Download - 7. Sejarah Kemerdekaan Bangsa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia sangat panjang, dimulai dari era
penjajahan sebelum kemerdekaan, era kemerdekaan dan era mempertahankan
kemerdekaan sampai sekarang ini. Hal ini tidak terlepas berkat kegigihan pahlawan-
pahlawan terdahulu yang berjuang membela tanah air Indonesia tercinta.
Fenomena yang terjadi sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memahami bahkan melupakan sejarah bangsanya sendiri. Mereka tidak tahu seberapa
penting sejarah tersebut bagi mereka.Namun sebagian masyarakat yang mengetahui
tentang pentingnya sejarah dalam hidup mereka dapat mengambil pelajaran dari
sejarah tersebut.
Apa yang kita rasakan saat ini adalah hasil dari kerja keras para pahlawan
Indonesia,maka sudah sepatutnya kita menghormati mereka dengan mengingat
perjuangan dan hari-hari bersejarah itu.Sehingga bisa menjadi pengalaman untuk
menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapat mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebelum
kemerdekaan.
2. Dapat mengetahui sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.
3. Dapat mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan.
1.3 MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan kesadaran kepada generasi muda terutama para mahasiswa tentang
sejarah perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia.
2. Dapat dijadikan pedoman bagi generasi yang akan datang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM
KEMERDEKAAN
2.1.1 PENJAJAHAN BANGSA PORTUGIS
Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai Kepulauan
Nusantara. Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan
rempah-rempah yang menguntungkan pada awal abad ke-16 dan usaha
penyebaran Katolik Roma mereka yang berbarengan menyaksikan pendirikan
pos dan benteng perdagangan, serta unsur budaya Portugis yang kuat yang
masih tetap penting di Indonesia.
Awal Penjelajahan
Bangsa Eropa sedang memajukan teknologi di awal abad ke-16;
keahlian baru bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal, dan
persenjataan memungkinkan mereka berani mengadakan ekspedisi
penjelajahan dan ekspansi. Bermula dengan ekspedisi penjelajahan pertama
yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukkan pada tahun 1512, bangsa
Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba
mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga dan berusaha
menyebarkan Katolik Roma. Percobaan awal bangsa Portugis mendirikan
koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan Kerajaan Sunda di
Parahyangan, gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah
pemerintahan Islam di Jawa, seperti Demak dan Banten. Bangsa Portugis
mengalihkan arah ke Kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kumpulan
negara yang awalnya berperang satu sama lain namun memelihara
perdagangan antarpulau dan internasional. Melalui penaklukan militer dan
persekutuan dengan penguasa setempat, mereka mendirikan pos, benteng, dan
misi perdagangan di Indonesia Timur, termasuk Pulau Ternate, Ambon, dan
Solor. Namun, puncak kegiatan misi Portugis dimulai pada paruh terakhir
abad ke-16, setelah langkah penaklukan militernya di kepulauan tersebut gagal
dan kepentingan Asia Timur mereka berpindah ke Jepang, Makau, dan
Tiongkok; serta pada gilirannya gula di Brasil dan perdagangan budak
2
Atlantik mengalihkan perhatian mereka dari Nusantara. Di samping itu,
bangsa Eropa pertama yang tiba di Sulawesi Utara adalah Portugis.
Kemunduran dan peninggalan
Keberadaan Portugis berkurang hanya di Solor, Flores dan Timor (lihat
Timor Portugis) di Nusa Tenggara Timur sekarang, menyusul kekalahan pada
tahun 1575 di tangan penduduk Ternate, penaklukan Belanda di Ambon,
Maluku Utara, dan Banda, serta kegagalan umum untuk menopang kendali
perdagangan di kawasan ini. Dibandingkan dengan ambisi awalnya
mendominasi perdagangan Asia, pengaruh mereka pada budaya Indonesia
amat kecil: gitar balada keroncong; sejumlah kata dalam bahasa Indonesia
yang diserap dari bahasa Portugis yang pernah menjadi lingua franca di
samping Melayu; dan banyak nama keluarga di Indonesia Timur seperti Da
Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, dll. Dampak terpenting kedatangan bangsa
Portugis adalah gangguan dan kekacauan jaringan perdagangan yang sebagian
besar terjadi akibat penaklukan Malaka, dan penyebaran Kristen awal di
Indonesia. Hingga kini, penduduk Kristen banyak ditemui di Indonesia
Timur.4
Di Kampung Tugu, Koja, Jakarta Utara, terdapat permukiman keturunan
Portugis. Mereka adalah keturunan dari bangsa Portugis yang dibawa ke
Batavia (sekarang Jakarta) sebagai tawanan perang setelah VOC Belanda
menaklukkan Malaka pada tahun 1641. Adapun keturunan Bangsa Portugis
yang beragama Islam dapat ditemukan di Lamno, Aceh.1
2.1.2 PENJAJAHAN BANGSA SPANYOL
Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan
cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari
Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa. Tanah seluas kulit sapi
yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu.
Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk menduduki
benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol
3
dapat menduduki Minahasa. Dan Dotu Kepala Walak (Kepala Negara) Lolong
Lasut punya anak buah Tonaas Wuri' Muda.
Portugis dan Spanyol merupakan tumpuan kekuatan gereja Katholik
Roma memperluas wilayah yang dilakukan kesultanan Ottoman di
Mediterania pada abad ke-XV. Selain itu Portugis dan Spanyol juga tempat
pengungsian pengusaha dan tenaga-tenaga terampil asal Konstantinopel ketika
dikuasai kesultanan Ottoman dari Turki pada 1453. Pemukiman tersebut
menyertakan alih pengetahuan ekonomi dan maritim di Eropa Selatan. Sejak
itupun Portugis dan Spanyol menjadi adikuasa di Eropa. Alih pengetahuan
diperoleh dari pendatang asal Konstantinopel yang memungkinkan bagi kedua
negeri Hispanik itu melakukan perluasan wilayah-wilayah baru diluar daratan
Eropa dan Mediterania. Sasaran utama adalah Asia-Timur dan Asia-Tenggara.
Mulanya perluasan wilayah antara kedua negeri terbagi dalam perjanjian
Tordisalles, tahun 1492. Portugis kearah Timur sedangkan Spanyol ke Barat.
Masa itu belum ada gambaran bahwa bumi itu bulat. Baru disadari ketika
kapal-kapal layar kedua belah pihak bertemu di perairan Laut Sulawesi.
Kenyataan ini juga menjadi penyebab terjadi proses reformasi gereja, karena
tidak semua yang menjadi "fatwa" gereja adalah Undang-Undang, hingga citra
kekuasaan Paus sebagai penguasa dan wakil Tuhan di bumi dan sistem
pemerintahan absolut theokratis ambruk. Keruntuhan ini terjadi dengan
munculnya gereja Protestan rintisan Martin Luther dan Calvin di Eropa yang
kemudian menyebar pula ke berbagai koloni Eropa di Asia, Afrika dan
Amerika.
Dari kesepakatan Tordisalles itu, Portugis menelusuri dari pesisir
pantai Afrika dan samudera Hindia. Sedangkan Spanyol menelusuri Samudera
Atlantik, benua Amerika Selatan dan melayari samudera Pasifik. Pertemuan
terjadi ketika kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand Maggelan menelusuri
Pasifik dan tiba di pulau Kawio, gugusan kepulauan Sangir dan Talaud di Laut
Sulawesi pada 1521. Untuk mencegah persaingan di perairan Laut Sulawesi
dan Maluku Utara, kedua belah pihak memperbarui jalur lintas melalui
perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Perjanjian tersebut membagi wilayah
dengan melakukan batas garis tujuh belas derajat lintang timur di perairan
4
Maluku Utara. Namun dalam perjanjian tersebut, Spanyol merasa dirugikan
karena tidak meraih lintas niaga dengan gugusan kepulauan penghasil rempah-
rempah. Untuk itu mengirimkan ekspedisi menuju Pasifik Barat pada 1542.
Pada bulan Februari tahun itu lima kapal Spanyol dengan 370 awak kapal
menuju gugusan Pasifik Barat dari Mexico. Tujuannya untuk melakukan
perluasan wilayah dan sekaligus mencari rempah-rempah di Maluku Utara,
Indonesia.
2.1.3 PENJAJAHAN BANGSA INGGRIS
Indonesia pernah dijajah Inggris selama lima tahun (1811-1816).
Gubernur Jenderal Raffles mengenalkan sistem sewa tanah di pulau Jawa.
Raffles memandang semua tanah sebagai milik raja-raja Jawa. Karena raja
telah mengakui kedaulatan Inggris, maka tanah menjadi kepunyaan negara.
Teori ini menjadi dasar untuk penerapan sistem sewa tanah di Jawa. Gagasan
ini datang dari pengalaman Inggris di India.
Raffles meninggalkan Jawa pada tahun 1816, setelah pulau tersebut
dikembalikan Inggris kepada Belanda. Belanda meninjau kembali
kebijaksanaan mereka atas Jawa. Gubernur Jenderal Van Der Cappellen
menerapkan suatu kebijaksanaan, diantaranya ialah, bahwa penduduk Jawa
bebas menggunakan tanah mereka untuk menanam yang mereka kehendaki,
tapi sebagai imbalan atas hak ini, orang-orang tersebut harus membayar sewa
atas tanah. Pada tahun 1827, sebagian besar sewa harus dibayarkan baik dalam
bentuk mata uang perak atau emas, dan sisanya dalam bentuk mata uang
tembaga. Diharapkan dengan konsep liberal ini, penduduk Jawa kemudian
akan memproduksi hasil bumi yang lebih dapat di pasarkan, dan dengan
demikian mampu membayar sewa tanah.
2.1.4 PENJAJAHAN BANGSA BELANDA
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa
wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di
antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-
satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai
Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama
5
Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali
untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai
Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang
pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda
mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial
terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah
mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda
mendekati kebangkrutannya.
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung
oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan
Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie
atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan
aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602.
Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap
perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui
penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-
kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda
yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika
penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris,
pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan
kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu
atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan
bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram
dan Banten. Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah
kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles,
pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816.
Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro
pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal
sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem
ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi
6
permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu
kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang
besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia.
Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada
masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik
Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih
besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan
politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-
Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang
Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat
ini.
2.1.5 PENJAJAHAN BANGSA JEPANG
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk
mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat
memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno,
Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar
Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di
Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status
sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting
dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks,
penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya.
Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran
dalam penguasaan Jepang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat
diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka
dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang
menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.2
7
2.2 SEJARAH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA
2.2.1 PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Janji Koiso
Menjelang tahun 1945, posisi Jepang dalam Perang Pasifik makin
terdesak. Satu demi satu wilayah yang dikuasainya jatuh ke tangan
pasukan sekutu, seperti Irian Timur,Kepulauan Solomon, dan Marshall.
Pada bulan April 1944 Sekutu telah mendarat di Irian Barat. Kedudukan
Jepang pun semakin terjepit. Keadaan makin mendesak ketika pada bulan
Juli 1944 Pulau Saipan pada gugusan Kepulauan Mariana jatuh ke tangan
Sekutu. Bagi Sekutu pulau tersebut sangat penting karena jarak Saipan -
Tokyo dapat dicapai oleh pesawat pengebom B 29 USA. Hal itu
menyebabkan kegoncangan dalam masyarakat Jepang. Situasi Jepang pun
semakin buruk. Akibat faktor-faktor yang tidak menguntungkan tersebut,
menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo pada tanggal 17 Juli 1944 dan
digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Agar rakyat Indonesia bersedia
membantu Jepang dalam Perang Pasifik, maka pada tanggal 7 September
1944 Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji pemberian kemerdekaan
kepada Indonesia di kemudian hari. Janji ini dikenal sebagai janji Koiso.
B. BPUPKI
Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan oleh Koiso, maka
pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai). Tugas BPUPKI
adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara
Indonesia merdeka. BPUPKI memiliki anggota sebanyak 67 orang bangsa
Indonesia ditambah 7 orang dari golongan Jepang. BPUPKI diketuai oleh
dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dan dibantu oleh dua orang ketua
muda yaitu R.P. Suroso dan Ichibangse dari Jepang. Pengurus BPUPKI
diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Jalan
Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Selama
masa berdirinya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang
8
pertama berlangsung antara 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas rumusan
dasar negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 - 16 Juli 1945
membahas batang tubuh UUD negara Indonesia merdeka. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus
1945 dan sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai). PPKI diketuai oleh Ir.
Soekarno. Sementara itu, keadaan Jepang semakin terjepit setelah dua kota
di Jepang dibom atom oleh sekutu. Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah
bom atom yang dijuluki little boy dijatuhkan di kota Hiroshima dan
menewaskan 129.558 orang. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 kota
Nagasaki dibom atom oleh sekutu. Akibat kedua kota tersebut dibom,
Jepang menjadi tidak berdaya sehingga pada tanggal 14 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Berikut ini hasil kerja
panitia kecil yang dilaporkan tanggal 14 Juli 1945:
a. Pernyataan Indonesia Merdeka.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
c. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh).
C. PPKI
Setelah tugas BPUPKI dipandang selesai, BPUPKI dibubarkan. Sebagai
gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Anggota PPKI
berjumlah 21 orang Indonesia yang mewakili berbagai daerah di
Indonesia, dan ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. PPKI
diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Sedang sebagai
penasihatnya adalah Mr. Ahmad Subarjo. Tugas PPKI adalah
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pendirian negara dan
pemerintahan RI. Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan
menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi
dengan syarat harus memerhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapinya. Oleh karena
itu bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga yang sebesar-besarnya dan
bersama-sama dengan pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk
9
memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Negara Indonesia itu merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran
Bersama Asia Timur Raya.
Pada tanggal 9 Agustus 1945. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauchi ke Dalath
(Vietnam Selatan). Pada pertemuan tersebut, Jenderal Besar Terauchi
menyampaikan bahwa pemerintah kemaharajaan Jepang telah memutuskan
untuk memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Untuk
melaksanakannya telah dibentuk PPKI. Pelaksanaannya dapat dilakukan
segera setelah persiapan selesai. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh
bekas wilayah Hindia Belanda. Selama masa tugasnya, PPKI mengadakan
sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, 19 Agustus
1945, dan tanggal 22 Agustus 1945.
2.2.2 PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan"
yang dilakukan oleh sejumlah pemuda dari perkumpulan "Menteng 31"
terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok,
Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan
antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad
Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah
pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah
menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah
direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA
mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan
Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di
10
lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di
rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno
karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang
akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga,
untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi
pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan
Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Jakarta, bukan di
Rengasdengklok, bukan di rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong
yang diusir dari rumahnya oleh anggota PETA agar dapat ditempati oleh
"rombongan dari Jakarta". Naskah teks proklamasi di susun di rumah
Laksamana Muda Maeda di Jakarta, bukan di Rengasdengklok. Bendera
Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Rabu
tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim
untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun
sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad
Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok
untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad
Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk
membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16
tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan
proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang
"dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan
Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
B. KRONOLOGI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Teks proklamasi yang telah selesai diserahkan kepada Sayuti Melik untuk
diketik. Dalam proses pengetikan dilakukan beberapa perubahan. Ada tiga
11
perubahan pada naskah proklamasi kemerdekaan. Perubahan-perubahan
itu sebagai berikut.
1. Kata “tempoh” menjadi “tempo”.
2. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa
Indonesia”.
3. Tulisan “Djakarta 17-08-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8
tahoen 05”. Angka tahun 05 merupakan singkatan angka tahun 2605
menurut kalender Jepang.
Selanjutnya Moh. Hatta menyarankan agar naskah proklamasi
ditandatangani oleh seluruh orang yang hadir pada kesempatan itu, seperti
yang terjadi pada deklarasi kemerdekaan bangsa Amerika (declaration of
independen). Tetapi tidak disepakati oleh seluruh orang yang hadir pada
pertemuan tersebut. Soekarno menyarankan agar naskah tersebut
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia sebagai
perwakilan dari semua peserta yang hadir pada kesempatan tersebut.
Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan diselenggarakan di rumah
Soekarno di Jalan Pegagasan Timur nomor 56 Jakarta.
Untuk menjaga keamanan saat pelaksanaan pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan, maka dikerahkan pasukan PETA di bawah pimpinan
Shodanco Latief Hendraningrat dan Arifin Abdurrahman.
Persiapan proklamasi kemerdekaan tidak mewah tetapi penuh rasa hikmat.
Suhud menyiapkan tiang bendera dari bambu yang diambil dari belakang
rumah Soekarno. Bantang bamboo tersebut lantas diberi tali untuk
mengibarkan bendera merah putih. Sementara benderanya sendiri telah
disiapkan oleh Fatmawati, istri Soekarno.
Setelah semua pihak yang dianggap berkepentingan datang, maka proses
proklamasi pun dilaksanakan. Pukul 10.00 WIB, teks proklamasi
dibacakan oleh Soekarno dan didampingi oleh Moh. Hatta. Pembacaan
dilakukan di kediaman Soekarno di Jalan Pegagasan Timur No. 56 Jakarta
(sekarang Jl. Proklamasi Jakarta). Setelah pembacaan teks proklamasi oleh
Soekarno, dilakukan pengibaran bendera merah putih oleh Latief
12
Hendraningrat dan Suhud, dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan
W.R. Supratman. Kemudia dilanjutkan oelh sambutan dari Walikota
Suwirjo dan Muwardi. Sejak saat itu lahirlah Negara baru yang bernama
Republik Indonesia.3
2.3 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH
KEMERDEKAAN
2.3.1 ORDE LAMA
1. Perjuangan Melalui Diplomasi
a. Perundingan Awal hingga Hooge Velowe
Perundingan antar Indonesia dan Belanda berawal pada tanggal 10
Februari 1946 yang digagas oleh Panglima AFNEI, Letnan Jenderal
Christison. Pada kesempatan itu, Dr. H. J Van Mook menyatakan bahwa
Indonesia akan dijadikan Negara commonwealth dan masalah dalam
negeri diurus oleh Indonesia sedangkan urusan luar negeri diurus oleh
pemerintahan Belanda.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Belanda belum sepenuhnya
mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah penjajagan diadakan beberapa
kali,maka diadakanlah perundingan resmi dengan pemerintahan Kerajaan
Belanda di Hooge Veluwe, Belanda dari tanggal 14 hingga 25 April 1946
yang membicarakan tentang tuntutan adanya pengakuan dari Belanda atas
kekuasaan de facto wilayah RI yang terdiri atas jawa, Madura, dan
Samutra , sedangkan Belanda hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa dan
Madura.
b. Perundingan Linggajati
Perundingan Linggajati dilaksanakan pada tanggal 10 November
1946. Wakil – wakil yang hadir dalam perundingan tersebut yaitu, Sutan
Syahris (delegasi Indonesia), Schermerhorn (delegasi Belanda), dan
Inggris diwakili Lord Killearn.
Intisari dari hasil perundingan Linggajati adalah sebagai berikut:
Belanda mengakui secara de facto wilayah RI meliputi daerah
Sumatra, Jawa dan Madura.
13
Pihak RI dan Belanda bekerja sama dalam membentuk Negara serikat
dengan nama Republik Indonesi Serikat (RIS)
RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia _ Belanda dengan
Ratu Yuliana debagai ketua.
c. Perundingan Renville
Setelah terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Belanda
melakukan perundingan Renville pada tanggal 8 Desember 1947 dengan
Komisi Tiga Negara (KTN) bertindak sebagai penengahnya. Tugas KTN
dalam perundingan ini adalah mencari penyelesaian damai terhadap
permasalahan yang terjadi antar Indonesi – Belanda yang dilakukan di atas
kapal pengangkut pasukan milik Amerika Serikat,
Hasil perundingannya:
Penghentian tembak menembak
Daerah – daerah yang terletak di belakang garis Van Mook harus
dikosongkan dari tentara pasukan RI.
Belanda memiliki kebebasan membentuk Negara federal yang
didudukinya.
Dalam ikatan Uni, Negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan
Kerajaan Belanda.
d. Perundingan Rom-Royen
Pada tanggal 7 Mei 1949 telah tercapai persetujuan yang dikenal
dengan nama Rom-Royen Statemens. Dalam perundingan ini Indonesia
tetap berpendirian bahwa pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
merupakan kunci pembuka bagi perundingan selanjutnya. Sebaliknya
pihak Belanda menuntut agar lebih dicapai persetujuan tentang perintah
penghentian perang gerilya oleh RI.
e. Konferensi Meja Bundar (KMB)
KMB nerupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam usahanya
mempertahankan kedaulatan yang diusik Belanda sejak proklamasi
kemerdekaan. KMB diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tanggal
14
23 agustus 1949. Hasil keputusan KMB tercapai pada tanggal 2 November
1949, yaitu:
Belanda mengakui RIS sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat
Konstitusi RIS dipermaklumkan kepada kerajaan Belanda
Masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu satu tahun sesudah
pengakuan kedaulatan
Akan didirikan Uni Indonesia – Belanda berdasarkan kerja sama
Pengemablian hak milik Belanda oleh RIS dan pemberian hak konsesi
dan izin baru untuk perusahaan
RIS harus membayar segala utang Belanda akibat perang sejak tahun
1942.
f. Perjuangan Bersenjata
a. Perjuangan di Jawa
Di Semarang pada tanggal 14 Oktober 1945, terjadi bentrokan
antara pemuda dengan pihak jepang. Diawali saat kalangan pemuda
Semarang berniat untuk memindahkan 400 orang tawanan Jepang dari
pabrik gula Cepiring ke penjara bulu. Dalam pertempuran yang
berlangsung selama 5 hari (15 – 20), sekitar 2000 pemuda gugur
sehingga dibangunlah monument TUGU MUDA untuk mengenang
keberanian para pemuda.
b. Perjuangan di Sumatra
Keberadaan kelompok Medan Batalyon KNIL pada saat
kemerdekaan membuat kemarahan rakyat kemrdekaan. Sehingga pada
tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara rakyat
Medan dengan pasukan sekutu dan Belanda.
c. Pertempuran di Sulawesi
Setelah pasukan AFNEI mampu mengendalikan kondisi di
daerah Sulawesi utara, maka kekuasaan atas wilayah itupun lantas
diberikan kepada pasukan NICA Belanda. Namun mereka ternyata
bertindak sewenang – wenang dengan melakukan aksi penangkapan
terhadap sejumlah tokoh RI. Pada pertempuran ini, pemuda Makasar
15
berhasil dikuasai sekutu akibat masuknya pasukan Sekutu dari
Australia di Makasar.
d. Pertempuran di Bali
Pada tanggal 2 Maret 1946, pasukan Belanda mendarat di Bali
dengan kekuatan kurang lebih 2000 tentara. Dengan datangnya mereka
maka terjadilah kontak senjata dengan TKR di berbagai daerah. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang dan persenjataan yang kurang
lengkap, akhirnya pasukan Ngurah Rai melakukan puputan
(pertempuran habis-habisan). I Gusti Ngurah Rai gugur bersama
pasukannya.
KEBIJAKAN DAN PERISTIWA POLITIK PASCA PENGAKUAN
KEDAULATAN
1. Proses Kembalinya Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan
Dalam KMB dinyatakan bahwa RIS terdiri dari 16 negara bagian. Setiap
Negara bagian memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang tidak sama.
Pada tanggal 8 April 1950 diadakan Konferensi Segi Tiga antara wakil - wakil
dari RIS, NIT, dan NST. Pada tanggal 19 Mei 1950, tercapai persetujuan antara
kedua pemerintahan yang dituangkan dalam piagam persetujuan. Dalam uuds
1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut system demokrasi liberal.
2. Jatuh Bangun Pemerintahan Masa Demokrasi Liberal
a. Kabinet Natsir
Kabinet Natsir menjalankan pemerintahan sejak 6 September 1950 – 2
Maret 1951. Namun ia gagal dalam mengembalikan Irian Barat ke dalam Negara
Kesatuan RI. Akhirnya Kabinet Natsir jatuh ketika baru berusia 7 bulan.
b. Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman berlangsung sejak 26 April 1951 hingga februari 1952.
Selama Kabinet ini memerintah ada beberapa hal yang menonjol diantaranya
disetujuinya nasionalisasi de javasche Bank pada tanggal 28 Mei 1951 dan 7 Juni
1951 Menteri kehakiman Muhammad Yamin melepaskan 950 orang tahanan
16
politik termasuk Chaerus Saleh. Kabinet Sukiman akhirnya jatuh pada bulan
Februari 1952.
c. Kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo berlangsung antara 30 Maret 1952 – 2 Juni 1953. Program
keja ia adalah menyelenggarakan pemilu untuk memilih anggota Konstituante,
DPR dan DPRD, meningkatkan kemakmuran rakyat, membebaskan irian barat,
serta menjalankan politik luar negeri bebas – aktif. Pada masa ini juga terjadi
peristiwa 17 Oktober 1952 yang terkenal dengan nama Peristiwa Tanjung
Morawa. Akhirnya ia mengundurkan diri pada tanggal 2 Juni 1953.
d. Kabinet Ali
Kabinet Ali memerintah antara 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955. Program
kerja cabinet ali tidak jauh berbeda dengan kabinet – kabinet sebelumnya.
e. Kabinet Buhanudin Harahap
Kabinet ini memerintah sejak 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956 yang lazim
disebut politik dagang sapi.
f. Kabinet Ali Sostroamidjojo
Kabinet ini memerintah sejak 24 Maret 1956 hingga Maret 1957 yang
ditunjuk oleh Presiden Soekarno.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini memerintah sejak Maret 1957 – Juli 1959 yang merupakan
kabinet ekstra parlementer dan berakhir pada masa demokrasi liberal.
3. Pemilihan Umum (pemilu) 1955
Pada tanggal 29 September 1955, diselenggarakan pemilu untuk memilih
anggota – anggota – anggota DPR dan pada tanggal 11 Desember 1955, untuk
memilih anggota – anggota konstituante (Sidang Pembuat Undang-Undang
Dasar).
17
4. Dekrit Presiden
Pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 dalam upacara resmi di Istana
Negara, Presiden Soekarno mengumumkan dekrit yang isi pokoknya yaitu,
membubarkan konstituantedan berlakunya UUD 1945 serta tidak berlakunya
UUDS 1950.
ORDE LAMA
1. Sentralisasi Kekuasaan
Setelah MPRS dibentuk, terjadilah penyimpangan dari UUD 1945, yaitu
Presiden mengangkat ketua MPRS yang membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan DPR hasil pemilu dibubarkan. Dengan
demikian dalam sistem Demokrasi Terpimpin berarti pemusatan kekuasaan ditangan
Presiden Soekarno.
2. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
DPAS dibentuk berdasarkan penetapan presiden No. 3 Tahun 1959 yang
diketahui oleh Presiden Soekarno. Tugasnya adalah member jawaban atas pertanyaan
presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.
3. Pembentukan Front Nasional
Front Nasional adalah suatu organisasi massa yang dibentuk pada akhir tahun
1959 yang betujuan untuk memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang
terkandung dalam UUD 1945.
4. Politik Mercusuar
Sejak masa demokrasi terpimpin, Indonesi menempuh politik luar negeri
sejajar dengan politik luar negeri Negara – negar komunis yaitu pembagian kekuatan
politik dunia oleh Negara – Negara barat yang dikenal dengan Old Established
Forces.
5. Komando Dwikora
18
Pad tanggal 3 Mei 1964 Presiden soekarno menyampaikan pidato isi dwikora
yaitu, perhebat ketahanan revolusi dan bantu perjuangan revolisioner rakyat Malaysia,
singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei untuk menggagalkan Negara boneka malysia.
6. Keluar dari PBB
Pada 7 Januari 1965, Presiden soekarno mengeluarkan komando agar
Indonesia keuar dari PBB yang disebabkan persengketaannya dengan Malaysia.
PERKEMBANGAN EKONOMI PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA
1. Menembus Blokade Ekonomi Belanda
Usahanya adalah dengan menyatakan kesediaannya membantu pemerintah dan
rakyat india yang sedang ditimpa bahaya kelaparan.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Pemerintah berusaha keras meningkatkan penghasilan Negara dengan cara
meninjau kembali kebijakan moneter.
3. Nasionalisasi Ekonomi Masyarakat
Prioritas program Mr. Iskaq Tjokroadisuryo adalah Kebijaksanaan
Indonesianisasi, yakni mendorong berkembangnya pengusaha swasta nasional dalam
usaha merombak ekonomi colonial menjadi ekonomi nasional.
2.3.2 ORDE BARU
A. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
Sejak G30S PKI diketahui oleh masyarakat, muncul reaksi yang
sangat kuat dari masyarakat untuk membubarkan partai itu. Akan tetapi,
Presiden Soekarno terkesan melindungi PKI. Para pemuda yang tergabung
dalam kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) bersama ormas lainnya, melakukan
aksi massal (demonstrasi) sejak tanggal 10 januari 1966. Dalam aksi itu
mereka mengajukan tiga tuntutan yang dikenal dengan Tritura (Tri
Tuntutan Rakyat), yaitu :
Bubarkan PKI
19
Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G30S PKI, dan
Turunkan harga
Pada tanggal 21 Februari 1966 Presidan Soekarno mengadakan
Reshuffle Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Seratus Menteri. Dalam
kabinet ini, banyak anggotanya yang masih pro-PKI. Sehingga, KAMI
melakukan aksi untuk menghalangi upacara pelantikan kabinet itu. Dalam
aksi itu, seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Arief Rachman Hakim
terbunuh.
Partai politik juga sangat mendukung aksi mahasiswa dan
menuntut pembubaran PKI. Dalam kondisi yang sangat krisis tersebut,
ABRI terutama Angkatan Darat tetap setia kepada presiden. Men/ mayjen
Soeharto mampu memulihkan keamanan apabila diberikan kepercayaan.
Kemudian presiden Soekarno pun mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret (supersemar).
Dengan bekal Supersemar, Soeharto berwenang untuk
memulihkan keamanan kembali. Soeharto membubarkan PKI dan
membersihkan kabinet dari unsur PKI. Kabinet itu disebut Kabinet
Ampera yang diresmikan pada tanggal 28 Juli 1966.
B. Peristiwa-peristiwa Politik Masa Orde Baru
Pemilihan umum 1971
Pemilu pertama yang dilaksanakan Orde Baru berlangsung
pada tanggal 3 juli 1971. Pemilu ini diikuti oleh sepuluh partai,yaitu
PSII, NU, Parmusi, Partai katolik, Partai Kristen Indonesia, Murba,
PNI, Partai Islam Perti, IPKI, dan Golkar.
Penyederhanaan Partai
a. PPP merupakan penggabungan dari partai NU, Parmusi, PSII, dan
Perti, yang digabungkan pada tanggal 5 Januari 1973.
b. PDI merupakan penggabungan dari PNI, Partai Katolik,Murba,
IPKI, dan Parkindo, yang digabungkan pada tanggal 11 Januari
1973.
c. Golkar berdiri sendiri sebagai sebuah ormas.
20
Integrasi Timor Timur
Timor Timur masuk kedalam wilayah Indonesia dan menjadi
provinsi ke 27. Hal ini tidak terlepas dari perubahan politik
yang terjadi di Portugal, karena Timor Timur adalah wilayah
koloni negara tersebut.
Pemilihan Umum
Orde Baru berhasil melaksanakan Pemilu sebanyak lima kali,
yakni pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
C. Runtuhnya Orde Baru dan Gerakan Reformasi
Masa pemerintahan Orde Baru, setiap hasil-hasil pembangunan
selalu diberitakan keberhasilannya. Akan tetapi, hasil pembangunan itu
sendiri memunculkan kelompok yang tidak dapat menikmati
pembangunan. Disisi lain, para penyelenggara negara cenderung tidak
jujur, sehingga isu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) muncul dan
mengakar.
Krisis keuangan melanda wilayah Asia sejak tahun 1997, sehingga
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melemah. Akibatnya, 80% nilai
tukar rupiah menurun, sedangkan bursa saham menurun sekitar 50%.
Banyak industri yang tutup, sehingga menimbulkan banyak pengangguran.
Keadaan diatas membuat para akademisi mulai berani
membicarakan tentang krisis yang melanda negeri kita melalui forum
diskusi, seminar di kampus-kampus. Namun, pemerintahan Orde baru
sangat kuat, sehingga hal tersebut dapat menangkap bahkan memenjarakan
seseorang yang berani berbicara mengenai hal itu.
Ketua Umim MPR 1998 memutuskan untuk mengangkat Soeharto
menjadi Presidan RI kembali. Aksi demonstrasi dan kerusuhan pun ikut
mewarnai Indonesia. Pada tanggal 12 Mei 1998 terjadi peristiwa bentrokan
mahasiswa dengan aparat keamanan. Peristiwa itu, menewaskan 4 orang
mahasiswa, yaitu Elang Mulya Lesmana, Herry Hartanto, Hendriawan
Lesmana dan Hafidhin Royan. Peristiwa-peristiwa itu menyulut
kemarahan masyarakat dan menambah suram kondisi Indonesia yang
diwarnai kasus pembakaran, penjarahan, dan pelecehan seksual terhadap
wanita keturunan Tionghoa.
21
Tanggal 18 Mei 1998, demonstran mahasiswa menuju gedung
DPR/MPR. Akhirnya Presidan Soeharto menanggapi ketidakpuasan
mahasiswa dengan membentuk Komite Reformasi dan Kabinet Reformasi.
Namun, kebijakan itu tidak didukung oleh masyarakat dan mahasiswa.
Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mengundurkan diri. Keputusan itu diikuti dengan pengangkatan dan
pengambilan sumpah jabatan B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai
wakil Presiden menjadi Presiden RI.4
2.3.3 REFORMASI SAMPAI SEKARANG
Reformasi dimulai dengan jatuhnya Soeharto pada tahun 1998. Sejak
itu Indonesia telah berada dalam masa transisi. Era ini telah disebut periode
Reformasi ( bahasa Indonesia : "Reformasi"). Hal ini disebabkan lingkungan
politik dan sosial yang lebih terbuka dan liberal di Indonesia setelah Revolusi
1998 memaksa pengunduran diri otoriter Presiden Soeharto , mengakhiri tiga
periode Orde baru.
Periode saat ini telah ditandai oleh keseimbangan politik cermat antara
norma-norma sosial-politik lama didirikan dan beberapa emerging forces
masyarakat Indonesia . Tindakan ini telah menghasilkan kompromi
menyeimbangkan antara dukungan yang lebih besar demokrasi dan
pemerintahan sipil dan kepentingan masih kuat militer Indonesia ; antara
kekuatan tumbuh Islamisme dan keinginan untuk mempertahankan sekuler
pemerintah; antara tuntutan untuk lebih besar otonomi daerah dan pendukung
yang lebih tua negara yang tersentralisasi, dan antara ideologi ekonomi dan
kebijakan neoliberalisme dan orang-orang dari negara kesejahteraan.
Proses reformasi di Indonesia juga telah ditandai oleh lebih kebebasan
berbicara dalam kontras yang ditandai dengan sensor dari era Orde Baru. Di
bidang politik ini telah menyebabkan perdebatan politik yang lebih terbuka di
media berita , serta berbunga ekspresi budaya dalam seni. Selain perdebatan
politik dan budaya lama, Indonesia saat ini telah dibentuk oleh sejumlah
peristiwa dan fenomena signifikansi global. Ini telah memasukkan perhatian
tumbuh Barat dunia pada Indonesia karena terorisme Islam insiden seperti
serangan September 11, 2001, 2002 dan pemboman Bali 2005 , serta krisis
kemanusiaan yang disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004.
22
Reformasi tahun 1998 menyebabkan perubahan dalam berbagai
institusi pemerintahan di Indonesia, reformasi pada struktur peradilan,
legislatif, dan kantor eksekutif. Jatuhnya Suharto pada tahun 1998 dimulai
pada tahun 1996, ketika pasukan menentang orde baru pada masa Megawati,
kepala PDI dan putri dari Presiden Soekarno. Hal ini memuncak di Black
Sabtu pada tanggal 27 Juli, ketika militer Indonesia bubar demonstrasi.
Tindakan ini mulai mengganggu ketenangan hubungan Suharto yang
bersahabat dengan negara-negara Barat, Australia , Inggris , dan Amerika
Serikat. Ini diperparah ketika krisis keuangan Asia tahun 1997 sampai
Indonesia, menyoroti korupsi Orde Baru.
Ketidakstabilan ekonomi dan krisis yang melanda banyak negara,
dalam bentuk peningkatan harga makanan pokok dan barang, dan menurunkan
standar hidup dan kualitas hidup. Ini memicu kerusuhan, banyak etnis Cina
menargetkan Indonesia. Didukung oleh temuan-temuan dari penyelidikan
Parlemen dan independen, sering berteori bahwa kerusuhan anti-Cina yang
menghasut atau dibantu oleh militer untuk mengalihkan kemarahan jauh dari
Soeharto sendiri.
Ketidakpuasan tumbuh dengan pemerintahan otoriter Soeharto dan
erosi yang cepat dari ekonomi menyebabkan banyak, terutama generasi muda,
untuk memperbarui protes mereka secara langsung terhadap Orde Baru. Pada
tahun 1998, Soeharto membuat keputusan untuk berdiri di hadapan parlemen
untuk pemilihan ulang dan menang. Hasilnya dianggap begitu keterlaluan
bahwa mahasiswa menduduki DPR. Soeharto segera mundur dari kursi
kepresidenan, dan bernama Jusuf Habibie (Suharto sendiri Golkar partai)
penggantinya. Dianggap kekuatan tak terlihat di balik tahta, Jenderal Wiranto
dari Kepala Staf atas militer yang merupakan pusat Orde Baru, diyakini berada
di balik keputusan Soeharto untuk mundur.
Presiden Habibie
Pada Februari 1999, Pemerintah Habibie lulus UU Partai Politik.
Menurut hukum ini,partai-partai politik tidak terbatas pada hanya tiga seperti
yang telah terjadi di bawah rezim Soeharto. Partai-partai politik juga tidak
diharuskan untuk memiliki Pancasila sebagai ideologi mereka. Hal ini
23
mengakibatkan munculnya banyak partai politik dan 48 akan pergi untuk
bersaing dalam Pemilu Legislatif 1999.
Pada Mei 1999, Pemerintah Habibie lulus UU Otonomi Daerah.
Hukum ini langkah pertama dalam desentralisasi Pemerintah Indonesia dan di
Provinsi memungkinkan untuk memiliki bagian yang lebih dalam
Pemerintahan Propinsi mereka. Habibie juga merilis tahanan politik seperti Sri
Bintang Pamungkas, Muchtar Pakpahan, dan Xanana Gusmão. Habibie juga
memimpin 1999 pemilu legislatif, pemilihan bebas pertama sejak Pemilu
Legislatif 1955. Pemilu ini diawasi oleh Komisi Pemilihan yang independen
Umum (KPU) bukan sebuah komisi pemilihan umum diisi dengan menteri
seperti yang telah terjadi selama Orde Baru.
Dalam sebuah langkah yang mengejutkan banyak orang, Habibie
menyerukan referendum mengenai masa depan Timor Timur . Selanjutnya,
pada 30 Agustus, penduduk Timor Timur memilih untuk melepaskan diri dari
pemerintahan Indonesia dan menjadi negara merdeka. Hilangnya teritorial ke
Indonesia dirugikan popularitas Habibie dan aliansi politik. Setelah
kepresidenan Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri
menjabat sebagai presiden. Pada tahun 2004 Susilo Bambang Yudhoyono
terpilih menjadi Presiden-posisi yang telah diselenggarakan sejak. Koalisi
Yudhoyono, yang menyatukan tokoh-tokoh dari militer, komunitas bisnis, dan
konservatif Islam, telah restabilized kantor Kepresidenan.
Kepresidenan Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Pada tahun 1999, Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Indonesia.
Kabinet pertama, dijuluki Kabinet Persatuan Nasional , adalah Kabinet Koalisi
yang terdiri dari anggota berbagai partai politik. PDI-P, PKB, Golkar, PPP,
PAN, dan Partai Keadilan (PK). Non-partisan dan militer juga terwakili dalam
kabinet. Wahid kemudian melanjutkan untuk membuat dua reformasi
administrasi. Reformasi administrasi pertama adalah untuk menghapuskan
Departemen Penerangan, senjata utama Orde Baru dalam mengendalikan
media sedangkan reformasi administrasi kedua adalah membubarkan
24
Departemen Kesejahteraan yang telah menjadi korup dan pemeras di bawah
Orde Baru.
Presiden Megawati (2001-2004)
Di bawah Megawati Soekarnoputri, proses reformasi demokrasi
dimulai di bawah Habibie dan Wahid terus, meskipun lambat dan tidak teratur.
Megawati muncul untuk melihat perannya terutama sebagai simbol persatuan
nasional, dan dia jarang aktif campur tangan dalam urusan pemerintah. Dalam
masa jabatannya, para Kabinet Gotong Royong ( Kabinet Bantuan Mutual )
membantu memerintah negeri itu. Ini termasuk penerus Megawati, pensiunan
Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono. Militer, dipermalukan pada saat
Soeharto jatuh, kembali banyak pengaruhnya. Korupsi terus meluas, meskipun
Megawati sendiri jarang disalahkan untuk ini.
Meskipun pada tahun 2004 ekonomi Indonesia telah stabil dan
sebagian pulih dari krisis 1997, pengangguran dan kemiskinan tetap tinggi.
Konstitusi Indonesia telah diubah untuk menyediakan pemilihan langsung
Presiden, dan Megawati berdiri untuk masa jabatan kedua. Dia secara
konsisten tertinggal dalam jajak pendapat, sebagian karena preferensi untuk
kandidat laki-laki di antara pemilih Muslim, dan sebagian karena apa yang
secara luas dilihat sebagai kinerja biasa-biasa saja di kantor. Meskipun kinerja
yang agak lebih baik dari yang diharapkan pada putaran pertama pemilu, di
babak kedua ia dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden Yudhoyono (2004-sekarang)
Dua bulan setelah Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai
prsiden, tsunami Samudra Hindia 2004 melanda di Provinsi Aceh dan banyak
negara lain di sepanjang Samudra Hindia pantai. Tiga bulan kemudian, sebuah
gempa susulan dari gempa yang memicu tsunami terjadi di Pulau Nias . Pada
tahun 2006, Gunung Merapi meletus dan diikuti oleh gempa bumi yang
melanda Yogyakarta. Indonesia juga mengalami wabah kecil flu burung dan
menanggung aliran lumpur Sidoarjo. Pada tahun 2007 banjir melanda Jakarta
25
yang parah . Yudhoyono mengizinkan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso untuk
membuka Watergate Manggarai dengan risiko banjir Istana Kepresidenan.
Pada tanggal 1 Oktober 2005, bom bunuh diri terjadi di pulau Bali.
Serangan beruang keunggulan dari kelompok militan Islam Jemaah Islamiyah
(JI) - sebuah kelompok dengan hubungan dengan Al-Qaeda-meskipun
penyelidikan polisi sedang berlangsung. Kelompok ini juga bertanggung
jawab atas pemboman Bali tahun 2002 . Yudhoyono mengutuk serangan itu,
menjanjikan untuk. "Memburu para pelaku dan membawa mereka ke
pengadilan."
Yudhoyono juga mengalokasikan dana yang lebih dalam upaya
menurunkan kemiskinan. Pada tahun 2004, 11 triliun rupiah disisihkan,
meningkat menjadi 23 triliun pada tahun 2005 dan 42 triliun pada tahun 2006.
Untuk tahun 2007, 51 triliun dialokasikan. Pada bulan Maret 2005 dan lagi
pada bulan Oktober 2005, Yudhoyono membuat keputusan tidak populer
untuk memotong subsidi BBM, yang menyebabkan kenaikan harga bahan
bakar 29% dan 125% masing-masing. Masyarakat miskin agak dikompensasi
oleh Bantuan Langsung Tunai (BLT), tetapi memotong subsidi yang rusak
popularitas Yudhoyono. Pada bulan Mei 2008, harga minyak naik kontribusi
kepada keputusan Yudhoyono untuk kembali memotong subsidi BBM, yang
merupakan subjek protes di bulan Mei dan Juni 2008.
Pada tahun 2009, Yudhoyono terpilih lagi di Pemilu 2009 Presiden
bersama dengan Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia. Mereka
mengalahkan 2 kandidat: Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto dan
wakil presiden incumbent, M Jusuf Kalla - Wiranto . Yudhoyono - Boediono
memenangkan pemilihan dengan suara lebih dari 60% dari nasional di babak
pertama.5
26
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan dilanjutkan dengan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan
sampai dengan era mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda sesuai dengan zamannya.
Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba
mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga dan berusaha menyebarkan
Katolik Roma.
Spanyol pada tahun 1550 telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu
Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa
Portugis ke Minahasa.
Indonesia pernah dijajah Inggris selama lima tahun (1811-1816).
Masa penjajahan bangsa belanda selama 3,5 abad dan dipimpin oleh Daendels,dam
menerapkan sistem rodi.
Masa penjajahan bangsa Jepang selama 3,5 tahun dan menerapkan sistem romusha di
indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan oleh Soekarno dan
Hatta dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti
Melik.
Orde lama dipimpin oleh Soekarno dari tahun 1945 sampai tahun 1966.
Orde baru dimulai dari tahun 1966 sampai1998.
Era reformasi dimulai pada tahun 1998 sampai pemerintahan sekarang.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber-sumber asli sejarah Jakarta, Jilid I: Dokumen-dokumen sejarah Jakarta
sampai dengan akhir abad ke-16. Cipta Loka Caraka. 10 September 1999.;Zahorka,
Herwig (2007). The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan
Pajajaran with Royal Center of Bogor, Over 1000 Years of Propsperity and Glory .
Yayasan Cipta Loka Caraka.
2. Shahab, Ali (28 Mei 2006). "Kampung Portugis di Tugu". Republika. Diakses pada 6
Desember 2009.
3. Umasih, dkk. 2007. IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Ganeca Exact.
4. Yasin, Muhammad, dkk. 2007. Terpadu untuk SMP kelas IX. Jakarta: Ganeca Exact.
5. Barton, Greg (2002). Abdurrahman Wahid: Muslim Demokrat, Presiden Indonesia.
Singapura: UNSW Press, hal 320. ISBN 0-86840-405-5 , halaman 290
28