Download - 5 soal
ADINDA KINASIH JACINDA
230110140108, PERIKANAN B
1. Mengapa ukuran glomerulus teleostei potadrom ukurannya lebih besar dari telestoi
oseanodrome ?
Usus pada ikan teleostei potadrom glomerulus banyak dan berukuran besar
karena tekanan osmotik dalam tubuhnya hipertonik dan tekanan pada lingkungan
hipotonik. Karena tekanan osmotik dalam tubuh hipertonik, maka cairan yang masuk
banyak, sehingga glomerulus harus banyak dan besar. Sedangkan pada ikan teleostei
oseanodrome kebalikannya cairan yang masuk sedikit, sehingga glomerusnya lebih
sedikit.
2. Perbedaan hemaprodit protoogini dan hemaprodit potandri?
Hermaprodit protandri/protandrous
Ikan ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan
ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah
testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral.
Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi
yaitu ovariumnya membesar dan testis mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah
tereduksi sekali sehingga sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang
berfungsi, sehingga ikan berubah menjadi fase betina. Contoh ikan yang termasuk H.
Protandri : Lates carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan
Pagellus mormyrus.
Hermaprodit protagini/protoginynous.
Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Proses diferensiasi
gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Pada beberapa ikan yang termasuk
golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut
kemudian jaringan testisnya berkembang. Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah
dikenal termasuk ke dalam golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah
(Monopterus albus) dan ikan kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini memulai
siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan
jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang hermaprodit,
masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan yang berfungsi.
Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres sp.
terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihatnya seperti betina
tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang
berasal dari perubahan ikan betina. Pada ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam satu
siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan baik dalam
morfologi maupun warnanya. Keadaan demikian menyebabkan terjadinya kesalahan
dalam mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, yang sebenarnya spesies ikan itu
sama. Misalnya pada ikan Larbus ossifagus ada dua individu yang berwarna merah dan
ada yang berwarna biru. Ternyata ikan yang berwarna merah adalah ikan betina,
sedangkan yang berwarna biru adalah ikan jantan.
3. Fungsi hormon osmoregulasi :
a. Cortico adrenalin
1. Hormon adrenalin dapat memacu aktivitas jantung dan menyempitkan
pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa sehingga tekanan darah meningkat.
2. Hormon adrenalin juga meningkatkan metabolisme tubuh.
3. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
4. Kelenjar adrenal juga berperan memengaruhi organ reproduksi, berperan dalam
metabolisme, dan memproduksi respon sistem saraf simpatik.
5. Adrenalin juga mendorong metabolisme karbohidrat. Ketika sistem saraf pusat
melihat adanya situasi berbahaya atau keadaan darurat, adrenalin akan
dilepaskan.
6. Pada masa pelepasan adrenalin, maka aliran darah akan meningkat dan dapat
mempercepat pengiriman oksigen dan glukosa ke otot dan otak.
b. Cortico steroid
Kortikosteroid hormon berfungsi sebagi senyawa regulator seluruh sistem
homeostasis tubuh organisme agar dapat bertahan menghadapi perubahan lingkungan
dan infeksi.
c. Thyroid
Berfungsi mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guann
pada kulit, dan mengubah metabolism nitrogen dan karbohidrat. Hormon Thyroid
dapat mempengaruhi sistem dan fungsi saraf dan proses omoregulasi.
d. Asetylcholine starase
Berfungsi neurotrasmitter untuk menstimulasi sekresi yang dihasilkan dari sitem saraf
sentral (control nerveous system), kelenjar gastrik (lambung) dan pnkreas, serta
merespon sinyal elektrik pada struktur otot saraf.
4. Fungsi membran sel dan mitokondria
Fungsi Membran Sel
Berikut beberapa fungsi membran sel:
1. Fungsi Membran sel : Mempertahankan Struktur Sel
a. Pembungkus
Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk sel itu
sendiri. Dengan adanya membran sel, sel dapat mempertahankan bentuk fisiknya,
khususnya pada sel hewan yang pada umumnya tidak memiliki dinding sel.
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu
mempertahanakan organel dan sitoplasma sel terhadap pengaruh lingkungannya. Oleh
karena itu, salah satu fungsi membran sel bila ditinjau dari strukturnya adalah
memisahkan sel dengan lingkungannya dengan kemampuan atau sifatnya yaitu selektif
permeabel.
b. Sitoskeleton
Pada banyak kasus, membran sel berfungsi menyokong sitoskeleton yang berada
dalam sel (sitoplasma) tetap pada posisinya. Hal ini dapat terjadi dengan adanya bantuan
protein yang melekat diantara membran sel yang melekat pada beberapa sitoskeleton
sehingga mampu mempertahankan bentuk sel.
c. Matriks Ekstraselular
Dengan adanya matriks ekstraselular yang ada pada membran sel mampu
membuat terjadinya interaksi antara sel sel yang berdekatan khususnya pada jaringan.
d. Pertahanan
Membran sel dapat melindungi sel dari bahaya kimia serta mempertahankan
molekul macro yang penting sehingga tidak keluar dari sel.
2. Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel
Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat “pilih kasih” dalam memilih
zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif permeabel.Struktur yang
dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu melakukan hal tersebut (Baca tentang
Membran Sel). Selain dari strukturnya fosfolipid bilayer, “pilih kasih” ini pula didukung
oleh adanya mekanisme transport aktif dan protein transport.
3. Fungsi Membran Sel sebagai Transportasi Aktif Sel
Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat zat / molekul
dari dalam atau dari luar sel walaupun terjadi perbedaan gradien konsentrasi. Dengan
kata lain, transport aktif ini berlawanan dengan proses osmosis dan difusi. Dengan
adanya transport aktif, bahan bahan tidak dibutuhkan atau sangat dibutuhkan oleh sel
mampu diatur. Energi seperti ATP dibutuhkan dalam kerja transport aktif membran
4. Fungsi membran sel untuk transportasi makromolekul
Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua cara ini menggunakan vesikel yang nantinya akan keluar atau masuk
melalui membran sel. Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari vesikel keluar dari
sel melalui membran sel. Endositosis adalah proses memasukkan molekul besar melalui
membran sel dengan membentuk vesikel.
5. Fungsi Membran Sel sebagai Penanda (Marker) dan Signalling
Membran sel mampu ditandai oleh penanda protein tertentu yang membuat
komunikasi antar sel dapat terjadi. Pada membran sel juga terdapat beberapa titik reseptor
untuk hormon, neurotransmitter dan protein imunitas. Dengan cara ini, sel mampu
tanggap terhadap respon lingkungan diluar sel melalui adanya membran sel
6. Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme
Membran plasma pada beberapa bagian dari strukturnya seperti protein ataupun
enzim ikut terlibat dalam proses metabolisme dalam sel.
Fungsi mitokondria
Fungsi mitokondria yang utama adalah sebagai pabrik energi sel yang mampu
untuk dapat menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat dapat
berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor serta dioksidasi oleh O2 dan menjadi
CO2 serta air. Energi yang dapat dihasilkan sangatlah efisien yaitu sekitar 30 molekul
ATP yang diproduksi untuk setiap molekul-molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan
dalam glikolisis hanya mampu untuk dihasilkan 2 molekul ATP. Fungsi mitokondria
dapat mengatur dalam aktivitas metabolisme sel.
Proses pembentukan energi atau dapat disebut juga dengan fosforilasi oksidatif
terdiri atas 5 tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan berbagai kompleks enzim yang
terdapat pada membran bagian dalam. Proses pembentukan ATP melibatkan proses
transpor elektron dengan melalui bantuan 4 kompleks enzim dan juga dengan bantuan
FoF1 ATP Sintase serta Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
Fungsi mitokondria sangat bervariasi tergantung dengan jenis sel di mana mereka
berada.
Mitokondria memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk menghasilkan
energi. Makanan yang kita konsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul yang sederhana
seperti karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Hal tersebut akan dikirim ke mitokondria di
mana mereka akan memproses menjadi lebih lanjut untuk dapat menghasilkan molekul
bermuatan yang akan bergabung dengan oksigen serta akan menghasilkan molekul ATP.
Seluruh proses tersebut dikenal dengan fosforilasi oksidatif.
Mitokondria memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga konsentrasi ion
kalsium yang tepat dan cukup dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria dapat
membantu sel-sel untuk mencapai tujuan tersebut dengan melayani sebagai sebuah tangki
penyimpanan yang dapat menyimpan ion kalsium.
Mitokondria juga berperan dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah
serta hormon seperti testosteron dan estrogen.
Mitokondria yang terdapat dalam sel-sel hati mempunyai enzim yang dapat
mendetoksifikasi amonia.
Mitokondria berperan dalam proses kematian sel terprogram, yaitu sel yang tidak
diinginkan serta jumlah yang terlalu banyak sehingga akan dipangkas selama
perkembangan organisme. Proses tersebut disebut apoptosis. Kematian sel yang abnormal
dikarenakan disfungsi mitokondria akan berdampak dalam mempengaruhi fungsi organ.
5. Mengapa urea dalam urine dan ada dalam proses osmoregulasi
Karena urine mangandung urea yang berasal dari hasil eksresi pada ginjal yang
melalui tahap filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Ginjal termasuk organ eksresi dan
osmoregulasi. Urea adalah senyawa yang mudah larut dalam air, memiliki toksisitas lebih
rendah dari pada amonia, dan merupakan hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan
terestrial, dibandingkan dengan amonia, urea memiliki toksisitas dan tingkat kelarutan
dalam air yang lebih kecil. Hewan yang menghasilkan dan mengeluarkan urea disebut
ureotelik. Urea disintesis melalui siklus urea. Setelah urea terbentuk di dalam tubuh, urea
mengalami nasib yang bervariasi tergantung pada jenis hewan. Pada hiu dan ikan pari,
urea yang dihasilkan tidak dikeluarkan dari dalam tubuh melainkan direabsorpsi dan
masuk kembali ke sirkulasi darah. Ternyata hal ini sangat penting untuk menjaga
keseimbangan nilai osmolalitas total dalam darah dan sekaligus sangat penting bagi
osmoregulasi. Oleh karena itu pada ikan tersebut urea tidak disebut sebagai zat sisa,
melainkan senyawa yang sangat penting bagi tubuh. Tanpa urea ikan hiu dan pari tidak
bertahan hidup.