-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliner berarti masakan atau makanan. Istilah kuliner sering digunakan oleh
masyarakat dalam menunjukkan makanan atau masakan suatu daerah. Indonesia
memiliki beragam jenis masakan dan makanan di setiap daerah. Keberagaman ini
membuat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencari tempat-tempat atau
pusat jajanan yang menawarkan masakan atau makanan, mulai dari jajan di
warung makan (PKL), rumah makan, maupun restoran.
Seiring perkembangan waktu, berdasarkan data BPS Kendari Dalam Angka tahun
2010-2012, minat masyarakat untuk berbisnis kuliner semakin meningkat, yaitu
sebesar 8 % jumlah unit kedai makanan dan 1 % jumlah unit restoran.
Perkembangan kota saat ini, warung makan (PKL) menggunakan ruang-ruang
jalan dan ruang-ruang kota yang rendah efektifitasnya atau ruang-ruang yang
tidak dimanfaatkan pemiliknya merupakan arena yang paling mudah dijadikan
tempat untuk melakukan usaha komersil. Kehadirannya dapat menganggu
kegiatan, ketertiban dan keindahan kota karena efek visual maupun dampak pada
lingkungan yang ditimbulkan.
Ruang publik (public space) merupakan ruang atau lahan umum, dimana
masyarakat dapat melakukan kegiatan publik fungsional maupun kegiatan
sampingan lainnya yang dapat mengikat suatu komunitas, baik melalui kegiatan
sehari-hari atau kegiatan berkala. (Kusumawijaya, 2006).
Pemanfaatan ruang publik bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat
dan melibatkan peran masyarakat secara aktif untuk memanfaatkan keberadaan
serta dapat menciptakan interaksi sosial diantara penghuninya. Dengan
menggunakan fungsi ruang publik yang diintegrasikan ke dalam fungsi pusat
kuliner maka, dapat tercipta area publik fungsional yang dapat mengatasi
kecenderungan para pemilik usaha komersil yang mencari lokasi strategis untuk
memulai bisnis kuliner dan juga menyediakan ruang yang dibutuhkan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
2
Konsep pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan gagasan yang dapat
diaplikasikan dalam menciptakan suatu interaksi sosial, dengan menekankan pusat
kuliner sebagai fungsi utamanya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi inti permasalahan dalam hal ini
adalah :
1) Bagaimana menentukan lokasi pusat kuliner sebagai Ruang Publik yang dapat
mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi masyarakat di Kota Kendari ?
2) Bagaimana mengintegrasikan jenis aktivitas Ruang Publik ke dalam Pusat
Kuliner ?
3) Bagaimana mendesain fasilitas-fasilitas di dalam Pusat Kuliner sebagai
Ruang Publik ?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
a. Untuk mendapatkan lokasi yang potensial untuk perancangan dan
perencanaan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik;
b. Untuk mengintegrasikan jenis aktivitas yang ada pada ruang publik ke
dalam kawasan Pusat Kuliner;
c. Untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan fungsi yang diinginkan serta
penataaan fasilitas-fasilitas di dalam pusat kuliner.
D. Batasan Pembahasan
1) Perencanaan dan perancangan fasilitas pusat kuliner sebagai ruang publik
hanya ditekankan pada desain tata letak bangunan, tampilan bangunan, dan
kebutuhan ruang bangunan sebagai ruang publik kota.
2) Penelitian dalam penulisan ini hanya dilakukan dengan metode survey, yang
berasal dari hasil pengumpulan data, observasi dan studi literatur.
3) Pembahasan berasal dari tinjauan pustaka dan analisa-analisa yang
dibutuhkan dalam menghasilkan sebuah konsep perancangan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
3
E. Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan
1. Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian yang digunakan dalam proses perencanaan ini
adalah metode penelitian survey dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1) Tahap pengumpulan data, Dengan melakukan survei langsung di lapangan,
studi literatur, data tertulis dan observasi.
2) Tahap analisa, Dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada,
mengelompokkan serta menghubungkan tiap-tiap permasalahan yang ada.
3) Tahap kesimpulan, Setelah tahap pengumpulan data dan analisa, dibuat
suatu kesimpulan untuk memperoleh syarat-syarat tertentu dalam
menentukan konsep dasar perencanaan.
2. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Mengemukakan latar belakang, permasalahan, sasaran perancangan,
batasan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka Terhadap Ide Rancangan
Mengemukakan pengertian judul, studi kasus, dan ide rancangan.
BAB III Tinjauan Lokasi Perancangan
Mengemukakan Rencana Tata Ruang Kawasan, tata guna lahan,
potensi lahan, sirkulasi, dan orientasi tapak.
BAB IV Pendekatan Konsep Perencanaan
Titik tolak pendekatan acuan yang merupakan gagasan awal dari suatu
konsep perancangan, dimana konsep-konsep tersebut merupakan alat
untuk mengubah pernyataan non fisik menjadi produk bangunan fisik.
BAB V Acuan perancangan
Konsep dasar perancangan sebagai acuan dalam perancangan fisik
bangunan serta upaya mencari pemecahan beberapa permasalahan
yang diperoleh.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
4
BAB VI Penutup
Berisi tentang kesimpulan yang terkait dengan judul dan perencanaan
Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK
KOTA DI KOTA KENDARI
1) Pengertian
a. Pusat
1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua (1994:801)
Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal,
dan sebagainya)
2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poewadarminta, 1994:801)
Pusat adalah titik yang benar ditengah-tengah, tempat yang letaknya dibagian
tengah, pokok/dangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan, hal, dan
sebagainya).
b. Kuliner
1) Menurut kamus Inggris Indonesia (1990: 159)
Kuliner merupakan hal yang berhubungan langsung dengan dapur atau
masakan.
2) Menurut Echols dan Shadily (1976: 75)
Kuliner adalah suatu hal yang berhubungan dengan dapur, memasak.
3) Seni kuliner adalah seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman
yang memiliki ciri khas yang spesifik dari hidangan tradisional di seluruh
pelosok Nusantara (Fadiati dalam Ariani, 1994:5).
Selanjutnya Wolf dalam Suriani (2009:13) memberikan beberapa contoh dari
aktifitas yang memenuhi persyaratan sebagai objek dan daya tarik kuliner, yaitu :
a) Kelas memasak maupun semiloka dari suatu produk makanan, baik di
daerah perkotaan maupaun perdesaan.
b) Ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya di dalam gudang tua.
c) Sebuah restoran di perdesaan yang membuat makanan terbaik sehingga
orang-orang rela mengemudi lebih dari 3 jam untuk mencapainya.
d) Bir yang begitu unik; orang orang melakukan ziarah ke daerah pembuatan
bir tersebut setidak-tidaknya sekali seumur hidup.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
6
c. Ruang Publik
Ruang publik adalah wujud dari terbentuknya kehidupan sosial, kepentingan
bersama, kepentingan umum. Terbentuknya ruang publik suatu kota
mencerminkan struktur organisasi ruang kota tersebut, bagaimana pola ruang kota
terbentuk oleh jaringan jalan (street) dan ruang publik berupa nodal (square,
lapangan), yang menciptakan komunikasi sosial antar individu atau kelompok
masyarakat (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2004).
2) Budaya dan Kuliner Nusantara
a. Pengertian Kuliner Nusantara
Setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Hal ini
seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Jajanan Tradisional adalah warisan
budaya yang unik,dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup diminati.
Meskipun kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa
Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai local jewel untuk
memajukan pariwisata Indonesia (Yuyun Alamsyah, 2006).
Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka kuliner
Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya atau unik warna
dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan
unsur simbolisme atau perlambangan (Yuyun Alamsyah, 2006).
Sudah sangat banyak local wisdom yang hilang atau tercecer dalam kaitannya
dengan jajanan tradisional ini. Bahkan, kalau kita pergi ke pasar, sudah sangat
banyak jenis jajan pasar tradisional yang sudah tidak dapat lagi ditemukan. Ciri
ndeso pada jajan pasar telah membuatnya ditinggalkan oleh mayoritas warga
masyarakat kita yang sedang berangkat ke alam modern. Anehnya, kalau satwa
dan fauna langka perlu dilestarikan secara terorganisasi, pelestarian pusaka
kuliner yang nyaris punah tidak pernah mendapat perhatian khusus. (Bondan
Winarno, dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar).
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
7
3) Bentuk-bentuk Pusat Kuliner dan Perkembangannya
a. Foodcourt
Secara umum foodcourt merupakan tempat untuk menikmati makanan dan
minuman, sambil berbincang-bincang dengan teman, pasangan, dan keluarga (Nur
Lailatul Mufidah, 2012).
Menurut Nur Lailatul Mufidah (2012), Dengan segala kemudahan fasilitas yang
ada, kini mall hadir dengan kemunculan tempat-tempat makan, seperti restauran,
foodcourt yang dapat mengisi kebutuhan konsumen khususnya keluarga mengenai
makan, apalagi yang ingin memanjakan anaknya.
b. Warung-warung Pedagang Kaki Lima (PKL)
1) Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah sekelompok orang yang menawarkan barang
dan jasa untuk dijual di atas trotoar atau di tepi/ di pinggir jalan, disekitar pusat
perbelanjaan/pertokoan, pasar, pusat rekreasi/hiburan, pusat perkantoran dan pusat
pendidikan, baik secara menetap atau setengah menetap, berstatus tidak resmi atau
setengah resmi dan dilakukan baik pagi, siang, sore maupun malam hari Soedjana
(1981). Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai pengertian yang
sama dengan hawker, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang menjajakan
barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang kepentingan umum,
terutama di pinggir jalan dan trotoar.
2) Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Berdasarkan penelitian Kartini Kartono, dkk (dalam A. Widodo, 2000:2009)
ditemukan 21 karakteristik pedagang kaki lima. Karakteristik tersebut adalah :
a) Kelompok pedagang yang kadang-kadang sebagai produsen, yaitu pedagang
makanan dan minuman yang memasaknya sendiri.
b) Pedagang kaki lima memberikan konotasi bahwa mereka umumnya
menjajakan barang dagangannya pada gelaran tikar di pinggir jalan dan
didepan toko yang dianggap strategis, juga pedagang yang menggunakan
meja, kereta dorong dan kios kecil;
c) Pedagang kaki lima pada umumnya menjual barang secara eceran;
d) Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil, bahkan sering dimanfaatkan
pemilik modal dengan memberikan komisi sebagai jerih payah;
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
8
e) Pada umumnya PKL adalah kelompok marginal bahkan ada pula yang
masuk dalam kelompok sub-marginal;
f) Pada umumnya kualitas barang yang dijual kualitasnya relatif rendah,
bahkan ada yang khusus menjual barang-barang dengan kondisi sedikit
cacat dengan harga yang lebih murah lagi;
g) Omzet penjualan PKL pada umumnya tidak besar;
h) Para pembeli umumnya berdaya beli rendah;
i) Jarang ditemukan kasus pedagang kaki lima yang sukses secara ekonomi,
sehingga kemudian meningkat dalam jenjang hirarki pedagang;
j) Pada umumnya PKL merupakan usaha Family enterprise, dimana
anggota keluarga turut membantu dalam usaha tersebut;
k) Mempunyai sifat one man enterprise
l) Barang yang ditawarkan PKL biasanya tidak berstandar, dan perubahan
jenis barang yang diperdagangkan sering terjadi;
m) Tawar menawar antara pembeli dan pedagang merupakan ciri yang khas
pada usaha perdagangan kaki lima;
n) Sebagian PKL melakukan pekerjaannya secara musiman, dan kerap kali
terlihat jenis barang dagangannya berubah-berubah;
o) Barang-barang yang dijual oleh PKL biasanya merupakan barang yang
umum, jarang sekali PKL menjual barang yang khusus;
p) Pada umumnya PKL berdagang dalam kondisi yang tidak tenang, karena
sewaktu-waktu usaha mereka ditertibkan dan dihentikan oleh pihak yang
berwenang;
q) Masyarakat sering beranggapan bahwa para PKL adalah kelompok yang
menduduki status sosial yang rendah dalam masyarakat;
r) Mengingat adanya faktor pertentangan kepentingan, kelompok PKL adalah
kelompok yang sulit bersatu dalam bidang ekonomi meskipun perasaan setia
kawan yang kuat diantara mereka;
s) pada umumnya waktu kerja tidak menunjukkan pola yang tetap, hal ini
menunjukkan seperti pada ciri perusahaan perorangan;
t) PKL mempunyai jiwa entrepreneurship yang kuat.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
9
Mc.Gee dan Yeung (1977:108) menyatakan bahwa PKL beraglomerasi pada
simpul-simpul pada jalur pejalan yang lebar dan tempat-tempat yang sering
dikunjungi orang dalam jumlah besar yang dekat dengan pasar publik, terminal,
daerah komersil.
3) Jenis Dagangan Pedagang Kaki lima
Menurut Mc.Gee dan Yeung (1977:81) jenis dagangan pedagangan kaki lima
dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat). Kelompok tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Makanan yang tidak diproses dan semi olahan (unprocessed and semi
processed food), makanan yang tidak diproses termasuk makanan mentah
seperti; buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan makanan semi proses
adalah beras;
b. Makanan siap saji (Prepared food), yaitu pedagang makanan dan minuman
yang sudah dimasak;
c. Barang bukan makanan (non food item), kategori ini terdiri dari barang-
barang dalam skala yang luas, mulai dari tekstil hingga obat-obatan;
d. Jasa (Service), terdiri dari beragam aktifitas seperti jasa perbaikan sol
sepatu, dan tukang potong rambut. Jenis komuditas ini cenderung menetap.
4) Sarana fisik PKL
Menurut penelitian Waworoentoe (1973;24) antara lain adalah;
a. Pikulan/keranjang, bentuk sarana ini digunakan oleh pedagang yang keliling
(Mobile Hawkes) atau semi menetap (Semi static). Hal ini dimaksudkan agar
barang mudah dipindahkan kesuatu tempat;
b. Gelaran/alas, pedagang menggunakan alas untuk menggelar dagangannya.
Alas yang digunakan berupa; kain tikar, terpal, kertas, dan sebagainya;
c. Jongko/meja, bentuk sarana berdagang yang menggunakan meja/jongko
baik yang beratap ataupun yang tidak beratap. Sarana ini biasanya
digunakan PKL yang menetap;
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
10
d. Gerobak/kereta dorong, ini juga ada yang beratap ataupun tidak beratap.
Biasa digunakan oleh PKL baik yang menetap maupun tidak menetap. Pada
umumnya digunakan untuk menjajakan makanan, minuman, dan rokok;
e. Warung semi permanen, terdiri dari beberapa gerobak yang diatur berderet
yang dilengkapi dengan bangku-bangku panjang. Sarana ini menggunakan
atap terpal atau plastik yang tidak tembus air. PKL dengan sarana ini adalah
PKL yang menetap dan biasanya berjualan makanan dan minuman;
f. Kios, pedagang yang menggunakan bentuk sarana ini dikategorikan
pedagang yang menetap, karena secara fisik tidak bisa dipindahkan.
Biasanya merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dari papan.
c. Restoran
1) Pengertian Restoran
Restoran berasal dari bahasa latin yaitu restaurare, dalam bahasa inggris berarti a
public eating place, yaitu rumah makan atau tempat makan umum. Menurut Zain
(2001 : 1164), restoran berarti rumah makan dan menurut Marsum WA (2006),
restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersil,
yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamubaik berupa
makan maupun minum.
2) Macam-macam tipe restoran
Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, Marsum (1998:8-11) menjelaskan
restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:
a) Ala Carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk
menjual makanan lengkap dengan banyak variasi, tamu bebas memilih
sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini
memiliki tarif sendiri-sendiri.
b) Table Dhote restaurant adalah restoran yang khusus menjual satu susunan
menu yang lengkap (hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan
tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
c) Coffe shop atau Brasseire adalah restoran yang pada umumnya berhubungan
dengan hotel, tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan
malam secara cepat dengan harga yang pantas.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
11
d) Caf adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue),
sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual
minuman beralkohol.
e) Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau
sekolah, tempat para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan
coffe break, yaitu minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam
kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat dan seminar.
f) Continental Restaurant adalah suatu restoran yang menitik beratkan
hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah.
Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin
makan secara santai dan rileks.
g) Carvery adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para
tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka
inginkan dengan harga yang telah ditetapkan.
h) Dining room terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan
tempat yang lebih ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room
pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel yang
bersangkutan, namun juga menerima tamu dari luar.
i) Discotheque adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa
sambil mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar
adalah salah satu fasilitas utama dalam seduah diskotik, hidangan yang
tersedia umumnya berupa snack.
j) Fish and Chip Shop adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris,
pengunjung dapat membeli bermacam-macam keripik dan ikan goring,
biasanya berupa ikan cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi
makanannya tidak dinikmati ditempat itu.
k) Grill Room adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging
panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat
dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging
yang dikehendaki dan melihat sendiri proses memasaknya. Grill room
kadang-kadang disebut juga dengan steak house.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
12
l) Inn Tavern adalah restoran dengan harga cukup yang dikelola oleh
perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan
tamu-tamu, sedangkan hidangannya pun lezat-lezat.
m) Night Club / Super Club adalah restoran yang pada umumnya mulai dibuka
menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang
ingin santai. Dekorasinya megah, pelayanannya mewah. Band merupakan
kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi
sehingga menaikkan gengsi tempat itu.
n) Pizzeria adalah restoran yang khusus menjual pizza. Makanan lain berupa
spaghetti dan makanan khas Italia yang lain.
o) Pan Cake House merupakan suatu restoran yang khusus menjual pan cake
dan crepe yang diisi berbagai macam manisan didalamnya.
p) Pub, pada umumnya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin
untuk menjual minuman beralkohol dan bir. Para tamu mendapatkan
minumannya dari counter, dan dapat dinikmati dengan berdiri atau duduk.
Hidangan yang disediakan berupa snack dan sandwich.
q) Snack Bar / Caf / Milk bar adalah semacam restoran yang sifatnya tidak
resmi dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan
makanannya diatas baki yang diambil dari meja counter makanan dan
kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan
yang disukainya seperti hamburger, sausages dan sandwich.
r) Specially restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasinya
disesuaikan dengan tipe makanan khas yang disediakan. Restoran ini
menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya.
Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal
makanan spesial itu.
s) Terrace restaurant adalah restoran yang terletak diluar bangunan. Namun
masih berhubungan dengan ruangan induknya. Di negara-negara barat pada
umumnya restoran tersebut hanya buka pada musim panas saja.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
13
t) Gourmet Restaurant adalah restoran yang menyelenggarakan pelayanan
makan dan minum bagi orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang
rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini adalah makanannya
yang lezat, pelayanan yang mewah dan harganya cukup mahal.
u) Family tipe restaurant adalah restoran sederhana yang menghidangkan
makanan dan minuman bagi tamu-tamu keluarga atau rombongan dengan
harga yang terjangkau.
v) Main Dining room adalah ruang makan utama restoran yang pada umumnya
terdapat di hotel-hotel besar, dimana penyajian makanannya secara resmi,
pelan namun terikat oleh peraturan yang ketat. Servisnya bisa menggunakan
pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya
berpakaian resmi dan formal.
4) Fungsi Ruang Publik
Peranan ruang publik dapat memberikan karakter kotanya, dan pada umumnya
memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan
tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersil yang ditawarkan tidak
begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan
modalnya, karena pangsa pasar yang sebagian besar terdiri masyarakat
berpenghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian
modalnya (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003).
Menurut Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003, fungsi ruang publik dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyrakat baik formal seperti upacara-
upacara bendera, sholat ied pada hari idul fitri, dan peringatan yang lain;
informal seperti pertemuan-pertemuan individual, kelompok masyarakat
dalam acara yang santai dan rekreatif atau demo mahasiswa yang menjadi
pemandangan sehari-hari akhir-akhir ini dengan tujuan menyampaikan
aspirasi, ide-ide atau protes terhadap keputusan pihak penguasa, instansi
atau lembaga pemerintah maupun swasta yang lain.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
14
2) Sebagai ruang terbuka, yang menampung koridor-koridor jalan menuju
kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur
kota, sekaligus sebagai pembagi ruang fungsi bangunan disekitarnya serta
ruang untuk transit bagi msyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain.
3) Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan
minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertaiment seperti tukang sulap,
tarian kera dan ular, terutama untuk kegiatan dimalam hari.
4) Sebagai paru-paru kota, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan
sebagai tempat olahraga, bermain dan santai bersama keluarga.
5) Tipe dan Karakter Ruang Publik Kota
Menurut Stephen carr (1992), tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe
dan karakter sebagai berikut:
a) Taman umum (Public Park)
1) Taman Nasional (National Park)
Skala pelayanan taman ini adlah tingkat nasional, likasinya berada dipusat kota
seperti jakarta yang berpengaruh terhadap kegiatan nasional. Bentuknya berupa
zona ruang terbuka yang memilki peran yang sangat penting dengan luasan
melebihi taman-taman kota yang lain. Contohnya Taman Monumen Nasional
(Monas) Jakarta.
2) Taman pusat kota (Downtown Park)
Taman ini berada dikawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi
pohon-pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat
pula dengan desain pengembangan baru.
b) Taman Lingkungan (Neighborhood Park)
Ruang terbuka yang dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan
umum seperti aktivitas bermain anak, olahraga, dan bersantai bagi masyarakat
disekitarnya. contoh taman kompleks perumahan.
c) Taman Kecil (Mini Park)
Taman kota yang kecil yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan, termasuk air
mancur.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
15
d) Lapangan dan Plaza
1) Lapangan Pusat Kota (Central Square)
Ruang Publik ini sebagai bagian pengembangan sejarah berlokasi dipusat kota
yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal seperti upacara-upacara
peringatan hari nasional, sebagai Rendevous points koridor-koridor jalan
dikawasan tersebut.
2) Plaza Pengikat (Corporate Plaza)
Plasa ini merupakan pengikat dari bangunan-bangunan komersil atau perkantoran,
berlokasi dipusat kota dan pengelolaannya dilakukan oleh pemilik kantor atau
pemimpin kantor tersebut secara mandiri.
e) Peringatan (Memorial)
Ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori kejadian penting bagi
umat manusia atau masyarakat ditingkat lokal atau nasional.
f) Pasar (Markets)
Ruang terbuka atau ruas jalan yang digunakan untuk pasar hal pertanian atau
pasar loak. Biasanya bersifat temporer atau hari tertentu dan berlokasi diruang
yang tersedia, jalan, plasa atau lapangan parkir.
g) Jalan (Streets)
1) Pedestrian sisi jalan (Pedestrian Sidewalk)
Bagian ruang publik yang banyak dilalui orang yang sedang berjalan kaki
menyusuri jalan yang satu yang berhubungan dengan jalan yang lain.
2) Mal Pedestrian (Mall Pedestrian)
Suatu jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor, dan diperuntukkan
khusus bagi pejalan kaki. Fasilitas tersebut biasanya dilengkapi dengan
assesoris kota seperti pagar, tanaman dan berlokasi dijalan utama pusat kota.
3) Mal Transit (Transit Mall)
Pengembangan pencapaian transit untuk kendaraan umum pada penggal
jalan tertentu yang telah dikembangkan sebagai pedestrian area.
4) Jalur Lambat (Traffic Restricted Streets)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
16
Jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka dan diolah dengan pedestrian
agar lalu lintas kendaraan terpaksa berjalan lamban, disamping dihiasi
dengan tanaman sepanjang jalan tersebut.
5) Gang kecil kota (Town trail)
Gang-gang kecil ini merupakan bagian jaringan jalan yang menghubungkan
keberbagai elemen kota satu dengan yang lain yang sangat kompak dan
integrated. Ruang publik ini direncanakan dan dikemas untuk mengenali
lingkungan.
h) Tempat bermain (Playgrounds)
Ruang publik ini berlokasi dilingkungan perumahan, dilengkapi peralatan
tradisional seperti papan luncur, bandulan, dan fasilitas temoat duduk untuk
dewasa, disampng dilengkapi dengan alat permainan untuk kegiatan petualangan.
i) Ruang Komunitas (Community open space)
Ruang-ruang kosong dilingkungan perumahan yang didesain dan dikembangkan
serta dikelola sendiri oleh masyarakat setempat.
j) Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways &Parkways)
Merupakan jalan pedestrian yang menghubungkan antar tempat rekreasi dan ruang
terbuka.
k) Atrium/ Pasar Didalam Ruang (Atrium/Indoor Market Place)
1) Atrium adalah ruang dalam suatu bangunan yang berfungsi sebagai atrium,
berperan sebagai pengikat ruang-ruang disekitarnya yang sering digunakan
untuk kegiatan komersial dan merupakan pedestrian area. Pengelolaannya
ditangani oleh pemilik gedung atau pengembang/investor.
2) Pasar/ Pusat Perbelanjaan dipusat kota (Market place/downtown shopping
center), Biasanya memanfaatkan bangunan tua yang kemudian direhabilitasi
ruang luar atau ruang dalamnya sebagai ruang komersil. Kadang-kadang
dipakai sebagai festival pasar dan dikelola sendiri oleh pemilik gedung
tersebut.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
17
l) Ruang Dilingkungan Rumah (Found/Neighborhood Spaces)
Ruang terbuka yang mudah dicapai dari rumah, seperti sisa kapling disudut jalan
atau tanah kosong yang belum dimanfaatkan dapat dipakai sebagai tempat
bermain bagi anak-anak atau tempat bermain bagi anak-anak atau tempat
komunikasi bagi orang dewasa atau orang tua.
m) Waterfront
Ruang ini bisa berupa pelabuhan, pantai, bantaran sungai, bantaran danau, atau
dermaga. Ruang terbuka ini berada disepanjang rute aliran air didalam kota yang
dikembangkan sebagai taman untuk waterfront.
B. STUDI KASUS
1) Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade, Malaysia
a. Aspek Filosofi
Sunway Giza Shopping Arcade berada di negara Malaysia, tepatnya di kota
Damansara Dataran Sunway dengan luas area 16,7 hektar. Giza ini memilki
konsep dengan tujuan untuk lebih meningkatkan popularitas makan di tempat
terbuka di malaysia. sebagai fitur ramah pejalan kaki, "jalan lebar pejalan kaki"
diintegrasikan ke dalam tata letak, menciptakan sebuah jalan pejalan kaki yang
kuat yang menghubungkan seluruh pembangunan.
Gambar II.1 Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
18
b. Aspek Fungsional
Gambar II.2 Jalan Lebar Dalam Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
Dengan konsep yang diorientasikan untuk para pejalan kaki, giza ini memiliki
jalan lebar, yang merupakan garis keturunan pembangunan, menghubungkan
segala sesuatu bersama-sama. Jalan lebar ini dirancang untuk memiliki tempat
duduk untuk para pejalan kaki yang berkunjung didalam kawasan giza ini. Hal ini
dapat menciptakan frontages aktif yang melibatkan orang yang lewat (Futurarc
Green Issue , 2010).
Sunway Giza ini memiliki empat pintu masuk di keempat sisinya, dilindungi oleh
kanopi kaca yang dirancang untuk menarik minat yang lewat pada jalur lalu lintas
jalan lebar dan untuk menyediakan koneksi visual dan fisik langsung terhadap
pembangunan yang berdekatan untuk menarik kerumunan. di persimpangan jalan
lebar ini adalah akses langsung ke parkir bawah tanah melalui tangga melengkung
diapit oleh fitur air terjun(Futurarc Green Issue , 2010).
Untuk mendukung aktivitas di dalam kawasan giza ini, area servis diletakkan di
setiap toko/retail. Sedangkan area parkir berada disekeliling area kawasan
(Futurarc Green Issue , 2010).
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
19
Gambar II.3 Site Plan Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
Didalam kawasan giza ini memiliki 4 blok yaitu blok A, blok B, blok C, dan blok
D yang dapat dilihat pada table 1.1.
Table II.1 Jumlah Toko/Retail dalam Blok Pembangunan Pusat Kuliner Sunway Giza
Shopping Arcade
Nama Blok Jumlah Toko/Retail
BLOK A 16
BLOK B 16
BLOK C 17
BLOK D 8
(Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
c. Aspek Teknis
1. Ventilasi Alami
Jendela dapat dibuka cukup disediakan untuk memaksimalkan ventilasi alami ke
dalam unit untuk mengurangi penggunaan sistem pendingin udara. Jalan
boulevard memiliki penggemar raksasa untuk membantu dengan sirkulasi udara.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
20
Semua koridor, area beranda, boulevard jalan dan tempat parkir dirancang untuk
ventilasi alami (Futurarc Green Issue , 2010).
Gambar II.4 Ventilasi Bangunan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
II) Atap
Semua blok disediakan dengan atap tambahan dicat dengan cat reflektif untuk
membelokkan dalam mendapatkan panas dari atap datar RC (Futurarc Green
Issue , 2010).
2) Pasar Buah dan Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari
a. Aspek Filosofi
Kawasan ini terletak pada kawasan bantaran sungai kadia, yaitu berada pada Jl.
Jenderal Ahmad Yani, Jl. Sao-sao dan Jln By pass Kelurahan Mandonga Kota
Kendari. Lapak jualan yang diletakkan pada bantaran sungai menjadikan suatu ciri
khas kawasan tersebut. Pemerintah Kota Kendari membangun kawasan ini dengan
menyediakan fasilitas berupa bangunan semi permanen yang berfungsi sebagai
pasar buah. Konsep dari perencanaan pembuatan lapak jualan adalah
memanfaatkan lahan kosong daerah pinggir sungai sebagai tempat pembangunan
lapak jualan bagi para PKL dengan pendekatan arsitektur hijau.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
21
Gambar II.5 Pasar Buah dan Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
Gambar II.6 Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
22
Gambar II.7 Site Lokasi Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : www.maps.google.com)
b. Aspek Fungsional
Fungsi utama dari perencanaan kawasan ini adalah sebagai pasar buah kota
kendari, tetapi seiring perkembangan kota, kawasan ini mengalami penambahan
beberapa fungsi. Saat ini kawasan tersebut memiliki beragam jenis aktivitas
seperti jual beli buah-buahan, jual beli tanaman, ruang terbuka hijau, dan pusat
kuliner. Lokasi perencanaan kawasan ini berada pada kawasan potensial yang
memiliki pusat perbelanjaan, tempat pengisian bahan bakar, hotel, dan toko.
Gambar II.8 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Potensi Tapak (Sumber : www.maps.google.com)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
23
Gambar II.9 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Sungai Kadia (Sumber : www.maps.google.com)
Lokasi ini dapat diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan
umum maupun berjalan kaki. Kendaraan yang melintas pada kawasan ini
didominasi oleh kendaraan roda dua dari jalan jenderal ahmad yani menuju jln
sao-sao atau ke arah Jln by pass. Tetapi tidak disediakan lahan parkir untuk para
pengguna kendaraan, sehingga ruas jalan yang digunakan pejalan kaki, dijadikan
sebagai lahan parkir sementara bagi pengguna kendaraan.
Gambar II.10 Ruas Jalan Berfungsi Sebagai Lahan Parkir Sementara (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
24
Berdasarkan pendekatan arsitektur hijau, kawasan ini menggunakan pohon
peneduh sebagai aplikasi lansekap, dan material papan, seng sebagai material
lapak jualannya.
c. Aspek Teknis
Kawasan ini memiliki penghawaan alami dengan menggunakan pohon peneduh
untuk mengurangi panas terik matahari pada siang hari.
Gambar II.11 Lapak Jualan dan Pohon Peneduh (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
3) Bukit Panjang (Hawker center), Singapura
a. Aspek Filosofi
Budaya makanan merupakan komponen utama dalam gaya hidup banyak orang
Singapura dan makan di luar menjadi aktivitas sehari-hari. Selain itu pilihan
makanan dan tempat makan harus memenuhi kualitas yang tinggi tetapi tetap
mempertahankan kuliner khas singapura. Skema ini menetapkan hubungan antara
makanan, kenyamanan dan pertukaran sosial dalam pusat jajanan, menggunakan
budaya wisata kuliner untuk mengaktifkan ruang sosial dan sebaliknya
(www.arcdaily.com).
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
25
Gambar II.12 Bukit Panjang Hawker center, Singapura (Sumber : www.arcdaily.com)
b. Aspek Fungsional
Pusat jajanan ini bertujuan tidak hanya untuk mendorong hubungan antara
individu tetapi juga melalui design lipat progresif, untuk melibatkan konteks dan
komunitas yang lebih luas (Sumber : www.arcdaily.com).
Bukit panjang (Hawker center) ini memiliki 3 lantai, yaitu
c. Lantai pertama, berfungsi untuk kios-kios jajanan yang langsung dimasak,
memiliki jam operasi terpanjang, letaknya di lantai dasar untuk visibilitas
maksimum untuk menarik orang masuk.
d. Lantai kedua, berfungsi dengan menempatkan lock up kios-kios.
e. Lantai ketiga, berfungsi sebagai kios-kios jajanan basah
(www.arcdaily.com).
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
26
Tabel II.2 Resume Matriks Hasil Studi Kasus
ASPEK
ARSITEKTURAL
BANGUNAN
I
Sunway Giza
Shopping Arcade
II
Pasar Buah, dan
Kuliner Kota Kendari
III
Bukit Panjang
(Hawker Center)
Lokasi
Berada di negara
Malaysia, tepatnya di
kota Damansara
Dataran Sunway
berada pada Jl.
Jenderal Ahmad Yani,
Jl. Sao-sao dan Jln By
pass Kelurahan
Mandonga Kota
Kendari
Berada di Negara
Singapura
Fungsi Pusat Kuliner
Pasar buah, ruang
publik, pasar tanaman,
dan pusat kuliner.
Pusat Kuliner
Konsep bangunan
Terbagi 4 blok
bangunan yang
perancangannya
diorientasikan bagi
pejalan kaki.
Dibuat memanjang
mengikuti alur
bantaran sungai
dengan bentuk lapak
jualan yang sama.
Pusat jajanan yang
terbagi menjadi 3
lantai dengan fungsi
yang berbeda. Dimana
lantai pertama
dirancang untuk
menarik minat
konsumen untuk
memasuki bangunan
ini.
Pola hubungan
ruang
Terpusat, dengan
menggunakan entrance
ke jalur bawah tanah
sebagai titik tengah
yang menghubungkan
jalan lebar para pejalan
kaki.
Linear karena akses ke
semua lapak dapat
dijangkau dengan
mengikuti arah jalan
Linear secara vertical.
Bentuk sirkulasi dari
lantai satu ke lantai 3.
Penerapan warna
Didominasi warna
putih.
Warna putih
mendominasi eksterior
dan interior bangunan
Pemilihan
material
Menggunakan material
composit panel, kasa,
aluminium, dan baja
Menggunakan material
composit panel, baja,
besi, kayu, dan
alluminium.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
27
D. IDE RANCANGAN
Berdasarkan studi kasus yang diuraikan diatas maka, hal-hal yang dapat
diterapkan dalam rancangan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik Kota Di
Kendari adalah:
a. Lokasi perencanaan berada pada yang sesuai dengan fungsi kawasan
perdagangan dan jasa, pariwisata, perkantoran dan permukiman;
b. Mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi para pejalan kaki, pengendara
motor, mobil dan sepeda;
c. Menyediakan fasilitas ruang publik yang diaplikasikan pada design kawasan
seperti, taman, area bermain, dan lain-lain;
d. Perencanaan kawasan dibuat untuk memudahkan para pengguna untuk
menemukan lapak jualan dengan mudah dan nyaman;
e. Bentuk bangunan dibuat menarik agar para pengunjung menjadi nyaman
dan tertarik membeli jajanan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
28
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
A. TINJAUAN MAKRO LOKASI
1. Gambaran Umum Kota Kendari
a. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Gambar III.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari 2010-2030
(Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari)
Wilayah Kota Kendari dengan ibuKotanya Kendari dan sekaligus berkedudukan
sebagai ibuKota Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian
selatan garis khatulistiwa berada di antara 30 54` 30`` - 40 3` 11`` Lintang
Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 1220 23` - 1220 39` Bujur
Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Soropia & Kecamatan sampara
(Kabupaten Konawe)
2) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
29
3) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan moramo (Kabupaten Konawe
Selatan)
4) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan sampara(kabupaten
Konawe),Kecamatan Ranomeeto & Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe
Selatan).
b. Luas wilayah
Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi Wilayah
daratannya sebagian besar terdapat di daratan pulau Sulawesi mengelilingi Teluk
Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan
Kota Kendari 295,89 KM2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam. Kecamatan Abeli merupakan
wilayah kecamatan yang paling luas (16,77%), selanjutnya Kecamatan Baruga
(16,76%), Kecamatan Poasia (14,71%), Kecamatan Puuwatu (14,43%),
Kecamatan Mandonga (7,89%), Kecamatan Kambu (7, 82%), Kecamatan Kendari
Barat (7,77%), Kecamatan Kendari (6,61%), Kecamatan Wua-wua (4,71%), dan
Kecamatan Kadia (3,08%).
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
30
Table III.1 Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan 2012
Kecamatan Luas Area
Km2 %
1 2 3
Mandonga 20,77 7,77
Baruga 48,00 17,95
Puuwatu 39,72 14,86
Kadia 6,71 2,51
Wua-wua 11,16 4,17
Poasia 37,74 14,12
Abeli 43,85 16,40
Kambu 24,63 9,21
Kendari 15,68 5,86
Kendari Barat 19,11 7,15
Kota Kendari Kendari City 267,37 100,00
Wilayah Laut 31,527
(Sumber : BPS Kendari Dalam Angka 2013)
c. Tinggi Wilayah
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut,
Kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30
meter di atas permukaan laut, selanjutnya wilayah Kecamatan Abeli dan
Kecamatan Kendari Barat berada pada ketinggian 3 meter di atas permukaan laut.
d. Keadaan Iklim
1. Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, di Kota Kendari hanya dikenal dua
musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang
diperoleh dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Metereologi
Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2,859,3
mm.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
31
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Permengabedaan ketinggian
dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan
keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu
wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu
tropis.
e. Jumlah Penduduk
Penduduk Kota Kendari berdasarkan sensus penduduk 2000 berjumlah 205.204
jiwa. Ketika dilakukan survei penduduk antarsensus (Supas) pada tahun 2005,
diketahui jumlah penduduk Kota Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa.
Jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak
289.966 jiwa.
Jumlah penduduk tahun 2012 adalah sebesar 304.862 jiwa. Penduduk tersebut
tersebar dengan persebaran yang tidak merata. Pada tahun 2012, sebanyak 14,80
persen penduduk Kota Kendari tinggal diwilayah Kendari barat, hanya 6,68
persen tinggal di kecamatan baruga, dan selebihnya tersebar di delapan kecamatan
dengan persebaran yang bervariasi. Di samping itu, dilakukan penghitungan
kepadatan penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan. Kepadatan
penduduk adalah banyaknya penduduk per km persegi. Kadia merupakan
kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 6.149 jiwa per km2.
Sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling
rendah yaitu sebesar 424 jiwa per km2.
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih
banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis kelamin adalah
perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 perempuan. Rasio penduduk Kota
Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata lain, terdapat 102 penduduk laki-laki
untuk tiap 100 penduduk perempuan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
32
f. Pemerintahan
Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0.78% dari luas
wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif Kota Kendari terbagi atas 10
Kecamatan yaitu :
1) Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu,
Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.
2) Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo,
Watubangga dan Wundudopi
3) Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga,
Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.
4) Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung jati,
Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata, Purirano
dan Jati Mekar.
5) Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya, Watu-
watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-Dapura,
Lahundape.
6) Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday,
Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha, Nambo,
Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.
7) Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua, Bonggoeya,
Mataiwoi dan Anawai.
8) Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu, Watulondo,
Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.
9) Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau, Padaleu
dan Lalolara.
10) Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende, Pondambea,
Wawo Wanggu dan Anaiwoi.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
33
2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari
1. Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah, Kota terbentuk oleh pembagian zona wilayah
tertentu yang direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari
2010-2030. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-
kegiatan perKotaan, maka fungsi eksisting di Kota Kendari di masa mendatang
mengalami perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota
dan Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari
melalui penzoningan wilayah.
Pembangunan wilayah Kota Kendari didasarkan pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan.
2. Fungsi dan Peran Kota
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan
seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat
menentukan fungsi dan peran Kota.
Kota Kendari dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan Kota
akan berfungsi sebagai:
a. Pusat pelayanan Kota:
1) Pusat Pemerintahan Kota
2) Perdagangan dan Jasa
3) Pariwisata
4) Pendidikan
5) Transportasi
6) Industri
7) Kesehatan
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
34
b. Sub Pusat Pelayanan Kota
c. Pusat Lingkungan\
3. Rencana Pola Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun 2010
2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa zona peruntukan,
yakni :
1) Kawasan Pertanahan
2) Pertanian Tanaman Hortikultura
3) Kawasan Hutan Lindung
4) RTH
5) Sempadan Pantai
6) Kawasan Resapan Air
7) Sempadan Sungai
8) Taman Wisata Alam
9) Kebun Raya
10) Hutan Kota
11) Taman Kota
12) Perumahan Kepadatan Tinggi
13) Perumahan Kepadatan Sedang
14) Perumahann Kepadatan Rendah
15) Perkantoran Pemerintah
16) Kawasan Pendidikan Tinggi
17) Pelayanan Kesehatan
18) Perdagangan dan Jasa
19) Sector Informal
20) Pelayanan Pendidikan
21) Kawasan Pelayanan Umum
22) Kawasan Industri Terbatas
23) Kawasan Industri & Pergudangan
24) Kawasan Pelabuhan
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
35
25) Kawasan Pariwisata
26) Terminal Type A
27) TPA
28) Pertanian Taman Pangan
29) Pertanian Hortikultura
30) Zona Kepentingan Pariwisata
31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan
32) Zona Kepentingan Pelabuhan
Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota
Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun 2010
sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:
Gambar III.2 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030
(Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2013)
Untuk mendukung fungsi kawasan Di Kota Kendari maka, fasilitas Pusat
Kuliner ini sebaiknya berlokasi dikawasan pariwisata, permukiman, dan
perkantoran atau pada lokasi dengan potensi lahan yang menunjang.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
36
Tabel III.2. Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari
I. Kawasan Hutan Lindung Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan
erosi, serta memelihara kesuburan tanah. Terletak
dikecamatan kambu.
II. Ruang Terbuka Hijau Area memanjang/jalur dan mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Terletak di Kecamatan kambu, kecamatan
poasia, dan kecamatan Kendari barat.
III. Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai. Terletak di kecamatan abeli, kecamatan wua-wua,
kecamatan kadia, kecamatan mandonga.
IV. Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisisan air bumi (
akuiver ) yang berguna sebagai sumber air. Terletak di
kecamatan Kendari, kecamatan Kendari barat, kecamatan
baruga, kecamatan kambu, kecamatan poasia dan kecamatan
abeli.
V. Taman Wisata Alam Kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
VI. Kawasan Taman Kota Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami dan bukan alami, jenis asli atau
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya, budaya,
pariwisata dan rekresasi.
VII. Kawasan Hutan Kota Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
kesekutuan alam lingkungannya, yang satu dan yang lainnya
tidak dapat dipisahkan.
VIII. Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi
Terletak di kawasan pusat Kota dan pusat pertumbuhan baru meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-
wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia dan Kecamatan
Abeli.
IX. Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang
Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan tinggi dan kepadatan rendah meliputi kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan
Baruga, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Abeli.
X. Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah
Terletak berdekatan dengan kawasan lindung, kawasan agrowisata dan kawasan pertanian meliputi Kecamatan
Puuwatu, Lecamatan Mandonga, Kecamatan Kambu,
Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.
Perkantoran Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana
pengembangan di Kecamatan Kambu
XI. Perkantoran Pemerintah Kota Kendari
Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan Kadia
XII. Kawasan Pendidikan Tinggi Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat pertumbuhan baru di bagian selatan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
37
(Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030)
B. TINJAUAN MIKRO LOKASI
1. Ketentuan Teknik Site Perancangan
XIII. Kawasan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala Kota berada di Kecamatan
Kambu
XIV. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Untuk pasar tradisional berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan
Baruga. Dan untuk pusat perbelanjaan berada di Kecamatan
Kadia, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Poasia, dan
Kecamatan Abeli. Selanjutnya untuk pertokoan modern
berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari barat,
Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Kadia, Kecamatan
Baruga dan Kecamatan Abeli.
XV. Sektor Informal Berada di Kawasan perdagangan mandonga, dan kawasan pusat Kota, kawasan teluk Kendari yang meliputi kecamatan
kadia, kecamatan wua-wua dan kecamatan poasia.
XVI. Kawasan Pelayanan Umum Untuk pelayanan kantor kepolisian skala Kota terletak di Kecamatan wua-wua dan skala pelayanan kecamatan
terdapat disetiap kecamatan.
XVII. Kawasan Industri terbatas Meliputi industri manufactur seluas 100 ha yang terletak di kecamatan baruga.
XVIII. Kawasan Industri terpadu
Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar, terdapat di kecamatan abeli, dan kawasan agroindustri di kecamatan
puuwatu dan kecamatan kadia.
XIX. Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan promosi dan informasi daerah, serta rumah-rumah adat sulawesi
tenggara di kecamatan kadia, wisata perdagangan dan
sejarah Kota lama di kecamatan Kendari. Dan untuk
kawasan pariwisata alam berupa taman wisata alam di
kecamatan puuwatu, kecamatan wua-wua, kecamatan
baruga, kecamatan kambu dan kecamatan poasia.
Selanjutnya kawasan pariwisata buatan, wisata agro, objek
wisata pantai, wisata religius, dan perdagangan di
kecamatan mandonga, kecamatan puuwatu, kecamatan
kadia, kecamatan kambu dan kecamatan poasia serta pusat
Kota dan kawasan teluk Kendari.
XX. Kawasan pelabuhan Terletak di kelurahan bungkutoko.
XXI. Kawasan tanaman pangan terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan baruga dan kecamatan abeli.
XXII. Kawasan pertanian Horticultura
Terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan kambu, kecamatan baruga dan kecamatan poasia.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
38
Tabel III. 3 Kepadatan dan Ketinggian Bangunan
(Sumber : Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987)
2. Peruntukkan Penggunaan Lahan
Peruntukkan penggunaan lahan di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel III.4 Penggunaan Lahan
Luas Kavling (m2)
KDB
(%)
Lantai KLB
Tinggi
Bangunan Keterangan
Min Max Min Max
50 100 40 1 2 2xKDB - 12 Standar umum yang digunakan
pada daerah-
daerah yang sudah
berkembang
menjadi kawasan
permukiman
(perKotaan)
200 40 - 3 3xKDB - 18
200 300 40 3 4 4xKDB 12 20
600 1.200 40 5 8 8xKDB 24 36
1.200 2.400 40 9 11 9xKDB 40 48
2.400-4.800 40 20 25
9xKDB 84 100
300-600 40 1 2 2xKDB - 12 Standar Kota
dalam taman yang
dikembangkan
pada daerah yang
masih kosong atau
daerah baru untuk
pengembangan
kawasan
perKotaan
1200 40 - 3 3xKDB - 18
1200-1800 40 3 4 4xKDB 12 20
3600-7200 40 5 8 8xKDB 24 36
7200-14.400 40 9 11 9xKDB 40 48
14400-28400 40 20 25 9xKDB 84 100
3.600 30 5 8 8xKDB 24 36
Standar pada
kawasan sepanjang
teluk Kendari
2000 20 - 2 2xKDB - 12 Standar pada
kawasan Tanura
Murhum untuk
Villa dan Hotel
5000 20 - 2 2xKDB - 12
No. Jenis Pemanfaatan Lahan Jumlah
Ha (%)
A Kawasan Terbangun 12.468.00 42.14
1 Perumahan / Permukiman 9.995.00 33.64
2 Pemerintahan 135.00 0.46
3 Pertahanan dan Keamanan 58.50 0.20
4 Pendidikan 331.00 1.12
5 Rumah Sakit 46.50 0.16
6 Perdagangan dan Jasa 420.1 1.42
7 Perkantoran dan Jasa 20.5 0.07
8 Pasar 30.4 0.1
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
39
(Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011)
B Kawasan Tak Terbangun 17.121.00 57.86
1 Pariwisata, dan lapangan olah Raga 444.1 1.5
2 Taman Kota 35.9 0.12
3 Kebun Raya & Taman Marga Satwa 400 1.35
4 TPA 22.7 0.08
5 Kuburan 63.5 0.21
6 Tambak 192.5 0.65
7 Sawah 333 1.13
8 Budidaya Perkebunan 5.383.15 18.19
9 Budidaya Peternakan 1.138.00 3.85
10 Budidaya Tani dan Konservasi Lahan Kering 1.899.50 6.42
11 Budi daya Hutan 1.422.50 4.81
12 Hutan Kota 1.824.33 6.17
13 Hutan Lindung 3.565.82 12.05
14 Jalur Hijau 148 0.5
15 Lainnya 248 0.08
Jumlah 29.589.00 100
(Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011)
3. Acuan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Berdasarkan pedoman detail tata ruang kota
a. Sempadan muka bangunan
1) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah di sepanjang
jalan bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar daerah milik jalan
(damija) dihitung dari tepi batas persil/kavling;
9 KC. Rumah Mewah, Hotel dan Kantor 257 0.87
10 KC Perumahan, Bengkel, dan gudang 115.5 0.3
11 KC. Hotel & Viila 127.5 0.43
12 Pangkalan Kendaraan 10 0.03
13 Terminal 17 0.06
14 Pelabuhan Laut 101 0.34
15 Industri Logam, Kimia, Kelautan 366 1.24
16 Agroindustri 273 0.92
17 Industri Perikanan 94 0.32
18 Industri Kerajinan 27.9 0.09
19 Pergudangan 37 0.13
20 Lainnya 45.1 0.15
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
40
2) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah tepi sungai,
bilamana tidak ditentukan lain adalah:
(a) 100 m dari tepi sungai sungai besar, dan 50 m dari tepi anak sungai yang
berada di luar permukiman;
(b) 10 m dari tepi sungai yang berada di kawasan permukiman;
(c) Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah pantai,
bilamana tidak ditentukan lain adalah 100 meter dari garis pasang tertinggi
pada pantai yang bersangkutan;
(d) Letak garis sempadan bangunan gedung, untuk daerah di tepi jalan kereta
api dan jaringan tegangan tinggi mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh
instansi
(e) yang berwenang;
(f) Garis sempadan untuk bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah
maksimum berimpit dengan garis sempadan pagar, dan tidak diperbolehkan
melewati batas persil/kavling.
b. Sempadan samping bangunan
Jarak antara bangunan gedung sebagaimana, apabila tidak ditentukan lain minimal
adalah setengah tinggi bangunan gedung;
Ketentuan besarnya jarak bebas bangunan gedung dapat diperbaharui dengan
pertimbangan keselamatan, kesehatan, perkembangan daerah, kepentingan umum,
keserasian dengan lingkungan.
c. Garis Sempadan Sungai
Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari sisi terluar kaki tanggul;
Garis sempadang sungai bertanggual diukur dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan;
Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai diperkirakan
cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 m.
d. Garis Sempadan Pantai
Kabupaten merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional
dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
41
4. Kuliner Di Kota Kendari
Kota kendari dengan potensi pariwisata dan perkembangan ekonomi mengalami
peningkatan di sektor jasa akomodasi yaitu dengan bertambahnya jumlah
restauran dan kedai makanan tiap tahunnya, ini membuktikan bahwa minat
masyarakat kota Kendari terhadap kuliner sangat diminati. Berikut data statistik
restoran dan kedai makanan di beberapa kecamatan.
Tabel III.5 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2012 Di Kota Kendari
No Kecamatan Jumlah Restoran Jumlah Kedai Makanan
1 Mandonga 19 132
2 Baruga 3 26
3 Puwatu 0 64
4 Kadia 33 119
5 Wua-Wua 0 30
6 Poasia 4 96
7 Abeli 0 509
8 Kambu 1 115
9 Kendari 4 53
10 Kendari Barat 3 86
Total 67 1230
(Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2013)
Tabel III.6 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2011 Di Kota Kendari
No Kecamatan Jumlah Restoran Jumlah Kedai Makanan
1 Mandonga 13 129
2 Baruga 2 26
3 Puwatu 0 64
4 Kadia 33 119
5 Wua-Wua 0 19
6 Poasia 4 104
7 Abeli 0 509
8 Kambu 0 30
9 Kendari 4 52
10 Kendari Barat 3 86
Total 59 1138
(Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2012)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
42
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa total jumlah restoran di kota kendari
tahun 2012 sebanyak 67 restoran dan 1230 kedai makanan. Dan pada tahun 2011
sebesar 59 restoran dan 1138 kedai makanan.
Tabel III.7 Klasifikasi Jenis Kuliner Di Kota Kendari
Berdasarkan Laporan Penetapan SKPD/SKRD Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Asset Daerah Tahun 2013
No Jenis Kuliner
Nama
Restoran/Rumah
Makan
Alamat Jumlah
Block
1 Bakso
Warung Bakso
Indonesia
Jl. Kristina
Martha Tiahahu
25
A
Warung Bakso Supu
Yusuf Jl. Syech Yusuf
Warung Bakso Solo
Rahayu
Jl. D.I.
Pandjaitan
Wrg. Bakso Monas Jl. Buburanda
Warung Bakso Tretes Jl. A. Yani
2 Sari Laut
Wrg. Sari Laut Mas
Irfan
Jl. R. Soeprapto
37
B
Wrg. Panakukang 1
Jl. Lasandara
Wrg. Panakukang 2
Jl. Lasandara
Wrg Sari Laut Mas
Abid
Jl. R. Soeprapto
Wrg. Sari Laut Mas
Udin
Jl. Mt. Haryono
3 Makanan Rumahan
Wrg Pendowo
Jl. M. Soetoyo
111
C
Wrg Aroma Bandung
Jl. Syech Yusuf
RM. Sanjaya
Jl. Sorumba Kel.
Anaiwoi / Kec.
Kadia
Wrg Barokah
Jl. Malaka
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
43
No Jenis Kuliner
Nama
Restoran/Rumah
Makan
Alamat Jumlah
Block
4
Makanan
Sederhana/Makanan
Khusus
Wrg Sup Ubi Dan
Gado-Gado Jl. Abd. Hamid
21
D
Wrg Empek-Empek Jl. A. Yani
Wrg. Gado-Gado
Podo Teko Jl. Abunawas
Wrg Nasi Kuning
Bayumas Jl. Imam Bonjol
5 Caf
RM. Kopi Kita
Jl. Abunawas
Kel. Bende / Kec.
Kadia
15
D
Wrg. Kopi Daeng
Situru Jl. Sao-Sao
Wrg Kopi Anto II Jl. Saranani
Restoran Excelso Caf Jl. A. Yani
6 Makanan
Tradisional
RM. Aroma Kendari Jl. By Pass 4
C RM. Medulu Jl. Lawata
7 Minuman
Wrg Es Kelapa Muda Jl. By Pass
10
D
Wrg Es Teler Fajar Jl. Kendari Beach
Wrg Es Teler
Panaikang Jl. Kendari Beach
8 Coto
Wrg. Coto Jeneberang
Cab. Raha Jl. Buburanda
22
A
Wrg. Coto Makassar Jl. A. Yani
Wrg. Coto Konawe Jl. S. Parman
9 Sate
Wrg. Sate Ayam
Kambing Jl. A. Yani
2
A
Wrg. Kedai Sate
Sarina Tipulu
Jl. A. Yani No.
125
10 Sop Wrg. Sop Sodara Jl. A. Yani
10 A Wrg. Sop Kikil Jl. By Pass
11 Mie Pangsit
Wrg. Pangsit Sekaten Jl. Mt. Haryono
7
A RM. Pangsit 88
Jl. Mt. Haryono
Kel. Lalolara /
Kec. Kambu
12 Usaha Waralaba Rest. Mokko Donat
Jl. Mt. Haryono (
Komp.Lippo
Plaza) 9
ACD
Rest. KFC Mt.
Haryono Jl. Mt. Haryono
Rest. Papa Rons Jl. Antero Hamra
Jumlah 273
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
44
Berdasarkan tabel di atas, jenis kuliner dibagi empat block, yaitu:
a) Block A (Kelompok makanan dengan bahan dasar daging) :
(1) Bakso,
(2) Coto,
(3) Sate,
(4) Sop
(5) Mie pangsit
(6) Usaha waralaba
b) Block B (Kelompok makanan dengan bahan dasar ikan)
(1) Sari Laut
c) Block C (Kelompok makanan dengan segala macam masakan rumah)
(1) Makanan rumahan
(2) Usaha waralaba
(3) Makanan tradisional
d) Block D (Kelompok makanan dan minuman kecil/ringan atau snack)
(1) Makanan Sederhana
(2) Minuman
(3) Caf
(4) Usaha waralaba
Tabel III.8 Klasifikasi Jenis Kuliner Berdasarkan Kriteria Warung Makan,
Rumah Makan, Dan Restoran.
No Block Jenis Kuliner
Kategori
Jumlah/Jenis
Kuliner Warung
Makan (Kecil)
Rumah
Makan
(Sedang)
Restoran
(Besar)
1
A
Bakso 16 9 0 25
Coto 22 0 0 22
Sop 8 2 0 10
Mie Pangsit 6 1 0 7
Sate 2 0 0 2
Usaha
Waralaba 0 0 3 3
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
45
Total 1 54 12 3 69
2 B Sari Laut 25 12 0 37
Total 2 25 12 0 37
3
C
Makanan
Rumahan 57 39 15 111
Makanan
Tradisional 0 4 0 4
Usaha
Waralaba 0 0 3 3
Total 3 57 43 18 118
4
D
Makanan
Sederhana 10 9 2 21
Minuman 7 0 3 10
Caf 8 3 4 15
Usaha
Waralaba 0 0 3 3
Total 4 25 12 12 49
Jumlah/ Kategori 161 79 33 273
Berdasarkan Tabel III. 7, jumlah kategori warung makan adalah sebesar 161 unit,
jumlah kategori rumah makan sebesar 79 unit dan kategori restoran sebesar 33
unit, dengan total keseluruhan sebesar 273 unit.
Tabel III.9 Perhitungan jumlah unit lapak jualan yang diwadahi.
No Block Kategori Jumlah
50 % dari total
kategori yang
akan diwadahi
Total
Keseluruhan
Lapak
Jualan
1 A
Warung makan 54 27
35
Rumah makan 12 6
Restoran 3 2
2 B
Warung makan 25 13
19
Rumah makan 12 6
Restoran 0 0
3 C
Warung makan 57 29
59
Rumah makan 43 22
Restoran 18 9
4 D
Warung makan 25 13
25
Rumah makan 12 6
Restoran 12 6
Total 137
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
46
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah lapak jualan yang disediakan
pada blok A sebesar 35 unit, blok B sebesar 19 unit, blok C sebesar 59 unit, blok
D sebesar 25 unit.
Pada block A terdiri dari :
1) Warung makan 27 unit
2) Rumah makan 6 unit
3) Restoran 2 unit
Pada block B terdiri dari :
1) Warung makan 13 unit
2) Rumah makan 6 unit
3) Restoran 0 unit
Pada block C terdiri dari :
1) Warung makan 29 unit
2) Rumah makan 22 unit
3) Restoran 9 unit
Pada block D terdiri dari :
1) Warung makan 13 unit
2) Rumah makan 6 unit
3) Restoran 6 unit
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
47
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
A. Falsafah Dasar Perancangan
1. Sebuah kawasan dimana sebagai tempat untuk membeli berbagai jenis
makanan yang variatif, enak dan menarik yang memiliki fasilitas hiburan
seperti taman bermain, sambil menikmati suasana ruang publik dan juga
tersedia lapak jualan bagi para pedagang untuk mengembangkan bisnis
kuliner.
2. Merupakan kawasan yang memberikan fasilitas ruang publik pada area
outdoor dan konsep ruang terbuka pada bangunan sehingga terkesan
menyatu antara indoor dan outdoor.
3. Aksesnya mudah dan dekat dengan permukiman dan pusat kegiatan
masyarakat
4. Sirkulasi di dalam dan diluar dibuat terbuka, teratur dan terarah sehingga
dapat membuat para pengunjung baik yang menggunakan kendaraan
maupun yang berjalan kaki dapat mengakses lokasi, berbelanja dengan
nyaman, dan menikmati suasana ruang publik.
B. Pendekatan Perancangan Makro
1. Pendekatan Penentuan Lokasi
Tujuan analisa penentuan lokasi adalah untuk mendapatkan lokasi yang sesuai
dengan fungsi Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik, yang mewadahi aktivitas
perdagangan dan jasa.
Adapun kriteria dalam analisa penentuan lokasi antara lain :
a. Kesesuaian dengan zonasi Kota Kendari pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Kendari tahun 2010-2030
b. Kesesuaian dengan fungsi bangunan yang direncanakan, yaitu area yang
berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa
c. Aksesibilitas menuju lokasi kawasan seperti Tersedianya sarana transportasi
umum kota untuk memudahkan pencapaian
d. Lokasi yang tepat untuk pengembangan bisnis kuliner dan merupakan pusat
kegiatan masyarakat.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
48
e. Sarana utilitas kota
2. Pendekatan Penentuan Tapak/Site
Tujuan analisa penentuan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi site yang
sesuai dengan fungsi kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik kota.
Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan site/tapak adalah sebagai berikut :
a. Tapak/site yang cukup luas untuk memungkinkan pembangunan dengan
fasilitas ruang publik
b. Fasilitas penunjang yang terdapat disekitar tapak/site
c. Pencapaian site/tapak yang mudah dengan sirkulasi yang cukup lancar
d. Berdekatan dengan kawasan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat
e. Tempat yang berpotensi untuk para pedagang makanan dan minuman untuk
mengembangkan usaha kuliner
f. Memiliki view yang menarik.
3. Pendekatan Pengolahan Tapak/Site
Tujuan analisa pendekatan pengolahan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi
site yang sesuai dengan kawasan perdagangan dan jasa.
Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengolahan tapak/site, yaitu
a. Existing condition
Eksisting condition merupakan gambaran tentang kawasan atau kondisi tapak
yang sebenarnya baik lahan ataupun perumahan disekitar tapak tersebut.
b. Batasan tapak
Batasan tapak merupakan penjelasan tentang, batasan-batasan yang terdapat di
sekitar site yang meliputi sebelah utara, selatan, barat, dan timur.
c. Orientasi
Kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan bangunan yang bersifat
publik, dalam penataan orientasi bangunan ditinjau berdasarkan arah mata angin,
matahari, dan view.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
49
1) Arah angin
Arah angin merupakan elemen yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
penunjang penghawaan alami di dalam tapak, sehingga dapat disesuaikan dengan
perancangan dan penataan ruang dalam tapak.
2) Matahari
Matahari merupakan elemen yang memberikan pengaruh terhadap suhu dalam
tapak, dan juga pada pencahayaan alami dalam tapak. Dengan itensitas matahari
yang cukup maka kenyaman thermal dan visual dapat teratasi dengan baik, salah
satu solusi untuk mengurangi panas matahari dalam ruang bangunan adalah
dengan membuat sunscreen pada bangunan yang dapat diaplikasikan dalam
bentuk design yang menarik, dan memberikan tanaman peneduh atau bangunan
semi permanen pada ruang luar bangunan.
3) View
Sudut pandang dari kawasan pusat kuliner ini sebaiknya dapat menarik para
pengunjung untuk memasuki area tersebut. Selain itu, dengan design fasad dan
lansekap yang menarik dapat membuat masyarakat tertarik untuk berada di area
tersebut. Untuk para pengunjung yang berada dalam bangunan dengan konsep
ruang terbuka dapat memberikan suasana yang menyatu dengan ruang luar
sehingga memberikan perasaan lapang terhadap kawasan.
d. Pencapaian ke Dalam Tapak
Pencapaian ke dalam tapak pada dasarnya terbagi dua macam yaitu, main
entrance dan side entrance, kedua hal tersebut didasarkan atas pertimbangan
terhadap:
1) Kepadatan lalu lintas
2) Kemudahan dalam pencapaian
3) Pola sirkulasi
4) Pertimbangan arah arus masyarakat terbesar dilihat dari sirkulasi pada tapak
Sesuai dengan arah pencapaian utama, maka orientasi bangunan adalah pada jalan
utama, dengan pertimbangan pencapaian menuju jalan utama paling mudah.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
50
a) Pencapaian utama main entrance
Persyaratan pencapaian utama, antara lain :
(1) Kemungkinan arah pengunjung terbesar
(2) Mempunyai titik tangkap yang jelas
(3) Mudah dicapai dari segala arah
Kriteria pencapaian utama adalah :
(a) Mempunyai titik tangkap yang jelas
(b) Mudah dicapai dan tidak menggangu arus lalu lintas
(c) Aman bagi pemakai
b) Pencapaian samping side entrance sebagai jalan para pengelola, dan
kendaraan yang membawa barang-barang keperluan.
Kriteria pencapaian samping adalah :
(1) Tidak menimbulkan kemacetan
(2) Aman dan mudah dalam pengontrolan
(3) Agak terlindung
Penempatan Main Entrance pintu masuk ataupun pintu keluar dengan
memperhatikan jarak pisah antara pedestrian ( boulevard) untuk memudahkan
pencapaian kendaraan dari arah yang berlawanan dengan tapak.
e. Kebisingan
Kebisingan pada tapak disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebisingan akibat
arus lalu lintas kendaraan dan kebisingan akibat aktivitas di sekitar tapak.
Untuk mereduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu lintas kendaraan, maka
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak
menghalangi view ke dalam dan ke luar bangunan.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
51
(2) Penambahan elemen air pada bagian tapak yang berdekatan dengan
kebisingan.
(3) Perletakkan bangunan dengan memberikan jarak antara bangunan dengan
sumber kebisingan.
Sedangkan untuk mengatasi kebisingan dari dalam tapak agar tidak menggangu
aktivitas lain di luar tapak dapat dilakukan dengan penataan lanskape dan
penggunaan material peredam bising pada bangunan.
f. Sirkulasi Dalam Tapak
Sirkulasi di dalam tapak menjadi pertimbangan dalam perancangan. Selain
sebagai bagian penting dalam mendesign jalur, arah, dan kenyamanan dalam
aktivitas di dalam bangunan, tetapi juga untuk memperlancar proses jual beli di
dalam kawasan pusat kuliner. Pengaturan sirkulasi dalam tapak memiliki beberapa
pola konfigurasi jalur yang dapat digunakan dalam perencanaan kawasan Pusat
Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.
Pola sirkulasi konfigurasi jalur terdiri dari :
1. Linear
Gambar IV.1 Konfigurasi Jalur Linear (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.2 Konfigurasi Jalur Linear Pada Denah
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
52
Karakter :
a) Bersifat dinamis
b) Pola sirkulasi yang umum digunakan
c) Menjadi unsur perorganisir deretan ruang/fungsi
d) Kaku
2. Radial
Gambar IV.3 Konfigurasi Jalur Radial
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.4 Konfigurasi Jalur Radial Pada Bangunan
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linear yang memanjang dari atau
berakhir di sebuah titik pusat bersama. Pola ini sering digunakan pada bangunan
monumental.
3. Spiral
Pola sirkulasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus, yang berasal dari titik
pusat, bergerak melingkar dan semakin lama semakin menjauh.
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
53
Gambar IV.5 Konfigurasi Jalur Spiral
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.6 Konfigurasi Jalur Spiral Pada Candi
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
4. Grid
Sebuah konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada
interval-interval reguler dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang.
Gambar IV.7 Konfigurasi Jalur Grid
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
54
Gambar IV.8 Konfigurasi Jalur Grid Pada Bangunan Rumah Sakit
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
5. Jaringan
Sebuah konfigurasi jaringan terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik
yang terbentuk di dalam ruang.
Gambar IV.9 Konfigurasi Jalur Jaringan
(Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
6. Komposit
Pola sirkulasi komposit merupakan penggabungan antara beberapa pola sirkulasi
di atas. Pola ini sering digunakan pada bagian-bagian bangunan yang penting, hal
ini bertujuan agar memberikan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristrahat dan
melakukan orientasi ulang.
Sistem sirkulasi pada tapak didasarkan pada tapak didasarkan atas pertimbangan:
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
55
a) Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site
b) Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju ke dalam bangunan
c) Perletakan main entrance, side entrance dan service entrance.
d) Kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan sirkulasi
e) Pencapaian beberapa fungsi yang ada dalam bangunan
f) Karakter dan kondisi lingkungan
Sirkulasi pada tapak dibagi tuga bagian, dengan dasar pertimbangan yakni:
(1) Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan :
(a) Menghindari persilangan (crosing) antara sirkulasi kendaraan dan manusia
(b) Pencapaian dari dan ke tempat parkir mudah dan lancar
(c) Luasan sirkulasi kendaraan yang memenuhi standar agar mendukung
kelancaran pergerakkan kendaraan.
(2) Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia didasarkan atas pertimbangan :
(a) Mempunyai luasan yang cukup dan pembagian sirkulasi yang merata
(b) Sirkulasi yang memberikan suasana lega, aman dan mempunyai arah yang
tegas ke setiap area dalam tapak
(c) Tidak terjadi persilangan dengan kelompok sirkulasi yang lain.
(3) Sirkulasi kendaraan service
(a) Kelancaran arus keluar masuk barang
(b) Posisi area bongkar muat yang strategis
(c) Terpisah dari jalur pengunjung
Jenis-jenis sirkulasi digolongkan dalam dua macam jenis dasar, yaitu:
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
56
1) Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal merupakan sirkulasi yang arah pergerakannya pada satu area
secara horizontal, seperti sebuah jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai di
dalam bangunan. Sirkulasi horizontal dalam bangunan hanya boleh mencapai
presentasi kemiringan tidak boleh lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi
jenis sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan konveyor.
2) Sirkulasi Vertikal
a. Tangga
Tangga merupakan salah satu jalur penghubung atau vertical line dari suatu
bangunan berlantai banyak. Penggunaan tangga sebagai penghubung lantai ke
lantai dianggap tidak efektif tidak lebih dari 3 lantai, oleh karena itu pada
bangunan berlantai banyak umumnya tangga diletakkan berdekatan dengan lift
(elevator).
b. Ramp
Ramp merupakan salah satu alat transportasi vertikal berupa tanjakan/turunan
pada kemiringan tertentu. Ramp ini biasanya digunakan sebagai jalur khusus
untuk penyandang cacat dan untuk sirkulasi kendaraan di basement.
Pendekatan pencapaian untuk memperoleh arahan penentuan pintu masuk dan
keluar. Segi pencapaian ini disamping dipengrauhi oleh letak zone penerima, juga
dipengaruhi oleh letak zone penerima, juga dipengaruhi kesan yang ingin
disampaikan oleh bangunan terutama dari segi kemudahan, view atau tingkat
aktivitas.
1) Main Entrance
Pencapaian umum bagi para pengunjung yang difungsikan sebagai jalan masuk
dari luar ke dalam tapak.
Persyaratan main entrance adalah :
-
ACUAN PERANCANGAN
PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI By : ANNISA FITRI PRATIWI
57
a) Kemungkinan arah masuk terbesar
b) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan
c) Kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya
d) Berpotensi menarik pengunjung
2) Side Entrance
Side entrance merupakan alternatif pencapaian begi pengunjung yang difungsikan
sebagai jalan dari dalam keluar site.
Penentuan side entrance dipertimbangkan agar :
a) Kejelasan dan kemudahan arus masuk dan keluar
b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site
c) Memudahkan pengawasan (Segi keamanan)
3) Service Entrance
Merupakan alternatif pencapaian bagi sirkulasi kegiatan servis, seperti kegiatan
servis, sepeti kegiatan pelay