1
1. Pendahuluan
Keamanan pada saat ini menjadi hal yang penting. Berbagai cara
dilakukan untuk meningkatkan keamanan baik untuk keamanan pada perusahaan
maupun tempat pribadi seperti rumah [1].Tetapi pada saat ini bukan hal yang
tidak mungkin apabila sebuah sekolah menggunakan CCTV untuk pengawasan
peralatan berharga di sekolah dari pencurian. Misalnya ditempatkan di ruang
laboratorium yang berisi peralatan penting atau mahal, ditempatkan di ruang guru
di mana terdapat banyak dokumen penting atau peralatan berharga, atau dipasang
di ruang perpustakaan, salah satunya pada SMK Telekomunikasi Tunas Harapan,
Tengaran. Sekolah ini adalah salah satu sekolah menengah kejuruan di Tengaran
yang memiliki fasilitas yang tidak hanya satu gedung saja. Maka dari itu, sekolah
ini akan menerapkan penggunaan dari IP Camera sebagai salah satu jenis dari
camera pengawas yang dapat di akses dari jarak jauh dengan media internet.
Rencana yang akan dilakukan adalah memasang IP Camera sebanyak 24
titik pantau maka dari itu dibutuhkan efisiensi dalam menerapkan sistem
monitoring area menggunakan IP Camera karena akan mempengaruhi biaya yang
dibutuhkan untuk pemasangan maupun perawatan selain itu juga tidak
mempengaruhi proses belajar mengajar. Oleh karena itu, muncul keinginan untuk
meneliti dan analisis dari penerapan IP Camera sebagai sistem monitoring area
yang dapat diakses dengan smartphone Android pada studi kasus SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan, Tengaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan
menghasilkan analisis dan desain sistem multimedia streaming yang memodelkan
dan digunakan untuk mensimulasikan komunikasi antara IP Camera dengan
Android. Membangun aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat pemantau
ruangan dan dapat di akses melalui smartphone Android kemudian video yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keadaan dari setiap ruangan.
Manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini adalah SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan dapat membuat perencanaan kebutuhan yang efektif dan efisien dengan
hasil analisis yang telah dilakukan. Membantu penjaga dalam mengawasi ruangan
tanpa harus berada diruangan monitoring yang umumya menggunakan komputer
atau TV selain itu juga sebagai solusi pengaman ruangan yang tidak selalu dijaga
oleh petugas.
2. Kajian Pustaka
Penelitian Tedahulu
Sistem pemantau area menggunakan IP Camera telah dilakukan dalam
berbagai penelelitian yaitu sistem pemantau area pada PT. Pertamina Depot
Plumpang yang menggunakan IP Camera [2]. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan keamanan pada PT. Pertamina Depot Plumpang. Dengan sistem
pemantauan dengan IP Camera dapat mengurangi tenaga kerja untuk mengawasi
tempat-tempat tertentu. Kemudian penelitian berikutnya adalah Analisis Dan
Perancangan Aplikasi Monitoring IP Camera Menggunakan Protokol HTTP pada
Mobile Phone [1]. Aplikasi monitoring ini bertujuan untuk mengakses IP Camera
menggunakan Mobile Phone, karena dapat meningkatkan mobilitas pengguna
untuk dapat mengakses IP Camera dengan Mobile Phone, sehingga pengguna
2
dapat mengontrol IP Camera di mana saja. Pengembangan aplikasi smartphone
Android pada sistem monitoring ruangan juga dapat menggunakan media webcam
sebagai alat pemantaunya. Aplikasi ini digunakan untuk mengakses atau
menerima visualisasi dari webcam pada komputer dengan memanfaatkan
smartphone Android [3]. Dari penelitian yang telah dilakukan terdahulu maka
penelitian ini akan melakukan analisis dari penerapan IP Camera yang dalam
monitoring-nya menggunakan smartphone Android yang mampu mengkompresi
hasil streaming sehingga dapat dianilisis lebih detail maka menghasilkan hasil
streaming yang sesuai kebutuhan .
Android
Android adalah subset perangkat lunak untuk parangkat mobile yang
meliputi sistem operasi, middleware, dan aplikasi inti yang berbasis linux dan
diciptakan oleh Google. Android memakai basis kode komputer yang dapat
didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna bisa membuat
aplikasi baru di dalamnya. Android SDK (Software Development Kit)
menyediakan Tools dan API yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi
pada platform Android dengan menggunakan bahasa pemprogaman Java [4].
Ada beberapa alasan yang dapat menjadi dasar pemilihan Android, antara
lain [5]:
- Bersifat open source, sehingga dapat menkustomisasi aplikasi yang berbasis
Android, dapat mempelajari bahkan membuat sendiri aplikasinya, tanpa harus
membayar sejumlah uang tertentu.
- Implementasinya yang lintas platform. Karena ditulis dengan dasar
pemprogaman Java, maka dapat dijalankan pada berbagai macam platform,
dengan menyertakan Java Virtual Machine yang disebut dengan Dalvik
Virtual Machine.
- Android juga menyediakan SDK dan IDE yang semuanya gratis, sehingga
makin memudahkan dalam hal men-develop aplikasi.
- Google menyediakan wadah yang dapat digunakan para developer Android
untuk men-share atau menjual aplikasi yang telah dibuat, yaitu Android
Market.
Dari arsitektur sistem, Android merupakan sekumpulan framework dan
virtual machine yang berjalan di atas kernel linux. Virtual machine Android
bernama Dalvik Virtual Machine (DVM), engine ini berfungsi untuk
menginterpretasikan dan menghubungkan seluruh kode mesin yang digunakan
oleh setiap aplikasi dengan kernel Linux. Sementara untuk framework aplikasi
sebagian besar dikembangkan oleh Google dan sebagian yang lain dikembangkan
oleh pihak ketiga. Beberapa framework yang dikembangkan oleh Android sendiri
misalnya fungsi untuk teleponi seperti panggilan telepon, sms, video call. Untuk
browser Android menggunakan Google Chrome yang sebelumnya sudah
dikembangkan oleh Google jauh sebelum Android dirilis [6].
3
IP Camera
IP Camera merupakan perkembangan dari CCTV. Yang membedakannya
dengan CCTV biasa adalah setiap kamera memiliki IP sendiri sehingga bisa
memilih kamera mana yang akan dilihat. IP Camera memungkinkan pemilik
rumah dan bisnis untuk melihat kamera mereka melalui koneksi internet yang
tersedia baik melalui komputer maupun mobile phone yang mendukung 3G [7].
Internet Protokol adalah protokol yang digunakan untuk komunikasi data,
pertukaran paket-paket data yang lebih dikenal dengan TCP/IP.
Berikut ini adalah beberapa fitur yang dimiliki dari salah satu jenis IP
Camera dan Gambar 1 menunjukan struktur dari IP Camera :
- 2 way audio : hal ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi
dengan apa yang dilihat.
- LED lighting : digunakan untuk night vision. Fitur ini memungkinkan
pengguna untuk melihat daerah yang kurang cahaya atau
gelap.
- Streaming : Dapat dilihat dengan streaming, beberapa IP Camera
mempunyai resolusi 640x480 dan dapat merekam 30
frame per detik.
- Wireless Network : Konfigurasi awal dilakukan melalui router, akan tetapi
setelah IP Camera ter-install, dapat digunakan
menggunakan wireless network.
Gambar 1 Struktur IP Camera [7].
4
MJPEG
Motion Joint Photographic Expert Group merupakan salah satu kompresi
video yang memiliki kualitas gambar sangat baik karena karena gambar yang
dihasilkan dari kamera mempunyai pixel gambar lebih rapat dan lebih banyak [8].
Karakterisitik MJPEG :
- Pada bandwidth yang rendah, prioritas diberikan untuk resolusi gambar
(gambar yang ditransmisi akan mempertahankan kualitas gambarnya,
walaupun beberapa gambar akan rendah kualitasnya).
- Latency minimum dalam pemprosesan gambar.
- Gambar memiliki ukuran file yang konsisten.
- Merupakan format kompresi yang paling banyak digunakan sekarang ini.
Compression
Kompresi data adalah salah satu subyek di bidang teknologi
informasi yang saat ini telah diterapkan secara luas. Gambar-gambar yang
didapatkan di berbagai situs internet pada umumnya merupakan hasil kompresi
ke dalam format GIF atau JPEG. File video MPEG adalah hasil proses kompresi
pula. Penyimpanan data berukuran besar pada server pun sering dilakukan
melalui kompresi [9].
Teknik Kompresi Data dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
- Lossy Compression
Lossy compression menyebabkan adanya perubahan data dibandingkan
sebelum dilakukan proses kompresi. Sebagai gantinya lossy compression
memberikan derajat kompresi lebih tinggi. Tipe ini cocok untuk kompresi file
suara digital dan gambar digital. File suara dan gambar secara alamiah
masih bisa digunakan walaupun tidak berada pada kondisi yang sama
sebelum dilakukan kompresi.
- Lossless Compression
Sebaliknya Lossless Compression memiliki derajat kompresi yang
lebih rendah tetapi dengan akurasi data yang terjaga antara sebelum dan
sesudah proses kompresi. Kompresi ini cocok untuk basis data, dokumen
atau spreadsheet. Pada lossless compression ini tidak diijinkan ada bit yang
hilang dari data pada proses kompresi.
3. Perancangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode Prototyping. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu
pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak
yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan
mengembangkan suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru kemudian
dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai
dikembangkan. Prototype merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu
sistem atau subsistem [10]. Tahap-tahap dalam metode Prototyping ditunjukkan
pada Gambar 2.
5
Gambar 2 Tahapan dalam Model Prototyping [10].
Pengumpulan kebutuhan sistem dilakukan dengan wawancara dengan
Guru Pembimbing dari SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Pada wawancara
yang telah dilakukan tersebut, menyatakan bahwa SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan telah mempunyai wacana akan menerapkan IP Camera sebanyak 24 titik
pemantauan. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih matang, dengan cara
menghitung dan analisis kebutuhan dari setiap penggunaan IP Camera terutama
penggunaan bandwidth untuk akses melalui internet. Selain itu dibutuhkan kriteria
hasil video yang berbeda untuk setiap IP Camera karena kondisi dan keadaan dari
setiap titik yang akan dipantau misalnya perbedaan dari ruangan yang ramai oleh
siswa atau ruangan yang sepi tapi terdapat barang yang berharga. Sehingga
didapatkan sistem monitoring area menggunakan IP Camera untuk meningkatkan
keamanan dari sekolah yang efektif dan efisien. Selain itu dari sisi pemantauan,
user dapat memantau dari mana saja atau dengan cara mobile yang akan
meningkatkan fleksibiltas dari sistem keamanan dengan IP Camera.
Perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language
(UML), terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram,
class diagram dan deployment diagram. Use case diagram pada Gambar 3
menunjukan sistem ini hanya memiliki satu aktor karena pengguna dari aplikasi
ini nantinya akan menggunakan dengan fitur yang sama. Aktor adalah beberapa
guru dan penjaga sekolah, mereka mempunyai hak untuk menggunakan aplikasi
dengan fitur memenejemen kamera yang tersedia dengan menambah, mengubah
atau menghapus kamera. Kemudian aktor dapat mengatur aplikasi mereka sendiri
dengan men-setting password dari aplikasi sesuai dengan aktor yang
menggunakan aplikasi tersebut.
6
Gambar 3 Use Case Diagram
Activity diagram merupakan salah satu cara untuk memodelkan event-
event yang terjadi dalam use case [11]. Untuk kebutuhan proses dari sistem yang
akan dibangun, terdapat dua activity diagram yaitu aktifitas user yang paling
utama adalah request video dari IP Camera pada Gambar 4 merupakan Activity
Diagram Streaming IP Camera. kemudian aktifitas yang berikutnya adalah
mengubah kualitas video dengan cara mengirim parameter ukuran dari kompresi.
Gambar 4 Activity Diagram Streaming IP Camera.
7
Sequence diagram merupakan interaction diagram yang memperlihatkan
event-event yang berurutan sepanjang berjalannya waktu [11]. Sequence diagram
user pada perancangan ini meliputi manajemen IP Camera yang tersimpan dalam
database smartphone yaitu menambahkan atau mendaftarkan IP Camera baru,
mengubah data dari IP Camera yang telah tersimpan dan menghapus IP Camera
dari database.
Class diagram sistem pada Gambar 5 merupakan perancangan class utama
yang akan dibuat pada aplikasi tersebut, meliputi : class Camera, class
CGIHttpRequest, class HttpCGICommand, class DBHelper, class Parameter,
class Setting. Pada class diagram sistem terdapat lima relasi yaitu
- Class Camera memiliki relasi one to one dengan class CGIHttpRequest.
Dalam proses request dengan IP Camera hanya ada satu objek Camera yang
akan diakses.
- Class Camera memiliki relasi one to one dengan class HttpCGICommand.
Dalam membuat command atau perintah untuk request dengan IP Camera
mempunyai satu objek Camera.
- Class Camera memiliki relasi one to many dengan class DBHelper. Dalam
DBHelper dapat memiliki satu atau lebih objek Camera.
- Class Parameter memiliki relasi one to many dengan class
HttpCGICommand. Dalam proses request dengan IP Camera pesan yang
dikirim dapat memiliki satu atau lebih objek Parameter.
- Class Setting memiliki relasi one to one dengan class DBHelper. Dalam
DBHelper hanya dapat memiliki satu objek Setting.
8
Gambar 5 Class Diagram aplikasi IP Camera.
Deploymen/physical diagram menggambarkan detail bagaimana
komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak
(pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada
lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
Dirancangkan agar aplikasi ini akan mengakses sebuah router server yang
terhubung dengan IP Camera seperti pada Gambar 6. Saat user melakukan
request streaming video maka aplikasi akan terhubung dengan router server.
Gambar 6 Deployment Diagram.
9
Perancangan desain antarmuka adalah merancang gambaran sementara
dari aplikasi yang akan dibuat. Pada aplikasi ini terdapat beberapa rancangan
antarmuka dari menu yang tersedia dalam aplikasi tersebut. Pada Gambar 7
merupakan tampilan Manage Camera, pada form tersebut bisa disebut juga
sebagai form utama karena menu-menu utama berhubungan dengan form ini. Pada
form ini terdapat daftar kamera yang telah berhasil didaftarkan atau daftar kamera
yang telah tersimpan didalam database.
Gambar 7 Desain Antarmuka Form Manage Camera.
Form utama dari aplikasi ini akan digambarkan pada Gambar 8, pada
gambar tersebut akan memperlihatkan form streaming video dari IP Camera
desain antarmuka untuk form tersebut adalah streaming video secara fullscreen.
Selain itu pada form ini juga berisi menu untuk mengatur kompressi, tampilan,
membuat Log dan melihat kamera yang aktif atau terkoneksi.
Gambar 8 Desain Antarmuka Form Camera Viewer.
10
Proses evaluasi prototype dilakukan sebanyak dua kali pengujian oleh
pembuat dan pengguna. Penjelasan setiap tahap evaluasi prototype adalah sebagai
berikut:
a. Evaluasi Tahap Pertama
Evaluasi prototype pertama dilakukan setelah perancangan awal aplikasi.
Dalam tahap ini melakukan perancangan desain tampilan. Hasil dari evaluasi
tahap pertama memperbaiki tampilan form Manage Camera aplikasi agar lebih
menarik dan mudah dipahami pengguna dengan membuat menu utama dengan
tulisan dan bergambar, karena tampilan awalnya masih terlalu sederhana dan
hanya terdiri dari menu utama yang berbentuk tulisan saja.
b. Evaluasi Tahap Kedua
Evaluasi tahap kedua ini dilakukan setelah fungsi utama yang ada pada
aplikasi selesai dibuat. Hasil dari evaluasi tahap ke-dua antara lain:
(1) Perlu menambahkan preview pada saat menambahkan IP Camera baru, agar
lebih jelas dan user tahu bahwa kamera yang telah ditambahkan; (2) Perlu
menambahkan menu help yang berisikan petunjuk penggunaan aplikasi atau user
guide ;
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan rancangan yang telah dipaparkan, dikembangkan suatu
aplikasi dengan platform Android yang dapat melakukan streaming video dari IP
Camera dengan media internet. Dengan hasil aplikasi berikut ini :
- Form Manage Camera
Form Manage Camera adalah form utama dari aplikasi yang dirancang.
Pada form ini menginformasikan daftar dari IP Camera yang telah ditambahkan
kemudian juga jalan utama untuk akses ke semua bagian aplikasi atau berisikan
menu-menu utama. Fungsi utama dari form ini adalah untuk memenejemen atau
mengatur dari daftar IP Camera yang telah tersimpan dalam database SQLite.
- Form Add Camera
Untuk mendapatkan video dari IP Camera pertama yang perlu dilakukan
adalah menambahkan atau mendaftarkan IP Camera di database SQLite. Untuk
memasukkan kamera baru yaitu dengan masuk ke form Add Camera pada form
untuk menambahkan kamera user harus memasukan Name, Servername/IP, Port,
Username dan Password. User tidak bisa menyimpan kamera baru yang telah
dilengkapi datanya apabila belum dites. Tujuan dari tes kamera adalah untuk
mendapatkan koneksi dari IP Camera. Setelah koneksi berhasil dilakukan user
baru bisa menyimpan kamera.
- Form Edit Camera
Edit Camera merupakan form yang digunakan user apabila ingin
mengubah data kamera yang berada pada database SQLite misalnya karena data
yang telah terdaftar sudah berubah alamat server-nya atau telah terubah
pengaturannya. Untuk mengakses pada form Edit Camera user masuk dulu pada
11
form Manage Camera kemudian pilih data yang akan di-edit dengan cara long
click pada data tersebut kemudian akan muncul Context Menu pilih edit.
- Form Camera Viewer
Gambar 9 Form Camera Viewer Aplikasi IP Camera.
Camera Viewer merupakan form yang memiliki bagian utama dari aplikasi
ini yaitu untuk form untuk streaming video dari IP Camera. Tampilan dari
Camera Viewer ditunjukan pada Gambar 9, pada form tersebut memilki bagian
utama berupa tampilan hasil streaming atau berupa video, kemudian dalam
gambar tersebut juga menampilkan seberapa kecepatan video yang diterima
berupa jumlah frame yang diterima setiap detik. Pada form tersebut juga
mempunyai mempunyai beberapa menu untuk mengakses menu Setting
Appreance, Setting Compression, Create Log, All Camera dan Manage Camera.
- Form Setting Compression
Gambar 10 Form Setting Compression Aplikasi IP Camera.
12
Pada form Setting Compression user dapat mengubah kualitas gambar dari
streaming video yang dihasilkan atau dikirim oleh IP Camera, dengan seekbar
user cukup menarik ke kanan atau ke kiri untuk mengaturnya. Apabila user
menarik seekbar ke kiri maka besar kompresi kecil dan jika ditarik ke kanan maka
kompresi yang dihasilkan lebih besar. Maka jika semakin besar kompresi yang
diatur maka gambar yang dihasilkan memilki pixel yang lebih kecil tetapi video
yang dihasilkan mempunyai delay yang lebih kecil. Tetapi dalam mengatur
kompresi dapat diatur secara otomatis sehigga hasil yang ditampilkan nantinya
berdasarkan seberapa besar bandwidth dari jaringan yang tersedia dengan cara
besar kompresi diset pada angka 0 (nol) maka secara otomatis hasil streaming dari
IP Camera akan menyesuaikan bandwidth. Gambar 10 adalah tampilan dari form
Setting Compression
Hasil Pengujian
Pengujian ini berfungsi untuk melihat sejauh mana aplikasi ini dapat
berjalan dan untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi. Parameter dalam
pengujian ini menggunakan user requirements yang telah dijelaskan pada tahap
sebelumnya. Pengujian yang digunakan adalah pengujian manfaat.Tujuan dari
pengujian aplikasi ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari aplikasi untuk
streaming video dari IP Camera melalui jaringan internet.
Spesifikasi pengujian :
Aplikasi Android :
- Smartphone Android yang digunakan adalah Advan Vandroid T1C dengan
platform Android Froyo 2.2
- Koneksi internet smartphone menggunakan Broadband Indosat IM3 dengan
kekuatan sinyal HSDPA
- Lokasi atau tempat memantau di Jl. Patimura No.92/93, Salatiga
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan :
- IP Camera TP-Link SC3130 yang menggunakan kompresi video MJPEG
- Koneksi internet dari ISP Grahamedia Salatiga dengan maksimal bandwidth
8Mbps
- Pengaturan jaringan internet menggunakan router Mikrotik dengan limit
bandwitdh download dan upload sebesar 256kb untuk port IP Camera.
Pengujian yang dilakukan yaitu dengan streaming video menggunakan
aplikasi TelsaCamera yang telah ter-install pada smartphone Android. Streaming
dilakukan selama 5 menit untuk setiap pengujian. Pengujian dilakukan pada
kompresi 10%, 20%, 30%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 99%. Hasil dari setiap
pengujian berupa LOG untuk pencatatan banyaknya frame setiap detik. Hasil
pengujian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Juni 2012 jam 07.12 sampai
dengan jam 8.00 dapat ditunjukan pada Tabel 1
13
Tabel 1 Hasil Pengujian Streaming Video IP Camera
Frame /
Second
Kompresi ( % )
10 20 30 40 50 60 70 80 90 99
1 124 69 50 49 33 20 15 12 5 3
2 35 93 30 39 62 38 38 24 7 2
3 4 18 27 40 61 37 50 22 12 2
4 0 0 0 19 48 65 35 31 6 5
5 0 0 0 0 1 20 77 63 14 10
6 0 0 0 0 0 5 1 74 28 12
7 0 0 0 0 0 0 0 1 100 50
8 0 0 0 0 0 0 0 1 68 116
9 0 0 0 0 0 0 0 0 12 45
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
11 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4
12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 163 180 107 147 205 185 216 228 256 270
RATA/RATA
Frame Rate 0,69 1,03 0,64 1,08 1,79 1,99 2,57 3,41 5,71 7
Pada Tabel 1 menunjukan hasil dari pengujian streaming video dari IP
Camera yang berupa tabel dari pengujian setiap kompresi. Pada kolom pertama
menyatakan jumlah frame untuk setiap detiknya dan kolom ke-2 merupakan
pengujian pada kompresi 10% selama 5 menit dengan hasil untuk 1 frame/detik-
nya mendapatkan 124 kali. Kemudian untuk 2 frame/detik-nya mendapatkan 35
kali pada mendapatkan 4 kali pada 3 frame/detik-nya. Pada kolom ke-3 sampai
ke-11 menjelaskan hasil dari kompresi yang lainnya. Kemudian pada kompresi
90% terdapat nilai 0 FPS pada frame 10 diakibatkan beberapa kemungkinan
diantaranya karena keadaan dari ISP yang menyediakan internet pada sekolah
ataupun broadband yang digunakan pada smartphone. Rata-rata frame rate
didapat dengan perhitungan rumus Mean pada data tunggal selama 5 menit atau
300 detik yaitu :
Contoh menghitung rata-rata pada kompresi 50% :
= 1,79 FPS.
14
Tahap pengujian berikutnya dilakukan dengan wawancara dan simulasi
aplikasi dengan Bapak Aris Suryatno, S.T yang menjabat sebagai Kepala Jurusan
TKJ (Teknik Komputer Jaringan) dan Akhmad Fajar yang menjabat sebagai
Teknisi IT di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab atas penelitian yang dilaksanakan. Dari hasil pengujian yang
telah dipaparkan pada Tabel 1 maka 24 titik pantau yang direncanakan
sebelumnya dirumuskan kriteria titik yang berbeda berdasarkan alasan-alasan dari
struktur dan ruang gerak area. Pada Tabel 2 menunjukan 24 titik yang
direncanakan dan Gambar 11 menunjukan struktur bangunan sekolah dari SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan.
Gambar 11 Struktur Bangunan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.
Pada Gambar 11 menunjukan denah atau struktur bangunan dari SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan dengan keterangan :
A. Laboratorium Komputer
B. Kantor Yayasan
C. Ruang Pembelajaran 1 dan Kantor Guru
D. Cafetaria
E. Laboratorium Fisika dan Kimia
F. Perpustakaan
G. Asrama
H. Bengkel Otomotif 1
I. Bengkel Otomotif 2
H
U
L
M
15
J. Ruang Pembelajaran 2
K. Kantor Satpam
L. Parkir Guru dan Karyawan
M. Parkir Siswa
Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, menyimpulkan titik-titik
pantau IP Camera pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2 24 Titik Pantau IP Camera
No Titik IP Camera Gedung Kompresi Alasan
1 Tangga gedung
laboratorium
komputer lantai 1
A 70% Mengawasi siswa yang naik dan
turun dari lantai 2 atau lantai 3.
2 Tangga gedung
laboratorium
komputer lantai 2
A 70% Mengawasi siswa yang naik dan
turun dari lantai 1 atau lantai 3.
3 Tangga gedung
laboratorium
komputer lantai 3
A 70% Mengawasi siswa yang naik dan
turun dari lantai 1 atau lantai 2.
4 Ruang tamu kantor
yayasan
B 50% Karena tamu dari yayasan harus
diketahui
5 Lobi utama
gedung c
C 50% Mengawasi tamu yang mengisi
buku tamu
6 Lobi gedung c
mengahadap
selatan
C 70% Mengawasi sisi di depan
ruangan lantai 1 sebelah selatan
7 Lobi gedung c
Mengahadap barat
C 70% Mengawasi sisi di depan
ruangan lantai 1 sebelah barat
8 Kantor Tata Usaha
pada gedung c
C 50% Mengawasi tamu yang masuk
ke ruang tata usaha
9 Ruang tengah
gedung c lantai 2
menghadap selatan
C 70% Mengawasi ruang pembelajaran
siswa di lantai 2 yang
menghadap selatan
10 Ruang tengah
gedung c lantai 3
mengahadap
selatan
C 70% Mengawasi ruang pembelajaran
siswa di lantai 3 yang
menghadap selatan
11 Ruang tengah
gedung c lantai 3
menghadap barat
C 70% Mengawasi ruang pembelajaran
siswa di lantai 3 yang
menghadap barat
12 Ruang Kepala
Sekolah pada
gedung c
C 50% Mengawasi tamu yang masuk
ke ruang Kepala Sekolah
13 Cafetaria
menghadap timur
D 80% Mengawasi siswa dan guru
yang pergi ke cafetaria dari arah
timur
16
14 Cafetaria
menghadap barat
D 80% Mengawasi siswa dan guru
yang pergi ke cafetaria dari arah
barat
15 Depan ruang
laboratorium fisika
kimia dan
perpustakaan
E,F 70% Mengawasi siswa yang masuk
ke ruangan
16 Pintu masuk
asrama
G 70% Mengawasi siswa yang masuk
ke asrama dan para tamu
17 Bengkel otomotif
1
H 60% Mengawasi alat-alat dan mesin
yang berada di bengkel
18 Bengkel otomotif
2
I 60% Mengawasi alat-alat dan mesin
yang berada di bengkel
19 Ruang
Pembelajaran 2
J 70% Mengawasi siswa yang masuk
ke ruangan
20 Kantor satpam K 60% Mengawasi tamu yang masuk
lewat gerbang utama atau tamu
yang lapor ke kantor satpam
21 Tempat parkir
guru dan karyawan
menghadap barat
L 70% Mengawasi sepeda motor dan
mobil guru atau karyawan dari
arah barat
22 Tempat parkir
guru dan karyawan
menghadap utara
L 70% Mengawasi sepeda motor dan
mobil guru atau karyawan dari
arah utara
23 Tempat parkir
siswa menghadap
utara
M 70% Mengawasi sepeda motor siswa
dari arah utara
24 Tempat parkir
siswa menghadap
selatan
M 70% Mengawasi sepeda motor siswa
dari arah selatan
Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa kriteria dari
setiap titik atau area. Dengan beberapa kategori kompresi yang digunakan yaitu
50%, 60%,70% dan 80%. Kompresi yang digunakan berbeda-beda berdasarkan
tingkat keramaian dan cepat pergerakan dari setiap titik pantau. Kemudian selain
itu kompresi yang diterapkan berbanding lurus dengan besar bandwidth yang
digunakan. Dalam penerapan yang telah dilakukan tidak menggunakan kompresi
90% atau 99% karena hasil gambar yang diperoleh sudah tidak jelas sehingga
walaupun pergerakan video lebih cepat tapi gambar yang dihasilkan belum
memenuhi kebutuhan untuk memantau ruangan. Berikut ini adalah contoh
penjelasan dari titik yang telah diterapkan:
17
- Pada titik 12 atau kamera pada ruang kepala sekolah dengan kompresi 50%
karena pada area tersebut tingkat keramaian yang lebih rendah dari area yang
lain yaitu dengan kondisi bahwa kamera pada ruangan tersebut mengawasi
kepala sekolah dan pengunjung khusus yang rata-rata hanya mengawasi
kepala sekolah. Pada Tabel 2 dengan kompresi tersebut mendapatkan hasil
pengujian dengan rata-rata frame rate 1,79 FPS dengan pertimbangan bahwa
pergerakan dari kepala sekolah yang lebih sering duduk sehingga dengan
video yang kecepatannya lambat telah mampu merekam kegiatan dari ruang
kepala sekolah.
- Pada titik 13 atau kamera pada cafetaria yang mengahadap timur dengan
kompresi 80% karena pada area tersebut tingkat keramaian yang lebih tinggi
dari area yang lain yaitu dengan banyaknya siswa dan guru yang masuk atau
keluar ke cafetaria. Pada Tabel 2 dengan kompresi tersebut mendapatkan
hasil pengujian dengan rata-rata frame rate 3,41 FPS dengan pertimbangan
bahwa pergerakan dari siswa di cafetaria memungkinkan siswa untuk berlari
sehingga dibutuhkan hasil video yang mampu untuk merekam siswa yang
pergerakannya kurang dari 1 detik.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aplikasi ini
sudah berjalan secara fungsional dan mengeluarkan informasi sesuai dengan yang
diharapkan. Sehingga hasil analisis dari kebutuhan untuk menerapkan sistem
monitoring menggunakan IP Camera sudah memenuhi kebutuhan.
5. Simpulan
Setelah melakukan analisis dan perancangan aplikasi yang dirancang maka
dibuat beberapa kesimpulan. Pertama aplikasi dapat melakukan streaming dari IP
Camera menggunakan smartphone Android. Kedua aplikasi monitoring dapat
menyimpan daftar alamat-alamat IP Camera yang berbeda-beda sehingga
memudahkan dalam pengaksesan IP Camera. Kemudian yang terakhir aplikasi
mampu mengubah kualitas dari video yang dihasilkan sehingga mempengarungi
kecepatan dari video yang diterima maka 24 titik pantau yang akan dimonitoring
dapat diklarifikasikan hasil yang berbeda berdasarkan kebutuhannya.
6. Pustaka
[1] Handoko, Rika Mandasari & Bino Pramana B. 2010. Analisis dan
Perancangan Aplikasi Monitoring IP Camera Menggunakan Protokol
HTTP pada Mobile Phone. Jakarta : BINUS.
[2] Samalo,Yenny, Vans Andriawan, & Achmad Hadi. 2012. Analisis dan
Perancangan Sistem Pemantau Area dengan Menggunakan IP Camera
pada PT. Pertamina Depot Plumpang. Jakarta: BINUS.
[3] Chandra, Eric, & Zein Rezky H. 2012. Analisis dan Perancangan Aplikasi
Monitoring Area dengan Webcam pada Smartphone Berbasis Android.
Jakarta :BINUS.
[4] Mulyadi. 2010. Membuat Aplikasi untuk Android. Yogyakarta : Gava
Media.
18
[5] Winarno, Edy, & Ali Zaki 2011. Membuat Sendiri Aplikasi Android untuk
Pemula. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
[6] Cooper, Martin. 2010. Step by Step Smartphone Android. Massachusetts:
Pace University.
[7] Innes, Greg. 2009. What Is an IP Camera?.
http:/www.networkwebcams.com/ip-camera-learning-center/. (Diakses
tanggal 10 Mei 2012).
[8] Anonymous. 2006. MJPEG vs MPEG4 Understanding the differences,
advanrages and disadvantages of each compression technique, ON-Net
Surveillance Systems Inc.
http://www.onssi.com/downloads/OnSSI_WP_compression_techniques.pdf.
(Diakses tanggal 10 Juli 2012).
[9] Widhiartha ,Putu. 2003. Pengantar Kompresi Data. IlmuKomputer.Com.
(Diakses tanggal 3 Juli 2012).
[10] Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi
(Buku Satu). Yogyakarta: Andi.
[11] Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose Untuk Pemodelan Berorientasi Objek.
Bandung: Informatika.