Transcript
Page 1: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Ismail Setyopranoto

PATOFISIOLOGI NYERI

amp NYERI NEUROPATI

Unit Stroke Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM RSUP Dr Sardjito

Pendahuluan Pada jaman dulu nyeri dikaitkan dengan

hukuman setan atau magic rarr penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta dukun atau pengusir setan menggunakan tanaman atau ritual dan upacara tertentu

Pain peone (Yunani) rarr hukuman Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri

Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut

Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak

Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)

Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri

Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 2: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Pendahuluan Pada jaman dulu nyeri dikaitkan dengan

hukuman setan atau magic rarr penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta dukun atau pengusir setan menggunakan tanaman atau ritual dan upacara tertentu

Pain peone (Yunani) rarr hukuman Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri

Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut

Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak

Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)

Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri

Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 3: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut

Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak

Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)

Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri

Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 4: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Tahun 1664 seorang filsuf Perancis Reneacute Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway)

Pada abad 19 nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri Saat itu mulai ditemukan senyawa opium morfin kodein kokain yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri

Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 5: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri akut dan kronis rarr survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 6: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Definisi Nyeri

Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 7: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Patofisiologi

Berdasarkan durasinya1 Nyeri akut2 Nyeri kronisBerdasarkan asalnya1 Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer rarr asal kulit tulang sendi otot

jaringan ikat dll rarr nyeri akut letaknya lebih terlokalisasi

Nyeri visceralcentral rarr lebih dalam lebih sulit dilokalisasikan letaknya

2 Nyeri neuropatik

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 8: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif

Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri rarr nociceptor rarr yang berhubungan dgn saraf aferen primer dan berujung di spinal cord

Jika suatu stimuli (kimiawi mekanik panas) datang rarr diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer rarr ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord rarr ke SSP

Stimulasi

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 9: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Transmisi dan persepsi nyeri

Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari dua macam

serabut A-δ (A-δ fiber) rarr peka thd nyeri tajam panas rarr first pain

serabut C (C fiber) rarr peka thd nyeri tumpul dan lama rarr second pain rarr contoh nyeri cedera nyeri inflamasi

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 10: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor rarr ambang rasa nyeri turun rarr nyeriContoh prostaglandin leukotrien bradikinin rarr pada

nyeri inflamasi substance P CGRP (calcitonin gene-related

peptide) rarr pada nyeri neurogenik

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 11: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Persepsi nyeri

Setelah sampai di otak rarr nyeri dirasakan secara sadar rarr timbul respon Aduuh

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 12: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Karakteristik nyeri akut dan kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Peredaan nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan

Ketergantungan thd obat

Tidak biasa Sering

Komponen psikologis

Umumnya tidak ada

Sering merupakan masalah utama

Penyebab organik Sering Seringkali tidak ada

Kontribusi lingkungan dan keluarga

Kecil Signifikan

Insomnia Jarang Sering

Tujuan pengobatan

Kesembuhan Fungsionalisasi

Depresi Jarang Sering

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 13: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Gejala dan tanda Nyeri bisa berupa nyeri tajam tumpul rasa

terbakar geli (tingling) menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya

Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis tajam menjadi tumpul)

Gejala kadang bersifat nonspesifik Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi takikardi

midriasis rarr tapi tidak bersifat diagnostik Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda

yang nyata Perlu diingat nyeri bersifat subyektif

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 14: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri Neuropatik

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 15: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri Neuropati

Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan

merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS

Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika

alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami rasa

terbakar tingling shock like shooting hyperalgesia atau allodynia

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 16: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi disfungsi atau gangguan sementara primer pada sistem saraf pusat atau perifer

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 17: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Neuralgia

Nyeri pada daerah distribusi saraf

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 18: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Neuritis

Inflamasi pada sistem saraf

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 19: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Neuropati

Gangguan fungsi atau perubahan patologis pada saraf

Jika mengenai 1 saraf disebut mononeuropati

Pada beberapa saraf disebut mononeuropati multipleks

Bersifat difus dan bilateral disebut polineuropati

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 20: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Alodinia

Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 21: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Hiperalgesia

Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 22: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Hiperestesia

Meningkatnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk didalamnya sensasi khusus (indera lain)

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 23: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Hiperpatia

Sindroma dengan nyeri bercirikan reaksi nyeri abnormal terhadap stimulus khususnya terhadap stimulus berulang seperti pada peninggian nilai ambang

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 24: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Disestesia

Sensasi abnormal yang tidak menyenangkan baik bersifat spontan maupun dengan pencetus

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 25: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Parestesia

Sensasi abnormal baik bersifatspontan maupun dengan pencetus

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 26: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Analgesia

Tidak adanya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 27: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Hipoalgesia

Berkurangnya respon nyeri terhadap stimulus yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 28: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Anestesia

Hilangnya sensitivitas terhadap stimulus tidak termasuk sensasi khusus (indera lain)

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 29: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Hipoestesia

Menurunnya sensitivitas terhadap stimulus kecuali sensasi khusus (indera lain)

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 30: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Anestesia Dolorosa

Nyeri pada area atau regio yang semestinya bersifat anestetik

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 31: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Kausalgia

Sindroma yang timbul pada lesi saraf pasca trauma yang ditandai nyeri seperti terbakar alodinia hiperpatia yang menetap seringkali bercampur dengan disfungsi vasomotor serta sudomotor dan kemudian diikuti oleh gangguan trofik

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 32: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri sentral

Nyeri yang didahului atau disebabkan atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 33: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nyeri Neuropatik Perifer

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf perifer

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 34: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nosiseptor

Reseptor yang sensitif terhadap stimulus noksius (yang merusak) atau terhadap stimulus yang merusak apabila berkepanjangan

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 35: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Stimulus Noksius

Stimulus yang menimbulkan kerusakan terhadap jaringan tubuh normal

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 36: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Nilai Ambang Nyeri

Intensitas stimulus terkecil yang dapat dirasakan sebagai nyeri

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 37: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Tingkat Toleransi Nyeri

Tingkat nyeri terbesar yang mampu ditoleransi subyek

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 38: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Trigger Point

Titik dalam satu area tertentu pada otot dan atau fasianya yang menimbulkan pola nyeri menjalar yang khas dapat berupa kesemutan atau baal sebagai reaksi terhadap tekanan yang agak lama

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 39: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Tender Point

Nyeri lokal yang timbul pada otot ligamentum tendo atau jaringan periosteum pada penekanan yang agak lama

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 40: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 41: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Letak Nyeri

1 Nyeri Neuropatik PeriferLetak lesi di sistem perifer mulai dari saraf tepi ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalisContoh Diabetik Periferal Neuropati (DPN) Post Herpetik Neuralgia (PHN) Trigeminal neuralgia CRPS tipe I CRPS tipe II

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 42: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Letak Nyeri

2 Nyeri Neuropatik SentralLetak lesi dari medula spinalis sampai ke korteksContoh Nyeri post stroke Multiple Sclerosis Nyeri post trauma medula spinalis

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 43: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan waktu terjadinya

1 Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulanContoh Neuralgia herpetika Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 44: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan waktu terjadinya

2 Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan

a Malignan (nyeri keganasan post operasi post radioterapi post chemoterapi

b Non Malignan (neuropati diabetika Carpal Tunnel Syndrome neuropati toksis avulsi pleksus trauma medula spinalis neuralgia post herpes

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 45: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

1 Saraf Perifer

a Trauma neuropati jebakan kausalgia nyeri perut nyeri post torakotomi

b Mononeuropati Diabetes invasi saraf pleksus oleh keganasan Iradiasi pleksus penyakit jaringan ikat (Systemic Lupus Erytematosus poliartritis nodusa)

c Polineuropati Diabetes alkohol nutrisi amiloid penyakit Fabry isoniasid idiopatik

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 46: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

2 Radiks dan ganglionDiskus (prolaps) arakhnoiditis avulsi radiks rizotomi operatif neuralgia post herpes trigeminal neuralgia kompresi tumor

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 47: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

3 Medula SpinalisTranseksi total hemiseksi kontusio atau kompresio hematomieli pembedahan syringomieli multiple sclerosis Arteri-Vena Malformasi Defisiensi Vit B12 mielitis sifilik

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 48: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

4 Batang OtakSindroma Wallenberg Tumor Syringobulbi Multiple Sclerosis Tuberkuloma

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 49: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

5 TalamusInfark hemoragik tumor lesi bedah pada nukleus sensorik utama

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 50: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Berdasarkan Etiologi

6 Korteks Sub korteksInfark Arteri-Vena Malformasi Truma dan tumor

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 51: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Mekanisme

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 52: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

1 Perifer

Impuls ektopik (ectopic Discharge) Transmisi efaptik Sensitivitas terhadap katekolamin Perubahan neuropeptida pada

serabut aferen nosiseptif primer Refleks spasme otot Rangsangan pada nervi nervorum

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 53: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

2 Sentral

Sensitisasi sentral Perubahan fenotip Sprouting serabut A ke lamina 2

rexed layer Peningkatan jumlah reseptor (contoh

2δ di pre sinaptik medula spinalis Perubahan pada gene related C-fos Hilangnya kontrol inhibisi (disinhibisi) Lepas muatan epileptik dari neuron

nosiseptif kortikal

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 54: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri

akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan

akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau

intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan

mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 55: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak

berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya the tricyclic antidepressants

(TCAs) the anticonvulsants and the systemic local anesthetics

Agen farmakologi yang lain corticosteroids topical therapy with substance P depletors autonomic drugs and NMDA receptor antagonists

Contoh obat baru pregabalin (Lyrica) dari Pfizer 1048774 untuk nyeri neuropati

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 56: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain

Nama Obat Dosis Awal Dosis MaksimalCarbamazepin 200 mg (2xsehari) 16 gr

Clonazepam 05 mg (3xsehari) 20 mg

Divalproex 10 mg per kg per hari

60 mg per kg

Gabapentin 100 mg (3xsehari) 36 mg

Lamotrigine 50 mg (1xsehari) 500 mg

Phenytoin 100 mg (3xsehari) 600 mg

Baclofen 5 mg (3xsehari) 80 mg

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61
Page 57: 1011 Saraf (05) Patofisiologi Nyeri & Neuropati 2010

CatrillaCatrilla

TERIMAKASIH

  • PATOFISIOLOGI NYERI amp NYERI NEUROPATI
  • Pendahuluan
  • Slide 3
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Definisi Nyeri
  • Patofisiologi
  • Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif
  • Transmisi dan persepsi nyeri
  • Slide 10
  • Persepsi nyeri
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Karakteristik nyeri akut dan kronis
  • Gejala dan tanda
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Nyeri Neuropatik
  • Nyeri Neuropati
  • Nyeri Neurogenik
  • Neuralgia
  • Neuritis
  • Neuropati
  • Alodinia
  • Hiperalgesia
  • Hiperestesia
  • Hiperpatia
  • Disestesia
  • Parestesia
  • Analgesia
  • Hipoalgesia
  • Anestesia
  • Hipoestesia
  • Anestesia Dolorosa
  • Kausalgia
  • Nyeri sentral
  • Nyeri Neuropatik Perifer
  • Nosiseptor
  • Stimulus Noksius
  • Nilai Ambang Nyeri
  • Tingkat Toleransi Nyeri
  • Trigger Point
  • Tender Point
  • KLASIFIKASI NYERI
  • Berdasarkan Letak Nyeri
  • Slide 46
  • Berdasarkan waktu terjadinya
  • Slide 48
  • Berdasarkan Etiologi
  • Slide 50
  • Slide 51
  • Slide 52
  • Slide 53
  • Slide 54
  • Mekanisme
  • 1 Perifer
  • 2 Sentral
  • Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
  • Penatalaksanaan nyeri neuropati
  • Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
  • Slide 61

Top Related