PENGELOLAAN INFORMASI MASJID BERBASIS
ONLINE: ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF PADA
APLIKASI MASJIDKU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Sosial (S.Sos)
Oleh
Ahya Hasyim
NIM. 11140510000051
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ABSTRAK
Ahya Hasyim
Pengelolaan Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa
Komunikatif Pada Aplikasi Masjidku
Aplikasi Masjidku merupakan perusahaan karya anak bangsa
yang pertama kali menghubungkan komunikasi masjid dan mushala yang
di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013. Pada tahun 2018
ini sudah tergabung 1.237 masjid dan mushala. Beberapa tahun
belakangan ini Aplikasi Masjidku mengalami penurunan kinerja.
Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim masjidku dalam
mengelola informasi masjid pada Aplikasi Masjidku?
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus
intrinsik dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi tidak berstruktur, wawancara dan dokumentasi.
Adapun teori yang digunakan adalah teori Performa Komunikatif
yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo yang
menggambarkan proses simbolik dari pemahaman perilaku manusia
dalam sebuah organisasi. Selain itu peneliti juga menggunakan teori
Computer Mediated Communication, konsep New Media, dan konsep
Media Sosial sebagai teori pendukung dalam menganalisa penelitian.
Hasil penelitian dan analisis dilakukan dengan menggunakan
elemen-elemen teori performa komunikatif seperti menilai performa
ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis dan performa
enkulturasi masing-masing individu. Sejauh ini performa yang terjadi
ditemukan hambatan karena perbedaan lokasi kerja, tidak terbuka
terhadap investor muslim, tidak fokus kepada tujuan awal dan program
yang kurang diminati jamaah.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Aplikasi Masjidku harus
membuka diri terhadap investor muslim, menetapkan kantor kerja dalam
satu tempat, mencari ide kreatif dan inovatif agar programnya kembali
diminati jamaah.
Kata Kunci: Aplikasi Masjidku, Performa Komunikatif, Masjid, Jamaah,
dan Mushala
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah. Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan, dan ilmu pengetahuan
hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang tercerahkan dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan Fita Fatkhurakhmah, M.Si, selaku sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Rachmat Baihaky, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan,
saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian penelitian
ini.
iii
5. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku penasihat akademik yang senantiasa
mendoakan dan mengingatkan peneliti untuk semangat dalam
menulis skripsi.
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
Semoga apa yang telah diberikan bermanfaat bagi peneliti dalam
menjalani kehidupan di masyarakat dan menjadi amal soleh
yang terus mengali bagi bapak dan ibu sekalian.
7. Keluarga Peneliti. Orang Tua tercinta. Bapak Jamanuddin dan
Ibu Admiati yang senantiasa mendoakan kesuksesan anaknya
dan memberikan semangat maupun motivasi untuk senantiasa
sabar dalam menutut ilmu sehingga menjadi mahasiswa yang
lulus bukan hanya berkuantitas namun juga berkualitas.
Teruntuk adik peneliti, Ahmad Qoulan Syadida dan Fajar Ikhsan
yang senantiasa mendoakan kakaknya. Semoga penelitian skripsi
kakak dapat mengajarkan kepada kalian jika meneliti itu
menyenangkan dan jadikanlah skripsi sebagai Maha Karya
terbaik dalam jenjang strata satu.
8. Tim Masjidku Apps yaitu Narenda Wicaksono, Muchdlir Johar
Zauhary, dan Fauzil Hamdi. Terimakasih atas kesediaan
wawancara maupun bantuan data yang peneliti butuhkan untuk
melengkapi skripsi ini.
9. Kekasih, Mitsyalina Permata Daya, Amd.Keb yang telah
mendoakan dan mendukung setiap langkah perjuangan dan
iv
mimpi peneliti serta tidak bosan mengingatkan peneliti untuk
fokus dalam setiap pekerjaan termasuk penyelesaian skripsi ini.
10. Rekan-rekan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014
khususnya KPI B yang telah berjuang selama 4 tahun dengan
berbagai canda, tawa, amarah, dan perjuangan yang akan selalu
membekas.
11. KKN Rangers 117, Zaky, Hilman, Ichen, Ridho, Ryan, Panji,
Wita, Nisa, Desi, Ana, Alyssa, Anindia, Linda, Yunita dan
Mayang serta warga desa Sibanteng yang telah memberikan
pelajaran kehidupan tentang arti kemandirian dan pengabdian
masyarakat.
12. Keluarga besar Remaja dan Pemuda Islam Masjid Raya Bintaro
(REMISYA) dan Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya,
MUSAWARAH, WAVE, CONNCREATE atas segala
pembelajaran dan tempat peneliti beraktivitas mengembangkan
potensi diri sehingga menjadi manusia yang terus menjadi lebih
baik. Terimakasih kepada Syeikh Muhammad Abdul Gouts
Syaifullah Maslul, Habib Geys Assegaf, Novandrian, Shani
Budhi, Bambang Supriadi, Andy Thamrin, Dimas Seto, Dude
Harlino, Teuku Wisnu, Arie Untung, Adrian Maulana, Yudha,
Tegar, Bagas, Rangga, Rofi, Rahmadika, Desi, Rini, Olga, Budi
Mulyanto dan Fara atas segala saran dan semangatnya untuk
istiqomah dalam menulis.
13. Pembaca penelitian skripsi ini. Semoga apa yang peneliti tulis
dapat bermanfaat.
v
Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
masukan baik berupa saran maupun kritik sehingga dapat
menjadikan penelitian ini lebih baik lagi. Semoga apa yang
peneliti tuliskan dalam skripsi ini menjadi ilmu yang bermanfaat
dan menjadi amal jariyah untuk peneliti, keluarga dan para
pengajar.
Jakarta, Oktober 2018
Ahya Hasyim
11140510000051
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………..……. i
KATA PENGANTAR ……………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL ………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN ………………………….……… 1
A. Latar Belakang Masalah …………………...…… 1
B. Batasan Masalah …………………………..……. 5
C. Rumusan Masalah …………………………...….. 5
D. Tujuan dan Manfaat …………………………….. 5
E. Tinjauan Pustaka ………………………………... 6
F. Metodologi Penelitian ………………………...… 7
G. Sistematika Penulisan …………….………….…. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………….. 12
A. Teori Performa Komunikatif ………………….. 12
1. Definisi Performa Komunikatif …………….. 12
2. Lima Performa Komunikatif ……………….. 13
B. Teori Computer Mediated Communication ….... 15
1. Definisi Computer Mediated Communication 15
vii
2. Perspektif Computer Mediated Communication 15
C. Konseptual New Media ………………………… 17
1. Definisi New Media …………………………. 20
2. Karakter New Media ………………………… 21
D. Konseptualisasi Media Sosial ………………….. 23
1. Definisi Media Sosial ……………………….. 23
2. Jenis-jenis Media Sosial …………………….. 23
3. Karakteristik Media Sosial ………………….. 25
E. Kerangka Berpikir ……………………………… 25
BAB III GAMBARAN UMUM …………………………... 26
A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ………. 26
B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam Menggunakan
Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ……….. 29
C. Profil Masjidku Apps ……………………..…….. 13
1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku …….. 32
2. Visi dan Misi …………………………………. 35
3. Fitur dan Program ……………………………. 39
4. Profil Tim Aplikasi Masjidku ………………... 51
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS …………….. 58
A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di
Aplikasi Masjidku …………………………...... 59
B. Perfroma Komunikatif yang Dilakukan Tim
Masjidku Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada
Aplikasi Masjidku ……………………………... 87
1. Performa Ritual ……………………………... 88
2. Performa Hasrat ……………………………..100
3. Performa Sosial …………………………….. 104
4. Performa Politis …………………………….. 109
5. Performa Enkulturasi ………………………..114
viii
BAB V PENUTUP ………...……………………….……… 129
A. Kesimpulan ……………….…………………….. 129
B. Saran …………………………...………………... 132
C. Kekurangan ……………………..………………. 133
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….... 135
LAMPIRAN ………………………………………………... 141
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data 20 Masjid Populer Versi Masjidku Juni 2018….. 44
Tabel 2 Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan …………………… 48
Tabel 3 Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur dan Barat …. 49
Tabel 4 Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta ………... 52
Tabel 5 Pengeluaran Masjid Jogokariyan Tahun 2002-2003 … 88
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tampilan Fitur Masjidku Mobile ………………….. 29
Gambar 2 Tampilan Masjidku Website ………………………. 30
Gambar 3 Tampilan Masjidku TV ……………………………. 31
Gambar 4 Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia 33
Gambar 5 Pemenang Acara Masjidku Talk …………………... 34
Gambar 6 Poster Masjidku Kontes di Instagram ……………..35
Gambar 7 Campaign #CintaMasjid di Instagram …………….. 36
Gambar 8 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Detik.com …….. 45
Gambar 9 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Kompas.com ….45
Gambar 10 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Antaranews….. 46
Gambar 11 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di
Salaamgateway.com ……………………………...…………... 47
Gambar 12 Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018 ….….. 47
Gambar 13 Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017…….….. 53
Gambar 14 Demografi Pengguna Internet Indonesia Tahun 2015
………………………………………………………….…….. 56
Gambar 15 Dashboard Untuk Mengedit Artikel ……….……. 67
Gambar 16 Tampilan Dashboard Untuk Mengedit Kegiatan .. 67
Gambar 17 Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard
Masjidku.id ………………………………………………….... 73
xi
Gambar 18 Contoh Tampilan Landing Page ……...………….. 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang,kini memasuki
babak baru dalam bidang informasi, dimana informasi terus
berkembang pesat dari tahun ke tahun. Internet saat ini
bertransformasi menjadi alat canggih yang dinamakan
smartphone model android, IOs,dan semacamnya. Menurut
laporan Emarketer dalam laman webnya,1 merilis pada akhir
tahun 2014 didapatkan juga bahwa pengguna smartphone
meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2014-2015.
Implementasi internet, electronic commerce, electronic
data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain
sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara,
khususnya di Indonesia dengan gugusan ribuan pulau yang
membentang dari Sabang sampai Marauke. Fenomena
semacam ini semakin menguatkan argumentasi bahwa dunia
saat ini memasuki era digitalisasi.Era dimana hal-hal yang
berbau digital dapat sangat membantu, menghibur dan
memudahkan keperluan hidup manusia dari bangun tidur
hingga tidur kembali.
Adanya internet saat ini memicu manusia melakukan
inovasi-inovasi yang dapat membuat perubahan yang menjadi
1https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion-Consumers-
Worldwide-Smartphones-by2016/1011694. Diakses pada 14 Februari 2018
pukul 17.10
2
trend sosial. Salah satu trend yang saat ini digandrungi anak
muda yaitu startup. Menurut jurnal.id pada lamannya2,
menyebutkan bahwa istilah startup digital lebih banyak
digunakan untuk menjelaskan perusahaan yang berbau
teknologi, web, Internet dan yang berhubungan dengan ranah
tersebut. Kenapa demikian? Hal tersebut terjadi dikarenakan
istilah startup sendiri mulai populer secara Internasional pada
masa ‘bubble dot-com’. Fenomena bubble dot-com adalah
ketika banyak perusahaan dot-com yang didirikan secara
bersamaan pada periode1998-2000. Pada masa itu mulai
gencarnya website pribadi, dan waktu itu pula startup muncul
dan bertransformasi menjadi sebuah aplikasi. Aplikasi di mana
orang-orang dapat mengenalkan perusahaanya di dunia maya
baik mengenalkan produk, jasa, organisasi, gerakan sosial
maupun gerakan ekonomi kerakyatan.
Seiring dengan berkembangnya aplikasi startup di
Indonesia dengan beragam jenis maupun kegunaan, baik yang
berbayar maupun yang gratis. Muncul pula beragam aplikasi
startup dalam bidang keagamaan. Terutama aplikasi keislaman
yang kini berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan yang
memulainya pertama kali adalah Aplikasi Masjidku, sebuah
aplikasi islami di dalam smartphone yang dapat menjadi solusi
dalam memanfaatkan internet untuk menunjang peribadahan
umat tanpa melupakan koridor yang telah ditentukan di dalam
syariat Islam. Aplikasi ini diperkenalkan ke publik pada tahun
2https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-perkembangan-
bisnis-startup-di-indonesia. Diakses pada 13 April 2018 Pukul 19.08
3
2014, dibuat oleh empat orang anak bangsa yaitu Narenda
Wicaksono, Muchdlir Johar Zauhary, dan Adib Thoriq.
Sebagai pionir aplikasi islami berbasis masjid, Aplikasi
Masjidku inimemiliki pondasi yang kuat dalam visi dan
misinya. Visi utamanya yaitu dalam rangka memakmurkan
masjid dan musholah di Indonesia. Misinya yaitu
mendigitalisasikan informasi masjid dan musholah di
Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat Islam,
merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan musholah
yang tergabung di Masjidku.id, dan yang paling utama adalah
mengembalikanmasjid menjadi pusat peradaban.3
Dalam perjalannya sampai tahun 2018 ini, Aplikasi
Masjidku sudah digunakan dan dimanfaatkan oleh sekitar
31.335 lebih umat muslim serta 1.237 masjid dan musholah
yang tersebar di seluruh Indonesia.4 Fitur di dalam aplikasi
tesebut, diantaranya ada Push notification Ibadah, Islamic
News & Masjid Gallery, Event Info & Registration, Follow
Nearby Masjid, Prayer times & Qiblah Compass, Infaq
Digital, Al-Qur’an Digital, dan fitur lainnya. 5
Aplikasi Masjidku mengalami masa keemasannya pada
tahun pertama dan keduanya, hal inilah yang membuat peneliti
tertarik menjadi pengguna Aplikasi Masjidku dari awal mulai
diluncurkannya. Namun dari waktu ke waktu masjidku
3 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic
Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.3 4 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada tanggal 14 Mei 2018 5 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic
Civilization, h.5-8
4
mengalami penurunan intensitas fungsionalnya, dari mulai
artikel yang monoton, jadwal kegiatan masjid yang semakin
jarang terupdate hingga sedikitnya masjid yang memanfaatkan
Aplikasi Masjidku. Hal inilah yang memicu peneliti untuk
mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi.
Menjalankan dan mengembangkanaplikasi Masjidku
ini bukanlah hal yang mudah, karena menjadi tantangan
tersendiri bagi tim Masjidku. Tolak ukur kesuksesannya pun
sangat beragam dan kembali lagi bagaimana umat merespon
dan menilainya. Hal itu bisa dinilai bagaimana latar belakang
terbentuk aplikasi ini, siapa saja orang-orang didalamnya,
bagaimana tingkat Pendidikan dan pengalamannya dalam
dunia startup Islam, serta bagaimana interaksi komunikasi
yang terjalin kepada para pengurus masjid dan jamaah yang
memakai apps ini. Tidak kalah penting yang melatarbelakangi
keberhasilan sebuah aplikasi dapat berjalan sampai saat ini
yaitu penghayatan adanya Aplikasi ini dari para pembuatnya.
Dalam konteks ini, peneliti ingin melihat teori performa
komunikatif yang diambil dari teori budaya organisasi, apakah
dapat dijalankan di suatu organisasi berbasis digital, dengan
melihat berbagai varian yang terdapat didalamnya, diantaranya
yaitu performa ritual, performa hasrat, performa sosial,
performa politis dan performa enkulturasi.
Pasang surut mengelolastartup Islami berbasis
informasi masjid digital ini dapat dianalisis dengan
menggunakan teori performa komunikatif, tentunya masih
sangatlah sedikit dan menarik untuk diteliti, oleh karena itu
5
peneliti mengambil topik ini dengan judul Pengelolaan
Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa
Komunikatif Pada Masjidku Aplikasi.
B. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka peneliti
membatasi masalahnya pada komunikasi dan interaksi tim
Masjidku dalam mengelola informasi masjid di aplikasi
Masjidku dari tahun 2014-2018.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka muncul
beberapa rumusan masalah antara lain:
Bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim
masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi
Masjidku?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, adalah:
Untuk mengetahui performa komunikatif yang dilakukan tim
masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi
Masjidku.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai berikut:
6
a. Secara teoritis
Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam
pengembangan ilmu komunikasi, khususnya pada
tataran kajian komunikasi organisasi.
b. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam perkembangan studi
tentang komunikasi saat ini, khususnya bagi
peneliti dan akademis serta umumnya bagi
masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih
dalam tentang komunikasi organisasi.
E. Tinjauan Pustaka
Skripsi dari Satia Chandra Wiguna, mahasiswa jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.
Dalam skripsinya, dia membahas tentang Performa
Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi
Pengelolaan Jabatan Publik. Pada penelitian ini hanya
ditemukan konsep tentang Performa Komunikatif dan subjek
dan kajian penelitian yang berbeda.
Skripsi dari Fachri Auliya, mahasiswa program S-1
Transfer Non Kependidikan Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun
2016. Dalam skripsinya, dia membahas tentang Media Sosial
7
Sebagai Sarana Pendukung Gerakan Sosial (Studi tentang
Pemanfaatan Facebook dan Twitter Oleh Akun Pandji dan
Kitabisa untuk Mendukung Project Pembangunan Masjid di
Tolikara). Beberapa teori, konsep, serta metode yang sama
pada penelitian lainnya, berupa konsep media baru dan media
sosial, Namun skripsi ini memiliki subjek, objek penelitian
yang berbeda.
Beberapa teori dan konsep yang sama pada penelitian
lainnya, berupa konsep new media dan media sosial, yaitu
skripsi dari Dian Andriani, mahasiswa jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.
Dalam skripsinya, dia membahas tentang Kampanye Sosial di
Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated
Communication pada Platform Crowdfunding
KITABISA.COM). Namun skripsi ini memiliki subjek, objek
penelitian yang berbeda.
F. Metodologi Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengelola Informasi
Masjid pada Aplikasi Masjidku. Sedangkan objek
penelitiannya adalah performa komunikatif.
2. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini, menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study
8
intrinsic (studi kasus Intrinsik). Studi Kasus Intrinsik itu
sendiri adalah salah satu dari tiga macam tipe studi kasus
menurut Staje dalam buku karya Denzin & Lincoln yang
berjudul: “Handbook of Qualitative Research”. Studi
kasus intrinsik adalah apabila kasus yang dipelajari secara
mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk
dipelajari berasal dari kasus itu sendiri atau dapat
dikatakan mengandung minat intrinsik(intrinsic interest).6
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data:
a). Wawancara
Tahap pertama dari pengumpulan data
penelitian adalah dengan melakukan wawancara
kepada beberapa narasumber, dimulai dari CEO
Aplikasi Masjidku yaitu Narenda Wicaksono, COO
Aplikasi Masjidku yaitu Muchdlir Johar Zauhary, dan
CTO Aplikasi Masjidku yaitu Fauzil Hamdi serta
pakar dan pengamat Ilmu Komunikasi Universitas
Jayabaya yaitu Dr. Lely Arrianie, M.Si. Penelitian ini
bukanlah bersifat satu arah yang mengarah kepada
subjektivitas, namun diharapkan hasil dari penelitian
6 Denzin & Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Sage
Publication, 1998), h.50
9
ini lebih kepada objektivitas dengan melibatkan pihak
luar.
b). Studi Dokumentasi
Aplikasi Masjidku sudah banyak menghasilkan
artikel di portal informasinya, baik yang
dipublikasikan melalui media cetak maupun melalui
media onlinenya. Media cetak berupa Newsletter dan
Handbook Masjidku, sedangkan media online yang
dimiliki Masjidku seperti Website, Masjidku Apps
Mobile dan Masjidku TV maupun media online lain
yang menginformasikan seputar Masjidku. Dengan
melakukan kajian pada bahan-bahan ini, diharapkan
semakin banyak referensi untuk menyusun hasil
penelitian ini.
c). Observasi Partisipatoris Pasif
Obervasi akan difokuskan pada aktivitas rutin
tim pengelola Aplikasi Masjidku dalam menjalankan
kerjanya. Observasi dilakukan selama proses
penyusunan penelitian ini berlangsung dengan
mengikuti aktivitas tim pengelolaan Aplikasi
Masjidku.
4. Teknik Analisis Data
Analisis merupakan proses pencarian dan
perencanaan secara sistematis semua data dan bahan yang
10
telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna yang
telah dikemukakannya dan dapat menyajikannnya kepada
orang lain secara jelas.7 Maka dari itu secara ringkas
dalam menganalisa data, penulisan melakukan tiga
tahapan Analisa data menurut Miles dan Huberman yakni
reduksi data (datareduction), paparan data (data display)
dan penarikan kesimpulan (conclusion). Analisis data
kualitatif ini artinya kegiatan tersebut dapat dilakukan
selama dan sesudah pengumpulan data. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, maupun
catatan dilapangan akan diorganisasikan ke dalam konsep
performa komunikatif.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk
kepada pedoman umum karya ilmiah yang tercantum dalam
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor
507 Tahun 2017. Penulis membagi enam bagian untuk lebih
jelas dalam melihat pembagian fokus di masing bagian bab,
yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab I akan dibahas: latar belakang, Batasan dan rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kajian pustaka, metodologi penelitian, subjek dan objek
7 Lexy J. Moloeng. Metode Kualitatif. Bandung: Remaja Karya,
1991, h.112
11
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data,
waktu dan tempat penelitian, pedoman penulisan skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini penulis akan membahas kerangka teoritis: Teori
Performa Komunikatif, Teori Computer Mediated
Communication, Konseptualisasi New Media, Konseptualisasi
Media Sosial.
BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Pada bab ini lebih berupaya menggambarkan visi, misi, tujuan,
serta profil Tim Masjidku Apps
BAB IV: HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini akanmenampilkan hasil temuan secara
keseluruhan berdasarkan kesesuaian data yang mendukung
terhadap penelitian ini dan diuraikan hasil Analisa temuan
performa komunikatif pada Aplikasi Masjidku di lapangan,
serta penyajian data mengenai pengelolaan informasi masjid
berbasis online.
BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan, Implikasi
dan Saran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Performa Komunikatif
1. Definisi Performa Komunikatif
Performa Komunikatif adalah salah satu konsep
yang terdapat di Teori Budaya Organisasi. Teori budaya
organisasi merupakan sebuah teori komunikasi yang
mencangkup semua simbol komunikasi (tindakan,
rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan
orang terhadap simbol tersebut.8 Lebih lanjut lagi, Inti
teori budaya ini adalah bagaimana para anggota organisasi
dapat menciptakannya, bagaimana mereka
menggunakannya untuk membentuk suatu konteks yang
berpengaruh pada penafsiran mereka mengenai berbagai
peristiwa, dan bagaimana anggota menyokong atau
mengubah peraga tersebut melalui komunikasi.9
Teori Budaya Organisasi itu sendiri adalah hasil
penelitian dari Clifford Geertz, Michael Pacanowsky,
Nick O’Donnel-Trujillo. Asumsi dasar dari teori ini
adalah sebagai berikut10:
8 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan
Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h.325. 9R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2013), h.96 10 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.319
13
a). Anggota-anggota organisasi menciptakan dan
mempertahankan perasaan yang dimiliki Bersama
mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada
pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah
organisasi.
b). Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting
dalam budaya organisasi.
c). Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang
berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga
beragam.
Pancanowsky dan O’Donnell Trujilo menyatakan
bahwa anggota organisasi melakukan sebuah performa
komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya
budaya organisasi yang unik. Performa itu sendiri
merupakan metafora yang menggambarkan proses
simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam
sebuah organisasi.11
2. Lima Performa Komunikatif
Ada 5 (lima) penjabaran mengenai Performa
Komunikatif, yaitu:
a. Performa Ritual
Pada performa ini, akan dijabarkan bagaimana
seseorang melakukan aktivitas hariannya yang terjadi
secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat
11 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.325
14
jenis, yakni 1) Personal, 2) Tugas, 3) Sosial, dan 4)
Organisasi. Ritual personal merupakan rutinitas yang
dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja
setiap hari. Ritual tugas merupakan rutinitas yang
dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja.
Ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan
hubungan dengan orang lain di tempat kerja. Ritual
organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan
organisasi secara keseluruhan.12
b. Performa Hasrat
Pada performa Hasrat peneliti ingin melihat
berbagai cerita dan kisah tentang seseorang dalam
menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di organisasi
maupun di institusi tempat ia beraktivitas. Tentu perlu
dilakukan wawancara mendalam terhadap orang
orang yang sering ditemui dalam suatu rutinitas.
c. Performa Sosial
Performa ini merupakan perpanjangan sikap
santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama di
antara anggota organisasi.
d. Performa Politik
Performa ini merupakan perilaku organisasi
yang mendemonstrasikan kekuasaan atau
kontrol.Ketika anggota organisasi terlibat dalam
12 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.326
15
performa politis, mereka mengomunikasikan
keinginan untuk memengaruhi orang lain.
e. Performa Enkulturasi
Performa ini dapat berupa sesuatu yang berani
maupun hati-hati dan performa ini mendemostrasikan
kompetensi seorang anggota dalam sebuah
organisasi.13 Performa ini juga merujuk bagaimana
anggota mendapat pengetahuan dan keahlian untuk
dapat menjadi anggota organisasi yang mampu
berkontribusi.
B. Teori Computer Mediated Communication
1. Definisi Teori Computer Mediated Communication
Teori yang digunakan mengenai Teori Computer
Mediated Communication (CMC). Dalam era teknologi
informasi hari ini, mode komunikasi yang kita jalani telah
diperantarai Internet dan telah bergerak secara cepat
menuju apa yang disebut dengan computer-mediated
communication (CMC) atau komunikasi yang dimediasi
oleh komputer. Dalam konteks ini, computer mediated
communication (CMC) dipandang sebagai integrasi
teknologi komputer dengan kehidupan kita sehari-hari.14
Asumsi penting dalam penelitian ini menegaskan
bahwa CMC (Computer-Mediated Communication)
13 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.327 14 Smith, Matthew J & Andrew F. Wood, Online Communication:
Linking Technology, Identity and Culture, (New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc, 2005) h.4
16
merupakan bentuk komunikasi yang sangat berbeda dengan
bentuk komunikasi yang lain seperti komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, organisasi dan
komunikasi massa. Seperti yang dikatakan Andrew F.
Wood dan Matthew J. Smith (2005: 4) bahwa CMC
merupakan sebuah integrasi teknologi komputer dengan
kehidupan sehari-hari. Di dalamnya seringkali terjadi
adanya batas-batas yang samar antara bentuk komunikasi
yang bermediasi dan bentuk komunikasi yang dimediasi.15
Lebih dijelaskan lagi,Computer Mediated
Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan
untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih
yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang
berbeda. Atau menurut John December(1997) Computer
Mediated Commnication adalah proses manusia
berkomunikasi dengan menggunakan via komputer, dengan
melibatkan seseorang, dalam situasi konteks tertentu,
dengan terlibat dalam proses untuk membentuk media
sebagai tujuan.16
Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua
mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun
bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu
dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer
15Basuki Agus Suparno, dkk, Computer Mediated Communication
Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja, (Yogyakarta: Universitas
Pembangunan “Veteran” Yogyakarta) h.90 16 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social
Interaction and The Internet, (California: SAGE Publications, 2004) h.15
17
melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut.
Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan
partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan
komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu
komputer dan jaringan internet. Sebenarnya, bukan hanya
komputer dan jaringan internet saja, namun dalam
komputer tersebut harus terdapat program atau aplikasi
tertentu yang memungkinkan komunikator untuk
berinteraksi dengan komunikannya. Sebut saja instant
messenger, pada era globalisasi ini, instant messenger
sudah semakin mendunia.17
2. Perspektif Computer Mediated Communication
Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang
computer mediated communication seperti yang
diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni18
Impersonal; Komunikasi ini dilakukan massif kepada
khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat
untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Perspektif
ini memandang bahwa komunikasi online kurang
mendukung aspek personal karena saluran internet tidak
mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam
menjalin interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara
17 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social
Interaction and The Internet, h.5 18 Joseph B. Walther, “Computer-Mediated Communication:
Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication
Research Vol.23, (California, USA: Sage Publications, Inc, 1996), h.5.
18
tatap muka (face-to face) cenderung lebih banyak
menggunakan Bahasa non-verbal untuk berkomunikasi
seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Namun
dalam komunikasi online, sulit untuk menujukkan tanda-
tanda non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian
memunculkan beberapa kritik, yaitu munculnya petunjuk
non-verbal seperti emoction dan avatar. Inovasi ini
meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya
tidak terakomodasi.
Interpersonal; Perspektif ini merupakan jawaban dari
perspektif impersonal. Secara sederhana komunikasi
interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya petunjuk
non-verbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap.
Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi masyarakat
selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model
ini mengasumsikan komunikator pada computer mediated
communication didorong berkomunikasi dengan orang
asing dengan membentuk kesan sederhana melalui
komunikasi secara tekstual. Berdasarkan kesan ini, mereka
menguji asumsi satu sama lain dari waktu ke waktu hingga
terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan
menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar
pengguna computer mediated communication. Perbedaan
utama pada computer mediated communication dan face-to-
face communication adalah pada laju pertukaran informasi
sosial, bukan dengan jumlah pertukaran informasi sosial.
19
Hyperpersonal; Komunikasi hyperpersonal dilakukan
dengan media internet yang menurut masyarakat sosial
lebih menarik bila dibandingkan dengan komunikasi face-
to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
mempermasalahkan Bahasa non-verbal, perspektif ini justru
menganggap bahwa tidak adanya non-verbal justru
membantu dalam berinteraksi. Komunikasi hyperpersonal
terjadi ketika dalam saluran komunikasi melalui media
daripada komunikasi langsung. Watlher mengungkapkan
komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat
faktor:
a. Faktor penerima, penerima dapat mengukur
kualitas seseorang di dalam komunikasi
hyperpersonal.
b. Faktor pengirim, faktor ini memegang kendali
bagaimana menampilkan diri sendiri terhadap
orang lain.
c. Faktor saluran, pesan yang ditransmisikan
melalui internet tidak hanya menembus ruang
tetapi juga waktu
d. Faktor umpan balik, umpan balik dalam
computer mediated communication dapat
mengarah pada perputaran intensif dimana
konfirmasi pesan dari tiap perilaku komunikasi
dapat menguatkan perilaku masing-masing.
20
C. Konseptualisasi New Media
1. DefinisiNew Media
Definisi new media sering diartikan sebagai
komunikasi yang langsung atau berkaitan dengan komputer,
tidak lagi komunikasi tatap wajah tetapi sudah
menggunakan komputer sebagai perantara atau
medianya.New media sering dikaitan dengan sifat
interaktivitas. Interaktivitas adalah salah satu fitur media
baru yang paling banyak dibicarakan.
Interaktivitasdidefinisikan oleh Dillon dan Leonard sebagai
kemampuan pengguna untuk berkomunikasi secara
langsung dengan komputer dan memiliki dampak pada
pesan apa pun yang sedang dibuat.19Sifat ini merujuk pada
umpan balik yang langsung di dapat dalam proses
komunikasi.
Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh
adanya perkembangan teknologi komunikasi seperti
jaringan internet yang didalamnya menekankan kepada
format isi media yang dikombinasikan dan satu kesatuan
data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format
digital.Benedikt dalam Werner and James mengatakan,
New Media sering diartikan dengan Dunia Maya, di mana
realita yang terhubung secara global, didukung komputer,
berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau “virual”.
19 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi
Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication
Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2005), h.448
21
Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah
jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan
bersifat fisik dan bukan representasi objek-objek fisik,
namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan
data, pembuatan informasi murni.20
Lebih dalam lagi, New Media berperan sebagai
infrastruktur yang digunakan sebagai perangkat untuk
berkomunikasi atau menyampaikan informasi, kegiatan dan
praktik sehingga orang-orang terlibat untuk berkomunikasi
dan berbagi informasi, dan pengaturan sosial yang
berkembang di sekitar perangkat dan praktik tersebut.21New
media telah mengubah cara berinteraksi manusia satu sama
lainnya yang merujuk pada perubahan yang terjadi pada
aktor yang terlihat, proses produksinya, distribusinya,
konten, dan penggunaannya.22
2. Karakteristik New Media
Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang
menandai kehadiran teknologi komunikasi baru, yaitu:
interactivity, de-massification dan asyncronous23
20 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi
Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication
Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, h.445 21 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New
Media, (Sage Publications: London,2006), h.2 22 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New
Media, h.3 23 Endah Muwarni, “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi”
dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of
Convergence:Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), h.236
22
karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan
sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai
salah satu komponennya) dalam memberi talk back bagi
penggunannya. Dengan kata lain, new media mempunyai
sifat interaktif pada komunikasi tatap muka. Sifat interaktif
ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem
komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat
lebih akurat,efektif, dan lebih memuaskan.
Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu
suatu pesan yang dapat diubah setiap individu dalam
audience yang besar. De-massification ini juga berarti
sebagai control sistem komunikasi yang berubah dari
produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian
ini menyamakan new media dengan komunikasi antar
pribadi. Karakteristik ketiga anycromous, yang mempunyai
pengertian bahwa teknologi komunikasi baru mempunyai
kemampuan mengirim dan menerima pesan dalam waktu
yang dikehendaki individu. Sifat ini juga memperlihatkan
partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu
bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan.
Pergeseran waktu ini merupakan salah satu kemampuan
teknologi komunikasi baru.
Karakter lainnya dari new media adalah mudah
diubah dan diadaptasi dalam berbagai bentuk penyimpanan,
pengirimian, dan penggunaan; dapat dibagi dan
dipertukarkan secara terus-menerus oleh sejumlah besar
pengguna di seluruh dunia; dapat disebarkan melalui
23
jaringan yang bentuknya sama dengan yang dipersentasikan
dan digunakan oleh pemilik atau
penciptanya;mempermudah dan mempercepat individu
untuk mendapatkan informasi; mudah diakses dan mudah
digunakan di berbagai tempat; dan membentuk sebuah
jaringan komunikasi yang melibatkan pengguna new media
dalam prosesnya.24
D. Konseptualisasi Media Sosial
1. Definisi Media Sosial
Brian Solis seorang penggagas pengguna media
sosial asal Amerika Serikat mendefinisikan media sosial
sebagai demokratisasi isi serta perubahan peran public
dalam membaca serta menyebarkan informasi. Media sosial
mewakili perubahan dari satu buah mekanisme penyiaran
menjadi banyak model yang bermula dari format
percakapan antara penulis dan rekan-rekannya di dalam
kanal-kanal sosial mereka.25
2. Jenis-jenis Media Sosial
24 Creeber, Glen dan Martin, Royston, Digital Cultures:
Understanding New Media, (University Pres: Berkshire,2009) h.49 25 Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public
Relations: How Media sosial is venting the Agging Business of PR, (New
Jersey: Pearson Education, 2009), h.3
24
Media sosial secara umum dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis publikasi sebagai berikut:26
a. Publikasi Personal
Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog
dan surat elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan
sebagai medium publikasi personal meskipun blog dapat
dimiliki dan dikelola bukan oleh perseorangan. Melalui
blog, individu maupun sekelompok individu dapat menulis
artikel, mengunggah foto hingga video, dan mengundang
orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat
publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan
individu untuk mengirimkan informasi kepada satu hingga
sejumlah besar individu lain dalam waktu seketika.
b. Publikasi Kelompok
Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok
yang paling umum dimana sekelompok orang Bersama-
sama menerbitkan artikel dan membangun situs yang
lengkap dalam kurun waktu tertentu.
c. Publikasi berbasis Jaringan Sosial
Publikasi yang berbasis jaringan sosial memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan
dengan individu lain serta memanfaatkan hubungan
26 Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media
sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley
Publishing, 2009), h.32.
25
tersebut. Jenis publikasi ini termasuk sosial media yang
paling cepat perkembangannya saat ini. Beberapa situs
jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang memudahkan
penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan,
menambahkan informasi, dan juga berkomunikasi dengan
jaringan pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh
jenis publikasi ini adalah Facebook, Twitter, MySpace,
Path, Instagram.
3. Karakteristik Media Sosial
Ada beberapa karakteristik yang harus diketahui,
pertama ada Participation, yaitu dimana media sosial
mendukung feedback dari masing-masing individu; Kedua,
Openess, yaitu media sosial terbuka terhadap feedback
individu atau pengguna; Ketiga, Conversation, yaitu
melihat media sosial itu sebagai komunikasi dua arah antara
orang yang satu dengan lainnya; Keempat, Community,
media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas
berdasarkan asas kesamaan; Kelima, Connectedness, media
sosial memungkinkan menguhubungkan siapapun dan
dimanapun.
E. Kerangka Berpikir
26
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi
Media baru merupakan salah satu bukti dari fase
keemasan berkembangnya teknologi komunikasi di dunia.
Seperti yang kita tahu dalam sejarahnya, dunia mengalami
empat era perubahan komunikasi seiring berkembangnya
teknologi manusia. Evert M. Rogers dalam bukunya27,
mengklasifikasikan empat era tersebut sebagai berikut:
Pertama yaitu era tulisan, dimana era ditemukannya simbol-
simbol berupa ukiran di dinding gua, tulisan pada kayu, batu,
kulit, daun bahkan dahan hutan lainnya yang dibuat oeh
bangsa Sumerians sekitaran 4000 SM. Kemudian tulisan
berkembang ke Negeri Cina sekitaran 1041 M setelah
mengenal tulisan, mereka berinovasi yaitu menciptakan alat
untuk mencetak tulisan atau huruf ke dalam kertas atau buku.
Berkembang lagi sekitaran tahun 1241 M di Negeri Korea,
yang telah mampu memindahkan huruf yang akan dicetak dari
tanah ke dalam logam.
Kedua, era cetak. Era ini merupakan lanjutan dari era
tulisan, era ini lahir ketika seorang berkebangsaan Jerman
bernama Gutenberg menemukan mesin cetak yang pada saat
27 Everett M. Rogers, Communication Technology The New Media in
Society, (Michigan University New York: Free Press; London; Collier
Macmillan, Tahun 1986) h.26-31
27
itu digunakan untuk kepentingan tertentu saja. Seiring
meningkatnya kebutuhan teknologi di zaman itu, pada tahun
1833, mesin cetak buatannya digunakan dalam penerbitan
surat kabar Amerika yang pertama bernama The New York
Sun. Pada tahun 1839 , Daguerre kemudian menggunakan
mesin cetak untuk mencetak gambar atau foto sekaligus
menemukan metode fotografi untuk surat kabar. Sampai saat
ini media cetak berkembang menghasilkan Koran, tabloid,
majalah dan lain sebagainya.
Ketiga, era telekomunikasi, era ini sering disebut juga
era teknologi. Menurut Rogers, era telekomunikasi ini pertama
kali diperkenalkan oleh Samuel Morse yang menemukan cara
menyampaikan informasi melalui kabel elektronika yang
dikenal sebagai telegraf. Kemunculan telegraf ini berdampak
pada inovasi-inovasi teknologi yang melahirkan televisi, radio,
telepon dan teknologi canggih lainnya.
Keempat, era interaktif, era dimana semakin pesatnya
dan tak terbendungnya kecanggihan teknologi informasi. Pada
era ini terjadi penggabungan antara teknologi komputer dan
telekomunikasi. Terjadi pada tahun 1946, ketika Universitas
Pennsylvania merancang ENIAC (Electronic Numeric
Integrator and Computer) yang digunakan para Angkatan
Darat Amerika untuk menghitung tabel tembakan senjata. Era
ini juga semakin berkembang dengan ditemukan transitor
pesawat radio pada tahun 1947. Dan puncaknya pada tahun
1990 ketika tim Berners Lee menemukan program editor dan
browser yang berfungsi untuk menghubungkan dari komputer
28
satu ke komputer lainnya, sehingga terciptalah WWW (World
Wide Web) yang menjadi cikal bakal adanya internet yang
terus berkembang dan terus bertransformasi menjadi sangat
canggih dengan beragam bentuknya seperti kemunculan
“Multi Media” yaitu gabungan antar teknologi yang dijalankan
dalam satu tempat, dalam hal ini contohnya yaituHandphone
yang di dalamnya memuat chat, video, foto, videocall, media
sosial, dan lain sebagainya.
Perkembangan teknologi ini semakin berkembang
pesat, menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Teknologi telah mengubah pola komunikasi manusia menjadi
sebuah bentuk informasi kampung global yang di dalamnya
memuat tulisan dan lisan yang sangat luas. Cikal bakal
teknologi seperti surat kabar sampai radio dahulu telah banyak
membantu upaya memerdekakan rakyat Indonesia dari
keterbelengguan penjajah sampai akhirnya indonesia menjadi
sebuah negara yang mandiri pada 17 Agustus 1945. Kehadiran
televisi juga pada tahun 1962 sebagai media siaran pembukaan
Asian Games IV oleh TVRI dan Komputer pada kisaran tahun
1967 semakin membuktikan cepatnya transformasi teknologi
serta menjadi babak baru teknologi perkomputeran di
Indonesia dengan beragam inovasinya.
Minat ataupun keingintahuan masyarakat Indonesia
terhadap teknologi komputer di era ini tak dapat di bendung.
Terlebih lagi dengan adanya kemunculan internet pada
pertengahan 1990an yang dirintis oleh Paguyuban Network,
hingga akitivitas anak-anak ITB pada tahun 1992 yang
29
mengembangkan teknologi radio paket TCP/IP sampai pada
puncaknya 1996-1998, para peneliti ITB berhasil
menghubungkan lebih dari 25 lembagai pendidikan di
Indonesia dengan internet. Perkembangan internet sebagai
media komunikasi tidak hanya merambah pada bidang
pendidikan melainkan mempengaruhi berbagai macam sektor
seperti pertahanan, pemerintahan, kebudayaan, media massa,
perbankan hingga keagamaan.
B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam menggunakan Media
Baru di Era Kemajuan Teknologi
Kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi telah
banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat
Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya di penghujung abad
ke-20. Terutama umat muslim sebagai pemeluk agama islam
mayoritas di Indonesia.
Dalam suasana seperti ini ketika manusia berhadapan
dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Ditandai
dengan perubahan sikap dan gaya hidup yang global, disini
peran agama sebagai pengendali sikap dan perilaku dalam
kehidupan bermasyarakat maupun sebagai landasan etika,
moral, cara bersikap dan spiritual membangun bangsa yang
masyarakatnya bermartabat menjadi sangat penting, ditambah
juga sebagai penentu dalam memperoleh kesejahteraan umat
manusia.
Pada realita yang ada, umat islam mengalami
penurunan drastis semenjak runtuhnya kekhalifahan Turki
Ottoman yang berkuasa selama 7 abad lamanya dan memiliki
30
daerah kekuasaan di tiga benua,yaitu timur dan tenggara
Eropa,daerah pegunungan Kaukasus, Afrika Utara hingga
mengatur sebagian besar Asia Barat termasuk sebuah kerajaan
yang mendapat julukan “saudara di tengah laut” yaitu
Samudera Pasai yang berada di tanah nusantara. Hingga pada
akhirnya karena tipu daya muslihat dari musuh-musuh Islam
yang dirancang dan digejolakkan selama bertahun-tahun
lamanya, Islam semakin menjadi umat pesakit dan terkalahkan
dengan majunya peradaban barat. Kita ingat dahulu, Islam
pernah berjaya dengan peradaban teknologi yang banyak
menghasilkan sub-sub ilmu yang sangat penting, disaat tinta
emas dalam sejarah peradaban manusia tertoreh lewat karya
besar pemikir dan saintis muslim seperti Al-khawarizmi
dengan teori matematikanya, Al-kindi dengan pemikirannya,
Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan kesusasteraanya yang
telah menulis asas pengobatan, Ibnu Khaldun dengan ilmu dan
teori sejarahnya serta Ibnu Al-Haitsami dengan ilmu optiknya
dan masih banyak lagi ilmuan muslim lainnya. Namun
pertanyaan besar membentang di depan mata kita semua,
mengapa teknologi saat ini tidak dikuasai oleh umat islam dan
mengapa kita semakin lama menjadi umat yang terbelakang
dalam peradaban?
Tepatnya di abad ke-21, semakin banyak umat Islam
tersadarkan akan keterpurukan ini, khususnyaumat Islam di
Indonesia. Kesempatan memperoleh teknologi yang terbuka
ini pun tidak di sia-siakan untuk mensyiarkan agama lewat
teknologi dan segala bentuk terapannya, dengan membuktikan
31
sehasta demi sehasta mengembalikan bagian yang hilang pada
kaum muslimin. Bukti kemunculannya sepertihadirnya bank
syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank
Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun
1992. Sedikit besarnya sangat berpengaruh di Indonesia dan
menjadi edukasi penting bagi umat Islam untuk kembali
kepada model keuangan yang sesuai syariat islam.Belum lama
ini peneliti mengikuti sebuah kajian di Masjid Agung Al-
Azhar Kebayoran Baru dalam tema Internet on Sharia yang
membahas mengenai perkembangan dunia perbankan yaitu
adanya Financial Technology Syariah dimana bertujuan untuk
membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk-produk
keuangan secara online, mempermudah transaksi dan juga
meningkatkan literasi keuangan secara syariah, yang pada hari
ini baru ada dua perusahaan dari 50 yang terdaftar di OJK
yang mendapatkan sertifikat syariah.
Contoh lainnya yang tak kalah modern yaitu penyedia
jasa jual beli emas, titip emas sampai cicilan untuk menabung
emas yang tentu sistemnya syariah baik menggunakan kanal
website maupun teknologi aplikasi. Ada juga petunjuk arah
kiblat digital, Al-Qur’an Digital, Kitab kuning para imam
berbentuk Portable Document Format yang memudahkan kita
membawanya kemana-mana sampai kepada MP3 berisi
rekaman bacaan surah Imam Masjidil Haram sertasholawat
yang bisa kita dengarkan setiap saat di handphone kita. Ada
juga pengingat waktu sholat digital, kalender hijriyah digital
hingga kepada kanal informasi media online Islam yang sangat
32
banyak sekali mewarnai dunia pemberitaan nasional dan
internasional. Ada pula teknologi berbasis aplikasi
startupIslami yang menghubungkan pengurus masjid dan
musholah dengan jamaah yang ada di Indonesia. Salah satunya
yang terkenal dan menjadi pionirnya adalah Aplikasi
Masjidku.
C. Profil Masjidku Apps
1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku
Masjidku merupakan inisiatif pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi melalui pengembanganaplikasi
dan produk lainnya sebagai media informasibagi masjid dan
umat Islam. Pada awalnya dibangun pada tahun 2013 dan
diperkenalan ke publik pada tahun 2014 atas inisiatif tiga
anak muda Indonesia yaitu Narenda Wicaksono, Adib
Thoriq, dan Muchdlir Johar Zauhary. Alasan pertama
dibangun Aplikasi ini karena sebuah keresahan. Narenda
saat itu sangat sulit mencari informasi kajian masjid-masjid
sekitar rumahnya, sedangkan daerah perumahannya
merupakan daerah modern dan tentunya memiliki sumber
daya manusia yang melek perkembangan teknologi, singkat
cerita tentunya ini menjadi hambatan informasi yang
seharusnya bisa diselesaikan oleh Narenda. Ketika itu
muncul inisiatif untuk mendigitalisasikan informasi masjid
baik jadwal kajian maupun artikel tausyiah, dan kebetulan
saat itu belum ada media yang secara spesifik menyediakan
informasi yang dihasilkan atau diproduksi oleh masjid yang
33
sifatnya terverifikasi dan terpercaya dengan tujuan untuk
memperkuat ukhuwah.
Kedua, keresahan Narenda terhadap sulitnya
melakukan kontrol yang transparan atas dana infaq masjid
yang masuk. Ketiga, kendala komunikasi untuk
memberikan transparansi soal penggunaan data, dan
keempat keresahan Narenda terhadap tingginya biaya
publikasi kegiatan ataupun artikel bacaan yang harus di
keluarkan oleh Masjid. Dari keresahan itulah Narenda
berniat membuat sistem aplikasi untuk mengurangi secara
signifikan biaya untuk broadcast informasi sehingga dapat
di maksimalkan untuk hal yang lain, selain itu adanya
aplikasi yang nantinya dibuat akan meningkatkan
partisipasi serta rasa kepemilikan dari umat terhadap
masjidnya.
Demi mewujudkan ide brilian ini Narenda
menggandeng temannya yaitu Adib yang bekerja sebagai
Programmer untuk menjadi tim teknis dan Johar yang
merupakan aktivisgerakan sosial untuk menangani
manajerial di Masjidku. Kolaborasi tersebut menghasilkan
sebuah prototipe yang pada saat itu di uji coba terapkan di
Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro dan Masjid Raya
Bintaro Jaya. Melihat banyaknya Masjid yang
membutuhkan dan meminta untuk dibuatkan, akhirnya tim
masjidku mengembangkan Aplikasi ini dan membuka
kesempatan agar platform ini dapat dimanfaatkan oleh
seluruh Masjid maupun Mushala yang ada di Indonesia.
34
Dihari peluncurannya, Masjidku telah memiliki lebih
dari 1.250 orang pengguna dan 11 masjid yang bergabung
menggunakan platformnya, yakni Masjid Daarut Tauhid
Bandung, Masjid Jendral Sudirman Jakarta, Masjid Jami’
Al-Muqorrobin Jakarta, Masjid Baitul Makmur Boyolali,
Masjid Darul Ihsan Bekasi, Masjid Raya Bintaro Jaya
Sektor 9, Masjid Emerald Bintaro, Masjid Nuruddin
Jombang-Jawa Timur, Masjid Cahyaningati Malang,
Masjid Al-Muttaqien Malang, dan Masjid Abu Dzar Al
Ghifari Malang.28 Aplikasi Masjidku ini dapat digunakan
oleh masjid dan umat Islam secara gratis tanpa biaya
pendaftaran terlebih dahulu.
Tahun pertama hingga tahun ketiga merupakan masa
keemasan Masjidku, aplikasi ini banyak dikenal dan
digunakan, namun ditahun 2016 Adib sebagai programmer
tim teknis mengundurkan diri Masjidku karena ketidak
mampuan dalam mengelola aplikasi ini lebih lanjut lagi.
Akhirnya Masjidku sempat terjadi masa vaccum di bidang
IT dan masa peralihan dari Algo Studio milik Adib ke satu
nama developer yaitu Masjidku. di tengah kekosongan
Programmer, tim Manajerial terus berusaha menjalankan
roda keberlangsungan Masjidku ini dengan mengandalkan
donatur yang ada.
Di tahun 2016 akhir, Masjidku dipertemukan dengan
Fauzil Hamdi seorang programmer asal Cimahi yang
28https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi-mesjidku-
layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid diakses pada 10 Mei 2018
35
kebetulan sangat berminat membantu Masjidku ini untuk
terus berkembang. Berawal dari inspirasi Fauzil ketika
melihat kotak infaq yang lewat pada saat sholat Jumat, lalu
Fauzil berpikiran andaikan kotak infaq ini dapat dilakukan
secara digital kapanpun dan dimanapun, tanpa perlu harus
menunggu pelaksanaan sholat Jumat tiba. Akhirnya disitu
Fauzil teringat Narenda, teman komunitasnya di Bekraf
yang memiliki Aplikasi Masjidku. Melihat Masjidku yang
pada saat itu masih aktif namun sedang mengalami
kekosongan tim teknis, akhirnya Fauzil memutuskan
bergabung dan mengambil alih seluruh pengerjaan teknis di
Masjidku.
Sejak awal dibuatnya Aplikasi Masjidku ini, Narenda
menyadari pentingnya menekankan visi-misi Masjidku
sebagai sebuah aplikasi berbasis masjid dalam menjalankan
fungsi dan manfaatnya kepada para jamaah.
2. Visi dan Misi
Visi Masjidku:
Dalam rangka memakmurkan masjid dan mushala di
Indonesia
Misi Masjidku:
1)Mendigitalisasikan informasi masjid dan mushala di
Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat
Islam
36
2)Merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan
mushala yang tergabung di Aplikasi Masjidku
3)Mengembalikan masjid menjadi pusat peradaban
Visi dan misi ini tentunya sejalan dengan apa yang
digariskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam surat
At Taubah ayat 18 yang berbunyi:
الة إنما يعمر مساجد هللا من ءامن باهلل واليوم األخر وأقام الص
كاة ولم يخش إ ال هللا فعسى أوالئك أن يكونوا من وءاتى الز
{18المهتدين }
Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. At
Taubah:18)
Dorongan ayat ini bukan lain dan tidak bukan adalah
sebuah perwujudan seorang hamba yang takut kepada
Rabb-nya dan berharap menjadi orang yang dicintai Allah
Subhanahu wa ta’ala sehingga selalu dicurahkan petunjuk
dalam hal apapun. Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan
dorongan utama bagi lahirnya motivasi beragama adalah
rasa takut dan harapan. Bahkan dapat dikatakan bahwa
harapan mengandung takut, yakni takut jangan sampai yang
37
diharapkan tidak tercapai.29 Poin penting itulah yang
membuat visi Aplikasi Masjidku begitu kokoh dengan
perwujudan harapannya bahwa nantinya Masjidku bisa
menjadi jembatan penghubung orang-orang yang
memakmurkan masjid.
Dalam hadits Rasulullah SAW juga diceritakan
mengenai satu golongan diantara tujuh golongan yang
mendapatkan naungan keselamatan di hari kiamat kelak,
yaitu orang orang yang dalam hatinya ingin memakmurkan
masjid-masjid Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,“Tujuh golongan yang dinaungi
oleh Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil,
pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu
beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada
masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya),
dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya
berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang
diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina),
tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang
yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya
sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan
tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir
(mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air
29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h.552
38
mata dari kedua matanya.” (HR. Bukhari, no.1423 dan
Muslim, no.1031)
Lewat hadits ini pula, semangat Masjidku muncul
sebagai titik tujuan para pendirinya, yaitu untuk bisa
menjadi hamba-hamba yang selamat di hari kiamat dimana
tidak ada perlindungan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang memiliki daya dan upaya menguasai alam jagat raya
ini.
Dengan harapan memakmurkan masjid tentunya
masjid bukan hanya sekedar makmur bentuk bangunan
fisiknya namun makmur dari segi jamaah yang ada di
dalamnya, sebelum menuju hasil yaitu kemakmurkan,
butuh proses menyatukan ummat. Keberadaan Masjidku
diharapkan sebagai mediator pemersatu umat Islam,
menyatukan serta menguatkan elemen-elemen yang ada di
masjid dan mushala yang masih terpisah dan terkotak-
kotakan. Lewat platform dan tab berupa jadwal kajian dan
artikel tausyiah bisa menjadikan potensi kekayaan sumber
daya manusia yang bisa saling diberdayakan. Takmir
masjid dan jamaah bisa saling mengetahui secara transparan
keadaan masjid dan musholah di Indonesia. Semua itu tidak
lain dan tidak bukan tujannya untuk merekatkan ukhwah
Islamiyah sesuai dengan misi yang ada di Aplikasi
Masjidku.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa
Sallam yang sudah masyur di telinga kita: Dari Abu Musa
RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan
39
mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain
saling menguatkan” kemudian beliau menggenggamkan
jari-jarinya” (HR. Muttafaqun Alaih).
Diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, bahwa
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih
sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan
merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan
panas dan demam”. (HR. Muslim)
Ketika kekuatan-kekuatan ummat ini dapat bersatu
setelah itu dapat timbul rasa saling cinta, saling memiliki,
merasa tersakiti lantas membela ketika ada seorang muslim
kita dianiaya maupun terdzolimi dengan pemberitaan tidak
baik maka ketika tingkatan ukhwahnya sudah sampai titik
itu niscaya kemakmuran masjid dan musholah semakin
tersebar rata dari sabang hingga marauke.
3. Fitur dan Program
Masjidku sejak awal dibuatnya sudah memiliki tiga
platform andalan, yaitu Masjidku Mobile, Masjidku
Website, dan Masjidku TV. Pertama adalah Masjidku
Mobile, Masjidku Mobile menjembatani antara pengguna
smartphone dengan masjid.Aplikasi Masjidku tersedia di
Android dan iOS dengan rating 4.7.
40
Gambar 130
Tampilan Fitur Masjidku Mobile
Adapun fitur bermanfaat untuk pengguna,
diantaranya ada informasi dakwah, informasi kegiatan
masjid dan musholah, infaq digital, jadwal shalat dan arah
kiblat, masjid terdekat, dan kelompok tadarusan. Potensi
market terhadap Masjidku Mobile ini tujuh puluh juta
smartphone user. Sedangkan fitur bermanfaat untuk masjid
adalah sebagai media penyebar dakwah, media informasi
kegiatan, media penggalangan dana, fungsi analitis, dan
jejaring sesama takmir masjid dan mushala di Indonesia.
Masjidku Website adalah website yang
dikembangkan untuk masjid-masjid yang terdaftar, dengan
30 Screenshoot Masjidku Apps di Android phone, pada 2 Juni 2018
pukul 16.35 WIB
41
demikian masing-masing masjid akan mendapatkan satu
laman website tersendiri.
Gambar 231
Tampilan Masjidku Website
Layanan ini digunakan untuk memberikan akses
kepada masjid-masjid yang ingin memiliki website namun
memiliki kendala finansial, teknis dan kendala lainnya.
Masjidku platform dimaksudkan sebagai media informasi,
media transparansi pengelolaan masjid serta media
kolaborasi baik antar masjid, antar umat maupun antara
masjid dan umat.
Masjidku TV adalah sebuah platform yang terdiri dari
aplikasi mobile windows yang dapat digunakan untuk
optimalisasi penggunaan TV masjid dalam penyebaran
31www.masjidku.id diakses pada 3 Juli 2018 pukul 16.36 WIB
42
informasi terkait kegiatan, pelaporan keuangan masjid dan
sebagainya. Masjidku TV terintegrasi dengan masjidku
mobile, dengan demikian update informasi cukup sekali
dilakukan oleh admin masjid. Untuk masjid dan umat,
bahwa masjidku TV adalah media teaser agar jamaah atau
umatnantinya akan menggunakan Masjidku mobile
untukmendapatkan informasi yang lebih lengkap dan
komprehensif. Baik masjidku mobile ataupun TV
merupakan penghubungantara masjid dan jamaahnya.32
Gambar 333
Tampilan Masjidku TV
Ketiga media plaform layanan ini merupakan media
yang saling terintegrasi satu sama lainnya dalam satu
dashboard yang bisa diakses melalui Masjidku Website
32 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes,
(Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 21 33 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h.19
43
maupun Aplikasi Masjidku. Dengan kemudahan teknologi
ini masjid dapat melakukan update konten satu kali saja dan
masjid juga mendapatkan dukungan terkait dengan user
management dan user analytic yang berguna sebagai alat
evaluasi setiap event-event yang diadakan oleh masjid dan
musholah. Media informasi yang terintegrasi ini juga
nantinya akan menjadi penghubung masjid dengan umat,
masjid dengan masjid, serta umat dengan umat. Informasi
akan masjid yang dapat diakses dengan mudah dan lengkap,
akan mendorong masjid maupun umat untuk semakin
memakmurkan masjidnya. Salah satu modal untuk
membangun Indonesia yang lebihbaik.
Aplikasi Masjidku memilikibanyak sekali kegiatan
atau program, tidak hanya terbatas pada peribadatan namun
juga ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, lingkungan
dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mengoptimalkan
pemanfaatan platform Masjidku serta mengajak masyarakat
luas untuk ikut serta dalam memakmurkan masjid, maka
beberapa program inisiatif yang Masjidku gagas adalah
sebagai berikut:
a). Jejaring Takmir Masjid Indonesia
Program ini merupakan wadah silaturahmi dan
komunikasi antar takmir masjid terkait dengan
pengalaman mereka dalam manajemen alias pengelolaan
masjid. Program ini bertujuan sebagai wadah untuk
bertukar pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
keahlian tentang masjid, jejaring untuk menyuburkan
44
Islam yang damai bagi Indonesia yang lebih baik dan
sebagai media yang mendorong terwujudnya pemerataan
kemakmuran masjid.
Acara diselenggarakan untuk program ini berupa
acara ‘Silaturahmi 1001 Takmir Masjid’.34 Acara diisi
dengan banyak workshop hardskill maupun softskill baik
berkaitan dengan dunia jurnalistik, fotografi dan
videografi, keterampilan berbicara di depan umum,
maupun dunia seputar penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi. Peserta dari acara ini merupakan
perwakilan masing-masing takmir masjid dan musholah
yang sudah tergabung di Aplikasi Masjidku.
Gambar 435
Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia
34 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h.
24 35 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic
Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.11
45
b). Sahabat Masjidku
Program untuk komunitas yang terbuka untuk
muslim dari segala gender yang ingin memajukan dan
memakmurkan masjid. Komunitas ini mengajak
masyarakat untuk menghidupkan masjid sebagai pusat
pengembangan peradaban. Fungsi adanya Sahabat
Masjidku ini adalah sebagai wadah bagi mereka-mereka
yang ingin memakmurkan masjid, menyuburkan dan
mendorong hidupnya remaja-remaja masjid, ikut serta
mendukung takmir masjid melalui sumbangan ide dan
partisipasi langsung dalam kegiatan masjid. Sahabat
Masjidku ini bersifat volunteer atau kerelawanan yang
bisa diikuti oleh para pemuda dan pemudi ahlussunah
wal jamaah. Acara yang diselenggarankan berupa
Magang Masjidku yang diperuntukkan untuk mahasiswa
maupun aktivis masjid. Ada juga acara Masjidku Talk,
yang merupakan acara nongkrong bareng bersama
Sahabat Masjidku untuk membahas perkembangan
masjid dan teknologi terutama mengenai Aplikasi
Masjidku di dalamnya diadakan lomba pengetahuan
anak muda terhadap masjid. Dan Masjidku setiap
datangnya bulan suci Ramadhan biasa melaksanakan
Masjidku Kontes, dimana acara tersebut sebagai ajang
pencarian bakat-bakat fotografi dan videografi untuk
46
mendokumentasikan seputar kegiatan masjid maupun
kontes bangunan masjid terindah. Perlombaan ini
diadakan lewat media sosial Aplikasi Masjidku dengan
penjurian online dan peserta yang beruntung
mendapatkan hadiah menarik dari Masjidku.
Gambar 536
Pemenang Acara Masjidku Talk
Gambar 637
Poster Masjidku Kontes di Instagram
36 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes,
(Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 25 37www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 15.10 WIB
47
c). #CintaiMasjid Campaign
Program ini merupakan program penyaluran
bantuan kepada masjid dan musholah serta marbot
masjid yang bekerja di dalamnya. Program bantuan ini
diadakan setiap tahun secara serempak di beberapa kota
pilihan. Acara di dalamnya berupa “Masjidku Cinta
Masjid”, berupa memberikan seperangkat alat
kebersihan, perlengkapan pendukung masjid dan
bantuan dana terhadap masjid maupun mushala yang
kondisi bangunannya tidak terawat dan kurang perhatian
masyarakat setempat.
Acara “Masjidku Cinta Marbot” juga dilaksanakan
setiap tahun, yaitu dengan memberikan bingkisan
lebaran berupa perangkat ibadah dan bantuan dana
kepada para marbot masjid yang kurang mendapatkan
perhatian atau hidup dalam taraf kemiskinan. Ada juga
acara Masjidku Go Green dengan memberikan
48
sumbangan tanaman untuk masjid dan mushala sekitar
dan Masjidku cinta Ibu dengan memberikan hadiah bagi
pemenang terbaik yang memposting kebersamaannya
bersama ibu di instagram.
Gambar 738
Campaign #CintaMasjid di Instagram
Inisiatif program tersebut di atas sifatnya
bukanmenggantikan wadah-wadah berjejaring lain yang
sudah ada, namun sifatnya adalah menguatkan satu sama
lain.bersama memakmurkan masjid, dan juga Masjidku
38www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 17.08 WIB
49
dengan semangat mendigitalisasikan agama berupa
informasi masjid ini memberikan pesan kepada masyarakat
muslim bahwa saat ini umat sudah harus mengambil peran
teknologi guna mensyiarkan agama islam kepada dunia.
Semangat syiar agama islam yang dijalankan
Masjidku ini berawal dari landasan islam yakni berdakwah,
setiap individu umat muslim dengan berbagai profesinya
memiliki kewajiban untuk berdakwah, diantaranya
termaktub dalam surat Ali Imran ayat 104 “Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajukan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung”.
Di dalam tafsir Imam Jauhari al-Thanthawi dalam
tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Quran al-Karim bahwa39 “harus
ada diantara kaum mukminin, segolongan yang kuat
imannya dan besar ikhlasnya, yang mengerahkan segenap
daya dalam berdakwah, mengajak kepada kebaikan.
Kebaikan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.
Golongan itu juga harus mengajak kepada manusia untuk
berpegang teguh kepada ajaran-ajaran dan etika Islam yang
sesuai dengan kitab, sunnah dan akal sehat, juga melarang
mereka dari kemungkaran yang tidak sesuai dengan ajaran
Allah dan yang tidak disukai oleh tabiat normal kita”.
39 Thantawi Jauhari Thantawi, Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-
Karim, (Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi,1995) h.201-202
50
Keinginan, semangat dan motivasi untuk terus
berdakwah kini menjadi hal yang harus ditanamkan oleh
umat Islam. Hal itu sudah menjadi tanggung jawab moral di
kalangan umat Islam. Berbagai cara telah dilakukan agar
dakwah senantiasa berjalan harmonis hingga kini, dari
mulai dakwah yang telah telah berselang ratusan tahun
sejak dakwah lisan yang dilakukan Rasulullah sampai
dakwah saat ini yang menggunakan media
digital.40Semangat mensyiarkan agama lewat digital juga
bukan hanya disadari oleh tim Aplikasi Masjidkusaja tetapi
menjadi kesadaran umat manusia. Karena teknologi tidak
dapat dipisahkan dari komunikasi, ditambah pada saat ini
masyarakat tengah membutuhkan percepatan informasi
yang luar biasa, maka informasi tidak dapat dibendung
dalam artian sekecil apapun yang terjadi merupakan sebuah
informasi dan menjadikan sebuah budaya. Nampaknya
konsep ruang publik yang digagas oleh Habermas sedikit
demi sedikit mulai bergeser karena hadirnya budaya
internet pada masyarakat kita. Faktanya masyarakat
sekarang cenderung lebih suka mencari atau mendapatkan
informasi di internet daripada mendapatkannya secara
konvensional.
Alhasil berbagai macam aplikasi Islam berbasis
internet mulai bertebaran dan memberikan informasi
40 Yedi Purwanto, dkk, Peran Teknologi Informasi Dalam
Perkembangan Dakwah Mahasiswa,Jurnal Sosioteknologi, vol.16 no.1, April
2017, h.95
51
kepada masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia.
Seperti My Quran, Jadwal Sholat, Kiblat, Shahih Al
Bukhari, Islam Menjawab, Daily dua for kids Muslim dua,
Wikislampedia bahkan Masjidku sebagai pelopor aplikasi
media sosial masjid , lewat peluang inilah dakwah Aplikasi
Masjidku masuk dengan kemasan yang menarik, modern
dan religius. Dengan begitu masyarakat muslim dapat
memanfaatkan akses informasi dakwah dengan mudah,
karena pemanfaatan dunia maya cenderung lebih disukai
karena dunia maya lebih variatif, membuka kreativitas,
efektif dan efisien dibandingkan dengan dunia nyata.
4. Profil Tim Masjidku Apps
a. Narenda Wicaksono
Narenda Wicaksono atau
yang lebih sering disapa
“Naren” merupakan
lulusan S1 ITB jurusan
Teknik Informatika,
ketika kuliah beliau aktif
menjabat sebagai Ketua
Himpunan Mahasiswa
Teknik Informatika
ITB.Naren banyak sekali mengikuti kejuaraan di
kampusnya, diantaranya pernah menjadi pemenang di
ajang ITS National Innovation Competition 2006,
pemenang Microsoft Imagine Cup 2006 untuk negara
52
Indonesia; dan finalis (tingkat dunia) Microsoft
Imagine Cup 2006 di India. Ia juga terpilih menjadi
Student Ambassador ot the Year 2006. Berkat
ketekunan dan kegigihan Naren dalammengikuti
perlombaan, organisasi maupun komunitas IT,
akhirnya ia direkrut menjadi Microsoft Most Valuable
Professional dan tak lama kemudian diajak bergabung
bersama Microsoft Indonesia menjadi Technical
Advisor. Setelah itu beliau pernah 4 tahun bergabung
di Nokia Indonesia dan mendapatkan award Intel
Innovator. Setelah mendapatkan ilmu dari banyak
perusahaan yang pernah beliau pegang, akhirnya Naren
memutuskan untuk berkarir secara mandiri sebagai
seorang developer. Puncaknya pada 5 Januari 2015,
naren berhasil membangun perusahaan IT yang
dinamakan Dicoding Indonesia yang terus berkembang
pesat sampai saat ini. Disamping itu, lelaki kelahiran
Bandung, 11 Januari 1984 ini sibuk membuat dan
mengembangkan Aplikasi Masjidku sebagai wujud
pengabdianya terhadap dunia islam dalam bidang
teknologi yang saat ini ditekuninya.
b. Adib Toriq
Adib Thoriq merupakan
seorang developer
kelahiran Malang yang
mendirikan perusahaan
53
Algostudio. Beliau pernah mengenyam bangku
perkuliahan di Universitas Brawijaya Malang. Pada
masa itu Adib bersama rekannya pernah mendapatkan
penghargaan 3rd Best Educational Software
Development Proposal pada ajang E-Learning Award
2007. Beliau kemudian melanjutkan Pendidikan di
jenjang Magister jurusan di STEI Institut Teknologi
Bandung, semasa kuliah Magister ia pernah
mendapatkan beberapa penghargaan kompetisi seperti
Notable Finalist “App to the Future” design award-
Core 77 dan medali emas pada ajang Nokia Lumia
Apps Olimpyad di Kategori API Ongkoskirim.41
Adib Toriq secara resmi membentuk Algostudio
pada tanggal 12 November 2012 dan telah menciptakan
banyak sekali aplikasi seperti yang terkenal yaitu Drug
Guide, BookTracker, Blastnote dan Masjidku.
Masjidku tercipta dari ide Narenda yang merupakan
teman kuliahnya semasa di Bandung. Akhirnya mereka
membuat serta mengembangkan aplikasi tersebut.
Namun sayang, kiprah beliau di Masjidku Apps tidak
lama,di tahun 2016 karena kesibukan membuat aplikasi
lainnya, Adib memutuskan keluar dari tim harus rela
melepaskan Aplikasi Masjidku dari Algostudio.
c. Muchdlir Johar Zauhariy
41https://www.teknojurnal.com/adib-toriq/amp/. Diakses pada tanggal
24 Mei 2018 pukul 11.19
54
Muchdlir Johar Zauhariy
atau akrab disapa Johar
lulus dengan predikat
cum laude dan
valedoctarian dari
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
(FEUI) . Selama menjadi
mahasiswa, Johar
mendapatkan berbagai penghargaan misalnya
Mahasiswa Teladan Nasional 2009, FEUI Award untuk
kategori Mahasiswa Terbaik, FEUI Award 2009 untuk
kategori penulisan ilmiah dan jurnalistik, McKinsey &
Company Young Leaders for Indonesia, Duta Muda
ASEAN Indonesia. Pria kelahiran 8 Januari 1988 ini
juga berkesempatan untuk mengikuti berbagai acara
internasional misalnya di Malaysia, Singapore, Brunei
Darussalam, Korea, Japan, The Philippines dan
Amerika Serikat. Selama menjadi mahasiswa, Johar
aktif di kegiatan penulisan ilmiah, debat ilmiah dan
kegiatan sosial terutama pendidikan bagi anak yang
kurang mampu.
Setelah lulus, Johar bekerja di perusahaan
konsultan asing yakni Accenture. Johar memiliki
ketertarikannya dalam dunia bisnis dan wirausaha. Dia
dan beberapa temannya, menginisiasikan
55
pengembangan pariwisata berbasis pelestarian wayang
di daerah Wonogiri, Jawa Tengah. Inisitif ini yang
kemudian membawa dia dan timnya menjadi juara
pertama Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri 2012.
Johar juga pernah terjun di berbagai bidang bisnis
misalnya musik, makanan, serta pariwisata.
Saat ini beliau fokus dalam membangun
perusahaannya di industri alat berat. Johar tercatat aktif
sebagai pemuda yang ikut dalam berbagai kegiatan
sosial terutama yang berfokus pada pendidikan
terutama bagi mereka yang kurang mampu. Johar
pernah menjadi pengajar anak-anak jalanan di Depok
dan Jakarta.42
Saat ini ia terlibat sebagai pembina I'M UIJO atau
singkatan dari Ikatan Mahasiswa Universitas Indonesia
Jombang (http://imuijombang.org) . Johar juga menjadi
penggagas dan pengurus Yayasan Salasika Indonesia
(http://salasika.org), yayasan yang berfokus untuk
pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten
Jombang Jawa Timur. Selain itu, Johar juga punya
ketertarikan besar dalam bidang pariwisata dan budaya
dan keagamaan. Beliau merupakan salah satu pendiri
dan saat ini menjadi ketua Komunitas Jalan Jalan Baik
(http://jalanjalanbaik.org) yakni komunitas yang fokus
42https://kitabisa.com/orang-baik/2270. Diakses pada tanggal 24 Mei
2018 pukul 10.58 WIB
56
pada promosi pembangunan pariwisata dan pelestarian
budaya Indonesia yang berkelanjutan. Saat ini beliau
menjabat sebagai COO dan merupakan sebagai salah
satu pendiri Aplikasi Masjidkuyang bergerak di bidang
teknologiaplikasi media sosial berbasis Masjid.
d. Fauzil Hamdi
Fauzil Hamdi,
kecintaannya terhadap
dunia IT khususnya
pemrograman ini sudah
muncul sejak dibangku
SMP. Kecintaanya
terhadap dunia IT
terkhusus dunia game
telah menghantarkan Fauzil untuk berkuliah di bidang
IT. Hingga akhirnya game pertama yang
dikembangkan oleh Fauzil pada saat masa kuliah
adalah Poker Jawa. game pertama ini berbasis mobile,
ia juga menciptakan game Diponegoro Story dan
twitblack yang merupakan aplikasi twitter client.
Selepas kuliah, fauzil pernah bekerja di perusahaan TI
sistem informasi rumah sakit, perusahaan partner salah
57
satu provider Indonesia, pernah juga di perusahaan TI
Perbankan bahkan pernah membantu Agate studio
untuk mengembangkan game J2ME pertamanya. Awal
tahun 2011, Fauzil memutuskan berhijrah untuk
membuat aplikasi berbasis islam yang akhirnya ia
namakan sebagai The Wali Studio. The Wali Studio
sendiri diresmikan secara legal berbadan hukum pada
24 Januari 2012. Di akhir tahun 2013, Fauzil beserta
rekan-rekan di The Wali Studio mengikuti kompetisi
MGDW 5 dengan menyertakan game kelereng yang
berjudul Tales of Marble dan berhasil menjadi
pemenang kategori puzzle dan trivia.
Dari pertengahan 2014 hingga sekarang Fauzil
beserta tim The Wali Studio tidak lagi mengerjakan
proyek dan hanya fokus pada pengembangan produk
hingga aplikasi MyQuran mendapatkan sertifikat
Tashih.
Selain itu, The Wali Studio juga membangun
aplikasi muslim all in one yang bernama Muslim
Daily. Aplikasi ini diharapkan yang menjadi alternatif
untuk aplikasi ibadah karena fiturnya yang cukup
lengkap. Kedepannya The Wali Studio merencanakan
untuk tetap fokus pada aplikasi Islami dan
juga game Islami. Pertemuannya dengan Narenda di
awal 2016 juga memberikan sebuah solusi agar My
Quran lebih tepat sasaran dan banyak pembacanya,
yaitu jamaah-jamaah masjid dan musholah. Melihat
58
banyak sekali kemanfaatan yang ia bisa dapatkan di
Masjidku akhirnya Fauzil memutuskan untuk
bergabung ke Aplikasi Masjidku menggantikan peran
Adib di bidang teknis menjadi seorang CTO sampai
saat ini.
59
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di Aplikasi
Masjidku
Berdakwah menggunakan media teknologi digital di
zaman ini dengan mad’u yang heterogen menjadi tantangan
berat bagi para dai’ dalam menyampaikan isi pesan dengan
kemasan yang menarik, agar media dakwah yang dibuat dapat
terus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Masjidku
dengan beragam fitur aplikasinya, mencoba untuk menyajikan
berbagai hal kemudahan yang didapatkan masjid maupun
jamaah, namun beragam kemudahan dan kecanggihan
teknologi tersebut ternyata tidak seimbang dengan sumber
daya manusianya, dimana saat ini teknologi Masjidku kurang
dimaksimalkan oleh pengurus masjid untuk mengenalkan
masjidnya kepada khalayak.
Contoh yang paling menonjol adalah keaktifan admin
takmir masjid untuk menyebarkan informasi di aplikasi
Masjidku.penulis mencoba menampilkan data tabel yang
penulis dapatkan dari wawancara, mengenai “20 Masjid
Populer versi Masjidku Juni 2018” lengkap dengan keaktifan
masjid-masjid tersebut menyebarkan informasi Masjid di
Aplikasi Masjidku. 20 Masjid atau Mushala yang ada di tabel
tersebut dinilai berdasarkan followers atau pengikut jamaah
60
terbanyak dari 1.300 Masjid dan Mushala yang tergabung di
Aplikasi Masjidku.
Tabel 143
Data 20 Masjid Populer versi Masjidku Juni 2018
No. Nama Masjid Kota Aktif Bergabung Update Kegiatan
dan Artikel
Follo
wers
1. Masjid Darussalam Kota
Wisata
Cibubur 26 Juni 2015 9 Juni 2018 16727
2. Masjid Ash Shaff Emerald Tangerang
Selatan
13 Mei 2015 13 Juni 2018 12208
3. Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan 2 Agustus 2015 22 Juni 2017 9952
4. Mushala Baitul Ittihad Brebes 14 Juni 2016 5 November 2016 9682
5. Masjid Al Muhajirin
Bintang Mas
Tangerang
Selatan
5 Mei 2016 30 Juli 2017 6229
6. Masjid Baitul Ihsan BI Jakarta Pusat 17 Juli 2015 27 Mei 2017 6194
7. Masjid Jami’ Bintaro Jaya Tangerang
Selatan
1 September 2015 2 Juni 2018 4938
8. Masjid Daarut Tauhiid Bandung 2 Agustus 2015 12 Juni 2016 4357
9. Masjid Baitushidqi PKP JIS Jakarta Timur 20 Desember
2015
1 Oktober 2016 3855
10. Mushala Darun Nawawi Lombok Barat 16 Maret 2016 15 Juli 2016 3821
11. Masjid Raya Bintaro Jaya Tangerang
Selatan
13 Mei 2015 2 Juli2016 3787
12. Masjid Al-Baakhirah Baros Cimahi 24 Juni 2016 8 Agustus 2017 3462
13. Masjid Al-Ikhlas Jakarta Pusat 21 Agustus 2015 12 September 2016 3501
14. Masjid Al-Madinah Bogor 6 Juli 2016 12 Maret 2017 3217
15. Masjid Baitul Makmur Boyolali 23 Mei 2015 7 Juli 2015 3126
16. Masjid Baiturrahiim Vila
Bogor Indah
Bogor 19 Agustus 2017 17 September 2017 2888
17. Masjid Al-Falah Puri Dago Bandung 23 Oktober 2015 18 Oktober 2016 2690
18. Masjid Al Fajar Komplek
BPPSDMKes
Jakarta Selatan 29 Februari 2016 10 Juni 2017 2255
19. Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan 28 Juni 2015 27 Mei 2016 2169
20. Masjid Djamik Rengat
Indragiri Hulu
Rengat, Riau 30 Feburuari 2015 23 Oktober 2015 2097
Dapatdilihat dengan seksama data-data masjid diatas,
dari dua puluh masjid yang dirilis hanya ada tiga Masjid yang
sampai bulan Juni 2018 masih aktif menyebarkan informasi
43 Dokumen interal Masjidku Apps didapatkan saat wawancara 14
Mei 2018 pukul 13.02 WIB
61
berupa kegiatan maupun artikel di Masjidku. Yaitu Masjid
Darussalam kota Wisata, Masjid Ash-Shaff Emerlad Bintaro
dan Masjid Jami’ Bintaro Jaya.
Dari data ini juga dapat kita ketahui mengapa Aplikasi
Masjidku yang dulu di tahun-tahun pertamanya sangat aktif
dengan banyaknya Masjid dan Mushalaberbondong-bondong
bergabung dengan Aplikasi Masjidku ditambah dengan banyak
media mainstream nasional bahkan internasional seperti
Salaam Gateway sebuah portal berita ekonomi Islam
internasional asal Dubai, Uni Emirate Arab yang
memberitakan mengenaiAplikasi Masjidku ini.
Gambar 844
Pemberitaan Aplikasi Masjidkudi Detik.com
44https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-3052752/aplikasi-masjidku-
buatkan-situs-gratis-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB
62
Gambar 945
Pemberitaan Masjidku Apps di Kompas.com
Gambar 1046
Pemberitaan Masjidku Apps di Antaranews.com
45https:/tekno.kompas.com/read/2015/06/15/09295847/Masjidku.Jejar
ing.Sosial.untuk.MasjidDiakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB 46https://m.antaranews.com/berita/501233/masjidku-aplikasi-jejaring-
sosial-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.51 WIB
63
Gambar 1147
Pemberitaan Masjidku Apps di Salaamgateway.com
Data lainnya, telah peneliti dapatkan dari dashboard,
dashboard ini merupakan sebuah tempat berbentuk aplikasi
yang digunakan sebagai tempat memproduksi informasi
sebelum informasi tersebut tersebar di Aplikasi Masjidku,
barulah setelah itu data dapat diolah menjadi banyak data,
salah satunya data grafik,data ini mengambarkan jumlah
artikel Masjid wilayah DKI Jakarta yang di shareatau
disebarkan di Aplikasi Masjidku ini dari tahun 2015 sampai
awal Juni 2018.
Gambar 1248
Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018
47https://www.salaamgateway.com/en/story/Indonesias_mosques_app
_up_to_connect_with _Muslim_communities-SALAAM31012016054003/
Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.40 WIB 48 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id
64
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa Masjidku sudah
banyak digunakan oleh Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta,
meliputi 5 wilayah administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Dari
1.237 Masjid dan Mushala yang masihaktif penggunanya di
Indonesia, terdata diantaranya ada 31 Masjid yang berada di 5
wilayah DKI Jakarta. Jika di total dari tahun 2015 sampai
tahun 2018 sebanyak 508 kegiatan pernah terlaksana di
wilayah DKI Jakarta ini.
Melengkapi data diatas, ternyata wilayah yang paling
banyak menyebarkan informasi kegiatannya di Aplikasi
Masjidku adalah Masjid-Masjid yang berada di wilayah
Jakarta Selatan, lebih spesifik lagi kegiatan apa saja yang
pernah terlaksana di wilayah Jakarta Selatan, dapatdilihat pada
tabel berikut ini:
65
Tabel249
Tabel Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan
Tahun
Kegiatan 2015 2016 2017 2018
Tabligh Akbar 1 1 4 1
Ramadhan 1 7 6 1
Pra Nikah 1 2 1
Kajian Rutin 41 89 6
Kajian Tematik 13 59 2
Idul Fitri 2
Idul Adha 1
Al-Quran 5 3 2
Khitan Massal 1
Sholat Jumat 12 48
Sholat Gerhana 1
Politik 1
Kesehatan 1
Gerakan Subuh 212 1
Waqaf 1
Infaq 1
TOTAL 78 210 25 3
Dari data diatas didapatkan ternyata kegiatan ‘Kajian
Rutin’ yang banyak sekali di publikasi. Tepat di tahun 2016 ini
jumlah yang juga banyak di sebarkan oleh Masjid-Masjid
seperti Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar BBPSD
Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Baiturrahmah dan
Masjid Daaruttauhid Jakarta ikut meramaikanAplikasi
Masjidku ini, namun kalau kita lihat intensitas jumlah dari
tahun ke tahun, kemauan takmir masjid untuk menyebarkan
kegiatan di Aplikasi Masjidku semakin menurun drastis.Hal
ini dapat dilihat dari angka ‘Total’ yang pada tahun 2018
hanya terdapat 3 kegiatan saja.
49 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id
66
Urutan selanjutnya, Wilayah DKI Jakarta yang banyak
menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku adalah
wilayah administratif Jakarta Pusat, diikuti Jakarta Timur, dan
Jakarta Barat. Minus Jakarta Utara yang tidak ada kegiatan
yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku selama tahun 2015
sampai tahun 2018 ini.
Tabel 350
Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur, dan Barat
50 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id
Jakarta Pusat
Tahun
Kegiatan 2015 2016 2017 2018
Ramadhan 3 1
Kajian Rutin 24 7 8
Kajian Tematik 2 1 2
Idul Adha 2
Maulid Nabi 1
Sholat Jumat 12 8 8
Donor Darah 1
Gerakan Subuh 212 1
Pengajian Ibu-ibu 1
TOTAL 41 20 21 0
Jakarta Timur
Tahun
Kegiatan 2015 2016 2017 2018
Tabligh Akbar 2
Kajian Rutin 8
Kajian Tematik 1 2
Al-Quran 1
Infaq 1
TOTAL 1 14 0 0
Jakarta Barat
Tahun
Kegiatan 2015 2016 2017 2018
Al-Quran 1
TOTAL 0 1 0 0
67
Dari data diatas dapat kita lihat penurunan yang sangat
drastis dari masing-masing wilayah di ibukota Jakarta, padahal
wilayah DKI Jakarta merupakan basis kekuatan banyaknya
pengguna Aplikasi ini. Dari data ini dapat dilihat minat
terbanyak pengurus Masjid di wilayah DKI Jakarta adalah
menyebarkan informasi mengenai kajian rutin, beberapa
Masjid yang berpartisipasi aktif di dalamnya seperti Masjid
Baitul Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, dan Masjid Asy-Syahadah.
Di wilayah Jakarta pusat, menyebarkan informasi
mengenai pelaksanaan sholat Jumat menjadi prioritas kedua,
diikuti selanjutnya adalah jadwal kajian tematik serta
Ramadhan. Namun trend yang terjadi di wilayah ini masih
sama dengan wilayah Jakarta Selatan yaitu mengalami
penurunan di tahun 2018. Tidak jauh berbeda dengan wilayah
Jakarta Timur yang masih mengandalkan kajian rutinnya
untuk di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku, beberapa Masjid
yang aktif menyebarkannya seperti Masjid Baitusshidqi PKP
JIS. Namun berbeda dengan Jakarta Barat yang hanya
ditemukan satu kegiatan selama 4 tahun yaitu kegiatan
Tadabur Al-Quran di Masjid Darrud Da’wah Griya Dadap.
Berdasarkan kedua tabel data diatas maka dapat kita temukan
bahwa rata-rata Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta mulai
banyak menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku pada
tahun 2016.
68
Data selanjutnya yang peneliti dapatkan adalah mengenai
penyebaran artikel Islam di Aplikasi Masjidku pada rentang
tahun 2015 sampai tahun 2017 di wilayah DKI Jakarta yang
meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta
Timur, dan Jakarta Utara.
Gambar 1351
Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017
Data diatas dapat memberikan penjelasan kepada kita
bahwa dalam rentang tahun 2015-2017 akhir, jumlah artikel
Islam yang disebarkan Masjid-Masjid wilayah DKI Jakarta
sebesar 387 artikel. Hal ini tentunya menjadi ironi tersendiri,
karena kita mengetahui bahwa basis Masjidku ini adalah di
ibukota Jakarta yang meliputi 5 wilayah tersebut, namun minat
takmir Masjid menyebarkan ringkasan tausyiah ataupun artikel
sangatlah sedikit dalam kurun waktu 3 tahun ini. Tercatat dari
51 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id
69
1.237 Masjid dan Mushala yang aktif berkomunikasi dengan
Aplikasi Masjidku, hanya 31 Masjid aktif yang berada di
wilayah DKI Jakarta ini. Beberapa Masjid di Jakarta Selatan
yang aktif berkontribusi dalam membuat artikel di Aplikasi
Masjidku adalah Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar
BBPSD Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Jendral
Sudirman WTC dan Masjid Nurullah Kalibata.
Adapun di wilayah Jakarta Pusat seperti Masjid Baitul
Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, Masjid Cut Meutia Menteng, dan
Masjid At-Taqwa Kemenkominfo. Masjid Daerah Jakarta
Timur seperti Masjid Baitusshidqi PKP JIS, Masjid Nurul
Iman Pondok Bambu, Masjid Asy-Syakirin Pondok Bambu
serta Daerah Jakarta Utara seperti Masjid Jakarta Islamic
Center dan Masjid Darussalam BKN dan Jakarta Barat seperti
Musholah Daarud Da’wah Griya Dadap.
Artikel atau ringkasan tausyiah yang disebarkan juga
beragam dari berbagai Masjid, seperti tabel berikut ini,
Tabel 452
Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta
Jakarta Selatan
Tahun
Tema 2015 2016 2017
Hadits 1 7
Al-Quran 3 3
Sejarah 3
Fiqih 6 4
Islam dan Sains 2 3
Aqidah 6 8
Ibadah 4
Ekonomi 3 1
52 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id
70
Psiokologis 1
Info Pemulasaraan Jenazah 1 1 1
Adab dan Etika 3 1
Ramadhan 22 5 5
Profil Masjid 2 1 1
Kepemimpinan 2
Iedul Adha 5 1 1
ZIS 3 3 2
Tadzkiatunnafs 6
Ukhuwah 3 2
TOTAL 76 32 18
Jakarta Pusat
Tahun
Tema 2015 2016 2017
Hadits 2
Al-Quran 2
Sejarah 20 2
Fiqih 9 1
Aqidah 53
Ibadah 13
Ekonomi 3
Muhasabah 9
Menuntut Ilmu 3
Adab dan Etika 5
Ramadhan 4
Profil Masjid 6
Kepemimpinan 1
Iedul Fitri 1
Iedul Adha 5
ZIS 4 1
Tadzkiatunnafs 7
Ukhuwah 1
TOTAL 165 4 3
Jakarta Barat
Tahun
Tema 2015 2016 2017
Al-Quran 1
ZIS 2
TOTAL 0 0 3
Jakarta Timur
Tahun
Tema 2015 2016 2017
Hadits 2
Al-Quran 4
Sejarah 4 2
Fiqih 2 6
Aqidah 4 9
Ibadah 7 10 1
71
Kepemimpinan 1 2
Muhasabah 1 6
Syaban 2
Adab dan Etika 10
Ramadhan 1
Iedul Fitri 1
Iedul Adha 1
Profil Masjid 8
Silaturahmi 1
Muharram 3
ZIS 1 3 2
Tadzkiatunnafs
Parenting 6
Ukhuwah 2
TOTAL 47 52 3
Jakarta Utara
Tahun
Tema 2015 2016 2017
Sejarah 1
Ibadah 1 1
Profil Masjid 3
ZIS 2
TOTAL 3 2 3
Dari data lengkap yang peneliti dapatkan diatas
dapatdiamati secara detail tema artikel-artikel serta jumlah
sebaran dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh Masjid-
Masjid yang berada di DKI Jakarta. Dimulai dari artikel
wilayah Jakarta Selatan yang banyak membahas mengenai
seputar Ramadhan dari tahun 2015 sampai 2017 sebanyak 32
artikel. Diikuti dengan artikel mengenai Akidah yaitu bahasan
mengenai aliran-aliran sesat dan keimanan kepada Allah
Subhanahu wata’ala sebanyak 14 artikel, serta masih banyak
lagi artikel-artikel menarik yang di shareatau disebarkan di
Aplikasi Masjidku.
Berbeda di daerah Jakarta Pusat, Artikel yang lebih
banyak disebarkan yaitu mengenai Aqidah, Sejarah maupun
72
Ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Tidak jauh berbeda
dengan artikel yang banyak disebarkan oleh Masjid-Masjid di
daerah Jakarta Timur yaitu artikel seputar ibadah, aqidah, adab
dan etika, disusul dengan artikel dengan tema lain. Jakarta
Barat dan Jakarta Utara menempati urutan paling akhir dari
banyaknya artikel yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku.
Dalam kurun waktu tiga tahun Masjid di daerah Jakarta Barat
hanya menyebarkan artikel mengenai Al-Quran dan ZIS,di
wilayah Jakarta Utara hanya menyebarkan artikelnya sebanyak
8 artikel dengan tema sejarah, ibadah, profil Masjid dan ZIS.
Temuan data diatas tentu tidak sesuai ekspetasi peneliti
terhadap banyaknya informasi-informasi masjid yang tersebar
di Aplikasi Masjidku ini. Karena dibalik namanya yang
membumbung tinggi di kalangan Masjid dan Mushala di
Indonesia, tidak sebanding dengan keaktifan takmir Masjid
terhadap aplikasi ini. Hal ini menjadi problem bagi tim
Masjidku, dengan berbagai macam cara bagaimana masjidku
bisa eksis kembali dan lebih bermanfaat untuk umat Islam.
Namun sebelum berpikir kesana, peneliti menelaah terlebih
dahulu akar permasalahan awal mengapa Masjidku kini
semakin turun keatifannya. Peneliti melakukan wawancara
dengan Johar yang merupakan COO dari Masjidku, beliau
mengatakan bahwa:
“Jadi waktu itu kita mendapat dukungan dana
dari donatur yang tau masjidku ini memang bagus
untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu
sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada
satu dan lain kendala akhirnya kita kehabisan bensin
73
ceritanya, atau dalam hal ini misi belum selesai
tetapi kekurangan dana di tengah jalan,”53
Pada potongan wawancara diatas dapat ditemukan bahwa
masalah utamanya disini adalah dana operasional, dimana
dana tersebut didapatkan dari donatur. Dana operasional ini
digunakan mengedukasi Masjid dan Mushala di Indonesia
untuk dua hingga tiga tahun mendatang. Namun karena
perhitungan yang meleset, alhasil operasional Aplikasi
Masjidku terhenti ditengah jalan dan akhirnya tidak bisa aktif
mengedukasi dan mengenalkan teknologi dakwah kepada para
takmir Masjid dan Mushala lagi.
Johar juga menuturkan bahwa di tengah kehabisan dana
tersebut tim Masjidku masih terus beroperasional dengan hal-
hal yang masih mungkin dilakukan, yaitu terus menghubungi
lewat telepon, SMS maupun lewat media Whatsapp untuk
membantu segala sesuatu hal tentang pengoperasian dan
pengenalanMasjidku kepada pengurus-pengurus masjid dan
Mushala, dan terus menjalin hubungan kerjasama promosi ke
Dewan Masjid Indonesia, lembaga-lembaga dakwah dan
beberapa media massa.
“Pekerjaan yang terkait dengan hubungan
pihak-pihak terkait, mulai dari pengurus musholah,
masjid, Dewan Masjid Indonesia, beberapa media
massa juga,”54
Ternyata kendala tidak hanya sampai situ, Johar menjelaskan:
53 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 54 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018
74
“Satu tantangan terbesar adalah mengedukasi
pengurus masjid dan musholah, karena mayoritasdari
mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh,
walaupun mereka pengguna smartphone tetapi untuk
mengadopsi dan memakai aplikasi sangat lambat
sekali walaupun feature aplikasi kita buat dengan
sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa
mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga
akhirnya mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya
susah untuk dipakai.”55
Masalah penggunaan teknologi komunikasi berbasis
internet ini sebenarnya bukan hanya masalah yang ada di
Masjid atau Mushala saja tetapi masalah global yang
menyangkut rentang umur manusia yang hidup pada
zamannya. Berikut penulis sajikan data survey yang dilakukan
APJI dan PuskaKom UI tahun 2015.
Gambar 1456
Demografi Penggunaan Internet Indonesia Tahun 2015
55 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 56 Gun gun Heryanto, Handbook Internet dan Politik, (Jakarta:
Persentation file PDF,2016) h.12
75
Melihat data demografi di atas ternyata usia pengguna
internet hingga saat ini dikuasai oleh usia 18-26 tahun yang
sebesar 49% hampir setengah dari populasi penduduk
pengguna internet di Indonesia. Disusul pengguna di usia 26-
36 tahun yaitu sebesar 33,8%, usia 36-46 tahun sebesar 14,6%,
usia 46-56 tahun adalah 2,4% dan pengguna usia 56-65 tahun
adalah sebesar 0,2% dengan akses internet menggunakan
telepon seluler terbesar yaitu 85%.
Wajar saja jika efektifitas pemanfaatan Masjidku oleh
takmir Masjid dan Mushala terhambat karena usia takmir yang
kebanyakansudah tua sehingga lemah dalam menggunakan
teknologi komunikasi ini. Belum lagi persentase ini dikurangi
dengan penduduk non muslim yang berada di Indonesia.
Narenda menambahkan bahwa menjadi pekerjaan rumah yang
cukup besar untuk bisa mensosialisasikan Masjidku kepada
Masjid dan Mushala karena kebanyakan takmir Masjid atau
Mushala berasal dari kalangan yang masih jauh dengan
teknologi.
“Masjid di dominasi oleh generasi orangtua
yang sulit dan lambat dengan penggunaan aplikasi
maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada
pengurus masjid menjadi pekerjaan rumah yang
sangat besar karena mayoritas pengurus masjid atau
musholah berasal dari kalangan yang masih jauh
dengan teknologi.”57
Perkembangan teknologi komunikasi yang super cepat
seperti saat ini, telah diutarakan Andrew F. Wood dalam
57 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018
76
teorinya yaitu Computer Mediated Communication, bahwa
metode komunikasi saat ini telah diperantarai internet dan
sudah bergerak secara cepat dan dikatakan sebagai integrasi
teknologi komputer dalam kehidupan kita sehari-hari.
Maksudnya adalah teknologi komunikasi yang kita hadapi
secara tidak langsung membuat kita merasakan dan mengikuti
pemakaiannya hingga menjadi hal sering terjadi dan dapat
membantu kita dalam kehidupan kita sehari hari. Jika saja
metode komunikasi CMC dapat semua orang lakukan dan
terapkan dengan baik seperti apa yang dikemukakan Joseph B.
Walther dalam penelitiannya bahwa setidaknya komunikasi
secara hypersonal dapat lihat dari empat faktor, yaitu faktor
penerima, faktor pengirim, faktor saluran, dan faktor umpan
balik. Namun dalam praktiknya ternyata banyak sekali admin
takmir Masjid yang gagap teknologi sehingga terhambat untuk
menjadi seorang pengirim informasi.
Setidaknya admin takmir Masjid dan Mushala harus bisa
memahami terlebih dahulu tiga karakteristik New Media yang
menandai kehadiran teknologi komunikasi baru sebelum dapat
menjalankan komunikasi virtual yang efektif. Rogers
menyebutkan ada tiga karakteristik. Karakteristik pertama
yaitu Interactivity yang merupakan sebuah kemampuan sistem
komunikasi baru dalam memberi talk back bagi penggunanya.
Sifat interaktif ini diharapkan dapat lebih akurat, efektif dan
memuaskan. Dalam hal ini Aplikasi Masjidku mengandalkan
interaktif pengurus Masjid dan Mushala agar kinerja dari
Aplikasi ini berjalan efektif dan aktif setiap hari.
77
Karakteristik kedua yaitu de-massification yang berarti
juga sebagai kontrol sistem komunikasi yang berubah dari
produsen pesan ke konsumen media. Tentunya karakteristik
kedua ini merupakan bagian dari Masjidku, dimana tim
Masjidku bekerja dengan posisi sebagai kontrol sistem dari
semua konten yang beredar di dalam Aplikasi Masjidku, baik
konten yang diproduksi oleh Masjid dan Mushala yang
memproduksi informasinya maupun para pengguna yaitu
jamaah yang menerima dan mendapatkan informasi dari
Masjid dan Mushala yang bersangkutan. Karakteristik ketiga
adalah asynchronous, yang berarti kemampuan mengirim dan
menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu,
tidak memakan waktu lama untuk menyebarkan informasi,
sehingga teknologi mampu mempercepat waktu pengiriman
informasi atau pesan. Karakter lainya dari New Media ini
adalah seperti bisa dipertukarkan dan disebarkan informasi
tersebut secara terus-menerus oleh sejumlah besar
penggunanya, mempermudah dan mempercepat individu atau
pengguna mendapatkan informasi, mudah diakses dan mudah
digunakan di berbagai tempat.
Aplikasi Masjidku sebenarnya sangat mudah digunakan
olehpara admin dari takmir Masjid, cukup dengan
MengunduhAplikasi Masjidku di Playstore, setelah terinstal
maka masukan id dan password yang dibuat sendiri oleh
admin takmir Masjid, setelah itu muncul dashboard yang
berisi tab menu untuk membuat postingan baik jadwal
kegiatan maupun artikel. Jika sudah selesai, maka klik ‘ok’,
78
dan informasi dapat tersebar di tiga platform Aplikasi
Masjidku secara bersamaan tanpa perlu membuat informasi
yang sama pada platform yang lain. Sayangnya kemampuan
teknologi komunikasi ini tidak seimbang dengan sumber daya
manusia yang diberdayakan, padahal Masjid memiliki para
remaja dan pemuda yang bisa menjadi generasi penerus
kemajuan dan kemakmuran Masjid dan Mushala. Berbicara
mengenai pemberdayaan remaja Masjid untuk
mengoperasikan Masjidku, tim Masjidkupernah mengundang
para remaja dan pemuda Masjid di setiap wilayah untuk
melakukan workshop mengenai teknologi Masjidku,
jurnalistik dan fotografi.
“Waktu itu kita buat acara training atau
workshop bersama dengan mengundang 20-30
pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya
sambutannya bagus dengan banyak menyasar ke
remaja dan pemuda masjidnya, karena mereka lebih
milenial dan bisa menggunakan aplikasi dengan
cepat dan paham perubahan tapi kendalanya adalah
antara remaja masjid dengan pengurus masjidnya
banyak yang tidak diberikan otoritas atau hak untuk
mengelola media masjid dan musholah.”58
Sering tidak didukungnya remaja Masjid menjadi
kendala juga bagi Masjid dan Mushala, ada sebuah pemikiran
bahwa anak muda belum bisa diberikan tanggung jawab
mengelola Masjid, padahal lewat tangan pemuda, Masjid bisa
terus menerus makmur dari generasi ke generasi. Padahal saat
itu para pemuda yang mengikuti programMasjidku sudah mau
berkomitmen untuk menyemarakan kemakmuran Masjid lewat
58 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018
79
aplikasi ini, namun sekali lagi terbentur birokrasi kolot
pengurus Masjid yang membuat mereka terhambat untuk
berkembang, dan imbasnya kegiatan yang diadakan Masjidku
tidak se-efektif yang diharapkan. Alhasil karena masalah itulah
saat ini para pemuda dan remaja Masjid lebih aktif
menggunakan media sosial lain yang lebih populer seperti
Instagram, Facebook dan Twitter untuk tempat menyalurkan
aspirasi dan dakwah mereka. Akhirnya,perlahan-lahan
Aplikasi Masjidku yang dibuat oleh para pemuda kreatifini
mulai ditinggalkan oleh penggunanya. Johar mengatakan:
“Disamping itu juga banyak media sosial yang
menurut mereka lebih bisa dipakai daripada
Masjidku seperti Instagram, Twitter maupun
Facebook dan merekapun sudah memakai itu lebih
dulu, akhirnya mereka kembali memakai media-
media tersebut.”59
Tantangan dakwah yang dihadapi Masjidku selanjutnya
yaitu adanya perbedaan pola pikir takmirMasjid dan Mushala.
Banyak takmirdi zaman ini berfikiran Masjid makmur hanya
cukup menjadikannya tempat untukibadah sholatbaik untuk
dirinya maupun orang lain.Padahal jika takmir Masjid dan
Mushala berfikiran visioner, program-program pemberdayaan
dalam memakmurkan Masjid akan lebih beragam dengan
bantuan menggunakan aplikasi ini. Terkadang dari perbedaan
tersebut menimbulkan paham saling mencurigai satu sama
lain, menyangka muslim satu dan muslim lainnya bukan
golongannya, seperti yang ditemukan Johar ketika ia
59 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018
80
mensosialisasikan Aplikasi Masjidku di beberapa Masjid dan
Mushala yang ada di Indonesia.
“Ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu
saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang
zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek
kapitalis karena saya mempromosikan teknologi
apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah
dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau
pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu
saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama
saudara muslim dituduh macem-macem padahal
disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah
wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai
penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang
mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba
dateng ke masjid dituduh macem-macem.”60
Kejadian semacam ini menjadi tamparan keras bagi kita
sebagai umat Islam, disaat saudara kita seorang muslim
mengenalkan sebuah teknologi untuk mempermudah Masjid
makmur tanpa biaya sepeser pun, tetapi disisi lain respon
muslim lainnya tidak memihak sedikitpun. Bahkan sampai
berprasangka buruk dengan meremehkannya. Tetapi Johar
menanggap ini hal yang dimaklumi dan bersikap ikhlas.
Padahal Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab ra, ia berkata,
“Janganlah kamu sekali-kali berprasangka terhadap
suatu ucapan yang muncul dari saudaram yang beriman
melainkan dengan prasangka yang baik, karena engkau
memiliki cara lain untuk memahami (perkataan)nya dengan
pemahaman yang baik. Dan ucapan tersebut masih
60 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018
81
dimungkinkan mengandung kebaikan.” (HR. Ahmad dalam
kitab Durrul Mantsuur)61
Menurut pandangan peneliti ada dua permasalahan besar
yang saat ini dihadapi oleh Aplikasi Masjidku untuk
menyemarakan kembali syiar dakwah dari Masjid dan
Mushola yang ada di Indonesia, pertama yaitu permasalahan
pendanaan dan kedua adalah kesulitan edukasi teknologi
antara pembuat Aplikasi masjidku dengan takmir Masjid atau
Mushala.
Berfikiran untuk terus menerus mengandalkan donatur
adalah cara yang tidak tepat, walaupun di Indonesia mayoritas
penduduknya adalah muslim, namun orang yang ingin
mendonasikan dana yang besar untuk sebuah aplikasi dakwah
sangat sulit ditemukan. Karena pendanaan dalam mengelola
sebuah aplikasi startup tidaklah murah seperti ketika kita ingin
mendonasikan harta kita dengan memasukan uang ke kotak
amal masjid. Masalah modal ini tidak bisa diremehkan karena
cukup mahal ongkos membesarkannya. Dilansir dari laman
dailysocial.id,62 bahwa Ario Tamat yaitu Founder dari Ohdio
dan Wooz.in mengatakan bahwa “yang paling utama untuk
sebuahstartup itu sumber daya manusia. Kalaupun sumber
daya manusianya semuanya adalah founder dan dianggap mau
bekerja secara gratis, mereka tetap harus makan dan menutup
pengeluaran lain. Jadi entah gimana caranya, biaya ini harus
61 Syekh Jalaluddin as-Suyuthi, Mukhtasor al-Muzani Fi Furu’asy-
Syafi’iyah, (Mesir: Dar Hijr, 2003) Jilid. V, hal.99 62https://dailysocial.id/post/modal-startup/ Diakses pada 20 Juli 2018
pukul 20.54 WIB
82
terpenuhi. Ini bisa berasal dari tabungan, atau seed investment,
dan harus dihitung paling tidak untuk satu tahun ke depan
bekerja. Dibutuhkan juga peralatan yang diperlukan. Kalau inti
startup-nya adalah programming, dibutuhkan perangkat
komputer yang memadai beserta fungsi lainnya, seperti
business development dan finance.”
Berkaca dari pendapat diatas, Aplikasi Masjidku tentu
memiliki modal yang cukup besar untuk membuat dan
mengelola informasi setiap harinya, bagaimana tidak besar
yang dikelola ada ribuan Masjid dan puluhan ribu pengguna
yang tentunya setiap waktu memerlukanresponsibility
sehingga dana operasional yang dikeluarkan cukup besar,
belum lagi untuk menjalankan program-program besar seperti
program jejaring takmir Masjid, Sahabat Masjidku, dan
#cintamasjid campaign yang saat ini masih menjadi andalan
tim Aplikasi Masjidku dalam menarik simpati pengguna.
Walaupun para founder saat ini bekerja secara gratis atau
tidak dibayar, namun keperluan pribadi maupun pengeluaran
untuk hal-hal yang berkaitan dengan Masjidku juga bisa
menguras keuangan para founder. Sudah saatnya Aplikasi
Masjidku mencoba cara baru yaitu membuka pendanaan dari
luar, baik itu bisa dari investor muslim yang menggelontorkan
dananya sekian persen saham Aplikasi Masjidku ataupun bisa
dengan memasukan ads atau iklan ke dalam aplikasi tersebut.
Pendanaan investor muslim harus dilakukan, halini dirasa tepat
melihat asset Masjidku yang sudah cukup besar, dari
pertambahan nilai aplikasi startup, database pengguna maupun
83
kepopulerannya di dunia maya khususnya masyarakat
muslim.Dalam hal ini Masjidku bisa menerapkan investasi
muslim, maksudnya yaitu hanya orang-orang muslim saja
yang bisa menginvestasikan uangnya di Aplikasi Masjidku,
dengan harapan agar dapat tercapai tujuan utama Masjidku
yaitu untuk memakmurkan Masjid atau Mushala lewat sektor
teknologi, yang pada akhirnya menciptakan turunanya seperti
berkembang masuk ke sektor ekonomi kreatif masjid,
kebudayaan islam, kesehatan, keilmuan dan lain sebagainya.
Tidak dapat dipungkiri investasi tersebut bisa
direalisasikan guna mencapai tujuan dan mempertahankan
keberlangsungan aplikasi, butuh keberanian dari founder
Aplikasi Masjidku untuk menjalankannya. Saat ini sudah
banyak sekali aplikasi Islam berbasis digital yang
pendanaanya dari investor muslim seperti Muslim Go (PT.
Funtastik Muslim), My Quran Indonesia (WaLi Studio), Apa
Doanya (Rahmadi Deswira) dan masih banyak lagi aplikasi
terbaik dan populer Islami yang ada di Playstore. Masjidku
juga terbuka lebar peluang tersebut dengan memanfaatkan
linkatau hubungan pertemanan Narenda dengan developer
muslim yang sudah berkecimpung di dunia IT selama puluhan
tahun.
Cara kedua yaitu mendapatkan pendanaan dengan
memasukan iklan lewat penyedia iklan online, baik iklan yang
berbentuk banner biasa hingga offer wall (iklan berisi daftar
aplikasi-aplikasi yang dapat diunduh oleh pengguna untuk
mendapatkan suatu hadiah). Tentunya tim Masjidku sudah
84
memahami perihal penyediaan layanan iklan ini. Lewat iklan
inilah Masjidku dapat menghasilkan uang yang dapat
digunakan untuk operasional sehari-hari tim menjalankan
aktivitasnya, tanpa perlu ketergantungan terhadap donatur
yang saat ini sulit didapatkan.
Masalah kedua yaitu mengenai edukasi terhadap takmir
maupun remaja Masjid atau Mushala yang masih terbentur
perkembangan teknologi. Walaupun Johar dengan berbagai
macam pengalamannya sudah mencoba mengumpulkan para
pemuda dan remaja Masjid masing-masing kota di Indonesia
untuk diberikan pelatihan teknologi sampai kepada fotografi,
namun acara-acara tersebut belum cukup untuk menjadikan
remaja dan pemuda Masjid ini bergerak aktif membantu
menebar kebaikan Aplikasi Masjidku, dikarenakan banyak
remaja dan pemuda Masjid yang kehilangan kepercayaan dari
dewan takmir masjidnya sendiri. Johar maupun Narenda harus
memfokuskan arah gerakan edukasi Masjidku ini, yaitu
dengan memusatkan kekuatan di satu daerah sebagai basis.
Misalkan wilayah yang paling banyak aktif remaja dan
pemuda masjidnya adalah wilayah Jakarta Selatan. Maka
Masjidku harus jadikan remaja dan pemuda Masjid di daerah
Jakarta Selatan ini sebagai basis kekuatannya dengan tujuan
memancing wilayah-wilayah lain untuk mengikuti jejak
remaja dan pemuda Masjid di Jakarta Selatan.
Johar sebagai COO harus terlebih dahulu merancang
program kepemudaan di dalam basis kekuatan Masjidku ini.
Barulah setelah wilayah basis kekuatan ini berhasil, kota-kota
85
lain atau wilayah-wilayah lainnya di Indonesia mengikuti
dengan sendirinya. Mengapa basis pemuda digunakan sebagai
objeknya, karena kita mengetahui bahwasanya teknologi akan
lebih mudah bersentuhan dengan kaummillennial, ditambah
lewat pemuda generasi penerus agama islam di Masjid- Masjid
dan Mushala yang ada di Indonesia dapat terus makmur.
Selain hal-hal diatas, perlu juga tim masjidku membuat
semacam buku panduan penggunaan aplikasi, dari mulai
bagaimana proses mendaftarkan akun, bagaimana SOP
penggunaanya, proses pengenalan fitur-fitur dashboard,
hingga teknis pembuatan konten yang nantinya dibuat khusus
untuk para takmir Masjid dan Mushala agar lebih mudah
mengoperasikan Aplikasi Masjidku. Selama ini Masjid atau
Mushala masih kesulitan menggunakan Masjidku karena tidak
adanya buku panduan pemakaian dan hanya sekedar
pengarahan jarak jauh tim Masjidku kepada Masjid dan
Mushala yang bersangkutan. Tetapi dengan adanya buku
panduan ini tentu memudahkan Johar dalam mensosialisasikan
Masjidku, tanpa harus lelah mendatangi satu persatu Masjid
atau Mushala yang ada di Indonesia untuk mengajarkan
penggunaan Aplikasi Masjidku.
Disamping membangun basis kekuatan dan membuat
panduan penggunaan, Fauzil selaku CTO harus merancang
kembali desain templateAplikasi Masjidku agar terlihat lebih
menarik dan tidak terlihat datar dan membosankan. Tentu
fitur dan isi konten yang bagus tidak akan banyak dilirik orang
jika tidak di kemas dengan tampilan yang menarik, seperti
86
yang dilansir dalam laman digitalmarekter.id,63 bahwa secara
psikologis otak manusia lebih mudah tertarik melihat kemasan
baik makanan maupun pakaian, kemasan barang kosmetik
hingga konten dan penataan halaman website yang
mengandung unsur estetika, penataan warna dan gambar.
Raheem, Vishnu & Ahmed dalam jurnal berjudul Impact of
Product Packaging on Consumer’s Buying Behavior64 juga
menyatakan bahwa kemasan terhadap merek tertentu akan
meningkatkan citra, dan merangsang konsumen tentang
produk. Memang Masjidku bukanlah produk makanan maupun
fashion, namun dari sini bisa dilihat kesamaan, yaitu orang
dapat tertarik terhadap suatu hal yaitu dengan desain yang
menarik.
Permasalahan-permasalahan eksternal yang dijelaskan
diatas merupakan dinamika dakwah yang saat ini dirasakan
tim Aplikasi Masjidku. Tetapi masalah di atas tidak akan
muncul jika tidak ada sebab yang lain, yaitu permasalahan
yang terjadi di internal tim Masjidku sendiri. Pada sub bab
selanjutnya penulis akan identifikasi masalah tersebut dengan
menggunakan teori performa komunikatif.
63https://digitalmarketer.id/mind/8-alasan-psikologis-mengapa-orang-
membeli -produk-anda/ Diakses pada 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB 64 A.R.Raheem, P. Vishnu, & A.M Ahmed, Impact of Product
Packaging on Consumer’s, (European Journal of Scientific Research, 2004)
h.122
87
B. Performa Komunikatif Yang Dilakukan Tim Masjidku
Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada Masjidku Apps
Mengedukasi takmir Masjid dan Mushala terhadap
perkembangan teknologi komunikasi memang bukanlah hal
yang mudah, terlebih setiap Masjid dan Mushala memiliki
kultur budaya yang beragam dan bersifat unik. Tim Aplikasi
Masjidku harus mampu meramu formula terbaik agar proses
edukasi kepada takmir Masjid dan Mushala berjalan efektif.
Akan tetapi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya,
Masjidku Apps harus melakukan penguatan interal tim agar
semakin kokoh pondasi dan semakin jelasnya arah tujuannya.
Terutama menguatkan proses komunikasi dan koordinasi di
perusahaannya agar tercipta budaya organisasi seperti yang
diharapkan bersama. Selain itu budaya organisasi yang
diciptakan akan mempengaruhi baik tidaknya anggota tim
Aplikasi Masjidku menjalankan perusahaanya.
Selaras dengan teori budaya organisasi yang
dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo (1983)
bahwa budaya merupakan suatu cara hidup di dalam sebuah
organisasi, yang asumsinya menekankan pada pandangan
mengenai proses sebuah nilai berlaku pada semua perilaku
kerja sebuah organisasi.65 Lebih dalam lagi, dari sebuah nilai
perilaku ini, kemudian pacanowsky dan O’Donnell Trujillo
mengklasifikasikan proses nilai tersebut menjadi lima bagian
dalam performa komunikatif.
65 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan
Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika,2008), h.317
88
Penulis akan mengidentifikasi satu persatu elemen dari
performa komunikatif yang dijalankan Aplikasi Masjidku dan
dari analisis teori performa komunikatif ini tujuan akhirnya
adalah sukses atau tidaknya tim di Aplikasi Masjidku
menjalankan, menjalin hubungan dan menyelesaikan masalah-
masalah perusahaannya baik internal dan eksternal. Ada
beberapa performa komunikasi yang dilakukan tim Aplikasi
Masjidku:
1. Performa Ritual
Performa ritual ini menjelaskan mengenai bagaimana
seseorang melakukan aktivitas kesehariannya yang terjadi
secara teratur dan berulang. Ritual tersebut terdiri dari empat
jenis yaitu personal, tugas, sosial dan organisasi. Dalam
kaitannya dengan pengelolaan informasi dan hubungan
komunikasi sesama pengurus Aplikasi Masjidku, ritual
personal dan ritual tugas yang dilakukan oleh Narenda setiap
hari adalah memantau dan memeriksa konten tiga platform
yaitu Masjidku Web, Masjidku Mobile dan Masjidku TV. Jika
ada kesalahan penulisan maupun isi konten yang kurang
sesuai, Narenda bertugas memperbaiki hal tersebut.
Isi konten yang dimaksud adalah isi pesan yang dibuat
oleh admin takmir Masjid baik di tab artikel maupun tab
kegiatan, kesalahan yang biasa terjadi dilakukan Masjid
biasanya berkenan dengan tanggal pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan poster yang di upload ataupun deskripsi
kegiatan yang tidak diisi dengan benar. Apabila ada isi pesan
89
yang tidak pantas atau tidak sesuai kaidah Islam ataupun
tulisan di artikel tersebut dapat memicu pertentangan serta
perdebatan biasanya Narenda bertugas merubah ataupun
menghapus artikel atau kegiatan tersebut dari dashboard admin
Masjidku.
Gambar 1566
Dashboard Untuk Mengedit artikel
66https://dashboard.masjidku.id/artikel Diakses pada 19 Juni 2018
pukul 9.43 WIB
90
Gambar 1667
Tampilan Dashboard Untuk mengedit Kegiatan
Tugas lainnya sebagai CEO, Narenda memiliki tugas
untuk mengenalkan Aplikasi setiapsetiap waktu baik online
maupun offline kepada khalayak pebisnis, pemerintah dan
jaringan lembagayang ia miliki.
Berbeda dengan Johar, performa ritual dan tugas yang
dilakukan sehari-hari yaitu memeriksa dan membalas email
dari jamaah atau takmir Masjid, membalas respon pengguna
aplikasi di Playstore, menjadi kontak operator center takmir
67https://dashboard.masjidku.id/kegiatan Diakses pada 19 Juni 2018
pukul 10.00 WIB
91
Masjid dan Mushalauntuk menghubungi
Masjidku,menjalankan round-map job yang telah dibuat,
maupun menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak lembaga
keagamaan. Semua hal tersebut dikerjakan setiap hari secara
berkala dan fleksibel setelah ia selesai melakukan pekerjaanya
sebagai konsultan bisnis.
“Yang saya kerjakan ada beberapa hal di
tim ini, yaitu konseping, karena waktu itu prototipe
masjidku udah ada tapi secara dokumentasi, promosi,
strategi untuk mencapai beberapa parameter dan
beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada
sama sekali, Disitu saya memainkan fungsi saya
dengan salah satunya membuat saya buat roundmap
job selama kurun waktu kedepan. Kedua, pekerjaan
yang terkait dengan hubungan pihak-pihak terkait,
mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan
Masjid Indonesia, beberapa media massa juga,
karena to be honest untuk bisa berhasil
mengembangakan masjidku itu memang kita tidak
bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang
paling penting sebagai objek kita yaitu orang masjid
dan musholah.”68
Fauzil selaku CTO melakukan performa ritual dan
tugasnya di Aplikasi Masjidku ini adalah dengan menangani
bug yang membuat eror aplikasi serta menangani feed dengan
menggunakan Native Android Studio. Bug merupakan sebuah
kesalahan pada komputer maupun aplikasi baik disebabkan
oleh perangkat lunak ataupun perangkat keras sehingga
komputer tidak bekerja dengan semestinya. Fungsi CTO dalam
keseharian sangatlah penting, karena hanya orang yang
68 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
92
mengetahui seluk beluk sistem komputer yang bisa
menyelesaikan masalah error application.
“Kegiatan rutin adalah kita menangani bug
yang membuat eror di aplikasi, dan menangani feed
dengan menggunakan native android studio. Lebih
banyak yang saya kerjakan itu by request dari tim
manajerial terutama instruksi langsung dari COO
yaitu mas Johar, misalkan butuh merombak desain,
ada kesalahan atau error di aplikasi, ada usulan
penambahan fitur dan lain sebagainya.”69
Dapat dikatakan kinerja kesehariannya kurang berjalan
dengan baik, aktivitas rutin yang dilakukan Fauzil tidak sering
dilakukan dan hanya melalui instruksi by requestdari Narenda.
Kebanyakan juga by request dari tim manajerial dan hal
tersebut tidak terjadi setiap hari, hanya di waktu tertentu saja
jika Fauzil mendapatkan informasi bahwa ada eror atau bug
ataupun ada perbaikan komponen fitur atau permintaan desain
ulang, maupun desain publikasi untuk promosi, yang diminta
Johar atau Narenda, setelah itu barulah Fauzil mengerjakan
tugasnya.
Pengerjaan tugas yang dilakukan Fauzil ini dapat
menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu
tergantung perubahan atau masalah sistem yang terjadi. Alur
pengerjaanya itu semua berawal dari komunikasi lewat
aplikasi grup WhatsApp Tim Masjidku, Fauzil mengatakan,
“Ketika tim manajerial menginformasikan ke
saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data,
misalkan kesalahan tanggal kegiatan, yang
seharusnya di dashboard admin tanggal sekian ketika
69 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018
93
di tampilan user malah keluar di tanggal yang
berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke
Apps nya, terus kami cek kami hilangkan bug dan
kami laporkan kembali ke tim manajerial untuk bisa
di test apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan.
Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran teks
di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih
besar itu biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada
tester oleh tim manajerial sebelum di terapkan
kembali ke aplikasinya.”70
Lewat aplikasi grup WhatsApp inilah penerapan ritual
tugas berjalan rutin.Fauzil, Narenda, maupun Johar terus
melaksanakan amanah tugas kesehariannya. Berkaitan dengan
ritual organisasi dan sosialnya dalam performa ritual, Aplikasi
Masjidku biasa melakukan rapat online maupun offline.
Namun secara intensitas pertemuan lebih banyak menerapkan
rapat online baik lewat Skype maupun Trello, dikarenakan
antara Narenda, Johar dan Fauzil terpisah jarak lokasi yang
cukup jauh, sehingga imbasnya pengelolaan informasi
diAplikasi Masjidku pun berjalan berpindah-pindah dan hanya
tim teknis yang bekerja menetap di kantor. Narenda
menjelaskan,
“Kendala internal kita yaitu di komunikasi
tatap wajah langsung, karena kita semua
mengerjakan masjidku banyak mobile atau berpindah
tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis
yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan,
berbeda dengan tim manajerial yang saat ini di
70 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018
94
Bintaro. Jadi melihat hal ini saya dan tim dibatasi
jarak dan waktu.”71
Narenda menyadari komunikasi yang selama ini terjalin
kurang efektif dan menjadi kendala yang menjadikanAplikasi
Masjidku lambat perkembangannya. Hal senada pun
disampaikan Johar,
“Menurut saya komunikasi yang kurang
efektif itu dengan tim teknis di Malang saat itu dan
sekarang pindah ke Cimahi, kemudian bekerja dalam
satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan menjadi
kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face
setiap saat pasti akan jauh lebih efektif daripada
ketemuan lewat dunia maya, karena kita tidak bisa
membaca ekspresi mereka, apakah mereka masih
semangat atau engga, atau mereka sedang mood atau
engga.”72
Kendala itupun dirasakan Fauzil yang saat ini menjadi
CTO Aplikasi Masjidku di Cimahi, Fauzil menjelaskan
kendala Aplikasi Masjidku orang-orangnya ini jauh ditambah
waktu pengerjaan jobdesc dari Masjidku sendiri. Karena
Fauzil selain menangani Aplikasi Masjidku, juga menangani
My Quran Indonesia yang merupakan aplikasi miliknya,
melihat kendala pada waktu itu juga akhirnya Fauzil
mengintegrasikan Masjidku dengan My Quran Indonesia agar
dapat sama-sama dikerjakan dalam satu sistem. Namun porsi
kerjanya masih tetap memprioritaskan pengerjaan aplikasi
miliknya tersebut.
“Masjidku ini kan tim teknisnya disini
(ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua,
71 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018 72 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
95
ditambah kendala waktu yang memang waktu itu saya
menangani penuh aplikasi buatan saya yaitu My
Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian dan
pembagian waktu.”73
Walaupun lebih banyak komunikasi online, timAplikasi
Masjidku tidak turut serta meninggalkan komunikasi offline,
komunikasi offline biasanya terjadi jika ada pertemuan penting
sifatnya segera atau masalah perusahaan yang sangat
mendesak untuk diputuskan bersama. Terkadang diadakan
juga sebulan sekali atau dua tiga bulan sekali agar terus terjalin
silaturahim yang baik antar tim.
Kurangnya intensitas pertemuan tim Aplikasi Masjidku
ini semakin menguatkan masalah diatas, seperti yang
disampaikan oleh Lely Arrianie yaitu seorang pakar ilmu
komunikasi, ia menyatakan:
“Luar biasa pengaruhnya, karena ada
komunikasi interaksional yang terputus, ada
komunikasi interaksional yang tidak jalan sehinga
gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada
figure tertentu yang tidak diketahui oleh figure
lainnya dalam hal ini sama sama founder. Padahal
sebuah tim setiap saat harus mensinkronkan itu untuk
bisa meyakinkan jamaah.”74
Walaupun Aplikasi Masjidku secara sekilas merasa
perusahaanya masih normal berjalan, namun pada hakikatnya
ada komunikasi yang seharusnya jika ada masalah bisa
terselesaikan, namun karena terputus atau terhambatnya
73 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018 74 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018
96
komunikasi antar tim tersebut, akhirnya tidak menyelesaikan
masalah apapun.
Peneliti sependapat dengan pernyataan pakar,
bahwasanya komunikasi interaksional yang seharusnya
berjalan aktif dalam sebuah perusahaan, baik antara Narenda
dengan Johar dan Fauzil ini kenyataanya terhambat dengan
jarak. Bagaimanapun komunikasi interaksional harus terjalin
setiap waktu dan di respon dengan cepat di antara anggota-
anggotanya. Komunikasi secara langsung mempunyai
kelebihan dibandingkan komunikasi secara online. Tidak serta
merta menangani jaring-jaring komunikasi yang banyak
terhadap jamaah secara online, lantas tim menghiraukan
pertemuan-pertemuan secara langsung dan lebih banyak
memilih komunikasi secara online.
Peneliti beranggapan bahwa dengan komunikasi secara
langsung semua tim bisa menguatkan ikatan emosional antar
pribadi, sehingga lebih memahami yang sebetulnya terjadi
terhadap sebuah perusahaan. Pertemuan secara langsung yang
dibangun tidak cukup hanya sekali tiga kali dalam sebulan,
namun pertemuan tersebut harus dilakukan secara rutin jika
ingin Aplikasi Masjidku dapat kembali menjalankan fungsi
performa ritualnya dengan baik dan efektif.
Peneliti memberikan tanggapan berkaitan dengan
performa ritual yang dilakukan oleh Fauzil mengenai
pengerjaan yang semua adalah tugas secara by request.
Pengerjaan tugas berdasarkan by request tidak mencirikan
sebuah komunikasi yang efektif, justru terkesan menunggu
97
instruksi sehingga tidak mencerminkan sebuah inisiatif
mengembangkan potensi aplikasi yang seharusnya
dapatdilakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut rutin setiap
harinya. Lewat aplikasi ini sebenarnya Fauzil bisa
mengembangkan skema crowdfunding yang bisa juga nantinya
menjadi program andalan dari Aplikasi Masjidku.
Aplikasi Masjidku sebenarnya telah memiliki tab untuk
berinfaq atau berdonasi, namun masih berfokus kepada
perantara infaq Masjid dan Mushala dari jamaah, jika saja
model atau skema berinfaq tersebut dibuat menarik atau lebih
bervariasi seperti pembuatan laporan transparansi infaq
Masjid,membuat campaign atau crowdfunding untuk renovasi
Mushala dan Masjid, pengadaan perlengkapan atau peralatan
Masjid dan Mushala, pembebasan lahan Masjid atau Mushala,
maupun kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk Masjid dan
Mushala yang sedang membutuhkan pembiayaan, pasti dengan
begitu Aplikasi Masjidku lebih banyak di lirik jamaah, dengan
begitu performa ritual yang dijalankan akan berjalan rutin dan
berkesinambungan dengan program-program lainnya.
Konsen peneliti terhadap kemampuan Fauzil ini,
nantinya diharapkan skemadapat diterapkan dengan sistem
Aplikasi Masjidku. Berikut salah satu contoh skema
crowdfunding yang coba dibuat oleh peneliti dan kedepannya
dapat digunakan dan dikembangkan oleh Fauzil.
Gambar 17
Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard
Masjidku.Id
98
Pada halaman ini nantinya Fauzil dapat membuat
tampilan formulir untuk pembuatan crowdfunding. Halaman
ini bisa Fauzil letakan pada tab pilihan dashboard yang
dimiliki masing-masing Masjid atau Mushala yang tergabung
di Masjidku. sebelum tampilan simple form ini muncul, di
pembukaan tab akan diberikan contoh pengisian serta panduan
dalam membuat crowdfunding.
Pada halaman output di Mobile Apps maupun Website
masjidku.id, Fauzil bisa membuat tampilan yang menarik serta
dengan sistem canggih yang bisa di sinkronkan dan di
integrasikan dengan tab infaq yang sudah ada di Aplikasi
Masjidku. Berikut peneliti akan menampilkan contoh landing
page crowdfunding.
Gambar 18
Contoh Tampilan Landing Page
99
Pada contoh landing page ini sangat mungkin bisa
diterapkan dengan tampilan seperti di atas, tinggal bagaimana
Fauzil dapat mendesain dan merancang semua tampilan ini
secara menarik dan sistematis agar penggunaan program
crowdfunding ini bisa berjalan. Kita tahu bahwa Masjidku saat
ini sudah memiliki fasilitas infaq, yaitu model transfer ke
rekening Masjid dan model potong pulsa. Kedua-duanya itu
bisa dijalankan dengan skema model crowdfunding sehingga
setiap hari banyak jamaah mengakses Aplikasi Masjidku, baik
pihak Masjid atau Musholah yang melakukan penggalangan
dana maupun jamaah yang ingin mendonasikan uangnya.
Pekerjaan ini sebenarnya bisa menjadi pekerjaan rutin Fauzil
sebagai CTO, bahkan dengan skema pengembangan program
lainnya tanpa harus menunggu instruksi dari tim yang lainnya
untuk terus bergerak.
Program rutin ini dapat digarap dengan kerjasama tim
Aplikasi Masjidku, disamping Fauzil menyiapkan sistem dan
100
menjalankan sistem, maka Johar sebagai COO dapat
mempromosikan atau mensosialisasikan model crowdfunding
ini kepada takmir Masjid, bisa dengan mempersiapkan
panduan penggalangan, pembuatan e-flyer maupun membuat
press conference dengan media sebagai bagian dari promosi.
Disisi lain, Narenda dapat bekerja lebih maksimal setiap
harinya untuk mencoba membuka segala akses baik ke
pemerintahan, lembaga maupun pengusaha muslim agar
proses mengenalkan jati diri dan kemanfaatanAplikasi
Masjidku semakin terbuka luas.
2. Performa Hasrat
Lewat performa hasrat disini peneliti ingin melihat
berbagai cerita dan kisah yang penuh antusiasme tentang
seseorang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di
organisasi maupun di institusi tempat beraktivitas. Hal ini
terlihat saat peneliti mengikuti meeting bulanan tim Masjidku
yang dihadiri Narenda, Johar dan Fauzil di kediaman Narenda
pada hari Ahad 3 Juni 2018. Johar mengungkapkan bahwa
kami di setiap awal rapat selalu menyempatkan untuk
menanyakan kabar keluarga dan pekerjaan di Aplikasi
Masjidku, terutama Johar yang berinteraksi langsung dengan
jamaah atau takmir Masjid yang tentunya memiliki cerita yang
cukup banyak untuk diceritakan kepada Narenda dan Fauzil.
Johar banyak menceritakan aktivitasnya yang banyak
berkomunikasi langsung dengan pengurus Masjid dan
101
Mushala, baik yang sudah bergabung di Aplikasi Masjidku
ataupun yang belum pernah bergabung.
Dalam kesempatan rapat, Johar sering menceritakan
perlakuan beberapa takmir Masjid terhadapnya yang dirasa
sangat berlebihan terhadap kehadirannya di Masjid dan
Mushala tersebut, sering sekali Johar dituduh sebagai zionis
sampai peminta sumbangan dana.
“Disini saya mau cerita yang tidak enaknya
ya, ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu
saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang
zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek
kapitalis karena saya mempromosikan teknologi
apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah
dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau
pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu
saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama
saudara muslim dituduh macem-macem padahal
disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah
wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai
penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang
mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba
dateng ke masjid dituduh macem-macem. Ada lagi
pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta
sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan
saya ga pernah minta uang sepeserpun ke masjid.”75
Cerita atau kisah menarik juga banyak diutarakan oleh
Narenda dan Fauzil, cerita Narenda seperti apa yang dirasakan
Johar saat bertemu dengan pengurus Masjid atau Mushala
ataupun kepada pengusaha muslim yang ternyata banyak
sekali yang meremehkan Aplikasi Masjidku ini,maupun acuh
terhadap pencapaian Aplikasi Masjidku sebagai media sosial
75 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
102
Masjid dan Mushala yang membantu para takmir
mempromosikan Masjid dan Mushalanya. Ataupun cerita
Narenda ketika melakukan koreksi terhadap artikel dan
kegiatan, banyak sekali admin takmir yang sudah di
peringatkan berkali-kali namun tetap melakukan kesalahan
yang sama, hingga akhirnya Narenda berikan penjelasan ulang
kepada pengurus Masjid tentang teknis apply tulisan, lewat
media telepon maupun bertatap wajah langsung.
Cerita atau kisah yang diutarakan Fauzil tak kalah
menarik, keberadaan lokasi kerja di Cimahi tentu punya cerita
unik tersendiri mengenai Masjidku, walaupun Fauzil selama
ini ditugaskan untuk bagian teknis dan selalu berhadapan
dengan komputer dan jarang bersosialisasi mengenai
Masjidku. Ketika bertemu dengan tim, Fauzil selalu
menceritakan proses kerja yang sering terhambat dan tidak
sesuai dengan schedule yang sudah direncakan. Terlebih
dengan interaksinya memperbaiki aplikasi di komputer,
terkadang hal yang membuat Fauzil kesal ketika sedang
memperbaiki error di aplikasi. Menurutnya ketika ia sudah
selesai menghapus bug atau memperbaikinya, suka muncul
kembali bug dan error yang lainnya. Cerita atau kisah yang
disampaikan di awal rapat biasanya menjadi bahan
pembahasan pada rapat tersebut. Walaupun tidak bisa
diselesaikan masalahnya semuanya, setidaknya ada satu dua
masalah yang bisa diselesaikan oleh tim Aplikasi Masjidku.
Peneliti berpandangan performa hasrat yang terjadi
terhadap Narenda, Johar dan Fauzil adalah hal atau kisah yang
103
sebenarnya cukup penting mengenai branding Aplikasi
Masjidku di mata jamaah maupun takmir Masjid. Terutama
Cerita atau kisah yang utarakan Johar, penolakan tersebut
terjadi karena sebuah penyaluran informasi yang tidak sampai
kepada takmir Masjid atau Mushala yang akan diajak
bergabung menggunakan Aplikasi Masjidku. Hal senada pun
di sampaikan Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi,
“Tergantung orang-orang yang ada di
dalamnya maksudnya adalah Narenda, Johar, Fauzil
dan orang-orang atau audience yang berhubungan
dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan komunikasi
tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat
rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi
itukan harus membutuhkan penataan kata yang rumit
dan sebagainya. Mungkin ada pesan yang satu kata
bisa sampai tapi di pihak atau orang lain ada pesan
yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi tergantung
siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya
ketika kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan
bicara anda dan bagaimana karakternya. Masing-
masing harus pandai dalam bersikap.”76
Kepandaian memahami audience harus dimiliki oleh
setiap tim terutama Johar yang setiap saat bertugas dan
memang berinteraksi dengan jamaah maupun takmir Masjid
dan Mushala. Tidak semua komunikasi Masjid itu sama dalam
penerapannya, karena bisa jadi latar belakang orang-orang
yang berada di Masjid atau Mushala yang berbeda-beda, baik
berbeda tingkat pendidikannya, latar belakang budaya dan lain
sebagainya. Tidak bisa disamakan antara Masjid yang berada
di perkotaan dan di daerah, pastinya memiliki pendekatan
76 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018
104
yang berbeda. Selain memberikan informasi Aplikasi
Masjidku kepada takmir Masjid, Johar harus memahami
dengan baik kebutuhan takmir Masjid atau Mushala, model
bincang-bicang santai mungkin tepat digunakan sebagai
pendekatan agar tidak terlihat seperti seseorang yang
berambisi untuk memakai atau menggunakan sesuatu.
Dengarkan keluhan takmir dan masuklah pembicaraan dengan
solusi atas keluhan tersebut.
Jadi kisah yang disampaikan Johar adalah problem yang
sebenarnya seringkali terjadi di lapangan dan tidak menjadi
evaluasi oleh tim Masjidku. Kritik saya, Aplikasi Masjidku
harus reaktif terhadap hal-hal yang menyangkut branding
perusahaan dan eksistensi Masjidku di masyarakat. Berikan
hal-hal positif, memberikan program yang sedikit namun
memiliki perubahan besar daripada menunda-nunda
penyelesaian yang tak kunjung berakhir, dengan perbaikan
branding ini tentu nantinya tim Masjidku mendapatkan respon
positif, cerita atau kisah positif dari masyarakat dan menjadi
sebuah motivasi kerja atas kisah-kisah menarik yang telah
terjadi.
3. Performa Sosial
Performa sosial harus dimiliki semua perusahaan agar
tercipta sebuah kerjasama yang baik antar anggota dan orang
lain. Performa ini juga merupakan perpanjangan dari sebuah
sikap ramah, sopan dan santun kepada internal maupun
eksternal yang menjadi penentu baik atau tidaknya budaya ini
105
di Aplikasi Masjidku. Dalam menjalankan tugasnya pada
lingkup internal sudah berjalan dengan baik, Johar dan
Narenda adalah orang yang lebih sering bertatap wajah
dibandingkan Fauzil. Komunikasi Narenda dan Johar sampai
saat ini cukup baik, tidak ada masalah yang ditutupi, saling
memandang baik antara keduanya, sopan santun Johar ke
Narenda juga cukup baik walaupun Narenda umurnya diatas
Johar dan lebih senior dalam hal Teknologi. Begitu juga
Narenda kepada Johar yang telah menganggapnya seperti
keluarga dan sahabat yang harus saling dihormati walaupun
sering terjadi perbedaan pendapat namun dengan memahami
satu sama lain, penjelasan yang lebih adil dan tentunya lebih
bermanfaat untuk umat itulah yang diutamakan Narenda
terhadap Johar.
Begitupun dengan Fauzil terhadap Narenda dan Johar,
walaupun Fauzil termasuk orang baru di tim Masjidku
ditambah dengan jarangnya pertemuan langsung dengan
Narenda dan Johar di Masjidku, namun peneliti melihat tidak
ada bentuk senioritas, semua berjalan atas asas kekeluargaan
yang cukup erat. Tidak ada saling merendahkan disaat berbeda
pandangan dan semata-mata mengerjakan pekerjaan
iniberlandaskan keridhoan dari Allah Subhanahu wa ta’ala,
itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Fauzil. Fauzil
termasuk orang yang sangat ramah dengan siapapun baik yang
tua maupun muda, teman maupun Kompetitor.
106
“Komunikasi horizontal ya, menganggap
semua sama, tidak ada yang merasa lebih hebat
karena jabatan, tidak ada yang lebih rendah karena
berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya
karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah.
Terbuka juga jika ada permasalahan, di bicarakan
atau di musyawarahkan bersama, pokoknya semua
asasnya kekeluargaan di Masjidku.”77
Performa sosial diuji jika sebuah tim didapatkan ada
sebuah konflik, biasanya menyebabkan ketidakseimbangan
komunikasi yang terjalin antar individu di dalamnya. Aplikasi
Masjidku dengan tujuan awal mencurahkan semangat
berjamaah memakmurkan Masjid dan Mushala menjadikan
konflik sebagai sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah dan
penuh keterbukaan. Fauzil menyampaikan jika ada konflik
terjadi di internal biasanya hanya perbedaan pemikiran atau
persepsi diantara Fauzil, Narenda dan Johar, baik itu di saat
rapat online maupun offline. Fauzil secara pribadi harus
memahami perbedaan tersebut serta menelaah lebih dalam
sebelum memutuskan bersikap.
Budaya unik yang ada di tim Masjidku terutama ketika
bertemu atau bertatap wajah adalah selalu membiasakan
adanya suguhan kopi hangat yang terseduh menemani
kebersamaan mereka, efeknya ketika ada konflik yang terjadi
karena perbedaan pendapat, suasana dapat cair karenaefek
darimeminum kopi. Entah mitos atau fakta namun hal itu
diakui oleh Fauzil, Narenda maupun Johar. Fauzil mengakui
77 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018
107
secara garis besar tidak ada konflik besar yang pernah terjadi
di Masjidku Apps selama ini.
Hal yang berbeda disampaikan Narenda dan Johar jika
berbicara mengenai konflik yang hubungannya terhadap
interaksi sosial antar individu tim Masjidku ini, ada sebuah
konflik yang terjadi pada saat tim teknis masih di pegang oleh
Adib yang berada di Malang. Konflik terjadi karena perbedaan
pendapat yang berujung pada keluarnya Adib dari Aplikasi
Masjidku hingga akhirnya membuat Masjidku vacum secara
teknis, suasana pun sempat memanas dan imbasnya tidakada
pengembangan aplikasi baik itu perbaikan bug dan error.
Konflik ini menyebabkan anti-klimaks disaat Masjidku sedang
berada di puncak kejayaanya. Buruknya kondisi tersebut
menyebabkan terbengkalainya tim operasional selama
beberapa bulan, hingga akhirnya dengan kelapangan dada
Narenda melepaskan Adib dari tim Masjidku sambilmengajak
kembali Johar untuk mau mengoperasikan Aplikasi Masjidku
sambil mencari pengganti tim teknis yang cocok untuk
menggantikan Adib.
Peneliti berpandangan proses sosial ataupun performa
yang terjadi di tim Masjidku tidaklah selalu baik, terlebih
ketika peneliti mengetahui komunikasi yang diterapkan tim
pada perusahaan ini adalah kebanyakan lewat online.
berkomunikasi menggunakan media online bukanlah hal yang
buruk bahkan sebuah kemajuan dalam teknologi yang dapat
mempermudah manusia, namun dalam usaha menyatukan
umat Islam khususnya jamaah dengan Masjid dan Mushala ini
108
perlu adanya para inisiator iniberkomunikasi secara langsung
agar tidak terjadi miss perception. Perbedaan umur diantara
ketiganya pun tidak terlampau jauh, jadi seharusnya tidak
menjadi masalah besar dalam hubungan sosial antara
ketiganya.
Namun disini peneliti melihat terdapat sebuah trauma
sosial yang diakibatkan dari konflik internal Narenda dan Adib
yang merupakan tim teknis Masjidku yang sebelumnya.
Konflik internal tersebut memicu adanya perubahan secara
besar-besaran yaitu dengan menggantikan tim teknis di
Malang dengan yang ada di Cimahi. Konflik internal
sebelumnya terjadi karena hubungan sosial yang tidak baik
selama mereka berkomunikasi, peneliti melihat konflik terjadi
karena sudah berbedanya tujuan ataupun visi misi diantara
keduanya, sehingga hal inilah yang memicu rusaknya
hubungan antar individu.Alhasil Adib memutuskan untuk
keluar dari tim Aplikasi Masjidku.
Dampak dari konflik internal ini yaitu berubahnya
keribadian individu yang terlibat dalam konflik, perubahan itu
berujung kepada sikap traumatis, sikapinilah yang menjadi
sifatberkepanjangan sehingga menimbulkan sikaptakut
memulai kembali dengan formasi tim baru serta terlihat seperti
kehilangan semangat untuk memajukan Aplikasi Masjidku
lagi.
109
4. Performa Politis
Dalam performa politis, seseorang dituntut
mengkomunikasikan perilaku kekuasaan atau kontrol kepada
anggota lainnya untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal
ini tim Masjidku akan berusaha menempatkan dirinya masing-
masing pada jabatan yang dipegang. Narenda sebagai CEO
mengkomunikasikan kekuasaanya dengan memberikan arahan
dengan gaya bahasa yang horizontal baik kepada Fauzil
maupun Johar. Narenda dalam mengkomunikasikan
kekuasaannya sering membawa atau menceritakan
pengalaman di perusahaan yang saat ini dimilikinya yaitu
decoding sebagai daya penguat keyakinan kepada rekan-
rekannya di Aplikasi Masjidku. Sifatnya yang to the point
membuat keputusan-keputusan yang cepat namun penuh
pertimbangan matang.Melihat kepribadian seperti diatas,
ternyata Narenda bukan tipikal pengekang. Senada dengan
apayang disampaikan oleh Johar,
“Beliau bukan tipe pengekang ya, sejauh
pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber
daya nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan
setuju.”78
Narenda adalah seorang dengan tipikal terbuka dan
menerima segala masukan bahkan ide-ide yang membuat
Johar dan Fauzil dapat berkreasi lebih luas lagi. Namun ketika
ada sebuah kesalahan yang dilakukan Johar dan Fauzil,
Narenda tidak segan-segan memberikan teguran dan
78 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
110
memberikan evaluasi kesalahan yang terjadi secara terbuka.
Namun dibalik sisinya yang terbuka menerima segala masukan
dan ide-ide, beliau memiliki idealisme yang sangat tinggi
terhadap apa yang ia yakini, terutama Aplikasi Masjidku ini.
Hal ini terbukti ketika Johar banyak menceritakan bahwa
Aplikasi Masjidku sulit untuk bekerjasama dengan pihak luar
dalam hal pengembangan dan pemasukan keuangan Aplikasi
Masjidku. Padahal saat itu Johar sudah mengusahakan
bagaimana Masjidku nantinya bisa melakukan funding yang
lebih sustainable dengan strategi pendanaan yang mandiri baik
dari kerjasama jasa iklan maupun produk-produk komersial.
Johar menyampaikan,
“Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau
dibeli dengan harga yang fantastis tapi karena
Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak jadi, ada
juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku
bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan
di Masjidku juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai
COO pun kalah pendapat dengan beliau ini. Mungkin
ingin masjidku seperti ini saja flat tidak ada inovasi
dan usaha memutarkan uang untuk operasional atau
apa saya pun merasa bingung.”79
Idealisme Narenda yang tidak ingin Masjidku menerima
campur tangan terhadap pihak luar inilah yang bisa menjadi
kendala dan akhirnya kalah berkompetisi dengan aplikasi
Islami lainnya.Ditambah sulitnya brand Masjidku ini
diunggulkan di google search enginesehingga kurang efektif
dikenal di dunia maya. Fauzil berpandangan,
79 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
111
“Masjidku itu brand, terkadang kalau kita
search Masjidku di google suka sulit ditemukan,
karena search engine di google itu lebih tertarik
dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah
sangat kuat dan menempati posisi teratas. Jika kita
search dengan tulisan ‘masjidku’ pasti keluar dengan
posisi teratas, tetapi kalau kita search dengan tulisan
‘masjid’ maka Masjidku Apps ini menempati urutan
yang kesekian puluh.”80
Berbeda dengan Narenda, performa politis yang sering
dikomunikasikan Johar adalah kewenangannya terhadap
pekerjaanya di bagian operasional, segala ucapan maupun
kebijakan yang dibuatnya kepada jamaah maupun takmir
Masjid dan Mushala sangat berpengaruh terhadap kinjerja
Aplikasi Masjidku. Johar tipikal orang yang serius namun
ceplas-ceplos, terkadang banyak ucapanya yang sering di salah
artikan internal tim terutama ketika mengkomunikasikan
tentang konseping dan roundmap job, jadiharus dipahami
dengan seksamadan mendalam untuk bisa memahami maksud
arah pembicaraan Johar dalam setiap agenda pertemuan
dengan tim. Kelemahan Johar dalam komunikasi interpersonal
inilah yang menjadi keterbatasan. Namun Sebagai COO, Johar
mentaati segala kebijakan yang dibuat oleh Narenda selaku
CEO dan memiliki kewenangan penuh terhadap kebijakan
konseping, dokumentasi, arsip surat menyurat, dan roundmap
job. Dalam menjalankan itu semua dilakukan dengan
komunikasi yang santai tanpa mengekang berbagai pihak
meskipun berhubungan dengan pihak luar.
80 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018
112
Performa politis yang dikomunikasikan Fauzil adalah
dalam hal teknis komputer, beliau memiliki kuasa penuh atas
semua kebijakan yang berkaitan dengan teknis komputer.
Walaupun sifat kerjanya by request, dalam pengerjaanya tetap
Fauzil yang menentukan apakah ini layak dibuat atau
diperbaiki. Beliau yang menentukan kapan jangka waktu
project bisa di selesaikan.
Tujuan Aplikasi Masjidku yang mulia yaitu menggapai
keridhoan dari Allah lewat potensi teknologiyang saat ini
masih menjadi sumber keyakinan terbesar bagi mereka bertiga,
lewat landasan inilah masing-masing dari mereka merasa
bahwa jabatan yang diemban hanyalah perantara untuk mereka
bisa lebih dekat dengan tujuan tersebut. Menjadikan jabatan
tersebut sebagai amanah besar yang harus dijalankan dengan
baik dan tentu hanyalah sebuah titipan yang tidak akan pernah
mungkin dimiliki selamanya oleh manusia. Karena itulah, dari
awal dibuatnya perusahaan ini selalu menjunjung tinggi nilai
kekeluargaan tanpa perlu mengekang dan mengintimidasi satu
sama lainnya. Karena setiap gerak tubuh dan ucapan akan
mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah
cukup bagus, mengingat kapasitas kewenangan yang masing-
masing memiliki kekuatan, menjadikan distribusi kekuasaan
terhadap yang satu dengan lainnya berjalan dengan
semestinya. Disisi lain peneliti berpandangan, komunikasi
horizontal ini tidak harus selalu diterapkan dalam tim
Masjidku, walaupun komunikasi horizontal merupakan
113
komunikasi formal yang dilakukan karena memiliki level
jabatan atau level yang sama, tetapi ada kalanya komunikasi
terjalin vertikal terhadap setiap situasi maupun kondisinya.
Sebagai contoh ketika Narenda memberikan evaluasi terhadap
kinerja Johar yang ternyata belum
berhasilmengkomunikasikanaplikasi ini menarik untuk para
takmir Masjid atau Mushala, hal yang bisa menjadi pukulan
telak terhadap branding dari Masjidku sendiri. Lewat
komunikasi vertikal inilah Narenda bisa meminta Johar untuk
memperbaiki kesalahan tersebut. Lely Arrianie selaku pakar
ilmu komunikasi memberikan pandangannya terhadap
komunikasi yang berjalan pada perusahaan ini,
“Menurut saya yang penting model-model
yang dikembangkan itu ada step flow model tapi
harus sudah bergerak ke arah yang interaksional,
karena perusahaan yang secanggih apapun
membutuhkan komunikasi yang interaksional dan
interpersonal. Jadi performanya harus dikembangkan
mana yang formal mana yang non formal. Kadang-
kadang kita membutuhkan komposisi dari sebuah
model komunikasi untuk performa yang satu tapi di
performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya
jarak komunikasi, program yang sudah berubah,
kemajuan teknologi, atau kredebilitas narasumber
komunikasi-komunikasi tersebut sah sah aja
digunakan.”81
Sejalan dengan pendapat pakar, bagaimanapun sebuah
bentuk komunikasi diterapkan di Aplikasi Masjidku, harus
tetap mementingkan komunikasi interaksional yang sejalan
dengan interpersonal. Interpersonal yang dibangun nantinya
81 Wawancara Lely Arrianie pada 21 Juli 2018
114
tentunya akan memunculakan sebuah keefektifan sehingga
antar individu saling terbuka baik itu terbuka terhadap
interaksi sesama, membuka sebuah informasi yang belum
diketahui tim dan terbuka untuk saling bertanggung jawab.
Keefektifan selanjutnya adanya saling berempati, ketika satu
orang merasa sedih kita ikut merasakan dengan cara yang
sama, karena sifat empati mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap, serta sebuah
harapan dam keinginan untuk suatu masa yang akan datang.
Keefektifan itu juga terjadi ketika saling mendukung satu sama
lain serta saling berhusnudzon, karena sifat positif atau
husnudzon mendorong orang yang tersebut berinteraksi
kepada diri kita. Efektivitas itu juga tercermin dari sebuah
kesetaraan yang terjalin baik, tidak ada yang merasa paling
tinggi jabatannya, tidak ada yang merasa lebih pandai, harus
meyakinkan dalam hati kalau masing-masing individu sama-
sama berharga. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan
penghargaan yang positif tak bersyarat kepada orang lain.
5. Performa Enkulturasi
Performa enkulturasi ini kaitannya dengan kontribusi
masing-masing individu dalam tim dengan segala kemampuan
ilmu dan keahliannya di dalam perusahaanya. Tim Masjidku
yang terdiri dari Narenda, Johar dan Fauzil memiliki latar
belakang keahlian dan keilmuan yang kompeten di bidangnya.
Tentu keahlian mereka bukan hanya sekedar teori namun
115
sudah banyak dipraktekan dalam menjalankan perusahaan
Aplikasi Masjidku ini.
Narenda, sebagai orang yang sangat berpengalaman
dalam dunia informasi teknologi yang sukses membangun
perusahaan besar bernama Decoding, ditambah beliau juga
memiliki ketertarikan dunia dakwah Islam sehingga
membuatnya tergerak mendirikan Aplikasi Masjidku serta
mengupayakan Masjidku ini terus bergerak ke tujuan
utamanya yaitu membantu Masjid dan Mushala di Indonesia
agar semakin makmur dalam segala hal yang dimulai dari
dunia teknologi.
Namun semua cita-cita besar tersebut harus diimbangi
dengan fokus dalam mengerjakan Aplikasi ini, permasalahan
mendasar Masjidku sampai saat ini kesulitan mengoperasikan
yaitu ketidakfokusan dan kecukupan waktu serta tenaga
Narenda menggarap Masjidku, karena saat ini fokusnya
terbagi lebih besar ke perusahaan Decodingnya.
Johar, sebagai orang yang diberi amanah menjadi COO
yang mengurusi semua operasional Aplikasi Masjidku tentu
tidak bisa langsung menjadi COO tanpa ada rasa kepercayaan
yang tinggi dari Narenda. Johar merupakan konsultan bisnis
dan aktif berorganisasi serta banyak memiliki pengalaman di
komunitasnya yaitu di bidang sosial dan budaya. Atas dasar
kepercayaan akan pengalaman itulah yang membuat Narenda
memilih Johar menjadi COO.
116
Banyaknya pekerjaan yang dilakukan Johar di Masjidku
dan sedikitnya orang yang ikhlas dan mau tumbuh bersama
seperti Johar yang mengurusi Aplikasi Masjidku inilah yang
membuat aktivitas Masjidku terhambat.
Kontribusi sebagai bagian dari performa enkulturasi
yang direalisasikan Johar di Masjidku adalah kemampuannya
menangani Masjid dan Mushala dengan cepat, pemahaman
secara menyeluruh dalam pembuatan prosedur
penggunaan,dan juga handal dalam membuat SOP yang
memudahkan para pengguna maupun admin-admin Masjid.
Kontribusi lainnya yang Johar pernah dibuat adalah skema
kerelawanan dengan merekrut beberapa mahasiswa untuk
magang sesuai keahlian yang dimiliki. Seperti apa yang
disampaikan Johar,
“Jadi waktu itu saya pernah
mengembangkan satu skema kerelawanan atau
volunteerism dengan merekrut beberapa mahasiswa
untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan
keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa
membuat desain diarahkan ke desainer media sosial,
bisa membuat konten diarahkan menjadi copywriter,
tetapi juga kurang berhasil. Ada beberapa
penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi
mahasiswa kadang mereka semangat di awal tetapi
tidak bisa me-manage semangat mereka sampai
akhir, akhirnya mereka juga berhenti.”82
Selanjutnya adalah Fauzil, menurut peneliti ia orang
yang tepat menangani Aplikasi Masjidku, perusahaan ini
harus beruntung memiliki fauzil saat ini, pertama ia adalah
82 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018
117
orang yang sangat paham dunia aplikasi Islam dan kedua ia
mau berkontribusi penuh untuk membantu Masjidku dalam
bidang teknis komputer. Kontribusi Fauzil untuk masa depan
Masjidku juga sudah dirancang yaitu salah satunya adalah
Infaq Digital, dimana dengan kemampuanya meracik sistem
databasejaringan Masjid dan Mushala yang tergabung
Masjidku dapat diterapkan pada sebuah tab infaq digital.
Fauzil ingin menerapkan infaq digital tersebut dengan dua
skema.
Pertama adalah sistem transfer, yaitu sistem yang ketika
pengguna meng-klik tab transfer pada tab infaq digital tersebut
langsung mucul nomor rekening Masjid yang ingindituju.
Sistem transfer ini uangnya langsung masuk ke rekening
Masjid yang bersangkutan, sehingga proses masuknya
keuangannya menjadi transparan di kedua pihak antara
Masjidku dan Masjid atau Mushala. Kedua yaitu sistem
potong pulsa, ketika ada donatur atau jamaah ingin berinfaq,
cukup dengan mengklik tab potong pulsa maka muncul pop up
pilihan nominal infaq, selanjutnya cukup ikuti alurnya dan
setelah transaksi selesai maka pulsa pengguna akan langsung
terpotong secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat
penyedia jasa potong pulsa dan uang tersebut akan masuk ke
rekening Masjid atau Mushalq yang sedang membutuhkan
bantuan.
Sistem infaq tersebut sebenarnya sudah dibuatkan oleh
Fauzil di Aplikasi Masjidku, tetapi masih belum siap
digunakan, menjalankan infaq digital ini harus ada support
118
operasional dalam mengenalkan dan mengedukasi fitur
barukepada masyarakat agar pemakaianya bisa dimanfaatkan
sebaik mungkin. Sayangnya keuangan yang tidak dimiliki
dankendala jarak komunikasi langsung Fauzil dan tim
manajerial di Jakarta dalam rangka menguatkan fitur ini tidak
menjadikan Aplikasi Masjidku efektif dalam pengerjaan fitur
barunya.
Berbicara mengenai manfaat, nilai guna infaq digital
Masjidku nantinya berefek terhadap tranparansi keuangan
Masjid dan Mushala yang menggunakan Masjidku. tranparansi
uang infaq menjadi urgensi terpenting yang bisa menjadi daya
tarik jamaah selain inovasi skema model crowdfunding dalam
Aplikasi ini. Dapat kita ketahui bersama bahwa Masjid
merupakan tempat paling aman untuk beramal, namun tidak
sedikit juga ketika jamaah mengetahui bahwa uang amalnya
banyak menumpuk di kas Masjid dan jarang dikeluarkan,
maka akan terjadi ketidakpercayaan jamaah terhadap
Masjidnya sendiri. Permasalahan diatas ini yang coba
dipecahkan Masjidku lewat tab Infaq Digital.
Barangkali jika berbicara mengenai transparansi infaq
jamaah kita bisa berkaca dengan Masjid Jogokariyan. Sebuah
Masjid sederhana yang memiliki daya tampung 1.200 jamaah,
terletak di tengah-tengah perkampung Mantrijeron, DIY
Yogyakarta, memiliki jumlah penduduk sebesar 3.970 dengan
887 kepala keluarga.83 Para takmirnyaselalu menerapkan
83 Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri
Bawean, (Jakarta: Slide of Persentation, 2016) h.5-6
119
metode infaq mandiri dan penghabisan infaq hingga 0 (nol)
rupiah setiap hari untuk keperluan jamaah dan warganya. Infaq
mandiri di Masjid ini digagas atas inisiatif jamaah agar tidak
tergantung dengan infaq donatur yang ternyata tidak bisa
menutupi keperluan Masjid selama setahun seperti listrik, air,
biaya kebersihan, khotib Jumat, minuman subuh, minuman
Jumat, biaya pengajian, serta perawatan dan pengembangan
Masjid. Sampai pada akhirnya takmir mengajak jamaah untuk
menerapkan metode infaq mandiri. Peneliti mengambil contoh
gambaran keperluan Masjid Jogokariyan selama setahun pada
tahun 2002-2003 pada tabel dibawah ini.
Tabel 584
Pengeluaran Masjid Jogokariyan tahun 2002-2003
No. Pengeluaran Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Listrik 250.000 x 12 3.000.000
2. Air 35.000 x 12 420.000
3. Biaya Kebersihan 425.000 x 12 5.100.000
4. Khotib Jumat 50.000 x 4 x 12 2.400.000
5. Minuman Subuh 500x 250 x 4
x12
6.000.000
6. Minuman Jumat 500x250x4x12 6.000.000
7. Biaya Pengajian 14.400.000 14.400.000
8. Perawatan dan 5.880.000 5.880.000
84Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri
Bawean, h.16
120
Pengembangan Masjid
TOTAL PENGELUARAN 43.200.000
Dengan pengeluaran 43.200.000 rupiah, takmir membuat
breakdown biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap jamaah.
Jika kita pecahkan secara perpekan maka didapatkan Rp
43.200.000 : 12 : 4 = Rp 900.000. Pada saat itu jumlah jamaah
yang sudah aktif ke Masjid ada 600 orang. Maka kalau
900.000 rupiah/pekan tersebut dibagi 600 jamaah maka hasil
akhirnya adalah Rp.1.500/jamaah per pekan. Sehingga dari
hasil inilah para takmir menerima iuran berjumlah 1.500
rupiah per jamaah per pekan untuk menutupi pengeluaran
sebesar 43.200.000 per tahun. Jadi secara otomatis uang yang
didapatkan tersebut habis setiap pekannya tanpa tersisa satu
rupiah-pun. Mengenai penghabisan uang yang selalu 0 (nol)
rupiah setiap harinya juga menerapkan konsep yan sama
dengan yang dilakukan pada infaq mandiri. Hal ini tuturkan
oleh Enggar Haryo Panggalih , salah seorang takmir Masjid
Jogokariyan bidang kesekertariatan menjelaskan bahwa,
“Kita disini mengambil arti saldo 0 adalah
infaq itu harus segera ditasarufkan atau segera
dikembalikan lagi untuk kegiatan dakwah maupun
keperluan ummat. Jadi peginfaq insya allah akan
merasakan pahalanya, tapi pahala itu ketika di
akhirat. Kita ingin memberikan si penginfaq ini
sebuah rasa bahwa infaq itu benar-benar langsung di
121
rasakan manfaatnya ketika menginfaqkan rezekinya
di Masjid Jogokariyan, sehingga model langsung di
tasarufkan ini digunakan takmir Masjid Jogokariyan
guna kemakmuran masyarakat, jamaah maupun
kemakmurkan masjid itu sendiri. Takmir Masjid juga
tidak berhak untuk menunda-nunda infaq yang
mereka kelola di Masjid karena itu sebenarnya hak
untuk jamaah Masjid yang membutuhkan.”85
Upaya menghabiskan uang secepat mungkin bukanlah
tanpa alasan, selain menghindari fitnah karena uang lama
mengendap di kas Masjid, disisi lain menjadi suatu tanda
kepercaya bahwa Masjid tersebut melakukan transparansi
keuangan terhadap jamaahnya. Terbukti dari tabel pengeluaran
dana sampai kepada harus berapa rupiah masing-masing
jamaah harus berinfaq mandiri, sangatlah terlihat jelas. Metode
ini sangat baik karena memang hal inilah yang menurut
peneliti sangat dicita-citakan, jamaah.
Aplikasi Masjidku saat ini memiliki potensi yang sangat
luas untuk membuat Masjid-Masjid besar yang berada di
ibukota maupun yang berada di kota lainnya melaporkan
pemasukan dan pengeluaran infaqnya kepada jamaah secara
online dan transparan. Bukan hanya jamaah di satu Masjid saja
yang mengetahui dana masuk dan keluarnya tetapi jamaah di
Masjid lainnya juga bisa mengetahuinya lewat sistem yang
dibangun oleh Aplikasi Masjidku.
85 Wawancara kepada Enggar Haryo Panggalih via media Whatsapp
pada 25 Juli 2018 pukul 16.06 WIB
122
Jika sistem infaq digital secara transparan ini
berkembang pesat dan dengan mudah digunakan oleh Masjid
dan Mushala, bisa dibayangkan suatu saat Masjid yang
kekurangan dalam pembangunan atau kesulitan dalam
pemasukan dana akan mendapatkan infaq dari Masjid besar
yang memiliki kelebihan dana infaqnya, dan menjadi sebuah
kenyataan, pemerataan kekuatan uang umat di Masjid dan
Mushala yang ada di Indonesia akan terealisasi,serta dapat kita
lihat di kemudian hari, umat islam yang kaya akan menjadi
dermawan, yang miskin akan berdaya, yang berhutang bisa
terbebaskan dan yang sakit segera sembuh. Sehingga tidak
melulu infaq diperuntukkan untuk orang miskin dan yatim,
tetapi bisa menyeluruh memberikan infaq kepada lima orang
yaitu orang tua, Kerabat (saudara), orang miskin, musafir dan
anak yatim seperti yang termaktub dalam surah Al-Baqarah
ayat 215.
“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan
hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu
buat, maka sesungguhnya Allah Mahamengetahuinya.” (QS.
Al-Baqarah: 215)
Inilah yang dinamakan konsep memakmurkan jamaah
dari kita dan untuk kita. Sehingga Masjid menjadi poros
kekuatan umat seperti yang terjadi di zaman Rasulullah
123
Shallahu ‘Alaihi Wassalam,Masjid menjadi basis perubahan
sosial masyarakat serta Masjid menjadi tempat tumbuhnya
generasi-generasi keemasan yang akan menyongsong
kebangkitan umat Islam.
Kontribusi yang serius dari fauziljuga ditunjukkan
dengan pembuatan fitur tadarus. Fauzil mengungkapkan,
“Kita bisa membuka Al-Qur’an dengan
mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan
My Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan
mempelajari Al-Qur’an pun sudah cukup lengkap.
Dimulai pola membuat kelompok tadarusan dengan
teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai
notifikasi giliran mengaji.”86
Adanya fitur ini menambahkan peran kontribusi Fauzil
untuk memajukan Aplikasi Masjidku, namun yang sangat
disayangkan sampai detik ini Masjidku belum bisa bangkit dan
menyelesaikan problematikanya.
Melihat dinamika yang saat ini terjadi pada performa
komunikatif Aplikasi Masjidku dalam mengelola informasi
digitalnya, Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi
menyebutkan ada tiga masalah prinsip yang menurutnya harus
dicermati, karena hal itu sangat mempengaruhi seluruh
performa yang ada, yaitu permasalahan kredebilitas
narasumber atau orang-orang yang berada di Masjidku, konflik
internal, dan fenomena interpersonal. Lely menyampaikan,
“Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode-
model komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa
jaringan, nah yang menjadi masalah adalah mau
86 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018
124
model komunikasi apapun itu dibutuhkan kredebilitas
narasumber. Kredebilitas narasumber itu adalah
komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak
boleh melihat model komunikasi itu dengan model
laswell, karena model tersebut telah gugur. Karena
laswell hanya memuat lima unsur yaitu siapa
mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa, siapa
yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada
umpan balik. Nah dalam perkembangannya entah itu
komunikasi apapun, mau itu komunikasi organisasi,
komunikasi antar budaya, komunikasi politik, sampai
ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan
efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang
terjadi pada Masjidku Apps tidak ada lagi umpan
baliknya, stagnan di periode tertentu. Nah menurut
saya itu harus ditelusuri bagaimana pendapat dari
audience atau komunitasnya untuk mencari tau.
Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan
lagi kegiatan dari program yang di canangkan masjid
bapak sendiri. Selain masalah di keredebilitas
narasumber, bisa juga terjadi karena konflik internal,
tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan istilahnya
“goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu.
Bisa juga adanya fenomena interpersonal anggota
organisasi. Mungkin ada yang tersumbat
komunikasinya sehingga kepentingan masing-masing
pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga programnya,
sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam
perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan
inovasi. Saya pikir masalah diatas itu prinsip.”87
Kredebilitas narasumber yang dimaksud oleh pakar yaitu
berfokus pada komunikasi ke dalam dan keluar, kredebilitas
yang bersifat keluar ini yaitu kemampuan orang-orang yang
berada di Masjidkudapat mengkomunikasikan sedemikain
87 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 20 Juli 2018
125
rupa agar menarik jamaah maupun takmir Masjid atau
Mushala untuk menggunakan aplikasi ini serta mampu
menjelaskan urgensi dari penggunaan teknologi digital seperti
Aplikasi Masjidku. Sedangkan yang bersifat ke dalam, yaitu
kemampuan masing-masing anggota tim Aplikasi Masjidku
berhasil menjadi komunikator dan komunikan yang baik. Ada
feedback yang terjadi sehingga komunikasi berjalan dengan
baik dan efektif. Namun pakar melihat ada komunikasi yang
terputus terutama dalam internal tim. Terputusnya komunikasi
antar individu dalam tim ini disebabkan karena perbedaan
jarak dan waktu sehingga tim yang terdiri dari Narenda, Johar
dan Fauzil tidak bisa rutin menjalankan fungsinya
komunikasinya dengan baik. Dari banyak terputusnya
komunikasi itu juga menjadikan Masjidku terhenti ataupun
terhambat di dari tahun ke tahun.
Konflik internal juga dilatarbelakangi dengan
menurunnya performa Masjidku, trauma masa lalu membuat
segala aktivitas Masjidku berjalan tidak harmonis dan penuh
rasa takut untuk bangkit. Masalah diatas seharusnya bisa
teratas dengan kuncinya yaitu fokus kepada tujuan awal
perusahaan yang bertumpuan terhadap visi dan misinya.
Seharusnya konflik internal harus disikapi dengan memaknai
hikmah yang tersirat yaitu berfikiran untuk tidak akan pernah
mengulangi kembali hal-hal yang tidak diinginkan sehingga
merusakan seluruh tatanan komunikasi yang ada di perusahaan
ini.
126
Selain itu, fenomena interpersonal yang terjadi pada
masing-masing individu di dalam tim Aplikais Masjidku ini
sangat beragam, dari mulai tidak terakomodasinya keinginan
masing-masing individu, seperti keinginan Johar yang
menginginkan Masjidku lebih terbuka dalam hal mencari
sumber keuangan tanpa harus mengandalkan donatur yang
belum jelas kapan masuknya, ataupun keinginan Fauzil yang
ingin mengembangkan model crowdfunding yang saat ini
masih terhambat di masalah pendanaan serta keputusan
pimpinan perusahaan, atau bisa jadi keinginan yang justru
berbeda dari Narenda agar Masjidku berjalan apa adanya dan
tidak perlu adanya tindak lanjut pengembangan secara besar-
besaran.
Fenomena interpersonal lainnya bisa terjadi karena
komitmen awal yang saat ini berubah karena kondisi tertentu.
Komitmen diantara tim Masjidku yang pada awalnya ingin
menjadikan Aplikasi Masjidkusebagai basis informasi
kekuatan Masjid juga sebagai media pendukung
memakmurkan Masjid, dan komitmen untuk saling
berkontribusi demi kemajuan Aplikasi Masjidku kedepannya,
namun ternyata komitmen itu telah rapuh diantara timnya.
Berdasarkan analisa yang peneliti lakukan, peneliti
memberikan kritik terhadap kondisi kinerja performa
komunikatif yang saat ini terjadi di Aplikasi Masjidku.
Pertama, sikap tertutupnya Narenda selaku CEO Aplikasi
Masjidku, sudah seharusnya sebagai aplikasi yang sudah
mampu bertahan hampir kurang lebih 5 tahun ini berubah dan
127
mencari pola yang baru untuk mempertahankan dan
memajukan Aplikasi Masjidku. Aplikasi ini butuh inovasi agar
dapat bersaing maupun mewarnai dunia aplikasi digital di
Indonesia. Sikap Narenda yang memilih untuk tertutup
terhadap kolaborasi pendanaan Masjidku inilah yang
menjadikan masjidku terus mengandalkan donatur. Seandaikan
memiliki donatur tetap pun tidak menjadikan perusahaan ini
mandiri dalam menjalankannya, akhirnya hanya
mengandalkan pemberian dari orang lain. Jika saja problem
tersebut terselesaikan maka satu persatu bagian-bagian
masalah Aplikasi Masjidku dari mulai operasional hingga
teknis akan berjalan kembali. Sebab tak dapat dipungkiri
semua aktivitas memerlukan ekstra tenaga maupun ekstra
dana, jadi kemandirian dalam keuangan harus diutamakan.
Kedua,Sejauh ini tim Masjidku dalam menjalankan
fungsinya masih belum maksimal. Performa tidak akan efektif
terjadi jika masing-masing anggota tim terpisah jarak dan
waktu yang begitu jauh. Keterbatasan ini harus segara
diselesaikan. Narenda dan tim di dalamnya harus bersepakat
menyatukan kantor ataupun tempat mereka semua berinteraksi
satu sama lainnya. Dengan begini, hambatan untuk
berkomunikasi yang selama ini terjadi bisa terselesaikan.
Ketiga, Masjidku harus intropeksi diri untukkembali
fokus kepada tujuan awal. Menyatukan kembali tujuan awal
perusahaan berarti juga berfokus terhadap pencapaian-
pencapaian yang harus didapatkan.Aplikasi Masjidku akan
maju dan berpengaruh besar di masyarakat jika semua anggota
128
tim Masjidku fokus mengerjakannya. Harus ada waktu yang
dikorbankan, harus ada waktu luang yang ditukar dengan kerja
keras dan ada waktu untuk melakukan perubahan yang
bemanfaat. Narenda, Fauzil dan Johar harus fokus menggarap
Masjidku jika aplikasi ini ingin terus eksis dan bermanfaat
untuk umat.
Keempat, inovasi program Aplikasi Masjidku terlalu
luas, inovasi harus spesifik menyasar kepada objek yang
bersifat membina dan berkesinambungan, sehingga objek
sasarannya tidak hanya salah, sehingga aplikasi hanya
dinikmati sendiri dan terkesan tidak ada tindak lanjut yang
pasti kedepannya. Inovasi Program yang unik sangat
dibutuhkan, tentu tidak dimiliki oleh perusahaan lain sehingga
menjadi kekhasan dari Masjidku yang bisa selalu dibawa dan
diperkenalkan ke masyarakat luas. Seperti mengakomodasi
fitur infaq digital secara transparan untuk Masjid dan Mushala
yang bergabung di Aplikasi Masjidku. Karena akan percuma
menerapkan infaq digital tetapi posisi Masjidku hanya sebagai
perantara infaq jamaah ke Masjid yang tentu lembaga amil
zakat yang jumlahnya ratusan di Indonesia juga bisa
melakukannya.
129
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan:
1. Dalam upaya mempertahankan syiar dakwah di Aplikasi
Masjidku ternyata mengalami penurunan minat takmir
Masjid dan jamaah yang sangat signifikan. Faktor
terjadinya hal tersebut ada enam.Pertama, adalah habisnya
dana operasional karena mengandalkan donatur yang tidak
tetap. Kedua, sulitnya memberikan edukasi kepada
pengurus Masjid dan Mushala yang rata-rata sudah sepuh
usianya sehingga berakibat kepada sulitnya beradaptasi
dengan perubahan teknologi yang sangat cepat terjadi di
zaman ini. Padahal Aplikasi Masjidku sudah dibuat
semudah mungkin dalam penggunaanya. Ketiga,tim
Aplikasi Masjidku sudah berupaya mengumpulkan para
remaja dan pemuda Masjid di berbagai wilayah, namun
hasilnya semuanya nihil, karena permasalahan yang vital
yaitu kurang mendapatkan perhatiandan tidak mendapatkan
otoritas dari dewan takmir Masjid kepada para remaja
masjid dalam mengakses pengelolaan media Masjid dan
Mushalahnya. Keempat,perbedaan cara berpikir takmir
Masjid dengan tim Aplikasi Masjidku dalam
130
mengkomunikasian urgensi penggunaan teknologi di
Masjid dan Mushala. Sehingga dari ketidak sinkronan
mindset inilah takmir banyak menolak Aplikasi ini
digunakan di Masjid atau Mushalanya, padahal Aplikasi
Masjidku sudah mengemas bahasa serta konten secara
ringan dan diprediksi mudah diterima oleh para takmir
Masjid. Kelima, mulai ditinggalkannya Aplikasi ini karena
sudah tidak menarik lagi fitur-fitur yang ditawarkan serta
desain yang terlalu membosankan sehingga terjadi
perpindahan massa untuk pindah ke aplikasi lainnya yang
saat ini banyak digunakan masyarakat.Keenam, tidak
adanya basis wilayah yang kuat untuk Masjidku bisa
menerapkan secara berkala sistem aplikasi yang sudah
mereka buat, walaupun Masjidku sudah berupaya membuat
basis wilayah kekuatan di Jakarta Selatan akan tetapi
manajemen kurang baik untuk mengakomodir Masjid dan
Musholah tersebut, alhasil ekosistem yang diharapkan
menjadi peta kekuatan saat ini tidak dapat tercapai.
2. Tim Aplikasi Masjidku telah melakukan berbagai macam
programnya untuk menyebarkan syiarnya di masyarakat.
Berkaitan hal itu jugatim Aplikasi Masjidku harus
memperhatikan sinergitas antar timdi dalam menjaga
budaya organisasi yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Berikut lima performa komunikatif yang sudah dijalankan
oleh tim Aplikasi Masjidku. Pertama, dalam performa
ritual yang terjadi, tim Aplikasi Masjidku yang terdiri dari
131
Narenda, Johar dan Fauzil melakukan kegiatannya dengan
menerapkan rapat online di setiap kesempatannya, rapat ini
tidak rutin dilaksanakan karena jauhnya posisi wilayah
ketiganya dan tidak dalam satu kantor. Hal ini berimbas
kepada terhambatnya komunikasi sehingga berpengaruh
kuat terhadap lambatnya perkembangan Aplikasi Masjidku
dari tahun ke tahun.Kedua, performa hasrat ini dapat
dirasakan tim Aplikasi Masjidku ketika bertemu dalam
rapat offline. Ketiganya saling mengungkapkan kisah-kisah
menarik yang cukup terpendam lama yaitu seputar
pekerjaan yang dilakukannya di Aplikasi Masjidku baik itu
cerita kendala dan sulitnya interaksi dengan beberapa
takmir Masjid, apresiasi Masjid dengan teknologi
Masjidku, maupun cerita aktivitas mengelola sistem data
komputer di Masjidku. cerita-cerita yang banyak ini masih
bisa terjadi walaupun tidak banyak intensitas pertemuan
yang dilakukan ketiganya. Ketiga, performa sosial tim
Aplikasi Masjidku mencoba menjaga hubungan baik
diantara individu-individu yang berada di internal tim
Masjidku. walaupun perusahaan ini pernah terjadi konflik
yang cukup besar antar pendirinya, hingga akhirnya konflik
tersebut bisa di redam dengan saling memahami satu sama
lainnya. Namun dari konflik tersebut menimbulkan sikap
traumatis berkepanjangan seperti kehilangan semangat
mengembangkan Aplikasi Masjidku.Keempat,performa
politis tim Aplikasi Masjidku sudah berjalan sesuai dengan
porsinya masing-masing individu di dalam tim. Namun
132
idealisme CEO perusahaan memilih menghiraukan
beberapa masukan dari individu tim, sehingga membuat
perkembangan Masjidku terhambat.Kelima, perfroma
enkulturasi yaitu mendukung pengetahuan dan keahlian
dalam pekerjaan tim Aplikasi Masjidku dari proses
penyerapan hasil kinerja di lapangan. Performa enkulturasi
sebagai kredebilitas individu maupun perusahaan ini belum
dimaksimalkan dengan baik oleh tim Aplikasi Masjidku,
padahal masing-masing individu memiliki keahlian yang
sangat baik di bidangnya. Diperlukan proses kreativitas dan
inovasi untuk peningkatan performa tersebut.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
memiliki saran sebagai berikut:
1. Untuk Tim Aplikasi Masjidku
a. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya membuka diri
untuk memberikan kesempatan kepada investor
muslim menginvestasikan dananya di Masjidku
maupun peluang kerjasama dengan penyedia jasa
iklan. Dengan membuka diri, problem mengenai
keterbatasan dana operasional dan sulitnya berinovasi
akan bisa teratasi.
b. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya menetapkan tempat
berkantor yang sama. Agar hambatan komunikasi
yang terjadi karena jauhnya jarak antar tim lainnya
bisa diselesaikan dan bisa beroperasi dalam satu
133
tempat dengan baik sebagaimana perusahaan pada
umumnya.
c. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya menetapkan fokus
pekerjaanya, karena yang terjadi saat ini tidaknya
adanya fokus antar tim sehingga tidak ada waktu
prioritas untuk menggarap Aplikasi Masjidku
kembali.
d. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya mulai mencari ide
kreatif dan inovasi yang unik untuk programnya dan
hal itu tidak dimiliki perusahaan yang sejenis
Aplikasi Masjidku ini. Tentu program tersebut harus
yang berkesinambungan, berefek luas dan dapat
dirasakan manfaatnya untuk Masjid dan umat Islam.
2. Untuk kalangan akademisi
Sebaikan kajian seputar performa komunikatif
terus dikembangkan. Riset ini dapat ditindaklanjuti
dengan meneliti performa komunikatif yang terjadi
pada organisasi, perusahaan berbasis teknologi maupun
komunitas lain sehingga dapat memberikan
sumbangsih terhadap cara komunikasi yang lebih baik.
C. Kekurangan
Peneliti membahas seputar performa komunikatif yang
terjadi di dalam sebuah perusahaan teknologi di tahun 2018 ini
dengan memberikan penjelasan pada awal pendiriannya
hingga saat ini, dengan segala keterbatasan peneliti hanya
134
dapat menyuguhkan beberapa problem atau turunan dari
performa komunikatif ini dan tidak fokus membahas
mendalam terkait dinamika lainnya diluar perusahaan seperti
hubungan atau interaksi komunikasi dengan takmir Masjid dan
Mushala secara khusus.
135
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Andrew F. Wood & Matthew J. Smith. Online
Communication: Linking Technology, Identity and
Culture. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
Inc. 2005.
As-Suyuthi, Syekh Jalaluddin. Mukhtasor al-Muzani Fi
Furu’asy-Syafi’iyah. Mesir: Dar Hijr. 2003.
B. Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication:
Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal
Interaction” Communication Research Vol.23,
Californi, USA: Sage Publications, Inc.1996.
Blossom, Jhon.Content Nation: Surviving and Thriving as
Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and
Our Future. USA: Wiley Publishing. 2009.
Breakendridge, Solis.Putting the Public Back in Public
Relations: How Media sosial is venting the Agging
Business of PR. New Jersey: Pearson Education.
2009.
Faules, R. Wayne Pace and Don F. Komunikasi Organisasi
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2013.
136
Jauhari, Thantawi. Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim.
Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi. 1995.
J. Moloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.
Remaja Karya. 1997.
Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia. Handbook of New
Media. London: Sage Publications. 2006.
Lincoln, and Denzin. Handbook of Qualitative Research. Sage
Publication. 1998.
Muwarni, Endah.“Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi”
dalam Irwansyah, ed., The Reposision of
Communication in the Dynamic of Convergence:
Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Rogers, Everett M. Communication Technology: The New
Media In Society. Michigan University New York:
Free Press; London; Collier Macmillan. 1986.
Royston, Creeber, Glen dan Martin. Digital Cultures:
Understanding New Media. Berkshire: University
Press. 2009.
137
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. 2004
Thurlow, Crispin, Laura Lengel and Alice Tomic. Computer
Mediated Communication: Social Interaction and
The Internet. California: SAGE Publications.2004.
Tankard Jr, Werner J. Severin & James W. Teori Komunikasi
Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media
Massa.ed.,Communication Theories: Origins,
Methods, & Uses in the Mass Media. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group. 2005.
Turner, West. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2008.
B. JURNAL
A.M Ahmed, A.R. Raheem, P. Vishnu. Impact of Product
Packaging on Consumer’s. European Journal od
Scientific Research. 2004.
Purwanto, Yedi, Muhammad Taufik dan Asep Jatnika. Peran
Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Dakwah
Mahasiswa. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
2017. Terarsip dalam
https://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/articel/view/38
16.
138
Tripambudi, Sigit, Edwie Arif Sosiawan dan Basuki Agus
Suparno. Computer Mediated Communication Situs
Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta. 2012.
Terarsip dalam
https://media.neliti.com/media/publications/99839-ID-
computer-mediated-communication-situs-je.pdf.
C. DOKUMEN DIGITAL
Reddia, Aditya. Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan
Jufri Bawean. Jakarta: Slide of Persentation. 2016.
Zauhary, Johar. Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes. Jakarta:
Masjidku Press. 2016.
Zauhary, Johar. Restoring Mosque as the Heart of Islamic
Civilization vol.4. Jakarta: PowerPoint Presentation.
2017.
D. WEBSITE
Adib Thoriq, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 11.19
WIB, dari https://www.teknojurnal.com/adib-
toriq/amp/
Aplikasi Mesjidku Layanan Jejaring Sosial Untuk Masjid,
diakses pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 21.19 WIB,
139
dari https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi-
mesjidku-layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid
Jumlah Penganut Agama di Indonesia Tipa Provinsi, diakses
pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 12.00 WIB, dari
http://tumoutonews.com/2017/11/08/jumlah-penganut-
agama-di-indonesia-tiap-provinsi/
Karakter dan Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia,
diakses pada 13 April 2018 pukul 19.08 WIB, dari
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-
perkembangan-bisnis-startup-di-indonesia
Modal Startup, diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 20.54
WIB, dari https://dailysocial.id/post/modal-startup/
Orang Baik, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10.58
WIB, dari https://kitabisa.com/orang-baik/2270
2 Billion Consumers Worldwide Smartphones, diakses pada
tanggal 14 Februari 2018 pukul 13.27 WIB, dari
https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion-
Consumers-Worldwide-Smartphones-by2016/1011694
8 Alasan Psikologis Mengapa Orang Membeli Produk Anda,
diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB,
140
dari https://digitalmarketer.id/mind/8-alasan-
psikologis-mengapa-orang-membeli-produk-anda/
141
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Keterangan:
T: Tanya
J: Jawab
Nama Narasumber: Muchdlir Johar Zauhary
Pekerjaan : Konsultan Bisnis
Waktu Wawancara: 10 Mei 2018
Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro
T: Bagaimana awal mula mas Johar bergabung di Masjidku
Apps?
J: Sekitar tiga tahun lalu, waktu itu ada temen saya bernama
Narenda, waktu itu diajak diskusi santai terus menceritakan satu
ide dan pada saat itu sudah ada protipe aplikasinya yang saat ini
dinamakan Masjidku. Disitu beliau menjelaskan mengenai fitur,
potensi pasar, dll yang akan nantinya akan dicapai oleh masjidku.
Disitu saya lihat Masjidku itu adalah suatu proyek sosial yang
punya tujuan baik yaitu untuk membantu masjid dan musholah
seluruh Indonesia untuk bisa mengenalkan teknologi serta
menyebarkan informasi kepada yang biasa datang ke masjid atau
musholah itu dan ada tujuan memakmurkan masjid secara
ekonomi. Kemudian saya berpikir bahwa ide ini bagus, karena
tidak melulu bicara komersil tetapi lebih kepada perubahan atau
142
kontribusi sosial yang ingin dicapai oleh Masjidku ini. Setelah
beberapa hari yang fikirkan matang-matang akhirnya saya
memutuskan untuk bergabung di Masjidku Apps.
T: Pekerjaan apa saja yang rutin mas Johar lakukan Masjidku?
J: Di awal awal berdirinya Masjidku ini, sebenarnya kita dibagi
menjadi dua function besar, satu itu namanya teknikal tim dimana
mereka mengerjakan semua hal-hal yang berbau dengan teknik
mulai dari pengembangan aplikasi maupun website, ada juga
bagian manajerial tim, karena saya tidak punya keahlian bidang
teknikal jadi saya mengambil bagian manajerial tim. Yang saya
kerjakan ada beberapa hal di tim ini, yaitu konseping, karena
waktu itu prototipe masjidku udah ada tapi secara dokumentasi,
promosi, strategi untuk mencapai beberapa parameter dan
beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada sama sekali,
Disitu saya memainkan fungsi saya dengan salah satunya
membuat saya buat roundmap job selama kurun waktu kedepan.
Kedua, pekerjaan yang terkait dengan hubungan pihak-pihak
terkait, mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan Masjid
Indonesia, beberapa media massa juga, karena to be honest untuk
bisa berhasil mengembangakan masjidku itu memang kita tidak
bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang paling penting
sebagai objek kita yaitu orang masjid dan musholah.
Ketiga, berusaha memikirkan dan mengusahakan bagaimana
Masjidku Apps nantinya bisa melakukan funding, lebih
143
sustainable dengan membuat suatu strategi pendanaan mandiri,
entah dari produk-produk komersial dsb. Kalau berbicara cara
kerja kita, waktu itu tim teknis kita berada di Malang jadi kita
tidak bisa sering-sering ketemu fisik, untuk menjalin
komunikasinya biasa lewat Whatsapp, rapat online dengan skype
maupun trello. Jadi kalau misalnya kita ada testing features dari
aplikasi, tim teknis akan update dan tim manajerial akan coba
trial error nya kemudian dibuat evaluasi dengan rapat online.
T: Bagaimana bentuk komunikasi mas Johar terhadap mas Narenda,
mas Fauzil dan anggota tim lainnya?
J: Bebicara mengenai Narenda, sebenarnya sebelumnya saya sudah
pernah bekerja dengan beliau, jadi banyak sedikitnya tau
mengenai karakter beliau saat bekerja, to be honest beliau
orangnya fair dengan seluruh anggota tim, terutama terhadap
saya, saya punya keleluasaan untuk berkreasi dan beliau selalu
setuju dengan ide-ide saya. Beliau bukan tipe pengekang ya,
sejauh pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber daya
nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan setuju. Menurut
saya komunikasi yang kurang efektif itu dengan tim teknis di
Malang saat itu dan sekarang pindah ke Bandung, kemudian
bekerja dalam satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan
menjadi kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face setiap
saat pasti akan jauh lebih efektif daripada ketemuan lewat dunia
maya, karena kita tidak bisa membaca ekspresi mereka, apakah
144
mereka masih semangat atau engga, atau mereka sedang mood
atau engga.
T: Apa kendala yang sering anda dihadapi di dalam tim maupun
terhadap pengguna atau user Masjidku diluar sana?
J: Kendala ada banyak, pertama kendala internal, jadi waktu itu kita
mendapat dukungan dana dari donatur yang tau masjidku ini
memang bagus untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu
sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada satu dan lain
kendala akhirnya kita ketika kita kehabisan bensin ceritanya, atau
dalam hal ini misi belum selesai tetapi kekurangan dana di tengah
jalan, dan pada saat itu saya pribadi sampai sekarang masih ingin
menghidupkan Masjidku kembali. By the way melihat masalah
ini saya selalu mencoba ikhlas karena Masjidku ini bukan sesuatu
yang komersial jadi saya jadi manage ekspetasi, jadi semisalnya
saya tidak dibayarpun saya akan tetap ada di tim ini. Tetapi
sayangnya untuk beberapa orang atau tim teknis Malang itu
karena mereka sudah beda fokus, aspirasi dan lain-lain akhirnya
mereka harus berhenti. Jadi kendala yang sebenarnya adalah
menemukan orang-orang yang bener-bener ikhlas untuk
menjalakan Masjidku ini, karena ini bukan project duniawi
semata.
Kedua, jadi waktu itu saya pernah mengembangkan satu skema
kerelawanan atau volunteerism dengan merekrut beberapa
mahasiswa untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan
145
keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa membuat
desain diarahkan ke desainer media sosial, bisa membuat konten
diarahkan menjadi copywriter, tetapi juga kurang berhasil. Ada
beberapa penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi mahasiswa
kadang mereka semangat di awal tetapi tidak bisa me-manage
semangat mereka sampai akhir, akhirnya mereka juga berhenti.
Kalau kendala eksternal, satu tantangan terbesar adalah
mengedukasi pengurus masjid dan musholah, karena mayoritas
dari mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh, walaupun
mereka pengguna smartphone tetapi untuk mengadopsi dan
memakai aplikasi sangat lambat sekali, walaupun feature aplikasi
kita buat dengan sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa
mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga akhirnya
mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya susah untuk dipakai.
Disini yang saya garis bawahi adalah, sumber daya yang dipakai
untuk mengedukasi orang masjid itu sangat banyak sekali, waktu
itu ada acara training bersama, kemudian mengundang 20-30
pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya sambutannya
bagus, tetapi karena ada jurang pemisah antara yang muda
dengan yang purna usia akhirnya penggunaan Masjidku kurang
optimal.
T: Apakah ada usaha untuk menghilangkan jurang pemisah antara
kemampuan orang muda di Masjidku dengan pengurus masjid
yang mayoritas sudah purnah usia tersebut?
146
J: Dulu pernah kita punya ide bagaimana kita menyasar ke remaja
masjid atau musholah di Indonesia, karena kan mereka lebih
milenial mereka lebih bisa menggunakan aplikasi dengan cepat
dan paham perubahan tapi kendalanya adalah antara remaja
masjid dengan pengurus masjidnya banyak yang tidak diberikan
otoritas atau hak untuk mengelola media masjid atau musholah
yang bersangkutan, jadi ketika anak mudanya sudah berkomitmen
mau menggunakan Masjidku, tetapi dari pengurus masjid atau
musholahnya tidak memberikan akses jadinya tidak bisa
dijalankan. Disamping itu juga banyak media sosial yang
menurut mereka lebih bisa dipakai daripada Masjidku seperti
Instagram, Twitter maupun Facebook dan merekapun sudah
memakai itu lebih dulu, akhirnya mereka kembali memakai
media-media tersebut. Sampai sekarang kita belum jalankan
alternatif formulanya menyelesaikan masalah ini tetapi
kedepannya kita mau coba jalankan formula tersebut. Salah
satunya dengan banyak memfollow up masjid dan musholah yang
sudah tergabung, memberikan prosedur pemakaian yang jauh
lebih simple dan membuat SOP yang memudahkan para
pengguna maupun admin-admin masjid. Tetapi kalau untuk
mendatangi satu persatu masjid dan musholah yang ada di
Indonesia, sumber daya kami belum memadai.
T: Apakah pernah masjidku ingin dijual atau ada yang berminat
untuk membelinya?
147
J: Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau dibeli dengan harga yang
fantastis tapi karena Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak
jadi, ada juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku
bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan di Masjidku
juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai COO pun kalah pendapat
dengan beliau ini. Mungkin ingin masjidku seperti ini saja flat
tidak ada inovasi dan usaha memutarkan uang untuk operasional
atau apa saya pun merasa bingung.”
T: Adakah cerita unik atau berkesan ketika berinteraksi dengan tim
maupun dengan pengguna?
J: Ada, dan Alhamdulillah banyak cerita yang bagus-bagus banyak
yah, tapi disini saya mau cerita yang tidak enaknya ya, ada cerita
yang mengesalkan, ketika waktu itu saya datang ke masjid
dikiranya saya adalah seorang zoinis dan saya pernah dituduh
sebagai antek-antek kapitalis karena saya mempromosikan
teknologi apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah dituduh
sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau pendanaanya pasti dari
orang-orang Syiah wah disitu saya ketawa dan sedih juga ya,
segitunya sesama saudara muslim dituduh macem-macem
padahal disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah wal
jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai penghinaan tapi
yasudah mungkin karena memang mereka tidak tahu, walaupun
awalnya kaget tiba-tiba dateng ke masjid dituduh macem-macem.
Ada lagi pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta
148
sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan saya ga
pernah minta uang sepeserpun ke masjid.
T: Bagaimana tanggapan anda melihat saat ini semakin banyak
startup berbasis masjid juga di Indonesia ? Apakah Masjidku
merasa terancam eksistensinya?
J: Saya tidak melihat banyaknya aplikasi islam di Indonesia sebagai
ancaman, saya pun memperhatikan banyak sekali memang
aplikasi yang secara fitur-fitur dan fungsi sama dengan Masjidku,
tetapi kita lihat sekarang mereka tidak bisa bertahan dengan
produknya tersebut. Karena saya yakin mereka pun mengalami
kendala yang sama dengan kami di Masjidku, diantaranya adalah
sulitnya mengedukasi para pengguna dan kesulitan mendapatkan
dan memanajemen pendanaan. Tetapi kalau kita lihat lebih global
ada aplikasi namanya Masjeed, Muslim Pro,dll maupun aplikasi
lain di negara tetangga yang saya lihat fungsinya tidak
menghubungkan ummat kepada masjid tetapi lebih kepada
penunjang ibadah secara individu, sangat bagus dan saya pun
banyak belajar dengan aplikasi-aplikasi tersebut.
149
Nama Narasumber: Narenda Wicaksono
Pekerjaan : Developer/CEO Masjidku Apps
Waktu Wawancara: 10 Mei 2018
Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro
T: Bagaimana awalnya Masjidku didirikan?
J: Awalnya adalah membuat aplikasi untuk Masjid Emerald saja.
Tapi karena banyak masjid yang meminta, akhirna dibuatkan
versi yang bisa dipakai oleh banyak masjid. Itulah awal masjidku
dibuat dan selanjutnya dikembangkan terus sampai saat ini
T: Bagaimana semangat atau motivasi dalam membuat Masjidku
Apps?
J: Ada 3 hal yang menjadi motivasi dalam membuat masjidku
diawal adalah yang pertama sulitnya melakukan control atas dana
infaq masjid yang masuk, kedua yaitu kendala komunikasi untuk
memberikan transparansi soal penggunaan data, dan ketiga yaitu
biaya tinggi untuk memberikan informasi soal kegiatan-kegiatan
dakwah. Akhirnya kami membangun masjidku dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas ibadah sekaligus ukhwah Islamiyah
antar umat muslim, mengurangi secara signifikan biaya untuk
broadcast informasi sehingga dapat dimaksimalkan untuk hal
yang lain, serta meingkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan dari
umat terhadap masjidnya.
150
T: Bagaimana perkembangan startup di Indonesia dan menurut
anda serta bagaimana semangat orang membuat aplikasi berbasis
masjid?
J: Di tahun ini tren startup cenderung menurun, melihat laporan
dari techinasia kondisi ini belum bisa mejadi patokan untuk
menentukan tren tahun 2018. Namun disisi lain, mengenai
pendanaan ada GO-JEK yang ditahun ini mengumumkan
pendanaan besar dari para investor, setelah sebelumnya pada
tahun 2017, Traveloka dan Tokopedia juga mengumumkan telah
mendapatkan pendanaan yang besar.
Kembali ke Masjidku ini, semangat kita dari awal adalah
semangat berjamaah dalam pembuatan aplikasi ini, melihat tren
juga menurut saya menurun karena jumlah aplikasi yang lahir
tidak sebanyak 2-3 tahun yang lalu.
T: Ada berapa platform? Dan platform apa yang paling banyak
digunakan di Masjidku?
J: di Masjidku kita memakai tiga platform, pertama yaitu
Masjidku Apps, sebuah media sebaran lewat sebuah aplikasi di
smartphone Android; Kedua yaitu Masjidku Website yaitu
plaform yang dipakai atau bisa dibuka di web browser teman-
teman pengguna; Ketiga yaitu Masjidku TV, jadi platform ini
menggunakan mini PC sebagai otak pengolah informasinya dan
nanti langsung terhubung dengan jaringan lokal dan bisa di
pasang di TV Masjid atau musholah.
151
Berbicara mengenai mana yang lebih banyak dipakai, melihat
data kami yaitu Masjidku Web, sekitar 50 persen atau sekitar 143
juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017,
setidaknya begitu menurut laporan teranyar Asosiasi
Penyelengara Jasa Internet Indonesia.
T: Mengapa bukan Apps yang paling banyak digunakan?
J: Saat ini banyak orang mengakses di Web dan nanti ujungnya
bermuara kepada pilihan untuk mendownload Masjidku Apps
ataupun cukup melihat informasi di Web. Tapi tetap yang kami
promosikan adalah Masjidku Apps untuk memudahkan
penggunaan.
T: Kendala yang dihadapi bai dari sisi komunikasi internal
maupun eksternal yaitu kepada pengguna?
J: Kendala internal kita di komunikasi tatap wajah langsung,
karena kita semua mengerjakan masjidku banyak mobile atau
berpindah tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis
yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan, berbeda
dengan tim manajerial yang saat ini di Bintaro. Jadi melihat hal
ini saya dan tim dibatasi jarak dan waktu.
Kendala eksternal karena waktu aplikasi Masjidku diluncurkan,
market masjid masih belum siap. Masjid di dominasi oleh
152
generasi yang belum terlalu familiar dengan penggunaan aplikasi
maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada pengurus masjid
menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar karena mayoritas
pengurus masjid atau musholah berasal dari kalangan yang masih
jauh dengan teknologi.
T: Apa solusi mengatasi kendala tersebut?
J: Kendala interal kita selesaikan dengan rapat online
menggunakan Whatsapp dan Skype agar kesenjangan komunikasi
semakin kecil. Kendala eksternal sebenarnya masih kita racik
terus packing konten agar mudah, agar informasi bisa
tersampaikan secara maksimal kepada pengurus masjid.
T: Apakah ada cerita unik mengenai yang pernah anda alami
selama menjalankan Masjidku baik interaksi kepada interal tim
maupun kepada jamaah?
J: Salah satu pengalaman uniknya adalah saat menghadapi
pengurus masjid yang masih jauh dengan teknologi. Mengajarkan
kepada mereka untuk mengelola Masjidku harus benar-benar dari
awal mengenal konsep teknologi. Namun, kami masih semangat
karena ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amal yang tidak
terputus.
153
Nama Narasumber: Fauzil Hamdi
Pekerjaan : Developer/CEO WALI Studio/COO Masjidku Apps
Waktu Wawancara: 14 Mei 2018
Tempat: Komplek Pos Giro, Jl. Purbakencana 1 No.1, Cipageran,
Cimahi, Jawa Barat.
T: Bagaimana pendapat anda mengenai perkembangan startup
digital berbasis islam di Indonesia?
J: Pendapat saya, sekarang ini kan banyak sekali anak-anak muda
yang mulai hijrah ditambah kesadaran tentang islam juga
semakin meningkat, walaupun islam di Indonesia banyak di teror,
dituduh macam-macam bahkan disakiti. Tapi teman-teman ini
memahami kalau islam itu rahmatan lil’alamin. Berkaca dari
itulah justru banyak orang yang simpati dengan islam, bahkan
orang islam nya pun sendiri kini banyak yang mempelajari islam
lebih tekun dan banyak berinovasi terhadap dakwah islam.
Kalau dulu awal-awal saya berkecimpung ke dunia startup islam
ini mulai banyak satu demi satu muncul apps baru yang
mengenalkan islam kepada dunia bukan hanya Indonesia, karena
itu tadi, mereka melek melihat kondisi islam saat ini dan harus
berbuat sesuatu di bidang teknologi. Kalau dilihat dari perspektif
bisnis, Indonesia dengan penduduk muslim mayoritas ditambah
dengan pemakain smartphone yang juga sangat tinggi dari tahun
ketahun. Jadi sudah tepat jika membuat startup islam saat ini.
154
T: Bagaimana sejarahnya anda bisa bergabung di Masjidku
Apps?
J: Ceritanya waktu itu saya lagi sholat jumat, terus ada kotak
infaq lewat di depan saya, terus saya berpikir “andaikan kotak
infaq ini dilakukan secara digital kapanpun dan dimanapun ga
harus nunggu solat jumat baru infaq”. Akhirnya disitu saya
teringat Narenda, lalu setelah jumatan saya langsung hubungi
Narenda, jadi Narenda itu teman saya di Bekraf, setelah itu saya
bertanya ke beliau apakah masjidku masih berjalan? Kata beliau
masih, tapi kurang efektif saat ini karena Masjidku sudah tidak
dipegang oleh tim yang ada di Malang, dari situ saya berinisiatif
untuk join di Masjidku untuk mewujudkan Infaq Digital tersebut
dan membantu menangani semua hal teknisnya mengantikan tim
yang ada di Malang.
T: Kenapa saat itu memilih Masjidku Apps?
J: Karena saat itu Masjidku banyak sekali artikel islam yang
bagus dan kebetulan saya suka sekali membacanya. Dari situ saya
melihat sangat berpotensi sebenarnya Masjidku bisa semakin
berkembang.
T: Sebagai CTO, Apa saja yang anda kerjakan di Masjidku Apps?
J: Kegiatan rutin adalah kita menangani bug yang membuat eror
di aplikasi, dan menangani feed dengan menggunakan native
155
android studio. Lebih banyak yang saya kerjakan itu by request
dari tim manajerial terutama instruksi langsung dari COO yaitu
mas Johar, misalkan butuh merombak desain, ada kesalahan atau
error di aplikasi, ada usulan penambahan fitur dan lain
sebagainya.
T: Bagaimana alur by request yang biasa anda kerjakan?
J: Alurnya itu misalkan ketika tim manajerial menginformasikan
ke saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data, misalkan
kesalahan tanggal kegiatan, yang seharusnya di dashboard admin
tanggal sekian ketika di tampilan user malah keluar di tanggal
yang berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke Apps nya,
terus kami cek kami hilangkan bug dan kami laporkan kembali ke
tim manajerial untuk bisa di test apakah sudah sesuai dengan
yang diinginkan. Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran
teks di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih besar itu
biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada tester oleh tim
manajerial sebelum di terapkan kembali ke aplikasinya.
T: Apa kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan Masjidku
Apps?
J: Kesulitannya di awal penyerahan ke saya di tahun 2016, saya
harus beradaptasi dengan teknis server yang ada sebelumnya
karena aplikasi Masjidku ini kita tahu dikerjakan oleh developer
156
yang lain. Tapi dari kesulitan itu justru kami jadi belajar dan
mendapatkan ilmu-ilmu baru di bidang IT.
T: Bagaimana bentuk atau kultur komunikasi yang biasa anda
terapkan kepada tim?
J: Komunikasi horizontal ya, menganggap semua sama, tidak ada
yang merasa lebih hebat karena jabatan, tidak ada yang lebih
rendah karena berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya
karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah. Terbuka juga
jika ada permasalahan, di bicarakan atau di musyawarahkan
bersama, pokoknya semua asasnya kekeluargaan di Masjidku.
T: Pernah mengalami konflik di internal tim? Jika ada bagaimana
cara mengatasinya?
J: Konflik sih tidak ada, hanya beda pemikiran atau persepsi
kadang kali saya pribadi pun harus memahami, menelaah lebih
dalam sebelum memutuskan bersikap. Secara garis besar saya
tidak pernah merasa ada konflik dengan tim internal Masjidku.
T: Apa kendala yang anda rasakan ketika berkomunikasi dengan
tim internal?
J: Kendalanya pasti ada, Masjidku ini kan tim teknisnya disini
(ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua, ditambah kendala
waktu yang memang waktu itu saya menangani penuh aplikasi
157
buatan saya yaitu My Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian
dan pembagian waktu.
Kendala lainnya di awal mulai rilis yang versi keduanya, saya
waktu itu sering keluar kota, belum fokus semua mengerjakan
versi terbarunya, akhirnya sedikit terlambat dari schedule yang
sudah di rencakanan, akhirnya saya alihkan fokus semua ke
Masjidku Apps terlebih dahulu untuk di rilis versi keduanya.
Tetapi saat ini Alhamdulillah, saya sudah fokus mengerjakan My
Quran dan Masjidku saja, karena sudah saling terintegrasi.
T: Harapan Masjidku Apps ini kedepannya?
J: Inginnya Masjidku itu ada di semua masjid dan musholah,
lebih luas lagi jaringannya. Dari situ kita punya nantinya
kekuatan basis database, untuk selanjutnya kita bisa lebih
memahami dimana masjid atau musholah yang kurang baik
secara fasilitas maupun pendanaan. Secara pendanaan masjid
juga bisa kita nanti merekomendasikan masjid-masjid mana yang
berkecukupan untuk bisa membantu masjid mana yang
membutuhkan. Soalnya mimpi saya seperti itu, jadi semua masjid
dan musholah saling support satu sama lain dalam hal
membangun peradaban umat islam seperti misi yang diemban
oleh Masjidku sendiri, disamping itu Masjidku bisa jadi alat yang
bagus untuk memaintenance jamaah maupun sebagai media
informasi kegiatan secara global.
158
T: Apakah fitur yang saat ini ingin Masjidku galakkan?
J: Selain fitur Kegiatan dan Artikel Masjid, kita saat ini sudah
merilis Infaq Digital, dimana kita sudah menyediakan dua
alternatif infaq, pertama adalah sistem transfer, yaitu ketika kita
meng-klik tab transfer pada tab Infaq Digital maka muncul nomor
rekening masjid yang ingin kita tuju. Jadi sistem transfer ini
uangnya langsung masuk ke rekening masjid yang bersangkutan,
sehingga menjadi transparan. Kedua yaitu sistem potong pulsa,
jadi ketika ada donatur ingin berinfaq cukup meng-klik tab
potong pulsa makan muncul pop up pilihan nominal infaq, dan
nanti ketika setelah selesai, pulsa pengguna langsung terpotong
secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat penyedia
jasanya, akan Masjidku salurkan kepada masjid atau musholah
yang membutuhkan bantuan tersebut.
Selain itu, ada juga fitur Tadarus, kita bisa membuka Al-Qur’an
dengan mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan My
Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan mempelajari Al-
Qur’an-pun cukup lengkap. Dimulai pola membuat kelompok
tadarusan dengan teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai
notifikasi giliran mengaji.
T: Bagaimana pendapat anda, apakah kini Masjidku Apps sebagai
pionir merasa terancam dengan aplikasi-aplikasi baru berbasis
masjid?
159
J: Persaingain pasti ada, tinggal bagaimana kita memandang itu
sebagai masalah atau hal yang biasa saja. Masjidku itu brand,
terkadang kalau kita search Masjidku di google suka sulit
ditemukan, karena search engine di google itu lebih tertarik
dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah sangat kuat dan
menempati posisi teratas. Jika kita search dengan tulisan
‘masjidku’ pasti keluar dengan posisi teratas, tetapi kalau kita
search dengan tulisan ‘masjid’ maka Masjidku Apps ini
menempati urutan yang kesekian puluh. Terpenting bagi kami
adalah jangan berhenti berkreasi, berfikir keras untuk tetap
update dan sesuai dengan permintaan pasar, serta mempercanggih
fitur yang sudah ada, Insya Allah Masjidku Apps tetap bisa
bermanfaat untuk orang banyak.
160
Nama Narasumber: Dr. Lely Arrianie, M.Si
Pekerjaan : Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya
Waktu Wawancara: 21 Juli 2018
Tempat: Warung Daun, Jalan Cikini Raya 26, Menteng, Jakarta
Pusat
T: Jika melihat permasalahan pada performa komunikatif yang
terjadi pada Masjidku Apps, permasalahan apa yang menurut ibu
cermati ?
J: Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode-model
komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa jaringan, nah yang
menjadi masalah adalah mau model komunikasi apapun itu
dibutuhkan kredebilitas narasumber. Kredebilitas narasumber itu
adalah komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak boleh
melihat model komunikasi itu dengan model laswell, karena
model tersebut telah gugur. Karena laswell hanya memuat lima
unsur yaitu siapa mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa,
siapa yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada umpan balik.
Nah dalam perkembangannya entah itu komunikasi apapun, mau
itu komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya, komunikasi
politik, sampai ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan
efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang terjadi pada
Masjidku Apps tidak ada lagi umpan baliknya, stagnan di periode
tertentu. Nah menurut saya itu harus ditelusuri bagaimana
pendapat dari audience atau komunitasnya untuk mencari tau.
Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan lagi
161
kegiatan dari program yang di canangkan masjid bapak sendiri.
Selain masalah di keredebilitas narasumber, bisa juga terjadi
karena konflik internal, tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan
istilahnya “goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu. Bisa
juga adanya fenomena interpersonal anggota organisasi. Mungkin
ada yang tersumbat komunikasinya sehingga kepentingan
masing-masing pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga
programnya, sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam
perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan inovasi. Saya pikir
masalah diatas itu prinsip.
T: Dari temuan penelitian, Narenda, Johar dan Fauzil sama-sama
memiliki perusahaan yang harus mereka kerjakan, sehingga tidak
fokus menjalankan Masjidku Apps. Apakah hal tersebut yang
menjadikan masjidku sulit berkembang saat ini?
J: Saya pikir dalam suatu perusahaan banyak sekali perusahaan
yang kemudian mengembangkan model-model pekerjaan lain
entah itu sampingan atau tambahan bahkan bisa juga yang ada
kaitannya dengan pekerjaan yang sama bisa juga berbeda.
Banyak juga koq yang sukses .. jadi tidak menjadi masalah ya.
Saya pikir masalahnya ada di tiga hal tadi.
T: Dalam performa politis ditemukan bahwa komunikasi para
pengurus terutama CEO banyak menggunakan komunikasi
horizontal yaitu komunikasi pertemanan, apakah baik penerapan
komunikasi horizontal dalam sebuah budaya komunikasi di
sebuah organisasi?
162
J: Menurut saya yang penting model-model yang dikembangkan
itu ada step flow model tapi harus sudah bergerak ke arah yang
interaksional, karena perusahaan yang secanggih apapun
membutuhkan komunikasi yang interaksional dan interpersonal.
Jadi performanya harus dikembangkan mana yang formal mana
yang non formal. Kadang-kadang kita membutuhkan komposisi
dari sebuah model komunikasi untuk performa yang satu tapi di
performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya jarak
komunikasi, program yang sudah berubah, kemajuan teknologi,
atau kredebilitas narasumber komunikasi-komunikasi tersebut sah
sah aja digunakan.
T: Bagaimana sebenarnya perfoma komunikatif dikatakan baik,
benar atau efektif di dalam sebuah perusahaan?
J: Tergantung orang-orang yang ada di dalamnya maksudnya
adalah Narenda, Johar, Fauzil dan orang-orang atau audience
yang berhubungan dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan
komunikasi tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat
rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi itukan harus
membutuhkan penataan kata yang rumit dan sebagainya.
Mungkin ada pesan yang satu kata bisa sampai tapi di pihak atau
orang lain ada pesan yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi
tergantung siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya ketika
kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan bicara anda dan
bagaimana karakternya. Masing-masing harus pandai dalam
bersikap.
163
T: Melihat temuan peneliti bahwa diketahui tim Masjidku Apps
saat ini jarang melakukan pertemuan, sejauh mana rapat
pertemuan berpengaruh terhadap perusahaan?
J: Luar biasa pengaruhnya, karena ada komunikasi interaksional
yang terputus, ada komunikasi interaksional yang tidak jalan
sehinga gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada figure
tertentu yang tidak diketahui oleh figure lainnya dalam hal ini
sama sama founder. Padahal sebuah tim setiap saat harus
mensinkronkan itu untuk bisa meyakinkan jamaah. Memang
kadang-kadang susah kalau sebuah perusahaan didirikan oleh tiga
pribadi yang berbeda, tetapi sepanjang goal dan tujuan yang sama
lalu mereka sudah membuat program. Model komunikasi seperti
ini yang jadi perusaknya adalah cara atau model komunikasi yang
diterapkan menurut saya. Karena latar belakang budaya berbeda,
latar belakang pendidikan berbeda, latar belakang keahlian
berbeda.
164
Catatan Observasi
No Tanggal Nama
Kegiatan
Aktivitas Catatan
1 28 April
2018
Meeting
Offline
Masjidku
Apps
Peneliti
memperhatikan
setiap
komunikasi
yang dilakukan
pengurus
Masjidku Apps
Peneliti
diizinkan
mengikuti
meeting di
rumah CEO
Masjidku Apps
2 10 Mei
2018
Meet up
Pengurus
Masjidku
Apps
Peneliti
memperhatikan
setiap
komunikasi
yang dilakukan
pengurus
Masjidku Apps
Meet up
dilakukan di
sebuah Coffe nd
Resto di Distric
Emerald,
peneliti
diizinkan
melihat dan
mencatat
obrolan meet up
pengurus
3 10 Mei
2018
Wawancara
dengan
COO
Masjidku
Apps
Peneliti
mengajukan
pertanyaan
seputar
Masjidku Apps
Wawancara
diperbolehkan
setelah meet up
pengurus
Masjidku Apps.
165
kepada COO
yaitu Johar
Jauhary
Pada saat itu
saya tidak dapat
mewawancarai
CEO Masjidku
secara langsung
karena beliau
langsung pergi
ke luar kota.
4 13 Mei
2018
Wawancara
melalui
media
sosial
whats up
dengan
CEO
Masjidku
Apps yaitu
Narenda
Wicaksono
Peneliti
mengajukan
pertanyaan
seputar
Masjidku Apps
Narenda banyak
mengungkapkan
jawaban lewat
chat dan voice
note
5 14 Mei
2018
Meeting
Tim CTO
Masjidku
Apps
Cimahi
Peneliti
memperhatikan
setiap
komunikasi
yang dilakukan
pengurus
Masjidku Apps
Peneliti
diizinkan
berkunjung ke
kantor Masjidku
Apps di Cimahi
Jawa Barat
166
bidang teknis
6 14 Mei
2018
Wawancara
di Kantor
Masjidku
Cimahi
Peneliti
mengajukan
pertanyaan
seputar
Masjidku Apps
kepada CTO
yaitu Fauzil
Hamdi
Wawancara
dilakukan
setelah meeting
internal tim
CTO Masjidku
Apps
7 29 Juni
2018
Kunjungan
ke kantor
COO
Masjidku
Apps yaitu
Johar
Jauhary
Peneliti diajak
mengikuti
keseharian
Johar
mengelola
Masjidku lewat
online
Lokasi berada
di kediaman
beliau di daerah
Tebet Selatan.
Saya harus
menunggu satu
jam sebelum
beliau pulang
dari kantornya.
Masjidku
banyak
mengajarkan
bahwa tim
Masjidku Apps
harus
memanfaatkan
waktu sebaik
167
mungkin dan se
fleksibel
mungkin.
8 14 Juli
2018
Seminar
Manajemen
Masjidku
untuk
Masjid
Peneliti
mencatat
semua
pembahasan
CEO Masjidku
Apps
Seminar
disampaikan di
Masjid Ash-
Shaff Emerald
Bintaro,
dilaksanakan
pagi pada pukul
8-12 siang
168
Dokumentasi
Foto Peneliti dengan CEO Aplikasi Masjidku, Narenda
Wicaksono
Foto peneliti dengan CTO Aplikasi Masjidku, Fauzil Hamdi
169
Foto peneliti dengan COO Aplikasi Masjidku, Muchdlir Johar
Jauhary
Foto Peneliti dengan Pakar Ilmu Komunikasi Universitas
Jayabaya, Dr. Lely Arrianie, M.Si