Download - 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
1/11
PANDUAN
RUANG ISOLASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KECAMATAN MANDAU
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
2/11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan (berpindah- pindah dari
orang yang satu ke orang yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab
penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Penularan penyakit disebabkan proses infeksi
oleh kuman.
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 200). !umah sakit merupakan tempat pelayanan
pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai
yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko
penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan
yang sering terpapar dengan agen infeksi. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara
diantaranya melalui darah dan cairan tubuh seperti halnya penyakit "I#$%I&' dan
"epatitis .
Penyebaran virus "I# dan "epatitis melalui perilaku seks bebas,
penyalahgunaan narkoba* umumnya tertular melalui penggunaan +arum suntik bersama,
melalui transfusi darah, %'I, alat-alat kedokteran, hubungan suami istri yang sudah tertular
virus "I#$"# positif, dan apabila ada kontak antara cairan tubuh (terutama darah, semen,
sekresi vagina dan %'I) dengan luka terbuka pada seseorang yang sehat alaupun kecil.
'eseorang yang mengidap penyakit ini dapat menularkan virusnya kepada orang lain +ika
darah atau cairan tersebut masuk kedalam darah orang lain melalui luka atau produk darah.
(!. 'yamsuhida+at dan im de +ong, //).erdasarkan data yang dikeluarkan 1%I&' (1nited ations %3uired Immuno
&eficiency 'yndrom) pada 2004 yang lalu, dari prevalensi (angka ke+adian) "I#$%I&'
yang mencapai 50 +uta orang, sekitar persennya berada di %sia dan %frika. Prevalensi
kasus "I#$%I&' yang ter+adi di Indonesia periode 6anuari sampai dengan 7aret 200
sebesar 550 orang tertular virus "I# dan /5 orang lainnya menderita penyakit %I&'
dengan +umlah kematian sebesar 28 orang. Prevalensi kasus "I#$%I&' di 6aa arat
periode 6anuari sampai dengan 7aret 200 sebesar 0 orang dengan +umlah kematian
sebesar 8 orang yang menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia (&it+en PP7 dan
P9 &epkes !.I, 200). :asus penyakit hepatitis menurut 9esmana (200) menyatakan
baha, +umlah penderita hepatitis di ;ina sebesar 28, +uta orang, di India sebesar 80-
0 +uta orang, sedangkan di Indonesia secara keseluruhan ber+umlah 8,8 +uta penderita,
dengan tingkat prevalensi mencapai -0
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
3/11
=enaga medis yang beker+a di fasilitas kesehatan sangat beresiko terpapar infeksi
yang secara potensial membahayakan +ianya, karena =enaga 7edis dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien dapat kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah
pasien dan dapat men+adi tempat dimana agen infeksius dapat hidup dan berkembang biak
yang kemudian menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lainnya. 7enurut
penelitian apabila tenaga medis terkena infeksi akibat kecelakaan maka resikonya <
mengidap hepatitis fulminan, 5< hepatitis kronis (aktif), < men+adi pembaa virus
('yamsuhida+at > im de 6ong, //). =ahun // ;&; (;enter ?or &esease ;ontrol)
melaporkan ada 2 kasus petugas kesehatan lain "I# akibat kecelakaan di tempat ker+a,
sedangkan 5 orang petugas kesehatan lain di duga terinfeksi ditempat ker+a. I; (200)
melaporkan baha estimasi sekitar /-8< semua kematian pegaai kesehatan pemerintahdi %frika disebabkan oleh "I#$%I&'. 'edangkan di Indonesia data ini belum terlaporkan.
amun dari ke+adian tersebut, resiko peraat mempunyai andil yang paling besar untuk
tertular akibat terpapar cairan dan tertusuk +arum, sehingga berkembang upaya untuk
mencegah terinfeksi dari paparan "I# (urmartono, 2004).
'eluruh pasien yang diraat di rumah sakit merupakan individu yang rentan
terhadap penularan penyakit."al ini karena daya tahan tubuh pasien yang relative menurun.
Penularan penyakit terhadap pasien yang diraat di rumah sakit disebut infeksi nasokomial.
Infeksi nasokomial dapat disebabkan oleh kelalaian tenaga medis atau penularan dari
pasien lain. Pasien yang dengan penyakit infeksi menular dapat menularkan penyakitnya
selama diraat di rumah sakit. Pemularan dapat melalui udara, cairan tubuh, makanan dan
sebagainya.
7eningkatnya angka ke+adian infeksi di rumah sakit, baik terhadap petugas
kesehatan atau pasien yang diraat di rumah sakit, mengharuskan diu+udkannya suatu
langkah pencegahan sehingga angka infeksi di rumah sakit dapat menurun. 'alah satu
upaya adalah dengan menyediakan fasilitas ruang isolasi yang bertu+uan untuk meraat
pasien dengan penyakit infeksi yang dianggap berbahaya disuatu ruangan tersendiri,
terpisah dari pasien lain, dan memiliki aturan khusus dalam prosedur pelayanannya.
1.2. Tuuan Pan!uan Ruang I"#la"$
1.2.1. Tuuan U%u%
'ebagai pedoman bagi 7ana+emen !umah 'akit 1mum &aerah :ecamatan
7andau untuk dapat melaksanakan Isolasi pada pasien dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit.
1.2.2. Tuuan K&u"u"
. 'ebagai pedoman pelaksanaan Isolasi pada pasien yang merupakan salah satu
upaya rumah sakit dalam menegah infeksi nasokomial.
2. 7encegah ter+adinya infeksi pada petugas kesehatan.
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
4/11
8. 7encegah ter+adinya Infeksi pada pasien raat inap atau pasien dengan
penurunan daya tahan tubuh.
2.2 Ruang l$ngku'. Penggunaan kamar isolasi diterapkan kepada semua pasien raat inap yang
mengidap penyakit infeksi menular yang dianggap mudah menular dan berbahaya*
2. Pelaksana Panduan ini adalah semua elemen rumah sakit beserta pasien dan
keluarga.
2.( Pr$n"$'
. 'etiap pasien dengan penyakit Infeksi menular dan dianggap berbahaya diraat
di ruang terpisah dari pasien lainnya yang mengidap penyakit bukan infeksi.
2. Penggunaan %lat pelindung diri diterapkan kepada setiap pengun+ung dan
petugas kesehatan terhadap pasien yang diraat di kamar isolasi.
8. Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka bakar, pasien dengan penurunan
sistem imun dikarenakan pengobatan atau penyakitnya, diraat di ruang
(terpisah) isolasi rumah sakit.
5. Pasien yang tidak termasuk kriteria diatas diraat diruang raat inap biasa.
. Pasien yang diraat dirung isolasi, dapat di dipindahkaa keruang raat inap
biasa apabila telah dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut petun+uk dokter
penanggung +aap pasien.
2.) Ke*a$+an !an Tanggung ,a*a+
a. 'eluruh 'taf !umah 'akit
a. 7ematuhi peraturan yang ditetapkan di kamar isolasi
b. Peraat Instalasi !aat Inap
a. 7elakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien di kamar isolas*i
b. 7en+aga terlaksananya peraturan ruang isolasi yang ditetapkan*
c. 7encegah ter+adinya infeksi terhadap pengun+ung kamar isolasi atau pasien
yang diraat di kamar isolasi.
c. &okter Penanggung 6aab Pasien
d. 7enetapkan diagnosa pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan
peraatan di ruang Isolasi*
a. 7emastikan pasien yang membutuhkan peraatan di ruang isolasi
mendapat peraatan secara benar
e. :epala Instalasi$ :epala !uangan
a. 7emastikan peraturan di !uang Isolasi terlaksana dengan baik
b. 7engidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam !uang Isolasi dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya
kembali insiden tersebut.
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
5/11
f. &irektur
a. 7emantau dan memastikan peraturan di !uang Isolasi terlaksana dengan
baik.
b. 7enetapkan kebi+akan untuk mengembangkan atau mengatasi setiap
masalah yang mungkin ter+adi dalam pelaksanaan peraatan pasien di
ruang Isolasi.
BAB II
RUANG ISOLASI
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
6/11
1 Pengert$an I"#la"$
Isolasi adalah segala usaha pencegahan penularan$ penyebaran kuman pathogen dari sumber infeksi
(petugas, pasien, pengun+ung) ke orang lain.'esuai dengan rekomendasi "@ dan ;&; tentang keaspadaanisolasi untuk pasien
dengan penyakit infeksi airborne yang berbahaya seperti ", keaspadaan yang
perlu dilakukanmeliputi
a- Ke*a"'a!aan "tan!ar
Perhatikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelumdan sesudah kontak
dengan pasien maupun alat-alat yangterkontaminasi sekret pernapasan
+- Ke*a"'a!aan k#ntak
Aunakan sarung tangan dan gaun pelindung selama kontakdengan pasien
Aunakan peralatan terpisah untuk setiap pasien, sepertistetoskop, termometer,
tensimeter, dan lain-lain
- Perl$n!ungan %ata
Aunakan kacamata pelindung atau pelindung muka, apabilaberada pada +arak
(satu) meter dari pasien.
d) Ke*a"'a!aan airborne
=empatkan pasien di ruang isolasi airborne,Aunakan masker / bila memasuki
ruang isolasi.
2 S/arat Ka%ar l"#la"$
9ingkungan harus tenang
2 'irkulasi udara harus baik
8 Penerangan harus cukup baik
5 entuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi pasien
dan pembersihannya
=ersedianya ; dan kamar mandi
4 :ebersihan lingkungan harus di+aga
=empat sampah harus tertutup
B ebas dari serangga
/ =empat alat tenun kotor harus ditutup
0 1rinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan memakai disinfektan.
!uang Peraatan isolasi ideal terdiri dari
a) !uang ganti umum
b) !uang bersih dalam
c) 'tasi peraatd) !uang raat pasien
e) !uang dekontaminasi
f) :amar mandi petugas
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
7/11
Kr$ter$a Ruang Pera*atan I"#la"$ ketat/ang $!eal
) Peraatan Isolasi ( Isolation Room)
a. Cona Pa+anan Primer $ Pa+anan =inggi
b. Pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System
c. Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air SuctionSystem
d. Air Sterilizer System dengan Burning & Filter
e. 7odular minimal D 8 E 8 m2
2) !uang :amar 7andi $ ; Peraatan Isolasi ( Isolation Rest Room)
a. Cona Pa+anan 'ekunder $ Pa+anan 'edang
b. Pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System
c. Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air SuctionSystemd. 7odular minimal D ,0 E 2,0 m2
8) !uang ersih &alam ( Ante Room Foyer Air Loc! )
a. Cona Pa+anan 'ekunder $ Pa+anan 'edang
b. Pengkondisian udara masuk dengan %; Open Circulation System
c. Pengkondisian udara keluar ke arah inlet saluran buang ruangraat isolasi
d. 7odular minimal D 8 E 2,0 m2
5) %rea 'irkulasi (Circulation Corri"or )
a. Cona Pa+anan =ersier $ Pa+anan !endah $ =idak =erpa+an
b. Pengkondisian udara masuk dengan %; Open Circulation System
c. Pengkondisian udara keluar dengan sistem e#$auster
d. 7odular minimal lebar D 2,50 m
) !uang 'tasi Peraat ( %urse Station)
a. Cona Pa+anan =ersier $ Pa+anan !endah $ =idak =erpa+an
b. Pengkondisian udara masuk dengan %; Open Circulation System
c. Pengkondisian udara keluar dengan sistem e#$auster
d. 7odular minimal D 2 E , m2 $ petugas (termasuk alat)
( S/arat Petuga" 0ang Bekea D$ Ka%ar I"#la"$
"arus sehat
2 7engetahui prinsip aseptic$ antiseptic
8 Pakaian rapi dan bersih
5 =idak memakai perhiasan
:uku harus pendek
4 ;uci tangan sebelum masuk kamar isolasi
Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi, masker, sarung tangan, dan
sandal khusus
B ;uci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
/ erbicara seperlunya
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
8/11
0 9epaskan barrier nursing sebelum keluar kamar isolasi
;uci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi
). Alatalat %lat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia
2 'elalu dalam keadaan steril
8 &ari bahan yang mudah dibersihkan
5 %lat suntik bekas dibuang pada tempat tertutup dan dimusnahkan
%lat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
4 %lat tenun bekas dimasukkan dalam tempat tertutup
. Kateg#r$ I"#la"$
:at ego ri iso las i yan g dil aku kan sesuai denga n patogenesis dancara penularan $ penyebaran
kuman terdiri dari isolasi ketat, isolasi kontak, isolasi saluran pernafasan, tindakan
pencegahan enterik dan tindakan pencegahan sekresi.'ecara umum, kategori isolasi
membutuhkan kamar terpisah, sedangkan kategori tindakan pencegahan tidak
memerlukan kamar terpisah.
a. I"#la"$ Ketat
=u+uan isoasi ketat adalah mencegah penyebaran semua penyakit yang
sangat menular, balk melalui kontak langsung maupun peredaran udara.=ehnik ini
kontak langsung maupun peredaran udara.=ehnik ini mengharuskan pasien berada
di kamar tersendiri dan petugas yang berhubungan dengan pasien harus
memakai pakaian khusus, masker, dan sarung tangan erta mematuhi aturan
pencegahan yang ketat. %latalat yang terkontaminasi bahan infektsius dibuang
atau dibungkus dan diberi label sebelum dikirim untuk proses selan+utnya. Isolasi
ketat diperlukan pada pasien dengan penyakit antraks, cacar, difteri, pes, varicella
dam herpes Coster diseminata atau pada pasien imunokompromis.
Prinsip keaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruangperaatan
isolasi ketat yaitu
a) !uang raat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negativedibanding
tekanan di koridor.
b) Pergantian sirkulasi udara 4-2 kali per+amc) 1dara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi denganmenggunakan filter "FP%
( ig$'())iciency *articulate Air )
'etiap pasien harus diraat di ruang raat tersendiri.Pasien tidak boleh
membuang ludah atau dahak di lantai -gunakan penampung dahak$ludah tertutup
sekali pakai +"isposable.
+. I"#la"$ K#ntak
ertu+uan untuk mencegah penularan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui kontak
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
9/11
langsung.Pasien perlu kamar tersendiri, masker perlu dipakai bila mendekati pasien,
+ubah dipakai bila ada kemungkinan kotor, sarung tangan dipakai setiap menyentuh
badan infeksius. ;uci tangan sesudah melepas sarung tangan dan sebelum meraat
pasien lain. %lat-alat yang terkontaminasi bahan infeksius diperlakukan seperti pada
isolasi ketat. Isolasi kontak diperlukan pada pasien bayi baru lahir dengan
kon+ungtivitis gonorhoea, pasien dengan endometritis, pneumonia atau infeksi kulit
oleh streptococcus grup %, herpes simpleks diseminata, infeksi oleh bakteri yang
resisters terhadap antibiotika, rabies, rubella.
. I"#la"$ Saluran Perna3a"an
=u+uannya untuk mencegah penyebaran pathogen dari saluran pernafasan dengan cara kontak
langsung dan peredaran udara. ;ara ini mengharuskan pasien dalam kamar terpisah,
memakai masker dan dilakukan tindakan pencegahan khusus terhadap buangan nafas
$ sputum, misalnya pada pasien pertusis, campak, tuberkulosa paru, infeksi ".
influenGa.
!. T$n!akan Penega&an Enter$k
=u+uannya untuk mencegah infeksi oleh pathogen yang ber+angkit karena kontak langsung atau
tidak langsung dengan tin+a yang mengandung kuman penyakit menular. Pasien ini
dapat bersama dengan pasien lain dalam satu kamar, tetapi dicegah kontaminasi
silang melalui mulut dan dubur. =indakan pencegahan enteric dilakukan pada pasien
dengan diare infeksius atau gastroenteritis yang disebabkan oleh kolera, salmonella,
shigella, amuba, campy$obacter, ;rytosporidium, Fcoli pathogen.
e. T$n!akan Penega&an Sekre"$
=u+uannya untuk mencegah penularan infeksi karena kontak langsung atau tidak langsung dengan
bahan purulen, sekresi atau drainase dari bagian badan yang terinfeksi.Pasien tidak
perlu ditempakan di kamar tersendiri.Petugas yang berhubuangan langsung harus
memakai +ubah, masker, dan sarung tangan. =angan harus segera dicuci setelah
melepas sarung tangan atau sebelum meraat pasien lain. =indakan pencegahan
khusus harus dilakukan pada aktu penggantian balutan.=indakan pencegahan
sekresi ini perlu untuk penyakit infeksi yang mengeluarkan bahan purulen, drainasea
atau sekresi yang infeksius.
3. I"#la"$ Pr#tekt$3
=u+uannya untuk mencegah kontak antara pathogen yang berbahaya dengan orang yang daya
rentannya semakin besar, atau melindungi seseorang tertentu terhadap semua +enis
pathogen, yang biasanya dapat dilaannya.Pasien harus ditempatkan dalam
lingkungan yang mempermudah terlaksananya tindakan pencegahan yang
perlu.7isalnya pada pasien yang sedang men+alani pengobatan sitoststika atau
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
10/11
imunosupresi.
4. La%a I"#la"$
9ama isolasi tergantung pada +enis penyakit, kuman penyebab dan fasilitas laboratorium, yaitu sampai biakan kuman negative (misalnya pada difteri, antraks)
2 sampai penyakit sembuh (misalnya herpes, limfogranuloma venerum, khusus untuk
luka atau penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular)
8 selama pasien diraat di ruang raat (misalnya hepatitis virus%dan ,
leptospirosis)
5 sampai 25 +am setelah dimulainya pemberian antibiotika yang efektif (misalnya
pada sifilis, kon+ungtivitis gonore pada neonatus).
Pr#"e!ur keluar Ruang Pera*atan $"#la"$
a) Perlu disediakan ruang ganti khusus untuk melepaskan %latPerlindungan &iri
(%P&).
b) Pakaian bedah $ masker masih tetap dipakai.
c) 9epaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti pakaianumum, masukkan dalam
kantung binatu berlabel infeksius.
d) 7andi dan cuci rambut (keramas)
e) 'esudah mandi, kenakan pakaian biasa.
f) Pintu keluar dari !uang Peraatan isolasi harus terpisah daripintu masuk.
5. Kr$ter$a '$n!a& ra*at !ar$ ruang $"#la"$ ke ruang 'era*atan+$a"a 6
a. =erbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk diraat di ruang isolasi.
b. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk diraat di
ruang raat inap biasa oleh dokter.c. Pertimbangan lain dari dokter.
-
8/16/2019 178307747 Panduan Kamar Isolasi Edited
11/11
Alur Pa"$en 'era*atan !$ Ruang I"#la"$
!aat Inap !ua
ng Isolasi
. 'uspek Penyakit 7enular
yang berbahaya
2. 9uka akar indikasi
raat8. Penurunan sistem Imun
5. :emoterapi
Poliklinik
IA&
Pas
ien