Download - 34 - SANGKAREANG

Transcript
Page 1: 34 - SANGKAREANG

34|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

PENGARUH LAJU UDARA PEMANASAN OVEN TEMBAKAU TERHADAPKONSUMSI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BIJI JARAK

Oleh :

Ahamad MultazamProgram Studi Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstrak: Laju udara pengopenan tembakau merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam prosespengopenan tembakau lombok(tembakau oven) dalam hal konsumsi bahan bakar. Laju udara pada prosespengopenan tembakau berdampak langsung terhadap kenaikan suhu udara didalam open tembakau dankonsumsi bahan bakar, tentu perlu dilakukan penelitian pengaruh laju udara pemanasan oven tembakauterhadap konsumsi bahan bakar alternatif biji jarak dengan tujuan membuktikan apakah variasi laju udarapengopenan tembakau tersebut penting atau tidak yang nantinya dibuktikan dengan jumlah konsumsibahan bakar dan hasil krosok. Penelitian dilakukan secara experiment dengan pola variasi laju udarpengeringan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa pariasi laju udara pengeringan berpengaruhterhadap konsumsi bahan bakar dengan melakukan penyamaan waktu pembakaran. Pengaruh yang sangatnampak dibuktikan oleh jumlah konsumsi bahan bakar yaitu laju pengeringan dengan laju nolmenghabiskan bahan bakar 22 kg. Laju pengeringan dengan laju 50 cm menghabiskan bahan bakar 39 kgdan laju pengeringan dengan laju 100 cm menghabiskan bahan bakar 31 kg. Jika dilihat dari lambat ataucepatnya kenaikan suhu pengopenan ternyata laju pengopenan dengan jarak 50 cm memilki tingkatkenaikan suhu paling cepat dan kenaikan suhu paling lambat adalah pola suhu dengan laju nol.

Kata kunci: laju pengopenan, biji jarak, tembakau virgina lombok, oven tembakau.

PENDAHULUAN

Tembakau lombok merupakan tanamanagroindustri terbesar di Nusa Tenggara Baratdengan produksi tembakau virginia pada tahun2017 ditargetkan sebanyak 48.534 ton karena adaperluasan areal tanam dari 22.019 hektare padatahun 2016 menjadi 24.123 hektare pada tahun2017 yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur,Lombok Tengah, Lombok barat atau terjadipenambahan areal tanam seluas 15 persen.Penggunaan bahan bakar untuk omprongan masihbervariasi tergantung keuangan petani. Minyaktanah merupakan bahan bakar yang banyakdiminati petani untuk pengomprongan tembakakuoven.

Minyak tanah memeiliki beberapa kelebihansebagai bahan bakar oven tembakaku yaitu prosespembakaran tergolong mudah, pengaturan suhulebih gampang sesuai kebutuhan, pengontrolanlebih gampang dan hasil omprongannya jarangyang mengecewakan. Disamping itu bahan bakaryang sering digunakan oleh petani adalah kayubakar. Kayu juga bisa digunakan untuk pengopenantembakaku disamping itu juga bahan alternatifsudah pernah dicoba seperti biji cangkang kemiri,batu bara, biji jarak dll. Semua bahan bahan bakartersebut memiliki kelebihan dan kekurangan namun

Semua bahan bakar yang digunakan tersebutmemiliki tujuan yang sama untuk menghasilkankalor/suhu panas dari hasil pembakaran. Panasyang konstan berdampah terhadap hasil akhir darikrosok kering tembakau maka daripada itupengontrolan panas sangatlah perlu dijaga sesuaitahapan proses yang diinginkan dalam pengopenantebakau. Bagaimana jika suhu pengopenan yangtidak stabil disaat pengopenan berlangsung, tentuperlu dilakukan penelitian pengaruh laju suhupengering temakaku oven lombok terhadapkonsumsi bahan bakar alternatif biji jarak dari hasilpenelitian tersebut membuktikan apakahpengntrolan suhu pengopenan tembakau tersebutpenting atau tidak.

METODE PENELITIAN

Pada Penelitian ini dilakukan denganexperiment dengan tahapan yaitu Manipulasi teknikpengeringan dengan variasi laju pengering yaituyang pertama tampa laju, laju dengan jarak 50 cmdan laju dengan jarak 100 cm sehingga dapatdiamati veriasi laju udara dengan jarak mana yangmenghabiskan lebih banyak dan sedikit namun jugamempertimbangan kualitas tembakau kering.

Page 2: 34 - SANGKAREANG

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|35

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Uji Nilai Ekonomis

Tabel 1. Tabel Konsumsi Bahan BakarBerdasarkan Variasi laju udara

Berdasarkan hasil penelitian ini jika dilihat dariaspek penggunaan bahan bakar ketiga pola lajupengeringan tersebut memiliki perbedaan.Penggunaan bahan bakar dengan pola suhu rendahmenghabiskan bahan bakar lebih rendah namunhasil krosok tembakau rendah. Pola laju udaradengan jarak 50 cm mengbiskan bahan bakar lebihtinggi namun menghasilkan krosok terlalu keringsehingga terlihat kurang menarik. Pola laju udarayang terbaik adalah laju udara 100 cmmenghasilkan hasil krosok dengan warna kuningkeemasan dengan aroma yang harum. Pola laju 100cm menghabiskan bahan bakar lebih sedikitdibanding pola laju udara 50 cm.

b. Hasil Uji eksperimen Uji Kualitatif

Gambar 1. Hasil krosok dengan laju udara nol

Gambar 2. hasil krosok dengan laju udara 50 cm

Gambar 3. Hasil krosok dengan laju udara 100 cm

Hasil krosok dengan tampa laju udara standartembakau berwarna kuning kehijauan pucat denganaroma yang menyengat dikarenakan prosespengeringan belum sempurna. Hasil krosok denganpola laju 100 cm mengkasilkan krosok denganwarna kuning keemasan menghasilkan aroma yangharum dan kering dikarenakan prosespengeringannya sesuai tahapan suhu yangdiingikan tembakau. Hasil krosok dengan pola lajusuhu dengan jarak 50 cm standar tembakauberwarna kuning kemerahan dan ujung ujungdaunnya berwarna hitam dikarenakan suhupengovenan terlalu tinggi mengakibatkan overheating pada daun tembakau. Aromanyamengandung sedikit tembakau karna terlalu kering.Pengontrolan suhu pengeringan tembakaumerupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan karna berdampak langsung terhadaphasil akhir krosok.

PENUTUP

Laju udara pengering merupakan suatu halyang sangat penting dalam mengatur konsumsibahan bakar. Dari hasil penelitian membuktikanbahwa pariasi laju udara pengeringan berpengaruhterhadap konsumsi bahan bakar dengan melakukanpenyamaan waktu pembakaran. Pengaruh yangsangat nampak dibuktikan oleh jumlah konsumsibahan bakar yaitu laju pengeringan dengan laju nolmenghabiskan bahan bakar 22 kg. Lajupengeringan dengan laju 50 cm menghabiskanbahan bakar 39 kg dan laju pengeringan denganlaju 100 cm menghabiskan bahan bakar 31 kg. Jikadilihat dari lambat atau cepatnya kenaikan suhupengopenan ternyata laju pengopenan dengan jarak50 cm memilki tingkat kenaikan suhu paling cepatdan kenaikan suhu paling lambat adalah pola suhudengan laju nol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petani Tembakau Lombok MampuAntisipasi Perubahan Cuaca. Berita daerah.http:// www.beritadaerah.com

Anonim. 2009. Hutan Rusak, Mata Air di NTBBerkurang. Tempo Intraktif.http://www.tempointrktif.com

Aziz. 2006. Kandungan Kimia Jarak. Jakarta:Sibermedia.

Cahyawan, 2003. Pengering Hibrid Dengan EnergiYang Berasal Dari Surya, Ranting KayuBakar, Sekam Dan Minyak Tanah Untuk

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|35

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Uji Nilai Ekonomis

Tabel 1. Tabel Konsumsi Bahan BakarBerdasarkan Variasi laju udara

Berdasarkan hasil penelitian ini jika dilihat dariaspek penggunaan bahan bakar ketiga pola lajupengeringan tersebut memiliki perbedaan.Penggunaan bahan bakar dengan pola suhu rendahmenghabiskan bahan bakar lebih rendah namunhasil krosok tembakau rendah. Pola laju udaradengan jarak 50 cm mengbiskan bahan bakar lebihtinggi namun menghasilkan krosok terlalu keringsehingga terlihat kurang menarik. Pola laju udarayang terbaik adalah laju udara 100 cmmenghasilkan hasil krosok dengan warna kuningkeemasan dengan aroma yang harum. Pola laju 100cm menghabiskan bahan bakar lebih sedikitdibanding pola laju udara 50 cm.

b. Hasil Uji eksperimen Uji Kualitatif

Gambar 1. Hasil krosok dengan laju udara nol

Gambar 2. hasil krosok dengan laju udara 50 cm

Gambar 3. Hasil krosok dengan laju udara 100 cm

Hasil krosok dengan tampa laju udara standartembakau berwarna kuning kehijauan pucat denganaroma yang menyengat dikarenakan prosespengeringan belum sempurna. Hasil krosok denganpola laju 100 cm mengkasilkan krosok denganwarna kuning keemasan menghasilkan aroma yangharum dan kering dikarenakan prosespengeringannya sesuai tahapan suhu yangdiingikan tembakau. Hasil krosok dengan pola lajusuhu dengan jarak 50 cm standar tembakauberwarna kuning kemerahan dan ujung ujungdaunnya berwarna hitam dikarenakan suhupengovenan terlalu tinggi mengakibatkan overheating pada daun tembakau. Aromanyamengandung sedikit tembakau karna terlalu kering.Pengontrolan suhu pengeringan tembakaumerupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan karna berdampak langsung terhadaphasil akhir krosok.

PENUTUP

Laju udara pengering merupakan suatu halyang sangat penting dalam mengatur konsumsibahan bakar. Dari hasil penelitian membuktikanbahwa pariasi laju udara pengeringan berpengaruhterhadap konsumsi bahan bakar dengan melakukanpenyamaan waktu pembakaran. Pengaruh yangsangat nampak dibuktikan oleh jumlah konsumsibahan bakar yaitu laju pengeringan dengan laju nolmenghabiskan bahan bakar 22 kg. Lajupengeringan dengan laju 50 cm menghabiskanbahan bakar 39 kg dan laju pengeringan denganlaju 100 cm menghabiskan bahan bakar 31 kg. Jikadilihat dari lambat atau cepatnya kenaikan suhupengopenan ternyata laju pengopenan dengan jarak50 cm memilki tingkat kenaikan suhu paling cepatdan kenaikan suhu paling lambat adalah pola suhudengan laju nol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petani Tembakau Lombok MampuAntisipasi Perubahan Cuaca. Berita daerah.http:// www.beritadaerah.com

Anonim. 2009. Hutan Rusak, Mata Air di NTBBerkurang. Tempo Intraktif.http://www.tempointrktif.com

Aziz. 2006. Kandungan Kimia Jarak. Jakarta:Sibermedia.

Cahyawan, 2003. Pengering Hibrid Dengan EnergiYang Berasal Dari Surya, Ranting KayuBakar, Sekam Dan Minyak Tanah Untuk

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|35

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Uji Nilai Ekonomis

Tabel 1. Tabel Konsumsi Bahan BakarBerdasarkan Variasi laju udara

Berdasarkan hasil penelitian ini jika dilihat dariaspek penggunaan bahan bakar ketiga pola lajupengeringan tersebut memiliki perbedaan.Penggunaan bahan bakar dengan pola suhu rendahmenghabiskan bahan bakar lebih rendah namunhasil krosok tembakau rendah. Pola laju udaradengan jarak 50 cm mengbiskan bahan bakar lebihtinggi namun menghasilkan krosok terlalu keringsehingga terlihat kurang menarik. Pola laju udarayang terbaik adalah laju udara 100 cmmenghasilkan hasil krosok dengan warna kuningkeemasan dengan aroma yang harum. Pola laju 100cm menghabiskan bahan bakar lebih sedikitdibanding pola laju udara 50 cm.

b. Hasil Uji eksperimen Uji Kualitatif

Gambar 1. Hasil krosok dengan laju udara nol

Gambar 2. hasil krosok dengan laju udara 50 cm

Gambar 3. Hasil krosok dengan laju udara 100 cm

Hasil krosok dengan tampa laju udara standartembakau berwarna kuning kehijauan pucat denganaroma yang menyengat dikarenakan prosespengeringan belum sempurna. Hasil krosok denganpola laju 100 cm mengkasilkan krosok denganwarna kuning keemasan menghasilkan aroma yangharum dan kering dikarenakan prosespengeringannya sesuai tahapan suhu yangdiingikan tembakau. Hasil krosok dengan pola lajusuhu dengan jarak 50 cm standar tembakauberwarna kuning kemerahan dan ujung ujungdaunnya berwarna hitam dikarenakan suhupengovenan terlalu tinggi mengakibatkan overheating pada daun tembakau. Aromanyamengandung sedikit tembakau karna terlalu kering.Pengontrolan suhu pengeringan tembakaumerupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan karna berdampak langsung terhadaphasil akhir krosok.

PENUTUP

Laju udara pengering merupakan suatu halyang sangat penting dalam mengatur konsumsibahan bakar. Dari hasil penelitian membuktikanbahwa pariasi laju udara pengeringan berpengaruhterhadap konsumsi bahan bakar dengan melakukanpenyamaan waktu pembakaran. Pengaruh yangsangat nampak dibuktikan oleh jumlah konsumsibahan bakar yaitu laju pengeringan dengan laju nolmenghabiskan bahan bakar 22 kg. Lajupengeringan dengan laju 50 cm menghabiskanbahan bakar 39 kg dan laju pengeringan denganlaju 100 cm menghabiskan bahan bakar 31 kg. Jikadilihat dari lambat atau cepatnya kenaikan suhupengopenan ternyata laju pengopenan dengan jarak50 cm memilki tingkat kenaikan suhu paling cepatdan kenaikan suhu paling lambat adalah pola suhudengan laju nol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petani Tembakau Lombok MampuAntisipasi Perubahan Cuaca. Berita daerah.http:// www.beritadaerah.com

Anonim. 2009. Hutan Rusak, Mata Air di NTBBerkurang. Tempo Intraktif.http://www.tempointrktif.com

Aziz. 2006. Kandungan Kimia Jarak. Jakarta:Sibermedia.

Cahyawan, 2003. Pengering Hibrid Dengan EnergiYang Berasal Dari Surya, Ranting KayuBakar, Sekam Dan Minyak Tanah Untuk

Page 3: 34 - SANGKAREANG

36|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

Tembakau. Laporan Penelitian.Mataram:Universitas Mataram.

Chakrabarti dan Johnson 1972, Thermal Analysisof Virginia Tobbacco

Rahimy. 2006. Pembudidayaan Jarak di Indonesia.Internet

Rakhmadiono dkk. 2004. Uji PenampilanOmprongan Tembakau Virginia DariTerpal Plastik Terhadap Mutu Krosokan,Efisiensi Energi dan Analisa Ekonomi.Internet

Pavavicharn. 2003 Feasibility of HSD for VirginiaTobacco Drying at Lombok Timur, NusaTenggara Barat, Indonesia. Thesis.Germany: University of Flensburg.

Sofian dan Kaliwantoro. 2004. Pengaruh BentukKolektor Terhadap Laju Pengeringan padaPengering Hibrid. Laporan Penelitian.Mataram: Universitas Mataram.

Trihusodo. 2006. Jarak Pemongkong dan ProspekPemasarannya. Internet.Tjokrowiasatro,E.H dan widodo,BUK.1990. Teknik Pembakaran Dasar DanBahan Bakar. Surabaya:ITS.

Wahid dan Kaliwantoro. 2005. PengaruhLaju Alran Udara Terhadap LajuPengeringan dan Kualitas HasilPengeringan pada Pengering Hibrid,Laporan Penelitian. Mataram: UniversitasMataram


Top Related