanyak 48 buah dengan harga satuan Rp.750.000 – Rp.
1.000.000/buah dengan jumlah biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.8.700.000
dan jumlah rata - rata biaya penyusutan gasole/pemanas adalah Rp. 453.000
dengan teknis umur periode selama 5 tahun.
4) Pipa
Jumlah pipa keseluruhan yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak
283 unit dengan harga satuan Rp.14.000 – Rp.20.000 dengan jumlah biaya
yang dikeluarkan berkisar Rp.165.500 dan jumlah rata - rata biaya
penyusutan pipa adalah Rp.76.400 dengan teknis umur periode selama 4
tahun.
5) Balon Lampu
Jumlah balon lampu yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak 309
unit dengan harga satuan Rp.34.000 – Rp.54.000 dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan berkisar Rp.436.000 dan jumlah rata – rata biaya penyusutan
balon lampu adalahRp.285.200 dengan teknis umur periode selama 4 tahun.
6) Tirai
Jumlah tirai yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak 1.766 meter
dengan harga satuan Rp.11.000 – 19.000 dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan berkisar Rp.150.000 dan jumlah rata - rata biaya penyusutan tirai
adalah Rp.346.460 dengan teknis umur periode selama 7 tahun.
39
7) Bak Air
Jumlah bak air yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak 24 buah
dengan harga satuan Rp.186.667 – Rp.425.000 dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan berkisar Rp.2.901.667 dan jumlah rata - rata biaya penyusutan
bak air adalah Rp.210.383 dengan teknis umur periode selama 5 tahun.
8) Pompa Air
Jumlah pompa air yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak 10 buah
dengan harga satuan rata – rata Rp.500.000 dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan berkisar Rp.5.000.000 dan jumlah rata- rata biaya penyusutan
pompa air adalah Rp.20.760 dengan teknis umur periode selama 5 tahun.
5.2.2 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang digunakan usaha ternak ayam broiler yang
besarnya berubah – ubah sesuai jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel
meliputi: Biaya bibit, Biaya pakan, Biaya obat - obatan, Biaya listrik, Biaya gas,
Biaya litter/alas serta biaya tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 15.
40
Tabel 15 Rata – rata biaya variabel usaha ternak ayam broiler di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Berdasarkan tabel 15 diatas dapat dilihat biaya variabel rata – rata yang
dikeluarkan oleh peternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto adalah sebesar Rp. 46.244.900 untuk setiap kali panen.
Adapun biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto terdiri dari:
1) Bibit
Jumlah keseluruhan biibit ayam yang diproduksi oleh 10 responden yaitu
sebanyak 39.000 ekor dengan harga satuan Rp. 5.000 – Rp.5.500 per ekor
dengan biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.51.000.000 per periode dan
jumlah rata – rata biaya bibit ayam broiler adalah Rp. 19.900.000.
2) Biaya Pakan
Jumlah keseluruhan pakan yang digunakan oleh 10 responden yaitu sebanyak
1.194 karung dengan harga satuan Rp.150.000 – Rp.200.000 per karung
Uraian Satuan Jumlah
(Unit)
Nilai
(Rp)
Biaya Variabel:
1. Bibit Ayam
2. Pakan
3. Obat - obatan
4. Listrik
5. Biaya Pengisian
UlangTabung Gas
6. Litter/Alas
- Koran
- Sekam
7.Upah Tenaga Kerja
Ekor
Karung
Botol
Unit
Buah
Kg
Karung
HOK
3.900
119
5
10
39
25
76
16
19.900.000
21.905.000
1.489.000
162.500
580.400
126.000
532.000
1.550.000
Jumlah 46.244.900
41
dengan biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.1.860.000 per periode dan jumlah
rata – rata biaya bibit adalah Rp.21.905.000.
3) Biaya Obat-obatan
Jumlah keseluruhan obat – obatan yang digunakan oleh 10 responden yaitu
sebanyak 46 jenis dengan harga satuan Rp. 750.000 – Rp. 2.500.000 dengan
biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.14.890.000 per periode dan jumlah rata -
rata biaya obat - obatan yang dikeluarkan adalah Rp. 1.489.000.
4) Biaya Listrik
Jumlah keseluruhan listrik yang dibayar oleh 10 responden yaitu sebanyak 10
unit dengan harga satuan Rp. 100.000 – Rp. 250.000 per periode dengan
biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.1.625.000 per periode dan jumlah rata –
rata biaya listrik yang dikeluarkan adalah Rp. 162.500
5) Biaya Pengisian Tabung Gas
Jumlah keseluruhan biaya pengisian tabung gas yang digunakan oleh 10
responden yaitu sebanyak 394 buah dengan harga satuan Rp. 12.000 – Rp.
17.000 per buah dengan jumlah biaya yang dikeluarkan berkisar Rp.
5.804.000 per periode dan jumlah rata – rata biaya tabung gas adalah Rp.
580.400.
6) Biaya Litter/Alas
Jumlah keseluruhan litter/alas yang digunakan oleh 10 responden terbagi
menjadi 2 macam yaitu koran dan sekam, jumlah koran yang digunakan yaitu
sebanyak 252 kg dengan harga satua yaitu Rp. 5.000 per kg dengan jumlah
biaya koran yang dikeluarkan berkisar Rp.1.260.000 dan jumlah rata – rata
42
biaya koran adalah Rp.126.000. Sedangkan jumlah sekam yang digunakan
sebanyak 760 karung dengan harga satuan Rp.7.000 per karung dengan
jumlah biaya sekam yang dikeluarkan berkisar Rp.5.320.000 dan jumlah rata
– rata biaya sekam adalah Rp.532.000. Jadi total biaya litter yang digunakan
oleh 10 responden yaitu sebanyak Rp. 6.580.000 dengan jumlah rata – rata
biaya Rp. 658.000.
7) Biaya Tenaga Kerja
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibayar oleh 10 responden yaitu
sebanyak 16 orang. Jumlah rata – rata upah yang diberikan kepada tenaga
kerja ini Rp. 1.550.000 per periode.
5.3 Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler
Penerimaan menurut Suratiyah (2015) adalah perkalian antara produksi
dengan harga jual, besarnya penerimaan yang diterima oleh petani untuk setiap
rupiah yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi usahatani dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan dan harga satuan produksi yang dihasilkan.
Semakin tinggi jumlah produksi dan harga satuan produksi yang dihasilkan maka
penerimaan usahatani semakin besar sebaliknya, semakin rendah jumlah jumlah
produksi dan harga satua produksi maka usahatani semakin kecil.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh hasil produksi rata –
rata sertiap responden adalah sebanyak 3.577 ekor per periode. Harga rata – rata
ayam broiler Rp.24.200 per ekor dengan jumlah penerimaan rata – rata setiap
responden adalah Rp.80.798.000. Hal ini sesuai dengan pendapat (Khols dan Uhl,
1990) yang menyatakan bahwa pengaruh yang nyata dan elastis penawaran ayam
43
pedaging atas perubahan harga ayam yang bernilai positif ini sesuai dengan teori
penawaran.
5.4 Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler
Pendapatan usaha ternak adalah selisih antara penerimaan usaha ternak
ayam broiler dan semua biaya produksi usaha ternak ayam broiler selama proses
produksi ataupun biaya yang dibayarkan. Adapun rata – rata pendapatan usaha
ternak ayam broiler dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16. Rata – rata Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
Uraian Jumlah (Rp)
Total Penerimaan (TR)
Total Biaya (TC)
80.798.000
50.342.909
Pendapatan 30.455.091
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Dari tabel 16 dapat diketahui bahwa rata – rata pendapatan ayam broiler di
lokasi penelitian adalah Rp. 30.455.091 Data tersebut terlihat bahwa total
penerimaan lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan, hal ini berarti
penerimaan dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
usaha ternak ayam broiler di daerah penelitian. Hasil pendapatan rata – rata cukup
besar untuk digunakan menutupi kebutuhan hidup dan menunjang keuangan
rumah tangga. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2002), yang
menyatakan bahwa pendapatan (Keuntungan) adalah selisih antara penerimaan
dengan semua biaya.
44
5.5 Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler
Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir dan Jakfar
2012:7). Kelayakan usaha ternak di lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17. Rata – rata Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa
Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Berdasarkan tabel 17 tersebut dapat dilihat total penerimaaan (revenue)
yang diperoleh peternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto adalah sebesar Rp.80.798.000 total biaya produksi (total
No Uraian
Ayam Broiler
Jumlah
(Ekor)
Harga/Unit
(Rp/Ekor)
Nilai
(Rp)
I. Penerimaan 3.577 24.200 80.798.000
II. Biaya
A. Variabel:
1. Bibit
2. Pakan
3. Obat – obatan
4. Listrik
5. Biaya Pengisian Ulang
Tabung Gas
6. Litter
- Koran
- Sekam
Upah TK (HOK)
3.900
119
5
10
39
25
76
16
19.900.000
21.905.000
1489.000
162.000
580.000
126.000
532.000
1.550.000
Jumlah ( A ) 46.244.900
B. Biaya Tetap:
- Penyusutan Kandang
- Penyusustan Peralatan
1.209.425
2.888.584
Jumlah ( B ) 4.098.009
III. Total Biaya Produksi ( A +
B )
50.342.909
IV. PENDAPATAN ( I – III ) 30.455.091
V. R/C Ratio ( I/III ) 1.66
45
cost) ayam broiler adalah sebesar Rp. 50.342.909. Sehingga diperoleh nilai indeks
R/C Ratio usaha ternak ayam broiler adalah 1.63. Nilai indeks R/C Ratio 1.66
lebih besar dari 1 (R/C>1) artinya usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto layak untuk dikembangkan. Hal ini
disebkan karena, jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah biaya produksi.
Sesuai dengan pendapat Subagyo (2005) yang menyatakan bahwa studi kelayakan
adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau
tidaknya ide tersebut dilaksanakan. Selain itu, baik studi kelayakan bisnis maupun
rencana bisnis mempunyai fungsi membantu pengambilan keputusan (Suliyanto,
2010).
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Studi kelayakan usah merupakan cara untuk mengetahui hal – hal yang
perlu di perhatikan dalam memulai suatu usaha, dalam memulai suatu usaha
banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, sasaran atau objek yang
akan menerima, dana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.
Berdasarkan hasil hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pendapatan rata – rata peternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah Rp.30.455.091
2. Usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala
Kabupaten Jeneponto layak untuk dikembangkan karena memiliki nilai R/C
Ratio 1.66. Dimana jumlah penerimaan lebih besar dari pada jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam usaha ternak ayam broiler.
6.2 Saran
Hasil penelitian usaha ternak ayam broiler di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto agar melakukan pemeliharaan yang lebih baik
lagi misalnya penjagaaan lingkungan terutama suhu yang dapat menghambat
produktivitas dan tingkat kematian ayam tersebut tidak bertambah.
47
DAFTAR PUSTAKA
Andarwati, S dan B. Guntoro. 2007. Analisis sikap peternak ayam ras terhadap
aspek lingkungan dan ekonomi di Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pertanian 9(3) : 194-201.
Agus Triyono.(2010). Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam Pada
Proses Isolasi Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L).Seminar Rekayasa Kimia dan Proses.ISSN:1411-
4216
Bahari, D.I., Z. Fanani, dan B. A. Nugroho. 2012. Analisis Struktur Biaya dan
Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola dan
Skala Usaha Ternak yang Berbeda di Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. J. Ternak Tropika,13(1): 35-46.
Bahari, Mustadjab, M.M., Hanani, N. Dan Nugroho, B.A. 2012. Analisis
Contract Farming Usaha Ayam Broiler. Jurnal Agro Ekonomi, 30(2): 109-
127.
Budiraharjo, K dan M. Handayani. 2008. Analisis profitabilitas dan kelayakan
finansial usaha ternak itik di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.
Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.. 2018. Statistik Peternakan
dan Kesehatan Hewan.http://ditjenpkh.pertanian.go.id.
Djatmiko, B. 2009. Study Kelayakan Bisnis.
Djarwanto PS, dan Subagyo, Pangestu. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima.
Yogyakarta : BPFE.
Hartono, S.H.A. 1999. Beternak Ayam Pedaging Super. CV. Gunung Mas.
Pekalongan.
Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan ke Delapan. Jakarta:
Kencana.
Kohls, R L and J. N. Uhl. 1990. Marketing of Agricultural Products. Seventh
Edition. Macmillan Publishing Company. New York.
Muslimin. 2002. Budidaya Bina Ayam. Kanisius.Yogyakarta.
Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya.Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.Yogyakarta.
Nitisemito, A.S dan M.U. Burhan. 2004. Wawasan Study Kelayakan dan Evaluasi
Proyek. Bumi Aksara. Jakarta.
48
Rasyaf, M. 2010. Panduan Beternak Ayam pedaging . Cetakan ke-III. Penebar
Swadaya. Jakarta.Panduan Beternak Ayam Petelur. Cetakan ke-III.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf. 1995. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya.
Jakarta.2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Risqina. 2011. Analisis pendapatan peternak sapi potong dan sapi bakalan karapan
di Sapudi Kabupaten Sumenep. JITP 1(3)
Saragih, B. 2000. Agrbisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda.
Bogor.
Siregar, S.A. 2009. Analisis pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat. Skripsi. Depertemen Peternakan. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Sugiarto., T.Herlambang., Brastoro., R.Sudjana., dan S.Kelana. 2005. Ekonomi
Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.
Suroprawiro, P., A.P Siregar dan M. Sabrani. 1981. Teknik Beternak Ayam Ras di
Indonesia. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Susilorini. 2008. Budi daya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah. K. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatan edisi revisi. Jakarta : Penebar Swadaya. 156
Hal.
Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan
Ke – 2. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Taufik, D.K., Isbandi., dan Dyah M. 2013. Analisis pengaruh sikap peternak
terhadap pendapatan pada usaha peternakan itik di Kelurahan Pesurungan
Lor Kota Tegal. JITP 2 (3) : 201-208.
Umar. (2005), Metode Penelitian Untuk Tesis Dan Bisnis, Jakarta: Grafindo
Persada.
49
Yoga, M.D. 2007. Analisis pendapatan usaha peternakan sapi perah rakyat di
Desa Wonokerto Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Skripsi. Program
Studi Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.
50
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto
Gambar 2. Peta Lokasi Peelitian di Desa Pallantikang Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto.
51
Lampiran 2. Identitas Responden
No Nama Umur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
Luas
Lahan
(Ha)
Lama
Beternak
(Tahun)
Pekerjaan
Pokok
Pekerjaan
Sampingan
1 Jamaluddin 51 SLTA 3 90 9 Peternak Petani
2 Hj. Sampara 65 SD 3 95 10 Petani Peternak
3 Abd. Hakim SE 48 S1 3 93 11 ASN Peternak
4 Syamsuddin 40 SLTP 3 95 26 Peternak Wiraswasta
5 Musuddin 50 SLTP 4 48 11 Petani Peternak
6 Basuki S.Ag 44 S1 4 50 7 ASN Peternak
7 Supriadi 35 SLTA 5 48 10 Petani Peternak
8 Irham 27 SLTA 2 35 4 Peternak Wiraswasta
9 Muh. Gerhamin S.Sos 35 S1 1 40 4 ASN Peternak
10 Kasman 45 SLTA 5 40 4 Peternak Wirausaha
Jumlah 440 33 634 96
Rata – rata 44 33 63,4 9,6
Maksimum 65 5 6000 26
Minimum 27 1 35 4
52
Lampiran 3. Biaya Penyusutan Kandang
No Nama Jumlah Ternak
(Ekor)
Biaya Pembuatan
Kandang (Rp)
Umur Teknis
Periode (Bulan)
Penyusutan Kandang
(Rp)
1 Jamaluddin 6.000 110.000.000 96 1.145.833
2 Hj. Sampara 6.000 150.000.000 120 1.250.000
3 Abd. Hakim S.E 6.000 150.000.000 120 1.250.000
4 Syamsuddin 6.000 120.000.000 120 1.000.000
5 Musuddin 3.000 90.000.000 96 937.500
6 Basuki S.Ag 3.000 75.000.000 84 892.857
7 Supriadi 3.000 85.000.000 60 1.416.667
8 Irham 2.000 65.000.000. 48 1.354.167
9 Muh. Gerhamin S.Sos 2.000 70.000.000 48 1.458.333
10 Kasman 2.000 50.000.000 36 1.388.889
Jumlah 39.000 965.500.000 828 12.094.246
Rata – rata 3.900 96.500.000 83 1.209.425
53
Lampiran 4. Biaya Peralatan Tempat Minum
No Nama Tempat Minum
Unit Harga Awal
(Rp)
Harga Akhir
(Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 92 91.000 15.000 6 1.165.333.33
2 Hj. Sampara 96 90.000 15.000 7 1.028.571.43
3 Abd. Hakim S.E 80 90.000 15.000 5 1.200.000.00
4 Syamsuddin 95 95.000 15.000 8 950.000.00
5 Musuddin 48 92.000 15.000 6 616.000.00
6 Basuki S.Ag 48 90.000 15.000 5 720.000.00
7 Supriadi 66 90.000 15.000 6 825.000.00
8 Irham 32 91.000 15.000 3 810.667.67
9 Muh. Gerhamin S.Sos 32 91.000 15.000 3 810.667.67
10 Kasman 24 93.000 15.000 3 624.000.00
Jumlah 613 913.000 150.000 52 8.750.238
Rata – rata 61 91.300 15.000 5 875.024
54
Lampiran 5. Biaya Peralatan Tempat Pakan
No Nama Tempat Pakan
Unit Harga Awal
(Rp)
Harga Akhir
(Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 148 40.000 5.000 8 654.500
2 Hj. Sampara 149 45.000 5.000 8 745.000
3 Abd. Hakim S.E 135 40.000 5.000 8 590.625
4 Syamsuddin 150 50.000 5.000 8 843.750
5 Musuddin 144 50.000 5.000 6 1.080.000
6 Basuki S.Ag 140 47.000 5.000 6 980.000
7 Supriadi 120 49.000 5.000 6 880.000
8 Irham 70 45.000 5.000 5 560.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 65 50.000 5.000 5 585.000
10 Kasman 64 40.000 5.000 5 448.000
Jumlah 1.185 456.000 50.000 65 7.359.875
Rata – rata 119 45.600 5.000 7 735.988
55
Lampiran 6. Biaya Peralatan Gasole
No Nama Gasole
Unit Harga Awal
(Rp)
Harga Akhir
(Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 5 1.000.000 600.000 4 500.000
2 Hj. Sampara 6 950.000 400.000 5 660.000
3 Abd. Hakim S.E 6 850.000 450.000 5 480.000
4 Syamsuddin 5 900.000 450.000 5 450.000
5 Musuddin 5 1.000.000 500.000 4 625.000
6 Basuki S.Ag 4 750.000 375.000 4 375.000
7 Supriadi 5 750.000 370.000 5 380.000
8 Irham 4 850.000 425.000 5 340.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 4 750.000 350.000 5 320.000
10 Kasman 4 900.000 400.000 5 400.000
Jumlah 48 8.700.000 4.320.000 47 4.530.000
Rata – rata 5 870.000 432.000 5 453.000
56
Lampiran 7. Biaya Peralatan Pipa
No Nama Pipa
Unit
Harga Awal
(Rp)
Harga
Akhir (Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 50 20.000 4.000 6 133.333.33
2 Hj. Sampara 53 15.000 3.000 5 120.000.00
3 Abd. Hakim S.E 44 14.000 3.000 6 80.666.67
4 Syamsuddin 50 20.000 4.000 5 160.000.00
5 Musuddin 15 16.000 5.000 3 55.000.00
6 Basuki S.Ag 14 20.000 5.000 4 52.500.00
7 Supriadi 15 15.000 7.000 4 30.000.00
8 Irham 15 15.000 5.000 3 50.000.00
9 Muh. Gerhamin S.Sos 15 15.000 7.000 3 42.500.00
10 Kasman 15 15.000 7.000 3 40.000.00
Jumlah 286 165.500 50.000 42 764.000
Rata – rata 29 16.550 5.000 4 76.400
57
Lampiran 8. Biaya Peralatan Balon Lampu
No Nama Balon Lampu
Unit
Harga Awal
(Rp)
Harga
Akhir (Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 48 34.000 10.000 6 192.000
2 Hj. Sampara 50 48.000 10.000 5 380.000
3 Abd. Hakim S.E 48 50.000 10.000 6 320.000
4 Syamsuddin 32 45.000 10.000 4 280.000
5 Musuddin 26 45.000 10.000 3 303.333
6 Basuki S.Ag 15 40.000 10.000 3 150.000
7 Supriadi 27 40.000 10.000 3 270.000
8 Irham 20 54.000 10.000 2 440.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 25 45.000 10.000 3 291.667
10 Kasman 18 35.000 10.000 2 225.000
Jumlah 309 436.000 100.000 37 2.852.000
Rata – rata 31 43.600 10.000 4 285.200
58
Lampiran 9. Biaya Peralatan Tirai
No Nama Tirai
Unit/
Meter
Harga Awal
(Rp)
Harga
Akhir (Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 250 15.000 1.500 10 337.500
2 Hj. Sampara 260 18.000 2.000 9 462.222
3 Abd. Hakim S.E 200 17.000 1.700 10 306.000
4 Syamsuddin 250 12.000 1.500 8 328.125
5 Musuddin 150 15.000 2.500 6 312.500
6 Basuki S.Ag 170 16.000 2.500 6 382.500
7 Supriadi 160 13.000 2.500 5 336.000
8 Irham 110 11.000 2.500 4 233.750
9 Muh. Gerhamin S.Sos 100 19.000 2.500 4 478.500
10 Kasman 64 14.000 2.500 4 287.500
Jumlah 1.766 150.000 21.700 66 3.464.597
Rata – rata 177 15.000 2.170 7 346.460
59
Lampiran 10. Biaya Peralatan Bak Air
No Nama Bak Air
Unit
Harga Awal
(Rp)
Harga
Akhir (Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 3 283.000 94.333 5 113.200.20
2 Hj. Sampara 3 186.667 62.000 5 74.800.20
3 Abd. Hakim S.E 2 425.000 85.000 5 136.000.00
4 Syamsuddin 2 350.000 87.500 5 105.000.00
5 Musuddin 2 357.000 89.000 5 107.200.00
6 Basuki S.Ag 2 400.000 80.000 5 128.000.00
7 Supriadi 3 200.000 66.667 5 79.999.80
8 Irham 3 200.000 66.667 5 79.999.80
9 Muh. Gerhamin S.Sos 2 250.000 83.333 5 66.666.80
10 Kasman 2 250.000 83.333 5 66.666.80
Jumlah 24 2.901.667 797.833 50 957.534
Rata – rata 2 290.167 79.783 5 95.753
60
Lampiran 11. Biaya Peralatan Pompa Air
No Nama Pompa Air
Unit
Harga Awal
(Rp)
Harga
Akhir (Rp)
Teknis Umur
Periode
(Tahun)
Total Penyusutan
(Rp)
1 Jamaluddin 1 500.000 395.000 5 21.000
2 Hj. Sampara 1 500.000 390.000 5 22.000
3 Abd. Hakim S.E 1 500.000 399.000 5 20.200
4 Syamsuddin 1 500.000 398.000 5 20.400
5 Musuddin 1 500.000 395.000 5 21.000
6 Basuki S.Ag 1 500.000 399.000 5 20.200
7 Supriadi 1 500.000 396.000 5 20.000
8 Irham 1 500.000 395.000 5 21.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 1 500.000 398..000 5 20.400
10 Kasman 1 500.000 397.000 5 20.600
Jumlah 10 5.000.000 3.962.000 50 207.600
Rata – rata 1 500.000 396.200 5 20.760
61
Lampiran 12. Biaya penyusutan Peralatan
N
o
Nama Tempat
Minum (Rp)
Tempat
Pakan
(Rp)
Gasole (Rp) Pipa (Rp) Balon
Lampu
(Rp)
Tirai (Rp) Bak Air
(Rp)
Pompa
Air (Rp)
Total
Penyusutan
Peralatan (Rp)
1 Jamaluddin 1.165.333.33 647.500 500.000 133.333.33 192.000 337.500 113.200.20 21.000 3.109.866.87
2 Hj. Sampara 1.028.571.43 745.000 660.000 120.000.00 380.000 462.222 74.800.20 22.000 3.492.593.85
3 Abd. Hakim S.E 1.200.000.00 590.625 480.000 80.666.67 320.000 306.000 136.000.00 20.200 3.133.491.67
4 Syamsuddin 950.000.00 843.750 450.000 160.000.00 280.000 328.125 105.000.00 20.400 3.137.275.00
5 Musuddin 616.000.00 1.080.000 625.000 55.000.00 303.333 312.500 107.200.00 21.000 3.120.033.33
6 Basuki S.Ag 720.000.00 980.000 375.000 52.500.00 150.000 382.500 128.000.00 20.200 2.808.200.00
7 Supriadi 825.000.00 880.000 380.000 30.000.000 270.000 336.000 79.999.80 20.800 2.821.799.80
8 Irham 810.666.67 560.000 340.000 50.000.00 440.000 233.750 79.999.80 21.000 2.535.416.47
9 Muh. Gerhamin 810.666.67 585.000 320.000 42.500.00 291.667 478.500 66.666.80 20.400 2.615.400.13
1
0
Kasman 624.000.00 448.000 400.000 40.000.00 225.000 287.500 66.666.80 20.600 2.111.766.80
Jumlah 8.750.238.10 7.359.875 4.530.000 132.583 2.852.000 3.464.597.22 957.533.60 207.600 28.885.843.92
Rata – rata 875.023.81 735.987.5 453.000 13.258 285.200 346.459.72 95.533.36 20.760 2.888.584.39
62
Lampiran 13. Biaya tetap
No Nama Biaya Penyusutan
Kandang (Rp)
Biaya Penyusuttan
Peralatan (Rp)
Total Biaya Tetap
(Rp)
1 Jamaluddin 1.145.833 3.109.867 4.255.700
2 Hj. Sampara 1.250.000 3.492.594 4.742.594
3 Abd. Hakim S.E 1.250.000 3.133.492 4.383.492
4 Syamsuddin 1.000.000 3.137.275 4.137.275
5 Musuddin 937.500 3.120.033 4.057.533
6 Basuki S.Ag 892.857 2.808.200 3.701.057
7 Supriadi 1.416.667 2.821.800 4.238.467
8 Irham 1.354.167 2.535.416 3.889.583
9 Muh. Gerhamin S.Sos 1.458.333 2.615.400 4.073.733
10 Kasman 1.388.889 2.111.767 3.500.656
Jumlah 12.094.246 28.885.844 40.980.090
Rata – rata 1.209.425 2.888.584 4.098.009
63
Lampiran 14. Biaya Bibit
No Nama Jumlah Ternak
(Ekor)
Harga/Ekor
(Rp)
Total Harga
(Rp)
1 Jamaluddin 6.000 5.500 33.000.000
2 Hj. Sampara 6.000 5.500 30.000.000
3 Abd. Hakim S.E 6.000 5.500 30.000.000
4 Syamsuddin 6.000 5.500 30.000.000
5 Musuddin 3.000 5.500 15.000.000
6 Basuki S.Ag 3.000 5.500 15.000.000
7 Supriadi 3.000 5.500 15.000.000
8 Irham 2.000 5.500 10.000.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 2.000 5.500 11.000.000
10 Kasman 2.000 5.500 10.000.000
Jumlah 39.000 51.000 199.000.000
Rata – rata 3.900 5.100 19.900.000
64
Lampiran 15. Biaya Pakan
No Nama Jumlah
(Karung)
Harga/Ekor (Rp) Total Harga
(Rp)
1 Jamaluddin 140 155.000 21.700.000
2 Hj. Sampara 145 150.000 21.750.000
3 Abd. Hakim S.E 150 165.000 24.750.000
4 Syamsuddin 140 200.000 28.000.000
5 Musuddin 115 200.000 23.000.000
6 Basuki S.Ag 100 200.000 20.000.000
7 Supriadi 112 200.000 22.400.000
8 Irham 95 190.000 18.050.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 99 200.000 19.800.000
10 Kasman 98 200.000 19.600.000
Jumlah 1.194 51.000 219.050.000
Rata – rata 119 5.100 121.905.000
65
Lampiran 16. Biaya Obat - obatan
No Nama Jumlah
Obat
Biaya Obata - obatan
(Rp)
1 Jamaluddin 4 2.500.000
2 Hj. Sampara 4 2.000.000
3 Abd. Hakim S.E 5 2.000.000
4 Syamsuddin 5 2.500.000
5 Musuddin 4 1.000.000
6 Basuki S.Ag 5 1.000.000
7 Supriadi 5 1.500.000
8 Irham 4 750.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 5 750.000
10 Kasman 98 890.000
Jumlah 46 14.890.000
Rata – rata 5 1.489.000
66
Lampiran 17. Biaya Listrik
No Nama Biaya Listrik
(Rp)
1 Jamaluddin 200.000
2 Hj. Sampara 250.000
3 Abd. Hakim S.E 250.000
4 Syamsuddin 200.000
5 Musuddin 150.000
6 Basuki S.Ag 125.000
7 Supriadi 150.000
8 Irham 100.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 100.000
10 Kasman 100.000
Jumlah 1.625.000
Rata – rata 162.500
67
Lampiran 18. Biaya Gas
No Nama Jumlah (Unit) Harga/Unit(Rp) Total Biaya Gas
(Rp)
1 Jamaluddin 60 12.000 720.000
2 Hj. Sampara 55 15.000 825.000
3 Abd. Hakim S.E 50 13.000 650.000
4 Syamsuddin 50 16.000 800.000
5 Musuddin 40 16.000 640.000
6 Basuki S.Ag 30 15.500 465.000
7 Supriadi 35 17.000 595.000
8 Irham 25 15.000 375.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 24 16.000 384.000
10 Kasman 25 14.000 350.000
Jumlah 394 149.500 5.804.000
Rata – rata 39 14.950 580.400
68
Lampiran 19. Biaya Litter
No Nama Litter/Alas
Koran
(Kg)
Harga/Kg
(Rp)
Total Biaya
Koran (Rp)
Sekam
(Karung)
Harga/Karung
(Rp)
Total Biaya
Karung (Rp)
Total Biaya
Litter (Rp)
1 Jamaluddin 42 5.000 210.000 100 7.000 700.000 910.000
2 Hj. Sampara 42 5.000 210.000 100 7.000 700.000 910.000
3 Abd. Hakim S.E 42 5.000 210.000 100 7.000 700.000 910.000
4 Syamsuddin 42 5.000 210.000 100 7.000 700.000 910.000
5 Musuddin 19 5.000 95.000 70 7.000 490.000 585.000
6 Basuki S.Ag 19 5.000 95.000 70 7.000 490.000 585.000
7 Supriadi 19 5.000 95.000 70 7.000 490.000 585.000
8 Irham 9 5.000 45.000 50 7.000 350.000 395.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 9 5.000 45.000 50 7.000 350.000 395.000
10 Kasman 9 5.000 45.000 50 7.000 350.000 395.000
Jumlah 252 50.000 1.260.000 760 70.000 5.320.000 6.580.000
Rata – rata 25 5.000 126.000 76 7.000 532.000 658.000
69
Lampiran 20. Biaya Tenaga Kerja
No Nama Jumlah
Orang
Biaya Tenaga
Kerja (Rp)
1 Jamaluddin 2 2.000.000
2 Hj. Sampara 2 2.000.000
3 Abd. Hakim S.E 2 2.000.000
4 Syamsuddin 2 2.000.000
5 Musuddin 2 1.500.000
6 Basuki S.Ag 1 500.000
7 Supriadi 2 2.000.000
8 Irham 1 1.500.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 1 1.500.000
10 Kasman 1 500.000
Jumlah 16 15.500.000
Rata – rata 2 1.550.000
70
Lampiran 21. Biaya Variabel
No Nama Biaya Bibit
(Rp)
Biaya Pakan
(Rp)
Biaya Obat
- obatan
(Rp)
Biaya
Listrik
(Rp)
Biaya Gas
(Rp)
Biaya
Litter (Rp)
Biaya
Tenaga
Kerja (Rp)
Total Biaya
Variabel (Rp)
1 Jamaluddin 33.000.000 21.700.000 2.500.000 200.000 720.000 910.000 2.000.000 61.030.000
2 Hj. Sampara 30.000.000 21.750.000 2.000.000 250.000 825.000 910.000 2.000.000 57.735.000
3 Abd. Hakim S.E 30.000.000 24.750.000 2.000.000 250.000 650.000 910.000 2.000.000 60.560.000
4 Syamsuddin 30.000.000 28.000.000 2.500.000 200.000 800.000 910.000 2.000.000 64.410.000
5 Musuddin 15.000.000 23.000.000 1.000.000 150.000 640.000 585.000 1.500.000 41.875.000
6 Basuki S.Ag 15.000.000 20.000.000 1.000.000 150.000 465.000 585.000 500.000 37.700.000
7 Supriadi 15.000.000 22.400.000 1.500.000 125.000 595.000 585.000 2.000.000 42.205.000
8 Irham 10.000.000 18.050.000 750.000 100.000 375.000 395.000 1.500.000 31.170.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 11.000.000 19.800.000 750.000 100.000 384.000 395.000 1.500.000 33.929.000
10 Kasman 10.000.000 19.600.000 890.000 100.000 350.000 395.000 500.000 31.835.000
Jumlah 199.000.000 219.050.000 14.890.000 1.625.000 5.804.000 6.580.000 15.500.000 462.449.000
Rata – rata 19.900.000 21.905.000 1.489.000 162.500 580.400 658.000 1.550.000 46.244.900
71
Lampiran 22. Total Biaya Produksi
No Nama Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp)
1 Jamaluddin 4.255.700 61.030.000 65.285.700
2 Hj. Sampara 4.742.594 57.735.000 62.477.594
3 Abd. Hakim S.E 4.383.492 60.560.000 64.943.492
4 Syamsuddin 4.137.275 64.410.000 68.547.275
5 Musuddin 4.057.533 41.875.000 45.932.533
6 Basuki S.Ag 3.701.057 37.700.000 41.401.057
7 Supardi 4.238.467 42.205.000 46.443.467
8 Irham 3.889.583 31.170.000 35.059.583
9 Muh. Gerhamin S.Sos 4.073.733 33.292.000 38.002.733
10 Kasman 3.500.656 31.835.000 35.335.656
Jumlah 40.980.090 462.449.000 503.429.090
Rata – rata 4.098.009 46.244.900 50.342.909
72
Lampiran 23. Total Pener’/b,mn,imaan
No Nama Jumlah
Ternak
(Ekor)
Harga/Ekor
(Rp)
Total
Penerimaan
(Rp)
1 Jamaluddin 5.0000 20.000 100.000.000
2 Hj. Sampara 5.500 22.000 121.000.000
3 Abd. Hakim S.E 5.500 19.000 104.500.000
4 Syamsuddin 5.600 19.000 106.400.000
5 Musuddin 2.950 13.000 67.850.000
6 Basuki S.Ag 2.500 23.000 62.500.000
7 Supriadi 2.900 25.000 72.500.000
8 Irham 1.850 25.500 47.175.000
9 Muh. Gerhamin S.Sos 1.990 32.500 64.675.000
10 Kasman 1.980 31.000 61.380.000
Jumlah 35.770 242.000 807.980.000
Rata – rata 3.577 24.200 80.798.000
73
Lampiran 24. Total Pendapatan
No Nama Total
Penerimaan
(Rp)
Total Biaya
Produksi
(Rp)
Total
Pendapatan(Rp)
1 Jamaluddin 100.000.000 65.285.700 34.714.300
2 Hj. Sampara 121.000.000 62.477.594 58.522.406
3 Abd. Hakim S.E 104.500.000 64.943.492 39.556.508
4 Syamsuddin 106.400.000 68.547.275 37.852.725
5 Musuddin 67.850.000 45.932.533 21.917.467
6 Basuki S.Ag 62.500.000 41.401.057 21.098.943
7 Supriadi 72.500.000 46.443.467 26.056.533
8 Irham 47.175.000 35.059.583 12.115.417
9 Muh. Gerhamin S.Sos 64.675.000 38.002.733 26.672.267
10 Kasman 61.380.000 35.335.656 26.044.344
Jumlah 807.980.000 503.429.090 304.550.910
Rata – rata 80.798.000 50.342.909 30.455.091
74
DOKUMENTASI
Gambar 3. Wawancara Dengan Responden
Gambar 4. Kandang Ayam
75
Gambar 5. Bbibit Ayam
Gambar 6. Ayam Mati
76
Gambar 7. Proses Panen
Gambar 8. Tenaga Kerja
77
Gambar 9. Tempat Minum
Gambar 10. Tempat Pakan
78
Gambar 11. Gasole/Pemanas
Gambar 12. Tabung Gas
79
Gambar 13. Bak Air
Gambar 14. Pakan Ayam
80
81
82
83
84
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Batu Bassi tanggal 07 Juli 1997 dari
ayah Muliyadi Dg Gassing dan Ibu Rahmatia Dg Kebo.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis di SDI 213 Batu
Bassi lulus pada tahun 2008, SMP Negeri 1 Bangkala lulus pada tahun 2011,
SMK Negeri 4 Jeneponto lulus pada tahun 2014. Dan pada tahun 2016 penulis
lulus seleksi masuk di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di UPTD Balai
Benih Hortikultura Loka Bantaeng selama 45 hari dan KKP (Kuliah Kerja
Profesi) di kelurahan Canrego Kecamatan Polong Bangkeng Selatan Kabupaten
Takalar selama kurang lebih 2 bulan lamanya. Tugas akhir dalam pendidikan di
selesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha
Ternak Ayam Broiler di Desa Pallantikang Kecamatan Bangkala Kabupaten
Jeneponto”.