Transcript
Page 1: 238831077 case-report-heg-selvia

Get Homework/Assignment Done

Homeworkping.com

Homework Help

https://www.homeworkping.com/

Research Paper help

https://www.homeworkping.com/

Online Tutoring

https://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sites

PRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

Tanggal masuk RSUD : 10 Agustus 2014

Jam : 13.10 WIB

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama Ny. Y

Umur 31 tahun

Agama Islam

1

Page 2: 238831077 case-report-heg-selvia

Pendidikan terakhir S1

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Status Nikah ~ 10 tahun

Alamat Kp. Sumur Gading, Bojonegara

Nama Suami Tn. C

Pendidikan Suami S1

Pekerjaan Suami PNS

No CM 6378XX

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mual dan muntah yang dirasakan 3 minggu SMRS

Keluhan Tambahan :

Pusing, lemas dan sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Ny.Y G2P1A0 usia 31 tahun hamil 7-8 minggu datang ke RSUD Cilegon pada tanggal 10

Agustus 2014 pukul 13:10 WIB dengan keluhan mual dan muntah yang dirasakan sejak 3

minggu SMRS. Awalnya muntah 5 kali sehari dan semakin memberat sejak 1 hari SMRS,

yaitu sebanyak lebih dari 10 kali sehari, berupa makanan yang dimakan dan cairan

berwarna kekuningan, dan tidak terdapat darah. Mual dirasakan terus menerus dan

terutama dirasakan setelah makan atau minum dan memburuk saat pagi hari. Hal ini

membuat pasien lemas, tidak nafsu makan, dan tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

Pasien juga merasa bibir dan lidah terasa kering. Mual dirasakan membaik setelah pasien

beristirahat atau meminum teh hangat. Ny.Y mengaku mengalami penurunan berat badan

dari 48kg menjadi 45kg sejak keluhan mual dan muntah muncul. Sesak nafas juga

dirasakan 2 hari SMRS. Adanya demam di sangkal oleh pasien. Buang air kecil dan buang

air besar dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

2

Page 3: 238831077 case-report-heg-selvia

Pasien menyangkal menderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, maupun

alergi obat dan asma bronkial.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat hipertensi, penyakit jantung, gangguan ginjal, asma, maupun diabetes mellitus

pada anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.

Riwayat Haid :

Pasien menarche pada usia 12 tahun , teratur , tidak sakit, siklus 28 hari , lama 6 hari ,

HPHT tanggal 21 Juni 2014, taksiran partus tanggal 28 Maret 2015.

Riwayat Pernikahan :

Pernikahan pertama dan telah berlangsung selama 10 tahun.

Riwayat persalinan :

No Tempat

bersalin

Penolong Thn Aterm Jenis

Persalinan

Penyulit Jenis

kelamin

BB Keadaaan

1 RB Bidan 2005 Aterm Spontan - ♂ 2850gr Hidup

2 Hamil ini

Riwayat Kontrasepsi :

Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulan.

III. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS TANDA VITAL

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

3

Page 4: 238831077 case-report-heg-selvia

Tek. Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernafasan : 30 x/menit

Suhu : 36,7 ˚C

TB/BB : 156cm/45kg

STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal, rambut hitam, rontok(-)

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung(-)

Mulut : Bibir kering, mukosa mulut kering

THT : Dalam batas normal

Leher : Tidak ada pembesaran KGB. Tiroid tidak teraba membesar

Dada : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi(-).

Paru : Suara nafas dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.

Jantung : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-).

Abdomen : Datar simetris, supel, bising usus(+) normal, nyeri tekan epigastrik(+)

Ekstremitas : Akral hangat, Edema tungkai -/-, Varises -/-

STATUS OBSTETRI

Pemeriksaan Luar

Inspeksi :

Adanya warna kehitaman pada daerah wajah (cloasma gravidarum).

Turgor kulit kurang

Mata cekung (-), bibir kering (+), mukosa mulut kering (+)

Tampak abdomen datar

(Abdomen)

4

Page 5: 238831077 case-report-heg-selvia

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) epigastrium, turgor baik, TFU tidak teraba,

ballottement (-)

Perkusi : Timpani (+)

Auskultasi : Bising Usus (+) normal

Pemeriksaan Dalam

Inspekulo : portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-), erosi (-),

laserasi (-), Polip (-).

Vaginal toucher(VT) : portio lunak, OUE tertutup, darah (-), lendir (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium (10 Agustus 2014)

Hemoglobin : 13,1 g/dl

Leukosit : 7.750 /µl

Hematokrit : 38,7%

Trombosit : 294.000 /µl

Golongan darah : B/ Rh (+)

Natrium : 130 mmol/l

Kalium : 3,72 mmol/l

Clorida : 104,1 mmol/l

HBSAg : Negatif

Anti HIV : Non reaktif

PP test : Positif (+)

Ultrasonografi 11 Agustus 2014 di RSUD Cilegon

5

Page 6: 238831077 case-report-heg-selvia

V. DIAGNOSIS

G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG.

VI. RENCANA PENATALAKSANAAN

1.Observasi tanda vital

2. IVFD RL 20 tpm + drip ondansetron 4mg

3. Injeksi Ranitidine 2x1 amp/I.V

4.Anemolat 1x1 tab/oral

5.Diit : tinggi kalori tinggi vitamin

VII. PROGNOSIS

Ibu : Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

Janin : Bonam

VIII. FOLLOW UP

10 Agustus 2014

Jam 14:00 WIB S/ : Mual (+), muntah 3x, sesak berkurang, nyeri tekan epigastrium

(+), mobilisasi (+)

O/ : KU : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Composmentis

TD : 100/60 mmHg R : 28 x/menit

S : 36,6 ˚C N : 84 x/menit

A/ : G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG

6

Page 7: 238831077 case-report-heg-selvia

Jam 20:00 WIB

P/ : - Observasi tanda-tanda vital

- IVFD RL + drip ondansetron 4mg 20 tpm

- Ranitidine inj 2x1 amp

- Anemolat tab 1x1

- Edukasi Minum 2L/hari

Tidak boleh menahan BAK

Makan sedikit-sedikit tapi sering

Family support

S/ : Mual (+), Muntah(-), nyeri epigastrium (+), sesak (-)

O/ : KU : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Composmentis

TD : 100/70 mmHg R : 24 x/menit

S : 36,4 ˚C N : 80 x/menit

A/ : G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG

P/ : - Observasi tanda-tanda vital

- IVFD RL + drip ondansetron 4mg 20 tpm

- Ranitidine inj 2x1 amp

- Anemolat tab 1x1

- Edukasi Minum 2L/hari

Tidak boleh menahan BAK

Makan sedikit-sedikit tapi sering

Family support

11 Agustus 2014

Jam 07:00 WIB S/ : Mual (+), muntah (-), sesak (-)

O/ : KU : Baik Kesadaran : Composmentis

TD : 100/70 mmHg R : 24 x/menit

S : 36,4 ˚C N : 80 x/menit

A/ : G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG

P/ : - Observasi tanda-tanda vital

- IVFD RL + drip ondansetron 4mg 20 tpm

- Ranitidine inj 2x1 amp

- Anemolat tab 1x1

- Edukasi Minum 2L/hari

7

Page 8: 238831077 case-report-heg-selvia

Jam 20:00 WIB

Tidak boleh menahan BAK

Makan sedikit-sedikit tapi sering

Family support

S/ : Mual (+), muntah (-), sesak (-)

O/ : KU : Baik Kesadaran : Composmentis

TD : 110/60 mmHg R : 22 x/menit

S : 36,4 ˚C N : 80 x/menit

A/ : G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG

P/ : - Observasi tanda-tanda vital

- IVFD RL + drip ondansetron 4mg 20 tpm

- Ranitidine inj 2x1 amp

- Anemolat tab 1x1

- Edukasi Minum 2L/hari

Tidak boleh menahan BAK

Makan sedikit-sedikit tapi sering

Family support

12 Agustus 2014

Jam 07:00 WIB

Jam 13:00 WIB

S/ : Mual (-), muntah (-)

O/ : KU : Baik Kesadaran : Composmentis

TD : 100/70 mmHg R : 24 x/menit

S : 36 ˚C N : 82 x/menit

A/ : G2P1A0 hamil 7-8 minggu dengan HEG

P/ : - Observasi tanda-tanda vital

- IVFD RL + drip ondansetron 4mg 20 tpm

- Ranitidine inj 2x1 amp

- Anemolat tab 1x1

- Edukasi Minum 2L/hari

Tidak boleh menahan BAK

Makan sedikit-sedikit tapi sering

Family support

Pasien boleh pulang (rawat jalan)

8

Page 9: 238831077 case-report-heg-selvia

DISKUSI

IDENTIFIKASI

Ny.Y G2P1A0 usia 31 tahun hamil 7-8 minggu datang ke RSUD Cilegon pada tanggal

10 Agustus 2014 pukul 13:10 WIB dengan keluhan mual dan muntah yang dirasakan sejak

3 minggu SMRS. Awalnya muntah 5 kali sehari dan semakin memberat sejak 1 hari

SMRS, yaitu sebanyak lebih dari 10 kali sehari, berupa makanan yang dimakan dan cairan

berwarna kekuningan, dan tidak terdapat darah. Mual dirasakan terus menerus dan

terutama dirasakan setelah makan atau minum dan memburuk saat pagi hari. Hal ini

membuat pasien lemas, tidak nafsu makan, dan tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.

Pasien juga merasa bibir dan lidah terasa kering. Mual dirasakan membaik setelah pasien

beristirahat atau meminum teh hangat. Ny.Y mengaku mengalami penurunan berat badan

dari 48kg menjadi 45kg sejak keluhan mual dan muntah muncul. Sesak nafas juga

dirasakan 2 hari SMRS. Adanya demam di sangkal oleh pasien. Buang air kecil dan buang

air besar dalam batas normal.

9

Page 10: 238831077 case-report-heg-selvia

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

Pasien seorang wanita, 31 tahun, datang ke RSUD Cilegon pada tanggal 10

Agustus 2014, dengan keluhan hamil 7-8 minggu dengan mual muntah yang

berlebihan 5 kali sehari dan semakin memberat sejak 1 hari SMRS, yaitu sebanyak

lebih dari 10 kali sehari sehingga mengganggu aktivitas. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan turgor kulit kurang, bibir kering, mukosa mulut kering. Berat badan

pasien menurun 3kg. terdapat nyeri pada epigastrium. Pada pemeriksaan obstetri,

kesan USG hamil 8 minggu janin tunggal hidup.

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

Dengan adanya diagnosis tersebut, maka tatalaksanayang direncanakan

adalah rehidrasi dengan pemberian infus Ringer Laktat, hal ini bertujuan

untuk memberikan suplai nutrisi, tenaga dan keseimbangan cairan dalam

tubuh.

Seharusnya diberikan selang O2 untuk mengurangi sesak pasien.

Drip ondansetron merupakan antiemetik dengan antagonis serotonin 5HT3

(5-hidrokstiptamin) bekerja secara selektif pada SSP dan sistem saraf

perifer, berikatan pada reseptornya di CTZ (chemoreceptor trigger zone)

dan di saluran cerna, Chemoreceptor trigger zone merupakan

kemoreseptor emetik yang dapat diaktivasi oleh berbagai stimulus atau

obat. Sangat efektif dan lebih aman karena tidak menimbulkan reaksi

ektrapiramidal dan mempercepat pengosongan lambung.

Injeksi Ranitidine 2 x 1 ampul, ranitidine adalah antihistamin penghambat

reseptor H2 (AH2).Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi

asam lambung. Dalam menghambat reseptor H2, ranitidine bekerja cepat,

spesifik dan reversibel melalui pengurangan volume dan kadar ion

hidrogen cairan lambung.

Anemolat diberikan sebagai suplemen ibu selama hamil dan membantu

pertumbuhan dan perkembangan janin serta mencegah bayi cacat

lahir/keterbelakangan mental.

10

Page 11: 238831077 case-report-heg-selvia

Memberikan diit tinggi kalori tinggi vitamin maksudnya karbohidrat dan

protein tinggi, rendah lemak dengan mengkonsumsi buah-buahan dan

sayuran, mudah dicerna, dan tidak merangsang saluran cerna.

3. Apakah yang menjadi kemungkinan etiologi pada kasus ini?

Etiologi hiperemesis gravidarum pada pasien ini adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama.

Sedangkan faktor predisposisi yang sering dikemukakan seperti primigravida,

mola hidatidosa, kehamilan ganda, dan alergi dapat disingkirkan. Faktor

predisposisi yang paling memungkinkan pada pasien ini adalah faktor psikis.

TINJAUAN PUSTAKA

Hiperemesis Gravidarum

1. Definisi

Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah mual dan muntah

selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga

14-16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik. Mual dan muntah selama

kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Hiperemesis gravidarum adalah

mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari,

yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan atau 1-20 pasien per 1000 kehamilan.

2. Etiologi

Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa

erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. Faktor-faktor yang menjadi

predisposisi diantaranya:

11

Page 12: 238831077 case-report-heg-selvia

a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan

ganda akibat peningkatan kadar HCG.

b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan

sebagainya.

d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

Teori yang dikemukakan untuk menjelaskan patogenesis hiperemesis gravidarum, yaitu

faktor endokrin dan faktor non endokrin. Yang terkait dengan faktor endokrin antara lain

Human Chorionic Gonodotrophin, estrogen, progesteron, Thyroid Stimulating Hormone,

Adrenocorticotropine Hormone, human Growth Hormone, prolactin dan leptin. Sedangkan

yang terkait dengan faktor non endokrin antara lain immunologi, disfungsi gastrointestinal,

infeksi Helicobacter pylori, kelainan enzym metabolik, defisiensi nutrisi, anatomi dan

psikologis.

3. Klasifikasi dan Manifestasi Klinis

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan

dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar

makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah.

Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata

cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih

normal.

b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum

dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan

darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus,

aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang

atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung,

bilirubin, dan proteinuria.

4. Patofisiologi

12

Page 13: 238831077 case-report-heg-selvia

Muntah adalah suatu cara dimana saluran cerna bagian atas membuang isinya bila

terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada usus. Muntah merupakan

refleks terintegrasi yang kompleks terdiri atas tiga komponen utama yaitu detektor muntah,

mekanisme integratif dan efektor yang bersifat otonom somatik. Rangsangan pada saluran

cerna dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen simpatis menuju pusat muntah. Pusat

muntah juga menerima rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada sereberal, dari

chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada area postrema dan dari aparatus vestibular via

serebelum. Beberapa signal perifer melewati trigger zone mencapai pusat muntah melalui

nukleus traktus solitarius. Pusat muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah formasi

retikularis dari medula oblongata. Pusat muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan dan

pusat vasomotor. Rangsang aferen dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V,

VII, X, XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diapragma, otot iga dan

otot abdomen.

Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah

ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik, dan aseton dalam

darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan akibat muntah akan

menyababkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra vaskuler dan plasma akan berkurang. Natrium

dan khlorida darah turun, demikian juga dengan klorida urine.

Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehigga aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan

tertimbunya zat metabolik dan toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal, meningkatkan frekuensi muntah yang lebih banyak,

merusak hati, sehigga memperberat keadaan penderita.

13

Page 14: 238831077 case-report-heg-selvia

5. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :

a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x/menit, tekanan darah menurun pada keadaan

berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).

c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada

vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya lunak,

pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru (livide).

d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan

kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa.

14

Page 15: 238831077 case-report-heg-selvia

e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan

proteinuria.

6. Penatalaksanaan

Untuk keluhan hiperemesis yang berat, pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit.

Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2:1, 40 tetes per menit.

a. Terapi Medikamentosa

1. Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100mg/hari/infus

2. Vitamin B12 200µg/hari/infus, vitamin C 200mg/hari/infus

3. Fenobarbital 30 mg i.m. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50mg/hari i.m.

atau jika perlu diazepam 5mg 2-3 kali per hari i.m.

4. Antiemetik

5. Antasida

b. Terapi non medikamentosa

1. Konsul ahli gizi untuk mengatur diet

2. Monitoring output urin

3. Edukasi pasien tentang hiperemesis gravidarum dan penyebabnya

Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan rawat inap

dirumah sakit, dan dilakukan penanganan yaitu :

1. Medikamentosa

Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun harus diingat

untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan

diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis, serotonin antagonis,

dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine

(vitamin B6). Pemberian pyridoxin cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah.

Anti histamine yang dianjurkan adalah dan dipendyramine. Pemberian antihistamin bertujuan

untuk menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1 dan secara tidak

langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan di pusat muntah.

Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperan dalam

menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamine antagonis.

Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya prochlorperazine, promethazine, dan

metocloperamide. Prochlorperazin dan promethazine bekerja pada reseptor D2 untuk

menimbulkan efek antiemetik. Sementara itu metocloperamide bekerja di sentral dan di

15

Page 16: 238831077 case-report-heg-selvia

perifer. Obat ini menimbulkan efek antiemetik dengan cara meningkatkan kekuatan spincter

esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna. Pemberian serotonin

antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan mual dan muntah. Obat ini bekerja

menurunkan rangsangan pusat muntah di medula. Serotonin antagonis yang dianjurkan

adalah ondansetron. Odansetron biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum

yang tidak membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian

kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan trimester

pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.

2. Terapi Nutrisi

Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada derajat

muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita terhadap rencana

pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus digunakan.

Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk menggunakan nasogastric tube (NGT). Saluran

cerna mempunyai banyak keuntungan misalnya dapat mengabsorsi banyak nutrien, adanya

mekanisme defensif untuk menanggulangi infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya

sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut menjaga pengaturan homeostasis nutrisi.

Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan adalah

makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah protein dan rendah

lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari makanan yang emetogenik dan

berbau sehingga menimbulkan rangsangan muntah. Pemberian diet diperhitungkan jumlah

kebutuhan basal kalori seharihari ditambah dengan 300 kkal perharinya.

3. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki peredaran

udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang diperbolehkan untuk keluar

masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan masuk. Pasien tidak diberikan makan

ataupun minum selama 24 jam. Biasanya dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang

atau hilang tanpa pengobatan.

4. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Hilangkan

rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan proses fisiologis,

kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik lainnya yang melatarbelakangi

16

Page 17: 238831077 case-report-heg-selvia

penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada

kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan.

5. Cairan parenteral

Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah mekanisme kompensasi

yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus. Selama terjadi gangguan hemodinamik,

uterus termasuk organ non vital sehingga pasokan darah berkurang. Pada kasus hiperemesis

gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan

(pure dehidration). Maka tindakan yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan

tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang

tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian cairan untuk dehidrasi harus

memperhitungkan secara cermat berdasarkan: berapa jumlah cairan yang diperlukan, defisit

natrium, defisit kalium dan ada tidaknya asidosis.

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan

glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C, dapat

diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi kekurangan protein.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin perlu diperiksa

setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu tubuh dan nadi diperiksa

setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada

permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah dan

keadaan umum membaik dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun

makanan dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan ini, pada

umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan aman bertambah baik.

6. Terapi Alternatif

Ada beberapa macam pengobatan alternatif bagi hiperemesis gravidarum, antara lain:

a. Vitamin B6

Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid, karbohidrat

dan asam amino. Peranan vitamin B6 untuk mengatasi hiperemesis masih kontroversi. Dosis

vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12,5-25 mg per hari tiap 8 jam. Selain itu Czeizel

melaporkan suplementasi multivitamin secara bermakna mengurangi kejadian mencegah

insiden hiperemesis gravidarum.

17

Page 18: 238831077 case-report-heg-selvia

Vitamin B6 merupakan ko-enzim berbagai jalur metabolisme protein dimana

peningkatan kebutuhan protein pada trimester I diikuti peningkatan asupan vitamin B6.

Vitamin B6 diperlukan untuk sintesa serotonin dari tryptophan. Defisiensi vitamin B6 akan

menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf panca indera akan semakin sensitif yang

menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi peningkatan kynurenic

dan xanturenic acid di urin. Kedua asam ini diekskresi apabila jalur perubahan tryptophan

menjadi niacin terhambat. Hal ini dapat juga terjadi karena defisiensi vitamin B6. Kadar

hormon estrogen yang tinggi pada ibu hamil juga menghambat kerja enzim kynureninase

yang merupakan katalisator perubahan tryptophan menjadi niacin, yang mana kekurangan

niacin juga dapat mencetuskan mual dan muntah.

b. Jahe (zingiber officinale)

Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4 kali perhari lebih baik hasilnya

dibandingkan plasebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum. Salah satu studi di Eropa

menunjukan bubuk jahe (1 gram per hari) lebih efektif dibandingkan plasebo dalam

menurunkan gejala hiperemesis gravidarum. Belum ada penelitian yang menunjukan

hubungan kejadian abnormalitas pada fetus dengan jahe. Namun, harus diperhatikan bahwa

akar jahe diperkirakan mengandung tromboksan sintetase inhibitor dan dapat mempengaruhi

peningkatan reseptor testoteron fetus.

18

Page 19: 238831077 case-report-heg-selvia

19

Page 20: 238831077 case-report-heg-selvia

7. Komplikasi

a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia,

palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan

terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk

beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah

Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu

paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak

teratur (ataksia), dan bingung.

b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

8. Pengaruh Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Wanita hamil dengan gejala hiperemesis gravidarum berotensi besar mengalami dehidrasi

dan berkurangnya cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Komplikasi dari

hiperemesis gravidarum yang paling fatal adalah Ensephalopati Wernicke, dengan gejala

nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Menurut Mesics (2008), dalam beberapa

penelitian menyebutkan bahwa kondisi ibu dengan mual dan muntah yang hebat dalam

kehamilan berhubungan dengan pembatasan pertumbuhan janin di dalam uterus atau dikenal

dengan intrauterine growth restriction (IUGR). Dan ditemukan pula dalam beberapa kasus

pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum melahirkan anak dengan berat badan lahir

rendah (BBLR). Biasanya kasus ini ditemukan pada ibu yang mengalami penurunan berat

badan sebanyak 5%.

9. Prognosis

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,

20

Page 21: 238831077 case-report-heg-selvia

penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk

menilai maju mundurnya pasien adalah adanya aseton dam urin dan berat badan sangat turun.

21

Page 22: 238831077 case-report-heg-selvia

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta; 2004.

Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Edisi ketiga. Jakarta: Media

Aesculapius FKUI. 2001. hal 259-260.

Mochtar R. Hiperemesis Gravidarum dalam Sinopsis Obstetri. Edisi 2 cetakan pertama.

EGC.Jakarta; 1998.195-197.

Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri

Patologi. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2004. hal 64-67.

Wibowo B, Soejono A: Hiperemesis Gravidarum dalam Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga

cetakan ketujuh. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. 2005: 275-280.

.

22


Top Related