Download - AKSI PENCEGAHAN KORUPSI 2021-2022 - KPK
AKSI PENCEGAHAN KORUPSI
2021-2022
Percepatan implementasi kebijakan satu peta (One Map)
Ditetapkannya kawasan hutan 100%
KLHK 100% dari 18.056.925 ha
OU
TPU
T
Percepatan implementasi kebijakan satu peta (One Map)
Tersedianya peta digital RDTR terintegrasi OSS di 5 provinsi kebijakan satu peta
Jumlah RTRW di 6kab/kota
Bengkalis, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Mahakam Hulu
Jumlah RDTR di 42kab/kota
Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, RokanHulu, Siak, Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru, Mahakam Hulu, Paser, KutaiTimur, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Berau, Penajam Paser Utara, Bovendigoel, Jayapura, Keerom, Mappi, Merauke, Mimika, Nabire, Sarmi, Mamuju Tengah, Pasangkayu, Mamuju, Kotawaringin Timur, KotawaringinBarat, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, GunungMas, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, PalangkaRaya
Jumlah Peta Digital terintegrasi OSS di 42
kab/kota
ATR BPN, BKPM
OU
TPU
T
Percepatan implementasi kebijakan satu peta (One Map)
Terselesaikannya kompilasi dan integrasi IGT di 4 provinsi piloting
Integrasi ILOK di 23pemkab/pemkot
Mahakam Hulu, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Berau, Penajam Paser Utara, Mamuju Tengah, Pasangkayu , Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru, Bovendigoel, Jayapura, Mappi, Mimika, Nabire, Sarmi
Integrasi IUP di
Jumlah Tindak lanjutdi 328 Lokus di
25pemkab/pemkot
14pemkab/pemkot
Mahakam Hulu, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Berau, Penajam Paser Utara, MamujuTengah, Pasangkayu, Kutai Timur, Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru Bovendigoel, Jayapura, Mappi, Mimika, Nabire, Sarmi, Merauke
Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, Gunung Mas, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, Palangka Raya
Pemprov Riau, Papua, Kaltim, Sulbar, BIG, Kementan
Pemprov Riau, Papua, Kaltim, Sulbar, BIG, Kementan
4 PITTI tersediaKemenkoek
28 rekomendasi tersediaKemenkoek
Pemprov Kalteng, ESDM, KLHK, ATR BPN, Kemendagri, Kementan
OU
TPU
T
Percepatan implementasi kebijakan satu peta (One Map)
Terintegrasinya (RZWP3K) – RTRW di 5 provinsi kebijakan satu peta
5provinsi
Jumlah dokumen integrasi RTRW-RZ ; Cakupan luas wilayah integrasi di
OU
TPU
T
Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhirserta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan (INSW)
Tersedia dan termanfaatkannya data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional, dan data realisasi import dalam Indonesia National Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alatkesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan
Validitas data Ketersediaan (produksi + stok) nasional, kebutuhan nasional dan data realisasi
import untuk komoditas (100% data realisasi import sinkron (tidak melampaui) dengan data kebutuhan impor nasional (konsumsi nasional
dikurangi data ketersediaan nasional)
terkonfirmasi Kemenkoek
Jagung
Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP
Beras
Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP
Bawang Putih
Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek,
BPS, KSP
Gula
Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek,
BPS, KSP
OU
TPU
T
Perbaikan tata kelola impor/ekspor melalui sistem database yang akurat dan mutakhirserta mekanisme pengawasan melekat di sektor pangan strategis dan kesehatan (INSW)
Tersedia dan termanfaatkannya data ketersediaan nasional, data konsumsi nasional, dan data realisasi import dalam Indonesia National Single Window (INSW) pada sektor pangan strategis (bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam) dan kesehatan (alatkesehatan, vaksin) sebagai basis pengambilan kebijakan
Validitas data Ketersediaan (produksi + stok) nasional, kebutuhan nasional dan data realisasi
import untuk komoditas (100% data realisasi import sinkron (tidak melampaui) dengan data kebutuhan impor nasional (konsumsi nasional
dikurangi data ketersediaan nasional)
Alat Kesehatan
Kemenkes Kemenkeu, Kemenkoek, KSP
Vaksin
Kemenkes, Kemenperin, BPOM, Kemenkeu, Kemenkoek, KSP
Daging
Kemendag, Kementan, Kemenkeu, Kemenkoek,
BPS, KSP
Garam
Kemendag, Kementan, Kemenperin, KKP
Kemenkeu, Kemenkoek, BPS, KSP
terkonfirmasi Kemenkoek
OU
TPU
T
Pemanfaatan Data Beneficial Ownership (BO)
Tersedianya basis data penerimamanfaat yang terintegrasi
Terbukanya akses publik Termanfaatkannya data BO bagiAPH, perizinan, dan PBJ
Jumlah korporasi yang sudahmendeklarasikan BO (100% dari 1.634.000 korporasi mendeklarasikan BO)
Kumham, ESDM, Kementan, KUKM, ATR BPN, KLHK, OJK, Kemenkeu, Kemendag, PPATK
Penambahan akses layer publik (fitur)(100%)
Peningkatan jumlahakses/klik layer publik (30% peningkatan per triwulan)
Kumham
Penambahan akses layer APH (fitur)
Peningkatan jumlah akses/kliklayer APH (10% peningkatan per triwulan)
Jumlah pengajuan izin sektorekstraktif dan perkebunan(ESDM, ATR BPN, KLHK, Kementan) yang data BO nyadiverifikasi oleh pemberi izin
Integrasi data BO dengan SIKAP
Kumham, PPATK, KPK, BKPM, ESDM, Kementan, ATR BPN, KLHK, LKPP
OU
TPU
T
Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP)
Optimalisasi penerimaandari PNBP pada K/L tertentudan PNBP Migas
KKP
KLHK
Kemen BUMN
ATR BPN
Kemenhub
Kepolisian
Kominfo
Kemendikbud
PUPR
Kumham
Kemenkeu
Tercapainya Realisasi PNBP Sesuai Target yang TelahDitetapkan Dalam APBN
OU
TPU
T
Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP)
Optimalisasi penerimaandari PNBP pada K/L tertentudan PNBP Migas
SKK Migas
Kemenkeu
Tercapainya Realisasi PNBP MigasSesuai Target yang Telah DitetapkanDalam APBN
Meningkatnya Akuntabilitas pencatatan PNBP Migas denganmenurunkan diskrepansi dalam perhitungan penerimaan PNBP Migas
Manurity Level 3
10KKKS
Manurity Level 5
58KKKS
Manurity Level 5
50% dari 68KKKS
1) Ketepatan / validitas data perhitungan transaksi pada kegiatan usaha industri ekstraktif, produksi dan rantaipasok, i.e. Hulu Migas, dengan kriteria sebagai berikut:
2). Penambahan persentase target KKKS maturity level 3 dan 5 (1,47% per KKKS ) per triwulannya)
20
21
20
22
ESDM
ESDM
OU
TPU
T
Kemenkeu
Peningkatan Penerimaan Negara Melalui Pembenahan PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP)
Optimalisasi penerimaandari Cukai
Kemenperin
Tercapaiannya realisasipenerimaan cukaisesuai perhitunganpotensi penerimaancukai
Adanya penurunanperedaran produkcukai ilegal
Kemenkeu
Kemenkeu
Kemenkoek Realisasi penerimaan cukai sesuai perhitungan potensi penerimaan produk cukai (HT, MMEA, EA)
Jumlah penurunanperedaran produk cukaiilegal (HT, MMEA, EA)
Kemendag
OU
TPU
T
Implementasi E-payment dan E-katalog
Tersedianya dan digunakannya sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaanbarang/jasa melalui elektronik katalog s.d Rp200 juta dan toko daring/ Bela Pengadaan
a. Regulasi tentang sistem pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang dan jasa melaluielektronik katalog s.d. Rp200 juta dan toko daring/Bela Pengadaan (100% di 12 KL dan 13 Pemprov)
LKPP, Kemenkeu, Kemendagri, Kominfo, BSSN
b. Jumlah pembayaran secara elektronik untuk pengadaan barang dan jasa melalui katalogelektronik s.d Rp200 jt dan toko daring/ bela pengadaan (100% di 12 KL dan 13 Pemprov) :
Pe
laks
ana
13 K/L Kemenkes, Kementan, Kemenhub, KemenPUPR, Kemendikbud, Kemenperin, KLHK, Kemenhan, Kemenparekraf Kepolisian Negara, BNPB, Kominfo, BSSN
Kemenkeu, LKPP, Kemenkomarves, KUKM
12 Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DIY
LKPP, Kemenkeu, Kemendagri, KUKM
OU
TPU
T
Implementasi E-payment dan E-katalog
Bertambahnya pembelanjaan pada 5 komoditas sesuai kriteria yang telah ditayangkan di kataloglokal 34 provinsi (base line data komoditas yang sudah ada: alat tulis kantor, makan-minum, seragam, jasa kebersihan dan jasa keamanan)
a. Jumlah Pemerintah Provinsi yang menjadi pengelola katalog lokal100% di Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Lampung, Maluku, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau,Papua, Papua Barat, Jambi dan Banten
LKPP
b. Jumlah komoditas yang ditayangkan pada katalog lokal 34 provinsi :
LKPP
Ditayangkannya minimal 5 komoditas pada katalog lokalSulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Kepuluan Riau, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Jambi, Banten
23Provinsi
Penambahan minimal 3 dari 5 komoditas wajib bagi Provinsi yang sudah menayangkan komoditas
DKI Jakarta, Kep Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Jawa Timur, Aceh, Gorontalo, NTB, Riau
11Provinsi
LKPP
c. Jumlah pembelanjaan secara online (purchase order) pada katalog lokal masing-masing provinsi (100 % di 34 Pemprov)
OU
TPU
T
Implementasi E-payment dan E-katalog
Bertambahnya pembelanjaan secara on line (Purchase Order) atas 4 komoditas sesuai kriteriayang telah ditayangkan pada katalog elektronik sektoral 12 Kementerian/Lembaga
a. Jumlah Kementerian/Lembaga yang menjadi pengelola katalog sektoral
100% di 5 KL KLHK, Kemenhan, POLRI, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
LKPP
b. Jumlah pembelanjaan secara online (purchase order) pada katalog sektoral masing-masing Kementerian/Lembaga
LKPP
100% di 12 K/L Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatiif, POLRI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perindustrian
OU
TPU
T
Implementasi E-payment dan E-katalog
Digunakannya Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE) lainnyaoleh K/L/Pemda untuk belanja langsung sampai dengan Rp200 juta
a. Jumlah penggunaan Bela Pengadaan dan/atau Pengadaan Langsung Secara Elektronik (PLSE) oleh K/L/Pemda 100% di:
Pela
ksan
a
12 K/L Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Dikbud, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepolisian Negara, Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB)
LKKP
12 Pemprov Provinsi DKI Jakarta*, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat*, Provinsi Jawa Tengah*, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur*, Provinsi Bali*, ProvinsiSumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan* LKKP
OU
TPU
T
Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan EfisiensiKebijakan Sektoral Berbasis NIK
Termanfaatkannya data kependudukan untuk pendataan dan penyaluran program penanganan covid 19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional
Kemensos, Kemendagri,
KUKM, ESDM, PLN
Jumlah penerima Bansos padan NIK (PKH, BPNT, BST)Jumlah penerima bantuan produktif usaha mikro padan NIKJumlah penerima subsidi listrik padan NIK
1.
2.
3.
Kemensos, Kemendagri, ESDM, PLN, ATR BPN, BPJS
Kesehatan, Kementan, BKN,
Polri
Jumlah penerima PKH, BPNT sebagai penapis penerima bansosJumlah penerima subsidi listrik sebagai penapis penerima bansosJumlah PBI JKN padan DTKS sebagai penapis penerima bansosJumlah penebus subsidi pupuk gunakan kartu tani sebagai penapis penerima bansosJumlah data PNS sebagai penapis penerima bansosJumlah data kepemilikan properti sebagai penapis penerima bansosJumlah data kepemilikan kendaraan sebagai penapis penerima bansos
1.
2.
3.
4.
5.6.
7.
Kemensos, Kemendagri,
Kemenkes, ESDM, PLN, BPJS
Kesehatan,KUKM, Kementan
Interoperabilitas data penerima bansos dengan data kependudukanData penerima vaksin dengan data kependudukanData penerima subsidi listrik dengan data kependudukanData penerima PBI JKN dengan data kependudukanData penerima BPUM dengan data kependudukanData penerima subsidi pupuk dengan data kependudukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
OU
TPU
T
Pemanfaatan Data Kependudukan untuk Efektivitas dan EfisiensiKebijakan Sektoral Berbasis NIK
Termanfaatkannya data kependudukan untuk perluasanbasis pajak dan optimalisasi penerimaan pajak
Kemenkeu, Kemendagri, Polri, ATR BPN, Kumham,
OJK
Jumlah wajib pajak hasil analisa integrasi data pelayanan publik berbasis NIK (100% jumlah wajib pajak berdasarkan hasil analisa K/L terkait di daerah Jabar, Jatim, Jatengdan DKI Jakarta, DIY, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur -Interoperabilitas data kependudukan dengan data wajib pajak
Jumlah penerimaan pajak hasil analisa intensifikasi dan ekstensifikasi pajak
OU
TPU
T
Penguatan tata laksana di kawasan pelabuhan
Efektifitas dan efisiensi pelayanan pengangkutan, ekspor, impor dan domestik melalui integrasisistem pelayanan di pelabuhan dengan transparansi dan standarsasi prosedur layanan
Ditetapkan pemetaan proses bisnis untuk semua layanan di pelabuhan100% pemetaan probis di 8 Pelabuhan :
- Pelabuhan Belawan (Medan)
- Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta)
- Pelabuhan Tanjung Mas (Semarang)
- Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya)
- Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar)
- Pelabuhan Batu Ampar (Batam)
- Pelabuhan Merak (Banten)
- Pelabuhan Semayang (Balik Papan)
Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian
BUMN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan,
KemenKumHAM, Kementerian Perdagangan
Penurunan waktu dan biaya logistik di 5 pelabuhan utama :
- Pelabuhan Belawan (Medan)
- Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta)
- Pelabuhan Tanjung Mas (Semarang)
- Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya)
- Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar)
Kemenkeu, Kemenkomarvest, Kemenhub, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, Kementerian
Kesehatan, KemenKumHAM, Kementerian Perdagangan
OU
TPU
T
Penguatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalampengawasan Program Pembangunan
Terpenuhinya kebutuhan APIP secara proporsional di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Daftar kebutuhan nasional JF PPUPD berdasarkan pedoman yang disusun
Jumlah SDM PPUPD yang terpenuhi sesuai usulan(100% kebutuhan SDM PPUPD terpenuhi minimal 50% dari usulan kebutuhan (per tahun))
Daftar kebutuhan nasional JFA berdasarkan pedoman yang disusun
Jumlah SDM Auditor yang terpenuhi sesuai usulan(100% Kebutuhan SDM Auditor terpenuhi minimal 50 % dari usulan kebutuhan (per tahun))
Penguatan independensi APIP melalui evaluasi jabatanuntuk peningkatan kelas jabatan fungsional APIP
Pengusulan penetapan kelas jabatan fungsionalPPUPD oleh instansi pembina ke Kemenpan RB
Penetapan kelas jabatan fungsional PPUPD
Pengusulan penetapan kelas jabatan fungsionalauditor oleh instansi pembina ke Kemenpan RB
Kemendagri, PANRB, BPKP
OU
TPU
T
Percepatan Implementasi SPBE
Tersedianya Arsitektur SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Arsitektur SPBE Nasional
Tersedianya Peta Rencana SPBE di K/L/Pemda yang mengacu pada Peta Rencana SPBE Nasional
Ditetapkannya Perpres tentang Arsitektur SPBE
Jumlah K/L/D yang memiliki Arsitektur SPBE yang mengacu pada Arsitektur SPBE Nasional :
10 K/L (B21)
50 Pemda (B21)
KemenpanRB , Kominfo, Kementerian PPN/Bappenas, BSSN, Kemendagri, Kemenkeu
Ditetapkannya PermenPANRB tentang Peta Rencana SPBE Nasional
Jumlah K/L/D yang memiliki Peta Rencana SPBE yang mengacu pada Peta Rencana SPBE Nasional :
10 K/L (B21)
50 Pemda (B21)
KemenpanRB, Kominfo, Kementerian PPN/Bappenas, Kemendagri, Kemenkeu, BSSN, BPPT
OU
TPU
T
Penguatan Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana
Meningkatnya kualitas pertukaran data penanganan perkara yang dipertukarkan melalui SPPT TI
Meningkatnya pemanfaatan data penanganan perkara hasil
pertukaran data melalui SPPT TI
Menguatnya proses bisnis dan infrastruktur teknologi terkait
SPPT-TI
Satker Polri, MA, Kejagung, Kumham di 212 Wilayah Implementasi serta Satker KPK telah mengirimkan data penanganan perkara yang sesuai dengan Pedoman Pertukaran Data yang berlaku Kominfo, Kejagung, BSSN,
Kemenkopolhukam
Polri, MA, Kejagung, Kumham, KPK, Kemenkopolhukam
Satker Polri, MA, Kejagung, Kumhamdi 212 Wilayah Implementasi sertaSatker KPK telah menerima dan memanfaatkan data hasil pertukarandata dalam tahapan penyelesaianperkara
Polri, MA, Kejagung, Kumham, KPK, Kemenkopolhukam
Sistem pertukaran dan pemanfaatandata bisa berfungsi dan beroperasidengan baik
Tersedianya sistem database BNN untuk SPPT-TI
BNN, Kemenkopolhukam
OU
TPU
T
Integrasi Perencanaan Penganggaran berbasis Elektronik
Berfungsinya koneksi antarasistim perencanaan
penganggaran di tingkat pusat
Berfungsinya koneksi antarasistem perencanaan
penganggaran di tingkat daerah
Berfungsinya koneksi antara sistemperencanaan penganggaran
berbasis elektronik di tingkat pusatdengan daerah
Keselarasan data dan informasi pada seluruh tahapan mulai dari perencanaanpenganggaran atau penetapan anggaran-penatausahaan dan pelaporan di K/L 1) Review keselarasan Renja-RKP KL
(TW2); 2) Review Renja -RKA; 3) Review RKA-Dipa; 4) Dipa KL –RUP)
Bappenas, Kemenkeu, PANRB, LKPP, BPKP, Kemendagri, Kominfo, BPPT
Keselarasan data dan informasi pada seluruh tahapan mulai dari perencanaanpenganggaran atau penetapan anggaran-penatausahaan dan pelaporan di Pemda(1) Review keselarasan Renja-RKP KL
(TW2)2) Review Renja -RKA 3) Review RKA-Dipa 4) Dipa KL –RUP)
Kemendagri, Kemenkeu, Bappenas, PANRB, BPKP, LKPP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, PemerintahProvinsi DI Yogyakarta, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Bali
Keselarasan data dan informasi yang disampaikan dan digunakan oleh K/L dan Pemda dalam seluruh tahapan perencanaan penganggaran 1) Review keselarasan Renja-RKP KL
(TW2) 2) Review Renja -RKA 3) Review RKA-Dipa 4) Dipa KL –RUP)
Kemenkeu, Kemendagri, Bappenas, PANRB, BPKP, LKPP, BSSN, Kominfo, BPPT, PemerintahProvinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah
Provinsi Bali
OU
TPU
T
Penguatan Integritas Aparat Penegak Hukum
Perbaikan sistem penghargaan bagi APH (Kejaksaan dan Kepolisian)
Perbaikan Standar Biaya Khusus (SBK) penanganan perkara tipikor
Polri, Kejagung,
Kemenkeu, PANRB
Standar remunerasi bagi APH yang menangani perkara tipikor
Perbaikan pola karir APH yang prestatif dalam menangani perkara tipikor
Standar biaya penanganan perkara tipikor lintas APH
OU
TPU
T