Download - (0852-H-2009)
HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN
DI KECAMATAN KADIA KOTA KENDARI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Minat Utama Gizi dan Kesehatan
Diajukan Oleh :
R I S M A NIM. 07/260914/PKU/9215
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... ii
PERNYATAAN …………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x
INTISARI ........................................................................................ xi
ABSTRACT ……………………………………………………………… xii
I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7
E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7
II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 10
A. Pekerjaan Ibu ........................................... 10
1. Status Bekerja Ibu ........................................... 10
2. Dampak Ibu Bekerja ……………………………… 11
3. Alokasi Waktu Ibu …………………………….. 12
B. Status Gizi ……………………………… 14
1. Pengertian Status Gizi ……………………………… 14
2. Penilaian Status Gizi ……………………………… 15
3. Indikator Penilaian Status Gizi Secara Antropometri .... 16
4. Klasifikasi Status Gizi ....................................... 18
C. Perkembangan Anak ........................................ 19
1. Pengertian perkembangan ………………….............. 19
2. Alat Ukur perkembangan ........................................ 21
v
D. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi dan Perkembangan Anak
..............
21
E. Faktor-Faktor Lain Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak
..............
23
1. Pola Asuh Makan ..................................................... 23
2. Waktu Pengasuhan ..................................................... 25
3. Pendidikan Ibu ..................................................... 25
4. Pendapatan Perkapita Keluarga ............................. 26
F. Faktor-Faktor Lain Yang Berhubungan Perkembangan Anak
.............................
27
1. Pendidikan Ibu ........................................................ 27
2. Pendapatan Perkapita Keluarga .................................. 28
3. Waktu Pengasuhan .................................................. 29
G. Landasan Teori ................................................................. 29
H. Kerangka Konsep ............................................................. 32
I. Hipotesis …………………………………………… 32
III METODE PENELITIAN ..................................................... 33
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian …………… 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................... 33
C. Populasi dan sampel Penelitian ………………………… 33
D. Variabel Penelitian ..................................................... 35
E. Definisi Operasional ………………………………… 35
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................. 37
G. Instrumen Penelitian ……………………………….......... 39
H. Pengolahan dan Analisis Data ............................... 41
I. Etika Penelitian …………………………………………. 42
J. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian …………………… 42
K. Jalannya Penelitian …………………………………… 44
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 47
A. Hasil Penelitian ………………………………………… 47
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………… 47
vi
2. Analisis Univariat ……………………………………… 48
3. Analisis Bivariat ……………………………………… 53
4. Analisis Multivariat …………………………………… 57
B. Pembahasan …………………………………… 60
1. Karakteristik Subyek Penelitian ………………… 60
2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi ............ 62
3. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan
............ 67
4. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pola Asuh Makan Anak
............ 72
5. Analisis Multivariat .................................................. 73
V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 74
A. Kesimpulan .................................................. 74
B. Saran .................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 75
LAMPIRAN ....................................................................................... 81
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Kerangka Teori ...................................................... 31
Gambar 2. Kerangka Konsep .................................................. 32
Gambar 3. Karakteristik Ibu Yang Bekerja .................................. 50
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Alasan Ibu Bekerja .................. 51
Gambar 5. Rata-rata Lama Bekerja Ibu Dalam Sehari ............... 51
Gambar 6. Pengasuh Pengganti Saat Ibu Bekerja .................... 52
viii
DAFTAR TABEL
Hal.
1. Ambang Batas (Cutt off poin) Penentuan Status Gizi ….............. 19
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………….. 35
3. Komposisi Penduduk Menurut Usia di Kecamatan Kadia ............ 47
4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian ................... 48
5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Anak ......................................................................
49
6. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu, Pola Asuh Makan, Waktu Pengasuhan, Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi .....................................................
53
7. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu, Waktu Pengasuhan, Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga Dengan Perkembangan Anak ..................................................................
55
8. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pola Asuh Makan .........................................................................................
56
9. Analisis Multivariat Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi .....................................................................
58
10 Analisis Multivariat Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan ...............................................................
59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden ………………………... 81
2. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 82
3. Daftar Rekapan Kegiatan Ibu ...................... .................................. 87
4. Kuesioner Pola Asuh Makan Sebelum Uji Reliabilitas .................... 88
5. Faktor Pendukung Perkembangan dan Status Gizi Anak ................ 90
6. Rata-rata Alokasi Waktu Pengasuhan Ibu Dalam sehari ................ 91
x
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul ” Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu
Dengan Status Gizi Dan Perkembangan Anak Usia 1 -3 Tahun di
Kecamatan Kadia Kota Kendari”. Tesis ini disusun sebagai upaya
memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Strata Dua (S2)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
pada minat utama Gizi dan Kesehatan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menempuh pendidikan dan
penyusunan tesis ini telah melalui perjuangan yang panjang serta tidak
terlepas dari peranan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karenanya
dengan penuh ketulusan dan rasa hormat penulis mengucapkan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr.M.G.Adiyanti,MS selaku
pembimbing utama dan Ibu Siti Helmyati,DCN,M.Kes selaku pembimbing
pendamping yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam
membantu serta membimbing penulis sejak usulan penelitian hingga
penyusunan tesis ini.
Dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis sampaikan pula terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.dr.Hamam Hadi,
MS,Sc,D selaku ketua program studi Gizi dan Kesehatan. Demikian pula
kepada Bapak Ketua dewan penguji Proposal Prof. Dr.M. Hakimi, SpOG,
PhD dan kepada Ibu Dra. Sumarni Msi sebagai tim penguji yang telah
memberikan saran yang sangat berarti untuk perbaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada :
xi
1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia bidang Kesehatan Depkes RI, yang telah memberikan izin
dan Bantuan dana kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.
2. Bapak Ir. H. Multono, MKM (Alm.) selaku mantan Direktur Politeknik
Kesehatan Depkes Kendari, yang semasa hidupnya telah
memberikan izin dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan.
3. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku pejabat pelaksana Direktur
Politeknik Kesehatan Depkes Kendari, yang telah memberikan
dukungan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
4. Bapak Teguh F. Rahman, SKM, MPPM selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kendari yang telah memberikan dukungan dan
bantuan moril.
5. Segenap Staf Pengajar S-2 IKM UGM, yang selama ini telah
memberikan tambahan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.
6. Gubernur Propinsi Sulawesi Tenggara Cq. Kepala Badan Riset
Daerah yang telah memberikan izin penelitian.
7. Kepala Puskesmas Perumnas dan Puskesmas Jati Raya, beserta
staf yang telah memberikan izin penelitian dan membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua Responden yang telah meluangkan waktu dan tenaga
selama penelitian ini berlangsung.
9. Rekan-rekan eneumerator yang telah membantu peneliti dalam
pengambilan data penelitian.
10. Seluruh rekan mahasiswa IKM minat Gizi dan Kesehatan
seangkatan penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah bersama-sama saling membantu dengan penuh
keikhlasan selama mengikuti perkuliahan dan saat penyusunan tesis
ini.
11. Seluruh teman-teman kuliah asal Kendari yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang juga telah bersama-sama saling
xii
membantu dengan penuh keikhlasan selama mengikuti perkuliahan
dan saat penyusunan tesis ini.
12. Dan masih banyak nama yang telah membantu dalam penyelesaian
Tesis ini yang tidak sempat disebut satu persatu.
Ucapan terima kasih terkhusus penulis peruntukkan kepada yang
tercinta ayahnda H. Ambo Sake (almarhum) dan Ibunda Hj. Urip Sabara
atas kasih sayang, kesabaran dan Doanya dalam membesarkan dan
membimbing penulis. Teristimewa kepada suami tercinta Marwan Bahrun
dan Anakku tercinta Hafizh Abdillah Bahrun atas pengorbanan, dukungan
moral dan kasih sayangnya hingga penulis menyelesaikan pendidikan ini.
Terima Kasih juga kepada Bapak Mertua yang telah memberikan doa dan
dukungan moral kepada penulis dan kepada saudara-saudaraku serta
kakak dan adik-adik iparku, terimakasih atas doa, dukungan dan
kebahagiaan yang kalian berikan.
Penulis menyadari, bahwasanya dalam penyusunan tesis ini masih
banyak dijumpai kekurangan dan kekeliruan, karena itu saran yang bersifat
konstruktif dan membangun dengan lapang dada penulis terima.
Akhir kata penulis berharap, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya, dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Ridho-Nya kepada kita semua. Amin.
Yogyakarta, April 2009
P e n u l i s
xiii
INTISARI Latar belakang: Tiga tahun pertama merupakan periode keemasan (golden period) atau jendela kesempatan (window of opportunity) atau masa kritis (critical period) untuk optimalisasi proses tumbuh kembang. Ibu yang bekerja akan menghambat peran ibu dalam merawat dan mengasuh anak sehingga anak tidak mendapat waktu cukup untuk urusan makan. Tahun 2004 diperkirakan sekitar 23% anak mengalami gangguan perkembangan, terdapat 80% perkembangan bayi tidak normal pada ibu yang bekerja. Pada tahun 2007 di Indonesia prevalensi balita gizi buruk 8,8% dan gizi kurang 19,2 %. Provinsi Sulawesi Tenggara gizi buruk 2,7% dan gizi kurang 13,6%. Kota Kendari gizi buruk 0,9% gizi kurang 3,2%. Tujuan: Mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi dan perkembangan anak usia 1 – 3 tahun di Kec Kadia Kota Kendari. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Wilayah penelitian di Kecamatan Kadia Kota Kendari. Populasi adalah seluruh anak balita dengan usia 1 – 3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari. Sampel dalam penelitian sebanyak 156 subjek. Pengambilan sampel dengan systematic random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner, daftar recall, Denver II Dacin dan panjang badan. Analisis data dengan uji chi-square dan regresi logistic dengan confidence interval (CI) 95%. Hasil: Tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu (p= 0,106; OR= 1,84), pendidikan ibu (p= 0,518; OR= 1,31), pendapatan perkapita (p= 0,934; OR= 0,91) dengan status gizi anak. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh makan (p= 0,008; OR = 2,58), waktu pengasuhan (p= 0,024; OR= 2,28) dengan status gizi anak. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu (p= 0,275; OR= 1,57), pendidikan ibu (p= 0,674; OR= 1,23), pendapatan perkapita (p= 0,516; OR; 0,74) dengan perkembangan anak. Terdapat hubungan signifikan antara waktu pengasuhan dengan perkembangan anak (p= 0,029; OR= 2,30). Terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu dengan pola asuh makan anak (p= 0,030; OR= 2,30). Faktor yang kontribusinya paling besar terhadap status gizi kurang adalah pola asuh makan sebesar 3% sedangkan terhadap keterlambatan perkembangan anak adalah waktu pengasuhan sebesar 3%. Kesimpulan: Status pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan status gizi anak usia 1-3 tahun, Status pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun, Status pekerjaan ibu berhubungan dengan pola asuh makan anak usia 1-3 tahun, Pola asuh makan berhubungan dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari.
xiv
ABSTRACT Background: The first three years is a golden period or window of opportunity or critical period for optimum growth and development process. Mothers at work will affect their role in taking care of their children resulting in limited time to feed the children. In 2004 it was estimated that 23% of children had development disorder; abnormal growth of infants occured 80% in mothers at work. In 2007 in Indonesia the prevalence of malnourished underfives was 8.8% and malnourished was 19.2%. At the Province of Sulawesi Utara the prevalence of under nutrition is 2.7% and undernourishment is 13.6%. At Kendari Municipality the prevalence of malnutrition is 0.9% and undernourishment is 3.2%. Objective: To identify the association between occupational status of mothers and nutrition status and development of children of 1 – 3 years at Subdistrict of Kendari Municipality. Method: This observational research used a cross sectional design and was carried out at Subdistrict of Kendari Municipality. Population were all children of 1 – 3 years. Samples consisted of 150 children taken with systematic random sampling technique. Research instruments were questionnaire, recall list, Denver II Scale and physical length. Data analysis used chi square statistical test and logistic regression with confidence interval (CI) 95%. Result: There was no significant association between occupation of mothers (p=0.106; OR=1.84), education of mothers (p=0.518; OR=1.31), income percapita (p=0.934; OR=0.91) and nutrition status of children. There was significant association between feeding pattern (p=0.008; OR=2.58), duration of rearing (p=0.024; OR=2.28) and nutrition status of children. There was no significant association between occupation of mothers (p=0.275; OR=1.57), education of mothers (p=0.674; OR=1.23) income percapita (p=0.516; OR=0.74) and child development. There was significant association between duration of rearing and child development (p=0.029; OR=2.30). There was significant association between occupation of mothers and feeding pattern of children (p=0.32; OR=2.30). Factor of feeding pattern had the greatest contribution (3%) to undernourished nutrition status; and duration of rearing contributed as much as 3% to delayed child development. Conclusion: There was no association between occupational status of mothers and nutrition status of children of 1 -3 years. There was no association between occupational status of mothers and development of children of 1 – 3 years. There was association between occupational status of mothers and feeding pattern of children of 1 – 3 years. There was association between feeding pattern and nutrition status of children of 1- 3 years at Subdistrict of Kadia, Kendari Municipality.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya
manusia di masa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan
dimulai dengan pembinaan anak masa sekarang. Untuk mempersiapkan
SDM yang berkualitas di masa yang akan datang maka anak perlu
dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuannya (Tanuwidjaya, 2002).
Tiga tahun pertama merupakan periode keemasan (golden period)
atau jendela kesempatan (window of opportunity) atau masa kritis (critical
period) untuk optimalisasi proses tumbuh kembang dan merupakan masa
yang tepat untuk mempersiapkan seorang anak menjadi dewasa yang
unggul di kemudian hari (Sekartini, 2006). Adanya konsep periode kritis
memperjelas bahwa masa usia 3 tahun pertama kehidupan merupakan
masa penting dalam pencegahan penyimpangan perkembangan maupun
mengoptimalkan perkembangan. Pada 3 (tiga) tahun pertama kehidupan
terdapat suatu periode dimana pada bagian otak tertentu masih sedang
dalam pertumbuhan intensif dan fleksibel. Pada masa itu tumbuh kembang
anak sangat spesifik, mempunyai batas tertentu, dan terjadi diawal
kehidupan. Selama masa tersebut, anak sangat peka terhadap lingkungan
yang dapat mempengaruhinya (Soetjininggsih dan Suandi, 2002).
Gangguan keterlambatan perkembangan merupakan masalah yang
serius bagi negara-negara di dunia. Tahun 2004 diperkirakan sekitar 23%
anak mengalami gangguan perkembangan (Tang et al., 2008). Tercatat
sekitar 12% sampai 16% anak di Amerika mengalami keterlambatan
perkembangan (Bang, 2008). Di mana sekitar 2% sampai 3% prevalensi
anak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa (Feldman, 2005).
2
Febrianti dalam Sekartini (2006), mengatakan bahwa sebanyak 14,4%
anak usia 3-24 bulan diduga mengalami keterlambatan perkembangan
dengan menggunakan pemeriksaan Griffiths. Harahap dalam Sekartini
(2006) mendapatkan sebanyak 11,41% anak usia bawah dua tahun
memiliki keterlambatan perkembangan. Sebanyak 8% anak di Yogyakarta
diduga mengalami keterlambatan perkembangan (Sitaresmi et al., 2008)
sedangkan data gangguan perkembangan anak balita untuk kota Kendari
belum tersedia. Status sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang
berdampak terhadap keterlambatan perkembangan anak (Tang et al.,
2008).
Sementara gangguan tumbuh juga masih merupakan masalah yang
serius, sekitar 60 juta anak di seluruh dunia mengalami kurang gizi akut
dan 13 juta anak mengalami gizi buruk dan sekitar 2% dari anak-anak di
negara berkembang mengalami gizi buruk (Collins, et al., 2006). Hasil
analisis data Susenas 2005 terhadap status gizi anak balita di Indonesia
menemukan prevalensi anak balita gizi buruk 8,8% dan gizi kurang 19,2 %.
Berdasarkan data profil kesehatan Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2007,
prevalensi gizi buruk sebesar 2,7% dan gizi kurang 13,6%. Sedangkan
data dari Dinas Kesehatan TK II Kota Kendari tahun 2007, prevalensi anak
balita gizi buruk 0,9% dan gizi kurang 3,2%. Dari sepuluh kecamatan yang
ada di wilayah Kota Kendari, Kecamatan Kadia merupakan kecamatan
dengan jumlah balita gizi kurang yang masih relatif tinggi di kota Kendari
yaitu 1,11% untuk gizi buruk dan 3,37% untuk gizi kurang. Balita gizi buruk
dan gizi kurang yang ada Kecamatan Kadia merupakan masalah kesehatan
yang harus mendapatkan perhatian dan intervensi dari pemerintah daerah
setempat berdasarkan faktor penyebabnya. Depkes (2002) menyatakan
bahwa suatu masyarakat dikatakan tidak mempunyai masalah kesehatan
masyarakat bila hanya terdapat 0,5% balita gizi buruk dan 2,0% balita gizi
kurang.
3
Dampak yang terjadi sebagai akibat gangguan tumbuh kembang
anak sangat merugikan untuk masa mendatang, maka usaha-usaha
pencegahan maupun perbaikan perlu dilakukan.
Aritonang dan Priharsiwi (2006), menyatakan bahwa masa bayi dan
masa anak-anak lebih banyak dilewatkan di dalam lingkungan keluarga,
maka pemuasan kebutuhan–kebutuhan anak bawah lima tahun (balita)
paling banyak terjadi di rumah dan ibu merupakan orang yang paling tepat
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak tersebut.
Namun di satu sisi meningkatnya pendidikan wanita dan kebutuhan hidup
yang semakin luas dalam masyarakat modern, melahirkan konsep baru
mengenai peran wanita. Peran wanita di samping tugas melahirkan dan
merawat anak juga berperan dalam pembangunan. Partisipasi wanita
dalam pembangunan selain memberi kemungkinan untuk menyalurkan
tenaga, keterampilan serta keahliannya juga memberi kemudahan bagi
wanita untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya. Hal ini
terlihat dari bertambah besarnya angkatan kerja wanita dari tahun ke tahun.
Menurut Data Badan Pusat Statistik 2008, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) perempuan pada awal tahun 2006 mencapai 48,64
persen dan pada tahun 2007 sudah menjadi 50,25 persen, atau naik 1,61
persen setiap tahunnya dan diperkirakan jumlah ini cenderung meningkat
untuk setiap tahunnya.
Salah satu dampak negatif keikutsertaan wanita dalam kegiatan di
luar rumah adalah kurang baiknya pengasuhan anak sehingga
mempengaruhi kesehatannya sementara masa bayi sampai anak berusia
lima tahun merupakan periode di mana anak belum dapat melayani
kebutuhannya sendiri atau masih tergantung kepada pengasuhnya
(Aritonang dan Priharsiwi, 2006). Meningkatnya jumlah ibu yang bekerja
akan menghambat peran ibu dalam merawat dan mengasuh anak.
Menurut Parawangsa dalam Aritonang dan Priharsiwi (2005), bahwa
hilangnya sebuah generasi terjadi bukan hanya karena anak yang kurang
4
gizi, tetapi juga keterlantaran anak yang terpaksa ditinggal oleh ibunya
yang bekerja (aktivitas di luar rumah) untuk menutupi kebutuhan keluarga.
Gregg & Washbrook (2003) meneliti pengaruh pekerjaan ibu pada
perkembangan kognitif anak. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan
bahwa ibu yang bekerja purna waktu (35 jam perminggu) sebelum anak
berusia 18 bulan memiliki efek negatif terhadap perkembangan kognitif
anak. Hasil penelitian Arma (2001) mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang bayi ibu bekerja di sentra industri Medan
menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 80% perkembangan bayi tidak
normal pada ibu yang bekerja. Hal ini disebabkan pada wanita bekerja
tersebut tidak tersedia cukup waktu untuk merawat anak. Penelitian
Sitaresmi et al.(2008) di daerah Yogyakarta menemukan ada hubungan
signifikan antara status pekerjaan ibu dengan status perkembangan anak
usia 3-60 bulan.
Belsky (2005) mengatakan bahwa seringnya pengasuhan anak
bukan oleh ibunya menyebabkan rendahnya keharmonisan interaksi ibu-
anak, munculnya perilaku bermasalah ketika anak menginjak usia 2 tahun
dan rendahnya kedekatan hubungan diantara mereka. Ibu hanya dapat
belajar peka terhadap kebutuhan anak dan keinginan anak setelah
meluangkan waktu yang cukup bersama anak setiap hari.
Hal ini sejalan dengan penelitian Martorell & Habicht (1986) yang
menyimpulkan bahwa anak dari ibu yang bekerja di negara maju maupun
negara berkembang mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya Kurang
Energi Protein (KEP). Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dan
perawatan yang cukup. Dengan ibu bekerja di luar rumah, perhatian ibu
terhadap anak balitanya semakin berkurang, misalnya dalam hal pemberian
makanan bergizi, pengaturan jadwal pemberian makanan, serta perawatan
lainnya.
Anwar et al. (2006) menemukan bahwa anak usia dua tahun yang
diasuh bukan oleh ibunya berisiko gizi buruk 7,9 kali dibandingkan anak
yang diasuh oleh ibunya sendiri. Penelitian Rasmaniar (2007) juga
5
menemukan bahwa alokasi waktu pengasuhan ibu yang kurang, berisiko
3,79 kali mempunyai anak usia Bawah Dua Tahun (Baduta) yang
mengalami gizi kurang.
Adiningsih (2004) mengungkapkan bahwa pengasuhan anak tidak
saja memerlukan kualitas yang baik, tetapi juga kuantitas yang banyak,
terlebih pengasuhan bagi anak-anak yang masih berusia dini, artinya
kualitas dan kuantitas adalah dua hal yang sama pentingnya dalam proses
pengasuhan anak. Kualitas yang baik akan sulit tercapai jika kuantitasnya
sendiri sangat terbatas.
Namun beberapa hasil penelitian menemukan hasil yang berbeda.
Penelitian Nti and Lartey (2006) di Ghana menemukan tidak ada hubungan
antara status pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia 6 sampai 12
bulan. Status gizi baik pada penelitian ini lebih disebabkan oleh prilaku
pengasuh yang responsif pada saat pemberian makan yang berdampak
pada asupan makan yang baik pada anak. Ergin et al., (2007) di Turki juga
menemukan bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu
dengan status gizi anak usia di bawah lima tahun. Adni (2008) menemukan
tidak ada hubungan bermakna antara status pekerjaan ibu dengan kejadian
Kurang Energi Protein (KEP) pada anak usia 6-60 bulan.
Bang (2008) juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak. Keadaan ini
disebabkan oleh stressor yang dihadapi oleh ibu yang tidak bekerja karena
menghadapi kebosanan di rumah dan keadaan ini berdampak pada
perkembangan anak. Serly (2004) juga menemukan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan
perkembangan anak
Kaitan hubungan status pekerjaan ibu dengan terjadinya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak masih kontroversi, selain itu
pekerjaan ibu masih menimbulkan permasalahan yang dilematis. Pada
satu sisi seorang ibu terkadang dituntut untuk ikut membantu perekonomian
6
keluarga, sementara di sisi lain proses tumbuh kembang anak juga
memerlukan perhatian khusus.
Sementara itu di Kota kendari, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) perempuan pada tahun 2006 cukup tinggi yaitu mencapai 40,90
persen dari tenaga kerja yang ada dan pada tahun 2007 sudah menjadi
43,08 persen, atau naik 2,18 persen dan diperkirakan jumlah ini cenderung
meningkat untuk setiap tahunnya. Sementara pada Kecamatan Kadia tidak
tersedia jumlah tenaga kerja wanita tapi merupakan kecamatan dengan
jumlah tenaga kerja yang relatif tinggi di Kota Kendari yaitu 19,1% dari
92.024 tenaga kerja yang ada di Kota Kendari (Kota Kendari dalam angka,
2007).
Mencermati kondisi tingginya tenaga kerja perempuan di Kota
Kendari, dan adanya permasalahan gizi kurang dan gizi buruk di Kota
Kendari khususnya di daerah penelitian Kecamatan Kadia maka peneliti
ingin melihat hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi dan
perkembangan anak usia 1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi anak
usia 1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari ?
2. Apakah ada hubungan status pekerjaan ibu dengan perkembangan
anak usia 1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari ?
3. Apakah ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pola asuh
makan anak usia 1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari ?
4. Apakah ada hubungan pola asuh makan dengan status gizi anak usia
1-3 tahun di Kecamatan Kadia Kota Kendari ?
C. Tujuan Penelitian