Transcript
Page 1: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

oleh : Sita Prasida Nayenggita, SKed110.2008.242

Page 2: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Identitas PasienNama : Tn. SJenis kelamin : Laki-lakiUmur : 50 tahunAlamat : Lkp. PrigilAgama : IslamSuku : Jawa Status Perkawinan : KawinPendidikan : SDPekerjaan : Petani Masuk Rumah Sakit: 29 Januari 2014

Page 3: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Autoanamnesa,29 Januari 2014

•Keluhan utama: Di gigit ular tanah 3 jam SMRS.

•Keluhan tambahan: Nyeri dan bengkak pada bekas gigitan ular.

Page 4: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Riwayat Penyakit Sekarang

+ 3 jam SMRS pasien tergigit ular berwarna cokelat dan bentuk kepala segitiga saat sedang mengambil air wudhu di belakang rumah pasien. Pasien digigit ular di jari tengah tangan kanan dan setelah digigit ular, jari pasien mengeluarkan darah berwarna merah segar ± ½ sendok teh. Pasien mengeluh jari-jari tangan kanan nya bengkak hingga ke daerah siku dan terasa nyeri pada daerah sekitarnya. Lengan kanan bawah terasa berat dan kesemutan sehingga sulit untuk digerakkan.

Page 5: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Pasien juga mengeluh nyeri kepala, serta mual tanpa disertai muntah. Setelah tergigit ular, pasien mengikat jarinya dengan kain lalu berobat ke Puskesmas terdekat. Tetapi di Puskesmas tersebut tidak ada persediaan Anti Bisa Ular, sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke IGD RSUD Cilegon.

Page 6: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Riw. Penyakit Dahulu Riw.Penyakit Keluarga

Riwayat tergigit ular sebelumnya disangkal.

Riwayat HT, DM, asma, alergi disangkal oleh pasien.

Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama

Riwayat HT, DM, Alergi, Asma disangkal

Page 7: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Pemeriksaan FisikSTATUS PRESENT

Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : ComposmentisTanda Vital : Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 76x/menit RR : 24x/menit Suhu : 36,6 o C

Page 8: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

STATUS GENERALISKulit →Turgor cepat.

Kepala→ Normocephali. Rambut putih, lurus, tidak mudah dicabut.

Mata → CA (-)/(-), SI(-)/(-), Pupil isokor Ө /3 mm, reflek cahaya (+)N/(+)N, perdarahan konjungtiva (-/-), ptosis (-/-), oftalmoplegi (-/-),

Hidung → Nafas cuping (-), discharge (-), deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-).

Telinga → Discharge (-)/(-)

Mulut → Bibir pucat (-), bibir sianosis(-).

Leher → Simetris, pembesaran kel. Limfe (-), trakea di tengah

Page 9: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PARU - PARU JANTUNGInspeksi : Simetris,

statis, dinamis

Palpasi: Fremitus taktil simetris kanan dan kiri.

Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, Suara tambahan (-)

Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

Palpasi : ICS V, linea midklavikularis sinistra

Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV LSD, batas jantung kiri ICS V linea midklavikularis sinistra.

Auskultasi : Suara jantung murni, Bising (-), Gallop (-)

Page 10: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

ABDOMEN EKSTREMITAS Inspeksi: Datar, supel, ruam

kulit (-), benjolan (-), Venektasi (-)

Palpasi: Nyeri tekan (-), Lien tak teraba, hepar tak teraba.

Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen, nyeri ketok (-)

Auskultasi: Bising usus (+) normal

Atas : Akal hangat +/+, Edema +/-

Bawah : Akral hangat +/+, Edema -/-

Reflek fisiologis : +N/+N +N/+N

Reflek patologis : - / - - / -

Kekuatan otot :5 /5 5 / 5

Page 11: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

STATUS LOKALISInspeksi: tampak

jejas (+), bekas gigitan ular berbentuk dua buah titik, warna kehitaman, edema (+), perdarahan aktif (-). 

Palpasi: Nyeri (+), edema (+) <2cm, teraba keras (+).

Page 12: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboraturium Tanggan 29 Januari 2014

HbLeukosit

13 g/dl13.340 /uL

Hematokrit 38,9%

Trombosit 69.000

GDS 93 mg/dl

Ureum 18

Kreatinin 0,6

Kalium 4,24 mmol/l

Klorida 111,9 mmol/l

Natrium 141,4 mmol/l

Page 13: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

RESUMEAnamnesis

Pasien datang dengan keluhan digigit ular berwarna cokelat dengan bentuk kepala berbentuk segitiga ± 3 jam SMRS. Pasien digigit ular di jari tengah sebelah kanan. setelah digigit ular, jari pasien mengeluarkan darah berwarna merah segar yang jumlahnya kurang lebih ½ sendok teh. Setelah digigit ular, pasien mengikat jarinya dengan sarung tangan.

Page 14: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

RESUME (2)Pasien mengeluh nyeri pada jari yang

tergigit ular, bengkak sampai ke lengan bawah tangan kanan, terasa berat dan sulit digerakaan dan pasien juga mengeluh mual tanpa disertai muntah. Pasien sudah berobat ke Puskesmas terdekat tetapi disana tidak ada persediaan Anti Bisa Ular sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke IGD RSUD Cilegon

Page 15: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDINGSnake Bite Digiti III

manus dextra.AnafilasisTrombosis vena bagian

dalamTrauma vaskular

ekstrimitasScorpion StingSyok septicLuka infeksi

Page 16: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Penatalaksanaan IVFD RL 30 TPMCefotaxime 2 x 1 grRanitidine 2 x 1 ampKetorolac 2 x 1 ampAnti Tetanus SerumAnti Bisa Ular 2 vial dalam D5% habis dalam 24 jamEdema bekas gigitan ditandai dengan garis debridement luka.Tutup luka dengan kasa steril. Pengawasan keadaaan umum, tanda vitalCek darah rutin, balance cairan, tanda-tanda perdarahan,

tanda-tanda nekrosis.

Page 17: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PROGNOSISAd vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Page 18: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

TINJAUAN PUSTAKASNAKE BITE → Gigitan ular kepada

mangsanya dan meninjeksikan bisa nya secara subkutan atau intramuscular.

BISA →suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata → melumpuhkan mangsa dan sebagai sistem pertahanan diri pada ular →

Page 19: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

KOMPOSISI BISA ULAR(90%) protein : berbagai macam enzim, polipeptida non-

enzimatik dan protein non-toksikLogam: zink Karbohidrat:

glikoprotein → serine protease ancord → prokoagulan C.rhodostoma venom

Amin biogenik seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin (Viperidae) → bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri pada gigitan ular.

Enzim lain: fosfoesterase, hialuronidase, ATP-ase, 5-nuklotidase, kolinesterase, protease, RNA-ase, dan DNA-ase perannya belum jelas.

Page 20: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

EPIDEMIOLOGI5 juta kasus gigitan ular terjadi di seluruh dunia setiap

tahunnya, menyebabkan sekitar 125.000 kematian.

Terjadi di wilayah tropis dan di daerah agrikultural. Korban utama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.

Page 21: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

AS → Diperkirakan ada 45.000 gigitan ular/tahun terbanyak pada musim panas, sekitar 8000 digigit oleh ular berbisa. 96% gigitan pada ekstremitas, 56% pada lengan.

Indonesia → tidak ada data berapa kasus gigitan

ular karena masih banyak yang dibawa ke pengobatan tradisional bukan ke pelayanan medis.

Page 22: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

KLASIFIKASIDi seluruh dunia dikenal >2000 spesies ular

→ ular berbisa ganas 250 spesies.

Berdasarkan morfologi gigi taringnya, ular diklasifikasikan ke dalam 4 familli utama, yaitu:1. Famili Elapidae. 2. Familli Crotalidae/ Viperidae3. Familli Hydrophidae4. Familli Colubridae.

Page 23: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Famili Elapidae. jenis ular berbisa kuat di

Indonesia. bertubuh pendek.taring pendek di bagian

depan yang kuat dan tegak permanen.

EX: ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling (Bungarus candidus), ular sendok (Naja sumatrana), dan ular king kobra (Ophiophagus hannah).

Page 24: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Familli Crotalidae/ Viperidae.

ular berbisa kuat di Indonesia. taring panjang yang dapat

dilipat ke bagian rahang atas, dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. Viperinae Crot alinae : organ untuk

mendeteksi mangsa berdarah panas (pit organ), terletak di antara lubang hidung dan mata.

EX: ular bandotan (Vipera russelli), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris).

Page 25: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Familli Colubridae.bisa yang

dihasilkannya bersifat lemah.

EX:sapi (Zaocys carinatus), ular tali (Dendrelaphis pictus), ular tikus atau ular jali (Ptyas korros), dan ular serasah (Sibynophis geminatus).

Page 26: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

KLASIFIKASIkepala ular dan luka bekas gigitan

Tampakan Ular Berbisa Ular tidak Berbisa

Bentuk kepala Kepala seperti segi

empat

Kepala segi tiga

Morfologi gigi Gigi taring kecil Dua gigi taring besar

di rahang atas

Bekas gigitan Luka halus berbentuk

lengkungan

Dua luka gigitan

utama akibat gigi

taring.

Page 27: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PATOFISIOLOGI SNAKE BITEBISA ULAR : diproduksi & disimpan pada

sepasang kelenjar di bawah mata → dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas.

Dosis bisa tergantung pada derajat ancaman yang dirasakan ular, dan ukuran mangsa melalui Lubang hidung ular → merespon panas yang dikeluarkan mangsa

Page 28: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

ENZIM PADA BISA ULARHyaluronidase : bisa dapat cepat menyebar

melalui jaringan subkutan dengan merusak mukopolisakarida.

Phospholipase A2 : berperan pada hemolisis sekunder dari efek esterolitik pada membran eritrosit →menyebabkan nekrosis otot

Enzim trombogenik: terbentuknya bekuan fibrin yang lemah →mengaktivasi plasmin → koagulopati konsumtif → trombositopenia

Page 29: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PROTEIN PADA BISA ULARHemotoxin → menghancurkan eritrosit, atau

menganggu sistem koagulasi → perdarahan internal.

Cytotoxin → kerusakan jaringan lokal.

Neurotoxin → menyerang sistem syaraf →paralisis → melibatkan otot-otot menelan dan pernafasan.

Cardiotoxin → berefek langsung pada jantung → kegagalan sirkulasi dan syok.

Page 30: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

MANIFESTASI KLINISbervariasi sesuai spesies ular yang menggigit

dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban.

MANIFESTASI KLINIS :Gejala LocalGejala Sistemik

Page 31: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

MANIFESTASI KLINIK

Gejala lokalTanda gigi taringNyeri lokalPendarahan lokalBruisinglymphangitisBengkak, merah,

panasMelepuhNecrosis

Gejala sistemik umumMualMuntahMalaiseNyeri abdominalWeaknessDrowsinessprostration

Page 32: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Reaksi lambat gigitan Cobra

Page 33: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Ptosis e.c gigitan Ular Cobra

Page 34: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Bula dan multiple bula haemoraghic karena gigitan

ular viper

Page 35: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

DIAGNOSISTergantung pada keadaan bekas gigitan dan

adanya gejala lokal dan sistemikGejala lokal : edema, nyeri tekan pada luka

gigitan, ekomisis (dalam 30 menit – 24 jam)

Gejala sistemik : hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil, mual, hipersalivasi, muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur.

Page 36: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

GEJALA KHUSUSHematotoksik : perdarahan di tempat gigitan, paru,

jantung, ginjal, peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit (petekia, ekimosis), hemoptoe, hematuria, koagulasi intravascular diseminata (KID).

Neuritoksik : hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernapasan, ptosis, oftalmoplegi, paralisis otot laring, refleks abnormal, kejang dan koma.

Kardiotoksik : hipotensi, henti jantung, koma.

Sindrom kompartemen : edema tungkai dengan tanda-tanda 5P (pain, pallor, paresthesia, paralysis, pulsesness)

Page 37: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Derajat Venerasi Luka Nyeri Edema/eritema Sistemik

0 0 + +/- <3cm / 12 jam 0

I +/- + - 3-12cm/12 jam O

II + + +++ >12-25 cm/12jam +

Neurotoksik, mual,

pusing, syok

III + + +++ >25cm/12 jam ++

Petekia, syok,

ekimosis

IV +++ + +++ >Ekstremitas ++

Gagal ginjal akut,

koma, perdarahan

Page 38: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

DIAGNOSIS BANDINGAnafilasis

Trombosis vena bagian dalam

Trauma vaskular ekstrimitas

Scorpion Sting

Syok septic

Luka infeksi

Page 39: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PENATALAKSANAANPERTOLONGAN PERTAMA

Tenangkan korbanImobilisasi ekstremitas yang terkena gigitan dengan

bidai atau ikat dengan kain (untuk memperlambat penyerapan racun)

Gunakan balut yang kuatJangan melakukan intervensi apapun pada luka,

termasuk menginsisi, kompres dengan es, ataupun pemberian obat apapun

Tidak direkomendasikan untuk mengikat arteri (pembuluh darah di proksimal lesi)

Selalu utamakan keselamatan diri. Jangan mencoba membunuh ular yang menggigit. Bila sudah mati, bawa ular ke RS untuk identifikasi

Page 40: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

ABC (airway, breathing, circulation), penilaian kesadaran, dan monitoring tanda vital

Buat akses intravena, beri oksigen dan resusitasi lain jika diperlukan

Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Palpasi arteri di distal lesi (untuk mengetahui ada tidaknya kompartemen sindrom)

Page 41: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Ppemeriksaan darah : darah rutin, waktu protrombin, APTT, D-Dimer, fibrinogen dan HB, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit (terutama K), CK

TERAPI DENGAN ANTI VENOMSatu satunya terapi spesifik terhadap bisa ular. Pemberian

seawal mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik.

SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda yang dilemahan), polivalen 1 ml berisi:10-50 LD50 bisa Ankystrodon25-50 LD50 bisa Bungarus25-50 LD50 bisa Naya SputarixFenol 0.25% v/v

Page 42: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

INDIKASI PEMBERIAN SABUDerajat Beratnya

evenomasi

Taring atau gigi Ukuran zona

edema/eritemato

kulit (cm)

Gejala Sistemik Jumlah vial

venom

0 Tidak ada + <2 - 0

I Minimal + 2-15 - 5

II Sedang + 15-30 + 10

III Berat + >30 ++ 15

IV Berat + <2 +++ 15

Page 43: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

INDIKASI PEMBERIAN SABU Abnormalitas hemostatik: perdarahan sistemik spontan dan

trombositopeni (<100000)

Neurotoksisitas

Gangguang kardiovaskuler (hipotensi atau syok)

Rhabdomiolisis generalisata (rasa nyeri pada otot)

Gagal ginjal akut

Efek lokal signifikan edema lokal lebih dari setengah besar ekstremitas yang terkena, nekrosis atau hematom yang luas, atau bengkak yang membesar dengan cepat

Laboratorium: anemia, trombositopeni, leukositosis, peningkatan enzim hepar, hiperkalemia, dan mioglobinuri3

Page 44: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

CARA PEMBERIAN SABUTehnik:

2 vial @ 5 ml intra vena dalam 500 ml NaCl 0,9% atau Dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes/menit. Maksimal 100 ml (20 vial).

Dosis SABU pada anak dan dewasa sama, karena ular menginjeksikan jumlah/dosis racun yang sama pula saat dia menggigit dewasa ataupun anak-anak.

Ulang pemberian anti venom hingga gejala hilang.

Page 45: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Infus dapat dihentikan bila gejala menghilang walaupun dosis yang direkomendasikan belum habis

Jangan lakukan uji sensitivitas.

Jangan lakukan injeksi di tempat lesi.

Persiapkan adrenalin, kortikosteroid, antihistamin, dan peralatan resusitasi jika terjadi reaksi alergi.

Page 46: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

KOMPLIKASISindrom kompartemen → komplikasi tersering dari

gigitan ular pit viper.

Komplikasi luka lokal infeksi dan hilangnya kulit.

Anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya kematian atau komplikasi serius karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil.

Kematian umumnya pada korban tanpa intervensi

farmakologis.

Page 47: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

PENCEGAHAN memakai sepatu dan celana berkulit sampai sebatas paha

sebab lebih dari 50% kasus gigitan ular terjadi pada daerah paha bagian bawah sampai kaki

Ketersedian SABU untuk daerah di mana sering terjadi kasus gigitan ular

Hindari berjalan pada malam hari terutama di daerah berumput dan bersemak – semak

Apabila mendaki tebing berbatu harus mengamati sekitar dengan teliti

Jangan membunuh ular bila tidak terpaksa sebab banyak penderita yang tergigit akibat kejadian semacam itu.

Page 48: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

DAFTAR PUSTAKADaley.B.J., 2006. Snakebite. Department of Surgery, Division

of Trauma and Critical Care, University of Tennessee School of Medicine. www.eMedicine.com.

De Jong W., 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: JakartaDepkes. 2001. Penatalaksanaan gigitan ular berbisa. Dalam

SIKer, Dirjen POMDepkes RI. Pedoman pelaksanaan keracunan untuk rumah

sakit.Sudoyo, A.W., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suchai Suteparuk MD. Bites and Stings in Thailand. Divison of Toxicology Chulalongkorn University

Guidelines for the Clinical Management of Snakes bites in the South-East Asia Region, World Health Organization, 2005.

Venomous Snake Bite. University of Florida

Page 49: 232283238 Case Sita Bedah Kepaniteraan Bedah RSU Cilegon

Top Related