Transcript
Page 1: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Nyamannya menabung haji di bank syariah (Muamalat)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Akuntansi Syariah

Disusun oleh:

Euis Risdiana (555210 )

Herna Ferari (5552102787)

Ina Rosalina (5552102895)

Nina Agustini (5552101780)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

2013

1

Page 2: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar belakang masalah

 Penerapan nilai-nilai Islam adalah wajib dalam aspek keseluruhan di

kehidupan manusia, meskipun dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.

Tapi, sayangnya fenomena saat ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam secara

keseluruhan belum diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah

satu contohnya adalah dalam aspek ekonomi yaitu tabungan haji di bank-bank

konvensional. Haji adalah salah satu cara untuk beribadah kepada Allah SWT,

sehingga kita harus memperhatikan dan mengamati secara rinci sistem

tabungan yang kita gunakan. Sistem bunga yang diterapkan bank konvensional

merupakan sesuatu yang tidak pasti karena menyerupai riba dan larangan riba

muncul secara eksplisit dalam Al Quran yang merupakan sumber mutlak bagi

seluruh umat Islam.

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang semakin pesat tidak

hanya menyebabkan volume pasar yang semakin membesar, tetapi juga

persaingan yang lebih ketat. Selama tahun 2010 telah berdiri 5 bank umum

syariah baru sehingga jumlah bank umum syariah menjadi 11 bank, dan unit

usaha syariah sejumlah 23 bank. Potensi perkembangan industri perbankan

syariah masih sangat besar. Hingga akhir Desember 2010, aset perbankan

syariah telah menembus Rp 100,3 triliun dengan jumlah kantor 1.763 outlet dan

lebih dari 20 ribu karyawan yang berkerja pada industri ini.

Menarik, melihat pertumbuhan bank syariah yang cukup pesat di indonesia

kami selaku penulis ingin lebih memahami mengapa bank syariah begitu mudah

masuk ke pangsa bisnis yang didomisili oleh bisnis bank konvensional. Adakah

keterkaitan perintah Allah swt dalam Al-qur’an menguatkan terjadinya hal ini

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keuntungan.”(Ali imran:130).

1.1.2 Rumusan masalah

2

Page 3: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Mengacu pada potongan ayat al-qur’an diatas bahawasanya orang yang

menjauhi riba dengan berlipat ganda akan mendapatkan keuntungan. Lalu

keuntungan seperti apakah yang akan kita dapatkan jika kita menabung haji di

bank syariah? Seperti apakah system ekonomi syariah wadiah itu? Bagaimana

pengaplikasian system wadiah di bank muamalat? Pelayanan seperti apa yang

akan didapat customer pemilik tabungan haji di bank muamalat? Adakah

jaminan yg cukup baik bagi customer dalam hal penyimpanan tabungan haji

hingga pelaksanaan ibadah haji dan sampai kembali ke tanah air?

1.1.3 Tujuan dan kegunaan

Tujuan dari Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah

Akuntansi Syariah, Adapun kegunaan dari makalah ini yaitu sebagai

pendekatan belajar sambil berlatih untuk mengetahui lebih dalam tentang

perbankan syariahn dan memahi tentang produk tabungan haji pada

khususnya.

1.1.4 Kerangka teori

a. Kegunaan teoritis

Diharapkan dengan penyampaian tentang ibadah haji yang kami

sampaikan dapat berguna dan bermanfaat untuk masyarakat sehingga

menambah wawasan ,bahwa haji dapat dilakukan oleh siapa saja yang

sudah mempunyai niat karena tabungan haji ini meringankan biaya dari

pembayaran haji yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat terlalu

besar dan tidak mungkin untuk membayarnya,dengan adanya informasi

tabungan yang tidak memberatkan untuk cicilan setiap bulannya tidak

akan dirasa berat oleh muslimin muslimat untuk berangkat haji.

b. Kegunaan praktis

Diharapkan dengan adanya miniriset ini semakin meningkatkan keyakinan

kami secara khusus dan masyarakat pembaca secara umum mengenai

betapa mengungtungkannya menabung tabungan haji di bank syariah

dengan system wadiah. Selain dalam rangka ikhtiar untuk dapat

menjalaknan perintah Allah swt kita juga dapat memperoleh tambahan

manfat dan pahala dengan menjauhi praktik riba dalam cakupan ikhtiar

untuk mencapaai baitullah.

3

Page 4: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.1 Perbankan Syariah

Perbankan Syariah atau perbankan Islam ( al-Mashrafiyah al-Islamiyah )

adalah suatu sistem perbankan yang pelaksaannya berdasarkan hukum Islam

( syariah ) . Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dari agama

Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan

bunga pinjaman ( riba ) , serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha

berkategori terlarang ( haram ). Sistem perbankan konvensional tidak dapat

meminjamkan absenya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam

usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha

media atau hiburan yang tidak islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip

tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian islam,

namun baru pada akhirnya abad ke – 20 mulai berdiri bank –bank islam yang

menerapkan bagi lembaga-lembaga konvensional sewa atau semi sewa dalam

komunikasi muslim di dunia.

2.1.2 Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU

No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No.

10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

4

Page 5: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

menurut pasal 1 angka 13 Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah aturan

perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :

a.Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b.Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

c.Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

d.Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

e.Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.

2.1.3 Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

Berdasarkan UU Perbankan, bentuk hukum Bank Syariah dapat berupa

Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah. Modal disetor untuk

medirikan Bank Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya

Rp3.000.000.000.000,00 (tiga trilliun rupiah). Pendirian Bank Syariah hanya

dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia

serta warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga

Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Sedangkan

kepemilikan yang berasal dari warga Negara asing dan atau badan hukum asing

setinggi-tingginya sebesar 99persen dari modal disetor Bank. Sementara

kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya adalah

sebesar modal bersih sendiri dari badan hukum yang bersangkutan. Dana yang

digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang

bersumber dari :

a. Pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau

pihak lain.

b. Sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan untuk

tujuan pencucian uang (money laundring).

2.1.4 Kegiatan Usaha Bank Syariah

5

Page 6: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62/24/PBI/2004 tanggal 14

Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, kegiatan usaha bank syariah dapat dibedakan

sebagai berikut :

a. Pengimpunan dana (funding) Penghimpunan dana adalah kegiatan

penarikan dana atau

penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi

berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana,

dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang tidak memberikan

imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Dana simpanan atau

tabungan yang tidak memberikan imbalan bagi nasabah dimaksudkan semata-

mata hanya se

bagai cara untuk menyimpan atau menitipkan uang. Sementara simpanan

untuk tujuan investasi akan mendapatkan imbalan dari bank.

b. Penyaluran dana atau pembiayaan (financing) Kegiatan penyaluran dana

atau pembiayaan bank syariah harus tetap berpedoman pada prinsip

kehati-hatian yang diatur oleh Bank

Indonesia. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama

calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat.

Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluran dana perbankan

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bentuk

penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah dalam

melaksanakan operasinya secara garis besar dapat dibedakan kedalam 4

kelompok sebagai berikut :

a. Prinsip jual beli (ba’i)

b. Prinsip bagi hasil

c. Prinsip sewa menyewa (ijarah)

d.Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh.

2.1.5 Pembiayaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank services)

Jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah berdasarkan

akad dengan mendapatkan imbalan atau fee antara lain :

a. Al Wakalah

terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan atau jasa tertentu.

6

Page 7: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

b.Al Hawalah

merupakan pengalihan hutang dari orang yang berhutang (debitur) kepada

orang lain yang wajib menanggungnya. Transaksi ini pada dasarnya merupakan

pemindahan beban utang dari debitur menjadi tanggungan pihak lain yang

berkewajiban menanggung pembayaran hutang.

c.Al Kafah

adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak

ketiga untuk menanggung kewajiban pihak kedua (tertanggung) apabila

tertangung tidak dapat memenuhi kewajibanya.

d.Al Rahn

merupakan arta atau asset yang harus diserahkan oleh peminjam (debitur)

sebagai jaminan atas diterimanya dari bank. Tujuan pemberian fasilitas Al Rahn

oleh bank adalah untuk membantu nasabah dalam pembiayaan usahanya

2.1.6 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah :

Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah

titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam

Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan

harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam

Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun

pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap

akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank

Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip

keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara

Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank

syariah

Prinsip bagi hasil:

o Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi

o Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan

yang diperoleh

o Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan

jumlah pendapatan

7

Page 8: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

o Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil

o Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan.

Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan

ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

Bank Konvensional :

Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah

memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang

kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread

yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman

(mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai

dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya

murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak

tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank

konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja

Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham,

Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai

keinginan yang bertolak belakang 

Sistem bunga: 

o Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman

harus selalu untung untuk pihak Bank 

o Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan

pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank 

o Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah

keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik 

o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama

termasuk agama Islam 

o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama

termasuk agama Islam 

o Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa

pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung

atau rugi

2.1.7 Prinsip Bank Syariah

8

Page 9: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh

dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat

hati-hati.

1. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan

moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini

pengelolaan diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang

meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram).

2. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan

mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa

perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya

mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus

mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa

perbankan syariah.

3. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam

mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal)

sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak

pengelola dana Investasi (mudharib).

4. Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara

profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum

dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya

adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan kesantunan

(ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah)

2.1.8 Tujuan Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.

Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah

satu tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat

menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom Muslim telah

mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan

sistem bunga dalam transaksi perbankan dan membangun model teori ekonomi

yang bebas dan pengujiannya terhadap pertumbuhan ekonomi, alokasi dan

distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka mekanisme perbankan bebas

bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan

syariah didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan

maupun non keuangan (QS. Al-Baqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank

9

Page 10: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian

pengembalian modal dan pendapatan bunga (Zaenul Arifin, 2002: 39-40).

2.9 Fungsi Bank Syariah

Intermediary agent (sama seperti bank konvensional)

Fund atau investment manager

Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama seperti bank

konvensional) sepanjang tidak melanggar syariah

Pengelola fungsi sosial (ZISWA)

Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional)

2.10 Falsafah Operasional Bank Syariah

Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan

Allah untuk memperoleh kebajikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap

kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan

agama, harus dihindari (ibid).

a)    Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :

1. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti

keberhasilan usaha (QS. Luqman, ayat :34)

2. Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan biaya

terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang

mengandung unsur melipat gandakan secara otomatis hutang/simpanan

tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali-Imron, 130)

3. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi

dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan

baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)

4. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan tambahan dimuka

atas hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara

sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).

b)    Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan. Dengan mengacu pada

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi

kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan

perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang

10

Page 11: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

dan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada

barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan mendorong  produksi

barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari adanya

penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi.

2.1.11 Manfaat Bank Syariah

Manfaat perbankan Syariah sendiri untuk mengurangi dampak negative

yang timbul dimasyarakat. Karena tujuan pencarian investor yang akan

membuka usaha dengan modal dari perbankan berbasis Syariah akan di seleksi

sesuai kriteria. Karena tidak akan diperbolehkan melakukan investasi yang

hukumnya diharamkan dan membawa kemaksiatan. Dampak dari ini semua

tentu saja bukan hanya untuk kaum muslim saja, apabila dimisalkan semua

bank di Indonesia ini berbasis Syariah, maka tidak akan ada tempat-tempat

perjudian, diskotik, dan hiburan-hiburan lainnya atau bisnis-bisnis lain yang

berbau kemaksiatan dan membawa dampak negatif bagi masyarakatnya. Dan

sangat jelas mendatangkan pahala bagi kaum muslim, karena telah

menghindari Riba yang biasa di praktekan oleh bank-bank konvensional.

2.1.12 Karakteristik Bank Syariah

Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik

utama yang menjadi prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang

menjadi landasan pertimbangan bagi calon nasabah dan landasan kepercayaan

bagi nasabah yang telah loyal. Tujuh karakteristik ini adalah :

1. Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang

tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan

agama.

2. Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta

memperlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya

unsur maysir (unsur spekulasi atau untung-untungan), gharar

(ketidakjelasan), haram, riba,

3. Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh

lapisan masyarakat.

4. Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan

syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah)

11

Page 12: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

5. Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek

kehidupan

6. Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan

umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan

sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa

pembayaran (debet card, syariah charge).

7. Fasilitas. Penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana

kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking

dan interkoneksi antarbank syariah.

2.2.1 Tabungan haji

Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak

dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka

pendek.

Haji adalah perlakuan ibadah umat islam yang mempunyai banyak simbolik

yang dikemukakan kepada manusia dalam bentukpenonjolan diri, demostrasi

atau perisytiharan, bukan menuntut sesuatu yang bersifat kebendaaan atau

keduniaan, tetapi demontrasi untuk menyatakan tauhid dengan slogan dan

laungan kalimah suci, Allahhu Akhbar, Allah Maha Besar, berulang-ulang kali

denga keyakinan dan ketaqwaan, pengakuan yang jelas dan tegas sekalipun

kufur atau musyrikin tidak menyenanginya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, Tabungan haji adalah sebagian pendapatan

masyarakat yang tidak dibelanjakan dan disimpan untuk kegiatan ibadah umat

islam yang mempunyai banyak simbolik yaitu haji

Karakteristik nasabah tabung haji

1. Semua manusia usia produktif mulai dari 18-60 tahun

2. Dapat memenuhi ONH sebesar +/- 35juta

2.2.2 Dasar hukum Ibadah haji

1.  Rukun Islam Yang Ke – 5

12

Page 13: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

2.  Al–Quran Surah Al – Imron Ayat 97

براهيم ومن دخله كان عامّنا و للLه على الّنLاس حج البيت من  فيه عايات ٳ بيLّنات مقام استطاع إليه سبيال ومن كفر فإنL اللLه غّنّيL عن العالمين

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim

barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan

haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup

mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),

maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta

alam.

2.3.1 Akad wadi’ah

a. Pengertian akad wadiah

Akar kata dari Wadiah adalah wada’a yang artinya menitipkan sesuatu

kepada seseorang. Akad penitipan barang/uang antara pihak yang

mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan

tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang

tersebut.

1. Secara bahasa

Ada 2 makna :

a. Ma wudi’a ‘inda ghair malikihi layahfadzahu : Sesuatu yang ditempatkan

bukan pada pemiliknya supaya dijaganya, berarti bahwa al-wadi’ah ialah

memberikan.

b. Qabiltu minhu dzalika al-mal liyakuna wadi’ah ‘indi : seperti seseorang

berkata “ auda’tuhu” artinya aku menerima harta tersebut darinya.

Maka secara bahasa al-wadi’ah memiliki 2 makna yaitu memberikan

harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya (I’tha’u al-mal liyahfadzahu

wa fi qabulihi). (Al-Fiqh ‘ala mazahib al-‘arabah, Abdurrahman al- jazairi,

1417 H, hal. 248)

2. Secara istilah (fiqih)

a. Menurut Syafi’iyah : Akad yang dilaksanakan untuk menjaga sesuatu yang

dititipkan.

b. Menurut Hanabilah : Titipan, perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu

secara bebas (tabarru)

Maka secara istilah al’wadi’ah adalah penitipan, yaitu akad seseorang

kepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaganya

13

Page 14: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

secara layak. Apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda

tersebut sudah dijaga sebagaimana mestinya maka penerima titipan tidak

wajib menggantinya tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh kelalaiannya

maka ia wajib menggantinya.

Sumber hukum islam

Al-Qur’an

Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar transaksi al-

wadiah adalah :

”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan

amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya”. (QS. An-Nisa :

58)

”Jika sebagaian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangya)

dan hendaklah ia bertaqwa kepada Tuhannya”. (QS. Al-

Baqarah :283)

hadits

Hadits-hadits Rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad

transaksi al-wadiah adalah :

”Berkata Rasulullah saw sampaikanlah (tunaikanlah) amanat

kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat

kepada orang yang telah mengkhianatimu”. (HR. Abu Hakim dan

Tirmidzi)

”Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya Rasulullah saw telah

bersabda “Tiada kesempurnaan iman bagi orang yang tidak

beramanah, tiada sholat bagi yang tak bersuci”. (HR. Thabrani)

b. Rukun akad wadiah

Jumhur ulama mengatakan bahwa rukun wadi’ah ada 3 :

Orang yang berakad, yaitu terdiri dari :

1. Pemilik barang/penitip (Muwaddi’)

2. Pihak yang menyimpan/dititipi (Mustauda’)

3. Barang/uang yang disimpan (Wadi’ah)

4. Ijab qobul/kata sepakat (Sighat)

Skema wadiah

14

Page 15: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Dalam kasus tabungan haji arafah ini yang ditipkan adalah sejumlah uang.

Aplikasi akad wadiah

Dalam pengaplikasiannya di produk tabungan haji arafah bank

muamalat akad wadi’ah telah diterapkan dengan baik di sana. Nasabah

hanya menitipkan uang tabungan ke pada bank untuk dipergunakan

sebagai modal biaya nasabah berangkat ibadah haji dengan cara menyicil

setiap bulan sesuai kesepakatan sampai batas yang harus dipenuhi

nasabah. Selama proses menabung nasabah tidak mendapatkan nisbah

apapun karena akad wadi’ah hanya berlaku titipan barang atau dalam

kasus ini adalah uang dari nasabah selaku muwaddi’ dan pihak bank

selaku mustawda’.

2.3.2 Akad mudharabah

a. Pengertian akad mudharabah

Kata mudharabah berasal dari kata dharb ( ضQرب ) yang berarti

memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini

maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam

menjalankan usaha. Suatu kontrak disebut mudharabah, karena

pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu perjalanan untuk

menjalankan bisnis. Sedangkan perjalanan dalam bahasa Arab disebut

juga dharb fil Ardhi (ض ضربTْرV Tي اَأْلZِف ِ).

b. Sumber hukum islam

Al-Qur’an

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri

(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau

sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang

bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah

15

Page 16: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas

waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu

bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa

akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang

berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-

orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang

mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah

zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan

kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu

memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik

dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-

Muzzammil [73]: 20)

Kata yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari ayat di atas adalah

yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti

melakukan suatu perjalanan usaha.

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat

(selesai wuquf), berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram dan berdzikirlah

(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan

Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang

sesat”. [Al-Baqarah (2): 198]

Dalil Hadits

Vة َب VاْرVَضdُم VاَلVَمT ZَذVا َدVِفVَعV اْل TَمdَطVِّلnِبZ ِإ TِدZ اْل Tُنd َعVْب vاُسd َب TَعVْب Vا اْل nِدdَن ِّي Vَس VاَنV ا َك VْحTر{ ZِهZ َب ِّلdَكV َب TْسV V َي VَنT َال ZِهZ َأ ْب ZاِحVى َصVِّلVَع Vَط VرV َت TْشZ ،ا

Vة�، ْطTْب Vِد� ْرZ Vْب vة{ َذVاَتV َك ZِهZ َدVاَب VرZَيV َب َت TْشV V َي {ا، َوVَال ZِهZ َوVاَدZَي TِزZَلV َب Vْن V َي ْوTَلV اْلِّلِهZ َوVَال dَس Vْر dِهdْط Tر Vْش VَغV Vِّل ، ِفVْب VُنZَمVض VَكZْلVَذ VَلVَعVِف TَنZ ِفVِإ

هd (ْرَواه اْلَطْبراَني ِفى اَأْلَوَسط َعُن اَبُن َعْباُس) Vاَز VَجV vَمV ِفVَأ ِّل VَسVَو ZِهZ TِهZ َوVآْل Vِّي .َصVِّلvى اْلِّلِهd َعVِّل

16

Page 17: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

”Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta

dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar

harta itu tidak dibawa melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak

dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat2 tersebut, maka ia

bertanggung jawab menanggung risiko. Syarat-syarat yang diajukan Abbas

tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya”.(HR

ath_Thabrani). Hadist ini menjelaskan praktek mudharabah muqayyadah.

c. Rukun akad mudarabah

Rukun dan syarat-syarat sah mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu investor (pemilik modal) dan

pengelola (mudharib). Kedua belah pihak yang melakukan akad

disyaratkan mampu melakukan tasharruf atau cakap hukum, maka

dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila, dan orang-orang

yang berada di bawah pengampuan.

2. Modal atau harta pokok (mal), syarat-syaratnya yakni:

a. Berbentuk uang

Mayoritas ulama berpendapat bahwa modal harus berupa uang dan tidak

boleh barang. Mudharabah dengan barang dapat menimbulkan

kesamaran, karena barang pada umumnya bersifat fluktuatif. Apabila

barang itu bersifat tidak fluktuatif seperti berbentuk emas atau perak

batangan (tabar), para ulama berbeda pendapat. Imam malik dalam hal

ini tidak tegas melarang atau membolehkan.

b. Jelas jumlah dan jenisnya

Jumlah modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara

modal yang diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari

perdagangan tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

c. Tunai

Hutang tidak dapat dijadikan modal mudharabah. Tanpa adanya setoran

modal, berarti shahibul mal tidak memberikan kontribusi apapun padahal

mudharib telah bekerja. Para ulama syafi’i dan Maliki melarang hal itu

karena merusak sahnya akad. Selain itu hal ini bisa membuka pintu

17

Page 18: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

perbuatan riba, yaitu memberi tangguh kepada si berhutang yang belum

mampu membayar hutangnya dengan kompensasi si berpiutang

mendapatkan imbalan tertentu. Dalam hal ini para ulama fiqih tidak

berbeda pendapat.

d. Modal diserahkan sepenuhnya kepada pengelola secara langsung

Apabila tidak diserahkan kepada mudharib secara langsung dan tidak

diserahkan sepenuhnya (berangsur-angsur) dikhawatirkan akan terjadi

kerusakan pada modal, yaitu penundaan yang dapat mengganggu waktu

mulai bekerja dan akibat yang lebih jauh mengurangi kerjanya secara

maksimal. Apabila modal itu tetap dipegang sebagiannya oleh pemilik

modal, dalam artian tidak diserahkan sepenuhnya, maka menurut ulama

Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah, akad mudharabah tidak sah.

Sedangkan ulama Hanabilah menyatakan boleh saja sebagian modal itu

berada di tangan pemilik modal, asal tidak mengganggu kelancaran

usahanya.

3. Keuntungan, syarat-syaratnya yakni:

A. Proporsi jelas. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan

pemilik modal harus jelas persentasenya, seperti 60% : 40%, 50% :

50% dan sebagainya menurut kesepakatan bersama.

B. Keuntungan harus dibagi untuk kedua belah pihak, yaitu investor

(pemilik modal) dan pengelola (mudharib).

C. Break Even Point (BEP) harus jelas, karena BEP menggunakan

sistem revenue sharing dengan profit sharing berbeda. Revenue

sharing adalah pembagian keuntungan yang dilakukan sebelum

dipotong biaya operasional, sehingga bagi hasil dihitung dari

keuntungan kotor/ pendapatan. Sedangkan profit sharing adalah

pembagian keuntungan dilakukan setelah dipotong biaya

operasional, sehingga bagi hasil dihitung dari keuntungan bersih.

D. Ijab Qobul. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya aku

serahkan uang ini kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan

akan dibagi dua dan kabul dari pengelola.

d. Skema mudharabah

18

Page 19: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Modal 100%

Bagi Hasil + Modal

e. Aplikasi akad mudharabah

Aplikasi akad mudharabah telah diaplikasikan secara baik di bank

muamalat pada jenis tabungan haji arafah plus yang memang menggunaan

akad mudharabah. Yakni nasabah menyetorkan atau menabung secara berkala

sejumlah uang ke pada bank dalam rangka pemenuhan biaya haji. Dana atau

modal yg disetorkan nasabah 100% dikelola oleh pihak bank dan nasabah akan

menerima nisbah dengan pebandingan 10% milik nasabah dan 90% milik bank.

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1.1 Sejarah umum Bank Muamalat Indonesia

19

اْلَماَل ُمَضاْرب َصاِحِب

Page 20: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

 Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya

“Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia

(MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih

dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel Sahid

Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak

K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk

merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk

suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim

POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”,

yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis.

Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan

pendekatanpendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah

menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management

DevelopmentProgram (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia

(LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda

Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang

saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah

Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua

Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan

segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.

Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT.

Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno,

SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri

Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI

tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini

terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor,

diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm

modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai

beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412

H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991

diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24

April 1992. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1

Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia,

meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft

20

Page 21: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl.

Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.

3.1.2 Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia Cabang Serang

BMI Cabang Serang berdiri sejak 5 tahun yang lalu pada tanggal 11

November 2005 dan mulai beroperasi awal Januari 2006. Di dirikannya BMI di

Kabupaten Serang memiliki potensi besar untuk di dirikan suatu Bank Syariah

karena banyaknya kesadaran masyarakat akan hukum syariah yang di

perintahkan oleh Allah SWT, Selain itu alasannya di dirikannya BMI di Serang

merupakan salah satu aktivitas paling tinggi di Banten. Karena tempat yang

kurang nyaman dan strategis pada bulan Maret 2010 BMI cabang Serang pindah

dari Jl. Jend.Sudirman No. 36 ke Jl. Ahmad Yani No. 91 Sumur pecung serang.

Di Serang terdapat satu kantor cabang dan dua kantor kas BMI, dengan

adanya kantor cabang dan dua kantor kas BMI di harapkan masyarakat dapat

mengakses kegiatan perbankan dengan mudah.Selain kantor cabang dan

kantor kas bank muamalat menyediakan pelayanan penyetoran di kantor pos

yang tergabung dalam jaringan SOP (System Online Payment point) berbeda

dengan kantor cabang kantor kas hanya melayani kegiatan bank syariah yang

utama sehingga BMI berusaha memberikan yang terbaik untuk nasabahnya.

BMI juga sudah memperluas jaringan kantor di Cikande dan Rangkasbitung

3.1.3 Visi dan Misi Bank Muamalat

Sama dengan Visi dan Misi BMI Pusat, BMI Cabang Serang Yaitu menjadi

Bank UtamaSyariah Indonesia yang dominan di Pasar spiritual, di kagumi di

pasar internasional. Sedangkan misi BMI adalah ROLE MODEL lembaga

keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat Kewirausahaan,

Keunggulan manajemen dan Orientasi Manajemen yang Inovatif untuk

memaksimalkan nilai bagi Stakeholder.

A. Fungsi Bank Muamalat Indonesia, Yaitu :

1. Sebagai wadah untuk menghimpun dana-dana masyarakat dan

menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan

kredit guna meningkatkan usahanya.

2. Harus menjadi lambing dan kebanggan dalam dunia perbankan

Syari’ah, yang dapat menunjukan kemajuan perekonomian nasional.

3. Harus memancarkan kewibawaannya dan kepribadiannya.

21

Page 22: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

B. Tujuan Bank Muamalat Indonesia

Sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’ah Islam dan sesuai dengan kondisi

Indonesia, tujuan berdirinya Bank Muamalat Indonesia adalah untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia

sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi, antara lain

melalui :

1. Memberantas Kegiatan Korupsi dan Pengijon atau bentuk-bentuk yang

dipersamakan dengan itu yang dapat merugikan masyarakat.

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan jelas lebih

meningkatkan nilai tukar hasil produksi.

3. Memperluas lapangan pekerjaan dan memperluas kesempatan

berusaha secara merata di antara anggota masyarakat.

3.1.4 Produk Tabungan haji bank muamalat

1. Salah satu produk Bank Muamalat ada yang disebut  dengan Tabung Haji

Arafah dan Tabung Haji Arafah plus.

2. Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk

mempermudah para nasabahnya yang ingin menunaikan salah satu

kewajiban umat muslim dalam rukun islam yang ke-5  yaitu menunaikan

ibadah haji

3. Dalam produk ini Bank Muamalat juga  mempunyai keunggulan Tabungan

Haji Arafah dan juga Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan

rencana Anda ke Baitullah secara terencana bukan lagi jika mampu.

Berikut beberapa keistimewaan tabung haji Bank Muamalat :

- Mudah : Dengan setoran terjangkau, Anda dapat merencanakan

perjalanan haji secara fleksibel, sesuai dengan kemampuan

- Terencana : Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan

dapat direncanakan sesuai kemampuan Anda. Semakin matang

persiapan Anda karena direncanakan jauh sebelumnya, semakin ringan

biaya perjalanan haji yang akan dibayarkan.

- Terjamin : Bank Muamalat on-line dengan Siskohat Departemen

Agama sehingga memberi kepastian untuk memperoleh quota/porsi

keberangkatan haji.

22

Page 23: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

- Aman : Anda akan memperoleh perlindungan Asuransi Jiwa Syariah

yang memberi jaminan terpenuhinya BPIH kepada Ahli Waris, bila

memiliki saldo efektif minimal lima juta rupiah.

- Menguntungkan : Menggunakan akad Wadiah, memungkinkan Anda

memperoleh bonus menarik. Selain itu tabungan ini bebas biaya

administrasi.

- Fleksibel : Nasabah dapat mengubah jangka waktu dan jumlah

setoran sesuai dengan paket yang tersedia, baik untuk

memperpanjang maupun memperpendek jangka waktu dengan

pemberitahuan secara tertulis kepada Bank.

3.1.5 Produk dan jasa layanan BMI cabang serang

1. Tabungan MUAMALAT UMROH

Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu anda

mewujudkan impian untuk berangkat ibadah umroh.

2. TabunganKu

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi

anda dan semua kalangan masyarakat serta bebas biaya administrasi.

3. SMS BANKING

Dapatkan kemudahan layanan MBANK dari Bank Muamalat dengan

mengirimkan sms ke 62265 (MBANK) . Ketik SaldoRek1 lalu kirim ke

62265,maka anda bisa mengecek saldo shar-E kapan saja 24 jam setiap

hari.

4. Muamalat Mobile

Muamalat Mobile adalah layanan perbankan dengan menggunakan

teknologi GPRS yang dilakukan di ponsel . nasabah dapat melakukan

transaksi non-tunai seperti cek saldo,transfer maupun melihat histori

transaksi secara real time dengan biaya yang sangat murah.

5. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan Modal Kerja lembaga keuangan mikro (LKM) syariah adalah

produk pembiayaan yang ditunjukkan untuk LKM syariah

(BPRS/BMT/koperasi) yang hendak meningkatkan pendapatan dengan

23

Page 24: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

memperbesar fortofolio pembiayaan kepada nasabah atau anggotanya

(end user).

6. Pembiayaan Rekening Koran

Produk pembiayaan khusus modal kerja yang akan meringankan usaha

anda dalam mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan

kemampuan.

7. Pembiayaan Investasi

Adalah produk pembiayaan yang akan membantu investassi usaha anda

sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah anda susun.

8. Pembiayaan Hunian Syariah(perorangan)

Produk pembiayaan yang akan membantu anda untuk memiliki rumah

(ready stock/bekas) apartemen ,ruko,rukan,kios,maupun pengalihan

takeover KPR dari bank lain.

9. Pembiayaan hunian syariah bisnis

Produk pembiayaan yang akan membantu dalam usaha untuk

membeli ,membangun ataupun merenovasi property maupun pengalihan

takeover pembiayaan property dari bank lain dan kebutuhan bisnis anda.

10. Pembiayaan modal kerja

Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal usaha kerja

costumer sehingga mendapat kelancaran operasional dan dan rencana

pengembangan usaha anda akan terjamin.

11. Tabungan muamalat

Tabungan syariah dengan mata uang rupiah yang akan meringankan

transaksi keuangan anda ,memberikan akses yang mudah serta manfaat

yang luas. Tabungan muamalat ini kini hadir dengan dua pilihan kartu

ATM/Debit yaitu share-E dan share-E gold.

12. Giro Muamalat (perorangan)

Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan

semua jenis kebutuhan transaksi bisnis usaha costumer.

24

Page 25: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

13. Giro Muamalat(Institusi)

Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan

dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi dalam perusahaan.

14. Deposito Mudharabah

Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan

memberikan hasil investasi yang optimal bagi anda.

15. Deposito Fulinvers

Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan

memberikan hasil investasi yang optimal bagi costumer.

16. Tabungan Muamalat Dollar

Tabunngan syariah dalam dominasi valuta asing US dollar dan Singapore

dollar (SGD) yang ditunjukkan untuk melayani kebutuhan transaksi dan

investasi yang lebih beragam ,khususnya yang melibatkan mata uang

USD dan SGD.

17. Tabungan Muamalat Wisata

Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang membantu anda

mewujudkan impian untuk berangkat wisata. Melepaskan diri dari rutinitas

atau berlibur bersama keluarga tercinta bahkan untuk berbulan madu ke

tempat wisata idaman,seringkali membutuhkan biaya yang tidak

sedikit ,namun jangan khawatir rencana anda untuk berlibur kemana saja

bisa di wujudkan dengan tabungan muamalat syariah.

18. Tabungan Muamalat Prima

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan memberikan return

yang tinggi bagi costumer ,memberikan akses yang mudah ,serta

aman ,nyaman dan menguntungkan. Inilah salah satu produk perbankan

unggulan dari bank Muamalat untuk anda yang mendambakan hasil

maksimal dan kebebasan bertransaksi.

4.4 Struktur Organisasi

25

R. Donny M.Iskandar

Area Manager

M.Haris

National Operational Division

Page 26: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.1 Produk Tabungan haji bank muamalat

26

Costumer Service

-Marvis

-Angga

-Atu

Relatinship Manager Financing

-M.Ferdy

-Cok Agus P

-Ahmad Wildan

-Fahruroji

-Endang S

-Vicky Aditya

-Ito Suwito

-Ahmad Hakiki

-Bayu P

-May Firmanisa

Keli Yuanintoro

Operation Officer

Okky Sukardian

Branch Manager

Sales Manager Funding

-Uswatun Hasanah

-Yulia Aesha

-Sonia Mona

-M.Irfan

-Yunita Anggraeni

-Sofian Efendi

-Hendy Suryanto

-Sri Rahayu

-Ahmad Riyadi Jinan

Nanang Basuki

Central Operations

Herdy Wibawa

Financing Business Head

Teller

-Citra

-Anggi

-Nida

Unit Support

-Adi Rosadi

-Diana

Back Office

-Dedy

-Dewi

-Yayat

-Gifti

Page 27: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Salah satu produk yang ada di Bank Muamalat dan menjadi keunggulan

produk yang ditawarkan bank adalah Tabung Haji Arafah dan Tabung Haji

Arafah plus.

Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk mempermudah

para nasabahnya yang ingin menunaikan salah satu kewajiban umat muslim

dalam rukun islam yang ke-5  yaitu menunaikan ibadah haji

Dalam produk ini Bank Muamalat juga  mempunyai keunggulan Tabungan Haji

Arafah dan juga Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan rencana Anda

ke Baitullah secara terencana bukan lagi jika mampu.

Terdapat 2 jenis tabungan haji di bank muamalat, yaitu:

a. Produk tabungan haji arafah

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji

Peruntukkan :

Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)

Syarat pembentukan rekening

WNI : KTP daerah setempat/SIM

WNA : Pasport/KITAS/KIMS

Benefit produk

Terencana

Perlindungan asuransi jiwa

Fleksibel

Online dengan SISKOHAT Departemen Agama

Menguntungkan

Fitur produk

Akad produk = wadi’ah

Setoran awal = Rp 250.000,00

Setoran minimum = Rp 50.000,00

Saldo minimum = Rp 250.000,00

27

Page 28: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Ketentuan tutup otomatis = jika saldo nasabah sama dengan saldo

awal selama 12 bulan berturut-turut

Biaya – biaya

Biaya administrasi = gratis

Pembukaan rekening = gratis

Penggantian buku tabungan hilang/rusak = Rp 10.000,00

Penutupan rekening = Rp 20.000,00

b. Tabungan Haji Arafah Plus

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji

secara regular maupun plus.

Peruntukkan :

Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)

Syarat pembukaan rekening

WNI : KTP daerah setempat/ SIM

WNA : Pasport/ KITAS/ KIMS

Benefit produk

Terencana. Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan Haji

Arafah dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah

Aman. Nasabah yang memiliki saldo efektif minimal 5 juta rupiah akan

diberikan perlindungan asuransi jiwa sebesar proyeksi nilai BPIH

dikurangi dengan saldo efektif nasabah.

Fleksibel. Nasabah dapat merubah jangka waktu dan jumlah setoran

sesuai paket yang tersedia

Terjamin. Bank online dengan SISKOHAT Departemen Agama

Menguntungkan. Dimungkinkan memperoleh bonus serta souvenir

perlengkapan haji atau perlengkapan lain atau bentuk lain sesuai

kebijakan bank.

Fitur produk

28

Page 29: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Akad produk = Mudarabah Mutlaqah

Setoran awal = Rp 1.500.000,00

Setoran minimal = Rp 100.000,00

Saldo minimum = Rp 1.500.000,00

Nisbah = Nasabah 10% : Bank 90%

Ketentuan tutup otomatis = jika saldo nasabah sama dengan saldo

awal selama 12 bulan berturut-turut

Biaya – biaya

Biaya administrasi

Tier Biaya

Untuk SRR (Saldo rata-rata) < Rp

2.500.000,00

Rp 5.000,00

Untuk SRR (Saldo rata-rata) ≥ Rp

2.500.000,00

gratis

Pembukaan rekening = gratis

Penutupa rekening = Rp 20.000,00

Penggantian buku tabungan hilang/rusak = Rp 10.000,00

c. berakhirnya akad

1. Selesainya nasabah menjalankan ibadah haji.

Setelah menyelesaikan kewajiban untuk memenuhi total tabungan yang

harus disetor oleh konsumen ke bank pihak bank berkewajiban menyediakan

travel dan segala macam kebutuhan nasabah untuk memperlancar ibadah haji

nasabah mulai dari pemberangkatan penginapan, manasik haji, konsumsi, serta

segala kebutuhan lain hingga nasabah kembali lagi ke tanah air. Maka, itulah

masa berakhirnya akad tabungan haji berupa wa’diah maupun mudharabah

berakhir.

2. Ketentuan tutup otomatis

Jika saldo nasabah sama dengan saldo awal selama 12 bulan berturut-

turut

3. Pengambilan tabungan oleh nasabah

29

Page 30: Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Jika nasabah dalam keadaan darurat diluar masalah pemberangkatan haji

menginginkan tabungannya dikembalikan dalam bentuk uang. Jika akad wadiah

maka akumulasi jumlah tabungan dipotong biaya penutupan tabungan sebesar

Rp 20.000,00 maka sisanya dikembalikan penuh kepada nasabah. Lain halnya

dengan tabungan arafah plus dengan sistem wadiah akan mendapatkan nisbah

keuntungan selama menabung selain mendapat sisa saldo akumulasi yang juga

dikurang biaya penutupan tabungan sebasar Rp 20.000,00

d. hal lainnya

Jika nasabah meninggal dunia sebelum sampai pada waktu

pemberangkatan maka pihak bank akan memanggil ahli waris yang telah

ditunjuk nasabah yang telah meninggal guna menggantikan pemberangkatan

ke tanah suci mekah dalam hal ibadah haji.

Syarat yang dibutukan untuk mengalihkan nasabah tabungan haji yang

meninggal kepada ahli warisnya adalah :

Surat keterangan kematian

Kartu keluarga

Surat kuasa

Dan nasabah baru harus membuat tabungan haji yang baru atas

namanya sendiri guna peralihan deposito saldo nasabah lama yang

telah meninggal dunia.2

30


Top Related