23 Universitas Kristen Petra
4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Aliran Proses Informasi dan Produksi
PT XYZ menghasilkan dua produk utama yaitu sticker dan offset. Setiap
produk tersebut memiliki dua jenis order dari customer yaitu jenis order ulangan
dan jenis order baru (termasuk ulangan yang mengalami perubahan). Setiap
produk tersebut memiliki penanganan yang berbeda dalam hal distribusi informasi
dan proses produksinya meskipun pada dasarnya sama. Proses pendistribusian
informasi ke setiap bagian terkait dilakukan dengan menggunakan Acara Kerja
(AK). yaitu lembar kerja yang terdiri dari 4 lembar yang sama tetapi berbeda
warna yang memuat spesifikasi dan jumlah produk yang akan dibuat, informasi
waktu pemesanan dan pengiriman, serta proses-proses yang akan dikerjakan.
Selain itu juga digunakan beberapa form dan buku sebagai sarana komunikasi.
Tabel 4.1. Sarana Komunikasi dan Informasi di dalamnya
Sarana Komunikasi Informasi Nomor AK dan nama pembuatnya Jenis order (B/U) dan nama customer Tanggal pesan dan tanggal janji kirim Mesin Jumlah stok dan jumlah order Desain produk yang akan dicetak Ukuran dan jumlah warna cetakan Jenis bahan yang digunakan
Acara Kerja (AK) Proses-proses khusus selain cetak Nomor form dan tanggal pesan Nama bahan, ukuran dan jumlah pesanan
Form Pemesanan Bahan Nomor AK yang memerlukan bahan tersebut Nomor AK Form Permintaan Pembuatan
Klise Tanggal pesan dan tanggal selesai Nomor memo dan tanggal dibuatnya
Memo PPIC Bagian yang akan diberi memo, isi memo
Universitas Kristen Petra
24
Tabel 4.1. Sarana Komunikasi dan Informasi di dalamnya (lanjutan)
Desain produk yang akan dicetak Pembuat desain
Prin Out Desain Tanggal acc desain dari customer
Nomor AK, nama customer, nama cetakan
Form Order Penting Tanggal pesan dan tanggal kirim Nomor AK
Buku Serah Terima Tanggal keluar dan tanggal kembali Tanggal pinjam dan nomor AK
Kartu Pinjam Klise dan Pisau Nomor pisau dan nomor klise Nomor AK Tanggal pembuatan Print Out Nama bahan dan jumlah yang dibutuhkan
Print Out Kebutuhan Bahan Ukuran bahan Nomor AK dan nama customer Nama cetakan Tanggal pembuatan Print Out
Print Out Rencana Kerja Tanggal kirim Form Laporan Potong Status pengerjaan potong bahan
Nama dan ukuran bahan Laporan Stok bahan (program computer) Jumlah stok bahan dalam gudang
Nama dan ukuran bahan Tanggal pembuatan form
Print Out Bahan Sisa Jumlah bahan sisa Nama produk dan spesifikasinya
Buku Stok Jumlah stok masuk dan keluar Nomor AK Status pengiriman
Form Realisasi Janji Kirim Tanggal realisasi kirim
Universitas Kristen Petra
25
Tabel 4.2. Sarana Komunikasi Antar Bagian
Dari Tujuan Sarana Komunikasi Purchase Order AK (putih, merah, biru, kuning)
Customer Marketing Telepon dan email AK putih
Marketing Despro Contoh Desain (Print Out) AK Putih & Merah (Ulangan) Ak Merah (Baru)
Marketing PPIC Form Permintaan Order penting Marketing Finishing AK Biru
Despro G. Klise &
Pisau Buku Serah terima Klise & Pisau Buku Serah Terima Plat
Despro G. Plat AK Putih Despro PPIC Program Komputer Despro Marketing AK PPIC G.Klise AK Putih (order ulangan)
Produksi AK Putih dan Contoh Desain (Sticker) Kartu pinjam Klise & pisau
Print out Kebutuhan bahan baku PPIC Print out Rencana Kerja
Produksi AK putih dan Contoh Desain PPIC (Offset) Print out Rencana Kerja PPIC Bag. Potong Print out Rencana kerja PPIC SubVendor Print out Rencana kerja PPIC G. Bhn Baku Print out Kebutuhan bahan baku PPIC Bag. Slitter Memo PPIC (untuk Slitter) PPIC Marketing Print out Rencana Kerja
Produksi Contoh Produk Jadi (Sticker) QC AK putih Produksi Buku serah terima (Sticker) Finishing AK putih Produksi Buku serah terima (Sticker) Bag. Slitter AK putih Produksi (Offset) G.Plat AK putih
Universitas Kristen Petra
26
Tabel 4.2. Sarana Komunikasi Antar Bagian (lanjutan)
Produksi Contoh Produk Jadi, (Offset) QC AK putih Produksi Buku serah terima (Offset) Subvendor AK putih Produksi AK putih (Offset) Bag. Potong Buku serah terima
Produksi QC (Sticker) AK putih
Produksi QC (Offset) AK Putih
Produksi Bag. Potong (Offset) Form Laporan Potong Bag.Potong Finishing Buku Serah terima
Subvendor Bag Potong AK putih AK putih
Subvendor Finishing Buku serah terima AK putih
Bag. Slitter Finishing Buku serah terima
Bag. Slitter G. bahan
baku Buku serah terima AK putih Klise & Pisau
G. Klise PPIC Kartu pinjam Klise & pisau G. Klise Despro Form pembuatan Klise & pisau baru
Laporan Stok Gudang (Program computer) G.Bahan Baku PPIC Print out Bahan Sisa
G. Bahan Baku Purchasing Form Pemesanan
AK putih G. Plat Produksi Buku serah terima plat G. Plat Despro Form Pembuatan plat baru
Buku stok Finishing Marketing AK putih
Finishing Ekspedisi Surat Jalan
Ekspedisi PPIC Form Realisasi janji Kirim (Program Komputer)
Universitas Kristen Petra
27
4.1.1. Aliran Proses Informasi Produk Sticker
Proses informasi dimulai ketika bagian marketing menerima order dari
customer. Kemudian Marketing membuat Acara Kerja (selanjutnya ditulis AK)
sesuai dengan order tersebut. AK yang telah dibuat kemudian dibawa ke despro
yang selanjutnya despro akan membuat desainnya dalam bentuk print out desain.
Setelah desain dari despro selesai, maka print out desain tersebut diberikan
kepada marketing agar marketing dapat memberikan kepada customer dengan
tujuan agar customer dapat melihat apakah desainnya sudah sesuai dengan
keinginan customer tersebut. Desain yang belum sesuai akan dikembalikan pada
despro agar diperbaiki. Sedangkan desain yang sudah sesuai (dinamakan sudah
acc customer) dikembalikan pada despro untuk dibuatkan Klise (cetakan) dan
pisaunya (jika diperlukan).
Ketika marketing membawa AK yang telah acc customer ke Despro,
marketing meminta despro untuk menentukan tanggal janji despro menyelesaikan
klise dan pisaunya dengan menuliskannya dalam AK. kemudian satu salinan
berkas AK tersebut (berwarna putih) diberikan kepada despro yang selanjutnya
apabila despro telah menyelesaikan desainnya maka desain dan berkas AK
tersebut diserahkan ke gudang klise. Selain itu, marketing juga memberikan
salinan berkas AK berwarna biru ke bagian finishing untuk meminta laporan stok
pada gudang stok bila order ulangan. Bila order baru maka berkas AK tersebut
disimpan bagian finishing sebagai arsip.
Kemudian marketing juga memberikan kepada PPIC salinan berkas AK.
Untuk order baru satu salinan berkas (berwarna merah) dan untuk order ulangan
dua salinan berkas (merah dan putih) karena untuk order ulangan tidak melalui
despro. Kemudian marketing meminta PPIC menentukan tanggal janji kirim ke
customer (artinya tanggal selesai pengerjaan order tersebut) dengan
menuliskannya dalam AK dan menanda-tangani buku order milik marketing.
PPIC memberikan satu salinan berkas AK (berwarna putih) ke bagian gudang
klise karena order ulangan akan langsung disiapkan klise dan pisaunya. Salinan
berkas AK yang lain (berwarna merah) disimpan oleh PPIC sebagai arsip. Salinan
berkas AK yang lain (berwarna kuning ) tetap dibawa marketing untuk disimpan
Universitas Kristen Petra
28
sebagai arsip. PPIC yang menerima berkas AK selanjutnya melakukan input data
untuk penjadwalan produksi (schedule).
Klise dan pisau yang sudah selesai dibuat oleh despro, diberikan ke
gudang klise beserta berkas AK berwarna putih dan print out desain. gudang klise
yang menerima berkas AK berwarna putih menyiapkan pisau, klise dan master
warna untuk diserahkan kepada PPIC dengan menyerahkan salinan berkas AK
(berwarna putih). PPIC yang menerima berkas AK, pisau, Klise, dan master warna
tersebut kemudian melakukan perhitungan kebutuhan bahan. Jika bahan tidak ada
dalam stok di gudang, maka PPIC mengajukan pemesanan bahan kepada gudang
dan menyimpan sementara berkas AK beserta pisau, klise, dan master warnanya
sampai bahan tersebut datang (tersedia). Jika bahan yang dibutuhkan tersedia,
maka PPIC segera membuat form kebutuhan bahan yang terdiri dari 3 lembar
yaitu untuk bagian gudang bahan baku, bagian produksi, dan disimpan sebagai
arsip PPIC.
Setelah membuat form tersebut, maka PPIC menyerahkan salinan berkas
AK berwarna putih beserta form tersebut dan perlengkapannya ke bagian produksi
untuk dilakukan proses cetak. Selanjutnya setelah selesai dicetak, berkas AK
berwarna putih dan hasil cetakan dibawa ke bagian finishing untuk disortir dan
dikemas. Setelah selesai di finishing kemudian dibawa ke bagian ekspedisi
(pengiriman). Data Flow Diagram untuk proses ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
Universitas Kristen Petra
29
Gambar 4.1. DFD Sistem Informasi Untuk Produk Sticker
Customer
TerimaOrder
Marketing Despro
Cek Stok BRG JADI
Desain Print Out
PPIC
Desain Film,
Klise, & Pisau
G. Klise
Siapkan Pisau &
Klise
Hitung & Cek
Bahan Baku
Produksi
Cek Pisau, Klise & Bahan
G. Stok
Purchasing
Supllier
G. Bhn Baku
Siapkan Bahan
A
C
B
Ulangan Baru
Sudah Acc
Belum Acc
Ada kerusakan
Meminta Acc Customer
ACC Customer
Ada kerusakan
SCHEDULE PRODUKSI
Cek ROP & EOQ
Universitas Kristen Petra
30
Gambar 4.1. DFD Sistem Informasi Untuk Produk Sticker (lanjutan)
4.1.2. Aliran Proses Informasi Produk Offset
Proses informasi dimulai ketika marketing menerima order dari customer
kemudian membuat Acara Kerja (AK). Untuk order baru marketing menyerahkan
berkas AK berwarna putih kepada despro untuk dibuat desainnya berupa print out
desain. Setelah despro menyelesaikan desain tersebut, maka print out desain
diberikan ke marketing untuk meminta persetujuan dari customer terhadap desain
yang telah dibuat. Apabila customer setuju dengan desain yang telah dibuat,
maka berkas AK dan print out desain diserahkan kembali ke despro untuk agar
despro membuat plat dan pisau yang dibutuhkan. Apabila customer belum setuju,
maka dikembalikan ke despro lagi untuk direvisi.
Berkas AK berwarna putih dan print out desain yang telah disetujui
customer, sebelum dibawa ke despro diberikan ke bagian potong bahan untuk
dilakukan penghitungan bahan (terkadang langsung dibantu owner) atau dapat
Cetak
Slitter
Finishing
Ekspedisi
AB
C
Kelebihan cetak
Universitas Kristen Petra
31
juga berkas tersebut difotocopy terlebih dahulu. Kemudian bagian purchasing
memesan bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Kemudian marketing
menyerahkan berkas AK (berwarna merah) ke PPIC untuk dimasukkan dalam
penjadwalan produksi.
Untuk order ulangan, marketing melakukan pengecekan stok terlebih
dahulu dengan meminta laporan dari gudang stok yang termasuk dalam bagian
finishing. Kemudian marketing tidak perlu ke despro tetapi langsung ke PPIC
dengan menyerahkan berkas AK berwarna putih dan merah serta meminta tanggal
janji kirim dari PPIC. Selanjutnya PPIC menyerahkan berkas AK berwarna putih
ke bagian offset yang selanjutnya diteruskan ke bagian potong bahan untuk
dilakukan perhitungan kebutuhan bahan (bila belum dilakukan perhitungan oleh
owner). Kemudian bagian potong memberikan laporan ke purchasing agar
purchasing segera melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya Setelah schedule
produksi selesai dibuat, PPIC menyerahkan form schedule tersebut kepada bagian
offset, potong bahan, subvendor, dan marketing agar tiap-tiap bagian
mengetahuinya serta menyimpan satu form sebagai arsip.
Setelah bahan datang maka proses potong bahan dan cetak dilaksanakan
dengan berpedoman pada AK berwarna putih. Setelah proses cetak selesai,
dilanjutkan proses tambahan ke subvendor jika diperlukan (UV,Laminating,
Hotprint, emboss, Plong). Bagian offset menyerahkan hasil cetakan dan berkas
AK berwarna putih ke staff subvendor. Setelah selesai dari subvendor, kemudian
dilakukan proses pemotongan produk sesuai spesifikasi berdasarkan AK berwarna
putih lalu dibawa ke bagian finishing untuk disortir dan dikemas lalu diserahkan
ke bagian ekspedisi (pengiriman). Data Flow Diagram untuk proses ini dapat
dilihat pada gambar 4.2.
Universitas Kristen Petra
32
Gambar 4.2. DFD Sistem Informasi Untuk Produk Offset
Customer Terima
Order
Marketing Despro
Cek Stok BRG JADI
Desain Print-Out
PPIC
Desain Film, Plat & Pisau
G. Plat
Siapkan Plat & Pisau
Schedule
Produksi
Cetak
G. Stok
Purchasing
Supllier
G. Bhn Baku
Cek Bahan Baku
A
C
D
Bag. Potong Subvendor
Proses Subvendor
B
Sudah Acc
Belum Acc Baru
Ulangan Meminta Acc Customer
ACC Customer
Siapkan Bahan
Cek ROP & EOQ
Universitas Kristen Petra
33
Gambar 4.2. DFD Sistem Informasi Awal Untuk Produk Offset (lanjutan)
4.1.3. Aliran Proses Produksi
Proses produksi yang dilaksanakan pada dasarnya sama, baik untuk
produk offset maupun sticker. Setelah bahan baku tersedia maka dilakukan proses
set up cetakan. Proses ini meliputi pengaturan mesin dan pengaturan warna hingga
sesuai dengan desain yang dipesan. Setelah selesai set up, bagian Quality Control
(QC) melakukan pemeriksaan terhadap hasil set up tersebut dan memberikan
persetujuan cetak (Acc) bila sudah sesuai dengan desain yang dipesan. Kemudian
dilanjutkan dengan proses cetak dimana Untuk produk offset menggunakan tiga
mesin sedangkan untuk produk sticker dibagi menjadi dua bagian yaitu mesin
besar dengan 3 mesin (M-15, M-16, M-17) dan mesin kecil sebanyak 13 unit
ditambah 1 unit mesin plong. Setelah selesai proses cetak maka dilanjutkan
dengan proses khusus sesuai (Slitter, Plong, Subvendor) berdasarkan order.
Kemudian dikirim ke bagian finishing dan dilakukan pemeriksaan akhir mengenai
desain produk jadi dan jumlahnya. Setelah memenuhi standar kualitas, maka
produk tersebut dikemas dan dikirim oleh bagian ekspedisi.
Finishing
Ekspedisi
AD
C B
Kelebihan cetak
Universitas Kristen Petra
34
Gambar 4.3. Operation Process Chart (OPC)
Keterangan Gambar:
O-1 = Proses mempersiapkan bahan bahan untuk cetak (tinta dan kertas/sticker)
O-2 = Proses Set Up cetakan dan pengaturan mesin
O-3 = Proses Cetak produk
O-4 = Proses Khusus jika diperlukan (Slitter, Plong, proses di Subvendor)
O-5 = Proses Finishing
O-6 = Proses Packaging
O-7 = Proses Pengiriman (Ekspedisi)
I-1 = Inspeksi Hasil Set Up cetakan dan Acc cetakan
I-2 = Inspeksi akhir sebelum dikemas
O-1
I-1
I-2
O-2
O-3 O-4
O-5 O-6 O-7
Universitas Kristen Petra
35
4.2. Persediaan Bahan (Inventori)
Persediaan bahan merupakan komponen penting dalam suatu perusahaan.
Persediaan dapat memberikan keuntungan yaitu berupa kelancaran produksi
sehingga pengiriman tidak terlambat. Tetapi persediaan juga dapat menimbulkan
kerugian yang sangat besar bila tidak ditangani secara optimal. Hal ini terjadi
terjadi karena dalam mengadakan persediaan bahan membutuhkan biaya berupa
biaya pemesanan (Ordering Cost) dan biaya penyimpanan (Holding Cost). Untuk
mengatasi permasalahan tersebut dapat digunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ) dengan terlebih dahulu menghitung stok pengaman (Safety Stock)
dan Re-Order Point (ROP).
4.2.1. Pengendalian Persediaan Bahan dengan Safety Stock
Selama ini perusahaan menggunakan sistem pengendalian persediaan
dengan sistem safety stock. Safety stock adalah sejumlah persediaan yang
diadakan untuk mengantisipasi keterlambatan datangnya bahan yang sudah
dipesan maupun hal-hal lain yang mengganggu kelancaran produksi karena tidak
tersedianya bahan yang dibutuhkan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam produksi percetakan sangat variatif
karena bergantung pada tipe dan ukuran yang dikehendaki customer. Oleh karena
itu data yang digunakan adalah data-data pemakaian bahan baku yang sering
digunakan dalam produksi percetakan saja. Data pemakaian bahan baku produk
sticker selama bulan januari 2005 sampai dengan juni 2006 dalam satuan roll
dapat dilihat pada lampiran 2 sampai lampiran 4. Kode yang dimaksudkan adalah
kode bahan dengan ukuran lebarnya. Sedangkan untuk panjangnya adalah 1000
meter (1 roll = 1000 meter). Penjelasan dari setiap kode tersebut dapat dilihat pada
lampiran 1.
Setelah memperoleh data pemakaian bahan, selanjutnya dilakukan
perhitungan stok pengaman (safety stock). Perhitungan safety stock perusahaan
dibuat dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi dalam perusahaan. Seperti
misalnya angka 0.85 pada rumus SS / MG merupakan koefisien pengali yang
menyatakan tingkat kepastian bahan tersebut tersedia. Untuk angka 2 dalam
rumus yang sama adalah merupakan koefisien pengali untuk bahan yang sama
Universitas Kristen Petra
36
tetapi dibutuhkan pada mesin yang berbeda sehingga diperlukan dua unit (Roll)
bahan baku yang sama
AV / BLN = Jumlah bahan yang terpakai / banyak bulan...................(4.1)
AV / Mg = (AV / BLN) / 4................................................................(4.2)
SS / Mg = (0.85 x (AV / Mg) x 2.......................................................(4.3)
Keterangan:
AV = Average ( rata rata ) pemakaian bahan Mg = Minggu
SS = Safety Stock (Stok Pengaman)
Berikut ini satu contoh perhitungan safety stock dan untuk hasil
lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Contoh: PTFPX 1
AV / Bln = 251 / 18 =13,944 = 14 (pembulatan komputer)
AV / Mg = 14 / 4 = 3 (pembulatan komputer)
SS / Mg = (0,85 X 3) X 2 = 5,1 = 6 roll (pembulatan komputer)
Tabel 4.3. Safety Stock Perusahaan
KODE Av / BLN AV / MG SS
PTFPX 1 14 3 6
PTFPX 1,5 38 10 16
PTFPX 2 22 6 9
PTFPX 2.5 38 10 16
PTFPX 5 11 3 5
PTSTX 1 24 6 10
PTSTX 1.25 35 9 15
PTSTX 2 34 9 15
SAGBC 11 S 3 1 1
SAGBC 16.5S 2 1 1
SAGBC 20 S 1 0 0
SAGBC 22 S 3 1 1
SAGPF 16.5S 2 1 1
SAGPF 20 S 9 2 4
SARBC 12.5 2 1 1
SARBC 16.5 10 3 4
Universitas Kristen Petra
37
Tabel 4.3. Safety Stock Perusahaan (lanjutan)
KODE Av / BLN AV / MG SS
SARBC 25 4 1 2
SHGPC 15.5 S 8 2 3
SHGPC 16.5 S 30 8 13
SHGPC 21 L 1 0 0
SHRBC 12.5 0 0 0
SHRBC 16.5 11 3 5
SHRBC 17.5 1 0 1
SHRBC 21 90 22 38
SMGBL 13.5 S 41 10 18
SMGBL 14.5 S 30 7 13
SMGBL 16.5 S 7 2 3
SMGBL 17.5 S 25 6 10
SMGBL 21.5 S 25 6 11
SMRBL 10 S 4 1 2
SMRBL 11 S 5 1 2
SMRBL 13.5 S 8 2 3
SMRBL 14.5 S 8 2 3
SMRBL 15.5 S 14 4 6
SMRBL 16.5 S 51 13 22
SMRBL 17.5 S 12 3 5
SMRBL 19 S 4 1 2
SMRBL 20 S 2 0 1
SOPLX 10.5 E 2 0 1
SOPLX 13 E 5 1 2
SOPLX 14.5 E 10 2 4
SOPLX 15 E 14 3 6
SOPLX 15.5 E 7 2 3
SOPLX 16 E 7 2 3
SOPLX 16.5 E 11 3 5
Universitas Kristen Petra
38
Tabel 4.3. Safety Stock Perusahaan (lanjutan)
KODE Av / BLN AV / MG SS
SOPLX 17.5 E 6 2 3
SOPLX 18 E 3 1 1
SSATX 15.5 4 1 2
SSATX 16.5 10 2 4
SSGPX 16.5 D 5 1 2
SSGPX 8 D 6 1 2
SSGPX 8.5 D 7 2 3
STPEF 14.6 S 5 1 2
STPEF 17.7 S 7 2 3
STRAF 23.5 S 2 1 1
SVNPC 13.5 S 1 0 1
SVNPC 15.5 S 3 1 1
SVNPC 16.5 S 5 1 2
SVNPC 17.5 S 4 1 2
SVNTC 11 S 4 1 2
SVNTC 12.5 S 2 1 1
SVNTC 13 S 1 0 0
SVNTC 13.5 S 7 2 3
SVNTC 14.5 S 2 0 1
SVNTC 15.5 S 8 2 3
SVNTC 16.5 S 9 2 4
SVNTC 17.5 S 6 1 3
KKSTX 230 F2 1 0 0
SYPLX 14 L 5 1 2
SYPLX 15 E 5 1 2
SYPLX 17.5 L 2 1 1
Universitas Kristen Petra
39
4.2.2. Pengendalian Persediaan Bahan dengan Re-Order Point
Pengendalian persediaan dengan menggunakan Re-Order Point (ROP)
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengujian statistik yaitu uji
kenormalan dengan terlebih dahulu membuang data ekstrem. Hasil uji kenormalan
dapat dilihat pada lampiran 5. Apabila pada uji kenormalan ternyata ada bagian
data yang tidak berdistribusi normal, maka diasumsikan data berdistribusi normal.
Dari uji kenormalan akan didapatkan nilai standar deviasi tiap bulan yang
kemudian dihitung standar deviasi tiap minggunya karena lead time yang
digunakan adalah satu minggu. Selanjutnya nilai tersebut dikalikan dengan Zα
dimana nilai α yang digunakan adalah 15 % menurut ketetapan perusahaan. Dari
perhitungan tersebut akan diperoleh nilai safety stock.
Setelah mendapatkan nilai safety stock, maka dilakukan perhitungan
untuk memperoleh nilai Re-Order Point (ROP) dan Economic Order Quantity
(EOQ). Permintaan selama waktu tunggu (DLT) diasumsikan menggunakan rata
rata pemakaian bahan selama satu minggu karena Lead Time kedatangan bahan
adalah satu minggu. Biaya pemesanan yang diperhitungkan adalah biaya
pemesanan melalui telepon dan diasumsikan sebesar Rp 300,- per unit. Biaya
penyimpanan dalam hal ini diasumsikan sebagai pendapatan bunga yang
seharusnya diperoleh jika uang yang digunakan untuk membeli bahan baku
disimpan di bank. Berikut ini satu contoh perhitungan Safety Stock ,ROP dan
EOQ suatu bahan sedangkan untuk hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4.
Contoh: PTFPX 1
Standar Deviasi (σ-dari uji normal) / Bln = 5,35
Varian (σ2 ) / Bln = (8,29225)2 = 28,666
Varian (σ2 ) / Mg = 68,76141006 / 4 = 7,167
Standar Deviasi (σ) / Mg = (17,1903252)1/2 = 2,677
Zα = 1,399 ( dari tabel Z dengan α 15 %)
SS = 1,399 X 2,677 = 3,745= 4 roll (pembulatan)
ROP = DLT + SS = 3 + 4 = 7 unit (roll)
Asumsi:
Tingkat suku bunga tabungan 2 % per tahun
Estimasi Harga tepat (karena harga sebenarnya merupakan rahasia perusahaan)
Universitas Kristen Petra
40
C = Rp 300 per unit (roll)
H = (2% x Rp 203.000)/(12 x 4) = Rp 85 per unit (roll)
DLT = 3 (AV / Mg)
EOQ = ( 2 x Rp 300 x 3 / Rp 85)1/2 = 5 unit (roll)
Tabel 4.4. Data Safety Stock, ROP, dan EOQ
KODE DLT SS ROP HARGA/ROLL H EOQ PTFPX 1 3 4 7 Rp 203,000 Rp 85 5 PTFPX 1,5 9 18 27 Rp 304,500 Rp 127 7 PTFPX 2 6 13 19 Rp 406,000 Rp 169 5 PTFPX 2.5 6 13 20 Rp 507,500 Rp 211 4 PTFPX 5 3 5 8 Rp 1,015,000 Rp 423 2 PTSTX 1 3 6 9 Rp 297,000 Rp 124 4 PTSTX 1.25 9 22 32 Rp 371,250 Rp 155 6 PTSTX 2 6 16 22 Rp 594,000 Rp 248 4 SAGBC 11 S 1 2 3 Rp 382,250 Rp 159 2 SAGBC 16.5S 1 2 2 Rp 573,375 Rp 239 1 SAGBC 20 S 0 1 1 Rp 695,000 Rp 290 1 SAGBC 22 S 0 1 1 Rp 764,500 Rp 319 0 SAGPF 16.5S 1 2 2 Rp 726,000 Rp 303 1 SAGPF 20 S 3 5 8 Rp 880,000 Rp 367 2 SARBC 12.5 0 1 1 Rp 347,500 Rp 145 1 SARBC 16.5 3 6 9 Rp 458,700 Rp 191 3 SARBC 25 1 4 5 Rp 695,000 Rp 290 2 SHGPC 15.5 S 2 4 6 Rp 503,750 Rp 210 2 SHGPC 16.5 S 8 16 24 Rp 536,250 Rp 223 5 SHGPC 21 L 0 1 1 Rp 682,500 Rp 284 1 SHRBC 12.5 0 0 0 Rp 406,250 Rp 169 1 SHRBC 16.5 3 4 7 Rp 536,250 Rp 223 3 SHRBC 17.5 0 1 2 Rp 568,750 Rp 237 1 SHRBC 21 17 19 37 Rp 682,500 Rp 284 6 SMGBL 13.5 S 9 14 24 Rp 594,000 Rp 248 5 SMGBL 14.5 S 8 22 30 Rp 638,000 Rp 266 4 SMGBL 16.5 S 2 4 6 Rp 726,000 Rp 303 2 SMGBL 17.5 S 7 11 17 Rp 770,000 Rp 321 3 SMGBL 21.5 S 7 8 15 Rp 946,000 Rp 394 3 SMRBL 10 S 1 2 3 Rp 392,500 Rp 164 2 SMRBL 11 S 1 2 3 Rp 431,750 Rp 180 2 SMRBL 13.5 S 2 3 5 Rp 529,875 Rp 221 2 SMRBL 14.5 S 2 4 6 Rp 569,125 Rp 237 2 SMRBL 15.5 S 4 5 9 Rp 608,375 Rp 253 3
Universitas Kristen Petra
41
Tabel 4.4. Data Safety Stock, ROP, dan EOQ (lanjutan)
KODE AV / MG SS2 ROP HARGA/ROLL H EOQ
SMRBL 16.5 S 13 13 26 Rp 647,625 Rp 270 5 SMRBL 17.5 S 3 4 8 Rp 686,875 Rp 286 3 SMRBL 19 S 1 2 4 Rp 745,750 Rp 311 1 SMRBL 20 S 0 1 1 Rp 785,000 Rp 327 1 SOPLX 10.5 E 0 1 1 Rp 315,000 Rp 131 1 SOPLX 13 E 1 2 3 Rp 390,000 Rp 163 2 SOPLX 14.5 E 2 5 8 Rp 435,000 Rp 181 3 SOPLX 15 E 3 5 9 Rp 450,000 Rp 188 3 SOPLX 15.5 E 2 4 5 Rp 465,000 Rp 194 2 SOPLX 16 E 1 2 4 Rp 480,000 Rp 200 2 SOPLX 16.5 E 3 4 7 Rp 495,000 Rp 206 3 SOPLX 17.5 E 2 4 5 Rp 525,000 Rp 219 2 SOPLX 18 E 1 2 3 Rp 540,000 Rp 225 1 SSATX 15.5 1 2 3 Rp 460,350 Rp 192 2 SSATX 16.5 2 4 7 Rp 490,050 Rp 204 3 SSGPX 16.5 D 1 2 3 Rp 1,216,050 Rp 507 1 SSGPX 8 D 1 2 3 Rp 589,600 Rp 246 2 SSGPX 8.5 D 2 3 5 Rp 626,450 Rp 261 2 STPEF 14.6 S 0 2 2 Rp 137,240 Rp 57 2 STPEF 17.7 S 2 5 7 Rp 166,380 Rp 69 4 STRAF 23.5 S 0 1 1 Rp 204,450 Rp 85 1 SVNPC 13.5 S 0 1 1 Rp 1,039,500 Rp 433 1 SVNPC 15.5 S 1 2 3 Rp 1,193,500 Rp 497 1 SVNPC 16.5 S 1 3 4 Rp 1,270,500 Rp 529 1 SVNPC 17.5 S 1 2 3 Rp 1,347,500 Rp 561 1 SVNTC 11 S 1 2 3 Rp 1,155,000 Rp 481 1 SVNTC 12.5 S 0 2 2 Rp 726,000 Rp 303 1 SVNTC 13 S 0 1 1 Rp 825,000 Rp 344 0 SVNTC 13.5 S 2 3 4 Rp 891,000 Rp 371 2 SVNTC 14.5 S 0 1 2 Rp 957,000 Rp 399 1 SVNTC 15.5 S 2 4 6 Rp 1,023,000 Rp 426 2 SVNTC 16.5 S 2 3 5 Rp 1,089,000 Rp 454 2 SVNTC 17.5 S 1 2 4 Rp 1,155,000 Rp 481 1 SYPLX 14 L 1 3 5 Rp 105,000 Rp 44 4 SYPLX 15 E 1 2 3 Rp 112,500 Rp 47 4 SYPLX 17.5 L 1 2 2 Rp 131,250 Rp 55 3
Universitas Kristen Petra
42
4.3. Produksi
Produksi merupakan bagian utama dari suatu perusahaan. Peningkatan
keuntungan perusahaan salah satunya dipengaruhi proses produksi. Proses
produksi yang efektif dan efisien dapat meningkatkan keuntungan bagi
perusahaan dan mendukung kelancaran pemenuhan order. Sebaliknya proses
produksi yang tidak terorganisir dengan baik dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan dan menghambat pemenuhan order customer. Oleh karena itu perlu
diadakan penelitian dalam hal proses produksi.
4.3.1. Pengukuran waktu baku sebelumnya
Pengukuran Waktu Baku tidak dilakukan pada semua mesin yang ada
dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan telah memiliki standar waktu
baku untuk setiap mesin yang ada. Pengukuran waktu baku yang dilakukan
bertujuan untuk mem-validasi hasil pengukuran sebelumnya. Berikut ini data hasil
pengukuran sebelumnya.
Tabel 4.5. Data Waktu Proses Mesin Sticker
Waktu Set Up (menit) Speed Mesin Nama
Mesin BS S GK Min Rata-rata Max
M-15 60 90 20 38-50 50-60 60-90
M-17 60 90 20 25-30 30-40 40-60
M-16 60 90 20 30-80 80-140 140-200
MK 1 30 - - - 7000 7000
MK 2 30 - - - 7000 7000
MK 3 30 - - - 7000 7000
MK 4 30 - - - 7000 7000
MK 5 30 - - - 5000 7000
MK 6 30 - - - 4000 7000
MK 7 30 - - - 3000 7000
MK 8 30 - - - 4000 7000
MK 9 30 - - - 3500 7000
MK 10 30 - - - 3000 7000
Universitas Kristen Petra
43
Tabel 4.5. Data Waktu Proses Mesin Sticker (lanjutan)
Waktu Set Up (menit) Speed Mesin Nama
Mesin BS S GK Min Rata-rata Max
MK 11 30 - - - 4000 7000
MK 12 30 - - - 4000 7000
MK 13 30 - - - 4000 7000
Keterangan Tabel:
BS = Waktu Set Up Biasa
S = Waktu Set Up Sulit
GK = Waktu Set Up Ganti Klise
Speed Mesin untuk M-15 dan M-16 dalam struk/menit, untuk M-17 dalam
meter/menit, dan untuk MK dalam struk/jam.
. Tabel 4.6. Data Waktu Proses Mesin Offset
Waktu Set Up (menit) Speed Mesin (Lembar/menit)
Nama
Mesin
Ulangan Baru
Ganti
Plat/warna Min Rata-rata Max
Offset A 110 240 30 67 83 108
Offset B 120 240 30 83 117 167
Offset C 60 210 30 50 67 83
4.3.2. Pengukuran dan Validasi Waktu Baku
Pengukuran waktu baku untuk validasi dilakukan pada beberapa mesin
saja yaitu mesin M-16, mesin 10, dan mesin Offset B. Data awal untuk setiap
mesin dapat dilihat pada lampiran 6. Selanjutnya, dari data tersebut dilakukan
pengujian kenormalan, keseragaman, kecukupan data, dan uji mean dua populasi.
Universitas Kristen Petra
44
Pada Uji kenormalan digunakan α sebesar 5 %. Apabila pada uji
kenormalan ternyata ada bagian data yang tidak berdistribusi normal, maka
diasumsikan data berdistribusi normal dengan α yang terdapat pada gambar
distribusi normal. Hasil uji kenormalan data dapat dilihat pada lampiran 7.
Selanjutnya pada uji keseragaman apabila didapati ada bagian data yang tidak
seragam, maka data tersebut dikeluarkan dan kemudian dilakukan pengujian ulang
dari awal (uji normal). Hasil uji keseragaman data dapat dilihat pada lampiran 8.
Pada uji kecukupan data, apabila ada bagian data yang tidak memenuhi
kecukupan data (data kurang), maka diasumsikan cukup karena adanya
keterbatasan waktu dalam pengumpulan data. Uji kecukupan data dilakukan
dengan menggunakan rumus 2.5. dan rumus 2.6. berikut ini satu contoh
perhitungan uji kecukupan data dan untuk hasil lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 9.
Contoh: Waktu Set Up Sulit Mesin 16
N = 17 α = 5 %
x = 129.882
t = 2.11
k = 0.05
sd = 43,6776
N’ = (( 43,6776 . 2.11) / (0.05 . 129.882))2 = 201.3931
N < N’ berarti data tidak cukup (kurang).
Pada Uji mean dua populasi, apabila jumlah data kurang dari 30 data
maka digunakan uji one sample T. Sedangkan apabila jumlah data lebih dari sama
dengan 30, maka digunakan uji one sample Z. Pada uji mean, jika didapati ada
bagian data yang tidak memenuhi, maka berarti ada perbedaan yang signifikan
sehingga dalam perhitungan waktu baku tidak menggunakan nilai semula (nilai
standard perusahaan) tetapi menggunakan nilai hasil pengolahan data ini. Untuk
hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 sampai lampiran 12.
Setelah Pengujian data dilakukan, maka selanjutnya dilakukan
perhitungan waktu baku dengan rumus 2.1 sampai 2.3. Dalam perhitungan waktu
baku nilai performance rating dan allowance merupakan nilai yang diberikan oleh
perusahaan.
Universitas Kristen Petra
45
Tabel 4.7. Rincian Nilai Performance Rating
Performance Rating Keterangan M-16 MK 10 Offset B
SKILL 0.03 0.03 0.03 EFFORT 0.02 0.02 0.02
CONDITION 0.02 0 0.02 CONSISTENCY 0 0 0.01
Total 1.07 1.05 1.08
Tabel 4.8. Perhitungan Waktu Baku Mesin M-16 dan MK 10
M-16 MK 10
Keterangan Sulit Biasa Ganti Klise Speed Set Up Speed
Ws (Average) 129.88 56.67 27.05 75.2 111.52 4277.4 Performance Rating 1.07 1.07 1.07 1 1.05 1.05Wn 138.971 60.6369 28.9435 75.2 117.096 4491.27Allowance 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03Wb 143.26 62.512 29.8386 77.525 120.7175 4630.175
Tabel 4.9. Perhitungan Waktu Baku Mesin Offset B Keterangan Baru Ulangan Ganti Plat Speed Ws (Average) 249.23 120 35.48 83.1 Performance Rating 1.08 1.08 1.08 1 Wn 269.1684 129.6 38.3184 83.1 Allowance 0.03 0.03 0.03 0.03 Wb 277.4932 133.6082 39.50351 85.6701
4.3.3. Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dalam perusahaan ini tidak dapat ditentukan secara
tepat. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang dipesan dan ukuran produk sangat
bervariasi. Namun demikian kita tetap dapat memperkirakan kapasitas produksi
tersebut dengan asumsi jumlah produk yang dipesan dan ukuran produk adalah
tetap.
A. Mesin Kecil (MK)
Asumsi: jumlah produk yang dipesan 15000 buah dengan layout 2
Jml Struk = 15000 / 2 = 7500 struk
Waktu cetak = jml struk / speed = 7500 / 4630.175 = 1.62 jam = 97.2 mnt
Waktu persiapan cetak = 15 menit
Universitas Kristen Petra
46
Waktu set up = 120.7175 menit
Total waktu = 97.2 + 15 + 120.7175 = 232.9175 mnt
Jam kerja = 13 jam = 780 menit
Kapasitas produksi = 780 / 232.9175 = 3 order / hari
untuk 13 mesin kecil, maka kapasitas produksi = 13 x 3 = 39 order /hari
B. Mesin Besar
Asumsi: jumlah produk yang dipesan 20000 buah dengan layout 2
Jml Struk = 20000 / 2 = 10000 struk
Waktu cetak = jml struk / speed = 10000 / 77.52577 = 129 mnt
Waktu persiapan cetak = 15 menit
Waktu set up diasumsikan set up biasa = 62.51227 menit
Total waktu = 129+ 15 + 62.51227 = 206.51227 mnt
Jam kerja = 8 jam = 480 menit
Kapasitas produksi = 480 / 206.51227 = 2.3 = 2 order / hari
untuk 13 mesin kecil, maka kapasitas produksi = 3 x 2 = 6 order /hari
C. Mesin Offset
Asumsi: jumlah produk yang dipesan 5000 lembar
Waktu cetak = jml lembar / speed = 5000 / 85.6701 = 58.36 mnt
Waktu persiapan cetak = 15 menit
Waktu set up diasumsikan set up ulangan = 133.6082 menit
Total waktu = 58.36 + 15 + 133.6082 = 206.9682 mnt
Jam kerja = 8 jam = 480 menit
Kapasitas produksi = 480 / 206.9682 = 2.3 = 2 order / hari
untuk 3 mesin offset, maka kapasitas produksi = 3 x 2 = 6 order /hari