Transcript
Page 1: Analisa Break Event Point

TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“ANALISIS BREAK EVEN POINT

(BEP) ”

DISUSUN OLEH :

043061211001 GISKA TETIANA

043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH

043061211004 NIDA RIFQIA

043061211005 RISA NAFILAH

043061211006 RESTU ANUGRAH UTAMA

043061211007 DINI KUSMIATI

Page 2: Analisa Break Event Point

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan

hidayahnya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan

judul “Analisis Break Even Point (BEP) ” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

mata kuliah Akuntansi Manajemen serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan

pembaca mengenai analisis break even point dalam akuntansi manajemen.

Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada para

narasumber yang telah membantu pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

membawa manfaat khususnya bagi saya dan orang lain yang membaca makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini saya susun, masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dengan tujuan

agar makalah ini selanjutnya akan menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat.

Penulis

i

Page 3: Analisa Break Event Point

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………i

Daftar Isi………………………………………………………….....……….ii

BAB I PENDAHULUAN……………..………….......……...……………..1

1.1 Latar Belakang……………………………………................……..…..1

1.2 Rumusan Masalah………………………….………………...........…….2

1.3 Tujuan Penulisan………………………………...…….............................3

BAB II PEMBAHASAN………………...…………………..….....................4

2.1 Pengertian Analisis Break Even Point.....................................................4

2.2 Tujuan Analisis Titik Impas/BEP.............................................................9

2.3 Manfaat analisis break even point.............................................................9

2.4 Kelebihan analisi BEP.............................................................................10

2.5 Kelemahan BEP.......................................................................................10

2.6 Asumsi Break Even Point........................................................................11

2.7 Break Even (Break Even Chart)..............................................................11

2.8 Margin Of Safety…………………………………………………….…13

2.9 Cara Perhitungan BEP………………………………………………….14

BAB III PENUTUP……………………….…...………………………......... 19

3.1 Kesimpulan………………………….……………………......................19

3.2 Daftar Pustaka……………………………………………………..........20

ii

Page 4: Analisa Break Event Point

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan dari

pemegang sahamnya.Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk

menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.Pengukuran kinerja keuangan

berdasarkan laporan keuangan telah banyak dilakukan, yaitu dengan menggunakan rasio

keuangan diantaranya rasio likuiditas, leverage, aktivitas maupun rasio

profitabilitas.Pengukuran-pengukuran tersebut memiliki kelebihan pada setiap metodenya

namun juga mempunyai kelemahan.Kelebihan pengukuran tersebut adalah kemudahan

dalam perhitungannya selama data historis tersedia.Sedangkan kelemahannya adalah

metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat.Hal ini disebabkan

karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak terlepas dari

penafsiran/estimasi yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi

sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan

berdasarkan data akuntansi, maka timbullah pemikiran pengukuran kinerja keuangan

berdasarkan nilai (value based). Pengukuran tersebut dapat dijadikan dasar bagi

manajemen perusahaan dalam pengelolaan modalnya, rencana pembiayaan, wahana

komunikasi dengan pemegang saham serta dapat digunakan sebagai dasar dalam

menentukan insentif bagi karyawan (Amin Widjaya : 2001). Dengan value based sebagai

alat pengukur kinerja perusahaan, manajemen dituntut untuk meningkatkan nilai

perusahaan.

1

Page 5: Analisa Break Event Point

Pengukuran value added yang telah banyak dikemukakan dalam beberapa tulisan maupun

penelitian adalah Economic Value Added (EVA). Paradigma pengukuran value added yang

belum begitu banyak dikemukakan adalah Financial Value Added (FVA). Selain FVA, Net

Value Added (NVA) juga merupakan pengukuran value added yang mengukur nilai

tambah untuk pemegang saham melalui keputusan investasi perusahaan (Patel &

Cherukuri). Kajian ini hanya akan memaparkan pengukuran value added dengan

menggunakan Financial Value Added. Namun sebelumnya akan diuraikan pengukuran

kinerja dengan menggunakan financial ratio dan pengukuran nilai tambah dengan

menggunakan Economic Value Added sebagai dasar pembanding.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian Analisis Break Even Point ( BEP ) ?

b. Apa Tujuan Analisis Titik Inpas / Break Even Point ?

c. Bagaimana Cara Menentukan Titik Beak Even ?

d. Apa Manfaat Analisis BEP ?

e. Apa saja Asumsi Dasar dalam Analisis BEP ?

f. Bagaimana Cara Perhitungan BEP ?

g. Apa Kelemahan BEP ?

2

Page 6: Analisa Break Event Point

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk Mengetahui Pengertian Analisis BEP

b. Untuk Mengetahui Tujuan Analisis Titik Inpas/BEP

c. Untuk Mengetahui Cara Menentukan Titik Break Even

d. Untuk Mengetahui Manfaat Analisis BEP

e. Untuk Mengetahui Asumsi Dasar dalam Analisis BEP

f. Untuk Mengetahui Cara Perhitungan BEP

g. Untuk Mengetahui Kelemahan BEP

3

Page 7: Analisa Break Event Point

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP)

Menurut S. Munawir , Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan

sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan

tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya)

Menurut Abdullah , Analisis Break even point disebut juga Cost volume profit analysis

Arti penting analisis break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan

keputusan keuangan adalah sebagai berikut:

• Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak

mengalami kerugian

• Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu

• Penetapan seberapa jauhkah menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan

tidak menderita rugi

Menurut PS. Djarwanto ,Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila

telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak

mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan.

Menurut Harahap ,Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak

mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya

tetap dan biaya variabel) sama dengan biaya total penjualan sehingga tidak ada laba atau

rugi

4

Page 8: Analisa Break Event Point

Break even point adalah suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu

perusahaan tidak memperoleh untung, atau menderita rugi. Salah satu keuntungan mengetahui

BEP ini untuk perencanaan keuntungan dan Pengamanan Perusahaan.

Impas menunjukkan keadaan di mana jumlah penjualan = jumlah biaya untuk

memperoleh hasil tersebut. Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya melampaui titik

impas. Cara ini digunakan jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam barang atau

beberapa macam barang dengan bauran penjualan yang konstan.

Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya

tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.

Analisis break even point digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan

sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi. Perencanaan penjualan adalah

ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan untuk periode di masa yang akan datang

yang didasarkan pada tren penjualan terakhir (Brigham dan Houston, 2001:117). Perencanaan

penjualan yang telah direncanakan oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukkan laba

yang diinginkan. Analisis break even point sering pula disebut “Cost – Profit – Volume analysis

(C.P.V. analysis).

Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa

besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya

produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa

penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan

penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut

dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya,

sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang

pada penjualan.

5

Page 9: Analisa Break Event Point

Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis

laporan keuangan.

Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:

• Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba

• Struktur biaya tetap dan variable

• Kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya tetap

• Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak

mengalami laba dan rugi

Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer

dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil

keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi

keuntungan yang diharapkan melalui penentuan

• harga jual persatuan,

• produksi minimal,

• pendesainan produk, dan lainnya

Dalam penentuan titik impas  perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas

dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:

• Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode

• Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan

• Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.

         Analisa BEP juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dlam berbagai

pengambilan keputusan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai;

• Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian

• Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian

• Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan

tidak menderita kerugian.

6

Page 10: Analisa Break Event Point

• Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap

laba yang diper

Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering digunakan dalam

menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari dan menganalisis aspek

hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume rupiah yang diperlukan untuk

mencapai tingkat laba tertentu.

Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating income” yaitu

sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan dapat menutupi biaya total yang

terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan.

Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya penyusutan, biaya sewa, biaya

gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak volume kegiatan atau produksi semakin rendah

biaya per unit, biaya variable adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada volume kegiatan.Jika

ada kegiatan pasti ada biaya variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin

banyak biaya variable. Namun biaya per unit relatife sama. Misalnya biaya bahan, gaji tenaga

kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya ini sangat penting dalam

melakukan analisis break even.

Salah satu aspek yang penting dalam analisa break even bahwa adanya perubahan dalam

satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisa, dapat diadakan penilaian atau evaluasi. Aspek

ini sangat penting bagi manajemen dalam proses penyusunan atau perencanaan budget, karena

hal ini akan memungkinkan diadakan “testing” untuk menentukan akibat adanya perubahan

berbagai faktor atau mempertimbangkan berbagai alternatif.

Faktor – faktor yang dapat berubah dalam hubungannya dengan analisa break even antara

lain biaya tetap, biaya variabel, harga jual maupun komposisi penjualan (sales mix). Perubahan

salah satu faktor penentu break even atau faktor yang mengakibatkan perubahan tingkat break

even, mungkin tidak mempengaruhi atau tidak mengakibatkan perubahan pada faktor – faktor

yang lain, misalnya perubahan hanya terjadi pada jumlah biaya tetap sedangkan biaya variabel,

harga jual, maupun volume penjualan tetap, tetapi kemungkinan bisa terjadi perubahan dalam

salah satu faktor akan mengakibatkan perubahan pada faktor yang lain, misalnya perubahan

7

Page 11: Analisa Break Event Point

harga jual bisa berakibat perubahan volume penjualan dan sebagainya. Perubahan – perubahan

tersebut dapat secara langsung dimasukkan dalam rumus perhitungan break even sehingga

diperoleh tingkat break even yang baru, maupun digambarkan dalam grafik break even :

• Perubahan Biaya Tetap

Perubahan jumlah biaya tetap akan mengakibatkan perubahan jumlah biaya secara

keseluruhan pada berbagai tingkat penjualan akan berubah, dengan perubahan jumlah

biaya maka besarnya penjualan pada tingkat break even akan berubah pula.

• Kenaikan Biaya Variabel

Dengan adanya kenaikan biaya variabel maka jumlah biaya juga akan berubah begitu

pula besarnya penjualan pada tingkat break even juga akan berubah. Manajemen

perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan penghasilan (penjualan) yang akhirnya

diharapkan untuk menaikkan keuntungan dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual.

Tetapi harus diperhatikan dan perlu diadakan penelitian pasar akibat adanya kenaikan

harga jual tersebut, sebab dengan adanya kenaikan harga jual dapat mengakibatkan

penurunan volume penjualan yang akhirnya juga mengakibatkan perubahan besarnya

break even.

• Perubahan Komposisi Penjualan

Analisa break even atau analisa biaya, volume dan laba yang diuraikan di muka selalu

diterapkan untuk satu macam barang atau dengan anggapan bahwa perusahaan hanya

memproduksi dan menjual satu macam barang atau secara total. Apabila perusahaan

memproduksi atau menjual lebih dari satu macam barang, maka analisa break even dapat

pula diterapkan untuk seluruh barang yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan

tersebut. Untuk maksud tersebut maka komposisi (perbandingan) antara barang – barang

tersebut harus tetap sama baik dalam komposisi produksinya maupun penjualannya

(product-mix dan sales-mix). Break even dalam keseluruhan atau total tidak berarti

bahwa masing – masing produk harus dalam keadaan break even. Kemungkinan terjadi

suatu macam produk menderita rugi sedang produk yang lain memperoleh keuntungan,

8

Page 12: Analisa Break Event Point

atau kemungkinan masing – masing produk tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi.

Apabila komposisinya berubah maka break evennya secara total akan berubah pula.

2.2 Tujuan Analisis Titik Impas / BEP

Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Mendesain spesifikasi produk

2. Menentukan harga jual persatuan

3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian

4. Memaksimalkan jumlah produksi

5. Merencanakan laba yang diinginkan

2.3 Manfaat analisis break even point

Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup

banyak bagi pemimpin perusahaan, yaitu :

• Sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba

tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau ”profit planning”

• Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan yang sedang berjalan, yaitu untuk

alat pencocokan antara realisasi dengan angka – angka dalam perhitungan break

even atau dalam chart break even atau sebagai alat pengendalian atau ”controlling”.

• Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil –

hasil perhitungannya menurut analisa break even dan laba yang ditargetkan.

• Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dengan terlebih dulu melihat

berapakah titik break even-nya.

• Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

• Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan

tertentu.

9

Page 13: Analisa Break Event Point

• Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan.

• Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap

keuntungan.

BEP juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling

berhubungan, yaitu  untuk:

• Menganalisa program otomatisasi  dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih

mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dan biaya tetap.

• Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum

• Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan

menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan.

2.4 Kelebihan analisis BEP :

1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba

2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya

dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan

4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti

2.5 kelemahan analisis BEP :

• Perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan

• Bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu

periode tertentu.

• Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan

jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.

• Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah

ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima danhal-hal

lainnya dianggap sama.

10

Page 14: Analisa Break Event Point

• Kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,misalnya

kenaikan harga bahan baku.

2.6 Asumsi Break Event Point

Komponen yang berperan pada BEP yaitu biaya, biaya yang dimaksud adalah biaya

variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkan atau menentukan suatu

biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah dikeluarkan untuk

menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.

Asumsi dasar dalam analisa break event, antara lain :

a. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.

b. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan,

sedangkan total   biaya variabel per unit tetap konstan.

c. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi

atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan

volume kegiatan.

d. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.

e. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual

lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan

f. Penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.

g. Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.

h. Harga faktor produksi relatif konstan.

i. Efisiensi produksi tidak berubah.

j. Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.

k. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

2.7 Break Even (Break Even Chart)

Dalam penentuan titik break even dapat pula dilakukan dengan grafik atau bagan, dengan

grafik break even manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya, penjualan (volume

penjualan) dan laba. Disamping itu dengan grafik break even manajemen dapat mengetahui

besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan biaya variabel dan dengan grafik break even pula

11

Page 15: Analisa Break Event Point

manajemen akan dapat mengetahui tingkat – tingkat penjualan yang masih menimbulkan

kerugian dan tingkat – tingkat penjualan yang sudah menimbulkan laba atau besarnya rugi atau

laba pada suatu tingkat penjualan tertentu. Secara grafis titik break even ditentukan oleh

persilangan antara garis total revenue dan garis total cost.

Grafik BEP

12

Sales

TITIK IMPAS

Garis Pendapatan Total

Garis Biaya Total

Garis Biaya Tetap

DAERAH LABA

DAERAH RUGI

Kuantitas

Page 16: Analisa Break Event Point

2.8 Margin Of Safety

Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break  even yaitu untuk

menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita

kerugian.  Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan penjualan yang

dibudgetkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang

seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita rugi.

Hubungan atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan

penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi

perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.

Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio antara penjualan

menurut budget dengan volume penjualan pada tingkat break even, atau dalam ratio dari selisih

antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan

yang dibudgetkan itu sendiri, atau dengan rumus :

M/S = (Budget sales – BEP)/ Budget sales

Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.

Contoh Soal

1. Misal suatu perusahaan yang memproduksi televisi, mempunyai data biaya dan pendapatan

sebagai berikut:

Biaya tetap perusahaan, pertahun Rp. 1.000.000.000,-

Biaya Produksi, untuk tiap unit televisi Rp. 500.000,-

Harga Jual, untuk tiap unit televisi Rp. 1.000.000,-

Misal x unit utk mencapai breakeven

1.000.000 (x) = 1.000.000.000 + 500.000 (x)

500.000 (x) = 1.000.000.000,-

x = 2000

Berarti perusahaan akan mencapai BEP setelah menjual sebanyak 2000 unit televisi

13

Page 17: Analisa Break Event Point

2.9 Cara Perhitungan BEP

1. Rumus BEP Nilai (Rp) :

FC

BEP =

1 – VC

P

Keterangan :

FC : Biaya Tetap

P : Harga jual per unit

VC : Biaya Variabel per unit

2. Rumus BEP Unit :

FC

BEP =

P – VC

Keterangan :

FC : Biaya Tetap

P : Harga jual per unit

VC : Biaya Variabel per unit

Contoh Soal :

Produksi dan penjualan = 100.000 unit

Biaya yang dikeluarkan:

Biaya variabel = Rp. 40.000.000

Biaya tetap = Rp. 24.000.000

Harga penjualan per satuan Rp. 1.000

14

Page 18: Analisa Break Event Point

Jawab :

Pengarauh Pajak Pada BEP :

Contoh soal :

Laba sebelum pajak (100%) = Rp. 24.000.000

Pajak (40%) = Rp. 9.600.000

Laba Bersih (60%) = Rp. 14.400.000

Laba bersih = laba sebelum pajak – pajak

Pajak = laba sebelum pajak x rate pajak

Laba bersih = laba sebelum pajak – (laba sebelum pajak x rate pajak)

Laba bersih = laba sebelum pajak (1 – rate pajak)

Laba sebelum pajak = laba bersih : (1 – rate pajak)

Contoh Soal :

PT AYO MAJU memproduksi dan menjual tas. Kapasitas per tahun 10.000 unit. Biaya tetap per

tahun Rp. 30 juta. Harga jual tas per unit Rp. 10.000. Laba bersih setelah pajak 20% jika terjual

sesuai kapasitas Rp. 24 juta

Pertanyaan: hitunglah BEP dalam unit dan rupiah

15

Page 19: Analisa Break Event Point

Jawab :

BEP Produk Jamak

Dalam rupiah

V= HPbiaya variableHP pendapan penjualan

BEP(Rp)= Biayatetap(1−V )

Dalam unit

BEP(unit)=BEP (Rp)

HP pendapatan penjualan

16

Page 20: Analisa Break Event Point

Contoh Soal :

Jawab:

17

Page 21: Analisa Break Event Point

                  

18

Page 22: Analisa Break Event Point

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Break even point adalah suatu keadaan dimana pada tingkat penjualan tertentu

perusahaan tidak memperoleh untung, atau menderita rugi. Salah satu keuntungan mengetahui

BEP ini untuk perencanaan keuntungan dan Pengamanan Perusahaan. Suatu teknik analisa untuk

mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.

Impas menunjukkan keadaan di mana jumlah penjualan = jumlah biaya untuk

memperoleh hasil tersebut. Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya melampaui titik

impas. Cara ini digunakan jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam barang atau

beberapa macam barang dengan bauran penjualan yang konstan.

Dalam penentuan titik break even dapat pula dilakukan dengan grafik atau bagan, dengan

grafik break even manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya, penjualan (volume

penjualan) dan laba. Disamping itu dengan grafik break even manajemen dapat mengetahui

besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan biaya variabel dan dengan grafik break even pula

manajemen akan dapat mengetahui tingkat – tingkat penjualan yang masih menimbulkan

kerugian dan tingkat – tingkat penjualan yang sudah menimbulkan laba atau besarnya rugi atau

laba pada suatu tingkat penjualan tertentu. Secara grafis titik break even ditentukan oleh

persilangan antara garis total revenue dan garis total cost.

Page 23: Analisa Break Event Point

19

DAFTAR PUSTAKA

akuntan-si.blogspot.com

fitrikusumawaty.blogspot.com

wizii.blogspot.com

sulistyo-widodo.blogspot.com

https://sites.google.com

Page 24: Analisa Break Event Point

20


Top Related