BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
"Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan
Belik, kabupaten Pemalang".
B. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Di samping sebagai penerus keturunan keluarga juga berfungsi
sangat penting, diantaranya sebagai wadah pendidikan, keluarga merupakan tempat
pendidikan yang utama dan pertama. Disinilah pendidikan pertama dan utama
diperoleh oleh anak didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Darajat dalam
bukunya Peranan Agama dalam Kesehatan Mental bahwa: di antara unsur-unsur
terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari
adalah nilai-nilai agama yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga.(Zakiyah
Darajat, l995 : 90)
Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai agama, moral dan sosial. Apabila
dalam pengalaman di waktu kecil banyak didapat nilai-nilai agama maka
kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Dan sebaliknya jika nilai-
nilai yang diterimanya itu jauh dari agama maka unsur-unsur kepribadiannya akan
kurang baik.
Dari gambaran di atas jelaslah bahwa sangatlah besar peranan keluarga
untuk menyiapkan anak didik agar mereka mampu berdiri dan bertanggung jawab
di tengah masyarakat nantinya. Untuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola
kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam
keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah amanat dari Allah SWT
yang dianugrahkan kepada manusia agar dirawat dan dididik dengan baik,
sehingga terbentuk pribadi muslim yang taat kepada perintah agama.
Maka untuk itu anak harus diselamatkan dari keterbelakangan pendidikan
dan diusahakan dengan semaksimal mungkin untuk membentuk anak yang cerdas,
yang penuh dengan harapan dan mampu memahami ajaran-ajaran Allah,
kemudian mengamalkannya agar selamat hidupnya. Di dalam Al-Qur’an surat At
Tahrim ayat 6 Allah berfirman :
ن��ارا واهليكم انفس��كم ق��وا امن��وا ينذال�� ياايها والحجارة الناس وقودها
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu…
(QS : At-Tahrim : 6)
Dari firman Allah tersebut maka jelaslah bahwa Islam memiliki ajaran yang
mulia, menghendaki agar kaumnya selamat di dunia dan akhirat. Namun perlu
diketahui bahwa untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, hanya mereka yang
takwa dan mempunyai ketaatan yang tinggi dan mempunyai kepribadian muslim
yaitu mereka yang dalam gerak dan langkahnya selalu didasari dengan ajaran Islam.
Maka sudah selayaknya apabila di dalam lembaga pendidikan Islam baik formal
maupun nonformal selalu memasukkan pendidikan agama di dalam nya. Sebagai
mana pendapat Zakiah Daradjat : apabila Pendidikan agama haruslah dilakukan
secara intensif, supaya ilmu dan amal dapat dirasakan anak didik di sekolah
( Zakiyah Darajat, l995 : 71)
Dari definisi di atas menunjukkan kepada kita bahwa betapa pentingnya
peranan pendidikan agama Islam terutama di lingkungan keluarga. Dan lembaga
pendidikan hendaknya tempat yang baik bagi perkembangan kehidupan beragama
bagi anak didik.
Kebanyakan para orang tua dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
belum berdasarkan pada pola pendidikan yang bisa membawa keberhasilan anak
dalam belajar, sehingga hasil yang diperoleh anakpun kurang baik. Dalam
perjalanan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan usaha peningkatan prestasi
belajar perlu mendapat perhatian yang serius. Sekolah, rumah dan masyarakat
merupakan faktor yang mempunyai peranan penting dalam usaha keberhasilan
pendidikan, di samping ada faktor-faktor lain.
Faktor-faktor lain tersebut adalah :
1. Faktor yang datang dari individu, maksudnya adalah hal-hal yang datang dari
individu itu sendiri.
Misal : kondisi anak, keadaan fisiologis.
2. Faktor yang datang dari luar individu, maksudnya adalah hal-hal yang datang
dari luar individu.
Misal : keadaan sosial ekonomi, maksudnya adalah hal-hal yang datang dari
luar individu.
3. Faktor psikologis yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam
menerima pelajaran di kelas.
Misal : faktor kognitif, efektif dan psikomotor.
Faktor-faktor inilah yang juga banyak mempengaruhi dalam usaha
mencapai prestasi belajar, oleh sebab itu sedapat mungkin menjaga dan menjadikan
faktor-faktor tersebut menjadi hal yang bisa mendukung tercapainya tujuan
pendidikan, yaitu tercapainya prestasi belajar yang maksimal.
Namun dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk mewujudkan apa yang
menjadi harapan ibu, bahkan tidak jarang kita jumpai kegagalan dalam meraih
prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor baik dari dalam
diri siswa maupun dari luar diri siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan tersebut adalah pola
kepemimpinan orang tua yang tidak demokratis bahkan cenderung bersifat otoriter
dan liberal, sedangkan pola-pola tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Dalam Islam pendidikan banyak mengajarkan kedamaian dan penuh rasa demokrasi
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan sesama manusia terutama
dalam keluarga.
Orang tua sebagai pemimpin haruslah penuh perhatian akan keadaan anak
dan gejolak jiwa yang timbul pada diri anaknya. Bimbingan tertentu yang bisa
mengarahkan kepada kemajuan dan perbaikan dalam perkembangan anak perlu
diciptakan, karena bila sampai terjadi perbedaan dalam menentukan jalan usaha
akan berakibat tidak baik, kebijaksanaan dalam memimpin sangat diperlukan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas penulis mencoba dan tertarik
ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya serta ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara bimbingan orangtua tersebut dengan prestasi belajar yang yang
dicapai oleh anak didik, di samping faktor lain yang tak kalah menarik yaitu letak
sekolah yang pinggiran kota Pemalang dan siswanya berasal dari perkotaan dan
pedesaan. Dari gambaran ini sudah barang tentu terjadi adanya perbedaan orang tua
dalam menentukan bimbingan pada masing-masing anak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya.
2. Bagaimana prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam.
3. Bagaimana korelasi antara bimbingan orang tua dengan prestasi belajar bidang
studi Pendidikan Agama Islam.
D. Penegasan Istilah
1. Hubungan
Kata hubungan sama dengan istilah korelasi. Korelasi yang dimaksud di
sini adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui hubungan antara pola
kepemimpinan orang tua dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi
pendidikan agama Islam siswa kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan
Belik, kabupaten Pemalang..
2. Bimbingan Orang Tua
Pola kepemimpinan orang tua yang dimaksud di sini adalah suatu
bentuk tindakan dan arahan dari orang tua untuk mempengaruhi anaknya
sehingga anak mau menerima atau menolak atas tindakan dan arahan dari
orang tua tersebut.
3. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Prestasi belajar bidang studi agama Islam yang dimaksud di sini adalah
perolehan nilai yang dicapai oleh anak didik selama mengikuti program belajar
mengajar di sekolah yang dipimpin oleh guru dalam bidang studi Pendidikan
Agama Islam yang meliputi Aqidah Akhlaq, Al Qur’an Hadits, Fiqh, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
4. Siswa Kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten
Pemalang
Sasaran atau obyek penelitian untuk mengetahui pola-pola
kepemimpinan orang tua pada siswa kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif,
kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.
Berdasarkan penegasan istilah-istilah tersebut, maka yang dimaksud dengan
judul “Hubungan antara Bimbingan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Bidang
Studi PAI kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten
Pemalang” adalah suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara
pola atau bentuk kepemimpinan orang tua dalam rangka mengarahkan atau
membimbing anak dalam belajar khususnya dalam bidang studi yang meliputi
Akidah Akhlak, Al Qur’an Hadist, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa
Arab Kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik, pada
umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran
suatu maslah (Sutrisno Hadi, l985 : 3)
Sedang dalam penulisan Skripsi ini pada garis besarnya memiliki 3
tujuan, yaitu :
1. Untuk mengetahui bimbingan orang tua terhadap anak-ananya dalam belajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam
3. Untuk mengetahui korelasi antara bimbingan orang tua dengan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis : untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agama Islam
khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Secara praktis : untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang
studi PAI yang meliputi Akidah Akhlak. Al Qur’an Hadist,
Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
B. Landasan Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Untuk mengetahui pengertian dari prestasi belajar terlebih dahulu penulis
kemukakan pendapat tentang prestasi dan belajar. Prestasi adalah bukti dari
suatu keberhasilan yang telah dicapai (Winkel, 1989: 162). Sedangkan belajar
dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstan dan berbekas (Winkel, 2005: 59).
Dari pengertian belajar tersebut di atas dapat dipahami pada hakekatnya
pada proses belajar mengajar terdapat unsur-unsur:
1). Adanya aktivitas mental/psikis
2). Berlangsung secara aktif dengan lingkungan
3). Menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap
4). Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas.
Menyimak dari pengertian prestasi dan belajar yang telah penulis
kemukakan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa istilah prestasi
belajar ialah suatu keberhasilan yang telah dicapai yang berupa perubahan-
peubahan dalam hal kepribadiannya, pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dimana hasilnya dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka atau simbol-
simbol lainnya, yang hal ini dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh
setiap siswa dalam kurun waktu tertentu dalam studinya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dimiliki siswa merupakan cermin keberhasilan
siswa dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran merupakan proses belajar
mengajar dan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dicerminkan
kedalam suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan siswa, yang dinyatakan
dalam tingkah laku. Mengingat prestasi itu melalui proses pembelajaran maka
pada dasarnya yang mempengaruhi proses pembelajaran sama halnya dengan
yang mempengaruhi prestasi belajar. Sebagaimana diungkapkan oleh Slameto
(1995: 71) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:
1). Faktor Interna) Faktor Jasmaniah
- Faktor kesehatan dan cacat tubuhb) Faktor Psikologis
- Faktor intelegensi- Perhatian- Minat- Bakat- Motif- Kematangan- Kesiapan
2). Faktor Eksternala) Faktor Keluarga
- Cara orang tua mendidik - Relasi antara anggota keluarga - Suasana rumah - Keadaan ekonomi keluarga- Perhatian orang tua
- Latar belakang kebudayaanb) Faktor Sekolah
- Metode mengajar- Kurikulum- Relasi guru dengan siswa - Relasi siswa dengan siswa- Disiplin sekolah- Standar pelajaran di atas ukuran- Keadaan gedung- Metode belajar- Tugas rumah
c) Faktor Masyarakat- Keadaan siswa dalam masyarakat- Masa media- Teman bergaul- Bentuk pendidikan masyarakat
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1). Faktor Internal: faktor pribadi siswa
a. Faktor Jasmani
b. Faktor Psikologis
2). Faktor Eksternal: Faktor di luar siswa
a. Faktor Keluarga
b. Faktor Sekolah
c. Faktor Masyarakat
d. Faktor Situasional
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, terlebih dahulu penulis menelusuri
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan objek yang penulis ajukan, yakni
penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran agama Islam di beberapa
pondok pesantren
Oleh karena itu, terlebih dahulu akan mengemukakan beberapa penelitian
terdahulu untuk menghindari terjadinya duplikasi dalam penelitian.
Bambang, dalam penelitiannya berjudul " Studi korelasi antara prestasi
belajar PAI dengan pengamalan ibadah siswa, dalam kesimpulan akhirnya
menyatakan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara prestasi belajar PAI
dengan pengamalan ibadah siswa.
Rikun, dalam penelitiannya berjudul " Studi tentang Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di SMP Muhammadiyah Belik, Pemalang, dalam kesimpulan akhirnya
menyatakan bahwa para siswa memiliki antusiasisme yagn tinggi untuk mempelajari
ilmu-ilmu agama Islam.
Sholihin Salam dalam penelitiannya berjudul "Problematika Pembelajaran
agama Islam di MAN Pemalang" menyatakan bahwa problem yang mendasar bagi
para siswa-siswi MAN Pemalang dalam pembelajaran Agama Islam adalah karena
sangat minimnya kemampuan mereka dalam membaca dan menulis Arab.
D. Hipotesa
Hipotesa seperti yang kita ketahui dalam fasal tentang berfikir reflektif, adalah
dugaan yang mungkin benar mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika
salah satu palsu, akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya, penolakan dan
penerimaan hipotesa sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap
fakta-fakta yang dikumpulkan (Sutrisno Hadi, 1985 : 63)
Dalam hipotesa ini peneliti hendak menilai dari hasil penelitian dengan cara
membuktikan menerima atau menolak dari hipotesis yang telah ditemukan sebagai
berikut :
Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan Prestasi Belajar
anak dalam bidang studi PAI siswa kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan
Belik, kabupaten Pemalang. Karena hipotesa akan diuji dengan statistic, maka
hipotesa kerja diubah menjadi hipotesa nihil yang berbunyi tidak ada hubungan
yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan Prestasi Belajar anak dalam
bidang studi PAI siswa kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten
Pemalang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Sebelum menjelaskan tentang metode penelitian, terlebih dahulu
diberitahukan, bahwa penelitian ini berpusat di MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan
Belik, kabupaten Pemalang.
Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Alasannya karena pendekatan kuantitatif diarahkan pemaknaan
interpretasi. Kejelasan dan arti yang diberikan oleh manusia dari suatu kejadian,
subyek, obyek, orang lain dan situasi lingkungan.
Alasan lain dari penggunaan pendekatan ini adalah, pertama; menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua;
metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden. Ketiga; metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh terhadap pola-pola yang dihadapi.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik,
kabupaten Pemalang. Adapun desain dari penelitian ini adalah pada proses
pembelajaran yang meliputi kurikulum, metode, teknik evaluasi dan upaya-upaya
yang dilakukan untuk peningkatan kualitas sekolah.
C. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini yaitu seluruh pihak sekolah yang terdiri dari
kepala sekolah, guru, karyawan dan para siswa.
Dalam masalah ini penulis hanya mengutamakan beberapa metode yang
mempunyai hubungan dengan penelitian tersebut, diantaranya adalah :
1. Populasi Subyek
a. Populasi
Populasi adalah “Keseluruhan Subjek Penelitian” sedang Sutrisno
Hadi mengatakan “Semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel itu hendaknya digeneralisasikan, disebut populasi atau
universe. (Sutrisno Hadi, 1985 : 70).
Berdasarkan pendapat diatas populasi adalah seluruh individu atau
penduduk dalam wilayahpenelitian yang nantinya akan dikenai hasil
penelitian.
Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas II MTs
Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.
b. Sampel
Sutrisno Hadi berpendapat “sebagian dari populasi adisebut sampel,
sampel adalah sejumlah penduduk jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno
Hadi, 1978 : 221)
Populasi mengumpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian. Mengenai besar
kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat semakin besar
sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diambil makin baik.
Sehubungan dengan hal ini Suharsini Arikunto mengatakan untuk
sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau sesuai
kemampuan (Suharsini Arikunto, 1990 : 70 ) Untuk menghemat waktu dan
pikiran dan dana maka penulis menetapkan besarnya sampel kurang lebih
10% dari 448 siswa.
MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang kelas
II terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 448 siswa. Adapun
untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik Cluster Sampling,
maksudnya setiap individu dalam populasi kesempatan yang sama untuk
ditugaskan sebagai sample
( Suharsini Arikunto, 1990, 70 )
Pengambilan sampel secara random terhadap sejumlah populasi ini
adalah cara undian, dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan cara
membuat daftar atau kode dari semua objek peneliti yang kemudianditulis
dengan kertas kecil lalu digulung dan dimasukkan ke dalam kaleng
kemudian di keluarkan sesuai kebutuhan.
Dari sejumlah populasi yang ada yaitu 448 siswa penulis tetapkan
sampelnya yaitu 80 siswa atau sekitar 20%.
Tabel I.
Penyebaran Jumlah Sampel
No. Kelas Jumlah siswa Sebagai sampel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
II A
II B
II C
II D
II E
II F
II G
II H
II I
II J
45
45
45
44
45
44
45
45
45
45
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
Jumlah 448 90
c. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji 2 variabel, yaitu pola kepemimpinan orang tua
sebagai variabel pertama (X), prestasi belajar sebagai variabel
kedua (Y).
Asumsi yang melandasi penelitian ini bahwa pola kepemimpinan
orang dengan prestasi belajar bervariasi, dan diduga variabel pertama
berpengaruh terhadap variabel kedua.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang cukup, sesuai dengan pokok permasalahan,
dapat dipercaya, tepat dan benar maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa metode pengumpul data, dimana antara metode yang
satu dengan yang lain saling melengkapi. Metode-metode tersebut antara lain :
a. Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati
gejala-gejala pada subyek penelitian.
b. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab.
c. Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden.
Di dalam penggunaannya penulis disini menggunakan angket tertutup,
karena di dalam angket sudah disediakan jawaban-jawaban sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang telah tersedia.
3. Metode Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya data-data
tersebut ditabulasikan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan, baru
kemudian dibahas bersama dengan teori-teori yang ada dengan metode
pembahasan sebagai berikut :
a. Metode Analisis Kwalitatif
Metode analisis kwalitatif adalah menganalisa suatu data dengan
melalui kalimat yang teratur sehingga dimengerti maksud yang terkandung
di dalamnya
b. Metode Analisis Kwantitatif
Metode analisis kwantitatif adalah menganalisa semua data dengan
cara menghitung angka-angka dengan menggunakan metode statistic,
kemudian memberikan interpretasi berdasarkan tabel statistic tersebut.
Hasil penelitian berupa angka-angka yang telah dituangkan dalam tabel
dengan menggunakan Teknik Korelasi atau disebut Product moment sebagai
berikut :
rxy =
Keterangan:
XY = Koefisien korelasi X dan Y
N = Jumlah Responden
X = Variabel bebas ( pola kepemimpinan orang tua )
Y = Variabel terikat ( prestasi belajar)
rxy = Product dari x dan y
X2 = Jumlah kuadrat dari variabel bebas
Y2 = Jumlah kuadrat dari bariabel terikat (Sutrisno Hadi, 1991: 194).
D. Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan dan memahami isi skripsi ini, maka penulis membagi
dalam tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian awal diawali dengan halaman formalitas yang terdiri dari halaman judul,
halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata
pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
Bagian utama skripsi ini terdiri dari V (lima) bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab
II (Landasan Teori), Bab III (Gambaran Umum), Bab IV Penyajian dan Analisa Data,
dan Bab V (Penutup).
Bab I merupakan pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, penegasan
istilah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,
hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan landasan teori tentang pola kepemimpinan orang tua dan
prestasi belajar siswa, terdiri dari: Sub bab A yang menjelaskan tentang tugas dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan keagamaan anak. Sub bab B yang
menjelaskan tentang pengertian dan bentuk pola kepemimpinan orang tua. Sub bab C
menjelaskan tentang prestasi belajar siswa dan faktor–faktor pendukungnya.
Bab III berisi tentang Pengajaran Pendidikan Agama Islam pada MTs
Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang sub bab A menjelaskan
tentang Sejarah Perkembangan MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten
Pemalang, sub bab B menjelaskan tentang Metode dan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam, sub bab D menjelaskan tentang Sistem Evaluasi Pendidikan Agama
Islam.
Bab IV berisi Signifikansi Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam. Sub bab A yang berisi Penyajian data dan sub bab B yang
berisi Analisa data.
Bab V Penutup. Penulis menyimpulkan apa yang telah dibahas pada bab-bab
terdahulu di samping itu penulis juga memberikan saran–saran yang perlu dan kata
penutup.
Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar kepustakaan, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat hidup.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Penyajian Data
Orangtua mempunyai beban tanggung jawab dalam mendidik anak,
sebagaimana dalam hadits berikut ini :
ف��ابواه الفط��رة على يولد اال مول��ود من ما)الحديث( اويماجسانه يناصرانه او يهاودانه
Artinya : Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali atas dasar fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.
(Al-Hadits)
Apabila hadits di atas kita pahami dengan sungguh-sungguh, semua
orangtua pasti akan menyadari betapa berat tanggung jawab yang dipikulnya dalam
mendidik anak-anak mereka, orangtualah yang menjadikan seorang anak itu
menjadi muslim ataupun kafir.
Di zaman sekarang dimana arus informasi (dari yang paling bermanfaat
hingga yang paling merusak) tidak dapat lagi dibendung untuk memasuki rumah-
rumah-rumah kita, salah satyunya saringan yang dapat membentengi anak dari
pengeruh buruk dari dunia luar adalah kekuatan iman dan akhlak. Untuk itu
pendidikan agama sejak dini merupakan langkah yang tidak bias ditawar-tawar lagi.
Penghayatan nilai-nilai agama diperoleh melalui praktek menjalankan ibadah baik
yang mahdloh maupun ghairu maghdhah.
Penghargaan juga perlu diberikan kepada anak yang masih kecil atau yang
belum baligh yang rajin mengikuti ayahnya ke masjid untuk shalat berjamaah, atau
ikut shalat tarawih, dan puasa ramadhan. Sebaliknya bagi anak yang tidak mau
menjalankan shalat tarawih, puasa dan baca al-Qur'annya harus ditegur dan diberi
sangsi sesuai dengan perkembangan usianya.
B. Analisa Data
Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada tanggal 17
Agustus 2008 sampai dengan 17 Oktober 2008 di MTs Mamba'ul Ma'arif,
kecamatan Belik, kabupaten Pemalang, dapat dianalisa sebagai berikut :
Tabel 5Orangtua yang mengenalkan symbol-simbol agama
No Alternative Jawaban F Prosentase
1 a. lengkap mengenalkan
b. mengenalkan
c. tidak mengenalkan
50
8
6
78,125%
12,5%
9,375%
64 100%
(Sumber : hasil angket no.1)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang mengenalkan
symbol-simbol agama pada putra-putrinya sebagian besar menjawab mengenalkan
lengkap adalah 78,125 %; mengenalkan sebagian 12,5 %; tidak mengenalkan
9,75%.
Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang membiasakan membaca al Qur'an
setelah jama'ah shalat maghrib yang menjawab selalu membaca 89,062 %; kadang-
kadang 6,25%; tidak pernah 4,98%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya
membiasakan membaca al-Qur'an sehabis shalat maghrib shalat berjama'ah.
TABEL 8
ORANG TUA YANG SELALU MEMBIASAKAN
MENGUCAPKAN KALIMAT-KALIMAT THAYIBAH
No Alternative Jawaban F Prosentase
4. a. selalu membiasakan mengucapkan
b. kadang-kadang mengucapkan
c. tidak pernah
49
10
5
76,56%
15,625%
7,81%
64 100%
(Sumber: Hasil angket nomor 4)
Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang selalu mengucapkan kalimat
thayibah sebagian besar menjawab selalu membiasakan mengucapkan 76,56%;
kadang-kadang 15,6245%; tidak pernah 7,81%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya
wali/orang tua membiasakan mengucapkan kalimat-kalimat thayibah dalam
kehidupan sehari-hari.
TABEL 9
BAPAK IBU YANG MENGAJARKAN BACAAN SHALAT
No Alternative Jawaban F Prosentase
5 a. mengajarkan
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
53
7
4
82,8125%
10,9375%
6,25%
64 100%
(Sumber: Hasil angket nomor 5)
Berdasarkan tabel di atas, bapak ibu yang selalu mengajarkan bacaan shalat
pada anak-anak sebagian besar menjawab selalu mengajarkan 82,8125%; kadang-
kadang 10,9375%; tidak pernah 6,25%%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya
wali/orang tua membiasakan mengajarkan bacaan shalat pada anak-anak.
TABEL 10
ORANG TUA YANG MELATIH ANAK-ANAKNYA
MENJADI IMAM SHALAT
No Alternative Jawaban F Prosentase
6 a. melatih
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
55
6
3
85,9375%
9,375%
4,6875%
64 100%
(Sumber: Hasil angket nomor 6)
Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang melatih anak-anaknya menjadi
imam shalat sebagian besar menjawab selalu melatih 85,9375%; kadang-kadang
9,375%; tidak pernah 4,6875%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya wali/orang
melatih anak-anaknya menjadi imam shalat dalam kehidupan sehari-hari.
TABEL 11
BAPAK IBU YANG MEMBERI BIMBINGAN SHALAT
PADA PUTRA-PUTRINYA
No Alternative Jawaban F Prosentase
7 a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
52
8
4
81,25%
12,5%
6,25%
64 100%
(Sumber: Hasil angket nomor 7)
Berdasarkan tabel di atas, Bapak Ibu yang memberi bimbingan shalat pada
putra-putrinya sebagian besar menjawab selalu 81,25%; kadang-kadang 12,5%;
tidak pernah 6,25%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Bapak Ibu
memberi bimbingan shalat pada putra-putrinya dalam kehidupan sehari-hari.
TABEL 12
ORANG TUA MULAI MEMBIMBING SHALAT
PADA PUTRA-PUTRINYA
No Alternative Jawaban F Prosentase
8 a. sejak umur 7 tahun
b. sejak masuk SD
54
6
84,375%
3,75%
c. sejak masuk TK 4 6,25%
64 100%
(Sumber: Hasil angket nomor 8)
Berdasarkan tabel di atas, orang tua mulai membimbing shalat pada putra-
putrinya sebagian besar menjawab sejak umur 7 tahun 84,375%; sejak masuk SD
3,75%; sejak masuk TK 6,25%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Orang tua
mulai membimbing shalat pada putra-putrinya dalam kehidupan sehari-hari.