Download - 5 puisi kontemporer 2
Memahami buku kumpulan puisi kontemporer dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap periode
Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan
membaca buku kumpulan puisi kontemporer
Klik di sini
•Mendata hal-hal yang bersifat khusus dalam
puisi kontemporer
•Menemukan pesan/amanat yang ingin
disampaikan penyair
•Menjelaskan maksud isi puisi kontemporer•Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri umum puisi kontemporer
•Mengemukakan permasalah utama yang
dibahasa penyair
•Memberikan penilaian terhadap puisi
kontemporer
•Membuat puisi kontemporer dengan
memperhatikan tipografinya
Sajak Transmigran II
dia selalu singkong
dan terus menerus singkong
hari ini singkong
tadi malam singkong
besuk mungkin singkong
besuknya lagi juga singkong
di rumah sepotong singkong
di ladang seikat singkong
di pasar segerobak singkong
di rumah tetangga sepiring singkong
enam bulan lagi tetap singkong
setahun lagi tetap singkong
sepuluh tahun masih singkong
dua puluh tahun makan singkong
dan lima puluh tahun kemudian
transmigran berubah
sakit-sakitan
mati
lalu dikubur di ladang singkong
(1983, F. Rahardi)
Puisi yang berjudul “Sajak Transmigran
II” yang dikarang oleh F. Rahadi bertemakan
protes sosial terhadap pemerintah. Puisi tersebut
menceritakan tentang penderitaan yang dialami
oleh masyarakat yang telah mengikuti program
pemerintah untuk bertransmigrasi.
Hal ini dapat dilihat pada baris-baris puisi yang
menyebut kata singkong yang terdapat pada
baris pertama sampai baris ke-14. Singkong
dapat diartikan sebagai lambang penderitaan
yang dialami oleh warga transmigran
Orang yang bertransmigrasi kehidupan
ekonominya tidak berubah (selalu menderita), yang
semula mengalami kekurangan dalam hal ekonomi di
daerah transmigrasi pun ekonominya juga tidak jauh
berbeda yaitu tetap mengalami kekurangan. Para
transmigran pun mengalami penderitaan, sakit-
sakitan, bahkan sampai meninggal dunia pun mereka
masih dalam keadaan menderita.
Penderitaan tersebut dialaminya sepanjang hayat,
yaitu mulai kedatangannya di daerah transmigran
pada hari pertama sampai seterusnya bahhkan
sampai meniggal dunia pun kehidupannya tetap tidak
berubah yaitu menderita dan miskin.
Di
Di
Betul
kau pasti
sedang menghitung
berapa nasib lagi tinggal
sebelum fajar terakhir kau tutup
tanpa seorang pun tahu siapa kau dan
di
kau
maka kini
lengkaplah sudah
perhitungan di luar akal
dan angan-angan di dalam hati kita
tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun
menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang
di
Betul
kan?
(Noorca Marendra)
Penjelasan Puisi “Di”
Puisi yang berjudul “Di” karya Noorca
Marendra merupakan jenis puisi tipografi.
Puisi tipografi adalah puisi yang lebih
mementingkan gambaran visual dari puisi
tersebut. Dalam puisi tipografi seorang
penyair berusaha mengekspresikan gejolak
hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan
bentuk dari puisinya termasuk penggunaan
kata-kata yang ada didalam puisi tersebut.
Puisi tersebut tidak hanya mengandalkan
lukisan bentuknya saja, tetapi juga pemilihan
kata-katanya yang digunakan.
Dilihat dari lukisan bentuknya, dua
bentuk segitiga bertumpuk tampak
seperti tumpukan dua buah pohon
cemara. Bentuk runcing segitiga bentuk
itu seolah-olah menunjuk ke arah langit,
ke atas, sangat atas. Seolah-olah diatas
langit masih ada langit. Yang
dimaksudkan bahwa di atas sana ada
dunia sang kausa prima, yaitu Tuhan
sendiri.
Lukisan segitiga yang menyerupai pohon
cemara yang menunjuk ke langit itu
memperkuat makna baris dalam puisi-puisi
tersebut. kau pasti sedang menghitung berapa
nasib lagi tinggal sebelum fajar terakhir kau
tutup. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke
rumah abadi/ menghadap sang pencipta
(meninggal). Namun sebelum hari kematian
itu tiba, apa saja yang dapat dilakukan
manusia. Manusia secara naluriah hanya dapat
menghitung berapa lagi nasib yang tersisa.
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
V
VIVA PANCASILA !
(Oleh Jeihan)
Puisi yang berjudul “Viva Pancasila”
karya Jiehan merupakan jenis puisi tipografi.
Puisi tipografi adalah puisi yang lebih
mementingkan gambaran visual dari puisi
tersebut. Dalam puisi tipografi seorang
penyair berusaha mengekspresikan gejolak
hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan
bentuk dari puisinya termasuk penggunaan
kata-kata yang ada didalam puisi tersebut.
Puisi tersebut tidak hanya mengandalkan
lukisan bentuknya saja, tetapi juga pemilihan
kata-katanya yang digunakan.
Dilihat dari lukisan bentuknya, puisi tersebut berbentuk
segiempat. Baris pertama menggunakan huruf V sebanyak 17
huruf. Hal tersebut menandakan tanggal diproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu tanggal 17. Sementara
itu, huruf V ke bawah berjumlah 8 baris. Hal tersebut
menandakan bulan diproklamasikannya kemerdekaan bangsa
Indonesia yaitu bulan delapan (Agustus).
Pada akhir baris terakhir tertulis “Viva Pancasila”. Viva dalam
bahasa latin berarti kemenangan, Pancasila berarti lima dasar.
Tulisan tersebut seolah-olah merupakan judul puisi karya
Jiehan yang mempunyai makna kemenangan Pancasila. Jika
diartikan secara keseluruhan sajak tersebut berisikan tentang
Kemenangan Pancasila berkat diproklamasikannya
kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 bulan delapan
oleh bangsa Indonesia.
Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahas penyair dalam puisi ‘Di’!Jawab: masalah utama puisi ‘Di’ adalah manusia pada akhirnya akan kembali kepada sang pencipta (Yang Maha Segalanya)2. Bagaimanakah sikap penyair terhadap masalah yang disampaikan dalam puisi? Jawab: Penyair menganggap bahwa orang hidup di dunia ini pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta.
3. Bagaimanakah perasaan penyair ketika puisi itu ditulis! Jawab: Penyair merasa kesulitan untuk menemukan Tuhan.
4. Pesan apa sajakah yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca?Jawab: jangan membangga-banggakan diri karena kelebihan yang dimilikinya, sebab di atas sana adalah sang pemilik yang Mahakuasa
5. Sampaikan secara garis besar puisi yang Anda baca!
Jawab: Puisi “Di” yang berbentuk seperti lukisan
segitiga yang menyerupai pohon cemara yang
menunjuk ke langit itu memperkuat makna baris
dalam puisi-puisi tersebut. kau pasti sedang
menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar
terakhir kau tutup. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke
rumah abadi/ menghadap sang pencipta (meninggal).
Namun sebelum hari kematian itu tiba, apa saja yang
dapat dilakukan manusia. Manusia secara naluriah
hanya dapat menghitung berapa lagi nasib yang
tersisa.
6. Berilah penilaian terhadap puisi tersebut khususnya yang berkaitan dengan isi, tipografi, dan nonsense!Isi: isinya cukup bagus, yaitu mengingatkan manusia pada akhirnya akan kembali kepada Tuhannya. Untuk itu, harus bersiap-siap menghadap-Nya.
Tipografi: lukisan seperti bentuk pohon cemara bertumpuk
Nonsense: tidak ada
Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahas penyair dalam puisi ‘Viva Pancasila’!Jawab: masalah utama puisi ‘Viva Pancasila ’ adalah kemenangan bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 19452. Bagaimanakah sikap penyair terhadap masalah yang disampaikan dalam puisi? Jawab: Penyair menganggap kemerdekaan bangsa Indonesia berkat adanya kemenangan terhadap Pancasila
3. Bagaimanakah perasaan penyair ketika puisi itu ditulis! Jawab: Penyair merasa bangga dan gembira dengan adanya proklamasi tanggal 17 bulan Agustus bagi bangsa Indonesia 4. Pesan apa sajakah yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca?Jawab: ingat-ingatlah kemenangan Pancasila berkat tanggal 17 Agustus
5. Sampaikan secara garis besar puisi yang Anda baca!Jawab: Puisi “Viva Pancasila” Dilihat dari lukisan bentuknya,
puisi tersebut berbentuk segiempat. Baris pertama
menggunakan huruf V sebanyak 17 huruf. Hal tersebut
menandakan tanggal diproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia yaitu tanggal 17. Sementara itu, huruf V ke bawah
berjumlah 8 baris. Hal tersebut menandakan bulan
diproklamasikannya kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu
bulan delapan (Agustus).
Pada akhir baris terakhir tertulis “Viva Pancasila”. Viva dalam
bahasa latin berarti kemenangan, Pancasila berarti lima dasar.
Tulisan tersebut seolah-olah merupakan judul puisi karya
Jiehan yang mempunyai makna kemenangan Pancasila. Jika
diartikan secara keseluruhan sajak tersebut berisikan tentang
Kemenangan Pancasila berkat diproklamasikannya
kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 bulan delapan
oleh bangsa Indonesia. .
6. Berilah penilaian terhadap puisi tersebut khususnya yang berkaitan dengan isi, tipografi, dan nonsense!Isi: isinya cukup bagus, yaitu mengingatkan bangsa Indonesia tentang tanggal kemerdekaan bangsa yaitu tanggal 17 bulan Agustus.
Tipografi: lukisan berbentuk segi empat
Nonsense: huruf V yang berderet vertikal dan horisontal