Download - Analisa display
BAB IV
ANALISA
4.1. Uji Keseragaman dan Uji Kecukupan
Uji keseragaman adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data
sudah seragam atau belum. Suatu sampel data dinyatakan seragam, apabila data –
datanya berada dalam batas – batas pengendalian (batas control atas dan batas control
bawah). Untuk data yang belum seragam, maka dilakukan iterasi data dengan
mengganti data yang berada di luar batas pengendalian dengan data yang berasal dari
bank data. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan sampel data yang seragam, yaitu
berasal dari sistem sebab yang sama. Sedangkan, uji kecukupan adalah pengujian
yang dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang kita miliki telah cukup
mewakili populasi. Data dinyatakan cukup, apabila nilai N teoritis lebih kecil
dibandingkan denga N data yang kita miliki (N’ < N). Jika data belum dinyatakan
cukup, maka harus dilakukan penambahan data dengan melakukan pengambilan dan
penambahan data dari bank data yang telah disediakan.
Untuk modul ini data yang diuji keseragaman dan uji kecukupan adalah uji
sudut pandang. Pengukuran uji sudut pandang pria dan wanita, yang meliputi sudut
pandang berdiri atas (SPBA), sudut pandang berdiri bawah (SPBB), sudut pandang
duduk atas (SPDA) dan sudut pandang duduk bawah (SPDB). Pada pengukuran ini
digunakan uji keseragaman dan kecukupan data, dengan tingkat keyakinan 94% dan
tingkat ketelitian 4%, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
No Data Uji Sudut PandangSx
1 Sudut Pandang Duduk Atas 27.93 o 3.90 o
2 Sudut Pandang Duduk Bawah 11.39 o 2.69 o
3 Sudut Pandang Berdiri Atas 13.86 o 2.74o
4 Sudut Pandang Berdiri Bawah 6.83 o 3.05 o
NO. Data Uji Sudut Pandang N N’ Keterangan
1. Sudut Pandang Duduk Atas 75 71.96 N’<N Seragam&Cukup
2. Sudut Pandang Duduk Bawah 85 83.87 N’<N Seragam&Cukup
3. Sudut Pandang Berdiri Atas 80 77.30 N’<N Seragam&Cukup
4. Sudut Pandang Berdiri Bawah 85 84.12 N’<N Seragam&Cukup
4.2. Konsep Persentil Pada Uji Sudut Pandang
Dari data uji sudut pandang yang telah dilakukan dengan uji keseragaman dan
kecukupan didapat nilai rata – rata dan simpangan standardnya. Dari nilai tersebut,
maka ” persentil” dapat diterapkan. Persentil merupakan nilai yang membagi suatu
distribusi data yang telah diurutkan dari kecil ke besar menjadi seratus kelompok
bagian dengan ukuran yang sama. Dalam konsep ini, nilai – nilai persentil
menyatakan persentase manusia dalam suatu populasi yang memiliki dimensi tubuh
yang sama (atau lebih kecil) dari nilai tersebut. Perhitungan persentil menggunakan
konsep distribusi normal dengan diketahui nilai rata – rata dan simpangan baku dari
data yang telah dinyatakan seragam dan cukup. P5 menunjukkan batas minimum sudut
pandang mata dalam melihat suatu objek, sedangkan P95 merupakan sudut pandang
jangkauan mata paling maksimal pada saat melihat suatu objek. Dan P50 adalah sudut
pandang jangkauan rata-rata yang masih dapat dilihat secara normal oleh mata
manusia.
Berikut tabel pemilihan persentil sesuai data uji sudut pandang yang
digunakan :
Tabel Persentil Sudut Pandang Duduk dan BerdiriNo Jenis data P5 P50 P95
1 Sudut pandang berdiri ( atas ) 9,35 13,86 18,37
2 Sudut pandang berdiri ( bawah ) 23,33 28,92 33,50
3 Sudut pandang duduk ( atas ) 21,52 27,93 34,35
4 Sudut pandang duduk ( bawah ) 6,97 11,39 15,81
Dari tabel di atas, diketahui untuk sudut pandang berdiri atas, memiliki nilai
minimum batas pandangan mata dalam melihat suatu objek sebesar 9.35 dan memiliki
nilai maksimum batas jangkauan pandangan mata dalam melihat suatu objek sebesar
18.37. Kemudian untuk sudut pandang berdiri bawah memiliki nilai minimum batas
jangkauan pandangan mata dalam melihat suatu objek sebesar 23.33 dan memiliki
nilai maksimum batas jangkauan pandangan mata dalam melihat suatu objek sebesar
33.50. Untuk sudut pandang atas diketahui nilai minimum batas pandangan mata
dalam melihat suatu objek sebesar 21.52 dan memiliki nilai maksimum sebesar 34.35.
Dan untuk sudut pandang duduk bawah memiliki nilai minimum batas sudut
pandanng mata dalam suatu objek sebesar 6.97 dan batas maksimum sebesar 15.81.
4.3. Diagram Sudut Pandang
1. Diagram Sudut Pandang Duduk Atas
90o
34.35
21.52
0o
Pada diagram sudut pandang duduk atas didapat nilai persentil 5 dengan besar
sudut 21.52o, pada persentil 50 didapat sudut pandang duduk atas sebesar 27.93o dan
pada persentil 95 didapat sudut pandang duduk atas sebesar 34.35o.
2. Diagram Sudut Pandang Duduk Bawah
0o
- 90o
27.93
15.81
11.39
6.97
Pada diagram sudut pandang duduk bawah didapat nilai persentil 5 dengan sudut
sebesar 6.97o , pada persentil 50 didapat sudut pandang duduk bawah sebesar 11.39o
dan pada persentil 95 didapat sudut pandang duduk bawah sebesar 15.81o.
3. Diagram Sudut Pandang Berdiri Atas
90o
18.37
9.35
0o
Pada diagram sudut pandang berdiri atas didapat nilai persentil 5 dengan sudut
sebesar 9.35o , pada persentil 50 didapat sudut pandang berdiri atas sebesar 13.86o dan
pada persentil 95 didapat sudut pandang berdiri atas sebesar 18.37o
4. Diagram Sudut Pandang Berdiri Bawah
0o
- 90o
Pada diagram sudut pandang berdiri bawah didapat persentil 5 dengan sudut
pandang berdiri bawah sebesar 23.33o, pada persentil 50 didapat sudut pandang
berdiri bawah sebesar 28.92o dan pada persentil 95 didapat sudut pandang berdiri
bawah sebesar 33.50o.
13.86
33.50
28.92
23.33
4.4. Waktu Respon Uji Warna
Dalam uji warna, percobaan yang dilakukan adalah merespon perubahan –
perubahan warna pada computer, seperti pengujian terhadap waktu untuk merespon
berbagai macam warna, yaitu biru, hijau, cyan, merah, magenta, coklat, dan putih,
Dari percobaan ini dapat dianalisis warna apa saja yang mudah cepat direspons dalam
satuan waktu. Berikut keterangan waktu kecepatan respons manusia dalam percobaan
perubahan – perubahan warna yang dicari dengan menghitung nilai rata – rata tiap warna:
Warna
Kecepatan respon manusia ( detik )
Blue Green Cyan Red Magenta Brown White
0,38 0,31 0,32 0,31 0,30 0,34 0,33
Dari tabel di atas menunjukan bahwa warna magenta adalah warna yang
paling cocak digunakan pada display, karena waktu responnya paling cepat diantara
warna yang lain yaitu 0.30 detik, artinya warna tersebut memiliki kontras warna yang
bagus dan membuat respon yang kuat. Dan warna yang harus dihindari karena
menurut pengamatan warna tersebut tidak peka terhadap mata manusia adalah warna
Biru yang kecepatan responsnya lebih tinggi yaitu, 0.38 detik.
Berdasarkan pengujian ini, kita ingin mengetahui warna apa yang paling cepat
direspon oleh manusia dan warna yang paling lambat direspon oleh manusia. Untuk
mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan (warna) terhadap data (waktu respon,
maka dilakukan uji anova dengan tingkat ketelitian 5 % dan 1 %. Setelah pengujian
anova dilakukan, maka akan dapat diambil kesimpulan atas data waktu respon
terhadap warna. Berikut ini tabel hasil penghitungan anova.
Sumber Dbp Jkp Ktp FHitung Tabel
5% 1%Perlakuan 6 0,18 0,03 0,64 2,13 2,87Galat 273 13 0,05Total 279 13,34
Uji F
Jika F hitung < F tabel (V1,V2) = Terima Ho
Jika F hitung > F tabel (V1,V2) = Tolak Ho
Jadi : F hitung = 0,64
F 5% = 2,13F 1% = 2,87
Kesimpulan :F hitung < F 5% (V1,V2)
0.64 < 2,13 maka terima Ho tolak Ha, yaitu perlakuan tidak mempengaruhi data
F hitung < F 1% (V1,V2)
0.64 < 2,87 maka terima Ho tolak Ha, yaitu perlakuan tidak mempengaruhi data
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa F hitung ( 0.64 ) < F tabel ( 2.13 dan
2.87 ). Sehingga terima Ho. Artinya satu perlakuan tidak mempengaruhi data. Maksud
dari perlakuan tidak mempengaruhi data adalah perbedaan warna tidak mempengaruhi
kemampuan manusia merespon perubahan warna yang timbul.
Kesimpulan yang didapat dari pengujian Anova ini mengharuskan kita untuk
menganalisa lebih lanjut perihal perbedaan perlakuan (warna) tidak mempengaruhi
waktu responnya dengan menggunakan diagram fishbone dan tabel 5W+1H.
4.6. Ukuran Huruf
Pada pengujian display, percobaan yang dilakukan adalah melakukan
pengamatan berbagai ukuran huruf dilakukan guna mengetahui ukuran huruf yang
dilihat dalam berbagai jarak pandang yang paling sesuai dalam perancangan suatu
display. Hal ini, bertujuan untuk melihat berapa maksimal dan minimal suatu huruf
dapat dibuat pada display. Ukuran pada display berperan penting, terutama dalam
display visual yang berupa teks atau tulisan-tulisan. Teks tersebut akan berisikan
informasi yang harus disampaikan kepada pembaca. Dan pembaca akan mendapatkan
sebuah informasi jika, ukuran huruf dari teks mudah dibaca.
Agar informasi tersebut dapat diterima oleh manusia yang membacanya tanpa
kesalahan, maka ukuran hurufnya harus ergonomis. Dari percobaan yang telah
dilakukan, untuk dapat mengambil kesimpulan atas pengujian display maka
dillakukan pengujian anova yang gunanya untuk mengetahui pengaruh perbedaan
perlakuan (jarak pandang) terhadap data (ukuran huruf). Berikut adalah hasil uji
Anova yang kami lakukan dengan tingkat signifikansi 1% dan 5% :
Sumber Dbp Jkp Ktp FHitung Tabel
5% 1%Perlakuan 4 39073,87 9768,47 475,70 2,42 3,42Galat 195 4004,35 20,54Total 199 43078,22
4) Uji F
Jika F hitung < F tabel (V1,V2) = Terima HoJika F hitung > F tabel (V1,V2) = Tolak Ho
Jadi : F hitung = 475,70F 5% = 2,42F 1% = 3,42
Kesimpulan :F hitung > F 5% (V1,V2)475.70 > 2,42, maka tolak Ho terima Ha, yaitu : perlakuan mempengaruhi data
F hitung > F 1% (V1,V2)
475.70 > 3,42, maka tolak Ho
terima Ha, yaitu : perlakuan mempengaruhi data
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa F hitung (475.70) > F tabel ( 2.42 dan
3.42 ). Sehingga tolak Ho. Artinya perlakuan mempengaruhi data. Maksud dari
perlakuan mempengaruhi data adalah jarak mempengaruhi kemampuan manusia
untuk membaca ukuran huruf. Kesimpulan yang didapat dari pengujian Anova ini
memungkinkan kami untuk menganalisa data – data tersebut untuk kemudian ditarik
kesimpulan.
Dari hasil anova ini, kemudian dapat dilakukan penganalisaan data-data
tersebut untuk dapat ditarik suatu kesimpulan. Dari data jarak pandang dan ukuran
huruf yang diperoleh, kemudian dicari modusnya atau ukuran huruf yang sering muncul
pada suatu jarak tertentu. Ukuran huruf diambil melalui perhitungan modus karena ukuran
huruf yang dipilih adalah ukuran huruf yang maksimal orang dapat membaca. Dan dengan
hasil seperti pada tabel:
Ukuran Huruf
Jarak (cm)
50 90 180 360 600
8 8 13 28 42
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa huruf minimal yang masih
bisa nyaman pada jarak pandang 50 cm adalah 8, huruf minimal yang masih bisa
nyaman pada jarak pandang 90 cm adalah 8, huruf minimal yang masih bisa nyaman
pada jarak pandang 180 cm adalah 13, huruf minimal yang masih bisa nyaman pada
jarak pandang 360 cm adalah 28, dan huruf minimal yang masih bisa nyaman pada
jarak pandang 600 cm adalah 42. Semakin jauh jarak pandang maka semakin baik kita
menggunakan ukuran font yang lebih besar untuk lebih besar.
4.7. Analisa Gambar Display
Gambar. 1
Objek Gambar Display :
Display yang kami pilih dalam analisa ini adalah sign system atau pamflet
yang ditulis di dalam fiber. Dalam display tersebut, terdapat tulisan “MUSHOLA”
dengan huruf capital dengan latar belakang (beck ground) berwarna magenta dengan
tulisan berwarna hitam.
Display tersebut dibuat dengan tujuan untuk mempermudah orang untuk
mengetahui musholah yang ada di Institut Teknologi Indonesia, display ini di letakan
di lorong kearah musholah sehingga semua orang dapat melihat dan mengetahui
musholah yang ada di dekat lorong itu. Berikut beberapa rancangan yang kami buat
untuk display ini :
1. Dari segi warna dan bingkai
Dari segi pewarnaan, warna latar (background) yang cocok adalah warna
magenta dan tulisan ( font ) bewarna hitam. Kami memilih background magenta
karena untuk menserasikan dengan warna yang gelap pada tulisan yang berwana
hiam dan. Pewarnaan hitam pada font tersebut karena memilik arti kekuatan,kuat,
dramatis dan membuat berkesan klasik. Sedangkan pada beckground, pewarnaan
berwarna magenta karena berasal dari hasil percobaan yang dilakukan, warna
tersebut memberikan respon yang cepat bagi yang membacanya, sehingga
dipilihlah warna tersebut. Secara psikologis, warna magenta ini memiliki
trsnsormasi (dapat memtransformasikan informasi dengan cepat kepada pembaca
yang melihatnya), serta memiliki unsur harapan (maksudnya adalah harapan
pembaca untuk mengetahui bahwa terdapat pamplet tersebut). Perpaduan warna
yang diberikan, dilakukan untuk memberi daya tarik kepada para pembaca
sehingga tujuan dari display tersebut untuk memberitahukan kepada semua orang
mengenai terdapat mushola di sekitar lorong. Display ini, kami buat menggantung
dan tepat kearah menuju mushola, sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahami bahwa terdapat musholah dekat lorong tersebut.
2. Dari segi huruf, bentuk dan ukuran
Ukuran huruf yang digunakan besar yaitu menggunakan font 42 dengan model
huruf Times new romance untuk tulisannya berdasarkan ruangan dan informasi
yang ditentukan, hal ini berdasarkan nilai modus dari data ukuran huruf dengan
jarak 600 cm ( 6 m ) sehingga jelas untuk dilihat oleh orang, dalam jarak tertentu.
Hal ini menyebabkan orang-orang dengan cepat tanggap mengerti bahwa di areal
yang dipasangi display tersebut adalah terdapat mushola.
α
Tinggi J
display
kami membuat display tersebut dengan spesifikasi sebagai berikut :
Adapun perhitungan untuk TD (Tinggi Display ) yaitu :
tg α = J / TD dimana : TD = Tinggi Display
J = Jarak Orang terhadap tembok
α = Sudut pandang berdasarkan
Uji sudut pandang berdiri atas (persentil 5)
Tinggi badan rata-rata = 166,8 cm
Maka :
TD = (tg ( 9.35 )0 x 6 meter ) + Tinggi mata berdiri
=98.79 cm + 69.68 cm
= 168.47 cm
Sehingga Total Tinggi display adalah sebagai berikut:
TD total = TB + X
= 166,8 cm + 168,47 cm
= 335,27 cm
= 335 cm = 3,35 m
Panjang display : 40 cm
Lebar display : 20 cm
Tinggi display : 335,27 cm
Ukuran font : 42
Tebal display : 2 cm
3. Berdasarkan sudut pandang
Penempatan display juga sudah disesuaikan berdasarkan uji sudut pandang
berdiri atas sebesar 3.35 meter dengan asumsi bahwa rata – rata jarak pandang 6
meter.
4.6.1. Nilai Estetika
Nilai – nilai estetika yang terdapat pada rancangan display yang kami buat
adalah sebagai berikut :
1. Bahan untuk bingkai display dibuat dari fiber yang kemudian di beri besi untuk
menggantung agar tidak mudah robek, dan hilang.
2. Pada rancangan tersebut terdapat gambar tanda panah dengan tulisan
“MUSHOLA” agar member tahukan kepada orang yang lewat bahwa terdapat
musholah di sekitar lorong tersebut.
3. Framenya didasari warna hitam.
4. Tempat peletakan display yaitu di lorong dekat musholah.
4.6.2. Nilai Ekonomis
Nilai ekonomis yang dimiliki oleh display yang kami rancang, antara lain :
1. Harga display termasuk murah, dengan rincian sebagai berikut :
1. Fiber + print nama = Rp. 20.000,-
2. kawat = Rp. 3.000,- +
Total = Rp. 23.000,-
Atau,
2. Pembuatan display mudah atau simple.
3. Tidak butuh perawatan.
4.6.3. Estimasi biaya
1. Fiber + print nama = Rp. 20.000,-
2. kawat = Rp. 3.000,- +
Total = Rp. 23 .000,-
Atau,
Biaya pembuatan jika dibuat menjadi gantungan adalah Rp.30 .000,-
Hitungan di atas sudah termasuk upah kerja rancangan pekerja
4.7. Aplikasi Penginderaan & Display
Penginderaan adalah kemampuan manusia untuk merespon lingkungan di
sekitar. Aplikasi dari penginderaan dalam lingkungan pekerjaan adalah membuat
suatu kondisi lingkungan kerja yang nyaman. Dengan melihat faktor – faktor yang
mempengaruhi kondisi lingkungan kerja misalnya; temperatur, kelembaban, sirkulasi
udara, pencahayaan, sebisingan, bau – bauan, getaran mekanis, dan warna.
Display adalah bagian dari lingkungan yang memberikan informasi kepada
pekerja agar tugas – tugasnya menjadi lancar. Display berdasarkan kelasnya display
langsung contohnya keadaan lingkungan jalan dan display tidak langsung contohnya
jarum petunjuk spedometer. Sedangkan berdasarkan lingkungan display dinamis
contohnya, mikroskop dan spedometer. Dan display statis contohnya,
menggambarkan suatu kota.
Aplikasi penginderaan dan display sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari
– hari. Display yang dirancang dengan baik sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi terbukti handal dalam memudahkan manusia yang berada di sekitarnya
untuk beraktivitas, terutama di lingkungan kerja. Berikut contoh-contoh displaynya :
1. Membuat sebuah iklan yang berbentuk spanduk.
Iklan itu akan sampai ke konsumen jika, iklan itu dapat menarik dan mudah
dimengerti oleh konsumen. Untuk itu, dalam pembuatan iklan spanduk itu harus
direncanakan dengan baik. Dari penempatan spanduk. Dimana spanduk itu akan
dipasang. Pemasangan spanduk tidak boleh sembarangan. Jarak dan ukuran huruf
pada iklan harus mudah dibaca dan dilihat oleh konsumen. Dan warna dan gambar
yang akan ditampilkan haruslah kontras dengan teks dan juga latar belakang.
2. Perwarnaan Tombol – Tombol Untuk Pengoperasian Mesin
Tombol – tombol untuk pengoperasian mesin diberi warna yang berbeda – beda
untuk setiap fungsi yan berbeda. Hal ini dilakukan untuk memudahkan operator dalam
melaksanakan pekerjaannya dan meminimalisasi kesalahan yang terjadi akibat salah
menekan tombol. Metode ini digunakan, karena manusia akan lebih mudah mengingat
sesuatu, dalam hal ini prosedur pengoperasian mesin, bilamana diasosiasikan dengan
warna – warna yang kontras dan mencolok.
2. Rambu-Rambu Jalan (Plang)
Penunjuk jalan biasanya terdapat pada jalan-jalan disekitar kita. Guna penunjuk
jalan ini adalah untuk membantu pengguna jalan dan memberikan informasi tentang
arah lokasi yang ingin dituju oleh pengguna jalan tersebut. Tujuannyaagar pengguna
jalan tidak salah arah untuk dapat sampai ditempat yang dituju. Untuk itu, dalam
pembuatan plang tersebut harus direncanakan dengan baik. Dari penempatan
plangnya, dimana plang tersebut itu akan dipasang. Pemasangan plang tidak boleh
sembarangan. Jarak dan ukuran huruf pada harus mudah dibaca dan dilihat oleh
pengguna jalan. Dan warna dan gambar yang akan ditampilkan haruslah kontras
dengan teks dan juga latar belakangnya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Penginderaan adalah kemampuan manusia dalam memberikan respon dari
pengaruh luar atau lingkungan sekitar agar nantinya dapat digunakan untuk
memberikan suatu informasi. Sedangkan display adalah bagian dari lingkungan
yang memberikan informasi kepada pekerja yang yang bertujuan untuk
memudahkan pekerjaannya. Penggunaan konsep penginderaan dan display
dalam lingkungan kerja dapat meningkatkan produktivitas pekerja, karena dapat
meminimalisasi kesalahan atau pun kecelakaan kerja serta menciptakan
lingkungan kerja yang ergonomis.
2. Dalam hasil penghitungan yang dilakukan, dilakukan pengujian anova untuk
data pengujian warna, yang hasilnya adalah Fhitung ( 0.64 ) < F5% ( 2.13 ) dan
Fhitung ( 0.64 ) < F1% ( 2.87 ). Kesimpulan yang didapat dari nilai – nilai
tersebut adalah terima Ho ( perlakuan warna tidak mempegaruhi waktu
responnya). Dari hasil tersebut, maka dibuat fishbone untuk mengetahui akar
permasalahan yang terjadi pada percobaan tersebut, yang terdiri dari factor
manusia, metode dan lingkungan yang kemudian hasil fishbone tersebut dapat
diketahui sebab dan akibat timbulnya perbedaan warna yang tidak
mempengaruhi kecepatan respon praktikan dalam menerima cahaya dan
dilakukan perbaikannya agar menjadi lebih baik. Sedangkan untuk pengujian
anova data ukuran huruf, didapat hasil Fhitung ( 475.70 ) > F5% ( 2.42 ) dan
Fhitung ( 475.70 ) > F1% ( 3.42 ). Kesimpulan yang didapat dari nilai – nilai
tersebut adalah tolak Ho ( perbedaan perlakuan warna jarak pandang
mempengaruhi ukuran huruf yang dapat dilihat). Semakin jauh jarak pandang
maka semakin baik kita menggunakan ukuran font yang lebih besar untuk lebih
besar agar lebih nyaman.
3. Untuk display yang baik tentunya menggunakan ukuran font dan warna yang
beragam serta sudut pandang yang berbeda-beda. Untuk display outdoor
maunpun indoor, seperti display yang berisi tentang himbauan kepada
pembacanya, menggunakan ukuran huruf besar (capital) dan dengan sudut
pandang yang tidak terlalu tinggi atau rendah serta huruf yang jelas dengan
ukuran yang disesuaikan, untuk display didalam ruangan tertentu yang juga
dilihat penerangannya di dalam ruangan tersebut, sehingga warna yang dipilih
untuk display pun beragam, warna primer seperti merah, hijau, biru dapat
dicampur dengan warna-warna sekunder sehingga menghasilkan display dengan
pewarnaan yang tidak terlalu mencolok hal ini dapat dilihat perbandingannya
pada spanduk yang dibuat untuk indoor dan spanduk yang dibuat untuk indoor.
4. Dari hasil pengerjaan modul, kita dapat mengetahui contoh aplikasi dari
penginderaan dan display dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
lingkungan kerja bagi pekerja. Beberapa aplikasinya adalah seperti speedometer
yang digunakan sebagai penunjuk kecepatan kendaraan, sirine tanda bahaya,
membuat sebuah iklan yang berupa spanduk, perwarnaan tombol – tombol untuk
pengoperasian mesin, rambu-rambu jalan (plang), pembuatan sticker atau
panflet yang berisi himbauan, dll.