Download - 2020 - POM

Transcript

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

i

Pedoman LabelPangan Olahan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI2020

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

ii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

SAMBUTAN

Label pangan merupakan media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan dan sudah seharusnya memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat.

Label pangan juga merupakan sarana komunikasi produsen kepada konsumen mengenai suatu produk pangan. Label pangan juga dapat mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan. Oleh karena itu, label pangan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Pedoman Label Pangan Olahan disusun untuk memudahkan implementasi peraturan terkait label pangan olahan tersebut, yang dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi yang mudah dipahami.

Kami menyambut baik terbitnya Pedoman Label Pangan Olahan ini. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi pengawas pangan, pelaku usaha pangan, pemangku kepentingan, dan masyarakat.

Jakarta, 01 Oktober 2020 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dr. Penny K. Lukito, MCP

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

PEDOMAN LABEL PANGAN OLAHAN

Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2020

122 Halaman : 14,8 cm x 21 cm

ISBN : 978-602-415-0444 (Cetak)

978-602-415-0457 (PDF)

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI.

Diterbitkan oleh: BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI Jalan Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560 Telepon : (62-21) 42875584 Faksimile : (62-21) 42875780 E-mail : [email protected]

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

iii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

SAMBUTAN

Label pangan merupakan media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan dan sudah seharusnya memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat.

Label pangan juga merupakan sarana komunikasi produsen kepada konsumen mengenai suatu produk pangan. Label pangan juga dapat mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan. Oleh karena itu, label pangan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Pedoman Label Pangan Olahan disusun untuk memudahkan implementasi peraturan terkait label pangan olahan tersebut, yang dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi yang mudah dipahami.

Kami menyambut baik terbitnya Pedoman Label Pangan Olahan ini. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi pengawas pangan, pelaku usaha pangan, pemangku kepentingan, dan masyarakat.

Jakarta, 01 Oktober 2020 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dr. Penny K. Lukito, MCP

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

iv

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui membaca dan memahami label pangan yang tercantum dalam kemasan pangan. Label pangan olahan adalah setiap keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan sebagai media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan. Membaca label produk pangan akan mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan pelaku usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk. Namun, adakalanya label mencantumkan hal-hal yang berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berdasarkan peraturan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan menyusun Pedoman Label Pangan Olahan untuk menjembatani kepentingan produsen dan konsumen sehingga tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Pedoman ini juga diharapkan dapat memudahkan penilaian terhadap produk saat pendaftaran produk pangan dan juga pengawasan produk setelah beredar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terbitnya Pedoman Label Pangan Olahan. Pedoman ini disusun sebagai panduan implementasi Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Pedoman memuat istilah dan definisi, kriteria label, keterangan lain, ketentuan lain-lain, dan larangan dalam label pangan olahan. Pedoman dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi sehingga lebih mudah dipahami dan diimplementasikan.

Penyusunan Pedoman Label Pangan Olahan telah melalui serangkaian pembahasan dengan melibatkan Tim Ahli, pemangku kepentingan, serta pelaku usaha pangan. Pedoman Label Pangan Olahan digunakan sebagai acuan bagi pengawas keamanan pangan, pelaku usaha, maupun pemangku kepentingan dalam implementasi Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan Pedoman Label Pangan Olahan. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 01 Oktober 2020 Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

v

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui membaca dan memahami label pangan yang tercantum dalam kemasan pangan. Label pangan olahan adalah setiap keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan sebagai media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan. Membaca label produk pangan akan mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan pelaku usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk. Namun, adakalanya label mencantumkan hal-hal yang berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berdasarkan peraturan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan menyusun Pedoman Label Pangan Olahan untuk menjembatani kepentingan produsen dan konsumen sehingga tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Pedoman ini juga diharapkan dapat memudahkan penilaian terhadap produk saat pendaftaran produk pangan dan juga pengawasan produk setelah beredar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

vi

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

TIM PENYUSUN

Pengarah : Dr. Penny K. Lukito, MCP (Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan)

Penanggung Jawab : Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. (Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan) Koordinator Pelaksana : Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D. Teknis (Direktur Standardisasi Pangan Olahan) Penyusun : Yeni Restiani, S.Si., Apt.

Dyah Setyowati, SF, Apt., MP. Utami Hudi Astuti, S.T.P., M.Sc. Salma Shofura, S.T.P. Ida Farida, STP, M.K.M Destriani Sanjaya Pinem, S.Farm, Apt. Yuliani, S.T.P. Dra. Lasrida Yuniaty, Apt. Latifah, S.Si., Apt, M.K.M Annisa Amalia, S.Si. Alfan Ramadhan, S.Pd.

Tenaga Ahli : Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc. Dr. Rimbawan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Pedoman Label Pangan Olahan disusun dalam rangka memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pelabelan pangan olahan serta diharapkan dapat memberikan acuan bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam implementasi Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Materi dalam Pedoman Label Pangan Olahan ini meliputi istilah dan definisi, kriteria label, keterangan lain, ketentuan lain-lain, dan larangan dalam label pangan olahan, serta dilengkapi dengan penjelasan, contoh-contoh, dan ilustrasi yang sesuai sehingga diharapkan dapat lebih mudah dipahami.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

vii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

TIM PENYUSUN

Pengarah : Dr. Penny K. Lukito, MCP (Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan)

Penanggung Jawab : Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. (Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan) Koordinator Pelaksana : Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D. Teknis (Direktur Standardisasi Pangan Olahan) Penyusun : Yeni Restiani, S.Si., Apt.

Dyah Setyowati, SF, Apt., MP. Utami Hudi Astuti, S.T.P., M.Sc. Salma Shofura, S.T.P. Ida Farida, STP, M.K.M Destriani Sanjaya Pinem, S.Farm, Apt. Yuliani, S.T.P. Dra. Lasrida Yuniaty, Apt. Latifah, S.Si., Apt, M.K.M Annisa Amalia, S.Si. Alfan Ramadhan, S.Pd.

Tenaga Ahli : Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc. Dr. Rimbawan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

viii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN OLAHAN .................................................................................. 83

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN .......................................................... 88 5.1 PANGAN DENGAN LUAS PERMUKAAN LABEL KURANG DARI

ATAU SAMA DENGAN 10 CM2 (SEPULUH SENTIMETER PERSEGI) ................................................................................. 88

5.2 PANGAN OLAHAN YANG DIJUAL DAN DIKEMAS SECARA LANGSUNG DIHADAPAN KONSUMEN.................................... 88

BAB VI PENJELASAN TENTANG LARANGAN ..................................... 90

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR ISI SAMBUTAN ..........................................................................................iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG...................................................................... 1 1.2 TUJUAN ..................................................................................... 2 1.3 RUANG LINGKUP ....................................................................... 2 BAB II ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................. 3 BAB III KRITERIA LABEL ...................................................................... 6 3.1 UMUM....................................................................................... 6 3.2 NAMA PRODUK ...................................................................... 20 3.3 DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN ...................................... 24 3.4 BERAT BERSIH/ISI BERSIH DAN BOBOT TUNTAS ................... 48 3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU

MENGIMPOR ............................................................................ 51 3.6 KETERANGAN HALAL BAGI YANG DIPERSYARATKAN ........... 56 3.7 TANGGAL DAN KODE PRODUKSI............................................ 56 3.8 KETERANGAN KEDALUWARSA ............................................... 58 3.9 NOMOR IZIN EDAR ................................................................. 63 3.10 ASAL USUL BAHAN PANGAN TERTENTU ............................... 64 BAB IV KETERANGAN LAIN ................................................................ 71 4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN ...................... 71 4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN ................................. 71 4.3 KETERANGAN TENTANG CARA PENGGUNAAN ...................... 72 4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN ..................... 73 4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN .................................. 75 4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK .......... 77 4.7 KETERANGAN SPONSOR ........................................................ 78 4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN ............. 79 4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE) ..................... 79 4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH

LEMBAGA SERTIFIKASI ............................................................ 81 4.11 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN

KELESTARIAN LINGKUNGAN .................................................. 82 4.12 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN

KEMASAN PANGAN ................................................................ 82

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

ix

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN OLAHAN .................................................................................. 83

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN .......................................................... 88 5.1 PANGAN DENGAN LUAS PERMUKAAN LABEL KURANG DARI

ATAU SAMA DENGAN 10 CM2 (SEPULUH SENTIMETER PERSEGI) ................................................................................. 88

5.2 PANGAN OLAHAN YANG DIJUAL DAN DIKEMAS SECARA LANGSUNG DIHADAPAN KONSUMEN.................................... 88

BAB VI PENJELASAN TENTANG LARANGAN ..................................... 90

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

x

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran .................................. 7 Gambar 2. Contoh label pangan olahan ............................................... 7 Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2) ........................................ 15 Gambar 4. Produk B to B .................................................................... 16 Gambar 5. Bagian label ...................................................................... 18 Gambar 6. Informasi pada bagian lain label....................................... 19 Gambar 7. Produk dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2 ......................................................... 20 Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan.................... 21 Gambar 9. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai

ketentuan SNI ................................................................... 22 Gambar 10. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama

jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan ............ 22 Gambar 11. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan ............. 24 Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama

bahan)” ............................................................................. 25 Gambar 13. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan

pada BTP (1) ...................................................................... 26 Gambar 14. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan

pada BTP (2) ..................................................................... 26 Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan ............................ 27 Gambar 16. Contoh pencantuman bahan yang beririsan fungsi

dengan zat gizi .................................................................. 28 Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol ..................... 29 Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1) ............. 29 Gambar 19. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (2) ............. 30 Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang

ditambahkan langsung ...................................................... 31 Gambar 21. Pencantuman BTP ikutan ................................................ 32 Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang mengandung

BTP ikutan tersebut .......................................................... 33 Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan yang

mengandung BTP ikutan yang sama ................................ 34

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR TABEL Tabel 1. Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label ..... 10 Tabel 2. Contoh pencantuman nama produk .................................... 20 Tabel 3. Daftar pemanis buatan dan kesetaraan kemanisan terhadap

gula sukrosa ......................................................................... 40 Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong ..................... 47 Tabel 5. Berat bersih/isi bersih ........................................................... 48 Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol .................... 75

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xi

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran .................................. 7 Gambar 2. Contoh label pangan olahan ............................................... 7 Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2) ........................................ 15 Gambar 4. Produk B to B .................................................................... 16 Gambar 5. Bagian label ...................................................................... 18 Gambar 6. Informasi pada bagian lain label....................................... 19 Gambar 7. Produk dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2 ......................................................... 20 Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan.................... 21 Gambar 9. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai

ketentuan SNI ................................................................... 22 Gambar 10. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama

jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan ............ 22 Gambar 11. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan ............. 24 Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama

bahan)” ............................................................................. 25 Gambar 13. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan

pada BTP (1) ...................................................................... 26 Gambar 14. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan

pada BTP (2) ..................................................................... 26 Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan ............................ 27 Gambar 16. Contoh pencantuman bahan yang beririsan fungsi

dengan zat gizi .................................................................. 28 Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol ..................... 29 Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1) ............. 29 Gambar 19. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (2) ............. 30 Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang

ditambahkan langsung ...................................................... 31 Gambar 21. Pencantuman BTP ikutan ................................................ 32 Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang mengandung

BTP ikutan tersebut .......................................................... 33 Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan yang

mengandung BTP ikutan yang sama ................................ 34

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 50. Nama dan alamat distributor ......................................... 56 Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi ............................. 57 Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang dicantumkan

terpisah dari keterangannya............................................. 58 Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa ................................ 58 Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan

≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan .................................. 59 Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk

tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa .................... 60 Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal

pengemasan pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal kedaluwarsa ........... 61

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi oleh cara penyimpanan .................................................... 61

Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan ............................. 62 Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan

Bahasa Indonesia .............................................................. 63 Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri ........................... 63 Gambar 61. Nomor izin edar produk impor ....................................... 64 Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT ........................................ 64 Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu ............. 65 Gambar 64. Produk rekayasa genetik ................................................ 65 Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan baku

tunggal.............................................................................. 66 Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik ............... 66 Gambar 67. Logo pangan iradiasi ...................................................... 67 Gambar 68. Pangan olahan iradiasi ................................................... 67 Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan

.......................................................................................... 68 Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi ................. 68 Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi ...................... 69 Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses

pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi ................................................................ 69

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 24. BTP ikutan yang sama dituliskan terpisah sesuai kaidah urutan persentase jumlah bahan ...................................... 34

Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP ikutan dari bahan lain ....................................................... 35

Gambar 26. Pencantuman peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan ........................................ 36

Gambar 27. Peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes dan/atau makanan berkalori rendah ................................ 36

Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan aspartam .............................................................. 37

Gambar 29. Peringatan pangan olahan yang mengandung poliol..... 38 Gambar 30. BTP yang diperdagangkan secara eceran ...................... 38 Gambar 31. BTP pemanis buatan........................................................ 41 Gambar 32. BTP pemanis buatan aspartam ....................................... 42 Gambar 33. Table-top sweetener ........................................................ 42 Gambar 34. BTP Pewarna................................................................... 43 Gambar 35. BTP campuran pewarma ................................................ 44 Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa ............................... 45 Gambar 37. Pencantuman tanpa pengawet ...................................... 46 Gambar 38. pencantuman tanpa BTP yang salah .............................. 46 Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar ............................. 47 Gambar 40. Bobot tuntas pangan padat dalam medium cair ............ 50 Gambar 41. Bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium padat

.......................................................................................... 50 Gambar 42. Produksi dalam negeri ..................................................... 51 Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar

pada direktori kota atau buku telepon .............................. 51 Gambar 44. Produk dalam negeri yang diedarkan didalam negeri

sekaligus diekspor ke negara lain ..................................... 52 Gambar 45. Produksi luar negeri. ....................................................... 53 Gambar 46. Alamat produk impor ..................................................... 54 Gambar 47. Alamat pihak mengimpor tidak terdaftar pada direktori

kota atau buku telepon .................................................... 54 Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak......... 55 Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi.................... 55

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xiii

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 50. Nama dan alamat distributor ......................................... 56 Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi ............................. 57 Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang dicantumkan

terpisah dari keterangannya............................................. 58 Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa ................................ 58 Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan

≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan .................................. 59 Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk

tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa .................... 60 Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal

pengemasan pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal kedaluwarsa ........... 61

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi oleh cara penyimpanan .................................................... 61

Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan ............................. 62 Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan

Bahasa Indonesia .............................................................. 63 Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri ........................... 63 Gambar 61. Nomor izin edar produk impor ....................................... 64 Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT ........................................ 64 Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu ............. 65 Gambar 64. Produk rekayasa genetik ................................................ 65 Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan baku

tunggal.............................................................................. 66 Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik ............... 66 Gambar 67. Logo pangan iradiasi ...................................................... 67 Gambar 68. Pangan olahan iradiasi ................................................... 67 Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan

.......................................................................................... 68 Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi ................. 68 Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi ...................... 69 Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses

pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi ................................................................ 69

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xiv

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati .......................................................................................... 93

Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet .......................................................................................... 93

Gambar 104. Penggunaan gambar bahan pada produk yang tidak mengandung bahan tersebut ........................................... 94

Gambar 105. Logo universitas/institusi pembina ............................... 94 Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan .............................................. 95 Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih

dahulu ............................................................................... 95 Gambar 108. Pangan olahan yang merendahkan produk lain ........... 96 Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang

bermaksud merendahkan suku lain.................................. 97 Gambar 110. Ilustrasi yang bertentangan dengan norma kesusilaan. 98 Gambar 111. Pangan olahan yang memenuhi kebutuhan gizi setiap

hari .................................................................................... 98 Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan

.......................................................................................... 99 Gambar 113. Pencantuman jenis teknologi yang kondisinya

dipengaruhi waktu.......................................................... 100 Gambar 114. Klaim kecerdasan pada pangan olahan yang

diperuntukkan bagi bayi ................................................. 100 Gambar 115. Produk susu kental manis ............................................. 101 Gambar 116. Menampilkan anak dibawah usia 5 tahun pada produk

susu kental dan analognya .............................................. 102 Gambar 117. Pencantumam ilustrasi anak-anak pada produk umum 102 Gambar 118. Keterangan tanpa BTP ..................................................103 Gambar 119. Pernyataan ‘terlezat’ bersifat selera sehingga sulit untuk

dipertanggungjawabkan ................................................ 104

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 73. Pencantuman keterangan pangan olahan yang melalui proses pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi ................................................................ 70

Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan..................................... 71 Gambar 75. Keterangan Cara Penyiapan ........................................... 72 Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian ............................ 73 Gambar 77. Cara penyimpanan .......................................................... 73 Gambar 78. Lokasi pencantuman cara penyimpanan ........................ 74 Gambar 79. Cara penyimpanan setelah kemasan dibuka .................. 74 Gambar 80. Peringatan pada produk susu ........................................ 77 Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya ...... 77 Gambar 82. Keterangan tentang pangan olahan organik ................. 78 Gambar 83. Keterangan sponsor ....................................................... 79 Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen .................. 79 Gambar 85. Keterangan 2D Barcode .................................................. 80 Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan

olahan ............................................................................... 81 Gambar 87. Logo ekolabel Indonesia ................................................ 82 Gambar 88. Logo klaim aspek lingkungan ......................................... 82 Gambar 89. Kode daur ulang plastik .................................................. 83 Gambar 90. Logo tara pangan ........................................................... 83 Gambar 91. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘ekstra’ ......... 84 Gambar 92. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘100%’ ........... 85 Gambar 93. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dengan’ ...... 85 Gambar 94. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dari’ ............ 86 Gambar 95. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘asli’ ............. 87 Gambar 96. Pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2 ......................................................... 88 Gambar 97. Pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung

dihadapan konsumen ....................................................... 89 Gambar 98. Pangan olahan untuk kesehatan prima .......................... 90 Gambar 99. Pangan olahan berfungsi sebagai obat .......................... 91 Gambar 100. Pangan olahan dapat meningkatkan kecerdasan ......... 91 Gambar 101. Pangan olahan memenuhi kebutuhan gizi setiap hari ... 92

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xv

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati .......................................................................................... 93

Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet .......................................................................................... 93

Gambar 104. Penggunaan gambar bahan pada produk yang tidak mengandung bahan tersebut ........................................... 94

Gambar 105. Logo universitas/institusi pembina ............................... 94 Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan .............................................. 95 Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih

dahulu ............................................................................... 95 Gambar 108. Pangan olahan yang merendahkan produk lain ........... 96 Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang

bermaksud merendahkan suku lain.................................. 97 Gambar 110. Ilustrasi yang bertentangan dengan norma kesusilaan. 98 Gambar 111. Pangan olahan yang memenuhi kebutuhan gizi setiap

hari .................................................................................... 98 Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan

.......................................................................................... 99 Gambar 113. Pencantuman jenis teknologi yang kondisinya

dipengaruhi waktu.......................................................... 100 Gambar 114. Klaim kecerdasan pada pangan olahan yang

diperuntukkan bagi bayi ................................................. 100 Gambar 115. Produk susu kental manis ............................................. 101 Gambar 116. Menampilkan anak dibawah usia 5 tahun pada produk

susu kental dan analognya .............................................. 102 Gambar 117. Pencantumam ilustrasi anak-anak pada produk umum 102 Gambar 118. Keterangan tanpa BTP ..................................................103 Gambar 119. Pernyataan ‘terlezat’ bersifat selera sehingga sulit untuk

dipertanggungjawabkan ................................................ 104

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

xvi

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui membaca dan memahami label pangan yang tercantum dalam kemasan pangan. Label pangan sebagai media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan dan seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan. Membaca label pangan olahan akan mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan pelaku usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk. Namun, adakalanya label pangan mencantumkan hal-hal yang berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berdasarkan peraturan ini, Badan Pengawas Obat dan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

1

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan penyelenggaraan pangan adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi masyarakat. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan melalui membaca dan memahami label pangan yang tercantum dalam kemasan pangan. Label pangan sebagai media informasi yang memuat keterangan mengenai pangan yang bersangkutan dan seharusnya dapat memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat. Informasi tersebut terkait dengan asal, keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan. Membaca label pangan olahan akan mempengaruhi keputusan masyarakat sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan olahan. Disamping itu label merupakan media promosi yang digunakan pelaku usaha untuk menarik minat konsumen membeli produk. Namun, adakalanya label pangan mencantumkan hal-hal yang berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan perlu diatur agar memuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan telah mengatur ketentuan label pada pangan olahan dan pelaksanaan pengaturan label pangan olahan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berdasarkan peraturan ini, Badan Pengawas Obat dan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

2

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Makanan menyusun Pedoman Label Pangan Olahan untuk menjembatani kepentingan produsen dan konsumen sehingga tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Pedoman ini juga diharapkan dapat memudahkan penilaian terhadap produk saat pendaftaran produk pangan dan juga pengawasan produk setelah beredar.

1.2 TUJUAN

1. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pelabelan pangan olahan yang diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

2. Memberikan acuan bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam implementasi Peraturan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

1.3 RUANG LINGKUP

Materi yang dalam pedoman ini merupakan pelaksanaan dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Materi dalam pedoman ini meliputi istilah dan definisi, kriteria label, keterangan lain, ketentuan lain-lain, dan larangan dalam label pangan olahan, serta dilengkapi dengan penjelasan, contoh-contoh, dan ilustrasi yang sesuai sehingga mudah dipahami.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB II ISTILAH DAN DEFINISI

1. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses

dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Label Pangan Olahan yang selanjutnya disebut Label adalah setiap keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian Kemasan Pangan.

3. Pangan Olahan Tertentu adalah pangan olahan untuk konsumsi bagi kelompok tertentu.

4. Kategori Pangan adalah pengelompokan pangan berdasarkan jenis pangan yang bersangkutan.

5. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

6. Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.

7. Bahan Baku Pangan yang selanjutnya disebut bahan baku adalah bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan olahan yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan.

8. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan.

9. BTP Campuran adalah BTP yang mengandung dua atau lebih jenis BTP baik dari golongan BTP yang sama atau pun berbeda dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.

10. BTP Ikutan (Carry Over) adalah BTP yang berasal dari semua bahan baku pangan, bahan penolong dan/atau BTP, baik yang

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB II ISTILAH DAN DEFINISI

1. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses

dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Label Pangan Olahan yang selanjutnya disebut Label adalah setiap keterangan mengenai pangan olahan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan olahan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian Kemasan Pangan.

3. Pangan Olahan Tertentu adalah pangan olahan untuk konsumsi bagi kelompok tertentu.

4. Kategori Pangan adalah pengelompokan pangan berdasarkan jenis pangan yang bersangkutan.

5. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

6. Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.

7. Bahan Baku Pangan yang selanjutnya disebut bahan baku adalah bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan olahan yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan.

8. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan.

9. BTP Campuran adalah BTP yang mengandung dua atau lebih jenis BTP baik dari golongan BTP yang sama atau pun berbeda dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.

10. BTP Ikutan (Carry Over) adalah BTP yang berasal dari semua bahan baku pangan, bahan penolong dan/atau BTP, baik yang

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

dicampurkan maupun yang dikemas secara terpisah, tetapi masih merupakan satu kesatuan produk yang tidak berfungsi secara teknologi dalam produk pangan akhir.

11. Bahan Penolong (Processing Aids) adalah bahan, tidak termasuk peralatan, yang lazimnya tidak dikonsumsi sebagai Pangan, sengaja digunakan dalam proses pengolahan Pangan untuk memenuhi tujuan teknologi tertentu dan tidak meninggalkan residu pada produk akhir, tetapi apabila tidak mungkin dihindari, residu dan/atau turunannya dalam produk akhir tidak menimbulkan risiko terhadap kesehatan serta tidak mempunyai fungsi teknologi.

12. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan.

13. Pangan Iradiasi adalah setiap pangan yang dengan sengaja dikenai radiasi ionisasi tanpa memandang sumber atau jangka waktu iradiasi ataupun sifat energi yang digunakan.

14. Pangan Produk Rekayasa Genetik adalah pangan yang diproduksi atau yang menggunakan bahan baku, BTP, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetik.

15. Pangan Olahan Organik adalah makanan atau minuman yang berasal dari pangan organik hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan yang diizinkan.

16. Informasi Nilai Gizi adalah daftar kandungan zat gizi pangan pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukan.

17. Klaim adalah segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, manfaat, sifat, produksi, pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya.

18. Berat bersih atau isi bersih merupakan informasi mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metrik.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

19. Bobot Tuntas atau Berat Tuntas adalah ukuran berat untuk pangan olahan padat yang menggunakan medium cair dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair.

20. Nomor Izin Edar adalah nomor yang diberikan bagi pangan olahan dalam rangka peredaran pangan yang tercantum pada izin edar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

5

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

19. Bobot Tuntas atau Berat Tuntas adalah ukuran berat untuk pangan olahan padat yang menggunakan medium cair dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair.

20. Nomor Izin Edar adalah nomor yang diberikan bagi pangan olahan dalam rangka peredaran pangan yang tercantum pada izin edar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

6

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB III KRITERIA LABEL

3.1 UMUM

3.1.1 Kewajiban Pencantuman Label

Label wajib dicantumkan pada: 1. pangan olahan yang diproduksi atau pangan yang

diimpor untuk diperdagangkan di dalam negeri dalam kemasan eceran dan pangan yang diolah lebih lanjut;

2. BTP; dan 3. bahan penolong.

Kemasan eceran adalah kemasan akhir pangan yang tidak boleh dibuka untuk dikemas kembali menjadi kemasan yang lebih kecil dan siap untuk diperdagangkan. Kemasan eceran ini adalah kemasan yang diterima oleh konsumen dan mencantumkan semua keterangan label. Pencantuman informasi pada label harus tidak mudah lepas dari kemasan, tidak mudah luntur atau terhapus, dan tidak mudah rusak. Kemasan eceran dapat dijelaskan sesuai contoh sebagaimana Gambar 1 berikut: Produk permen dengan kemasan permen per butir dengan berat 10 gram, yang kemudian dimasukkan dalam kantong berukuran lebih besar (berat 500 gram berisi 50 butir) dan yang akan dijual di sarana ritel untuk diterima konsumen adalah kemasan kantong; maka yang disebut kemasan eceran adalah kemasan kantong. Jika yang akan dijual di sarana ritel untuk diterima konsumen adalah kemasan per butir, maka yang disebut kemasan eceran adalah kemasan per butir.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran

3.1.2 Ketentuan Pencantuman Keterangan pada Label

Pencantuman keterangan pada label pangan olahan sebagaimana contoh pada Gambar 2.

Gambar 2. Contoh label pangan olahan (1)

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 1. Ilustrasi penjelasan kemasan eceran

3.1.2 Ketentuan Pencantuman Keterangan pada Label

Pencantuman keterangan pada label pangan olahan sebagaimana contoh pada Gambar 2.

Gambar 2. Contoh label pangan olahan (1)

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

8

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.1.2.1 Ketentuan Umum Ketentuan pencantuman keterangan pada label pangan olahan secara umum sebagai berikut: 1. Harus ditulis dan dicetak dalam bahasa Indonesia. 2. Dalam hal keterangan pada label tidak memiliki

padanan kata atau tidak dapat diciptakan padanan kata dalam bahasa Indonesia, keterangan dapat dicantumkan dalam istilah asing. Istilah asing tersebut dapat berupa: a) Kata, kalimat, angka, atau huruf selain bahasa

Indonesia Contoh: nama jenis produk “Kimchi”, “Gochujang”, “Truffle”. dan/atau

b) Istilah teknis atau ilmiah untuk menyebutkan suatu jenis bahan yang digunakan dalam daftar bahan Contoh: KIO3 (kalium iodat) pada produk garam konsumsi beriodium.

3. Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak mengaburkan tulisan.

3.1.2.2 Ukuran Huruf/Angka

1. Keterangan pada label yang berbentuk tulisan wajib dicantumkan secara teratur, jelas, mudah dibaca, dan proporsional dengan luas permukaan label. Yang dimaksud dengan proporsional adalah seimbang antara ukuran tulisan nama jenis, nama dagang, ataupun informasi yang dicantumkan pada label, dengan ukuran luas permukaan label.

2. Tulisan harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o”

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

pada jenis huruf Arial dengan ukuran 1 mm (satu milimeter) (Arial 6 point).

3. Keterangan mengenai nama produk dan peringatan pada label harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 2 mm (dua milimeter) (Arial 12 point). Keterangan berupa peringatan tersebut meliputi: a. peringatan terkait penggunaan pemanis buatan; b. keterangan tentang pangan olahan yang proses

pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi;

c. keterangan tentang alergen; d. peringatan pada label minuman beralkohol;

dan/atau e. peringatan pada label produk susu.

4. Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi), tulisan berupa huruf dan/atau angka wajib dicantumkan dengan ukuran paling kecil 0,75 mm (nol koma tujuh puluh lima milimeter) (Arial 5 point). Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label dapat dilihat pada Tabel 1.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

9

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

pada jenis huruf Arial dengan ukuran 1 mm (satu milimeter) (Arial 6 point).

3. Keterangan mengenai nama produk dan peringatan pada label harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 2 mm (dua milimeter) (Arial 12 point). Keterangan berupa peringatan tersebut meliputi: a. peringatan terkait penggunaan pemanis buatan; b. keterangan tentang pangan olahan yang proses

pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi;

c. keterangan tentang alergen; d. peringatan pada label minuman beralkohol;

dan/atau e. peringatan pada label produk susu.

4. Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi), tulisan berupa huruf dan/atau angka wajib dicantumkan dengan ukuran paling kecil 0,75 mm (nol koma tujuh puluh lima milimeter) (Arial 5 point). Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label dapat dilihat pada Tabel 1.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

10

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Tabel 1. Contoh ketentuan pencantuman keterangan pada label No. Ketentuan Contoh 1. Harus ditulis dan dicetak

dalam bahasa Indonesia.

2. Dalam hal keterangan pada label tidak memiliki padanan kata atau atau tidak dapat diciptakan padanan kata dalam bahasa Indonesia, keterangan dapat dicantumkan dalam istilah asing.

Contoh 1:

Contoh 2:

3. Gambar, warna, dan/atau desain lainnya dapat digunakan sebagai latar belakang sepanjang tidak mengaburkan tulisan.

Contoh minuman rasa ketan hitam dengan komposisi ketan hitam sebanyak 1%.

4. Keterangan pada label yang berbentuk tulisan wajib dicantumkan secara teratur, jelas, mudah dibaca, dan

Truffle Isi Krim Vanila BPOM RI ML

123456789012

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh proporsional dengan luas permukaan label.

Penulisan kata ‘ketan hitam’ dengan ukuran huruf terlalu besar sehingga menonjolkan kalimat ‘ketan hitam’, membuat produk seakan-akan merupakan produk ketan hitam, bukan minuman rasa ketan hitam.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

11

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh proporsional dengan luas permukaan label.

Penulisan kata ‘ketan hitam’ dengan ukuran huruf terlalu besar sehingga menonjolkan kalimat ‘ketan hitam’, membuat produk seakan-akan merupakan produk ketan hitam, bukan minuman rasa ketan hitam.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

12

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh

Produk merupakan minuman rasa susu cokelat yang mengandung susu segar. Penulisan susu segar terlalu besar sehingga seolah-olah produk merupakan susu segar dan bukan minuman rasa susu cokelat.

5. Tulisan harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 1 mm (satu millimeter) (Arial 6 point).

o Arial 6 point = 1 mm

Tulisan berukuran minimal 1 mm

atau Arial 6 point.

6. Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi), tulisan berupa huruf

o Arial 5 point = 0,75 mm

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh dan/atau angka wajib dicantumkan dengan ukuran paling kecil 0,75 mm (nol koma tujuh puluh lima milimeter) (Arial 5 point).

Tulisan berukuran minimal 0,75 mm atau Arial 5 point.

7. Keterangan mengenai nama produk dan peringatan pada label harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 2 mm (dua milimeter) (Arial 12 point). Keterangan berupa peringatan tersebut meliputi:

a. peringatan terkait penggunaan pemanis buatan;

b. keterangan tentang pangan olahan yang proses pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama

Tulisan pada keterangan peringatan minimal berukuran 2 mm atau Arial 12 point.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

13

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh dan/atau angka wajib dicantumkan dengan ukuran paling kecil 0,75 mm (nol koma tujuh puluh lima milimeter) (Arial 5 point).

Tulisan berukuran minimal 0,75 mm atau Arial 5 point.

7. Keterangan mengenai nama produk dan peringatan pada label harus dicantumkan dengan ukuran huruf paling kecil sama dengan atau lebih besar dari huruf kecil “o” pada jenis huruf Arial dengan ukuran 2 mm (dua milimeter) (Arial 12 point). Keterangan berupa peringatan tersebut meliputi:

a. peringatan terkait penggunaan pemanis buatan;

b. keterangan tentang pangan olahan yang proses pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama

Tulisan pada keterangan peringatan minimal berukuran 2 mm atau Arial 12 point.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

14

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh dengan bahan bersumber babi;

c. keterangan tentang alergen;

d. peringatan pada label minuman beralkohol; dan/atau

e. peringatan pada label produk susu.

3.1.3 Keterangan yang Sekurang-kurangnya Ada pada Label

Label pangan olahan memuat keterangan paling sedikit mengenai: 1. nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang

(bila ada); 2. daftar bahan yang digunakan; 3. berat bersih atau isi bersih; 4. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor; 5. halal bagi yang dipersyaratkan; 6. tanggal dan kode produksi; 7. keterangan kedaluwarsa; 8. nomor izin edar; 9. asal usul bahan pangan tertentu.

Selain keterangan tersebut diatas, pada label pangan olahan juga wajib mencantumkan keterangan lain yaitu: 1. Informasi Nilai Gizi; 2. 2D Barcode; 3. Keterangan lain yang diwajibkan sesuai peraturan

perundang-undangan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh pencantuman keterangan yang sekurang-kurangnya ada pada label pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2)

Pelabelan produk pangan olahan yang dijual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya memuat keterangan paling sedikit mengenai: a. nama produk; b. berat bersih atau isi bersih; c. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor; d. tanggal dan kode produksi; dan e. keterangan kedaluwarsa. Dapat ditambahkan keterangan “Tidak untuk Diperdagangkan secara Eceran” atau “Not for Retail Sale”. Keterangan butir a sampai butir e dapat dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

15

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh pencantuman keterangan yang sekurang-kurangnya ada pada label pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh label pangan olahan (2)

Pelabelan produk pangan olahan yang dijual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya memuat keterangan paling sedikit mengenai: a. nama produk; b. berat bersih atau isi bersih; c. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor; d. tanggal dan kode produksi; dan e. keterangan kedaluwarsa. Dapat ditambahkan keterangan “Tidak untuk Diperdagangkan secara Eceran” atau “Not for Retail Sale”. Keterangan butir a sampai butir e dapat dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

16

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Pangan olahan yang dijual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya merupakan pangan yang ditujukan untuk keperluan business-to-business (B to B). Apabila produk tersebut didaftarkan di Badan POM untuk memperoleh nomor izin edar, maka pencantuman label harus mengikuti ketentuan pelabelan secara umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan POM nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Contoh pelabelan produk pangan olahan yang dijual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Produk B to B dengan izin edar Produk B to B tanpa izin edar

Gambar 4. Produk B to B 3.1.4 Bagian Label Pangan

Dalam Peraturan Label Pangan Olahan terdapat istilah yang terkait bagian label pangan, yaitu bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca. Yang dimaksud dengan bagian label yang paling mudah dilihat dan dibaca adalah bagian satu sisi pandang yang terlihat ketika produk dipajang (di-display) dan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

memuat keterangan yang sangat penting diketahui oleh konsumen sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Pernyataan atau keterangan yang harus ada atau tercetak pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca adalah: 1. nama jenis; 2. nama dagang (bila ada); 3. berat/isi bersih; 4. nama/alamat pihak yang memproduksi; 5. keterangan halal bagi yang dipersyaratkan*; 6. nomor izin edar; 7. keterangan kedaluwarsa.

*keterangan halal bagi produk pangan olahan berlaku wajib sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Keterangan tersebut dicantumkan sebagai satu kesatuan bagian dalam satu sisi pandang. Contoh keterangan yang harus ada atau tercetak pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca seperti pada Gambar 5.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

17

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

memuat keterangan yang sangat penting diketahui oleh konsumen sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Pernyataan atau keterangan yang harus ada atau tercetak pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca adalah: 1. nama jenis; 2. nama dagang (bila ada); 3. berat/isi bersih; 4. nama/alamat pihak yang memproduksi; 5. keterangan halal bagi yang dipersyaratkan*; 6. nomor izin edar; 7. keterangan kedaluwarsa.

*keterangan halal bagi produk pangan olahan berlaku wajib sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Keterangan tersebut dicantumkan sebagai satu kesatuan bagian dalam satu sisi pandang. Contoh keterangan yang harus ada atau tercetak pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca seperti pada Gambar 5.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

18

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 5. Bagian label

Informasi yang dapat dicantumkan pada bagian lain label: 1. daftar bahan/komposisi; 2. kode produksi; 3. informasi alergen; 4. 2D Barcode; dan 5. informasi lain yang diizinkan dicantumkan sebagaimana

diatur pada peraturan. Contoh informasi yang dapat dicantumkan pada bagian lain label dapat dilihat pada Gambar 6.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 6. Informasi pada bagian lain label

Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2, informasi yang dapat dicantumkan paling sedikit memuat: 1. nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang (bila

ada); 2. tanggal kedaluwarsa; dan 3. nomor izin edar. Label dengan luas permukaan kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dan tidak dijual eceran, keterangan tanggal kedaluwarsa dapat dicantumkan pada kemasan sekunder. Contoh pencantuman informasi pada label dengan luas permukaan kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dapat dilihat pada Gambar 7.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

19

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 6. Informasi pada bagian lain label

Dalam hal luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2, informasi yang dapat dicantumkan paling sedikit memuat: 1. nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang (bila

ada); 2. tanggal kedaluwarsa; dan 3. nomor izin edar. Label dengan luas permukaan kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dan tidak dijual eceran, keterangan tanggal kedaluwarsa dapat dicantumkan pada kemasan sekunder. Contoh pencantuman informasi pada label dengan luas permukaan kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dapat dilihat pada Gambar 7.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

20

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 7. Produk dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2

3.2 NAMA PRODUK 3.2.1 Pencantuman

Pencantuman nama produk yang terdiri dari nama dagang dan nama jenis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Contoh pencantuman nama produk

No. Ketentuan Contoh 1. Nama produk terdiri atas

nama jenis pangan olahan dan nama dagang. Nama jenis wajib dicantumkan pada label pangan olahan, sedangkan nama dagang dapat dicantumkan pada label pangan olahan.

2. Nama produk dicantumkan di bagian label yang paling mudah dilihat dan dibaca.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.2.2 Nama Jenis Nama jenis pangan olahan merupakan pernyataan atau keterangan identitas mengenai pangan olahan dan harus menunjukkan karakteristik spesifik dari pangan olahan sesuai dengan ketentuan Kategori Pangan. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan

1. Karakteristik spesifik dari pangan olahan meliputi

pengertian dan karakteristik dasar yang menunjukkan sifat dan/atau keadaan yang sebenarnya.

2. Dalam hal pangan olahan telah diatur dalam SNI yang diberlakukan wajib, penggunaan nama jenis pangan olahan harus sesuai dengan ketentuan SNI. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai dengan ketentuan SNI dapat dilihat pada Gambar 9.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

21

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.2.2 Nama Jenis Nama jenis pangan olahan merupakan pernyataan atau keterangan identitas mengenai pangan olahan dan harus menunjukkan karakteristik spesifik dari pangan olahan sesuai dengan ketentuan Kategori Pangan. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan

1. Karakteristik spesifik dari pangan olahan meliputi

pengertian dan karakteristik dasar yang menunjukkan sifat dan/atau keadaan yang sebenarnya.

2. Dalam hal pangan olahan telah diatur dalam SNI yang diberlakukan wajib, penggunaan nama jenis pangan olahan harus sesuai dengan ketentuan SNI. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai dengan ketentuan SNI dapat dilihat pada Gambar 9.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

22

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 9. Contoh penulisan nama jenis pangan olahan sesuai

ketentuan SNI

3. Untuk minuman beralkohol yang nama jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan, pada label dicantumkan:

”MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN ....”. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Contoh penulisan minuman beralkohol yang nama

jenisnya tidak tercantum dalam kategori pangan

Air Minum Dalam Kemasan Diproduksi oleh: PT Makmur Sejahtera Isi Bersih 225 ml Jl. Raya Raya, Jakarta 12345 – Indonesia BPOM RI MD 123456789012

TEPUNG TERIGU Diproduksi oleh: PT Sejahtera Jaya Berat Bersih 500 gram Jl. Raya Jayakarta, Jakarta 12345 – Indonesia BPOM RI MD 123456789012

Garam Konsumsi Beriodium Diproduksi oleh: PT Sejahtera Abadi Berat Bersih 300 gram Jl. Raya Windu, Jakarta 12345 – Indonesia BPOM RI MD 123456789012

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4. Dalam hal nama jenis pangan olahan belum ditetapkan dalam kategori pangan, penggunaan nama jenis pangan olahan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Badan POM.

3.2.3 Nama Dagang 1. Nama dagang dapat berupa gambar, kata, huruf, angka,

susunan warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang memiliki daya pembeda.

2. Nama dagang tidak dapat digunakan apabila nama dagang memuat unsur sebagai berikut: a. bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, moralitas agama, budaya, kesusilaan, dan/atau ketertiban umum;

b. tidak memiliki daya pembeda; c. telah menjadi milik umum; d. menggunakan nama jenis atau nama umum/generik

terkait pangan olahan yang bersangkutan; e. menggunakan kata sifat yang secara langsung atau

tidak langsung dapat memengaruhi penafsiran terhadap pangan olahan;

f. menggunakan kata yang terkait aspek keamanan pangan, gizi, dan/atau kesehatan; dan/atau

g. menggunakan nama dagang yang telah mempunyai sertifikat merek untuk pangan olahan sejenis atas nama orang dan/atau badan usaha lain.

3. Nama dagang yang telah memiliki sertifikat merek dapat digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

23

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4. Dalam hal nama jenis pangan olahan belum ditetapkan dalam kategori pangan, penggunaan nama jenis pangan olahan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Badan POM.

3.2.3 Nama Dagang 1. Nama dagang dapat berupa gambar, kata, huruf, angka,

susunan warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang memiliki daya pembeda.

2. Nama dagang tidak dapat digunakan apabila nama dagang memuat unsur sebagai berikut: a. bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, moralitas agama, budaya, kesusilaan, dan/atau ketertiban umum;

b. tidak memiliki daya pembeda; c. telah menjadi milik umum; d. menggunakan nama jenis atau nama umum/generik

terkait pangan olahan yang bersangkutan; e. menggunakan kata sifat yang secara langsung atau

tidak langsung dapat memengaruhi penafsiran terhadap pangan olahan;

f. menggunakan kata yang terkait aspek keamanan pangan, gizi, dan/atau kesehatan; dan/atau

g. menggunakan nama dagang yang telah mempunyai sertifikat merek untuk pangan olahan sejenis atas nama orang dan/atau badan usaha lain.

3. Nama dagang yang telah memiliki sertifikat merek dapat digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

24

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.3 DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN 3.3.1 Pencantuman

1. Bahan yang digunakan dalam proses produksi pangan meliputi bahan baku, BTP, dan bahan penolong.

2. Pencantuman daftar bahan yang digunakan harus didahului dengan tulisan “daftar bahan”, “bahan yang digunakan”, “bahan-bahan”, atau “komposisi”. Tidak boleh menggunakan istilah lain selain yang tercantum dalam peraturan. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Contoh penulisan daftar bahan yang digunakan

3. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi

pangan olahan tidak perlu dicantumkan dalam daftar bahan.

4. Penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)” yang:

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

a. Diletakkan di bagian yang paling mudah dilihat, dan/atau

b. Diletakkan di narasi dan ditekankan dengan penggunaan ukuran, warna, dan/atau jenis huruf yang berbeda;

maka persentase bahan tersebut wajib ditulis di daftar bahan dan kandungan bahan tersebut sekurang-kurangnya 50%. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)” dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)”

5. Pencantuman ‘dengan … (diikuti jenis dan/atau golongan

BTP)’ pada pangan olahan tidak diperbolehkan. Contoh: dengan steviol glikosida, dengan pewarna alami, dengan perisa alami.

BIMBA merupakan bakso yang terbuat DARI DAGING SAPI yang diracik dengan bumbu pilihan, menghasilkan bakso dengan tekstur yang halus dan kenyal. BIMBA cocok untuk dipadupadankan dalam berbagai masakan untuk keluarga tercinta.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

25

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

a. Diletakkan di bagian yang paling mudah dilihat, dan/atau

b. Diletakkan di narasi dan ditekankan dengan penggunaan ukuran, warna, dan/atau jenis huruf yang berbeda;

maka persentase bahan tersebut wajib ditulis di daftar bahan dan kandungan bahan tersebut sekurang-kurangnya 50%. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)” dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Contoh penulisan keterangan “dari … (diikuti nama bahan)”

5. Pencantuman ‘dengan … (diikuti jenis dan/atau golongan

BTP)’ pada pangan olahan tidak diperbolehkan. Contoh: dengan steviol glikosida, dengan pewarna alami, dengan perisa alami.

BIMBA merupakan bakso yang terbuat DARI DAGING SAPI yang diracik dengan bumbu pilihan, menghasilkan bakso dengan tekstur yang halus dan kenyal. BIMBA cocok untuk dipadupadankan dalam berbagai masakan untuk keluarga tercinta.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

26

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

6. Pencantuman gambar bahan pangan pada label BTP hanya boleh dicantumkan jika BTP mengandung bahan pangan tersebut.

Gambar 13. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan

pangan pada BTP (1)

Gambar 13 adalah contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan pada BTP karena contoh produk pemanis alami glikosida steviol pada komposisinya tidak mengandung daun stevia sehingga tidak boleh mencantumkan gambar daun stevia.

Gambar 14. Contoh yang salah untuk pencantuman bahan

pangan pada BTP (2)

Gambar 14 adalah contoh yang salah untuk pencantuman bahan pangan pada BTP karena produk pemanis alami sorbitol tidak boleh mencantumkan gambar jagung dengan alasan tidak mengandung jagung dalam komposisinya.

7. Pangan yang mengandung zat gizi (yang diatur di

Peraturan BPOM tentang Klaim, hasil kajian atau SNI vitamin dan mineral) tidak boleh mencantumkan keterangan “dengan … (diikuti nama zat gizi)” atau “dari … (diikuti nama zat gizi)”, kecuali pangan tersebut memenuhi persyaratan klaim untuk zat gizi tersebut.

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

8. Air yang ditambahkan juga harus dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan, kecuali air tersebut merupakan bagian dari kandungan bahan yang digunakan. Air yang ditambahkan yang seluruhnya mengalami penguapan selama proses pengolahan dapat tidak dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan. Air yang ditambahkan dianggap menguap seluruhnya jika produk akhirnya berbentuk padat dan kering. Pencantuman air pada komposisi produk minuman teh

Produk biskuit, pencantuman air mengalami penguapan seluruhnya.

Produk biskuit, yang tidak mencantumkan air pada komposisi

Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan

Daftar bahan: Air, Gula, Sirup Jagung Tinggi Fruktosa, Teh Hitam, Pengatur Keasaman (Asam

Sitrat, Natrium Sitrat), Konsentrat Buah Apel, Perisa Sintetik (Apel, Blackcurrant) dan

Antioksidan (Asam Askorbat).

Daftar bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen karbonat, Natrium

hidrogen karbonat)

Daftar bahan: Tepung terigu, gula, lemak reroti (mengandung antioksidan tokoferol), kakao bubuk, whey bubuk, pewarna alami karamel IV, susu bubuk, garam, pengembang (ammonium bikarbonat dan natrium bikarbonat), pengemulsi (lesitin kedelai), perisa sintetik.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

27

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

8. Air yang ditambahkan juga harus dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan, kecuali air tersebut merupakan bagian dari kandungan bahan yang digunakan. Air yang ditambahkan yang seluruhnya mengalami penguapan selama proses pengolahan dapat tidak dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan. Air yang ditambahkan dianggap menguap seluruhnya jika produk akhirnya berbentuk padat dan kering. Pencantuman air pada komposisi produk minuman teh

Produk biskuit, pencantuman air mengalami penguapan seluruhnya.

Produk biskuit, yang tidak mencantumkan air pada komposisi

Gambar 15. Pencantuman air pada bahan pangan

Daftar bahan: Air, Gula, Sirup Jagung Tinggi Fruktosa, Teh Hitam, Pengatur Keasaman (Asam

Sitrat, Natrium Sitrat), Konsentrat Buah Apel, Perisa Sintetik (Apel, Blackcurrant) dan

Antioksidan (Asam Askorbat).

Daftar bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen karbonat, Natrium

hidrogen karbonat)

Daftar bahan: Tepung terigu, gula, lemak reroti (mengandung antioksidan tokoferol), kakao bubuk, whey bubuk, pewarna alami karamel IV, susu bubuk, garam, pengembang (ammonium bikarbonat dan natrium bikarbonat), pengemulsi (lesitin kedelai), perisa sintetik.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

28

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.3.2 Bahan yang beririsan fungsi dengan zat gizi 1. Jenis bahan yang beririsan fungsi dengan zat gizi misalnya

psyllium, beta glukan, pektin. Zat gizi tersebut telah diatur dalam Peraturan BPOM terkait Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan, hasil kajian, maupun SNI vitamin dan mineral. Contoh pencantuman bahan yang beririsan fungsi dengan zat gizi dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Contoh pencantuman bahan yang beririsan

fungsi dengan zat gizi

2. Pangan yang mengandung zat gizi tidak boleh mencantumkan “dengan (diikuti nama zat gizi)” atau “dari (diikuti nama zat gizi)” kecuali telah didaftarkan dan memenuhi pesyaratan sebagai pangan berklaim untuk zat gizi tersebut.

3.3.3 Pencantuman Kadar Alkohol

1. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol wajib mencantumkan persentase kadar alkohol pada bagian yang mudah dilihat dan/atau dibaca. Kadar alkohol pada produk dicantumkan berdasar hasil analisis. Contoh pangan olahan yang ditambahkan alkohol yaitu produk arak masak mirin yang dalam komposisinya ditambahkan alkohol (etanol) dapat dilihat pada Gambar 17.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol

2. Dalam hal pangan olahan mengandung alkohol ikutan

(carry over), pencantuman kadar alkohol ditulis pada daftar bahan yang digunakan setelah pencantuman bahan yang mengandung alkohol tersebut. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (carry over) misalnya produk cokelat yang dalam komposisinya ditambahkan whisky. Whisky tersebut mengandung alkohol ± 41%. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1)

Arak Masak Mirin (dengan Alkohol)

Mengandung Alkohol ± 2,4% Isi Bersih: 200 ml BPOM RI ML 123456789012 Daftar Bahan: Fruktosa, Beras Ketan, Cuka Fermentasi, Beras, Alkohol ± 2,4%, Garam.

Praline Isi Krim Rasa Whisky

Daftar bahan: gula pasir (mengandung pengawet sulfit), lemak kakao, susu bubuk, lemak nabati, sirup glukosa, kakao massa,

whisky (mengandung alkohol ± 41%), sirup gula terkaramelisasi, susu bubuk tanpa lemak, whey bubuk, perisa

sintetik, pemanis alami sorbitol, pengemulsi lesitin kedelai.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

29

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 17. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol

2. Dalam hal pangan olahan mengandung alkohol ikutan

(carry over), pencantuman kadar alkohol ditulis pada daftar bahan yang digunakan setelah pencantuman bahan yang mengandung alkohol tersebut. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (carry over) misalnya produk cokelat yang dalam komposisinya ditambahkan whisky. Whisky tersebut mengandung alkohol ± 41%. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (1)

Arak Masak Mirin (dengan Alkohol)

Mengandung Alkohol ± 2,4% Isi Bersih: 200 ml BPOM RI ML 123456789012 Daftar Bahan: Fruktosa, Beras Ketan, Cuka Fermentasi, Beras, Alkohol ± 2,4%, Garam.

Praline Isi Krim Rasa Whisky

Daftar bahan: gula pasir (mengandung pengawet sulfit), lemak kakao, susu bubuk, lemak nabati, sirup glukosa, kakao massa,

whisky (mengandung alkohol ± 41%), sirup gula terkaramelisasi, susu bubuk tanpa lemak, whey bubuk, perisa

sintetik, pemanis alami sorbitol, pengemulsi lesitin kedelai.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

30

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Pencantuman kadar alkohol juga dapat dituliskan pada bagian akhir daftar bahan yang menunjukkan kadar alkohol di produk akhir dengan menuliskan: “mengandung alkohol ± ….%” seperti yang terlihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Pangan olahan mengandung alkohol ikutan (2)

3. Pencantuman kadar alkohol tidak diwajibkan untuk

pangan olahan yang ditambahkan alkohol atau mengandung alkohol ikutan (carry over) namun tidak terdeteksi pada produk akhir yang dibuktikan dengan hasil analisis dari laboratorium terakreditasi atau telah memiliki sertifikat halal.

3.3.4 Bahan Tambahan Pangan (BTP)

1. BTP yang dicantumkan pada daftar bahan meliputi: a. BTP yang bersumber dari penambahan langsung; b. BTP Ikutan (carry over).

2. Keterangan mengenai BTP yang ditambahkan langsung pada pangan olahan, harus dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan. Keterangan tersebut meliputi: a. nama golongan BTP; b. untuk BTP golongan antioksidan, pemanis (pemanis

alami atau pemanis buatan), pengawet, pewarna (pewarna alami atau pewarna sintetik), dan/atau

Praline Isi Krim Rasa Whisky

Daftar bahan: gula pasir (mengandung pengawet sulfit), lemak kakao, susu bubuk, lemak nabati, sirup glukosa, kakao massa,

whisky, sirup gula terkaramelisasi, susu bubuk tanpa lemak, whey bubuk, perisa sintetik, pemanis alami sorbitol, pengemulsi

lesitin kedelai. Mengandung alkohol ± 1,14%.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

penguat rasa di samping mencantumkan nama golongan BTP juga mencantumkan nama jenis BTP;

c. Untuk BTP golongan pewarna yang memiliki nomor indeks (Color Index atau CI) pewarna, di samping mencantumkan nama golongan BTP dan nama jenis BTP juga mencantumkan nomor indeks pewarna; dan

d. Untuk BTP golongan perisa dicantumkan nama kelompok perisa meliputi perisa alami dan/atau perisa sintetik. Contoh pencantuman daftar bahan untuk BTP yang ditambahkan langsung dapat dilihat pada Gambar 20.

Contoh 1

Contoh 2

Contoh 3

Contoh 4

Contoh 5

Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang

ditambahkan langsung

Daftar bahan: tepung terigu, gula, lemak reroti, kakao bubuk, kakao massa, whey bubuk, pengembang, pengemulsi nabati.

Daftar bahan: Sukrosa, maltodekstin, bubuk teh hijau (4%), bubuk teh hitam (1%), serbuk leci (1%), garam, perisa sintetik, pengatur keasaman, penstabil nabati, pemanis buatan aspartam dan asesulfam-K.

Daftar bahan: Susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang (5%), lemak susu, penstabil nabati, perisa sintetik, pewarna alami kurkumin CI 75300, premiks vitamin.

Daftar bahan: air, gula, cokelat pelapis, susu skim bubuk, lemak nabati, cokelat bubuk, maltodekstrin, pengemulsi nabati, perisa sintetik, pewarna sintetik (Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R CI 16255).

Daftar bahan: air, gula, cokelat pelapis, susu skim bubuk, lemak nabati, cokelat bubuk, maltodekstrin, pengemulsi nabati, perisa sintetik stroberi, perisa sintetik vanila, pewarna sintetik (Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R CI 16255).

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

31

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

penguat rasa di samping mencantumkan nama golongan BTP juga mencantumkan nama jenis BTP;

c. Untuk BTP golongan pewarna yang memiliki nomor indeks (Color Index atau CI) pewarna, di samping mencantumkan nama golongan BTP dan nama jenis BTP juga mencantumkan nomor indeks pewarna; dan

d. Untuk BTP golongan perisa dicantumkan nama kelompok perisa meliputi perisa alami dan/atau perisa sintetik. Contoh pencantuman daftar bahan untuk BTP yang ditambahkan langsung dapat dilihat pada Gambar 20.

Contoh 1

Contoh 2

Contoh 3

Contoh 4

Contoh 5

Gambar 20. Pencantuman daftar bahan untuk BTP yang

ditambahkan langsung

Daftar bahan: tepung terigu, gula, lemak reroti, kakao bubuk, kakao massa, whey bubuk, pengembang, pengemulsi nabati.

Daftar bahan: Sukrosa, maltodekstin, bubuk teh hijau (4%), bubuk teh hitam (1%), serbuk leci (1%), garam, perisa sintetik, pengatur keasaman, penstabil nabati, pemanis buatan aspartam dan asesulfam-K.

Daftar bahan: Susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang (5%), lemak susu, penstabil nabati, perisa sintetik, pewarna alami kurkumin CI 75300, premiks vitamin.

Daftar bahan: air, gula, cokelat pelapis, susu skim bubuk, lemak nabati, cokelat bubuk, maltodekstrin, pengemulsi nabati, perisa sintetik, pewarna sintetik (Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R CI 16255).

Daftar bahan: air, gula, cokelat pelapis, susu skim bubuk, lemak nabati, cokelat bubuk, maltodekstrin, pengemulsi nabati, perisa sintetik stroberi, perisa sintetik vanila, pewarna sintetik (Tartrazin CI 19140, Ponceau 4R CI 16255).

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

32

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Keterangan mengenai BTP ikutan harus dicantumkan setelah bahan yang mengandung BTP dan hanya berlaku untuk BTP golongan antioksidan, pemanis (pemanis alami atau pemanis buatan), pengawet, pewarna (pewarna alami atau pewarna sintetik), dan penguat rasa.

4. Keterangan tentang asal usul bahan BTP yang bersumber dari hewan maupun tanaman untuk BTP pengemulsi, pengental, dan penstabil harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama BTP diikuti dengan asal bahan, contoh: “pengemulsi lesitin kedelai”, “pengental nabati”, “penstabil nabati”, “penstabil gelatin sapi”.

5. Keterangan tentang asal usul bahan BTP yang berasal dari babi harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama BTP diikuti dengan asal bahan (babi), contoh: “penstabil gelatin babi”

6. BTP ikutan dicantumkan setelah bahan yang mengandung BTP ikutan tersebut. Contoh pencantuman BTP ikutan dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Pencantuman BTP ikutan

Daftar bahan: air, minyak nabati, daging ayam (10%), Texturized Vegetable Protein (TVP), gula, kecap (mengandung kedelai), garam, saus tomat (mengandung pengawet natrium benzoat, natrium metabisulfit, antioksidan alfa tokoferol), ayam bubuk (5%), lada hitam bubuk, bawang merah, penguat rasa dinatrium-5’-inosinat, ekstrak ragi, bawang putih, tiram bubuk (mengandung udang dan ikan), vitamin (A, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat, dan Pantotenat) dan pengental nabati.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. BTP ikutan yang tidak terdeteksi pada bahan baku atau produk akhir tidak dicantumkan pada daftar bahan dibuktikan dengan melampirkan Certificate of Analysis (CoA) bahan baku atau produk.

8. BTP ikutan harus dicantumkan setelah bahan yang mengandung BTP. Jika terdapat lebih dari 1 (satu) bahan yang mengandung BTP ikutan yang sama, boleh dicantumkan di bagian akhir dengan memilih salah satu diantara berikut: 1) BTP ikutan dicantumkan pada setiap bahan yang

mengandung BTP ikutan tersebut. Contoh dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang

mengandung BTP ikutan tersebut Keterangan pada contoh: pengawet belerang dioksida terdapat dalam dua bahan baku yaitu gula dan sirup glukosa

2) BTP ikutan dicantumkan setelah bahan yang

mengandung BTP dengan cara mendekatkan bahan yang mengandung BTP ikutan yang sama. Contoh dapat dilihat pada Gambar 23.

Daftar Bahan: Air, Gula (mengandung pengawet belerang dioksida), sirup glukosa (mengandung pengawet belerang

dioksida)

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

33

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. BTP ikutan yang tidak terdeteksi pada bahan baku atau produk akhir tidak dicantumkan pada daftar bahan dibuktikan dengan melampirkan Certificate of Analysis (CoA) bahan baku atau produk.

8. BTP ikutan harus dicantumkan setelah bahan yang mengandung BTP. Jika terdapat lebih dari 1 (satu) bahan yang mengandung BTP ikutan yang sama, boleh dicantumkan di bagian akhir dengan memilih salah satu diantara berikut: 1) BTP ikutan dicantumkan pada setiap bahan yang

mengandung BTP ikutan tersebut. Contoh dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. BTP ikutan dituliskan di setiap bahan yang

mengandung BTP ikutan tersebut Keterangan pada contoh: pengawet belerang dioksida terdapat dalam dua bahan baku yaitu gula dan sirup glukosa

2) BTP ikutan dicantumkan setelah bahan yang

mengandung BTP dengan cara mendekatkan bahan yang mengandung BTP ikutan yang sama. Contoh dapat dilihat pada Gambar 23.

Daftar Bahan: Air, Gula (mengandung pengawet belerang dioksida), sirup glukosa (mengandung pengawet belerang

dioksida)

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

34

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 23. BTP ikutan dicantumkan berdekatan dengan bahan

yang mengandung BTP ikutan yang sama

3) Apabila terdapat 2 bahan yang mengandung BTP ikutan yang sama, namun berdasarkan kaidah urutan persentase jumlah bahan pada daftar bahan yang digunakan letaknya terpisah maka dapat dituliskan seperti contoh pada Gambar 24.

Atau

Gambar 24. BTP ikutan yang sama dituliskan terpisah sesuai kaidah

urutan persentase jumlah bahan

4) Apabila produk mengandung BTP yang ditambahkan langsung namun BTP tersebut juga sebagai BTP ikutan dari bahan lain, maka BTP tersebut dapat dituliskan 1 kali saja sebagai penambahan langsung. Hal ini dapat dilihat seperti contoh pada Gambar 25.

Daftar Bahan: Air, Gula dan Sirup glukosa (mengandung pengawet belerang dioksida)

Daftar Bahan: air, gula (mengandung pengawet belerang dioksida), kakao bubuk, krimer nabati, susu

bubuk, sirup glukosa (mengandung pengawet belerang dioksida).

Daftar Bahan: air, gula, kakao bubuk, krimer nabati, susu bubuk, sirup glukosa. Gula dan sirup glukosa

mengandung pengawet belerang dioksida

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Atau

Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP

ikutan dari bahan lain

9. Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan. Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan, wajib dicantumkan peringatan berikut: a. Pangan olahan yang menggunakan pemanis

buatan: “Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui” Contoh pencantuman peringatan pangan olahan dengan pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar 26.

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu, penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A (mengandung antioksidan dl –L tokoferol), B1, B2.

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu,

penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A, B1, B2.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

35

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Atau

Gambar 25. BTP penambahan langsung namun juga sebagai BTP

ikutan dari bahan lain

9. Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan. Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan, wajib dicantumkan peringatan berikut: a. Pangan olahan yang menggunakan pemanis

buatan: “Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui” Contoh pencantuman peringatan pangan olahan dengan pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar 26.

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu, penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A (mengandung antioksidan dl –L tokoferol), B1, B2.

Daftar Bahan: susu sapi segar, air, gula, susu skim bubuk, ekstrak pisang, lemak susu,

penstabil nabati, perisa sintetik, antioksidan dl –L tokoferol, vitamin A, B1, B2.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

36

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 26. Pencantuman peringatan pangan olahan yang

menggunakan pemanis buatan b. Pangan olahan untuk penderita diabetes dan/atau

makanan berkalori rendah: “Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah.” Ketentuan ini dimaksudkan untuk pangan olahan yang memenuhi ketentuan pangan olahan untuk keperluan diet khusus. Contoh pencantuman peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes dan/atau makanan berkalori rendah dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27. Peringatan pangan olahan untuk penderita diabetes

dan/atau makanan berkalori rendah

Daftar bahan: Gula, Krimer Nabati, Kopi Bubuk Instan, Susu Skim Bubuk, Perisa Sintetik, Garam, Pemanis Buatan (Asesulfam-K, Sukralosa) Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Daftar Bahan: Bubuk Base, Kaseinat, Maltodekstrin, Bubuk Kopi Instan, Pewarna Alami Karamel III Amonia Proses, Pemanis Buatan Sukralosa, Perisa Sintetik, Premiks Vitamin dan Mineral, Kalsium Karbonat (Mengandung Antioksidan (Askorbil Palmitat dan di-α-Tokoferol)), Pemanis Alami Sorbitol. Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan aspartam: “Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonurik” Contoh pencantuman peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan Asesulfam K dan Aspartam dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis

buatan aspartam

d. Pangan olahan yang mengandung poliol: “Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif” Jenis BTP yang harus mencantumkan peringatan mengandung poliol dalam peraturan ini adalah dari golongan pemanis yang mengandung poliol misalnya Maltitol dan Silitol. Contoh pencantuman peringatan pangan olahan yang mengandung poliol berupa kembang gula mint rasa jeruk, menggunakan pemanis alami manitol, dapat dilihat pada Gambar 29.

Daftar Bahan: Pati Tapioka, Kacang Tanah, Minyak Nabati (Mengandung

Antioksidan TBHQ), Gula, Bumbu Sambal Balado (Mengandung Ekstrak Minyak Cabai 5%), Penguat Rasa (Dinatrium Inosinat dan Guanilat), Pemanis Buatan (Asesulfam-K dan Aspartam), Pewarna

Alami Karmin Cl 75470), Bawang Putih, Garam, Penguat Rasa Mononatrium Glutamat.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh

anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil dan ibu menyusui. Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

37

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan aspartam: “Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonurik” Contoh pencantuman peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan Asesulfam K dan Aspartam dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 28. Peringatan pangan olahan yang menggunakan pemanis

buatan aspartam

d. Pangan olahan yang mengandung poliol: “Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif” Jenis BTP yang harus mencantumkan peringatan mengandung poliol dalam peraturan ini adalah dari golongan pemanis yang mengandung poliol misalnya Maltitol dan Silitol. Contoh pencantuman peringatan pangan olahan yang mengandung poliol berupa kembang gula mint rasa jeruk, menggunakan pemanis alami manitol, dapat dilihat pada Gambar 29.

Daftar Bahan: Pati Tapioka, Kacang Tanah, Minyak Nabati (Mengandung

Antioksidan TBHQ), Gula, Bumbu Sambal Balado (Mengandung Ekstrak Minyak Cabai 5%), Penguat Rasa (Dinatrium Inosinat dan Guanilat), Pemanis Buatan (Asesulfam-K dan Aspartam), Pewarna

Alami Karmin Cl 75470), Bawang Putih, Garam, Penguat Rasa Mononatrium Glutamat.

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh

anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil dan ibu menyusui. Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

38

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 29. Peringatan pangan olahan yang mengandung poliol

10. BTP yang Diperdagangkan Secara Eceran

a. BTP yang diperdagangkan secara eceran wajib dicantumkan keterangan: tulisan “Bahan Tambahan Pangan”; nama golongan BTP; dan nama jenis BTP. Contoh pelabelan BTP yang diperdagangkan secara eceran dapat dilihat pada Gambar 30.

Gambar 30. BTP yang diperdagangkan secara eceran

Daftar Bahan: Sirup Glukosa, Gula, Pemanis Alami Manitol, Ekstrak Mint, Konsentrat Sari Buah Jeruk 2%, Antikempal Magnesium Stearat. Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Untuk BTP pemanis alami atau buatan wajib juga dicantumkan keterangan: kesetaraan kemanisan jenis pemanis terhadap

gula sukrosa yang dapat dilihat pada Tabel 3. tulisan ”Mengandung pemanis buatan,

disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui”, dan

untuk sediaan BTP pemanis buatan wajib mencantumkan peringatan sesuai dengan ketentuan.

untuk BTP pemanis buatan dalam bentuk table top mencantumkan: tulisan "Untuk penderita diabetes” dan/atau “orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah”. Contoh label BTP pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar 31.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

39

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Untuk BTP pemanis alami atau buatan wajib juga dicantumkan keterangan: kesetaraan kemanisan jenis pemanis terhadap

gula sukrosa yang dapat dilihat pada Tabel 3. tulisan ”Mengandung pemanis buatan,

disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui”, dan

untuk sediaan BTP pemanis buatan wajib mencantumkan peringatan sesuai dengan ketentuan.

untuk BTP pemanis buatan dalam bentuk table top mencantumkan: tulisan "Untuk penderita diabetes” dan/atau “orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah”. Contoh label BTP pemanis buatan dapat dilihat pada Gambar 31.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

40

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Tabel 3. Daftar pemanis buatan dan kesetaraan kemanisan terhadap gula sukrosa

No. Jenis BTP (INS) Kesetaraan

Kemanisan terhadap Gula Sukrosa (kali)

1. Sorbitol (Sorbitol) 420(i); Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup) 420(ii)

0,5 – 0,7

2. Manitol (Mannitol) (421) 0,5 – 0,7 3. Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/ Isomaltitol)

(953) 0,45 – 0,65

4. Thaumatin (Thaumatin) (957) 2000-3000 5. Glikosida steviol (Steviol glycosides) (960) 200-300 6. Maltitol (Maltitol) (965(i));

Maltitol sirup (Maltitol syrup) (965(ii)) 0,9

7. Laktitol (Lactitol) (966) 0,3 – 0,4 8. Silitol (Xylitol) (967) 1 (sama) 9. Eritritol (Erythritol) (968) 0,6-0,8 10. Asesulfam-K (Acesulfame Potassium) (950) 200 11. Aspartam (Aspartame) (951) 60 - 220 12. Asam siklamat (Cyclamic acid) 952(i);

Kalsium siklamat (Calcium cyclamate) 952(ii); Natrium siklamat (Sodium cyclamate) 952(iv)

30

13. Sakarin (Saccharin) 954(i); Kalsium sakarin (Calcium saccharin) 954(ii); Kalium sakarin (Potassium saccharin) 954(iii); Natrium sakarin (Sodium saccharin) 954(iv)

300 – 500

14. Sukralosa(Sucralose/ Trichlorogalactosucrose) (955)

600

15. Neotam (Neotame) (961) 7.000 – 13.000

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 31. BTP pemanis buatan

c. Untuk BTP pemanis buatan aspartam wajib

dicantumkan peringatan: “Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonurik” dan “Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan”. Contoh pencantuman peringatan BTP pemanis buatan aspartam dapat dilihat pada Gambar 32.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

41

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 31. BTP pemanis buatan

c. Untuk BTP pemanis buatan aspartam wajib

dicantumkan peringatan: “Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonurik” dan “Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan”. Contoh pencantuman peringatan BTP pemanis buatan aspartam dapat dilihat pada Gambar 32.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

42

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 32. BTP pemanis buatan aspartam

d. Untuk table-top sweetener yang kemasannya

terlalu kecil sehingga seluruh keterangan tidak mungkin dicantumkan, tetap wajib mencantumkan nama jenis BTP, nama dan alamat pihak yang memproduksi, dan kesetaraan kemanisan terhadap gula sukrosa. Contoh pelabelan table-top sweetener dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Table-top sweetener

11. Untuk BTP pewarna, wajib dicantumkan:

a. Nomor indeks (Colour Index, CI), jika jenis BTP tersebut memiliki nomor indeks;

b. Tulisan “Pewarna Pangan” dengan huruf kapital berwarna hijau di dalam kotak persegi panjang berwarna hijau; dan

Daftar bahan per sachet: Laktosa, Pemanis Buatan: Aspartam, Antikempal: Silikon Dioksida.

Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita feniketonurik dan

Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam.

Contoh pelabelan BTP pewarna dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. BTP Pewarna

12. Pada Label BTP Campuran wajib dicantumkan:

a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan Campuran”; b. nama golongan BTP yang mempunyai fungsi

utama; misalnya suatu produk BTP campuran pewarna, penstabil, dan antikempal; jika fungsi utamanya sebagai pewarna maka pencantuman di label adalah ‘pewarna’;

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

43

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam.

Contoh pelabelan BTP pewarna dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. BTP Pewarna

12. Pada Label BTP Campuran wajib dicantumkan:

a. tulisan “Bahan Tambahan Pangan Campuran”; b. nama golongan BTP yang mempunyai fungsi

utama; misalnya suatu produk BTP campuran pewarna, penstabil, dan antikempal; jika fungsi utamanya sebagai pewarna maka pencantuman di label adalah ‘pewarna’;

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

44

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

c. jenis pangan olahan yang diizinkan menggunakan BTP Campuran;

d. takaran penggunaan dalam jenis pangan olahan. Contoh pelabelan BTP Campuran dapat dilihat pada Gambar 35 dan Gambar 36.

Gambar 35. BTP campuran pewarma

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa

13. Keterangan Tanpa BTP

a. Pada label dapat dicantumkan keterangan tanpa BTP, meliputi BTP pemanis buatan, pengawet, pewarna sintetik, antioksidan, dan/atau penguat rasa. Keterangan tanpa BTP tidak dapat dicantumkan untuk jenis BTP yang beririsan fungsi dengan zat nilai gizi.

b. Keterangan tanpa BTP dapat dicantumkan jika pada produk akhir pangan olahan tidak mengandung jenis BTP tersebut.

c. Keterangan tanpa BTP pada label meliputi: tanpa pemanis buatan; tanpa pengawet; tanpa pewarna sintetik; tanpa antioksidan; dan/atau tanpa penguat rasa.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

45

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 36. BTP campuran pewarma dan perisa

13. Keterangan Tanpa BTP

a. Pada label dapat dicantumkan keterangan tanpa BTP, meliputi BTP pemanis buatan, pengawet, pewarna sintetik, antioksidan, dan/atau penguat rasa. Keterangan tanpa BTP tidak dapat dicantumkan untuk jenis BTP yang beririsan fungsi dengan zat nilai gizi.

b. Keterangan tanpa BTP dapat dicantumkan jika pada produk akhir pangan olahan tidak mengandung jenis BTP tersebut.

c. Keterangan tanpa BTP pada label meliputi: tanpa pemanis buatan; tanpa pengawet; tanpa pewarna sintetik; tanpa antioksidan; dan/atau tanpa penguat rasa.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

46

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh Pencantuman keterangan tanpa pengawet dapat dilihat pada Gambar 37.

Gambar 37. Pencantuman tanpa pengawet

d. Keterangan tanpa BTP dicantumkan setelah daftar

bahan yang digunakan. Keterangan tanpa BTP tidak boleh di-highlight/ditonjolkan. Contoh pencantuman keterangan tanpa BTP dapat dilihat pada Gambar 38 dan Gambar 39.

Gambar 38. pencantuman tanpa BTP yang salah

DAFTAR BAHAN: AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK, PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT,

ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN (ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA),

BUBUK SIRSAK (0,5%). TANPA PENGAWET

DAFTAR BAHAN: AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,

PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN

(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK (0,5%).

TANPA PENGAWET

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.3.5 Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam produksi pangan tidak dicantumkan dalam daftar bahan. Pada label untuk bahan penolong yang diperdagangkan wajib dicantumkan keterangan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong

Umum Bahan Penolong Golongan Enzim

Bahan Penolong Golongan Enzim yang Menggunakan

Penjerap Enzim a. tulisan “Bahan

Penolong”; b. golongan

bahan penolong;

c. jenis bahan penolong;

d. tulisan “TARA PANGAN”.

a. tulisan “Bahan Penolong”;

b. golongan bahan penolong;

c. jenis bahan penolong;

d. tulisan “TARA PANGAN”;

e. nomor enzyme commission (EC);

f. sumber jenis bahan penolong.

a. tulisan “Bahan Penolong”;

b. golongan bahan penolong;

c. jenis bahan penolong; d. tulisan “TARA

PANGAN”; e. nomor enzyme

commission (EC); f. sumber jenis bahan

penolong; g. nama jenis penjerap

enzim.

DAFTAR BAHAN: AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,

PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN

(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK

(0,5%). TANPA PENGAWET

Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

47

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.3.5 Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam produksi pangan tidak dicantumkan dalam daftar bahan. Pada label untuk bahan penolong yang diperdagangkan wajib dicantumkan keterangan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterangan wajib pada label bahan penolong

Umum Bahan Penolong Golongan Enzim

Bahan Penolong Golongan Enzim yang Menggunakan

Penjerap Enzim a. tulisan “Bahan

Penolong”; b. golongan

bahan penolong;

c. jenis bahan penolong;

d. tulisan “TARA PANGAN”.

a. tulisan “Bahan Penolong”;

b. golongan bahan penolong;

c. jenis bahan penolong;

d. tulisan “TARA PANGAN”;

e. nomor enzyme commission (EC);

f. sumber jenis bahan penolong.

a. tulisan “Bahan Penolong”;

b. golongan bahan penolong;

c. jenis bahan penolong; d. tulisan “TARA

PANGAN”; e. nomor enzyme

commission (EC); f. sumber jenis bahan

penolong; g. nama jenis penjerap

enzim.

DAFTAR BAHAN: AIR, GULA, TEH (1%), PERISA SINTETIK,

PENGATUR KEASAMAN (TRINATRIUM SITRAT, ASAM SITRAT, ASAM FOSFAT), ANTIOKSIDAN

(ASAM ASKORBAT), PEMANIS ALAMI GLIKOSIDA STEVIOL (STEVIA), BUBUK SIRSAK

(0,5%). TANPA PENGAWET

Gambar 39. pencantuman tanpa BTP yang benar

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

48

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.4 BERAT BERSIH/ISI BERSIH DAN BOBOT TUNTAS 1. Berat bersih atau isi bersih merupakan informasi

mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metrik.

2. Berat berat/Isi bersih dan bobot tuntas dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.

3.4.1 Berat Bersih/Isi Bersih

Contoh penulisan berat bersih dan isi bersih dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat bersih/isi bersih

No. Ketentuan Contoh 1. Penulisan satuan berat

bersih atau isi bersih meliputi: padat :

miligram (mg), gram (g), kilogram (kg)

cair : mililiter (ml atau mL), liter (l atau L)

semi padat : miligram (mg), gram (g), kilogram (kg), mililiter (ml atau mL), liter (l atau L).

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh

2. Dalam hal produk berupa

butiran atau bijian, selain berat bersih dapat dicantumkan jumlah butir atau biji dan berat per butir atau per biji. Contoh: ”Berat bersih: 50 gram (Isi 5 butir @ 10 g)” ”Berat bersih: 1 g (5 butir @ 200 mg)”

Atau

3.4.2 Bobot Tuntas

1. Pada pangan padat yang menggunakan medium cair, pada label selain dicantumkan berat bersih, harus dicantumkan pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot tuntas atau berat tuntas dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair, dan dibuktikan dengan hasil analisa. Contoh bobot tuntas pangan padat dalam medium cair misalnya produk ikan tuna dalam saus cabai

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

49

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh

2. Dalam hal produk berupa

butiran atau bijian, selain berat bersih dapat dicantumkan jumlah butir atau biji dan berat per butir atau per biji. Contoh: ”Berat bersih: 50 gram (Isi 5 butir @ 10 g)” ”Berat bersih: 1 g (5 butir @ 200 mg)”

Atau

3.4.2 Bobot Tuntas

1. Pada pangan padat yang menggunakan medium cair, pada label selain dicantumkan berat bersih, harus dicantumkan pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot tuntas atau berat tuntas dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair, dan dibuktikan dengan hasil analisa. Contoh bobot tuntas pangan padat dalam medium cair misalnya produk ikan tuna dalam saus cabai

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

50

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

dengan berat bersih 155 g, bobot tuntas sebesar 95 g dapat dilihat pada Gambar 40.

Gambar 40. Bobot tuntas pangan padat dalam medium cair

2. Pangan yang disalut atau dilapis dengan medium padat,

pada label selain dicantumkan berat bersih, juga dapat dicantumkan pula bobot tuntas atau berat tuntas. Bobot tuntas atau berat tuntas dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat bahan penyalutnya dengan dilampirkan perhitungannya. Contoh bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium padat misalnya produk udang lapis tepung (breaded shrimp) dengan berat bersih 120 g, berat tuntas sebesar 95 g dapat dilihat pada Gambar 41.

Gambar 41. Bobot tuntas pangan yang dilapis dengan medium

padat

Ikan Tuna dalam Saus Cabai BPOM RI MD 123456789012 Berat bersih/Net Weight 155 g Bobot tuntas/Drained weight 95 g

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU MENGIMPOR

3.5.1 Pencantuman 1. Pihak yang memproduksi, pihak yang mengimpor, pihak

pemberi kontrak, pihak penerima kontrak dan/atau pihak pemberi lisensi pangan olahan wajib mencantumkan nama dan alamat.

2. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.

3.5.2 Produk Dalam Negeri

1. Alamat yang dicantumkan paling sedikit meliputi nama kota, kode pos, dan Indonesia seperti yang terlihat pada Gambar 42.

Gambar 42. Produksi dalam negeri

2. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau

buku telepon, pihak yang memproduksi harus mencantumkan alamat secara jelas dan lengkap seperti yang terlihat pada Gambar 43.

Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar

pada direktori kota atau buku telepon

Diproduksi oleh/Produced by:

CV. Suka Suka Tbk

Indramayu 12345 – Indonesia

Diproduksi oleh/Produced by:

CV. Suka Suka

Jln. Cahaya Nusantara No. 35, RT 03 RW 02, Desa Bukit Harja, Kecamatan Sukamulya,

Kabupaten Indramayu, Jawa Barat – Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

51

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3.5 NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU MENGIMPOR

3.5.1 Pencantuman 1. Pihak yang memproduksi, pihak yang mengimpor, pihak

pemberi kontrak, pihak penerima kontrak dan/atau pihak pemberi lisensi pangan olahan wajib mencantumkan nama dan alamat.

2. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen.

3.5.2 Produk Dalam Negeri

1. Alamat yang dicantumkan paling sedikit meliputi nama kota, kode pos, dan Indonesia seperti yang terlihat pada Gambar 42.

Gambar 42. Produksi dalam negeri

2. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau

buku telepon, pihak yang memproduksi harus mencantumkan alamat secara jelas dan lengkap seperti yang terlihat pada Gambar 43.

Gambar 43. Produksi dalam negeri dengan alamat tidak terdaftar

pada direktori kota atau buku telepon

Diproduksi oleh/Produced by:

CV. Suka Suka Tbk

Indramayu 12345 – Indonesia

Diproduksi oleh/Produced by:

CV. Suka Suka

Jln. Cahaya Nusantara No. 35, RT 03 RW 02, Desa Bukit Harja, Kecamatan Sukamulya,

Kabupaten Indramayu, Jawa Barat – Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

52

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Dalam hal produk dalam negeri yang sama diekspor ke negara lain, maka pada label dapat dicantumkan tulisan “Diimpor oleh/imported by: ...” dibagian lain label seperti yang terlihat pada Gambar 44.

Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Pada bagian lain pada label:

Gambar 44. Produk dalam negeri yang diedarkan didalam negeri

sekaligus diekspor ke negara lain

3.5.3 Produk Impor 1. Pencantuman alamat untuk produsen pangan olahan

impor paling sedikit meliputi nama kota dan negara. 2. Pihak yang mengimpor dan/atau distributor yang

mendapatkan penunjukan dari negara asal wajib juga mencantumkan nama dan alamat yang didahului dengan keterangan berupa “Diimpor/didistribusikan oleh ... “.

Contoh pencantuman nama dan alamat pihak yang mengimpor atau mendistribusikan dapat dilihat pada Gambar 45.

Diproduksi oleh PT Maju Terus, Tangerang 12345 – Indonesia.

Diimport oleh/Imported by: Malaysia - Terus Terang, Sdn Bhd (012345-A) Jaya, Selangor Malaysia. Singapore -Terang Sejahtera, Marina Gardens, Singapore. Brunei – Terang Maju, Junjungan Industrial Park, Brunei Darussalam.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Atau Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Gambar 45. Produksi luar negeri.

4. Alamat pihak yang mengimpor dan/atau distributor

paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos, dan Indonesia seperti terlihat pada Gambar 46.

Sari Buah Anggur Berat Bersih: 250 g BPOM RI ML 123456789012 Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia

Bogor 12345, Indonesia Didistribusikan oleh: PT Sentosa

Nusantara, Tangerang 54321, Indonesia

Diproduksi oleh: Baek Hyun Food Agricultural Co. Ltd G35-49, Gwangjang-ro, Cheongan-myeon, Goesan-gun, Chungcheongbuk, Korea

Sari Buah Anggur Berat Bersih: 250 g BPOM RI ML 123456789012 Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia

Bogor 12345, Indonesia

Diproduksi oleh: Baek Hyun Food Agricultural Co. Ltd G35-49, Gwangjang-ro, Cheongan-myeon, Goesan-gun, Chungcheongbuk, Korea Didistribusikan oleh: PT Sentosa Nusantara, Tangerang 54321, Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

53

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Atau Bagian paling mudah dilihat dan dibaca: Bagian lain label:

Gambar 45. Produksi luar negeri.

4. Alamat pihak yang mengimpor dan/atau distributor

paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos, dan Indonesia seperti terlihat pada Gambar 46.

Sari Buah Anggur Berat Bersih: 250 g BPOM RI ML 123456789012 Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia

Bogor 12345, Indonesia Didistribusikan oleh: PT Sentosa

Nusantara, Tangerang 54321, Indonesia

Diproduksi oleh: Baek Hyun Food Agricultural Co. Ltd G35-49, Gwangjang-ro, Cheongan-myeon, Goesan-gun, Chungcheongbuk, Korea

Sari Buah Anggur Berat Bersih: 250 g BPOM RI ML 123456789012 Diimpor oleh: PT. Jaya Indonesia

Bogor 12345, Indonesia

Diproduksi oleh: Baek Hyun Food Agricultural Co. Ltd G35-49, Gwangjang-ro, Cheongan-myeon, Goesan-gun, Chungcheongbuk, Korea Didistribusikan oleh: PT Sentosa Nusantara, Tangerang 54321, Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

54

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 46. Alamat produk impor

5. Dalam hal alamat tidak terdaftar pada direktori kota atau

buku telepon, pihak yang mengimpor dan/atau distributor harus mencantumkan alamat secara jelas dan lengkap seperti yang terlihat pada Gambar 47.

Gambar 47. Alamat pihak mengimpor tidak terdaftar pada direktori

kota atau buku telepon 3.5.4 Produk Diproduksi Secara Kontrak

Pangan olahan yang diproduksi secara kontrak, pihak pemberi kontrak dan pihak penerima kontrak wajib mencantumkan nama dan alamat yang dilengkapi dengan tulisan:

“Diproduksi oleh ... untuk ...” , ”Dikemas oleh ...untuk ... ” Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang diproduksi secara kontrak dapat dilihat pada Gambar 48.

Diproduksi oleh : LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345

Saint-Tropez, France

Diimpor oleh : PT. Merdeka Food – Yogyakarta 54321, Indonesia

Diproduksi oleh : LOUNA MANON ROS-1 Rue Brillat Savarin 12345 Saint-Tropez, France Diimpor oleh : CV. Mawar Sari – Jalan Pahlawan No. 77 RT 05 RW 08, Desa Bringjo, Kecamatan Rawasari, Kabupaten Jaya Jaya, Probolinggo, Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak

3.5.5 Produk Diproduksi Berdasarkan Lisensi

Keterangan pemberi lisensi dapat dicantumkan selama dilengkapi dengan data dukung berupa surat kerja sama. Keterangan nama dan alamat pihak pemberi lisensi wajib dicantumkan dengan tulisan:

“Diproduksi oleh ... di bawah lisensi ...“ Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang diproduksi berdasarkan lisensi dapat dilihat pada Gambar 49.

Atau

Bagian yang Paling Mudah Dibaca Bagian Lain Label

Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi

3.5.6 Nama dan Alamat Distributor 1. Jika produsen bekerja sama dengan distributor untuk

mendistribusikan produknya, maka harus dicantumkan informasi nama dan alamat distributor selain nama dan alamat produsen, seperti: “Diproduksi oleh .... , Didistribusikan oleh…”.

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, TANGERANG 12345, INDONESIA.

DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Diproduksi oleh/Produced by: PT. Teramas Agung, Padang 12345, Indonesia Untuk/For: PT. Indah Permai Jaya, Bogor 54321, Indonesia

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, TANGERANG 12345, INDONESIA DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

55

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 48. Produk pangan olahan diproduksi secara kontrak

3.5.5 Produk Diproduksi Berdasarkan Lisensi

Keterangan pemberi lisensi dapat dicantumkan selama dilengkapi dengan data dukung berupa surat kerja sama. Keterangan nama dan alamat pihak pemberi lisensi wajib dicantumkan dengan tulisan:

“Diproduksi oleh ... di bawah lisensi ...“ Contoh penulisan alamat pada produk pangan yang diproduksi berdasarkan lisensi dapat dilihat pada Gambar 49.

Atau

Bagian yang Paling Mudah Dibaca Bagian Lain Label

Gambar 49. Produk pangan olahan berdasarkan lisensi

3.5.6 Nama dan Alamat Distributor 1. Jika produsen bekerja sama dengan distributor untuk

mendistribusikan produknya, maka harus dicantumkan informasi nama dan alamat distributor selain nama dan alamat produsen, seperti: “Diproduksi oleh .... , Didistribusikan oleh…”.

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, TANGERANG 12345, INDONESIA.

DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Diproduksi oleh/Produced by: PT. Teramas Agung, Padang 12345, Indonesia Untuk/For: PT. Indah Permai Jaya, Bogor 54321, Indonesia

DIPRODUKSI OLEH: PT. BLUREN FLORIS INDONESIA, TANGERANG 12345, INDONESIA DIBAWAH LISENSI: BLUREN FLORIS ROS, FRANCE

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

56

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

2. Alamat distributor paling sedikit mencantumkan nama kota, kode pos, dan nama negara Indonesia.

3. Penulisan distributor pada label diizinkan selama dilengkapi dengan data dukung surat kerjasama distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) kerjasama distribusi dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) distributor.

Contoh penulisan nama dan alamat distributor dapat dilihat pada Gambar 50.

Gambar 50. Nama dan alamat distributor

3.6 KETERANGAN HALAL BAGI YANG DIPERSYARATKAN

Pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor pangan olahan yang dikemas eceran untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib mencantumkan keterangan halal setelah mendapatkan sertifikat halal. Keterangan halal dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca oleh konsumen. Ketentuan lebih lanjut tentang pencantuman keterangan halal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.7 TANGGAL DAN KODE PRODUKSI

1. Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada label dan diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca.

2. Pencantuman tanggal dan kode produksi pada label didahului tulisan “Kode Produksi” diikuti nomor bets (batch) dan/atau waktu produksi.

Diproduksi oleh: PT. Jaya Abadi Indonesia Tbk Bekasi 17117 – Indonesia Didistribusikan oleh: PT. Tigamas Sentral Indonesia Jakarta 12130 – Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan tanggal dan kode produksi dapat disesuaikan dengan penulisan yang semakna.

Contoh penulisan tanggal dan kode produksi dapat dilihat pada Gambar 51.

Arti kode produksi : Mesin Nomor 01, Shift 02, Hari Pertama Bulan Pertama

Arti kode produksi : Tanggal 15 Juni 2020, Pukul 14.00

Arti kode produksi: Mesin Nomor 01, Shift 02, Tanggal 15 Juni 2020, Pukul 14.00

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019

Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT.

Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode produksi: M1020101

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144,

Indonesia

Kode produksi: 15 06 20 14.00

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode produksi: M102 15 06 20 14.00

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia. Kode Produksi: DPK03 September 2019

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi,

Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi:

DPK03 September 2019

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

57

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan tanggal dan kode produksi dapat disesuaikan dengan penulisan yang semakna.

Contoh penulisan tanggal dan kode produksi dapat dilihat pada Gambar 51.

Arti kode produksi : Mesin Nomor 01, Shift 02, Hari Pertama Bulan Pertama

Arti kode produksi : Tanggal 15 Juni 2020, Pukul 14.00

Arti kode produksi: Mesin Nomor 01, Shift 02, Tanggal 15 Juni 2020, Pukul 14.00

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019

Arti kode produksi: Mesin Nomor 03, Bulan September 2019

Gambar 51. Penulisan tanggal dan kode produksi

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT.

Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode produksi: M1020101

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144,

Indonesia

Kode produksi: 15 06 20 14.00

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode produksi: M102 15 06 20 14.00

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia. Kode Produksi: DPK03 September 2019

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi,

Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi:

DPK03 September 2019

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

58

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4. Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari keterangan pada label dan harus disertai dengan petunjuk tempat pencantuman kode produksi. Contoh penulisan tanggal dan kode produksi yang dicantumkan terpisah dari keterangannya dapat dilihat pada Gambar 52.

“Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng”; atau

“Kode produksi, lihat pada tutup botol”.

3.8 KETERANGAN KEDALUWARSA

1. Keterangan kedaluwarsa ditempatkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca.

2. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik digunakan sebelum” dan dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun. Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dapat dilihat pada Gambar 53.

Gambar 53. penulisan keterangan kedaluwarsa

3. Dalam hal pangan olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga)

bulan, keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan meliputi tanggal, bulan dan tahun, sedangkan untuk pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan,

Baik digunakan sebelum/Kode Produksi:

(Lihat pada bagian belakang kemasan)

Gambar 52. Penulisan tanggal dan kode produksi yang dicantumkan terpisah dari keterangannya

Biskuit Rasa Pisang Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Baik digunakan sebelum: 25 Oktober 2023

Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan meliputi tanggal, bulan dan tahun; atau bulan dan tahun. Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan dapat dilihat pada Gambar 54.

Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan

≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan

4. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik digunakan sebelum”.

5. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan

Pangan Olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi: DPK03 September 2019 Baik digunakan sebelum: 10 Juni 2021

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi: DPK03 September 2019 Baik digunakan sebelum: Juni 2021

Pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

59

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

keterangan kedaluwarsa yang dicantumkan meliputi tanggal, bulan dan tahun; atau bulan dan tahun. Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan dapat dilihat pada Gambar 54.

Gambar 54. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan masa simpan

≤ 3 (tiga) bulan dan > 3 (tiga) bulan

4. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan: “Baik digunakan sebelum”.

5. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan

Pangan Olahan dengan masa simpan ≤ 3 (tiga) bulan

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi: DPK03 September 2019 Baik digunakan sebelum: 10 Juni 2021

Biskuit Rasa Lemon Diproduksi oleh: PT. Teramas Indah Pertiwi, Medan 30144, Indonesia

Kode Produksi: DPK03 September 2019 Baik digunakan sebelum: Juni 2021

Pangan olahan dengan masa simpan > 3 (tiga) bulan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

60

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa. Contoh penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa dapat dilihat pada Gambar 55.

Gambar 55. Penulisan keterangan kedaluwarsa dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa

6. Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan

keterangan tanggal kedaluwarsa, yaitu: a. Minuman yang mengandung alkohol paling sedikit

7% (tujuh persen), antara lain Anggur (Grape Wine), Still Grape Wine, Anggur Sparkling dan Semi Sparkling, Anggur Fortifikasi, Anggur Liqueur dan Anggur Manis, Anggur Buah, Anggur Beras, Anggur Beras Ketan, Anggur Brem Bali, Anggur Sayur (Vegetable Wine), Tuak, Anggur Tonikum Kinina, Sake, Mead, Anggur Madu, dan Minuman Spirit yang Mengandung Etanol Lebih Dari 15% (sesuai dengan Kategori Pangan);

b. Cuka; c. Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang

dari atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam. Namun, pangan olahan di atas harus mencantumkan tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan seperti terlihat pada Gambar 56.

Baik digunakan sebelum:

(Lihat pada bagian atas kemasan)

14 Juli 2022

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal

kedaluwarsa

Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan, maka cara penyimpanan harus dicantumkan pada label, dan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa seperti yang terlihat pada Gambar 57.

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi

oleh cara penyimpanan

Minuman Beralkohol Anggur Merah Mengandung Alkohol: ± 12% Tanggal Produksi: 25 Juni 2019

Cuka Apel Tanggal Pengemasan: 25 Juni 2015

Roti isi Daging Cincang Tanggal Produksi: 25 Juni 2019 Pengemasan: 25 Juni 2019

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

61

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 56. Pencantuman tanggal produksi dan/atau tanggal pengemasan pada pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal

kedaluwarsa

Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan, maka cara penyimpanan harus dicantumkan pada label, dan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa seperti yang terlihat pada Gambar 57.

Gambar 57. Pencantuman tanggal kedaluwarsa yang dipengaruhi

oleh cara penyimpanan

Minuman Beralkohol Anggur Merah Mengandung Alkohol: ± 12% Tanggal Produksi: 25 Juni 2019

Cuka Apel Tanggal Pengemasan: 25 Juni 2015

Roti isi Daging Cincang Tanggal Produksi: 25 Juni 2019 Pengemasan: 25 Juni 2019

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

62

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Jika penulisan cara penyimpanan tidak memungkinkan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa, maka cara penyimpanan dapat dituliskan terpisah dari keterangan kedaluwarsa namun harus disertai dengan petunjuk tempat penulisan cara penyimpanan seperti yang terlihat pada Gambar 58.

Contoh 1: Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Pada bagian atas kemasan:

Contoh 2: Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Pada bagian atas kemasan:

Contoh 3: Pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca:

Pada bagian atas kemasan:

Pada bagian bawah kemasan:

Gambar 58. Contoh penulisan cara penyimpanan

17 Mei 2020

Baik digunakan sebelum: Lihat pada bagian atas kemasan Simpan pada suhu 4 oC

Simpan pada suhu 4 oC.

Baik digunakan sebelum: 17 Mei 2020 Petunjuk penyimpanan lihat pada bagian atas kemasan

Simpan pada suhu 4 oC.

17 Mei 2020

Baik digunakan sebelum: Lihat pada bagian atas kemasan Petunjuk penyimpanan lihat pada bagian bawah kemasan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. Untuk produk impor, jika tercantum petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa aslinya, maka harus dicantumkan juga petunjuk penyimpanan tersebut dalam bahasa Indonesia seperti penulisan “setelah dibuka, simpan dalam lemari es” dan “simpan di tempat yang sejuk dan kering” pada Gambar 59.

Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan

Bahasa Indonesia 3.9 NOMOR IZIN EDAR

1. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk dalam negeri harus diawali dengan tulisan “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada Gambar 60.

Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri

2. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk

impor harus diawali dengan tulisan “BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada Gambar 61.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai BPOM RI MD 123456789012 Berat bersih/Net Weight 155 g Bobot tuntas/Drained weight 95 g

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

63

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

7. Untuk produk impor, jika tercantum petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa aslinya, maka harus dicantumkan juga petunjuk penyimpanan tersebut dalam bahasa Indonesia seperti penulisan “setelah dibuka, simpan dalam lemari es” dan “simpan di tempat yang sejuk dan kering” pada Gambar 59.

Gambar 59. Petunjuk penyimpanan khusus dalam bahasa asing dan

Bahasa Indonesia 3.9 NOMOR IZIN EDAR

1. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk dalam negeri harus diawali dengan tulisan “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada Gambar 60.

Gambar 60. Nomor izin edar produk dalam negeri

2. Pencantuman nomor izin edar pangan olahan produk

impor harus diawali dengan tulisan “BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka seperti yang terlihat pada Gambar 61.

Ikan Tuna dalam Saus Cabai BPOM RI MD 123456789012 Berat bersih/Net Weight 155 g Bobot tuntas/Drained weight 95 g

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

64

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 61. Nomor izin edar produk impor

3. Nomor izin edar yang dicantumkan pada label harus sesuai

dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada izin edar.

4. Dalam hal pangan olahan merupakan pangan olahan industri rumah tangga, pada label harus dicantumkan tulisan “P-IRT” diikuti nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) seperti yang terlihat pada Gambar 62.

Gambar 62. Nomor izin edar produk P-IRT

3.10 ASAL USUL BAHAN PANGAN TERTENTU 3.10.1 Asal Bahan Pangan Tertentu yang Bersumber dari Hewan atau

Tanaman 1. Asal usul bahan pangan tertentu merupakan bahan yang

bersumber atau mengandung atau berasal dari hewan atau tanaman, baik dalam bentuk tunggal atau campuran atau produk olahan atau produk turunannya yang terkait dengan status kehalalan produk.

2. Keterangan tentang asal usul bahan pangan tertentu harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama bahan diikuti dengan asal bahan. Contoh: “pengemulsi lesitin kedelai”, “penstabil nabati”, “minyak babi”, “minyak

BPOM RI ML 123456789012 Berat Bersih: 100 g

PIE SUSU Oleh - Oleh Khas Bali

P-IRT No. 1234567890123-45

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

nabati”. Contoh penulisan keterangan asal usul bahan pangan tertentu dapat dilihat pada Gambar 63.

Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu

3.10.2 Pangan yang Diproduksi Melalui Proses Khusus

1. Pangan yang diproduksi melalui proses khusus meliputi pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) atau pangan iradiasi. Contoh penulisan produk rekayasa genetik dapat dilihat pada Gambar 64.

Gambar 64. Produk rekayasa genetik

a. Setiap orang yang memproduksi dan

menggunakan bahan baku, BTP dan/atau bahan lain yang berasal dari produk rekayasa genetik untuk diedarkan wajib mencantumkan keterangan pada label berupa tulisan: “PRODUK REKAYASA

Daftar Bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa

Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen

karbonat, Natrium hidrogen karbonat)

Daftar Bahan: Sirup Glukosa (mengandung Pengawet Sulfit), Gula, Air, Pembentuk Gel Gelatin Sapi (mengandung Pengawet Sulfit), Pengatur Keasaman (Natrium Sitrat), Penstabil Dipati Adipat Terasetilasi, Pengatur Keasaman (Asam Malat, Asam Sitrat), Pembentuk Gel Pektin, Penstabil Tetranatrium Difosfat, Perisa Sintetik Mangga, Pewarna sintetik (Tartrazine CI No 19140, Kuning FCF CI No 15985).

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

65

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

nabati”. Contoh penulisan keterangan asal usul bahan pangan tertentu dapat dilihat pada Gambar 63.

Gambar 63. Penulisan keterangan asal usul bahan tertentu

3.10.2 Pangan yang Diproduksi Melalui Proses Khusus

1. Pangan yang diproduksi melalui proses khusus meliputi pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) atau pangan iradiasi. Contoh penulisan produk rekayasa genetik dapat dilihat pada Gambar 64.

Gambar 64. Produk rekayasa genetik

a. Setiap orang yang memproduksi dan

menggunakan bahan baku, BTP dan/atau bahan lain yang berasal dari produk rekayasa genetik untuk diedarkan wajib mencantumkan keterangan pada label berupa tulisan: “PRODUK REKAYASA

Daftar Bahan: Tepung Gandum, Gula, Minyak Kedelai, Maltodekstrin, Susu Bubuk, Minyak Kelapa

Sawit, Air, Cokelat Bubuk, Pengemulsi Lesitin Kedelai, Garam, Pengembang (Amonium hidrogen

karbonat, Natrium hidrogen karbonat)

Daftar Bahan: Sirup Glukosa (mengandung Pengawet Sulfit), Gula, Air, Pembentuk Gel Gelatin Sapi (mengandung Pengawet Sulfit), Pengatur Keasaman (Natrium Sitrat), Penstabil Dipati Adipat Terasetilasi, Pengatur Keasaman (Asam Malat, Asam Sitrat), Pembentuk Gel Pektin, Penstabil Tetranatrium Difosfat, Perisa Sintetik Mangga, Pewarna sintetik (Tartrazine CI No 19140, Kuning FCF CI No 15985).

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

66

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

GENETIK”. Untuk pangan PRG yang mengandung bahan baku tunggal dicantumkan pada nama jenis pangan pada bagian yang paling mudah dilihat.

Gambar 65. Produk rekayasan genetik mengandung bahan

baku tunggal

b. Untuk pangan PRG yang merupakan bahan baku yang digunakan dalam pangan olahan, keterangan dicantumkan setelah nama bahan baku pangan PRG pada daftar bahan yang digunakan. Contoh penulisan bahan baku pangan PRG pada produk tahu dengan bahan baku Kedelai Produk Rekayasa Genetik dapat dilihat pada Gambar 66.

Gambar 66. Bahan baku pangan produk rekayasa genetik

c. Pencantuman keterangan berupa tulisan “PRODUK

REKAYASA GENETIK” tidak berlaku untuk minyak, lemak, gula, pati, atau pangan PRG lain yang telah mengalami proses pemurnian lebih lanjut dan tidak teridentifikasi mengandung protein PRG.

2. Pelabelan pangan olahan yang mengalami perlakuan iradiasi (sesuai Peraturan Badan POM tentang Cara Iradiasi Pangan yang Baik) a. Informasi yang harus dicantumkan pada label:

Tepung Kedelai Produk Rekayasa Genetik

Daftar Bahan: Kedelai Produk Rekayasa Genetik (99,3 %), Daun Pandan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

1) tulisan “IRADIASI” yang dicantumkan setelah nama jenis pangan;

2) tulisan “TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG” apabila pangan olahan tersebut tidak boleh diiradiasi ulang;

3) tanggal, bulan, dan tahun iradiasi; 4) nama negara tempat iradiasi dilakukan;

logo pangan iradiasi harus sesuai dengan Peraturan Badan POM No. 18 tahun 2019 tentang Cara Iradiasi Pangan yang Baik seperti yang terlihat pada Gambar 67. Contoh pelabelan pangan olahan iradiasi dapat dilihat pada Gambar 68.

Gambar 67. Logo pangan iradiasi

Gambar 68. Pangan olahan iradiasi

b. Wajib memiliki sertifikat iradiasi dari Badan

Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Pangan

Indonesia

TIDAK BOLEH DIRADIASI ULANG Diiradiasi tanggal: 20 Mar 2020 Negara : Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

67

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

1) tulisan “IRADIASI” yang dicantumkan setelah nama jenis pangan;

2) tulisan “TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG” apabila pangan olahan tersebut tidak boleh diiradiasi ulang;

3) tanggal, bulan, dan tahun iradiasi; 4) nama negara tempat iradiasi dilakukan;

logo pangan iradiasi harus sesuai dengan Peraturan Badan POM No. 18 tahun 2019 tentang Cara Iradiasi Pangan yang Baik seperti yang terlihat pada Gambar 67. Contoh pelabelan pangan olahan iradiasi dapat dilihat pada Gambar 68.

Gambar 67. Logo pangan iradiasi

Gambar 68. Pangan olahan iradiasi

b. Wajib memiliki sertifikat iradiasi dari Badan

Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Pangan

Indonesia

TIDAK BOLEH DIRADIASI ULANG Diiradiasi tanggal: 20 Mar 2020 Negara : Indonesia

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

68

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

olahan iradiasi luar negeri (impor) tidak perlu diiradiasi ulang oleh BAPETEN, namun cukup menyertakan bukti iradiasi dari pemerintah yang berwenang sesuai dengan Peraturan Badan POM No. 3 tahun 2018 tentang Pangan Iradiasi pada Pasal 13.

c. Dalam hal pangan iradiasi merupakan bahan yang digunakan dalam suatu produk pangan, tulisan “Iradiasi” wajib dicantumkan dalam daftar bahan yang digunakan setelah nama bahan yang diiradiasi seperti yang terlihat pada Gambar 69.

Gambar 69. Pangan iradiasi sebagai suatu bahan dari produk pangan 3.10.3 Pangan Olahan Mengandung Bahan Berasal dari Babi

1. Pangan olahan mengandung bahan berasal dari babi wajib mencantumkan tanda khusus berupa tulisan “MENGANDUNG BABI” dan gambar babi seperti yang terlihat pada Gambar 70.

Gambar 70. Pelabelan pangan olahan mengandung babi

2. Tanda khusus dicantumkan pada bagian yang paling

mudah dilihat dan/atau dibaca.

Daftar Bahan: Tepung Terigu, Lada (Pangan Iradiasi), Garam.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan bahan pangan yang berasal dari babi harus diikuti dengan kata “babi”. Contoh: “daging babi”, “gelatin babi”, “lemak babi” seperti yang terlihat pada Gambar 71.

Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi

3.10.4 Pangan Olahan yang Melalui Proses Pembuatan yang

Bersinggungan dengan Bahan Bersumber Babi 1. Pangan Olahan yang melalui proses pembuatan yang

bersinggungan dan/atau mengunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi, pada label harus dicantumkan keterangan berupa tulisan “Pada proses pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi” dan gambar babi seperti yang terlihat pada Gambar 72.

Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses

pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi

2. Tanda khusus tersebut dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca seperti yang terlihat pada Gambar 73.

Daftar bahan: Daging babi (86%), minyak nabati, bumbu, garam

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

69

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Penulisan bahan pangan yang berasal dari babi harus diikuti dengan kata “babi”. Contoh: “daging babi”, “gelatin babi”, “lemak babi” seperti yang terlihat pada Gambar 71.

Gambar 71. Penulisan bahan pangan berasal dari babi

3.10.4 Pangan Olahan yang Melalui Proses Pembuatan yang

Bersinggungan dengan Bahan Bersumber Babi 1. Pangan Olahan yang melalui proses pembuatan yang

bersinggungan dan/atau mengunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi, pada label harus dicantumkan keterangan berupa tulisan “Pada proses pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi” dan gambar babi seperti yang terlihat pada Gambar 72.

Gambar 72. Keterangan pangan olahan yang melalui proses

pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber babi

2. Tanda khusus tersebut dicantumkan pada bagian yang paling mudah dilihat dan/atau dibaca seperti yang terlihat pada Gambar 73.

Daftar bahan: Daging babi (86%), minyak nabati, bumbu, garam

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

70

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 73. Pencantuman keterangan pangan olahan yang melalui proses pembuatan yang bersinggungan dengan bahan bersumber

babi

MI INSTAN MIE GORENG RASA JAJANGMYUN KOREA

BPOM RI ML 123456789012 Diproduksi oleh: PT. EXO, Seoul Korea Selatan Diimpor oleh: PT. OXX, Jakarta 12345 Indonesia Baik digunakan sebelum: 23 Juni 2021

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB IV KETERANGAN LAIN

4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN

Label yang mengandung gula, garam, dan/atau lemak dan dikonsumsi dalam jumlah yang dapat menimbulkan risiko penyakit tidak menular wajib dicantumkan informasi pesan kesehatan. Jenis pangan olahan yang wajib mencantumkan pesan kesehatan dan jumlah kandungan gula, natrium, dan lemak akan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN

Label pangan olahan tertentu wajib dicantumkan keterangan tentang peruntukan yang memuat informasi tentang target konsumen dari suatu produk, meliputi bayi, ibu hamil, ibu menyusui, dan orang dengan penyakit tertentu. Contoh pencantuman keterangan tentang peruntukkan dapat dilihat pada Gambar 74.

Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan

Bubur Bayi Makanan Pendamping ASI Pokok Bubuk Instan Rasa Ayam

untuk Bayi Usia 8-12 Bulan

Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus untuk Penyandang Diabetes

Rasa Kapucino Indikasi Peruntukan: Diindikasikan bagi penyandang Diabetes yang tidak bisa makan makanan biasa. Produk bukan untuk penggunaan secara parenteral.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

71

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB IV KETERANGAN LAIN

4.1 KETERANGAN INFORMASI PESAN KESEHATAN

Label yang mengandung gula, garam, dan/atau lemak dan dikonsumsi dalam jumlah yang dapat menimbulkan risiko penyakit tidak menular wajib dicantumkan informasi pesan kesehatan. Jenis pangan olahan yang wajib mencantumkan pesan kesehatan dan jumlah kandungan gula, natrium, dan lemak akan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4.2 KETERANGAN TENTANG PERUNTUKAN

Label pangan olahan tertentu wajib dicantumkan keterangan tentang peruntukan yang memuat informasi tentang target konsumen dari suatu produk, meliputi bayi, ibu hamil, ibu menyusui, dan orang dengan penyakit tertentu. Contoh pencantuman keterangan tentang peruntukkan dapat dilihat pada Gambar 74.

Gambar 74. Keterangan tentang peruntukan

Bubur Bayi Makanan Pendamping ASI Pokok Bubuk Instan Rasa Ayam

untuk Bayi Usia 8-12 Bulan

Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus untuk Penyandang Diabetes

Rasa Kapucino Indikasi Peruntukan: Diindikasikan bagi penyandang Diabetes yang tidak bisa makan makanan biasa. Produk bukan untuk penggunaan secara parenteral.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

72

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.3 KETERANGAN TENTANG CARA PENGGUNAAN Keterangan tentang cara penggunaan mencakup informasi tentang cara penyiapan dan saran penyajian. 1) Pangan olahan yang memerlukan penyiapan sebelum

disajikan atau digunakan harus mencantumkan cara penyiapan seperti dilarutkan dengan air, direbus atau digoreng seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 75.

Gambar 75. Keterangan Cara Penyiapan

Cara Penyiapan: Larutkan 3 sendok makan (±45 g) dalam 180 ml air matang hangat (±40 °C), aduk sampai larut, dan siap untuk diminum.

Cara Penyiapan: 1. Rebus mi dalam 400 cc (2 gelas) air mendidih selama

3 menit sambil diaduk. 2. Sementara mi direbus, campurkan bubuk, minyak

bubuk, dan cabai bubuk ke dalam mangkuk. 3. Tuangkan mi dan kuahnya ke dalam mangkuk, aduk

dengan bumbu hingga merata. 4. Mi siap disajikan.

Cara Penyiapan: 1. Tuangkan sedikit minyak pada wajan penggorengan datar

dan panaskan. 2. Masukkan produk beku dan goreng hingga berwarna

kuning keemasan selama 3 menit pada api kecil. 3. Angkat dan siap disajikan.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

2) Dalam hal pangan olahan mencantumkan saran penyajian, wajib mencantumkan tulisan “saran penyajian” yang berdekatan dengan gambar tersebut, dan dapat disertakan gambar bahan pangan lainnya seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 76.

Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian

4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN

Keterangan tentang cara penyimpanan wajib dicantumkan pada label pangan olahan dengan masa simpan yang dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, dan harus disimpan pada kondisi penyimpanan khusus.

Cara penyimpanan ini harus dicantumkan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 77.

Gambar 77. Cara penyimpanan

Makna berdekatan pada kalimat ‘berdekatan dengan

keterangan kedaluwarsa’ adalah bahwa cara penyimpanan

Baik digunakan sebelum: 23 Mei 2021 jika disimpan pada suhu 5 oC – 7 oC

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

73

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

2) Dalam hal pangan olahan mencantumkan saran penyajian, wajib mencantumkan tulisan “saran penyajian” yang berdekatan dengan gambar tersebut, dan dapat disertakan gambar bahan pangan lainnya seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 76.

Gambar 76. Pencantuman tulisan saran penyajian

4.4 KETERANGAN TENTANG CARA PENYIMPANAN

Keterangan tentang cara penyimpanan wajib dicantumkan pada label pangan olahan dengan masa simpan yang dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, dan harus disimpan pada kondisi penyimpanan khusus.

Cara penyimpanan ini harus dicantumkan berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 77.

Gambar 77. Cara penyimpanan

Makna berdekatan pada kalimat ‘berdekatan dengan

keterangan kedaluwarsa’ adalah bahwa cara penyimpanan

Baik digunakan sebelum: 23 Mei 2021 jika disimpan pada suhu 5 oC – 7 oC

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

74

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

tersebut mudah ditelusur oleh konsumen dan diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca (tidak harus selalu di bagian utama). Jika proses pencetakan tanggal kedaluwarsa sulit diletakkan di bagian utama label maka pada bagian utama boleh dituliskan seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 78.

Bagian yang mudah dilihat dan dibaca Bagian belakang label

Gambar 78. Lokasi pencantuman cara penyimpanan Pangan olahan yang tidak lazim dikonsumsi untuk satu kali

makan atau dimaksudkan untuk lebih dari 1 (satu) saji, wajib mencantumkan keterangan tentang cara penyimpanan setelah kemasan dibuka seperti contoh yang dapat dilihat pada Gambar 79.

Gambar 79. Cara penyimpanan setelah kemasan dibuka

Baik digunakan sebelum: lihat pada bagian belakang kemasan

23 Mei 2021 Simpan Beku -18 oC

Minuman Khusus Ibu Hamil Perhatian Produk sebaiknya dikonsumsi maksimal 1 bulan setelah kemasan dibuka. Setelah dibuka, lipat kemasan dengan rapat dan jangan disimpan dalam lemari pendingin.

Susu Pasteurisasi Petunjuk Penyimpanan: Selalu simpan pada suhu 0-4 oC. Setelah dibuka, sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 4 hari.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN 1) Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan

Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan, keterangan tentang peringatan dapat dilihat pada Bab 3 bagian 3.3.4.

2) Alergen

Keterangan peringatan terkait alergen mengacu pada Pedoman Implementasi Pelabelan Pangan Olahan: Pencantuman Jumlah Bahan Baku dan Informasi Alergen (Direktorat Stadardisasi Pangan Olahan tahun 2019, dapat diunduh di subsite standarpangan.pom.go.id)

3) Minuman beralkohol

Contoh pencantuman peringatan produk minuman beralkohol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol

No. Ketentuan Contoh a. Pada label minuman

beralkohol wajib dicantumkan tulisan: “MINUMAN

BERALKOHOL” “Mengandung Alkohol ±

…% v/v” “DIBAWAH UMUR 21

TAHUN ATAU WANITA HAMIL DILARANG MINUM”.

b. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol wajib mencantumkan persentase kadar alkohol pada bagian

MINUMAN BERALKOHOL Anggur Merah

Isi bersih: 750 ml Mengandung Alkohol ± 15%

v/v BPOM RI ML 123456789012

DIBAWAH UMUR 21 TAHUN

ATAU WANITA HAMIL DILARANG MINUM

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

75

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.5 KETERANGAN TENTANG PERINGATAN 1) Pangan olahan yang mengandung pemanis buatan

Untuk pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan, keterangan tentang peringatan dapat dilihat pada Bab 3 bagian 3.3.4.

2) Alergen

Keterangan peringatan terkait alergen mengacu pada Pedoman Implementasi Pelabelan Pangan Olahan: Pencantuman Jumlah Bahan Baku dan Informasi Alergen (Direktorat Stadardisasi Pangan Olahan tahun 2019, dapat diunduh di subsite standarpangan.pom.go.id)

3) Minuman beralkohol

Contoh pencantuman peringatan produk minuman beralkohol dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peringatan pada produk minuman beralkohol

No. Ketentuan Contoh a. Pada label minuman

beralkohol wajib dicantumkan tulisan: “MINUMAN

BERALKOHOL” “Mengandung Alkohol ±

…% v/v” “DIBAWAH UMUR 21

TAHUN ATAU WANITA HAMIL DILARANG MINUM”.

b. Pangan olahan yang ditambahkan alkohol wajib mencantumkan persentase kadar alkohol pada bagian

MINUMAN BERALKOHOL Anggur Merah

Isi bersih: 750 ml Mengandung Alkohol ± 15%

v/v BPOM RI ML 123456789012

DIBAWAH UMUR 21 TAHUN

ATAU WANITA HAMIL DILARANG MINUM

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

76

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

No. Ketentuan Contoh yang mudah dilihat, dan/atau dibaca.

Produk cair, pada label dicantumkan “mengandung alkohol ±...% (v/v)”

Produk yang berbentuk padat atau semi-padat, pada label dicantumkan “mengandung alkohol ± …%”. Kadar alkohol pada produk dicantumkan berdasar hasil analisis.

Contoh: “Komposisi: ..., whisky (mengandung alkohol) ….”

c. Dalam hal pangan olahan mengandung alkohol ikutan (carry over), pencantuman kadar alkohol ditulis pada daftar bahan yang digunakan, setelah pencantuman bahan yang mengandung alkohol tersebut.

4) Produk susu

a. Produk susu mencakup susu bubuk, susu UHT, susu pasteurisasi, dan susu steril; harus dicantumkan peringatan berupa tulisan berwarna merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih. Contoh penulisan keterangan peringatan pada produk susu dapat dilihat pada Gambar 80.

MINUMAN BERALKOHOL Anggur Putih Mengandung Alkohol: ± 13.5% v/v Isi Bersih: 800 ml BPOM RI ML 12345678912

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 80. Peringatan pada produk susu

b. Susu kental dan analognya pada label produk susu harus

dicantumkan peringatan berupa tulisan berwarna merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih. Contoh penulisan keterangan peringatan pada produk susu kental dan analognya dapat dilihat pada Gambar 81.

Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya

4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK

Wajib mencantumkan keterangan berupa tulisan “ORGANIK”, dengan syarat telah memenuhi ketentuan harus mengandung pangan organik paling sedikit 95% (sembilan

Susu UHT Rasa Vanila KOCOK DAHULU SEBELUM DIBUKA.

Susu Kental Manis Simpan di tempat sejuk dan kering, jika tidak habis simpanlah dalam kondisi tertutup.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

77

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 80. Peringatan pada produk susu

b. Susu kental dan analognya pada label produk susu harus

dicantumkan peringatan berupa tulisan berwarna merah di dalam kotak persegi panjang berwarna merah di atas dasar putih. Contoh penulisan keterangan peringatan pada produk susu kental dan analognya dapat dilihat pada Gambar 81.

Gambar 81. Peringatan pada produk susu kental dan analognya

4.6 KETERANGAN TENTANG PANGAN OLAHAN ORGANIK

Wajib mencantumkan keterangan berupa tulisan “ORGANIK”, dengan syarat telah memenuhi ketentuan harus mengandung pangan organik paling sedikit 95% (sembilan

Susu UHT Rasa Vanila KOCOK DAHULU SEBELUM DIBUKA.

Susu Kental Manis Simpan di tempat sejuk dan kering, jika tidak habis simpanlah dalam kondisi tertutup.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

78

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

puluh lima persen) dari total berat atau volume, tidak termasuk air dan garam.

Memiliki sertifikat organik yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Indonesia untuk pangan olahan produk dalam negeri dan produk impor. Logo organik luar negeri dapat dicantumkan berdampingan dengan logo organik Indonesia.

Tulisan “ORGANIK” dicantumkan setelah nama jenis pangan. Wajib mencantumkan logo organik Indonesia. Ketentuan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Contoh penulisan keterangan tentang pangan olahan organik dapat dilihat pada Gambar 82.

Gambar 82. Keterangan tentang pangan olahan organik

4.7 KETERANGAN SPONSOR

Keterangan terkait sponsor suatu kegiatan dapat dicantumkan pada label setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan dengan rekomendasi dari penanggung jawab kegiatan.

Pencantuman tulisan dan gambar terkait sponsor berlaku sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dalam persetujuan pendaftaran atau persetujuan perubahan data.

Contoh penulisan keterangan sponsor dapat dilihat pada Gambar 83.

KOPI BUBUK ARABIKA ORGANIK Berat bersih: 250 g BPOM RI MD 123456789012

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 83. Keterangan sponsor

4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN

Pada label dapat dicantumkan keterangan tentang layanan pengaduan konsumen, dapat berupa nomor telepon, alamat surat elektronik/pos elektronik, nama unit, atau bagian yang dapat dihubungi oleh konsumen. Contoh penulisan keterangan layanan pengaduan konsumen dapat dilihat pada Gambar 84.

Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen

4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE)

Pada label wajib dicantumkan kode 2 Dimensi (2D Barcode) Dicetak pada kemasan dengan tinta warna hitam dan dasar

warna putih atau warna lain serta harus mudah dipindai dan mampu dibaca oleh Aplikasi Track and Trace Badan POM.

Wajib dicantumkan pada kemasan eceran sesuai dengan pangan olahan yang didaftarkan. Jika kemasan eceran adalah

www.exocare.id

Layanan Konsumen: Email: [email protected]

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

79

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 83. Keterangan sponsor

4.8 KETERANGAN LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN

Pada label dapat dicantumkan keterangan tentang layanan pengaduan konsumen, dapat berupa nomor telepon, alamat surat elektronik/pos elektronik, nama unit, atau bagian yang dapat dihubungi oleh konsumen. Contoh penulisan keterangan layanan pengaduan konsumen dapat dilihat pada Gambar 84.

Gambar 84. Keterangan layanan pengaduan konsumen

4.9 KETERANGAN 2 (DUA) DIMENSI (2D BARCODE)

Pada label wajib dicantumkan kode 2 Dimensi (2D Barcode) Dicetak pada kemasan dengan tinta warna hitam dan dasar

warna putih atau warna lain serta harus mudah dipindai dan mampu dibaca oleh Aplikasi Track and Trace Badan POM.

Wajib dicantumkan pada kemasan eceran sesuai dengan pangan olahan yang didaftarkan. Jika kemasan eceran adalah

www.exocare.id

Layanan Konsumen: Email: [email protected]

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

80

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

kemasan sekunder maka QR Code dicantumkan pada kemasan sekunder dan kemasan primer tidak wajib dicantumkan.

Kewajiban dikecualikan untuk pangan olahan yang memiliki luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2.

Dicantumkan secara proporsional terhadap luas permukaan kemasan dengan ukuran paling sedikit 0,6 x 0,6 cm.

Jika terdapat QR Code selain dari BPOM maka wajib mencantumkan tulisan “BPOM RI” pada QR Code dari BPOM. Pencantuman “BPOM RI” bisa di bagian bawah atau atas QR Code.

Metode otentifikasi akan diberlakukan berdasarkan kajian risiko dan diterapkan pada pangan diet khusus.

Contoh penulisan keterangan 2D Barcode dapat dilihat pada Gambar 85.

Jika terdapat QR Code lain maka:

atau

Gambar 85. Keterangan 2D Barcode

BPOM RI

BPOM RI

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan

olahan dapat dicantumkan pada label. Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan

olahan dapat berupa: 1) tanda SNI. 2) logo Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). 3) logo sertifikat prima. 4) logo piagam bintang keamanan Pangan. 5) Program Manajemen Risiko. 6) Sistem Manajemen Keamanan Pangan, misalnya

“Perusahaan A telah tersertifikasi ISO 22000”, “Perusahaan B telah tersertifikasi HACCP”.

Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku dan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi dan/atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.

Contoh penulisan keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 86.

Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

81

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.10 KETERANGAN SERTIFIKASI KEAMANAN DAN MUTU OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan

olahan dapat dicantumkan pada label. Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan

olahan dapat berupa: 1) tanda SNI. 2) logo Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). 3) logo sertifikat prima. 4) logo piagam bintang keamanan Pangan. 5) Program Manajemen Risiko. 6) Sistem Manajemen Keamanan Pangan, misalnya

“Perusahaan A telah tersertifikasi ISO 22000”, “Perusahaan B telah tersertifikasi HACCP”.

Keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku dan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi dan/atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah.

Contoh penulisan keterangan mengenai sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 86.

Gambar 86. Keterangan sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

82

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

4.11 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN KELESTARIAN LINGKUNGAN Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan

kelestarian lingkungan dapat dicantumkan pada label. Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan

kelestarian lingkungan dapat berupa ekolabel, bahan kemasan yang terbarukan atau istilah lain yang semakna.

Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan kelestarian lingkungan harus disertai dengan data dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 87. Logo ekolabel

Indonesia

Gambar 88. Logo klaim aspek

lingkungan

4.12 TULISAN, LOGO DAN/ATAU GAMBAR YANG TERKAIT DENGAN KEMASAN PANGAN Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan

kemasan pangan dapat dicantumkan pada label. Tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan

kemasan pangan antara lain logo tara pangan, kode daur ulang, ramah lingkungan, 100% daur ulang, atau istilah lain yang semakna.

Pencantuman tulisan, logo dan/atau gambar yang terkait dengan kemasan pangan harus disertai dengan data

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 89. Kode daur ulang plastik

Gambar 90. Logo

tara pangan

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN

OLAHAN 1. Keterangan untuk membedakan mutu suatu pangan olahan

dapat digunakan dalam hal pangan olahan tersebut memiliki perbedaan terkait karakteristik mutu dan/atau kandungan zat gizi dengan pangan olahan sejenis.

2. Pangan olahan sejenis merupakan pangan olahan yang diproduksi oleh perusahaan yang sama dan telah beredar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

83

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

dukung yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa contoh penulisan keterangan mengenai kelestarian lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 89. Kode daur ulang plastik

Gambar 90. Logo

tara pangan

4.13 KETERANGAN UNTUK MEMBEDAKAN MUTU SUATU PANGAN

OLAHAN 1. Keterangan untuk membedakan mutu suatu pangan olahan

dapat digunakan dalam hal pangan olahan tersebut memiliki perbedaan terkait karakteristik mutu dan/atau kandungan zat gizi dengan pangan olahan sejenis.

2. Pangan olahan sejenis merupakan pangan olahan yang diproduksi oleh perusahaan yang sama dan telah beredar.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

84

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

3. Keterangan mengenai mutu suatu pangan olahan dapat berupa tulisan dan/atau gambar.

4. Perbedaan kandungan gizi harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Keterangan yang digunakan untuk menunjukkan perbedaan mutu dan/atau kandungan gizi suatu pangan olahan dapat berupa “spesial”, “premium”, “gold”, “platinum”, “ekstra”, “plus (+)”, “advanced”, “asterik (*)”, atau kata lain yang semakna. Contoh pencantuman keterangan mengenai mutu suatu pangan olahan dapat dilihat pada Gambar 91.

Gambar 91. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘ekstra’

6. Keterangan berupa alami, murni, 100%, dengan ... (diikuti nama

bahan), dari (diikuti nama bahan), segar, dan asli dapat dicantumkan pada label. a. Pernyataan “alami” hanya dapat digunakan untuk pangan

olahan yang tidak dicampur dan tidak diproses; atau pangan olahan yang diproses secara fisika tetapi tidak mengubah sifat dan kandungannya.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Pernyataan “murni” atau “100%” hanya dapat digunakan untuk pangan olahan yang tidak ditambahkan/dicampur dengan bahan lain. Contoh penulisan 100% dapat dilihat pada Gambar 92.

Gambar 92. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘100%’

c. Pernyataan “Dengan (diikuti nama bahan)” atau kata yang

semakna dapat digunakan jika bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pangan olahan yang bersangkutan. Penggunaan kata “dengan” atau kata yang semakna harus mencantumkan jumlah bahan yang digunakan. Contoh penulisan kata ‘dengan’ dapat dilihat pada Gambar 93.

Gambar 93. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dengan’

d. Pernyataan “Dari (diikuti nama bahan)” dapat digunakan

jika bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam pangan olahan yang bersangkutan (kandungan bahan tersebut minimal 50%). Contoh penulisan kata ‘dari’ dapat dilihat pada Gambar 94.

Susu UHT 100% dari susu sapi segar

Dengan Daging Sapi

Daftar bahan: daging sapi (54%), penstabil nabati, bawang putih, garam, pengemulsi pati asetat, pewarna alami karamel I, pengawet kalium sorbat

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

85

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

b. Pernyataan “murni” atau “100%” hanya dapat digunakan untuk pangan olahan yang tidak ditambahkan/dicampur dengan bahan lain. Contoh penulisan 100% dapat dilihat pada Gambar 92.

Gambar 92. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘100%’

c. Pernyataan “Dengan (diikuti nama bahan)” atau kata yang

semakna dapat digunakan jika bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pangan olahan yang bersangkutan. Penggunaan kata “dengan” atau kata yang semakna harus mencantumkan jumlah bahan yang digunakan. Contoh penulisan kata ‘dengan’ dapat dilihat pada Gambar 93.

Gambar 93. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dengan’

d. Pernyataan “Dari (diikuti nama bahan)” dapat digunakan

jika bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam pangan olahan yang bersangkutan (kandungan bahan tersebut minimal 50%). Contoh penulisan kata ‘dari’ dapat dilihat pada Gambar 94.

Susu UHT 100% dari susu sapi segar

Dengan Daging Sapi

Daftar bahan: daging sapi (54%), penstabil nabati, bawang putih, garam, pengemulsi pati asetat, pewarna alami karamel I, pengawet kalium sorbat

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

86

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 94. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘dari’

e. Pernyataan “segar” tidak boleh digunakan pada label

pangan yang terbuat dari pangan olahan antara atau pangan olahan lainnya.

f. Pernyataan “asli” tidak dapat digunakan untuk pangan olahan yang dicampur dengan bahan yang dapat mengaburkan keasliannya, seperti penggunaan perisa. Contoh penulisan pada produk minuman serbuk kopi rasa cokelat hazelnut yang menggunakan kopi tanpa perisa kopi, dapat mencantumkan tulisan “Dengan kopi asli” dapat dilihat pada Gambar 95.

Dari Daging Ayam

Daftar bahan: Daging ayam (60%), air, minyak nabati, tepung roti, tepung batter, tepung terigu, gula, bawang merah, bawang putih, lada, garam, dan merica.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 95. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘asli’

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

87

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 95. Pangan olahan yang mencantumkan kata ‘asli’

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

88

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

5.1 PANGAN DENGAN LUAS PERMUKAAN LABEL KURANG DARI

ATAU SAMA DENGAN 10 CM2 (SEPULUH SENTIMETER PERSEGI) Keterangan yang wajib dicantumkan paling sedikit yaitu

nama produk, tanggal kedaluwarsa, dan nomor izin edar. Untuk produk dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2 (sepuluh sentimeter persegi) dan tidak dijual eceran, keterangan tanggal kedaluwarsa dapat dicantumkan pada kemasan sekunder.

Contoh penulisan keterangan pada pangan olahan dengan luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm2 dapat dilihat pada Gambar 96.

Gambar 96. Pangan dengan luas permukaan label kurang dari atau

sama dengan 10 cm2

5.2 PANGAN OLAHAN YANG DIJUAL DAN DIKEMAS SECARA LANGSUNG DI HADAPAN KONSUMEN Keterangan tentang pangan olahan tersebut dicantumkan

pada media informasi lain yang diletakkan di tempat penjualan atau berdekatan dengan tempat penjualan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dan dibaca. Media informasi lain misalnya brosur, leaflet, atau banner.

Keterangan yang dicantumkan pada media informasi paling sedikit memuat informasi mengenai nama produk, daftar bahan yang digunakan, halal bagi yang dipersyaratkan, dan keterangan kedaluwarsa.

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh penulisan keterangan pada pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung di hadapan konsumen dapat dilihat pada Gambar 97.

Gambar 97. Pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung di

hadapan konsumen

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

89

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Contoh penulisan keterangan pada pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung di hadapan konsumen dapat dilihat pada Gambar 97.

Gambar 97. Pangan olahan yang dijual dan dikemas secara langsung di

hadapan konsumen

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

90

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

BAB VI PENJELASAN TENTANG LARANGAN

1. Pernyataan bahwa pangan olahan mengandung suatu zat gizi lebih

unggul daripada pangan olahan lain yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh: produk mengandung ginkgo biloba secara perundang-undangan belum diizinkan digunakan sebagai pangan.

2. Pernyataan bahwa pangan olahan dapat menyehatkan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk sereal siap santap yang mencantumkan pernyataan “untuk kesehatan prima” dapat dilihat pada Gambar 98.

Gambar 98. Pangan olahan untuk kesehatan prima

3. Pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan

yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk acar bawang terdapat pernyataan “dapat menyembuhkan penyakit jantung koroner” dapat dilihat pada Gambar 99.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 99. Pangan olahan berfungsi sebagai obat

4. Pernyataan bahwa pangan olahan dapat meningkatkan

kecerdasan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label susu bubuk terdapat pernyataan “membuat anak lebih pintar” dapat dilihat pada Gambar 100.

Gambar 100. Pangan olahan dapat meningkatkan kecerdasan

5. Pernyataan keunggulan pada pangan olahan jika keunggulan

tersebut tidak seluruhnya berasal dari pangan olahan tersebut tetapi sebagian diberikan dari pangan olahan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama.

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

91

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 99. Pangan olahan berfungsi sebagai obat

4. Pernyataan bahwa pangan olahan dapat meningkatkan

kecerdasan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label susu bubuk terdapat pernyataan “membuat anak lebih pintar” dapat dilihat pada Gambar 100.

Gambar 100. Pangan olahan dapat meningkatkan kecerdasan

5. Pernyataan keunggulan pada pangan olahan jika keunggulan

tersebut tidak seluruhnya berasal dari pangan olahan tersebut tetapi sebagian diberikan dari pangan olahan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama.

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

92

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk susu bubuk full cream terdapat pernyataan “memenuhi kebutuhan gizi setiap hari”. Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan gizi tidak hanya didapat dari mengonsumsi produk ini saja, namun juga bersama dengan bahan sumber gizi lain sesuai konsep gizi seimbang dapat dilihat pada Gambar 101.

Gambar 101. Pangan olahan memenuhi kebutuhan gizi setiap hari

6. Pernyataan yang memuat ketiadaan suatu komponen yang secara

alami tidak ada dalam pangan olahan, kecuali ada data pendukung/standar umum pangan olahan yang mengandung komponen tersebut. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk minyak goreng sawit mencantumkan keterangan “non-kolesterol”. Hal ini akan menyesatkan karena pada dasarnya minyak yang berasal dari tumbuhan memang tidak mengandung kolesterol dapat dilihat pada Gambar 102.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati

7. Pernyataan bebas bahan tertentu tetapi mengandung bahan

tertentu tersebut baik tidak disengaja maupun sebagai bahan/senyawa ikutan (Carry Over). Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk biskuit cokelat mencantumkan pernyataan “tanpa pengawet”, padahal dalam komposisinya menggunakan gula yang mengandung BTP ikutan pengawet dapat dilihat pada Gambar 103.

Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet

8. Tulisan atau gambar seolah-olah bahan pangan sintetik berasal dari

alam. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk sediaan pemanis buatan (table top sweetener),

Biskuit Cokelat

Daftar Bahan: Tepung terigu, gula (mengandung pengawet sulfit), minyak nabati, susu bubuk, laktosa, cokelat bubuk (5%). Tanpa pengawet.

X

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

93

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 102. Keterangan tanpa kolesterol pada produk minyak nabati

7. Pernyataan bebas bahan tertentu tetapi mengandung bahan

tertentu tersebut baik tidak disengaja maupun sebagai bahan/senyawa ikutan (Carry Over). Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk biskuit cokelat mencantumkan pernyataan “tanpa pengawet”, padahal dalam komposisinya menggunakan gula yang mengandung BTP ikutan pengawet dapat dilihat pada Gambar 103.

Gambar 103. Keterangan tanpa pengawet pada produk berpengawet

8. Tulisan atau gambar seolah-olah bahan pangan sintetik berasal dari

alam. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk sediaan pemanis buatan (table top sweetener),

Biskuit Cokelat

Daftar Bahan: Tepung terigu, gula (mengandung pengawet sulfit), minyak nabati, susu bubuk, laktosa, cokelat bubuk (5%). Tanpa pengawet.

X

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

94

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

mencantumkan gambar tebu, sehingga seolah-olah produk terbuat dari bahan alami dapat dilihat pada Gambar 104.

Gambar 104. Penggunaan gambar bahan pada produk yang tidak

mengandung bahan tersebut 9. Nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan pembinaan,

memberikan rekomendasi dan/atau melakukan analisis tentang pangan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk keripik pisang yang mencantumkan logo universitas/institusi pembina dapat dilihat pada Gambar 105.

Gambar 105. Logo universitas/institusi pembina

10. Gambar atau keterangan terkait tenaga kesehatan, tokoh agama

atau pejabat publik, atau berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik.

X

X Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu produk label produk serbuk minuman sereal tercantum gambar tenaga kesehatan, sehingga seolah-olah produk ini direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada Gambar 106.

Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan

11. Nama dan gambar tokoh yang telah menjadi milik umum, kecuali

mendapat izin dari yang bersangkutan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk susu mencantumkan gambar atlet Indonesia Susi Susanti, namun belum terdapat izin dari yang bersangkutan dapat dilihat pada Gambar 107

Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih

dahulu

X X

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

95

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu produk label produk serbuk minuman sereal tercantum gambar tenaga kesehatan, sehingga seolah-olah produk ini direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada Gambar 106.

Gambar 106. Tokoh tenaga kesehatan

11. Nama dan gambar tokoh yang telah menjadi milik umum, kecuali

mendapat izin dari yang bersangkutan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk susu mencantumkan gambar atlet Indonesia Susi Susanti, namun belum terdapat izin dari yang bersangkutan dapat dilihat pada Gambar 107

Gambar 107. Tokoh publik namun tidak mendapatkan izin terlebih

dahulu

X X

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

96

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

12. Pernyataan atau keterangan yang secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa pihak lain. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk minuman serbuk kopi terdapat pernyataan “kopi paling josss, yang lain jeblosss” dapat dilihat pada Gambar 108. Hal ini secara tidak langsung merendahkan produk lain, tidak sebaik/senikmat produk ini.

Gambar 108. Pangan olahan yang merendahkan produk lain

13. Keterangan, tulisan, atau gambar yang menyinggung suku, agama,

ras, dan/atau golongan tertentu. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk minuman serbuk kopi terdapat gambar dan tulisan suku suatu daerah dapat dilihat pada Gambar 109. Gambar atau simbol tersebut berkaitan dengan menonjolkan suku budaya tertentu sehingga dilarang dicantumkan.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang

bermaksud merendahkan suku lain

14. Keterangan mengenai undian, sayembara, hadiah, dan tulisan atau gambar apapun yang tidak sesuai dengan label yang disetujui yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari izin edar.

15. Keterangan, tulisan, atau gambar lainnya yang bertentangan dan dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.

16. Keterangan yang menimbulkan gambaran/persepsi yang bertentangan dengan norma kesusilaan, etika, atau ketertiban umum. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk makaroni dengan saus pedas mencantumkan gambar bibir merah yang memberikan persepsi bertentangan dengan norma kesusilaan dapat dilihat pada Gambar 110.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

97

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 109. Pencantuman simbol suku daerah tertentu yang

bermaksud merendahkan suku lain

14. Keterangan mengenai undian, sayembara, hadiah, dan tulisan atau gambar apapun yang tidak sesuai dengan label yang disetujui yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari izin edar.

15. Keterangan, tulisan, atau gambar lainnya yang bertentangan dan dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.

16. Keterangan yang menimbulkan gambaran/persepsi yang bertentangan dengan norma kesusilaan, etika, atau ketertiban umum. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk makaroni dengan saus pedas mencantumkan gambar bibir merah yang memberikan persepsi bertentangan dengan norma kesusilaan dapat dilihat pada Gambar 110.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

98

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 110. Ilustrasi yang bertentangan dengan norma kesusilaan

17. Pernyataan bahwa konsumsi pangan olahan tersebut dapat

memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label susu bubuk full cream mencantumkan pernyataan “memenuhi kebutuhan gizi setiap hari” sedangkan hanya mengonsumsi produk ini saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang dalam sehari dapat dilihat pada Gambar 111.

Gambar 111. Pangan olahan yang memenuhi kebutuhan gizi setiap hari

18. Keterangan yang menyatakan pangan olahan bersifat tonik, hanya

karena pangan olahan tersebut mengandung alkohol, gula atau karbohidrat lain, protein, kafein, atau zat yang berasal dari hidrolisis protein atau turunan purin. Pencantuman kata “tonik”

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

hanya dapat digunakan jika merupakan nama jenis pangan olahan sesuai dengan kategori pangan.

19. Logo atau keterangan lain yang tidak terkait pangan olahan atau berlebihan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk cokelat susu mencantumkan deskripsi tentang peternakan sapi perah di Eropa dapat dilihat pada Gambar 112. Deskripsi tersebut sebetulnya tidak diperlukan karena dipandang berlebihan untuk produk cokelat susu.

Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan

20. Keterangan teknologi terbaru/modern/terkini atau kalimat

semakna yang kondisinya dipengaruhi oleh waktu. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk sari buah apel mencantumkan kalimat “dengan teknologi terbaru pulse electric field (PEF)” sedangkan jenis ini bukan merupakan teknologi yang terdapat pada kategori pangan dan kondisinya dipengaruhi oleh waktu dapat dilihat pada Gambar 113.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

99

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

hanya dapat digunakan jika merupakan nama jenis pangan olahan sesuai dengan kategori pangan.

19. Logo atau keterangan lain yang tidak terkait pangan olahan atau berlebihan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk cokelat susu mencantumkan deskripsi tentang peternakan sapi perah di Eropa dapat dilihat pada Gambar 112. Deskripsi tersebut sebetulnya tidak diperlukan karena dipandang berlebihan untuk produk cokelat susu.

Gambar 112. Keterangan yang tidak berkaitan dengan produk pangan

20. Keterangan teknologi terbaru/modern/terkini atau kalimat

semakna yang kondisinya dipengaruhi oleh waktu. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk sari buah apel mencantumkan kalimat “dengan teknologi terbaru pulse electric field (PEF)” sedangkan jenis ini bukan merupakan teknologi yang terdapat pada kategori pangan dan kondisinya dipengaruhi oleh waktu dapat dilihat pada Gambar 113.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

100

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 113. Pencantuman jenis teknologi yang kondisinya dipengaruhi

waktu 21. Klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim lainnya pada label pangan

olahan yang diperuntukkan bagi bayi. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada produk formula bayi mencantumkan kalimat ‘meningkatkan imunitas dan kecerdasan bayi anda’ sedangkan pada pangan tidak boleh mencantumkan klaim kecerdasan dapat dilihat pada Gambar 114.

Gambar 114. Klaim kecerdasan pada pangan olahan yang diperuntukkan

bagi bayi

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

22. Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk Susu Kental Manis mencantumkan gambar berupa segelas susu sebagai hidangan tunggal (tanpa pangan lain sebagai pendamping) dapat dilihat pada Gambar 115.

Gambar 115. Produk susu kental manis 23. Pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di

bawah usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk Susu Kental Manis menampilkan anak seorang diri tanpa anggota keluarga yang lain dan terdapat gambar segelas susu yang dapat dilihat pada Gambar 116. Hal ini dikhawatirkan memberikan persepsi kepada masyarakat bahwa produk ini dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan gizi anak.

√ X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

101

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

22. Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk Susu Kental Manis mencantumkan gambar berupa segelas susu sebagai hidangan tunggal (tanpa pangan lain sebagai pendamping) dapat dilihat pada Gambar 115.

Gambar 115. Produk susu kental manis 23. Pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di

bawah usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk Susu Kental Manis menampilkan anak seorang diri tanpa anggota keluarga yang lain dan terdapat gambar segelas susu yang dapat dilihat pada Gambar 116. Hal ini dikhawatirkan memberikan persepsi kepada masyarakat bahwa produk ini dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan gizi anak.

√ X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

102

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 116. Menampilkan anak dibawah usia 5 tahun pada produk susu

kental dan analognya 24. Pernyataan/visualisasi yang menggambarkan peruntukan bagi

kelompok tertentu pada pangan olahan umum. Pangan olahan yang tidak diperuntukkan untuk kelompok tertentu tidak boleh mencantumkan pernyataan/visualisasi seolah-olah produk tersebut untuk kelompok tertentu. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label minuman sari buah mencantumkan gambar anak dibawah lima tahun dapat dilihat pada Gambar 117. Hal ini seolah-olah menggambarkan bahwa produk ini memiliki peruntukan bagi anak dibawah lima tahun.

Gambar 117. Pencantumam ilustrasi anak-anak pada produk umum

X

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

25. Keterangan tanpa BTP selain sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 ayat (4) Peraturan Badan POM Nomor 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, meliputi penggunaan dan/atau pencantuman nama jenis BTP, keterangan atau pernyataan “bebas BTP”, “tidak menggunakan BTP”, “tidak menambahkan BTP”, “tidak terdapat BTP”, “tidak mengandung BTP”, atau yang semakna. Contoh pencantuman keterangan tanpa BTP pada produk keripik rasa bawang dapat dilihat pada Gambar 118.

Contoh pencantuman yang

benar Contoh pencantuman yang

salah Gambar 118. Keterangan tanpa BTP

26. Pernyataan pada label harus disertai dengan data dukung yang

dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk selai kacang tercantum pernyataan “selai terlezat pilihan Indonesia” dapat dilihat pada Gambar 119. Kalimat ‘terlezat’ bersifat selera yang berbeda-beda untuk setiap orang sehingga tidak tepat dicantumkan.

Daftar bahan: Tepung terigu, telur, mentega, susu bubuk, daun bawang, garam, bubuk bawang putih, lada. Tanpa Penguat Rasa.

Daftar bahan: Tepung terigu, telur, mentega, susu bubuk, daun bawang, garam, bubuk bawang putih, lada. Non-MSG. X √

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

103

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

25. Keterangan tanpa BTP selain sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 ayat (4) Peraturan Badan POM Nomor 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, meliputi penggunaan dan/atau pencantuman nama jenis BTP, keterangan atau pernyataan “bebas BTP”, “tidak menggunakan BTP”, “tidak menambahkan BTP”, “tidak terdapat BTP”, “tidak mengandung BTP”, atau yang semakna. Contoh pencantuman keterangan tanpa BTP pada produk keripik rasa bawang dapat dilihat pada Gambar 118.

Contoh pencantuman yang

benar Contoh pencantuman yang

salah Gambar 118. Keterangan tanpa BTP

26. Pernyataan pada label harus disertai dengan data dukung yang

dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu contoh penulisan label yang salah yaitu pada label produk selai kacang tercantum pernyataan “selai terlezat pilihan Indonesia” dapat dilihat pada Gambar 119. Kalimat ‘terlezat’ bersifat selera yang berbeda-beda untuk setiap orang sehingga tidak tepat dicantumkan.

Daftar bahan: Tepung terigu, telur, mentega, susu bubuk, daun bawang, garam, bubuk bawang putih, lada. Tanpa Penguat Rasa.

Daftar bahan: Tepung terigu, telur, mentega, susu bubuk, daun bawang, garam, bubuk bawang putih, lada. Non-MSG. X √

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

104

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

Gambar 119. Pernyataan ‘terlezat’ bersifat selera sehingga sulit untuk

dipertanggungjawabkan

27. Informasi yang terdapat dalam label tidak boleh bertentangan dengan aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.

28. Pelaku usaha dilarang memproduksi pangan olahan menggunakan nama dagang dan desain yang sama dengan pangan olahan untuk keperluan medis khusus.

29. Setiap orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa pangan olahan yang diedarkan.

30. Setiap orang dilarang memberikan keterangan atau pernyataan yang tidak benar dan/atau menyesatkan pada label.

X

Pedoman Label Pangan Olahan - 2020

105


Top Related