Download - 2. Metode Askep.pdf
-
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
Ns. Rusmegawati, S.Kep., M.Kep
-
Peran Kepemimpinan & Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan
Asuhan Pasien
Peran Kepemimpinan
1. Mengevaluasi secara berkala efektivitas struktur organisasi asuhan pasien.
2. Memastikan ketersediaan dukungan SDM
3. Memotivasi kelompok kerja ke arah usaha tim
4. Memotivasi pelaksana mencapai tingkat pendidikan, keahlian klinis, kompetensi dan pengalaman lebih tinggi.
5. Memberi dukungan transisi pelaksana manajer
6. Memastikan metode asuhan yg digunakan mendukung yan profesional
-
Fungsi Manajemen
1. Mempelajari filosofi unit agar filosofi dapat menyokong asuhan
keperawatan.
2. Memilih sistem pemberian askep paling tepat.
3. Menggunakan hasil penelitian dan literatur terbaru dlm
menganalisis usulan perubahan metode/model askep.
4. Menggunakan sistem askep yg memaksimalkan SDM & waktu.
5. Memastikan SDM nonprofesional dilatih dan diawasi.
6. Mengatur kegiatan untuk mencapai tujuan.
-
METODE PEMBERIAN ASKEP
1. Metode Kasus
2. Metode Fungsional
3. Metode Tim
4. Modular
5. Metode Primer
6. Manajemen Kasus
(Marquis & Huston, 2003)
4
a. Model MAKP (Model
Asuhan Keperawatan
Profesional)
b. Model MPKP (Model
Praktik Keperawatan
Profesional)
c. Model SP2KP (Sistem
Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional)
-
1. Metode Kasus/Total
Metode yang paling tua, perawat mengemban tanggung jawab total memenuhi semua kebutuhan klien selama waktu kerja
(shift kerja).
Metoda ini biasa digunakan pada unit perawatan yang memerlukan keahlian keperawatan pada tingkat ahli, seperti
pada unit perawatan kritis atau ruang pemulihan setelah di
anestesi, rawat jalan & gawat darurat.
5
-
Keuntungan:
Kemandirian perawat sangat tinggi, tanggung jawab & tanggung gugat sangat jelas, klien mendapatkan pelayanan
holistik.
Komunikasi antara perawat pasien dan dokter dengan anggota staf lainnya berlangsung terus menerus.
Perawat mendapat kepuasan karena dapat melakukan semua yang menjadi wewenangnya.
6
-
Kerugian:
Setiap perawat mempunyai pendekatan pelayanan yg tidak sama, biaya tidak efektif, kurangnya tenaga perawat.
Perawat profesional banyak menghabiskan waktu untuk tugas yang dapat dilakukan orang yang tidak trampil.
Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak dapat terlaksana karena kurangnya waktu.
Asuhan keperawatan tidak terkoordinasi dari shift ke shift atau hari kehari karena perubahan dalam penugasan.
Tidak ada seorangpun perawat yang bertanggung jawab mengkoordinasikan asuhan selama 24 jam.
7
-
Kepala Ruang
Staf Perawat Shift Pagi
Klien
Staf Perawat
Shift Sore
Klien
Staf Perawat Shift Malam
Klien
8
-
Metode Kasus
9
-
2. Metode Fungsional
Pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan
yang dilakukan.
Tugas masing-masing perawat jenis pekerjaan. Contoh: satu perawat bertugas menyuntik untuk semua klien di suatu
unit.
10
-
2. Metode Fungsional
Kepala Ruang
Perawat tindakan Perawat Askep
Perawat
Vital Sign
30 Pasien
Perawat
Hygiene Px Perawat
Administrasi
11
-
Metode Fungsional
12
-
2. Metode Fungsional
Kerugian:
a. Yankep terpilah-pilah.
b. Proses keperawatan sulit
dilaksanakan
c. Selesai tugas perawat cenderung
melakukan tugas non keperawatan.
d. Perawat hanya melihat tugas
sebagai keterampilan semata.
13
Keuntungan:
a. Terampil utk tugas tertentu.
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja tugas selesai.
c. Kekurangan tenaga yang ahli
dapat diganti dg perawat terampil
yg segera dpt dilatih.
d. Memudahkan utk peserta didik
utk belajar keterampilan.
-
Hal hal yang harus dipertimbangkan
Pendekatan fungsional lebih menekankan teknik prosedur, TIDAK memperhatikan keberadaan klien secara utuh dan unik.
Pelayanan terfragmentasi, kesinambungan asuhan tidak terjamin.
Ada kemungkinan, jenis tugas tertentu tidak teridentifikasi sehingga luput dari perhatian perawat
14
-
3. METODE TIM
Sekelompok perawat mengasuh sekelompok pasien (tidak
sejak masuk sd pulang).
-
Kepala Ruang
Kelp Perawat Shift Pagi
Kelp Klien
Kelp Perawat Shift Sore
Kelp Klien
Kelp Perawat Shift Malam
Kelp Klien
16
-
Sistem pemberian asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien yang dipimpin oleh seorang perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawatan (Douglas, 1992).
17
4. Metode Tim/Modular
-
Kepala Ruang
Ketua Tim
Perawat Profesional
Perawat Non Profesional
Perawat Okupasi
Ketua Tim
Perawat Profesional
Perawat Non Profesional
Perawat Okupasi
18
Kelp Pasien Kelp Pasien
Cth
-
Metode Tim/Modular
19
-
Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawatKelp Pasien.
Kelompok ini dipimpin oleh ketua tim yaitu perawat berijazah, berpengalaman & memiliki pengetahuan dalam bidangnya
(Registered Nurse).
Pembagian tugas dilakukan oleh ketua tim yg bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
20
Prinsip Metode Modular
-
Ketua Tim melapor pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Tim terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi.
21
-
Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien-intervensi dan dampaknya-
karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan berkesinambungan.
Proses asuhan berkesinambungan dalam tim (P- S - M). Melalui dokumentasi akurat & timbang terima berbasis
pasien.
22
-
Kerugian:
a. Pre conference sulit dilakukan
pada waktu-waktu sibuk.
b. Perawat yg belum
berpengalaman perlu dorongan
berlatih.
c. Akontable dlm tim kurang
jelas.
23
Keuntungan:
a. Memfasilitasi yankep
komprehensif.
b. Memungkinkan penerapan
proses keperawatan.
c. Konflik antar staf dpt
dikurangi mll pre conference.
d. Proses belajar dlm tim &
kembangkan hub
interpersonal.
-
TANGGUNG JAWAB KARU, KATIM & ANGGOTA TIM MODULAR
24
1.KARU
a. Menetapkan standar kinerja anggota Tim
b. Menyusun rencana ruang rawat
c. Membantu katim tetapkan sasaran unit kerja
d. Memfasilitasi katim mengembangkan ketr kepemimpinan &
manajemen.
e. Narasumber tim
g. Memotivasi & mensupervisi katim
-
25
2. KATIM
a. Mengkaji klien dan mempertimbangkan intervensi
keperawatan.
b. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan
medis
c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d. Mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan hasil yang
dicapai serta mendokumentasikannya.
-
26
3. Anggota Tim
a. Bertanggung jawab terhadap askep klien di bawah
tanggung jawabnya
b. Mengikuti instruksi kep yg tercatat dalam rencana kep
termasuk program pengobatan
c. Melaporkan kepada katim secara tepat dan akurat
perubahan kondisi klien
d. Menjaga ketertiban dan kerapian ruangan
-
Metoda pemberian asuhan keperawatan, dimana seorang perawat register bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam 24 jam.
Ciri metode primer akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan, dan 5 K (kontinuitas, komunikasi, kolaborasi, koordinasi dan komitmen).
27
5. Metode Primer
-
Kepala Ruang
Perawat Primer
Perawat asosiet bila PP tdk ada ( siang)
Perawat asosiet bila PP tdk ada ( sore)
Perawat asosiat bila PP tidak ada
(malam)
28
-
Metode Primer
29
-
Metode Primer
30
-
Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruang
1. Identifikasi siapa perawat yang ingin mejadi perawat primer
2. Memberi dukungan dan pendidikan.
3. Menjamin semua staf perawat dan pemberi asuhan lain
memahami peran perawat primer dan asosiet.
4. Menjadi model peran, pembimbing dan konsultan.
5. Menjamin dan mempertahankan mutu asuhan.
6. Mengelola aspek fiscal/keuangan.
7. Memberikan otonomi pada perawat primer untuk
menjalankan pendelegasian dan pengambilan keputusan
yang tepat. 31
-
1. Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat di rumah
sakit.
2. Melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan
asuhan keperawatan.
3. Mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan
asuhan keperawatan dan membuat rencana pulang pasien
4. Memberikan asuhan keperawatan pasien sesuai rencana dan
mengkoordinasikan dengan tim anggota kesehatan lain : dokter,
dietisien, perawat lain , menginformasikan keadaan pasien kepada
kepala ruangan, dokter, dan staf keperawatan.
32
Tugas dan tanggung jawab Perawat Primer
-
5. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat, membuat jadwal perjanjian
klinik, mengadakan kunjungan rumah dan lain-lain.
Tugas dan tanggung jawab perawat asosiat.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab perawat primer bila
perawat primer tidak ada.
33
-
1. Memungkinkan Perawat Primer untuk pengembangan diri
melalui implementasi imu pengetahuan.
2. Model praktek didasarkan pada pengetahuan.
3. Fokus pada kebutuhan pasien.
4. Meningkatnya otonomi perawat.
5. Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara
komprehensif.
6. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan.
34
Keuntungan:
-
7. Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan
hubungan antara perawat pasien/keluarga.
8. Peningkatan mutu asuhan, karena:
Hanya ada 1(satu) perawat yang bertanggungjawab dalam perencanaan dan koordinasi asuhan
keperawatan.
Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien.
Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.
35
-
PP bertanggungjawab selama 24 jam
Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.
9. Perbaiki retensi perawat.
10. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan
pasien/keluarga.
36
-
Kerugian: 1. Diperlukan perawat berpendidikan dan berpengalaman.
2. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan rekan perawat ( Perawat asosiat).
3. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan perawat untuk mengimplementasaikan asuhan keperawatan yang diberikan.
4. Karena pindah keunit yang berbeda pasien dalam kondisi kritis kemungkinan mempunyai beberapa perawat primer.
5. Biaya tinggi.
6. LOS menjadi singkat.
37
-
Proses kolaborasi yang mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan, mengkoordinasikan, memantau
dan mengevaluasi pilihan & layanan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan individu melalui komunikasi dan
SDM yang tersedia untuk meningkatkan hasil yang
berkualitas dan efektif biaya oleh seorang MANAGER
KASUS.
38
6.Metode Manajemen Kasus
-
Elemen penting dalam manajemen kasus meliputi :
1. Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan
anggota kunci dalam organisasi ( Administrator, dokter dan
perawat).
2. Kualifikasi perawat manajer kasus.
3. Praktik kerjasama Tim.
4. Kualitas sistem manajemen yang diterapkan.
5. Menggunakan prinsip perbaikan mutu yang terus menerus.
39
-
6. MenggunakanClinical pathway (hasil) atau asuhan MAPS (Multidisciplinary Action Plans) yaitu
kombinasiClinical Path dengan Care Plans.
7. Promosi praktek keperawatan profesional
40
-
Tugas dan tanggung jawab Manajer
1. Mengelola dan memimpin proses perbaikan mutu.
2. Memberikan pengarahan kepada para manajer kasus untuk memastikan bahwa jumlah kasus yang ditangani tepat dan ditangani dengan baik.
3. Melaksanakan survey kepuasan pasien sebagai ukuran mutu pelayanan.
4. Membuat batasan area tanggungjawab .
5. Mengklarifikasi suatu kejadian kepada manajer lain bila diperlukan .
41
-
6. Merencanakan & memberikan pendidikan dan
pengembangan staf berdasarkan tujuan unit dan
kebutuhan staf.
7. Melakukan monitoring terhadap asuhan yang
dilaksanakan oleh tenaga perawat dan non keperawatan.
8. Melakukan koordinasi, komunikasi dan bekerja sama
dalam menyelesaikan permasalahan pasien.
9. Memfasilitasi asuhan keperawatan pasien.
42
-
1). Meningkatnya mutu asuhan karena:
a). Perkembangan kesehatan pasien dimonitoring terus
menerus sehingga selalu ada perbaikan bila asuhan yang
diberikan tidak memberikan perbaikan.
b). Adanya kerjasama yang harmonis antara manajer kasus
dengan tim kesehatan lain.
2). Menurunnya komplikasi
3). Menurunnya biaya.
43
Keuntungan:
-
Manajemen Kasus
Nursing Administration
Medical Nurse Case Managers
All Medical Patients
Pediatric Nurse Case Managers
All Pediatric Patients
OB Nurse Case Managers
All OB Patients
Trauma Nurse Care Managers
All Trauma Patients
44
-
45