PENGARUH PEMBACAAN SURAH YĀSĪN BAGI PASIEN DI
KAMPUNG CIGATEN DESA CIHUNI KECAMATAN
PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG PROVINSI
BANTEN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
Ulfah
NIM: 11150340000255
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H /2020 M.
ii
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBACAAN SURAH YĀSĪN
BAGI PASIEN DI KAMPUNG CIGATEN DESA CIHUNI KECAMATAN
PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN” telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2020. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama
(S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Jakarta, 07 Agustus 2020
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Pembimbing,
Drs. H. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A.
NIP. 19690822 199703 1 002
dcNIP.
Kusmana, Ph.D
Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH
19650424 199503 1 001 NIP. 19820816 201503 1 004
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Dr. Lilik Ummi Kalsum, M.A.
Dr. Abd. Moqsith, M.Ag.
NIP. 19711003 199903 2 001 NIP. 19710607 200501 1 002
iii
iv
ABSTRAK
Ulfah, NIM 11150340000255
Pengaruh Pembacaan surah Yāsīn bagi Pasien di Kampung Cigaten Desa
Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten,
Tahun 2020.
Kajian Living Qur`an berkembang dengan menggabungkan kajian al-Qur`an
dalam realitas masyarakat. Kehadiran al-Qur`an di tengah masyarakat yang
memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda ditunjukan dalam beragam
bentuk. Upaya masyarakat dalam mengamalkan al-Qur`an menunjukan berbagai
keunikan dalam mempraktikannya terutama pengamalan terhadap surah Yāsīn
yang dibaca 41 kali pada setiap malam Jumat yang terjadi di Kampung Cigaten.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana praktik serta pengaruh dari pembacaan surah Yāsīn yang dibaca
sebanyak 41 kali tersebut?
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Dengan menggunakan model analisis etnografi untuk
mendeskripsikan pelaksanaan praktik pembacaan Yāsīn 41 kali dengan
melakukan pengamatan dan berperan serta (partisipant observation), wawancara
informan, dan juga dokumentasi, kemudian menganalisis dan mereduksi data
yang telah didapatkan.
Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali
memberikan pengaruh yang positif bagi para pasien, baik pengaruh dalam diri
(internal) maupun pengaruh dari luar diri (eksternal). Pengaruh yang dirasakan
dari dalam diri seperti mendapatkan ketenangan batin atau ketenangan hati,
terkontrolnya suatu emosi, meningkatnya stamina, meningkatnya suatu ibadah,
lebih bersifat religius, semakin sabar, dan mendapatkan kesembuhan dari
penyakit yang diderita. Adapun pengaruh yang dialami dari luar diri (eksternal)
seperti dilancarkannya suatu rezeki, mendapatkan kemudahan dalam mencari
kerja, serta rezeki semakin bertambah.
Kata Kunci: Pengaruh, Pembacan, Yāsīn 41 kali, pasien, pengobatan.
vi
4. Dosen pembimbing skripsi penulis, Bapak Drs. H. Ahmad Rifqi
Muchtar, M.A yang senantiasa membimbing dengan penuh
kesabaran, kaikhlasan, yang mengarahkan dan memberikan
motivasi serta kebaikanya terhadap penulis dalam melakukan
penelitian ini sangat besar, dari mulai penulis belum mendapatkan
judul hingga akhirnya penulis mendapatkan judul, sampai pada
titik dimana penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
baik.
5. Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A, yang dengan tulus selalu
menanyakan sudah dapat judul apa belum? Apa Judul Skripsi
kamu? Yang tentunya pertanyaan tersebut sangat memotivasi
penulis untuk bergerak dan mencari masalah yang penulis rasa
susah untuk dicari dan pada akhirnya penulis dapat menemukannya
serta dapat menyelesaikannya.
6. Seluruh dosen di Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang dengan
tulus memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Para staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, terimakasih untuk referensi yang ada
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayahanda dan ibunda tercinta Bapak H. Mukri dan Hj Ibu
Khaeriyah, mereka adalah orang tua penulis yang tidak henti-
hentinya memberikan dukungan, kasih sayang, doa yang tulus,
serta nasihat kepada penulis agar selalu menjadi sosok yang kuat
dan sabar dalam menghadapi hidup.
9. Kakak penulis Teh Enday, Opik, Teh Daroh, Teh Mamas, A Oleg
serta Kakak Ipar penulis Teh Ismah, Teh Viah, dan yang lainnya
juga Adik penulis Ahmad Khaeroji. yang senantiasa memberikan
vii
dukungan, motivasi serta doa kepada penulis hingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini.
10. Kepada Suami Tercinta Fachrul Rozi, S.E. beribu kata terimakasih
penulis ucapkan karena sampai detik ini masih tetap setia
mendampingi dan memberikan suportnya untuk penulis juga
senantiasa memberikan dukungan, kasih sayang, perhatiannya serta
selalu semangat membiayai penulis sampai penulis bisa
menyelesaikan skrispi ini, selalu memberikan doa juga selalu
menanyakan kabar skripsi. itu semua membuat penulis semangat
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Untuk Hj Siti Romlah, Ibu mertua yang sangat baik terhadap
penulis yang memberikan kasih sayangnya kepada penulis, beribu
kata terimakasih penulis ucapkan karena selama kuliah sudah sudi
merawat dan menjaga “Muhammad Arfan Al-Farozi” anak
penulis, yang tentunya juga selalu memberikan dukungan, kasih
sayang, doa yang tulus, serta nasihat kepada penulis hingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada “Muhammad Arfan Al-Farozi”, Putra Pertama penulis,
yang selalu memberikan tangisan dikala penulis mau berangkat
kuliah, tentunya tangisannya itu membuat hati penulis menangis
serta berkeinginan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13. Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada segenap Masyarakat
kampung Cigaten yang sudah terlibat dalam penyusunan skripsi
ini. Terutama kepada Bapak Nur Jaelani sebagai pendiri Praktik
dan sejumlah Jamaah yang turut berpartisipasi serta bersedia
penulis wawancarai.
viii
14. Penulis Ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Mad Nasir
sebagai kepala Desa Cihuni, yang telah memperkenankan penulis
untuk melakukan penelitian di kampung Cigaten.
15. Kepada Bang Jhoni, penulis ucapkan banyak terimakasih, karena
selama penulis dalam masa ujian sebelum menghadapi sidang
sudah banyak membantu penulis, hingga akhirnya penulis dapat
melaksanakan sidang.
16. Sahabat-sahabatku “The Goceng”: Deros, Widya, Ela, Isma, Uput,
Yulis, Lutfi, Ledia, Ambar, Iroh, Ichya, Fajri, Zahroh, dan Yuni
yang telah menemani perjuangan dari awal hingga akhir
perkuliahan ini, yang selalu mendukung, memberikan motivasi,
suport, dan juga doanya kepada penulis hingga akhirnya penulis
bisa melewati titik terberat ini.
17. Seluruh teman-teman Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir angkatan 2015
yang saling mendukung dan menyemangati penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini. Penulis ucapkan banyak terimakasih
atas semua kebaikannya. Dan juga penulis berharap kita semua
lulus pada waktunya.
Jakarta, 20 Januari 2020
Ulfah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan
bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
A. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat pada halaman berikut:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak dilambangkan - ا
B Be ب
T Te ت
ṡ Es (dengan titik di atas) ث
J Je ج
ḥ h (dengan titik di bawah) ح
Kh Ka dan Ha خ
D de د
Ż Zet (dengan titik di atas) ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
x
Sy Es dan Ye ش
ṣ Es dengan titik di bawah ص
ḍ De dengan titik di bawah ض
ṭ Te dengan titik di bawah ط
ẓ Zet dengan titik di bawah ظ
Apostrof terbalik „ ع
gh Ge dan ha غ
f Ef ف
q Qi ق
k Ka ك
l El ل
m Em م
n En ن
w We و
h Ha ھ
Apostrof ` ء
y Ye ي
xi
Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan
tanda (‟).
B. Tanda Vokal
Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau
monoftong dan vokal rangkap atau disebut diftong. Untuk vokal tunggal
sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A Fatḥah
I Kasrah
U Ḍammah
Adapun untuk vokal rangkap, sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
و au a dan u
Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad)
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ا ى ā
a dengan garis di atas
xii
ي ى ī i dengan garis di atas
و ى ū u dengan garis di atas
C. Kata Sandang
Kata sandang dilambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf syamsiyah
dan huruf qamariyah.
al-Qamariyah يرال ن al-Munīr
al- Syamsiyah ال ر ج al-Rijāl ال
D. Syaddah atau Tasydîd
Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan “ “
ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu:
al-Qamariyah ال
ة و ق al-Quwwah
al- Syamsiyah ال
ة ور ر ض al-Ḍarūrah
E. Ta Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup
atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah
[t]. Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun,
transliterasinya adalah [h]. Kalau pada kata yang berakhir dengan ta
marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta
bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan
dengan ha (h). Contoh:
xiii
No Kata Arab Alih Aksara
1 ة
يق ر
Ṭarīqah ط
2 ة ي م
سلا
ال
ة ع ام ج
al-Jāmi‟ah al-Islāmiah ال
حد 3 ود و ج و
ال
ة Waḥdat al-Wujūd
F. Huruf Kapital
Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf
awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.
Contoh: Abū Hāmīd al-Gazālī, al-Kindī.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang
berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun
akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-
Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak
Nūr al-Dīn al-Rānīrī
G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah
atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan
bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa
Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya
kata Al-Qur‟an (dari al-Qur‟ān), Sunnah, khusus dan umum. Namun, bila
xiv
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka
mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:.
Fī ẓilāl al-Qur‟an
al-„Ibārāt bi „umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab
H. Singkatan-singkatan
Singkatan Keterangan
Q.S. al-Qur`an Surah
SWT. Subḥānahu wa Ta„alā
Saw. ṣallallāhu „Alaihi Wasallam
Ra. Raḍiyallāhu „Anhu
h. Halaman
Terj. Terjemah
M Masehi
H Hijriah
w. Wafat
xv
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah…………………….7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Metode Penelitian .......................................................................... 8
E. Kajian Pustaka ............................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 17
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG SURAH YĀSĪN .................. 19
A. Keberadaan Surah Yāsīn Dalam al-Qur`an ................................... 19
B. Kandungan Pokok Surah Yāsīn ..................................................... 21
C. Fadilah-fadilah yang Terkandung Dalam Surah Yāsīn ................ 22
1. Pengertian Fadilah Dalam al-Qur`an ....................................... 22
2. Fadilah Surah Yāsīn ................................................................ 23
3. Amalan Dalam Fadilah Surah Yāsīn ....................................... 27
a. Wirid Yāsīn ....................................................................... 27
b. Yāsīn Fadilah ..................................................................... 28
D. Pandangan Ulama Tentang Surah Yāsīn ....................................... 29
BAB III PROFIL TEMPAT PRAKTIK DAN INFORMAN .............. 35
A. Sejarah Tempat Praktik ................................................................ 35
1. Sejarah Kampung Cigaten Desa Cihuni .................................. 35
2. Letak Geografis Desa Cihuni .................................................. 36
3. Kondisi Sosial .......................................................................... 37
B. Data Informan ................................................................................ 39
1. Data Informan Pendiri Praktik ................................................. 39
2. Data Informan Pasien (Jamaah Pengajian) .............................. 40
3. Data Informan Pasien (Bukan Jamaah Pengajian) .................. 43
xvi
BAB IV ANALISIS PENELITIAN TENTANG PENGARUH
DALAM PEMBACAAN SURAH YĀSĪN 41 KALI ............................ 47
A. Ritual Pengajian Yāsīn Sebanyak 41 kali ........................................... 47
1. Asal-usul Pembacaan Surah Yāsīn 41 kali .............................. 53
2. Tujuan Pembacaan Surah Yāsīn 41 kali .................................. 55
3. Tata Cara Pembacaan Surah Yāsīn 41 kali ............................. 56
B. Manfaat Pembacaan Surah Yāsīn 41 kali Bagi Pasien ........................ 59
1. Digunakan Untuk Pengobatan ................................................. 59
2. Digunakan Untuk Penjaga Diri ............................................... 61
3. Digunakan Untuk Kelancaran Rezeki atau Penglaris ............. 63
C. Media Yang Digunakan Dalam Pengobatan ....................................... 64
1. Air ............................................................................................ 64
2. Pemandian ............................................................................... 68
D. Pengaruh Pengajian Surah Yāsīn 41 kali Bagi Diri Pasien ................ 69
BAB V PENUTUP ................................................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................... 73
B. Saran .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 75
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Informan (Jamaah) ............................................................ 40
Tabel 3.2 Data Informan (Bukan Jamaah) ................................................ 44
Tabel 4.3 Pengaruh Pembacaan Yāsīn 41 kali .......................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman wawancara ............................................................. 80
Lampiran 2: Surat penelitian skripsi .......................................................... 84
Lampiran 3: Surat keterangan telah mennyelesaikan penelitian ............... 85
Lampiran 4: Bukti wawancara ................................................................... 86
Lampiran 5: Hasil wawancara ................................................................... 97
Lampiran 6: Dokumentasi surah Yāsīn 41x ........................................... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muḥammad Saw. adalah al-
Qur`an. Al-Qur`an adalah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah
SWT. pada Bulan Ramadhan yang dikenal juga dengan “bulan Iqra”,
Sehingga wahyu pertama yang turun adalah al-Qur`an yang membawa
Iqraʹ atau perintah untuk membaca. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Swt. (Q.S. al-„Alaq [96]: 1 dan 3).
قاقرأ
خل ذي
ال ك
رب ١باسم ق عل من سان
انال ق
٢خل
رم كاكال ورب
٣اقرأ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah”.
Demikian perintah untuk membaca merupakan perintah yang paling
berharga yang diberikan kepada umat Manusia. Tidak terlebih bila
dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun
pradaban. Semakin mantap bacaan maka semakin tinggi juga peradaban,
demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika Manusia
akan didefinisikan sebagai “Manusia membaca”.1
Dalam buku Mannā al-Qaṭṭān yang berjudul Pengantar Studi Ilmu al-
Qur`an mengatakan bahwa jika membaca al-Qur`an dengan niat ikhlas
dan maksud baik adalah suatu ibadah yang karenanya seorang muslim
mendapatkan pahala.
1M. Quraish Shihab, “Lentera al-Qur`an: Kisah dan Hikmah Kehidupan”, Cet.1
(Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008), 21-34.
2
Perintah memperbanyak bacaan dan menghatamkan al-Qur`an
berbeda–beda sesuai dengan keadaan individu, karena seseorang
mempunyai kemampuan yang berbeda.
Al-Nawawī dalam al-Ażkār nya berkata,” bahwa siapa yang karena
ketajaman pikirannya mampu mengungkapkan rahasia-rahasia dan
berbagai pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Hendaklah ia
membatasi (bacaanya) pada kadar yang dapat membantunya memahami
dengan sempurna apa yang dibacanya itu. Begitupun orang yang sibuk
mendapatkan ilmu, memutuskan perkara demi kepentingan agama dan
maslahat umum lainnya, cukuplah membacanya dalam kadar yang tidak
menyebabkan tugasnya terbengkalai atau kurang sempurna. Tetapi jika
tidak termasuk golongan tersebut, hendaklah ia membacanya sebanyak
mungkin sepanjang tidak menimbulkan kebosanan atau kacau dalam
bacaannya.2
Menurut Siti Muniroh dalam skripsinya yang berjudul “Tradisi
Pembacaan Surah Yāsīn dan al-Kahf: Studi Living Qur`an di PPAA
Cileunyi Bandung” mengatakan bahwa al-Qur`an merupakan kitab suci
yang memberikan petunjuk bagi kehidupan umat muslim. Hal ini sesuai
dengan fiaman Allah dalam Q.S. al-Isrā‟ [17]: 9
ذينانال ؤمنين م
ال ر بش وي قوم
ا هي تي
لل يهدي ن
را ق
ال هذا
بيراك جرا
ما ه
ل ن
لحتا ونالص
٩يعمل
“Sesungguhnya al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”.
2Mannā al-Qaṭṭān, “Pengantar Studi Ilmu al-Qur`an”, Penerjemah. Ainur Rafik el-
Mazni, Cet 1 (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2015), 229-233.
3
Al-Qur`an dibaca, dipelajari, dan diyakini serta diamalkan untuk
mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Itulah sebabnya al-
Qur`an dijadikan mitra dialog dalam menyelesaikan problematika kaum
Muslimin.
Berinteraksi dengan al-Qur`an merupakan kegiatan yang berharga bagi
umat muslim. karena tidak semua umat muslim bisa melakukan hal
tersebut, kegiatan tersebut baik berbentuk interaksi lisan, tulisan maupun
perbuatan. Baik berupa pemikiran, pemahaman, pengalaman, emosional,
maupun spiritual. Sehingga hal tersebut menghasilkan pemahaman serta
penghayatan ayat-ayat al-Qur`an yang dibaca. Setiap ayat al-Qur`an yang
dibaca memiliki manfaat (makna) masing-masing baik itu sebagai obat
terapi penyembuhan, pencegahan penyakit, dan lain sebagainya. Namun
pada kenyataannya sekelompok masyarakat lebih memilih membaca
surah-surah tertentu saja.3
Dalam skripsi yang ditulis oleh Siti Fauziah dengan judul “Pembacaan
Surah-surah Pilihan di Pondok Pesantren Putri Daar al-Furkon Janggalan
Kudus, Studi Living al-Qur`an” juga menegasakan bahwa berdasarkan
catatan sejarah yang mengatakan bahwa prilaku dan praktik dalam
memfungsikan al-Qur`an dalam kehidupan praktis diluar kondisi
tekstualnya telah terjadi sejak zaman Rasulullah Saw. hal tersebut
sebagaimana penjelasan yang diungkapkan oleh Muḥammad Mansur
bahwa Nabi Saw. pernah melakukan praktik seperti membaca surah al-
Fātiḥah yang dipakai sebagai media penyembuhan penyakit dengan cara
ruqyah, atau ketika surah al-Muʹawwiżatain dibaca untuk menolak sihir.
Kebanyakan umat Islam menyakini bahwa al-Qur`an merupakan Mukjizat,
yaitu kitab suci yang mana dengan membacanya adalah bernilai ibadah
3Siti Muniroh, “Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn dan al-Kahfi: Studi Living Qur`an di
PPAA Cileunyi Bandung, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, 2019).
4
dan dapat pahala. Pembacaan terhadap al-Qur`an ini dapat menghasilkan
pemahaman yang beragam menurut kemampuan masing-masing,
kemudian pemahaman tersebut melahirkan prilaku yang beragam pula
dalam tafsir al-Qur`an. Kehadiran al-Qur`an ditengah masyarakat yang
memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda ditunjukan dalam
beragam bentuk.4
Upaya masyarakat dalam mengamalkan al-Qur`an menunjukan
berbagai keunikan dalam mempraktikkannya. Terutama pengamalan
terhadap surah Yāsīn yang terjadi di kampung Cigaten. Pengamalan dalam
pembacaan surah Yāsīn di kampung Cigaten cukup berbeda dengan
pengamalan atau praktik pembacaan surah Yāsīn seperti yang terdapat di
kampung yang lain. Fenomena interaksi atau model pembacaan
masyarakat muslim terhadap al-Qur`an dalam ruang-ruang sosial memang
sangat dinamis dan pareatif. Apresiasi dan respon umat islam terhadap al-
Qur`an memang sangat dipengaruhi oleh cara berfikir, kognisi sosial, dan
konteks yang mengitari kehidupan mereka. Berbagai bentuk dan model
praktik resepsi dan respon masyarakat dalam memperlakukan dan
berinteraksi dengan al-Qur`an itulah yang disebut Living Qur`an5
Pengkhususan pembacaan surah-surah tertentu dalam al-Qur`an sudah
banyak dilakukan, baik didalam masyarakat maupun dalam lembaga-
lembaga lainnya. Seperti yang dilakukan di kampung Cigaten yang
melakukan tradisi pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali pada setiap
malam Jumat. Kampung Cigaten merupakan tempat yang menjadi fokus
penulis dalam penelitian karya tulis ilmiah. Pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali yang dilakukan oleh salah satu warga yang terdapat di
4Siti Fauziah, “Pembacaan Surah-surah Pilihan di Pondok Pesantren Putri Daar al-
Furkon Janggalan Kudus, Studi Living Qur`an”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014), 3. 5Abdul Mutaqim, Metode Penelitian al-Qur`an dan Tafsir, Cet II (Yogyakarta: Idea
Press, 2015), 104.
5
kampung Cigaten ini mempunyai tujuan tertentu yang diharapkan oleh
mereka dalam membacanya. Adapun salah satu tujuannya adalah
mendapatkan kebarokahan dari Allah SWT. dengan mengharapkan
berbagai harapan melalui doa yang dipanjatkan. Seperti mengharapkan
kemudahan dari segala kesulitan, mengharapkan kelancaran rezeki,
mengharapkan kesembuhan dari penyakit yang dihadapi, sehingga hal ini
mengundang banyak orang yang datang meminta syariat ke Rumah Mang
Nur6
Kampung Cigaten merupakan kampung yang terletak di Kecamatan
Pagedangan. Kampung ini termasuk kampung yang paling terpencil
sehingga banyak orang yang tidak tahu kampung tersebut. Masyarakat
kampung Cigaten seluruhnya beragama Islam. Dalam kesehariannya
masih mengacu pada nilai ajaran Agama Islam, yaitu al-Qur`an dan Hadis
Nabi Saw. Masyarakat Cigaten juga masih kental dengan tradisi-tradisi
warisan Nenek moyang yang menganggap bahwa tradisi yang ada sejak
dulu sampai sekarang harus selalu dijaga. Walaupun zaman sudah
berkembang, namun masyarakat masih tetap menjaga tradisi
keagamaannya. Adapun tradisi yang masih ada dari dulu sampai sekarang
adalah tardisi tujuh bulanan, peringatan rebo wakasan, tradisi rajaban,
tardisi zikiran juga termasuk pembacaan surah Yāsīn di dalamnya.
Surah Yāsīn atau yang dikenal juga dengan Qobul al-Qur`an atau
jantungnya al-Qur`an sehingga tidak heran jika masyarakat kampung
Cigaten mengkhususkan pada pembacaan surah Yāsīn secara rutin setiap
malam Jumat, keistimewaan yang terkandung dalam surah Yāsīn seperti
yang di ungkap oleh Kamamī Zādah dalam bukunya yang berjudul Tafsir
Surah Yāsīn, ia mengungkap bahwa dalam surah Yāsīn terdapat
6Muhammad Nur Jaelani (Tukang nyareat), Diwawancarai oleh Ulfah, Kampung
Cigaten, 20 November 2019,Tangerang.
6
keistimewaan-keistimewaan, seperti, jika surah Yāsīn dibaca dapat
memberi kemudahan dalam menghadapi kesulitan, akan menjadi obat,
bahkan jika dibacakan kepada orang yang menghadapi syakaratul maut
Allah SWT. akan memudahkan mengeluarkan roh dalam tubuh orang
yang akan meninggal dan Allah SWT. akan menurunkan 10 malaikat yang
mana malaikat itu akan berdoa memintakan ampunan dosa bagi orang
yang meninggal dunia.7
Dari hasil penelitian sementara di Desa Cihuni, penulis menemukan
terkait pemahaman mereka terhadap adanya pengaruh surah Yāsīn.
Mereka meyakini bahwa surah Yāsīn dapat dijadikan sebagai obat
penyembuh penyakit fisik dan non fisik. Sedangkan penulis menganggap
bahwa membaca surah Yāsīn hanya bagian dari Ibadah saja. yang mana
dengan membacanya akan mendapatkan pahala. Untuk itu, penulis ingin
mencari tahu bukti nyata bahwa adanya praktik pembacaan al-Qur`an
khususnya pada surah Yāsīn yang digunakan dalam praktik pengobatan
kususnya di Kampung Cigaten, Desa Cihuni.
Selain itu berangkat dari suatu permasalah yang langsung penulis alami
yaitu terkait penyakit aneh yang tidak masuk pada nalar. Penyakit tersebut
penulis rasakan selama 2 tahun sebelum akhirnya penulis kenal dengan
sosok mang Nur. Singkat cerita, pada akhirnya penulis Nyareat dan
mengikuti ritual pengobatan kurang lebih 3 hari dengan menggunakan
media air Yāsīn yang telah dibacakan berulang-ulang sebanyak 41 kali
dalam pengobatannya.
Oleh karena itu penulis memandang persoalan ini perlu dikaji dan
diteliti lebih mendalam dengan mengangakat permasalahan ini dengan
judul “Pengaruh Pembacaan Surah Yāsīn sebanyak 41 kali bagi
7Kamamī Zādah, Tafsir Surah Yāsīn, Cet I (Yogyakarta: Pustaka Pesantren: kelompok
penerbit LKiS, 2012), 3-5.
7
pasien di kampung Cigaten Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan
Kabupaten Tangerang “.
B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Dalam al-Qur`an tidak ditemukan adanya suatu perintah dalam
membaca surah kusus yang harus dibaca dalam menghadapi
segala persoalan tentang masalah yang dihadapi.
2. Pemahaman masyarakat terhadap ayat al-Qur`an yang di baca
sehingga menjadi suatu obat dalam suatu persoalan atau
permasalahan
3. Pemahaman masyarakat tentang tujuan membaca al-Qur`an. Yang
tidak hanya bertujuan mendapatkan kebarokahan juga bertujuan
agar segala hajatnya dapat terkabulkan.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana praktik
dan pengaruh dari pembacaan Yāsīn yang di lakukan sebanyak 41 kali
oleh pasien di kampung Cigaten?
3. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari pokok masalah,
maka penulis membatasi hanya fokus pada permasalahan tentang
pengaruh pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali yang di lakukan
di kampung Cigaten Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten
Tangerang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui
praktik pembacaan Yāsīn serta prosesi pengobatan, dan dampak atau
8
pengaruh yang ditimbulkan dari pembacaan surah Yāsīn 41 kali yang
dilakukan setiap malam Jumat.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang
banyaknya keunikan dalam pengamalan surah-surah tertentu dalam
masyarakat, salah satunnya pengamalan terhadap surah Yāsīn ,
sehingga akhirnya bisa dijadikan sebagai bahan pengobatan.
2. Penelitian ini diharapkan menambah bahan pustaka diskursus
Kajian Living Qur`an Kususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sehingga diharapkan dapat berguna terutama bagi yang
memfokuskan pada kajian sosio cultural masyarakat muslim dalam
memperlakukan, memanfaatkan atau menggunakan al-Qur`an.
3. Penelitian ini juga untuk mencari tahu lebih mendalam tentang
landasan yang digunakan pada pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali
yang diamalkan di masyarakat kampung Cigaten.
Dua poin pertama merupakan manfaat penelitian secara teoritis,
sedangkan satu poin terahir merupakan manfaat secara praktis.
D. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Secara harfiah penelitian deskriptif adalah situasi atau kejadian
tertentu sehingga diperoleh deskripsi yang sistematis faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.8
Pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan bentuk studi kasus yang dapat memberikan nilai
8Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 1998), 3.
9
tambah pada pengetahuan secara unik tentang fenomena Living
Qur‟an tentang amalan pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dan subjek penelitian di fokuskan di daerah
Kampung Cigaten Rt/Rw 002/01 yang terletak di Desa Cihuni
Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
Kampuag Cigaten menjadi tempat penelitian penulis karena bentuk
dan keagamaannya masih sangat kental dengan teradisi adat lokal
yang mengintegrasikan dengan Agama. Selain itu di kampung
Cigaten juga kepercayaan pada hal mistis masih sangat kuat,
terdapat tradisi pembacaan pada surah Yāsīn sebanyak 41 kali yang
dilakukan pada setiap malam Jumat serta adanya praktik pengobatan
dalam pembacaan surah Yāsīn tersebut.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 4 Bulan. 1 bulan
untuk penelusuran buku, jurnal, artikel, serta informasi-informasi
mengenai judul yang akan penulis angkat, 1 bulan, digunakan untuk
wawancara dan mencari informasi mengenai data yang dibutuhkan.
2 bulan berikutnya digunakan untuk menganalisis data. Penulis
melakukan penelitian ini pada bulan Oktober 2019 sampai bulan
Januari 2020.
4. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Merupakan proses yang komplek dan tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Penelitian ini menggunakan metode
observasi non partisipasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan
peneliti guna mendapatkan gambaran umum tentang bagaimana
praktik serta pengaruh dalam pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41
10
kali. Namun dalam hal ini penulis hanya melakukan pengamatan,
melakukan pencatatan secara sistematis, terhadap informasi yang
diperoleh, ikut serta didalamnya akan tetapi penulis tidak tinggal di
tempat praktik tersebut. Observasi ini penulis gunakan karena dalam
penelitian ini butuh keseriusan dalam mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan. Serta untuk memperkuat data dan mendapatkan
informasi dari sejumlah Informan untuk mendapatkan data yang
penulis butuhkan.9
b. Wawancara
Wawancara merupakan cara pegumpulan data yang berdasarkan
pada laporan tentang diri sendiri atau self report yaitu percakapan
yang di lakukan oleh dua pihak.10
Wawancara yang digunakan pada
penelitian ini adalah wawancara semi berstruktur yaitu suatu
kegiatan dalam memberikan sejumlah pertanyaan yang telah penulis
buat serta pertanyaan tambahan pada saat dilaksanakannya
wawancara. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data dan
informasi dari responden. Penelitian melalui serangkaian wawancara
secara mendalam. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
wawancara etnografi yaitu wawancara yang menggambarkan sebuah
percakapan selayaknya sahabat. Dan juga menggunakan wawancara
tatap muka (Personal Interview) adalah alat pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat yang
berkaitan dengan hal yang penulis teliti. Wawancara ini dilakukan
dengan mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan pihak
terkait atau responden. Adapun sumber yang penulis wawancarai
9 Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif , h.176
10 Hadari Nawawi, metode penelitian bidang sosial (Yogyakarta:Gajah Mada
University press, 1983), h.1001.
11
adalah tokoh masyarakat kampung Cigaten, tukang nyareat (ahli
hikmah), serta para jamaah yang melakukan pengobatan.
c. Dokumen
Metode ini digunakan untuk menyempurnakan data yang
diperoleh dari metode wawancara dan observasi yang menjadi
sumber primer penulis dalam pengumpulan data-data yang
dibutuhkan. serta sumber sekunder juga penulis gunakan dengan
cara menelusuri buku, yang berkaitan dengan permasalahan yang
penulis angkat .
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua informasi atau data diperoleh dari data hasil
observasi dan wawancara. Informasi tersebut bisa dikatakan
sebagai hasil penelitian. Untuk mendapatkan hasil informasi secara
komprehensif. Maka data tersebut melalui proses analisa, adapun
untuk memperoleh gambaran yang lebih baik dari data hasil
penelitian ini maka penulis melakukan tahap-tahap pengolahan
data.
Tahap pertama, reduksi data,11
tahap reduksi data, pada tahap ini
peneliti melakukan proses penyelesaian, penyederhanaan,
pemfokusan dan abstraksi data yang terbangun dengan pemahaman
guru agama dari hasil catatan lapangan. Semua data yang penulis
peroleh selama dalam proses pengumpulan data secara keseluruhan
dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan konsep
penelitian yang telah dirancang sebelumnya supaya data yang
diperoleh menjadi data yang sudah terbagi pada kelompok-
kelompok tertentu sesuai dengan konsep yang telah dibentuk oleh
11Andi Firman, “Pemahaman Umat Islām Terhadap Surah Yāsīn (Skripsi S1., Di
Desa Nyiur Permai. Kab. Tembelihan Riau (Jakarta, 2016), 20.
12
peneliti. Proses reduksi data ini dimaksudkan untuk lebih
menajamkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak
diperlukan, serta mengorganisir data sehingga memudahkan untuk
dilakukan penarikan kesimpulan.
Tahap kedua, penyajian data, di langkah ini, sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini peneliti
melakukan organisasi data, mengaitkan hubungan-hubungan
tertentu antara data yang satu dengan data lainnya. Sehingga pada
proses ini akan menghasilan data yang lebih konkrit,
tervisiualisasi, memperjelas informasi agar nantinya dapat lebih
dipahami oleh pembaca.12
Tahap ketiga, tahap verifikasi data, merupakan tahap akhir,
yaitu proses verifikasi yang dimaknai sebagai penarikan arti data
yang ditampilkan. Proses verifikasi ini dilakukan dengan
mengingat hasil-hasil temuan terdahulu dan melakukan cek silang
(cross chek) dengan temuan lainnya, proses ini juga menghasilkan
penafsiran (interpretasi) terhadap data. Sehingga data tersebut
memiliki makna. Dalam tahap ini pula kesimpulan yang diperoleh
telah sesuai dan sama ketika penulis kembali untuk mengecek
ulang terhadap hasil observasi dan wawancara dengan informan,
selain itu juga, dalam proses ini menghasilkan jawaban dan
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.13
Dengan
12
M. Idrus, “Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif”,
Cet.1 (Jakarta: Erlangga, 2009), 151.
13
M Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, 152.
lihat juga buku yang ditulis: Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif
untuk Studi Agama, 115.
13
melakukan verifikasi ini dapat mempertahankan dan menjamin
validitas dan rehabilitas hasil temuan.
Adapun Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penafsiran (interpretatif analityc). Metode ini
merupakan sebuah metode analisis data sebagai upaya untuk
menjelaskan tentang apa yang dikatakan oleh informan dan
menafsirkan kembali penjelasan dan aktifitas tersebut berdasarkan
penafsiran peneliti.14
E. Kajian Pustaka
Agar tidak adanya persamaan pembahasan dengan Skripsi yang lain,
maka penulis mencoba melakukan penelusuran Kajian-kajian yang pernah
dilakukan atau yang memiliki kesamaan pembahasannya, selanjutnya hasil
penelusuran ini akan menjadi acuan untuk tidak mengangkat metodelogi
yang sama, sehingga diharapkan kajian ini tidak terkesan plagiat dari
kajian yang telah ada. Dari penelusuran yang penulis lakukan. Penulis
baru menemukan beberapa karya diantaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Andi Firman yang menulis skripsi dengan
judul “pemahaman Umat Islam terhadap surah Yāsīn (Studi Living
Qur`an di Desa Nyiur Permai, kabupaten Tembilahan, Riau) dari
Fakultas Ushuluddin jurusan Studi Tafsir Hadis. Tahun 2016 M.
dalam skripsinya ia mencoba mengungkap bagaimana pemahaman
masyarakat Nyiur Permai. Menyikapi Qur`an surah Yāsīn dalam
realitas kehidupan menurut konteks budaya dan pergaulan sosial.15
2. Skripsi yang ditulis oleh Teti Eliza yang menulis skripsi dengan
judul “Kasiat air yang di doakan dalam pandangan masyarakat
kebagusan Lebak Banten. Teti Eliza memfokuskan penelitiannya
14
Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama, 138. 15
Andi Firman, “Pemahaman Umat Islam terhadap Surah Yāsīn Studi Living Qur‟an
(Skripsi S1., Di Desa Nyiur Permai, Kabupaten Tambilahan, Riau, 2016).
14
pada pandangan masyarakat terhadap kasiat air yang telah di doakan
dan bagaimana islam memandang adanya kasiat dalam air tersebut.
Kemudian ia mengungkap bahwa air itu akan mendapat keberkahan
jika dibacakan ayat-ayat suci al-Qur`an.16
3. Karya ilmiah yang ditulis oleh Bapak Eva Nugraha, M.Ag. yang
menulis karya ilmiah yang berjudul “Ngalap berkah al-Qur`an
(Dampak Membaca al-Qur`an bagi Para Pembacanya), bahwa dalam
karya ilmiahnya mengungkap kata dampak, karena ingin
menunjukan bahwa al-Qur`an sebagai zikir mubārak, Memiliki
keberkahan. Penelitiannya merupakan pengembangan dari draf
Disertasi penulis mengenai keberkahan. Yang mana penelitiannya
menghasilkan 2 kesimpulan yaitu: pertama dampak langsung yang
sesuai motif dan tujuan pembaca, kedua dampak yang tak langsung
berupa kemudahan dalam menjalani hidup.17
4. Skripsi yang ditulis oleh Rhoni Rodin yang menulis skripsi dengan
judul “Tradisi Tahlilan dan yasinan STAIN”, yang mana dalam
artikelnya ia membahas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
kegiatan tahlilan, yasinan dan takziah bagi Umat Islam yang sudah
meninggal. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui lebih kusus
kepada praktik kegiatan yang dilakukan di STAIN.18
5. Skripsi yang ditulis oleh Wahyu dari Jurusan Ilmu Agama-agama,
Fakultas Ushuluddin yang menulis skripsi dengan judul “Ritual
keagamaan dalam pengobatan alternatif Padepokan Banyu Biru di
Kota Surakarta Jawa Tengah”. Dalam skripsinya menggambarkan
16
Teti Eliza, “Kasiat Air yang di Doakan dalam pandangan Masyarakat Kebagusan
Lebak Banten”, 2019 M). 17
Eva Nugraha, “Ngalap Berkah Qur`an: Dampak pembaca Qur`an bagi para
pembacanya”. Ilmu Ushuluddin. vol.5, no.2 ( Juli 2018). 18
Rhoni rodin, “Tradisi Tahlilan dan yasinan STAIN”: Jurnal Kebudayaan Islam
Curup, vol. 11, no. 1 (Juni 2013).
15
Ritual pengobatan serta pelayanan pengobatan dari berbagai
masalah.19
6. Skripsi yang ditulis oleh Rohmi Handayani, Diyah Fajarsari, Dwi
Retno Trisna Asih, Dewi Naeni Rohmah, dari Jurusan Akademi
Kebidanan YLPP Purwakerto. Yang menulis Skripsi tentang
“Pengaruh Terapi Murotal al-Qur`an untuk penurunan nyeri
persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin kata 1 Fase Aktif.
Dalam jurnalnya ia mencoba mengungkap pengaruh pembacaan al-
Qur`an bagi pasien ibu yang melahirkan dengan cara dibacakan
ayat-ayat al-Qur`an yang berfungsi akan meredakan rasa sakit yang
diderita selama persalinan.20
7. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Naufal yang menulis skripsi
tentang “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif Hadis
(Studi kasus pengaruh zikir Raatis al-At‟has di Majlis Ta‟lim Wal-
Aurad al-Husaini, Tanah Abang Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Dalam skripsinya penulis bertujuan untuk mengungkap seberapa
banyak zikir raatib al-Aṭṭas dan juga mengungkap sejarahnya.21
8. Skripsi yang ditulis oleh Khoirul Umam yang menulis Skripsi
tentang “Konsep Zikir Menurut al-Marāgī (Penafsiran Terhadap
Q.S. 2:152, 13:28, 39:23, 89:27-30, 10:57, 26:80, 41:44, 17:82.
19
Wahyu, “Ritual Keagamaan dalam Pengobatan Alternatif Padepokan Banyu Biru di
Kota Surakarta Jawa Tengah”, 2018). 20
Rohmi Handayani, Diyah Fajarsari, dkk, “Pengaruh terapi Murotal al-Qur`an untuk
penurunan nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin: Akademi Kebidanan YLPP
Purwakerto”. Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwakerto, vol.5 no. 2, 2014. 21
Muhammad Naufal, “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif Hadis. Studi
kasus pengaruh zikir raatis al At‟has di Majlis Ta‟lim Wa al-Aurad al-Husaini Tanah
Abang Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi” (Skripsi S1., Studi Tafsir Hadis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
16
Masalah yang diangkat bagaimana manfaat zikir menurut al-Marāgī
sebagaimana yang dideskripsikan ayat-ayat zikir dala al-Qur`an.22
9. Skripsi yang ditulis oleh Syamsul Bahri yang menulis skripsi
tentang “Tradisi Tahlilan di Perkotaan dalam arus Modernisasi
(Studi Kasus Masyarakat Gandaria Selatan-Cilandak). Masalah
yang diangkat adalah mengungkap bagaimana acara tradisi tahlilan
malam Jumat yang dilakukan oleh para warga Gandaria yang dapat
menumbuhkan kekuatan religiusitas dalam keberagaman di
masyarakat Gandaria guna menfilterisasi dampak negatif kualitatif
dengan metode deskriptif analitik.23
10. Skripsi yang ditulis oleh Nurul Hikmah dari Jurusan Tafsir hadis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin angkat 2010
yang menulis skripsi tentang “Syifa dalam perspektif al-Qur`an
(kajian surah al-Isrā‟ ayat 82, Q.S. Yunus ayat 57, dan Q.S. Al-Naḥl
ayat 69, dalam tafsir al-Misbah. Masalah yang diangkat adalah
bagaimana penafsir ,Muḥammad Quraish Shihab terhadap ayat-ayat
Al-Syifa, yang mana al-Qur`an bisa dijadikan penawar obat bagi
setiap penyakit rohani Manusia (hati).24
11. Skripsi yang ditulis oleh Hidayatullah dari Jurusan Tafsir hadis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin angkatan 2009,
yang menulis skripsi tentang “Ayat-ayat Doa dalam al-Qur`an. Doa
adalah obat dan ibadah dengan berdoa seorang hamba akan
mendekatkan diri dengan Tuhan, meyembuhakan diri dari
keraguan, kesedihan, dan penyakit. Menambahkan rezeki serta
22
Khaerul Umam, “Konsep Zikir Terhadap al-Marāgī: Penafsiran Terhadap Q.s
2:152, 13:28, 39:23, 89:27-30, 10:57, 26:80, 41:44, 17:82, Ilmu Ushuluddin (2011). 23
Samsul Bahri, “Tradisi Tahlilan di perkotaan dalam arus modernisasi studi kasus
Masyarakat Gandaria Selatan-Cilandak (Skripsi S1., Jurusan Sosiologi Agama, 2008). 24
Nurul Hikmah, “Syifa dalam perspektif al-Qur`an: Kajian surah al-Isrā‟ ayat 82,
Q.S. Yunus ayat 57, dan Q.S. Al-Naḥl ayat 69, dalam tafsir al-Misbah (Skripsi S1.,
Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 M).
17
keberkahan dalam hidup. Dalam memperhatiakan atau
memperlakukan doa tersebut atau beradab dalam doa karena
terkabul dan tidaknya doan tergantung pada diri kita.25
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan dalam penelitian ini, maka
penulis membagi penelitian ini kedalam lima bab yang disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab Pertama, merupakan bab tentang pendahuluan yang terdiri dari
beberapa sub bab yaitu Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,
Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua, merupakan bab kajian teoritis yang memaparkan suatu
permasalahan yang telah di batasi di bab pertama, adapun bab ke dua ini
berisi tentang: Keberadaan surah Yāsīn dalam al-Qur`an, Kandungan
pokok surah Yāsīn, Fadilah-fadilah tentang surah Yāsīn, serta pandangan
ulama tentang surah Yāsīn.
Bab ketiga, merupakan gambaran lokasi penelitian yang penulis angkat
untuk dijadikan tempat pengambilan data, serta data informan yang
dijadikan sebagai responden dalam mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam skripsi ini. Adapun bab ketiga ini berisi tentang Profil tempat
praktik dan data informan, seperti: Sejarah Tempat Praktik yang dibagi
dalam tiga sub, yaitu (Sejarah Kampung Cigaten desa Cihuni, Letak
Geografis desa Cihuni, dan kondisi Sosial), kemudian judul sub
berikutnya adalah tentang data informan, yang terbagi dalam tiga sub bab
yaitu (Informan pendiri praktik, data informan pasien sekaligus Jamaah
pengajian, dan informan pasien yang tidak mengikuti pengajian).
25Hidayatullah, “Ayat-ayat Doa dalam al-Qur`an Sigḥat-shigḥat Doa dalam al-
Qur`an perspektif al-Ṭabarī, 2009).
18
Bab keempat, merupakan bab hasil Analisi Penelitian tentang Pengaruh
Pembacaan Surah Yāsīn 41 kali, pengambilan data dengan memberikan
sejumlah kuesioner kepada Narasumber, adapun data yang diperoleh
berkaita dengan masalah yang penulis angkat yang ada di bab ketiga yaitu
di kampung Cigaten. Terkait tentang praktik serta pengaruh pembacaan
surah Yāsīn 41 kali bagi pasien yang datang ke kampung Cigaten Desa
Cihuni, adapun bab keempat ini meliputi (penyembuhan penyakit aneh,
pager diri, penglaris) dan juga ritual atau praktik pengobatan yang
menggunakan meida Air dan pemandian. Serta bagaimana Pengaruh
pembacaan surah Yāsīn 41 kali tersebut terhadap pasien yang nyareat di
kampung Cigaten.
Bab lima, merupakan bab penutup yang berisi jawaban dari
permasalahan yang di angkat di bab pertama. Yang berisi kesimpulan dari
jawaban permasalahan skripsi ini, kritik dan juga saran sebagai
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG SURAH YĀSĪN
Pada bab ini, penulis akan mengkaji teori yang menjadi pijakan dalam
penelitian ini. Antara lain sebagai berikut:
A. Keberadaan Surah Yāsīn dalam al-Qur`an
Dalam al-Qur`an surah Yāsīn dikenal sebagai Qobul al-Qur`an atau
Jantung al-Qur`an. Seperti yang dikatakan oleh Aḥmad Mudḥairi dalam
bukunya yang berjudul Tafsir Yāsīn aqidah dan ma‟rifah dari jantung al-
Qur`an yang dikutip dari suatu riwayat Abu Isa al-Ṭirmiżi “Sesungguhnya
segala sesuatu memiliki jantung dan jantung al-Qur`an adalah surah Yāsīn.
Surah ini memiliki kedudukan kusus dalam al-Qur`an, didalam al-Qur`an
surah ini terdiri dari 83 ayat, 729 kata dan 300 huruf.1 Surah Yāsīn
menempati urutan ke-36 dalam mushaf al-Qur`an. Serta surah Yāsīn ini
menjadi salah satu surah yang selalu dibaca oleh kaum muslimin.2
Dikatakan juga oleh Quraish Shihab yang mengutip pendapat dari al-
Ghazali bahwa surah Yāsīn dikenal sebagai Qolbu al-Qur`an karena
didalam surah Yāsīn menekankan uraian tentang hari kebangkitan.
Adapun tujuan dari surah ini adalah mengajarkan manusia mempercayai
akidah, kususnya tentang kenabian dan keniscayaan hari kebangkitan.
Surah Yāsīn diturunkan sebelum Nabi Muḥammad Saw. berhijrah ke
Madinah 3
Menurut Syekh Hamamī Zādah dalam tafsir surah Yāsīn mengatakan
bahwa Surah Yāsīn termasuk surah Makiyyah. Surah ini muncul karena
1Ahmad Madhariri, “Tafsir Surah Yāsīn Aqidah dan ma‟rifah dari jantung al-Qur`an,
Terj. Muhammad Alkaf, Cet.1 ( Jakarta Selatan: Hudan Press, 1998), 1. 2Amirullah Syarbini dan Sumantri Jambari, “Kedahsyatan membaca al-Qur`an”,
(Bandung: Penerbit Ruang kata imprint Kawan Pustaka, 2012), 96,
https://books.google.co.id/books?id=PvCpCgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=kedahs
yatan+membaca+al-Qur`an&hl. 3M. Quraish Shihab, “al-Lubāb: Makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah al-
Qur`an”, Cet I (Penerbit: Lentera Hati, Juli 2012), 309.
20
adanya ucapan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa “sesungguhnya
Muhammad itu bukan seorang nabi dan rasul, melainkan anak yatim
asuhan dari Abu Ṭālib. Orang kafir menganggap bahwa Nabi Muḥammad
Saw. tidak sekolah dan tidak juga belajar ilmu dari muʹalim. Oleh karena
itu orang kafir tidak mau mengakui akan kenabian dan kerasulan Nabi
Muḥammad Saw. untuk itu maka Allah SWT. surah ini, dan bersaksi
dengan Zat-nya yang maha Agung atas kerasulan dan kenabian Nabi
Muḥammad Saw. dengan berfirman.” Wahai Muhammad! Apabila orang-
orang kafir mengingkari kerasulanmu, maka janganlah kamu bersedih hati
karena hal itu. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya kamu salah seorang dari
Rasul-rasul.”4.
Menurut Abdul Qādir al-Jaylānī mengatakan bahwa Penyebutan nama
Yāsīn ini di ambil dari huruf muqaṭhʹah yaitu Yā-Sīn.5 Hal senada juga
dikatakan oleh Fadhlalla Haeri dalam bukunya Keindahan hakikat surah
al-Fatihah dan Yāsīn bahwa surah Yāsīn ini merupakan kependekan dari
kata Yā Insān (ياانسان) yang artinya wahai Manusia.6 Kata Yāsīn
disebutkan juga dalam bahasa Thai bahwa Yāsīn ini berasal dari kata ( ياسيد
) yang artinya “Hai Manusia”7
Berkaitan dengan penamaan terhadap surah Yāsīn bahwa Abdul Qādir
al-Jaylānī mengungkap pendapat dari Muḥammad Kmail Ḥasan juga
Amirul Mukminin Imam Ali ibn Ṭalib yang menegaskan bahwa surah
Yāsīn ini adalah salah satu nama Rasulallah Saw. Ibn Muslim dari Jaʹfar
r.a. juga menuturkan bahwa Rasulallah Saw. mempunyai dua belas nama.
4Hamamī Zādah, Tafsir Surah Yāsīn, Cet I (Bandung: PT.Trigenda Karya, 1994), 10.
5Abdul Qadar al-Jaelani, Rahasia Yāsīn: Makna dan khasiat jantung al-Qur`an, Cet I
( Penerbit: PT Qaf Media Kreatif, 2016), 11. 6Manusia di sini ditunjukan kepada nabi Muhammad Saw yaitu manusia yang paling
mulia. 7Fadhlalla Haeri, Keindahan Hakikat Surah al-Fātihah dan Yāsīn, terj. Saud Dina,
Rahata, Cet I (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), 29-30.
21
Sebagian nama-nama tersebut disebutkan dalam al-Qur`an yaitu:
Muḥammad, Aḥmad, ʹAbdullah, Yāsīn, dan Nūn.8
B. Kandungan Pokok Surah Yāsīn
Adapun kandungan pokok surah Yāsīn ini berisi akhlak-akhlak umat
yang hidup sebelum masa nabi Muḥammad Saw. Masa-masa perjuangan
para Rasul, Allah SWT. menyampaikan risalah-risalah dan juga ajaran
kenabian, keagungan Allah SWT. dan berbagai prilaku umat manusia
yang mana hal ini diambil dari pendapat Moh Ali Ridho yang ditulis
dalam jurnalnya.9 Kandungan surah Yāsīn bertujuan untuk membina
mental manusia menjadi mental prima yang hanya mau beribadah kepada
Allah SWT. Surah Yāsīn dimulai dengan pernyataan Allah SWT. yang
menegaskan bahwa Muḥammad bin ʹAbdul Muṭalib benar-benar Rasul
Allah SWT. Pernyataan tersebut diberikan oleh Allah SWT. agar manusia
tidak ragu lagi dalam menerima dan meyakini risalah yang diajarkan oleh
Nabi Muḥammad Saw. karena risalahnya bersumber dari Allah SWT.10
Dalam buku yang ditulis oleh Amirulloh Syarbini dan Sumantri
Jamḥari yang dikutip oleh Muḥammad Fadli dalam artikelnya yang
berjudul “Pengaruh kegiatan membaca surah Yāsīn berjamaah terhadap
akhlak siswa di MI Da‟watul Khoir Kedungringan Drenges Kertosono
Nganjuk”, juga menegaskan bahwa dalam tradisi rakyat Indonesia, surah
Yāsīn menjadi salah satu surah yang selalu dibaca oleh kaum Muslimin,
khususnya ketika malam Jumat. Surah Yāsīn ini banyak membicarakan
akidah, keimanan, dan juga kehidupan akhirat.
8Abdul Qadar al-Jaelani, “Rahasia Yāsīn: Makna dan khasiat jantung al-Qur`an”,
105. 9Moh. Ali Ridho, dkk, “Aplikasi Multimedia Terjemahan Surah Yāsīn dalam bahasa
Jawa Menggunakan Bahasa Programan Lingo”. Join, vol. 1, no. 2 (Desember 2016), 71. 10
Radiks Purba, “Memahami surah Yāsīn oleh Radiks Purba”, Cet 1 ( Jakarta: PT.
Golden Trayon Press, 1998), 1.
22
Surah Yāsīn memuat tiga pokok ajaran, yaitu tentang keimanan kepada
hari kebangkitan, kisah penduduk desa, serta memuat dalil-dalil yang
menunjukan bahwa Allah SWT. itu esa, juga surah ini mengungkap
tentang surga dan tempatnya yang disediakan untuk orang mukmin.
Menurut Prof. Dasteghib dalam bukunya berjudul Qalbul al-Qur`an yang
dikutip oleh Muḥammad Fadli mengatakan bahwa surah Yāsīn ini
mencakup penjelasan tentang keberadaan Allah SWT. Hari Kebangkitan,
keimanan kepada Allah Saw. dan keimanan kepada para Nabi dan
tujuannya, serta bertahan terhadap orang-orang kafir dan musyrik. Selain
itu, didalam surah Yāsīn ini juga diutarakan argumen tentang kebenaran
ajaran ilahi, kejadian disurga dan neraka beserta para penghuninya.11
Setelah penulis memaparkan beberapa tentang kandungan pokok dari
surah Yāsīn, Penulis dapat menyimpulkan bahwa surah Yāsīn ini
mengandung hal-hal yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh
karenanya surah ini menjadi salah satu surah yang sering diamalkan oleh
masyarakat, terutama di masyarakat kampung Cigaten
C. Fadilah-fadilah yang Terkandung dalam Surah Yāsīn
1. Pengertian Fadilah dalam al-Qur`an
Terkait fadilah dalam al-Qur`an menurut pendapat Pramudata Suciati
dalam skripsinya yang berjudul fadilah al-Qur`an yang mengutip pendapat
Maulanā Muḥammad Zakariyya al-Kandahlawī yang mengatakan bahwa
membaca al-Qur`an merupakan suatu ibadah dan akan mendapatkan
pahala bagi yang membacanya. Adapun pengertian fadilah adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukan kelebihan, keistimewaan, kehebatan,
keunggulan sesuatu dari yang lain. Fadā‟īl adalah kata bentuk jamak dari
kata fadilah yang mana dalam bahasa arab mengandung arti “kedudukan
11
Muḥammad Fadli, “Pengaruh kegiatan membaca surah Yāsīn berjamaah terhadap
akhlak siswa di MI Da‟watul Khoir Kedungringan Drenges Kertosono Ngajuk (Skripsi
S1., Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017), 14.
23
yang tinggi dalam keutamaan” atau dapat diartikan juga sebagai
keistimewaan. Oleh karena itu secara sederhana dapat diartikan bahwa
fadilah al-Qur`an berarti keunggulan, keutamaan, atau keistimewaan yang
dikandung oleh suatu ayat maupun surah-surah dalam al-Qur`an.12
Dalam Skripsi Pramudita Sucianti yang mengutip pendapat Nur Kholis
Rifani, mengatakan bahwa jiwa yang kering harus di obati dengan al-
Qur`an. Dengan memperbanyak membaca al-Qur`an tidak hanya hati yang
terobati juga menjadikan ingatan menjadi tajam. Hal ini sudah banyak
dibuktikan dalam sebuah hasil penelitian, ketika membaca al-Qur`an
sesudah maghrib akan dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80%.
Menurut pendapat al-Imām Jalāl al-Dīn al-Suyuṭī menyebutkan bahwa
keutamaan dalam membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap
Muslim untuk selalu membaca serta memahami isi kandungannya.
Diantara keutamaannya banyak tertuang dalam suatu hadis Rasullah
Saw.13
2. Fadilah Surah Yāsīn
Surah Yāsīn ini menjadi petunjuk dan saksi kerasulan Nabi Muḥammad
Saw. maka tidak diragukan lagi jika surah tersebut menjadi Jantung al-
Qur`an, Nabi Muḥammad Saw. juga bersabda bahwa sesungguhnya Allah
SWT. juga telah membaca surah Yāsīn dan Ṭāha sejak dua ribu tahun
sebelum dia menciptakan langit dan bumi. Kemudian ketika mendengar
hal itu, para malaikat pun berkata, “berbahagiyalah umat Nabi Muḥammad
Saw. karena diturunkan kedua surah itu, berbahagiyalah yang hafal surah
itu dan berbahagiyalah orang yang membacanya.”
12
Pramudita Suciati, “Fadilah al-Qur`an: studi Bibliografis Buku-buku Keutamaan al-
Qur`an Di Indonesia Tahun 1991-2016 (Skripsi S1., Ilmu Ushuluddin, 2018 M). 13
Abu Umamah, al-Itqan fī Ulum al-Qur`an karya al-Imam Jalal al din al-Suyuṭṭī,
diterj. Zubdah al-Itqan Fī ulum al-Qur`an, Karya Muhammad Ibn Alwī al-Maliki al-
Hasani (Bandung: Peberbit Arasy PT. Mizan Pustaka 2003), 57-58.
24
Yażid Bin Abdul Qādir Jawas mejelaskan dalam bukunya yang
berjudul yasinan tentang hadis bagian ke dua belas tentang fadhilah dari
surah Yāsīn
ع سورة يس عدلت لو عشرين يقي وألف ن ور وألف ب ركة وألف رحة من س. وألف رزق وكزعت منو كل غل وداء
“ Barangsiapa mendengar surah Yāsīn, ia akan diberi ganjaran 20 dinar
di jalan Allah Swt. barangsiapa yang membacanya diberi ganjaran
kepadanya laksana ganjaran 20 kali melakukan Ibadah Haji.
Barangsiapa yang menuliskannya kemudian ia meminum airnya maka
akan dimasukan ke dalam rongga dadanya seribu keyakinan, seribu
cahaya, seribu berkah, seribu rahmat, seribu rezeki, dan dicabut
(dihilangkan) segala macam kesulitan dan penyakit.”14
Abu ʹAbdillah Imam Ja‟far al-Sidiq pernah berkata ”Barang siapa yang
membaca Yāsīn pada waktu siang sebelum memasuki waktu sore, maka
pada waktu siang dia termasuk golongan orang-orang yang dijaga dan
dikaruniai rezeki sampai waktu sorenya. Dan barang siapa membacanya
pada waktu malam sebelum dia tidur, maka diutuslah seribu malaikat
untuk menjaganya dari setan yang terkutuk dan dari segala macam wabah
penyakit. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa siapapun yang sakit
lalu dia membacanya ataupun dibacakan di sisinya sementara dia dalam
keadaan sakaratul maut, maka malaikat Ridwan, penjaga surga, akan
mendatanginya dengan membawa minuman surga kemudian
meminumkannya.15
Kemudian Nabi Saw. juga bersabda yang artinya” Siapa saja baik laki-
laki muslim maupun perempuan muslim, yang ketika dalam sakaratul
maut dibacakan surah Yāsīn disampingnya, niscaya akan turun kepadanya
14
Yażid Bin Abdul Qadir Jawas, Yasinan, cet.1 (Bogor: Penerbit Media Tarbiyah), 26-
17.
15
Ahmad Madhariri, al-Ma‟arif Wa al-Aqaid al- Islamiyyah min Qalbi al-Qur`an,
Terj. Muhammad Alkaf, Tafsir Surah Yāsīn Aqidah dan ma‟rifah dari jantung al-
Qur`an, 1.
25
(bersamaan dengan setiap huruf dari Yāsīn ) sepuluh malaikat yang berdiri
dihadapannya seraya memohonkan rahmat baginya, memohonkan
ampunan baginya, menyaksikan pemandiannya, dan menghantarkan
jenazahnya.”
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa,”sesungguhnya orang yang lapar
apabila membaca surah Yāsīn disertai dengan hati yang kusyu, niscaya
Allah mengenyangkannya sebagai anugrah-nya. Bagi orang yang takut,
maka dengan membacanya, niscaya Allah SWT. Akan menghilangkan
kesedihannya dan ketakutannya. Jika orang fakir membacanya, niscaya dia
akan dibebaskan dari utangnya. Dan bagi orang yang mempunyai
keperluan kemudian membacakannya, niscaya Allah SWT. akan
memenuhi kebutuhannya.
Barang siapa membacanya pada waktu pagi, niscaya dia dalam
keamanan Allah SWT. Sampai waktu sore. Dan dimana saja surah Yāsīn
dibaca dan di tafsirkan, niscaya Allah SWT. melenyapkan dari mereka
bencana dan wabah penyakit. Sebab adanya kemuliaan surah tersebut.
Barang siapa yang membacanya pada waktu malam, niscaya dia berada
dalam keamanan Allah SWT. Sampai waktu pagi. Apabila dibacakan
kepada jenazah, niscaya dia diiringkan dari siksa kuburnya, karena
sesungguhnya kubur itu dapat berubah menjadi taman surga atau jurang
neraka.16
Fadilah atau keutamaan membaca surah Yāsīn menurut pendapat Shaf
dalam bukunya yang berjudul Fadilah dan keutamaan al-Isrā‟ Yāsīn
dengan latin dan terjemah yang dikutif oleh Muḥammad Fadli dalam
skripsinya yang mengatakan bahwa dari Ibn Abbas berkata:” Ketika kaum
Quraisy berkumpul didepan pintu rumah Rasulallah Saw. menunggu
beliau keluar untuk mereka sakiti. Yang kemudian Rasulallah Saw. merasa
16
Kamamī Zādah, Tafsir Surah Yāsīn, 10-12.
26
terganggu oleh ulah mereka. Lalu kemudian Jibril datang dengan
membawa surah Yāsīn yang kemudian Jibril menyuruh Nabi Muḥammad
mengambil segenggam tanah dengan dibacakan surah Yāsīn, dan Jibril
menyuruh tanah tersebut dilemparkan di atas kepala mereka, dengan
kemudian Nabi Muḥammad keluar tanpa diketahui oleh orang kafir
Quraisy, kemudian mereka meraba kepalanya yang terdapat tanah. Tidak
lama kemudian ada seorang utusan dari golongan Quraisy mendatangi
mereka seraya bertanya: “kenapa kalian duduk disini?” mereka menjawab:
“kami menunggu Muḥammad! Sungguh aku telah melihat Muḥammad
berada di dalam masjid,” jawab utusan itu. Lalu orang Quraisy itu
mengatakan: “pergilah kalian, Muḥammad telah menyihirmu.17
Dari banyaknya pendapat tentang fadilah surah Yāsīn yang telah
diuraikan diatas, penulis menyimpulkan bahwa keutamaan surah Yāsīn ini
meliputi
1. Surah Yāsīn adalah Qalbu atau Jantung al-Qur`an. Jantung adalah
bagian tubuh yang paling penting bagi Manusia, karena itu dalam
tradisi masyarakat sering dilakukan pembacaan surah Yāsīn
sebelum berdoa agar terkabulkannya sebuah doa, karena itu dalam
Masyarakat sering dijadikan wasilah dalam berdoa. terutama di
masyarakat kampung Cigaten, yang selalu mengamalkan pembacaan
surah Yāsīn setiap malam Jumat, hal ini mereka yakini bahwa
banyak fadilah yang dapat diambil didalam surah tersebut. Juga
berkenan dalam hal itu, surah ini dibaca berulang-ulang karena
mereka meyakini dengan memperbanyak membaca surah Yāsīn ini
17
Muhammad Fadli, “Pengaruh kegiatan membaca surah Yāsīn berjamaah terhadap
akhlak siswa di MI Da‟watul Khoir Kedungringan Drenges Kertosono Ngajuk”, 17-18.
27
akan banyak kasiat atau kebarokahan yang terkandung di
dalamnya18
2. Pembacaan surah Yāsīn bagi orang yang meninggal, artinya surah
ini dapat meringankan orang yang akan menghadapi syakaratul
maut, meringankan keluarnya roh dari badan orang yang akan
meninggal. Seperti yang dilakukan oleh Rasulallah Saw. dalam
hadis
3. Yāsīn untuk talqin
4. Kasiat air yang sudah di bacakan surah Yāsīn
Oleh segolongan umat Islam menyakini bahwa setiap membaca surah
Yāsīn terdapat 10 keberkahan. Keutamaan surah Yāsīn tersebut telah
diyakini oleh masyarakat muslim sedemikian rupa yang pelaksanaannya
banyak menimbulkan persoalan dalam syariat islam.
3. Amalan Dalam Fadilah Surah Yāsīn
a. Wirid Yāsīn
Sebagian kalangan kaum muslimin di Indonesia mengamalkan wirid
Yāsīn. Kebanyakan dari mereka berargumen bahwa wirid Yāsīn telah
banyak membawa manfaat dan kebaikan bagi kehidupan masyarakat,
diantaranya adalah:
1) Wirid Yāsīn bermanfaat menumbuhkan rasa cinta terhadap
ajaran-ajaran Islam, buktinya telah banyak orang yang menghafal
surah Yāsīn, surah-surah pendek dari al-Qur`an, Doa-doa, talkin,
dan tahlil, akibat dari seringnya menghadiri acara wirid Yāsīn.
2) Sebagai sarana memupuk silaturrahim antara sesama anggota
masyarakat, sehingga peka terhadap suatu musibah yang dialami
salah seorang Jamaah.
18
Muhammad Nur Jaelani (Tukang nyareat), Diwawancarai oleh Ulfah, Kampung
Cigaten, 20 November 2019,Tangerang.
28
3) Acara wirid Yāsīn sebagai sarana dakwah, sehingga orang cepat
memahami ajaran agamanya.19
b. Yāsīn Fadilah
Yāsīn fadilah adalah surah Yāsīn yang sudah dibubuhi dan dicampur
adukan dengan doa dan juga salawat pada beberapa ayatnya. Hal ini
walaupun tidak dilakukan oleh Rasulallah Saw. akan tetapi terdapat
sebagian Ulama di Indonesia yang mengajarkan Fadilah Yāsīn ini kepada
para Jamaah dan santrinya. Menurut KH Mahrus Ali (Ulama besar NU)
dalam bukunya yang berjudul Yāsīn fadilah yang dikutip oleh H.
Muhammad Anshary yang Mengatakan bahwa adanya penodaan terhadap
surah Yāsīn dengan adanya penambahan-penambahan terhadap surah
Yāsīn diantaranya sebagai berikut:
1) Pada ayat pertama, kata Yāsīn berjumlah 7, jadi ada penambahan 6x
kata Yāsīn.
2) Pada ayat 9, kalimat: “Fa agsyaināhum fahum lā yubhsirūn”,
diulang 2x dan dicelahnya disisipi salawat dan do‟a, yang bunyinya:
“Allahumma ṣhalli ʹalā Muḥammadin wa ʹalā āli Muḥammadin
wabārik wasallim. Allahumma yā man nūruhū fī sirrihī wa sirruhū fī
khalqihī akhfinā ʹan ʹuyūni an-nāẓirīna wa al-Ṭāgīna wa qulūbi al-
hāsidīna wa al-bāgīna kamā akhfaita al-Rūha fī al-Jasadi innaka
ʹalā kulli syaiʹin qadīr”.
3) Pada ayat 27, kalimat “wajaʹalanī mina al-mukramīn” diulang 2x ,
diantaranya disisipi shalawat dan do‟a, bunyinya: “Allahumma ṣhalli
ʹalā Muḥammadin wa ʹalā āli Muḥammadin wa bārik wasallim,
Allaḥumma akrimnā bi al-Fahmi wa al-hifẓi waqadāʹi al-hawāiji fi
al-Dunyā wa al-ākhirah, innaka ʹalā kulli syaiʹin qadīr.”
4) Pada ayat 38, kalimat: “żālika taqdīrul al-ʹazīzīl ʹalīmi” diulang 10x
kemudian ditambah bacaan salawat dan doa 2x kemudian dibaca lagi
“ żālika taqdīrul al-ʹazīzīl ʹalīm”.
5) Ayat 58 diulang 10x kemudian dibacakan salawat dan do‟a 2x
6) Diantara ayat 71dan 72 ditambah bacaan salawat dan doa 3x
7) Diantara ayat 78 dan 79, ditambahkan bacaan salawat dan doa 3x
19
Muhammad Ashary, “Fikih kotraversi beribadah antara sunnah dan bid‟ah, cet.1
(Bandung: penerbit tafakur kelompok humaniora, 2013), 118, https://books.google.
co.id/books?id=3sC9DwAAQBAJ&pg=PA131&dq=Yasin+fadilah&hl=id&sa=X&ved=
0ahUKEwi.
29
8) Antara ayat 80 dengan 81, ditambahkan bacaan doa dan zikir, dibaca
3x
9) Setelah ayat 83 (ayat terakhir) ditambah dengan bacaan salawat zikir
dan doa.
Sebagian masyarakat muslim Indonesia meyakini bahwa yāsīn
fadilah memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh surah-
surah yang lain dalam al-Qur`an. Dintara mereka ada yang percaya bahwa
Yāsīn fadilah bisa menghilangkan sihir semacam santet, menemukan
barang yang hilang, menangkal ilmu pelet, dibaca sehabis solat dan
khusyu. 20
D. Pandangan Ulama tentang Surah Yāsīn
Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jaelani mengatakan bahwa Surah Yāsīn
merupakan jantung al- Qur‟an, yang diturunkan oleh Allah SWT. untuk
mengingatkan nasib orang-orang yang keras kepala dan mengejek wahyu-
Nya. Surah Yāsīn ini banyak membicarakan tentang Ajakan merenungkan
Fenomena alam yang menceritakan orang-orang yang menolak ajaran
Nabi Muḥammad Saw. juga surah Yāsīn ini banyak membicarakan
kehidupan di hari kiamat yang banyak menceritakan kejadian atau
peristiwa yang akan dialami oleh Manusia ketika nanti hari kiamat. Dalam
surah Yāsīn banyak fadilah yang dapat kita ambil. Sebagaimana dalam
hadis Sunan al-Ṭirmiżi yang dikutip oleh Abdul Qadir al-Jaelani
mengatakan bahwa Rasulallah bersabda, “ Sesungguhnya bagi setiap
sesuatu ada jantungnya. Jantung al-Qur`an adalah surah Yāsīn. Barang
siapa membacanya, Allah SWT. akan menghitungnya seperti membaca
sepuluh kali al-Qur`an.21
20
M. Anshary, “Fiqih Kontroversi beribadah antara Sunnah dan Bidʹah”, Cet 1
(Bandung: Kelompok Humaniora, 2013), 120-131,
https://books.google.co.id/books?id=5769DwAAQBAJ&printsec=Frontcover&dq=fiqih+
Kontraversi+antara+sunnah+ 21
Abdul Qadar al-Jaelani, “Rahasia Yāsīn: Makna dan khasiat jantung al-Qur`an”,
21.
30
Menurut Imam al-Ghazali juga dikutip oleh Abdul Qadir al-Jaelani
mengatakan bahwa surah Yāsīn dinamakan Jantung al-Qur`an karena
didalamnya banyak menguraikan hari kebangkitan, sedangkan keimanan
seseorang baru dinilai benar jika ia mempercayai kepada hari kebangkitan
mendorong manusia beramal baik dan tulus, meski tanpa imbalan duniawi.
Keyakinan itu juga menghindarkan Manusia dari kedurhakaan, karena jika
tidak, ia akan tersiksa diakhirat.22
Keutamaan Surah Yāsīn dalam Tafsir Nurul Qur`an karangan Alamah
Kamal Faqih Imani dan sejumlah para Ulama mengatakan bahwa menurut
sebagian besar riwayat hadis yang dapat diterima secara luas berkenaan
dengan hal ini, surah Yāsīn merupakan salah satu surah al-Qur`an yang
paling penting. Karena itulah sebagian riwayat menyebutkan surah Yāsīn
yaitu sebagai inti al-Qur`an.
Salah satu hadis meriwayatkan bahwa Rasulallah Saw. menunjukan hal
tersebut dengan bersabda: “Segala sesuatu itu memiliki inti dan inti al-
Qur`an adalah surah Yāsīn.” Sabda Rasulallah Saw. tersebut juga
diriwayatkan oleh Imam Ja‟far Ṣādiq as yang berkata:” Barang siapa
membaca surah Yāsīn sebelum waktu matahari terbenam, maka sepanjang
hari itu ia akan dilindungi dan dilimpahi rezeki; dan Barang siapa yang
membacanya pada malam hari sebelum tidur, maka dia akan dijaga oleh
seribu malaikat dari godaan setan yang terkutuk dan segala macam
gangguan.‟‟ Selanjutnya Imam Ja‟far Ṣādiq as menyebutkan beberapa
keutamaan surah Yāsīn lainya.
Ada banyak hadis yang meriwayatkan surah Yāsīn, baik itu dalam
kitab-kitab Suni maupun Syiʹah. Apabila semua riwayat itu disebutkan,
tentu akan banyak sekali. Dengan demikian, harus diakui bahwa hanya ada
sedikit surah dalam al-Qur`an yang memiliki keutamaan seperti surah
22
Abdul Qadar al-Jaelan, “Rahasia Yāsīn”, 27.
31
Yāsīn. Keutamaan-keutamaan itu tentu saja tidak hanya untuk mereka
yang hanya sekedar membaca kalimat-kalimatnya tapi melupakan
maknanya. Melainkan untuk mereka yang memahami kandungan surah
tersebut.
Kandungan surah Yāsīn berkenaan dengan kesadaran, petunjuk
keimanan, pemberi amanah tanggung jawab dan ketakwaan pada diri
manusia, yang mana apabila manusia itu merenungkannya dan renungan
tersebut diwujudkan dalam perbuatannya, maka hal tersebut akan
membawa kebaikan di dunia maupun di akhirat.23
Dari Ma‟qil bin Yasar ra bahwa Rasulallah Saw. bersabda: Surah
al-Baqarah adalah puncak keutamaan al-Qur`an, setiap ayatnya disertai
delapan puluh malaikat, dan ayat Qursi dikeluarkan dari bawah ʹArasy lalu
bergabung bersamanya atau bergabung dengan surah al-Baqarah,
sedangkan surah Yāsīn adalah inti al-Qur`an tidaklah seseorang
membacanya semata-mata hanyalah menginginkan ridha Allah SWT. 24
رمذي: حدث نا ق ت يبة وسفيان بن و كيع, حد ث نا حيد بن عبد الرح ن قال أب و عيسى الت ذ عن مقاتل بن حيان عن ق تاذة عن انس الرواسي عن السن بن صالح عن ىارون اب مم
رضيالله عنو قال: قل رسول الله صلى الله عليو وسلم:القرآن إن لكل شيء ق لبا, وق لب القرآن يس, ومن ق رأ يس كتب الله لو بقراء تا قراءة
عشرات.
“Dalam Tafsir Ibn Kaṡīr, Abu Isa al-Ṭirmiżī berkata: Qutaibah dan
Sufyān bin Wakīʹ menceritakan kepada kami, Ḥumaid bin
ʹAbdurraḥman al-Ruwāsi menceritakan kepada kami dari al-Ḥasan
bin Sāliḥ dari Hārūn Abī Muḥammad dari Muqātil bin Hayyān dari
Qatādah dari Anas Ra, ia berkata, “Rasulallah saw bersabda, Setiap
sesuatu memiliki hati (Inti) dan inti al-Qur`an adalah surah yāsīn.
23
Allamah Kamal Faqih Imani, at.al, “Tafsir Nurul Qur`an terj: An Englightening
Comentary into the Light of the Holy Qur‟an Jilid XV, Penerjemah. Sayyid Abbas Shadar
Amili Cet.1 (Penerbit: al-Huda), 303 24
Sayid Muḥammad Bin Alwi al-Maliki, “Tahqīqul āmal Fî Māyanfa‟u Lil Mayyit
Minal Amāl”,Penerjemah. Muhammad Yunus al-Muḥdar, 133-136.
32
Siapa yang membaca surah yāsīn, Allah menuliskan untuknya
dengan membacanya itu, (pahala) membaca al-Qur`an sepuluh
kali”.
Status Hadis diatas menurut Tafsir Ibn Kaṡīr ini adalah Maudhui` lagi
batil: al-Ṭirmiżi (2887). Abu Hatim berkata dalam al-llal (1652) kepada
anaknya: “hadis ini batil dan tidak ada asalnya.” al-Albani berkata dalam
daif al-Jami (1935) Maudhu‟.”25
Menurut Muḥammad Solikhin dalam
bukunya yang berjudul “Ritual dan Tradisi Islam Jawa” mengatakan
bahwa Surah Yāsīn adalah Jantung al-Qur`an, tidaklah seseorang
membacanya dengan mengharap rahmat Allah SWT. kecuali Allah Swt
akan mengampuni Dosa-dosanya. Maka bacalah surah Yāsīn atas orang-
orang yang telah meninggal dunia di antara kamu sekalian.26
Sebagaimana pemaparan di atas bahwa praktek dalam pembacaan
surah Yāsīn lebih banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini Karena
masyarakat mengharapkan kemanfaat yang lain dari surah Yāsīn. Selain
dari kandungan yang terdapat didalamnya, adapun penyebutan dari surah
Yāsīn sebagai Qobul al-Qur`an atau Jantung al-Qur`an menunjukan
kedudukannya yang berbeda dengan surah yang lainnya.
Jantung merupakan bagian anggota tubuh yang paling utama.
Begitupun surah Yāsīn dalam al-Qur`an. Banyak Fadilah yang terkandung
didalamnya. Sehingga hal ini dalam masyarakat terutaman di kampung
Cigaten Surah Yāsīn menjadi amalan yang selalu di baca setiap malam
Jumat, amalan dalam pembacaan surah Yāsīn ini di percaya akan
membawa kebarokahan bagi yang membacanya. Surah Yāsīn, selain
sebagai jantung al-Qur`an, membacanya saja mengimbangi seperti
membaca sepuluh kali membaca al-Qur`an. Oleh karena itu, maka tidak
25
Tafsir Ibnu Kaṭsir, “Status-status hadis dalam tafsir Ibnu Kaṭsir”, 904. 26
Muḥammad Soliḥin, “Ritual dan Tradisi Islam Jawa”, Cet 1 (Yogyakarta: Narasi
Anggota IKPI, Tahun 2010), 424.
33
heran jika surah ini menajdi surah yang paling banyak di baca atau di
amalkan oleh masyarakat dibandingkan dengan surah-surah yang lainnya.
35
BAB III
PROFIL TEMPAT PRAKTIK DAN INFORMAN
A. Sejarah Tempat Praktik
Adapun yang menjadi tempat praktik pengajian yasinan ini berada di
kampung Cigaten Desa Cihuni. Berikut akan di paparkan sedikit tentang
sejarah kampung Cigaten, Letak Geografis Desa serta Keadaan Sosialnya.
1. Sejarah Kampung Cigaten desa Cihuni
Menurut Bapak Jaelani sebagai tokoh masyarakat kampung Cigaten
mengatakan, Konon kampung ini bukan dinamai dengan sebutan kampung
Cigaten, akan tetapi dinamai dengan Kampung Sanggar Jati. Kampung ini
muncul pada saat zaman grombolan. Kampung ini sudah ada sebelum
tahun 1953. Konon grombolan ini dikenal dengan sebutan “kala item”
artinya manusia yang jahat yang suka membunuh, dan orang yang paling
ditakuti pada masa itu.
Kemudian seiring berjalannya waktu, kampung Sanggar Jati berubah
nama dengan sebutan kampung Cigaten. Kampung Cigaten merupakan
kampung perempatan yang banyak dilalui oleh orang dari kampung yang
lain. Oleh karena itu, kampung Cigaten menjadi tempat Cegatan oleh
sekelompok orang, sehingga banyak sekali orang yang terjegat di
kampung Cigaten. Baik dari masyarakat kampung Cigaten itu sendiri
maupun masyarakat di luar kampung tersebut. Adapun nama Cigaten itu
sendiri diambil dari awalan kata “Ci” yaitu diambil dari nama sungai yang
terdapat di kampung Cigaten sungai “Cisadane” adapun kata “Gaten” itu
sendiri di ambil dari kata “Cegatan” berdasarkan sejarah zaman dulu pada
masa zaman grombolan.1
1Muhammad Jaelani, Diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Cigaten, 29 Oktober
2019,Tangerang.
36
2. Letak Geografis Desa Cihuni
Desa Cihuni terletak di kecamatan pagedangan yaitu berada di salah
satu dari 11 Desa yang terdapat di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Wilayah kecamatan Pagedangan meliputi:
Desa Pagedangan, Malang Nengah, Kadusirung, Jatake, Situgadung,
Cicalengka, Lengkong Kulon, Cihuni, Cijantra, Medang dan Karang
Tengah.2 Desa Cihuni termasuk semi desa perkotaan di kecamatan
Pagedangan. Sebagai desa yang berkembang, desa Cihuni memiliki
jumlah penduduk 5.941 Jiwa, yang mana di dalamnya terdapat penduduk
laki-laki yang berjumlah 3.055 Jiwa dan penduduk perempuan berjumlah
2.886 Jiwa. Desa Cihuni tersebar dalam enam Rukun Warga (RW) dan
terdiri dari 21 Rukun Tetangga (RT) serta terbagi dalam 2 Dusun yaitu
kampung Cihuni dan Kampung Cigaten.3 Adapun batas-batas wilayah
desa Cihuni sebagai berikut:
a) Jumlah Dusun : 4 Dusun
b) Jumlah RW / RT : 4 RW / 13 RT
c) Jumlah Pegawai Negri Sipil : 54 Orang
d) Pegawai Swasta : 1.234 Orang
e) Wiraswasta : 213 Orang
f) TNI : 1 Orang
g) POLRI : 1 Orang
h) Pensiunan : 12 Orang
i) Pedagang : 14 Orang
j) Buruh : 296 Orang
k) Perkebunan : 18 Ha
2Mad Nasir (Kepala Desa), Diwawancarai oleh Ulfah, Kantor Desa Cihuni, 20
Oktober 2019,Tangerang. 3 Buku Etnografi Desa Cihuni, Tahun 2011.
37
l) Perumahan Rakyat : 8 Ha
m) Jumlah KK : 2.560 KK
n) Jumlah Penduduk : 5.941 Jiwa
Desa Cihuni merupakan Pemekaran dari Desa Curug Sangereng. Pada
tahun 1985. Luas wilayahnya kurang lebih sekitar 465 Hektar. Desa ini
berada diujung timur kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan
pondok jagung dan tangerang selatan, adapun sebelah selatan berbatasan
dengan daerah Pakulonan Barat, sebelah Barat berbatasan dengan Curug
Sangereng dan kampung Medang, sedangkan sebelah Utara berbatasan
dengan daerah Lengkong Kulon.
Kampung Cigaten hanya terdapat dua Rt yaitu Rt 01 dan Rt 02. Yang
luas wilayahnya kurang lebih sekitar 25 Ha. Menurut pendapat bapak Mad
Nasir yang menjadi kepala desa Cihuni mengatakan bahwa Kampung
Cigaten secara administrative merupakan kampung yang paling sedikit
jumlah penduduknya di bandingkan dengan kampung yang lain.4 Hal
tersebut karena banyak masyarakat kampung Cigaten yang terken gusur,
sehingga hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang pindah ke
tempat yang lain.
3. Kondisi Sosial
Desa Cihuni ini sesuai dengan keadaan kondisi sosialnya adalah
sebagai masyarakat pedesaan yang masih mempertahankan adat istiadat
yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat setempat.
mayoritas desa Cihuni berprofesi sebagai Karyawan Swasta, masyarakat
kampung Cigaten seluruhnya beragama Islam, sebagimana yang sudah
penulis bahas di bab sebelumnya. Bahwa dalam kesehariannya kampung
Cigaten ini masih mengacu pada nilai-nilai ajaran agama Islam yaitu al-
Qur`an dan Hadis Nabi Saw. Kampung ini masih kental dengan tradisi-
4Mad Nasir, Wawancara.
38
tradisi warisan dari Nenek moyang yang menganggap bahwa tradisi yang
ada dari dulu sampai sekarang harus mereka jaga. Meskipun zaman sudah
semakin berkembang. Namun masyarakat masih menjaga tradisi-tradisi
keagamaannya.
Adapun tradisi keagamaan yang masih ada dari dulu sampai sekarang
adalah tradisi Maulidan, tradisi empat bulanan, tradisi tujuh bulanan,
tradisi Rebo Wakasan5, tradisi tahlilan, juga termasuk tradisi pembacaan
yasinan setiap malam Jumat. Juga masih percaya akan hal-hal mistis serta
percaya akan keberkahan air yang di doakan setelah dibacakan ayat-ayat
suci al-Qur`an melalui zikir dan pembacaan surah Yāsīn. Hal ini mereka
percaya bahwa dengan menjaga serta mengamalkan tradisi keagamaan
tersebut akan ada suatu hikmah yang terkandung didalamnya6
Masyarakat awam memahami bahwa secara sederhana hikmah sebagai
kekuatan supranatural yang dianggap Islami dan ahli hikmah (orang
pintar).7 Di kampung Cigaten sendiri terdapat ahli hikmah yang di percaya
oleh mayarakat setempat yang memiliki keahlian kusus yaitu dapat
mendoakan air melalui pembacaan surah Yāsīn yang akan membawa
kasiat dan keberkahan.
5Tradisi rebo wakasan adalah tradisi yang selalu di lakukan oleh masyarakat dalam
menolak bala. Masyarakat percaya bahwa di bulan ini Allah Swt akan menurunkan
seribu penyakit. Oleh karena itu masyarakat melakukan tradisi ini dengan tujuan
terhindar dari penyakit yang Allah Swt turunkan pada bulan tersebut. Biasanya hal yang
dilakukan masyarakat pada bulan tersebut adalah masak nasi uduk dan membuat wapak
dengan memasukan ayat suci al-Qur`an ke dalam air yang sudah di doakan. 6Malam Jumat di percaya masyarakat kampung Cigaten bahwa malam Jumat ini
merupakan malam yang penuh dengan kebarokahan atau keberkahan, serta masyarakat
beranggapan bahwa di malam Jumat ini orang yang meninggal akan datang kerumah
masing-masing, dan mereka akan tersenyum bahagiya jika dirumahnya ada yang mengaji
Yāsīn. 7Teti Eliza, “Kasiat Air Yang di doakan dalam Pandangan Masyarakat Kebagusan
Lebak Banten”, 31.
39
Masyarakat kampung Cigaten adalah penganut suku Sunda, yang
mana dalam kesehariannya menggunakan bahasa sunda.8 Di kampung
Cigaten masih percaya pada orang pintar. Menurut Asep N. Musadad
mengatakan bahwa orang pintar adalah orang yang dipercaya oleh
masyarakat yang dapat menyembuhkan penyakit diluar nalar manusia.9
Menurut Teti Eliza mengatakan dalam skripsinya bahwa orang sunda
meyakini bahwa kuasalitas dalam hal ganda yaitu sebab yang terlihat dan
sebab yang tidak terlihat. Dalam mengatasi persoalan yang tidak terlihat,
biasanya mereka bertanya kepada orang pintar. Beberapa pertanyaan yang
biasanya ditanyakan adalah mulai dari pengobatan, urusan pekerjaan,
bisnis, penjaga diri, penyakit aneh yang dialami dan lain sebagainya.10
B. Data Informan
1. Informan Pendiri Praktik
Pendiri Praktik adalah Bapak Muhammad Nur Jaelani. Bagi sebagian
orang ia dikenal mampu memberikan syareat kepada orang yang terkena
suatu masalah penyakit guna-guna atau dikenal juga sebagai penyakit
kiriman orang, serta mampu menangani masalah yang lain. Dalam hal ini
yang dikatakan masalah yang lainnya adalah masalah sulit jodoh, sulit
mendapatkan rezeki, dan juga masalah dalam hal berumah tangga.
Mang Nur lahir di Teluk Betung daerah Tangerang pada tanggal 12
Januari 1975 dan kini berusia 45 Tahun. Ia merupakan anak dari Tubagus
Aceng Niʹin dan Ibu Enah. Mang Nur anak ke lima dari Sembilan
bersaudara. Ia merupakan seorang kepala rumah Tangga yang memiliki
istri yang bernama Ibu Maskah dan mempunyai dua anak perempuan yang
8M. Jaelani, Wawancara.
9Asep N. Musadad, “Persinggungan Islam dan Tradisi Mistik Lokal: Studi Kasus
penanyaan dan Ahli Hikmah di Masyarakat Tasik Malaya”. Jurnal Indonesian Journal
of Islamic Literature and Muslim Society, vol.1, no.1 (Januari 2016): 51. 10
Teti Eliza, “Kasiat Air Yang di doakan dalam Pandangan Masyarakat Kebagusan
Lebak Banten”, 2019), 30.
40
bernama Inayah dan Tania. Mang Nur seorang pengrajin kayu yang suka
membuat lemari, kursi dan lain sebagainya.
Adapun riwayat pendidikannya. Pada saat Mang Nur berusia 7 Tahun
ia sekolah di SDN 01 Senayan Jakarta Selatan, kemudian Mang nur
melanjutkan sekolah di SMP 48 Pondok Labu Jakarta Selatan, pada saat
usia 17 Tahun, ia melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren teluk
betung Bandar lampung dan berguru dengan Abu Bakar selama 3 Tahun.
Setelah itu, Ia pindah belajar ngaji ke Tiga Raksa dan berguru kepada
Abah Midi selama 1 Tahun. Selesai belajar ngaji di Abah Midi kemudian
Ia kembali ke Bandar lampung untuk melanjutkan belajarnya ke Ustad
Junaedi selama 1 Tahun. setelah itu ia pindah ngaji ke daerah Paneglang
yaitu di Pondok Pesantren al-Jadid Menes Paneglang, disana ia berguru
kepada KH Abdurrohman selama 1 Tahun dan juga belajar kepada KH
Samsudi selama 4 Tahun. kemudian Mang Nur kembali ke Daerah
Tangerang. Ia melanjutkan belajarnya kepada KH Aswadi daerah Suradita
Cisauk. Perjalanan belajar yang cukup lama, serta banyak guru yang
mengajarinya membuat banyak ilmu yang ia dapatkan, salah satu ilmu
yang ia dapatkan seperti ilmu tentang fadilah surah al-fātihah, Fadhilah
surah Yāsīn dan ilmu tentang hikmah.
2. Data Informan Pasien (Jamaah pengajian)
Di bawah ini adalah data pasien sekaligus informan penelitian. Mereka
merupakan Jamaah tetap yang rutin mengikuti pengajian Yāsīn sebanyak
41 kali setiap malam Jumat di rumah Mang Nur
Tabel 1.1 data Informan (Jamaah)
NO NAMA TTL PENDIDIK
AN DAN
PEKERJAA
N
UM
UR
ALASAN
MENGIKUTI
PENGAJIAN
41
Fisik (Internal) Non Fisik
(Eksternal)
1. Oman
Daman
Huri
(Domeng
)
Tangera
ng, 17
Novemb
er 1971
S1/ Guru
Honorer
49th
Tekanan Batin
2. Muham
mad
Anggi
Bogor,
06 Juni
2000
SD/
Karyawan
Swasta
19th
Masalah
Ekonomi
3. Ilham
abdul
Azis
Tangera
ng, 02
Novemb
er 19999
Karyawan
swasta
20th
Masalah
Keluarga
4. Ilmi
Abdul
Azis
Tangera
ng, 02
Novemb
er 1999
Mahasiswa/
Kryawan di
Lawson
Crew
20th
Masalah
Ekonomi
5. Tedi Cilacap,
05 April
1999
Mahasiswa/
Karyawan
Swasta
20th
6. Ajat
Sudrajat
Tangera
ng, 26
Juni
1972
SMA/ Supir 47th
Penyakit
guna-guna
7. Upur
Mahpud
Tangera
ng, 27
Maret
Mandor
Bangunan
39th
Kelancara
n Rezeki
42
1980
8. Olay
9. Mashabu
l/Iwan
Tangera
ng, 02
Mei
1985
SMP 34Th
Tekanan Batin Masalah
Rumah
Tangga
Dari Tabel diatas dapat penulis paparkan bahwa dari Sembilan Jamaah
yang juga menjadi informan dalam penelitian, Penulis melihat bahwa
sebagian dari mereka yang mengikuti pengajian yasinan tersebut, ternyata
tidak hanya dilakukan oleh para orang tua, akan tetapi para remaja pun
mengikutinya.
Jamaah yang ikut pengajian semua laki-laki. Adapun pasien perempuan
tidak mengikuti pengajian melainkan mereka hanya datang untung
meminta syareat saja. Jamaahnya pun kebanyakan ber pendidikan tinggi.
Kebanyakan dari mereka adalah lulusan dari SMA, dan juga ada yang
masih berstatus sebagai Mahasiswa, bahkan beberapa dari mereka ada
yang lulusan S1 yang berprofesi menjadi guru Agama. Diantara mereka
ada yang pendidikannya paling rendah yaitu saudara Anggi. Ia hanya
lulusan SD. Alasan saudara Anggi tidak melanjutkan pendidikannya
karena masalah biaya. Hingga akhirnya ia harus bekerja demi membantu
kedua orang tuanya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai maksud dan tujuan mereka
mengikuti pengajian yasinan. Hampir semua Jamaah yang mengikuti
pengajian karena di latar belakangi oleh suatu permasalahan, baik itu
masalah fisik maupun masalah non fisik. Namun ada satu dari Jamaah
yang mengikuti pengajian atas dasar tolābu al-Ilmi. Disamping itu, ia tetap
menginginkan kebarokahan atas apa yang ia lakukan dengan mengharap
43
dilancarkannya suatu usaha. Hal ini sebagaimana yang telah di tuturkan
oleh saudara Tedi yang mengatakan bahwa
“saya mah ngaji juga Cuma ingin menuntut ilmu, dan mudah-mudahan
dengan saya mengikuti pengajian ini mendapatkan kebarokahan dari
Allah SWT. Dan usaha atau pekerjaan saya lancar dan diberikan rezeki
yang melimpah”. 11
Setelah penulis mencoba melakukanwawancara terhadap para
narasumber, bahwa terdapat satu Jamaah yang sama sekali tidak ingin
penulis wawancarai yaitu bapak Olay. Para Jamaah yang mengikuti
pengajian Yāsīn sebanyak 41 kali tersebut tentu punya alasan atau tujuan
dan maksud tertentu dalam mengikutinya seperti mendapatkan
kebarokahan, mendapatkan perubahan, baik dari sisi prilaku, maupun dari
segi ibadah. Dengan tujuan ingin menjadi lebih baik, dan tercapai segala
hajat yang diinginkan.
3. Data Informan Pasien ( Bukan Jamaah Pengajian)
Tabel 1.2 data Informan (Bukan Jamaah)
No Nama Ttl Pekerjaan Pendidikan
Terakhir
Alasan
Nyareat
1. Ismah
Yanti
Jakarta, 6
September
1975
Guru S1 Minta penjaga
diri
2. Andri Tangerang,
07 April
1981
Pedagang SMP Membuang
Ilmu Kebal
3. Inda Tangerang,
26 Juli 1993
Guru
Ngaji
SMA Nyareat
mendapatkan
keturunan
11
Tedi Isnu Wijaya (Jamaah pengajian yasinan), diwawancara oleh Ulfah, kampung
Cigaten, pada tanggal 2 Desember 2019,Tangerang.
44
Dari ketiga Informan menuturkan bahwa mereka datang meminta
syareat karena mendapat masalah yang sangat berat, hal ini berdasarkan
penuturan yang diungkap oleh Ismah Yanti yang mengatakan bahwa
dirinya meminta pagar diri karena merasa tubuhnya terkena pengaruh
jahat dari wanita yang dulu pernah selingkuh dengan suaminya. IY merasa
bahwa dirinya tidak pernah bisa ngontrol diri jika sedang bertengkar
dengan suaminya, menurutnya bahwa yang Ia rasakan adalah emosi yang
tidak dapat terkontrol dan merasa ingin sekali berpisah dengan suaminya,
padahal hal tersebut tidak pernah ia inginkan. Dari masalah tersebut,
akhirnya ia datang kerumah Mang Nur untuk minta pagar diri (syareat)
agar rumah tangganya tetap selalu terjaga.12
Hal lain juga dialami oleh bapak Andri. Ia menuturkan bahwa dulu ia
mempunyai suatu ilmu untuk menjaga dirinya dari ketajaman atau ilmu
kebal yang tidak tembus atau sakit jika terkena golok, pedang, atau alat
tajam lainnya. Namun ketika ilmu tersebut sudah tidak ia amalkan lagi, Ia
merasa dirinya sering sakit-sakitan. Berangkat dari sutau permasalahan
tersebut akhirnya ia datang menemui mang Nur untuk meminta syareat.13
Tidak saja diri oleh Ismah Yanti dan Andri yang merasakan hal
tersebut. namun masih banyak lagi pasien yang datang kepada mang Nur
untuk meminta syareatnya, salah satu pasien lainnya seperti Ibu Inda.
Yang mana ibu Inda adalah Istri dari bapak Andri. menurut pengakuan
suaminya, bahwa sudah 10 tahun masa pernikahannya belum diberikan
keturunan. Selain itu, di luar kesadaran istrinya bahwa Inda selalu
menangis ketika malam Jumat datang, hal tersebut terjadi diluar nalarnya.
Menurut dugaan suaminya, bahwa istrinya yang bernama Inda ini
mengalami penyakit guna-guna yang mengakibatkan perutnya Sering
12
Ismah Yanti, diwawancara oleh Ulfah, kampung Nagreg.
8 Desember 2019, Tangerang. 13
Andri, Diwawancara oleh Ulfah, kampung Cihuni, 9 Desember 2019,Tangerang.
45
merasa kesakitan serta kakinya tidak kuat berdiri disaat ia selesai mengajar
ngaji. Hal inilah yang akhirnya istri dari saudara Andri ini harus datang ke
Mang Nur untuk meminta syareat.14
14
Inda (Pasien), diwawancarai oleh Ulfah, kampung Cihuni, 10 Desember
2019,Tangerang.
47
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN TENTANG PENGARUH PEMBACAAN
SURAH YĀSĪN 41 KALI
A. Ritual pengajian Yāsīn sebanyak 41 kali
Berinteraksi dengan al-Qur`an dapat menghasilkan pemahaman serta
penghayatan yang berbeda yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan
keseharian masyarakat. Kegiatan yang dihasilkan dari berintraksi dengan
al-Qur`an tersebut dapat menghasilkan berbagai bentuk kegiatan,
diantaranya adalah membaca al-Qur`an dalam mengahadapi segala
persoalan, menghafal al-Qur`an, berobat dengan al-Qur`an, memohon
berbagai hal dengan al-Qur`an, mengusir makhluk halus dengan
menggunakan al-Qur`an, menulis dan menerapkan hal-hal tertentu dengan
menggunakan ayat-ayat al-Qur`an.
Berdasarkan sejarah yang mengatakan bahwa prilaku praktik dalam
memfungsikan al-Qur`an diluar kondisi tekstualnya telah terjadi sejak
zaman Rasulallah Saw.1Mang Nur mengatakan:
“Pengamalan terhadap surah Yāsīn ini di dapat memberikan
kebarokahan dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit fisik maupun
penyakit non fisik. Selain itu, pembacaan surah Yāsīn juga dapat di
percaya untuk memperbaiki hati, dapat terkabulnya suatu hajat,
dilancarkannya suatu rezeki, dapat terjaganya diri dari marabahaya,
dapat menjaga hati dari perbuatan dosa. Serta dapat dijadikan rahmat
bagi orang yang sudah meninggal dan kasih sayang Allah SWT. bagi
orang yang masih hidup.2
Al-Qur`an diyakini masyarakat dapat dijadikan sebagai azimat dalam
menyembuhkan suatu penyakit. Penyembuhan Penyakit menurut Ibn
1Siti Fauziah, “Pembacaan al-Qur`an surat-surat pilihan di Pondok Pesantren Daar al-
Furkon Janggalan-Kudus Studi Living Qur`an, 3.
“Ketika Rasulallah membacakan surat muʹawwiżatain, kemudian ditiupkan pada
telapak tangannya dan digosokan pada tubuhnya pada saat beliau sakit sebelum
meninggal”. 2M. Nur Jaelani, Wawancara.
48
Qayyim al- Jauziyah bisa dilakukan dengan dua cara yaitu, pengobatan
yang tidak harus melalui pengobatan dokter seperti (rasa lapar, haus,
dingin, lemah, lelah). Kedua penyakit yang membutuhkan penanganan
dokter seperti penyakit yang terjadi sekarang ini yang membutuhkan
penanganan dokter dan para ahli terapi.3
Hal serupa juga diungkap oleh Mahir Hasan Muhammad dalam bukunya
tentang Mukjizat Kedokteran Nabi bahwa terdapat dua metode dalam
melakukan pengobatan. Pertama, penyembuhan secara ma‟nawiyah yaitu
melalui ayat-ayat al-Qur`an, ruqyah dan dengan doa-doa. Kedua,
penyembuhan secara material atau lahiriah, seperti dengan cara bekam, air
zam-zam, air kencing unta dan susu.4
Pengobatan menggunakan ayat-ayat al-Qur`an juga dilakukan oleh
mang Nur (ahli hikmah) dengan menggunakan metode pembacaan Yāsīn
sebanyak 41 kali. Praktik dalam pengamalan pembacaan surah Yāsīn yang
rutin dibaca setiap malam Jumat, praktik dalam pengamalan pada surah
Yāsīn yang dilakukannya sangatlah berbeda dengan yang lain. Ia
melakukan pengamalan pembacaan pada surah Yāsīn dengan diulang-
ualng sebanyak 41 kali. Hal ini ia percaya dapat mengandung kekuatan
mistis yang dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan.5
Menurut KH Dachlan Salim Zarkasyi seorang tokoh pendiri Qiroʹat
yang berpusat di Serang. Ia mengatakan bahwa terapi penyembuhan
menggunakan metode pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali, dapat
3Abdul Basit, “Konseling Islam”, cet.1 (Jakarta: Kencana Tahun 2017), 45,
https://books.google.co.id/books?id=CB2eDwAAQBAJ&pg=PA46&dq=Pengobatan+me
nurut+ibnu+qoyyim+al-. 4 Mahir Hasan Muhammad, Mukjizat kedokteran Nabi, cet.1 (Jakarta: Qultummedia
2007), 21-22, https://books.google.co.id/books?id=a
Vos_QjgFMAC&pg=PA20&dg=Berobat+dengan+al-
qur%27an&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj-payl. 5Muhammad Nur Jaelani, Diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Cigaten, 20
November 2019,Tangerang.
49
terkabulkannya semua hajat oleh Allah SWT. seperti permohonan
mendapatkan kekayaan, kemantapan hati, keberkahan rezeki, penjagaan
serta penglaris dan lain sebagainya. Menurutnya, amalan ini sangat baik
dan patut untuk dilestarikan6
Dalam hal ini Penulis menemukan sebuah amalan pada pembacaan
surah Yāsīn yang di baca 41 kali yang dijelaskan di dalam kitab
Mujarrobāt al-Daerobi al-Kabīr yang ditulis oleh Ulama dari Mesir yang
bernama Syekh Ahmad al-Daerobī7 tentang tata cara amalan dalam
pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali, sebagai berikut.
ات أن ت قرأىا ب عد الوضوء وصلة ركعت ي ب عد العشآء ومن هم
خواصها لميع الم ا و إحدى وآربعي مرة ث ت قول عقب كل مرة يا من ي قول للشيء كن ف يكون افعل ل كذ
يصل إن شآء اللو ت عا ل كذا فانو “Dan sebagian dari rahasia Yāsīn, untuk perkara yang penting.
Berwudhulah, dan kerjakan shalat sunah dua rakaat selepas shalat Isya,
lalu bacalah Yāsīn 41 kali lalu berdoalah di setiap akhir satu putaran,
“Wahai zat yang berfirman kepada sesuatu untuk jadi maka jadilah,
jadikanlah bagiku ini dan itu. “ Insyā Allah akan tercapai”.8
Adapun doa yang dipanjatkan setelah membaca Yāsīn 41 kali yang
akan mendatangkan kasiat adalah sebagai berikut
6Dachlan Salim Zarkasy, “Manfaat membaca surah Yāsīn 41 kali”, Diakses, 8 Januari,
2020, www.qiroatipusat.or.id/2020//01. 7Kitab Mujarobat ini ditulis oleh Ulama terkemuka asal Mesir yang hidup sekitar abad
17 Masehi, Syekh Ahamad al-Daerabī. Beliau adalah Ulama yang produktif dalam
menulis buku. Kitab ini sangat terkenal dikalangan pesantren dan banyak dipakai untuk
membantu orang-orang yang mengalami musibah, cobaan, kesulitan, hingga mereka yang
ingin mencapai kebahagiyaan dan kesuksesan. Amalan pada pembacaan surah Yāsīn ini
terdapat pada bab ke empat dalam kitab Mujarobat.
Lihat www.kiosislam.com (pengobatan Spiritual Islam terlengkap, terjemah Kitab
Mujarobat Karya Syekh Ahmad al-Daerobī. 8Salman A. Zaha dan Ibnu Solah Taftazani, 25 Ibadah pilihan untuk keluar dari
Kemerlut (Jakarta: Qultum Media, 2016.
https://books.google.co.id/books?id=n5v4CwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=25+am
alan+ibadah+pilihan&hl=id&s.
50
ماء فأنزلو وإن كان ف الرض فأخرجو وإن كان ف البحر فأطلعو اللهم إن كان رزق ي ف السر ره وإن كان قليل فكث ره وإن كان كثي نو وبار وإن كان بعيدا ف قربو وإن كان قريبا ف يس ك ا ف هو
ل فيو وارزقن من حيث أحتسب ومن حيث ل أحتسب ومن حيث ل أحتسب رزقا حل ل طيبا غدقا سحا مبا ركا فيو حت ل يكون لحد من خلقك على فيو منة واجعل يدي
عطاء ول تعل يدي سفلى بالإشتعطاء إنك عل كل شيء قدي ر عليا ب ل “Ya Allah, jika rezekiku ada di langit maka turunkanlah. Jika ada di
dalam laut maka munculkanlah. Jika jauh maka dekatkanlah, jika dekat
maka mudahkanlah, jika sedikit maka perbanyaklah, jika banyak maka
mudahkanlah dan berilah keberkahan didalamnya. Anugerahilah aku
rezeki dari yang aku duga, rezeki yang halal, baik, deras, terus
mengalir, berkah hingga tidak ada satupun dari makhlukmu atas
rezeki itu, kecuali mendapatkan kebaikan dan jadikanlah tanganku
selalu diatas untuk memberi jangan engkau jadikan tanganku berada
dibawah untuk meminta-minta. Sesungguhnya engkau maha kuasa atas
segala sesuatu.9
Menurut Mang Nur sebagai tukang nyareat (ahli hikmah), ia
mengatakan bahwa amalan surah Yāsīn sebanyak 41 kali yang ia amalkan
tidak berlandaskan atas suatu hadis ataupun suatu ayat al-Qur`an yang
menyerunya. “Mamang mah ngamalkenna Iye menang ti guru, lain tina hadis
ataupun ayat al-Qur`an, amun nu di amalkenna surah Yāsīn mah karena
loba hadisna tentang fadilah-fadilahna nu aya di surah Yāsīn jeng ges
kabukti fadilahna mangkana ku mamang di amalken”. 10
Selain itu praktik yasinan 41 kali juga dalam masyarakat kampung
Cigaten memiliki makna atau fungsi sebagai sebuah acara keagamaan
untuk mempererat talisilaturahmi antar warga. Menurut Bapak apud salah
satu Jamaah dari pengajian yasinan mengatakan bahwa tujuan Ia
mengikuti pengajian adalah mencari ridho Allah SWT. agar bisa bertemu
9Ahmad Daerobī al-Kabīr. Kitab Mujarobat: Referensi terlengkap ilmu pengobatan
dan penyembuhan Islam, Terj.Muhammad Zāhirul Haq, Cet.2 (Jakarta: Turos Khazanah
Pustaka Islam, 2019), 57-58. 10
M. Nur Jaelani, Wawancara.
51
dengan teman-temannya serta dapat terus menyambung silaturahmi
dengan mereka.11
“kalo tujuan mengikuti pengajian sih karena ingin mencari ridho Allah
SWT. saja agar berkah, serta bisa kumpul bareng teman sekalian
silaturahmi”.
Menurut bapak Jaelani sebagai tokoh Masyarakat di kampung Cigaten,
acara yasinan ini dibaca setiap malam Jumat karena malam Jumat berbeda
dengan malam-malam lainnya. Hari Jumat menurutnya adalah rajanya
hari, dan dimalam Jumat juga Allah SWT. akan menurunkan rahmat, dan
pahala yang banyak.”12
Hal senada juga di ungkap oleh Saudara Tedi yang
mengatakan bahwa Hari Jumat menurutnya adalah malam yang berbeda
dengan malam-malam yang lainnya, malam Jumat adalah malam yang
penuh dengan kebarokahan, serta surah-surah al-Qur`an juga mengandung
keberkahan, maka ketika ngaji Yāsīn pada malam Jumat Allah SWT. akan
melimpahkan banyak kebarokahan.13
Menurut Miftahuddin dkk dalam jurnalnya mengatakan bahwa al-
Qur`an memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit
jiwa manusia. Tingkat kemujarapan tersebut tergantung seberapa jauh
tingkat sugesti keimanan pasien. Sugesti tersebut dapat diraih dengan
mendengar, membaca, memahami, merenungkan, serta mengamalkan isi
kandungannya. Prilaku pasien terhadap al-Qur`an dapat menghantarkan
ketenangan dan kesejukan dalam jiwanya. Hal tersebut sebagaimana
dipertegas dalam firman Allah SWT. dalam al-Qur`an Surah al-Isrā‟ [17]:
82
11
Mashabul Apud (Jamaah Pengajian), diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Cicayur
2, 15 Desember 2019,Tangerang. 12
M. Nur Jaelani (Tokoh Masyarakat), diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Cigaten,
29 Oktober 2019, Tangerang.
13
Tedi Isnu Wijaya (Jamaah Pengajian), diwawancarai oleh Ulfah, Kampung
Cigaten, 2 Desember 2019, Tangerang.
52
امؤمني ول يزيد ٱلظلمي إل خسار لل ن ما ىو شفاء ورحة آر ق ون ن زل من ٱل
“Dan Kami turunkan dari al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur`an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Syekh al-Qurṭubī dalam tafsirnya mengatakan bahwa terdapat dua
pendapat terkait dengan ayat diatas. Pertama, terapi bagi jiwa dapat
menghilangkan kebodohan, keraguan, dapat membuka jiwa yang tertutup,
serta menyembuhkan jiwa yang sakit. Kedua, terapi yang dapat
menyembuhkan penyakit Fisik, baik dalam bentuk azimat, maupun dalam
bentuk penangkal. Dalam hal ini Ibn Qayyim al-Jauziyah juga mengatakan
bahwa bacaan al-Qur`an mampu mengobati penyakit jiwa dan badan
manusia. Menurutnya, sumber penyakit jiwa adalah ilmu dan tujuan yang
rusak. Kerusakan “ilmu” mengakibatkan penyakit kesehatan sedangkan
kerusakan “Tujuan” mengakibatkan penyakit kemarahan. Namun
menurutnya, semua penyakit dapat disembuhkan dengan adanya hidayah
al-Qur`an.14
Sayid Muḥammad Bin Alwī al-Maliki mengatakan dalam bukunya
yang berjudul “Tahqīqul āmal Fī Māyanfaʹu Lil Mayyit Minal Aʹmāl”
yang mengatakan bahwa Telah menjadi tradisi di berbagai kebanyakan
Negeri Islam dan terutama di Haramain Sarifain berkumpul dalam Majlis
membaca al-Qur`an dan berzikir kepada Allah SWT. diberbagai acara
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bertawasul dengan kitabullah
serta zikir guna memohon terkabulnya hajat, menghilangkan kesusahan,
memperbaiki hati, mengampuni dosa dan diturunkannya rahmat bagi
orang yang sudah meninggal juga kasih sayang Allah SWT. bagi orang
14
Miftahuddin dan Muhammad Fahli Zatrahadi, dkk, “Tarekat Naqsabandiyah sebagai
terapi gangguan mental: Studi kasus di Desa Besilam Kabupaten Langkat Sumatra Utara,
Sosial Budaya, vol.15, no.02 (Desember 2018), 77-82
53
yang masih Hidup serta tercapainya berbagai harapan lainnya. Oleh karena
itu, demi mewujudkan hal tersebut banyak yang memberikan perhatian
kusus masalah bacaan pada Surah-surah tertentu didalam al-Qur`an. 15
Seperti halnya pembacaan pada surah Yāsīn, yang mempunyai
kedudukan sebagai jantung al-Qur`an yang di jadikan Fadhail al-ʹAmal
oleh Bapak Nur Jaelani dan para Jamaahnya, mereka percaya akan
kekuatan mistis yang terdapat dalam surah Yāsīn yang terkandung banyak
Fadhilah didalamnya. Dengan melakukan metode pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali.
1. Asal-usul praktik pembacaan surah Yāsīn 41 kali
Sejarah awal dari adanya suatu praktik dalam pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali adalah berawal dari proses pengijazahan dari seorang
pengurus pondok pesantren yang ada di daerah Bandar lampung yaitu KH.
Abdurrahman dan KH.Syamsudi, kedua gurunya inilah yang mengenalkan
ilmu tentang ritual pengajian yasinan sebanyak 41 kali serta praktik
pengobatan. Mang Nur mengatakan bahwa;
“saya mendapat ijazah dari guru saya untuk mengamalkan pembacaan
surat Yāsīn sebanyak 41 kali setiap malam Jumat, dan sebelum saya
melakukan pembacaan surat Yāsīn, sebelumnya saya sudah melakuka
puasa terlebih dahulu yang dilakukan pada hari kamis yang malam
Jumatnya keliwon. Begitupun Jamaah saya yang ingin sungguh-
sungguh melakukan pengajian 41 kali, harus melaksanakan puasa
terlebih dahulu, yang harus dilakukanya satu kali saja di hari kamis
pada malam Jumat kliwon. Dan Juga guru saya bilang kalo saya
mengamalkannya maka aka ada keberkahan yang akan saya dapatkan.
Dan hal itu memang saya rasakan sekarang, banyak orang yang
datang kerumah saya meminta syareat dan banyak juga yang mau
kembali bertobat dan kembali kejalan Allah SWT. dengan ikut
pengajian sama saya setiap malam Jumat”.
15
Sayid Muhammad Bin Alwi al-Maliki, “Tahqīqul āmal Fī Māyanfa‟u Lil Mayyit
Minal Aʹmāl, “sampaikan pahala bacaan Yāsīn dan Tahlil kepada mayit”. Terj.
Muhammad Yunus al-Muhdar, cet 1 (Surabaya: Cahaya Ilmu), 1 November 2007, 67
54
Menurut penuturan Mang Nur, bahwa sebelum ia melakukan suatu
praktik, ia diajarkan ilmu Hikmah dan istiqomah oleh KH Aswadi,
sehingga akhirnya mang nur diijazahi oleh KH. Samsudi dan KH
Abdurrohman untuk terus istiqomah mengamalkan pembacaan surah
Yāsīn 41 kali tersebut, menurut gurunya jika istiqomah dalam
mengamalkannya maka aka ada hikmah di dalamnya.16
Ritual pengajian yasinan yang rutin dilakukan setiap malam Jum‟at ini
di mulai sejak tahun 2000. Menurut mang Nur, sebagai pendiri ritual
tersebut mengatakan bahwa awal mula dia melakukan ritual pengajian
yasinan ini belum ada satu Jamaahpun yang mengikutinya, namun seiring
berjalannya waktu. Pada tahun 2001 ada tiga Jamaah yang mengikutinya,
sampai akhirnya pada tahun 2019 ada sekitar 20 Jamaah yang mengikuti
pengajian Yāsīn sebanyak 41 kali. Namun dari 20 Jamaah yang mengikuti
pengajian tersebut, baru ada 10 orang yang melakukan puasa sehari yaitu
pada hari kamis yang malam Jumatnya keliwon.
Adapun orang yang melakukan pembacaan surah Yāsīn ini adalah
orang yang sudah melaksanakan puasa sehari. Jamaah yang melakukan
puasa adalah orang yang punya keinginan sendiri dengan selalu istiqomah
melaksanakan pengajian yasinan sebanyak 41 kali serta bisa menjaga
pantangan. Adapun pantangan yang harus dijaga seperti tidak boleh
meninggalkan solat lima waktu, harus meninggalkan hal-hal yang dilarang
oleh Allah SWT. tidak dibolehkan makan dan minum yang haram,
meninggalkan perbuatan judi, meninggalkan suatu perjinahan, juga
meninggalkan kemaksiatan lainnya.
Adapun perintah untuk melaksanakan puasa Mang Nur dapatkan dari
salah seorang Gurunya yang bernama Abuya Sukur. Menurutnya puasa
akan dapat menyucikan diri seseorang dari suatu hal yang Allah
16
M. Nur Jaelani, Wawancara.
55
SWT.larang, serta dengan puasa juga seseorang bisa menjadi orang yang
sakti asal ia kuat dalam menahan lapar atau kuat melaksanakan puasa
selama 6 tahun berturut-turut, serta menjadi orang yang bener atau orang
yang baik. Akan tetapi hal tersebut tentu membutuhkan proses yang cukup
panjang. 17
2. Tujuan Pembacaan Yāsīn 41 kali
Adapun Tujuan diadakannya pengajian yasinan ini adalah agar
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. serta proses dalam
memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Mang Nur mengatakan bahwa
“dari pada nongkrong te jelas, mending iluwen pangajian yasinan abeh
urang menang keberkahan ti gusti Allah Swt” (dari pada nongkrong
tidak jelas, lebih baik mengikuti pengajian Yāsīn, agar mendapatkan
keberkahan dari Allah Swt)”.
Dengan di adakannya pengajian yasinan ini, terbukti dapat merubah
diri seseorang ke jalan yang lebih baik. Kegiatan pengajian Yāsīn 41 kali
ini mengandung hal yang positif. Selain kesembuhan dan pengharapan
dari segala sesuatu, pengajian ini juga mampu mengubah prilaku buruk
para Jamaah yang mengikutinya.
Suatu Kegiatan atau praktik tentu memiliki Visi dan Misi dari pendiri
praktik tersebut. Adapun visi yang ingin dicapai dari pengajian yasinan ini
adalah proses pembelajaran diri atau untuk memperbaiki diri agar menjadi
lebih baik, tercapainya suatu tujuan atau suatu masalah, terkabulnya suatu
doa, mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit baik penyakit fisik
(internal) maupun penyakit non fisik (eksternal) dilakukan sebanyak 41
kali.
17
M. Nur Jaelani, Wawancara.
56
3. Tata Cara Pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41 kali
Sebelum melakukan praktik tersebut, biasanya mang Nur dan para
Jamaahnya melakukan bab tawasul18
. Adapun bab tawasul tersebut
ditunjukan kepada Nabi, Malaikat, Nabi Allah Khidir, Sahabat Nabi,
Hasan Husen, Syekh Abdul Qodir Jaelani, Syekh Sirih Sakti, para Wali,
Ulama, Guru, dan juga kepada Orang Tua. Menurut Mang Nur
”Kalo Doa kita ingin diijabah sama Gusti Allah, maka kita harus
bertawasul dahulu agar dapat faedahnya serta doa kita juga dapet
terkabul”19
bahwa jika doa ingin dapat terbuka atau terkabul maka
harus membacakan solawat kepada Nabi Muḥammad Saw. membaca
Istigfar juga membaca Tahmid sebanyak 100-300 kali sampai
sekuatnya. Setelah itu barulah dilakukannya pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali.
Pembacaan Yāsīn ini dilakukan secara berjamaah. Dalam hal ini,
masing-masing jamaah di tugaskan untuk membacakan Yāsīn sebanyak 7
kali. Setiap selesai membaca Yāsīn, pada bacaan Yāsīn pertama di selingi
doa untuk kedua orang tua, baik yang sudah meninggal maupun yang
masih hidup. Kemudian bacaan Yāsīn kedua, meminta doa agar
ditetapkan Iman Islam oleh Allah SWT. minta diangkat segala macam
penyakit, serta dipanjangkan umurnya. Bacaan Yāsīn yang ketiga, minta
doa diberi kekuatan serta panjang Umur agar bisa terus ibadah kepada
Allah SWT. Bacaan Yāsīn yang ke empat, minta doa dilapangkan rezeki
yang halal dan barokah, setelah itu dilanjut pada pembacaan Yāsīn yang
18
Lihat: Luqman al-Ḥakim, “zikir Qur‟an: mengingat Allah sesuai dengan Fitrah
Allah”, 2018, 78-79.
Tawasul berarti perantara atau penghubung sebagaimana Allah memiliki ruhul amin,
jibril as, untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulallah Saw. sebagaimana pendapat
Muhammad al-Maliki al-Hasani mengatakan bahwa al-Wasilah adalah segala sesuatu
yang dijadikan Allah SWT. sebagai penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. dan penyambung untuk dipenuhi segala kebutuhan dalam terkabulnya tawasulan
yang ditawasuli atau yang menjadi prantara itu mesti mempunyai kedudukan dan
kehormatan di sisi Allah SWT. Sebagai yang dituju dengan tawasul. 19
M. Nur Jaelani, Wawancara.
57
kelima sampai pada pembacaan Yāsīn yang ke tujuh, meminta doa yang di
bebaskan sesuai dengan hajat dan keinginan para Jamaah masing-masing.
Kemudian sebelum melakukan pembacaan surat Yāsīn biasanya Mang
Nur dengan Jamaahnya melakukan pembacaan surah al-Fātiḥah terlebih
dahulu, hal ini dilakukan dengan dipimpin oleh Mang Nur selaku pendiri
Praktik dengan membaca ʹala Hadiniyyah wa alā niyyatin sālihah al-
Fātiḥah, kemudian para Jamaahnya serentak membaca surah al-Fātiḥah.
Setelah selesai dilanjut dengan membaca bab Tawasul seperti berikut:
أست غفر الله العظيم دا رسول الله أشهد ان لآالو الالله وأشهد أن مم
ية وعلى كل ني د صلى الله عليو ة صالة إل حضرة النب المصطفىعلى ىذه الن مم وسلم، وعلى ءالو وأزواجو وذريتو واىل ب يتو الكرام أجعي شيئ لله لم ألفاتحة
يع أصحاب رسول الله صلى الله عليو وسلم خصوصا سيدنا أب و بكر ث إل حضرة جصديق و عمرابن الطاب وعثمان ابن عفان وعلي ابن أب طالب وعلى باقية من
يع النبيآء والم رسل ي هدآء والصالي صحا بتو اجعي وإل ج والش والعلمآء العامل ي ي والروحانيي والكرم الكاتبي ولسيدنا ملئكة جبيل والملئكة المقربي والكروبي
لم أجعي الفاتحة ميكائل اسرافيل عزرائل وحلة العرش عليهم الس يع أوليآءالله من كل ول وولية من مشارق الرض إل مغاربا ف ب رىا ث إل حضرة ج
س الله سرىم وخصوصا يع أوليآء تسعة قد ال حضرة سلطان أوليآءالله وبرىا وجس الله سره وإل حضرة سيدنا شيخ عبدالقادر اليلن صاحب الك رمة والإجازة قد
قشب ندي و إل ين الن حضرة نب خض ر ونب شيخ جن يدي الب غدادي وشيخ ب هاء الد. الفاتحة لم أجعي إلياس ونب إدرس عليه م الس
تنا نا وجد هاتنا وجد يع أبآءنا وأم يع ث إل أرواح ج تنا وج نا وعم وخالنا وخالتنا وعمنا ولميع جاعتنا ولميع زوجنا وزوجتنا أستذنا و نا ومشايخ مشاي أستاذاتنا ومشاي
58
سلم ات والمؤمني والمؤ
من منات ول واولدنا وب ناتنا وذريتنا وإخوانن ا من المس لمي والمنا وعليهم أجعي شيئ للو لنا ولم. الفاتحة حضر ف ىذا المجلس رحة الله ت عال علي
يع أىل القب ور من المسلمي والمسلمات والمؤمني والمؤمنات ث إل أرواح جهم واكرم ….. وصا إل روح:وخص بن/بنت.. اللهم اغفرلم وارحهم وعافهم واعف عن
ر سيئاتم ن زولم ووسع مدخلهم وت قبل حسناتم الفاتح ة واجعل النة مأوىهم وكف يطان الرجيم منكم منا ومنكم ت قبل يا كرم ت قبل الله بسم الله الرحن أعوذ بالله من الش
الرحيم يسDalam hal ini Mang Nur mengatakan bahwa saat membaca istigfar
dilakukan sebanyak 3 kali dan saat membaca doa tahmid dibaca sebanyak
300 kali. Setelah selesai melakukan bab tawasul, selanjutnya mang Nur
dan para Jamaahnya langsung melakukan pembacaan yasinan sebanyak
41X dengan di ulang-ulang sampai selesai. Setelah pembacaan surah
Yāsīn selesai dilakukan , mang Nur dan para Jamaahnya mulai melakukan
do‟a seperti:
ل شيء االلهم انا نستحفظك و نست ودعك د ي ن نا و ان فسنا و اىلنا واولدنا واموالنا وك وعياذك منكل شيطان مريد وجبار عنيد اعطيت نا . االلهم اجعلنا ف كنفك وامنك وجورك
وذي عي وذي ب غي ومن شر كل ذي شر انك على كل شيء قد ي ر. االلهم جلن بالعا قوى والستقامة واع قنا بالت لمة وحق يع الد عاء. فية والس ذنا من موجبات الندامة، انك س
ين ولصحابنا وا خواننا ف الد نا ول حبابنا ولمن االلهم اغفرلنا ولوالدي نا ولو لدناومشا ينا نا فيكولمن احسن الي سلمات يا رب العالمي احب
سلمي والم
وللمؤمنات والم
Biasanya selain melakukan pengajian juga para Jamaah yang hadir juga
di perintah untuk melakukan suatu terapi pemijatan serta pemandian air
yang sudah dibacakan surah Yāsīn 41 kali sesuai dengan masalah atau
penyakit yang mereka hadapi. Hal ini dilakukan agar dipermudah dalam
proses pengobatan.
59
Kegiatan ini rutin dilakukan pada malam Jumat, menurutnya malam
Jumat adalah malam yang penuh dengan kebarokahan, adapun terkait
dengan penghususan dalam pembacaan surah Yāsīn ini karena didalam
surah Yāsīn banyak sekali fadilah-fadilah didalamnya yang menurut Mang
Nur semua fadilah yang ada dalam surah Yāsīn tersebut sudah terbukti
nyata dialami oleh setiap pasien yang datang padanya.20
Setelah itu di lanjut dengan ritual terapi pemijatan dengan membaluri
tubuhnya menggunakan minyak cap kampak. Kemudian setelah semuanya
selesai dilakukan, maka tahap terakhir adalah dengan melakukan
pemandian menggunakan air Yāsīn yang telah dicampur dengan bunga
tujuh rupa. Proses pemandian ini dilakukan oleh semua Jamaah yang hadir
disana.
Biasanya pengajian tersebut dimulai ketika semua Jamaah sudah
terkumpul, dengan Tidak ditentukan waktu dimulai dan selesainya. Akan
tetapi, karena banyaknya pasien yang datang kerumahnya, membuat
pengajian tersebut selalu dimulai larut malam. Hal ini sebagaimana hasil
pengamatan penulis ketika di lokasi.
B. Manfaat Pembacaan surah Yāsīn bagi Pasien
Setelah penulis melakukan wawancara ke beberapa informan mengenai
manfaat dari pembacaan Yāsīn 41 kali maka penulis dapat simpulkan
sebagai berikut:
1. Digunakan Untuk Pengobatan
Menurut mang Nur (ahli hikmah) ia mengatakan bahwa masyarakat
meresepsi al-Qur`an tidak saja menjadi kitab petunjuk (Huddan) tetapi
berfungsi secara fungsional yang mempunyai kekuatan mistis. Al-Qur`an
sendiri berkedudukan sebagai al-Syifa atau obat. Oleh karena itu, ayat-ayat
suci al-Qur`an dijadikan amaliyah wirid dan zikir untuk mengusir roh
20
M. Nur Jaelani (Pendiri Praktik), Wawancara.
60
jahat. Misalnya penyakit guna-guna, dan fenomena mistis lainnya. Serta
banyak dijadikan sebagai azimat dalam berdagang (penglaris), dan
sebagainya.21
Resepsi fungsional dalam pengamalan ayat suci al-Qur`an pada surah
Yāsīn yang dibaca 41 kali diyakini oleh Jamaah dan pasien bahwa dalam
surah ini mengandung banyak fadilah dan kebarokahan didalamnya
sehingga surah ini mengandung kekuatan mistis yang dapat
menyembuhkan penyakit juga dapat terkabulkannya suatu hajat.
Dalam hal ini Ibn Qayyim al-Juziyah mengatakan bahwa Allah SWT.
berfirman dalam Q.S. Al-Isrāʹ [17]:82.
خسارا إل ٱلظلمي يد يز ول للمؤمني ورحة شفاء ىو ما قرءان ون ن زل من ٱل
“Dan Kami turunkan dari al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur`an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Dalam hal ini Ibn Qayyim al-Juziyah juga mengatakan bahwa banyak
hadis yang menunjukan tentang pengobatan cara ruqyah.
ر الد واء القرآن )رواه عن علي بن اب طالب قال قال رسوللله صلى الله عليو وسلم خي ابن ماجو(
“Dari Ali bin Abi Ṭalib, ia berkata: “Rasulallah saw bersabda : sebaik-
baik pengobatan adalah dengan al-Qur`an.” (H.R. Ibn Majah).22
Surah Yāsīn dipercaya dapat menyembuhkan penyakit guna-guna. Hal
ini seperti yang telah dialami oleh Ajat Sudrajat yang mengatakan bahwa
telah terjadi padanya ketidak sadaran secara tiba-tiba. Seperti yang telah
dituturkan oleh istrinya bahwa bapak Ajat mengalami kondisi yang tidak
sadar seperti keadaan orang yang tidak waras. Ketika dilakukan
pemeriksaan dirumah sakit, dokter mengatakan bahwa Bapak Ajat
21
M Nur Jaelani, Wawancara. 22
Abdul Basit, Konseling Islam, 51.
61
mengalami penyakit kolestrol yang tinggi. Namun epek mengamuk yang
terjadi pada bapak Ajat yang menjadi para dokter kebingungan dan tidak
bisa memastikan penyakitnya tersebut. kerap terjadi padanya suatu
pembicaraan di luar kesadarannya. Menurut istrinya bahwa Pak Ajat
menginginkan dirinya dibawa kerumah Mang Nur. Padahal pak Ajat
sendiri belum pernah ketemu apalagi bertamu kerumahnya.
Kemudian usut demi usut ada salah satu saudaranya yang kenal dengan
sosok Mang Nur. Akhirnya istri pak Ajat memerintahkan saudaranya
untuk datang kerumah Mang Nur untuk memintakan syareat padanya.
Menurut saudara pak Ajat bahwa disana Ia diberi air yang harus di minum
dan dibaluri ke seluruh tubuh pak Ajat yang mana dalam jangka tiga hari
air tersebut harus habis. Setelah itu, menurut istri pak Ajat bahwa
menjelang tiga hari setelah diberi minum dan di baluri air Yāsīn yang
diberikan Mang Nur membuat pak Ajat sembuh total dari penyakitnya.23
2. Digunakan Untuk Penjaga diri
Berdasarkan wawancara yang sudah penulis lakukan, metode
pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali juga digunakan sebagai penjaga diri.
Berdasarkan pengamatan bahwa ada salah seorang pasien yang melakukan
hal tersebut. Salah satunya dalam membuang ilmu kebal yang sudah
diamalkan oleh saudara Andri, akibatnya saudara Andri sering mengalami
sakit-sakitan. Hal tersebut membuat ia memutuskan untuk membuang
ilmu kebalnya. Ia mengatakan bahwa dalam proses pengobatannya, ia
harus melakukan ritual pemandian air Yāsīn selama 1 bulan penuh.24
Air Yāsīn juga di jadikan alat untuk penjagaan diri oleh Ibu Ismah,
menurutnya, ia sering mengalami emosi yang tidak wajar sehingga hal ini
23
Ismah Yanti, diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Nagreg, 8 Desember 2019,
Tangerang. 24
Andri, Wawancara.
62
membuat ia sering bertengkar dengan suaminya. Menurutnya bahwa
emosi yang dialaminya itu merupakan kiriman orang yang tidak suka
padanya dan bertujuan agar rumah tangganya hancur. Adapun ritual yang
dilakukannya dengan menaburkan beras ketan hitam di sekeliling
rumahnya. Dan membuang air cucian beras di salah satu pohon dekat
rumahnya. Selain itu juga ia melakukan ritual pemandian air Yāsīn dengan
tujun proses pengobatannya berjalan dengan lancar.25
Pada hakikatnya semua makhluk membutuhkan perlindungan dan
keselamatan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu maka
Allah SWT. memberikan sarana kepada manusia dalam menjaga dirinya.
26 Manusia yang diberikan akal fikiran oleh Allah SWT. sebagai sarana
yang berfungsi untuk melindungi diri. Namun untuk mendapatkan
perlindungan serta keselamatan tersebut, manusia perlu melakukan suatu
usaha. Adapun usaha itu bisa berupa doa, wirid, zikir, maupun dengan
cara memanfaatkan sarana atau suatu benda yang lain.
Semua usaha yang dilakukan oleh manusia semua mendapatkan
perlingan dari Allah SWT. Pagar gaib merupakan salah satu sarana ikhtiar
batin yang memiliki wasilah kusus yang datangnya dari Allah SWT.27
Yang dimaksud pagar diri menurut warga di kampung Cigaten adalah
semuah perlindungan diri dari suatu kejahatan seseorang seperti santet,
pelet, penyakit guna-guna, maupun dari suatu musibah yang akan
dialami.28
25
Ismah Yanti, Wawancara. 26
www.pagargaib.com diakses pada hari selasa 10 Desember 2010. Pukul 10.27
WIB. 27
Wahyu, “Ritual keagamaan dalam pengobatan Alternatif padepokan Banyu Biru di
kota Surakarta Jawa Tengah, (Skripsi S1., Ilmu Ushuluddin, 2018), 27. 28
M. Nur Jaelani, Wawancara.
63
3. Digunakan Untuk Kelancaran Rezeki
Selain itu, metode dalam pembacaan Yāsīn 41 kali juga dipercaya
dapat melancarkan suatu rezeki. Seperti yang Dialami oleh Bapak Iwan
yang menuturkan bahwa:
“semenjak saya iluken pengajian Yāsīn 41 kali rezekimah aya bae
ayenamah, ibaratna kr iye mah dahargeh 3 bulan sakali ayenamah bisa
dahar ngenah unggal poe, (Alhamdulillah semenjak saya mengikuti
pengajian Yāsīn 41 kali rezeki ada aja, ibaratnya dulu saya makan 3
bulan sekali sekarang bisa makan enak tiap hari)”.29
Hal senada juga diungkap oleh saudara Ilmi, ia mengatakan bahwa
semenjak ia mengikuti pengajian Yāsīn sebanyak 41 kali, ia dipermudah
dalam mencari pekerjaan. Serta kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.30
Menurut Bapak Apud, semenjak ia mengikuti pengajian yasinan,
pekerjaannya semakin lancar, dan kerjaan tidak pernah kosong, borongan
bangunan rumah makin banyak, dengan mengikuti pengajian, juga dapat
meningkatkan tali silaturahmi antar teman, dan dapat menambah teman,
sehingga dari sinilah semakin banyak orang yang memintanyaa untuk
membangun rumah padanya. 31
Salah satu upaya yang digunakan dalam melancarkan suatu rezeki
adalah Penglaris dagang. Penglaris dagang yaitu suatu usaha yang sering
dilakukan orang Islam agar dagangannya menjadi laris terjual. Hal ini
seperti yang terjadi di kampung Cigaten. Banyak diantara mereka yang
melakukan hal serupa agar dagangan atau usahanya menjadi lancar.
Usaha atau ikhtiar ini tentu harus sejalan dengan jalan Allah SWT. agar
rezeki yang didapatkan menjadi halal dan berkah. Hal ini dapat dilakukan
dengan terus berdo‟a dan meminta kelancaran usaha kepada Allah SWT.
29
Iwan, Kampung Cisauk, 2 Desember 2019, Tangerang. 30
Ilmi, diwawancarai oleh Ulfah, Kampung Cigaten, 30 November 2019, Banten. 31
Upur Mahpud, Wawancara.
64
serta dengan melakukan pengamalan metode pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali.
Usaha berdagang merupakan suatu usaha yang sangat banyak diminati
oleh orang muslim, terlebih orang muslim di Indonesia, orang muslim di
tanah air sangat menyukai berdagang karena penyebar agama islampun
dahulu menggunakan jalur perdagangan. Namun berdagang harus dengan
cara yang jujur seperti pendapat Ibn Majah dalam hadis Shahihnya yang
berbunyi “Berdaganglah kalian dengan jujur dan amanah, niscaya orang-
orang yang jujur dan orang-orang yang mati syahid akan bersama dengan
nabi”. (H.R. al-Ḥakim dan al-Ṭirmiżi),
Oleh karena itu, agar mendapat kelancaran, kebarokahan, dan mendapat
keuntungan yang berlipat ganda maka harus berjualan dengan jujur.
Karena sesungguhnya rezeki sudah ada yang mengatur.32
C. Media yang digunakan dalam pengobatan
Setelah penulis melakukan pengamatan di tempat praktik bahwa
penulis melihat ada beberapa media yang menjadi bahan dalam praktik
penyembuhan diantaranya:
1. Air
Air merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan dalam
ritual pengobatan ini, air merupakan media utama dalam
penyembuhannya, menurut mang Nur, air merupakan sumber kehidupan,
dan akan menghidupkan segala sesuatu yang mati, segala penyakit pasti
ada obatnya, dan Allah SWT. yang memberikan penyakit maka Allah
jugalah yang akan menyembuhkannya. Maka harus yakin ketika air itu
dibacakan ayat-ayat suci al-Qur`an maka Allah SWT. akan memberikan
32
http://paranormalWanita.com diakses pada hari selasa 10 Desember 2019.
65
kesembuhan baginya. Begitupun ketika dibacakan surat Yāsīn, karena
dalam surat Yāsīn terdapat banyak faedah didalamnya. 33
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Air merupakan salah
satu anugrah terbesar yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya yang
menjadi rahmat serta karunia luar biasa bagi umat manusia. Tidak ada
satupun manusia yang dapat bertahan hidup tanpa adanya air.34
Semua
yang hidup tercipta dari air sebagaimana firman Allah SWT. dalam al-
Qur`an Surah al-Anbiyā‟ [21]: 30
هما وجعلنا من ٱلمآء كفر أو ل ي ر ٱلذين ت وٱلرض كان تا رتقا ف فتقن و م وا أن أن ٱلس كل شيء حي أفل يؤمنون
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman”.
Air memainkan peran penting karena dinilai sebagai media
transformasi utama untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kekurangan air
dapat membahayakan kesehatan tubuh karena menjadi penghambat proses
regenerasi sel dan penumpukan racun sisa metabolism tubuh yang tidak
terbuang dengan baik. Sehingga dapat menimbulkan berbagai keluhan,
rasa sakit dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya kesadaran manusia
akan peran penting air dalam kehidupannya. Telah membuktikan
banyaknya penelitian oleh para ahli terkait manfaat yang terkandung di
dalam air. Salah satu temuan yang berkembang dan popular saat ini adalah
air merupakan salah satu obat terbaik untuk menyembuhkan berbagai
33
M Nur Jaelani (Tukang nyareat), Wawancara. 34
Teti Eliza, “Kasiat Air yang dido‟akan dalam pandangan Masyarakat Kebagusan
lebak Banten” ( Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Program Studi Agama-agama, 2019 M), 24.
66
penyakit. Air ternyata mampu memberikan epek pengobatan terhadap
berbagai penyakit dalam manusia35
Menurut Erick Zhan dan Davit Setiawan mengatakan bahwa, seorang
peneliti Jepang Dr.Maseru Emoto telah membuktikan bahwa air dapat
membawa pesan atau informasi dari apa yang diberikan kepadanya.
Bahkan air yang diberi respon positif, termasuk doa, akan memberikan
bentuk Kristal heksagonal yang indah. Hasil penelitian Masaru Emoto
dalam bukunyan “The True Power of Water” merupakan pengalaman
menakjubkan karena membuktikan bahwa air ternyata “hidup” dan dapat
merespon apa yang disampaikan manusia.36
Menurut Dato‟ Philosopher Dr. Halo-N mengatakan bahwa Tenaga al-
Qur`an mampu menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu. Suara dan
gelombang suara ayat-ayat al-Qur`an itu mampu menyingkirkan
kedudukan elektron dari orbitnya pada setiap masa atau unsur metal atau
benda (cecair) yang dikenai gelombang bacaannya. Air ini mampu
menyedot penyakit yang diderita oleh seorang pesakit. Ayat al-Qur`an
adalah sebuah kitab yang dapat menghasilkan keberkahan apabila ia
dibaca ataupun diamalkan.37
Air yang digunakan dalam media penyembuhan ini pada dasarnya telah
berkembang sudah lama dan dengan berbagai cara yang berbeda untuk
setiap suku, tradisi, tempat, ataupun suatu wilayah. Kususnya dalam dunia
pengobatan tradisional. Hal ini dapat dilihat seperti yang dilakukan di
35
Teti Eliza, “Kasiat Air yang dido‟akan dalam pandangan Masyarakat Kebagusan
lebak Banten”, 26. 36
Erick Zhan dan Davit Setiawan, “Fassion For Success: 6 kekuatan Dahsyat
Kesuksesan Sejati (Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2014),16,
https://books.google.co.id/books?id=tv17DwAAQBAJ&pg=PA183&dq=Air+yang+di+d
oakan+oleh+peneliti+Jepang+&hl. 37
Dato‟ Philosoph Halo-N, al-Fathun Nawa Jilid 1: Bahasa Indonesia (Malaysia:
Hafizul Publication, Januari 2016), 354-355,
https://books.co.id/books?id=mqJrCwAAQBAJ&pg=PA354&dq=Air+yang+dapat+meny
embuhkan+menurut+.
67
kampung Cigaten. Di kampung cigaten sendiri melakukan penyembuhan
penyakit dengan melakukan air yang telah di do‟akan atau telah di
bacakan surah Yāsīn sebanyak 41 kali.
Masyarakat kampung Cigaten. Masih sangat percaya akan kasiat air
yang sudah di doakan oleh seseorang yang dipercaya memiliki keahlian.
Tidak sedikit masyarakat kampung Cigaten yang lebih memilih air yang
sudah di doakan untuk menyembuhkan sebuah penyakit yang dialamainya,
karena sudah banyak yang merasa puas mengobati penyakit dengan syariat
air yang sudah di doakan.
Hal ini tentu karena adanya faktor kepercayaan masyarakat dengan air
yang sudah di doakan atau sudah di bacakan ayat-ayat suci al-Qur`an.
Masyarakat kampung Cigaten lebih memilih mengobati penyakitnya
dengan menyariat atau meminum air yang sudah dibacakan ayat-ayat al-
Qur`an karena menurut mereka air yang sudah dibacakan ayat-ayat suci al-
Qur`an mampu mengobati berbagai penyakit, baik penyakit medis maupun
non medis. Seperti halnya yang dialami bapak ajat, dia merasa badannya
sudah tidak sakit dan sadar kembali dari penyakit yang dideritanya ketika
dia minum air yang sudah di Do‟akan serta membalurinya ke seluruh
tubuhnya.38
Begitupun air yang dibacakan surah Yāsīn sebanyak 41 kali, tentu
banyak sekali kebarokhan yang terkandung didalamnya, sehingga hal ini
membuat pasien yang datang meminta syareat dapat memberikan
pengaruh yang postif. Mereka percaya akan kebarokhan yang terkandung
dalam al-Qur`an, karena al-Qur`an dapat memberikan obat penyembuh
dari berbagai penyakit.39
38
Ajat Sudrajat (pasien), Wawancara. 39
Ilmi (Jamaah Pengajian), Wawancara.
68
2 . Pemandian
Ritual pemandian ini dilakukan oleh semua pasien yang datang
kepadanya. Hal ini dilakukan Setelah selesai melakukan pengajian
yasinan, biasanya para Jamaah di suruh mandi dari air yang sudah
dibacakan surah Yāsīn sebanyak 41 kali tersebut. Pemandian ini dipercaya
akan membuka aura jahat yang ada dalam tubuh. Pemandian ini juga dapat
membersihkan tubuh dari hal yang kotor agar seperti bayi yang baru lahir.
Pemandian ini dilakukan dengan tujuan agar memudahkan dalam masa
pengobatan.40
Pemandian ini dilakukan oleh semua Jamaah yang ikut pengajian
yasinan maupun para pasien yang datang untuk meminta sareat dirumah
Mang Nur, biasanya mereka yang hendak mandi membawa bunga tujuh
rupa dan minyak cap kampak untuk alat tambahannya, sebelum
melakukan prosesi pemandian ini, semua pasien dan juga Jamaah dibaluri
minyak cap kampak, minyak ini dibaluri keseluruh tubuh oleh pasien dan
Jamaah masing-masing, serta ada juga yang melakukan cara terapi
pemijatan yang dilakukan oleh Mang Nur sebelum melakukan pemandian.
Air yang digunakan adalah air yang sudah dibacakan surah Yāsīn
sebanyak 41 kali dan telah dicampuri dengan bunga tujuh rupa. setelah
tubuh sudah dibaluri minyak cap kampak, kemudian jamaahnya satu per
satu masuk ke kamar mandi untuk melakukan pemandian. Pemandian ini
dilakukan masing-masing oleh Jamaah. Setelah penulis mengamati satu
per satu Jamaah yang hadir setelah melakukan pemandian, ternyata
pengaruh dari pemandian tersebut penulis melihat bahwa ada suatu
perbedaan epek samping setelah dilakukan pemandian. Diantara mereka
ada yang merasakan kedinginan yang luar biasa, ada yang biasa saja, dan
bahkan ada yang tidak merasakan dingin sama sekali.
40
Iwan (Jamaah Pengajian),Wawancara.
69
Menurut mang Nur, jika Jamaah itu merasakan dingin yang luar biasa
maka penyakit yang dialaminya masih sangat kuat, pengaruh jahat yang
ada dalam tubuhnya masih ada, maka dalam hal ini maka penyakit yang
diderita oleh pasien belum sembuh total. Sebaliknya jika setelah
melakukan pemandian pasien merasakan biasa saja, maka penyakitnya
sudah mulai pudar dan bisa sembuh total.41
Seperti yang terjadi dalam diri
mang Iwan, hal aneh pernah dialaminya. Awal mula ia mengikuti ritual
pemandian, ia meraskaan rasa dingin yang tidak bisa ia tahan. Sehingga
hal tersebut membuat ia tidak kuat berjalan sampai akhirnya jatuh pingsan.
42
D. Pengaruh Pengajian Surah Yāsīn 41 kali bagi diri pasien.
Pengobatan dengan ayat-ayat suci al-Qur`an, yang mampu mengobati
berbagai jenis penyakit, hal ini sudah terbukti ketika penulis mencoba
meneliti tentang pengaruh dari pembacaan surah Yāsīn ke Sembilan
Jamaah. Mereka semua merasakan pengaruh positif dari apa yang mereka
baca. Yaitu pada pembacaan surah Yāsīn yang dibaca 41 kali. Mereka
merasakan perubahan baik dari prilaku, maupun masalah yang mereka
hadapi.
Adapun pengaruh dari pembacaan surah Yāsīn yang dilakukan oleh
pasien, sebagaimana telah penulis telusuri bahwa sebagai berikut:
41
M. Nur Jaelani, Wawancara. 42
Iwan, Wawancara.
70
Tabel 4.3 Pengaruh Pembacaan Yāsīn 41 kali
No
Nama
Pengaruh
pembacaan
surah Yāsīn
41 kali
Pengaruh Internal
(Dalam diri)
Pengaruh
Eksternal (Luar
diri)
1. Oman Daman
Huri S.Ag.
Jiwa menjadi
tenang,
meningkatkan
stamina,
melancarkan bacaan
al-Qur`an.
2. Muhammad
Anggi
Meningkatkan
Keimanan (Rajin
solat), prilaku
menjadi lebih baik.
Bertambahnya
rezeki, cari
pekerjaan
terasa lebih
mudah
3. Ajat Sudrajat Merubah prilaku
menjadi lebih baik,
Ibadah menjadi
meningkat, guna-
gunanya sembuh.
Bertambahnya
persaudaraan.
4. Mashabul
Iwan
Meningkatkan
Ibadah, penyakit
Rezeki
bertambah,
71
dalam dirinya
sembuh
Lebih dihargai
oleh orang.
5. Ilmi Abdul
Azis
Ibadah semakin
meningkat.
Rezeki
bertambah.
6. Teddy Ismu
Wijaya
Merubah diri
menjadi dewasa,
lebih sabar, serta
lebih Religios.
Rezeki semakin
bertambah
7. Ibu Inda Hati menjadi
tenang, Penyakit
sakit kakinya
sembuh, penyakit
sedih yang tidak
ada penyebabnya
sembuh.
-
8. Bapak Andri Penyakit karena
suatu amalannya
sembuh
-
9. Ibu Ismah Merasa dirinya
lebih bisa
mengendalikan
emosi
-
10. Bapak Apud Pekerjaannya
semakin
lancar,rezeki
bertambah
72
Apabila menelaah jawaban dari sejumlah responden. Maka masing-
masing individu merasakan pengaruh baik dari praktik pengobatan
menggunakan metode pembacaan surah Yāsīn yang dibacanya sebanyak
41 kali. Adapun yang mereka rasakan adalah pengaruh dari dalam diri
mereka dan pengaruh dari luar diri mereka, Pengaruh dalam diri (internal)
tersebut seperti: mendapatkan ketenangan hati, Ibadah menjadi meningkat,
stamina atau semangat hidup menjadi meningkat, dapat terkendalinya
suatu emosi, Merubah diri menjadi dewasa, lebih sabar, serta lebih
Religios, semua penyakit dapat sembuh. Sedangkan perubahan yang
dirasakan dari luar diri seperti, dilancarkannya suatu rezeki,
dilancarkannya pekerjaan, dipermudah mencari pekerjaan, lebih dihargai
oleh orang lain, bertambahnya persaudaraan.
Akan tetapi, pengaruh tersebut hanya akan terjadi apabila pasien
mengikuti dan patuh pada aturan yang sudah dibuat oleh ahli hikmah
(tukang nyareat). dan apabila pasien tersebut melanggar maka metode
dalam pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali tersebut tidak akan berpengaruh
terhadap diri pasien. Adapun salah satu syarat yang sudah penulis dapat
dari mang nur (tukang nyareat) seperti tidak boleh melakukan suatu hal
yang berbau kemaksiatan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surah Yāsīn memiliki fadhilah yang sangat besar yang dipercaya oleh
masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengobatan. Dengan
melakukan pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali secara rutin setiap malam
Jumat. Pengamalan tersebut tidak didasarkan pada suatu hadis maupun
suatu ayat al-Qur`an, akan tetapi melalui proses pengijazahan.
Berdasarkan pengamatan bahwa pembacaan Yāsīn sebanyak 41 kali
tersebut dapat menghasilkan pengaruh yang positif. Baik pengaruh dari
dalam diri (internal) maupun pengaruh di luar diri (eksternal).
Adapun pengaruh yang terjadi dalam diri (internal) seperti,
mendapatkan ketenangan hati, Ibadah menjadi meningkat, meningkatnya
stamina dalam menjalani hidup, dapat lebih mengendalikan emosi,
merubah diri menjadi lebih dewasa, lebih sabar, dan lebih religius.
Sedangkan perubahan yang dirasakan dari luar diri (eksternal) seperti,
dapat merasakan kelancaran suatu rezeki, dapat merasakan kemudahan
dalam mencari pekerjaan, lebih dihargai oleh orang lain, bertambahnya
persaudaraan, dapat menyembuhkan penyakit di luar nalar (guna-guna).
B. Pesan
Setelah penulis melakukan penelitian tentang studi Living Qur‟an
terhadap Pengaruh pembacaan surah Yāsīn bagi pasien di Kampung
Cigaten Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten, maka ada beberapa masukan dari penulis seperti:
1. Kepada Masyarakat Kampung Cigaten semoga kedepan bisa lebih
banyak lagi yang mengikuti pengajian Yāsīn yang diadakan rutin
setiap malam Jumat dirumah Bapak Muhammad Nur Jaelani, karena
74
menurut penulis kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang positif
yang dapat memberikan pengaruh baik.
2. Kepada Peneliti selanjutnya, Skripsi ini hanya fokus mencari
pengaruh serta praktik terhadap pembacaan yasin 41 kali yang
terjadi di masyarakat kampung Cigaten . Masih banyak yang harus
di bahas dalam skripsi ini, terutama pembahasan mengenai asal usul
serta sejarah munculnya metode pembacaan yasin 41 kali, serta
masih banyak praktik dalam pembacaan surah Yāsīn yang belum
bisa penulis ungkap satu persatunya, karena keterbatasan waktu.
oleh karenanya saran dan juga kritik dari peneliti berikutnya tentu
sangat penulis perlukan demi kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ansḥary, Muḥammad. “Fiqih Kontroversi beribadah antara Sunnah dan
Bid‟ah. Bandung: Kelompok Humaniora, 2013.
https://books.google.co.id/books?id=5769DwAAQBAJ&printsec=Fron
tcover&dq=fiqih+Kontraversi+antara+sunnah+.
Andri (Pasien). Diwawancara oleh Ulfah, Kampung Cihuni, 9 Desember
2019, Tangerang.
Azis, Ilmi Abdul (Jamaah Pengajian). Diwawancarai oleh Ulfah.
Kampung Cicayur 2, 30 November 2019, Tangerang.
Anggi, Muhammad (Jamaah Pengajian). Diwawancarai oleh Ulfah.
Kampung Bojong Nangka, 27 November 2019, Tangerang.
Apud, Mashabul (Jamaah Pengajian). Diwawancarai oleh Ulfah. Kampung
Cicayur 2. 15 Desember 2019, Tangerang.
Bahri, Samsul, “Tradisi Tahlilan di perkotaan dalam arus modernisasi
studi kasus Masyarakat Gandaria Selatan-Cilandak”, Jurusan Sosiologi
Agama (Tahun 2008).
Buku Etnografi Desa Cihuni, Tahun 2011.
Basit, Abdul. “Konseling Islam”. Jakarta: Kencana. Tahun 2017:
https://books.google.co.id/books?id=CB2eDwAAQBAJ&pg=PA46&d
q=Pengobatan+menurut+ibnu+qoyyim+al-.
Eliza, Teti. “Kasiat Air yang di Doakan dalam pandangan Masyarakat
Kebagusan Lebak Banten”, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Studi
Agama-agama (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019 M)
Firman, Andi. Pemahaman Umat Islam Terhadap Surah Yāsin Di Desa
Nyiur Permai. Kab. Tembelihan Riau, Jakarta: studi Living Qur`an,
Skripsi S1., Fakultas Ushuluddin Ilmu al-Qur`an Jakarta, 2016.
Fauziah, Siti. “Pembacaan Surah-surah Pilihan di Pondok Pesantren Putri
Daar Al-Furkon Janggalan Kudus, Studi Living Qur‟an”, UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir, 2014.
Fadli, Muḥammad. “Pengaruh kegiatan membaca surah Yāsīn berjamaah
terhadap akhlak siswa di MI Da‟watul Khoir Kedungringan Drenges
Kertosono Ngajuk”, Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2017.
al-Ḥakim, Luqman. “Zikir Qur`an: mengingat Allah sesuai dengan Fitrah
Allah”, 2018.
Huri, Oman Daman (Jamaah Pengajian). Diwawancarai oleh Ulfah.
Kampung Pagedangan. 27 November 2019, Tangerang.
Hikmah, Nurul. “Syifa dalam perspektif al-Qur`an (Kajian surah al-Isra
ayat 82, Q.s Yunus ayat 57, dan Q.s al-Nahl ayat 69, dalam tafsir al-
Misbah”, Jurusan Tafsir Hadis, Skripsi S1., Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 M.
Handayani, Rohmi, Diyah Fajarsari, dkk. “Pengaruh terapi Murotal al-
Qur`an untuk penurunan nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu
bersalin”, Akademi Kebidanan YLPP Purwakerto, vol.5, no.2,
(Februari 2014).
Ḥaeri, Fadhlalla. “Keindahan Hakikat Surah al-Fātiḥah dan yāsīn, Terj:
Saud Dina, Rahata A.Brata. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.
https://Kbbi.web.id (Arti kata hijib: Kamus besar bahasa Indonesia), 9
Januari 2020.
http://paranormalWanita.com diakses pada hari selasa 10 Desember 2019,
pukul 11.02 WIB
Inda (Pasien). Diwawancarai oleh Ulfah, kampung Cihuni. 10 Desember
2019, Tangerang.
Iwan, Mashabul (Jamaah Pengajian). Diwawancarai oleh Ulfah. Kampung
Cisauk. 2 Desember 2019, Tangerang.
Imani, Allamah Kamal Faqih, at.al. “Tafsir Nurul Qur`an terj: An
Englightening Comentary into the Light of the Holy Qur‟an, Terj.
Sayyid Abbas Shadar Amili, Jilid XV, Penerbit: al-Huda.
Idrus, Muḥammad. “Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif”. Jakarta: Erlangga, 2009.
al-Jaelānī, Abdul Qādir. “Rahasia Yāsīn: Makna dan khasiat jantung al-
Qur`an”, Penerbit: PT Qaf Media Kreatif, 2016.
Jaelani, Muhammad Nur (Tokoh Masyarakat). Diwawancarai oleh Ulfah.
Kampung Cigaten, 29 Oktober 2019, Tangerang.
Jaelani, M. Nur (Tukang Nyareat). Diwawancarai Oleh Ulfah. Kampung
Cigaten, 20 November 2019, Tangerang.
Miftahuddin dan Muhammad Fahli Zatrahadi, dkk, “Tarekat
Naqsabandiyah sebagai terapi gangguan mental: Studi kasus di Desa
Besilam Kabupaten Langkat Sumatra Utara, Sosial Budaya”, vol.15,
no.02, Desember 2018.
77
Musadad, Asep N. “Persinggungan Islam dan Tradisi Mistik Lokal: Studi
Kasus penanyaan dan Ahli Hikmah di Masyarakat Tasik Malaya
(Jurnal Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society),
vol.1, no.1, 2016.
Al-Maliki, Sayid Muhammad Bin Alwi. “Tahqīqul āmal Fī Māyanfaʹu Lil
Mayyit Minal A‟māl, “sampaikan pahala bacaan Yāsīn dan Tahlil
kepada mayit”. Terj. Muhammad Yunus al-Muhdar, Surabaya: Penerbit
Cahaya Ilmu. November 2007.
Mutaqim, Abdul. “Metode Penelitian al-Qur`an dan Tafsir”. Yogyakarta:
Idea Press, 2015.
Muniroh, Siti. “Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn dan al-Kahfī: Studi Living
Qur`an di PPAA Cileunyi Bandung, Skripsi S1., Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2019.
Moloeng, Lexy J. “Metode Penelitian Kuantitatif”, Bandung: Rosda
Karya, 1998.
Madhariri, Ahmad. “Tafsir Surah yāsīn Aqidah dan ma‟rifah dari jantung
al-Qur`an”, Terj. Muhammad Alkaf. Jakarta Selatan: Hudan Press,
1998.
Nugraha, Eva. “Ngalap Berkah Qur`an: Dampak pembaca Qur`an bagi
para pembacanya.” Ilmu Ushuluddin. vol 5, no.2. Juli 2018.
Naufal, Muhammad. “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif
Hadis. Studi kasus pengaruh zikir raatis al -At‟has di Majlis Ta‟lim Wa
al-Aurad al-Husaini, Tanah Abang Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi”,
Ilmu Ushuluddin”, 2011.
Nasir, Mad (Kepala Desa Cihuni). Diwawancarai Oleh Ulfah. Kantor Desa
Cihuni. 20 Oktober 2019, Tangerang.
Quraish Shihab, Muhammad. “Lentera al-Qur`an: Kisah dan Hikmah
Kehidupan”. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008.
Ridho, Moh Ali, dkk. “Aplikasi Multimedia Terjemahan Surah Yāsīn
dalam bahasa Jawa Menggunakan Bahasa Programan Lingo”, Program
Ilmu Tehnik Informatika, Program Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, JOIN, vol.1, no.2,
Desember 2016.
al-Qaṭṭān, Manna. “Pengantar Studi Ilmu al-Qur`an”. Jakarta Timur:
Pustaka al-Kautsar, 2015.
78
Rodin, Rhoni. “Tradisi Tahlilan dan yasinan STAIN”, (Curup. vol.11,
no.1, Jurnal Kebudayaan Islam, Juni 2013.
Solikhin, Muhammad. “Ritual dan Tradisi Islam Jawa”. Yogyakarta:
Narasi Anggota IKPI, 2010.
Soehadha, Moh. “Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi
Agama”. Yogyakarta: SUKA Press, 2012.
Shihab, M. Quraish, “al-Lubāb: Makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-
surah al-Qur`an”. Penerbit: Lentera Hati, 2012.
Syarbini, Amirullah dan Sumantri Jamhari. “Kedahsyatan membaca al-
Qur`an. Bandung: Penerbit Ruang kata imprint Kawan”,
Pustaka,2012.https://books.google.co.id/books?id=PvCpCgAAQBAJ&
printsec=frontcover&dq=kedahsyatan+membaca+alquran&hl.
Suciati, Pramudita. “Fadilah al-Qur`an: studi Bibliografis Buku-buku
Keutamaan al-Qur`an di Indonesia, 1991-2016, Ilmu Ushuluddin, 2018
M.
al-Suyūṭī , Imam. “Ringkasan kitab al-Itqan fī Ulum al-Qur`an karya al-
Imam Jalal al din al-Suyuṭī: “Zubdah al-Itqan Fi ulum al-Qur‟ān”.
Terj. Muhammad Ibn Alwi al-Maliki al-Hasani. Bandung :Peberbit
Arasy Pt. Mizan Pustaka, 2003.
Umam, Khaerul. “Konsep Zikir Terhadap al-Marāgī (Penafsiran Terhadap
Q.s 2:152, 13:28, 39:23, 89:27-30, 10:57, 26:80, 41:44, 17:82”. Skripsi
S1., Studi Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Purba, Radiks. “Memahami surah yāsīn oleh Radiks Purba”. Jakarta: Pt
Golden Trayon Press, 1998.
Philosopher, Dato‟ Halo-N. “al-Fathun Nawa Jilid 1: Bahasa Indonesia
Malaysia: Hafizul Publication”. Januari 2016.
https://books.co.id/books?id=mqJrCwAAQBAJ&pg=PA354&dq=Air+
yang+dapat+menyembuhkan+menurut+.
www.pagargaib.com diakses pada hari selasa 10 Desember 2010.
Wahyu. “Ritual keagamaan dalam pengobatan Alternatif padepokan
Banyu Biru di kota Surakarta Jawa Tengah”, Ilmu Ushuluddin, 2018.
Wijaya, Tedi Isnu (Jamaah pengajian yasinan). Diwawancara oleh Ulfah,
Kampung Cigaten. 2 Desember 2019, Tangerang.
Wahyu. “Ritual Keagamaan dalam Pengobatan Alternatif Padepokan
Banyu Biru di Kota Surakarta Jawa Tengah”, Ilmu Ushuluddin, 2018.
79
www.kiosislam.com, “pengobatan Spiritual Islam terlengkap, terjemah
Kitab Mujarobāt Karya Ahmad al-Daerob”.
Yanti, Ismah (Pasien). Diwawancara oleh Ulfah. Kampung Nagreg, 8
Desember 2019, Tangerang.
Zadah, Kamāmī. “Tafsir Surah Yāsīn, Yogyakarta: Pustaka Pesantren
kelompok penerbit LKiS”, 2012.
Zaha, Salman A. dan Ibnu Solah Taftazani. “25 Ibadah pilihan untuk
keluar dari Kemerlut”. Jakarta: Qultum Media. Tahun 2016.
https://books.google.co.id/books?id=n5v4CwAAQBAJ&printsec=front
cover&dq=25+amalan+ibadah+pilihan&hl=id&s.
Zarkasy, Dachlan Salim. “Manfaat membaca surah Yāsīn 41 kali”,
Diakses, 8 Januari, 2020, www.qiroatipusat.or.id/2020//01.
Zhan, Erick dan Davit Setiawan, “Fassion For Success: 6 kekuatan
Dahsyat Kesuksesan Sejati. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo, 2014.
https://books.google.co.id/books?id=tv17DwAAQBAJ&pg=PA183&d
q=Air+yang+di+doakan+oleh+peneliti+Jepang+&hl.
80
Lampiran 1: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semi-terstruktur. bersifat fleksibel namun tetap ada pedoman wawancara
yang dijadikan patokan dalam alur sebagai kontrol alur pembicaraan. Pada
pedoman wawancara hanya berupa topik-topik pembicaraan saja yang
mengacu pada suatu tema sentral yang telah ditetapkan dan disesuaikan
dengan tujuan wawancara. Selebihnya peneliti bebas berimprovisasi dalam
mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi, asalkan masih dalam
alur topik yang telah ditentukan. Wawancara bentuk ini bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman dari suatu fenomena.
Adapun jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
berupa non-random sampling atau non-probability sampling. Metode
pemilihan sampling ini mempertimbangkan hal-hal tertentu dalam
memilih subjek atau individu penelitian. Sebab setiap individu atau unit
dari populasi tidak mempunyai kemungkinan (non-probability) yang sama
untuk dipilih. Lebih spesifik penelitian ini menggunakan teknik
Purposeful Sampling yang berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh
subjek yang dipilih, karena subjek tersebut sesuai dengan tujuan
penelitian.
TOPIK WAWANCARA
1. Informan 1
Nama :
Status/Jabatan :
Lokasi :
Tanggal :
2. Pertanyaan-pertanyaan
81
a. ditunjukan kepada pendiri praktek
Kapan Sejarah awal didirikan atau dilaksanakan suatu praktik?
Apa tujuan dilaksanakannya praktik pembacaan surah Yāsīn?
Kenapa surah yang dibaca surah Yāsīn? Alasannya?
Kenapa dibaca 41x, apakah ada suatu riwayat/hadis yang
menjelaskan bahwa pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41x
dapat menyembuhkan suatu penyakit?
Apa saja penyakit yang mereka keluhkan?
Penyakit apa saja yang pernah anda tangani, kemudian apa
dampaknya pada mereka?
Apakah semua orang yang datang pada anda semuanya
mengeluhkan penyakit atau ada masalah lain diluar itu?
Menurut anda, apakah semua penyakit dapat disembuhkan
dengan hanya dibacakan surah Yāsīn sebayak 41x?
Apa sajakah hikmah atau fadhilah surah Yāsīn menurut anda?
Bagaimana proses praktik pembacaan surah Yāsīn dilakukan,
kemudian kapan dilakukannya?
Ritual apa saja yang harus mereka dilakukan selama dalam
masa pengobatan?
b. ditunjukan kepada pasien (Jamaah)
Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41x?
Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
apa pengaruh praktik pembacaan surah Yāsīn bagi diri anda,
apa yang anda rasakan?
apakah ada perubahan dalam dirui anda selama mengikuti
praktik tersebut?
82
ritual apa sajakah yang pernah anda lakukan selama proses
pengobatan?
apakah anda yakin, bahwa dengan mengikuti praktik tersebut
masalah anda akan hilang?
c. ditunjukan kepada pasien ( Bukan Jamaah)
Pertanyaan: Apa alasan anda datang berobat?
Masalah apa yang anda alami?
Apa Tujuan Anda berobat?
Ritual apa yang anda lakukan selama masa pengobatan?
Apa yang anda rasakan setelah melakukan pengobatan
tersebut?
d. ditunjukan kepada kepala desa Cihuni kampung Cigaten
Dimanakah Letak Geografis Desa Cihuni?
Berapakah luas wilayah nya?
Berapakah Jumlah penduduk yang ada di desa Cihuni?
Bagaimana kondisi sosial di desa Cihuni?
e. ditunjukan kepada tokoh masyarakat kampung Cigaten
Apakah Bapak Tahu tentang bagaimana sejarah kampung
Cigaten?
kenapa dinamakan dengan kampung Sanggar jati?
kenapa dijuluki dengan kampung Cigaten?
Sebagaimana kita ketahui bahwa pengajian Yāsīn ini selalu
dibaca setiap malam Jumat?
Menurut Bapak kenapa Surah Yāsīn itu selalu di baca setiap
malam Jumat, dan kenapa harus Malam Jumat?
Menurut Bapak apakah boleh membaca surah Yāsīn 41x yang
kemudian dijadikan sebagai pengobatan?
83
Apakah boleh kita berobat dengan nyareat?
84
Lampiran 2: Surat Penelitian Skripsi
85
Lampiran 3: Surat keterangan telah menyelesaikan penelitian
86
Lampiran 4: Bukti wawancara semi terstruktur
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Lampiran 5: Hasil wawancara
Narasumber ke 1 (Tukang Nyareat/ Ketua Pengajian)
Nama : Muhammad Nur Jaelani (Pendiri Praktik)
Jabatan : Pegawai kusen, pembuat lemari/ Tukang nyareat
Tempat Tinggal : Teluk Betung
TTL /Usia : Tangerang, 12 Januari 1975/45 Tahun
Hari : Rabu
Tanggal /jam : 20 November 2019/ 80.00 WIB.
(Pertanyaan/jawaban)
Penulis : Dari mana bapak mendapatkan amalan pembacaan yasinan 41
kali tersebut? Kemudian kapan sejarah awal didirikan atau
dilaksanakannya suatu praktik?
Informan: Awalnya mamang dapet kaya gitu teh dari penijazahan dari
guru mamang yaitu Ustad Abu Bakar yaitu Ustad waktu
mamang ngaji di pondok di daerah Teluk Betung Bandar
Lampung selama 3 Tahun, sebelum mamang di ijazahi amalan
kos kitu mamang titah ngaji hikmah hela, ngaji hikmah atau
ngaji kitab al-Hikam ini biasanya ngaji untuk orang yang tua
artinya kitab ini diperuntukan untuk orang yang udah tinggi
ilmunya dan terjaga tingkah lakunya. Ngaji kitab al-Hikam ini
biasanya diajarkan untuk santri yang sudah tingkat tinggi, yang
mana ngaji Nahunya sudah mrapal, kitab fikih yang besar
sudah hatam, atau tawasufnya sudah banyak yang dikaji
barulah seorang santri boleh ngaji kitab al-Hikam. Kitab al-
Hikam ini dikarang oleh Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu
Aṭho‟illah As-Sakandari, ada yang menyebutnya Iskandari.
Lahir pada tanggal 648 H atau 1250 M. Wafat di kairo, 1309 M.
Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Aṭho‟illah As-Sakandari
98
ini bermazhab Maliki adalah guru ketiga dalam ṭoriqoh asy-
Syadzaliah, setelah Abu Hasan asy-Syadzili dan Abul Abbas
Ahmad Ibnu Ali al- Anshari al-Mursi. Ia juga menulis banyak
karya di berbagai banyak kajian, mulai dari Tawasuf, tafsir,
aqidah, hadis, usul fiqh, hingga nahwu. Selain al-Hikam juga
banyak sekali karya-karya beliau seperti at-Tanwir fi Isqoth at-
Tadbir, Unwanut Taufiq fi‟ dabit thoriq, Miftahul Falah dan al-
Qaulul Mujarrad fil Ismail Mufrad. Tetapi yang paling terkenal
memang kitab al-Hikam, yang banyak di kaji di pusat kajian
Islam. Mengenai isi al-Hikaman, Lukamnul Hakim mengatakan
bahwa kitab ini merupakan potret perjalanan para sufi ketika
menempuh (suluk) menuju Allah. Bukan sekedar potret
dramistis tetapi juga berisi panduan-panduan simbol,
peringatan, nasehat, dan sekaligus aturan-aturan ruhani yang
luar biasa. Saking istimewanya kitab ini, banyak para kiyai yang
menyarankan ketika membaca kitab ini harus dalam keadaan
bersuci atau punya wudhu. Dan ketika hendak membaca kitab
ini, harus hadiah fatihah dahulu ke Rasulallah Saw dan Ibnu
Athaillah
ketika mamang ges tamat ngaji hikmah karak mamang
di ijazahi amalan kos kitu, mamang titah ngaji Yāsīn 41 balik
setiap malam Jumat, akhirna sok aya jelema menta di sareatan
ka mamang, pas ku mamang jajal Alhamdulillah ka sareatan.
Trus tahun 2000-an akhirna aya Jamaah nu daeken iluken
mamang ngaji yasinan 41 balik setiap malam Jum‟at, sampai
ayena jamaah jeng nu nyareat makin nambahan, Jamaah
pengajian ayena gz nyampe 20 orang. Tapi nu daek puasa
karak aya 9 jelema nyaeta Domeng, Anggi, Tedi, Ilham, Ilmi,
99
Ajat, adul, apud, iwan. Sarat ngalakukan puasa kudu di poe
kamis pas malam jum‟atna kliwon, haju anu puasa kudu
istikomah ngajauhken diri tina perbuatan nu ku Allah larang.
Jeng ngajalanken segala perintah nu ku Allah titah.
Penulis : Apa Tujuan dilakukannya sebuah praktik pembacaan Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Proses pembelajaran diri atau perbaikan diri
Penulis : Kenapa surah yang dibaca surah Yāsīn? Apa alasannya!
Informan: karena surat Yāsīn itu Qobul Qur`an yaitu hatinya al-Qur`an
yang mengandung banyak fadilah di dalamnya, serta semua
fadilahnya sudah terbukti dan dapat dilihat.
Penulis : Kenapa dibaca 41X, Apakah ada suatu Riwayat atau hadis yang
menjelaskan bahwa pembacaan surah Yāsīn sebanyak 41X
dapat menyembuhkan suatu penyakit?
Informan: sebenernya sih engga ada suatu hadis atau ayat Alquran yang
memerintahkan baca Yāsīn itu harus di baca 41 kali, akan
tetapi ini semua saya lakukan atas dasar penijazahan dari guru
ngaji saya dulu yaitu Ustad Abu Bakar. Adapun kenapa
dibacanya di perbanyak mungkin karena surah Yāsīn ini
banyak mengandung fadilahnya maka dibaca berulang ulang
dengan tujuan mendapatkan rahmat atau kebarokahan dari
pada pebacaan surah Yāsīn ini.
Penulis : Apa saja penyakit yang mereka keluhkan?
Informan : banyak diantara mereka yang datang itu karena masalah
keluarga, penyakit karena guna-guna, meminta penglaris,
meminta penjagaan diri.
Penulis : Penyakit apa saja yang pernah anda tangani, kemudia apa
dampaknya pada mereka?
Informan : peyakit guna-guna, saya membantu dalam kelancaran rezeki,
dengan memeberikan penglaris pada mereka agar
dagangannya laris, saya juga pernah membantu melancarkan
100
suatu usaha dan alhamudlillah berhasil, banyak juga pasangan
yang mau nikah minta penjaga diri kepada saya, karena
memang di masyarakat Cigaten masih banyak yang percaya
akan hal mistis dan masih banyak yang memakai cara halus
untuk menyelesaikan masalahnya, saya bukan dukun, akan
tetapi saya hanya minta kepada Allah Swt. dengan terus ikhtiar
dan meminta melalui dzikir dan Do‟a agar harapan dan semua
masalah dapat diatasi, karena dalam hidup ini Allah ciptakan
kita dalam berpasang-pasangan, yaitu adanya penyakit pasti
ada obat, siang berpasangan dengan malam, begitupun putih
dipasangkan dengan yang hitam. Semua yang sudah datang ke
saya meminta syareat, Alhamdulillah Allah Swt, sellau kabulkan
permintaan saya.
Penulis : Apakah semua orang yang datang pada anda semuanya
mengeluhkan penyakit atau ada masalah lain diluar itu?
Informan : iya
Penulis :Menurut anda, apakah semua penyakit dapat disembuhkan
dengan hanya dibacakan surah Yāsīn sebanyak 41X?
Informan : Untuk sembuh tidaknya, terkabul atau tidaknya itu kembali
pada mereka lagi, apakah mereka mau menjauhi perbuatan dosa
atau tidak, apakah mereka mau melaksanakan solat,ngaji,zikir
atau tidak, karena suatu penyakit tidak akan sembuh dengan
hanya membaca surah Yāsīn saja, karena percuma kalo kita
ngaji Yāsīn kalo hanya ada maunya saja, artinya percuma kalo
kita ngaji Yāsīn Cuma hanya ingin sembuh dari penyakit kita
doing, sedangkan perintahnya kita tinggalkan. Ada yang datang
pada saya minta di sareatin sembuh dari penyakitnya, pas awal-
awal dia rajin solat dan lain sebagainya, Alhamdulillah
penyakitnya sembuh tapi lama kelamaan dia tidak istiqomah
dalam menjalankan perintahnya, karena dia merasa penyakitnya
sudah sembuh, akhirnya penyakitnya kambuh lagi.
Penulis : Apa sajakah hikmah atau fadhilah surah Yāsīn menurut anda?
Informan: banyak fadilah yang terdapat di surah Yāsīn yang sudah terbukti
kasiatnya. Fadilah-fadilahnya banyak di utarakan dalam hadis,
bisa teteh baca dan cari sendiri, yang saya tahu ada 21 fadilah
101
yang terkandung dalam surah Yāsīn. Salah satunya yaitu bisa
dijadikan obat penyakit, bisa memudahkan orang menghadapi
sakaratul maut, dan lain-lain.
Penulis : Bagaimana proses praktik pembacaan surat Yāsīn dilakukan,
kemudian kapan dilakuakannya?
Informan: sebelum melaksanakan peraktik ini sebenernya kita dituntut
harus melaksanakan puasa sehari yang dilaksanakan pada hari
kamis yang malam Jumatnya keliwon, saya dapatamalan puasa
ini dari Guru saya yang bernama Abuya Sukur. Menurutnya
puasa akan dapat menyucikan diri seseorang dari suatu hal
yang Allah larang, serta dengan puasa juga seseorang bisa
menjadi orang yang sakti asal ia kuat dalam menahan lapar
atau kuat melaksanakan puasa selama 6 tahun berturut-turut,
dan menjadi orang yang bener atau orang yang baik. Akan
tetapi hal ini membutuhkan proses yang cukup panjang.
Kemudian sebelum ngaji Yāsīn Jamaah juga harus melakukan
bab Tawasulan dahulu, agar terbukanya suatu doa. bab tawasul
tersebut di tunujukan kepada Nabi Muhammad Saw, Malikat,
Nabi Allah Qidir, Sahabata Nabi, Sayidina Hasan dan Husen,
Syekh Abdul Qodir Jaelani, Syekh Sirih Sakti, Para Wali, para
Ulama, Guru-guru, dan juga kepada Orang Tua yang sudah
meninggal. Selain tawasulan juga harus diiringi pembacaan
Solawat kepada Nabi Muhammad Saw karena salah satu kunci
terbukanya suatu do‟a juga dengan kita memperbanyak baca
solawat, kemudian baca istigfar, baca tahmid 100/300 kali
sekuatnya, barulah setelah semuanya sudah dibaca baru baca
Yāsīn.
Sebelum atau saencan maca Yāsīn urang kudu maca kos
kie
Astaghfirullahal‟adzim. . . . 3 x
Kemudian membaca Tahmid sebanyak 300 x sekuatnya
Asy-hadu anla-ilaha illallah wa Asy-hadu anna
Muhammadarrosulullah.
102
‟Ala hadzihi niyati wa‟ala kuli niyatin sholihah, Ila
hadrotin nabiyil-Musthofa Muhammadin Saw wa „alā alihī
wa azwajihī wadzurriyatihī wa ahli baitihil kirom ajma„in,
Syai‟ul lillāhi lahumu al-fātihah, setelah itu membaca
Tsumma Ilā hadroti jamī„i ash hābi rosūlillāhi Saw
Khsūshon sayidinā Abu Bakar Shiddiq wa „Umarobnil-
Khothob, wa „Utsman bin „Affan, wa „Alī bin Abi Tholib wa
„alā baqiyyati shohābatihi ajma‟īn, wa ilā jamī‟il al-
anbiya-i, wa al-mursalin, wa al-Syuhada-i, wa al-Sholihin,
wal-„ulama-il-„aamilin, wal-Mala-ikatil-Muqorrobin, wal-
Karubiyin, wa al-Ruhaniyin, wa al-Karomal-Katibin wa li
sayidina Mala-ikati: Jibril, Mika-il, Isrofil, „Izro-il, wa
hamalatil-„arsyi „alaihimussalam ajma‟in. Tsumma Ila
hadroti jami‟i Awliya-illahi mingkulli waliyin wa waliyatin,
mimasyaariqil-ardhi ila maghoribiha, fi barriha wa
bahriha wa jami‟i Awliyā‟i tis‟ah Qoddasallohu sirrohum,
wa Khushushon ila Hadroti Sulthon Awliyā‟i, Sayidina
Syekh „Abdul-Qodir Al-Jilani, Shohibil-Karromah wal-
Ijazah, Qoddasa llohu sirrohu, Tsumma Ila Arwahi jami‟i
Aba-ina, wa ummahatina, wa jaddina, wa jaddatina, wa al-
kholina wa kholatina, wa „ammina wa „ammatina, wa al-
jami‟i ustadzina wa asatidzatina, wa masyayikhina wa al-
masyayikhi masyāyikhina, wa lijami‟i jama‟atina, wa al-
zaujina wa zaujatina wa aulādina wa banatina wa al-
dzurriyatina wa ikhwanina minal-muslimīna wal-muslimāt
wa al-mukminīna wal-mukmināt, wa liman hadhoro fi
hadzal-majlisi minal-mukminīn, Rohmatullahi ta‟āla
103
„alaina wa „alaihim ajma‟in Syai-ul lillāhi lana wa lahum
ajma‟in Al-fātihah
Penulis : Ritual apa saja yang mereka lakukan selama dalam masa
pengobatan?
Informan: terapi pemijatan dan ritual pemandian
Penulis : Tujuan dilakukannya terapi pemijatan dan ritual pemandian
tersebut untuk apa?
Informan: dilakukannya terapi pemijatan ini selain untuk menghilangkan
rasa pegal dibadan juga berfungsi dalam penyembuhan
penyakit yang dialami oleh orang yang berobat dalam hal ini
pasien, kemudian adanya ritual pengobatan ini adalah
bertujuan agar dapat membuka kunci kejahatan dan
memudahkan ketika dalam masa pengobatan.
Penulis : Sebagaimana diketahui bahwa pembacaan Yāsīn selalu dibaca
setiap malam Jumat, berikan penjelasan kenapa harus malam
Jumat?
Informan: karena malam Jumat adalah malam yang penuh dengan
kebarokhan.
Narasumber ke 2 Pasien (Jemaah Pengajian)
Nama : Oman Daman Huri S.Ag. (Bapak Domen) Lulusan S1
di UIN Bandung
Jabatan : Guru Honorer di SDN Babakan
Tempat Tinggal : Kampung Pagedangan Desa Cicalengka, Kecamatan
Pagedangan
TTL/Usia : Tangerang, 17 November 1971/ Usia 49 Tahun
Hari : Rabu
Tanggal /jam : 27 November 2019/ 20.00 WIB.
104
(Pertanyaan/jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surat Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Awal mula bapak iluen praktik iye, bapak diselingkuhan istri
bapak nepi ka bapak cerai jeng istri bapak, didinya bapak sedih
ampe bapak sok ngalamun, ngajar oge te fokus, ngadeng-denge
tibatur istri bapak digawean ku lalaki nu ngarusak rumah
tangga bapak nepiken rumah tangga bapak berantakan, hingga
akhirna aya baturan bapak nu ngajakan bapak datang ka imah
mang Nur titah di tempoken, akhirna bapak mulai sering datang
ka imah mang Nur sampe ayena bapak iluan pengajian Yāsīn,
bapak ilu pangajian Yāsīn ti tahun 2018 pas bapak wauh ka
mang Nur sabulan.”
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktek tersebut?
Informan: dalam rangka ngadeketken kaimanan jeng katakwaan ka gusti
Allah swt. Artinya “Dalam rangka meningkatkan Keimanan
dan ketakwaan terhadap Allah swt.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: Masalah Rumah tangga. “Masalah Rumah Tangga.
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: Bisa ningkatken stamina jeng jiwa oge bisa lebih nyaho dalam
pemahaman tina surat Yāsīn jeng bisa ngalancarken tina
bacaan na. “Bisa meningkatkan stamina dan jiwa serta bisa
lebih tahu dalam memahami surah Yāsīn dan bisa melancarkan
dalam bacaannya.
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
105
Informan: Aya katenangan dalam jiwa jeng raga. “Ada ketenangan
dalam Jiwa dan Raga.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: Ritual Pemandian
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: Yakin, percaya ka diri sendiri mun bisa lepas dari masalah
anu dihadapi. “ yakin dengan kemampuan sendiri, bahwa
bakal terlepas dari masalah yang dihadap.
Narasumber ke 3
Nama : Muhammad Anggi
Jabatan : Pegawai Swasta
Tempat Tinggal : Kampung Bojong Nangka
TTL /Usia : Bogor, 6 Juli 2000/19 Tahun
Hari : Rabu
Tanggal /jam : 27 November 2019/ 20.00 WIB.
(Pertanyaan/Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktek pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Masalah Saya karena masalah ekonomi, saya ingin merubah
nasib saya
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktek tersebut?
Informan: merubah diri saya agar menjadi lebih baik
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: kalo penyakit mungkin saya tidak punya tapi kalo masalah
mah banyak, salah satunya masalah ekonomi.
106
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surat Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: sangat berpengaruh bagi diri saya dalam mengubah prilaku,
agar lebih baik lagi.
Penulis: Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: jujur dulu saya dalam melaksanakan ibadah terutama dalam
melaksanakan ibadah solat itu memang males,tapi setelah saya
mengikuti pengajian dirumah mang Nur saya merasakan ada
perubahan dalam diri saya, jujur sekarang saya tidak pernah
meninggalkan solat, tidak seperti dulu. Dengan berubahnya
akhlak atau prilaku saya, saya yakin semua orang akan segan
sama saya, dan bahkan teman disekitar tempat kerjapun menjadi
baik terhadap saya.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: Ritual Pemandian
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: Yakin
Narasumber ke 4
Nama : Ilmi Abdul Azis
Pendidikan : Mahasiswa di (UNPAM) Jurusan Managemen
Jabatan : Karyawan di Lawson Crew
Tempat Tinggal : Tangerang, 02 November 1999
Usia : 20 Tahun
Hari : Sabtu
Tanggal /jam : 30 November 2019/ 21.30 WIB.
107
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Awal mula saya mengenal mang Nur itu berawal dari Ibu saya
yang mengalami sakit parah waktu tahun 2017 saat itu, waktu
itu ibu saya sakit plek, setelah diobati belum juga sembuh,
akhirnya ibu sayapun dibawa ke orang pinter, tapi bukan mang
Nur, tapi ibu saya masih tetap begitu, akhirnya ibu sayapun di
bawa ke rumah sakit Sari Asih, ketika di ronsen ternyata tidak
ditemukan penyakit apapun. Akhirnya ada salah satu tetangga
menyarankan nyuruh dibawa nyareat ke mang Nur, pada
akhirnya saya datang kerumah mang Nur untuk menyareati Ibu
saya yang terkena penyakit aneh saat itu,karena menurut
pengecekan dokter tidak ada satu penyakitpun yg di temukan,
tapi anehnya ibu saya merasakan kesakitan yang sangat luar
biasa. bertahun-tahun Ibu saya mengalami sakit dan sudah
beberapa kali di bawa ke dokter. Akhirnya ketika di sareati
sama mang nur, disuruh mandi air Yāsīn setiap hari Rabu, dan
seperti biasa sebelum di pandiin di baluri minyak cap kampak
terlebih dahulu sambil di Doakan oleh mang Nur, terus suruh di
gadang juga oleh mang Nur, selang beberapa bulan,
Alhamdulillah di beri kesehatan. Akhirnya ibu saya sembuh dan
tidak pernah datang lagi kerumah mang Nur, kemudian selang
beberapa bulan ibu sayapun sakit lagi, dan di bawa lagi kerumah
mang Nur, kemudian ibu sayapun kembali sehat lagi selama 2
bulan. Setelah itu Ibu saya sakit parah dan dilarikan kerumah
sakit sampai nyawanya tidak tertolong lagi. Akhirnya disitulah
saya sering dimotivasi oleh mang Nur, karena saya sudah tidak
108
mempunyai bapak dan Ibu, saya selalu mengikuti pengjain
Yāsīn setiap malam Jumat.
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
Informan: ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dan mendapatkan
kebarokahan dari apa yang saya lakukan.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: masalahnya sih saya ingin dilancarkan dalam mencari
pekerjaan. Untuk menyambung hidup saya.
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: saya dapat merasakan perubahan yang ada pada diri saya, saya
merasa sekarang saya lebih rajin solat, kemudian dalam
mencari pekerjaan juga Alhamdulillah mudah. Lain sekali
ketika sebelum saya mengikuti pengajian, cari pekerjaan
sangatlah susahm, ibadah juga sering saya tinggalkan.
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: iyah.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: saya hanya mengikuti pemandian pakai air yang sudah
dibacakan surah Yāsīn saja yang saya ikuti setiap malam Jumat
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: yakin, karena kasiatnya sudah saya rasakan mencari rezeki
gampang.
109
Narasumber ke 5
Nama : Ilham Abdul Azis
Pendidikan : Mahasiswa di (UNPAM) Jurusan Managemen
Jabatan : Karyawan di Lawson Crew
Tempat Tinggal : Tangerang, 02 November 1999
Usia : 20 Tahun
Hari : Sabtu
Tanggal /jam : 30 November 2019/ 20.00WIB.
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Awal mula saya mengenal mang Nur sama si Ilmi yaitu
berawal dari Ibu saya yang mengalami sakit parah. Akhirnya
disitulah saya sering dimotivasi oleh mang Nur sama Ilmi,
karena saya sudah tidak mempunyai bapak dan Ibu, saya selalu
mengikuti pengjain Yāsīn setiap malam Jumat
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
Informan: Ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. ingin ada yang
menuntun ke jalan yang bener.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: Tidak ada masalah sih kalo dari pribadi, hanya saja saya ingin
ada perubahan aja dalam diri saya, baik itu dari sisi ibadahnya
maupun dari sisi hidup saya yang tadinya susah ingin di
permudah.
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: saya lebih rajin solat, kemudian dalam mencari pekerjaan juga
Alhamdulillah mudah.
110
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: iyah.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: saya hanya mengikuti pemandian pakai air yang sudah
dibacakan surah Yāsīn saja yang saya ikuti setiap malam Jumat
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: yakin.
Narasumber ke 6
Nama : Teddy Isnu Wijaya
Jabatan : Karyawan Swasta
Tempat Tinggal : Tangerang, 05 April 1999
Usia : 20 Tahun
Hari : Senin
Tanggal /jam : 2 Desember 2019/ 21.30 WIB.
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Awal mula saya mengikuti pengajian yasinan ini bukan karena
saya punya penyakit atau suatu permasalahan pribadi, saya
mengenal mang Nur karena dulu pernah di ajak maen sama
tetangga saya, dan akhirnya saya tergiur mengikutinya, tetapi
saya mengikuti pengajian ini karena awalnya hanya ingin
tolabul ilmi saja dan menambah suatu pertemanan, kalo dari
111
hasil maksud mah serahken bae ka gusti Allah Swt. Yang
penting mah engges ikhtiar.
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
Informan: mun tujuan urang iluwen yasinan mah karena ingin mendapat
kebarokahan. Karena pengajian yasinan itu mengandung nilai-
nilai posotif, karena setiap pengajian itu dilakukan sangatlah
jarang kecuali pengajian yasinan yang di adakan pada setiap
malam Jumat, dan setau saya malam Jumat itu adalah malam
yang paling bagus dari semua malam dan Yāsīn itu sendiri
kenapa di baca sampe 41 kali, karena semakin banyak
membacanya maka makin banyak pula pahala dan
kebarokahannya. Apalagi kalo di bacanya di malam Jumat.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: Tidak ada
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: kalo pengaruh dari mengikuti pengajian tersebut sih, saya
merasa saya jadi makin dewasa, jadi makin sabar, serta lebih
religius.
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: Ada, saya makin engga mau ninggalkin Ibadah terutama
solat.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: saya tidak pernah mengikuti ritual apapun. Mengikuti
pemandianpun belum pernah Karena selain saya tidak
mempunyai suatu riwayat masalah atau penyakit sayapun
disibukan dengan kuliah, yang harus ngejar waktu karena
kuliah malam.
112
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: tentu sangat Yakin, karena al-Qur`an itu Obat untuk semua
penyakit.
Narasumber ke 7
Nama : Ajat Sudrajat
Jabatan : Supir Pribadi
Tempat Tinggal : Tangerang, 26 Juni 1972
TTL /Usia : 47 Tahun
Hari : Sabtu
Tanggal /jam : 30 November 2019/ 21.30 WIB.
(Pertanyaan/Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surat Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: Awalnya saya terkena suatu masalah yang menyebabkan diri
saya seperti orang gila, dan tak sadarkan diri, kemudian menurut
pengakuan keluarga saya, ketika saya tidak sadar, saya
menyebut-nyebut nama pak Nur ke sodara yang menjenguk
saya, akhirnya sodara sayapun mencari tau siapa pak Nur itu,
kemudian keluarga sayapun mengetahuinya, yang pada akhirnya
keluarga saya datang ke rumah pak Nur dan minta syareat
kepada dia.
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktek tersebut?
Informan: merubah diri saya agar menjadi lebih baik
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
113
Informan: Masalah rumah tangga, menurut pengakuan mang Nur ada
wanita yang mengguna-guna saya, membuat diri saya tidak
sadar, dan kaya orang gila.
Penulis : Apa pengaruh dari praktek pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: sangat berpengaruh bagi diri saya dalam mengubah prilaku
agar lebih baik lagi
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: Ada, saya lebih berhati-hati dalam bergaul, terutama bergaul
dengan perempuan, kemudian dari hal ibadahpun
Alhamdulillah lebih meningkat.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: Awalnya karna saya tidak sadar saya hanya dibaluri air Yāsīn
oleh istri saya ke seluruh tubuh, kemudian saya suruh
menghabiskan minum air Yāsīn itu selama 3 hari berturut-
turut. Menurut istri saya, sebelum dia ngasih air yasin itu
kesaya, dia suruh ngambil wudhu terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar penyakit saya ini tidak menular ke dia dan hal
ini dilakukan sambil membaca bismillah sebanyak 11X.
Kemudian ketika saya rutin melakukan hal tersebut selama 3x.
rasa syukur saya ucapkan Alhamdulillah, akhirnya saya
sembuh. Kemudian setelah saya sembuh, sayapun pergi
kerumah pak Nur untuk mengucapkan terimakasih karna
sudah membantu dalam penyembuhan saya, namun pak Nur
bilang sama saya, berterimakasihlah sama Allah karna dialah
tuhan yang memberikan penyakit terhadap kita, juga dialah
yang dapat menyembuhkan Nya kembali, saya hanya
berikhtiar, berdoa sekemampuan saya. Kemudian pak Nur
mengajak saya untuk mengikuti pengajian yasinan sebanyak
41X yang dilakukan setiap malam Jum‟at. Selama saya
mengikuti pengajian Yāsīn tersebut banyak sekali faedah yang
114
saya dapatkan. Juga setelah ngaji Yāsīn saya bersama yang
lainnyapun disruh mandi satu per satu disana.
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktek
pembacaan surat Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: Yakin, karna saya sudah membuktikannya dan itu terjadi pada
diri saya.
Narasumber ke 8
Nama : Upur Mahpud
Jabatan : Mandor bangunan
Tempat Tinggal : Tangerang, 27 Maret 1980
Usia : 40 Tahun
Hari : Rabu
Tanggal /jam : 4 Desember 2019/ 21.30 WIB.
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktek pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
Informan: awalnya datang karena menginginkan sesuatu, yaitu
terkabulnya suatu hajat. Nyareat agar mendapat penglaris,
borongan rumah selalu ada.
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
Informan: kalo tujuan mengikuti pengajian sih karena ingin mencari ridho
Allah Swt saja agar berkah, serta bisa kumpul bareng teman
sekalian silaturahmi.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: Masalah pekerjaan
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
115
Informan: Bisa jadi lebih rajin ngaji
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
Informan: menjadi lebih baik serta rezeki selalu datang, dan pekerjaan
menjadi lancar.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan
anda, atau selama proses pengobatan?
Informan: Palingan Zearah ke makam Aulia Allah Swt mendoakan
orang yang sudah meninggal biar berkah.
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik
pembacaan surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut
dapat menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda
alami?
Informan: tentu sangat Yakin, karena al-Qur`an itu pedoman untuk
manusia. Tentu dengan adanya suatu masalah apapun itu kita
harus mengamalkannya agar hidup menjadi berkah dan
mendapatkan kebarokahan dari Allah Swt.
Narasumber ke 9
Nama : Mashabul/Iwan
Jabatan : Pegawai Bangunan
Tempat Tinggal : Tangerang, 02 Mei 1985
Usia : 35 Tahun
Hari : Senin
Tanggal /jam : 2 Desember 2019/ 21.30 WIB.
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda mengikuti praktik pembacaan surah Yāsīn
sebanyak 41X?
116
Informan: berawal dari masalah rumah tangga, yang menjadikan saya
trauma sehingga takut terhadap wanita, akhirnya saya
menyareati nya ke mang Nur, seiring berjalannya waktu, karena
saya sadar saya adalah orang yang paling bejad, sudah 10 tahun
lebih saya meninggalkan solat dan puasa pada saat bulan
Ramadhan. Akhirnya saya mengikuti pengajian yasinan
tersebut, saya bersyukur dapat mengikuti pengajian yasinan
karena Solidaritas Jamaah udah kaya saudara, sangat kompak,
dan hati saya kaya mendapatkan hidayah yang sangat luar biasa,
menjelang usia saya pun sudah semakin tua, dan sayapun punya
anak, saya ingin memberikan contoh terbaik untuk saya dan
juga anak saya.
Penulis : Apa tujuan anda mengikuti praktik tersebut?
Informan: Bertujuan untuk menggali ilmu al-Qur`an lebih dalam lagi dan
tentunya ingin mendapatkan kebarokhannya serta keridhoannya.
Penulis : Masalah atau penyakit apa saja yang anda keluhkan?
Informan: punya masalah yang sungguh luar biasa berat. Yaitu masalah
rumah tangga.
Penulis : Apa pengaruh dari praktik pembacaan surah Yāsīn yang anda
baca sebanyak 41x yang dilakukan setiap malam Jumat?
Informan: pengaruhnya sangat luar biasa, yang dulunya saya selalu
meninggalkan solat, sekarang saya sudah mulai menjalankannya
lagi, walaupun masih belum sempurna, dulu banyak sekali
orang yang benci dan merendahkan saya. Sekarang orang itu
berbalik baik terhadap saya, terus dari segi rezeki, yang
dulunya susah banget dapet pekerjaan sekarang Alhamdulillah
pekerjaan mah ada aja, asal badan saya sehat saja, rezekimah
Alhamdulillah ada aja.
Penulis : Apakah ada perubahan dalam diri anda sesudah melakukan
praktik tersebut?
117
Informan: Ada, saya tidak meninggalkan solat dan puasa kaya dulu
sebelum mengikuti pengajian, kemudian yang dulunya saya takut
dengan wanita sekarang sudah mulai biasa lagi.
Penulis : Ritual apa saja yang anda lakukan demi tercapainya tujuan anda,
atau selama proses pengobatan?
Informan: saya mengikuti ritual mandi air Yāsīn yang dicampuri dengan
kembang 7 rupa, waktu pertama saya mengikuti pemandian, saya
sampai pingsan tidak kuat menahan dinginnya. Tapi sekarang
sudah tidak begitu dingin, karena menurut Ustad Nur, kalo kita
merasa kedinginan yang luar biasa berarti penyakit kita masih
sangat tinggi.
Penulis : Apakah anda yakin bahwa dengan mengikuti praktik pembacaan
surah Yāsīn yang dibaca sebanyak 41X tersebut dapat
menyembuhkan masalah atau penyakit yang anda alami?
Informan: tentu sangat yakin, karena saya sendiri sudah merasakan
perubahannya sekarang.
Narasumber ke 10
Data Informan Pasien ( Bukan Jamaah Pengajian)
Nama :Ibu Inda.
Ttl : Tangerang, 26 Juli 1993
Profesi : Guru ngaji
Pendidikan Terakhir : Pesantren Al-Hasanah (Pasir Kalong Bogor)
(Pertanyaan/ Jawaban )
Penulis : Apa alasan anda datang berobat?
Informan : Karena suatu masalah
Penulis : Masalah apa yang anda alami?
Informan : Masalah keturunan, dan perasaan yang tidak wajar.
118
Penulis : Apa Tujuan Anda berobat?
Informan : Tujuannya saya ingin meminta syareat agar mendapatkan
keturunan dari Allah Swt. karena selama 10 Tahun lebih
pernikahan saya belum diberi keturunan oleh Allah Swt. selain
itu, di setiap malam Jum‟at saya juga sering merasakan
kesedihan, suka nangis sendiri tanpa ada sebab apapun.
Kemudian setiap malam setelah saya nagajar ngaji, kaki saya
terasa sakit sampai kadang tidak kuat untuk bangun.
Penulis : Ritual apa yang anda lakukan selama masa pengobatan?
Informan : Saya melakukan ritual pemandian menggunakan air Yāsīn
dan juga di campur dengan kembang 7 rupa. Selain itu, suami
saya juga diperintahkan untuk mengikuti pengajian yasinan
selama 5 bulan, agar suatu hajat dapat terkabul, dan segala
penyakit dapat sembuh. Namun karna kadang suami saya
sibuk jualan, ia pun kadang tak sempat mengikutinya sehingga
hal ini menyebabkan ritualnya saya kira gagal, saya dulu
pernah merasakan mual-mual , selama 2 minggu kosong. Tapi
setelah itu saya malah langsung dating bulan lagi. Mungkin ini
semua Karena suami saya tidak istiqomah menjalankannya.
Penulis : Apa yang anda rasakan setelah melakukan pengobatan
tersebut?
Informan : kalo rasa sedih yang saya rasa tidak wajar itu Alhamdulillah
sudah tidak lagi, sakit kaki pun sudah tidak, namun rasa ingin
mendapat keturunan itu belum terkabulkan. Mungkin saya harus
lebih ikhtiar lagi.
119
Narasumber ke 11
Nama: Ismah Yanti S,Ag.
Ttl: Jakarta 6 September 1975
Profesi: Guru/ Kepala Sekolah ( MI Hidayatul Mubtadiin)
Pendidikan : S1
(Pertanyaan/ Jawaban )
Penulis : Apa alasan anda datang berobat?
Informan : Karena suatu masalah
Penulis : Masalah apa yang anda alami?
Informan : Masalah Keluarga, cobaan datang begitu berat, sehingga
kadang saya tidak bisa mengontrol diri saya, sampai saya ingin
bercerai dengan suami.
Penulis : Apa tujuan anda berobat?
Informan : Tujuannya saya menginginkan penjagaan diri untuk saya
agar bisa lebih terjaga dan bisa mengontrol emosi saya. Agar
rumah tangga saya tetap rukun dan tidak ada lagi
percekcokan.
Penulis : Ritual apa yang anda lakukan selama masa pengobatan?
Informan : saya melakukan ritual pemandian menggunakan air Yāsīn,
kemudian saya pernah di kasih beras ketan hitam yang
disuruh mang Nur agar di tumpahin ke pinggiran rumah
dalam keadaan diri saya punya wudhu. Setelah itu selang
dua hari mang Nur melakukan penjagaan pada diri saya
dengan memberikan wapak pada saya, berupa tulisan ayat
suci al-Qur`an. Namun saya sendiri tidak tahu ayat berapa
dan dalam surat apa yang ditulisnya.
120
Penulis : Apa yang anda rasakan setelah melakukan pengobatan
tersebut?
Informan : saya merasa lebih tenang, emosi bisa lebih terkontrol dan
rumah tangga saya kembali rukun kembali.
Narasumber ke 12
Nama : Andri
Ttl : Tangerang, 07 April 1981
Profesi : Pedagang
Pendidikan Terakhir : SMP
(Pertanyaan/ Jawaban)
Penulis : Apa alasan anda datang berobat?
Informan : Karena suatu masalah
Penulis : Masalah apa yang anda alami?
Informan : sering sakit-sakitan
Penulis : Apa Tujuan Anda berobat?
Informan : meminta syareat agar terlepas dari suatu amalan (Ilmu
Kebal), karena saya rasa epepk dari amalan yang tidak saya
amalkan lagi itulah yang menyebabkan saya sakit-sakitan.
Penulis : Ritual apa yang anda lakukan selama masa pengobatan?
Informan : saya melakukan ritual pemandian menggunakan air Yāsīn
setiap malam selama satu bulan penuh.
Penulis : Apa yang anda rasakan setelah melakukan pengobatan
tersebut?
121
Informan : Tidak sakit-sakitan lagi. Seperti yang dulu saya rasakan.
Narasumber ke 13
Nama : Mad Nasir
TTL : Tangerang, 21 April 1971
Jabatan : Kepala Desa Cihuni
Tanggal Wawancara : 20 Oktober 2019
(Pertanyaan dan jawaban)
Penulis : Dimanakah Letak Geografis Desa Cihuni?
Informan : Desa Cihuni terletak di kecamatan pagedangan yaitu berada di
salah satu dari 11 Desa yang terdapat di Kecamatan
Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Wilayah
kecamatan Pagedangan meliputi: Desa Pagedangan, Malang
Nengah, Kadusirung, Jatake, Situgadung, Cicalengka,
Lengkong Kulon, Cihuni, Cijantra, Medang dan Karang
Tengah, Desa Cihuni merupakan Pemekaran dari Desa Curug
Sangereng. Pada tahun 1985. Desa ini berada diujung timur
kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan pondok jagung
dan tangerang selatan, adapun sebelah selatan berbatasan
dengan daerah Pakulonan Barat, kemudian sebelah Barat
berbatasan dengan Curug Sangereng dan kampung Medang,
sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan daerah Lengkong
Kulon. Di Kampung Cigaten hanya ada dua Rt saja yaitu Rt 01
dan Rt 02. Yang luas wilayahnya kurang lebih sekitar 25 Ha.
Kampung Cigaten secara administrative merupakan kampung
yang paling sedikit jumlah penduduknya di bandingkan dengan
kampung yang lain
122
Penulis : Berapakah luas wilayah nya?
Informan : kurang lebih sekitar 465 Hektar
Penulis : Berapakah Jumlah penduduk yang ada di desa Cihuni?
Informan : 5.941 Jiwa, yang mana di dalamnya terdapat penduduk laki-
laki yang berjumlah 3.055 Jiwa dan pendud\uk perempuan
berjumlah 2.886 Jiwa.
Penulis : Bagaimana kondisi sosial di desa Cihuni?
Informan : Masyarakat pedesaan yang masih mempertahankan adat
istiadat yang hidup dan berkembang dalam kehidupan
Masyarakat setempat. Mayoritas desa Cihuni berprofesi sebagai
Karyawan Swasta, masyarakat kampung Cigaten seluruhnya
beragama Islam. Kampung ini masih kental dengan tradisi-tradisi
warisan dari nenek moyang yang menganggap bahwa tradisi yang
ada dari dulu sampai sekarang harus mereka jaga. Adapun tradisi
keagamaan yang masih ada dari dulu sampai sekarang adalah
tradisi Maulidan, tradisi empat bulanan, tradisi tujuh bulanan,
tradisi Rebo Wakasan, tradisi tahlilan, juga termasuk tradisi
pembacaan Yāsīnan setiap malam Jum‟at. Juga masih percaya
akan hal-hal mistis serta percaya akan keberkahan air yang di
do‟akan setelah dibacakan ayat-ayat suci Alquran melalui zikir
dan pembacaan surah Yāsīn. Hal ini mereka percaya bahwa
dengan menjaga serta mengamalkan tradisi keagamaan tersebut
akan ada suatu hikmah yang terkandung didalamnya.
123
Narasumber ke 14
Nama : Muhammad Jaelani
Jabatan : Tokoh Masyarakat Kampung Cigaten
TTL : 12 April 1947
Tanggal : 29 Oktober 2019
(Pertanyaan dan Jawaban)
Penulis : Apakah Bapak Tahu tentang bagaimana sejarah kampung
Cigaten?
Informan : Kampung Cigaten mah kampung Cegatan, sabenernamah keur
iye mah ngarana lain kampung Cigaten tapi kampung
sanggar jati
Penulis : kenapa dinamakan dengan kampung Sanggar jati?
Informan : abah mah te nyaho amun dingaranan sanggar jati mah,
Cuma didie aya makan syekh saga jati, mungkin eta meren
kunaon di ngaranan sanggar jati oge keur sejarah zaman
bahela kampung Cigaten mah dijagaan na ku syekh saga
jati tina penjajah mangkana dingarananna ku seykh saga
jati mangkana ngaranna kampung Saga jati.
Terus pas syekh saga jati ninggal diganti ngaranna jadi
kampung Cigaten, karena harita pas zaman grombolan tea
kampung Cigaten mah dingaranan kampung jegatan.
Malahan makan nageh pas dk di pindahken aya kejadian
aneh pan, hese dipindahkena jeng tiba-tiba aya jelema
ngajubleg bae pake jubbah putih naguan kuburan pas harita
124
aya penggalian makan nu mayatna dipicenan ka cisadane
tea.
Penulis : kenapa dijuluki dengan kampung Cigaten?
Informan : Ai kampung Cigaten mah kampung Jegatan, orang lengkong
dek lempang kapakulonan lewat Cigaten hela, haju Orang
kampung sawah dek ka Jakarta ngalewatan Cigaten hela.
Trus kunaon ngaran harepna pake ngaran “Ci” karena kan
kampung Cigaten mah di puteran cai Sungai Cisadane.
Penulis : Sebagaimana kita ketahui bahwa pengajian Yāsīn ini selalu
dibaca setiap malam Jumat, menurut Bapak kenapa Surah
Yāsīn itu selalu di baca setiap malam Jumat, dan kenapa
harus malam Jumat?
Informan : Karena pan nu lain mah loba nu cn bisa jeng karagok
jadina ngadawamken surah Yāsīn ja surah Yāsīn mah ges
biasa dibaca jeng Yāsīn mah di Qur‟an kedudukanna
sebagai Qobul Qur`an atau jantungna Alquran Ibuna al-
qur‟an mah surah al-Fātihah, ai bapakna Alquran mah
Surah al-Baqarah. Jeng di jero surah Yāsīn mah pan loba
jasa manfaatna atau fadhillahna, trus di baca setiap malam
Jumat pan malam Jum‟at mah loba kebarokahan jeng poe
Jum‟at mah rajana poe. Maca Yāsīn mah karena pan
parentah ulama. Pokoknamah amalken bae abeh menang
kebarokahan.
Penulis : Menurut Bapak apakah boleh membaca surah Yāsīn 41x
yang kemudian dijadikan sebagai pengobatan?
Informan : boleh-boleh bae, pan ubar tea aya ti dokter atau medis, aya
ti dangdaunan, atau obat tradisional, aya cai nu menang
ngajampe. Gimana keyakinan urang bae etamah.
125
Penulis : Apakah boleh kita berobat dengan nyareat?
Informan : Boleh, tapi tetap kita harus yakin amun Allah nu nyagerken
urang, ai cai, obat jeng nu lainnamah syareatna doang
atau ikhtiarna.
126
Lampiran 6: Dokumentasi Praktik Pembacaan Yāsīn 41 kali
1. Foto pendiri praktik
2. Air yang digunakan untuk pemandian
3. Foto saat Praktik Pengajian
127
4. Foto saat wawancara