Download - 186059968-Pengaruh-kebudayaan
![Page 1: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata buddhayah. Buddhayah berasal dari
kata budhi yang berarti akal. Kebudayaan sudah banyak dibicarakan dan di kaji oleh
banyak pakar budaya sehingga menyebabkan penjelasan atau makna mengenai budaya
menjadi beragam. Dari beberapa pengertian dan definisi dari para pakar budaya, dapat
di simpulkan bahwa budaya adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebudayaan memiliki 6 sifat yaitu;
1. Abstrak berarti kebudayaan tidak dapat dilihat atau dipegang karena kebudayaan
terletak dan lahir dari dalam pikiran manusia yang kemudian di wujudkan dalam
bentuk kebudayaan perilaku dan benda-benda kebudayaan.
2. Menuntun dan mengarahkan berarti hasil kesatuan ide-ide dan gagasan tersebut
melahirkan suatu kesepakatan untuk mengatur perilaku masyarakat yang berupa
nilai, norma dan sanksi. Disini berarti kebudayaan menjadi alat penuntun,
pengarah, pedoman, sekaligus pemaksa bagi siapa yang tidak mau tunduk pada tata
aturan (adat) yang berlaku dan akan mendapatkan sanksi.
3. Dimiliki manusia berarti kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia.
4. Dimiliki masyarakat berari kebudayaan tidak dimiliki secara perseorangan tetapi
dimiliki bersama oleh sekelompok manusia (masyarakat).
5. Diwariskan berarti budaya di wariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara
berkesinambungan.
6. Berubah berarti budaya dapat berubah karena pengaruh kemajuan zaman, pengaruh
lingkungan, serta pengaruh masyarakat.
1.2 Permasalahan
Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari perubahan budaya, hal ini disebabkan
karena banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia dan perubahan selalu terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
1
![Page 2: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/2.jpg)
Perubahan budaya tidak dapat di mengerti apabila kita hanya mengetahui hasil
budaya yang telah berubah saja. Untuk mengerti sungguh-sungguh maksudnya
perubahan budaya, kita harus mempelajari juga bagaimana proses, faktor, akibat
perubahan budaya tersebut. Lalu, bagaimana perubahan bisa terjadi? Bagaimana
proses, faktor dan akibat perubahan itu? Semuanya akan di bahas dalam makalah ini.
1.3 Manfaat Penulisan
Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia terbuka dengan kebudayaan luar.
Tetapi dengan kita mengetahui bagaimana proses perubahan budaya itu, kita dapat
mengetaui bagaimana budaya lain memasuki dan mempengaruhi budaya kita sehingga
kita dapat memilah budaya luar sesuai dengan kaidah agama kita, serta nilai dan
norma yang berlaku. Kita harus bisa menyaring budaya luar karena budaya tersebut
dapat membuat perubahan-perubahan pada budaya ketimuran yang nantinya dapat
mempengaruhi sistem sosial yang berupa nilai, norma, sikap atau pola berperilaku
diantara kelompok masyarakat, struktur kemasyarakatan, dan interaksi sosial dalam
budaya timur kita.
2
![Page 3: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi
para pedagang India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di
Indonesia guna menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi
dengan penduduk setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya
dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai
berikut.
1. Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta
menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat
dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan
Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.
2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M)
Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal
tersebut disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur
Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya
sinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan
zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa
Timur lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan
sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa.
Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan
periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena
perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa
Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek
moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu
3
![Page 4: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/4.jpg)
sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai
objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi
dari India.
B. Akulturasi
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya
Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur
kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak
menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan
Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan
melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan
masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini
disebabkan karena:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup
tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah
perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius
merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur
kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang
telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi
yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil
dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan
sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian
masyarakat atas kasta.
4
![Page 5: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan
jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan
oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika
dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk
maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara
turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki
kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk
memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem
pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat
Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia
belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian
masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam
kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama
digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai
digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang
merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan
sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem
pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem
pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.
Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang
merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
5
![Page 6: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/6.jpg)
Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi
pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut
menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama
manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia
saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan
dan pengajaran mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang
karena berawal dari hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian
mendirikan tempat-tempat pendidikan yang dikenal dengan pasraman. Di tempat
inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut maka muncul
tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan
menghasilkan berbagai karya sastra.
Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian
menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat
asal agama tersebut. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah.
Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama menggunakan bahasa
sendiri sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar
agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala.
Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan asrama khusus untuk pendidikan para
pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India)
5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia
mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang
(animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong
masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak
meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang
dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan
paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan
Hindu-Budha.
6
![Page 7: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/7.jpg)
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan
Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan
terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan
mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000
hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
6. Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada
bidang-bidang dibawah ini:
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud
percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha.
Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia
dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu
bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda
yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi
sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi
Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu
jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di
Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending
(Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi
seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana
alam Indonesia.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha
sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya
pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi
yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha
terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang
kemaritiman, bangunan dan pertanian.
7
![Page 8: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/8.jpg)
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota
pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa
Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi
kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia
terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama
Hindu maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-
Budha yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam
penulisan prasasti-prasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian,
pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan perkenalan
teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke
generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi
yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-
Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi
irigasi pada zaman Majapahit.
8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan
adanya :
Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun
Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah)
pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari.
Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi
sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354
hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan Maret dimana
matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai
Hari Raya Nyepi.
Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati
peristiwa dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf
berupa susunan kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan
dalam bentuk kalimat.
8
![Page 9: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/9.jpg)
DAMPAK POSITIF & NEGATIF KEBUDAYAAN ASING YANG MASUK KE INDONESIA
Dampak Positif Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju
sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri.
Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
Dampak Negatif Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat
baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru biasanya yg jelek2. Meniru perilaku yg buruk.
Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tsb.
Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dgn gotong royong.
Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
C .Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dengan Kebudayaan
Indonesia
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-
kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu
dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian
menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu
kelompok atau kedua-duanya
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama
dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur
9
![Page 10: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/10.jpg)
menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan
kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.
Hal ini berarti kebudayaan Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak
diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan
budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu
dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan
Indonesia Hindu – Budha.
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-
unsur budaya berikut ini:
1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya
penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang
dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, silakan tulis 5 kata bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta, selanjutnya Anda simak uraian
materi selanjutnya.
Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada
prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Budha pada abad 5 – 7 M,
contohnya prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di
gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti
peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 – 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya
penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno
(kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui
Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.
2. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama
Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada
Animisme dan Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, masyarakat
Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu
dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan
kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami
10
![Page 11: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/11.jpg)
Sinkritisme. Tentu Anda bertanya apa yang dimaksud dengan Sinkritisme?
Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha
yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Budha yang
dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat
dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di
Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali,
upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem
pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang
diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan
dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti
Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit
diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-
temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra
mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana.Wujud akulturasi di samping terlihat dalam
sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu
pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
4. Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu
perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam
kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365
hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai
contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan
perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Apakah Anda
sebelumnya pernah mendengar istilah Candrasangkala? Candrasangkala
11
![Page 12: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/12.jpg)
adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka.
Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau
Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu
kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0,
kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan dan belakang
sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan
tahun runtuhnya Majapahit .
5. Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam
seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung
unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama
dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya
mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang
tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat
berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi
artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah
mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut
lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk
pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang
sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja
sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap
dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares
merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
2.1 Pengertian Perubahan Kebudayaan
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan,
penambahan, dan perkembangan unsur-unsur kebudayaan. Proses itu terjadi
karena interaksi antarwarga pendukung kebudayaan lain dengan penciptaan
unsur-unsur kebudayaan baru dan penyesuaian antarunsur kebudayaan
tersebut. Secara sederhana, perubahan budaya merupakan perubahan yang
terjadi akibat benturan-benturan antarunsur budaya yang berbeda-beda.
12
![Page 13: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/13.jpg)
Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis
teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh
teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk
padi jadi kehilangan pekerjaan.
Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita dapat
mengarahkan perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita hilangkan,
namun yang positif kita ambil. Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah
budaya yang memerdekakan dan membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant,
ada dua unsur yang penting dalam manusia merdeka. Pertama, digunakannya akal
budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu memecahkan persoalan-
persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang ilahiat. Kedua,
’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka, adalah
ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai
ke arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan
nalar menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan
tersebut.
Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi).
Perubahan budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara
kasar. Contohnya pada saat penjajahan Jepang dahulu, bangsa Indonesia harus
mengikuti nilai-nilai yang dianut bangsa Jepang seperti menghormati Dewa
Matahari pada pagi hari. Sedangkan perubahan secara evolusi terjadi melalui
perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana sebelumnya.
Contohnya perubahan yang terjadi karena keadaan dan kondisi baru yang membuat
banyak wanita di daerah Jawa tidak lagi mengenakan kebaya melainkan rok atau
celana panjang karena lebih praktis.
2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
13
![Page 14: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/14.jpg)
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang
harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para
anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan
sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan
kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk
berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai
lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada
bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain.
14
![Page 15: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/15.jpg)
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,
sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah
dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar
Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
menerima unsur-unsur tersebut.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang
cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi.
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur
kebudayaan baru diantaranya:
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan
dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan
pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan
15
![Page 16: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/16.jpg)
harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang
berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang
baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat
dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang
bersangkutan.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi
antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri.
Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan hal yang
berasal dari luar. Unsur-unsur asing yang diterima tentunya terlebih dahulu
mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidaklah asli lagi seperti
semula.
2.3 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan(Wujudideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
2.Aktivitas,(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
16
![Page 17: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/17.jpg)
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3.Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,
antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
1) Novasi
Inovasi berasal dari kata lati, “innovation” yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah.
Innovasi merupakan suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang
lain atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, yang dilakukan
Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa Inovasi adalah gagasan, perbuatan,
atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah
yang,dihadapi.
Menurut Santoso (1974), Tujuan utama Inovasi adalah meningkatkan sumber-
sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
2) Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul bila ada kelompok-kelompok
manusia dengan later belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul langsung
secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan kelompok-kelompok
tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan menjadi unsur kebudayaan
campuran.
3) Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri.
17
![Page 18: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/18.jpg)
4) Sinketisme
Kata sinkretisme yang telah menjadi kata kita sehari-hari ini adalah kata asing,
yang bisa dilacak dari kata Yunani."Sunistanto, Sunkretamos" artinya "kesatuan";
dan kata "synkerannumi" yang berarti "mencampur aduk". Istilah tersebut mula-
mula adalah istilah Politik, yang digunakan oleh Plutarch untuk menggambarkan
kesatuan orang-orang dari pulau Kreta yang melawan musuh bersamanya.
Kesatuan tersebut adalah sebagai,sinkretismos..
5) Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat
golongan masyarakat bawah yang tertindas dan yang telah lama di lupakan
6) Dipusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain,
dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat
menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.
Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua
masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan
kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit
anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan
pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh, sekarang adalah
jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan
menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat
tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam
acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka
sembahyang di pura.
2. Model Rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus
mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh
terbesar adalah model rambut ‘punk’ yang membuat banyak remaja mengikuti
model rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.
3. Kesenian
18
![Page 19: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/19.jpg)
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini,
banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka
dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing
dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih
bisa bertahan sampai sekarang.
4. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang
mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya
sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas
dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota
masyarakat di daerah tersebut.
5. Masuknya Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin
disebakan karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya
sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya asli
Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya
tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah
penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari
tugas. Hal itu disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
6. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih
menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang dengan
menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi
cepat dan praktis.
2.5 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kebudayaan
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan suatu bangsa pun akan
mengalami perkembangan dan perubahan. Dimulai dari kebudayaan tradisional,
kebudayaan peralihan, hingga kebudayaan modern. Perubahan kebudayaan
merupakan suatu kejadian yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini. Pengertian
perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak
sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
19
![Page 20: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/20.jpg)
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari
faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor
tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya
belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan
Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada
(Innovation).
Inovasi
Proses perubahan untuk menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi
karena kemajuan teknologi dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena
kesadaran masyarakat terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam
kebudayaan mereka sehingga mereka berusaha mengatasi kekurangan-
kekurangan tersebut. Mereka disebut penemu dan penemuan baru mereka sangat
terkait erat dengan kemajuan teknologi yang berupa discovery atau invention.
Tiga hal yang dapat mempercepat Inovasi:
1. Ketidakpuasan seseorang terhadap sesuatu yang telah ada
2. Adanya keinginan untuk berprestasi
3. Adanya orang yang menyimpang (Devian). Ada devian yang bersifat
membangun (Devian Konstruktif) dan ada pula devian yang bersifat
merusak (Devian Destruktif).
Discovery
Suatu penemuan baru terhadap benda-benda kebudayaan. Discovery dapat menjadi
invention apabila hasil discovery itu diakui, diterima dan diterapkan oleh
masyarakat tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan harus melalui rangkaian
penciptaan-penciptaan.
Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat
seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya, penemuan ini
merupakan puncak dari inovasi dan discovery.
20
![Page 21: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/21.jpg)
3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian
orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak
mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi
lebih baik.
4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur
pemerintahan pada suatu negara.
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi
sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu
negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur
budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi,
ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini
lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh
tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang
sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan
pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti
kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
3. Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar
budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan
Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat
budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
Faktor-Faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan
a. Kontak dengan Kebudayaan Lain
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan untuk
Maju
d. Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat
e. Penduduk yang Heterogen
f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
g. Orientasi ke Masa Depan
21
![Page 22: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/22.jpg)
h. Nilai bahwa Manusia Harus Senantiasa Berusaha untuk Memperbaiki
Hidupnya.
Faktor Penghambat Jalannya Proses Perubahan
a. Kurangnya interaksi dengan masyarakat lain
b. Perkembangan IPTEK yang terlambat
c. Terlalu mengagungkan tradisi
d. Prasangka buruk terhadap kebudayaan luar
2.6 Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.
a.Dampak Positif
1) Kemajuan ilmu pengetahuan
2) Kebutuhan mudah terpenuhi
3) Pola pikir yang lebih maju
b.Dampak negatif
1) Dekadensi Moral
Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang
ditunjukkan
dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang .
berapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah perilaku pergaulan bebas di
kalangan remaja maupun orang tua, prostitusi, perselingkuhan dan lain-lain.
2) Kriminalitas
Donald R. Gressey berpendapat bahwa kriminilitas adalah suatu kondisi dan proses
sosial yang menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan yang
melanggar norma hukum dan menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa
contoh yang termasuk tindak kriminalitas antara lain korupsi, pencurian,
penodongan, pemerkosaan, dan pembunuhan.
3) Aksi Protes dan Demonstrasi
Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan
umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok
tersebut atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak. Aksi protes
22
![Page 23: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/23.jpg)
merupakan gerakan atau tindakan yang dilakukan secara perorangan atau untuk
menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar orang dilancarkan
melalui kecaman yang pedas.
4) Konsumerisme
Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan
penggunaan barang dan jasa secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang
bukan kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier jika dilakukan secara berlebihan
dikategorikan konsumerisme.
2.7 Tipe-Tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya
Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium)
merupakan keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan
keseimbangan dalam masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat benar-benar
berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara
psikologis merasakan akan adanya suatu ketenteraman, oleh karena tidak adanya
pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi suatu
gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat dapat
menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya
dengan maksud untuk menerima suatu unsur yang baru. Akan tetapi, kadang-
kadang unsur baru tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila
masyarakat tidak dapat menolaknya, oleh karena masuknya unsur baru tersebut
tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sifatnya
dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma- norma dan nilai-nilai
sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan dapat berfungsi secara wajar.
Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak
dapat dihindarkan. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap
masyarakat dapat dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan
dengan hal ini, yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi pengaruh
perubahan sosial budaya.
Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau adaptasi
baru di antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan
23
![Page 24: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/24.jpg)
keselarasan hubungan di antara unsur-unsur tersebut agar tetap terjaga.
Kemampuan melakukan adaptasi ini sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup dan keutuhan sosial. Jika adaptasi terhadap keadaan baru akibat perubahan
tidak dapat berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat adalah disorganisasi sosial
atau ketidakteraturan sosial. Anggota masyarakat merasakan kesulitan
menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial
ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan
sosial.
Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai gejala
awal sebagai berikut.
a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat
mengenai tujuan yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup
bermasyarakat.
b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak dapat berfungsi sebagai alat
pengendalian sosial, bahkan sering terjadi pertentangan di antara norma-
norma yang ada dalam masyarakat.
c. Para anggota masyrakat merasakan kesulitan untuk menyesuaikan dirinya
dengan norma-norma dan tujuan masyarakat.
d. Timbul pertentangan atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat yang dapat berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.
Adakalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan dan secara
bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian
berpengaruh pula pada warga- warga masyarakat. Hal itu berarti suatu gangguan
yang kontinu terhadap keseimbangan dalam masyarakat. Keadaan tersebut berarti
bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan-kekecewaan di antara para warga
masyarakat, tidak mempunyai saluran ke arah suatu pemecahan atau penyelesaian.
Apabila ketidakseimbangan tersebut dapat dipulihkan kembali, setelah
terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian
(adjustment) bila sebaliknya yang terjadi, maka keadaan tersebut dinamakan
ketidaksesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya
24
![Page 25: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/25.jpg)
anomie, yaitu tidak terdapatnya norma-norma yang dapat dijadikan pedoman
hidup dalam masyarakat. Anomie sering terjadi pada masa-masa transisi atau
perubahan dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalnya pergantian orde dalam
kehidupan politik atau pemerintahan.
Dengan demikian, dalam perubahan sosial budaya, kita mengenal adanya
istilah organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Organisasi merupakan artikulasi
dari bagian- bagian yang merupakan bagian dari satu kebulatan, yang sesuai
dengan fungsinya masing- masing. Disorganisasi atau disintegrasi adalah proses
berpudarnya norma-norma dan nilai- nilai dalam masyarakat, disebabkan karena
perubahan-perubahan yang terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-
nilai yang baru untuk menyesuaikan iri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan-perubahan. eorganisasi dilaksanakan apabila norma-
norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri
warga- warga masyarakat.
Saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam
masyarakat pada umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama rekreasi, dan lain-lain.
Lembaga kemasyarakatan mana yang merupakan titik tolak, tergantung pada
“cultural focus” masyarakat pada suatu masa yang tertentu, yaitu yang menjadi
pusat perhatian masyarakat.
Menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya, maka sikap kita yang tepat adalah:
a. bersikap selektif dalam menerima pengaruh budaya lain,
b. berpikir yang ilmiah erhadap perubahan,
b. mendorong perubahan tersebut ke arah yang lebih baik,
c. menerima perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan umat manusia.
25
![Page 26: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/26.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sebagai suatu sistem ide atau gagasan yang berlaku di masyarakat
kemudian di wujudkan dalam bentuk perilaku kebudayaan dan benda-benda
kebudayaan sebagai penuntun, pengarah, pedoman juga pemaksa yang di wariskan
secara berkesinambungan dan budaya dapat berubah seiring waktu.Perubahan
budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan
perkembangan unsur-unsur kebudayaan.Perubahan budaya dapat terjadi cepat
(revolusi) atau lambat (evolusi).Perubahan budaya secara revolusi dapat terjadi
karena direncanakan dan secara kasar. Sedangkan perubahan secara evolusi terjadi
melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana sebelumnya.
3.2 Saran
Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu, oleh karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha
mengendalikan perubahan itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari
perubahan sosial dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia
yang makmur dan damai.
26
![Page 27: 186059968-Pengaruh-kebudayaan](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081514/5695d4f01a28ab9b02a35fa0/html5/thumbnails/27.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Elita, Irma. 2013. Perubahan Kebudayaan (online)
http://irma-elita.blogspot.com/2013/03/perubahan-kebudayaan.html, diakses pada 9 November 2013
Irdianto, Yanu. 2013. Pengertian Kebudayaan,Unsur-Unsur Kebudayaan, Wujud Kebudayaan Dan Perubahan Kebudayaan (online)
http://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/, diakses pada 9 November 2013
Nadirah, Atika.2012. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Budaya (online)http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html, diakses pada 9 November 2013
Sasrawan, Hedi. 2012. Contoh Perubahan Sosial Budaya (online) http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/contoh-perubahan-sosial b udaya.html , diakses pada 9 November 2013
Sembiring, Dermawan. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan : UNIMED PRESS
27