Download - 5. larutan
LARUTAN
Retno Adiwijaya, S.Farm.
LARUTAN DAN KOMPONENNYA
LARUTAN
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Contoh larutan biner
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NONELEKTROLIT
Berdasarkan nilai titik didih zat terlarut, larutan dapat dibagi dua :
1. Titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya, sehingga zat terlarut lebih mudah menguap, misal O2, NH3 dan alkohol dalam air
2. Titik didih zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya, dan jika dipanaskan maka pelarut yang lebih dulu menguap. Imi disebut zat terlarut yang tidak mudah menguap, misal gula, urea dan NaCl dalam air.
Larutan ke dua mempunyai sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari bahasa latin (colligare) yang berarti berkumpul bersama.
Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan (jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya.
Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besarnya pengaruh itu bergantung pada jumlah partikel tersebut. Ada empat sifat koligatif , yaitu (1) penurunan tekanan uap, (2) kenaikan titik didih, (3) penurunan titik beku dan (4) tekanan osmotik.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (P)
Besarnya tekanan uap jenuh bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antara partikel besar sukar menguap, dan mempunyai tekanan uap jenuh yang relatif kecil, misalnya garam, gula, glikol, dan gliserol.
Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antara partikel lemah mudah menguap (volatile), dan mempunyai tekanan uap jenuh yang relatif besar, misalkan etanol dan eter.
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh (ΔP).
ΔP = P0 – P
Menurut Raoult, untuk larutan-larutan encer dari zat yang tak atsiri, penurunan takanan uap jenuh larutan dirumuskan sebagai :
P = XB . P0 dan P = XA . P0
P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni, P = tekanan uap jenuh lautan, P = penurunan takanan uap jenuh larutan, XA = fraksi mol zat pelarut, XB = fraksi mol zat tarlarut
Contoh Soal:
Tekanan uap jenuh air pada 100oC adalah 760 mm Hg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan glukosa 10% pada 100oC? (C = 12; O = 16).Jawab:
P = Xair . P0
= 0,99 . 760 mmHg = 752,4 mmHg
99,0056,05
5X
mol056,0mol180
10gram10%10Glukosa
mol5mol18
90gram90%90Air
air
atau
P = Xgula . P0
∆P = 0,056 x 100 = 5,6 mmHg
jadi P = 760 – 5,6 = 752,4 mmHg
2. Kenaikan Titik Didih (Tb) dan penurunan Titik Beku (Tf)
Titik didih suatu cairan ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan pada permukaan cairan).
Hubungan antara tekanan uap jenuh dengan suhu air dan larutan berair diberikan pada diagram berikut :
- Garis C-D = garis didih air.- Garis B-E = garis didih larutan- Garis D-D’ = perubanan tenanan beku- Garis C-F = garis beku air - Garis B-G = garis beku larutan- Garis F-F’ = perubanan tenanan didih- Titik B & C = titik triple air & larutan
Diagram P-T air dan suatu larutan air
Pelarut murni
Larutan
Cair
Gas
Padat
Tf Tb
Titik beku larutan
Titik beku pelarut
Titik didih larutan
Titik didih pelarut
Titik tripel larutan
1 atm
0oCSuhu
Te
kan
an
A
B
C
G F D E
D'
F'
Kenaikan titik didih larutan (Tb = boiling point elevation) didefinisikan sebagai selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut
Tb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Oleh karena kenaikan titik didih dan penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi larutan, maka untuk larutan-larutan encer, kenaikan titik didih (Tb) maupun penurunan titik beku (Tf) sebanding dengan kemolalan larutan.
Tf = Kf x mTb = Kb x m dan
Tb = kenaikan titik didih, Tf = penurunan titik beku, Kb = tetapan kenaikan titik didih
molal, Kf = tetapan penurunan titik beku molal, m = kemolalan larutan
Tetapan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku molal didefinisikan sebagai nilai kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang diukur pada konsentrasi 1 molal.
Contoh Soal: Sebanyak 18 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukanlah titik didih larutan itu. Kb air = 0,52oC Jawab:
mol/kg ,20
kg 0,5
mol 0,1 mLarutan kemolalan
1,0mol / g 180
g 18 Glukosa Mol
mol
ΔTb = m x Kb
= 0,2 x 0,52oC = 0,104oC
titik didih larutan = titik didih pelarut + ΔTb
= 100 + 0,104oC
= 100,104oC
3. Tekanan Osmotik Larutan
Tekanan osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan kepada larutan sehingga dapat mencegah mengalirnya molekul pelarut memasuki larutan melalui selaput semipermiabel.
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu :
V = nRT = n RT/V = MRT atau
dengan, = tekanan osmotikV = volum larutan (dalam liter)n = jumlah mol zat terlarutT = suhu absolut larutan (suhu kelvin)R = tetapan gas (0,08205 L atm mol-1 K-1
M = molaritas larutan
Contoh soal:
1. Berapakah tekanan osmotik larutan sukrosa 0,0010 M pada 25oC?Jawab :
500g/mol
0,01mol
5gn
G Mr
Mr
G n
mol 0,01n
L 0,5
n mol/L 0,02
V
n M
mol/L 0,02 M
K 300K x atm/mol L 0,08205 x M atm 76
78
MRT π
2. Larutan 5 gram suatu zat dalam 500 mL larutan mempunyai tekanan osmotik sebesar 38 cmHg pada 27oC. Tentukanlah massa molekul relatif (Mr) zat itu. Jawab:
500g/mol
0,01mol
5gn
G Mr
Mr
G n
mol 0,01n
L 0,5
n mol/L 0,02
V
n M
mol/L 0,02 M
K 300K x atm/mol L 0,08205 x M atm 76
78
MRT π
500g/mol
0,01mol
5gn
G Mr
Mr
G n
mol 0,01n
L 0,5
n mol/L 0,02
V
n M
mol/L 0,02 M
K 300K x atm/mol L 0,08205 x M atm 76
78
MRT π
= MRT = 0,0010 mol L-1 x 0,08205 L atm mol-1 K-1 x 298 K
= 0,024 atm (18 mm Hg)
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan elektrolit memberi sifat koligatif yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan nonelektrolit yang berkonsentrasinya sama.
Ini disebabkan karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion-ion. Jadi untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan nonelektrolit.
Perbandingan antara harga sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan suatu larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor van’t Hoff dan dinyatakan dengan lambang i.
Satu mol zat non elektrolit dalam larutan menghasilkan satu mol (6,02 x 1023 butir) partikel. Sebaliknya, satu mol elektrolit tipe ion seperti NaCl terdiri atas satu mol ion Na+ dan satu mol ion Cl-, satu mol K2SO4 terdiri atas dua
mol ion K+ dan satu mol ion SO42-.
Harga i dari elektrolit tipe kovalen ternyata lebih bervariasi, bergantung pada kekuatan elektrolit itu. Hubungan harga i dengan persen ionisasi (derajat disosiasi) dapat diturunkan sebagai berikut.
mulamulajumlah
mengionyangjumlahα
Jumlah yang mengion = jumlah mula-mula x α = M x α
atau
A (elektrolit) ↔ n B (ion)mula-mula : M -ionisasi : -Mα +nM αsetimbang : M(1– α) nM α
Konsentrasi partikel dalam larutan = M[1 + (n – 1)α], maka pertambahan jumlah partikel dalam larutan = 1 + (n – 1)α, oleh karena itu, persamaan sifat koligatif larutan menjadi :
ΔTb = Kb x m x i ΔTf = Kf x m x i π = MRT x i
Contoh soal:
Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air. Jika diketahui Kbair = 0,52oC; Kfair = 1,86oC (Mg = 24; Cl = 35,5), tentukanlah nilai : a. titik didih, b. titik beku, c. tekanan osmotik larutan itu pada 25oC jika α = 0,9.Jawab:
a) ΔTb = Kb x m x i = 0,52 x 0,022 x 2,8 = 0,032oCtitik didih larutan = 100 + 0,032oC = 100,032oC
i = 1 + (n – 1)α = 1 + (3 – 1) 0,9 = 2,8
MgCl2 → Mg+ + 2Cl-
b) ΔTf = Kf x m x i = 1,86 x 0,022 x 2,8 = 0,115oCtitik beku larutan = 0 – 0, 115oC
= -0,115oC
molal0,021Kg0,5xg/mol95
g1
pelarutKgxMgClMr
MgClmassam
2
2
nilai m dan M sama.
c) π = MRT x I = 0,022 x 0,08205 x 298 x 2,8 = 1,51 atm.
SISTEM KOLOID
Sistem koloid adalah campuran homogen antara fase terdispersi dan fase pendispersi
SifatSistem Dispersi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Campuran
Bentuk dispersi
Penulisan
Ukuran diameter partikel
Pemeriksaan mokroskop
Penyaringan
Homogen
Dispersi molekuler
A(aq)
< 10-7 cm
tetap homogen dengan mikroskop ultra
tidak dapat dengan penyaring apapun
Homogen
Dispersi padatan
A(s)
10-7 – 10-5 cm
heterogen dengan mikroskop ultra
dapat disaring dengan penyaring ultra
Heterogen
Dispersi padatan
A(s)
> 10 –5 cm
dengan mata biasa heterogen
dapat disaring dengan penyaring biasa
NoFasa
TerdispersiFasa
PendispersiNama koloid Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
Gas
Gas
Cair
Cair
Cair
Padat
Padat
Padat
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Buih
Busa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol padat
Sol
Sol padat
Buih sabun, shampoo, deterjen, lerek
Karet busa, batu apung
Kabut
Susu, santan, es krim
Mutiara, keju
Asap
Cat, larutan agar-agar, larutan kanji, lotion
Kaca berwarna, campuran logam
Jenis-jenis koloid
SIFAT KHAS PARTIKEL KOLOID
1. Tyndall, adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 2. Gerak brown, adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel
koloid 3. Adsorpsi, adalah sifat menyerap partikel atau ion atau senyawa lain 4. Koagulasi, penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan 5. Koloid liofil, koloid sol di mana partikel koloid (sebagai fase terdispersi)
senang (dapat menarik/mengikat) cairannya (sebagai fase pendispersi). 6. Koloid liofob, kebalikan dari koloid liofil
PERISTIWA ELEKTROFORESIS
Peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda disebut elektroforesis
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi (menentukan) muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif.
1. Cara Kondensasi Cara kondensasi termasuk cara kimia. Pada proses kondensasi,
molekul-molekul dari larutan direaksikan menghasilkan suatu senyawa yang sukar larut dalam air dan membentuk partikel koloid
a) Reaksi Redoks
Pembuatan sol belerang; 2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H2O(l)
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
b) Reaksi Hidrolisis
Pembuatan sol Fe(OH)3; FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
c) Reaksi Substitusi
Pembuatan sol As2S3 ; 2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 6H2O
2. Cara Dispersi
Cara ini dilakukan dengan mengubah partikel ukuran besar menjadi partikel koloid.
3. Cara Mekanik
Ini dilakukan dari gumpalan materi yang besar kemudian dihaluskan. Seteleh diperoleh partikel yang halus, kemudian didispersikan dalam medium pendispersi dan ditambahkan zat penstabil.
4. Cara Busur Bredig
Mula-mula logam yang akan didispersikan (Au atau Pt) dibuat seperti elektroda, kemudian kedua logam dihubungkan dengan arus listrik dan dicelupkan dalam larutan KCl 0,001 M. Panas yang timbul, mula-mula menguapkan logam kemudian uap logam terkondensasi dalam larutan dan membentuk partikel koloid.
5. Cara Peptisasi
Cara ini mengubah endapan yang terjadi dengan diubah menjadi partikel koloid dengan cara penambahan zat kimia (elektrolit).