Download - Akuntansi keperilakuan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awal berdirinya suatu organisasi, telah dirumuskan tujuan yang akan dicapai untuk
kepentingan bersama. Pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia
dalam organisasi. Biasanya, sebuah perusahaan diorganisasi sepanjang garis
pertanggungjawaban. Bagan organisasi tradisional, dengan bentuk piramidanya
mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil
presiden menuju manajer madya dan manajer yang lebih rendah.
Ketika organisasi menjadi bertambah besar, garis pertanggungjawaban menjadi lebih
besar dan lebih banyak. Struktur tradisional menjadi tidak praktis. Praktek kontemporer saat
ini sedang bergerak menuju suatu hierarki yang datar. Struktur ini, yang mengandalkan tim-
tim kerja, konsisten dengan desentralisasi. Oleh karena itu penerapan metode-metode dan
teknik-teknik akuntansi keperilakuan harus mempertimbangkan perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan dibangun di atas dasar perilaku manusia dalam organisasi.
Pengetahuan tentang perilaku, membangun manajemen untuk mempengaruhi perilaku para
individu maupun kelompok dalam organisai kearah tujuan yang diinginkan oleh manajemen.
Untuk tujuan tersebut, akuntansi keperilakuan hendaknya mengadaptasikan perilaku manusia
tersebut kedalam sistem pelaporan internal sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan
kemauan individu-individu dan kelompok dalam organisasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi mereka.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari akuntansi
keprilakuan yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau
dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian biaya atau
pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau
pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat tersebut.
Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang telah
ditetapkan, yang pada dasarnya hanya dapat diterapkan pada manusia dan
pertanggungjawaban ini muncul akibat adanya hubungan antara atasan dengan bawahan.
Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat antara struktur organisasi dan sistem
akuntansi pertanggungjawaban. Idealnya sistem akuntansi pertanggungjawaban
mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.
BAB II
Pembahasan
Definisi
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap
pengetahuan umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin
dengan mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab menjalankan operasi tersebut.
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah memastikan bahwa individu-
individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang
digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi
pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang
diakumulasi secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah komponen yang penting dari sistem
pengendalian keseluruhan di suatu perusahaan. Manfaat hususnya berasal dari fakta bahwa
struktur akuntansi pertanggungjawaban memberikan suatu kerangka kerja yang berarti
unutuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja operasi di
sepanjang jalur pertanggung jawaban dan pengendalian. Akuntansi pertanggungjawaban
ditujukan untuk manusia, peran mereka, serta tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka
dan bukan sebagai mekanisme impersonal untuk akumulasi dan pelaporan data secara
keseluruhan.
Akuntansi Pertanggungjawaban vs Akuntansi Konvensional
Akuntansi pertanggungjawaban dan konvensional berbeda dalam hal cara operasi
direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan serta diakumulasikan. Dalam akuntansi
konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan hakikat atau fungsinya dan taidak
digambarkan sebagai individu yang bertanggungjawab atas terjadinya dan pengendalian
terhadap data tersebut. Oleh karena itu, data akuntansi konvensional punya nilai yang terbatas
bagi manajer dalam memantau efisiensi dari aktivitas harian mereka.
Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi
dengan menetapkan suatu kerangka kerja untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan
yang sesuai dengan struktur organisasional dan hieraki pertanggungjawaban dari suatu
perusahaan.
JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seluruh biaya dapat
dikendalikan dan masalahanya hanya terletak pada penetapan titik pengendaliannya. Untuk
tujuan ini, struktur perusahaan dibagi-bagi kedalam suatu jaringan pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individual ke dalam unit-unti organisasional yang terlibat dalam
pelaksanaan suatu fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan, yang
memiliki seorang kepala yang bertanggung jawab untuk aktivitas dari unit tersebut.
Kebanyakan perusahaan atau organisasi mempunyai hirerarki pusat
pertanggungjawaban semacam itu. Ditingkat puncak, presiden atau CEO bertanggung jawab
terhadap pemilik untuk profitabilitas keselurahan dari perusahaan. Mereka yang bertanggung
jawab terhadap presiden perusahaan meliputi kepala dari berbagai departemen operasi dan
staf. Dibawahnya adalah pusat pertanggungjawaban lainnya, yang masing-masing dikepalai
oleh satu orang yang bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi atas efesiens dalam
kinerja.
Untuk memastikan jaringan tanggungjawab dan akuntabililtas berfungsi dengan
mulus, struktur organisasional suatu perusahaan harus dianalisis agar struktur jaringan
pertanggung jawaban yang efisien. Penggambaran pusat pertanggung jawaban seringkali
merupakan tugas paling sulit dalam konstruksi dan instalasi sistem tersebut.
Jaringan pertanggungjawaban yang berfungsi dengan baik harus mengandung
kesesuaian yang sempurna antara tanggungjawab dan wewenang disemua tingkatan.
JENIS-JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat-pusat pertanggung jawaban dikelompokkan kedalam 4 kategori. Setiap kategori
mencerminkan rentang dan dikresi atas pendapatan dan atau biaya serta lingkup pengendalian
dari manajer yang bertanggungjawab. Pusat pertanggungjawaban tersebut dapat berupa
pendapatan, pusat biaya, laba, atau investasi. Jumlah dan jenisnya akan bergantung pada
ukuran perusahaan, struktur organisasinya, preferensi manajemen puncak, serta gaya
kepemimpinannya.
1. Pusat pendapatan
Manajer dipusat pendapatan tidak memiliki diskresi maupun pengendalian terhadap
investasi pada aset atau biaya dari barang atau jasa yang akan dijual.
2. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan suatu produk atau
memberikan suatu jasa. Manajer yang bertanggungjawab atas pusat biaya memiliki
diskresi dan kendali hanya atas sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
3. Pusat biaya teknik/pusat biaya standar
Pusat biaya teknik/pusat biaya standar merupakan pusat biaya yang sebagian besar
biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan.
4. Pusat biaya kebijakan
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai
hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan.
5. Pusat laba
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali, baik atas pendapatan
maupun biaya. Manajer dievaluasi berdasarkan efisiensi mereka dalam menghasilkan
pendapatan dan mengendalikan biaya.
6. Pusat investasi
Bertanggungjawab terhadap investasi dalam aset serta pengendalian atas pendapatan dan
biaya. Mereka bertanggungjawab mencapai mergin kontribusi dan target laba tertentu
serta efisiensi dalm penggunaan aset.
KORELASI DENGAN STRUTUR ORGANISASI
Agar memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa dengan struktur
organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan
membebankan tanggungjwab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan bergantung pada
pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinannya. Pendekatan tersebut diklasifikasikan
sebagai struktur vertikal dan struktur horizontal.
1. Struktur vertikal
Organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi utama. Tanggung jawab secara
keseluruhan untuk fungsi produksi,penjualan, keuangan diberikan kepada wakil
direktur yang medelegasikan tanggung jawab mereka ke bawahannya sesuai
dengan hierarki.
2. Struktur Horizontal
Jika suatu perusahaan ingin membebankan tanggung jawab atas laba dan investasi
kepada beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk pendelegasiaan
tanggung jawab adalah paling sesuai. Struktur ini dapat dibagi berdasarkan
produk atau area geografis. Setiap wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba
atau investasi daripada pusat pendapatan atau pusat biaya fungsional. Mereka
Presiden direktur
Wakil direktur devisi medan
Wakil Direktur Divisi Semarang
Wakil Direktur Divisi Surabaya
direkturproduksi
Direktur pemasaran
direktur keuangan
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan
bertanggung jawab atas produksi, penjualan, dan pendanaan, atau dengan kata lain
atas seluruh bidang fungsional dalam area atau kelompok produknya.
Pemilihan struktur
Pemilihan jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat pertanggung
jawaban, yang pada gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka bagi arus data dan
kebutuhan pelaporan. Jika jaringan pusat pertanggung jawaban sama dengan struktur yang
dipilih, maka sistem akan berfungsi secara efektif dan mendorong para manajer untuk
menggunakannya sebagai sumber referensi dalam menjalankan aktivitas yang telah
ditetapkan.
MENETAPKAN PERTANGGUNGJAWABAN
Bertanggungjawab terhadap sesuatu membuat seseorang merasa kompeten dan penting.
Hal tersebut mengimplikasikan wewenang pengambilan keputusan dan dapat memotivasi
mereka untuk memperbaiki kinerjanya. Tanggung jawab adalah pemenuhan dari suatu
pekerjaan. Tanpa hal tersebut, moral karyawan akan menderita.
Wakil Direktur Divisi Jawa
Presiden Direktur
Manajer A
Para Sales Pabrik
Manajer Departemen
Pabrik II
Manajer Departemen
Wakil Direktur Divisi Sumatera
Manajer Operasional Palembang
Manajer B
Manajer Operasional Palembang
Manajer Operasional Palembang
Pengaruh perilaku yang menguntungkan dari pembebanan tanggung jawab atas fungsi-
fungsi tertentu kepada individu didukung dengan riset-riset empiris. Sayangnya, saling
ketergantungan dari berbagai segmen suatu organisasi sering kali menimbulkan kesulitan
dalam membuat gambaran tanggung jawab yang jelas.
Faktor paling penting dalam menggambarkan pertanggungjawaban adalah masalah
tingkat diskresi dan pengendalian atas sumber daya yang diperlukan guna melaksanakan
fungsi atau tugas yang didelegasikan. Para manajer segmen sebaiknya hanya dimintai
pertanggungjawaban atas faktor-faktor operasional yang mereka kendalikan.
Dalam konteks ini, pengendalian berarti manajer mempunyai kemampuan yang
signifikan untuk mengubah jumlah dari pos-pos tersebut. Misalnya, seorang manajer
pemasaran mungkin mengendalikan beban iklan dan promosi, tetapi ia tidak mengendalikan
biaya penyusutan atas truk yang digunakan untuk mengantar barang dagangan.
Karena pengendalian dalam suatu lingkungan jarang yang lengkap, “pengaruh
signifikan” sering kali dianggap cukup membebankan tanggung jawab. Pada tahun 1956,
komite konsep dan standar biaya dari American accounting association (AAA) menerbitkan
beberapa pedoman, tetapi sekaligus memperingatkan bahwa penerapannya harus disertai
dengan penilaian dan akal sehat yang baik. AAA merekomendasikan hal-hal berikut :
1. Orang dengan wewenang baik atas akuisisi maupun penggunaan barang dan jasa
sebaiknya dibebankan dengan biaya dari barang dan jasa tersebut.
2. Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakan-
tindakannya dapat dibebankan dengan biaya tersebut.
3. Orang yang tidak dapat memengaruhi jumlah biaya secara signifikan melalui
tindakan langsung dapat dibebankan dengan elemen-elemen di mana manajemen
menginginkan orang tersebut memperhatikannya. Dengan demikian, membantu
memengaruhi orang lain yang bertanggung jawab.
PERENCANAAN, AKUMULASI DATA, DAN PELAPORAN BERDASARKAN
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Setelah struktur jaringan dari pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan
perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Elemen biaya dan pendapatan keduanya ada
dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil aktual.
Anggaran Pertanggungjawaban
Secara kronologis kita akan membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan
dengan pendapatan dalam segmen jaringan. Hal ini akan menjadi dasar untuk mengevaluasi
kinerja karyawan dengan unit organisasi.
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah tujuan kinerja pusat
pertanggungjawaban hanya untuk mengontrol biaya dan pendapatan yang dikontrolnya,
setelah mempertimbangkan biaya controllable yang spesifik dalam pusat
pertanggungjawaban.
Biaya yang dapat dikendalikan tidak sama dengan biaya langsung, banyak yang
termasuk biaya langsung seperti misalnya depresiasi peralatan, dimana tidak dapat
dikendalikan dalam level pusat biaya dan seharusnya tidak bertanggungjawab atas deperesiasi
atau biaya lainnya yang formulanya tidak berdampak pada tindakan supervisor, hanya dapat
dikendalikan yang ditetapkan oleh kepada pusat biaya, sehingga manajemen memiliki dasar
untuk membandingkan antara aktual denngan kinerja yang diharapkan untuk menjudgement
efektivitas supervisor pusat biaya dengan semua level serta untuk mengidentifikasikan sebab-
sebab tidak efisiensi.
Proses anggaran yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi
untuk memperbandingkan antara anggaran yang diestimasikan untuk semua biaya yang
diestimasi untuk semua biaya yang dikontrolnya. Untuk otoritas yang lebih tinggi mereview
estimasi, mengkoordinasikan dan memodifikasi bila diperlukan, sampai pada akhirnya
mengkombinasikan semua anggaran untuk level top manajemen.
Akumulasi Data
Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodik dari berbagai
macam rencana anggaran. Akumulasi dari aktual pendapatan dan item pembiayaan sangat
perlu untuk bentuk dari jaringan pertanggungjawaban.
Ada tiga dimensi dari pengklasifikasian antara biaya dan pendapatan selama proses
akumulasi data: (1) biaya diklasifikasikan oleh pusat pertanggungjawaban (2) pusat yang
lainnya yang terdiri dari dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan (3) tipe biaya atau
line item seperti gaji, perlengkapan, bahan baku dan sewa. Disini tipe akumulasi data yang
disediakan manajemen yang sebagian berdimensi operasi, dahulu tiga dimensi akumulasi data
tersebut tidak dapat digunakan karena secara teknis tidak praktis sebab hanya manual dan
semi manual untuk akumulasi data.
Pelaporan Pertanggungjawaban
Hasil akhir dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah pelaporan
pertanggungjawaban secara periodik atau laporan kinerja. Laporan merupakan media untuk
melaporkan biaya yang dikontrol, pengukuran efisiensi manajemen serta pencapaian tujuan.
Untuk efisiensi laporan hendaknya berbentuk piramid artinya manajer
pertanggungjawaban menerima hanya satu laporan, laporan yang sifatnya detail ada pada
level tingkat paling bawah yang diterbitkan pertama lalu yang dilaporkan pada level yang
lebih tinggi, hasil yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi isinya semakin ringkas. Major
akuntansi pertanggungjawaban memberikan kontribusi bagi manajemen dalam mengontrol
biaya dan efisiensi dari pertanggungjawaban yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Mulyadi, menjelaskan bahwa prosedur penyusunan pelaporan
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1. Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun
laporan atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggungjawab departemen atau
bagiannya. Biaya yang dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah
biaya yang sesungguhnya terjadi (actual cost).
2. Laporan atas biaya yang seungguhya terjadi ini, diserahkan kepada penyusun
laporan perusahaan keseluruhan (biasanya departemen/staff controller/bagian
akuntansi).
3. Bagian penyusunan laporan perusahaan keseluruhan (controller/bagian akuntansi)
mengolah data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban.
4. Kemudian bagian penyusunan laporan perusahaan menyusun
(controller/pengawas/bagian akuntansi) membandingkan antara anggaran yang
tersedia dan biaya yang sesungguhnya terjadi.
5. Terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan
pertanggungjawaban tersebut ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang
dinilai dan kepada atasan dari pusat pertanggungajawaban tersebut.
ASUMSI KEPERILAKUAN DARI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya
berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia, termasuk :
1. Management by exception (MBE) yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang
efektif.
2. Management by objective (MBO) bahwa hasil berdasarkan anggaran, standar
cost, tujuan organisasi, dan mencapai hasil berdasarkan rencana kerja.
3. Manajer dan bawahan menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang
ditetapkan berdasarkan hirarki organisasi.
4. Sistem akuntansi pertanggungjawaban lebih kepada kooperasi dibanding
persaingan.
Manajemen Berdasarkan Perkecualian
Manajemen berdasarkan pengecualian sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol
aktivitas organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar.
Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah
menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah ditentukan dan
termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk penguatan atau perbaikan perilaku.
Untuk meralat dari persepsi dari laporan selisih, perusahaan seharusnya menyediakan
sistem reward yang cukup atas pencapaian hasil dengan kinerja yang sukses. Semua manajer
seharusnya menerima bayaran yang cukup baik, varians yang baik, maupun yang tidak baik.
Baik aspek yang bersifat positif maupun yang bersifat negative dalam kinerja akuntansi
pertanggungjawaban akan menjadi alat manajemen yang penting.
Manajemen Berdasarkan Tujuan
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya sendiri. Disini
orang-orang melakukan tugasnya sendiri sebab mereka percaya mereka mampu mengarahkan
sendiri dalam pekerjaan mereka. Manajemen berdasarkan tujuan memberi fasilitas kepada
manajer dan bawahannya untuk memformulasikan tujuan dan aktivitas untuk pusat
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal
untuk memformulasikan tujuan secara detail.
Untuk mendapatkan motivasi dan komunikasi dari manajemen berdasarkan tujuan dan
akuntansi pertanggungjawaban, kondisi lingkungan yang baik harus ada, semuanya
termasuk :
Dalam mensetting tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban, top manajemen
menyediakan semua petunjuk yang spesifik atas semua tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Dalam memformulasikan secara detail tujuan kinerja dan rencana kerja, top
manajemen dan manajer akuntansi pertanggungjawaban harus secara maksimal
menyeleraskan antara kebutuhan pribadi dan aspirasi dari grup dan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
Motivasi timbul jika orang-orang percaya bahwa tercapainya tujuan perusahaan
secara simultan akan memenuhi kebutuhan pribadinya.
Jika tujuan perusahaan merasa milik mereka juga, maka tujuan hubungan internal
perusahaan akan selaras dengan keselarasan tujuan menjadi berharga. Manajer dan
bawahan harus berkerjasama, misalnya bawahan diajak bekerja sama dalam
memformulasikan realistic cost dan target pendapatan dan akan dipresentasikan pada
level yang lebih tinggi dalam pusat pertanggungjawaban. Setelah direview tidak
selamanya sumber daya yang dirasa perlu oleh bawahan itu diberikan, karena mereka
juga harus dapat melakukan penyesuaian (reduction) disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
Hasil kinerja dievaluasi sebagai alat untuk mengetahui varians yang terjadi, siapa
yang berhak menjelaskan mengapa itu terjadi dan menentukan tindakan perbaikan. Hasil
kinerja secara periodic tidak hanya untuk mendapatkan reward ataupun hukuman, selain itu
untuk motivasi dalam memperbaiki kualitas tidakan perbaikan.
KESESUAIAN ANTARA JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN
STRUKTUR ORGANISASI
Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris diingkatkan
dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab memusat yang bersamaan dengan
struktur organisasi formal.
Top manajemen mendelegasikan dan memberikan otoritas kepada manajer
dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas dan tanggungjawab
untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan kepada para manajer, mereka
mempunyai wewenang untuk bertindak secara resmi dalam lingkup pendelegasian mereka
dan untuk mempengaruhi bawahan mereka.
Pusat pertanggungjawaban adalah dasar untuk menyusun sistem akuntansi
pertanggungjawaban keseluruhan, kerangka untuk itu harus didesain secara hati-hati. Struktur
organisasi harus dianalisa dari kelemahan pendelegasian tugas dan wewenang.
Penerimaan Tanggung Jawab
Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban menerima
tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak dan kesediaan mereka
melaksanakannya.
Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan tanggungjawab tersebut
dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara fisik dan sumber daya. Mereka akan
melaksanakannya dengan baik jika budaya organisasi dimana tempat mereka menjalankan
tugas memberikan kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri.
Budaya organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika mereka mengalami
kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
dan pandangan mereka sendiri tanpa adanya rasa takut.
Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau
kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh para
atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan
mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai.
KAPABILITAS UNTUK MENDORONG KERJASAMA
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama organisasi yang
memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Akuntansi
pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam
membuat keputusan mereka sendiri di dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan
kepada mereka. Mereka merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka
merasa dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Semangat kerjasama mereka akan tercipta dan meningkat dan menyakinkan
mereka bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Mereka merasa
menjadi sesuatu hal yang penting, dan tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi
kegagalan tentulah akan mempengaruhi masa depan.
Tekanan yang berlebihan dalam pencapaian tujuan, meski diperbolehkan akan
menghancurkan manfaat yang diperoleh dari kerjasama yang harmonis. Sebagai gantinya,
mungkin adalah kompetisi yang tidak sehat diantara bagian dan adanya tekanan yang ekslusif
dalam jangka pendek.
BAB III
Kesimpulan
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian dalam akuntansi yang
lebih memfokuskan diri pada aspek-aspek tanggung jawab dari salah satu anggota organisasi
atas suatu pekerjaan, bagian, atau segmen tertentu. Tidak hanya hal itu saja, akuntansi
pertanggungjawaban juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari anggota organisasi. Hal
ini disebabkan akuntansi pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai alat pengendalian
bagi organisasi.
Permasalahan yang terkait dengan keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban
dapat berdampak serius bagi individu dan organisasi. Perilaku menyimpang yang diharapkan,
rendahnya motivasi, dan tidak layaknya para manajer pusat pertanggungjawaban adalah
contoh-contoh dari dampak yang dihasilkan akibat gagalnya pusat pertanggungjawaban untuk
mengakomodasi aspek-aspek keperilakuan secara tepat. Dengan demikian, aspek
keperilakuan menjadi aspek penting lain disamping aspek perancangan jaringan pusat
pertanggungjawaban.