Download - A11 SK2 MUSKULO

Transcript
Page 1: A11 SK2 MUSKULO

SKENARIO 2SULIT BERJALAN

Kelompok A-11 :

Ketua : Ivan Prayoga (1102014135)

Sekretaris : Erina Febriani W. (1102014085)

Anggota : Asep Aulia Rachman (1102014041)

Desi Tahari (1102014068)

Dira A.N. (1102014077)

Farhan Fauzan (1102014093)

Firdausina Ardian Vega (1102014102)

Hanna Kumari Dharaindas (1102014120)

Ilenia L.H. (1102014126)

FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS YARSI2014-2015

Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510Telp. 62 21- 4244574 Fax. 62 21- 4244574

1

Page 2: A11 SK2 MUSKULO

SKENARIO 2

SULIT BERJALAN

Seorang laki-laki atlet sprinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan sulit berjalan dan nyeri sekali dipergelangan kaki kanannya sejak 1 jam yang lalu.

2

Page 3: A11 SK2 MUSKULO

HIPOTESA

Ruptur Tendo Achilles disebabkan oleh trauma, aktivitas yang berat dan faktor umur, gejala dapat diketahui dari anamnesis yang didapatkan sulit berjalan, nyeri dipergelangan kaki, ada bunyi “krek” dan pada pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri tekan, tes Simmonds (+) karena tidak didapati plantar fleksi. Pada pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiologi ditemukan rupture pada tendon ditungkai bawah. Ruptur tendon Achilles ini dapat mengganggu aktivitas dari M.gastoknemius, M.soleus, M.plantaris dan Articulatio Talocruralis. Penanganan awal pada kasus ini adalah mengompres dengan air dingin dan imobilisasi yang dilanjutkan dengan tindakan operasi atau pemasangan gips. Tendon Achilles dapat kembali normal dengan kemungkinan fungsi yang menurun. Rupture dapat dicegah dengan melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas berat, memberikan waktu istirahat saat beraktivitas berat, mengkonsumsi makanan yang mengandung potassium dan memberikan relaksasi pada otot.

3

Page 4: A11 SK2 MUSKULO

KATA SULIT

Tes Simmonds : Tes untuk mengetahui keadaan tendon Achilles Plantar Fleksi : Gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang

membentuk sendi pada telapak kaki Nyeri : Terasa sakit seperti ditusuk jarum atau seperti dijepit

pada bagian tubuh

PERTANYAAN

1. Apa diagnosa pada skenario ini?2. Mengapa keluhan muncul pada pasien saat berlari cepat?3. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus ini?4. Apakah pemeriksaan penunjang dibutuhkan? Jika iya, apa sajakah

pemeriksaan penunjangnya?5. Apa saja faktor yang menyebabkan diagnosis ini?6. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri?7. Apa yang menyebabkan bunyi “krek”?8. Apa penanganan pertama pada kasus ini sebelum dibawa ke Rumah Sakit?9. Mengapa pada tes Simmonds tidak didapati plantar fleksi kanan?10. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?11. Apa pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi kasus seperti ini?12. Apa saja bagian dari ekskremitas bawah yang terpengaruhi pada kasus ini?13. Jika tendon putus, apakah tendon bisa pulih kembali dan berfungsi seperti saat

keadaan normal?

JAWABAN1. Ruptur tendon Achilles, karena pada anamnesis ditemukan sulit berjalan, nyeri

dipergelangan kaki, ada bunyi “krek”. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri tekan, tes Simmonds (+) karena tidak didapati plantar fleksi. Pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiologi ditemukan rupture pada tendon ditungkai bawah.

2. Karena saat berlari tekanan yang diberikan pada pergelangan kaki lebih besar dibanding saat berjalan

3. Lokomotor, inspeksi; ditemukannya bengkak kemerahan dan palpasi didapatkan nyeri dan bunyi “krek”

4. Radiologi5. Faktor umur, trauma, aktivitas yang berat6. Nyeri dapat terjadi karna pergesekan tulang7. Karena gesekan tulang akibat tendon yang putus8. Hilangkan rasa nyeri seperti kompres dengan air dingin, imobilisasi9. Karena terdapat rupture pada tendon Achilles10. Operasi penyambungan tendon, pemasangan bootorthotis dan fisioterapi11. Melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas berat, memberikan waktu

istirahat saat beraktivitas berat, mengkonsumsi makanan yang mengandung potassium dan memberikan relaksasi pada otot.

12. M. gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris dan Articulatio Talocruralis13. Tendon dapat pulih tetapi fungsi dari tendon berkurang

4

Page 5: A11 SK2 MUSKULO

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ekskremitas Bawah dan Tendo Achilles1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi

2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding2.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana2.8 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi 2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis

5

Page 6: A11 SK2 MUSKULO

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ekskremitas Bawah dan Tendo Achilles1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis

Tendo Achilles atau Tendo Calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tumit, yang melekatkan musculus triceps surae pada tuber calcanei; disebut juga t. Achillis atau Achilles tendon. Tendon Achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada badan manusia. Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.

Dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh, tendo Achilles memiliki suplai darah yang relatif sedikit. Darah dipasok ke Achilles tendo oleh dua arteri yaitu A. Tibialis posterior yang mensuplai darah pada bagian proksimal dan distal. A. Peroneus pada bagian medial dari tendo. Vaskularisasi terlemah pada sambungan Achilles - tumit dan suplai darah yang paling lemah pada titik sekitar 2-6 cm di atas sambungan tendo Achilles - tumit tulang.

Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.

1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis

Tendon Achilles tersusun atas > 95% serat kolagen dan < 5% serat elastin yang merupakan jaringan ikat padat. Tendon terdiri dari struktur yang berlapis, bersifat lentur dan kuat. Komponen terkecil di dalam struktur tendon adalah kolagen fibril atau tenosite. Tenosite akan dilapisi oleh serat kolagen. Beberapa serat kolagen terikat bersama dan membentuk lapisan berikutnya dalam tendon yaitu fasikel.

Endotenon melingkari fasikel untuk menstabilkan dan mengikat mereka bersama-sama dalam tendon Achilles. Endotenon tersebut kemudian diikat bersama oleh lapisan akhir dari tendon, yang disebut peritenon. Epitenon adalah lapisan interior,

6

Page 7: A11 SK2 MUSKULO

paling dekat dengan endotenon yang berisi pembuluh darah, limfatik, dan suplai saraf. Selanjutnya adalah mesotenon yang diisi dengan cairan pelumas yang memungkinkan Achilles tendon untuk bergerak ketika gastrocenemius dan otot soleus di betis kontraksi.

1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi

7

Page 8: A11 SK2 MUSKULO

a) Articulatio cinguli pelvici

Gelang panggul dibentuk oleh os. Coxae (ilium, ischium, dan pubis) dan os. Sacrum. Os. Ilium dan pubis pada mulanya terpisah satu dengan lainnya, kemudia bersatu membentuk suatu sendi disebut sinostosis. Gelang panggul ini merupakan penghantar tekanan atau berat batang badan ke tungkai. Gelang panggul ini terdiri dari:

Articulatio sacro – iliacaTulang: Fascies auricularis sacri dan fascies auricularis ileiJenis sendi: Ampiarthrosis

Symphysis pubicaTulang: antara tulang pubis kedua sisiJenis sendi: Synchondrosis

b) Articulationes inferioris liberi

Articulatio coxaeTulang: antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi: Enarthrosis spheroidea

Gerak sendi:o Fleksi: M. iliopsoas, M. pectineus, M. rectus femoris, M. addcutor longus,

M.adductor brevis, M. adductor magnus pars anterior tensor fascia latao Ekstensi: M. gluteus maximus, M.semitendinosus, M. semimembranosus,

M.biceps femoris caput longum, M. adductor magnus pars posterioro Abduksi: M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. piriformis, M. sartorius,

M. tensor fasciae latao Adduksi: M. adductor magnus, M. adductor longus, M. addcutor brevis, M.

gracilis, M. pectineus, M. obturator externus, M. quadratus femoriso Rotasi medialis: M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. tensor fasciae

latae, M. adductor magnus (pars posterior)o Rotasi lateralis: M. piriformis, M. obturator internus, Mm. Gamelli, M.

obturator externus, M. quadratus femoris, M. gluteus maximus, dan Mm. Adductores

Articulatio genus, merupakan campuran articulatio patella femoralis dan articulatio tibio femoralis, serta articulatio tibiofibularis.

c) Articulatio tibiofibularisTulang: Fascies articularis fibularis tibiae dengan fascies articularis cpitis fibulaeJenis sendi: Diarthrosis untuk proksimalis dan distalis syndesmosis untuk batang tibia dan fibulaGerak sendi: Geseran ke atas dan ke bawah

d) Articulatio talocruralisTulang : antara trochlea tali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli ossa cruris

8

Page 9: A11 SK2 MUSKULO

Jenis sendi: GynglimusGerak sendi:

- Fleksi dorsalis: M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. peroneus tertius, dan M. extensor hallucis longus

- Fleksi plantar: M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. fleksor hallucis longus, M. peroneus longus dan brevis, M. tibialis posterior

e) Articulatio pedis- Arcus longitudinalis pedis pars lateralis yang dibentuk oleh os.

Calcaneus, os. Talus, os. Cuboideum, dan dua ossa metatarsi lateralis- Arcus longitudinalis pedis pars medialis yang dibentuk oleh os.

Calcaneus, os. Talus, os. Naiculare, os. Cuneiforme, dan tiga metatarsi yang medialis.

- Arcus transversalispedis yang dibentuk oleh ossa cuneiforme I, II, III dan os. Cuboideum

Articulatio subtalaris (talocalcanea)Tulang: os. Talus dan os. CalcaneusJenis sendi: GlidingGerak sendi: Geser

Articulatio talocalcaneonavicularisTulang: Os. Talus, os. Calcaneus, dan os. CuboideumJenis sendi: GlidingGerak sendi: Geser dan rotasi

Articulatio calcaneocuboideaTulang: os. Clacaneus dan os. CuboideumJenis sendi: PlanaGerak sendi: Geser dan sedikit rotasi

Articulationes tarsometatarsalesTulang: ossa tarsi dan ossa metatarsiJenis sendi: Plana

Articulationes metatarsopholangealesTulang: ossa metatarsi dan ossa phalangealsJenis sendi: Condyloidea / ellipsoideaGerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi

Articulationes interphalangeales pedisTulang: antara phlangealesJenis sendi: GinglymusGerak sendi: Fleksi dan ekstensi

9

Page 10: A11 SK2 MUSKULO

2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendon Achilles

2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles

Rupture Tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon jaringanpenyambung yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal.

Ada 4 klasifikasi ruptur Tendon achilles yaitu:1. Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati

dengan manajemen konservatif2. Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama

dengan 3 cm, biasanya diobati dengan akhir-akhir anastomosis3. Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm4. Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm (pecah diabaikan)

Tipe Robekan Ligamen :a. Robekan pada ligamen lateral

- Robekan ligamen totalTrauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligamen lateral. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres pada pergelangan kaki. Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau operatif.

- Robekan ligamen parsial (strain)Diagnosis strain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan foto stres tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban elastis atau pemasangan gips dibawah lutut.

b. Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid)Robekan terjadi karena adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama dengan lepasnya fragmen kecil pada robekan ligamen lateral. Pengobatan seperti robekan ligamen lateral.

2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes2. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga

badminton, tenis, basket dan sepak bola3. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis4. Obesitas5. Relatif pada usia tua (30-50 thn)6. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya7. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan

kejadianruptur. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.

8. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas9. Nyeri lokal, bengkak di kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi

penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.

10

Page 11: A11 SK2 MUSKULO

Rupture tendo Achilles dapat terjadi ketika gaya yang diterima tendon lebih besar melebihi kemampuan dari beban tendon. Rupture tendo Achilles dapat terjadi saat hal-hal berikut terjadi secara bersamaan:

1. Telapak kaki berada dalam keadaan dorso fleksi (posisi kaki seperti berjalan bertumpu dengan tumit)

2. Kaki bagian bawah/ lower leg (lutut hingga pergelangan kaki) dalam posisi ekstensi

3. Otot betis berkontraksi secara tiba-tibaMengakibatkan terjadinya gaya yang berlawanan, dimana otot betis menarik tendon Achilles, dan posisi dorso fleksi juga menarik tendo Achilles. Jika beban yang diterima tendon terlalu berat maka dapat terjadi rupture tendo Achilles.

2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Ruptur Tendon Achilles

975 (93,4%) pasien yang mengalami Ruptur Tendon Achilles, insidens rata-rata kejadian adalah 75 kasus Ruptur Tendon Achilles per tahun. Perbadingan rasio terjadinya rupture pada laki-laki dan wanita adalah 3:1. Rata-rata umur terjadinya rupture adalah 48 tahun. Pasien yang mengalami rupture karena olahraga, lebih muda dibandingkan pasien yang terkena rupture bukan karna olahraga. Olahraga tersering yang dapat menyebabkan cedera adalah rugby, sepak bola dan olahraga racquet. Penyakit komorbid seperti penyakit kardiovaskular, penggunaan steroid dan diabetes juga dapat menyebabkan rupture.

2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendon Achilles

Biasanya mekanisme terjadinya cedera dikarenakan oleh kontraksi berlebihan pada otot gastrocsoleus. Hal ini terjadi secara tiba – tiba, gerakan dorsofleksi yang berlebihan akan membuat kontraksi otot gastrocsoleus secara berlebihan pula. Sobekan tendon biasanya terjadi 3 – 6 cm dari proksimal ke arah insersio di tendon Achilles, pada bagian yang rendah akan suplai darah. Biasanya terjadi pada usia 30 – 50 tahun. Olahraga yang paling sering menyebabkan ruptur tendon Achilles adalah basket, racket sports, sepak bola, dan softball.

2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Ruptur Tendon Achilles

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 3-5 cm di atas tulang tumit. Daerah ini paling sedikit menerima suplai darah.

Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

Terlihat depresi di tendon, 3-5 cm diatas tulang tumit Tumit tidak bisa digerakan turun naik  Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas

tulang tumit Biasanya snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan

kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki. Nyeri bisa berat, nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan

11

Page 12: A11 SK2 MUSKULO

kegiatan khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon. 

Nyeri lokal bengkak sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan dan kekuatan plantarflexion lemah

2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosisPemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan Pasien Dengan Rasa Sakit Pada Daerah Tendo Achilles: Pengamatan – tengkurap. Amati pembengkakan, penebalan pada tendo otot betis

melemah (mengecil) Gerakan pasif – plantarfleksi. Biasanya menyakitkan jika ada kelainan pada

bagian belakang tendo (posterior impingement). Tambahan penekanan dapat dilakukan.

Gerakan pasif – sendi subtalar (subtalar joint). Gerakan tertahan pada sendi subtalar adalah penyebab potensial dari rasa sakit pada tendo Achilles dan juga turut mengakibatkan kelainan pada biomekanik.

Gerakan pasif – peregangan otot (gastrocnemius). Dilakukan dengan berdiri dan memanfaatkan berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit tetap di atas permukaan tanah. Kaki tetap di posisi netral dengan tempurung lutut sejajar dengan tulang telapak kaki. Bandingkan peregangan pada kedua sisi.

Gerakan pasif – peregangan otot (soleus). Dilakukan dengan cara pasien berdiri tegak dengan lutut dilenturkan. Pastikan kaki dalam posisi normal.

Pengujian secara fungsional. Dapat digunakan untuk menimbulkan rasa sakit kembali jika memang dibutuhkan. Pengujian meliputi mengangkat lutut secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri, melompat, menjatuhkan tumit secara tiba-tiba dan menerjang.

Palpasi (pijatan)– tiarap. Pijat tendo dan para tendo selama pergerakan tendo untuk menentukan bagian mana yang tergabung. Pijat bagian gastrocnemius, soleus (telapak kaki) dan bursa retrocalcaneal.

Tes khusus – tes Thompson untuk putusnya tendo Achilles. Tes dilakukan dengan meremas bagian tengah otot betis. Hasil tes positif jika tidak terjadi plantarfleksi pada kaki. (a)Robek Sebagian(b) Robek Total

Thompson test (Simmonds)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Caramelakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggirtempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexiplantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon Achilles.

12

Page 13: A11 SK2 MUSKULO

Tes sphygmomanometer / Copeland Test

Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.

Test jarum (Obrien’s Test)

Posisi pasien tengkurap, kemuadian sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalamsubstansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal/ plantar fleksi, bagian dari tendon distal jarum.

Pemeriksaan Penunjang:

RadiologiUntuk mengevaluasi struktur tulang jika bukti dari patah tuberositas calcaneal dan avulsion Achilles tendon, radiografi biasanya menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik  cedera. Ini sangat tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar X-ray diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbenda padat, misalnya kalsium dalam tulang dan jaringan kurang padat (misalnya otot) ketika sinar tersebut melewati jaringan dan terekam dalam film. Sinar-X umumnya mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang. Radiografi memiliki sedikit peran dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan luka lain seperti patah tulang calcaneal.

Pasien ini menderita Ruptur Tendo Achilles Normal Tendo Achilles (panah putih).

MRI (Magnetic Resonance Imaging)MRI dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap dari degenerasi tendon

13

Page 14: A11 SK2 MUSKULO

Achilles dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton ini kembali mereka memancarkan gelombang radio sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer 3D untuk membuat gambar penampang tajam dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.

Diagnosis Banding

1. Ruptur tendon AchillesYaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Tendo calcaneal bursitisBursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

3. Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

4. Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

2.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Ruptur Tendon Achilles

Pertolongan pertamaPenanganan pada semua tendon yang putus mengikuti standar RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) dilakukan sebelum mendapatkan tindakan medis. Cara terbaik adalah untuk cedera pada sendi, otot menarik, keseleo ligamen dan cedera jaringan lunak dalam tubuh karena ada banyak rasa sakit langsung di luka tersebut.

a. Istirahatkan ekstremitas yang sedang sakit.b. Aplikasikan es ke daerah yang terkena

- Terapkan es dalam kantung plastik dibungkus dengan handuk atau dengan kompres dingin.

- Jangan menerapkan es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut jika dibiarkan selama jangka waktu lama.

c. Kompresi daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan - Terapkan kompresi untuk membungkus daerah yang terkena dengan

perban.

14

Page 15: A11 SK2 MUSKULO

- Pastikan bahwa perban tidak mengganggu aliran darah ke daerah yang bersangkutan.

d. Elevation, tinggikan ekstremitas yg cedera lebih tinggi dari pada jantung untuk meminimalkan pembengkakan (meninggikan tungkai bawah sewaktu tidur).

Target pengobatan RICE : Mengurangi rasa sakit Melemaskan kejang atau kram pada otot Mengurangi peradangan ke daerah-daerah yang terluka Meringankan kerusakan pada jaringan dan pembengkakan

Rest (istirahat) : Nyeri pada daerah luka adalah badan sinyal Anda untuk membatasi gerak dari bagian yang cedera. Hal pertama yang harus dilakukan adalah untuk memastikan bahwa Achilles tendon dan daerah kaki diberikan istirahat total dengan sedikit atau tanpa gerak. Semakin banyak otot yang stres ditarik, lebih lanjut adalah kerusakan yang disebabkan.Ice: Paket es atau blok es ditutupi handuk atau sepotong kain harus diberikan selanjutnya. Paket es harus mencakup seluruh luasnya cedera, ini membantu dalam mengurangi pembengkakan. Ada paket pendingin yang juga tersedia di pasar dan itu pasti yang pertama barang bantuan yang baik untuk membeli. Ini melindungi kulit dari frosting.Compression (kompres): Es pack harus benar-benar menutupi bagian yang cedera yang harus lebih dikompresi dengan perban untuk membantu mengurangi pembengkakan. Pastikan bahwa suplai darah tidak terputus. Harus ada sekali tidak ada kesemutan atau nyeri akibat kompresi.Elevation: Pastikan kaki dinaikkan di atas bantal sehingga tingkat tubuh bagian terluka harus di atas tingkat jantung. Hal ini akan mengurangi suplai darah ke bagian yang cedera tapi tidak memotong sepenuhnya.

Nonsurgical Treatment/KonvensionalPada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler diatas lutut selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi pada lutut dan plantarfleksi pada pergelangan kaki dengan sudut 30-40o . Metode ini biasanya untuk menghindari resiko karena operasi seperti infeksi.

Surgery TreatmentTindakan ini biasanya dilakukan pada pasien dengan ruptur tendon achilles total. Pada robekan yang lama juga dilakukan penjahitan tendo dengan mempergunakan teknik Lindholm. Pasca operasi dilakukan fisioterapi dan memakai sepatu yang tumitnya ditinggikan selama beberapa bulan. Olahraga berat tidak boleh dilakukan selama 6 bulan.

Pencegahan:Ruptur tendon Achilles mungkin sulit dicegah, tetapi bisa dilakukan beberapa cara untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan ini, misalnya:

Tingkatkan latihan fisik secara bertahap, baik durasi maupun intensitas latihan.

15

Page 16: A11 SK2 MUSKULO

Hindari aktivitas yang memberikan stress berlebih pada tendon, misalnya berlari pada jalan yang menanjak atau menaiki bukit.

Pemanasan sangat penting sebelum melakukan olahraga Jika mulai terasa nyeri saat sedang melakukan olahraga tertentu, maka

sebaiknya berhenti dan beristirahat. Pilihlah sesatu dengan cermat. Sepatu yang digunakan saat berolahraga harus

memiliki bantalan yang baik untuk menyokong tumit kaki dan menjadi penyokong lengkung kaki yang kuat untuk mengurangi tekanan pada tendo Achilles. Lakukan peregangan setiap hari untuk meregangkan otot betis dan tendon Achilles, yaitu setiap pagi hari, sebelum berolahraga, dan setelah berolahraga.

2.8 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Ruptur Tendon Achilles

Apapun pengobatannya, ada kemungkinan bahwa tendon Achilles tidak akan sembuh sepenuhnya, dan perawatan lebih lanjut seperti pembedahan mungkin diperlukan.

Komplikasi operasi : ini biasanya komplikasi kecil seperti infeksi luka atau sensasi dekat lokasi operasi. Sekitar 4 dari 100 orang mendapatkan infeksi luka setelah operasi perbaikan tendon achilles.

Tendon bisa meninggalkan bekas luka atau mungkin menjadi lebih pendek selama proses penyembuhan.

Ada juga kemungkinan bahwa tendon bisa mendapatkan robek lagi nanti .Menurut beberapa penelitian, risiko pecah kembali adalah sekitar 4 dalam 100  pengobatan bedah dan sekitar 12 dalam 100 pengobatan konservatif

2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles Mayoritas penderita ruptur tendon Achilles dapat kembali normal baik

dengan operasi maupun tanpa operasi. Banyak penelitian mengindikasikan hasil yang lebih baik dengan operasi,

terlebih pada pasien muda. Atlet biasanya butuh waktu 4 – 6 bulan. Dengan motivasi dan terapi fisik,

atlet dapat lebih cepat dalam penyembuhan (3 bulan pasca cedera).

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: A11 SK2 MUSKULO

- American Orthopaedic Foot and Ankle Society - (http://www.aofas.org/footcaremd/treatments/Pages/Achilles-Tendon-Rupture-Surgery.aspx) (diakses September 2015)

- Dorland, W. A. Newman (2011). “Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28”. EGC: Jakarta

- Heyes,G., et al (2014). The Epidemiology of Tendo Achilles Rupture: A Regional Perspective. Ann Orthop Rheumatol 2(2): 1017. http://www.jscimedcentral.com/Orthopedics/orthopedics-2-1017.pdf, September 2015

- Grontvedt, T. http://www.humankinetics.com/excerpts/excerpts/achilles-tendon (diakses September 2015)

- Paulsen, F. and J. Waschke (2010). “Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 23”. Jilid 1. EGC: Jakarta

- Rasjad, C (2011). “Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi”. - Skinner, Harry B. and Patrick J. McMahon (2014). “Current Diagnosis &

Treatment Orthopedics Edisi 5 International Edition”. McGrawHill Education - Syamsir, H.M. (2015). “Kinesiologi”. Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi:

Jakarta- WebMD (2008). emedicinehealth experts for everyday emergencies.

http://www.emedicinehealth.com/achilles_tendon_rupture/page3_em.htm#achilles_tendon_rupture_symptoms__and_signs (diakses September 2015)

17


Top Related