Download - Analisa Persepsi Pada Album Art
Makalah Bahasa Indonesia
PERSEPSI PADA ALBUM ARTDosen Pengampu :
Drs. Purwito
Oleh :
MUHAMMAD YUSUF HABIBI
111 2167 024
DKV NON REGULER
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2012 / 2013
Kata Pengantar
Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya saya
dapat menyelesaikan analisa Persepsi Pada Album Art dengan tepat waktu.
Analisa ini ditulis sebagai tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu
oleh Drs. Purwito.
Dalam analisa ini saya membahas tentang “Presepsi pada Album Art”.
Bagaimana Album art dapat mencerminkan watak dan karakteristik sebuah musik
itu sendiri, terlebih dari itu, banyak aspek yang bercampur dalam album art,
seperti gaya hidup, fashion dan kegiatan sosial pada masa itu
Semoga analisa ini dapat bermanfaat sebagai rujukan analisa bentuk dan
warna pada aspek visual, dan sebagai rujukan aliran musik dan budaya pada aspek
audionya., terimakasih
Yogyakarta, 16 Desember 2012
Penulis
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
perkembagan produksi musik yang sangat ramai dan kompetitif membuat
para musisi mencari cara lain untuk menentukan posisi pasar, album art
adalah salah aspek yang mempunyai bagian cukup besar dalam visualisasi
untuk membantu konsumen dalam menentukan jenis musik yang mereka
inginkan.
Album art atau biasa disebut album cover merupakan kemasan produk
yang dirilis bersamaan dengan auido komersial, atau album. Pada jaman
piringan hitam, kemasan tersebut juga dinamakan album art, namun berbeda
dengan CD, pada piringan hitam tidak ada tambahan opsional seperti gambar
musisi dan lirik lagu.
Format album art dalam piringan hitam terus berkembang pada tahun1950
sampai 1980, Rekaman album piringan hitam yang berukuran 12 ichi degan
kecepatan putaran 45rpm, Sejak pertengahan 1990-an, CD telah menjadi
bentuk yang paling umum dari produk musik secara fisik yang didistribusikan.
Format packaging kemasan sangat bervariasi, mulai dari kotak plastik, kertas
maupun disusun dalam wadah yang esklusif seperti perhiasan. Biasanya
sampul album dan paket komponen ini berukuran sekitar 4,75 inci persegi.
2. Rumusan Masalah
Album art pada compac disk (CD) memiliki sejarah yang panjang,
sebelum menggantikan kemasan plastik pita suara pada kaset, dan cover
lembar pada piringan hitam. Dan sampai saat ini pun terus berkembang
membentuk sebuah kebaruan. Rendahnya musisi serta masyarakat yang sadar
tentang peran dan kekuatan dalam album art, membuat musisi yang masuk
didalam mayor label tidak mempertimbangkan idelisme dalam pembuatan
album art. Mereka hanya mengikuti schedule (jadwal) management untuk
melakukan pemotretan cover, atau pembuatan karya album art. Selalu
memikirkan pertimbangan daya jual dipasar dan tidak sesuai dengan jiwa
(soul) album. Paling tidak harus ada visualisasi yang tepat untuk pencerminan
lagu tersebut.
persaingan yang semakin ramai dalam industri musik saat ini menjadikan
manajement harus berfikir, terutama kualitas musik mereka. Seperti halnya
pada packaging kemasan, saat ditoko musik Saya selalu tertarik pada cover
album art yang cendrung out of the box, dibanding desain yang konversional.
Ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh musisi dan manajemen, mereka
sepertinya terlalu berlebihan memangkas biaya produksi, hal ini membuat
Saya kadang jenuh saat berkeliling ke rak-rak musik indonesia yang terasa
monoton dengan album art kebanyakan foto narsis para musisi.
Manajemen seharusnya meluangkan sedikit dana untuk biaya produksi,
sekedar memikirkan konsep visualisasi secara matang atau dengan sentuhan
packaging yang semenarik mungkin, sehingga memuculkan stoping power
saat kita melihat di sepanjang rak musik.
Visualisasi adalah hal yang sangat kuat, sehingga mampu mendoktrin dan
membrainwash presepsi psikologi penerimanya, ada sisi positif dan negatif
pada fase ini. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu psikologi, saat ini
visualisasi dapat dikemas secara ambigu, atau diselipkan makna makna
terselubung seperti konspirasi, kekerasan .dlsb yang patut kita waspadai.
3. Tujuan dan Manfaat
1. Memahami sejarah teknik pembuatan album art, mulai dari
fotografinya,dominasi warna maupun raut kerupaanya.
2. Memahami bahwa setiap aliran musik (genre) membawa identitas
visual dari daerah musik sendiri itu berasal.
3. Mencari koherensi atau benang merah antara visualisasi album art
dengan genre lagu pada album tersebut, yang menimbulkan persepsi-
persepsi tertentu.
4. Menganalisa seberapa kuat dampak psikologis yang terjadi saat
masyarakat saat menerima informasi visual album art tersebut.
5. keterkaitan makna dari Album art dan perkembangan mental, serta
pskologi pada masa itu.
6. Memahami bahwa setiap musisi yang berada pada aliran (genre)
tertentu, memiliki peraturan peraturan visual yang secara tidak sadar
mereka junjung dengan sangat kuat.
B. Kerangka Teoritik
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah
kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya. Alat tubuh yang
digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra
penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk
mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia
yang daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau
menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi
bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik
utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya
paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi audio
Persepsi audio didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan
binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem
pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf, dan otak. Tidak semua suara
dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali
amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz
sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus
menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.
3. Devinisi Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan (Rahmad, 2005). (Wilson.D, 2000). Mengatakan, bahwa persepsi adalah
interpresentasi terhadap lingkungan manusia dan mengolah proses informasi
tersebut. Marasmis (1998) berpendapat lain , persepsi adalah daya mengenal
barang, kualitas atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses,
mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah panca indrannya mendapat
rangsang.
Melihat beberapa opini tentang persepsi tersebut, dapat disimpulakn
bahwa persepsi adalah proses setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya melalui panca indra dan tiap tiap individu yang dapat
memberikan arti yang berbeda beda.
4. Psikologi Warna
Pada abad ke-15, lama sebelum para ilmuwan memperkenalkan warna,
Leonardo da Vinci menemukan warna utama yang fundamental, yang kadang-
kadang disebut warna utama psikologis, yaitu merah, kuning, hijau, biru,
hitam, dan putih. Kini para ilmuwan mempekenalkan keterlibatan warna
terhadap cara otak menerima serta menginterpretasikan warna. Kemudian
perkembangan bidang psikologi juga membawa warna menjadi objek
perhatian bagi para ahli psikologi.
Para ilmuwan yakin bahwa persepsi visual terutama bergantung kepada
interpretasi otak terhadap suatu rangsangan yang diterima oleh mata. Warna
menyebabkan otak bekerja sama dengan mata dalam membatasi dunia
eksternal. Menurut penelitian, manusia mempunyai rasa yang lebih baik dalam
visi dan lebih kuat dalam presepsi terhadap warna dibandingkan dengan
binatang. Konflik antara warna dan bentuk terhadap persepsi manusia telah
dipelajari oleh ahli-ahli psikologi. Pengenalan bentuk merupakan proses
perkembangan intelektual sedangkan warna merupakan proses intuisi..
C. Pembahasan
1. Penggabungan Kedua Persepsi
Persepsi audiovisual dinilai lebih kuat dan efektif dalam penyampaian
pesan dibandingkan audio atau visual saja. Atas dasar menggunakan kedua
indra, mata dan telingga, yang nantinya akan menyimpulkan presepsi tentang
apa yang kita pernah dengar (audio), dengan pengalaman dan persepsi atas apa
yang pernah kita lihat (visual).
Contohnya demikian : kita ambil salah satu album art, kira kira apa yang
bisa kita dapat dari informasi yang ingin disampaikan pada album art tersebut,
apakah setelah melihat album tersebut, kita menyimpulkan AC/DC merupakan
band pop melankolis seperti wali atau kangen band ? Pengalaman
mengajarkan tentang bagaimana persepsi persepsi itu berjalan pada pikiran
kita, kita semua sadar dengan maksud gambar tersebut “sebuah meriam” pada
dasarnya meriam adalah senjata perang yang kokoh kuat serta
menghancurkan, meskipun saat ini posisinya telah tergantikan dengan rudal
jarak jauh, namun keresan akan kekuatan pada meriam pasti masih menancap
pada persepsi kita. Seserang yang belum tahu sama sekali tentang AC/DC
pasti paham hanya dengan melihat album art tersebut, mereka pasti mengingat
kekuatan dan daya hancur meriam, lalu mereka menghubungkan dengan
persepsi audio mereka, bahwa suara meriam yang megitu mengelegar dan
memekakkan telinga. “pasti band ini dahsyat seperti meriam” orang awam
pun bisa berasumsi seperti ini, tanpa harus mendengar, bagaimana lagu
atau menonton konser AC/DC, ini berarti AC/DC berhasil
mengkomunikasikan persepsi audio melewati persepsi visual, mebentuk
sebuah korerensi/kesinambungan pada pikiran pendengarnya. Berikut adalah
penjelasan genre dan koherensi album art tersebut.
a. Analisa album beraliran Rock
Ciri khas Rock and Roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya
dipadu dengan lirik. Rock and Roll menggunakan beat yang didasarkan
salah satu ritme musik Blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen
backbeat yang diisi pukulan snare drum. Versi klasik dari Rock and Roll
dimainkan dengan satu atau dua gitar listrik, gitar bas listrik, dan drum set.
Ada beberapa contoh album art yang saya ambil sebagai contoh untuk
mengartikan sebuah kata “Rock” itu sendiri, dominasi warna merah dan
hitam pada eksekusi album art, yang berarti semangat, perjuangan, dan
amarah. Pendengar musik Rock cukup banyak saat ini, apalagi Rock sudah
menjadi sub sub aliran (genre) yang lebih variatif contohnya : Neo
progresif rock, Alt rock, Gress rock, yang menjadikan karya pada album
art yang lebih variatif, juga dalam eksekusinya.
b. Analisa album beraliran Punk
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada
awalnya, kelompok Punk selalu dikacaukan oleh golongan Skinhead.
Namun, sejak tahun 1980-an, saat Punk merajalela di Amerika, golongan
Punk dan Skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat
yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang
lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang
mencakup aspek sosial dan politik.
Ada beberapa relevansi pada setiap album art band yang bergenre
Punk , seperti dominasi warna dan konten gambar. Pemilihan warna masih
sekitar kuning dan merah, yaitu warna propaganda yang menganggu
pandangan, eksekusi terkadang grayscale atau , tetapi tetap memegang
teguh warna warna propaganda. Rata rata eksekusi desain menceritakan
masalah kesenjangan sosial, harapan hidup, politik atau otorisasi
pemerintah. Segmentasi pasar musik musik Punk adalah mereka yang
ingin diakui, mereka yang anti kemapanan serta hura hura, mereka para
pekerja kasar yang kurang diperhatikan pemerintah, dan mereka yang
mengkritik pemerintah melalui karya.
c. Analisa album beraliran Blues
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan
genre musik yang diciptakan terutama dalam Masyarakat Afrika-Amerika
di Deep South Amerika. The blues di mana-mana, dalam bentuk jazz,
R&B, dan rock n roll. Blues dicirikan oleh cord progresif tertentu, dengan
dua belas bar akord miring, progresi yang paling umum dengan nada
miring. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara
dan popularitas pada tempat yang berbeda, dari abad ke-20. Pada tahun
1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues
rock.
blues menjadi aluran yang simple dan easy listening, dominasi visual
rata rata pada kebanyakan album art berisi profil foto artis, hampir sama
dengan kebanyakan album art genre pop, yang menampilkan visualisasi
penyanyinya, bedanya pada blues artist berfoto bersama gitar atau alat
musik lainnya, ini menunjukan para musisi blues memiliki skill dan
kemampuan yang hebat dalam pengunaan gitar.
d. Analisa album beraliran Jazz
Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal
abad ke-20, dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa. Musik Jazz
banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon.
Elemen penting dalam Jazz adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms,
sinkopasi, dan shuffle note.
Di indonesia sendiri musik Jazz masih diangap musik yang mahal dan
bergengsi, dimana rata rata konsernya berada di hotel dan tamu tamu
undangan yang terdiri dari para kaum elit, visualisasi album art pada
musik Jazz ini lebih flesibel dan flow, dengan warna rata rata biru ungu
atau orange. dan dekorasi terompet atau seksofon yang membuat citra
musik Jazz semakin kuat.
e. Analisa album beraliran Ska
Ska adalah genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an,
dan merupakan pendahulu Rocksteady dan Reggae. Ska menggabungkan
unsur-unsur musik Mento dan musik Kalipso dari Karibia dengan Jazz dan
Rhythm and Blues dari Amerika Serikat. Ciri khas musik ini adalah jalur
bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat. Pada awal 1960-an,
Ska adalah genre musik yang dominan di Jamaika dan popular di kalangan
para mod di Britania Raya. Musik ini kemudian populer di kalangan
skinhead juga.
Rata rata album art pada musik Ska bertemakan persahabatan, cover
album biasaya berisi para angota dengan gaya hidup tinggi, seperti jas
hitam, dasi dan topi mafia, apalagi kecenderungan dengan dekorasi lantai
kotak kotak, menjadikan ska tersegment pada kaum muda dengan gaya
hidup gelamor yang tinggi.
D. Penutup
Kesimpulan
Tipografi sangat berperan penting terhadap komunikasi visual. Segala
bentuk irama ataupun pesan visual dipengaruhi oleh unsur – unsur tipografi
yang ditonjolkan. Selain untuk menvisualisasikan bentuk pesan yang
disampaikan juga sekaligus mempengaruhi daya tangkap persepsi dari
penerima pesan.
Sebagai desainer komunikasi visual perlu memahami elemen maupun
unsur – unsur dalam tipografi seperti jenis dan karakter huruf serta mengkaji
ulang dampak keefektifan terhadap huruf yang dihasilkan dalam produk
komunikasi visual. Elemen utama yang dihasilkan akan membantu pembaca
untuk mendapatkan kenyamanan membaca dengan semaksimal mungkin
sehingga tujuan, prinsip pokok yang diharapkan dapat tercapai dengan sebaik
mungkin. Keseimbangan antara informasi dengan bentuk huruf, harus dapat
berjalan bersama tanpa merusak estetika dalam karya desain komunikasi
visual yang membuat disain tersebut kurang mutlak dan akan mengganggu
pengamatan, sebaliknya sebuah disain yang estetik dan seimbang adalah
apabila penerima pesan/masyarakat tidak mampu memperoleh informasi
apapun darinya.
Daftar Pustaka
Shrum, 2004, Psikologi Media Periklanan, Yogyakarta, Indonesia : Jalasutra
Hakim, Budiman, 2006, Lanturan Tapi Relevan. Yogyakarta, Indonesia :
Galangpress.
http://id.wikipedia.org/wiki/Genre_musik diakses pada hari Rabu, 19 Desember
2012 jam 23.33.
http://gogorbangsa.wordpress.com/2012/06/12/persepsi-visual/ diakses pada hari
Rabu, 19 Desember 2012 jam 23.40.