Download - 65133643-petunjuk-biokimia-2010-2011
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA
DAFTAR ISI
SERBA SERBI PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA................. 2
MODUL I : UJI LEMAK dan MINYAK I.................................. 4
MODUL II : UJI LEMAK dan MINYAK II................................. 8
MODUL III : UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT...................... 13
MODUL IV : UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT................... 19
MODUL V : UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT................... 24
MODUL VI : BUFFER (LARUTAN PENYANGGA)…………… 28
MODUL VII : AKTIVITAS ENZIM I…………………………….. 32
MODUL VIII : AKTIVITAS ENZIM II…………………………… 37
MODUL IX : UJI KUALITATIF PROTEIN……………………. 42
MODUL X : UJI KUANTITATIF PROTEIN I………………… 47
MODUL XI : UJI KUANTITATIF PROTEIN II……………….. 52
1/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
SERBA-SERBI PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Untuk dibawa Praktikan atau dikoordinir oleh Assisten:
Tissue gulung Kertas label/spidol Serbet Pipet pasteur Korek api Sarung tangan Sampel segar: karbohidrat, protein, kecambah (enzim), biscuit, susu dll.
Komposisi Penilaian:
A. Praktikum (50%) 1. Journal (5%), penilaian oleh Dosen, dikumpulkan sebelum praktikum
dimulai.Format (penekanan penilaian pada point yang digarisbawahi):
Judul Tujuan Dasar Teori Alat Bahan Sifat-sifat Bahan Cara Kerja
2. Cara Kerja (20%), penilaian oleh Assisten3. Laporan (15%), penilaian oleh Assisten, dikumpulkan setelah praktikum
selesai pada hari itu juga.Format (penekanan penilaian pada point yang digarisbawahi):
Judul Tujuan Dasar Teori Alat Bahan Sifat-sifat Bahan Cara Kerja Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka
4. Post Tes (10%) Penilaian oleh Dosen + Asisten, dilakukan selmbat-lambatnya pada 15 menit terakhir ( blocking time ) waktu pkraktikum, sifat tertulis
B. Ujian (50%), penilaian oleh Dosen
Peraturan praktikum:
2/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Mahasiswa yang terlambat datang ditoleransi maksimal 10 menit (diperhatikan dalam penilaian cara kerja). Terlambat lebih dari 10 menit, mahasiswa dilarang mengikuti praktikum dan pasangan kelompok akan memulai praktikum sendiri.
Praktikum susulan ditentukan oleh dosen+assisten, dilakukan sendiri (tidak diperkenankan untuk bergabung dalam kelompok lain).
Selama praktikum berlangsung mahasiswa harus mengenakan labjas dan sepatu tertutup.
Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium, kecuali laboratorium khusus makanan.
Mahasiswa yang tidak sedang melakukan kegiatan praktikum atau sudah selesai dan tidak berkepentingan tidak diperkenankan berada dalam laboratorium.
Jika membutuhkan alat gelas dan sejenisnya yang tidak tersedia di meja praktikum, mahasiswa dipersilahkan untuk melakukan Bon Alat dengan menghubungi laboran atau asisten dosen.
Pemakaian Spektrofotometer dan pH-meter harus disertai pengisian logbook.
Untuk informasi sifat-sifat fisika dan kimiawi dari suatu senyawa, disediakan Merck Index yang dapat dibaca sewaktu-waktu di dalam laboratorium.
Di awal praktikum, mahasiswa memeriksa kelengkapan alat yang diperoleh (mencocokkannya dengan daftar peralatan yang tersedia). Jika dalam 10 menit pertama sejak masuk laboratorium tidak ada pelaporan dari mahasiswa, peralatan yang diberikan dianggap lengkap dan dalam keadaan baik. Di akhir praktikum, peralatan harus kembali dalam keadaan lengkap dan baik termasuk yang dipinjam melalui Bon Alat. Kehilangan atau kerusakan menjadi tanggungan kelompok yang bersangkutan.
3/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL IUJI LEMAK DAN MINYAK-I
TUJUAN :
1. Menentukan tingkat kelarutan lemak dalam beberapa macam pelarut
2. Menentukan angka penyabunan dari minyak/lemak
DASAR TEORI
Kualitas dan sifat dari suatu sampel lemak atau minyak dapat ditentukan melalui serangkaian
uji laboratorium. Tiap uji yang dilakukan menunjukkan sifat tertentu dari sampel.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT : BAHAN :1. Tabung Reaksi 2. Lampu spiritus + korek api3. Penjepit kayu4. Gelas Ukur 10 ml5. Labu alas datar 250 ml dengan leher asah6. Kondensor dengan asah + selang air.7. Hotplate stirrer8. Penangas air9. Magnetic bar 10. Buret
1. Aqua deinonisasi2. Larutan HCl 2N3. Larutan Na2CO3 1%4. Etanol 96%5. Natrium karbonat6. Chloroform7. Aseton8. Lar. HCl standard9. Lar. KOH dalam etanol (40g/L)10. Larutan pp 1%
1. Uji Kelarutan Minyak dan Lemak
a. Tambahkan 2 tetes minyak goreng curah pada :
Tabung 1 : 2 ml airTabung 2 : 2 ml HCl 2NTabung 3 : 2 ml Na2CO3
Tabung 4 : 2 ml alcohol dinginTabung 5 : 2 ml alcohol panasTabung 6 : 2 ml chloroformTabung 7 : 2 ml aseton dinginTabung 8 : 2 ml aseton panasTabung 9 : 2 ml etherTabung 10 : 2 ml premium
b. Digojok sampai terdispersi.
c. ambil 2 tetes dan teteskas diatas kertas.
d. keringkan kertas dan amati bekas minyak pada kertas.
4/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
e. Ulangi langkah a. s/d d. untuk 2 tetes minyak filma, 2 mg lemak, 2 tetes minyak ikan
TUGAS :
1. Bagaimanakah hasil-hasil pengamatan kelarutan di atas ?
2. Zat apa saja pelarut lemak dan miyak ?
3. Apakah yang disebut emulgator ?
4. Zat-zat apa saja yang disebut emulgator ?
5. Apakah emulsi minyak dalam air stabil ?
2. Penentuan Angka Penyabunan
1. Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara 1,5 – 5,0 g dalam Erlenmeyer 200 ml.
2. Tambah 50 ml larutan KOH yang dibuat dari 40 g KOH dalam 1 liter alkohol.
3. Tutup dengan pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selama 30 menit.
4. Dinginkan dan tambahkan beberapa tetes indicator phenolphthalein 1% (PP).
5. Titrasi kelebihan larutan KOH dengan larutan standart 0,5 N HCl.
6. Standart KOH alkoholis dititer dengan HCL.
7. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 g lemak atau minyak.
TUGAS :
1. Apakah yag dimaksud dengan angka penyabunan ?
5/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
6/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
7/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL II
UJI LEMAK ATAU MINYAK-II
TUJUAN1. Menentukan tingkat ketengikan dari minyak/lemak
2. Menentukan angka asam dari minyak/lemak
3. Menentukan angka Iodium dari minyak/lemak
DASAR TEORI
Kualitas dan sifat dari suatu sampel lemak atau minyak dapat ditentukan melalui serangkaian uji
laboratorium. Tiap uji yang dilakukan menunjukkan sifat tertentu dari sampel.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Gelas Ukur 10 ml2. Labu alas datar 250 ml dengan leher asah3. Kondensor dengan asah + selang air.4. Hotplate stirrer5. Penangas air6. Magnetic bar 7. Buret 50 ml8. Beker gelas 100 ml 9. Erlenmeyer 250 ml 10. Lampu spiritus+ korek api11. Penjepit kayu12. Labu ukur 50 ml
1. Minyak/lemak2. Aquadest3. Asam asetat 4. Chloroform5. Na2S2O3
6. Larutan Pati 1 %7. Bromin8. Larutan pp 1%9. HCl10. NaOH11. Alkohol 96 %
CARA KERJA
1. Penentuan tingkat ketengikan (Penentuan angka peroksida)
1. Timbang 5,00 g contoh dalam 250 ml Erlenmeyer bertutup dan tambahkan 30 ml larutan
asam asetat-khloroform (3:2). Goyangkan larutan sampai bahan terlarut semua. Tambahkan
0.5 ml larutan jenuh KI.
2. Diamkan selama 1 menit dengan kadangkala digoyang kemudian tambahkan 30 ml aquades.
3. Titrasilah dengan 0.1 N Na2S2O3 (terlampir) sampai warna kuning hampir hilang.
8/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Tambahkan 0.5 ml larutan pati 1 % , lanjutkan titrasi sampai warna biru mulai hilang.
4. Angka peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida dalam setiap 1000 gram
contoh.
Angka peroksida = ml Na2S2O3 x N thio x 1000
Berat contoh (g)
2. Penentuan angka asam
1. Timbang lebih kurang 20 gram lemak atau minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer, dan
tambahkan 50 ml alkohol 95 % netral. Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan
sampai mendidih dan digojog kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
2. Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0.1 N larutan KOH standar (terlampir)
memakai indicator phenolphthalein (pp). Akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna
merah muda yang tidak hilang selama setengah menit.
Perhitungan :
Angka asam = ml KOH x N KOH X 56,1
Berat bahan (g)
Apabila contoh banyak mengandung asam lemak bebas dapat ditimbang sampel kurang dari 5
gram.
3. Penentuan angka Iodium
1. Timbang bahan lemak atau minyak sebanyak 0,1-0,5 g dalam Erlenmeyer bertutup. Tambah
10 ml khloroform atau karbon tetra khlorida dan 25 ml reagen Iodium-bromida dan biarkan
di tempat gelap selama 30 menir dan kadangkala digojog.
2. Kemudian tambahkan 10 ml larutan KI 15 % dan tambah 50-100 ml aquades yang telah di
didihkan, dan segera dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3 0,1 N) sampai
larutan berwarna kuning pucat, kemudian tambahkan 2 ml larutan pati. Titrasi dilanjutkan
sampai warna biru hilang.
3. Larutan blanko yang dibuat dari 25 ml reagen Iodium bromida dan ditambah 10 ml larutan
KI 15 % diencerkan dengan 100 ml aquades yang telah didihkan dan dititrasi dengan larutan
natrium thiosulfat.
9/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
4. Banyaknya natrium thiosulfat untuk titrasi blanko dikurangi titrasi sesungguhnya adalah
ekuivalen dengan banyaknya Iodium yang diikat oleh lemak atau minyak.
Perhitungan :
Angka Iodium = ml titrasi (blanko-contoh) x Nthiosulfat x 12,691
Gram lemak
TUGAS
1. Jelaskan apa arti atau makna Angka Iodium dan Angka Asam.
2. Dari mana asalnya angka 12,691 pada rumus perhitungan?
10/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
11/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
12/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL III
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
TUJUAN
1. Menentukan adanya karbohidrat melalui uji kualitatif.
2. Menentukan jenis karbohidrat dalam suatu bahan.
DASAR TEORI
Berbagai jenis karbohidrat dapat diidentifikasi keberadaannya melalui reaksi spesifik antara
karbohidrat tersebut dengan senyawa atau reagen yang ditambahkan.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Tabung reaksi2. Rak tabung reaksi3. Beaker glass 50 ml4. Mortar5. Waterbath6. Reflux set7. Erlenmeyer8. Gelas Ukur 10 ml, 50 ml9. Corong10. Pisau11. Botol putih 100 ml12. Batang pengaduk13. Plat tetes
1. Lar. Fehling A2. Lar. Fehling B3. Lar. Karbohidrat 1% masing- masing:
Glukosa, Galaktosa, Fruktosa, Maltosa, Sukrosa, Amilum
4. Lar. Benedict’s5. Reagen Barfoed6. NaOH 2%7. Reagen Seliwanoff8. L-Naphtol 1%9. HCl pekat10. Reagen Bial 11. Reagen Molisch12. Iod13. NaOH 2N14. HCl 2N15. Na2CO3
16. Buah17. Etanol 96%
CARA KERJA
a. Uji kualitatif Karbohidrat standart
13/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Ujilah masing-masing larutan karbohidrat yang telah disediakan dengan berbagai
jenis analisa berikut ini. Kemudian tulislah hasil pada tabel (untuk cara uji dan ekstraksi buah,
perhatikan prosedur di bawah tabel)*.
Jenis Analisa
Fehling Benedict Barfoed MoorSelliwa
noffRapid
furfuralBial Molisch Iod
KARBOHIDRAT
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Galaktosa 1%
Maltosa 1%
Sukrosa 1%
Amilum 1%
Ekstrak Buah*
Prosedur Analisa Kualitatif1. Test Fehling : Campurkan secara merata larutan Fehling A dan Fehling B dalam tabung
reaksi (masing-masing 1 ml). Tambahkan 5 tetes larutan sampel dan didihkan selama
beberapa menit. Larutan positif jika berwarna kuning atau terbentuk endapan merah pekat.
2. Test Benedict : tambahkan 5 tetes larutan sampel dalam 2 ml larutan benedict dan didihkan
selama 5 menit, kemudian dinginkan larutan. Larutan positif jika berwarna kuning, orange
atau terbentuk endapan merah pekat.
3. Test Barfoed : tambahkan 2 ml reagent barfoed dalam 1 ml larutan sampel. Didihkan
selama satu menit dan diamkan. Larutan positif jika terbentuk warna orange dan lama
kelamaan akan terbentuk endapan warna merah.
4. Test Moor : tambahkan 1 ml 2% NaOH pada 1 ml larutan sampel dan didihkan. Larutan
positif jika berwarna kuning dan lama kelamaan akan menjadi merah kecoklatan.
5. Test Selliwanoff : tambahkan 2 tetes larutan sampel pada 2 ml reagent selliwanoff.
Didihkan larutan selama ± 2 menit. Larutan positif jika pada saat mendidihkan akan
terbentuk warna orange dan akan menjadi orange tua jika didihkan sampai 7 menit.
6. Test Rapid furfural : tambahkan 6 tetes 1% L-naphthol dan 5 ml HCl pekat dalam 2 ml
sampel. Didihkan larutan. Larutan akan menjadi ungu pada saat mulai dididihkan selama
14/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
beberapa menit.
7. Test Bial : tambahkan 2-3 ml larutan sampel dalam 5 ml reagen Bial’s. Didihkan larutan.
Larutan akan berwana biru kehijauan, orange atau ungu.
8. Test Molisch : tambahkan 2 tetes reagen Molisch ke dalam 2 ml larutan sampel, campurkan
larutan dan tambahkan 0,5 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan melewati dinding tabung
sampai terbentuk cincin ungu.
9. Test Iod : 1 tetes larutan sampel + 1 tetes iod, terjadi warna biru. Teteskan NaOH 2N, warna
biru hilang. Teteskan HCl 2N, biru tetap hilang.
*Prosedur Isolasi Karbohidrat (Ekstraksi dari Buah)
1. Timbang buah yang akan dianalisa sebanyak ± 10 gr, potong tipis dan kecil.
2. Tambahkan etanol 96% sebanyak 50 ml dan lanjutkan dengan refluks dalam waterbath
dengan suhu 80oC selama 1 jam.
3. Saring dengan kertas saring, panaskan filtrat hingga alkohol menguap.
4. Tambahkan aquadest hingga volume akhir filtrate menjadi 50 ml setelah alkohol menguap.
5. Analisa secara kualitatif karbohidrat yang diperoleh dan simpan sisa larutan dalam lemari es
untuk modul berikutnya (minggu depan).
6. Untuk mendapatkan sampel amilum, endapan sisa filtrat gula dilarutkan dengan air 10 ml.
7. Didihkan larutan selama 20 menit sampai mengalami gelatinisasi, simpanlah sampel
amilum ini dalam lemari es untuk dianalisa pada modul berikutnya (Modul iv dan v).
b. Hidrolisis Selulosa
1. Basahi secarik (kira-kira 3x3cm) kertas saring secara perlahan dengan asam sulfat pekat
dingin di dalam mortar hingga larut semuanya, pindahkan dalam becker glass 50 ml.
2. Tambahkan air kira-kira 10 ml pada larutan tersebut.
3. Didihkan cairan tersebut dalam waterbath selama 1 jam.
4. Dinginkan cairan tersebut dan netralkan dengan Na2CO3 padat.
5. Larutkan secarik kertas saring yang lain dengan aquadest menggunakan tabung reaksi-2.
6. Uji kedua larutan tersebut dengan test Benedict.
c. Hidrolisis Amilum
1. Buat 10 ml amilum 1%.
15/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
2. Ambil 5 ml amilum 1% dan tambahkan 3 ml HCl pekat.
3. Panaskan pada penangas air.
4. Setiap 3 menit periksa dengan test Iodium (ambil satu dua tetes sampel dan uji
menggunakan plat tetes).
5. Setelah larutan menjadi negatif dengan test iodium, dinginkan dan netralkan sisa larutan
dengan Na2CO3 padat.
6. Lakukan test Benedict.
7. Lakukan pula test Benedict terhadap larutan amilum 1% (Non Hidrolisis).
TUGAS :
1. Tentukan jenis karbohidrat apa yang terdapat pada sampel.
2. Bandingkan perlakuan Hidrolisis dan Non Hidrolisis di atas, jelaskan apa yang terjadi?
16/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
17/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
18/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL IVUJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT I
TUJUAN :
Menentukan komposisi gula reduksi dan amilum dari suatu bahan yang mengandung karbohidrat.
DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil
hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berbagai uji telah
dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai
dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu
membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Labu ukur 25 ml2. Waterbath3. Beaker glass 4. Pipet ukur 1 ml, 5 ml5. Tabung reaksi + Rak6. Bola hisap7. Batang pengaduk8. Spektrofotometer9. Kuvet
1. Aquades2. Iodine3. Glukosa4. Reagen Nelson5. Reagen Arsenomolybdat6. HCl 2N7. NaOH 2N
CARA KERJA
1. Penentuan Kadar Gula Reduksi (Nelson-Somogyi)
Penyiapan Kurva Standart1. Buat 25 ml larutan induk glukosa standart (10 mg glukosa anhidrat/100 ml).
2. Dari larutan glukosa standart tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan
glukosa dengan konsentrasi : 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/100 ml.
19/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
3. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 1 ml larutan
glukosa standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.
4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 1 ml reagen Nelson dan panaskan semua
tabung dalam air mendidih selama 20 menit.
5. Ambil segera tabung dan segera dinginkan ke dalam air dingin sehingga suhu tabung
mencapai 25 oC.
6. Setelah dingin tambahkan 1 ml reagen Arsenomolybdat kocok sampai semua endapan Cu2O
yang ada larut kembali.
7. Tambahkan 7 ml aquadest, kocok sampai homogen.
8. Bacalah absorbansi masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm.
9. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan
absorbansi.
Pengukuran Sampel
1. Ambil 1 ml sampel gula (hasil isolasi sampel minggu lalu yang jernih) ke dalam tabung
reaksi yang bersih.
2. Tambahkan 1 ml reagen nelson dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva
standart di atas.
3. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan absorbansi larutan contoh dan kurva
standart larutan glukosa.
2. Penentuan Kadar Gula Non Reduksi
1. Ambil 1 ml sampel gula hasil isolasi sampel yang jernih ke dalam tabung reaksi yang bersih.
2. Tambahkan 0,5 ml HCl 2N, masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
3. Dinginkan sampai benar-benar dingin kemudian netralkan dengan NaOH 2N.
4. Ambil 1 ml dan tambahkan 1 ml reagen nelson dan selanjutnya diperlakukan seperti pada
penyiapan kurva standart di atas.
5. Penentuan kadar gula non reduksi = kadar hasil hidrolisis – kadar sebelum hidrolisis.
2. Penentuan Kadar Amilum
1. Sampel amilum dari modul yang lalu dikeluarkan dari lemari es dan dibiarkan hingga
mencapai suhu ruang.
2. Suspensikan ke dalam labu ukur 25 ml, tambahkan iodine 1 ml dan encerkan sampai 25 ml.
20/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
3. Larutan amilum iodine dituangkan sebagian ke dalam kuvet.
4. Baca serapan cahaya pada panjang gelombang 580 nm.
5. Encerkan jika masih terlalu pekat.
Catatan:
Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.
TUGAS :
Hitung kadar gula reduksi, gula non reduksi dan amilum dari sampel yang anda uji (% b/b).
21/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
22/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
23/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL VUJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT II
TUJUAN :
Menentukan komposisi gula reduksi dari suatu bahan yang mengandung karbohidrat dengan
metode DNS.
DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil
hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berbagai uji telah
dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai
dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu
membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Waterbath2. Beaker glass 3. Pipet ukur 1 ml, 5 ml4. Tabung reaksi + Rak5. Bola hisap6. Batang pengaduk7. Spektrofotometer8. Kuvet
1. Aquades2. Iodine3. Glukosa4. Reagen DNS5. Larutan Kalium Natrium Tartrat 40 %
CARA KERJA
1. Penyiapan reagen DNS
1. 1 gram 3,5-dinitrosaliyclic acid dilarutkan dalam 60 ml air hingga larut sempurna.
2. Sebanyak 1,6 gram NaOH ditambahkan ke dalamnya perlahan-lahan hingga larut sempurna.
3. Selanjutnya ditambahkan 30 gram Kalium natrium tartrat (Rochelle Salt) perlahan-
lahan selama 20-30 menit dan diaduk hingga larut dan jernih (jika perlu
24/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
dapat dilakukan pemanasan hingga 45oCelcius untuk menjernihkan larutan,
lalu disaring).
4. Larutan didinginkan dan digenapkan dengan air hingga 100 ml.
2. Penentuan Kadar Gula Reduksi (DNS)
Penyiapan Kurva Standart
1. Buat 50 ml larutan induk glukosa standart (2000 ug/ml glukosa anhidrat).
2. Dari larutan glukosa standart tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan
glukosa dengan konsentrasi : 200, 400, 600, 800, 1000 dan 1200 ug/ ml.
3. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 3 ml
larutan glukosa standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.
4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 3 ml reagen DNS dan panaskan semua
tabung dalam air mendidih selama 15 menit sampai terbentuk warna merah kecoklatan.
5. Dinginkan dengan direndam di air sampai temperatur ruang, amati absorbance
spektrofotometri pada panjang gelombang 575 nm.
6. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan
absorbansi.
Pengukuran Sampel
1. Ambil 3 ml sampel gula (sisa sampel minggu lalu yang jernih) ke dalam tabung reaksi
yang bersih.
2. Tambahkan 3 ml reagen DNS dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan
kurva standart di atas.
25/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
26/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
27/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL VI
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
TUJUAN :
a. Menentukan konstanta asam/basa lemah
b. Membuat buffer dengan pH tertentu
DASAR TEORI
Buffer digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan kondisi pH yang stabil. Larutan
buffer mampu untuk menekan terjadinya perubahan pH yang terjadi dalam proses tertentu.
Kemampuan tersebut bergantung pada kapasitas buffer yang merupakan fungsi dari jenis dan
konsentrasi ion-ion yang terkandung di dalamnya.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Gelas ukur 100 ml2. Pipet ukur 1 ml, 5 ml dan 10 ml 3. Beaker glass 100 ml dan 250 ml4. Labu ukur 250 ml5. Erlenmeyer 250 ml6. Pengaduk 7. pH-meter8. Bola hisap9. Botol semprot
1. Asam asetat2. Natrium asetat3. Natrium dihidrogen sulfat4. Dinatrium hidrogen sulfat5. Natrium karbonat6. Natrium bikarbonat7. Aqua dem
CARA KERJA
A. Menentukan Konstanta Asam/Basa Lemah
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Buatlah masing-masing 150 ml larutan asam asetat 0,2M; natrium asetat 0,2M; natrium dihidrogen sulfat 0,2M; dinatrium hidrogen sulfat 0,2M; natrium karbonat 0,2M dan natrium bikarbonat 0,2M.
2. Menentukan konstanta asam lemah (pKa)
a. Penentuan pKa Asam asetat
28/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Siapkan larutan asam asetat 0,2M dan natrium asetat 0,2M, campurkan kedua larutan
tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan encerkan hingga volume
100 ml.
Asam asetat 46 ml 30 ml 5 ml
Natrium asetat 4 ml 20 ml 45 ml
Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan
nilai pKa asam asetat.
b. Penentuan pKa2 Asam phosphat
Siapkan larutan natrium dihidrogen sulfat 0,2M dan dinatrium hidrogen sulfat 0,2M,
campurkan kedua larutan tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan
encerkan hingga volume 100 ml.
Natrium dihidrogen sulfat 44 ml 20 ml 3 ml
Dinatrium hidrogen sulfat 6 ml 30 ml 46 ml
Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan
nilai pKa2 asam phosphat.
c. Penentuan pKa2 Asam karbonat
Siapkan larutan natrium karbonat 0,2M dan natrium bikarbonat 0,2M, campurkan kedua
larutan tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan encerkan hingga
volume 100 ml.
Natrium karbonat 31 ml 28 ml 25 ml
Natrium bikarbonat 19 ml 22 ml 25 ml
Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan
nilai pKa2 asam karbonat.
B. Pembuatan Buffer dengan pH tertentu
Dari hasil percobaan A, buatlah masing-masing 50 ml larutan buffer dengan nilai pH berikut:
1. pH = 3,5
2. pH = 5,0
3. pH = 6,5
4. pH = 7,1
5. pH = 8,0
6. pH = 10,1
Simpan larutan buffer yang anda buat untuk digunakan pada praktikum selanjutnya.
29/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
30/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
31/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL VIIAKTIVITAS ENZIM (I)
TUJUAN
Mempelajari isolasi enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.
DASAR TEORI
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor
dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-
beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN:1. Blender2. Labu Ukur 50 ml3. Gelas ukur 50 ml4. Mikropipet 1 ml atau Pipet ukur 5 dan 1 ml5. Tabung reaksi dan rak6. Beaker ml dan 250 ml 7. Vortex8. Waterbath9. Kain saring10. Pengaduk11. Sentrifuge12. Kuvet13. Spektrofotometer
1. Aquades2. Amilum3. HC1 1M4. Iod5. KI6. Sodium Chloride 2%7. Kecambah
CARA KERJA1. Isolasi Enzim Amilase dari Kecambah
a. Timbang 50 g dan tambahkan 10 ml Sodium Chloride 2%.
b. Blender halus.
c. Diaduk setiap 20 menit selama 2,5 jam.
d. Saring menggunakan kain saring.
32/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
e. Lanjutkan dengan mensentrifuge filtratnya.
f. Ambil supernatant dan buang endapannya.
g. Suspensi enzim diencerkan 2, 5, 10, 20 dan 40 kali.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
a. Buat 10 ml larutan standart amilum (jangan lupa memanaskannya hingga larut) dengan
konsentrasi 6,67 mg/ml, standart ini juga digunakan sebagai substrat enzim.
b. Larutan standart diencerkan 2 kali, 4 kali, 8 kali, 16 kali, 32 kali.
c. Pipet 1 ml dari masing-masing hasil pengenceran dan tambah 1 ml larutan iodine
kemudian divortex.
d. Encerkan sampai 50 ml dan ambil kira-kira 10 ml ke dalam tabung reaksi.
e. Amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.
f. Buat kurva standart antara absorban dan konsentrasi amilum.
Catatan:
Simpan baik-baik sisa larutan amilum anda (larutan induk maupun hasil pengenceran) dalam
lemari es (beri label secukupnya) untuk digunakan dalam modul selanjutnya.
3. Aktifitas Enzim Amilase sebagai fungsi Konsentrasi Enzim
a. Masing-masing suspensi enzim hasil pengenceran dan enzim asli dipipet 1 ml dan
ditempatkan dalam tabung reaksi.
b. Masing-masing tabung ditambah substrat 1 ml (hasil pengenceran 2 kali) dan
inkubasikan selama 30 menit pada suhu 370C.
c. Setelah 30 menit ditambah HC1 1ml 1M + 1 ml iodine.
d. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.
e. Setelah pengenceran baca serapannya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 580 nm.
Pembuatan larutan iodine:
Ambillah 1,5 g iodium/iodine, haluskan dan tambahkan 1,5 g kalium iodida. Larutkan
dalam air dan genapkan volume larutan hingga 500 ml.
Simpan baik-baik sisa larutan iodine ini dalam lemari asam (beri label secukupnya) untuk
digunakan dalam modul selanjutnya.
33/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Catatan:
Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.
34/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
35/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
36/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL VIIIAKTIFITAS ENZIM (II)
TUJUAN
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.
DASAR TEORI
Enzim adalah suatu katalisator protein (biokatalisator) yang mempercepat reaksi kimia dalam
makhluk hidup. Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi spontan pada temperatur fisiologik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu, konsentrasi enzim, konsentrasi
substrat, zat aktivator dan zat inhibitor
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN:1. Labu Ukur 50 ml2. Gelas ukur 50 ml3. Pipet ukur 1 ml4. Tabung reaksi dan rak5. Beaker 250 ml 6. Waterbath7. Pengaduk8. Bola hisap9. Kuvet10. Spektrofotometer
1. Aquades2. Amilum3. HC1 1M4. Iod5. KI6. Saliva7. Lar. buffer pH 3,5; 5,0; 6,5; 8,08. Lar. garam logam tertentu 30 mM
CARA KERJA1. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim
a. Ambil 1 ml saliva hasil pengenceran (1 kali salivasi diencerkan dengan aqua deionisasi
hingga 10 ml), masing-masing dalam lima tabung reaksi.
b. Masing-masing hasil pengenceran, tambahkan 1 ml larutan buffer dibawah ini.
-Tabung 1 : larutan buffer pH 3,5-Tabung 2 : larutan buffer pH 5,0-Tabung 3 : larutan buffer pH 6,5-Tabung 4 : larutan buffer pH 8-Tabung 5 : aquadest
37/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
c. Masing-masing tabung ditambahkan substrat 1 ml (larutan induk amilum yang telah
diencerkan 4 kali seperti pada modul terdahulu) dan inkubasikan selama 20 menit pada
suhu 370C pada waterbath.
d. Setelah 20 menit, tambahkan 1 ml HCl 1 M dan 1ml iodine.
e. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.
f. Amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.
2. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
a. Isikan 1 ml saliva hasil pengenceran (1 kali salivasi diencerkan dengan aqua deionisasi
hingga 10 ml), masing-masing dalam lima tabung reaksi.
b. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan amilum (larutan induk amilum
yang telah diencerkan 2 kali seperti pada modul terdahulu).
c. Masing-masing pengenceran diikubasikan pada:
- Suhu 00C (dalam air es)- Suhu kamar- Suhu 470C- Suhu 750C
d. Inkubasikan selama 20 menit.
e. Setelah 20 menit, tambahkan HC1 1 ml 1 M + 1 ml iodine.
f. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.
g. Baca serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.
3. Pengaruh Logam Alkali dan Logam Berat terhadap Aktivitas Enzim
a. Siapkan 6 tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 ml lar. amilum (larutan induk
amilum yang telah diencerkan 4 kali seperti pada modul terdahulu).
b. Tambahkan pada masing-masing tabung di atas:
-Tabung 1 : tambahkan 2 tetes larutan NaCl.-Tabung 2 : tambahkan 2 tetes larutan CaCl2.-Tabung 3 : tambahkan 2 tetes larutan MgSO4.-Tabung 4 : tambahkan 2 tetes larutan PbNO3.-Tabung 5 : tambahkan 2 tetes larutan AgNO3.-Tabung 6 : tambahkan 2 tetes air deionisasi.
c. Masing-masing tambahkan 1 ml larutan saliva pengenceran (1 kali salivasi diencerkan
dengan aqua deionisasi hingga 10 ml).
d. Inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.
e. Setelah 20 menit ditambah HC1 1 ml 1M + 1 ml Iodine.
38/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
f. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.
g. Setelah pengenceran baca serapan dari isi tabung 1 s/d 5 dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 580 nm, masing-masing menggunakan isi tabung 6 digunakan
sebagai reference (blanko).
Catatan:
Kecuali dinyatakan lain, untuk setiap pengukuran absorbansi, buat dan gunakan larutan blanko
yang sesuai.
39/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
40/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
41/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL IXUJI KUALITATIF PROTEIN
TUJUAN
1. Menentukan adanya protein melalui uji kualitatif
2. Menentukan jenis protein dalam suatu bahan
DASAR TEORI
Keberadaan protein dalam suatu bahan/sampel dapat dipastikan melalui reaksi-reaksi spesifik
antara protein tersebut dengan senyawa/reagen tertentu yang ditambahkan ke dalam larutan sampel.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Pipet tetes2. Tabung reaksi 3. Penangas air4. Rak tabung reaksi5. Beaker glass 200 ml, 500 ml6. Waterbath7. Corong Buchner8. Pipet ukur 1 ml, 5 ml9. Bola hisap10. Batang pengaduk11. Gelas ukur 10 ml, 100 ml12. Centrifuge13. pH-meter
1. Tirosin, Glisin, Urea, Gelatin2. Putih telur, susu cair3. Ninhidrin4. Asam nitrat pekat5. Lar. 40% NaOH6. Asam asetat glacial7. H2SO4 pekat8. Lar. 1% Sodium nitrat9. Lar. 10% NaOH10. Lar. 1% CuSO4
11. Etanol 96%12. Etil eter13. Lar. Buffer Asetat pH=4,8
CARA KERJA
A. Isolasi Casein dari Susu
1. Tempatkan 100 ml susu cair dalam beaker glass 500 ml, panaskan pada suhu 40oC.
2. Panaskan juga 100 ml buffer asetat (pH 4,8) pada suhu yang sama, dan tambahkan
perlahan-lahan ke dalam susu sambil diaduk. Cek pH dengan pH-meter, campuran harus
42/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
menunjukkan pH=4,8.
3. Dinginkan campuran hingga mencapai suhu kamar, sentrifugasi campuran selama 10 menit
(kira-kira 6000 rpm). dan saring dengan kertas saring.
4. Cuci endapan beberapa kali dengan sedikit air, lalu suspensikan endapan dalam 30 ml
etanol 96%.
5. Saring suspensi dengan corong Buchner dan cuci endapan dengan campuran etanol-eter
(1:1).
6. Cuci lagi endapan dengan eter, keringkan endapan.
7. Kasein yang diperoleh digunakan untuk langkah B.
B. Analisa Kualitatif
5. Buatlah larutan sampel seperti yang tertera pada tabel, masing-masing sejumlah 10 ml.
6. Buatlah juga reagen Ninhidrin, serta larutan-larutan lain yang diperlukan, masing-masing
sejumlah yang diperlukan.
7. Ujilah masing-masing larutan sampel yang telah dibuat dengan berbagai jenis analisa
berikut ini. Kemudian tulislah hasil pada tabel yang disediakan. (untuk cara uji perhatikan
prosedur di bawah tabel).
Prosedur analisa kualitatif protein
1. Uji Ninhidrin : ambil 1 ml dari masing-masing sampel yang disediakan ke dalam tabung
reaksi dan tambahkan 1 ml reagen Ninhidrin. Amati perubahan warna.
2. Uji Xanthoproteic : tambahkan 1 ml asam nitrat pekat ke dalam 1 ml larutan asam amino,
dinginkan dan amati perubahan warna. Tambahkan 40% NaOH untuk membuat larutan
alkaline kuat.
43/55
Jenis Analisa
Ninhidrin Xantoproteic Biuret Hopkin’s-cole
Protein atau Asam
Amino
Tirosin 1%
Glisin 1%
Urea 1%
Gelatin 1%
Kasein 1%
Putih telur
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
3. Uji Biuret : tambahkan 3 ml dari larutan protein dalam tabung reaksi dan tambahkan 3 ml
10% NaOH. Homogenkan dan tambahkan tetes demi tetes 1% CuSO4 (kocok sebelum di
teteskan). Amati perubahan warna.
4. Uji Hopekin’s-cole : campurkan 2 ml larutan protein dengan reagent Glyoxylic. Miringkan
tabung dan tambahkan secara hati-hati 2-4 ml H2SO4 pekat lewat dinding tabung. Amati
perubahan.
44/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
45/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
46/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL XUJI KUANTITATIF PROTEIN I (Metode Lowry)
TUJUAN :
Menentukan kadar protein dalam sample dengan metode Lowry
DASAR TEORI
Kadar protein dapat ditentukan dengan berbagai metode. Metode Lowry adalah salah satu dari
sekian banyak metode penentuan kadar protein yang digunakan.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Mortar2. Labu ukur 50 ml3. Sentrifuge4. Beaker glass 50 ml, 100 ml5. Waterbath6. Tabung reaksi7. Batang pengaduk8. Mikro pipet 100-1000 ul9. Pipet ukur 10 ml10. Bola hisap11. Kuvet12. Spektrofotometer13. Tabung reaksi + Rak
1. Sampel kacang-kacangan2. NaCl 10%3. Standart protein4. 2% Na2CO3
5. 0.1 N NaOH6. CuSO4 1%7. 1% sodium potassium tartrat8. Reagen Folin-ciocalteau9. Aquades
CARA KERJA
A. Prosedur Isolasi Protein dari Biskuit atau Susu
1. Timbang 10 gr sampel biskuit atau susu.
2. Haluskan dengan mortar jika sampel berupa biskuit.
3. Tambahkan 50 ml NaCl 10%, campurkan secara merata.
4. Sentrifuse dengan kecepatan 2000 – 3000 rpm selama 15 menit.
5. Ambil supernatant dan didihkan dalam waterbath selama 15 menit.
6. Dinginkan dan sentrifuse kembali dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit.
7. Ambil supernatant dan genapkan volume dengan NaCl 10% sebanyak 50 ml.
2. Extrak protein siap untuk digunakan percobaan(simpan sebagian ekstrak protein untuk
47/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
praktikum modul selanjutnya).
B. Penyiapan kurva standart larutan protein
a) Siapkan larutan induk dari protein, (misalnya albumin, kasein murni dan lain-lain) sekitar
300 g/ml (ukur dengan tepat).
b) Siapkan larutan protein tersebut dalam tabung reaksi sehingga kadarnya bertingkat dari 30 –
300 g/ml. pengenceran tersebut misalnya dapat dilakukan sebagai berikut :
Tabungml larutan induk
proteinml
H2Oµg protein/ml
12345678910
00.10.20.30.40.50.60.70.81.0
1.00.90.80.70.60.50.40.30.20
0306090120150180210240300
c) Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan 10 menit.
d) Kemudian tambahkan 1 ml reagen lowry A, kocok dan biarkan 20 menit.
e) Bacalah OD pada panjang gelombang 600 nm.
f) Buatlah kurva standart pada kertas grafik yang menunjukkan hubungan antara OD dan
konsentrasi.
C. Penyiapan Sampel
a) Protein sampel yang terlarut diendapkan dengan penambahan kristal ammonium sulfat
sebanyak 4-5 g per 10 ml larutan.
b) Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifuse 11000 rpm 10 menit (jika kecepatan
berbeda, setarakan waktunya), pisahkan supernatannya.
c) Endapan protein kemudian dilarutkan kembali dalam 10 ml buffer asetat pH=5(simpan
sebagian ekstrak protein untuk praktikum modul selanjutnya)..
d) Kemudian ambil 1 ml dari larutan protein sampel dan lakukan seperti pada B.c) s/d B.e)
e) Bacalah kadar protein dari OD yang di dapat dari larutan sampel dengan menggunakan
kurva standart diatas. Jangan lupa memperhitungkan pengenceran sampel yang telah
dilakukan.
f) Hitung kadar protein dalam sampel (%b/b).
48/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
Catatan:
Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.
Pembuatan reagen :
Reagen lowry B : 50 ml (2% Na2CO3 + 0.1 N NaOH) + 1 ml (CuSO4 1% + 1% sodium
potassium tartrat).
Reagen lowry A : Reagen Folin-ciocalteau : H2O (1:1 v/v).
49/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
50/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
51/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
MODUL XIUJI KUANTITATIF PROTEIN (Metode Bradford)
TUJUAN :
Menentukan kadar protein dalam sample dengan metode Bradford
DASAR TEORI:
Protein dapat dianalisis dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kuantitatif terdiri dari: metode Kjeldahl, metode kromatografi (cara fraksinasi), metode titrasi
formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), metode spektrofotometri UV, dan
metode Bradford (Anna P 1994). Spektrofotometri dapat menentukan kadar protein dalam sampel.
Protein yang diuji pada percobaan ini berhubungan dengan analisis secara kuantitatif. Metode
pewarnaan yang bisa digunakan adalah metode Bradford dan Biuret/Lowry. Pada praktikum kali ini
kita akan mempelajari penentuan kadar protein dengan metode bradford.
Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda
untuk melakukan dan memahami eksperimen.
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :1. Labu ukur 50 ml2. Sentrifuge3. Beaker glass 50 ml, 100 ml4. Waterbath5. Tabung reaksi6. Batang pengaduk7. Mikro pipet 100-1000 ul8. Pipet ukur 10 ml9. Bola hisap10. Kuvet11. Spektrofotometer12. Tabung reaksi + Rak
1. Sampel protein2. Standart protein3. Etanol 95 %4. Comassie brilliant blue5. Asam fosfat6. Aquades
CARA KERJA
1. Pembuatan reagen bradford
Timbang sebanyak 25 mg coomasie brilliant blue G-250 larutkan dalam 12,5 ml etanol 95 %.
Setelah itu tambahkan 25 ml asam fosfat 85% . Genapkan volume larutan dengan aquadest
52/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
dalam labu ukur 250 ml, kemudian saring.
2. Penyiapan kurva standar
a. Siapkan larutan induk dari protein, (Bovine Serum Albumin) sekitar 2 mg/ml (ukur
dengan tepat).
b. Dari larutan protein standart tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan
protein standar dengan konsentrasi : 100, 200, 400, 600, 1000 g/ml
c. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 50 µl
larutan protein standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.
d. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 2.5 ml reagen bradford, vortex diamkan
selama 10 menit.
e. Bacalah absorbansi masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm.
f. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi protein dan
absorbansi.
g. Ulangi langkah 2.c dan 2.e untuk pembacaan absorbansi sampel dengan mengganti protein
standar dengan sampel.
53/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
54/55
Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
55/55