Download - 2. Pola Dasar Manajemen Bank
pola dasar manajemen bank Diposkan oleh Ana Yulia di 22.11 0 komentar
Perbankan merupakan sektor bisnis yang bergerak di dalam jasa keuangan,
yang dijadikan sebagai fasilitas untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang
berkaitan dengan masalah keuangan. Jika dilihat dari fungsinya, bank merupakan
sebuah mediasi yang harus mampu menyediakan atau memberikan kemudahan
kepada nasabahnya. Kemudahan itu seperti, keamanan simpanan, kemudahan dalam
menarik kembali dana dalam jumlah yang disesuaikan, dan lain- lain.
Mengingat fungsi dan peranannya yang sangat penting, maka mutlak diperlukan
adanya sistem manajemen terpadu dan tepat- guna dalam pengoprasian bank. Hanya
bank yang diurus secara baik dan teratur yang mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat, dan memungkinkan untuk berfungsi secara efektif . Maka berkaita
dengan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan
kegiatan bank .
1.2 Rumusan Masalah
“ Berdasarkan tujuan intruksi khusus mata kuliah Anggaran dan Administrasi
Perbankan,” masalah yang dibahas adalah mengenai Pola Dasar Manajemen Bank.
Dengan pokok bahasan yang lebih spesifik yaitu:
Perumusan Kebijakan dan Manajemen Operasi Bank.
Organisasi dan Tata Perbankan di Indonesia.
Pengawasan Internal.
Sistem Manajemen Bank.
Jadi ke- empat pokok bahasan tersebutlah yang akan kami bahas dalam makalah ini.
2.1 Perumusan Kebijakan dan Manajemen Operasi Bank.
Perumusan kebijakan bank
Bank yang sehat adalah bank yang merumuskan kebijakan dan melaksanakan
seluruh rencananya dengan sebaik- baiknya. Kegiatan ini merupakan suatu proses
yang vital karena kebijakan yang telah dirumuskan dengan jelas dan dikomukasikan
secara efektif akan dapat merangsang tindakan yang tertib ( concerted) dari setiap
orang yang terlibat didalamnya.
Kebijakan tersebut hendaknya dirumuskan untuk hal- hal sebagai berikut:
a. Tipe klien perbankan yang dilayani.
b. Pelayanan yang harus diberikan.
c. Daerah yang harus dilayani.
d. Metode mendapatkan bisnis:
Iklan.
Solisitas.
Kontribusi.
e. Komposisi dan distribusi aktiva.
f. Preferensi likuiditas.
g. Persaingan:
Bank-bank lain.
Lembaga-lembaga keuangan lain.
h. Pengembangan dan latihan staf.
i. Ruangan bank.
Manajemen Operasi Bank
Pengertian Manajemen Operasi:
Manajemen operasi adalah kegiatan untuk menciptakan nilai produk baik berupa
barang maupun jasa melalui proses transformasi input menjadi output.
Operasi bank merupakan suatu proses transformasi aset dengan mempertimbangkan
faktor- faktor likuiditas, risiko, dan keuntungan.
Maka dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa manajemen operasi
bank adalah suatu proses transformasi terhadap penglolaan manajemen bank dalam
rangka mengevaluasi tingkat kesehatan bank sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
bank tersebut.
2.2 Organisasi dan Tata Perbankan Diindosesia
Organisasi Bank Umum Syari’ah dan BPRS
RUPS / Rapat Anggota
a
Dewan Pengawas Syariah SyariahDewan KomisarisDireksiDewan AuditDivisi/UrusanDivisi/Urusan
Divisi/UrusanananDivisi/urusanKantor cabang
Kantor cabangKantor cabang
Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syari’ah yang telah difatwakan oleh DSN. Selain itu DPS juga mempunyai fungsi:
a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, Pimpinan Unit Syari’ah, dan
Pimpinan Kantor Cabang Syari’ah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek
syari’ah.
b. Sebagai mediator antara Bank dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan
saran pengembangan produk dan jasa dari Bank yang memerlukan kajian dan fatwa
dari DSN.
a. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada Bank. DPS wajib melaporkan
kegiatan usaha serta perkembangan Bank Syari’ah yang diawasinya kepada DSN
sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 tahun.
Tata Perbankan di Indonesia:
Pada dasarnya Bank dapat dibedakan menurut fungsi serta
tujuan usahanya yaitu :
1. Bank Sentral ( Central Bank ).
2. Bank Umum ( Commercial Bank ).
Sedangkan perbedaan lainnya hanya berdasarkan pemilik atau
pengelola yang dapat dibedakan sebagai berikut :
3. Bank Pemerintah.
4. Bank Swasta Nasional.
5. Bank Asing ( Swasta ).
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun1967 (Undang-undang
Pokok Perbankan), sistem perbankan di Indonesia disusun
sedemikian rupa agar Bank Sentral dapat melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan moneter oleh bank-bank dan
untuk mengawasi serta memimpin seluruh sistem perbankan di
Indonesia.
Seperti tertuang di dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 1967
(Undang-undang Pokok Perbankan) maka jenis-jenis Lembaga
Perbankan di Indonesia dibedakan menjadi 5 yaitu :
a. Bank Sentral
Ialah bank indonesia yang bertugas membimbing pelaksanaan
kebijaksanaan keuangan pemerintah dan mengakomodir serta
mengawasi perbankan diseluruh Indonesia.
b. Bank Umum
Ialah bank yang dalam usahannya bertindak sebagai pengumpul
dana dalam bentuk simpanan baik giro maupun deposito serta di
dalam penyaluran dananya bertindak sebagai penyalur kredit
jangka pendek.
c. Bank Tabungan
Ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
simpanan dalam bentuk tabungan, dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam utama memperbungakan
dananya dalam kertas-kertas berharga yang aman (solide).
d. Bank Pembangunan
Yaitu bank dalam pengumpulan dananya terutama menerima
simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas-
kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam
usahanya memberikan kredit terutama memberikan kredit jangka
menengah dan jangka panjang di bidang pembangunan.
e. Bank- Bank Sekunder Lainnya
Yaitu Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Bank
Koperasi dan lain-lainya yang dapat dipersamakan dengan itu, yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
2.3 Pengawasan internal
Beberapa unsur pengawasan internal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Kebijaksanaan manajerial.
Kebijaksanaan kepegawaian yang sehat merupakan jaminan paling baik
terhadap moral yang jelek, kegelisahan dan ketidakpuasan yang selanjutnya
membawa kepada pelaksanaan kerja yang jorok, pekerjaan yang ceroboh dan bahkan
ketidakjujuran di dalam. Dalam hal ini Bank harus melakukan tindakan, yaitu
penempatan pegawai Bank harus di pertahankan, Administrasi gaji dan kebijaksanaan
pengangkatan pangkat harus pantas dan adil, keharusan cuti untuk kesehatan dan
kesejahteraan pegawai.
b. Usaha penjagaan operasi.
Usaha penjagaan operasi dapat didefinisikan sebagai pekerjaan-pekerjaan rutin
khusus yang dimasukkan kedalam prosedur sehari-hari. Dalam menetapkan
prosedur-prosedur yang sah, sebaiknya secara tertulis dalam bentuk buku petunjuk
prosedur (procedural manuals). Seperti:
1. Penggiliran tugas adalah baik jika dapat dilaksanakan, bukan saja sebagai tindakan
pengawasan (kontrol) tetapi juga sebagai alat pengembangan pegawai.
Pemisahan tugas atau pembagian tugas, berdasarkan prinsip bahwa tidak
satupun transaksi di Bank boleh dikontrol seluruhnya oleh satu orang saja, maka
pemisahan tugas ini mengharuskan sekurang-kurangnya dua orang harus terlibat
dalam setiap transaksi.
a) Mengadakan pengawasan rangkap, dalam pengawasan rangkap ini orang kedua
dilibatkan dalam transaksi itu, baik untuk mengesahkan transaksi itu atau untuk
bertindak sebagai salah satu pihak dalam transaksi tersebut.
b). Bentuk pengawasan lain yaitu sistem akunting yang dapat dibuat sedemikian rupa
sehingga memberikan catatan yang jelas dan dapat di telusuri. Peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan sehari-hari dapat diperlengkap dengan pengawasan intern
yang dibuat sendiri misalnya mesin posting berjendela.
b) Pengawasan Efisien.
Dapat dilakukan dengan peninjauan sistem, pengukuran kerja dan sasaran produksi.
Peninjauan sistem secara berkala hendaklah diselenggarakan untuk menjamin
dimanfaatkannya jika mungkin teknik-teknik dan peralatan-peralatan yang paling
modern. Program pengukuran kerja untuk bank-bank besar dapat merupakan suatu
tugas yang sangat ilmiah. Pengamatan dan studi yang hati-hati mengenai proses kerja,
digabungkan dengan pencatatan regular tentang jam-jam kerja dan volume data akan
memungkinkan manajemen mencapai suatu standar jam orang yang layak yang
diperlukan untuk mengelola sejumlah tertentu item-item, transaksi-transaksi, posting-
posting dan sebagainya.
Pengukuran kerja dan standar kerja yang dihasilkannya memungkinkan
manajemen menetapkan sasaran-sasaran produksi yang layak. Sekali standar-standar
telah dipakai, produksi perorangan dari pegawai dapat diukur dan produksi
keseluruhan dari suatu bagian dapat dibandingkan dengan sasaran produksi yang
ditetapkan untuk bagian tersebut.
c) Pengawasan Audit.
Tujuan pokok dari program dan fungsi audit adalah pemeriksaan ( verification). Pada
dasarnya, empat aspek yang terdapat dalam program ini adalah:
1) Pemeriksaan aktiva.
2) Pemeriksaan pasiva.
3) Pemeriksaan pendapatan.
4) Pemeriksaan biaya.
d) Pengawasan Catatan.
Dalam jalan usaha yang normal, bank-bank menghasilkan banyak sekali catatan-catatan kertas ( paper records). Sebagian besar dari catatan ini perlu dipelihara karena seringkali diperlukan dan berguna untuk menelusuri dan menjadi bukti transaksi-transaksi yang lampau.
e) Pengawasan formulir.
Yang erat hubungannya dengan pengawasan catatan adalah pengawasan formulir,
yang menyangkut pembaharuan secara berkala seluruh formulir-formulir yang
digunakan di bank. Dengan mengikuti prosedur yang serupa dengan prosedur yang
dipakai dalam pengawasan catatan, masing-masing formulir hendaklah ditinjau lagi
dan dianalisa untuk kemungkinan perbaikan atau pencabutan.
2.4 Sistem Manajemen Bank
Manajemen sebagai suatu system yang di dalamnya terdapat unsur- unsur yang
saling terkait antara satu dengan yang lain dalam rangka mencapai sasaran. Unsur
satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Hal inilah sebagai suatu konsep
keutuhan. Islam memberikan dorongan kepada umatnya untuk melihat sesuatu
dengan utuh ( kaafah). Terkait dengan manajemen sabagai suatu sistem, maka
didalamnya terdapat unsur- unsur, yaitu: perencanaan, penggorganisasian, Pelaksanan
dan pengawasan.
a. Perencanaan
Semua dasar dan tujuan manajemen seperti diatas haruslah terintegrasi, konsisten,
dan saling menunjang satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi ke arah pencapaian
tujuan manajemen maka setiap usaha harus didahului oleh proses perencanaan yang
baik. Allah berfirman:
“ Wahai orang- orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan rencanakanlah
masa depanmu. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha tahu atas
apa- apa yang kalian perbuat.
Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui beberapa prises kegiatan yang
meliputi forecasting, objective, policies, programs, procedures dan budget.
1) Forecasting
Forecasting adalah suatu ramalan usaha yang sistematis, dengan dasar penaksiran dan
menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Peramalan ini meliputi
kondisi internal dan eksternal. Yang mana kondisi internal meliputi potensi dan
fasilitas yang tersedia, distribusi aktiva, posisi dana- dana, pendapatan dan biaya.
Kemudian kondisi eksternal meliputi situasi moneter, peraturan- peraturan. Dan
kondisi perdagangan.
2) Objektive
Objektive ( Tujuan) adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang
atau badan usaha. Dalam hal ini organisasi harus dirumuskan dengan jelas, realistis
dan dapat diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi , agar mereka
dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran.
3) Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan ( plan of action) atau juga dapat diartikan
sebagai suatu pedoman pokok ( guiding Prinsiples) yang diadakan oleh suatu badan
untuk menentukan kegiatan yang berulang- ulang.
4) Programs
Programs adalah deretan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies.
Program itu merupaan program kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan
secara bertahap, dan terikat dengan ruang ( placa) dan waktu ( time). Program itu
harus merupakan suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan
tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi ( closet intregreted).
5) Prosedure
Prosedur adalah suatu sifat gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Perbedaanya dengan program adalah program menyatakan
apa yang harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana
melaksanakannya.
6) Budget
Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dan
pendapatan yang diperoleh di masa yang akan datang. Dengan demikian, budget
dinyatakan dengan waktu, uang, material dan unit- unit yang melakukan pekerjaan
guna memperoleh hasil yang diharapkan.
b. Pengorganisasian
Allah menciptakan manusia dalam keadaan dalam suatu komoditas, satu sama lainnya
saling berhubungan dan berinteraksi. Kesemuanya ditugasi atau diamanahi sebagai
khalifah di muka bumi. Dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya diharapkan dapat
menciptakan kemakmuran. Kemakmuran akan terwujud jika diantara manusia itu
saling tolong- menolong, tidak berpecah- belah.
c. Pelaksanaan dan Pengawasan
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak ( top
management). Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau
tidaknya harapan mereka. Pengawasan juga dapat membantu mereka mengambil
keputusan yang lebih baik.
Kata pengawasan dipakai sebagai arti harfiah dari kata controlling. Dengan demikian
pengertian pengawasan meliputi segala kegiatan penelitian, pengamatan dan
pengukuran terhadap jalannya oprasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan,
penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,
melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan antara hasil ( output)
yang dicapai dengan masukan ( input) yang digunakan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam kaitan dengan pengawasan, diantaranya adalah:
1) Proses pengawasan
Menurut prosesnya, pengawasan meliputi pengawasan- pengawasan sebagai berikut:
a) Menentukan standar sebagai penentu pengawasan.
b) Pengukuran dan pengamatan terhadap jalannya oprasi berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan.
c) Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta.
d) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
e) Perbandingan hasil akhir (output) dengan masukan (input ) yang digunakan.
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Menentukan standar:
Dalam kegiatan pengawasan, yang pertama kali harus dilakukan adalah mementukan
standar yang yang menjadi ukuran dan pola untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan
produk yang dihasilkan. Standar itu harus jelas, wajar, obyektif sesuai dengan
keadaan dan suber daya yang tersedia. Setiap bank mungkin mempunyai sistem
pengawasan yang berbeda- beda. Namun demikian harus tetap diidentifikasikan
adannya unsur- unsur pengawasan yang lazim terdapat pada semua sistem yang baik,
diantaranya adalah:
Standar hendaknya adalah suatu prestasi yang dapat diukur, baik bersifat keuangan
maupun non- keuangan, misalnya standar perputaran pegawai (labaur turnover).
Prestasi yang dicapai hendaknya dibandingkan dengan standar. Misalnya, jika standar
biaya telepon telah ditetapkan, maka realisasi biaya telepon. Harus dibandingkan
dengan standar biaya itu. Kemudian dianalisis untuk menjelaskan devisiasinya
dengan standar.
Deviasi antara prestasi yang terjadi dengan standar prestasi yang ditetapkan harus
merupaka isyarat akan perlunya koreksi atau perbaikan guna mencegah terjadinya
devisiasi yang lebih besar dikemudian hari.
Standar itu pula harus dievaluasi secara berkala untuk memungkinkan perbaikannya.
Jika perlu dengan membuat standar- standar baru bagi unsur- unsur relevan bagi
manajemen, yang sebelumnya tidak diukur.
Pengukuran dan pengamatan terhadap jalnnya operasi
Pelaksanaan jalannya oprasi harus selalu diawasi dengan cermat. Untuk keperluan
tersebut harus pula dibuat catatan (recort) sebagai laporan pekembangan proses
manajemen.berdasarkan catatan itu hendaknya dilakukan pengukuran prestasi, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil evaluasi itu dijadikan bahan laporan untuk
dievaluasi lebih lanjut.
Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta
Prestasi pekerjaan harus diberikan penilaian dengan memberikan penafsiran, apakah
sesuai dengan standar, sejauh mana terdapat peyimpangan dan apa saja faktor- faktor
penyebabnya.
Tindakan koreksi terhadap penyimpangan
Tindakan koreksi, selain untuk mengetahui adanya kesalahan, juga menerangkan apa
yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dan memberikan cara bagaimana
memperbaikinya agar kembali kepada standar dan rencana yang seharusnya.
Tindakan koreksi sangat perlu dan harus dilakukan, agar jangan berlarut- larut, karena
dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Perbandingan hasil ( output) dengan masukan ( input)
Setelah proses pelaksanaan pekerjaan selesai segara diberikan pengukuran dengan
membendingkan penghasilan yang diperolah dengan sumber daya yang digunakan
serta standar yang ditetapkan. Hasil pengukuran ini akan memperlihatkan tingkat
efesiensi kerja dan produktivitas sumber daya yang ada, dan dapat dugunakan
sebagai:
Standar dari harga pokok untuk menentukan harga jual ( pricing).
Menentukan tinggi rendahnya efisiensi.
Sebagai bahan ukuran bagi penyusunan rencana yang baru.
1. Sistem informasi pengawasan
Laporan- laporan yang dihasilkan dari proses pengawasan itu harus disusun dalam
suatu format yang sistematis, agar dapat dengan segera dan mudah digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan secara tepat dan tepat. Kemajuan teknologi informasi
telah memungkinkan sistem informasi manajemen memiliki kesanggupan
memberikan berbagai jenis informasi dengan cepat dan akurat serta memberikan
fleksibilitas dalam cara penyajiannya. Melalui laporan ini para manajer dapat
memperoleh informasi atau data yang tidak termuat dalam laporan leguler, yang
dibutuhkan untuk menghadapi laporan tertentu.
2. Program audit internal
Pada dasarnya manajer puncak (top manajemen) merupakan pengawas tertinggi bagi
seluruh bawahannya. Untuk memudahkan pelaksanaan fungsi pengawasan setiap
organisasi perusahaan besar selalu mengadakan suatu badan khusus (special staf)
dengan program audit internal yang oleh Bank Indonesia disebut SKAI ( Satuan
Kerja Audit Internal).
Unsur dasar dari program audit internal adalah meliputi verifikasi aktiva dan pasiva,
memastikan keseksamaan ayat- ayat penghasilan dan biaya, memastikan kebenaran
pelaksanaan prosedur bank yang telah ditetapkan dan memberikan saran- saran
perbaikan cara- cara pelaksanaan oprasional.
Sebagai pedoman oprasional dan pedoman pengawasan, bank dan kantor cabang
syariah wajib memiliki buku- buku pedoman kerja mengenai kegiatan oprasional
bank syariah, yang antara lain berupa:
a) Buku pedoman penghimpunan dana.
b) Buku pedoman pembiayaan.
c) Buku pedoman penglolaan dana.
d) Buku pedoman kegiatan jasa perbankan lainnya.
e) Buku pedoman standar perhitungan bagi hasil.
f) Buku pedoman system kas/ teller.
Buku- buku pedoman diatas memuat hal- hal mengenai prinsip syariah, prinsip
kehati- hatian, organisasi dan manajemen masing- masing kegiatan usaha, prosedur
kerja, administrasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penyelesaian masalah
yang dihadapi.
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Pola Dasar Manajemen Bank adalah suatu proses transformasi aset yang mana di
dalamnya terdapat suatu kegiatan yang mempertimbangkan faktor- faktor likuiditas,
risiko dan keuntungan.
Transformasi aset adalah proses pengalihan dana yang dihimpun bank dari berbagai
sumber, yang menjadi kewajiban sebuah bank.
Manajemen adalah kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud
kebijakan dasar
(basic policies) yang meliputi bidang penting bagi aktivitas bank, hal ini juga dapat
menjadi penentu terhadap kadar kesehatan bank, dan hal itu dapat diketahui dengan
melakukan evaluasi terhadap bank yang sedang dikelola.
DAFTAR PUSTAKA
Hasymi Ali, Manajemen Bank,Bumi Aksara,Jakarta,1992.
Muhammad, manajemen bank syari’ah, UPP AMP YKPN,Jogjakarta, 2005.
Hasymi Ali, Dasar-dasar Operasi Bank,PT Rineka Cipta,Jakarta,1995.
Muchdarsyah Sinungan,Manajemen Dana Bank, PT Bumi Aksara,Jakarta,2000.
http.www. b4on_ wortpress.com, Manajemen Perbankan, ( 1 april 2010).
http.www. xmanhoky. Blogspot.com, Manajemen Oprasional Bank, ( 31 maret
2011).
http.www.scribd.com/doc.83982680p/Terapan-Komputer-Perbankan,( 15-10-2012).