Download - 056_LK_BPPT_2010

Transcript

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 1/123

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

TAHUN 2010

Nomor : 120A/HP/XVI/ 05/2011

Tanggal : 20 Mei 2011

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 2/123

DAFTAR ISI

SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN ..................................................................................................................... 1

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ......................... 2

1.  LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI .................................................................................... 3 2.  NERACA BPPT PER 31 DESEMBER 2010 (BA 081) ............................................ 5 3.  CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI .................................................................................... 6 3.1  Dasar Hukum ................................................................................................... 6 3.2  Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang BPPT ................................................... 6 3.3  Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .................... 6 3.4  Peran , Pelayanan BPPT dan Value Proposition.............................................. 7 3.5  Pendapatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .............................. 9 3.6  Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi .................................... 10 

4.  PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ............................... 11 5.  KEBIJAKAN AKUNTANSI ................................................................................... 13 

5.1  Pendapatan ..................................................................................................... 14 5.2  Belanja ........................................................................................................... 14 5.3  Aset ................................................................................................................ 14 5.4  Kewajiban ...................................................................................................... 17 5.5  Ekuitas Dana .................................................................................................. 17 

6.  PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN ........... 18 6.1  Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran ............................................ 18 6.2  Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran ........................................... 18 

7.  CATATAN PENTING LAINNYA ......................................................................... 25 8 PENJELASAN ATAS POS POS NERACA 26

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 3/123

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Pendapatan PNBP ............................................................................... 10 Tabel 2 Daftar Realisasi Netto Per Jenis ..................................................................... 10 Tabel 3 Realisasi Anggaran Bruto per Program BPPT T.A. 2010 .............................. 10 Tabel 4 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan Laporan

Keuangan TA 2010 ........................................................................................ 12 Tabel 5 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan Laporan

BMN TA 2010 ............................................................................................... 13 Tabel 6 Realisasi Anggaran Bruto per 31 Desember 2010 ......................................... 18

Tabel 7 Pendapatan Negara bukan Pajak Persatker TA 2010 ..................................... 19

Tabel 8 Perbandingan Realisasi Pendapatan BPPT Enjiniring (BLU) 2010 dan

2009 ............................................................................................................... 20

Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Bruto dan Realisasi LRA Face 2010 .......... 20 Tabel 10 Perbandingan Realisasi per Jenis Belanja (Netto) TA. 2010 dan 2009 ......... 21 Tabel 11 Belanja Persatker TA 2010 dan 2009 ............................................................ 21 Tabel 12 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2010 dan TA 2009 .......................... 22 Tabel 13 Rincian Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2010 (Bruto) ................ 23 Tabel 14 Rincian Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2010 (Bruto) ................. 24

 Tabel 15 Neraca per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 ................................. 27 Tabel 16 Daftar Kas Bendahara Pengeluaran ............................................................... 27 Tabel 17 Daftar Kas Bendahara Penerimaan ................................................................ 28 Tabel 18 Rincian Piutang PNBP menurut Satker ......................................................... 28 Tabel 19 Rincian Saldo Persediaan menurut Satker ..................................................... 29 Tabel 21 Daftar Mutasi Tambah Tanah ........................................................................ 30 Tabel 22 Daftar Mutasi Kurang Tanah ......................................................................... 30 Tabel 23 Daftar Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin.................................................. 31 Tabel 24 Daftar Mutasi Kurang Peralatan dan Mesin ................................................... 31 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 4/123

Tabel 32 Daftar Pembayaran Ganti Rugi Tanah ........................................................... 42 Tabel 33 Hasil Inventarisasi dan Penilaian Aset ........................................................... 43 Tabel 34 Daftar Penyerahan Aset Tetap Lainnya ......................................................... 45 Tabel 35 Daftar Aset Tetap ........................................................................................... 45 Tabel 36 Daftar Penyerahan Aset Renovasi BPPT ke Puspitek ................................... 45 Tabel 37 Daftar Koreksi BPK ....................................................................................... 47 Tabel 38 Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual.............................. 50

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 5/123

SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

LAPORAN KEUANGAN

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)

TAHUN 2010

Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga)

laporan sebagai berikut:

1. Laporan I: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan KeuanganLaporan I berisi: (a) Hasil pemeriksaan yang memuat opini BPK RI; (b) Laporan

Keuangan BPPT Tahun 2010, dan; (c) Gambaran umum pemeriksaan yang berisi dasar

hukum pemeriksaan, standar pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, entitas yang diperiksa,

lingkup pemeriksaan, sasaran pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, jangka waktu

pemeriksaan, dan batasan pemeriksaan.

2. Laporan II: Laporan Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern

Laporan II berisi: (a) Resume Hasil Pemeriksaan; (b) Tindak lanjut temuan

pemeriksaan SPI (Sistem Pengendalian Intern) Tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan

2009 serta; (c) Temuan pemeriksaan SPI Tahun 2010.

3. Laporan III: Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan

Perundang-undangan

Laporan III berisi: (a) Resume Hasil Pemeriksaan; (b) Tindak Lanjut temuan

pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun 2005, 2006,2007, 2008 dan 2009 serta; (c) Temuan Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan

Perundang-undangan Tahun 2010.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 6/123

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 

Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Undang-Undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah

memeriksa Neraca  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31Desember 2010 dan 2009, serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir

pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tanggung jawab BPK terletak pada

pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan

pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari

salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi eksaminasi, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Prinsip Akuntansi yang digunakan dan estimasi

signifikan yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta

penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa

pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat BPK, neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta Laporan Realisasi Anggaran untuk 

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, menyajikan secara wajar, dalam semua

hal yang material, posisi keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, serta realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir

pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan

keuangan tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan

kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-

uandangan disajikan dalam Laporan Nomor 120B/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011

dan Nomor 120C/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011, yang merupakan bagian tidak 

terpisahkan dari laporan ini.

Jakarta, 19 April 2011

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 7/123

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 8/123

Catatan atas Laporan Keuangan BPPT 2010 Halaman 4 dari 53

a. Belanja Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Belanja Barang 8.685.053.000,00 6.946.700.162,00 (1.738.352.838,00) 79,98 15.785.142.000,00 12.267.616.467,00 (3.517.525.533,00) 77,72

c. Belanja Modal 6.254.000.000,00 5.309.000.000,00 (945.000.000,00) 84,89 30.001.000,00 29.350.000,00 (651.000,00) 97,83

d. Pembayaran Bunga Utang0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

f. Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

g. Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

h. Belanja Lain-lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Belanja 713.328.351.000,00 677.436.547.160,00 (35.891.803.840,00) 94,97 560.362.557.000,00 515.529.240.743,00 (44.833.316.257,00) 92,00

C

. Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

a. Perbankan Dalam Negeri0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Non Perbankan Dalam Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

a. Penarikan Pinjaman Luar Negeri0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b.Pembayaran Cicilan Pokok Utang

Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0

Ket: Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 9/123

2.  NERACA BPPT PER 31 DESEMBER 2010 (BA 081)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NERACA KOMPARATIF

PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

(dalam rupiah) 

No Uraian Ref Jumlah Kenaikan/Penurunan

2010 2009 Jumlah %

A ASET1 ASET LANCAR 8.2.1

Kas di Bendahara Pengeluaran 8.2.1.1 878.930.591,00 347.729.087,00 531.201.504,00 152,76

Kas di bendahara Penerimaan 8.2.1.2 2.163.951.684,00 2.284.822.144,00 (120.870.460,00) (5,29)

Kas lainnya dan setara kas 8.2.1.3 50.212.959,00 82.015.993,00 (31.803.034,00) (38,78)

Kas pada Badan Layanan Umum 8.2.1.4 7.949.782.111,00 5.238.532.988,00 2.711.249.123,00 51,76

Piutang Bukan Pajak  8.2.1.5 18.121.996.244,00 13.837.438.320,00 4.284.557.924,00 30,96

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR 8.2.1.6 16.749.000,00 30.500.000,00 (13.751.000,00) (45,09)

Uang muka belanja 8.2.1.7 0,00 315.595.600,00 (315.595.600,00) (100,00)

Piutang dari kegiatan operasional BLU 8.2.1.8 1.745.454.370,00 1.116.500.000,00 628.954.370,00 56,33

Piutang bukan pajak lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

Persediaan 8.2.1.9 18.446.804.488,00 3.135.302.431,00 15.311.502.057,00 488,36

JUMLAH ASET LANCAR 49.373.881.447,00 26.388.436.563,00 22.985.444.884,0087,10 87,10

2 ASET TETAP 8.2.2

Tanah 8.2.2.1 734.771.352.600,00 743.654.126.740,00 (8.882.774.140,00) (1,19)

Peralatan dan Mesin 8.2.2.2 1.042.402.261.208,00 934.305.402.805,00 108.096.858.403,00 11,57

Gedung dan Bangunan 8.2.2.3 350.751.537.341,00 284.280.013.972,00 66.471.523.369,00 23.38

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 8.2.2.4 44.795.277.284,00 35.013.546.584,00 9.781.730.700,00 27,94

Aset Tetap Lainnya 8.2.2.5 40.262.103.675,00 40.637.459.631,00 (375.355.956,00) (0,92)

Konstruksi dalam pengerjaan 8.2.2.6 25.117.976.000,00 15.174.719.996,00 9.943.256.004,00 65,53

Aset Tetap Lainnya BLU 8.2.2.7 3.960.000,00 3.960.000,00 0,00 0,00

JUMLAH ASET TETAP 2.238.104.468.108,00 2.053.069.229.728,00 185.035.238.380,00 9,01

3 ASET LAINNYA 8.2.3

Aset tak berwujud 8.2.3.1 28.068.832.367,00 7.592.006.680,00 20.476.825.687,00 269,72

Aset Lain-lain 8.2.3.2 70.570.822.802,00 89.213.500.691,00 (18.642.677.889,00) (20,90)

Aset lain-lain BLU 8.2.3.3 757.472.375,00 1.986.536.750,00 (1.229.064.375,00) (61,87)

JUMLAH ASET LAINNYA 99.397.127.544,00 98.792.044.121,00 605.083.423,00 0,61

JUMLAH ASET 2.386.875.477.099,00 2.178.249.710.412,00 208.625.766.687,00 9,58

B KEWAJIBAN

1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 8.2.4

Utang Kepada Pihak III 8.2.4.1 7.851.174.147,00 791.301.164,00 7.059.872.983,00 892,19

Uang Muka dari KPPN 8.2.4.2 878.930.591,00 347.729.087,00 531.201.504,00 152,76

Pendapatan yang ditangguhkan 8.2.4.3 2.214.164.643,00 2.359.941.277,00 (145.776.634,00) (6,18)

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 10.944.269.381,00 3.498.971.528,00 7.445.297.853,00 212,79

JUMLAH KEWAJIBAN 10.944.269.381,00 3.498.971.528,00 7.445.297.853,00 212,79

C EKUITAS DANA

1 EKUITAS DANA LANCAR 8.2.5

Cadangan Piutang 8.2.5.1 19.884.199.614,00 15.300.033.920,00 4.584.165.694,00 29,96

C d P di 8 2 5 2 18 446 804 488 00 3 135 302 431 00 15 311 502 057 00 488 36

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 10/123

3.  CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI3.1  Dasar Hukum

1.  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2.  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3.  Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4.  Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah.

5.  Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6.  Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7.  Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/ tahun 2008 tentang

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

3.2  Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang BPPT

Tugas Pokok: 

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi: 

1.  Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi

2.  Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

3.  Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan

swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan

pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi.

4.  Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

persandian, perlengkapan & rumah tangga.

Wewenang:

1.  Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya

2.  Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3.  Penetapan sistem informasi di bidangnya

4.  Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a.  Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan

k l i

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 11/123

3.4  Peran , Pelayanan BPPT dan Value Proposition 

Lima (5) peran BPPT sebagai Lembaga:

1.  Intermediasi Teknologi

Memberikan delivery access bagi industri, instansi pusat / pemda / masyarakat untuk 

memanfaatkan sumberdaya Iptek dari BPPT / Lembaga Iptek lainnya dari Dalam dan

Luar Negeri.

2.  Technology Clearing House

Memfasilitasi pengumpulan dan mendistribusikan informasi dan ’ketepatan’ teknologi

dan menilai dan menguji suatu teknologi untuk diterapkan dan dipergunakan

3.  Technology Assessment 

4.  Audit Teknologi

Verifikasi dan klarifikasi terhadap suatu teknologi yang sudah digunakan oleh industri / 

instansi / masyarakat terhadap suatu standar yang telah ditetapkan

5.  Solusi Teknologi

Memberikan alternatif dan pilihan solusi atas permasalahan yang berkaitan dengan

teknologi

Sepuluh (10) pelayanan BPPT sebagai lembaga:

1.  Rekomendasi

2.  Advokasi

3.  Alih Teknologi

4.  Pengujian

5.  Konsultasi6.  Jasa Operasional

7.  Survei

8.  Pilot Project 

9.  Pilot Plant 

10.  Proto Type

Tiga (3) Value Proposition BPPT

1.  State of The Art Technologya)   Mengembangkan teknologi / metodologi baru

b)   Menggunakan teknologi mutakhir di nasional / dunia

c)  Solusi terhadap isu strategis industri, daerah, nasional

2.   Daya Saing Industri

) M i k tk d kti it i d t i d h i l

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 12/123

3.4.1  Kebijakan Teknis

Arah Kebijakan dalam Peningkatan Kemampuan IPTEK:1.   Meningkatkan fokus, kapasitas dan kapabilitas litbang;

2.   Mempercepat proses difusi dan pemanfaatan hasil-hasil litbang;

3.   Memperkuat kelembagaan iptek, mencakup aspek-aspek peneliti, fasilitas litbang, pola

manajemen, fungsional lembaga litbang, kelengkapan dan kemutakhiran data kinerja

iptek nasional;

4.   Meningkatkan nilai tambah sistem produksi;

5.   Menciptakan iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat.

Sasaran: 

1.  Tumbuhnya penemuan baru hasil litbang nasional yang dapat dimanfaatkan bagi

 peningkatan sistem produksi;

2.   Meningkatnya ketersediaan dan daya guna sumberdaya iptek;

3.  Tertatanya mekanisme intermediasi dan pola insentif untuk mendorong tumbuhnya

 jaringan kemitraan dan kegiatan litbang di dunia usaha dan industri;

4.   Meningkatnya pendalaman teknologi dalam industri nasional;

Kebijakan:

 BPPT Mengarahkan Program dan kegiatan untuk memenui Kriteria:

a.    Adanya Permintaan dan Kebutuhan Industri , Masyarakat, Instansi pemerintah dan

 Dunia Usaha.

b.   Berskala nasional dan dapat memecahkan isu nasional selaras dengan 6 + 3 bidang

teknologi.

c.    Mampu berperan sebagai lembaga intermediasi, Technology clearing house ,

Pengkajian Teknologi, Audit teknologi dan solusi teknologi.

d.   Adanya pelayanan teknologi BPPT dalam bentuk rekomendasi, alih teknologi, survei,

 Advokasi, Pengujian , Konsultasi, Jasa operasi, Pilot project, Pilot plant, prototype

e.   Adanya value propositon kepada customer dan stakeholder berupa state of the Art of 

Technology, daya saing dan kemandirian bangsa. BPPT menyusun program dan

kegiatan secara partisipatif dengan format lintas unit kerja (intern dan Ekstern BPPT)

dan lintas bidang teknologi dengan menerapkan sistem tata kerja

Kerekayasaan.Peningkatan kualitas sumber daya (SDM, Paket teknologi,Kelembagaan, sarana –prasarana) dan budaya kerja (yg bermoral Profesional,

  Intergritas, Produktif dan Bertanggung Jawab).Segala Aktifitas Pengkajian dan

 penerapan dalam tahapan R,D,E,O dilakukan dalam kerangka sistem Inovasi Nasional

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 13/123

2. Program Tematik BPPT

Program Tematik merupakan program kegiatan yang diunggulkan oleh Kedeputiannamun, yang tidak termasuk pada program 6 fokus bidang RPJM dan mempunyai

kontribusi ke peningkatan produksi nasional dan dapat meningkatkan daya saing serta

dapat menaikan peringkat BPPT ke forum litbang di tingkat nasional. Pada tahun

2010 direncanakan ada 51 kegiatan tematik yang akan dilaksanakan yang merupakan

unggulan dari kedeputian

3. Program Operasional / lanjutan

a.  Peningkatan akses internet untuk kantor pemerintah

b.  Pembangunan Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biomedika

c.  Pengembangan Sarana dan Prasarana UPT Teksurla

4. Program Pendukung

5. Program Kerjasama

6. Program Pelayanan Jasa Teknologi

3.5  Pendapatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Realisasi pendapatan PNBP Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada tahun2010 berupa pendapatan bukan pajak sebesar Rp116.729.162.343,00 atau 90,11% dari

esimasi pendapatan sebesar Rp129.547.829.000,00 sedangkan pendapatan bukan pajak 

pada tahun 2009 adalah sebesar Rp103.563.101.513,00 atau 88,72% dari estimasi

pendapatan sebesar Rp116.724.232.772,00. Ada kenaikan sebesar Rp13.163.911.230,00

atau sebesar 12,71 %. Sebagian besar prosentase kenaikan yang bersumber dari Pendapatan

Jasa Teknologi berbanding dengan estimasi pendapatan, antara lain pada satker tersebut

dibawah ini:

1.  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mencapai penerimaan sebesar 128,01%

2.  Pusat Pelayanan Teknologi (BPPT Enjiniring) mencapai penerimaan sebesar 101,46%

3.  UPT Hujan Buatan mencapai penerimaan sebesar 70,93%

4.  Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mencapai penerimaan

sebesar 57,30%

5.  Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi mencapai penerimaan sebesar 41,17%

6.  Balai Teknologi Survei Kelautan mencapai penerimaan sebesar 91,73%

7.  Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur mencapai penerimaan sebesar 131,62%

8.  Balai Besar Teknologi Energi mencapai penerimaan sebesar 73,99%

9.  UPT LAGG mencapai penerimaan sebesar 58,23%

10. Balai Pengkajian Bioteknologi mencapai penerimaan sebesar 88,37%

11. Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi mencapai penerimaan sebesar 92,01%

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 14/123

Tabel 1 Daftar Pendapatan PNBP

(dalam rupiah)

Uraian  31 Desember 2010  31 Desember 2009 

Estimasi Pendapatan 129.547.829.000,00 116.724.232.772,00

Pendapatan PNBP 116.729.162.343,00 103.563.101.513,00

Prosentase 90,11% 88,72%

3.6  Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Realisasi belanja netto Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk periode yang

berakhir tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp677.436.547.160,00. Jumlah itu

berasal dari realisasi belanja bruto sebesar Rp678.451.148.048,00 dikurangi pengembalian

belanja sebesar Rp1.014.600.888,00. Sedangkan tahun 2009 realisasi belanja netto sebesar

Rp515.529.240.743,00. Jumlah itu berasal dari realisasi belanja bruto sebesar

Rp516.383.036.086,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar Rp853.795.343,00 yangdirinci pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Daftar Realisasi Netto Per Jenis

Uraian 31 Desember 2010 31 Desember 2009 Kenaikan (Penurunan)

Belanja Pegawai 158.074.092.708,00 142.599.461.859,00 15.474.630.849,00

Belanja Barang 332.634.599.525,00 302.563.422.672,00 30.071.176.853,00

Belanja Modal 180.984.223.177,00 65.165.106.212,00 115.819.116.965,00

Bantuan Sosial 5.743.631.750,00 5.201.250.000,00 497.308.650,00

Total 677.436.547.160,00 515.529.240.743,00 161.862.233.317,00

 

Dari tabel tersebut realisasi belanja TA 2010 naik jika dibandingkan dengan

realisasi belanja TA 2009. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pagu anggaran yang berasal

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara- perubahan (APBN-P) di TA 2010 sebesar

Rp75.780.781.000,00 dan anggaran belanja yang bersumber dari Hibah Luar Negeri

sebesar Rp14.939.053.000,00.

Tabel 3 Realisasi Anggaran Bruto per Program BPPT T.A. 2010

2 3 4 5=3-4

Peningkatan Pengawasan dan1 304 084 540 00 1 258 996 175 00 45 088 365 00

KENAIKAN

(PENURUNAN)PROGRAM 2010 2009

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 15/123

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa beberapa program prosentase

penyerapan anggarannya masih berada dibawah 90% hal ini terjadi karena adanya revisianggaran dan tidak terealisirnya kontrak-kontrak pada anggaran yang bersumber dari

PNBP.

4.  PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2010

merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas

pelaporan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi termasuk di dalamnya jenjangstruktural di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi seperti eselon I, kantor

wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang

diberikan kepadanya. Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

disusun berdasarkan penggabungan data/laporan keuangan satuan kerja satuan kerja di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2010 ini memperoleh anggaran

yang berasal dari APBN sebesar Rp 713.328.351.000,- meliputi:a.  Satuan kerja pusat / KP termasuk BLU sebesar Rp 525.480.520.000,- dimana APBN

KP sebesar Rp. 467.383.829.000,- BLU KP sebesar Rp58.096.691.000,-

b.  Satuan kerja daerah / KD sebesar Rp. 187.847.831.000,-

Dari total anggaran di atas, rincian anggaran satuan kerja BLU adalah sebagai berikut :

Tahun Anggaran Jumlah Satker JENIS SUMBER DANA

APBN BLU

2009 24 23 1

2010 19 18 1

Jumlah satuan kerja di lingkup Kementerian Negara Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi adalah 19 satker. Dari jumlah tersebut satker yang menyampaikan

laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 19 satker (100%), Rincian satuan kerja

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 16/123

Tabel 4 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan

Laporan Keuangan TA 2010

M TM M TM

1 450329 BPPT √

2 667875 B.P.P.T. Enjiniring √

3 450341 U.P.T. Hujan Buatan √

4 613675 Balai Teknologi Survei Kelautan √

5 631062 Balai Jaringan Informasi IPTEK √

6 631076 Balai RDST √

7 450335 Balai Besar TKS √8 450366 Balai Besar Teknologi Energi √

9 450372 U.P.T. LAGG √

10 631009 Balai Pengkajian Bioteknologi √

11 631013 Balai TMP √

12 631020 Balai PTP √

13 631034 Balai Teknologi Lingkungan √

14 631041 Balai MEPPO √

15 631055 Balai Inkubator Teknologi √

16 631080 Balai - PDP - Yogyakarta √

17 613682 U.P.T. BPPH - Surabaya √

18 450350 Balai Besar Tek. Pati - Lampung √

19 578314 U.P.T. PSTKP - Bali √

No.KP KD

Kode Satker Nama Satker

 Keterangan:

M = Menyampaikan LK

TM = Tidak menyampaikan LK

Selain memperoleh dana dari DIPA BA 081, Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi juga mengelola dana yang berasal dari BA 999.08 (Belanja Lain-lain) sebesar

Rp 75.780.780.000. (data terlampir) *

Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yang terdiri

dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi

Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keungan Kementerian Negara/Lembaga

(LKKL) yang terdiri dari:

1.  Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi

Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Laporan Realisasi APBN terdiri dari Pendapatan Negara dan

Hibah dan Belanja.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 17/123

Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah seluruhnya diproses melalui

SIMAK-BMN.Jumlah satuan kerja di lingkup Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi adalah

19 satker. Dari jumlah tersebut satker yang telah menyampaikan laporan barang dan

dikonsolidasikan sejumlah 19 satker (100%), rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5 Rekapitulasi Jumlah Satker BPPT yang telah menyampaikan

Laporan BMN TA 2010

M TM M TM

1 450329 BPPT √

2 667875 B.P.P.T. Enjiniring √

3 450341 U.P.T. Hujan Buatan √

4 613675 Balai Teknologi Survei Kelautan √

5 631062 Balai Jaringan Informasi IPTEK √

6 631076 Balai RDST √

7 450335 Balai Besar TKS √8 450366 Balai Besar Teknologi Energi √

9 450372 U.P.T. LAGG √

10 631009 Balai Pengkajian Bioteknologi √

11 631013 Balai TMP √

12 631020 Balai PTP √

13 631034 Balai Teknologi Lingkungan √

14 631041 Balai MEPPO √

15 631055 Balai Inkubator Teknologi √

16 631080 Balai - PDP - Yogyakarta √17 613682 U.P.T. BPPH - Surabaya √

18 450350 Balai Besar Tek. Pati - Lampung √

19 578314 U.P.T. PSTKP - Bali √

No.KP KD

Kode Satker Nama Satker

 Keterangan:

M = Menyampaikan Laporan Barang

TM = Tidak menyampaikan Laporan Barang

5.  KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi

yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas

diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.

Penyajian aset kewajiban dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 18/123

5.1  Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancardalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak 

perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas

diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis

pendapatan.

5.2  BelanjaBelanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam

periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada

saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan

menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan

Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.

5.3  Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial

di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-

keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian asetini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan

kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak 

kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

5.3.1 Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk 

direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan

sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta

asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 19/123

  harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara

lainnya seperti donasi/rampasan. 

5.3.2 Investasi 1)

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti

bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan

kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi

 jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan

dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi

  jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari

setahun.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non

permanen dan permanen.

a)  Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk 

dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham

melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan

investasi perusahaan negara/ daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.

Investasi Non Permanen meliputi:

•  Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang

diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam

negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening

Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan

Pemda.

•  Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir

kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah

Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.

b)  Investasi Permanen

Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk 

mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka

panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN)

pada perusahaan negara, lembaga internasional, dan badan usaha lainnya yang

b k ilik PMN d b d h t b d h k l i

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 20/123

investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earningasset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan

pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya.

Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal

transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan

ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

5.3.3 Aset TetapAset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk 

kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap

dilaporkan pada neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2010

berdasarkan harga perolehan.

Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada

nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:

1.  Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yangnilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah),

2.  Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih

dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), dan

3.  Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi

tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,

  jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan

barang bercorak kesenian. 

5.3.4 Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan

aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA),

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun,

Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak 

Berwujud, dan Aset Lain-lain.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintahsecara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari

kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan

angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan

penjualan angsuran.

TGR k dil k k h d b d h / i i

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 21/123

Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya

akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti kas besi perwakilan RIdi luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana moratorium Nias dan Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD).

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai

wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau

digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak 

Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan f ranchise; hak cipta (copyright), 

paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat

 jangka panjang.

Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA,

Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi

Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan

dari penggunaan aktif pemerintah.

  Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan

  penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara juga

termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.

5.4  Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks

pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan

pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga

internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai

yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukumsebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

a.  Kewajiban Jangka Pendek 

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah

tanggal pelaporan.Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang

Bunga (accrued interest ) dan Utang Jangka Pendek Lainnya

b.  Kewajiban Jangka Panjang

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 22/123

 jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar

dan kewajiban jangka panjang.

6.  PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

6.1  Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada TA 2010, terdiri

dari:

1.  Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, yaitu:

  Penerimaan Negara Bukan Pajak 

2.  Realisasi Belanja Negara, yaitu:

  Belanja Rupiah Murni

  Belanja PNBP

  Belanja BLU

Tabel 6 Realisasi Anggaran Bruto per 31 Desember 2010%

Real.

Angg.

1Realisasi Pendapatan Negara dan

Hibah129.547.829.000Rp 116.729.162.343Rp 90,11%

-Penerimaan Pajak

- Penerimaan Negara Bukan Pajak 129.547.829.000Rp 116.729.162.343Rp 90,11%

2 Realisasi Belanja Negara 713.328.351.000Rp 678.451.148.048Rp 95,11%

- Belanja Rupiah Murni 585.611.623.000Rp 573.032.349.498Rp 97,85%

- Belanja PNBP 70.820.012.000Rp 51.684.137.846Rp 72,98%

- Belanja BLU 56.896.716.000Rp 53.734.660.704Rp 94,44%

Uraian Anggaran RealisasiNo

 

6.2  Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran

6.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah

Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

TA 2010 adalah sebesar Rp.129.547.829.000,00.

6.2.1.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak 

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi pada TA 2010 adalah sebesar Rp.116.729.162.343,00 atau 90,11 %.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 23/123

Tabel 7 Pendapatan Negara bukan Pajak Persatker TA 2010

NO SATKER 2010 2009

1 BPPT (Sekretariat Utama) 3.074.924.548 2.658.428.738 

2 Deputi PKT - 80.431 

3 Deputi TPSA  - 1.190.302 

4 Deputi TAB - 13.034.982 

5 Deputi TIEM - 618.082 

6 Deputi TIRBR  - 201.674.671 

7 BPPT ENJINERING 57.731.856.524 49.662.431.735 

8 UPT-Hujan Buatan 10.189.164.747 11.403.878.054 

9 Balai Teknologi Survey Kelautan 17.133.637.711 9.219.054.162 

10 Balai IPTEK  4.836.637.398 7.862.559.190 

11 Balai Rekayasa Desain & Sistem Teknologi 318.564.863 555.999.921 

12 Balai Besar-Teknologi Kekuatan Struktur 6.729.953.354 6.871.184.055

13 Balai Besar-Teknologi Energi 4.133.312.448 3.748.339.848 

14 UPT - LAGG 1.961.488.170 3.868.999.763 

15 Balai Pengkajian Bioteknologi 1.088.784.376 822.621.037 

16 Balai Termodinamika Motor & Propulsi 3.073.312.729 1.737.803.522 

17 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 2.533.079.694 2.306.819.671 

18 Balai Teknologi Lingkungan 130.283.616 51.391.570 

19 Balai MEPPO 95.362.963 26.276.948 

20 Balai Inkubator Teknologi 14.800.000 8.916.249 

21 BPDP-Yogyakarta 4.383 44.751.154 

22 BPPH-Surabaya 2.857.724.688 2.000.934.564 

23 Balai Besar Teknologi Pati Lampung 787.170.131 463.580.889 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 24/123

Tabel 8 Perbandingan Realisasi Pendapatan BPPT Enjiniring (BLU)

2010 dan 2009

Uraian TA 2010 TA 2009 Kenaikan/Penurunan %

Pend. Jasa Layanan Umum 57.731.856.524Rp 49.662.431.735Rp 8.069.424.789Rp 13,98%

Pend. Hibah BLU -Rp -Rp

Pend. Hasil Kerja Sama BLU -Rp -Rp

Pend. BLU Lainnya -Rp -Rp

Jumlah 57.731.856.524Rp 49.662.431.735Rp 8.069.424.789Rp 13,98%

 

6.2.2 Belanja Negara

Alokasi anggaran belanja negara yang diterima Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) TA 2010 sebesar Rp713.328.351.000,00. Sedangkan Realisasi belanja

pada BPPT yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp677.436.547.160,00.

Jumlah itu berasal dari realisasi belanja bruto sebesar Rp678.451.148.048,00 dikurangi

pengembalian belanja sebesar Rp1.014.600.888,00. Realisasi belanja bruto tersebut

terdiri dari (i) Anggaran Belanja Rupiah Murni sebesar Rp573.032.349.498,00 (ii)

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp51.684.137.846,00 (iii) Badan Layanan Umum

sebesar Rp53.734.660.704,00.

Alokasi anggaran belanja negara yang diterima BPPT TA 2009 sebesar

Rp560.362.557.000,00. Sedangkan realisasi belanja pada BPPT yang berakhir tanggal 31

Desember 2009 yaitu sebesar Rp515.529.240.743,00. Jumlah itu berasal dari realisasi

belanja bruto sebesar Rp516.383.036.086,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar

Rp853.795.343,00. Realisasi belanja bruto tersebut terdiri dari (i) Anggaran BelanjaRupiah Murni sebesar Rp421.633.128.050,00 (ii) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp46.657.429.279,00 (iii) Badan Layanan Umum sebesar Rp48.092.508.757,00.

Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Bruto dan Realisasi LRA Face 2010

Jenis Belanja Realisasi Bruto Pengembalian Belanja Realisasi /LRA Face 

Belanja Pegawai 159.044.548.396,00 970.455.688,00 158.074.092.708,00

Belanja Barang 332.671.567.825,00 36.968.300,00 332.634.599.525,00

Belanja Modal 180.987.723.177,00 3.500.000,00 180.984.223.177,00

Belanja Sosial 5.747.308.650,00 3.676.900,00 5.743.631.750,00

Jumlah 678.451.148.048,00 1.014.600.888,00 677.436.547.160,00

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 25/123

Tabel 10 Perbandingan Realisasi per Jenis Belanja (Netto)

TA. 2010 dan 2009

Adapun anggaran belanja persatker dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 11 Belanja Persatker TA 2010 dan 2009

NO SATKER 2010 2009

1 BPPT (Sekretariat Utama) 463,151,639,428 237,193,617,245

2 Deputi PKT - 26,451,158,522

3 Deputi TPSA  - 34,269,580,308

4 Deputi TAB - 21,712,499,175

5 Deputi TIEM - 25,186,473,153

6 Deputi TIRBR  - 22,836,601,250

7 BPPT ENJINERING 54,866,383,010 49,212,796,849

8 UPT-Hujan Buatan 10,827,199,455 8,713,912,465

9 Balai Teknologi Survey Kelautan 37,052,614,270 8,841,599,055

10 Balai IPTEK  14,339,489,795 7,896,623,414

11Balai Rekayasa Desain & Sistem

Teknologi 719,157,810 816,820,162

12

Balai Besar-Teknologi Kekuatan

Struktur 36,612,106,850 18,065,536,071

13 Balai Besar-Teknologi Energi 12,578,555,557 16,051,652,792

14 UPT – LAGG 4,346,531,026 6,276,169,184

15 Balai Pengkajian Bioteknologi 12,262,083,320 2,217,817,083

Uraian 31/12/2010 31/12/2009 Kenaikan (Penurunan) %

Belanja Pegawai 158.074.092.708 142.599.461.859 15.474.630.849 10,85%

Belanja Barang 332.634.599.525 302.563.422.672 30.071.176.853 9,94%

Belanja Modal 180.984.223.177 65.165.106.212 115.819.116.965 177,73%

Bantuan Sosial 5.743.631.750 5.201.250.000 542.381.750 10,43%

Total 677.436.547.160 515.529.240.743 161.907.306.417 31,41%

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 26/123

NO SATKER 2010 2009

23 Balai Besar Teknologi Pati Lampung 9,923,444,823 10,851,495,158

24 UPT -PSTKP BALI 1,841,338,234 1,742,850,810

TOTAL 678,451,148,048 516,383,036,086

6.2.2.2 Belanja Pegawai

Anggaran belanja pegawai yang diterima oleh BPPT TA 2010 sebesarRp146.986.948.000,00. Realisasi Belanja Pegawai BPPT yang berakhir tanggal 31

Desember 2010 yaitu sebesar Rp158.074.092.708,00. Jumlah itu berasal dari realisasi

belanja bruto sebesar Rp159.044.548.396,00 dikurangi pengembalian belanja pegawai

sebesar Rp970.455.688,00.

Anggaran belanja pegawai yang diterima oleh BPPT TA 2009 sebesar

Rp146.443.113.000,00. Sedangkan realisasi Belanja Pegawai BPPT yang berakhir tanggal

31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp142.599.461.859,00. Jumlah itu berasal dari realisasibelanja bruto sebesar Rp143.376.373.532,00 dikurangi pengembalian belanja sebesar

Rp776.911.673,00.

Adapun Rincian Realisasi Belanja Pegawai (Netto) adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2010 dan TA 2009

Uraian 31/12/2010 31/12/2009

Belanja Gaji Pokok PNS 89.588.681.673Rp 138.772.646.012Rp

Belanja Pembulatan Gaji PNS 1.954.425Rp 23.111Rp

Belanja Tunjangan Suami/ Istri PNS 7.363.693.896Rp 709.242.228Rp

Belanja Tunjangan anak PNS 2.145.058.505Rp 259.856.412Rp

Belanja Tunjangan Struktural PNS 4.524.568.417Rp 389.231.312Rp

Belanja Tunjangan Fungsional PNS 14.555.939.356Rp 568.914.148Rp

Belanja Tunjangan Pph PNS 2.750.207.896Rp 254.676.181Rp

Belanja Tunjangan Beras PNS 6.092.965.800Rp 510.399.984Rp

Belanja Uang Makan 6.756.659.750Rp 925.746.000RpBelanja Tunjangan Lain-lain termasuk uang

duka PN/dlm negri117.143.400Rp 10.030.200Rp

Belanja Tunjangan UmumPNS 3.284.481.690Rp 364.879.500Rp

Belanja Gaji & Tunjangan Pegawai Non

PNS-Rp (208.481.229)Rp

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 27/123

4. Pengembalian Tunj. Anak PNS 700.670,00

5. Pengembalian Belanja Tunjangan Struktural PNS 119.581.583,00

6. Pengembalian Belanja Tunjangan Fungsional PNS 329.375.644,00

7. Pengembalian Belanja Tunjangan Pph PNS 341.481,00

8. Pengembalian Belanja Tunjangan Beras PNS 846.000,00

9. Pengembalian Belanja Uang Makan PNS 5.170.250,00

10. Pengembalian Belanja Tunjangan Umum PNS 104.458.310,00

Jumlah 970.455.688,00

Belanja pegawai pada TA 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp15.668.174.864,00

dibandingkan dengan TA 2009, hal ini disebabkan karena:

  Kenaikan pada Belanja Pegawai Mengikat sedangkan Belanja Pegawai Tidak Mengikat

turun. Kenaikan belanja pegawai mengikat terjadi karena terdapat tenaga honoreryang telah diangkat menjadi CPNS dan juga bertambahnya formasi PNS dari pelamar

umum.

  Selain itu adanya kebijakan pemerintah atas penambahan / kenaikan gaji pegawai

negeri sipil sebesar 10 %.

6.2.2.3 Belanja Barang

Anggaran belanja barang yang diterima oleh BPPT TA 2010 sebesar

Rp370.228.776.000,00, terdiri dari anggaran belanja barang yang berasal dari rupiah murni

sebesar Rp361.543.723.000,00 dan anggaran belanja barang yang berasal dari hibah

sebesar Rp8.685.053.000,00. Sedangkan realisasi belanja barang netto BPPT yang berakhir

tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp332.634.599.525,00. Jumlah itu berasal dari

realisasi belanja bruto sebesar Rp332.671.567.825,00 dikurangi pengembalian belanja

barang sebesar Rp36.968.300,00.

Anggaran belanja barang yang diterima oleh BPPT TA 2009 sebesar

Rp333.129.563.000,00. Sedangkan realisasi Belanja barang netto BPPT yang berakhir

tanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp302.563.422.672,00. Jumlah itu berasal dari

realisasi belanja bruto sebesar Rp302.591.556.342,00 dikurangi pengembalian belanja

sebesar Rp28.133.670,00.

Rincian realisasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 28/123

1  Pengembalian Belanja Biaya Pemeliharaan

Peralatan & Mesin  Rp 53.500,002  Pengembalian Belanja Perjalanan Biasa  Rp 1.982.400,00

3  Pengembalian Belanja Perjalanan lainnya Rp 32.403.700,00

4  Pengembalian Belanja Perjalanan lainnya luar

negeri  Rp. 2.528.700,00 

Jumlah  Rp 36.968.300,00

Kenaikan realisasi belanja Barang TA 2010 sebesar Rp30.080.011.483,00

dibandingkan dengan TA 2009 disebabkan perpindahan belanja uang honor tidak tetap

yang semula berada pada kelompok belanja pegawai tidak mengikat menjadi kelompok 

belanja barang sesuai dengan PMK No.91 tahun 2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS).

6.2.2.4 Belanja Modal

Anggaran belanja modal yang diterima oleh BPPT Tahun 2010 sebesarRp190.112.627.000,00 terdiri dari anggaran belanja modal yang berasal dari rupiah murni

sebesar Rp183.858.627.000,00 dan anggaran belanja modal yang berasal dari hibah

sebesar Rp6.254.000.000,00. Sedangkan realisasi belanja modal netto BPPT yang berakhir

tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp180.984.223.177,00. Jumlah itu berasal dari

realisasi belanja bruto sebesar Rp180.987.723.177,00 dikurangi pengembalian belanja

modal sebesar Rp3.500.000,00.

Anggaran belanja modal yang diterima oleh BPPT Tahun 2009 sebesarRp75.539.881.000,00. Sedangkan realisasi Belanja modal BPPT yang berakhir tanggal 31

Desember 2009 yaitu sebesar Rp65.165.106.212,00 dan tidak terdapat pengembalian

belanja modal.

Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut:

Tabel 14 Rincian Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2010 (Bruto)

Uraian 31/12/2010 31/12/2009

Belanja Modal Tanah

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 110.449.693.354,00 35.979.035.823,00 

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 67.099.297.705,00 20.581.941.451,00 

Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan yg dikapitalisasi- - 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 29/123

6.2.2.5  Belanja Bantuan SosialAnggaran belanja bantuan sosial yang diterima oleh BPPT Tahun 2010 sebesar

Rp6.000.000.000,00. Realisasi Belanja bantuan sosial netto BPPT yang berakhir tanggal

31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp5.743.631.750,00. Jumlah itu berasal dari realisasi

belanja bruto sebesar Rp5.747.308.650,00 dikurangi pengembalian belanja bantuan sosial

sebesar Rp3.676.900,00.

Anggaran belanja bantuan sosial yang diterima oleh BPPT Tahun 2009 sebesar

Rp5.250.000.000,00. Sedangkan realisasi Belanja bantuan sosial BPPT yang berakhirtanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp5.201.250.000,00. Jumlah itu berasal dari

realisasi belanja bruto sebesar Rp5.250.000.000,00 dikurangi pengembalian belanja

bantuan sosial sebesar Rp48.750.000,00.

Pengembalian belanja bantuan sosial sebesar Rp3.676.900,00 merupakan

pengembalian bantuan langsung (block grant) sekolah/lembaga/guru.

6.2.2.6 Pengembalian Belanja

Secara ringkas Realisasi Pengembalian Belanja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi pada TA 2010 sebesar Rp1.014.600.888,00 yang terdiri dari :

1.  Pengembalian Belanja Pegawai Rp970.455.688,00

2.  Pengembalian Belanja Barang Rp36.968.300,00

3.  Pengembalian Belanja Modal Rp3.500.000,00

4.  Pengembalian Belanja Bantuan Sosial Rp3.676.900,00

7.  CATATAN PENTING LAINNYA

a.  Laporan Keuangan pada Badan Layanan Umum (BLU) satker BPPT Enjiniring sudah

diintegrasikan pada Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

b.  BPPT telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi BPK untuk menilai kembali atas

aset yang dimiliki dengan membentuk Tim OFBI (opname Fisik Barang Inventaris) dan

telah memulai kegiatan tersebut pada bulan Juli 2007, SK Sekretaris Utama BPPT No.

09/SK/Setama/BPPT/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 untuk TA 2007 dan SK Sekretaris

Utama BPPT No.: 33/SK/Setama/BPPT/I/2008 tanggal 28 Januari 2008 untuk TA

2008.

c.  Revaluasi atas Aset Tetap BPPT telah selesai dilaksanakan oleh KPKNL/DJK

Kementerian Keuangan pada TA. 2009.

d Adanya perubahan 5 satker sementara / Kedeputian pada TA 2009 yakni satker Deputi

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 30/123

f.  BPPT telah melakukan Konsinyering Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi

Anggaran Belanja dan Neraca periode 31 Desember Tahun Anggaran 2010 dengan 19Satuan kerja di lingkungan BPPT, Biro Keuangan dan Biro Umum dan Humas pada

tanggal 9 s.d 12 Pebruari 2010 bertempat di Marbella Suites Hotel , Bandung.

g.  Pada tahun 2010, BPPT memiliki Bagian Anggaran Lain-lain yaitu BA 999 yang terdiri

dari 4 satuan kerja yakni Balai Teknologi Survey Kelautan (979754), UPT Hujan

Buatan (980544), Balai Pengkajian Teknologi Polimer (980550), Balai Termodinamika

Motor & Propulsi (980538) jumlah total pagu dari ke 4 satker tersebut adalah sebesar

Rp75.780.781.000,- dan realisasi belanja sebesar Rp74.947.134.840,- atau sebesar

98.90 %.h.  Pada tahun 2010, BPPT memiliki dana yang bersumber dari Hibah (belanja sumber

dana 03) yang pengelolaannya diserahkan kepada 2 satuan kerja di lingkungan BPPT

yakni BPPT SETAMA dan Balai Besar Teknologi Energi (B2TE). Jumlah total dana

hibah dari ke 2 satker tersebut adalah sebesar Rp14.939.053.000 yang terdiri dari

Rp6.254.000.000 (BPPT SETAMA) terealisasi sebesar Rp5.309.000.000 atau sebesar

84,89% dari anggarannya,- dan sebesar Rp8.685.053.000,- (B2TE) terealisasi sebesar

Rp6.946.700.162 atau sebesar 79,98% dari anggarannya,- Untuk dana Hibah tersebutmasing-masing satker juga mengelola rekening hibah yang terpisah dari rekening dari

sumber dana APBN yakni:

Catatan : Rekening Koran terlampir

Adapun laporan keuangan dari penggunaan dana Hibah tersebut sudah termasuk pada

laporan keuangan masing-masing satker melalui aplikasi SAKPA 2010.

i.  Adanya kendala pada aplikasi SAPA 2010 terutama pada saat penyatuan/penerimaan

data keseluruhan/konsolidasi data satker yang menyebabkan pergeseran nilai di LRA

dan Neraca. Hal tersebut dikarenakan ditiadakannya 5 satker Deputi TA 2009. olehkarena itu Laporan Realisasi Anggaran utama dibuat secara manual. Hal tersebut sudah

didiskusikan dengan pihak Kementerian Keuangan.

 j.  Terdapat penundaan pembayaran atas uang makan pegawai BPPT terhitung mulai

bulan Juli s.d Desember 2010. Sehingga terjadi minus pada belanja pegawai

dikarenakan keterlambatan dalam pengajuan revisi belanja pegawai (uang makan)

No SATKER NO REKENING BANK MANDIRI

1 BPPT SETAMA

(BPPT Baron Technopart)

1242-01-000042-30-2

2 B2TE

(Project MC TAP)

128-00-0572309-0

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 31/123

Tabel 15Neraca per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009

Nama Perkiraan 31-12-2010 31-12-2009 +/-

Aset Lancar 49.373.881.447 26.388.436.563 22.985.444.884 

Aset Tetap 2.238.104.468.108 2.053.069.229.728 185.035.238.380 

Aset Lainnya 99.397.127.544 98.792.044.121 605.083.423 

TOTAL ASET 2.386.875.477.099 2.178.249.710.412 208.625.766.687 

Kewajiban 10.944.269.381 3.498.971.528 7.445.297.853 

Ekuitas Dana 2.375.931.207.718 2.174.750.738.884 201.180.468.834 

TOTAL KEWAJIBAN

DAN EKUITAS DANA 2.386.875.477.099 2.178.249.710.412 208.625.766.687 

a)  Jumlah Aset per 31 Desember 2010 sebesar Rp2.386.875.477.099,00 terdiri dari Aset

Lancar sebesar Rp49.373.881.447,00 Aset Tetap sebesar

Rp2.238.104.468.108,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp99.397.127.544,00.

b)  Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2010 sebesar Rp10.944.269.381,00 merupakan

kewajiban jangka pendek sebesar Rp10.944.269.381,00.

c)  Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2010 sebesar Rp2.375.931.207.718,00 terdiridari ekuitas dana lancar sebesar Rp.38.429.612.066,00 dan ekuitas dana investasi

sebesar Rp2.337.501.595.652,00.

8.2  Penjelasan Per Pos Neraca

8.2.1 Aset Lancar

8.2.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar Rp878.930.591,00 dan per 31 Desember

2009 sebesar Rp347.729.087,00.

Adapun rincian saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada masing-masing satuan

kerja di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember

2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 16 Daftar Kas Bendahara Pengeluaran

No Nama Satker Jumlah1 BPPT (Setama) 706.477.907,00 

2 BPPT Enjiniring 48.921.094,00 

3 UPT Hujan Buatan 119.931.590,00 

4 Balai Inkubator Teknologi 3.600.000,00 

Jumlah 878.930.591,00 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 32/123

Tabel 17 Daftar Kas Bendahara Penerimaan

No Nama Satker Jumlah

1 UPT Hujan Buatan 147.511,00 

2 Balai Jaringan Informasi IPTEK 964.352.104,00 

3 Balai Besar-Teknologi Kekuatan Struktur 558.310.562,00 

4 Balai Besar-Teknologi Energi 287.816.117,00 

5 Balai Teknologi Mesin & Propulsi 70.259.997,00 

6 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 283.065.393,00 

Jumlah 2.163.951.684,00 

8.2.1.3 Kas lainnya dan setara kasSaldo Kas lainnya dan setara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31

Desember 2010 sebesar Rp50.212.959,- dan per 31 Desember 2009 sebesar

Rp82.015.993,-

8.2.1.4 Kas pada Badan Layanan Umum (BLU)

Saldo Kas pada Badan Layanan Umum yang merupakan Dana Lancar BLU pada

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar

Rp7.949.782.111,00 dan per 31 Desember 2009 sebesar Rp5.238.532.988,00.8.2.1.5 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31

Desember 2010 sebesar Rp18.121.996.244,00 dan 31 Desember 2009 sebesar

Rp13.837.438.320,00.

Adapun rincian Piutang PNBP pada masing-masing satuan kerja di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 adalah sebagai

berikut:

Tabel 18 Rincian Piutang PNBP menurut Satker

No. Nama Satker Jumlah

1 UPT Hujan Buatan 7.136.457.886,00

2 Balai Teknologi Survey Kelautan 5.319.591.230,00

3 Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur 329.813.000,00

4 Balai Besar Teknologi Energi 466.210.327,00

5 UPT_LAGG 2.266.434.480,00

6 Balai Termodinamika, Motor & Propulsi 260.150.000,00

7 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 191.322.121,00

8 Balai Inkubator Teknologi 34.634.400,00

9 UPT BPPH S b 2 117 382 800 00

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 33/123

muka belanja BLU sebesar Rp0,00 dan per 31 Desember 2009 sebesar

Rp315.595.600,00.

8.2.1.8 Piutang dari Kegiatan Operasional BLU

Piutang dari Kegiatan Operasional pada Badan Layanan Umum Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 sebesar Rp1.745.454.370,00 dan

per 31 Desember 2009 sebesar Rp1.116.500.000,00.

8.2.1.9  Persediaan

Persediaan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010

sebesar Rp18.446.804.488,00 dan 31 Desember 2009 sebesar Rp3.135.302.431,00.Adapun rincian saldo Persediaan pada masing-masing satuan kerja di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember 2010 adalah sebagai

berikut:

Tabel 19 Rincian Saldo Persediaan menurut Satker

No Nama Satker Jumlah

1 BPPT SETAMA 129.577.553,00 

2 BPPT Enjinering 15.484.050,00 

3 UPT Hujan Buatan 51.326.000,00 

4 Balai Teknologi Survey Kelautan 14.281.009.020,00 

5 Balai Ipteknet 100.646.910,00 

6 Balai Rekayasa Desain & Teknologi 152.218.500,00 

7 Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur 1.050.432.500,00 

8 Balai Besar Teknologi Energi 104.498.223,00 

9 UPT-LAGG 132.865.718,00 

10 Balai Bioteknologi 867.910.624,00 

11 Balai Termodinamika,Motor & Propulsi 133.434.950,00 12 Balai Pengkajian Teknologi Polimer 145.392.701,00 

13 Balai Teknologi Lingkungan 17.292.292,00 

14 Balai MEPPO 169.970.000,00 

15 Balai Inkubator Teknologi 240.000,00 

16 Balai Pengkajian Dinamika Pantai-Yogya 5.606.000,00 

17 UPT BPPH Surabaya 245.628.004,00 

18 Balai Besar Teknologi PATI- Lampung 832.503.343,00 

19 UPT PSTKP-Bali 10.768.100,00 Jumlah 18.446.804.488,00 

8.2.2 Aset Tetap

Nilai Aset Tetap pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi per 31 Desember

2010 sebesar Rp2 238 104 468 108 00 dan per 31 Desember 2009 sebesar

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 34/123

Tabel 20 Daftar Mutasi Aset Tetap per 31 Desember 2010(dalam rupiah)

Tambah Kurang

1 2 3 4 4

Tanah 743.654.126.740 174.027.879.078 182.910.653.218 734.771.352.600

Peralatan dan Mesin 934.305.402.805 309.660.850.329 201.563.991.926 1.042.402.261.208

Gedung dan Bangunan 284.280.013.972 82.135.964.488 15.664.441.119 350.751.537.341

Jalan, Irigasi dan

Jaringan35.013.546.584 15.337.661.635 5.555.930.935 44.795.277.284

 Aset Tetap Lainnya 40.637.459.631 8.455.155.185 8.830.511.141 40.262.103.675

Konstruksi Dalam

Bangunan15.174.719.996 82.941.680.850 72.998.424.846 25.117.976.000

 Aset Tetap Lainnya BLU 3.960.000 - - 3.960.000

Jumlah 2.053.069.229.728 672.559.191.565 487.523.953.185 2.238.104.468.108 

MutasiSaldo 31 Desember 2010Nama Aset Tetap Saldo 31 Des. 2009

 

8.2.2.1 TanahNilai Tanah per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp734.771.352.600,00 dan per

31 Desember 2009 sebesar Rp743.654.126.740,00.

Terdapat Penambahan aset tetap berupa tanah sebesar Rp174.027.879.078,00 dan

pengurangan sebesar Rp182.910.653.218,00.

Mutasi Tambah sebesar Rp173.636.103.140,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 21 Daftar Mutasi Tambah Tanah

Mutasi kurang sebesar Rp. 182.518.877.280,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 22 Daftar Mutasi Kurang TanahNo Uraian Jumlah

1 Koreksi pencatatan, karena kurang catat 509.886.280 

2 Transfer keluar 8.052.075.000 

3 Reklasifikasi 173.956.916.000

No Uraian Jumlah

1 Koreksi pencatatan, karena kurang catat 12.908.000 

2 Reklasifikasi 173.433.998.000 

3 Transfer masuk 189.197.140 

173.636.103.140 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 35/123

Tabel 23 Daftar Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin

Mutasi kurang sebesar Rp201.557.072.926,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 24 Daftar Mutasi Kurang Peralatan dan Mesin

8.2.2.3 Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2010 sebesar Rp350.751.537.341,00

dan per 31 Desember 2009 Rp284.280.013.972,00.Terdapat koreksi atas Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan yang menambah

nilai Gedung dan Bangunan sebesar Rp82.135.964.488,- dan pengurangan sebesar

Rp15.664.441.119,

Mutasi Tambah sebesar Rp82 135 964 488 00 adalah sebagai berikut:

No Uraian Jumlah

1 Hibah 4.137.064.100 

2 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 449.979.600 

3 Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset 831.341.332 

5 Transfer Keluar 193.864.546.294 

6 Penghentian Aset dari Penggunaan 582.291.500 

7 Penghapusan 247.489.500 

8 Pengembangan Nilai Aset 252.965.500 

9 Koreksi Pencatatan 1.191.395.100 

Jumlah 201.557.072.926 

Pengurangan Peralatan dan Mesin

No Uraian Jumlah

1 Pembelian 80.795.775.479 

2 Transfer Masuk 215.200.368.337 

3 Penerimaan Aset Tetap Renovasi 3.010.066.558 

4 Reklasifikasi 600.616.000 

5 Pengembangan Nilai Aset 1.359.553.900 

6 Koreksi Pencatatan Nilai / Kuantitas 5.551.694.755 7 Koreks i Pencatatan Penilaian Tim Penertiban A set 1.405.000 

8 Penyelesaian Pembangunan 3.134.451.300 

Jumlah 309.653.931.329 

Penambahan Peralatan dan Mesin

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 36/123

Mutasi kurang sebesar Rp.15.664.441.119,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 26 Daftar Mutasi Tambah Gedung dan Bangunan

8.2.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2010 sebesar Rp44.795.277.284,00

dan Per 31 Desember 2009 Rp35.013.546.584,00.

Terdapat koreksi atas Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan yang menambah

nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp15.337.661.635,00 dan pengurangan

sebesar Rp5.555.930.935,00.

Mutasi Tambah sebesar Rp15.337.661.635,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 27Daftar Mutasi Tambah Jalan, Irigasi dan Jaringan

Mutasi kurang sebesar Rp5.555.930.935,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 28 Daftar Mutasi Kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan

No Uraian Jumlah

1 Hibah 1.137.800.000 

2 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 284.450.000 

5 Transfer Keluar 14.242.191.119 

Jumlah 15.664.441.119 

No Uraian Jumlah

1 Transfer Masuk 2,192,049,200 

2 Pengembangan Nilai Aset 20,535,900 

3 Penyelesaian pembangunan 9,400,042,300 

4 Koreksi 3,725,034,235 

Jumlah 15,337,661,635 

No Uraian Jumlah

1 Transfer Keluar 5.007.304.935 

2 koreksi 548.626.000 

Jumlah 5.555.930.935 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 37/123

8.2.2.6 Kontruksi dalam Pengerjaan

Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2010 sebesarRp25.117.976.000,00 dan per 31 Desember 2009 Rp15.174.719.996,00.

Terdapat mutasi tambah sebesar Rp79.259.767.275,00 dan pengurangan sebesar

Rp69.316.511.271,00.

8.2.2.7 Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum (BLU)

Nilai Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum (BLU) per 31 Desember 2010

sebesar Rp3.960.000,00 dan per 31 Desember 2009 Rp3.960.000,00.

8.2.3  Aset Lainnya

8.2.3.1 Aset Tak Berwujud

Nilai Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2010 sebesar Rp28.068.832.367,00

dan per 31 Desember 2008 Rp7.592.006.680,00.

Terdapat mutasi tambah sebesar Rp27.693.820.112,00 dan pengurangan sebesar

Rp7.216.994.425,00

Dari nilai mutasi tersebut sejumlah Rp3.294.416.619,00 merupakan koreksitambah (sesuai hasil pemeriksaan BPK) pada akun aset tak berwujud berupa nilai

perolehan paten dan desain pada satker di lingkungan BPPT, dari jumlah tersebut

Rp3.169.266.619,00 merupakan nilai perolehan paten sedangkan

Rp125.150.000,00 merupakan biaya pendaftaran paten dan biaya substantive.

Dari hasil penilaian atas 44 hasil paten BPPT senilai Rp3.294.416.619,00 dapat

diinformasikan sebagai berikut:

a.  sebanyak 36 hasil paten dengan nilai sebesar Rp3.086.414.000,00 dicatat padaakun Aset Tak Berwujud pada satker BPPT, diantaranya sebanyak 10 hasil

paten telah diperoleh Nilai Perolehannya, sedangkan sisanya 26 hasil paten

berupa biaya pendaftaran paten dan biaya subtantive;

b.  sedangkan sisanya sebanyak 8 hasil paten dengan nilai perolehan sebesar

Rp208.002.619,00 telah dicatat pada akun Aset Tak Berwujud pada satker UPT

PSTKP Bali.

Data hasil paten beserta nilai perolehannya terlampir.

8.2.3.2 Aset Lain-lain

Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2010 sebesar Rp70.570.822.802,00 dan per

31 Desember 2009 Rp89.213.500.691,00.

Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

T b l 29 D f A L i l i

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 38/123

Rincian mengenai mutasi tambah / kurang dari aset lain-lain dijelaskan secara rinci

pada Catatan Ringkas Barang Milik Negara (CRMBN) pada akun Aset Tetap yang

Tidak Digunakan (154112).

8.2.3.3 Aset Lain-lain Badan Layanan Umum

Nilai Aset Lain-lain Badan Layanan Umum per 31 Desember 2010 sebesar

Rp757.472.375,00 dan per 31 Desember 2009 Rp1.986.536.750,00.

Terdapat koreksi tambah (sesuai hasil pemeriksaan BPK) pada akun aset lain-lain

BLU pada satker BPPT Enjiniring Rp1.832.086.730,00.

Rincian mengenai mutasi tambah / kurang dari aset lain-lain BLU dijelaskan secara

rinci pada Catatan Ringkas Barang Milik Negara (CRMBN) dan menjadi catatan

pada temuan/tindak lanjut temuan pada satker BE.

8.2.4 Kewajiban Jangka Pendek

Nilai kewajiban jangka pendek per 31 Desember sebesar Rp10.944.269.381,00 dan

per 31 Desember 2008 Rp3.498.971.528,00.

8.2.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2010 2010 sebesarRp7.851.174.147,00 dan per 31 Desember 2009 Rp791.301.164,00 yang

merupakan Utang pada kegiatan BLU.

8.2.4.2 Uang Muka dari KPPN

Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2010 sebesar

Rp878.930.591,00 dan per 31 Desember 2009 Rp347.729.087,00 yang merupakan

penyeimbang Akun Kas di Bendaharawan Pengeluaran.

8.2.4.3 Pendapatan Yang Ditangguhkan 

Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2010 sebesar

Rp2.214.164.643,00 dan per 31 Desember 2008 Rp2.359.941.277,00 perkiraan ini

merupakan penyeimbang Akun Kas Di Bendaharawan Penerimaan.

8.2.5 Ekuitas Dana Lancar

8.2.5.1 Cadangan Piutang

Nilai Cadangan Piutang per 31 Desember 2010 sebesar

Rp19.884.199.614,00 dan per 31 Desember 2009 Rp15.300.033.920,00, perkiraan

ini merupakan penyeimbang pada Aset Lancar, yaitu akun Piutang Bukan Pajak 

sebesar Rp18.121.996.244,00; Bagian Lancar TGR sebesar Rp16.749.000,00; dan

Piutang dari kegiatan operasional (BLU) sebesar Rp1.745.454.370,00.

8 2 5 2 C d g P s di

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 39/123

8.2.5.4 Dana Lancar BLU

Nilai Dana Lancar BLU per 31 Desember 2010 sebesar Rp7.949.782.111,00 dan

per 31 Desember 2009 Rp5.238.532.988,00 perkiraan ini merupakan penyeimbang

Akun Kas pada BLU.

8.2.6 Ekuitas Dana Investasi

8.2.6.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Nilai dana yang diinvestasikan dalam aset tetap per 31 Desember 2010 sebesar

Rp2.238.104.468.108,00 dan per 31 Desember 2009 Rp2.053.069.229.728,00

perkiraan ini merupakan penyeimbang Akun Aset Tetap.

8.2.6.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Nilai dana yang diinvestasikan dalam aset tetap lainnya per 31 Desember 2010

sebesar Rp99.397.127.544,00 dan per 31 Desember 2009 Rp98.792.044.121,00

perkiraan ini merupakan penyeimbang Akun Aset Lain-lain.

9.  CATATAN PENTING LAINNYA

a.  Pada TA 2010 neraca satker BPPT Enjiniring yang merupakan satker BLU telah

diintegrasikan dengan neraca tingkat kementerian negara/lembaga.

b.  Laporan keuangan tingkat satker di BPPT penyajiannya sudah sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-65/PB/2010 tentang

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Hal

tersebut sudah ditindaklanjuti dengan koreksi terhadap laporan terdahulu.

c.  Tanah pada Balai Besar Teknologi Pati – Lampung sampai dengan hasil pengecekan

kondisi fisik di lapangan, memang terjadi pengurangan seluas 1300 ha (dikuasai

oleh masyarakat) dan lahan yang masih tersisa dan dikuasai oleh BPPT menjadiseluas 700 ha dari luas sebelumnya yaitu 2000 ha.

d.  Pada TA 2010 BPPT mengelola dana khusus atau belanja subsidi dan lain-lain yang

pengelolaannya diserahkan kepada 4 satker sebagai berikut:

Tabel 30 Daftar Dana Khusus atau Belanja Subsisi dan Lain-lain

Yang Dikelola BPPT

NO SATKER NO DIPA PAGU REALISASI

1 Balai TeknologiSurvey Kelautan

(979754)

0289/999-08.1/- /2010

1.000.000.000 964.509.000 

2 Balai Teknologi

Polimer (980550)

0366/999-08.1/-

 /2010

14.813.559.000 14.791.710.000 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 40/123

10. CATATAN PENTING LAINNYA PER SATKER DI LINGKUNGAN BPPT

BPPT SETAMA

  Terdapat Belanja Barang yang salah dibebankan ke Belanja Modal, data spesifik 

dapat dilihat di lampiran.

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

 jumlah penurunan aset sebesar Rp1.941.820.736,00 yang merupakan pengembangan

nilai, transfer masuk, penghentian aset, penghapusan aset dan penambahan nilai

aset. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.

BPPT ENJINIRING (BE)

  BPPT Enjiniring melakukan penyesuaian saldo untuk penentuan saldo awal per 31

Desember 2009 sebesar Rp1.204.901.877,00; untuk penyesuaian tersebut KPPN

membukukannya dalam SPM No.: 00002/SPM/BE/BPPT/BLU/III/2010 tertanggal

SPM 04 Maret 2010 dan SP2D No.: 419223O tertanggal 18 Maret 2010.

  TA 2010 dilakukan dua kali revisi DIPA dengan rincian sebagai berikut :

1.  Revisi Pertama

DIPA 0002/081-01.1/-/2010 perubahan pagu Rp46.139.661.000,00; tanggal 21

Oktober 2010; Surat Pengantar No.: SP-1033/PB.2/2010

2.  Revisi Kedua

DIPA 0002/081-01.1/XI/2010 perubahan pagu sebesar Rp56.896.716.000,00;

tanggal 21 Desember 2010; Surat Pengantar No.: SP-

0763/WPB.12/BG.0103/2010.

  Terdapat kesalahan penyetoran penerimaan yang bukan menjadi milik 

Pusyantek/BPPT Enjiniring. Seharusnya disetorkan ke rekening milik PEMDA Siak,

Riau. Karena bukan menjadi milik Pusyantek/BPPT Enjiniring dan tidak dibukukan

baik dalam pembukuan penerimaan dan Buku Kas Umum, namun sifatnya yang

mempengaruhi proses rekonsiliasi, pada akhirnya membuat Pusyantek/BPPT

Enjiniring harus mengakuinya sebagai penerimaan.

  Untuk permasalahan ini telah dilakukan klarifikasi dan surat permohonan

pengembalian dana tersebut kepada pihak Pemda Siak, Riau melalui KPPN. Dan

sampai saat ini masih dilakukan proses pengembalian. Penerimaan tersebut sebesar

Rp670.654.000,00.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 41/123

TA 2010 sudah dimunculkan pagu anggaran belanja modal), namun masih

dimasukkan ke dalam realisasi belanja barang.

  Pusyantek/BPPT Enjiniring telah mengajukan surat kepada KPPN No.: 03/SU-

SE/BPPT/I/2011 untuk melakukan revisi SPM atas aset yang dibelanjakan dan yang

dibukukan dalam Belanja Barang agar direvisi untuk dibukukan dalam Belanja

Modal, namun masih menunggu tindak lanjut dari KPPN.

  Koreksi negatif atas Peralatan dan Mesin sebesar Rp200,00 karena kesalahan input,

seharusnya Peralatan dan Mesin pada TA 2010 dibukukan sebesar

Rp697.924.600,00.

  Pada Kas di Bendahara Pengeluaran masih tersisa sebesar Rp48.921.094,00; pada

dasarnya nilai tersebut sudah disetorkan, namun terjadi keterlambatan penyetoran

dimana penyetoran dilakukan pada 6 Januari 2011. 

  Pada Kas Badan Layanan Umum terdapat akun Setara Kas Lainnya (kode akun

111929) yang pada dasarnya merupakan Pajak TA 2010 yang belum disetorkan.

Sistem aplikasi Sakpa 2010 tidak dapat memunculkan secara terpisah akun tersebut,

sehingga di neraca menyatu pada akun Kas pada Badan Layanan Umum ; dengan

nilai sebesar Rp50.212.959,00

  Belanja Peralatan dan Mesin pada TA 2010 dibukukan dalam mata anggaran Belanja

Barang. Hal ini dikarenakan pengalokasian mata anggaran Belanja Modal baru dapat

dilakukan pada Revisi I tanggal 21 Oktober 2010, sehingga untuk menghindari

terjadinya tidak tercatatnya asset, maka belanja yang sudah direalisasi pada periode

sebelumnya dibukukan pada mata anggaran Belanja Barang.

  Dalam upaya melakukan koreksi atas Belanja barang asset yang sudah dibukukan

dalam mata anggaran Belanja Barang, Pusyantek/BPPT Enjiniring telah mengajukan

surat permohonan pengajuan revisi dengan surat No.: 03 /SU-SE/BPPT/I/201,

namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari KPPN.

  Terjadi kesalahan input pada pagu anggaran estimasi pendapatan pada aplikasi

SAKPA 2010. Sebelum diinput sebesar Rp58.096.691.000,00 seharusnya diinput

sebesar Rp56.896.716.000,00 Hal ini mempengaruhi presentase realisasi

pendapatan, dimana sebelumnya adalah 99,37% setelah di revisi dalam aplikasi

menjadi 101,46%.

  Akun Peralatan dan Mesin telah dikoreksi negatif sebesar Rp200,00 karena

kesalahan input dari yang sebelumnya dibukukan sebesar Rp697.924.800,00

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 42/123

pembebanan MAK (berasal dari MAK 52) Hal tersebut telah dijelaskan dalam

laporan keuangan tingkat satker.

UPT HUJAN BUATAN

  Telah dilakukan koreksi nilai hasil inventarisasi Barang Milik Negara di Satker Unit

Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebesar Rp325.424.000,00 yang terdiri dari 2 (dua)

unit Micro Bus Penumpang 15 s.d. 29 orang Rp303.434.000,00 dan 1 (satu) unit

Mini Bus penumpang 14 orang kebawah Rp21.990.000,00. Koreksi nilai tersebut

disebabkan pada saat TA 2009 DJKN melakukan koreksi nilai, UPT Hujan Buatan

sebelumnya sudah mutasi/transfer keluar peralatan dan mesin tersebut ke SetamaBPPT sehingga menyebabkan nilainya minus (Rp325.424.000,00). Sesuai arahan

staf Ditjen Perbendaharaan maka pada laporan semester I TA 2010 ini dilakukan

koreksi atas nilai aset peralatan dan mesin.

  Pada Semester II telah dihapus Aset lainnya yaitu 1 (satu) unit Pesawat senilai

Rp10.442.666.667,00 sesuai dengan surat persetujuan penghapusan BMN dari

Dirjen Kekayaan Negara Nomor: S-372/MK.6/2010 tanggal 11 Oktober 2010. 

BALAI TEKNOLOGI SURVEY KELAUTAN

  Terdapat kesalahan pembelian barang berupa Oily Water Seperator yang

seharusnya pada pos Belanja Modal (53) tetapi di bebankan dalam Belanja Barang

(52) dengan SP2D Nomor: 943758Q sebesar Rp97.500.000,00.

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp99.884.000,00 yang merupakan

penilaian kembali atas barang yang telah dihapus dan kesalahan pembebanan MAK.Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.

BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR ( B2TKS )

  Tahun Anggaran 2010 B2TKS merevisi DIPA sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

1.  Pergeseran antar kelompok akun 5212 ke 5211 pada Sub Kegiatan Optimalisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak dan catatan tunggakan belanja pegawai tahun

2009.

2.  Pembukaan bintang untuk Pengadaan Kendaraan Bermotor pada Sub Kegiatan

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.

3.  Pergeseran antar kelompok akun 5211 ke 5212 pada Sub Kegiatan Optimalisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 43/123

transfer masuk peralatan dan mesin dari BA 999 TA 2009 dan aset tak berwujud.

Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker.

BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

  Telah menghapuskan nilai aset sebesar Rp257.593.450,00 sesuai dengan Surat dari

Kantor PKNL Serpong Ditjen Kekayaan Negara Kanwil VI Serang dengan Surat

No.: S-374/WKN.06/KNL.03/2010 tentang persetujuan penghapusan BMN pada

B2TE-BPPT.

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp243.596.582,00 yang merupakan

tambahan renovasi semester II TA 2010. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan

keuangan tingkat satker.

UPT LAGG

  Rendahnya realisasi penggunaan PNBP yang hanya sebesar 55,45 % dari pagu, hal

ini disebabkan karena realisasi penerimaan PNBP sampai dengan 31 Desember

2010 hanya tercapai sebesar Rp1.903.488.170,00 atau 56,51% dari yang ditargetkan  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp38.480.000,00 yang merupakan usulan

penghapusan.Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat satker. 

BALAI PENGKAJIAN BIOTEKNOLOGI

  Terdapat klasifikasi transfer masuk pada TA 2010 semester II atas aset tetap berupa

peralatan dan mesin dari biro umum dan humas BPPT sebesar Rp6.548.257.680,00

dan sudah dilakukan trasfer masuk atas aset tetap berupa peralatan alat dan mesin

sesuai dengan lamp BA No.: B-06/BPPT/BUH/BAST/PL.03.0 tanggal 10 Agusutus

2010.

BALAI TERMODINAMIKA, MOTOR DAN PROPULSI

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan/penurunan aset sebesar Rp5.787.887.875,00 yang merupakan

transfer masuk peralatan dan mesin. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporankeuangan tingkat satker.

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI POLIMER 

  Terdapat Aset Tetap Lainnya berupa Canopi Gedung Parkir Balai Pengkajian

T k l i P li b R 45 650 000 00 b l dihib hk k ih k k

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 44/123

180/BPTP/IV/2010 tanggal 20 April 2010 perihal : Laporan Renovasi Aset Milik 

PUSPIPTEK – Balai Pengkajian Teknologi Polimer.

Berita Acara Serah Terima Renovasi Gedung dengan Surat No.: B-

08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010 dari Sekretaris Utama BPPT ke

Sekretaris Menteri – Menristek.

BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

 jumlah kenaikan aset sebesar Rp135.956.000,00 yang merupakan transfer masuk &

aset tak berwujud. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat

satker.

UPT-BPP HIDRODINAMIKA-SURABAYA

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan aset sebesar Rp35.602.261,00 yang merupakan barang

ekstrakomptabel. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan tingkat

satker.

BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI -LAMPUNG

  Balai Besar Teknologi Pati mempunyai Gedung dan Bangunan, Perlatan dan Mesin

(Pilot Plant Ethanol) yang samai saat ini belum dapat dimasukkan kedalam

inventarisasi Satker Balai Besar Teknologi Pati.

  Hal ini disebabkan karena surat/dokumen pendukung (surat Hibah) dari pihak 

pemerintah Jepang (JICA) tidak ada/belum dapat ditemukan. Kami telah

menginformasikan dan mengkonsultasikan permasalahan ini dengan pihak Kantor

Pelayanan Kekayaan Negera dan Lelang Metro Lampung dan belum diperoleh kata

sepakat dalam hal penyelesaiannya (masih dalam proses)

  Pada TA 2010 terdapat selisih antara realisasi belanja modal (belanja 53) dengan

  jumlah kenaikan aset sebesar Rp136.143.400,00 yang merupakan nilai kapitalisasi

aset yang belum tercatat. Hal tersebut telah dijelaskan dalam laporan keuangan

tingkat satker.

UPT PSTKP -BALI

  Gedung dan Bangunan yang ditempati oleh UPT - Pengembangan Seni dan

Teknologi Keramik dan Porselin Bali BPPT berdiri diatas lahan/tanah milik 

Departemen Kehutanan Kanwil Provinsi Bali

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 45/123

menyebakan turunnya PNBP pada TA 2010, antara lain adalah sebagai berikut:

1.  BPDP

PNBP tidak ada yang terealisasi dikarenakan adanya kegagalan lelang kontrak 

sehingga tidak ada kegiatan yang berjalan.

2.  Hujan Buatan

Target penerimaan PNBP hanya mencapai 50%, dikarenakan sangat sulit mendapatkan

kontrak kerja yang berhubungan dengan modifikasi cuaca.

3.  MEPPO

MEPPO sebagai lab pengembangan produk bukan hanya lab pengujian, sehingga

banyak kontrak kerja yang batal ataupun batal dikarenakan tidak bisa menyelesaikan

pekerjaan pada waktunya.

4.  BIT

Sisa anggaran berlebih akibat tidak terserapnya belanja langganan daya dan jasa yang

nilainya mencapai Rp85.000.000,00 Hal ini terjadi karena menurunnya kontrak jasateknologi.

5.  B2TE

Penyerapan PNBP kurang maksimal karena sisa anggaran untuk belanja daya dan jasa

sebesar Rp350.000.000,00 dan belanja untuk seragam yang masih dibintang sebesar

Rp45.000.000,00.

11. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA1.  Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2010 Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT), Aset Tetap berupa Tanah disajikan senilai Rp743.654.126.740,00

dari nilai tersebut termasuk aset tanah senilai Rp98.873.675.000,00 yang berlokasi di

Surabaya dan pulau Natuna, yang belum bersertifikat dan fisiknya saat ini digunakan

sebagai jembatan dan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemerintah

Daerah dengan kronologis sebagai berikut:

a.  Tanah Suramadu1.  Tahun 1990 untuk mewujudkan Proyek Tri Nusa Bima Sakti yang

menghubungkan Surabaya-Madura (Suramadu), terbit Keputusan Presiden

Nomor 55 Tahun 1990 tanggal 14 Desember 1990 tentang Pembangunan

Jembatan Surabaya-Madura yang diketuai oleh Menteri Negara Riset dan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 46/123

Tabel 32 Daftar Pembayaran Ganti Rugi Tanah

No Penggantian Atas

NamaLokasi

Luas

Tanah

(M2)

Harga (Rp)

1 Mat Saer dkk Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang

Kabupaten Bangkalan40.505 453.305508,00

2 H. Abdul RahmanKelurahan Bulak Banteng dan Tambak Wedi

Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya113.595 1.152.989.250,00

3 BudhiyantoKelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran

Kota Surabaya13.825 315.728.437,00

4 Haji Ismail dkk Desa Sukolili Barat dan Pangpong Kecamatan

Labang Kabupaten Bangkalan19.140 144.315.000,00

Total 187.065 2.066.338.195,00

3.  Tahun 2003 terbit Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 2003 tanggal 27

Oktober 2003 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Pada Pasal

13 menyebutkan bahwa semua aset yang ada pada saat Keputusan Presiden

ini mulai berlaku yang dimanfaatkan dan digunakan dalam rangka

pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990, dilanjutkan

pemanfaatan dan penggunaannya oleh Tim Pembangunan Jembatan

Surabaya-Madura sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4.  Pada tanggal 30 April 2004, sesuai Surat Nomor: PL05.05.Mn/262 Menteri

Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Bpk. Soenarno) menyampaikan kepada

Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala BPPT perihal permintaan

penyerahan aset proyek Pembangunan Jembatan Suramadu ex. BPPT.

5.  Tanggal 15 April 2008, Sekretaris Utama BPPT mengirim surat yang

ditujukan kepada Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V (B2PJN)Kementerian Pekerjaan Umum sesuai Surat Nomor:

62/SETAMA/BPPT/IV/2008 perihal permintaan data-data/dokumen yang

terkait dengan keberadaan aset tanah.

6 Pada Juni tahun 2010 Tim Inventarisasi dan Penilaian Aset dari KPKNL

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 47/123

Tabel 33Hasil Inventarisasi dan Penilaian Aset

No. Lokasi Luas

Tanah

(M2)

Harga Perolehan

(Rp)

Nilai Wajar

(Rp)

1 Desa Sukolilo Barat

Kecamatan Labang Kabupaten

Bangkalan

40.505 453.305.508,00 5.468.175.000,00

2 Kelurahan Bulak Banteng dan

Tambak Wedi Kecamatan

Kenjeran Kota Surabaya

113.595 1.152.989.250,00 77.244.600.000,00

3 Kelurahan Tambak Wedi

Kecamatan Kenjeran Kota

Surabaya

13.825 315.728.437,00 9.401.000.000,00

4 Desa Sukolili Barat dan

Pangpong Kecamatan LabangKabupaten Bangkalan

19.140 144.315.000,00 2.583.900.000,00

Total 187.065 2.066.338.195,00 94.697.675.000,00

Nilai wajar tanah Surabaya-Madura sebesar Rp94.697.675.000,00 hasil

penilaian kembali telah dicatat dalam Neraca tahun 2010 BPPT sebagai

penambah nilai Aset Tetap Tanah.

7.  Tanggal 27 Januari 2010, sesuai Surat Nomor: S-79/WKN.07/KNL.02/2010,

Kepala KPKNL Jakarta II Kanwil VII Jakarta menyampaikan kepada

Sekretaris Utama BPPT perihal Sertifikasi BMN berupa tanah pada BPPT.

Atas permintaan KPKNL Jakarta II, BPPT belum menindaklanjuti sertifikasi

tanah yang berlokasi Surabaya-Madura yang telah digunakan untuk 

pembangunan jembatan.

b.  Tanah di Pulau Natuna-  Tahun 1995 untuk mewujudkan Proyek Natuna, terbit Keputusan Presiden

Nomor 14 Tahun 1995 tentang Pengembangan Proyek Natuna, pada Pasal 10

disebutkan bahwa biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim

Pengembangan Proyek Natuna dibebankan kepada anggaran belanja BPPT.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 48/123

surat kepada Menteri Keuangan sesuai Nomor: 359/KA/BPPT/XI/2007

perihal hibah aset tanah Natuna.

-  Tahun 2008 a.n. DJKN-Direktur BMN I mengirim Surat Nomor: S-

561/KN/2008 tanggal 16 Januari 2008 perihal permintaan kelengkapan

dokumen pendukung kepada BPPT. BPPT melalui Sekretaris Utama

menindaklanjuti dengan mengirim Surat Nomor:

48/SETAMA/M/BPPT/III/2008 kepada Kepala BP3N perihal permintaan

kelengkapan dokumen tanah Natuna. Tanggal 8 April 2008 sesuai Surat

Nomor: 03/Ka.BP3-N/IV/08, Kepala BP3N mengajukan opsi bahwa sesuai

Keppres Nomor 71 Tahun 1996 sampai dengan saat ini Keppres tersebut

belum dicabut sehingga tanah yang dipakai oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Natuna diminta ganti rugi dengan cara ruislagg dan untuk saat ini

digunakan dengan cara pinjam pakai. Tanggal 29 Mei 2008 sesuai Surat

Nomor: 110/SETAMA/V/2008, Sekretaris Utama BPPT mengajukan kepada

Menteri Keuangan c.q. DJKN untuk meminta persetujuan hak pakai kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna. Tanggal 18 Juni 2008 sesuai Surat

Nomor: S-4261/KN/2008, a.n. DJKN-Direktur BMN I mengirim surat kepadaKepala Kantor Wilayah VII Jakarta perihal penerusan berkas permohonan

hibah tanah Natuna pada BPPT. Tanggal 17 September 2008 sesuai Surat

Nomor: S-905/WKN.7/KP.02/2008, Kepala KPKNL Jakarta II mengirim

surat kepada Sekretaris Utama BPPT perihal pemakaian tanah milik BPPT

oleh Pemerintah Kota Tomohon dan Kabupaten Natuna serta tanah tersebut

harus diselesaikan dokumen kepemilikannya berupa sertifikat sebagai dasar

untuk hibah atau pinjam pakai sesuai PMK Nomor: 96/PMK.06/2007.

-  Pada bulan Juni tahun 2010, Tim Inventaris dan Penilaian Aset dari KPKNL

Jakarta VII dan didampingi dari Tim Invetaris BPPT telah melakukan

pemeriksaan fisik tanah di Kabupaten Natuna. Hasilnya tanah seluas 9000 M2

dinilai dengan nilai wajar menjadi Rp4.176.000.000,00.

-  Tanggal 27 Januari 2010, Kepala KPKNL Jakarta II Kanwil VII mengirim

Surat Nomor: S-79/WKN.07/KNL.02/2010 kepada Sekretaris Utama BPPT

perihal Sertifikasi BMN berupa tanah pada BPPT. Atas permintaan KPKNLJakarta II, BPPT belum menindaklanjuti sertifikasi tanah yang berlokasi

Kabupaten Natuna.

2.  Berdasarkan pemeriksaan dokumen atas pengelolaan Barang Milik Negara di

lingkungan BPPT diketahui telah terjadi kehilangan aset tetap berupa kendaraan roda

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 49/123

Tabel 34 Daftar Penyerahan Aset Tetap Lainnya

No  Satker  Jumlah 

1 B2TKS 488.498.145,00

2 B2TE 812.993.905,00

3 Polimer 86.588.150,00

4 BTMP 140.877.000,00

Jumlah 1.528.957.200,00 

4.  Neraca BPPT per 31 Desember 2010 menyajikan saldo Aset Lainnya sebesar

Rp2.199.075.910.638,00 sedangkan SIMAK BMN menyajikan Aset Lainnya sebesar

Rp2.095.120.687.658,00 dan terdapat selisih antara nilai Aset Lainnya dalam SAI

dengan nilai Aset Tetap dalam SIMAK BMN sebesar Rp3.960.000,00 dan Aset Tetap

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 35 Daftar Aset Tetap

Selisih sebesar Rp3.960.000,- merupakan Aset tetap lainnya BLU yang tidak diinput

pada aplikasi SIMAK BMN.

5.  Atas Aset Tetap Lainnya (aset renovasi) BPPT telah menindaklanjuti denganmelakukan koordinasi dan melaksanakan serah terima aset renovasi yang berada pada

satker di lingkungan BPPT kepada Puspiptek Serpong dengan nilai aset renovasi yang

diserahkan sebesar Rp1.528.957200,00 yang terdapat pada 5 satker di lingkungan

BPPT dengan rincian sebagai berikut:

NO AKTIVA TETAP BERDASARKAN SAI

BERDASARKAN SIM AK

BMN SELISIH

1 Tanah 734,771,352,600 734,771,352,600 - 

2 Peralatan dan Mesin 1,042,402,261,208 1,042,402,261,208 - 

3 Gedung dan Bangunan 350,751,537,341 350,751,537,341 - 

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 44,795,277,284 44,795,277,284 - 

5 Aset Tetap Lainnya 40,262,103,675 40,262,103,675 - 

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 25,117,976,000 25,117,976,000 - 

7 Aset Tetap Lainnya BLU 3,960,000 0

3,960,000 

2,238,104,468,108 2,238,100,508,108 3,960,000 Jumlah

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 50/123

6.  Neraca BPPT per 31 Desember 2010 menyajikan saldo Aset Lainnya sebesar

Rp2.386.875.477.099,00 sedangkan SIMAK BMN menyajikan aset lainnya sebesar

Rp26.373.568.834,00 dan terdapat selisih antara nilai aset Lainnya dalam SAI dengan

nilai aset Lainnya dalam SIMAK BMN sebesar Rp68.971.669.716,00 berupaTuntutan

Ganti Rugi pada satker Setama. Dari nilai TGR tersebut yang sebanyak 18 PKS-

Pengguna Karya Siswa sebesar Rp21.429.441.750,56 masih dalam proses pembuatan

surat pembebanannya (data terlampir).

12. TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

12.1 BPPT SETAMA1.  Pada TA 2010 terdapat koreksi hasil temuan BPK pada akun aset tetap berupa tanah

yakni berupa koreksi tambah sebesar Rp173.785.549.509,00 yang merupakan

kelebihan pencatatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 sebesar Rp390.563.938,00;

kurang catat terhadap selisih nilai tanah di Thamrin sebesar Rp173.394.985.571,00.

2.  Pada TA 2010 terdapat koreksi hasil temuan BPK pada akun aset tetap berupa tanah

yakni berupa koreksi kurang sebesar Rp8.762.474.140,00 yang merupakan kelebihan

pencatatan yang telah dilakukan pada tahun 2009 sebesar Rp1.212.000,00;

pengurangan kuantitas tanah Thamrin (30 m2) sebesar Rp519.000.000,00 sebesarRp189.197.140,00 merupakan reklas keluar (aset gedung Deputi TPSA); dan sebesar

Rp8.052.075.000,00 merupakan alih status tanah ke Kementerian Pekerjaan Umum

sesuai SK Kementerian Keuangan. (data terlampir)

3.  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun persediaan

yang belum dilakukan pembukuan sebesar Rp129.577.553,00.

4.  Pada TA 2010 juga terdapat koreksi pada akun aset tak berwujud yang merupakan

koreksi atas nilai paten yang sudah dinilai sebesar Rp3.086.414.000,00.

5.  Atas koreksi-koreksi tersebut BPPT (SETAMA) telah melakukan pencatatan sejumlah

nilai koreksi tersebut dan melakukan koreksi pada laporan audited.

12.2 BPPT ENJINIRING

1.  Pada TA 2009 menurut hasil pemeriksaan BPK masih ada aset yang belum diinput

dalam SIMAK BMN yang berupa peta senilai Rp3.960.000,00

2.  Berdasarkan rekomendasi dari BPK barang tersebut di harus dibukukan sebagai Aset

Tetap Lainnya Badan Layanan Umum. Temuan dan rekomendasi tersebut sudah kami

tindak lanjuti dengan membukukan nya ke dalam neraca pada Pos akun Aset TetapLainnya Badan Layanan Umum pada neraca TA 2009, sebesar nilai tersebur

Rp3.960.000,00

3.  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat aset lain-lain BLU yang telah

diserahkan ke Kementerian Riset dan Teknologi sebesar Rp1.832.086.730,00 (sesuai

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 51/123

2.  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun persediaan

yang belum dilakukan pembukuan sebesar Rp39.759.500,00 Atas koreksi ini UPT HB

harus melakukan pencatatan sejumlah nilai koreksi tersebut.

3.  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat pula koreksi pada akun

peralatan dan mesin sebesar Rp6.919.000,00 yang merupakan suku cadang lampu

proyektor. Atas koreksi ini UPT HB harus melakukan pengurangan sejumlah nilai

koreksi tersebut.

12.4 BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

1.  Hasil pemeriksaan BPK untuk Laporan TA 2009 dan sudah dicatat dalam saldo awalLaporan Tahunan 2010 yaitu terdapat koreksi sebagai berikut :

Tabel 37 Daftar Koreksi BPK

Debet Kredit Debet Kredit

1 Piutang Bukan Pajak 1.362.454.571 137.710.833 1.224.743.738

2 Persediaan 49.272.841 18.053.750 67.326.591

3 Peralatan dan Mesin 1.820.479.400 5.725.500 1.826.204.900

Saldo setelah

diperiksa

KOREKSI BPK UNTUK LAPORAN SAI BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI TA 2009

Koreksi Pemeriksa

Jurnal Penyesuaian Jurnal ReklasifikasiNama Perkiraan

Saldo Akun TA

2009

(Anaudited)

Keterangan koreksi :

  Koreksi piutang bukan pajak disebabkan karena kesalahan pencatatan kurs dan

penghentian termin kegiatan (daftar koreksi piutang bukan pajak seperti Tabel

dibawah).

  Koreksi persediaan disebabkan karena ada pengadaan jurnal yang belum tercatat

  Koreksi peralatan dan mesin disebabkan karena ada komponen komputer yang

diadakan sebagai belanja barang (persediaan) yang seharusnya dicatat sebagai

aset. Aset ini terdiri dari intrakompatibel sebesar Rp5.296.500,00 dan

extrakompatibel sebesar Rp429.000,00.

  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun asettetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek 

sebesar Rp812.993.905,- Atas koreksi ini B2TE telah melakukan pengurangan

sejumlah nilai koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-

08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 52/123

12.6 BALAI BESAR TEKNOLOGI POLIMER

Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset

tetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek sebesar

Rp86.588.150,00 Atas koreksi ini Polimer telah melakukan pengurangan sejumlah nilai

koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-

08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada laporan audited

2010.

12.7 BALAI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI

Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset

tetap lainnya yang merupakan aset tetap renovasi terhadap aset milik Puspitek sebesarRp140.877.000,00. Atas koreksi ini BTMP telah melakukan pengurangan sejumlah nilai

koreksi tersebut (sesuai dengan BAST Renovasi Gedung No.: B-

08/BPPT/SETAMA/BAST/PL03.00/11/2010) dan melakukan koreksi pada laporan audited

2010.

12.8 UPT PSTKP-BALI

1.  Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun aset tak 

berwujud yang merupakan koreksi atas paten dan desain industri yang sudah dinilaisebesar Rp208.002.619,00 Atas koreksi ini PSTKP harus melakukan pencatatan

sejumlah nilai koreksi tersebut.

2.  Pada TA 2010 satker UPT PSTKP Bali memiliki nilai aset berupa 10 buah prototype

dengan nilai sebesar Rp168.404.000,00. (data terlampir).

12.9 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akunpersediaan yang merupakan koreksi atas nilai persediaan yang belum dibukukukan sebesar

Rp2.838.000,00 Atas koreksi ini BIOTEK harus melakukan pengurangan sejumlah nilai

koreksi tersebut.

12.10  BALAI IPTEKNET

Pada TA 2010 menurut hasil pemeriksaan BPK terdapat koreksi pada akun

persediaan yang merupakan koreksi atas nilai persediaan yang belum dibukukukan sebesar

Rp98.156.640,00 dan sebesar Rp58.750,00 yang merupakan kelebihan pencatatan. Atas

koreksi ini IPTEK harus melakukan pengurangan sejumlah nilai koreksi tersebut.

13. REKENING PEMERINTAHPerubahan Nomor Rekening Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

pada Satker BPPT selama periode semester II tahun 2010.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 53/123

14. INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUALInformasi pendapatan dan belanja secara akrual diijelaskan dalam tabel pada halaman

berikut:

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 54/123

Tabel 38 Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual

BA/UAPA : (081) BADAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI

TAMBAH KURANG

511111 Belanja Gaji Pokok PNS 0 0 0 0

511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 0 0 0 0

511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri P 0 0 0 0

511122 Belanja Tunjangan Anak PNS 0 0 0 0

511123 Belanja Tunjangan Struktural PN 0 0 0 0

511125 Belanja Tunjangan PPH PNS 0 0 0 0

511126 Belanja Tunjangan Beras PNS 5.413.724.100 868.725.940 0 6.282.450.040 SP2D

511129 Belanja Uang Makan PNS 6.022. 830.000 4.196. 450. 000 72. 709. 000 10.146. 571. 000 SP2D

511151 Belanja Tunjangan Umum PNS 0 0 0 0

522111 Belanja Langganan Daya Jasa 16.323.472.152 1.079.772.163 731.593.329 16.664.062.578

522114 Belanja Sew a 0 0 0 0

INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010

NOKODE

AKUNURAIAN / KODE AKUN

REALISASI

MENURUT

BASIS KAS

PENYESUAIAN AKRUAL INFORMASI

AKRUAL

DOKUMEN

SUMBER

1

2

3

4

SP2D dan

tagihan TAYL

11

5

6

7

8

9

10

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 55/123

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

a.  Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

b.  UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;

c.  UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

d.  UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

e.  Rencana Kerja Tahunan (RKT) BPK TA 2011.

2.  Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara/SPKN yang

ditetapkan dengan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007.

3.  Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT bertujuan untuk memberikan opini ataskewajaran Laporan Keuangan BPPT dengan memperhatikan:

a.  Kesesuaian Laporan Keuangan BPPT yang diperiksa dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP);

b.  Kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan keuangan sesuai

dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti disebutkan SAP;

c.  Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaporan

keuangan; dand.  Efektivitas sistem pengendalian intern (SPI).

4.  Entitas yang Diperiksa

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang meliputi 19 satker yang

berada di bawahnya.

5.  Lingkup PemeriksaanPemeriksaan dilakukan atas Laporan Keuangan BPPT Tahun Anggaran 2010.

6.  Sasaran Pemeriksaan

S ik d l h k k i ifik d l N li i K Pi

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 56/123

Hasil Pemahaman dan pengujian tersebut akan menentukan tingkat keandalan

asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku.

Penetapan risiko pemeriksaan (audit risk) simultan dengan tingkat keandalan

pengendalian (risiko pengendalian) serta tingkat bawaan (inherent risk) entitas

yang akan diperiksa dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan risiko

deteksi (detection risk) yang diharapkan dan jumlah pengujian yang akan

dilakukan serta menentukan fokus pemeriksaan.

2)  Materialitas

Pertimbangan atas tingkat materialitas meliputi kegiatan: (1) Penetapan tingkat

materialitas awal (Planning Materiality)/PM yang merupakan tingkat materialitas

pada keseluruhan laporan keuangan yaitu sebesar 3% dari total realisasi belanja.

Selanjutnya untuk tingkat akun, ditetapkan kesalahan tertolerir (Tolerable

 Error )/TE yaitu proporsi besaran nilai setiap akun terhadap total akun signifikan

dikalikan PM atau berdasarkan hasil penilaian tingkat risiko masing-masing akun.

Standar materialitas di atas tidak berlaku atas penyimpangan yang mengandung

unsur kolusi korupsi dan nepotisme (KKN) dan pelanggaran hukum.

3)  Uji Petik Pemeriksaan (Sampling audit)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas

unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan akan diperoleh

berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi

dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa dapat menggunakan metode

non statistical sampling atau metode statistical sampling dengan memperhatikan

kecukupan jumlah sampel yang dipilih baik dari segi nilai rupiah atau jenis

transaksinya.

4)  Pelaporan

Pemeriksa menyusun Konsep Temuan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT

apabila menemukan permasalahan yang perlu dikomunikasikan kepada BPPT.

Permasalahan tersebut meliputi:

a.  Ketidakefektifan sistem pengendalian intern;

b.  Penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan;

c.  Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang signifikan; dan

d.  Ikhtisar koreksi.

Konsep Temuan Pemeriksaan (konsep TP) tersebut disampaikan Ketua Tim

Pemeriksa kepada pejabat BPPT yang berwenang untuk mendapatkan tanggapan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 57/123

BPPT tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan LK BPPT.

8.  Jangka Waktu PemeriksaanPemeriksaan dilaksanakan selama 45 hari kerja berdasarkan Surat Tugas Anggota III

Nomor: 31 /ST/V-XVI/02/2011, tanggal 14 Pebruari 2010. 

9.  Batasan Pemeriksaan

Semua informasi yang disajikan dalam LK merupakan tanggung jawab manajemen.

Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah interpretasi dan

kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupuntidak disengaja oleh manajemen.

Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan

keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang

berpengaruh material terhadap LK. Pemeriksaan BPK tidak ditujukan untuk 

menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari hasil

pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.

Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya

perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak 

memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan

hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang

berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam LK akan

terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar

hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan.

Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan atas peraturan perundang-undangan, kami

hanya menguji kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait

langsung dengan penyusunan LK. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih

terdapat ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 

 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 58/123

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

TAHUN 2010

N 120B/HP/XVI/05/2011

 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 59/123

DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. iii 

RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERN ................................. 1 

BAB 1 HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN

INTERN ..................................................................................................................... 3

1.1 Sistem Pengendalian Belanja ........................................................................... 3

Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran belanja barang

dan modal tidak sesuai dengan ketentuan ........................................................ 3

1.2 Sistem Pengendalian Aset…………………………………………………… 5

1.2.1 Pencatatan dan pelaporan persediaan beberapa satker kurang

tertib……. ........................................................................................................ 5

1.2.2 Pencatatan dan pelaporan kas di bendahara pengeluaran kurang

tertib……. ........................................................................................................ 7

1.2.3 Barang milik negara yang kondisinya rusak berat senilai

Rp159.190.000,00 belum diusulkan penghapusan kepada kantor

wilayah DJKN Kementerian Keuangan .......................................................... 9

1.2.4 Hasil kajian dan penelitian serta hak kekayaan intelektual BPPT

belum seluruhnya dinilai ................................................................................. 11

BAB 2 HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN

ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TAHUN 2005-2009 ...................... 15

LAMPIRAN

 

DAFTAR TABEL

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 60/123

DAFTAR TABEL 

HALAMAN

Tabel 1 Anggaran Belanja Barang yang Digunakan untuk Belanja Modal .............. 3

Tabel 2 Anggaran Belanja Modal yang Digunakan untuk Belanja Barang .............. 4

Tabel 3 Perbedaan Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2010 .... 7

Tabel 4 Perbedaan Laporan Kondisi Barang Rusak Berat dengan Pengecekan

Fisik ............................................................................................................. 9 

Tabel 5 Hasil Penelitian Pada Beberapa Satker BPPT ............................................. 11

Tabel 6 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT .................................. 13

 

DAFTAR LAMPIRAN

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 61/123

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pemantauan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan SPI BPPT

 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 62/123

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERN

Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

dan undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa

Neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31 Desember 2010

dan 2009, serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal tersebut. BPK telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas

Laporan Keuangan BPPT tahun 2010 yang  memuat opini Wajar Tanpa Pengecualian

dengan Nomor: 120A/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011 dan Laporan Hasil

Pemeriksaan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan

Nomor: 120C/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011.

Sesuai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), dalam pemeriksaan atas Laporan

Keuangan BPPT tersebut di atas, BPK mempertimbangkan sistem pengendalian intern

BPPT untuk menentukan prosedur pemeriksaan dengan tujuan untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk memberikan keyakinan atas

sistem pengendalian intern.

BPK menemukan kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan sistem pengendalian

intern dan operasinya. Pokok-pokok kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas

Laporan Keuangan BPPT yang ditemukan BPK adalah sebagai berikut:

1.  Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan kegiatan

yang dilakukan. Pengadaan peralatan/aset tetap yang seharusnya termasuk belanja

modal namun dianggarkan pada belanja barang sebesar Rp318,75 juta atau 0,10%dari realisasi belanja barang sebesar Rp332.634,60 juta sedangkan pengadaan yang

seharusnya termasuk belanja barang dianggarkan pada belanja modal sebesar

Rp3.274,99 juta atau 1,81% dari realisasi belanja modal. Sehingga fungsi anggaran

sebagai salah satu alat pengendalian intern tidak berjalan optimal. Hal ini disebabkan

 

rekonsiliasi secara rutin.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 63/123

4.  Barang milik negara yang kondisinya rusak berat senilai Rp159,19 juta belum

diusulkan penghapusan kepada kantor wilayah DJKN Kementerian Keuangansehingga membebani tanggungjawab BPPT baik administrasi maupun fisik barang.

Hal ini disebabkan petugas pengelola barang inventaris tidak cermat dalam

melaporkan barang-barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya dan belum

memperbaharui laporan kondisi barang.

5.  Hasil kajian dan penelitian serta hak kekayaan intelektual BPPT belum seluruhnya

dinilai. Jumlah kajian dan penelitian yang sudah didaftarkan dan sudah mendapat

status paten s.d tahun 2010 sebanyak 38 buah paten dan 6 buah sertifikat desain

industri dengan nilai sebesar Rp3.294,42 juta. Dari nilai tersebut sebanyak 26 patenbelum dinilai dan nilai dalam akun aset tak berwujud sebesar pendaftaran paten

Rp78,8 juta. Sehingga nilai aset yang diperoleh dari hasil penelitian dan paten belum

menggambarkan nilai yang sebenarnya. Hal ini disebabkan BPPT belum

berkoordinasi dengan DJKN untuk menilai kajian dan penelitian.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK merekomendasikan kepada Kepala

BPPT antara lain agar:

1. 

Memperhatikan klasifikasi belanja dalam menyusun anggaran.2.  Memperingatkan petugas pengelola persediaan untuk meningkatkan kecermatan

pencatatan dan pelaporan persediaan.

3.  Memperingatkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan rekonsiliasi Kas secara

rutin.

4.  Memperingatkan petugas pengelola barang inventaris satker untuk meningkatkan

kecermatan dalam melaporkan barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya

dan segera memperbaharui laporan kondisi barang.5.  Segera membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitian, melakukan

koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sehubungan dengan

kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan melakukan penilaian atas

kajian/penelitian yang belum dinilai serta mendaftarkannya.

Uraian kelemahan SPI dan rekomendasi perbaikan secara rinci dapat dilihat dalam

laporan ini.

Jakarta, 19 April 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Pemeriksaan

 

BAB 1

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 64/123

BAB 1

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) Tahun 2010 adalah:

1.1  Sistem Pengendalian Belanja

Pengelompokan Jenis Belanja pada saat Penganggaran Belanja Barang dan

Modal Tidak Sesuai dengan KetentuanDalam Laporan Realisasi Anggaran Audited BPPT per 31 Desember 2010 realisasi

Belanja Barang (MAK 52) dan Belanja Modal (MAK 53) masing-masing sebesar

Rp332.634.599.525,00 dan Rp180.984.223.177,00. Dalam pemeriksaan atas LK

BPPT tahun 2009, BPK melaporkan permasalahan penganggaran atas perolehan

asset tetap maupun belanja barang habis pakai sebesar Rp1.042.961.995,00.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Kepala BPPT

agar menginstruksikan Sekretaris Utama supaya menegur perencana anggaran padamasing-masing satker memperhatikan klasifikasi belanja dalam menyusun

anggaran. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, selama tahun 2010 BPPT dalam

hal ini Biro Perencanaan bekerjasama dengan DJA kementerian Keuangan telah

melaksanakan Workshop Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan Penyusunan

RKA-KL Tahun 2011 sebagai bentuk pembinaan kepada satker di lingkungan

BPPT.

Berdasarkan pemeriksaan BPK atas LK BPPT Tahun 2010 meliputi pemeriksaanatas bukti-bukti pendukung belanja berupa kontrak-kontrak pengadaan barang/jasa,

SP2D/SPM dan Register Transaksi Harian (RTH) pada beberapa satker BPPT

masih ditemukan permasalahan yang sama yaitu pengelompokan jenis belanja pada

saat pengganggaran tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan senilai Rp3.593.745.858,00 yaitu:

a. Pengadaan yang seharusnya termasuk belanja modal berupa aset tetap (MAK

53) namun dianggarkan pada mata anggaran belanja barang (MAK 52)sebesar

Rp318.746.658,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1 Anggaran Belanja Barang yang Digunakan untuk Belanja Modal

No Satker Nilai (Rp) Keterangan

 

SIMAK BMN

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 65/123

SIMAK BMN.

b.  Selain itu pada satker Sekretariat Utama terdapat pengadaan yang seharusnya

termasuk belanja barang (MAK 52) namun dibebankan pada mata anggaran

belanja modal (MAK 53) sebesar Rp3.274.999.200,00 dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 2 Anggaran Belanja Modal yang Digunakan untuk Belanja Barang

No Satker Nilai (Rp) Keterangan

1 Sestama 3.268.080.200,00 belanja pemeliharaan dan telah

diungkapkan dalam CaLK2 Hujan Buatan 6.919.000,00 belanja suku cadang lampu

proyektor dan belum

diungkapkan dalam CaLK

Total 3.274.999.200,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian

dan Pengungkapan Belanja Pemerintah yang menyatakan bahwa:

a.  Belanja barang digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang

yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan/mencakup belanja

barang habis pakai;

b.  Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai

nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,irigasi dan jaringan dan aset tetap lainnya.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a.  Fungsi anggaran yang merupakan salah satu alat pengendalian intern tidak 

berjalan optimal.

b.  LRA tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Hal tersebut disebabkan:

a.  Bagian perencanaan anggaran satker tidak mematuhi ketentuan penyusunan

anggaran belanja barang dan modal.

b. Petugas SIMAK kurang berkoordinasi dalam melakukan tugasnya.

 

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 66/123

j p y

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan bekerja

sama dengan Kementerian Keuangan akan memberikan pembinaan dan sosialisasitentang pemahaman Bagan Akun Standar (BAS) kepada satuan kerja di lingkungan

BPPT.

1.2  Sistem Pengendalian Aset

1.2.1  Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Beberapa Satker Kurang Tertib

Saldo persediaan yang dilaporkan pada neraca audited  BPPT per 31 Desember

2010 sebesar Rp18.446.804.488,00 sedangkan yang dilaporkan pada neraca BPPT

per 31 Desember 2009 sebesar Rp3.135.302.431,00 terdiri dari persediaan barang

konsumsi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, pita cukai, materai dan leges,

bahan baku, dan persediaan lainnya. BPPT sudah mempunyai petunjuk teknis

pengelolaan persediaan yang digunakan sebagai pedoman bagi satker di

lingkungan BPPT dalam mengelola persediaan yang mengacu kepada Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-40/PB/2006 tentang Pedoman

Akuntansi Persediaan, namun s.d. pemeriksaan selesai petunjuk teknis pengelolaanpersediaan tersebut masih dalam proses revisi.

Hasil pengujian atas proses pencatatan dan pelaporan persediaan menunjukkan hal-

hal berikut:

a.  Pencatatan persediaan melalui aplikasi persediaan yang selanjutnya dikirim ke

SIMAK BMN sudah dilaksanakan secara menyeluruh di satker-satker yang

berada di lingkungan BPPT dan laporan persediaan BPPT pada umumnya

sudah disusun berdasarkan konsolidasi dari seluruh satker BPPT.

b.  Pemeriksaan terhadap kartu barang/logbook yang digunakan satker

menunjukkan bahwa pencatatan persediaan kedalam kartu barang/logbook 

belum seragam. Berdasarkan penelusuran pada logbook diketahui di satker

Sestama terdapat pencatatan satuan persediaan bahan kimia tidak konsisten.

c.  Pembukuan persediaan pada kapal Riset Baruna Jaya satker BTSK belum

menggunakan kartu barang/logbook perjenis barang, sehingga tidak dapatdiketahui dengan segera saldo persediaan pertanggal pelaporan dan belum

semua jenis persediaan dibukukan.

d.  Prosedur pencatatan dan pelaporan persediaan belum seragam dan kebijakan

 

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 67/123

g

a.  Perdirjen Perbendaharaan No.: PER 40/PB/2006 tentang Pedoman Akuntansi

Persediaan yang menyatakan bahwa:

1)  Laporan persediaan disusun menurut sub kelompok barang dan dilaporkan

setiap semester. Laporan persediaan dibuat didasarkan pada saldo pada

akhir periode pelaporan berdasarkan hasil inventarisasi.

2)  Persediaan yang dicatat merupakan barang yang mempunyai karakteristik 

sebagai persediaan, yaitu digunakan dalam rangka kegiatan operasional

pemerintah dan dimaksudkan untuk diserahkan kepada masyarakat.3)  Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya

pengangkutan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan

pada perolehan persediaan.

4)  Bab II menyatakan bahwa persediaan dicatat dalam Buku Persediaan

(dalam bentuk kartu) untuk setiap jenis barang. Buku Persediaan diisi

setiap ada mutasi barang persediaan, seperti pembelian, hibah dan mutasi

penggunaan barang persediaan.

b.  Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) 05 tentang

Akuntansi Persediaan, paragraf 16 menyatakan bahwa pada akhir periode

akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik;

Kondisi tersebut mengakibatkan ketidakseragaman menyulitkan dalam

mengkonsolidasikan pencatatan dan pelaporan persediaan satker BPPT.

Hal tersebut disebabkan:

a.  Petugas pengelola persediaan tidak cermat dalam melaksanakan pencatatan dan

pelaporan persediaan.

b.  Lemahnya pengawasan Kepala Satker terhadap penatausahaan persediaan.

c.  Petunjuk teknis pengelolaan persediaan masih dalam proses revisi.

Terhadap permasalahan tersebut, Kepala BPPT menyatakan bahwa:

a.  Akan dilakukan penyempurnaan juknis persediaan secara lebih terinci/detail.

b.  Setelah penyempurnaan juknis tersebut, akan dilakukan sosialisasi dan

pembinaan terkait dengan tertib administrasi persediaan kepada satuan kerja di

li k BPPT

 

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 68/123

memperingatkan dan menginsruksikan kepada seluruh kepala satuan kerja di

lingkungan BPPT agar lebih cermat dalam penatausahaan dan pelaporanpersediaan.

1.2.2  Pencatatan dan Pelaporan Kas di Bendahara Pengeluaran Kurang Tertib

Neraca Audited BPPT melaporkan posisi Kas di Bendahara Pengeluaran per 31

Desember 2010 sebesar Rp878.930.591,00.

Hasil pengujian atas proses pencatatan dan pelaporan Kas di BendaharaPengeluaran menunjukkan:

a.  Bendahara pengeluaran satker BPPT telah mencatat seluruh transaksi

penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas Umum secara manual. Untuk 

satker Sestama, disamping menguasai anggaran Sestama juga menguasai

anggaran lima kedeputian. Sehingga dalam pelaksanaan sehari-hari bendahara

pengeluaran Sestama dibantu oleh 3 orang Bendahara Pembantu Pemegang

Uang Muka yang masing-masing bendahara pembantu juga mengerjakan BukuPembantu BKU.

b.  Hasil pemeriksaan menunjukkan Satker Sestama, BPPT Enjiniring, dan Hujan

Buatan belum melakukan rekonsiliasi nilai Kas di Bendahara Pengeluaran

antara Neraca dengan Buku Kas Umum (BKU) secara memadai dan penjelasan

perbedaan saldo kas tidak diungkapkan dalam penutupan BKU maupun dalam

Catatan atas Laporan Keuangan. Perbedaan nilai Kas di Bendahara

Pengeluaran sebagai berikut:Tabel 3 Perbedaan Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember

2010

No. Satuan Kerja

Saldo Kas di Bendahara

Pengeluaran per 31 Desember

2010 (Rp)Selisih (Rp)

BKU Neraca

1. Setama 699.472.607,00 706.477.607,00 7.005.300,00

2. BPPT

Enjiniring

0 48.921.094,00 48.921.094,00

3. Hujan Buatan 0 119.931.590,00 119.931.590,00

 

b.  Selisih di satker BPPT Enjiniring sebesar Rp48.921.094,00 dan satker Hujan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 69/123

Buatan sebesar Rp119.931.590,00 merupakan saldo uang persediaan tahun

2010 yang oleh Bendahara Pengeluaran dicatat sebagai transaksi tahun 2011.Saldo uang persediaan tersebut telah disetor pada tanggal 5 dan 6 Januari 2011.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Buletin Teknis Nomor 01 Tahun 2005 tentang Penyusunan Neraca Awal

Pemerintah Pusat sebagai pedoman bagi instansi pemerintah pusat dalam

menyusun neraca awal sesuai dengan SAP, menyatakan bahwa Kas di

Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan dibawahtanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UYHD/UP yang

belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per

tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo

rekening Bendahara Pengeluaran, uang kertas, uang logam dan lain-lain kas

(termasuk bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan) yang

sumbernya berasal dari dana kas kecil (UYHD/UP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau belum disetor ke Kas Negara per tanggal neraca.

Apabila terdapat bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan,

maka hal ini harus diungkapkan dalam CaLK. Kas di Bendahara Pengeluaran

disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing

dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal

neraca.

b.  Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK/05/2008 tentang Penyusunan

Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Satuan

Kerja Bab III yang mengatur tentang Penatausahaan Kas di Bendahara

Pengeluaran.

c.  Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/BP/2009 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan

Kerja, antara lain:

1) 

Pasal 10 ayat 1 menyatakan kuasa PA wajib melakukan pemeriksaan kasbendahara sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.

2)  Pasal 10 ayat 3 menyatakan kuasa PA wajib melakukan rekonsiliasi internal

antara pembukuan bendahara dan Laporan Keuangan UAKPA sekurang-

k t k li d l t b l b l dil k k k ili i

 

ketidaksesuaian antara saldo Buku Kas Umum dengan saldo neraca sudah

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 70/123

dikoreksi pada pembukuan Bendahara Pengeluaran. Biro Keuangan akan

memberikan pembinaan dan monitoring kepada Bendahara Pengeluaran mengenaikewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan agar hal ini tidak terulang lagi pada

masa yang akan datang.

BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:

a.  Memperingatkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan rekonsiliasi Kas

secara rutin.

b. 

Menginstruksikan Kuasa Pengguna Anggaran meningkatkan pengawasan.Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:

224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

memperingatkan dan menginstruksikan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan

BPPT agar melakukan rekonsiliasi kas secara rutin serta adanya peningkatan

pengawasan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

1.2.3  Barang Milik Negara yang Kondisinya Rusak Berat Senilai Rp159.190.000,00

Belum Diusulkan Penghapusan Kepada Kantor Wilayah DJKN Kementerian

Keuangan

Nilai Aset tetap yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010

adalah sebesar Rp2.238.104.468.108,00.

Berdasarkan uji petik beberapa satker dilingkungan BPPT terhadap laporan kondisi

barang milik negara dan pengecekan fisik barang rusak berat diketahui hal-hal

sebagai berikut:

a.  Laporan kondisi barang pada SIMAK BMN beberapa satker belum

diperbaharui, terbukti dari hasil pengecekan fisik terdapat barang yang

kondisinya baik/dapat digunakan tetapi dalam laporan kondisi barang

dilaporkan rusak berat yaitu:

Tabel 4 Perbedaan Laporan Kondisi Barang Rusak Berat dengan

Pengecekan Fisik 

 

dihapuskan sesuai SK

Penghapusan dan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 71/123

Penghapusan dan

sudah dikeluarkan dari

SIMAK BMN

3 Balai

Bioteknologi

256.324.000,00 149.908.000,00 106.416.000,00 barang dalam kondisi

baik sebesar

Rp106.416.000,00

Total 329.006.000,00 197.190.000,00 131.8166.000,00

Barang rusak berat senilai Rp42.382.000,00 pada satker LAGG, diantaranya

senilai Rp38.000.000,00 merupakan barang rusak berat yang telah diusulkanpenghapusannya pada tahun 2010 dan telah direklas ke aset lainnya.

b.  Barang rusak berat sebesar Rp159.190.000,00 (Rp197.190.000,00 –

Rp38.000.000,00) belum diusulkan penghapusannya kepada Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara; Bab VII Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

Pasal 44 bahwa Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib

mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam

penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

b.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, yaitu: 

1)  Pasal 4 yang menetapkan : “Menteri Keuangan Selaku Bendahara umumnegara adalah pengelola Barang Milik Negara.”

2)  Pasal 44 ayat (1) yang menetapkan “Penghapusan Milik Negara/Daerah

dengan tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila barang milik 

negara/daerah dimaksud : a.tidak dapat digunakan, tidak dapat

dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan; atau b. alasan lain

sesuai peraturan perundang-undangan.”

3)  Pasal 44 ayat (2) yang menetapkan : “Pemusnahan sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1 dilakukan oleh pengguna barang setelah mendapat

persetujuan pengelola Barang Milik Negara. 

Kondisi tersebut mengakibatkan:

 

b.  Satker Balai Bioteknologi akan mengusulkan penghapusan barang rusak pada

tahun 2011 senilai Rp84 839 000 00 dan sebesar Rp65 069 000 00 akan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 72/123

tahun 2011 senilai Rp84.839.000,00 dan sebesar Rp65.069.000,00 akan

dilakukan perbaikan. c.  Satker LAGG akan mengusulkan penghapusan barang rusak pada tahun 2011. 

BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar memperingatkan petugas pengelola

barang inventaris satker untuk meningkatkan kecermatan dalam melaporkan

barang rusak berat untuk diusulkan penghapusannya dan segera memperbaharui

laporan kondisi barang.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

memperingatkan pengelola barang inventaris satuan kerja untuk lebih cermat dan

segera melaporkan dan mengusulkan penghapusan atas barang yang kondisinya

sudah rusak berat.

1.2.4  Hasil Kajian dan Penelitian serta Hak Kekayaan Intelektual BPPT Belum

Seluruhnya Dinilai 

BPPT sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen yang mempunyai tugas

pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pembangunan masyarakat

sejak berdirinya telah berperan aktif dalam mengadakan berbagai penelitian dan

pengkajian di bidang teknologi. BPPT telah menginventarisir seluruh riset dan

kajian teknologi yang dilakukan oleh para peneliti dan perekayasa BPPT yangdihimpun dalam Daftar Hasil Kajian Teknologi.

Hasil pemeriksaan atas neraca BPPT dan Daftar Hasil Kajian Teknologi

menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a.  Dalam neraca audited BPPT per 31 Desember 2010 nilai aset tak berwujud

yang dilaporkan sebesar Rp28.068.832.367,00 yang terdiri dari software, paten,

sertifikat desain industri dan aset tak berwujud lainnya berupa prototype.

b.  Hasil inventarisir hasil riset dan kajian BPPT yang dihimpun dalam daftar hasil

kajian teknologi terdiri dari judul penelitian, unit kerja, kegiatan penelitian

yang telah dilakukan oleh masing-masing Deputi disertai dengan tahun

pelaksanaan kegiatan kegunaan fungsi hasil akhir penanggungjawab kegiatan

 

7 BIT 34

8 B2TP Lampung 26

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 73/123

8 B2TP Lampung 26

9 BIOTEK 3710 UPT Hujan Buatan 1

11 BTL 11

12 BTSK 22

13 B2TE 14

14 Polimer 10

15 BRDST 14

16 Ipteknet 10

17 UPT PSTKP 29Jumlah 695

c.  Dari jumlah kajian dan penelitian sebanyak 695 tersebut diatas yang sudah

didaftarkan dan sudah mendapat status paten s.d tahun 2010 sebanyak 38 buah

paten dan 6 buah sertifikat desain industri dengan nilai sebesar

Rp3.294.416.619,00 dengan rincian terlampir.

d.  Pemeriksaan atas paten yang sudah didaftarkan menunjukkan bahwa 12 paten

dan 6 desain industri sebesar Rp3.215.616.619,00 sudah dinilai dengan hargaperolehan sedangkan 26 paten belum sehingga nilai dalam akun aset tak 

berwujud sebesar pendaftaran paten Rp78.800.000,00. Konfirmasi kepada

pelaksana mengemukakan bahwa BPPT kesulitan dalam menelusuri harga

perolehan paten karena ada penelitian yang dilakukan pada tahun 1997. 

e.  Selain itu BPPT belum membuat pedoman dalam menilai hasil

kajian/penelitian, pelaksana kegiatan tidak membuat monitoring biaya atas

setiap kegiatan penelitian yang dilakukan serta tidak ada koordinasi antarapelaksana yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, bagian yang mengajukan

paten dan bagian pelaporan keuangan. 

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Pasal 6 ayat (1) yang berbunyi

“Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan kementerian negara/lembaga

adalah penggunan barang milik negara” dan ayat (2) yang berbunyi “Pengguna

Barang Milik Negara berwenang dan bertanggung jawab antara lain melakukan

pencatatan dan inventarisasi barang milik negara yang berada dalam

 

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor

(penemu) atas hasil invensi (temuan) di bidang teknologi yang untuk selama

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 74/123

(penemu) atas hasil invensi (temuan) di bidang teknologi, yang untuk selama

waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikanpersetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang adalah suatu

kajian atau penelitian yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial di

masa yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset. Apabila hasil

kajian tidak dapat diidentifikasi dan tidak memberikan manfaat ekonomis

dan/atau sosial maka tidak dapat dikapitalisasi sebagai asset tak berwujud. Aset

tak berwujud dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi dengan SPM belanjamodal non fisik yang melekat pada aset tersebut. Dokumen sumber yang dapat

digunakan untuk menentukan nilai asset tak berwujud adalah SPM untuk 

belanja modal non fisik (setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang tidak 

dapat dikapitalisir). 

Kondisi tersebut mengakibatkan nilai aset yang diperoleh dari hasil penelitian dan

paten belum menggambarkan nilai yang sebenarnya.

Hal tersebut disebabkan:

a.  BPPT belum membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitia. b.  Pelaksana kegiatan tidak membuat monitoring biaya atas setiap kegiatan

penelitian yang dilakukan. c.  Tidak ada koordinasi antara pelaksana yang terkait dengan pelaksanaan

penelitian, bagian yang mengajukan paten dan bagian pelaporan keuangan.

d.  BPPT belum berkoordinasi dengan DJKN untuk menilai kajian dan penelitian

serta belum mendaftarkannya. 

Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala BPPT menjelaskan bahwa BPPT telah

mengupayakan untuk memperoleh nilai perolehan hasil invensi/temuan yang telah

dihasilkan dengan mengundang para penemu/inventor untuk memberikan data

anggaran yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan temuannya.

BPPT telah mendaftarkan 44 buah paten dan desain, dari 38 buah paten dan 6

buah desain, telah diperoleh nilai perolehan sebesar Rp3.294.416.619,00 dan telahdibukukan pada Laporan Keuangan BPPT TA2010/Neraca dan diungkapkan pada

Catatan atas Laporan Keuangan, dengan rincian sebanyak 20 buah senilai

Rp3.215.616.619,00 sedangkan sisanya dibukukan sebesar nilai pendaftaran dan

nilai substantifnya (Rp78 800 000 00)

 

c.  Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

sehubungan dengan kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 75/123

sehubungan dengan kegiatan penilaian Paten yang dihasilkan BPPT dan

melakukan penilaian atas kajian/penelitian yang belum dinilai sertamendaftarkannya.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:

224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

menyusun /membuat pedoman dalam menilai hasil kajian/penelitian,menginstruksikan kepada seluruh peneliti maupun perekayasa untuk menyusun

biaya dalam pelaksanaan kegiatan kajian /penelitian yang akan diajukan patennya

dengan bekerja sama dengan Bagian Akuntansi - Biro Keuangan dan melakukan

kerjasama dengan Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara dan membentuk Tim Penilai atas Hasil Kajian/Penelitian di

lingkungan BPPT. 

 

BAB 2

HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 76/123

HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS

SISTEM PENGENDALIAN INTERN TAHUN 2005 – 2009

Dalam rangka pemeriksaan atas Laporan Keuangan BPPT Tahun 2010, BPK

memantau tindak lanjut BPPT terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem

Pengendalian Intern BPPT Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Pasal 20 UU Nomor 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

pelaksanaan tindak lanjut menjadi tanggung jawab Pemerintah/BPPT dan DPR.

Pemantauan atas tindak lanjut BPPT terhadap temuan tersebut menunjukkan hal-

hal sebagai berikut:

Tabel 6 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT

No. LHP TahunJumlah

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai

Belum

Sesuai/ Selesai

Belum

Ditindaklanjuti

1. Tahun 2009 3 1 2 -

2. Tahun 2008 5 5 - -

3. Tahun 2007 8 4 4 -

4. Tahun 2006 4 4 - -

5. Tahun 2005 2 2 - -

Total 22 16 6 -

Rincian dari temuan terdapat di Lampiran 1.

BPPT telah menindaklanjuti rekomendasi yang diajukan BPK, antara lain

mengenai:

1.  Menyusun petunjuk teknis pegelolaan persediaan di lingkungan BPPT serta telahmensosialisasikan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.

2.  Melaksanakan sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan penyusunan RKA-KL

tahun 2011 sebagaibentuk pembinaan kepada satker di lingkungan BPPT.

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 77/123

Jumlah 2006 Rp745.102.685.564,00 4

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 78/123

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 79/123

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 80/123

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 81/123

3) Berita acara klarifikasi atas kehilangan

kendaraan dinas roda dua Honda GL Pro

Jumlah 2008 Rp782.444.421.489,00 5

V Tahun 2009

1 Pengelompokan Jenis Belanja pada Saat Penganggaran

Tidak Sesuai Dengan Kegiatan yang Dilakukan

3.099.030.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

masing-masing satker pada BPPT

BPPT dalam hal ini Biro Perencanaan akan

memberikan pembinaan dan sosia lisas i

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 82/123

memperhatikan klas ifikasi belanja dalammenyusun anggaran.

kepada satker-satker di lingkungan BPPTuntuk pemahaman tentang Bagan Akun

Standar dan dalam penyusunan anggaran

akan mengikutsertakan koordinator

akuntansi (SAK dan Simak BMN) untuk 

membantu verifikasi akun pada usulan

anggaran satker agar di masa yang akan

datang lebih tert ib dalam pengalokasian

anggaran.

BPPT dalam hal ini Biro Perencanaan

bekerjasama dengan DJA kementerian

Keuangan telah melaksanakan Workshop

Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS) dan

Penyusunan RKA-KL Tahun 2011 sebagai

 2 Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Beberapa Satker

Kurang Tertib

3.135.302.431,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

memperbaiki dan mensosialisasikan juknis

persediaan kepada petugas persediaan.

Kepala BPPT menyatakan bahwa:

a. Akan dilakukan penyempurnaan juknis

persediaan secara lebih terinci/detail.

b. Setelah penyempurnaan juknis tersebut,

akan dilakukan sosialisasi dan pembinaan

terkait dengan tertib administrasi persediaan

kepada satuan kerja di lingkungan BPPT.

c. Kedepannya BPPT akan mengupayakan

untuk menunjuk petugas khusus yang akan

menangani persediaan.

3 Pencatatan dan Pelaporan Kas di Bendahara

Pengeluaran Kurang Tertib

347.729.087,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

menertibkan pelaksanaan rekonsiliasi kas pada

Bendahara Pengeluaran dan meningkatkan

pengawasan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

Kepala BPPT menyatakan bahwa

ket idaksesuaian antara saldo Buku Kas

Umum dengan saldo neraca sudah dikoreksi

pada pembukuan Bendahara Pengeluaran.

Biro Keuangan akan memberikan pembinaan

dan monitoring kepada Bendahara

Pengeluaran mengenai kewajiban-kewajiban

yang harus dilaksanakan agar hal ini tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.

Jumlah 2009 Rp6.582.061.518,00 1 2

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 83/123

 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 84/123

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

TAHUN 2010

 

DAFTAR ISI

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 85/123

HALAMAN

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. iii 

RESUME LAPORAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN .................................................................................. 1 BAB 1 HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ....................................................... 3

1.1 Pendapatan………………………………………………………….............. 3

1.1.1 Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas

Negara terlambat antara 1 hari s.d. 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta............ 3

1.2 Belanja……..……………………………………………..………................ 6

1.2.1 Pengadaan rel pintu bangsal uji kurang volume sebesar Rp31.350.000,00 6

1.2.2 Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik gedung bersama klaster I kurang

volume sebesar Rp105.876.551,50 dan terdapat kemahalan harga sebesar

Rp112.204.522,74 …...................................................................................... 7 

1.2.3 Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai

BPPT tidak sesuai kondisi sebenarnya diantaranya sebesarRp131.577.100,00 digunakan untuk membiayai kegiatan lain .................. 9

BAB 2 HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TAHUN 2005-2009........ …………………………………………………………… 13

LAMPIRAN

 

DAFTAR TABEL

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 86/123

HALAMAN

Tabel 1 Hasil Konfirmasi yang Tidak Tercantum dalam Database PT GI ............... 10

Tabel 2 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT................................... 13

 

DAFTAR LAMPIRAN

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 87/123

Lampiran 1 Pemantauan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Terhadap

Peraturan Perundang-Undangan BPPT

Lampiran 2 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Sestama,

Lampiran 3 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Hujan Buatan

Lampiran 4 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker Balai Jaringan Informasi IPTEK

Lampiran 5 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker BTSKLampiran 6 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker B2TKS

Lampiran 7 Rincian Penyetoran PNBP Pada Satker B2TE

Lampiran 8 Kekurangan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I

Lampiran 9 Kemahalan Harga atas Selisih Harga Satuan untuk Pekerjaan Sejenis

Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I

Lampiran 10 Hasil Konfirmasi Perjalanan Dinas dengan Maskapai Penerbangan

Lampiran 11 Biaya Perjalanan Dinas Yang Dilaksanakan Tidak Sesuai Bukti

Lampiran 12 Biaya Perjalanan Dinas Yang Tidak Dilaksanakan

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 88/123

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN ATAS KEPATUHAN

Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negaradan undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa

Neraca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tanggal 31 Desember 2010

dan 2009 serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun anggaran yang berakhir pada

tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab BPPT. BPK telah

menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas Laporan Keuangan BPPT  tahun

2010 yang  memuat opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Nomor:

120A/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011 dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem

Pengendalian Intern Nomor: 120B/HP/XVI/05/2011 tanggal 20 Mei 2011.

Sebagai bagian pemerolehan keyakinan yang memadai, apakah laporan keuangan bebas

dari salah saji material, sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN),

BPK melakukan pengujian kepatuhan pada BPPT terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan

material terhadap penyajian laporan keuangan. Namun, pemeriksaan yang dilakukan BPK

atas Laporan Keuangan BPPT tidak dirancang khusus untuk menyatakan pendapat atas

kepatuhan terhadap keseluruhan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karenaitu, BPK tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

BPK menemukan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada

BPPT. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan adalah sebagai berikut:

1.  Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas Negara

terlambat antara 1 hari s.d. 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta sehingga penerimaan

negara tidak dapat segera dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membiayai belanja

negara. Hal ini disebabkan kelalaian Bendahara Penerimaan dalam menyetorkan

PNBP serta pengawasan dan pengendalian atasan langsung Bendahara Penerimaan

belum optimal.

 

4. Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai BPPT tidak 

sesuai kondisi sebenarnya sehingga pengeluaran biaya perjalanan dinas sebesar

Rp213,04 juta diragukan kebenarannya dan diantaranya sebesar Rp131,56 juta tidak 

dilaksanakan Hal tersebut disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 89/123

dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen dan BendaharaPengeluaran tidak teliti dalam verifikasi dokumen pertanggungjawaban biaya

perjalanan dinas. Kepala satker dan pelaksana perjalanan dinas tidak mematuhi

ketentuan perjalanan dinas dan pengawasan atasan langsung lemah.

Sehubungan dengan temuan tersebut, BPK merekomendasikan Kepala BPPT antara lain

agar:

1.  Memperingatkan Bendahara Penerimaan untuk menyetorkan PNBP sesuai ketentuan.

2.  Menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp31,35 juta dan Rp105,88 juta, sertamenyetorkannya ke Kas Negara. Bukti setor supaya disampaikan kepada BPK.

3.  Memperingatkan Pejabat Pembuat Komitmen untuk lebih cermat dalam

melaksanakan kontrak dan tim penerima barang lebih cermat dalam melaksanakan

tugasnya.

4.  Menarik, menyetorkan uang perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan sebesar

Rp131,56 juta ke Kas Negara dan menyampaikan copy bukti setor ke BPK.

Uraian temuan dan rekomendasi perbaikan secara rinci dapat dilihat dalam laporan ini. 

Jakarta, 19 April 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Drs. J. Widodo H. Mumpuni, MBA, Ak.

Akuntan, Register Negara No. D-3745

 

BAB 1

HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 90/123

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2010 adalah:

1.1  Pendapatan

1.1.1  Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 6 satker ke Kas Negara

terlambat antara 1 hari s.d 39 hari sebesar Rp11.510,90 juta

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyusun dan

menyampaikan Laporan Keuangan (LK) Tahun 2010 kepada Kementerian

Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan

Catatan atas Laporan Keuangan. LK BPPT tersebut merupakan konsolidasi dari

Laporan Keuangan 19 satker yang berada di bawahnya. Pada penyajian LRA

diketahui bahwa Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilaiRp116.729.162.162.343,00 atau 90,11% dari target pendapatan di DIPA sebesar

Rp129.547.829.000,00.

Dalam pemeriksaan atas LK BPPT Tahun 2009, BPK melaporkan permasalahan

PNBP BPPT terlambat disetorkan ke Kas Negara sebesar Rp30.581.395.275,00.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut BPK merekomendasikan Kepala BPPT

agar menertibkan pengelolaan PNBP pada Bendahara Penerimaan dan

mengefektifkan pengawasan dan pengendalian oleh Atasan Langsung Bendahara

Penerimaan. Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT dengan Surat Nomor: B-

414/KA.BPPT/07/2010 tanggal 2 Juli 2010 perihal Kesanggupan Melaksanakan

Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK menyatakan bahwa Kepala

BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan meningkatkan

pengawasan serta melakukan pembinaan dan sosialisasi administrasi keuangan

PNBP kepada Atasan Langsung dan Bendahara Penerima Satker di lingkungan

BPPT.

Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik pada beberapa Satker di lingkungan

BPPT atas bukti-bukti penerimaan dan penyetoran PNBP TA 2010, antara lain

 

2)  Bendahara Penerimaan telah menatausahakan dengan baik dan mencatat

seluruh transaksi ke dalam BKU dan Atasan Langsung Bendahara Penerimaan

menutup BKU dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas secara tertib.

3) Rekonsiliasi antara pembukuan Bendaharawan Penerimaan dengan pencatatan

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 91/123

3)  Rekonsiliasi antara pembukuan Bendaharawan Penerimaan dengan pencatatan

di SAKPA telah dilakukan dengan tertib.

4)  Beberapa Bendahara Penerimaan belum membuat Laporan Realisasi PNBP

triwulanan yang disampaikan secara tertulis oleh Pejabat Instansi kepada

Menteri Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan yang

bersangkutan berakhir.

5)  Penyetoran PNBP ke rekening Kas Negara rata-rata telah dilakukan secara

berkala dengan tertib, namun pada beberapa satker masih ada penyetoranmelebihi batas waktu yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

(a)  Satker BPPT (Sestama)

Penyetoran PNBP Satker Sestama dilakukan secara berkala dan terjadi

keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian

sebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker Sestama selama

tahun 2010 sebesar Rp625.393.835,00 dengan keterlambatan penyetoranantara 2-19 hari (lampiran 2).

(b)  Satker Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (UPT HB)

Penyetoran PNBP Satker UPT HB dilakukan secara berkala dan selama

tahun 2010 terjadi satu kali keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas

Negara sebesar Rp686.762.440,00 dengan keterlambatan penyetoran 26

hari (lampiran 3).

(c)  Satker Balai Jaringan Informasi IPTEK

Penyetoran PNBP Satker Ipteknet dilakukan secara berkala dan terjadi

keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian

sebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker Ipteknet selama

tahun 2010 sebesar Rp1.575.907.039,00 dengan keterlambatan

penyetoran antara 1-25 hari (lampiran 4).

(d)  Satker Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK)

Penyetoran PNBP Satker BTSK dilakukan secara berkala dan hanya

terjadi tiga kali keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan

rincian sebagaimana pada lampiran Total keterlambatan Satker BTSK

 

(f)  Satker Balai Besar Teknologi Energi (B2TE)

Penyetoran PNBP Satker B2TE dilakukan secara berkala dan terjadi

keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rincian

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 92/123

keterlambatan penyetoran PNBP ke Kas Negara dengan rinciansebagaimana pada lampiran. Total keterlambatan Satker B2TE selama

tahun 2010 sebesar Rp1.663.048.451,00 dengan keterlambatan

penyetoran antara 7-19 hari ( lampiran 7).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a.  Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang menyatakan bahwa seluruh PenerimaanNegara Bukan Pajak wajib disetor secepatnya ke Kas Negara.

b.  UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 16 ayat (2): Penerimaan harus disetor

seluruhnya ke Kas Negara/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur

dalam Peraturan Pemerintah.

c.  Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggunjawaban Bendahara

Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, yaitu:

1) Pasal 3 ayat (2) menyatakan kuasa PA melakukan pemeriksaan kas

sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.

2) Pasal 4 ayat (4) menyatakan Bendahara Penerimaan dilarang menerima

secara langsung setoran dari wajib setor, kecuali untuk jenis penerimaan

tertentu yang diatur khusus dan telah mendapat persetujuan Menteri

Keuangan.

3) Pasal 4 ayat (5) huruf b menyatakan menyetor seluruh penerimaannya ke

Kas Negara selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja, kecualiuntuk jenis penerimaan tertentu yang berdasarkan ketentuan penyetorannya

diatur secara berkala.

Hal tersebut mengakibatkan penerimaan negara sebesar Rp11.510.897.717,00

terlambat diterima Kas Negara sehingga tidak dapat segera dimanfaatkan oleh

pemerintah untuk membiayai belanja negara.

Hal tersebut disebabkan:

a.  Bendahara Penerimaan lalai dalam menyetorkan PNBP.

b.  Atasan langsung Bendahara Penerimaan belum melaksanakan pengawasan dan

d li d ti l

 

Penerimaan untuk menyetorkan PNBP sesuai ketentuan, serta atasan langsung

Bendahara Penerimaan untuk mengefektifkan pengawasan dan pengendalian.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:224A/KA BPPT/SD/05/2011 l 23 M i 2011 ih l k

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 93/123

, p224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

memberikan peringatan kepada Bendahara Penerima agar menyetorkan PNBP

sesuai ketentuan dan meningkatkan kecermatan.

1.2  Belanja

1.2.1 Pengadaan Rel Pintu Bangsal Uji Kurang Volume Sebesar Rp31.350.000,00

Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) pada Tahun Anggaran (TA) 2010 mengadakan

pengadaan rel pintu bangsal uji. Proses pengadaan dilakukan dengan pemilihan

langsung dan diikuti oleh tiga penyedia barang/jasa. Berdasarkan hasil evaluasi

dokumen penawaran dan usulan panitia pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmenmenetapkan CV Putra Andrian (CV PA) sebagai pelaksana pengadaan.

Pelaksanaan pengadaan diatur berdasarkan Surat Perjanjian Nomor:

18/SP/KA/B2TKS/VII/2010 tanggal 14 Juli 2010 senilai Rp99.825.000,00 dengan

rincian pekerjaan adalah pengadaan rel pintu bangsal uji dengan panjang 6 meter

sebanyak 55 batang dengan harga satuan Rp1.650.000,00 per batang. Jangka waktu

pekerjaan ditetapkan 30 hari kalender terhitung sejak tanggal 14 Juli sampai dengan

12 Agustus 2010. Pekerjaan tersebut telah dibayar lunas dengan SPM Nomor:00184/B2TKS/X/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebesar Rp99.825.000,00 dan SP2D

Nomor: 056017Q/127/110 tanggal 13 Oktober 2010.

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dan pelaksanaan pekerjaan

menunjukan:

a.  Pengadaan telah diselesaikan (100%) sesuai Berita Acara Penerimaan Barang

Nomor: 48/BA/LPPB/B2TKS/BPPT/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010. 

b. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pengadaan rel pintu bangsal uji padatanggal 29 Maret 2010 diketahui bahwa rel pintu bangsal uji sudah terpasang

seluruhnya dengan jumlah rel yang terpasang sebanyak 212 m setara dengan

35,33 batang ( 212m: 6 m) atau dibulatkan menjadi 36 batang. Sehingga

t d t k k l fi ik l b k 19 b t t b

 

melaksanakan pengadaan rel pintu bangsal uji di gedung B2TKS sebagaimana

yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja.

Hal tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada CV Putra Andian

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 94/123

g p y p

sebesar Rp31,350,000.00.

Hal ini disebabkan oleh:

a.  Ketidakcermatan Tim Penerima barang dalam melaksanakan tugasnya.

b.  Pengawasan atasan langsung lemah.

Menanggapi permasalahan tersebut Kepala BPPT menjelaskan bahwa sehubungan

dengan permasalahan tersebut pihak penyedia jasa pengadaan barang yaitu CV

Andrian telah menyatakan kesanggupannya untuk mengembalikan kelebihan

pembayaran tersebut sebesar Rp31,350,000.00 dan menyetorkannya ke Kas

Negara.

BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar :

a. Menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp31.350.000,00 dan menyetorkannya

ke Kas Negara serta menyampaikan bukti setor ke BPK.

b.  Memperingatkan Tim penerima barang untuk meningkatkan kecermatan dalam

melaksanakan tugas dan atasan langsungnya untuk meningkatkan pengawasan.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:

224A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan menarik kelebihan pembayaran kepada pihak penyedia Barang/Jasa dan akan segera

menyetorkan ke Kas Negara serta membuat surat teguran kepada Tim Penerima

Barang dan atasan langsungnya untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugas.

1.2.2  Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I Kurang

Volume Sebesar Rp105.876.551,50 dan Terdapat Kemahalan Harga Sebesar

Rp112.204.522,74

Satuan kerja Sekretariat Utama (Sestama) Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) pada tahun 2010 melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik 

gedung bersama Klaster I (trasportasi dan produksi) tahap II. Proses pelelangan

 

berisi perpanjangan waktu sampai dengan 31 Desember 2010. Alasan perpanjangan

disebabkan cuaca dilokasi proyek sangat tidak mendukung dan sebagian besar

terjadi pada jam-jam efektif sejak awal proyek sampai dengan tanggal 25

Nopember 2010 dan didukung hasil laporan bulanan kegiatan manajemen

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 95/123

p g p g j

konstruksi PT Ciriajasa Rancang Bangun (PT CRB).

Pekerjaan telah diserah terimakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan

Penyelesaian Pekerjaan Nomor: 03/02/T/BAHP3/03/BPPT/XII/2010 tanggal 31

Desember 2010 dan telah memperoleh pembayaran terakhir dengan SPM Nomor:

07065/XII/2010 tanggal 17 Desember 2010 dan SP2D Nomor: 065811S/018/110

tanggal 23 Desember 2010 sebesar Rp8.244.878.400,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen pendukung dan hasil pemeriksaan fisik dapat

menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

a.  Proses penunjukan langsung PT PP dan pembayarannya secara umum telah

sesuai dengan Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa pemerintah.

b.  Berdasarkan dokumen penawaran PT PP harga penawaran sebesar

Rp41.488.600.000,00. Sedangkan klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaranharga diperoleh/dicapai kesepakatan hasil klarifikasi dan negosiasi sebesar

Rp41.224.392.000,00. Pemeriksaan atas harga satuan dalam lampiran Berita

Acara Negosiasi menunjukkan bahwa terdapat kemahalan harga atas selisih

harga satuan untuk pekerjaan sejenis sebesar Rp112.204.522,74 dengan rincian

terlampir dalam lampiran 8.

c.  Berdasarkan pemeriksaan fisik pada tanggal 5 April 2010 terdapat kekurangan

pekerjaan sebesar Rp105.876.551,50 (terlampir dalam lampiran 9).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan 

a. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN pasal 12

ayat 2 antara lain menetapkan bahwa belanja atas beban anggaran belanja

negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk 

memperoleh pembayaran.

b.  Kontrak Nomor: 03/T/KONTRAK/03/BPPT/VIII/2010 tanggal 18 Agustus

2010 dan Addendum Nomor: 03/T/ADD-KONTRAK/03/BPPT/XII/2010

tanggal 3 Desember 2010 yaitu:

1) P l 1 t 1 t k “ ih k k t b ik t k d ih k

 

Hal tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada PT PP sebesarRp105.876.551,50 dan kemahalan harga sebesar Rp112.204.522,74.

Hal tersebut disebabkan:P d d li PPK l h

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 96/123

a.  Pengawasan dan pengendalian PPK lemah.

b.  Panitia pengadaan barang dan jasa pekerjaan konstruksi fisik gedung bersama

Klaster I (trasportasi dan produksi) tahap II tidak cermat dalam melakukan

negosiasi harga.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala BPPT menyatakan bahwa kontrak 

adalah jenis kontrak lumpsum dan harga yang mengikat dalam kontrak sistem initotal penawaran harga. Untuk kekurangan pekerjaan disebabkan adanya

penyesuaian terhadap kebutuhan ruangan sehingga terjadi pengurangan item

pekerjaan senilai Rp105.876.551,50 yang akan dikembalikan kepada Kas Negara

dan akan dibebankan kepada kontraktor pelaksana.

BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:

a. Memungut kelebihan pembayaran dan menyetorkan ke Kas Negara sebesar

Rp105.876.551,50 dan menyampaikan bukti setor ke BPK.

b.  Memperingatkan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa untuk meningkatkan

kecermatan dalam melaksanakan pekerjaan serta PPK untuk meningkatkan

pengawasan dan pengendalian.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:

24A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakanbahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan menarik 

kelebihan pembayaran kepada pihak Penyedia Barang /Jasa dan menyetorkan ke

Kas Negara dan memperingatkan panitia Pengadaan Barang dan Jasa untuk 

meningkatkan kecermatan dalam melaksanakan pekerjaan serta PPK untuk 

meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

1.2.3  Bukti pertanggungjawaban realisasi perjalanan dinas beberapa pegawai

BPPT tidak sesuai kondisi sebenarnya 

LRA  Audited  BPPT TA 2010 menyajikan realisasi Belanja Barang (MAK 52)

b 332 634 599 525 00 i d l li i b l j b d

 

dinas yang dilampirkan dengan SPM dan SPPD.

b.  Hasil konfirmasi kepada beberapa maskapai penerbangan menunjukkan sebagai

berikut:1) K fi i k d PT GI i S K l BPK N 68/S/XVI 3/2011

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 97/123

1) Konfirmasi kepada PT GI sesuai Surat Keluar BPK No.: 68/S/XVI.3/2011

tanggal 17 Maret 2011 menujukkan bahwa Nomor-nomor tiket untuk dua

pegawai yang melakukan perjalanan dinas tidak ditemukan dalam database 

maskapai PT GI dengan total biaya perjalanan dinas sebesar

Rp29.134.600,00 termasuk uang harian yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Konfirmasi yang Tidak Tercantum dalam  Database PT GI

No

No. TiketNama

InisialTujuan

Harga Tiket Sesuai

Bukti

Total Biaya

Perjalanan

Dinas

1 16924109641 AR Jakarta-

Sanghai

Rp7.170.900

(US$795,00 x Rp9.020)

Rp14.567.300

2 16924109631 AP Jakarta-

Sanghai

Rp7.170.900

(US$795,00 x Rp9.020)

Rp14.567.300

Jumlah Rp14.341.800

(US$1.590,00x Rp9.020)

Rp29.134.600

2) Konfirmasi kepada maskapai penerbangan Lion Air menujukkan bahwa 27

tiket senilai Rp49.955.400,00 nomor tiket tidak sesuai dengan database lion

air dan sebanyak 7 tiket senilai Rp11.369.100 nomor tiket tidak ada dalam

database maskapai lion air. Total pengeluaran untuk perjalanan dinas

tersebut sebesar Rp213.038.300,00 terdiri dari tiket pesawat, airport tax,

penginapan dan uang harian (lampiran 10). 

c.  Berdasarkan konfirmasi kepada pelaksana menunjukkan sebagai berikut:

1) Perjalanan dinas sebesar Rp29.134.600,00 atas 2 pegawai yang melakukan

perjalanan dinas ke luar negeri benar dilaksanakan dengan menunjukkanbukti paspor, visa, tiket dan bukti pembelian ke travel.

2) Perjalanan dinas sebesar Rp81.844.200,00 yang dilakukan oleh 12 Pegawai

dilaksanakan tidak sesuai bukti/dengan menggunakan maskapai lain atau

 

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a.  Keppres Nomor 42 Tahun 2002 jo. Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 42Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 98/123

Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Pasal 12 ayat (2) menetapkan bahwa belanja atas beban anggaran

belanja negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk 

memperoleh pembayaran.

b.  Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: Per-21/PB/2008 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat

Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap:

1)  Pasal 19 ayat (3) menyatakan bukti pengeluaran yang sah untuk biaya

transport pegawai, antara lain tiket pesawat dilampiri boarding pass dan

airport tax.

2)  Pasal 21 ayat:

(1) Pejabat Negara/Pegawai Negeri/Pegawai Tidak Tetap yang telah

melakukan perjalanan dinas menyampaikan seluruh buktipengeluaran asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 kepada

Pejabat Pembuat Komitmen.

(2) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan perhitungan rampung seluruh

bukti pengeluaran biaya perjalanan dinas Pejabat Negara/Pegawai

Negeri/Pegawai Tidak Tetap yang bersangkutan dan disampaikan

kepada Bendahara Pengeluaran.

(3) Apabila terdapat kelebihan pembayaran, Pejabat Negara/Pegawai

Negeri/Pegawai tidak tetap yang melakukan perjalanan dinas

mengembalikan kelebihan.

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran biaya perjalanan dinas sebesar

Rp213.038.300,00 diragukan kebenarannya dan diantaranya sebesar

Rp131.557.100,00 tidak dilaksanakan.

Hal tersebut disebabkan:

a.  Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran tidak teliti dalam

verifikasi biaya perjalanan dinas yang dibayar dan dipertanggungjawabkan

sesuai kenyataan

 

teknologi pasca Tsunami Mentawai.

BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar:

a.  Menarik, menyetorkan uang perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan sebesarRp131 557 100 00 ke Kas Negara dan men ampaikan b kti setor ke

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 99/123

Rp131.557.100,00 ke Kas Negara dan menyampaikan copy bukti setor ke

BPK.

b.  Memperingatkan PPK dan kepala satker untuk mematuhi ketentuan perjalanan

dinas dan mempertanggungjawabkan biaya perjalanan dinas sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya.

Atas rekomendasi BPK, Kepala BPPT melalui Surat Nomor:24A/KA.BPPT/SD/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal kesanggupan

melaksanakan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK menyatakan

bahwa Kepala BPPT bersedia menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan

menyetorkan beberapa perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan ke Kas Negara

serta melakukan peneguran kepada pengelola anggaran satuan kerja terkait (PPK

dan KPA) atas ketidaktelitian dalam verifikasi biaya perjalanan dinas yang dibayar,

dan memperingatkan untuk selanjutnya agar lebih tertib dalam pengelolaanadministrasi keuangan.

1.2.4 Temuan Kepatuhan Lainnya

Selain temuan ketidakpatuhan di atas, BPK juga menemukan ketidakpatuhan atas

pelaksanaan belanja barang dan belanja modal TA 2009 dan semester I 2010 pada

BPPT yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor: 83/S/V-

XVI/12/2010 tanggal 15 Desember 2010.

 

BAB 2 

HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ATAS

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TAHUN 2005 – 2009

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 100/123

Dalam rangka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2010, BPK memantau tindak lanjut BPPT terhadap

Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

BPPT Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Pasal 20 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pelaksanaan tindak 

lanjut menjadi tanggung jawab Pemerintah/BPPT dan DPR.Pemantauan atas tindak lanjut BPPT terhadap temuan tersebut menunjukkan hal-

hal sebagai berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi Pemantauan Atas Tindak Lanjut BPPT

No. LHP TahunJumlah

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai

Belum

Sesuai/ Selesai

Belum

Ditindaklanjuti

1. Tahun 2009 11 4 7 -

2. Tahun 2008 5 4 1 -

3. Tahun 2007 4 3 1 -

4. Tahun 2006 5 4 1 -

5. Tahun 2005 2 1 1 -

Total 16 16 11 -

Rincian dari temuan terdapat di Lampiran 9.

BPPT telah menindaklanjuti rekomendasi yang diajukan BPK, antara lain

mengenai:

1.  Kelebihan pembayaran atas honor pembantu peneliti sebesar Rp13.500.000,00 darirekanan sudah ditarik dan sudah disetorkan ke Kas Negara.

2.  Kelebihan pembayaran pekerjaan Pengiriman NaCL sebesar Rp7.600.000 telah

L

Belum Sesuai/ BelumSelesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuaiRekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Diperiksa

HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

S.D. TRIWULAN III TAHUN 2010

No. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang(Tahun)

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 101/123

I Laporan Keuangan Tahun 2005

Kepatuhan

1 Tanah seluas 344.928 M2

senilai

Rp8.527,01 juta belum

disertifikatkan

1.04.14 Rp8.527.010.000,00 BPK menyarankan agar Biro Umum dan

Keuangan lebih proaktif dalam

mengupayakan sertifikasi tanah.

BPPT telah menindaklanjuti pensertifikatan

tanah yang akan dilakukan secara bertahap.

BPPT telah mengadakan pertemuan dengan

pihak ketiga.

√ Masih dipantau Proses s

tanah m

dalam p

BPPT telah menindaklanjuti pensertifikatan

tanah sebagai berikut:

1. Tanah yang telah diterbitkan sertifikatnya

sebanyak 5 lokasi dengan luas 134.446 m2

2. Tanah dan bangunan yang telah dibelioleh

penghuni sebanyak 3 lokasi dengan luas

1.720 M2

3. Luas tanah yang belum disertifikatkan

208.762 M2 dengan kondisi sbb:

a. Tanah yang terletak dilokasi Surabaya

dengan luas tanah 127.420 m2 tidak dapat

diser tifikatkan karena dipakai sebagai

Jembatan Suramadu.

b. Tanah yang terletak di Kab. Bangkalan

Madura dengan luas 59.645 m2 dipakai

sebagai Jembat an Suramadu dan akan

dialihkan ke Kementer ian PU, karena

pengelolaannya dibawah Instansi tersebut.

Dokumen penghapusan dalam proses DJKN.

Sesuai Surat Setama No.

151/SETAMA/BPPT/V/2010 Tgl. 18 Mei

2010.

c. Tanah yang terletak dilokasi Kab. Gunung

Kidul dengan luas 29.490 m2 tidak dapat

diser tifikatkan karena dipakai sebagai

Jalan/Sarana Umum;

d. Tanah yang saat ini sedang dalam proses

pembuatan setifikat dengan luas 2.583 m2

yang terletak di lokasi:

Jl. MH Thamrin No 8 Jakarta Pusat dengan

luas tanah 2.000 m2 dan Jl. Danau Linau

Kotamadya Tomohon dengan Luas tanah 583

m2.

Jumlah 2005 Rp8.527.010.000,00 1 temuan 1 rekomendasi Rp8.527.010.000,00

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

II Laporan Keuangan Tahun 2006

Kepatuhan

2 Terdapat tunggakan PNBPsebesarRp4.930.829.565,00 1.03.01 Rp4.930.829.565,00 BPK menyarankan Kepala BPPT untuk  menginstuksikan kepada Kepala Balai

Teksurla dan Kepala UPT Hujan Buatan

untuk melakukan penagihan secara intensif

1) BPPT telah membuat surat No256/Set ama/M/XII/2007 t anggal 28

Desember 2007 kepada UPT Hujan Buatan

untuk melakukan penagihan atas PNBP yang

√Masih dipantau Proses p

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 102/123

untuk melakukan penagihan secara intensif 

dan tindakan-tindakan hukum yang

dianggap perlu.

untuk melakukan penagihan atas PNBP yang

yang belum tertagih.

2) Sisa tunggakan PNBP UPT Hujan Buatan

yang belum t ert agih adalah sejumlah

Rp1.045.950.364,22 dari total tunggakan

hingga tahun 2006 sebesar

Rp2.364.629.565,00

3) Sisa tunggakan PNBP Teksurla yangsudah disetorkan ke Kas Negara adalah

sebesar Rp2.516.662.650,00

Dalam rangka penyelesaian piutang UPT

Hujan Buatan dengan total nilai

Rp3.804.355.043,00 telah diupayakan

penagihansecara intensif baik melalui teguran

secara tertulis maupun lisan yakni melalui

rapat/ pertemuan secara berkala dengan

mengikutsertakan Inspektorat. Penagihan dan

sekaligus penegasan terakhir untuk melunasi

kewajiban kepada PT DAS dan PT ASM

telah disampaikan pada tgl 8 Oktober 2010

(copy terlampir). Berkenaan dengan hal

tersebut, maka untuk penyelesaiannya akandilimpahkan ke DJKN Kementerian

Keuangan (Telah dikonsultasikan dengan

panitia Urusan Piutang Negara- DJKN)

Jumlah 2006 Rp4.930.829.565,00 1 temuan 1 rekomendasi

Rp4.930.829.565,00

III Laporan Keuangan Tahun 2007

Kepatuhan

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

3 Terdapat piutang PNBP yang belum

tertagih sebesar Rp5.418,74 juta

1.02.08 Rp5.418.738.918,00 BPK menyarankan kepada Kepala BPPT

agar menginstruksikan secara tertulis

kepada para pengelola PNBP agar segera

menarik piutang tahun 2007 kepada pihak 

ketiga dan segera menyetorkannya ke kasnegara dengan copy bukti setor dikirimkan

kepada BPK dan kepada atasan langsung

t k i k tk t h d

1) Piut ang UPT Hujan Buat an sebesar

Rp2.975.471.829,31 belum tertagih, namun

pihak ketiga sudah menyatakan kesanggupan

untuk membayar piutang tersebut.

Masih dipantau Belum

piutang

ditarik

pemanta

pelimpapenyele

piutang

k DJK

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 103/123

untuk meningkatkan pengawasan terhadap

pengelolaan Piutang

ke DJK

2) Piutang B2TE sebesar

Rp1.918.698.601,00 telah terbayar sebesar

Rp1.766.589.841,00 sehingga sisa tagihan

sebesar Rp152.108.760,003) B2TP dan BTMP telah menagih semua

piutang tahun 2007, 4) BPPT

enjiniring : Terdapat piutang kepada Satuan

Kerja Biro Perencanaan Progam Insentif 

kantor Menristek untuk DIPA 2007 dan

sudah tidak bisa dilakukan pembayaran atas

piutang tersebut (Rp163.000.000,00).

Dalam rangka penyelesaian piutang UPT

Hujan Buatan dengan Total nilai

Rp3.804.355.043,00 telah diupayakan

penagihansecara intensif baik melalui teguran

secara tertulis maupun lisan yakni melalui

rapat/pertemuan secara berkala dengan

mengikut sertakan Inspektorat. penagihan

dan sekaligus penegasan terakhir untuk 

melunasi kewajiban kepada PT DAS dan PT

ASM telah disampaikan pada tgl 8 Oktober

2010 (copy terlampir). Berkenaan dengan hal

tersebut, maka untuk penyelesaiannya akan

dilimpahkan ke DJKN Kementerian

Keuangan (telh dikonsultasikan dengan

panitia Urusan Piutang negara -DJKN)

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

Total Piutang B2TE adalah sebesar

Rp1.907.698.601,00 (Total nilai kontrak 

Rp1.918.698.601,00 dikurangi kontrak batal

sebesar Rp11.000.000,00) dan telah disetor

ke Kas Negara sebesar Rp1.958.035.690,00.Sehingga terdapat selisih lebih/positif sebesar

Rp50.337.089,00 yang disebabkan perbedaan

nilai kurs EURO pada saat transaksi (copy

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 104/123

nilai kurs EURO pada saat transaksi (copy

SSBP) terlampir. Piutang

BPPT kepada satker Biro Perencanaan

sebesar Rp163.000.000,00 sudah dilunasi

pada tahun 2009.

Jumlah 2007 Rp0,00 1 temuan 1 rekomendasi Rp0,00

IV Laporan Keuangan Tahun 2009

Kepatuhan

4 Penerimaan Negara Bukan Pajak 

(PNBP) pada Beberapa Satker

BPPT Terlambat Disetor ke Kas

Negara Sebesar

Rp30.581.395.275,00

1.04.10 30.581.395.275,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

menertibkan pengelolaan PNBP pada

Bendahara Penerimaan dan mengefektifkan

pengawasan dan pengendalian oleh Atasan

Langsung Bendahara Penerimaan.

Kepala BPPT menyatakan bahwa

keterlambatan penyetoran PNBP disebabkan:

a. Bendahara Penerimaan membutuhkan

waktu untuk klarifikasi nilai pembayaran

kepada pihak ketiga (pengguna jasa/perusahaan) atas transfer penerimaan

pembayaran yang masuk ke rekening

Bendahara Penerimaan.

√ Masih dipantau Bukti te

menertib

Pengelo

PNBP b

b. Masih kurangnya koordinasi dan

komunikasi antara tiga pihak yaitu Bendahara

Penerimaan pada Satuan Kerja, Bank, dan

Klien (pemakai jasa) dalam hal penerimaan

pembayaran dan atau penyetoran tagihan

sehingga mengakibatkan keterlambatan

penyetoran.

Untuk selanjutnya, akan melakukan

pembinaan administrasi keuangan kepada

Bendahara Penerimaan satker di lingkungan

BPPT.

5 Biaya KajianFinancial Potensi

Tepung Agro Indonesia

Mengandung Biaya Langsung

Personil Sebesar Rp13.500.000,00

Juta Tidak Didukung Bukti

Keberadaan Tenaga Ahli dan

Asisten Tenaga Ahli

1.01.04 13.500.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

menarik kelebihan pembayaran sebesar

Rp13.500.000,00 dan menyetorkannya ke

Kas Negara. Bukti setor supaya

disampaikan kepada BPK.

Kepala BPPT menyatakan akan menarik 

kelebihan pembayaran atas honor pembantu

penelit i sebesar Rp13.500.000,00 dari

rekanan dan menyetorkannya ke Kas Negara.

√ Selesai pada

Sem I Tahun

2010

Sudah s

saran

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 105/123

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

10 Belanja Perjalanan Dinas Tidak 

Didukung Bukti

Pertanggungjawaban yang

Sebenarnya

1.01.04 2.528.700,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

menarik selisih lebih biaya perjalanan dinas

sebesar Rp2.528.700,00 serta menyetorkan

ke Kas Negara. Bukti setor supaya

disampaikan kepada BPK.

KepalaBPPT menyatakan bahwa akan segera

menarik selisih lebih biaya perjalanan dinas

dar i pegawai BH, HK, dan TH sebesar

Rp2.528.700,00 dan menyetorkan ke Kas

Negara.

√ Selesai pada

sem I 2010

Sudah s

saran

Selisih lebih baiya perjalanan dinas sebesar

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 106/123

y p j

Rp2.528.700 telah ditarik dan telah

disetorkan ke Kas Negara pada tanggal 24

Mei 2010 (copy SSBP terlampir)

11 Beberapa Item Pekerjaan Perawatan

Bangunan Laboratorium Satker

TIEM Tidak Dikerjakan

1.01.03 2.180.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

meningkatkan pengawasan dalam

pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan

PPK lebih cermat dalam menjalankan

tugasnya.

Kepala BPPT menyatakan bahwa: a.

BPPT telah menerima pembayaran denda

kekurangan penyelesaian pekerjaan dari

rekanan senilai Rp2.180.000,00 dan telah

menyetorkan ke Kas Negara sesuai dengan

SSBP tanggal 21 April 2010.

√ Masih dipantau Bukti ag

meningk

pengaw

PPK leb

dalam

menjala

tugasny

ada

b. Atasan langsung akan meningkatkan

pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan.

Terhadap kekurangan penyelesaian pekerjaan

dengan nilai Rp2.180.000,00 telah diterima

kembali dari rekanan dan telah disetorkan ke

Kas Negara pada tgl 21 April 2010 (copySSBP terlampir)

12 Pekerjaan Pembuatan Prototipe

Kapal Kurang Dikerjakan Senilai

Rp1.125.000,00

1.01.03 1.125.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT

agar: a. Pejabat Pembuat Komitmen lebih

tegas dalam melaksanakan kontrak.

Kepala BPPT menyatakanbahwa BPPT telah

menerima pembayaran denda kekurangan

penyelesaian pekerjaan dari kontraktor senilai

Rp1.125.000,00 dan telah menyetorkan ke

Kas Negara sesuai dengan SSBP Nomor:

002/UPT BPPH/BPPT/613682/IV/2010

tanggal 21 April 2010.

√ Masih dipantau Bukti P

tegas da

Penerim

lebih ce

belum a

13 b. Panitia Penerima Barang lebih cermat

dalam melaksanakan tugasnya.

Terhadap kekurangan penyelesaian pekerjaan

dengan nilai Rp1.125.000,00 telah diterima

kembali dari rekanan dan telah disetorkan ke

Kas Negara pada tgl 21 April 2010 (copy

SSBP terlampir)

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

14 Tanah BPPT Seluas 196.065 M2

dengan Nilai Rp98.873.675.000,00

Belum Bersertifikat dan Fisiknya

Sudah Digunakan sebagai Jembatan

dan Jalan oleh Kementer ian PUserta Pemerintah Daerah

1.04.14 98.873.675.000,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

secara bertahap melakukan sertifikasi tanah

yang dikuasai BPPT serta melakukan

koordinasi dengan Kementerian PU dan

Pemerintah Daerah untuk memperolehkepastian hukum atas tanah milik BPPT

yang digunakan oleh Kementerian PU dan

Pemerintah Daerah.

Kepala BPPT menyatakan bahwa: 1.

Tanah di Surabaya dengan luas 187.065 m2

dan berada pada empat lokasi merupakan

aset tanah BPPT yang nilai perolehannya

telah direvaluasi oleh KPKNL/DJKN dengannilai wajar Rp94.697.675.000,00 dan telah

dicatat pada SIMAK BMN satker BPPH,

namun pembuatan sertifikat tanah atas aset

√ Masih dipantau Masih P

Pengaju

Anggara

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 107/123

t ersebut masih dalam proses pengajuan

anggaran. Informasi aset tanah ini telah

dituangkan dalam CaLK Laporan Keuangan

BPPT Tahun 2009 Audited.

2. Tanah di Pulau Natuna dengan luas9.000 m2 merupakan aset tanah BPPT yang

nilai perolehannya telah direvaluasi oleh

KPKNL/DJKN dengan nilai wajar

Rp4.176.000.000,00 dan telah dicatat pada

SIMAK BMN satker BPPT, namun

pembuatan sertifikat tanah atas aset tersebut

masih dalam proses pengajuan anggaran.

Informasi aset tanah ini telah dituangkan

dalam CaLK Laporan Keuangan BPPT

Tahun 2009 Audited.

a. Tanah yang terletak di Surabaya dengan

luas 187.065 M2 dipakai sebagai Jembatan

Suramadu dan akan dialihkan ke Kementerian

PU, karena pengelolaannya dibawah Instansi

tersebut. Dokumen Penghapusan dalam

proses DJKN: Sesuai Surat Set ama No

151/SETAMA/BPPT/V/2010 tgl 18 Mei

2010

b. tanah di Kel. Ranai-Kabupaten Natuna

dengan luas 9.000 m2 merupakan aset tanah

BPPT yang dinilai perolehannya telah

direvaluasi oleh KPKNL/DJKN dengan nilai

wajar Rp4.176.000.000,00 t idak dapatdisert ifikatkan, karena sudah berupa

 jalan/sarana umum

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

15 BPPT Belum Memberitahukan

Biaya-Biaya yang Dapat

Dikapitalisasi untuk 

Renovasi/Perbaikan Gedung dan

Bangunan yang Dipinjam DariKementerian Riset dan Teknologi

Sebesar Rp1.528.957.200,00

1.04.06 1.528.957.200,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

segera menyampaikan data aset renovasi

kepada KRT sesuai ketentuan yang berlaku.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala

BPPT menyatakan bahwa:

a. Satker di lingkungan BPPT khususnya

yang berlokasi di Serpong telah

meningkat kan kemanfaat an maupunpemeliharaan gedung dan bangunan yang

dipinjam dari KRT yang berada di bawah

KRT dengan cara renovasi gedung. Hal ini

dil k k t k b ik i k t

√ Selesai pada

pemeriksaan LK

2010 ( mei

2011)

BAST r

gedung

BPPT k

No.:B-0

Setama/L03.00/

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 108/123

dilakukan untuk memberikan peningkatan

pelayanan serta kenyamanan dalam bekerja

para pegawai satker yang bersangkutan.

b. Terkait dengan aset renovasi tersebut,

BPPT akan segera melakukan koordinasi

dengan pihak KRT untuk menyelesaikan

penyerahan/pengalihan pencatatan nilai aset

sehingga nilai aset renovasi tersebut dapat

dikapitalisasikan ke nilai aset Gedung dan

Bangunan milik KRT.

c. BPPT akan segera mengakomodir sistem

monitoring antar unit kerja pemilik dan unit

kerja pengguna aset.

d. Telah dilakukan penyerahan aset ke KRT

sesuai dengan BAST renovasi gedung dariBPPT ke KRT No.:B-08/BPPT/  

Setama/BAST/PL03.00/11/2010 tgl 1

Desember 2010

16 Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

Terhadap Kendaraan Roda Empat,

Roda Dua serta Peralatan dan Mesin

yang Hilang Sebesar

Rp161.642.028,00 Prosesnya

Berlarut-larut

1.01.13 161.642.028,00 BPK merekomendasikan Kepala BPPT agar

segera memproses TGR atas aset-aset yang

hilang yang belum tuntas penyelesaiannya.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala

BPPT menyatakan bahwa:

a. Hilangnya kendaraan roda empat Toyota

Kijang (data no. 11), telah ditindaklanjuti

dengan memanggil penanggung jawab BMN.

Saat ini masih dalam proses penentuan nilai

penggantiannya.

√ Masih Dipantau Masih d

proses

penyele

TGR

b. Hilangnya satu unit kamera handycam

merk Sony pada Satker PSTKP Bali (data

no. 12) telah ditindaklanjuti dengan

menyelesaikan penggantian sebesar

Rp12.475.000,00 dan menyetorkan ke Kas

Negara.

c. Hilangnya laptop pada Satker Deput i

Bidang TIEM (data no. 13) telah

ditindaklanjuti dengan memanggil

penanggung jawab BMN dan yang

bersangkutan akan menyelesaikan secara

damai.

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

d. Hilangnya aset (data no.1 s.d. 10), Tim TP-

TGR akan menindaklanjuti dengan

melakukan koordinasi bersama Inspektorat

dan Biro Umum dan Humas untuk  

menyelesaikan TGR.

Terhadap Kendaraan roda empat dan roda

dua serta Perlatan dan Mesin yang hilang

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 109/123

dua serta Perlatan dan Mesin yang hilang

dengan total nilai perolehan sebesar

Rp161.642.028,00 telah ditindaklanjuti sesuai

rekomendasi BPK dengan penyelesaian sbb:

1. Aset yang telah selesai diproses melalui

peyelesaian TGR dan telah ditetapkan nilai

penggant iannya sebanyak 3 Jenis Aset

dengan total nilai Rp63.025.000,00 yang

terdiri dari:

Toyota Kijang Tahun 1996 No. PolB 1908

KQ dengan nilai perolehan Rp33.200.000,00

telah ditetapkan nilai penggantiannya sebesar

Rp23.340.000,00 dengan cara diangsur dan

ybs telah membayar sebesar Rp8.240.000,00

dan telah disetor ke Kas Negara (dokumen

terlampir)

Kamera Handycam Merk Sony dengan nilai

perolehan Rp12.475.000,00 telah ditetapkan

nilai penggantiannya sebesar

Rp12.475.000,00 dan telah disetorkan ke kas

negara (dokumen terlampir)

Laptop Merk ASUS type A8E18 DBA

dengan nilai perolehan Rp17.350.000 telah

ditetapkan nilai penggantiannya dengan cara

mengganti dengan jenis dan spesifikasi

barang yang sama. Ybs telah menyerahkan

Laptop dengan nilai Rp17.350.000 (BA

Serah Terima dan Dokumen pendukung

terlaampir)

2 . Aset yang sedang dalam proses TGR

sebanyak 6 unit dengan total nilai perolehan

Rp70.922.000,00 yang terdiri atas : Satker

B2TKS sebanyak 6 unit dengan total nilai

Rp66.772.000,00 dan Satker B2TE sebanyak 

1 unit dengan nilai Rp4.150.000,00

3. Aset yang hilang pada satker Balai

MEPPO sebanyak 3 Unit dengan total nilai

Rp28.721.028,00 masih dalam proses

penghapusan

Belum Sesuai/ Belum

Selesai Ditindaklanjuti

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AlaSesuai

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang DiperiksaNo. Temuan PemeriksaanKode

Temuan

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

KesimpulanNilai Temuan

Temuan

Berulang

(Tahun)

Jumlah 2009 131.199.968.777,99 11 temuan 13 rekomendasi 23.628.700,00 131.176.340.077,99 

Total 144.657.808.342,99 14 temuan 16 rekomendasi 23.628.700,00 144.634.179.642,99 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 110/123

Lampiran: 2

Tanggal Jumlah Total Tanggal Jumlah

1 1/8/2010 15.400.000, 00 

1/28/2010 19 15.400.000 

2 1/8/2010 1.254.600,00  1/28/2010 19 1.254.600 3 1/12/ 2010 9.240.000,00  1/28/2010 15 9.240.000 4 1/13/2010 16.800.000,00  1/28/2010 14 16.800.000 

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker Sestama

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Jumlah Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 111/123

5 1/15/2010 400.500,00  1/28/2010 12 400.500 6 1/18/ 2010 1.666.667,00  1/28/2010 9 1.666.667 7 1/20/2010 25.410.000,00  1/28/2010 7 25.410.000 8 1/20/2010 50.820.000,00  1/28/2010 7 50.820.000 9 1/22/2010 16.170.000,00  1/28/2010 5 16.170.000 

10 1/22/2010 28.560.000,00  1/28/2010 5 28.560.000 11 1/22/ 2010 2.856.000,00  1/28/2010 5 2.856.000 12 1/25/2010 97.001,00  168.674.768,00  1/28/2010 168.674.768,00 2 97.001 13 2/1/2010 1.666.667,00  2/11/2010 9 1.666.667 14 2/1/2010 46.560.000,00  2/11/2010 9 46.560.000 15 2/2/2010 79.200.000,00  2/11/2010 8 79.200.000 16 2/4/2010 12.510.000,00  2/11/2010 6 12.510.000 17 2/4/2010 742.000,00  140.678.667,00  2/11/2010 140.678.667,00 6 742.000 18 7/6/2010 26.565.000,00  7/19/2010 12 26.565.000 19 7/7/2010 25.020.000,00  7/19/2010 11 25.020.000 20 7/7/2010 81.000.000,00  7/19/2010 11 81.000.000 21 7/9/2010 302.400,00  132.887.400,00  7/19/2010 132.887.400,00 9 302.400 22 7/15/ 2010 8.778.000,00  7/20/2010 4 8.778.000 23 7/15/2010 26.180.000,00  167.845.400,00  7/20/2010 34.958.000,00  4 26.180.000 24 10/28/2010 59.841.820,00  11/9/2010 10 59.841.820 25 10/28/2010 13.298.180,00  73.140.000,00  11/9/2010 73.140.000,00  10 13.298.180 26 12/3/2010 75.055.000,00  12/14/2010 75.055.000,00  10 75.055.000 

Total 625.393.835 

Lampiran:3

Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah

1 7/1/2010 686.762.440,00  7/28/2010 686.762.440,00 26 686.762.440 Total 686.762.440 

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker UPT Hujan Buatan

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Jumlah Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 112/123

Lampiran: 4

Tanggal Jumlah Total Tanggal Jumlah

12/31/2009 367.025.325,00  1/20/2010 323.693.355,00 19  367.025.325 

1 4/30/ 2010 53.350.000, 00  5/21/2010 20  53.350.000 

2 5/7/2010 74.000.000,00  5/21/2010 13  74.000.000 

3 5/20/ 2010 12.476.740, 00  830.545.420,00  5/21/2010 161.000.000,00 ‐ ‐ 

4 8/16/ 2010 53.350.000, 00  8/27/2010 10  53.350.000 

5 8/18/ 2010 74.000.000, 00  8/27/2010 8  74.000.000 

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker Balai Jaringan Iptek

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Jumlah Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 113/123

6 8/18/ 2010 90.800.000, 00  218.150.000,00  8/27/2010 218.000.000,00 8  90.800.000 

7 9/6/2010 74.000.000,00  9/20/2010 13  74.000.000 

8 9/6/2010 6.862.207,00  9/20/2010 13  6.862.207 

9 9/8/2010 3.110.000,00  9/20/2010 11  3.110.000 

10 9/8/2010 6.862.207,00  9/20/2010 11  6.862.207 

11 9/8/2010 5.960.000,00  9/20/2010 11  5.960.000 

12 9/8/2010 5.960.000,00  102.754.414,00  9/20/2010 103.000.000,00 11  5.960.000 

13 9/24/ 2010 60.766.000, 00  10/20/2010 25  60.766.000 

14 9/25/2010 144.054,00  10/20/2010 24  144.054 

15 9/30/ 2010 53.350.000, 00  10/20/2010 19  53.350.000 

16 10/ 7/ 2010 53.350.000, 00  10/20/2010 12  53.350.000 

17 10/ 11/2010 5.960.000,00  173.570.054,00  10/20/2010 173.000.000,00 8  5.960.000 

18 10/20/2010 10.854.545,00  11/15/2010 24  10.854.545 

19 10/22/2010 45.833.334,00  11/15/2010 22  45.833.334 

20 10/22/2010 74.000.000,00  11/15/2010 22  74.000.000 

21 10/22/2010 258.070,00  11/15/2010 22  258.070 

22 10/ 27/2010 6.862.207,00  11/15/2010 17  6.862.207 

23 10/ 27/2010 6.862.207,00 

11/15/2010 17 

6.862.207 

24 11/3/2010 5.960.000,00  11/15/2010 11  5.960.000 

25 11/ 3/ 2010 90.000.000, 00  11/15/2010 11  90.000.000 

26 11/ 9/ 2010 53.350.000, 00  293.980.363,00  11/15/2010 290.000.000,00 5  53.350.000 

27 11/22/2010 74.000.000,00  12/15/2010 22  74.000.000 

28 11/25/2010 316.049 ,00  12/15/2010 19  316.049 

29 11/26/2010 15.191.500,00  12/15/2010 18  15.191.500 

30 11/26/2010 15.191.500,00  12/15/2010 18  15.191.500 

31 11/26/2010 53.350.000,00  12/15/2010 18  53.350.000 

32 12/ 2/ 2010 22.916.667, 00  12/15/2010 12  22.916.667 

33 12/ 2/ 2010 22.916.667, 00 

12/15/2010 12 

22.916.667 

34 12/ 2/ 2010 45.833.334, 00  12/15/2010 12  45.833.334 

35 12/6/2010 5.960.000,00  12/15/2010 8  5.960.000 

36 12/10/2010 10.854.545,00  12/15/2010 4  10.854.545 

37 12/ 10/2010 6.862.207,00  12/15/2010 4  6.862.207 

38 12/ 10/2010 6.862.207,00  12/15/2010 4  6.862.207 

39 12/ 13/2010 6.862.207,00  12/15/2010 1  6.862.207 

40 12/ 13/2010 5.960.000,00  12/15/2010 1  5.960.000 

41 12/14/2010 74.000.000,00  367.076.883,00  12/15/2010 284.000.000,00 ‐ ‐ 

Total 1.575.907.039 

Lampiran: 5

Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah

1 5/21/2010 9.679.840,00  6/4/2010 9.679 .84 0,00  12 9.679.840 2 9/3/2010 96.000.000,00  9/28/2010 96.000.000,00  24 96.000.000 3 11/10/2010 347.665.536,00  11/25/2010 347.665.536,00  14 347.665.536 

Total 453.345.376 

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker BTSK

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Jumlah Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 114/123

Lampiran:6

Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah

1 s.d. 31/12/2009 815.928.345  2/10/2010 771.949.892  >39 771.949.892 

2 01/01/2010 s.d. 31/01/2010 333.055.000  2/17/2010 322.595.500  16‐30 322.595.500 

2 16/02/2010 s.d. 28/02/2010 636.448.900  3/3/2010 636.448.900  6‐16 636.448.900 

3 01/03/2010 s.d. 15/03/2010  136.357.500  3/23/2010 136.357.500  7‐21 136.357.500 

3 16/03/2010 s.d. 31/03/2010 127.789.500  4/14/2010 127.789.500  13‐27 127.789.500 

4 01/04/2010 s.d. 15/04/2010 178.727.500  4/30/2010 178.727.500  14‐28 178.727.500 

4 15/04/2010 s d 30/04/2010 312 763 300 5/10/2010 312 763 300 9 24 312 763 300

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker B2TKS

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Jumlah Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 115/123

4 15/04/2010 s.d. 30/04/2010 312.763.300  5/10/2010 312.763.300  9‐24 312.763.300 

5 01/05/2010 s.d. 17/05/2010 203.327.500  5/27/2010 203.327.500  9‐25 203.327.500 

5 18/05/2010 s.d. 31/05/2010 203.240.000  6/17/2010 203.240.000  16‐28 203.240.000 

6 01/06/2010 s.d. 17/06/2010 343.815.000  6/22/2010 343.815.000  4‐20 343.815.000 

6 18/06/2010 s.d. 30/06/2010 236.531.000  7/19/2010 236.531.000  18‐30 236.531.000 

7 01/07/2010 s.d. 21/07/2010 188.776.050  7/28/2010 188.776.050  6‐26 188.776.050 

7 21/07/2010 s.d. 31/07/2010 201.156.500  8/19/2010 201.156.500  18‐27 201.156.500 

8 15/08/2010 s.d.

 31/08/2010 462.361.000

 9/20/2010 462.361.000

 19

‐34 462.361.000

 

8 01/09/2010 s.d. 20/09/2010 220.535.000  9/28/2010 220.535.000  7‐26 220.535.000 

9 20/09/2010 s.d. 30/09/2010 266.780.000  10/8/2010 266.780.000  7‐17 266.780.000 

9 01/10/2010 s.d. 10/10/2010 374.964.134  10/18/2010 374.964.134  7‐16 374.964.134 

10 19/10/2010 s.d. 31/10/2010 281.844.750  11/8/2010 281.844.750  7‐18 281.844.750 

10 01/11/2010 s.d. 16/11/2010 160.935.000  11/22/2010 160.935.000  5‐20 160.935.000 

11 17/11/2010 s.d. 30/11/2010 330.871.300  12/10/2010 330.871.300  9‐22 330.871.300 

11 01/12/2010 s.d. 16/12/2010 544.671.250  12/23/2010 544.671.250  6‐21 544.671.250 

Total 6.506.440.576 

Lampiran: 7

Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah

1 12/31/2009 325.972.460,00  1/14/2010 325.972.460,00 13  13 325.972.460 2 1/19/ 2010 12.000.000, 00  2/1/2010 12.000.000,00  11  11 12.000.000 2 1/20/2010 14.000.000,00  2/1/2010 14.000.000,00  10  10 14.000.000 3 1/20/ 2010 12.000.000, 00  2/1/2010 12.000.000,00  10  10 12.000.000 3 1/21/2010 41.700.000,00  2/1/2010 41.700.000,00  9  9 41.700.000 4 1/27/ 2010 68.845.000, 00  2/5/2010 68.845.000,00  7  7 68.845.000 4 3/25/2010 244 951 000 00 4/6/2010 244 951 000 00 10 10 244 951 000

Penerimaan dan Penyetoran PNBP pada Satker B2TE

No.Penerimaan Penyetoran   Keterlambatan 

(hari)  Keterlambatan (hari)  Jumlah 

Terlambat Setor 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 116/123

4 3/25/2010 244.951.000,00  4/6/2010 244.951.000,00 10  10 244.951.000 5 4/8/2010 12.000.000,00  4/19/2010 12.000.000,00  10  10 12.000.000 5 4/13/2010 18.181.818,00  4/27/2010 18.181.818,00  13  13 18.181.818 6 4/13/2010 8.181.818,00  4/27/2010 8.181.818,00  13  13 8.181.818 6 5/5/2010 10.000.000,00  5/14/2010 10.000.000,00  8  8 10.000.000 7 5/11/ 2010 28.181.818, 00  5/19/2010 28.181.818,00  7  7 28.181.818 7 5/17/2010 10.690.909,00  5/27/2010 10.690.909,00  9  9 10.690.909 8 6/7/2010 184.941.510,00  6/17/2010 184.941.510,00 9  9 184.941.510 8 6/9/2010 18.181.818,00  6/18/2010 18.181.818,00  8  8 18.181.818 9 6/18/ 2010 12.000.000, 00  7/3/2010 12.000.000,00  14  14 12.000.000 9 6/21/2010 6.181.818,00  7/3/2010 6.181.818,00  11  11 6.181.818 

10 6/21/ 2010 10.690.909, 00  7/3/2010 10.690.909,00  11  11 10.690.909 10 6/21/2010 10.000.000,00  7/3/2010 10.000.000,00  11  11 10.000.000 11 7/12/2010 365.488.450,00  7/20/2010 365.488.450,00 7  7 365.488.450 11 7/19/2010 18.181.818,00  7/27/2010 18.181.818,00  7  7 18.181.818 12 8/3/2010 12.000.000,00  8/11/2010 12.000.000,00  7  7 12.000.000 12 8/9/2010 12.000.000,00  8/19/2010 12.000.000,00  9  9 12.000.000 13 8/9/2010 18.181.818,00  8/19/2010 18.181.818,00  9  9 18.181.818 13 8/18/2010 9.800.000,00  8/26/2010 9.800.000,00  7  7 9.800.000 14 8/18/2010 4.181.818,00  8/26/2010 4.181.818,00  7  7 4.181.818 14 8/18/2010 9.800.000,00  8/26/2010 9.800.000,00  7  7 9.800.000 15 9/1/2010 18.181.818,00  9/21/2010 18.181.818,00  19  19 18.181.818 15 9/6/2010 1.777.273,00  9/21/2010 1.777.273,00  14  14 1.777.273 16 9/22/ 2010 12.000.000, 00  10/4/2010 12.000.000,00  11  11 12.000.000 16 10/19/2010 12.000.000,00  11/2/2010 12.000.000,00  12  12 12.000.000 17 11/ 1/ 2010 75.190.942, 00  11/10/2010 75.190.942,00  8  8 75.190.942 17 11/2/2010 4.950.000,00  11/10/2010 4.950.000,00  7  7 4.950.000 18 11/ 2/ 2010 18.181.818, 00  11/10/2010 18.181.818,00  7  7 18.181.818 18 11/2/2010 4.250.000,00  11/10/2010 4.250.000,00  7  7 4.250.000 19 11/19/2010 18.181.818,00  11/30/2010 18.181.818,00  10  10 18.181.818 

Total 1.663.048.451 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 117/123

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 118/123

Lampiran: 9

No Uraian Pekerjaan Selisih Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 5 6 7

MAIN HALL

1 Pekerjaan Pintu dan jendela

Daun Pintu P1 9 unit 11 unit 2 3.135.232,35 6.270.464,70 

GEDUNG BERSAMA SISI KIRI

2 FIRE HYDRANT GD.BERSAMA

Kontrak Cek Fisik

3 4

Rincian Kekurangan Pekerjaan Konstruksi Fisik Gedung Bersama Klaster I

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 119/123

Gate Valve dia. 4"S&Y 2 buah 1 buah (1) 8.002.271,69 (8.002.271,69) 

Gate Valve dia. 2 1/2" 2 buah 3 buah 1 6.650.790,85 6.650.790,85 

Check Valve dia. 4" 1 buah 0 buah (1) 8.560.423,87 (8.560.423,87) 

Flexible joint dia. 4" 2 buah 0 buah (2) 823.117,68 (1.646.235,36) 

Strainer dia. 6" 1 buah 2 buah 1 9.739.147,99 9.739.147,99 

Foot Valve dia. 2 1/2" 3 buah 2 buah (1) 2.108.014,18 (2.108.014,18) 

Pressure switch+gete Valve 1 buah 3 buah 2 440.955,90 881.911,80 

GEDUNG BERSAMA SISI KANAN

3 Pekerjaan Sanitair

Meja Beton Wasfafel t = 20 cm,fin kramik 1 unit 0 unit (1) 5.939.747,51 (5.939.747,51) 

Kichen Zinc Royal 2 buah 0 buah (2) 881.169,86 (1.762.339,72) 

Kran Angsa TOTO 2 buah 0 buah (2) 486.988,93 (973.977,86) 

Kloset Duduk TOTO SW 826 P komplit 5 unit 4 unit (1) 5.438.234,44 (5.438.234,44) 

Wastafel TOTO - LW 523 J + kran air 7 unit 6 unit (1) 4.046.106,50 (4.046.106,50) 

Handspray TOTO TX 403 SBN5 9 buah 6 buah (3) 323.822,05 (971.466,15) 

Floor Drain TOTO TX 1 BV 15 buah 12 buah (3) 306.147,05 (918.441,15) 

Claen Out TOTO 2" 4 buah 3 buah (1) 117.147,05 (117.147,05) 

Cermin Uk 60 cmx140 cmt =5mm 1 unit 0 unit (1) 495.600,00 (495.600,00) 

4 MEKANIKAL ELEKTRIKAL

TL 1X36W GMS + Battery 3 buah 4 buah 1 1.287.594,00 1.287.594,00 

Down Light PLC 13 W 17 buah 18 buah 1 182.635,20 182.635,20 

Lampu baret TLC 22W persegi 1 buah 0 buah (1) 289.872,00 (289.872,00) TL 2x36W GMS + Batrey 2 buah 3 buah 1 1.287.594,00 1.287.594,00 

Lampu EXIT 9W + Batry 2 buah 3 buah 1 721.710,00 721.710,00 

5 PEKERJAAN FIRE ALARM

ROR Detector Lt.1 19 buah 20 buah 1 196.119,00 196.119,00 

Instalasi fire Alrm 29 buah 30 buah 1 224.100,00 224.100,00 

R.O.R Smoke Detector Lt.2 26 buah 30 buah 4 196.119,00 784.476,00 

Semoke Detector 4 buah 2 buah (2) 414.620,00 (829.240,00) 

Fixed Temp.Head Detector 3 buah 2 buah (1) 222.750,00 (222.750,00) 

Instalasi fire Alrm 36 ttk 40 ttk 4 286.848,00 1.147.392,00 

R.O.R Detector Lt.3 33 ttk 35 ttk 2 196.119,00 392.238,00 

Instalasi fire Alrm 41 ttk 43 ttk 2 286.848,00 573.696,00 

6 INTALASI TATA SUARA

1 2 5 6 73 4

Instalasi speaker 16 ttk 18 ttk 2 174.830,00 349.660,00 

7 PEKERJAAN CCTV Lt.1

Camera dome 3 buah 2 buah (1) 3.685.000,00 (3.685.000,00) 

Instalasi CCTV 3 buah 2 buah (1) 1.942.500,00 (1.942.500,00) 

8 INSTALASI RUANG PUMPA

Gate Valve dia 2" 5 buah 4 buah (1) 2.220.000,00 (2.220.000,00) 

Strainer dia 2" 2 buah 3 buah 1 1.380.000,00 1.380.000,00 

9 INSTALASI BOOSTER PUMP

G V l di 1" 4 b h 5 b h 1 151 540 00 151 540 00

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 120/123

Gate Valve dia1" 4 buah 5 buah 1 151.540,00 151.540,00 

Gate Valve dia 2" 8 buah 6 buah (2) 400.820,00 (801.640,00) 

Strainer dia1,5" 2 buah 1 buah (1) 296.370,00 (296.370,00) 

10 INSTALASI HYDRAN RUANG PUMPA

Gate Valve dia. 4"OS & Y 2 buah 1 buah (1) 8.001.700,00 (8.001.700,00) 

Gate Valve dia. 4" OS & Y 2 buah 3 buah 1 6.650.280,00 6.650.280,00 

Chek Valve dia. 4" 1 buah 0 buah (1) 8.560.423,87 (8.560.423,87) 

Flexible joint dia. 4" 2 buah 0 buah (2) 823.117,65 (1.646.235,30) 

Strainer dia. 6" 1 buah 2 buah 1 9.739.147,99 9.739.147,99 

Foot Valve dia. 2 1/2" 3 buah 2 buah (1) 2.108.014,18 (2.108.014,18) 

Pressure switch+gete Valve 1 buah 3 buah 2 440.955,90 881.911,80 

11 INSTALASI PIPA HYDRAN

Hydran Pilar 4 buah 2 buah (2) 2.264.960,00 (4.529.920,00) 

Perijinan 2 ls 1 ls (1) 34.296.570,00 (34.296.570,00) 

12 SOFT MATERIAL

Palem Kipas Cina 12 ph 4 ph (8) 3.500.000,00 (28.000.000,00) 

Bisbul (T=2m; dia=0.03m) 30 ph 0 ph (30) 575.000,00 (17.250.000,00) 

Total (105.876.551,50) 

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 121/123

Biaya

Tiket Transport Uang Penginapan Total(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Harian (Rp) (Rp) (Rp)

A

1 Lion Air JT20 9902149318022 1  Des 2 01 0 I r. WP, MT Jakarta Bali 30‐Nov‐10 IDR 1.973.000  10.000  1.983.000  2.298.000  1.600.000  2.400.000  6.298.000 

2 Lion Air JT20 9902146116194 15‐Nov‐10 Ir. WH, MT Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600  10.000  1.589.600  1.894.600  2.000.000  3.200.000  7.094.600 

C urr ency Far e

Biaya Perjalanan Dinas Yang dilaksanakan Tidak Sesuai Bukti (hasil konfirmasi Salah/Not Found)

No.Nama 

MaskapaiNo. Flight

Hasil Konfirmasi Salah

Lampiran: 11

No. Tiket Tgl Berangkat Nama Tujuan TaxTotal Biaya Perjalanan DinasTgl Issued 

Tiket

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 122/123

3 Lion Air JT20 9902146116195 15‐Nov‐10 Drs. RHI, M.Si Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600  10.000  1.589.600  1.894.600  2.000.000  3.200.000  7.094.600 

4 Lion Air JT21 9902146108139 8‐Nov‐10 Ir. TH, M.Sc Jakarta Bali 06‐Nov‐10 IDR 1.942.600  10.000  1.952.600  2.257.600  2.000.000  3.200.000  7.457.600 

5 Lion Air JT30 9902146122264 22‐Nov‐10 Dr. Ir. AH, M.Si Jakarta Bali 20‐Nov‐10 IDR 1.579.600  10.000  1.589.600  1.894.600  2.000.000  3.200.000  7.094.600 

6 Lion Air JT30 9902146122265 22‐Nov‐10 Ir. TH, M.Sc Jakarta Bali 20‐Nov‐10 IDR 1.579.600  10.000  1.589.600  1.894.600  2.000.000  3.200.000  7.094.600 

7 Lion Air JT657 9902144100201 4‐Oct‐10 Ir. LS, MT Jakarta M ata ra m 02‐Oct‐10 IDR 2.976.000  10.000  2.986.000  3.225.000  1.750.000  1.200.000  6.175.000 

8 Lion Air JT653 9902144100202 4‐Oct‐10 Ir. ABK, MSc Jakarta M ata ra m 02‐Oct‐10 IDR 2.976.000  10.000  2.986.000  2.990.000  1.750.000  1.200.000  5.940.000 

Jumlah A 16.266.000  54.249.000B Has il Konfirmasi Not Found

9 Lion Air JT20 990214611692 15‐Nov‐10 Dr. Ir. RN, M.Eng Jakarta Bali 13‐Nov‐10 IDR 1.579.600  10.000  1.589.600  1.894.600  2.000.000  3.200.000  7.094.600 

10 Lion Air JT20 990214610138 8‐Nov‐10 Dr. Ir. AH, M.Si Jakarta Bali 06‐Nov‐10 IDR 1.942.600  10.000  1.952.600  2.257.600  2.000.000  3.200.000  7.457.600 

11 Lion Air JT20 990214931819 1  Des 2 01 0 D r. TH Jakarta Bali 30‐Nov‐10 IDR 1.973.000  10.000  1.983.000  2.298.000  1.600.000  2.400.000  6.298.000 

12 Lion Air JT20 992149241264 30‐Nov‐10 JA, S.Si, M.Si Jakarta Bali 29‐Nov‐10 IDR 1.420.000  10.000  1.430.000  1.745.000  2.000.000  3.000.000  6.745.000 

Jumlah B 6.955.200  27.595.200

Jumlah A + B 23.221.200  81.844.200

7/12/2019 056_LK_BPPT_2010

http://slidepdf.com/reader/full/056lkbppt2010 123/123


Top Related