ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA
KARYA TERE-LIYE
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: NUR DAMAYANTI NIM: 1110051000081
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1435 H
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sastra 1di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah jakarta.
Ciputat, 7 Juli 2014
Nur Damayanti
iv
ABSTRAK Analisis Isi Pesan Dakwah
Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere-Liye
Perkembangan zaman yang telah membawa kehidupan sampai saat ini,
telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam menyebarkan agama Islam. Kegiatan dakwah saat ini tidak hanya di lakukan melalui lisan saja seperti ceramah dari mulut ke mulut, tetapi dakwah juga dapat di lakukan melalui media tulisan atau dakwah bil’qalamyaitu sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media-media cetak baik koran, novel, buku-buku ataupun tulisan artikel lannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaannya adalah Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye? dan Apa saja pesan dakwah yang paling dominan dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye? Isi pesan yang terkandung di dalam novel Bidadari-Bidadari Surga ini adalah isi pesan yang mengandung pesan aqidah yang terdiri iman kepada Allah, iman kepada Rosull, iman Malaikat, iman kepada kitab, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qodho dan qodhar.Pesan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah dan akhlak kepada manusia, dan pesan syariah yang terdiri dari muamalah dan ibadah. Dan pesan yang domnan dari novel Bidadari-Bidadari Surga iyalah pesan syariah. Metodologi yang di gunakan dalam skripsi ini ialah Analisis Isi berdasarkan metodologi Kualitatif. Yakni teknik peneitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan dengan melalui studi dokumentasi. Teori yang di gunakan dalam skripsi ini yaitu teori R. Holsty, adalah suatu metode analisis isi pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator. Sedangkan yang kualitatif di mana pendekatan ini menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut dikembangkan oleh suatu sumber media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencangkup jumlah atau kuantitas
Pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga dari 6 sub judul yang di pilih, pesan syariahlah yang paling dominan yakni memiliki 14 dialog, pesan akhlak memiliki 10 dialog dan pesan akidah memiliki 9 dialog. Aktifitas dakwah ternyata tidak hanya dapat dilakukan diatas mimbar saja, melainkan masih banyak metode atau media-media yang dapat menunjang keberhasilan dari sebuah aktifitas dakwah salah satunya media novel. Novel telah menjadi alat media massa yang cukup efektif untuk berdakwah, melalui cerita yang ada didalamnya terdapat suatu pesan dakwah tertentu bagi pembacanya.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam tiada
kata yang pantas diucapakn selain kata syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan nikmat sehat, rejeki, dan sebagainya. Shalawat serta salam kepada
baginda Rasulullah SAW yang memiliki banyak jasa kepada umat manusia.
Dengan kesehatan dan kelancaran yang diberikan Allah SWT, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini dengan penuh kesabaran,
kekuatan fisik, dan kekuatan mental untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul,
Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr.Suparto. M.Ed, M.A, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Drs. Jumroni, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan,
dan Dr. H. Sunandar, M.A selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Rachmat Baihaki, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islamdan Fita Fathurokhmah, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan skripsi.
vi
3. Rubiyanah, M.A. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
pelayanan peminjaman buku-buku untuk digunakan dalam penulisan skripsi
ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jamal Shodik dan Ibunda Sri Rahayu.
Terima kasih atas pengorbanan, dorongan semangat dan membiayai kuliah
hingga usai, serta do’a yang terus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan
moril, materil dan juga tenaga serta do’a dari kakak dan adik yaitu Abdul
Aziz, dan Luthfi Taufiqul Hafiz.
7. Tere-Liye sebagai penulis buku Bidadar-Bidadari Surga, yang telah
memberikan inspirasi terhadap penulisan skripsi ini.
8. Muhammad Samih Rozin S.Kom.i terimakasih karena telah banyak
meluangkan waktunya untuk menemani dan membantu menyusun skripsi ini.
9. Untuk sahabat-sahabat Erni, Atik, Siska, Elis, Heni, Lia, Ida, Indah, Anis,
Diyah terimakasih telah memberikan makna arti sahabat sebenarnya.
10. Seluruh teman-teman KPI C angkatan 2010 danTeman-teman KKN Soccers
semua, yang berkesan dan menyimpan banyak kenangan didalamnya.
vii
Dengan berbagai macam kekurangan dalam penulisan penelitian ini,
mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Akhirnya
tiada satu ucapan melainkan ucapan terima kasih penulis kepada suluruh para
Dosen yang telah memberikan ilmunya semoga ilmu tersebut menjadi ilmu yang
bermanfaat dan barokah.
Jakarta, 7 Juli 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ............................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Metodologi Penelitian.............................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. PengertianAnalisis Isi ............................................................... 13
B. PengertianDakwah.................................................................... 13
C. TujuanDakwah ......................................................................... 15
D. PesanDakwah ........................................................................... 16
1. Pengertian Pesan ................................................................. 16
2. PengertianPesanDakwah ...................................................... 16
E. Novel ....................................................................................... 24
1. Pengertian Novel ................................................................. 24
ix
2. Unsur Instrinsik dalam Novel ............................................... 26
F. Jenis Novel ............................................................................... 31
G. Novel Sebagai Media Dakwah .................................................. 31
BAB III DESKRIPSI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA
KARYA TERE-LIYE
A. Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga ................................... 33
B. Biografi Tere-Liye .................................................................... 36
C. Karya-karya Tere-Liye ............................................................. 39
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM NOVEL BIDADARI-
BIDADARI SURGA KARYA TERE-LIYE
A. PesanDakwah yang terkandungdalam Novel Bidadari-
bidadariSurgaKaryaTereLiye .................................................. 44
1. PesanAkidah ...................................................................... 44
2. PesanAkhlak ...................................................................... 50
3. PesanSyariah ..................................................................... 57
B. PesanDakwah yang paling Dominandalam Novel Bidadari-
bidadariSurgaKaryaTereLiye ........................................................ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 68
B. Saran .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 70
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju, menjadikan media
komunikasi semakin berkembang pesat, hadirnya beraneka ragam media
komunikasi merupakan salah satu sarana yang sebaiknya di manfaatkan secara
optimal oleh manusia untuk berkomunikasi, dan tentunya umat Islam juga
dapat memanfaatkan media komunikasi sebagai mediator untuk
menyampaikan pesan moral yang baik.
Di awal kemunculannya Islam disebarkan dengan cara bil lisan,
walaupun banyak hambatannya tetapi pada saat itu cara penyampaian dari
mulut ke mulut ini sangat efektif. Karena pada saat itu telah menjadi
kewajiban bagi umat Islam untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh
umat manusia.
Perkembangan zaman yang telah membawa kehidupan sampai saat ini,
telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam menyebarkan
agama Islam, Kegiatan dakwah saat ini tidak hanya di lakukan melalui lisan
saja seperti ceramah dari mulut ke mulut, tetapi dakwah juga dapat di lakukan
melalui media tulisan atau dakwah bil’qalamyaitu sarana dan metode dalam
penyampaian pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media-media cetak
baik koran, novel, buku-buku ataupun tulisan artikel lannya.
Pengarang-pengarang muslim yang telah menyumbangkan karya
monumentalnya dalam bidang dakwah, seperti Adam Abdulah Aluri dalam
2
karyanya tarikh Al-Dakwah Al-Islami, Jum’ah Amin Abd Aziz dalam Al-
Dakwah, Qawa’id wa Usul, Muhammad Husayn Fadullah dalam karyanya,
Uslub Al-Dakwah fi Al-Quran, dan lain-lain.1
Pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-
Quran dan Al-Hadits, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan oleh
komunikator, atau juga dapat berupa lambang. Lambang yang dimaksud
adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara
langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan bahasa yang lain banyak digunakan dalam komunikasi adalah
jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang
kepada orang lain2.
Sudah jelas motivasi Al-Quran yang memerintahkan umatnya untuk
belajar membaca. Hal itu secara eksplisit disebutkan dalam lima ayat
permulaan surat Al-Alaq 1-5:3
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
1 Suf Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Quran
dalam Quran, (Bandung: PT. Mizan Media Utama, 2004), cet. ke 4, hal. 3 2 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), cet. Ke 8, h. 18 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjamahannya, ( Depok,
Cahaya Quran, 2008), h. 597
3
Secara umum karya tulis terbagi tiga yaitu, prosa, puisi dan drama.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif yang biasanya
dalam bentuk cerita.
Novel sebagai salah satu media komunikasi yang mampu dijadikan
sebagai perantara untuk menyampaikan pesan bisa di manfaatkan oleh para
da’i dan dai’yah. Sifat novel yang mampu mengubah sikap hidup seseorang
tentunya menjadikan sarana yang efektif untuk kegiatan berdakwah, karena
intinya kegiatan dakwah yang dimaksudkan untuk mengubah prilaku yang
buruk menjadi baik.
Novel atau karya sastra yang memberikan ruang berfikir bagi para
pembacanya untuk sepakat atau tidak sepakat. Bagi seorang sastrawan adalah
kegiatan produktif dan kespresif kaum intelektual dimanapun dan kapanpun.4
Novel merupakan media komunikasi yang sangat berpengaruh bahkan ampuh
dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada masyarakat. Pesan yang di
buatpun di buat secara halus dan menyentuh hati tanpa merasa di gurui.5
Lewat tulisan, sastrawan mencoba memberikan pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman kepada para pembacanya.
Penggunaan novel, sebagai salah satu genre karya sastra yang secara
fisik berbentuk buku, sering kali hanya dilihat fungsi utamanya sebagai media
untuk memberikan hiburan. Novel tidak dibatasi oleh batasan faktual yang
sering kali membatasi fungsi hiburannya. Dalam sebuah karya fiksi berbentuk
4 As Haris Sumadirja, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana,(Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2005), cet. Ke 2, h. 7 5 Jakob Subardjo, Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis Novel dan Cerpen, (Bandung:
Pustaka Latifah, 2004), h. 24
4
novel, cerpen, maupun puisi, realitas bisa dipermainkan sesuka hati oleh
penulisnya. Kadang realitas hanya dijadikan sebagai latar, dan sebaliknya, isi
novel itu dibentuk oleh imajinasi yang kadang melebihi akal sehat.
Salah seorang muslim dan aktifis dakwah yang memilih berdakwah
melalui tulisan dan memilih al qalam sebagai media dakwah yaitu Tere-Liye.
Dari banyak novel yang dikarang Tere-Liye, Novel Bidadari-Bidadari Surga
merupakan salah satu best seller. Karya-karya Tere-Liye, sangat banyak
diminati terutama novel Bidadari-Bidadari Surga.6 Selain karena novel ini di
sajikan dengan gaya sederhana namun sangat menyentuh. Dan novel inipun
disajikan tidak hanya untuk remaja saja tetapi juga untuk anak-anak dengan
harapan dan tujuan agar anak-anak lebih mencintai Allah dan hamba-hamba-
Nya. Dan ditunjukan kepada orang tua agar dapat membimbing dan
mengarahkan anak-anak mereka untuk memberitahu bahwa kunci meraih
kebahagiaan yaitu ikhlas, sabar, dan syukur.
Novel Bidadari-Bidadari Surga ini menceritakan seorang wanita
sulung dari lima bersaudara, yang begitu sayang dengan keluarganya yang rela
meninggalkan bangku sekolahnya demi ke empat adiknya selepas ayahnya
meninggal dunia. Seorang kakak yang selalu memberikan semangat yang luar
biasa kepada adik-adiknya agar kelak nanti tidak mengalami hidup yang
seperti sekarang ini, serba kesusahan. Tidak hanya memberikan semangatnya
dalam kehidupan, tapi ia pun selalu memberikan pengarahn ibadah yang baik,
66 http://bourgelate.net/novel-karya-tere-liye-19988-liye doakses pada 22 April 2014
5
mengajarkan kepada adik laki-lakinya untuk selalu shalat di masjid secara
berjamaah, mengaji, dan membantu mamak di ladang.
Dalam epilog novel di tertulis wahai, wanita-wanita yang hingga usia
tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tetapi belum juga menikah
(mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah ‘terpilih’ di
dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinlah,
wanita-wanita salehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan
indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan
menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari
surga parasnya cantik luar biasa.
Itulah hubungan novel dengan dakwah sebagai media komunikasi
dimana didalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-
pesan moral. Biasanya pesan moral itu mencerminkan pandangan hidup
pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran.7
Dengan mengikuti alur logika tersebut, dapat dikatakan bahwa karya
sastra Tere-Liye yang berjudul Bidadari-Bidadari Surga yang menjadi pokok
penelitian dapat memuat pesan-pesan keagamaan yang terkandung dalam
ajaran Islam. Karena Tere-Liye adalah seorang penulis novel muslimah, dan
oleh karenanya tidak mustahil bila ia mendasari pandangannya tentang nilai-
nilai kebenaran sebagaimana yang diajarkan Islam. Sejalan dengan ini,
Hasyim mengatakan dan telah dikatakan oleh Prof. DR. Nabilah Lubis
Apabila karya sastra itu mengajak kejalan yang benar, dan menegakan amal
shaleh melalui tokoh-tokohnya maka ia berarti mereka menganut ajaran bahwa
7 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakrta : Gajahmada University Press,
1995), Cet. Ke-1, h.322.
6
segala sesuatu dari Allah, untuk Allah, dan kerena Allah. Sedangkan bila
sastra itu mempunyai tujuan lain dan melepaskan diri dari ajaran agama, maka
karya-karya sastranya mengandung ajaran seni untuk seni atau seni untuk
sastra.8
Nabila Lubis pun mengatakan bahwa seorang “sastrawan” termasuk
khalifah Allah dibanding bahasa dan sastra mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban seperti khalifah Allah pada bidang-bidang yang lain, dan harus
bergerak dalam melaksanakan amanat Allah mengajak Umat untuk menuju ke
jalan yang benar dan menjauhi larangan-Nya, yaitu “amar ma’ruf nahi
munkar”.9
Hal inilah yang menjadi landasan mengapa peneliti tertarik
mengangkat judul Analisis Isi Pesan Dakwa dalam Novel Bidadari-Bidadari
Surga karya Tere-Liye.
B. Perumusan dan Batasan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memperjelas dan penelitian ini lebih terarah, maka
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini mengenai konteks pesan-
pesan dakwah dari katagori Aqidah, Akhlak dan Syariah yang terkandung
dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye.
Peneliti hanya mengambil 6 sub judul dalam 44 sub judul yang ada
yaitu, Kau Tidak Harus Menunggu (7 halaman), Sesederhana Itu (5
8 Nabilah Lubis, Naskah Teks dan Metodologi Penelitian Filologi, (Jakarta : penerbit
Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), Cet ke-2, h. 12. 9 Nabilah Lubis, Naskah Teks dan Metodologi Penelitian Filologi, h. 12
7
halaman), Perjodohan-Perjodohan (7 halaman), Pernikahan Kedua dan
Ketiga (11 halaman), Bidadari-Bidadari Surga (9 halaman), dan
Pernikahan Terakhir (11 halaman).
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari
Surga, karangan Tere-Liye?
2. Apa saja pesan dakwah yang paling dominan dalam Novel Bidadari-
Bidadari Surga, karangan Tere-Liye?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Mengetahui pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam Novel
Bidadari-Bidadari Surga
b. Mengetahui tema apa saja yang mendominasi pesan dakwah dalam
NovelBidadari-Bidadari Surga
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis : menambah pengetahuan dan wawasan dari sebuah
Novel
b. Manfaat Akadekis : memberikan kontribusi tentang pengembangan
media dakwah dengan memasukan pesan dakwah ke dalam karya tulis
berupa sebuah Novel
D. Metodelogi Penelitian
1. Metodelogi Penelitian
8
Untuk meneliti isi pesan dalam novel, penulis menggunakan metode
kualitatif dengan teknik analisis isi (content analysis) yang seringkali
digunakan untuk mengkaji pesan-pesan dakwah. Dan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu bertujuan untuk mencari makna
kata maupun kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah
karya sastra.
Menurut Burhan Bungin, pendekatan kualitatif memusatkan perhatian
pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna
dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam
pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala sosial dan budaya dengan
menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk
memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.10
Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen,
dalam penelitian ini dokumen yang di maksud adalah novel Bidadari-
Bidadari Surga.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek penelitian adalah tempat memperoleh data. Dalam
penelitian ini yang menjad subjek penelitian adalah Novel Bidadari-
Bidadari Surga karya Tere-Liye. Dan sebagai objek penelitiannya adalah
pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam novel tersebut baik secara
tersirat (kontekstual), maupun tersurat (tekstual).
3. Teknik Pengumpulan Data
10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), h. 302
9
Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data yang dgunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
a. Observasi, secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap
kegiatan untuk melakukan pengukuran. Disni, observasi atau
pengamatan diartikan lebih sempit, yatu pengamatan dalam
penggunaan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.11 Observasi dilakukan dengan membaca dan
mengamati setiap paragraf dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga.
b. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-
buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan buku-buku
Novel, serta data tentang Novel yang di dapat dari internet.
c. Penjurian, yaitu dengan memilih tiga orang ahli yang berkompeten
untuk melakukan penjurian berdasarkan kesepakatan pada peneliti. Hal
ini bertujuan sebagai referensi peneliti untuk menentukan pesan
dakwah di dalam novel Bidadari-Bidadari Surga.
4. Teknik Analisis Data
Pada tahapan data penelitian menampilkan pesan dakwah berdasarkan
kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari Akidah, Syariah dan
Akhlak. Kemudian di buat konstruksi katagori, melalui semacam alat yang
digunakan untuk mengupas permasalahan dalam penelitian. Kategori yang
dibuat berfungsi memilih isi pesan yang tersurat menjadi gambaran berupa
data yang dapat di analisis untuk menjawab permasalahan yang diajukan,
11 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. Ke-1, h. 69
10
yang terbagi dalam tiga katagori di atas.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang
disusun oleh tim penulis Hamid Nasuhi, dkk, Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah, (Ciputat: CeQDA, 2007).
E. Tinjauan Pustaka
Penelitin mengenai analisis media cetak terutama novel-novel memang
telah banyak di temui, khususnya lagi difakultas Dakwah dan Komunikasi
Uninersitas Islam Negri Jakarta, namun tidak mengecilkan hati dan minat
penulis untuk meneruskan penelitian. Beberapa karya tulis yang menjadi tolak
ukur diantaranya adalah:
1. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “ Bumi Cinta” Karya
Habiburrahman El-Shirazy. Yang di tulis oleh Setia Ningrum, 2013. Yang
dalam penelitianya menggunakan pendekat penelitian yang sama dengan
penelitian yang saya lakukan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan”
karya Agnes Davonar. Yang di tulis oleh Khoirunnisa, 2012. Penelitian
yang digunakan dalam skripsinya menggunakan metode yang sama yaitu
kualitatif.
3. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “Hafalan Surat Delisa” Karya
Tere-Liye. Yang di tulis oleh Heni Sintawati, 2009. Penelitian
11
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan presentasi aqidah 22,5%,
syariah 49,4%, dan akhlak 28,1%.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga tampak adanya
gambaran isi tulisan yang terarah, logis dan saling berhubungan antara satu
bab dengan bab yang berikutnya, maka penulis skripsi ini disusun menjadi
lima bagian, yaitu :
BAB I Meliputi : Pendauluan yang meliputi Latar Belakang,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Meliputi : tinjauan umum tentang analisis isi, yang berisi seputar
ruang lingkup Dakwah, dan ruang lingkup Novel.
BAB III Meliputi : Deskripsi NovelBidadari-Bidadari Surga , Biografi
Tere-Liye, dan unsur Intrinsik Novel Bidadari-Bidadari Surga.
BAB IV Meliputi : Analisis Data, Katagori isi pesan dakwah dalam
Novel Bidadari-Bidadari Surga.
BAB V Penutup
Kesimpulan dan Saran-saran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran
isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan
relevan secara sosiologis. Uraian dalam analisisnya boleh saja menggunakan
tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya
sekaligus.1
Teknik penelitian yang digunakan dalam analisis isi yaitu untuk
mendapatkan gambaran isi pesan komunikasi yang diuraikan menggunakan
tata cara pengukuran kualitatif atau kuantitatif, dan bisa juga menggunakan
keduanya.
Analisis isi menurut R. Holsty, adalah suatu metode analisis isi pesan
suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan
menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator.
Sedangkan yang kualitatif di mana pendekatan ini menggunakan seperangkat
tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba
menerangkan bagaimana tema tersebut dikembangkan oleh suatu sumber
media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencangkup jumlah
atau kuantitas.2
1 Zulkarimein Nasution, M.Sc, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Pusat Penelitian
Universitas Terbuka, 2002) cet, ke-3, h.32. 2R. Holsty et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder
Kindzay & Billiot Aronson, (Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969), h. 589-600
13
Analisis isi banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi. Bahkan,
analisis isi merupakan salah satu metode utama dalam disiplin ilmu
komunikasi. Analisis isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media cetak
maupun elektronik. Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan
menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen
(teks).3
Adapun lima tujuan analisis isi, antara lan: (1) menggambarkan isi
komunikasi, (2) menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan, (3)
membandingkan isi media dengan “dunia nyata”, (4) melalui imej suatu
kelompok tertentu dan masyarakat, (5) menciptakan titik awal terhadap studi
efek madia. 4
Dalam teknik analisis isi juga memiliki kekurangan yaitu content
analysis dibatasi pada pengujian komunikasi tercatat untuk suatu hal.
Komunikasi demikian bisa lisan atau tulisan tetapi harus dicatat dengan
beberapa cara untuk memungkinkan analisis.5
B. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti penggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.
Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya adalah berarti : memanggil, menyeru
3Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana 2011), cet. Ke-1, h.10 4Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset, 2004), h.171 5Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset, 2004), h.184
14
atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).6 Dalam pengertian istilah dakwah
diartikan oleh beberapa tokoh sebagai berikut :
1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya
mengajak umat dengan cara bijakasana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan
definisi dakwah sebagai berikut : dakwah islam yaitu; mendorong manusia
agar berbuat baik dan mengikuti petunjuk (hidayah),menyeru mereka
berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk
menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan
substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi
mungkar. Dan
4. Menurut Muhammad Natsir adalah dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam amar ma’ruf nahi
mungkar.
Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam
perumusan, maka penulis memahami pengertian-pengertian dakwah yakni
merupakan kewajiban seorang Muslim untuk mengajak, menyeru, serta
mendorong umat manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka untuk
membuat perbuatan tercela (nahi mungkar).
6Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.
15
Karena dakwah mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga
mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh
berbuat baik, dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira
dan peringatan manusia. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus
menerus untuk melakukan perubahan pada diri manusia ke jalan Allah,
sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islami.
C. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah (Maqashid al-Dakwah); adalah tujuan yang
hendak dicapai oleh kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua
yaitu :
1. Tujuan jangka pendek, yang dimaksud adalah agar manusia mematuhi
ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan keseharian.
2. Sedangkan Jangka panjang, untuk menciptakan manusia yang berakhlak
mulia, dan tercapainya individu yang baik (khoiru al-fardiyah), keluarga
yang sakinah/harmonis (khairu al-Usrah), komunitas yang tangguh(khairu
al-jama’ah), masyarakat madani/civil society (khairu al-Ummah) dan pada
akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khairu al-
baldah) atau dalam istilah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu : Baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofur.7
Sedangkan jika dilihat dari aspek psikologi tujuan dakwah adalah
untuk menumbuhkan pengertian kesabaran, penghayatan, dan pengalaman
7Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 1, h. 9.
16
ajaran agama yang disampaikan oleh da’i. Sehingga ruang lingkup dakwah
disini menyangkut masalah pembentukan sikap mental dalam pembangunan
motivasi yang bersifat positif dalam segala segi kehidupan manusia.
D. Pesan Dakwah
1. Pengertian Pesan
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pesan adalah
perintah, nasihat, permintaan amanat yang harus dilakukan atau
disampaikan kepada orang lain.8 Pesan digunakan sebagai alat komunikasi
untuk menyampakan sesuatu kepada komunikan agar komunikasi yang
dijalankan itu menjadi efektif dan langsung dapat di terima.
Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah massage yang memiliki
arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah
perintah suci, dimana terkandung nila-nilai kebaikan.
2. Pengertian Pesan Dakwah
Dakwah (da’a – yad’u – da’watan) artinya seruan, ajakan, atau
panggilan, yakni menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil
umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan
hidup Islam. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus-menerus
untuk melakukan perubahan pada diri manusia menyangkut pikiran
(fikrah), perasaan (syu’ur), dan tingkah laku (suluk), sehingga terbentuk
8Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997) h.761
17
sebuah masyarakat islami (al-mujtama’ al-Islami).9 Dakwah berkaitan
dengan bagaimana membangun dan membentuk masyarakat yang baik,
berpijak pada nilai-nilai kebenaran dan hak-hak asasi manusia.
Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus
disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua
pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah baik secara
tertulis maupun bentuk pesan-pesan (risalah).10
Jadi pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang
berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk
mengajak manusia ( individo atau golongan ) baik melalui meda lisan
maupun tulisan agar mengikiti ajaran islam dan mampu menyosialisasikan
dalam kehidupan dengan tujuan mendapat kehidupan yang bahagia baik
dunia maupun akhirat.
Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi
Aqidah, Syariah dan Akhlak berikut penjabaran tentang pesan dakwah:
1. Akidah
Menurut bahasa akidah di ambil dari kata al-aqd, yaitu mengikat,
menguatkan, teguh, dan menguatkan. Menurut istilah akidah ialah iman
yang kuat kepada Allah dan apa yang diwajibkan berupa tauhid (meng-
Esakan Allah dalam peribadatan), beriman kepada malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruknya dan
9Asep Syamsul M. Romli. SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam,
(PT. Remaja Rosdakarya: Bandung 2003), cet. Ke-1, h. 6 10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet. Ke-1,
h.43
18
mengimani semua cabang dari pokok-pokok keimanan ini serta hal-hal
yang masuk dalam kategorinya berupa prinsip-prinsip agama.11
Dalam menghayati ajaran Islam, maka akidah menduduki tempat
yang paling pokok. Ibarat bangunan gedung ia merupakan pondasi, bila
pondasinya rapuh maka kondisi gedung itupun akan mudah roboh, ia akan
mudah terkena goncangan angin dari kanan dan kiri. Ayat yang berkaitan
dengan akidah atau keimanan telah termaktub dalam surat An-Nisa ayat
136:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.12
Akidah dalam Islam adalah bersifat ‘Itiqad bathiniyah yang
mencangkupmasalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.13
a. Iman kepada Allah
11 Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran
As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.3 12 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahannya, (Surabaya:
Penerbit Cv. Jaya Sakti, 1989), H. 100 13Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 60
19
Kata“iman” berasal dari bahasa Arab yang artinya
percaya.Sedangkan percaya berarti pengakuan terhadap adanya sesuatu
yang bersifat ghaib, atau sesuatu itu benar.14
Iman kepada Alah berarti menyakini bahwa Allah adalah satu-
satunya tempat mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu (tauhid
al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya pembuat peraturan yang
sempurna (tauhid al-tasyri).
b. Iman kepada Malaikat-Nya
Iman kepada malaikat yaitu meyakini tanpa ragu di dalam hati dan
pikiran bahwa selain menciptakan manusia Allah juga menciptakan
malaikat dari cahaya, dan bahwa malaikat adalah makhluk yang paling
taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.
c. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
Pengertian kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan
meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-
kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia.
d. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya
Yang dimaksud iman kepada rasul ialah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah
SWT. Untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada
14 Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran
As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.8
20
seluruh umat manusia agar menjadi pedoman hidup demi memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
e. Iman kepada hari akhir
Yang dimaksud dengan hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir sebagai tanda akhir dari
kehidupan di dunia dan awal dari kehidupan di akhirat.Karena itu,
manusia janganlah lengah, lupa diri, ataupun terpesona dengan
kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sementara.
f. Iman kepada qadha dan qadhar
Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya percaya dan yakin dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu bagi
makhluk-Nya.
2. Syariah
Syariah secara bahasa berarti jalan yang harus diikuti, jalan ketempat
pengairan, jalan menuju kemenangan. Secara istilah syariah adalah segala
titah Allah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar yang
mengenai akhlak, atau nama bagu hukum-hukum yang bersifat maliyah.15
Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir dalam
rangka mentaati semua peraturan Allah, guna mengatur hubungan antar
manusia dengan tuhannya begitu pula pergaulan hidup dengan manusia.16
Keyakinan merupakan dasar dari pada syariah. Dan syariah adalah
hasil dari kepercayaan, sebab, perundang-undangan tanpa keimanan
15Dr.Hj.Zurinal. Z dan Aminuddin,M.Ag, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitiaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2008), cet. Ke-1 h.4
16 Asumsi Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah islam. (Surabaya: Al-Ikhlas,1983) h.61
21
bagaikan bangunan yang tidak bertumpuan dan keimanan dengan atidak
disertai syariah untuk melaksanakannya, hanyalah akan merupakan teori,
ajakan, yang tiada berdaya dan berhasil. Oleh karena itu, dalam Islam kita
temukan suatu hubungan yang erat anatar iman dan syariah yang mengatur
segala tingkah laku, dan barang siapa menolak hal itu, maka mereka tidak
dapat dianggap orang muslim. Allah SWT brfirman dalam surat Al-
Jaatsiyah ayat 17-18:
Artinya: “Dan kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan. Karena kedengkian memutuskan anatara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikut hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”17
a. Ibadah
Ibadah secara umum memiliki arti mengikuti segala hal yang di
cintai Allah dan di ridhoi-Nya, baik perkataan maupun perbuatan lahir
dan batin. 18
Dalam Islam, ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang
diperlukan manusia. Semua ibadah yang ada di dalam Islam seperti
17 Departemen Agama Replubik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, h.500 18 Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran
As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.41
22
shalat, puasa, zakat, dan haji, bertujuan untuk membuat ruh manusia
agar senantiasa tidak lupa kepada Allah SWT, bahkan senantiasa dekat
dengan-Nya.Karena tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah
kepada-Nya.
Allah berfirman dalam surat adz-dzariyaat ayat 59:
Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.19
b. Muamalah
Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang berarti bergaul
dengannya, berurusan (dagang). Sedangkan muamalah adalah ketetapan
Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan
lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah berarti aturan-aturan
(hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama dan
lingkungan sekitarnya.Kaitannya dengan hubungan antar sesama
manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan.20
3. Akhlak
Akhlak dari segi istilah (terminologi) ialah budi pekerti, yang
berarti perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanisfetasi pada karsa
dan tingkah laku. Menurut Ibnu Maskawih sebagai pakar akhlak
terkemuka dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak dalam konsepnya akhlak
19 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, h.523 20Hendi Suhendi, Fiqqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) edisi 1-3, h. 2
23
adalah suatu sikap mental yang mendorong untuk membuat tanpa fikir dan
pertimbangan.
Ada pula yang mengartikan secara bahasa akhlak (Etimologi):
perkataan, jamak dalam bahasa arab dari kata khluk. Khulk dalam kamus
Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Di dalam
Da’iratul Ma’arif dikatakan akhlak adalah sifat-sifat manusia yang
terdidik.21
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-
sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir dalam perbuatan baik, disebut
akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak tercela, sesuai
pembinaanya. Sebagaimana firman Allah pada Q.S. Al- Ahzah: 21
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
a) Akhlak Kepada Allah
akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada
Allah.
21Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992), cet.
Ke-1, h. 1
24
Berkaitan dengan akhlak kepada Allah telah berfirman dalam
suratAl-Maidah ayat 11:
Artinya: “hai orang-orang yang beriman ingatlah kamu nikmat
Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, diwaktu sewaktu kau bermaksud hendak menggerakan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat). Maka Allah menahan tangan mereka dari kamu.Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.”22
b) Akhlak Kepada Manusia
Seorang manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk ciptaan
Allah, tidak hanya berkewajiban untuk beribadah dan beriman sebagai
titik tolak akhlak kepada Allah, tetapi juga memiliki kewajiban untuk
menebar kasih sayang, menciptakan rasa aman, saling menghormati,
menghargai (toleransi), berkerja sama dalam kebaikan.
E. Novel
1. Pengertian Novel
Novel sebagai salah satu bentuk dari prosa fiksi, mempunyai arti
sebagai sebuah karangan prosa yang panjang mengandung ruang
menceritakan rangkaian kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Istilah novel sendiri sama dengan istilah roman. Kata novel berasal
22 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, h.109
25
dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika
Serikat. Sedangkan istilah roman berasal dari genre romance dari abad
pertengahan yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan
percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belgian, Perancis, dan
bagian-bagian Eropa dataran lainnya. 23
Novel dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa
yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.24
Novel memberikan peranan yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat, boleh jadi keberadaanya turut membentu perubahan sosial,
karena novel bukan hanya ajaran, serta tingkah laku dan pola-pola
kehidupan masyarakat. Novel sebagai sebuah media komunikasi yang
didalamnya terjadi proses komunikas banyak mengandung pesan baik
pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan.
Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar
mengenai tempat tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika
posisi manusia dalam masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu,
tetapi peran seseorang tokoh dalam masyarakat berupa dan berkembang
dalam waktu. Khususnya novel, mencapai keutuhannya secara inklusi,
yaitu bahwa novelis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema
karyanya.
23Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apreiasi Kesustraan, (Jakarta: Gramedia, 1986), cet.
Ke-1, h. 29 24DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3,
h. 788
26
2. Unsur Intrinsik Dalam Novel
Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang (sacara
langsung) turut membangun cerita, kepaduan antara berbagai unsur
intrinsik inilah yang membuat sebah novel terwujud. Unsur yang
dimaksud antara lain plot, tokoh dan penokohan, latar atau setting, sudut
pandang. Sedangkan unsur ekstrinstik adalah unsur yang berada di luar
karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi hubungan atau
sistem organisme karya sastra unsur-unsur tersebut menurut Wellek dan
Warren, sebagaimana di kutip Burhan Nurgiantoro, adalah antara lain
keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan
pandangan hidup yang kesemuanya itu akan dipengaruhi karya yang
ditulis.25
Berikut secara rinci beberapa unsur intrinsik dalam novel atau kara
sastra:
a. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya
sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu ang
menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.26
Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Kerena itu,
25Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss,
1995), cet. Ke-1, h. 23 26Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss,
1995), cet. Ke-1, h.66
27
tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak
hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran cerita, konflik
serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
b. Amanat
Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat
disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran
moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjaddi pada
tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara
eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat,
anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
c. Plot
Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit
orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagai
unsur fiksi lannya.27
Secara teoritis, plot dapat dibedakan menjadi dua kategori.
Pertama, plot Progresif atau plot lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa
yang di kisahkan bersifat kronologis, peristiwa pertama diikuti boleh
(atau: menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudan.
Atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian,
pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat,
klimaks), dan akhir (penyelesaian). Kedua, plot regresif atau alur sorot
27Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss,
1995), cet. Ke-1, h.110
28
balik (flash-back), yakni peristiwa yang dikisahkan tidak bersifat
kronologis. Cerita tidak dimuala dari tahap awal melainkan mungkin
dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal
cerita dikisahkan.28
d. Tokoh dan Penokohan
Daya tarik sebuah novel terpancar lewat imajinasi lewat si
pengarang. Lewat imajinasi pengarang itulah pembaja dapat
berkenalan dengan sejumlah variasi tipe manusia berikut masalahnya.
Unsur perwatakan ini mengandung dua makna. Arti pertama,
perwatakan sebagai dramatic pesona yang menunjukan pada pribadi
yang mengambil bagian didalamnya. Kedua, menunjukan kualitas khas
perwatakan tersebut pada pribadi tertentu.
Seseorang yang membaca sebuah novel biasanya tertarik akan
persepsi, penafsiran dan pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan
pengarang. Sedangkan tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi lima,
diantaranya adalah tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan
tokoh pembantu.
1) Tokoh Utama, adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,
baik secara pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian,
termaksud, konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi
perkembangan plot.
28Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss,
1995), cet. Ke-1, h. 154-157
29
2) Tokoh pratagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan
positif atau penyampaikan nilai-nilai positif. Biasanya tokoh ini
diperankan oleh tokoh utama yang digambarkan selalu bersifat baik,
sabar dan nyaris sempurna.
3) Tokoh antagonis adalah tokoh atau pelaku yang menantang dalam
tokoh protagonis sehingga terjadi konflik dalam cerita.29
4) Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara pelaku
protagonist dan antagonis
5) Tokoh pembantu dan tambahan adalah pelaku bertugas membantu
pelaku utama dalam rangkaian mata rantai cerita pelaku pembantu,
mungkin berperan sebagai pahlawan, mungkin juga sebagai
penenang atau sebagai penenang jika terjadi konflik.
e. Setting atau Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya
peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur
pokok:30
1) Latar tempat, yaitu mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi
2) Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
29Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss,
1995), cet. Ke-1, h. 180 30Najid Mohammad, Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi, (Surabaya: University Perss,
2003), h. 25
30
3) Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan
prilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam
karya fiksi. Latar sosial bisa mencangkup kebiasaan hidup, agama
dan kebudayaan.
f. Point of View atau sudut pandang
Dalam hal ini, masalah sudut pandang memang lebih banyak
muncul dalam fiksi daripada dalam drama. Dan yang di maksud
dengan sudut pandang adalah hubungan yang terdapat antara sang
pengarang dengan alam fiktif ceritanya, ataupun antara sang pengarang
dengan pikiran dan perasaan para pembacanya. Sang pengarang
haruslah dapat menjelaskan kepada para pembaca bahwa ia selaku
narator atau pencerita mempunyai tempat berpijak tertentu dalam
hubungannya dengan cerita itu.31
g. Gaya Bahasa
Adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya
menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa
harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi
bukanlah satu-satunya hal yang bisa membentuk gaya bahasa
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda:
berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan
sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan
seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
31Henri Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Kritik Sastra, h. 140
31
F. Jenis Novel
Adapun jenis novel amatlah beragam, ada beberapa ahli yang memiliki
pendapat yang berbeda, seperti Mochtar Lubis, bahwa jenis-jenis novel itu
terdiri dari:
1. Novel Avontur, yaitu dipusatkan pada seorang lakon utama. Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama, dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai akhir.
2. Novel Psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan tentang bakat, watak, karakter para pelakunya beserta kemungkinan perkembangan jiwa.
3. Novel Detektif, yaitu novel yang melukiskan cara penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk membokar suatu kejadian.
4. Novel Sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi setiap golongan terhadap masalah-masalah yang timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita.
5. Novel Politik, yaitu uraian mengenai novel politik dapat pula dipakai dari lukisan bentuk sosial.
6. Novel Kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang semua aspek-aspek kehidupan yang ada, atau semua jenis novel diatas dikumpulkan menjadi sebuah cerita. Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu pemeran saja tetapi pemeran pendukung. Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang kesemua cerita merupakan gambaran fenomena kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
G. Novel Sebagai Media Dakwah
Berdakwah lewat tulisan sudah ada sejak zamanRasulullah, yaitu
seperti pengiriman surat kepada raja-raja dengan tujuan mengajak mask islam.
Sampai saat inipun berdakwah lewat tulisan masih sangat relevan, hanya saja
dalam menghadapi zaman yang semakin moderen ini para da’i harus lebih
cerdas dan kreatif mengemas dakwah melalui tulisan.
32
Maka dari itu para juru dakwah islam menekankan bahwa semua
bidang kebudayaan manusia termaksuk seni sastra harus digalakan untuk
menginggikan syiar islam lewat karya sastra yang bertema pengajaran islam.
Sehingga dakwah islam mengambil kesempatan menggunakan cerita-cerita
sebagai media untuk melakukan dakwah islamiah.
Dakwah melalui tulisan bisa dikemas secara populer dan
disebarluaskan dan di media massa misalnya, koran, majalah, tabloid, novel
maupun bulletin. Dengan demikian dakwah bisa di terima oleh massa yang
sebanyak-banyaknya.32 Berdakwah melalui novel merupakan salah satu cara
yang cukup efektif, novel bisa dibawa kemana-mana, dibaca kapan saja dan
dikemas dengan bahasa yang menarik.
Novel merupakan karya fiksi yang di terbitkan secara massa, secara
otomatis bisa mengcover mad’u sebanyak-banyaknya. Novel bisa dinikmati
oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua. Novel
sebagai media dakwah dangat efektif khususnya bagi mad’u yang memiliki
minat dan hobi membaca, tidak banyak menyita waktu.
32Asep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, (Bandung: Mujahid, 2004), h. 24
33
BAB III
DESKRIPSI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA
TERE-LIYE
A. Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga
Sebuah keluarga dari pedalaman Sumtera, terselip dibalik rimbunnya
hutan sumatera dengan keadaan yang tak teralu menguntungkan, lembah
lahambay menjadi tempat dimulainya cerita ini. Mamak Lainuri dan anak
tertuanya, Laisa atau kak Laisa yang dipanggil adik-adiknya, bekerja keras
tidak hanya untuk bekal hidup tetapi juga untuk sekolah, sekolah keempat
adik-adiknya. Tak seperti penduduk desa lainnya yang tidak tamat sekolah
dasar.
Ke empat adiknya Dalimunte, wibisana, ikanuri dan yashinta begitu
beruntung memiliki kakak sebaik, setangguh, sekuat kak Laisa. Peran Laisa
untuk keempat adiknya sangatlah berarti, ketika mamak Lainuri yang seorang
janda yang ditinggal mati sang suami karena diterkam harimau di gunung
kewalahan membiayai hidup dan sekolah anak-anaknya, Laisa gadis gimbal
dan gempal ini rela meninggalkan sekolahnya demi kelangsungan hidup dan
biaya sekolah adik-adiknya walaupun pada awalnya Mamak menolak
kinginan Laisa, tetapi aisa tetap memaksa biarlah Laisa yang mengalah. Laisa
sejak umur 12 tahun membantu Mamak bekerja di ladang di tengah panas
terik matahari yang membuat kulitnya semakin menghitam. Laisa adalah anak
dari mantan suami mamak yang pergi meninggalkannya, walau begitu kasih
34
sayang mamak terhadapnya sama seperti anak Mamak lainnya, begitupun
Laisa menyangi mamak seperti ibu kandungannya sendiri dan menyayangi
adik-adiknya seperti sadara kandung.
Laisa tidak hanya membantu Mamak mencari uang tetapi juga
mengomeli, menyemangat, dan menginspirasi adik-adiknya. Tak pernah lelah
Laisa untuk selalu mengajarkan adik-adiknya arti kerja keras, sepulang
sekolah adik-adiknya wajib membantu mamak dan laisa untuk bekerja
diladang, malam harinya tak lupa untuk mengaji kemudian belajar. Laisalah
yang mengontrol kegiatan adik-adiknya. Itu semua dilakukan agar ke empat
adiknya tidak menjadi pribadi yang manja dan sukses di masa depan.
Dalimunte yang sukses menjadi Ilmuan besar, namanya begitu
terkenal tak jarang orang menganalnya. Lembah lahambay memiliki sungai
dengan cadas setinggi 5 meter menjadikan anugerah tersebut tak bisa
dimafaatkan oleh masyarakat. Mereka pernah membuat kincir besar untuk
mengangkat air sungai tersebut namun sayang hasilnya gagal. Dalimunte,
satu-satu warga lahambay yang berhasil duduk di bangku kelas enam SD
diam-diam membuat kincir-kincir, saat asyik dengan ‘proyek’nya tersebut,
kak laisa yang sedang berjalan pulang melewati sungai bersama adik
terkecilnya Yashinta tak sengaja melihatnya. Sontak sang kaka langsung
memarahi dalimunte, ia seharunya sekolah malah sekarang berada di sungai
pikir laisa dalimunte sedang bermain-main. Yashinta hanya terdiam walau tak
tega melihat dalimunte di marah-marahi kak laisa. Yashinta dan kak laisa
baru saja pulang dari dalam hutan untuk melihat anak berang-berang yang
35
sangat lucu, yashinta jatuh cinta pertama pada alam hingga saat dewasa ia
sukses menjadi ahli konservasi.
Kincir-kincir lah yang akhirnya menjadi pemacu semangat Dalimunte
untuk menjadi sukses. Saat Dalimunte mempresentasikan proyeknya tersebut
banyak warga yang menolak tetapi kak Liasa yang akhirnya tahu apa yang
dilakukan Dalimunte saat di sungai, ia membela Dalimunte “jika gagal semua
akan sia-sia, tapi jika berhasil desa ini tak perlu lagi menggantungkan hidup
pada air hujan demi ladang mereka”. Dalimunte merasa kakaknya bak
malaikat yang menolong Dalimunte.
Pengorbanan Laisa yang tanpa pamrih dan cinta yang sangat tulus
kepada adik-adiknya memang luar biasa hingga nyawa pun dikorbankan,
pengorbanan laisa yang datang bersama Dalimunte masuk kedalam hutan atau
tepatnya sarang harimau! Karena kedua adiknya Wibisana dan Ikanuri berniat
kabur dari rumah menuju kota, sebelumnya Ikanuri telah menyakiti hati laisa
dengan mengatakan bahwa ia bukan kakaknya! Laisa hitam dan jelek
sedangka ia putih. Tetapi laisa telah memaafkannya.
Saat detik-detik terakhir keduanya akan menjadi santapan harimau
laisa datang bersama dalimunte “puyang jangan makan mereka” puyang
pergi” laiasa menghadang harimau tersebut dan menyuruh dalimunte
membawa ikanuri dan wibisana untuk lari. Rupanya Tuhan tidak mengijinkan
harimau tersebut untuk membunuh laisa. Laisa yang sebenarnya juga
ketakutan tetapi tetap menghadang harimau tersebut. Entah karena kekuatan
apa Harimau tersebut akhirnya pergi.
36
Setelah dewasa, dalimunte sukses menjadi ilmuan fisika, ikanuri dan
wibisana memiliki usaha bengkel di kota, sedangkan Yashinta menjadi Ahli
konservasi lingkungan. ketika mereka berempat telah sukses dan tinggal
dikota besar
Berat hati mereka ketika waktu untuk menikah datang, sedang Laisa
dengan fisik yang tidak ‘sempurna’ belum juga menikah, dalimunte, ikanuri,
wibisana dan yashinta keempatnya tidak enak hati untuk ‘melintas’ kak laisa
namun pada akhirnya laisa juga yang merasa baik-baik saja, jodoh ada
ditangan tuhan kalau sudah jadwalnya ia pasti akan mendapatkan jodohnya,
begitu kira-kira.
Ketika mereka sedang bekerja sebuah sms datang, laisa sakit keras,
sudah tak tertolong lagi. Waktunya tinggal sebentar. Walau pada akhirnya
kak laisa pergi meninggalkan keempat adiknya dan mamak setelah semua
pengorbanan dan perjuangannya telah usai, keempat adiknya sukses.
Limpahan air mata kesedihan menangis kepergian seorang kakak.
B. Biografi Tere-Liye
Gambar 1.
Foto Tere-Liye1
1 http://bppmpsikomedia.wordpress.com/2013/06/29/tere-liye-undang-antusiasme-
masyarakat/ diakses pada 22 april 2014
37
Nama “Tere-Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat
tanah air. Tere-Liye sendiri di ambil dari bahasa India dan memiliki arti
“untukmu”. bisa untuk ayah, bunda, adik, kakak, keponakan, tetangga, kucing
kesayangan, teman, dan seterusnya, tapi di atas segalanya tentu saja Tere-
Liye yang dimaksud disini adalah “Untuk-Mu’ untuk Sang Penguasa
Kehidupan. beliau lahir pada 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang dan
memiliki nama asli Darwis. Menempuh pendidikan SMAN 9 Bandar
Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan studynya ke perguruan
tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002 dengan spesifikasi
pendidikan Jurusan Accounting.
Hobi yang disukainya yaitu backpero, mendaki menyelam, fotografi,
bird-watching, membaca dan tentu saja menulis. Dalam hal backpackers ia
menargetkan untuk menjelajahi empat sampai lima tempat yang berbeda di
setiap tahunnya karena menurutnya hal tersebut salah satu kegiatan yang
dapat membagun ide-idenya dalam berkarya. Salah satu tempat yang ingin ia
kunjungi dalam waktu dekat ini adalah Carstenz Pyramid karena ia sangat
ingin melihat secara langsung bukti sejarah Islam yang disebut-sebut sebagai
salah satu kota terindah di dunia itu.2
Meski pun setiap karya yang di hasilkan laku di pasaran dan
menjadi best seller.Namun Tere-Liye seperti menghindari dan menutupi
kehidupannya. Kalau penulis yang lain bias anya banyak menerima panggilan
acara baik itu berupa seminar tentang tips-tips menulis, bedah buku, works 2 http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-tere-liye.html diakses pada 22 april 2014
38
hop atau kegiatan yang lainnya terkait dunia tulis-menulis. Tapi tidak dengan
Tere-Liye.
Dari karya-karyanya Tere-Liye ingin membagi pemahaman bahwa
sebetulnya hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh
kebanyakan orang. Hidup adalah anugerah yang Kuasa dan karena anugerah
berarti harus di syu
kuri. “bekerja keras dan selalu merasa cukup, mencintai, berbuat baik
dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima kasih, maka Ia
percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman kita”. Itulah
sedikit kutipan yang penulis dapatkan, terkesan bahwa ia menegaskan syukuri
saja setiap apapun yang kita punya, baik itu berupa kekurangan terlebih kalau
itu suatu kelebihan.
Sungguh sangat istimewa, bahwa di negeri kita tercinta ini lahir
banyak penulis berkualitas. Serta dengan karya-karyanya tersebut telah
membuat negeri ini di kenal luas. Terlebih lagi Tere-Liye berasal dari
pedalaman Sumatera Selatan. Menjadikan nilai tambah sebagai nilai positif
untuk terus meneladani kepiawaiannya di dunia tulis-menulis.
Karya Tere-Liye biasanya mengetengahkan seputar pengetahuan,
moral dan agama islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi
nilai tambah bagi tiap novelnya. Justru Karena kesederhanaannya, tiap
membaca lembaran demi lembaran novelnya, kita seras amelihat di depan
mata apa yang Tere-Liye sedang sampaikan. Uniknya kita tidak akan merasa
39
sedang di gurui meskipun dari tulisan-tulisannya itu tersimpan pesan moral,
islam serta sosial yang penting.
Kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, dan kalau hati kita
sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai.
C. Karya-karya Tere-Liye
Tere-Liye telah menghasilkan 19 novel yang telah di tulisnya, dan
karyanya yang selalu di nanti para penggemarnya tak hayal kalu karyanya
selalu menjadi novel Best seller, berikut daftar novel karya Tere-Liye:
Tabel 1
Karya-Kaya Tere-Liye
Judul Novel Tahun Penerbit
Hafalan Shalat Delisa 2005
Kisah Sang Penandai 2005
The Gogons: James &
The Incredible Incident
2006
Moga Bunda Disayang
Allah
2006
Bidadari-Bidadari Surga 2008
Burliam (serial anak-anak
mamak, buku 2)
2009
Pukat (serial anak-anak
mamak, buku 3)
2010
40
Eliana (serial anak-anak
mamak, buku 4)
2011
Sunset Bersama Rose 2011
Ayahku (bukan)
Pembohong
2011
Sepotong Hati Yang
Baru
2012
Negeri Para Bedebah 2012
Kau, Aku & Sepucuk
Angpau Merah
2012
Berjuta Rasanya 2012
Amelia (Serial Anak-
anak mamak, buku 1)
2013
Negeri Diujung Tanduk 2013
Bumi 2014
41
Gambar 2
Karya-karya Tere-Liye3
Novel-novel yang telah di tulis oleh Tere-Liye banyak diantaranya
merupakan novel Best seller. Dan karya-karyanya pun telah banyak yang di
angkat ke layar lebar seperti, Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga,
dan Moga Bunda Disayang Allah. Tak hanya itu Novel Bidadari-Bidadari
Surga pun diangkat ke layar kaca di salah satu stasiun televisi swasta yakni
SCTV.
Novel yang penulis analisis adalah novel Bidadari-Bidadari Surga
salah satu novel andalannya, berikut profil tentang novel Bidadari-Bidadari
Surga:
Judul Novel : Bidadari-Bidadari Surga
Jumlah Halaman : 362 halaman
3 http://bourgelat.net/novel-karya-tere-19988-liye diakses pada 22 april 2014
42
Cetakan : PT. Gramedia, Jakarta
Penerbit : Republika
Penulis : Tere-Liye
Desain dan Isi Smpul : Eja-creative 14
Salah satu novel yang memberikan motifasi dan kecerahan bagi
wanita, sebagaimana epilog dalam novel tersebut “Wahai, wanita-wanita
yang hingga usia 30, 40, atau lebih dari itu, tetapi belum juga menikah
(mungkin karena keterbatasan fisik atau tak pernah “terpilih” di dunia yang
amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinilah, wanita-
wanita sesalehah sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah
berbagi, berbuat baik, dan bersyukur, kelak di hari akhir sengguh akan
menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari-
bidadari surga parasnya cantik luar biasa”.
43
BAB IV
PESAN DAKWAH DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA
KARYA TERE-LIYE
Analisis tentang isi pesan dakwah dalam novel Bidadari-Bidadari
Surga Karya Tere-Liye, menggunakan pedoman tiga kategori yakni:
Tabel 2
Kategori Pesan
No KATEGORI SUB KATEGORI
1 Pesan Akidah Iman Kepada Allah
Iman Kepada Malaikat Allah
Iman Kepada Kitab Allah
Iman Kepada Rasul Allah
Iman Kepada Hari Akhir
Iman Kepada Qadha dan Qadhar
2 Pesan Akhlak Akhlak Kepada Allah
Akhlak Kepada Manusia
3 Pesan Syariah Ibadah
Muamalah
Untuk menguatkan data tentang pesan dakwah yang terkandung dalam
novel Bidadari-Bidadari Surga, penulis mengadakan pengujian kepada tiga
orang ahli yang dianggap kredibel, yang terdiri dari: Yeyeh Mardiah. S.Ag,
lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (Guru), Herawati.S.Pd, lulusan
Universitas Negeri Yogyakarta (Guru), H. Abdul Razak.S.Ag, lulusan IAIN
Jakarta (Ustaz atau Ulama). Adapun hasil dari penjurian ini tidak
44
dimaksudkan untuk diuji secara statistik kuantitatif melainkan hanya sebagai
penguat data.
A. Pesan Dakwah Yang Terkandung Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga
Karya Tere-Liye
Pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga,
dapat terlihat dalam kalimat atau dialog kemudian di analisis secara detail,
dari 44 sub judul dalam novel Bidadari-Bidadari Surga, peneliti hanya
mengambil 6 sub judul dan telah dianalisis oleh tiga orang ahli yang telah
ditentukan.
Berikut ini adalah kandungan pesan dakwah dalam novel Bidadari-
Bidadari Surga Karya Tere-Liye:
1. Pesan Akidah
Kandungan pesan dakwah yang mengandung kategori Akidah
diantaranya adalah:
a. Iman Kepada Allah
Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung
iman kepada Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut:
“segeralah menikah…Dengan kebaikan Allah, tentu saja Mamak
akan segera sembuh, esok lusa mamak akan tetap bersama kita”
(Pernikahan Kedua dan Ketiga. P.34)1
Dari kalimat di atas kak Laisa memberikan ketegaran kepada
adik-adiknya, seperti kalimat yang terdapat pada dialog diatas
“...dengan kebaikan Allah” kalimat tersebut mengatakan keimanan
1Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 281
45
Kak Laisa kepada Allah, agar adik-adiknya tidak terlalu sedih atas
penyakit yang di derita Mamak, dan menyuruh adik-adiknya untuk
menyerahkan atas kesembuhan Mamak hanya kepada Allah SWT.
Seperti yang terkandung dalam HR. Bukhari dan Muslim yang
berbunyi: “tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa
penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama
dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan
daunnya”.
Begitu pula dengan pendapattiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada Allah.2
“Kau aneh sekali, Tere…selalu hanya memakan satu butir buah
strawberry setiap kali datang ke sini..dan selalu saja marasa wajib
untuk bilang sedah memetiknya… kau bagian dari keluarga ini,
anakku..”(Pernikahan Terakhir. P. 5)3
Dialog di atas pada kalimat “selalu saja merasa wajib untuk
bilang sudah memetiknya..” menunjukan Goughsky yang selalu
bilang untuk memakan makanan yang belum halal untuk dia makan,
walaupun hanya satu buah strawberry saja tapi tetap baginya wajib
untuk bilang dulu baru memakannya. Yang menunjukan kadar Iman
kepada Allah,Sebagaimana surah An-nahl: 114:
2Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak. 3Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 354.
46
Artinya: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada Allah.4
b. Iman Kepada Kitab Allah
Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung
iman kepada Kitab Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai
berikut:
“Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al
Waqiah:22). Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-
kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi jelita (Ar
Rahman: 70)” (Bidadari-Bidadari Surga. P. 33)5
Dalam kalimat di atas Mamak bercerita tentang bidadari-bidadari
surga kepada anak dan cucu-cucunya, Mamak bercerita sesuai dengan
apa yang ada di dalam Al-Quran yang menandakan bahwah mamak
beriman dan mempercai dengan apa yang telah terkandung dalam kitab
Allah.
4Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak. 5Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 337
47
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.6
“andaikata ada seorang wanita penghuni surga mengintip ke bumi,
niscaya dia menerangi ruang antara bumi dan langit. Dan niscaya
aromanya memenuhi ruang antara keduanya. Dan sesungguhnya
kerudung di atas kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya
(Hadits Al Bukhari)”. (Bidadari-Bidadari Surga. P. 34)7
Pada kalimat di atas, Mamak yang senang sekali menceritakan
tentang cerita Bidadari-Bidadari Surga yang juga di gemari oleh anak-
anaknya sampi cucuk-cucuknya, tetapi apa yang Mamak ceritakan
kepada mereka buka sekedar cerita fiksi, melainkan cerita berdasarkan
hadits. Itu menunjukan bahwa Mamak beriman dengan kitab Allah dan
juga selalu mengajarkan kepada anak dan cucuknya tentang apa yang
telah tertulis di dalam kitab Allah.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, dan Herawati. S.Pd mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.8
“Suara mamak berkata lembut terniang di telinganya: bidadari-
bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan
baik (Ash-Shaffat:49)”. (Bidadari-Bidadari Surga. P. 37)9
6Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak 7Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 337-338 8Yeyeh Mardiah dan Herawati. 9Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 338
48
Mamak yang sedang mendoakan anaknya Laisa yang terbaring
sakit, agar menjadi bidadari surga di akhirat kelak sebagaimana yang
telah tertulis dalam Al-Quran.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakatt bahwa dialog
tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.10
c. Iman Kepada Rasul Allah
Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung
iman kepada Rasul Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai
berikut:
“Mamak menyempatkan diri lima belas menit hingga setengah jam
bercerita tentang Nabi-Nabi, sahabat Rasul, tentang keteladanan
manusia” (Bidadari-Bidadari surga. P. 25)11
Pada kalimat“bercerita tentang Nabi-Nabi, sahabat Rasul” di
atas menunjukan Mamak yang selalu menyempatkan dirinya untuk
bercerita tentang ketauladanan para Nabi, dan sahabat Rasul yang
memiliki sifat dan akhlak yang mulia, dan berharap agar anak-anaknya
kelak memiliki sifat ketauladanan para Nabi dan Rasul.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan iman kepada Rasul Allah.12
d. Iman Kepada Qadha dan Qadhar
10Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak 11Bidadari-Bidadari Surga. Hal.335 12Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak
49
Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung
iman kepada Qadha dan Qadhar dapat dibaca dari cuplikan novel
sebagai berikut:
“ Kita memang tidak akan pernah tahu…tidak pernah bisa
menebak, menduga…tetapi suatu hari nanti, salah satu dari
anggota keluarga yang amat kita cintai pasti akan pergi. siap atau
tidak…”(Pernikahan Kedua dan Ketiga. P. 31)13
Pada kalimat“tidak akan pernah tau, tidak pernah bisa
menebak, menduga...”di atas adalah potongan nasihat yang di katakan
Kak Laisa kepada adik-adiknya, yang menunjukan bahwa Kak Laisa
menganjurkan kepada adik-adiknya agar beriman kepada ketetapan
yang telah Allah tuliskan untuk hambanya, seperti dalam Hadits
Bukhari yang berbunyi: “Milik Allah yang diambil-Nya, dan milik
Allah yang diberikan-Nya, kesemuanya telah ditakdirkan ajalnya, maka
hendaklah engkau bersabar dan mengharap memperoleh pahala”.
Begitu pula dengan pendapat H. Abdul Razak S.Ag menyatakan
sepakat bahwa dalog tersebut mengandung pesan iman kepada Qadha
dan Qadhar.14
“Kau tahu, seperti yang kakak bilang dulu, jodoh ada di tangan
Allah. Mungkin dalam urusan ini kaka tidak seberuntung
13Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 280 14H. Abdul Razak
50
dibandingkan dengan memiliki adik-adik yang hebat seperti
kalian..” (Sesederhana Itu. P. 15)15
“Sekarang usiaku tiga puluh empat tahun, tapi apa yang harus
kakak lakukan?Itu semua ada di tangan Allah, yang lebih penting
aku pikirkan, dengan sisi waktu yang mungkin tidak sedikit lagi,
apakah masih berkesempatan melakukan banyak hal di lembah
ini” (Sesederhana itu. P. 16)16
Dua kalimat di atas “jodoh ada di tangan Allah dan itu semua
ada di tangan Allah”yang menyatakan Kak laisa yang sudah berkepala
tiga tetapi belum juga mendapatkan pasangan hidupnya,saat ini Kak
Laisa hanya bisa pasrah menyerahkan jodohnya hanya kepada Allah.
Kak Laisa percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik kepada
hamba-Nya yang ikhlas.Dan Kak Laisa percaya akan takdir yang telah
Allah menuliskan untuknya, sebagai mana hadits riwayat Tirmidzi:
“Umar bin Abdullah berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
Allah telah menetapkan ukuran-ukuran (takdir) 500 tahun sebelum dia
menciptakan langit dan bumi”.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan iman kepada Qadha dan Qadhar.17
15Bidadari-Bidadari Surga. Hal 220 16Bidadari-Bidadari Surga. Hal.220 17Yeyeh Mardiyah dan H. Abdul Razak
51
2. Pesan Akhlak
Kandungan pesan dakwah yang mengandung kategori Akhlak
diantaranya adalah:
a. Akhlak Kepada Allah
Adapun paragraf atau dialog dalam novel yang mengandung
akhlak kepada Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut:
“Bahkan gadis keturunan yang sekarang sudah berkerudung itu
sudah dianggap Mamak menjadi anggota keluarga” (Kau Tidak
Harus Menunggu. P. 1)18
Dalam kalimat “sekarang sudah berkerudung” di atas
mengandung makna bahwasannya sebagai muslimah harus menutup
auratnya sebagai tanda imannya kepada Allah. Sebagai mana surah Al-
Ahzab ayat 59 yang artinya: “Wahai Nabi. Katakanlah kepada istri-
istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang mukmin, hendaklah
mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.Yang demikian
itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak
diganggu”.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Herawati
S.Pd dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut
mengandung pesan akhlak kepada Allah.19
18Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 203 19Herawati dan H. Abdul Razak
52
“Selepas isya tadi, habis melakukan syukuran besar d rumah,
lulusnya Ikanuri dan Wibisana” (Kau Tidak Harus Menunggu. P.
6)20
Pada kalimat di atas “melakukan syukuran” menunjkan
bahwa mereka melakukan perbuatan yang di lakukan oleh manusia
sebagai makhluk Allah. Ikanuri dan Wibisana melakukan syukuran
karena mereka yakin hanya kepada Allah lah mereka meminta dan
selalu menyucap syukur atas apa yang telah mereka perbuat, seperti
hadits riwayat At-Turmudzy yang artinya “...apanila kamu ingin
meminta sesuatu, maka mintalah kepada Allah...”
Begitu pula dengan pendapat H.Abdul Razak. S.Ag yang
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan akhlak kepada
Allah.21
“ Ya Allah terimakasih atas segalanya… Ya Allah, Lais sungguh
dengan segala keterbatasan ini, dengan segala takdir-Mu. Karena,
karena kau menggantinya dengan adik-adik yang baik…”
(Pernikahan Terakhir. P. 31)22
Pada kalimat di atas “Ya Allah terimakasih atas segalanya...”
kak Laisa yang bersyukur kepada Allah bahwa di selama hidupnya, ia
mendapatkan adik-adik yang sangat baik kepadanya dan mencintainya
walaupun dengan keterbatasan yang dia miliki selama ini. Sebagai
mana dalam Al-Quran surah Ibrahim ayat 7 yang artinya: “ Dan
20Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 204 21H. Abdul Razak. 22Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 359
53
(ingatlah juga), takala tuhan mu memaklumkan. “sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (ni’mat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan akhlak kepada
Allah.23
“Kakak sendiri yang bilang jodoh itu di tangan Allah.Hanya soal
waktu, jadi biarkan Dali terus berusaha.Semoga akhirnya jodoh
kakak datang” (Perjodohan-Perjodohan. P. 9)24
Pada kalimat diatas“Kakak sendiri yang bilang jodoh itu di
tangan Allah, hanya soal waktu” menunjukan bahwa kita sebagai
manusia hendaknya berfikir baik tentang Allah.Memasrahkan semua
kepada Allah karena Allah yang mengatur kehidupan manusia dan
Allah tau mana yang terbaik untuk hambanya, tetapi dengan catatan
seorang manusia harus sungguh-sungguh mencari yang terbaik untuk
dirinya. Sebagai mana hadits yang artinya: “Barangsiapa yang Allah
menghendaki kebaikan baginya, maka Allah akan fahamkan dia dalam
agamanya”.
Begitu pula dengan pendapat Herawati S.Pd yang sepakat
bahwa dialog tersebut mengandung pesan akhlak kepada Allah.25
23Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak 24Bidadari-Bidadari Surga. Hal.239
54
b. Akhlak Kepada Manusia
Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung
akhlak kepada Manusia dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai
berikut:
“Ya Allah, Kak Laisa memang seriang itu menanggapi segala
keterbatasan hidupnya.Bagi kak Laisa adik-adiknya jauh lebih
penting” (Sesederhana Itu. P. 18)26
Dalam kalimat“bagi Kak Laisa adik-adiknya jauh lebih
penting”Dalimonte yang sangat menyadari bahwa kak Laisa yang
sangat menyayangi adik-adiknya sehingga segala keterbatasan yang
ada pada dirinya sendiri dia tidak menanggapinya dengan serius karena
dalam hidupnya adik-adiknya lah yang terpenting dalam
kehidupannya. Segaimana Hadits yang artinya “Empat macam diantara
sunah-sunah Rosul yaitu: berkasih sayang, memakai wewangian,
bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi)
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, herawati
S.Pd dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dalog tersebut
mengandung pesan akhlak kepada manusia.27
“ Sementara Cie Hui memijat kaki Mamak yang juga rebahan di
kursi panjang dekat ranjang” (Kau tidak Harus Menunggu.
P.21)28
25Herawati 26Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 221 27herawati dan H. Abdul Razak 28Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 208
55
Kalimat di atas “memijat kaki Mamak” menunjukan rasa
kasih seorang anak kepada ibu, yang saat itu dalam keadaan letih,
berbaik hati pada ibu adalah ajaran para Nabi, Nabi Isa As.
Menyatakan “Allah telah mewasiatkan kepadaku agar berbaik hati
pada ibuku” (QS. 19:23).
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Herawati.
S.Pd dan H. Abdul Razak. S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut
mengandung pesan akhlak kepada manusia.29
“Maafkan Dali yang keras kepala” (Sesederhana itu. P. 4)30
Kalimat di atas “maafkan” menunjukan akhlak terpuji kepada
sesama manusia, karena sebagaimana di ungkapkan sebuah hadits
Nabi, Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW,
“barangsiapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik
menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, sebelum dinar dan
dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (kelak) jika ia memiliki amal
saleh, akan di ambil darinya seukuran kezalimannya. Dan jika dia tidak
mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara
(yang dizalimi) kemudian dibenankan kepadanya” (HR. Al-Bukhari)
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Herawati.
S.Pd dan H. Abdul Razak. S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut
mengandung pesan akhlak kepada manusia.31
29Herawati dan H. Abdul Razak. 30Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 218 31Herawati dan H. Abdul Razak.
56
“ untuk Mamak, yang setiap malam berdoa buat Yash dan kami...
yang doanya mungkin saja telah membuat langit diaduk-aduk...”
(Perjodohan-Perjodohan. P. 12)32
“...untuk Kak Laisa yang selalu menepati janji... tidak pernah
datang terlambat buat kami..” (Perjodohan-Perjodohan. P. 14)33
Dua dialog di atas “untuk Mamak, yang setiap malam
berdoa buat Yash dan selalu menepati janji, tidak pernah datang
terlambat” merupakan ungkapan terimakasih Yash kepada Mamak
yang dengan ikhlasnya mendoakannya dengan tiada lelah,dan
ungkapan terimakasih untuk Kak Laisa yang telah menjadi Kakak
yang baik, yang selalu menepati janji-janjinya dan selalu datang tepat
waktu untuk adik-adiknya. Sebagaimana seorang muslim seharusnya,
Yash banyak belajar dari Kak Laisa, apa yang di lakukan Yashinta di
atas panggung saat wisuda S1 nya itu merupakan akhlak kepada
manusia yang di tunjukan untuk Mamak dan Kak Laisa.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan akhlak kepada
manusia.34
32Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 240 33Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 241 34Yeyeh Mardiah, Herawati dan H. Abdul Razak.
57
“Kak Laisa bahkan tega mempermalukan diri sendiri agar adik-
adiknya tidak mendapat malu, Kak Laisa bekerja keras di masa
kecilnya demi adik-adiknya” (kau tidak Harus menunggu. P. 10)35
Kalimat di atas “Kak Laisa berkerja keras di masa kecilnya
demi adik-adiknya”menunjukan rasa cinta dan kasih sayang seorang
kakak terhadap adik-adiknya, karena bagai manapun seorang kakak
harus menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya, Kak Laisa patut di
contoh.Dalam hadist tertulis yang artinya “Semua makhluk itu
keluarga. Mereka yang paling disayangi Allah adalah yang paling
bermanfaan bagi keluarganya.”
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan akhlak kepada
manusia.36
3. Pesan Syariah
Kandungan pesan dakwah yang mengandung kategori Syariah
diantaranya adalah:
a. Ibadah
Pesan dakwah yang mengandung kategori Ibadah diantaranya
adalah:
35Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 205 36Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak.
58
“ Cie Hui menyerahkan mukenah kecil. Ketiga gadis kecil itu
sudah kembali dari kamar mandi. Wudhu” (Perjodohan-
Perjodohan. P. 4)37
Kalimat di atas“menyerahkan mukenah kecil” menunjukan
bahwa keteladanan orang tua dalam mendidik anak khususnya dalam
hal ibadah seperti sholat telahdi ajarkan sejak dini agar kelak mereka
dewasa akan terbiasa dan akan membentuk akhlak yang baik dan
menjadi anak yang sholehah.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan ibadah.38
“Lihatlah, Wak Laisa ternyata shalat sambil duduk,
bersandarkan bantal-bantal” (Perjodohan-Perjodohan. P. 8)39
Dialog di atas “shalat sambil duduk” merupakan
perkataan Intan yang melihat Wak Laisa waalaupun sedang sakit tetapi
tetap shalat walaupun sambil duduk, Hal ini merujuk pada sabda
Rasulullah SAW tentang sholat orang sakit yang artinya “ Jika kuasa
seseorang sholatlah dengan berdiri, jika tidak kuasa sholatlah sambil
duduk, jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja dengan kepalanya,
tetapi hendaklah sujudlah lebih rendah dari pada rukunya, jika ia tidak
kuasa sholat sambil duduk, sholatlah ia dengan berbaring ke sebelah
37Bidadari-Bidadari Surga. Hal.238 38Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak. 39Bidadari-Bidadari Surga. Hal.239
59
kanan menghadap kiblat, jikat tidak kuasa juga maka sholatlah dengan
terlentang kedua kakinya kearah kiblat” (HR. Ad-Daruquthni).
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa
dialog tersebut mengandung pesan ibadah.40
“05.30, masih sempat untuk shalat shubuh_” (Bidadari-Bidadari
Surga. P. 5)41
Kalimat di atas “masih sempat untuk Shalat” adalah kalimat
yang di ucapka Yashinta saat beberapa jam pingsan saat jatuh di lereng
gunung. Dan saat ia sadar akan kewajibannya sebagai seorang
muslimah untuk menunaikan sholat. Seperti apa yang tertulis dalam
QS. Al Baqarah: 277:
Artinya “sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa
dialog tersebut mengandung pesan ibadah.42
40Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak. 41Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 332 42Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak.
60
“Ya Allah, jadikan Lais salah satu bidadari-bidadari surga...”
(Bidadari-Bidadari Surga. P. 38)43
Kalimat di atas merupakan doa Laisa kepada Allah pada saat
Lais mendengarkan cerita Mamak, Lais sangat yakin bahwa doanya di
dengan Allah, sebagaimana HR. At Turmudzy yang artinya “...Apabila
kamu ingin minta sesuatu, maka mintalah kepada Allah...”
Begitu pula dengan pendapat H. Abdul Razak S.Ag yang
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan ibadah.44
“Selepas shubuh, meski penat karena dua jam memasak gula aren
di dapur, seusai shalat shubuh bersama, mengaji bersama”
(Bidadari-Bidadari Surga. P. 25)45
Kalimat di atas“shalat subuh bersama, mengaji bersama”
menunjukanwalaupunmamak penat atau lelah karena aktifitasnya
tetapi Mamak yang tidak menjadikan alasan aktifitas dunianya sebagai
penghambat aktifitas akhiratnya bersama-sama dengan anak-
anaknya.Hal tersebut sangat penting dalam rangka memberikan contoh
tauladan bagi anak-anaknya.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag
merekasepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan ibadah.46
43Bidadari-Bidadari Surga. Hal 338 44H. Abdul Razak. 45Bidadari-Bidadari Surga. Hal.335 46Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak.
61
“suara orang mengaji di surau terdengar, menunggu saat azan
magrib setengah jam lagi, ayat-ayat itu terdengar menyenangkan”
(Pernikahan Terakhir. P. 4)47
Kalimat di atas “mengaji di surau”merupakan kalimat ibadah
di mana mengaji di surau (masjid) merupakan prilaku yang sangat
terpuji dan amalan yang baik yang sangat di sukai Allah, sebagaimana
QS. Al An’aam:160 yang artinya “Barang siapa membawa amal baik,
maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya...”
Begitu pula dengan pendapat H. Abdul Razak S.Ag yang
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan ibadah.48
“Laisa sejak umur dua belas tahun, terbiasa bangun jam tiga
shubuh.Shalat malam bersama mamak, lantas membantu di
dapur” (Bidadari-Bidadari Surga. P. 26)49
Kalimat di atas“Shalat subuh bersama Mamak” menunjukan
bahwa Mamak telah menanamkan kebiasaan taat dalam beribadah
kepada anaknya khususnya Laisa. Hal tersebut merupakan upaya orang
tua untuk memdidik anaknya sebaik mungkin, dan mamak telah
berhasil di lihat dari Laisa yang telah terbiasa bangun walau tanpa di
suruh untuk sholat malam.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiyah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan ibadah.50
47Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 354 48H. Abdul Razak. 49Bidadari-Bidadari Surga. Hal.336
62
b. Muamalah
Pesan dakwah yang mengandung kategori Muamalah
diantaranya adalah:
“Lihatlah, Yashinta dengan rambut tergerai panjang, mata hitam
indah dan tubuh tinggi semampai.Amat kontras dengan
KakLaisa, gadis itu juga tumbuh dengan pemahaman yang baik
atas hidup, mencintai kehidupan sekitar.Menghabiskan waktu
dengan kegiatan mendaki gunung, menyelami lautan, konservasi
alam” (Kau Tidak Harus Menunggu. P. 8)51
“Kecintaannya atas alam tumbuh subur sejak melihat anak
berang-berang.Dan sejak kecil Yashinta sudah belajar dari guru
terbaiknya soal mengenal alam” (Perjodohan-Perjodohan. P. 17)52
Dua kalimat di atas“mencintai kehidupan sekitar dan
kecintaannya atas alam” kecintaan Yashinta terhadap lingkungan
dan alam melalui kegiatan yang di lakukan Yashinta tersebut hal itu
patut di contoh atau di teladani karena Rasulullah dengan para
sahabatnya juga menjaga lingkungan yang dapat kita lihat dalam dari
tauladan dalam hal kesederhanaan hidup rasul artinya Rasulullah
senantiasa menjaga agar tidak terlalu berlebihan seperti makan dan
minum di saat lapar dan dahaga, sehingga dari hal yang sederhana, nila
dapat di praktikan manusia kini akan dapat mengurangi tumpukan
50Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak. 51Bidadari-Bidadari Surga. Hal.205 52Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 241
63
sampah. Karena manusia kebanyakan tidak dapat menjaga hawa
napsunya untuk sekedar makan walaupun tidak dalam keadaan lapar,
sehingga dari situ sudah menimbulkan limbah sampah.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka mengatakan pendapat
bahwa dialog tersebut mengandung pesan muamalah.53
“Kak Laisa menghabiskan malam dengan berpikir tentang
sekolah adik-adiknya.Bagaimana mencari uang agar adik-adiknya
tidak putus sekolah.Membantu Mamak yang setiap hari
terpanggang matahari di ladang” (Kau Tidak Harus Menunggu.
P. 13)54
Dalam kalimat di atas“bagaimana mencari uang agar adik-
adiknya tidak putus sekolah” di simpulkan bahwa Kak Laisa sangat
memikirkan keadaan ekonomi keluarga yang sejak kecil di tinggalkan
oleh sang ayah, dan Kak Laisa harus membantu Mamak menjadi
tulang punggung keluarga untuk membiayai sekolah adik-adiknya.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag dan Herawati S.Pd mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan mualamah.55
“pengajian Yasin di ruang depan dan surau di hentikan, besok
disambung lagi” (Perjodohan-Perjodohan. P. 2)56
Kalimat di atas “pengajian Yasin” menunjukan kepedulian
53Yeyeh Mardiah dan H. Abdul Razak 54Bidadari-Bidadari Surga.Hal. 206 55Yeyeh Mardiah. dan Herawati. 56Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 237
64
sesama terhadap Laisa yang sedang sakit untuk membacakan Yasin di
rumah maupun di masjid, hal tersebut merupakan tindakan muamalah
yang mengatur hubungan manusia dengan sesama.
Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag, Herawati. S.Pd dan H. Abdul Razak S.Ag mereka
sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan muamalah.57
“Hidup kakak sudah amat indah tanpa perlu memikirkan hal-hal
itu, melihat kalian tumbuh dewasa, dengan segala kesempatan
hebat.Itu sudah amat membahagiakan kakak, melihat anak-anak
lembah berkesempatan sekolah, kehidupan mereka yang lebih
baik dengan perkebunan strawberry ini, itu sudah lebih dari
cukup” (Sesederhana Itu. P. 14)58
Kalimat di atas “melihat anak-anak lembah berkesempatan
sekolah” menunjukan Laisa bukan hanya memikirkan kekuarga
maupun adik-adiknya saja tetapi dia juga memikirkan bagaimana nasib
lembah, anak-anak lembah dengan membangunkan sekolah agar masa
depan warga lembah akan lebih baik di bandingkan waktu ia kecil
dulu. Sejalan dengan sabda Rasulullah yang artinya “siapa yang
meringankan beban sesama muslim, maka Allah akan meringankannya
di dunia dan akhirat.” (HR. Bukhari-Muslim)
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog
57Yeyeh Mardia dan H. Abdul Razak. 58Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 219
65
tersebut mengandung pesan muamalah.59
“Kalian sejak kecil dulu sudah amat membanggakan Mamak dan
Kakak, lihat kincir air itu, Dali yang buat. Tanpa itu, tidak aka
nada perkebunan strawberry sekarang, tidak aka nada lampu-
lampu… kehidupan warga kampong yang lebih
baik…”(Sesederhana Itu. P.9)60
Kalimat di atas“kehidupan warga kampung yang lebih
baik” kalimat itu menunjukan Kak Laisa yang bangga atas apa yang
telah di lakukan adiknya dalimunte sejak kecil dulu, dengan
perhitungannya bocah kecil itu dapat membuat konsep lima kincir air
dari sungai ke desa atas. Apa yang telah dilakukannya tidak sia-sia
walaupun dulu banyak yang meremehkannya, tapi sekarang kincir air
itu sangat berguna untuk warga lembah dan sangat membantu
perekonomian warga lembah.
Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh
Mardiah S.Ag dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog
tersebut mengandung pesan muamalah.61
B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Novel Bidadari-Bidadari
surge Karya Tere-Liye
Berikut ini adalah pesan dakwah yang paling dominan dalam novel
Bidadari-Bidadari Surga karya Tere-Liye.
59Yeyeh Mardiah dan H. Abdul Razak. 60Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 218 61Yeyeh Mardiah dan H. Abdul Razak.
66
1. Pesan Syariah
Pesan yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan syariah.
Di mana pesan syariah itu adalah berhubungan erat dengan amal lahir
dalam rangka mentaati semua peraturan Allah, guna mengatur hubungan
antar manusia dengan tuhannya begitu pula pergaulan hidup dengan
manusia
Berdasarkan hasil pengujian dari tiga orang ahli yakni, Yeyeh
Mardiah. S.Ag, Herawati. S.Pd dan H. Abdul Razak. S.Ag., dan setelah
diuji secara sistematik pada pesan syariah yang terdiri dari ibadah dan
muamalah, terdapat 14 dialog dari 6 sub yang telah di tentukan.
Pesan syariah yang sering muncul adalah pertama, muamalah, yang
di gambarkan lewat tokoh Laisa.Laisa memikirkan bagaimana adik-
adiknya sekolah hingga dapat berguna di luar sana, membuatkan sekolah
untuk anak-anak warga lembah Lahambay sehingga kehidupan lembah
maju dan mendirikan perkebunan strawberry sehingga memperbaiki
perekonomian keluarga dan warga lembah. dan kedua ialah ibadah, yang
ditunjukan oleh Mamak yang selalu mengajarkan pada anak-anaknya
untuk selalu sholat, mengaji secara bersama-sama dan tak lupa Mamak
yang selalu menceritakan tentang kisah tauladan para nabi agar puta-
putrinya memiliki sifat demikian.
2. Pesan Akhlak
67
Pesan akhlak terletak pada posisi dua setelah syariah, Berdasarkan
hasil pengujian dari tiga orang ahli yakni, Yeyeh Mardiah. S.Ag,
Herawati. S.Pd dan H. Abdul Razak. S.Ag., dan setelah diuji secara
sistematik pada pesan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah dan
akhlak kepada manusia, terdapat 10 dialog dari 6 sub yang telah di
tentukan.
Pesan akhlak yang sering muncul ialah pesan yang masuk kedalam
kategori akhlak terhadap manusia, yakni sikap budi pekerti, tingkah laku
atau tabiat Laisa terhadap adik-adiknya dan sebaliknya adik-adiknya
terhadap Kak Laisa. Begitu pula akhlak manusia terhadap allah, yang di
tunjukan oleh Kak Laisa yang sangat ikhlas dan sabar dengan takdir Allah
yang di tunjukan bkan hanya dengan kata-kata tetapi juga perbuatan.
3. Pesan Akidah
Pesan akidah terletak pada peringkat terakhir setelah syariah dan
akhlak, Berdasarkan hasil pengujian dari tiga orang ahli yakni, Yeyeh
Mardiah. S.Ag, Herawati. S.Pd dan H. Abdul Razak. S.Ag., dan setelah
diuji secara sistematik pada pesan akidah yang terdiri dari iman kepada
Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Rasul, iman kepada Kitab,
iman kepada hri akhir dan iman kepada Qadha dan Qadhar. Terdapat 9
dialog dari 6 sub yang telah di tentukan.
Pesan akidah yang sering muncul ialah pesan yang masuk kedalam
kategori iman kepada Qadho dan Qadhar, yakni peran Laisa yang sanagat
percaya dan yakin akan ketepatan Allah dengan jodohnya, yang hingga
68
saat ia berumur 30 tahun belum juga mendapatkan pasangan dan Laisa
percaya akan takdir yang telah Allah menuliskan untuknya.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga
terdapat tiga kategori yang masing-masing kategori memiliki sub kategori.
Yakni, pesan akidah yang terdiri dari iman kepada Allah, iman kepada
Malaikat, iman kepada Rasul, iman kepada kitab, iman kepada hari akhir
dan inam kepada Qadha dan Qadhar, pesan akhlak yang terdiri dari akhlak
kepada Allah dan akhlak kepada manusia, dan pesan ayariah yang terdri
dari ibadah dan muamalah.
2. Pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga
dari 6 sub judul yang di pilih, pesan syariahlah yang paling dominan yakni
memiliki 14 dialog, pesan akhlak memiliki 10 dialog dan pesan akidah
memiliki 9 dialog.
B. Saran-Saran
Fiksi remaja di Indonesia cenderung didominasi oleh tema-tema
percintaan yang mengarah pada pergaulan bebas. Hal it tentu saja kurang
sehat bagi perkembangan mental generas muda. Seharusnya fiksi remaja
yang bertemakan Islam yang hadir sebagai pembawa angin segar.
Contohnya kemunculan karya-karya Tere-Liye yang sarat mengandung
novel Islami
69
Pada era revormasi sekarang ini yang ditandai maraknya media
masa dan alat pembentuk opini publik, para mubaligh, aktifis dakwah, dan
umat Islam pada umumnya yang memang terkena kewajiban secara syari
melakukan dakwah, harus mampu memanfaatkan meda masa untuk
melakukan dakwah bil Qalam. Dakwah bil Qalam juga merupakan senjata
kita dalam melakukan serbuan dalam pemikiran (Al-ghazwul fikri) pihak
yang hendak merusak aqidah, pemikiran, dan prilaku Islami umat Islam
melalui media masa memang alat efektif untuk membentuk opini publik,
bahkan bisa mempengaruhi orang secara kuat.
Para sastrawan sebagaipengarang karya sastra sekaligus bisa
menjadi seorang da’i dengan menungkatkan perhatiannya dalam usaha
mencerdaskan pembacanya lewat karya-karya yang berkualitas dan
mendidik dan mengoptimalkan penggunaan metode cerita yang merupakan
salah satu metode dakwah yang digali dari ajaran Al-Quran maupun
Hadits. Kemunculan beberapa novel Islami seharusnya tidak hanya sekedr
dibaca, lebih penting lagi adalah ditindak lanjuti dalam perbuatan karena
harus ada upaya agar umat Islam kembali mencintai ilmu dan dapat
memberikan pencerahan dan orang tua sebagai contoh yang pertama dan
utama dalam keluarga, mengoptimalkan perhatian dan pengawasannya
terhadap anak-anaknya sehingga terhindar drai bacaan maupun tontonan
serta segala hiburan yang tidak memdidik.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007, cet. Ke-1.
Asep Kusnawan, Asep, Berdakwah Lewat Tulisan,Bandung: Mujahid, 2004.
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992, cet. Ke-1.
Bulaeng, Andi, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjamahannya, Depok, Cahaya Quran, 2008.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahannya, Surabaya: Penerbit Cv. Jaya Sakti, 1989.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, edisi ke-3.
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana 2011, cet. Ke-1.
Guntur Tarigan, Henri, Prinsip-Prinsip Dasar Kritik Sastra.
Kasman, Suf, JURALISME UNIVERSAL Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Quran dalam Quran, Bandung: PT. Mizan Media Utama, 2004, cet. ke 4.
Lubis, Nabilah, Naskah Teks dan Metodologi Penelitian Filologi, Jakarta : penerbit Yayasan Media Alo Indonesia, 2001, Cet ke-2.
Mohammad, Najid, Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi, Surabaya: University Perss, 2003.
Nasution, Drs. Zulkarimein M.Sc, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002) cet, ke-3.
71
Nata, Abuddin, Akhlak tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Nugiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995, cet. Ke-1.
Nurgiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakrta : Gajahmada University Press, 1995, Cet. Ke-1.
R. Holsty et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder Kindzay & Billiot Aronson, Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969.
Saleh, E. Hasan, Stadi Islam Di Perguruan TinggiPembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, Jakarta: ISTN, 2000, h.55
Saputra, Drs. Wahidin M.A, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. 1.
Subardjo, Jakob, Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis Novel dan Cerpen, Bandung: Pustaka Latifah, 2004.
Suhendi, Hendi, Fiqqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, edisi 1-3.
Sumadirja, As Haris, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana,Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005, cet. Ke 2
Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M, Apreiasi Kesustraan, Jakarta: Gramedia, 1986, cet. Ke-1.
Syamsul, Asep, Romli, Muhammad, SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung 2003, cet. Ke-1.
Syukir, Asumsi, Dasar-Dasar Strategi Dakwah islam. Surabaya: Al-Ikhlas,1983.
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987, cet. Ke-1.
Uchjana Efendi, Onong,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, cet. Ke 8.
Z, Dr.Hj.Zurinal, dan Aminuddin,M.Ag, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitiaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2008.
72
Internet
http://bppmpsikomedia.wordpress.com/2013/06/29/tere-liye-undang-antusiasme-
masyarakat
http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-tere-liye.html
http://bourgelat.net/novel-karya-tere-19988-liye
Iman Kepada Allah
Iman Kepada
Malaikat
Iman Kepada Kitab
Iman Kepada Rasul
Iman Kepada
Hari Akhir
Iman Kepada Qadha
dan Qadhar
Akhlak Kepada Allah
Akhlak Kepada Manusia
Ibadah
Mu-amala
h
1 √2345678 √910 √111213 √141516171819202122232425123456789 √10
Akidah
2
Kau Tidak Harus
Menunggu
Sesederhana itu
1
TABEL KALIMAT ATAU DIALOG YANG MENGANDUNG UNSUR PESAN DAKWAH, PADA NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA
KARYA TERE LIYE
Akhlak Syari'ahNo. JudulParagraf ke
Kategori Pesan Dakwah