Download - 3kasih
3. Kasih Membarui Masyarakat
Pertama kita melihat dari hakikat kasih itu sendiri. Kasih bergembira melihat kebaikan
yang ada di dalam diri seseorang dan kasih juga mengharapkan sesuatu yang terbaik terjadi
untuk diri orang tersebut. Dengan definisi ini, maka kasih sebenarnya mengatasi segala
perbedaan suku, budaya, dan agama. Manifestasi kasih yang bisa lihat lihat pada jaman
kita adalah kasih yang ditunjukkan oleh yang terberkati Ibu Teresa dari Kalkuta.
Kasih juga merupakan yang terbesar dari tiga theological virtue, yang terdiri dari iman,
pengharapan, dan kasih (1 Kor 13:13). Dan tiga hal ini kita dapatkan pada waktu kita
dibaptis. Jadi sebenarnya dengan pembaptisan, kita telah dilengkapi oleh rahmat Tuhan
untuk dapat melakukan kasih. Dan kasih yang kita lakukan kepada sesama adalah
didasarkan kepada kasih kita kepada Tuhan. Kalau kita membaca tentang mazmur kasih di
1 Korintus 13:1-13, kita akan melihat kedalaman pengertian kasih. Tanpa kasih, maka
iman dan pengharapan, serta semua karunia adalah sia-sia.
Jadi bagaimana kita menerapkan kasih ini dalam masyarakat?
1. Pertama kita harus menyadari bahwa untuk dapat menerapkan kasih, bukan berarti
kita harus mengaburkan identitas kita, sehingga kita dapat masuk dalam masyarakat,
atau komunitas tertentu. Kita tidak usah takut untuk menunjukkan identitas kita
sebagai seorang Kristen yang baik. Tentu saja bukan dengan berteriak-teriak, mamun
dilakukan secara bijaksana. Bunda Teresa yang melayani masyarakat yang heterogen
di India mengatakan, orang lain mungkin mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda
ada yang Hindu, Islam, dll, namun bagi saya agama Kristen adalah pilihan saya dan
saya mengasihi Yesus dan Gereja-Nya.
2. Jadi untuk menerapkan kasih, kita dituntut untuk menunjukkan kasih mulai dari diri
kita sendiri, yaitu mengasihi Tuhan lebih daripada apapun di dunia ini. Dari situ kita
dikuatkan oleh Tuhan untuk mengasihi sesama kita. Kita mulai dari yang terdekat di
sekitar kita, seperti keluarga, saudara-saudara kita, teman-teman di kampus,
komunitas di sekitarnya, dll. Namun semua penerapan kasih bersumber pada kasih
kita kepada Yesus.
3. Hal yang paling nyata untuk menerapkan kasih adalah dengan hidup kudus. Karena
kekudusan ini menjadi refleksi dari Yesus sendiri. Dengan hidup kudus berarti kita
menjalankan misi khusus yang dikumandangkan di Alkitab. Percaya bahwa kebaikan
akan menyebar dengan sendirinya atau “bonum diffusivum sui“. Dengan kita hidup
kudus, maka orang akan melihat apa yang mendasari sikap hidup kita, yang pada
akhirnya akan membawa orang kepada Sang Kebenaran, yaitu Kristus.
4. Kita juga jangan menunggu untuk melakukan sesuatu yang besar, namun mulailah
dari hal-hal yang kecil. Seperti Santa Teresia kanak-kanak Yesus mengatakan bahwa
lakukanlah hal-hal yang kecil namun dengan didasari kasih yang besar kepada Yesus.
Lihatlah dalam keluarga kita masing-masing, teman-teman kita, mungkin ada yang
sedih, marah, kesepian, dll. Kesepian adalah kemiskinan yang lebih parah daripada
kemiskinan jasmani. Hiburlah mereka, luangkan waktu untuk mendengarkan keluh
kesah mereka, bawa mereka dalam doa harian, dll.
5. Kesimpulannya, dengan semakin mendasarkan kasih kita kepada Yesus dan iman
Kekristenan kita, maka kita akan semakin dapat menerapkan kasih kepada sesama kita
walaupun dalam masyarakat yang heterogen. Tanpa dasar kasih kita kepada Tuhan,
maka apa yang kita lakukan adalah hanyalah suatu kerja atau karya sosial, yang tidak
mempunyai karakter supernatural. Dan pada akhirnya, perbuatan kasih yang kita
lakukan akan membawa orang kepada Sang Sumber Kasih itu sendiri, Yesus.