ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI KARYA
SISWA KELAS X
SMA NEGERI 9 KOTA TANGERANG DAN
IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA
PORPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana
dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Oleh
NAMA : Sri Amelia
NIM :1688201130
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Nama Mahasiswa : Sri Amelia
NIM :1688201130
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Gaya Bahasa pada Puisi Karya Siswa Kelas
X SMA NEGERI 9 Kota Tangerang dan Implikasinya
pada Pembelajaran Sastra
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti sidang proposal
skripsi.
Tangerang, Mei 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan:
Pembimbing I,
Dr. Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S. NBM. 819887
Pembimbing II,
Ismalinar, SS., M.Pd.
NIDN. 0404035501
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM. 104 4914
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Sri Amelia
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201130
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jenhang Studi : S1
Judul Skripsi : Analisis Gaya Bahasa pada Puisi Karya Siswa Kelas X
SMA Negeri 9 Kota Tangarang dan Implikasinya pada
Pembelajaran Sastra
Tanggal sidang proposal : Mei 2020
Tangerang, Mei 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan:
Pembimbing I,
Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS
NBM: 819887
Pembimbing II,
Ismalinar, SS., M.Pd
NIDN. 0404035501
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM: 104 4914
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Sri Amelia
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201130
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “ Analisis Gaya Bahasa pada
Puisi Karya Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan Implikasinya pada
Pembelajaran Sastra” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan
bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal
tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari piham lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang, 04 Mei 2020
Sri Amelia
NIM. 1688201130
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis menyampaikan puji dan syukur kepada Allah Swt.
Atas rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
keluarganya, para sahabatnya. Rasulullah yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliah menuju era literasi.
Banyaknya hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini. Namun, berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya, kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Tanpa itu semua penulis
tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang;
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sekaligus selaku
Dosen Pembimbing I yang sudah membantu dan meluangkan waktu dan
arahan sebaik mungkin dalam membimbing dalam penyusunan proposal
skripsi ini;
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyan Tangerang;
v
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang;
6. Ismalinar, S.S, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan proposal
skripsi ini;
7. Teman-teman seperjuangan khususnya B1 dan A2 jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 yang selalalu berjuang
bersama dan mendukung hingga proses semester akhir ini;
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan baik moril maupum material demi
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca semuanya. Aamiin.
Tangerang, 04 Mei 2020
Sri Amelia
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Fokus Masalah ....................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
F. Istilah ...................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 7
A. Menulis Puisi .......................................................................................... 7
B. Puisi ......................................................................................................... 8
1. Pengertian Puisi ......................................................................................... 8
2. Unsur-unsur Puisi ............................................................................. 10
vii
3. Tujuan dan Fungsi Puisi ............................................................................. 14
C. Gaya Bahasa .......................................................................................... 16
1. Pengertian Gaya Bahasa ....................................................................... 16
2. Jenis- jenis Gaya Bahasa Perbandingan ............................................. 17
D. Pendekatan Strukturalisme .................................................................... 21
E. Pembelajaran Sastra ............................................................................... 22
F. Penelitian Relevan ................................................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 28
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ........................................................ 30
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 31
E. Instrument Penelitian ........................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34
G. Keabsahan Data .................................................................................... 35
1. Keterpercayaan penelitian (Credibility) .................................................. 35
2. Keteralihan (Transferability) .................................................................. 36
3. Kebergantungan (Dependability)............................................................ 36
4. Kepastian (Objectivitas) ......................................................................... 37
viii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38
LAMPIRAN..................................................................................................................... 40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 40
ix
DAFTAR TABEL
Table 3.1: Waktu Penelitian ……….......…………………………………….......29
Table 3.2: Instrumen Penelitian……………………………………………….…34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu proses seseorang mendapatkan ilmu
pengetahuan. Jika seseorang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan atau ingin
mengembangkannya, seseorang tersebut akan mendapatkannya melalui
pendidikan. Banyak lembaga-lembaga pendidikan yang tersedia, di antaranya
pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Umumnya
masyarakat lebih banyak memilih pendidikan formal. Pada pendidikan formal
kurikulum dibuat dan disusun oleh pemerintah. Di sekolah formal siswa siswa
diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
Salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah adalah ilmu
pengetahuan sastra. Ilmu pengetahuan sastra Indonesia dipelajari pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
tidak hanya mempelajari ilmu bahasa seperti tata bahasa, kosa kata, diksi dan
sebagainya tetapi sekaligus juga mempelajari sastra.
Sastra sendiri merupakan mata pelajaran yang dipelajari dalam dunia
pendidikan. Di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat sub-bab materi
mengenai sastra yang wajib diketahui dan dipelajari siswa. Banyak sekali jenis-
jenis sastra yang bisa dipelajari seperti, puisi, novel, cerpen, drama, dan prosa.
Mempelajari sastra tentunya memiliki beberapa fungsi di antarnya bisa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta membuat suatu
2
karya sastra sebagai sarana membaca dan hiburan yang menyenangkan bagi
diri penulis maupun pembaca. Dan tentunya membuat siswa agar senang dan
rajin membaca.
Salah satu karya sastra yang terdapat di dalamnya yaitu puisi. Wellek dan
Warren (1968) berpendapat bahwa puisi itu adalah sebab yang memungkinkan
timbulnya pengalaman (Pradopo,2017,h.14). Sedangkan, Wordsworth
berpendapat puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan
yang direkakan atau diangankan. Banyak sekali sebenarnya hal-hal yang dapat
dikaji melalui puisi. Puisi banyak terkandung struktur dan unsur-unsur yang
dapat dipelajari.
Struktur puisi memiliki bagian-bagian di dalamnya. Misalnya di dalam
struktur batin terdiri dari tema, nada, rasa, dan amanat. Sedangkan unsur yang
ada di dalam struktur fisik puisi berupa tipografi, diksi, imaji, kata konkret,
gaya bahasa, dan irama. Siswa diharapkan menguasai unsur batin dan unsur
fisik puisi. Tujuannya agar siswa mampu menikmati keindahan puisi,
memahami isi puisi dengan tujuan akhirnya adalah siswa dapat mengapresiasi
puisi. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampuan menganalisis puisi, baik
menganalisis struktur batin maupun menulis struktur fisik puisi. Salah satu
struktur puisi yang dianalisis siswa adalah struktur fisik khususnya gaya bahasa
puisi.
Gaya bahasa dalam puisi merupakan keinadahan dalam sebuah tulisan.
Bahasa- bahasa indah yang ada dalam puisi adalah hasil tulisan yang dibuat oleh
3
penulis puisi dengan gaya bahasanya yang khas. Jika kita mengkajinya, puisi
memiliki beragam jenis gaya bahasa. Banyak makna yang terkandung di dalam
untaian kata dalam sebuah puisi. Ada gaya bahasa (majas) perbandingan,
pertentangan, pertautan, perulangan dan masih banyak lagi jenis gaya bahasa
(majas) lainnya yang bisa diketahui baik secara umum maupun khusus yang
sudah dibuat oleh para ahli. Misalnya gaya bahasa perbandingan di antaranya
metafora, personifikasi, perumpamaan, alegori dan lain-lain. Gaya bahasa
pertentangan yaitu, hiperbola, litotes, ironi, satire, dan lainnya. Gaya bahasa
pertautan di antaranya metonimia, eupimisme, retoris, gradasi dan lain-lain.
Kemudian gaya bahasa perulangan yaitu, repetisi, aliterasi, asonansi, kiasmus,
dan masih banyak lagi.
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui karakteristik penggunaan gaya
bahasa yang dibuat oleh siswa kelas X di SMA Negeri 9 Kota Tangerang.
Diketahui bahwa berdasarkan silabus terdapat satu materi mengenai sebuah
puisi tepatnya di semester 2 (genap). Pada materi ini siswa kelas X biasanya
membuat sebuah puisi karya sendiri yang bertemakan bebas. Menurut guru
bahasa Indonesia yang memberikan tugas tersebut, biasanya siswa senang jika
diberikan tugas untuk membuat puisi. Membuat puisi bagi mereka adalah
sesuatu yang menyenangkan. Mereka dapat mengungkapkan perasaan yang
terkandung dalam hati masing- masing melalui tulisan. Namun, ada beberapa
dari mereka yang kesulitan untuk menggambarkan atau mengungkapkan
melalui tulisan yang indah atau puitis. Mereka mengungkapkan isi hati dalam
bentuk puisi tetapi tidak tahu menggunakan gaya bahasa.
4
Dalam RPP kelas X (sepuluh) gaya bahasa dibahas pada pertemuan kedua.
Siswa membuat sebuah puisi dengan memperhatikan diksi, imaji, kata konkret,
gaya bahasa, rima, tipografi, makna, rasa, dan amanat. Dalam pembuatan puisi
tersebut ada unsur gaya bahasa yang akan di jadikan objek penelitian oleh
penulis. Puisi yang dibuat siswa akan diteliti oleh penulis berdasarkan unsur
gaya bahasa, penulis akan fokus pada gaya bahasa perbandingan. Gaya bahasa
perbandingan yang telah diteliti oleh penulis, akan dikaitkan dengan implikasi
di kelas X (sepuluh) di SMA Negeri 9 Kota Tangerang. Penelitian tersebut akan
didaptkan apakah ada implikasi gaya bahasa pada kelas X (sepuluh) di SMA
Negeri 9 Kota Tangerang.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah ditetapkan fokus penelitian adalah
sebagai berikut, Gaya Bahasa perbandingan, metafora, personifikasi,
perumpamaan, dispersonifikasi, alegori, antithesis, pleonasme, tautology,
periphrasis, antisipasi dan koreksio pada Puisi Karya Siswa Kelas X
(Sepuluh) SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan Implikasinya Pada
Pembelajaran Sastra.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah ditetapkan rumusan masalah adalah sebagai
berikut: Bagaimana Gaya Bahasa Perbandingan metafora, pleonasme,
personifikasi, tautology, perumpamaan, periphrasis, dipersonifikasi,
antisipasi, alegori, korekasio, antithesis pada Puisi Karya Siswa Kelas X
5
(Sepuluh) SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan Implikasinya pada
Pembelajaran Sastra?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah ditetapkan tujuan penelitian adalah sebagai
berikut, Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Gaya Bahasa
perbandingan, metafora, personifikasi, perumpamaan, dispersonifikasi,
alegori, antithesis, pleonasme, tautology, periphrasis, antisipasi dan
koreksio pada Puisi Karya Siswa Kelas X (Sepuluh) SMA Negeri 9 Kota
Tangerang dan Implikasinya PadaPembelajaran Sastra.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ditetapkan manfat penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Memberikan informasi mengenai kajian analisis gaya bahasa
perbandingan pada puisi karya siswa Kelas X (Sepuluh) SMA Negeri 9
Kota Tangerang dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra.
2. Manfaat Praktis
a. Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai evaluasi
pembelajaran, khususnya materi gaya bahasa pusi, sampai di mana
siswa menguasai dan menerapkan dalam penulisan penulisan puisi.
Dari hasil tersebut, guru termotivasi menciptakan pembelajaran
yang lebih kreatif dengan hasil yang maksimal.
6
b. Peneliti
Dapat menambah wawasan atau pengetahuan peneliti mengenai
gaya bahasa dan implementasi dalam sebuah puisi.
c. Siswa
Dapat menambah pengetahuan mengenai gaya bahasa dan
bagaimana mengimplementasikannya dalam penulisan puisi.
d. Pembaca
Dapat dijadikan tambahan referensi untuk pembaca yang ingin
mengkaji mengenai gaya bahasa dan cara mengimplementasikan
dalam sebuah puisi.
F. Istilah
1. Puisi yaitu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,
yang merangasang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama
(Pradopo, 2017,h.6).
2. Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 1985).
3. Unsur fisik puisi adalah unsur yang membangun struktur luar dari puisi
(Waluyo, 2002).
4. Unsur batin puisi adalah unsur yang membangun struktur dalam dari
puisi (Markamah,dkk, 2016,h.118)
7
BAB II
Landasan Teori
A. Menulis Puisi
Kemampuan menulis merupakan, “Kemampuan berbahasa yang bersifat
produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan
menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan
yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks,” (Slamet, 2019, h.43).
Kemampuan yang bersifat kompleks berarti kemampuan yang sifatnya logis
atau masuk akal. Dalam hal menulis misalnya, bahasa yang diungkapkan harus
menggunakan bahasa yang tepat. Menulis merupakan sebuah keterampilan yang
dapat dilatih, jadi menulis bukanlah sebuah bakat. Jika keterampilan menulis
terus menerus dilatih dengan sungguh-sungguh, maka tidak menutup
kemungkinan menulis bisa menjadi sebuah bakat yang bisa terus
dikembangkan.
Dalman (2016) berpendapat bahwa,”Menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak
lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.”(h.13).
Menulis adalah salah satu cara siswa untuk mengungkapkan pesan yang ingin
disampaikan. Misalnya, siswa menuangkan segala ide atau gagasan melalui
sebuah tulisan. Tulisan yang dibuat bermacam-macam, bisa berupa informasi
atau sebuah karya tulis.
8
Menulis puisi dalam pembelajaran merupakan, “ Salah satu usaha untuk
melatih siswa meningkatkan keterampilan menulis puisi. Dengan menulis puisi
maka siswa diajarkan untuk berlatih untuk mengungkapkan gagasan atau ide
lewat kata-kata tanpa harus adanya partner bicara secara langsung, sehingga
siswa bebas mengekspresikan apa yang mereka pikirkan tanpa rasa takut,”
Wahyudi (2016,h.2). Jadi, menulis puisi bukan hanya untuk melatih
mengungkapkan gagasan atau ide lewat tulisan, tetapi bisa juga untuk melatih
kekreatifan siswa dalam hal menulis. Selain melatih siswa dalam menulis, tentu
saja kemampuan membaca siswa juga akan meningkat. Semakin siswa sering
berlatih membaca dan menulis maka siswa akan semakin terampil dan kreatif
dalam menulis puisi.
B. Puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi yaitu, “Mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan, yang merangasang imajinasi panca indra dalam susunan yang
berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan
diekspresikan, dinyatakan menarik dan memberi kesan,” (Pradopo,
2017, h.6). Puisi diartikan sebagai suatu pemikiran yang berupa
imajinasi pengarang yang di dalamnya terdapat unsur kesan yang
menarik yang nantinya akan diekspresikan melalui sebuah tulisan yang
indah. Tulisan tersebut bertujuan agar dapat memberikan kesan yang
menarik bagi pembaca terutama dalam gaya penulisan.
9
Puisi merupakan, “Termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan
perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dalam
pilihan kata yang cermat dan tepat. Bahasa yang digunakan penyair harus dapat
mewakili rasa dan pesan yang hendak disampaikan,” (Zulfahnur, 2016, h.5.2).
Puisi adalah salah satu genre sastra yang memiliki ungkapan kata dan bahasa
yang berasal dari ungkapan penulisnya. Bahasa yang dihasilkan oleh penulis
tentunya mengunakan pilihan kata yang tepat dan menarik agar menarik untuk
dibaca. Selain itu, puisi juga harus mengandung pesan moral bagi pembacanya.
Puisi tercipta dengan keindahan dari irama dan bunyi yang selaras dan
mengandung makna yang mendalam. Puisi adalah ”Ungkapan pikiran dan
perasaan penyair yang berdasarkan keinginan dan pengalaman,” (Bahtiar,dkk,
2017, h.25). Ciri khas dari sebuah puisi adalah keindahan dari bahasanya
seperti, irama dan bunyinya. Kemudian,banyaknya makna kata yang tersirat di
dalam setiap untaian katanya. Setiap untaian kata yang tertulis merupakan
ungkapan perasaan penulis.
Dari ketiga pakar di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi adalah
sebuah ungkapan ekspresi yang terbentuk dari imajinasi pancaindera penulis
yang merupakan segala unsur kekuatan bahasa. Bahasa yang dihasilkan oleh
penulis tentunya mengunakan pilihan kata yang tepat dan menarik agar menarik
untuk dibaca. Selain itu, puisi juga harus mengandung pesan moral bagi
pembacanya. Setiap untaian kata yang tertulis merupakan ungkapan perasaan
penulis.
10
2. Unsur-unsur Puisi
a. Unsur fisik
1) Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang dipergunakan penyair dalam
membangun puisinya. Pilihan kata yang dipilih harus menggunakan
kata-kata yang tepat. Kata-kata yang dipilih tentunya harus bersifat
puitis dan mempunyai makna keindahan di dalamnya. Diksi mempunyai
peranan penting dalam puisi karena, “ Dari pengertian puisi yang ada
bahwa puisi karangan yang padat dengan makna kata, maka untuk
menciptakan puisi harus mampu memilih kata yang dapat mewakili
pikiran atau gagasan yang hendak disampaikan dengan kata yang
tepat.”(Bahtiar,dkk, 2017,h.50). Pemilihan kata yang baik akan
menghasilkan karya yang baik.
2) Pengimajian
Pengimajian adalah susunan kata yang mengandung imajinasi atau
khayalan. Pengimajian yang digambarkan biasanya berupa penglihatan,
pendengaran, dan rasa. “Kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang
mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh penyair,” ( Markamah, dkk, 2016, h.121). Imaji disebut
juga sebagai citraan atau gambaran angan-angan penulis dalam
membuat puisi.
11
3) Kata konkret
Kata konkret bisa disebut sebagai kata nyata, kata-katanya harus
nyata dan dapat dijelaskan. Kata-kata yang nyata yang dimaksud dalam
puisi adalah kata-kata yang mengandung kata dan mempunyai makna
yang sebenarnya yang disebut juga dengan makna denotative,” (
Bahtiar, dkk, 2017, h.52). Kata konkret bertujuan untuk membangun
imajinasi pembaca agar dapat membayangkan secara nyata peristiwa
yang digambarkan oleh penyair.
4) Bahasa figuratif (Majas)
Bahasa figurative adalah bahasa yang dipakai penyair untuk
mengungkapkan makna secara tidak langsung. Bahasa figurative atau
majas adalah, “ Bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan
sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.
Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan yang lain.
Maksudnya, gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas,” (
Bahtiar, dkk, 2017, h.54). Bahasa figurative (majas) terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu, majas perbandingan, majas pertentangan, majas
pertautan, dan majas perulangan.
5) Verifikasi
Verifikasi adalah sebuah puisi yang meliputi rima, ritme, dan
metrum. Rima adalah pengulangan bunyi dalam sebuah puisi yang
membuat puisi menjadi lebih indah. Ritme ( Irama) yaitu alunan suara
atau pengulangan bunyi yang tersusun rapih dan teratur. Sedangkan,
12
metrum adalah pola-pola yang ada di dalam puisi yang iramanya bersifat
tetap.
6) Tipografi ( Tata Wajah)
Tipografi merupakan suatu pembeda antara puisi, prosa, dan drama.
Tipografi dalam puisi digunakan untuk,“ Mendapatkan bentuk yang
menarik agar indah dilihat pembaca, juga untuk mementingkan arti kata-
kata frase serta kalimat yang disusun,” ( Markamah, dkk, 2016, h. 125).
Adapun macam-macam bentuk tipografi seperti bentuk gelas, zikzak,
spiral, dan lainnya yang dapat memberikan daya tarik bagi pembaca.
b. Unsur batin
1) Tema
Tema adalah gagasan pokok atau objek yang diungkapan
oleh penyair. Tema juga mengangkat sebuah pokok permasalahan
seorang penyair yang memiliki persoalan yang kuat sehingga
menjadikan tema sebagai landasan utama. Tema adalah,” Dasar
untuk mengembangkan suatu puisi atau topik yang menjadi pokok
utama yang disebut juga dengan gagasan pokok,” ( Bahtiar, dkk,
2017, h. 77). Persoalan yang bisa dijadikan sebuah pokok utama atau
gagasan pokok misalnya, tentang kebencian, kebahagiaan,
kesedihan, kesepian, kesengsaraan, dendam, dan masih banyak
pokok pikiran yang dapat dijadikan sebuah tema.
13
2) Perasaan
Perasaan merupakan sebuah suasana hati (batin) seorang penulis
yang dirasakan dan diekspresikan melalui sebuah puisinya. Perasaan
yang dirasakan oleh penyair di antaranya, perasaan senang, gembira,
sedih, marah, kecewa, kagum, menyesal, malu, dan sebagainya. “ Setiap
penyair belum tentu memiliki perasaan atau sikap yang sama jika berada
dalam suatu keadaan,” ( Markamah, dkk, 2016, h.127). Setiap puisi yang
diciptakan diharapkan para pembaca ikut menghayati suasana perasaan
penyair yang diekspresikan di dalam puisi.
3) Nada dan suasana
Nada dalam puisi adalah sikap penyair kepada pembaca yang
bersifat menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, dan lain
sebagainya. Suasana adalah keadaan jiwa atau lebih berdampak
terhadap psikologis pembaca setelah membaca puisi. Keduanya saling
berhubungan karena dapat menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
Sikap penyair yang ditunjukan kepada pembaca biasanya berupa sikap
rendah hati, sombong, mengajak, mempengaruhi, dan masih banyak
lagi.
4) Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh penyair
kepada pembaca melalui puisinya, baik secara tersirat maupun tersirat.
Amanat yang disampaikan penyai dapat ditemukan setelah pembaca
menelaah serta memahami sebuah tema, nada dan rasa pada sebuah puisi
14
yang dibaca. Menurut Bahtiar, dkk (2017) menyatakan, “Amanat
tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada dibalik tema
yang diungkapkan”(h.79). Tema dan amanat dalam sebuah puisi saling
berhubungan, karena dibalik tema ada sebuah amanat yang tersirat di
dalamnya.
3. Tujuan dan Fungsi Puisi
Tujuan dan fungsi puisi secara umum untuk mengetahui seberapa jauh
kualitas unsur-unsur pembentuknya, untuk mengetahui kelebihan dan
keistimewaan puisi yang dikaji, dan hasil kajian harus dapat
dipertanggungjawabkan secara objektif, jujur, rasional, dan sesuai dengan
kriteria penulis ilmiah (Bahtiar, Hapsari, Sulistjani & Ahmad, 2017).
Fungsi puisi menurut Bahtiar, Hapsari, Sulistjani & Ahmad (2017) yaitu:
1. Fungsi informatif
Memberikan informasi atau keterangan tentang puisi yang dikaji.
Informasi yang didapatkan dari puisi bisa seperti pesan moral yang
terkandung di dalam puisi, tema yang dikaji, atau unsur-unsur yang
terdapat dalam puisi. Informasi yang terdapat dalam puisi tentu beraneka
ragam, tergantung pada penulis yang ingin menyapaikan informasi apa
yang ingin disampaikan kepada pembaca.
2. Fungsi intelektual
Memberikan pengetahuan yang bersifat ilmiah atau keilmuan.
Dalam hal ini fungsi puisi dapat melatih kemampuan berfikir khususnya
dalam menulis. Dengan menulis dapat menambah perbendaharaan kata
15
atau kosa kata yang didapatkan. Semakin terus berlatih menulis maka
kemampuannya akan semakin mahir, baik dalam memilih kata atau
penggunaan Bahasa yang tepat. Dengan begitu pengetahuan atau ilmu
yang didapat akan terus bertambah.
3. Fungsi edukatif
Memberikan nilai-nilai pendidikan tentang pembentukan moral,
kemanusiaan, estetika, etika, filsafat, dan sebagainya. Dalam hal ini
fungsi puisi dapat memberikan berbagai macam pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari. Bukan hanya dalam hal nilai pendidikan saja,
nilai-nilai di luar pendidikan pun memberikan banyak edukasi yang
positif. Misalnya sebuah karya yang dibaca mengandung pesan moral
yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian fungsi
edukatif mengenai estetika penulisan bahasa yang digunakan sangat
menarik dan unik.
4. Fungsi persuasif
Mampu menumbuhkan motivasi pembaca untuk membaca puisi-puisi
yang dikaji. Dalam hal ini fungsi puisi berguna untuk mengajak para
pembaca untuk lebih menumbuhkan sikap apresiasi terhadap suatu
karya.
5. Fungsi apresiatif
Menumbuhkan penghargaan terhadap nilai-nilai yang terdapat pada
puisi. Puisi yang dibuat kemudian dibaca, setelah dibaca puisi dapat
diapresiasi atau dinilai oleh pembaca. Penilaian yang dilakukan
16
pembaca tentu saja sebuah penilaian yang mengandung kelebihan dan
kekurangan suatau karya. Namun, dengan adanya apresiatif atau
penghargaan bisa menumbuhkan sikap penulis agar bisa membuat suatu
karya yang lebih bagus lagi. Fungsi apresiatif ini dilakukan oleh
penikmat (pembaca) kepada penulis karya terhadap karyanya yang
dibuat.
C. Gaya Bahasa
1. Pengertian Gaya Bahasa
“Setiap pengarang menyampaikan isi hatinya mempunyai cara yang
berbeda-beda baik mempergunakan gaya bahasa maupun menyusun
kalimat dengan memakai perbandingan dalam menyusun karya.” (Binner &
Dody, 2018,h.113). Masing- masing pengarang memiliki ciri khas yang
berbeda dalam menggunakan kalimat dan kata untuk menulis sebuah karya
. Pengarang menggunakan gaya bahsa untuk memperindah karyanya. Gaya
bahasa (majas) yaitu, “Penggunaan gaya bahasa oleh penyair untuk
melukiskan, mengeluarkan, mengungkapkan perasaan dan pikiran. Dalam
puisi majas banyak dipergunakan pengarang untuk memperindah atau
mewakili kata- kata yang mau diungkapkan dengan memberikan majas,”
(Bahtiar, dkk, 2017,h. 54). Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis untuk memperindah sebuah tulisan atau karya.
Menurut Zulfahnur ( 2016) gaya bahasa yaitu “Ciri khas yang dipakai
penyair untuk menimbulkan efek estetis.” (h.4.11). Tulisan atau karya yang
17
dibuat oleh pengarang harus menciptakan sebuah puisi yang indah dengan gaya
yang menawan. Jika menggunakan gaya Bahasa yang tepat maka akan
menghasilkan puisi yang indah dan menarik bagi pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masing- masing setiap pengarang atau
penyair memiliki yang berbeda dalam menulis sebuah puisi. Gaya bahasa adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa dan kepribadian penulis untuk memperindah sebuah tulisan atau karya.
Puisi ysng ditulis oleh pengarang harus menggunakan bahasa yang indah dan
puitis agar memberikan kesan menarik bagi pembaca. Gaya bahasa dalam
sebuah puisi sangatlah penting untuk dikuasai oleh pengarang atau
penulis,karena gaya bahasa merupakan salah satu daya tarik sebuah puisi yang
sangat penting, terutama untuk para penikmat puisi.
2. Jenis- jenis Gaya Bahasa Perbandingan
Menurut menurut Binner dan Feliks (2018) gaya Bahasa perbandingan
terdiri dari:
a. Metafora
Kiasan ini terjadi, berdasarkan persamaan-persamaan antara benda
yang diganti dengan benda yang menganti. Jadi, dapat dikatakan gaya
Bahasa metafora adalah gaya yang melukiskan sesuatu peristiwa atau
keadaan dengan mempergunakan perbandingan sesuatu benda dengan
denda yang lain dan benda yang dibandingkan itu mempunyai sifat yang
sama.
18
b. Personifikasi
Bila benda yang mati dan tidak dapat bergerak sendiri diumpamakan
dengan bernyawa yang dapat bergerak sendiri disebut personifikasi.
Misalnya dikatakan angina berbisik, yang dapat berbisisk hanyalah
manusia. Angin berhembus melalui daun- daun memperdengarkan
bunyi. Pengarang mengumpamakan bunyi bisik angina itu dengan
bisikan manusia. Jadi secara singkat gaya Bahasa personifikasi adalah
mengumpamakan atau melukiskan benda-benda mati dapat dibuat
bertindak dan berkemampuan seperti manusia.
c. Perumpamaan
Perumpamaan dapat dikatakan kiasan suatu kata, tentu mempunyai
arti atau makna. Kata-kata makna yaitu makna lugas, makna kiasan,
disebut juga makna kias. Jadi dasar perumpamaan atau kiasan ialah
adanya persamaan sifat, keadaan bentuk, warna, tempat dan waktu
antara dua benda yang dibandingkan. Jadi perumpamaan adalah kalimat-
kalimat yang dipergunakan untuk mengumpamakan atau
memperbandingkan sesuatu kenyataan dengan keadaan dalam atau
lazim dimulai dengan kata-kata: umpama, ibarat, seperti, dan kata
lainnya.
d. Dipersonifikasi
Kalau gaya Bahasa personifikasi adalah semacam gaya Bahasa
kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang
yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan yang dapat
19
bertindak, berbicara seperti manusia. Maka gaya bahasa dipersonofikasi
ialah kebalikan dari gaya bahasa personifikasi yaitu membedakan
manusia atau insan. Maka biasanya gaya bahasa dipersonifikasi terdapat
dalam kalimat-kalimat pengandaian yang biasanya memanfaatkan kata-
kata kalau dan sejensinya sebagai penjelas gagasan atau harapan.
e. Alegori
Gaya Bahasa ini memperlihatkan suatu perbandingan yang bertaut
satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan yang utuh. Lebih
jelasnya alegori adalah cerita yang dikiaskan dalam lambang-lambang
merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan tempat atau
wadah, objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan. Jadi dalam
alegori unsur-unsur utama menyajikan sesuatu terselubung dan
tersembunyi. Berdasarkan uraian diatas gaya bahasa alegori adalah
melukiskan sesuatu yang dikiaskan dengan lambing-lambang dan
biasanya mengandung sifat moral dan spiritual manusia.
f. Antitesis
Antithesis adalah sejenis gaya Bahasa yang membandingkan atau
perbandingan dua antonym (yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri
semantic yang bertentangan). Jadi dengan kata lain gaya bahasa antitesis
adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang
bertentangan dengan mempergunakan kata-kata berlawanan.
20
g. Pleonasme
Pada dasarnya pleonasma dan tautologi adalah acuan yang
mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk
menyatakan suatu pikiran atau gagasan. Jadi dapat dikatakan pleonasme
adalah pemakaian kata yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak
perlu. Misalnya, Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya
sendiri, Darah yang merah itu melumuri seluruh tubuhnya.
h. Tautologi
Tautologi adalah gaya melukiskan maksud dengan memakai
perulangan penyebutan sepatah kata berturut-turut untuk menegaskan
maksud atau arti kata tersebut, kadang-kadang kata yang dipakai
berbeda bunyinya tetapi artinya sama. Misalnya, Disuruhnya aku
bersabar, bersabar dan sekali bersabar tetapi aku tidak tahan lagi,
Kehendak dan keinginan kami ialah supaya ia menjadi seorang berguna
kelak.
i. Perifrasis
Perifrasis adalah sejenis gaya bahsa yang agak mirip dengan
pleonasme. Keduanya mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada
yang dibutuhkan. Walaupun begitu terdapat perbedaan yang penting
antara keduanya. Pada gaya bahasa perifrase, kata-kata yang berlebihan
itu pada prinsipnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Misalnya,
Abdullah telah tidur dengan tenang dan beristirahat dengan damai untuk
selama-lamanya (= meninggal atau berpulang), Pemuda itu
21
menumpahkan segala isi hati dan segala harapan kepada gadis desa itu
(= cinta).
j. Antisipasi atau Prolepsis
Berbicara atau menulis adakalanya kita mempergunakan terlebih
dahulu suatu atau beberapa kata sebelum gagasan ataupun peristiwa
perampokan atau pemeriksaan terhadap seorang wanita, sebelum tiba
pada peristiwa perampokan itu maka, sang pembicara atau sang penulis
sudah mempergunakan kata-kata wanita yang malang itu. Gaya bahasa
antisipasi atau prolepsis adalah penentapan yang mendahului tetang
sesuatu yang masih akan dikerjakan atau yang akan terjadi.
k. Koreksio atau Epanortosis
Koreksio atau Epanortosis adalah gaya bahasa yang berwujud mula-
mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Misalnya,
Dia adik ku, eh bukan, kakak ku, Ibu ada di kamar, ah, bukan, di kamar
mandi.
D. Pendekatan Strukturalisme
Sajak (karya sastra) merupakan, “Sebuah struktur. Struktur di sini
dalam arti bahwa karya sastra ini merupakan susunan unsur-unsur yang
bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik,
saling menentukan.” (Pradopo, 2017. h.120). Strukturalisme itu pada
dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia yang berhubungan dengan
tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Oleh karena itu, kodrat tiap unsur
dalam struktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan
22
maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang
terkandung dalam struktur itu.
Winarni (2013) berpendapat bahwa, “Kajian strukturalisme
bertujuan dalam memaparkan secermat dan sedetail mungkin keterkaitan
dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna secara utuh.” (Hudhana, 2018.h.78). Jadi, teori
struktural merupakan penelitian sastra yang bertujuan untuk meneliti sebuah
karya sastra secara mendalam dan cermat. Selain itu, karya sastra yang akan
diteliti harus memiliki keterkaitan makna yang terkandung di dalamnya.
Pada dasarnya analisis struktural bertujuan,“Memaparkan secermat
mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara
bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan. “(Nurgiyantoro,2015. h. 60).
Fungsi masing-masing unsur dalam analisis structural harus menunjang
secara keseluruhan. Hubungan antar unsur tersebut harus mengandung
makna. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan struktural adalah sebuah
pendekatan objektif atau pendekatan analitik. Tujuannya adalah untuk
mencari sebuah keterkaitan aspek karya sastra secara cermat, teliti, dan detail
agar dapat menghasilkan makna yang menyeluruh.
E. Pembelajaran Sastra
Menurut Binner dan Dody (2018) karya sastra memiliki beberapa manfaat:
1) Karya sastra memberi kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-
kebenaran hidup ini. Kalau dimaknai kita dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia dan kehidupan.
23
2) Karya sastra memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, hiburan ini
adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Hiburan yang lebih tinggi dan
lebih dalam daripada hiburan batin karena memiliki sebuah barang yang
sudah lama dinanti-nantikan.
3) Karya sastra besar itu abadi, majalah surat kabar yang dibaca orang pada
hari ini, telah terasa basi seminggu kemudian, tetapi karya sastra lampau
yang telah ditulis berates-ratus tahun lalu akan tetap actual untuk dibaca
sampai kapan pun, bahkan hari ini. Karya sastra besar memiliki sifat-sifat
abdi karena memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama
manusia masih ada.
4) Karya sastra itu tidak mengenal batas kebangsaan, meskipun sebuah karya
sastra ditulis berdasarkan keadaan setempat dan sezaman namun isi selalu
berhasil menunjukan hakikat kebenaran manusia dan kehidupannya.
Sehingga kebenaran yang terdapat pada karya sastra Jerman atau Rusia
misalnya tetap berlaku di Indonesia. Masalah- masalah kemanusiaan di
Rusia abad ke-18 misalnya adalah menjadi masalah-masalah kemanusiaan
kita sekarang di Indonesia.
5) Karya sastra besar adalah karya seni indah dan memenuhi kebutuhan
manusia terhadap naluri keindahannya. Kebutuhan terhadap keindahan
adalah kodrat manusia. Seni pada umumnya dan sastra pada khususnya
adalah karya kebudayaan yang diciptakan dan diperlukan manusia.
Kebutuhan manusia yang bersifat jasmaniah dipenuhi oleh ilmu
24
pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, kebutuhan spiritualnya dipenuhi oleh
agama dan seni.
6) Karya sastra dapat memberikan pada kita penghayatan yang mendalam
terhadap apa yang kita ketahui. Pengetahuan yang kita peroleh bersifat
penalaran, tetapi pengetahuan itu dapat menjadi hidup dalam sastra.
Misalnya, kita tahu bahwa membunuh itu jahat, tetapi pengetahuan itu
menjadi begitu hidup dan terasa kengerian kejahatannya jika kita membaca
drama William Shakespeare. Sehingga karya sastra semacam itu kita diajak
memasuki dan menghayati pengalaman kejahatan, berupa pembunuhan.
Jadi dengan demikian pengetahuan kita tentang adanya larangan moral dan
agama untuk tidak membunuh menjadi lebih hidup dan lebih terpahami.
7) Membaca karya sastra besar juga dapat menolong pembacanya menjadi
manusia berbudaya (cultured man). Manusia berbudaya adalah manusia
yang responsive terhadap apa-apa yang luhur dalam hidup ini. Manusia
demikian itu selalu mencari nilai-nilai kebenaran, keindahan dan kebaikan.
Salah satu cara memperoleh nilai-nilai itu adalah lewat pergaulan dengan
karya-karya seni, termasuk karya-karya sastra besar. Kebiasaan dan
kecintaan untuk bergaul dengan karya-karya seni dan sastra bagi manusia
berbudaya akan membentuk dirinya menjadi manusia yang berpikir dan
berperasaan luhur dan mulia, karena karya-karya seni besar memberikan
pemikiran dan perasaan semacam itu. “(h.9).
25
F. Penelitian Relevan
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, berikut merupakan
penelitian yang membantu peneliti memperoleh pandangan dalam
penyusunan penelitian. Peneliti telah menemukan penelitian yang serupa
dilihat dari aspek yang ditelitinya, yaitu:
1. Penelitian relevan yang pertama berjudul “Analisis Penggunaan Gaya
Bahasa Pada Puisi Karya Siswa SMA di Yogyakarta” yang dilakukan
oleh Febriyani Dwi Rachmadani pada tahun 2017. Penelitian ini
memiliki tujuan mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa pada puisi
karya siswa SMA di Yogyakarta. Hasil penelitian yang di dapat adalah
gaya Bahasa yang mendominasi adalah gaya Bahasa personifikasi
dengan presentase 29,33% dan karakteristik gaya bahasa tergantung dari
pemilihan tema, masalah da nisi yang ingin siswa utarakan. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Febriyani Dwi Rachmadani dan penulis
adalah sama-sama meneliti penggunaan gaya bahasa pada puisi karya
siswa. Sedangkan perbedaannya yaitu Febriyani Dwi Rachmadani
melakukan objek penelitian di seluruh siswa SMA yang ada di
Yogyakarta, sedangkan penulis melakukan objek penelitian hanya di
satu sekolah saja.
2. Penelitian relevan yang kedua berjudul “Gaya Bahasa pada Lirik Lagu
Dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Sastra Di SMA” yang dilakukan oleh Ridha Adilla AR
pada tahun 2017. Penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan makna
26
lirik lagu, gaya bahasa retoris dan kiasan, dan imlikasi gaya bahasa pada
lirik lagu. Hasil penelitian yang di dapat adalah gaya Bahasa retoris yang
paling dominan ditemukan adalah gaya Bahasa eufemisme dan
diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia.
Persamaa penelitian yang dilakukan oleh Ridha Adilla AR dan penulis
adalah sama-sama meneliti mengenai gaya bahasa yang dilakukan di
SMA serta pengimplikasiannya terhadap pembelajaran sastra.
Sedangkan perbedaanya yaitu Ridda Adilla AR menggunakan objek
berupa lirik lagu dan penulis menggunakan puisi hasil karya siswa.
3. Penelitian relevan yang ketiga berjudul “Analisis Gaya Bahasa pada
Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono Dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XI SMA” yang dilakukan oleh Dwi
Kurniastuti pada tahun 2016. Penelitian ini memiliki tujuan
mendeskripsikan gaya bahasa apa saja yang digunakan pada novel
Hujan Bulan Juni dan scenario pembelajarannya. Hasil penelitian yang
di dapat adalah scenario pembelajaran gaya Bahasa diaplikasikan
dengan pembelajaran sastra yaitu di kelas XI SMA berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Kurniastuti dan penulis adalah sama-sama
meneliti mengenai gaya bahasa yang dilakukan di SMA. Perbedaanya
yaitu Dwi Kurniastuti menggunakan objek berupa novel sedangkan
penulis menggunakan objek berupa puisi hasil karya siswa. Penelitian
27
yang dilakukan oleh Dwi Kurniastuti dilakukan di kelas XI sedangkan
penulis di kelas X.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
dan menggunakan metode pendekatan sastra struktural dengan teknik analisis
penelitian analisis isi atau konsep. Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.”(h.9). Data tersebut nantinya
akan diteliti secara mendalam berdasarkan apa yang akan diteliti. Penelitian
kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan (observasi),
wawancara, atau penelaahan dokumen,”(Moleong,2016, h.9). Tahapan
tersebut dilakukan secara urut, peneliti berhadapan langsung dengan responden
untuk mengambil data yang akan diteliti.
Peneliti menggunakan metode pendekatan struktural dengan teknik analisis
isi atau konsep. Pendekatan ini melakukan, “Penelaah secara intrinsik atau dari
dalam karya itu sendiri, maka yang harus dikaji adalah dari aspek tema, alur,
latar, penokohan, gaya penulisan serta hubungan harmonis antar aspek yang
mampu membuat menjadi satu karya,” (Bahtiar, Hapsari, Sulistjani & Ahmad,
2017, h. 154). Penulis akan mengkaji gaya Bahasa (majas) perbandingan dan
mengklasifikasikannya, apakah terdapat penerapan gaya bahasa perbandingan
disekolah.
29
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat di Tangerang, dilakukan di SMA Negeri 9 Kota
Tangerang, Jl. Haji Jali No.9, Kunciran Jaya, Kec.Pinang, Kota Tangerang
Provinsi Banten.
2. Waktu penelitian
Penelitian dimulai dari pengajuan judul sampai dengan pada ujian skripsi
sesuai dengan waktu yang ditentukan dan dapat dilihat dengan tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1
Waktu penelitian
NO KEGIATAN WAKTU KET
1. Pengajuan judul Juli 2019
2. Bimbingan proposal Januari- April 2020
3. Seminar proposal skripsi Mei 2020
4. Bimbingan dan revisi hasil
seminar
Mei –Juni 2020
5. Pembuatan instrument penelitian Mei-Juni 2020
6. Pengumpulan data Juni 2020
7. Pengolahan data dan analisis data Juni 2020
8. Ujian skripsi Juli 2020
30
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah puisi karya
siswa kelas X (Sepuluh) SMA Negeri 9 Kota Tangerang. Sedangkan, jenis
data penelitian kualitatif terbagi menjadi 2:
1) Data primer
Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung baik melalui dokumentasi, wawancara
dengan sumber aslinya atau informan, pendapat dari individu atau
kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian
atau hasil pengujian (benda). Sumber data primer ini dengan teknik
dokumentasi didapatkan melalui buku atau karya sastra yang telah
terdokumentasi, melalui wawancara dapat dilakukan dengan cara
mendatangi langsung narasumber atau tempat-tempat yang ingin
diobservasi. Namun,cara ini memakan waktu lebih lama.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data primer melalui
teknik dokumentasi puisi khususnya dari larik-larik puisi yang
mengandung gaya bahasa perbandingan khususnya metafora,
pleonasme, personifikasi, tautology, perumpamaan, periphrasis,
dipersonifikasi, antisipasi, alegori, korekasio, antithesis pada karya
siswa kelas X SMA 9 Negeri Kota Tangerang.
31
2) Data sekunder
Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media tidak langsung seperti: buku, catatan, bukti
yang telah ada, atau arsip. Baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum. Jika sumber data primer dilakukan dengan
cara mendatangi langsung objek yang ingin diteliti, maka bebeda
dengan sumber data sekunder. Sumber data sekunder ini objeknya lebih
mudah untuk dikerjakan dan tidak terlalu memakan waktu yang lama
karena bisa dikerjakan dimanapun.
D. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan langsung ke tempat objek yang
akan diteliti. Dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara, dan sebagainya. Peneliti
menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti tidak terlibat
langsung dengan aktivitas dan hanya sebagai pengamat independen.
Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan.
b) Wawancara
Wawancara adalah, “Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara,” (Ismawati, 2016,
h.90). Dengan melakukan wawancara maka akan mendapatkan
informasi yang kita dibutuhkan. Wawancara yang dilakukan peneliti
32
adalah wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas, peneliti tidak
menggunanakan pedoman wawancara untuk mengumpulkan data.
Peneliti hanya mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden yang
gunanya untuk mendukung data yang didapatkan dari larik-larik puisi
yang mengandung gaya bahasa perbandingan dalam karya puisi yang
ditulis oleh responden.
c) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data benda-benda tertulis seperti
buku, dokumen, foto, lembar kerja siswa dan sebagainya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi fotografi dan lembar
kerja siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Mengumpulkan puisi-puisi karya siswa yang telah dibuat oleh siswa
kelas X (sepuluh).
2. Menandatai larik-larik puisi yang mengandung bahasa perbandingan
dan menaganalisisnya berdasarkan gaya bahasa perbandingan
metafora, pleonasme, personifikasi, tautology, perumpamaan,
periphrasis, dipersonifikasi, antisipasi, alegori, korekasio, antitesis
3. Mengklasifikasikan atau mengelompokan data sesuai dengan unsur
gaya bahasa perbandingan dipakai oleh kebanyakan siswa.
4. Mendeskripsikan data sesuai dengan klasifikasi unsur gaya bahasa
perbandingan di dalam tabel instrument.
5. Membahas dan menyimpulkan hasil penelitian.
33
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah,”Sutau alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamatai. Secara spesifik semua fenomena
ini disebut variable penelitian,” (Sugiyono, 2016, h.102). Dalam melakukan
sebuah penelitian, pada prinsipnya harus melakukan sebuah pengukuran data.
Untuk mengukur data tentu harus menggunakan alat ukur yang baik, agar proses
pengolahan data dapat lebih valid dah mudah. Kegiatan yang dilakukan yaitu
dengan cara
1. Penelitian sendiri
Peneliti membaca, mengenali dan menganalisis gaya bahasa
perbandingan pada kumpulan puisi siswa satu persatu, kemudian
mencari ada atau tidak sebuah gaya bahasa (majas) perbandingan
apa yang dipakai siswa dalam puisinya.
2. Lembar Klasifikasi Data
Lembar klasifikasi memudahkan peneliti mengklasifikasikan data
puisi berdasarkan jenis gaya Bahasa perbandingan seperti tabel
dibawah ini:
34
Tabel 3.2
Tabel instrument penelitian
No Puisi
Siswa Judul Temuan
Gaya Bahasa Perbandingan
KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan :
1 = Metafora 7 = Pleonasme
2 = Personifikasi 8 = Tautologi
3 = Perumpamaan 9 = Perifrasis
4 = Dipersonifikasi 10 = Antisipasi
5 = Alegori 11 = Korekasio
6 = Antitesis
F. Teknik Analisis Data
Untuk menemukan atau menggambarkan suatu penelitian, pertama-tama
peneliti mencatat hasil sumber data, kemudian mengumpulkan sumber data
tersebut. Setelah itu, peneliti memilih-milih data yang akan dikaji. Karena yang
dikaji adalah sebuah gaya bahasa (majas) perbandingan maka diperlukan
penelaahan analisis yang cukup teliti, agar dapat menemukan gaya bahasa
(majas) perbandingan dalam puisi. Dalam menyajikan data peneliti menyajikan
35
dalam bentuk tabel. Ada sebelas kolom berisi angka yang disertai keterangan
merupakan kode sebuah macam-macam gaya bahasa perbandingan dari 1
sampai 11. Kemudian, setelah selesai melakukan analisis data, penelitit
mengelompokan data sesuai dengan table yang dibuat. Peneliti akan mencari
kesimpulan apakah sebagian besar puisi yang dibuat siswa kelas X (Sepuluh)
SMA Negeri 9 Tangerang sudah menerapkan gaya bahasa perbandingan
kedalam puisinya. Peneliti menggunakan teknik analisis semantic dan
mengelompokan teori gaya Bahasa Biner dan Feliks.
G. Keabsahan Data
Satori dan Komariah (2017) berpendapat bahwa, “ Suatu penelitian harus
mengandung nilai terpecaya dan peneliti harus mampu
mempertanggungjawabkan penelitiannya dan meyakinkan kepada halayak
bahwa kebenaran hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.
Mempertanggungjawabkan keabsahan suatu penelitian dapat ditelusuri dari
cara-cara memperoleh kepercayaan. Penelitian dinyatakan absah apabila
memiliki:
1. Keterpercayaan penelitian (Credibility)
Penelitian berangkat dari data. Data adalah segala-galanya dalam
penelitian. Alat untuk menjaring data penelitian kualitatif terletak pada
penelitiannya yang dibantu dengan metode interview, FGD, observasi, dan
studi dokumen. Dengan demikian, yang diuji ketepatannya adalah
kapasitas peneliti dalam merancang fokus, menetapkan dan memilih
informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan
36
menginterpretasi, serta melaporkan hasil penelitian yang kesemuanya itu
perlu menunjukan konsistennya satu sama lain.
2. Keteralihan (Transferability)
Suatu penelitisn yang nilai transferabilitasnya tinggi senantiasa dicari
orang lain untuk dirujuk, dicontoh, dipelajari lebih lanjut, untuk diterapkan
ditempat lain. Oleh karena itu, peneliti perlu membuat laporan yang baik
agar terbaca dan memberikan informasi yang lengkap, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Bila pembaca mendapat gambaran yang jelas dari sutu
hasil penelitian dapat dilakukan (transferability), maka hasil penelitian
tersebut memenuhi standar transferabilitas.
3. Kebergantungan (Dependability)
Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses
penelitian. Kalau proses penelitian tidak dilakukan dilakukan dilapangan
dan datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel atau dependable.
Audit dilakukan oleh indepeden atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana
peneliti menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber
data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat
kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan
aktivitas yang dilakukan dilapangan, maka dependabilitas penelitiannya
patut diragukan.
37
4. Kepastian (Objectivitas)
Kepastian atau audit kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh
dapat dilacak kebenarannya dan sumber informannya jelas. Hasil penelitian
dikatakan memiliki derajat objektivitas yang tinggi apabila keberadaan data
dapat ditelusuri secara pasti dan penelitian dikatakan objektif bila hasil
penelitian telah disepakati banyak orang. Untuk menjaga kebenaran dan
objektivitas hasil penelitian, perlu dilakukan audit trail yakni, melakukan
pemeriksaan guna meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan memang
demikian adanya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Adilla, Ridha AR. 2017. Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu Dalam Album Gajah Karya
Tulus dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA. Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.
Lampung: Universitas Lampung
Ambarita, B & P. Ambarita, DF. 2018. Kritik Sastra, Gaya Bahasa, dan
Peribahasa. Bandung: Alfabeta
Bachtiar, Achmad, dkk. 2017. Kajian Puisi. Jakarta: Pustaka Mandiri
Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Depok: Rajawali Pers
FKIP UMT. 2019. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. UMT :Press
Hudhana, Winda Dwi. 2018. Metode Penelitian Sastra Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Samudra Biru
Ismawati, Esti. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: Penerbiy Ombak
Kurniastuti, Dwi. 2016. Analisis Gaya Bahasa Pada Novel Hujan Bulan Juni Karya
Sapardi Djoko Damono dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Purworejo: Universitas
Muhammadiyah Purworejo
Lestari, D.L & Aeni, E.S. 2018. “Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan Pada
Kumpulan Cerpen Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Volume
7, No. 1. http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id (diakses 19 April 2020)
Markamah, E.S., Winarni, R., & Slamet, St.Y. 2016. Kajian Puisi. UNS: Press
Moleong. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
39
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada: University Press
Ibrahim, Soleh. 2015. “Analisis Gaya Bahasa Dalam Kumpulan Novel Mimpi
Bayang Jingga Karya Sanie B. Kuncoro.” Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3,
Nomor 3. http://openjournal.unpam.ac.id (diakses 19 April 2020)
Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Pengkajian Puisi. Gajah Mada: University Press
Rachmadhani, Dwi Febriyani. 2017. Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Pada
Puisi Karya Siswa SMA di Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Satori, D & Komariah A. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. IKAPI: Alfabeta
Slamet, ST. Y. 2019. Pembelajaran Bahasa dan Sasta Indonesia. UNS: Press.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Wahyudi, Danang. 2016. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan
Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Suryodiningratan 2”. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke-5. https://eprints.uny.ac.id
(diakses 10 April 2020)
Zulfahnur, dkk. 2016. Teori Sastra. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
40
LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sri Amelia dilahirkan di Tangerang Banten, pada tanggal 19 Maret 1998
anak kedua dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan, pada tahun 2010 lulus SD di
SDN Kunciran 06 Pinang, Kota Tangerang, lulus dari MTSN Cipondoh tahun 2013
dan lulus SMA di SMA Negeri 9 Tangerang pada tahun 2016. Saat ini sedang
menempuh pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Tangerang Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidkan (FKIP) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Riwayat pendidikan, sejak semester tiga sudah bekerja di TK AS-SHOFA
Pinang Kota Tangerang, sampai sekarang. Selain itu juga bekerja sebagai guru les
privat di rumah.
41
Lampiran 2:
Jurnal Bimbingan
42