BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Teori Umum
Pada bab ini, penulis akan menuliskan teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian ini, teori-teori ini terdiri dari teori umum maupun teori khusus.
Teori-teori tersebut mengenai strategi, komunikasi, public relations, brand, dan
citra maupun brand image.
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Santoso dalam Purnomo dan Zulkieflimansyah (2005: 8),
strategi sebagai sebuah kosakata pada mulanya disebut sebagai strategos. Kata
“strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan ‘sg’ yang
artinya memimpin.
Menurut Gareth R. Jones (2007: 32) memaparkan pengertian strategi,
yakni “ strategy is the specific pattern of decisions and action that manager
take to use lose competences to achieve a competitive advantage and out
perform competitors.“ Strategi merupakan tindakan untuk membuat suatu pola
yang dbuat oleh manager dengan tujuan untuk mengalahkan pesaing.
Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran
perusahaan , dan penerapan serangkaian tindakan , serta alokasi sumber daya
yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. (Amstrong, 2003: 37)
Jadi strategi merupakan penetapan, tindakan yang di dasari dengan
rencana jangka panjang dalam membuat suatu pola suatu perusahaan dengan
11
12
mengatur, menerapkan serangkaian aksi dalam mengembangkan maupun
mengalahkan saingan dari perusahaan.
2.1.2 Pengertian Komunikasi
Menurut Houland dalam Effendy (2001: 4) proses komunikasi adalah
“the process by which individual (the communicator) stimuli (ussualy verbal
symbol) to modify the behaviour of other individual (communicates)“ yang
artinya proses individu menyampaikan stimulus (biasanya berupa simnol
verbal) untuk merubah perilaku individu lainnya yaitu komunikan.
Komunikasi mengandung makna bersama-sama. Istilah komunikasi atau
communication yang berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang
artinya pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis yang
bermakna umum atau bersama-sama.
Menurut beberapa pakar yang lain komunikasi adalah:
1. Menurut William Albig dalam Suprapto (2009: 6) “komunikasi merupakan
proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/ lambang yang mana mau atau
tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat
pada bentuk perilaku manusiadan adat istiadat.”
2. Theodorson dalam Suparpto (2009: 6) “komunikasi adalah penyebaran
informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain
terutama simbol-simbol.”
3. Lasweel dalam Suprapto (2009: 5) “komunikasi adalah proses yang
menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa
dengan efek apa.”
13
2.1.3 Komunikasi Pemasaran Terpadu (Intregrated Marketing Communication/
IMC)
Menurut dewan pengajar marketing di Universitas Northwestern dalam
Shimp (2003: 24) IMC adalah proses pengembangan dan implementasi
berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon
pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau
memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya.
IMC menganggap pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau
perusahaan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa
datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang
relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan.
Dengan kata lain proses IMC berawal dari pelanggan atau calon
pelanggan kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan
mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program
komunikasi yang persuasive. Selain itu komunikasi pemasaran terpadu juga
sebuah proses perencanaan marketing yang memperkenalkan konsep
perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai
elemen komunikasi pemasaran, seperti public relation, advertising, direct
selling, sales promotion, dan interactive marketing, untuk memberikan
kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi yang maksimum.
Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC merupakan sebuah
proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang
intinya untuk menggerakkan brand value.
14
Ciri – Ciri Utama IMC
Lima ciri yang melekat pada filosofi dan aplikasi dari komunikasi pemasaran
terpadu. Sebagai berikut :
1. Mempengaruhi Perilaku
2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (prospect)
3. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan ‘kontak’
4. Berusaha menciptakan sinergi
5. Menjalin hubungan.
2.1.4 Public Relations
1. Definisi Public Relations
Menurut IPRA (The International Public relations associations), PR
adalah fungsi manajemen yang terencana dan berkesinambungan, yang dengan itu
organisasi – organisasi dan lembaga – lembaga yang bersifat umum dan pribadi
berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada
kaitanya atau yang mungki nada hubungannya dengan jalan menilai pendapat
umum diantara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin,
kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang bercencana
dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan
kepentingan bersama yang lebih efisien. (Effendi, 2006: 117)
Menurut Harlow dalam Effendi (2006: 120) Public Relations adalah
fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan
jalur bersama antara organisasi dengan publiknya dalam komunikasi dan kerja
sama dalam melibatkan manajemen seperti bila terjadi persoalan serta
15
membantu manajemen menjadi mengerti dan mengetahui terhadap opini
publik.
Berdasarkan pengertian diatas jadi Public relations (PR) adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut.
2. Fungsi dan Peranan Public Relations
Fungsi dari PR menurut Cutlip (2002: 4) sebagai berikut :
a. Menunjang aktivitas utama manajemen untuk mencapai tujuan bersama
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan beragam
publik sasaran.
c. Mengidentifikasi opini, persepsi, dan tanggapan publik terhadap
organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
d. Melayani keinginan publik organisasi dan memberikan saran kepada
pihak manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi,
publikasi, serta pesan dari organisasi kepada publiknya, atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif dari kedua belah pihak.
Setelah membahas fungsi dari PR, berikut adalah bagian-bagian dari Fungsi PR:
1. Hubungan Internal
Merupakan bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat
organisasi mengantungkan kesuksesannya.
16
2. Publikasi dan Publisitas
Mengenalkan perusaan kepada publik. Misalnya dengan membuat tulisan yang
disebarkan ke media seperti newslatter, advertorial, dan lainnya.
Merupakan informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh
media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di
media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber
informasi tidak memberikan bayaran kepada media untuk pematan informasi
tersebut.
3. Advertising
Merupakan informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang
jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi
tersebut, ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media.
4. Press Agentry
Merupakan penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik
perhatian media massa dan mendpatkan perhatian publik.
5. Public Affairs
Merupakan bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan
hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi
kebijakan publik.
6. Lobbying
Merupakan bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan
memelihara hubungan dan upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak
termasuk dengan pemerintah yang biasanya dengan tujuan mempengaruhi
penyusunan undang-undang dan regulasi.
17
7. Manajemen Isu
Merupakan proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi
hubungan organisasi dengan publik mereka.
8. Hubungan Investor
Merupakan bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan
menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan
shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka
memaksimalkan nilai pasar.
9. Pengembangan
Merupakan bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas
membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan
tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.
2.1.5 Brand
Kata brand dalam bahasa inggris pada mulanya adalah “sepotong
kayu yang hangus.” Sekarang ini merek merupakan bagian dari sebuah produk.
Semakin penting fungsi marketing bagi suatu perusahanaan biasanya semakin
penting pula fungsi merek. Jadi yang dimaksud dengan merek atau brand
adalah suatu lambang yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk
dalam perdagangan sehingga lambang itu dapat membedakannya dari produk
serupa dari pesaingnya. (Sastradipoera, 2003: 133)
Definisi Merek atau brand menurut Straub and Artner (1994: 391) adalah: “brand it a name, symbol design or combination of them that indentifies the goods or service of a company “
18
American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai “nama,
tanda, symbol, desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual,
agar dapat dibedakan dari kompetitornya.” (Shimp, 2003: 8)
Merek adalah sebuah janji kepada konsumen bahwa dengan hanya
menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akan memberikan
kualitas yang terbaik, kenyamanan, status dan lain-lain yang menjadi
pertimbangan konsumen ketika melakukan pembelian. (Shimp, 2003: 8)
Komunikasi merek (Brand communication) adalah komunikasi
pemasaran yang difokuskan pada pembangunan merek menuju penciptaan
brand equity dan brand loyalty. (Estaswara, 2008: 261)
Proses branding
Branding adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam usaha
membesarkan sebuah brand. Pencapaian tujuan brand bisa diukur apabila sejak
awal sudah jelas ditetapkan tujuan atau cita-citanya. Untuk memperoleh posisi
brand kuat tentu tidak sederhana dibutuhkan waktu dan strategi pemasaran
yang tepat. Kevin Keller dalam Maulana (2012: 7) menerangkan proses
branding dalam konsep CBBE (Customer Based Brand Equity Pyramid) seperti
pada tahap berikut :
Brand Salience – proses menjadi kenal (Aware)
Brand Imagery and Performance – proses pemahaman,
Brand Trial, Response and Feelings – proses judgement setelah berinteraksi
secara intensif, tingkatan bertambah.
Brand Resonance – proses terbentuknya loyalitas.
19
Gambar 2.1 (Sumber: Maulana, 2005)
Proses Pertama: Proses perkenalan
Analogi dalam CBBE adalah proses terciptanya brand awareness, kenal terhadap
brand tetapi belum tahu secara persis siapa atau seperti apa brand tersebut.
Proses kedua: Proses pemahamaan
Pada tahap ini yang tercipta bukan lagi awareness, melainkan sudah terisi
pemahaman akan siapa kita di lingkungan baru tersebut. Proses pemahaman ini bila
tidak diantisipasi dengan baik maka akan terjadi perbedaan pengertian mengenai
seperti apa kita (brand)
Proses ketiga: Proses Menyukai
Pada tahap ini dikatakan bahwa perusahaan harus melakukan penyesuaian yang baik
terhadap kebutuhan atau keinginan dari mereka dengan adanya proses ini maka pihak
kita dapat menjadi pilihan dari mereka. Memang tidak semua khalayak dapat kita
bentuk untuk menyukai pihak kita karena mungkin adanya perbedaan pikiran
maupun minat yang tidak sesuai. Jadi pada tahap ini ada baiknya untuk melihat
kebutuhan dari konsumen target audience, hal ini perlu dilakukan untuk penyesuaian
20
terhadap benefit yang ditawarkan. Karena tidak bisa hanya berdiam diri dan tidak
merespon permintaan mereka.
Proses keempat: Proses Ketertarikan secara emosi
Ini adalah tahap terberat karena untuk membuat konsumen memiliki ketertarikan
secara emosional terhadap branding kita adalah sesuatu penggapaiaan asset yang
luar biasa. Untuk membuat mereka hanya membeli dan tetap membeli lagi dan juga
ikut menceritakan kebaikan brand kita kepada lingkungan yang lebih luas
merupakan suatu tingkat kesetiaan pelanggan yang menguntungkan bagi pihak
perusahaan.
Tiga karakter utama dari brand yang kuat adalah :
Relevance
Brand yang relevan adalah brand yang mengerti kebutuhan dan aspirasi target
audiencenya, bukan hanya di masa peluncuran produk di awal saja, tetapi selalu bisa
menyesuaikan dengan perubahan needs yang terjadi dan menterjemahkannya dengan
baik. Adakalanya perusahaan terlena dengan kekuatan brand pada masa ini tetapi
lupa mengikuti trend customer valuenya, sehingga propossisi tawaran benefitnya
menjadi tidak menarik lagi, dan sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan oleh
konsumennya.
f. Consistency
Brand harus konsisten dalam setiap interaksinya dengan publik, pada setiap
penampilannya, apa yang menjelaskan siapa dirinya, positioning seperti apa yang
diusungnya. Konsistensi ini bukan sebatas pada konsistensi dalam presentasi logo,
presentasi materi komunikasi seperti yang sering dipandang oleh pebisnis. Mereka
sangat memperhatikan konsistensi dalam hal-hal yang teknis yang berkaitaan dengan
21
desain materi tetapi kurang mengerti akan esensi konsistensi dalam brand
positioning.
g. Distinctive
Sebagai brand yang lahir di era persaingan yang ketat seperti sekarang, mempunyai
keunikan dibanding pesaing merupakan keharusan. Brand yang dipilih oleh
konsumennya adalah brand yang memiliki kelebihan tertentu dibandingkan yang
lainnya, outstanding di tengah kerumunan brand lainnya.
Setiap merek memiliki tujuan tertentu , dengan memahami definisi merek,
kita dapat mengenal tujuan dari pemasangan merek (branding) , dua fungsi utama
dari fungsi merek meliputi (Sastradipoera, 2003: 133)
1. Fungsi Pencitraan
Merek digunakan untuk meraih citra merek (brand image). Yang dimaksud dengan
citra merek adalah lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau
anggapan tentang merek suatu barang atau jasa.
2. Fungsi Identifikasi
Merek digunakan untuk mengidentifikasi penawaran di pasar dan sekaligus
membedakannya dari pesaing.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Lobbying
Menurut Reddi (2009:21) lobbying berasal dari kata latin lobia yang
berarti percakapan berjalan yang pertama kali digunakan dalam arti biara
monastik. Dari kata latin munculah lobbying sebagai salah satu teknik
manajemen untuk mempengaruhi proses legislatif. Jadi lobbying adalah
proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk mempengaruhi
22
mereka yang berkuasa. Melobi ditujukan untuk mengarahkan perhatian untuk
mempengaruhi urusan legislatif dan peraturan pemerintah di negara lokal dan
tingkat nasional. Hal ini juga diarahkan terhadap masyarakat non pemerintah
yang suaranya didengar oleh anggota parlemen/anggota DPR dan atau pejabat
dalam pemerintahan. Ini adalah proses yang panjang menempa hubungan
interaktif antara lobi industri tertentu dan politisi yang bermanfaat bagi
organisasi.
Melobi di sisi lain adalah kegiatan yang lebih spesifik dimana seorang
pelobi bergerak atas nama sebuah kelompok atau organisasi tidak hanya
dengan urusan pemerintahan praktis lobbying ini juga sering kali digunakan
dalam hubungan perusahaan atau bisnis dalam bernegosiasi dan melakukan
persuasi. Lobbying juga merupakan bagian dari Public Relations dimana
sebagai alat komunikasi dan persuasi untuk mempengaruhi anggota parlemen
ataupun kegiatan perusahaan dalam meningkatkan, menjual, memperkenalkan
merek mereka. Dalam melakukan lobbying diperlukan ketrampilan Public
Relations terutama ketika mencoba mengbangkan koalisi dalam kepentingan
bersama untuk menciptakan suatu kesepakatan dengan tetap mempertahankan
prinsip-prinsip. Pelobi memang banyak yang tidak berasal dari spesialis
Public Relations. Tapi banyak praktisi Public Relations yang terlibat dalam
kegiatan lobbying melalui pekerjaan mereka dengan perusahaan atau industri
tertentu. Cabang spesialis Public relation dalam melakukan lobbying
berdedikasi juga terhadap organisasi komersial, citra perdagangan amal
maupun kelompok pemerintahan.
23
Fungsi Lobbying
1. Untuk menginformasikan dan menyampaikan fungsi persuasive kepada
para pejabat atau badan organisasi atau perusahaan lain.
2. Untuk membujuk dan bertindak.
3. Untuk memantau pelaksanaan keputusan dan hokum yang
mempengaruhi perusahaan.
Kegiatan Lobbying
1. Menginformasikan latar belakang sebelum melakukan usaha lobbying,
tugas pertama dari lobbying adalah untuk mengumpulkan informasi
mengenai latar belakang masalah yang akan ditangani melalui lobbying.
2. Interprestasi, fungsi utama dari lobbying adalah untuk menafsirkan
informasi latar belakang masalah yang terkait dengan organisasi klien
dengan mengimplikasikan potensial dari perusahaan.
3. Pandangan perusahaan, ini adalah fungsi dari seorang lobbying dalam
menafsirkan titik pandang perusahaan dalam masalah.
4. Advokat, lobbying akhirnya mengasumsikan peran advokat untuk
menyajikan isu klien di pengadilan pemerintahan. Serta menjadi
perwakilan dengan inforasi pendukung terhadap perubahan atau
keuntungan untuk perusahaan.
2.2.2 Publisitas
Scott M Cutlip dalam Reddi (2009: 10) mendefinisikan publisitas
sebagai “dissemination of information , making matters public from the point
of view on one who wishes to inform others” selain itu disebut juga sebagai
distribusi informasi sistematis public tentang lembaga, individu, produk, ide
ataupun layanan jasa. Dalam menempatkan informasi dalam media berita
24
untuk menarik perhatian public terhadap produk maupun jasa merupakan
suatu publisitas. Publisitas juga melibatkan penyampaian informasi ke massa
atau pemirsa yang ditargetkan berdasarkan suatu produk atau program dalam
bentuk berita maupun iklan.
Publisitas merupakan bagian dari Public Relations . Keduanya bebas
karena mereka menyediakan berita kepentingan umum. Publisitas adalah
salah satu helai utama dari Public Relations digambarkan sebagai agentry
pers istilah yang hubungan masyarakat melalui surat kabar. Hubungan Public
Relations dan publisitas bukanlah dua disiplin independen, tetapi dua sisi
mata uang yang sama. Oleh karena itu publisitas telah didefinisikan sebagai
seni berurusan dengan orang-orang dalam massa. Fungsi utamanya adalah
untuk mendapatkan perhatian publik untuk perusahaan, produk klien, atau
jasa. Publisitas mencapai tujuannya bila memberikan informasi kepada target
audiens. Dalam publikasi berita ini diterbitkan bebas biaya atas kebijakan
media. (Reddi, 2009: 10)
Menurut Frank Jefkins (2003: 113) hubungan pers (press relations)
adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas
suatu pesan atau informasi public relations dalam rangka menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan.
2.2.3 Brand Positioning
Brand positioning adalah sebuah konsep, dimana memiliki
penegertian sebagai proses yang digunakan dalam pemasaran untuk posisi
atau membuat identitas atau citra nama sebuah merek di benak konsumen.
Untuk penentuan posisi merek, perusahaan mengidentifikasi keadaan di pasar
25
untuk produk tertentu maka mereka memanfaatkan strategi pemasaran
tradisional seperti distribusi, promosi, harga, persaingan, dan kemasan untuk
membuat kesan di benak konsumen. (Al Ries dan Jack Trout, 2001: 90)
Masih dalam buku The Battle For Your Mind, Al Ries mengakatan bahwa
salah satu kunci sukses merek yang mencoba memposisikan produknya di
benak pelanggan adalah jika si merek ini mampu memiliki satu atau dua kata
sakti yang dalam membenam di benak mereka. Sehingga dikemudian dalam
menentukan target market harus jelas juga bagaimana positioning dari merek
mereka.
2.2.4 Citra Merek (Brand Image)
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di
benak konsumen ketika mengigat sebuah merek tertentu . Asosiasi tersebut
secara sendirinya dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu
yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir
mengenai orang lain. Berbedanya citra yang terbayangkan ini mengenai suatu
merek seperti merek produk salah satunya. Citra merek yang positif selalu
diharapkan dan menjadi salah satu tujuan dari setiap perusahaan karena jika
suatu merek sudah memiliki citra merek yang baik maka kelangsungan merek
tersebut akan mudah untuk berkembang dan mulai mengambil posisi di hati
konsumennya. Maka sebuah perusahaan harus dapat memposisikan citra
merek mereka di pasaran. Citra merek ini dapat dibentuk melalui beberapa
point seperti jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan suatu brand tersebut.
(Shimp, 2003: 12)
26
Unsur-unsur utama citra merek :
Positif-logo unik yang mencerminkan citra organisasi
Slogan yang menggambarkan bisnis organisasi dalam pengenal singkat
Merek yang mendukung nilai-nilai kunci.
Menurut Management study guide, Ide di balik citra merek adalah
bahwa konsumen tidak membeli hanya produk / jasa tetapi juga citra yang
terkait dengan produk / layanan. Brand image harus positif, unik dan
instan. Brand image dapat diperkuat dengan menggunakan komunikasi merek
seperti iklan, kata kemasan, publisitas mulut, alat-alat promosi lainnya, dan
lain-lain. Brand image tidak akan dibuat, tetapi secara otomatis
terbentuk. Brand image mencakup banding produk, kemudahan penggunaan,
fungsionalitas, ketenaran, dan nilai keseluruhan. Brand image sebenarnya isi
merek. Ketika konsumen membeli produk, mereka juga membeli gambar
itu. Citra merek adalah umpan balik yang obyektif dan mental konsumen
ketika mereka membeli suatu produk. Brand image positif melebihi harapan
pelanggan. Brand image positif meningkatkan nilai goodwill dan merek suatu
organisasi. (http://www.managementstudyguide.com/brand-image.htm)
Singkatnya, ini tidak lain adalah persepsi konsumen tentang produk.
Ini adalah cara di mana merek tertentu diposisikan di pasar. Citra merek
menyampaikan nilai emosional dan bukan hanya sebuah gambaran mental.
Citra merek tidak lain adalah karakter organisasi. Ini harus menyoroti misi
organisasi dan visi untuk semua.
27
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang penelitian yang meneliti strategi komunikasi
terpadu (IMC) yang digunakan oleh PT Cipta Sumber Sejahtera maka penelitian ini
didasari dengan beberapa teori yakni, strategi IMC, public relations, brand.
Berdasarkan teori-teori umum tersebut penelitian ini menjadi lebih khusus pada teori
yang digunakan seperti public relations dan brand yang menjadi bagian dari IMC.
Pada public relations dikhususkan lagi pada lobbying dan publisitas dan dari brand
akan dikhususkan pada brand positioning dimana semuanya ini akan memiliki peran
dan pengaruh terhadapa pengelolaan brand image Andre Valentino. Maka dari
penelitian ini diharapkan dapat lebih jelas dan mengetahui peran-peran dari public
relations, strategi yang digunakan dan peran brand dalam mengelola,
mengembangkan brand Andre Valentino yang telah dilakukan oleh PT Cipta Sumber
Sejahtera.