Download - Akuntansi Utang Pajak
![Page 1: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH AKUNTANSI PAJAK
AKUNTANSI UTANG PAJAK
Oleh
NUKE ERVIN AFRIANDIKA (20090420180)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
![Page 2: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/2.jpg)
Akuntansi Utang Pajak
A. Pengertian Utang Pajak
Utang Pajak adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh masyarakat
(khususnya Wajib Pajak) akibat adanya keadaan, perbuatan, atau peristiwa, yang harus
dilunasi dengan mekanisme yang berlaku dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Pasal 1 point 8 Undang – Undang No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa tersebut, yang dimaksud dengan “Utang Pajak adalah pajak yang
masih harus dibayar termasuk sanksi adminisirasi berupa bunga. denda atau kenaikan
yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak aiau surat sejenisnya berdasarkan
peraturan perundangundangan perpajakan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000,
2001:2 12).
Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang mendasarmya dan
telah terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan), yang terdiri
dari : keadaan-keadaan tertentu, peristiwa, dan atau perbuatan tertentu. Tetapi yang
sering terjadi ialah karena keadaan, seperti pajak-pajak yang sangat penting yaitu atas
suatu penghasilan atau kekayaan, dikenakan atas keadaan-keadaan ekonomis Wajib
Pajak yang bersangkutan walaupun keadaan itu dalam kebanyakan hal timbulnya karena
perbuatan-perbuatannya. Tapi keadaan wajib pajak yang menimbulkan hutang pajak itu
sendiri. Adanya hutang pajak berhubungan dengan adanya kewajiban masyarakat
kepada Negara berdasarkan Undang – Undang.
Utang pajak biasanya timbul karena pajak untuk bulan ini dibayar bulan depan
atau kekurangan pajak tahun ini baru dibayar tahun depan. Misal pada bulan ini
melakukan penjualan barang kena PPN, biasanya PPN yang kita pungut baru kita
setorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, pajak penghasilan (Pph) untuk
bulan ini biasanya baru kita bayar paling lambat tanggal 10 bulan depan.
Contoh : Selama bulan januari 2009 PT. D Menjual barang dagangan kena PPN
sebesar Rp 100 juta
![Page 3: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/3.jpg)
Jurnal penjualan selama bulan januari :
Piutang Usaha Rp 110.000.000
Penjualan Rp 100.000.000
PPN Keluaran Rp 10.000.000 (100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000)
Jurnal Penyesuaian pada akhir bulan januari :
PPN Keluaran Rp 10.000.000
Utang Pajak Rp 10.000.000
B. Berakhirnya Utang Pajak
1. Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada Wajib Pajak akan hapus karena pembayaran
yang dilakukan oleh wajib pajak (wajib pajak telah membayar) ke Kas Negara.
2. Kompensasi
Keputusan yang ditujukan kepada kompensasi hutang pajak dengan tagihan
seseorang diluar pajak tidak diperkenankan. Oleh karena itu kompensasi terjadi
apabila Wajib Pajak mempunyai tagihan berupa kelebihan pembayaran pajak.
Jumlah kelebihan pembayaran pajak yang diterima Wajib Pajak sebelumnya harus
dikompensasikan dengan pajak-pajak lainnya yang terutang.
a. Kompensasi karena kerugian yang dapat menyebabkan berakhirnya utang pajak.
Contoh: Pada awal kepemilikan yaitu tahun 2002 Bapak Bambang sebagai
Wajib Pajak menderita kerugian sebesar Rp10.000.000,00. Pada tahun 2003
mulai memperoleh kembali untung sebesar Rp5.000.000,00. Seharusnya pada
tahun 2003 Bapak Bambang terutang pajak penghasilan sebesar presentasi
tertentu dari laba tahun 2003. Akan tetapi utang pajak tahun 2003 dihapuskan
![Page 4: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/4.jpg)
karena jumlah kerugian pada tahun 2002 dapat dikompensasikan atau
dikurangkan dari laba 2003.
b. Kompensasi karena karena kelebihan pembayaran dapat menyebabkan
berakhirnya utang pajak. Contoh:
PT. Indah Jaya pada tahun 2002 telah membayar pajak sebesar
Rp.11.000.000,00, setelah dilakukan penghitungan kembali pada akhir tahun
2002 ditemukan bahwa pajak yang sebenarnya terutang oleh perusahaan
PT.Abdi Jaya adalah Rp7.000.000,00. Kelebihan pembayaran sebesar
Rp4.000.000,00 di tahun 2002 tersebut dapat dikompensasikan atau
dikurangkan dari total pajak pada tahun 2003.
3. Daluarsa
Dalam penghapusan hutang pajak ini, daluarsa diartikan sebagai daluwarsa
penagihan. Daluwarsa atau lewat waktu ialah sebagai salah satu sebab berakhirnya
utang pajak dan hapusnya perikatan (hak untuk menagih atau kewajiban untuk
membayar hutang) karena lampaunya jangka waktu tetentu, yang ditetapkan dalam
unthng-undang. Hak untuk melakukan penagihan pajak, daluarsa setelah lampau
waktu sepuluh tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhimya masa
pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini untuk
memberikan kepastian hukum kapan hutang pajak dapat ditagih lagi. Namun
daluarsa penagihan pajak tertangguh, antara lain; apabila diterbitkan Surat Teguran
dan Surat Paksa.
a) Daluarsa penetapan
1. Daluwarsa penetapan PBB adalah hapusnya/gugurnya hak negara untuk
menetapkan PBB yang terhutang karena lampaunya waktu 5 (lima) tahun
sejak saat terhutangnya PBB. Sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (2) Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1985 saat terhutangnya PBB adalah tanggal 1
Januari tahun pajak yang bersangkutan.
2. Oleh karena itu dalam hal suatu obyek belum dikenakan PBB dan atau
belum didaftarkan pada Kantor Pelayanan PBB, terhadap obyek PBB
tersebut agar diterbitkan SPPT untuk tahun-tahun pajak yang penetapannya
belum daluwarsa. Untuk itu kepada Wajib Pajak agar terlebih dahulu
![Page 5: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/5.jpg)
disampaikan SPOP untuk tahun-tahun pajak yang belum daluwarsa tersebut.
Contoh: Suatu obyek PBB belum dikenakan PBB, diketahui pada tanggal 30
September 1992. Dari data diketahui bahwa obyek tersebut dimiliki oleh
Subyek Pajak A sejak tahun 1970. Atas obyek tersebut dapat diterbitkan
SPPT PBB untuk tahun 1992, 1991, 1990, 1989, dan 1988. Untuk tahun
1987 tidak dapat ditetapkan karena hak untuk menetapkannya telah gugur
dengan lampaunya waktu 5 (lima) tahun sejak saat terhutangnya PBB tahun
1987.
b) Daluwarsa Penagihan
1) Daluwarsa penagihan PBB adalah hapusnya/gugurnya hak negara untuk
melakukan penagihan dengan Surat Paksa (berdasar Undang-undang Nomor
19 Tahun 1959 tentang penagihan Pajak Negara dengan Surat Paksa) atas
PBB, termasuk bunga, denda administrasi, kenaikan, dan biaya
penagihannya. Hak untuk melakukan penagihan dengan Surat Paksa
tersebut gugur setelah dilampauinya jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejak saat terhutangnya pajak yang bersangkutan, yaitu 1 Januari tahun
pajak yang bersangkutan, kecuali :
a. Apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan
mengenai PBB yang penagihannya telah daluwarsa, berdasarkan
keputusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
b. Telah dikeluarkan Surat Tegoran dan Surat Paksa.
c. Adanya pengakuan Wajib Pajak secara langsung atau tidak langsung,
antara lain:
1.Dilakukan pembayaran hutang pajak itu; atau
2.Diajukan permohonan penundaan pembayaran; atau
3.Diadakan pengangsuran pembayaran.
2) Ketentuan daluwarsa penagihan tersebut berlaku baik untuk SPPT, SKP,
maupun STP.
![Page 6: Akuntansi Utang Pajak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55721113497959fc0b8e480a/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Pembebasan
Hutang pajak tidak berakhir dalam arti yang semestinya tetapi karena
ditiadakan. Pembebasan umumnya tidak diberikan terhadap pokok pajaknya, tetapi
terhadap sanksi administrasi.
5. Penghapusan
Penghapusan hutang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi
diberikannya karena keadaan Wajib Pajak misalnya keadaan keuangan Wajib
Pajak.
C. Manfaat Mengetahui Saat Timbulnya Hutang Pajak
Timbulnya hutang pajak mempunyai peranan yang sangat penting bagi negara, dalam
hal berikut :
1. Pembayaran atau Penagihan Pajak
Undang – undang biasanya menentukan jangka waktu setelah saat terutang pajak
untuk pelunasan hutang pajaknya. Jika hutang pajak pada saat jatuh tempo tetapi
belum dibayar maka akan dilakukan penagihan oleh kantor pelayanan pajak setempat
dan untuk pembayaran dengan terlambat, maka akan dikenai sanksi administrative
berupa denda karena keterlambatannya membayar pajak.
2. Memasukkan Surat Keberatan
Surat keberatan hanya dapat dimasukkan dalam jangka waktu tiga bulan setelah
diterimanya surat ketetapan pajak atau surat terutangnya pajak menurut ajaran
formal, lebih dari tiga bulan pengajuan surat keberatan dianggap daluarsa.
3. Penentuan Daluarsa
Daluarsa dalam pajak dihitung lima tahun sejak terutangnya pajak. Ada yang
dihitung sejak awal tahun dan ada pula yang dihitung sejak akhir tahun. Tergantung
pada sistem pungutan di muka atau sistem pemungutan di belakang.
4. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak Tambahan
Surat Ketetapan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak Tambahan hanya dapat diterbitkan
dalam jangka waktu lima tahun sejak terutang pajaknya.