Download - 9.vina serevina fariza resti
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN
DOSEN :
Dr.Ir.Vina Serevina
Mahasiswa S2 :
Fariza Resti
7836130847
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal pokok yang mendukung kemajuan atau
kemunduran suatu bangsa. Apabila baik pendidikan suatu bangsa maka akan
berbanding lurus dengan kemjuan suatu negara tersebut. Suatu sistem yang dikenal
sebagai sistem yang umum dimana terdapat tiga pokok item yang ada pada suatu
sistem tersebut, yakni input, proses dan output.
Berbagai metode untuk mengetahui jenis kegagalan serta metode untuk
mengatasinya melalui program perbaikan, sudah diuraikan secara detail dalam buku
Pedoman program Perbaikan dan Pengayaan (Depdikbud, 1994). Dalam hal ini, guru
terlebih dahulu harus mengungkap apa sebenarnya yang menjadi penyebab faktor
kegagalan, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Guru
juga harus menawarkan berbagai alternatif kepada siswa agar dirinya dapat berhasil
dalam memperbaiki diri.
Dari hasil penilaian formatif maupun sumatif hendaklah dilaporkan agar dapat
bermanfaat untuk kepentingan pendidikan. Melalui laporan hasil penilaian semua
pihak yang berkepentingan dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan siswa,
sekaliigus dapat mengetahui keberhasilan pendidikan di sekolah, dan atas dasar itu
pula pihak yang berwenang dapat menentukan langkah dan upaya yang harus
dilakukan dalam meningkatkan proses dan hasil pendidikan. (Ruhaedi, Dedi. 2011)
Berdasarkan ulasan singkat diatas maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai tindak lanjut hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam makalah ini adalah permasalahan dalam pendidikan
yang terkait dengan tujuan, manfaat, dan fungsi dari penilaian yang selanjutnya akan
diurai dalam beberapa sub-pokok bahasan, diantaranya :
1. Bagaimanakah tindak lanjut hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian?
2. Permasalahan apa saja yang terjadi pada bidang pendidikan dalam tindak
lanjut hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian dan Solusi apa yang
ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tindak lanjut hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian.
2. Mengetahui permasalahan apa saja dalam tindak lanjut hasil penilaian dan
pelaporan hasil penilaian serta mencari solusi dari permasalahan tersebut.
3. Melengkapi tugas untuk mata kuliah evaluasi dalam pembelajaran fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Dalam hal penyelenggaraan program perbaikan, perihal bagaimana cara
menganalisis hasil ulangan sebagai salah satu langkah untuk mengetahui jenis
kegagalan, cara mengungkap latar belakang penyebab kegagalan disajikan pada buku
tentang Pedoman Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Depdikbud, 1994), meskipun masih
ada kelemahan yaitu baru sebatas untuk menyelidiki kegagalan secara umum dan
belum untuk mengetahui subkonsep mana saja yang gagal dikuasai siswa.
Berbagai metode untuk mengetahui jenis kegagalan serta metode untuk
mengatasinya melalui program perbaikan, sudah diuraikan secara detail dalam buku
Pedoman program Perbaikan dan Pengayaan (Depdikbud, 1994). Dalam hal ini, guru
terlebih dahulu harus mengungkap apa sebenarnya yang menjadi penyebab faktor
kegagalan, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Guru
juga harus menawarkan berbagai alternatif kepada siswa agar dirinya dapat berhasil
dalam memperbaiki diri.
Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. (dalam Popham,
1999).
a. Tindak lanjut oleh pendidik
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis
meliputi:
1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas
(belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan
kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas;
2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
b. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil
analisis meliputi:
1) Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik;
2) Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi
peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria kelulusan.
c. Tindak lanjut oleh pemerintah
Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah:
1) Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN;
2) Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
B. Pelaporan Hasil Penilaian
Dari hasil penilaian formatif maupun sumatif hendaklah dilaporkan agar dapat
bermanfaat untuk kepentingan pendidikan (Linn, R.L., dan Gronlund, N.E.1995).
Melalui laporan hasil penilaian semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui
kemampuan dan perkembangan siswa, sekaligus dapat mengetahui keberhasilan
pendidikan di sekolah, dan atas dasar itu pihak yang berwenang dapat menentukan
langkah dan upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan proses dan hasil
pendidikan.
Data hasil penilaian dilaporkan pada semua staf sekolah, yaitu kepala sekolah,
wali kelas, guru-guru. Laporan hasil penilaian itu untuk wali kelas berupa nilai yang
digunakan untuk mengisi raport. Oleh sebab itu hasil yang dilaporkan hendaklah
mempertimbangkan hasil tes formatif dan sumatif termasuk catatan khusus yang
dibuat guru mengenai kemajuan belajar siswa.
Laporan tentang hasil belajar siswa juga perlu diberikan pada orang tua. Hal
ini dilakukan karena secara alamiah orang tua merupakan penanggung jawab
terhadap pendidikan anaknya. Selain pada orang tua juga harus diberikan kepada
siswa itu sendiri.( Departemen Pendidikan Nasional, 2007 )
Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta
didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang
belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang sudah
mencapai kriteria ketuntasan (KKM) lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3)
perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan
kenaikan kelas.
1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka
manajemen berbasis sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan
tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik. Unsur
penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah partisipasi masyarakat,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar
peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orang
tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya.
Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi dan
sarana kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik
bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah (Guilford,1982)
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan
peserta didik.
b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.
c. Menjamin informasi yang akurat dan tepat waktu bagi orang tua, dan
secepatnya diketahui bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.
2. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta
didik mendapat nilai 6 (enam) pada mata pelajaran matematika. Baik peserta didik
maupun orang tua yang kurang memahami (dalam Mardapi, Dj. 2004) makna angka
tersebut dapat berkonsultasi dengan guru dan melihat buku nilai.
Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk laporan harus
disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif (memuat catatan guru/deskripsi),
sehingga “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dapat
dipahami oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Dari laporan tersebut, orangtua dapat mengidentifikasi kompetensi apa saja
yang belum dikuasai anaknya. Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat
menentukan jenis bantuan apa yang diperlukan anaknya, sedangkan di pihak anak,
yang bersangkutan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek
mana yang perlu ditingkatkan.
3. Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban akurat atas pertanyaan berikut:
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007 )
a. Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik,
sosial dan emosional?
b. Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
c. Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
d. Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu dan mengembangkan
anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua
hendaknya:
a. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
b. Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.
c. Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.
d. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum.
e. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
4. Jenis Administrasi dan Pelaporan
a. Leger
Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil belajar peserta
didik dalam satu kelas, yang memberi gambaran secara rinci tentang kemampuan
prestasi akademik maupun catatan pribadi dalam kurun waktu satu tahun Leger
ini dimaksudkan:. ( Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007)
1) Untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik satu kelas
yang berisi:
a) Identitas peserta didik;
b) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;
c) Kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap mata pelajaran yang
dinyatakan belum lulus.
2) Memberi informasi tentang keadaan hasil belajar peserta didik dalam satu
kelas.
b. Buku Laporan (Rapor)
Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang secara administratif
dilaporkan setiap satu semester, untuk semua mata pelajaran yang ditempuhnya
dengan tuntas. Bagi mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan tidak
dimasukan ke dalam rapor. Untuk mengatasi hal tersebut sekolah dapat
menerbitkan rapor sementara. Format dan isi laporan disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi keahlian.(Mardapadi, 2004 )
c. Transkrip
Transkrip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil belajar pada akhir
pendidikan, memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh kompetensi dan
prestasi peserta didik selama proses pendidikan. Transkrip dimaksudkan untuk
memberi penjelasan secara rinci prestasi peserta didik pada akhir pendidikan
(Badan Staandar Nasional Pendidikan, 2007 ). Transkrip berisi komponen-
komponen antara lain:
1) identitas sekolah;
2) identitas peserta didik;
3) uraian mata pelajaran yang dipelajari peserta didik;
4) uraian waktu pencapaian setiap mata pelajaran
5) kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum kompeten;
6) keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pencapaian prestasi;
7) pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel.
d. Ijazah
Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah menyelesaikan atau
menamatkan belajar sekaligus lulus jenjang pendidikan tertentu, Ijazah diberikan
pada akhir jenjang pendidikan (tingkat III atau tingkat IV) kepada setiap peserta
didik yang telah menyelesaikan semua program dan lulus ujian yang
diselenggarakan.(Departemen Pendidikan Nasional, 2007 )
Ijazah setidak-tidaknya mengandung:
1) identitas lembaga yang mengeluarkan;
2) identitas pemegang;
3) jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh;
4) tanggal, bulan, dan tahun penerbitan;
5) bidang/program studi (keahlian);
6) daftar kompetensi yang dikuasai;
7) legalisasi oleh pejabat lembaga yang mengeluarkan.
5. Penentuan Kenaikan Kelas
Bila kegiatan penilaian dilakukan secara berkesinambungan, sehingga
tindakan perbaikan dan pengayaan diberikan sedini mungkin dan tepat waktu,
diharapkan tidak ada peserta didik yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan,
walaupun dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya.
Kalau setiap peserta didik bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya
mencapai kompetensi tertentu, tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas
(automatic promotion). Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya: karena
gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin bisa berhasil
mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka hasil penilaian bisa menjadi dasar
peserta didik tersebut tinggal kelas. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007)
Automatic promotion, adalah bila semua indikator, hasil belajar (HB), KD, dan
SK suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik
dinyatakan telah layak naik ke kelas berikutnya. Jika peserta didik belum
menuntaskan indikator, HB, KD, dan SK maksimum pada 3 (tiga) mata pelajaran
sampai batas akhir tahun ajaran, maka peserta didik dapat dianggap telah layak naik
ke kelas berikutnya. Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas di kelas berikutnya (XI
dan XII) maksimal 20% dari jumlah mata pelajaran di tahun berjalan (3 mata
pelajaran)
Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, HB, KD, dan SK pada
lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran sampai batas akhir tahun ajaran, maka peserta didik
tersebut harus mengulang di kelas yang sama. Sekolah mempertimbangkan mata
pelajaran, SK, KD, HB, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya
apabila nilai mata pelajaran yang telah tuntas tersebut lebih rendah dari tahun ajaran
sebelumnya.
C. Permasalahan Dan Penyelesaian Dalam Tindak Lanjut Dan Pelaporan Hasil
Penilaian
1. Permasalahan
Dalam artikel Ruhaedi (2014) yang berjudul permasalahan perbedaan KKM dan
Mapel Mulok 2014.Murid dari mutasi Sejenis (Sekolah–sekolah(SD/SMP/Paket),
Pemasalahan yang sering muncul adalah perbedaan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal ) dan Mapel (Mata Pelajaran) Mulok (Muatan Lokal), kebingungan guru
untuk mengisi nilai
SolusiPenyelesainnya adalah tulis KKM dan mulok seperti yang tertulis di buku raport sewaktu masih di sekolah lamanya, jangan menyesuaikan KKM ataupun Mapel Mulok dengan sekolah baru. Untuk membedakan mulok dari siswa yang pindahan hanya bisa dilakukan di online
2. Permasalahan Dalam artikel Dani (2011) yang berjudul polisi selidiki kebocoran soal Ujian
Nasional di Kefamenanu " Terdapat bekas sobek pada ujung amplop yang ditutup kembali menggunakan lem. Soal UN tersebut diambil oleh sejumlah guru SMA Oenopu dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten TTU. Pengambilan soal tidak didampingi aparat kepolisian.Adi Wibowo belum bersedia merinci amplop tersebut berisi soal mata pelajaran apa saja, serta untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Soal dalam amplop tersebut kemudian dibawa ke Markas Kepolisian Sektor Lurasik untuk diamankan sebelum dibawa ke sekolah pada saat pelaksanaan UN. Namun, ketika petugas pelaksana UN yang didampingi petugas kepolisian memeriksa seluruh amplop soal, ditemukan salah satu amplop yang kondisinya seperti pernah dibuka. Pada Minggu
malam, 17 April 2011, polisi mendatangi SMA Openopu. Di sekolah tersebut, polisi menemukan 164 siswa peserta UN. Mereka sengaja ditampung di sekolah oleh Kepala Sekolah dan guru-guru. Ketika pihak sekolah ditanya, para guru berdalih akan membagikan alat tulis kepada para siswanya. Polisi tidak begitu saja percaya pada alas an tersebut. Itu sebabnya Adi Wibowo memerintahkan polisi dari Satuan Intelejen melakukan penyelidikan. "Kasat intel sedang mengumpulkan data dan fakta terkait dugaan kebocoran soal itu," paparnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten TTU Tobias Uly membantah adanya kebocoran soal UN di daerah itu. "Kami sudah cek, dan ternyata tidak betul adanya kebocoran soal UN," katanya.
Solusi
Polisi seharusnya lebih ketat dalam penjagaan untuk tidak adanya kebocoran soal.
3. Permasalahan
Dalam artikel Ana (2013) yang berjudul mengapa siswa berprestasi tidak lulus Ujian
Nasional pada tahun 2013, siswa berprestasi tidak lulus dalam UN. Tidak banyak orang
memiliki lebih dari satu macam kecerdasan. Artinya setiap orang memiliki kecerdasan masing-
masing yang mungkin saja tidak dimiliki oleh orang-orang disekitarnya. Demikian juga dalam
suatu kelas yang terdiri dari 40 orang siswa. Tentu saja hanya beberapa orang yang memiliki
kecerdasan yang sama, itupun dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Maksudnya dari
beberapa siswa memiliki kecerdasan dalam memahami matematika, maka ada yang sangat
berbakat dan ada yang cukup berbakat. Ada yang sudah terasah dan ada yang belum terasah.
Solusi
siswa-siswa berprestasi agar berupaya sedaya upaya untuk menguasai kompetensi
akademik yang dituntut dalam Ujian Nasional dan kepada pemerintah agar dapat mengukur
kompetensi siswa sesusai dengan potensi yang dimiliki siswa, sehingga akan lahir calon-
calon generasi hebat dari semua bidang kehidupan di masa depan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti.
a. Tindak lanjut oleh pendidik
b. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan
c. Tindak lanjut oleh pemerintah
2. Pelaporan hasil penilaian
Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta
didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta
didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta
didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan (KKM) lebih cepat dari waktu
yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4)
pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anasrah.2012.Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil
Penilaian .http://anasrah.wordpress.com/2012/10/15/pemberian-nilai-dan-tindak-
lanjut- ha sil-penilaian/
Badan Standar Nasional Pendidikan 2007.. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Departemen PendidikanNasional
Ana. 2013. Mengapa Siswa Berprestasi Tidak Lulus Ujian Nasional.
http://ana.edukasi.kompasiana.com/2013/11/30/mengapa-siswa-berprestasi-tidak-
lulus-ujian-nasional-2013-614490.html
Linn, R.L., dan Gronlund, N.E. (1995). Measurement and Assessment in Teaching. New
Jersey: Prentice Hall.
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum
Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-acon
Ruhaedi, Dedi. 2014. Permasalahan perbedaan KKM dan Mapel Mulok 2014 :
http://dediruhaedi.blogspot.com/2014/01/blog-permasalahan-perbedaan-KKM dan
Mapel Mulok.post.html
Sutrisno, Joko. 2008. Penilaian Hasil Belajar Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Fokus
Media
LAMPIRAN
Raport TK