download (3587kb)

148
PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTERA SEMESTER II PENKEPOR JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh SINONGGO PRATIWI NIM. K 4605009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: doannguyet

Post on 15-Jan-2017

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Download (3587Kb)

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DAN

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH

NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTERA

SEMESTER II PENKEPOR JPOK FKIP UNS SURAKARTA

TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh

SINONGGO PRATIWI NIM. K 4605009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: Download (3587Kb)

ii

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DAN

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH

NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTERA

SEMESTER II PENKEPOR JPOK FKIP UNS SURAKARTA

TAHUN 2009

Oleh

SINONGGO PRATIWI NIM. K 4605009

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: Download (3587Kb)

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H. Sunardi, M.Kes. Tri Winarti Rahayu, S. Pd. M. Or. NIP 131819 125 NIP 132 304 827

Page 4: Download (3587Kb)

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 13 Juli 2009

Tim Penguji Skripsi:

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agus Margono M.Kes.

Sekretaris : Drs. Agus Mukholid, M.Pd.

Anggota I : Drs. H. Sunardi, M. Kes.

Anggota II : Tri Winarti Rahayu, S. Pd. M. Or

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon H, M. Pd.

NIP. 131 658 563

Page 5: Download (3587Kb)

v

ABSTRAK

Sinonggo Pratiwi. PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTERA SEMESTER II PENKEPOR JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara

pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional terhadap hasil pembelajaran smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Surakarta tahun 2009. (2) Pembelajaran manakah yang lebih baik antara

pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Surakarta tahun 2009.

Sejalan dengan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

Populasi dan sampel adalah mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Surakarta berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes

kemampuan smash bola voli dari Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t

pada taraf signifikasi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran

konvensional terhadap hasil pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli pada

mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009. Dengan

nilai perhitungan hasil tes akhir masing-masing kelompok diperoleh nilai thitung sebesar

2.61 dan ttabel sebesar 1.76 dengan taraf signifikasi 5%. (2) Pembelajaran inovatif lebih

baik pengaruhnya daripada pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Surakarta tahun 2009. Pembelajaran konvensional memiliki prosentase

peningkatan kemampuan smash normal sebesar 15.52%, sedangkan pembelajaran inovatif

memiliki peningkatan kemampuan smash normal sebesar 22.15%.

Page 6: Download (3587Kb)

vi

MOTTO

1.Allah adalah Rabku, Islam adalah nuraniku, ibu adalah inspirasiku, dan olahraga

adalah semangatku.

2.Hidupku akan ku jalani seiring dengan perjuangan untuk mencapai tujuan, dan tidak

akan berhenti sampai tujuan itu menemukan titik terang yang digariskan Allah.

3.Selama hati tidak berpijak pada titian yang goyah, tekad akan tetap berdiri teguh pada

keyakinan untuk mewujudkan mimpi walaupun mimpi terlalu tinggi untuk

direngkuh.

4.Berbahagialah dalam hidup selama hidup masih memberikan kesempatan tersenyum

untuk membuat orang lain tersenyum bahagia.

5.Waktu adalah sahabat yang sangat kejam karena waktu seringkali berlalu dengan

menghilangkan kesempatan, tetapi waktu adalah emas saat Aku bisa memanfaatkan

kesempatan menjadi keberhasilan.

Page 7: Download (3587Kb)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Eyang, Bapak dan Ibu tercinta,

Kakak-kakakku tersayang,

Tim Bola Volley Puteri UNS “2003-2008” ,

Teman-teman angkatan 2005,

Adik-adikku di JPOK FKIP UNS dan

Almamater

Page 8: Download (3587Kb)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan dipanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat

bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang:

· Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

· Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

· Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

· Drs. H. Agus Margono, M. Kes. dan Drs. Agus Mukholid, M. Pd. selaku nara

sumber.

· Drs. H. Sunardi, M. Kes. sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

· Tri Winarti Rahayu, S. Pd. M. Or. sebagai pembimbing II yang telah memberikan

inspirasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

· Mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS 2009 yang telah

bersedia menjadi sampel penelitian.

· Saudara Didik Prayitno, Viter Riyanto, dan tim bola voli puteri UNS yang telah

bersedia membantu pelaksanaan treatment dalam penelitian ini.

· Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Page 9: Download (3587Kb)

ix

Surakarta, Juli 2009

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL...........................................................................................................

PENGAJUAN...............................................................................................

PERSETUJUAN............................................................................................

PENGESAHAN............................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

MOTTO........................................................................................................

PERSEMBAHAN.........................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

DAFTAR GAMBAR....................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar Belakang Masalah.................................................................

B. Identifikasi Masalah.......................................................................

C. Pembatasan masalah......................................................................

D. Perumusan Masalah…...................................................................

E. Tujuan Penelitian...........................................................................

F. Kegunaan Penelitian.......................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................

A. Tinjauan Pustaka..............................................................................

a) Permainan Bola Voli..................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

xii

xiii

xiv

xv

1

1

5

6

6

7

7

8

8

8

Page 10: Download (3587Kb)

x

b) Teknik Dasar Smash dalam Permainan Bola Voli.....................

a) Pengertian Smash.................................................................

b) Teknik Gerakan Smash dalam Permainan Bola Voli...........

c) Analisis Gerakan Smash Bola Voli......................................

d) Macam-macam Smash Bola Voli........................................

c) Smash Normal...........................................................................

d) Pembelajaran..............................................................................

a) Definisi Belajar....................................................................

b) Pengertian Pembelajaran......................................................

e) Pembelajaran Konvensional.......................................................

· Pembelajaran Inovatif................................................................

a) Pengertian Pembelajaran......................................................

b) Pengertian Inovasi...............................................................

c) Pembelajaran Inovatif.........................................................

· Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran

Konvensional............................................................................

a. Kelebihan

Pembelajar

an

Konvension

al................

..............

b. Kekurangan

Pembelajar

an

Konvension

al................

...........

· Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif .................

9

9

10

16

19

19

23

23

24

28

30

30

31

31

38

38

38

39

39

40

40

42

44

48

49

49

49

Page 11: Download (3587Kb)

xi

· Kelebihan Pembelajaran Inovatif.......................................

· Kekurangan Pembelajaran Inovatif...................................

· Pembelajaran Konvensional pada Pembelajaran Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli..........................................

· Pembelajaran Inovatif pada Pembelajaran Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli.......................................................

B. Kerangka Pemikiran.........................................................................

å Perumusan Hipotesis.......................................................................

BAB III METODOLOGI.............................................................................

Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................

· Tempat Penelitian......................................................................

· Waktu Penelitian.......................................................................

Metode dan Rancangan Penelitian...................................................

· Metode Eksperimen...................................................................

· Rancangan Penelitian................................................................

Populasi dan Sampel .......................................................................

· Populasi......................................................................................

· Sampel.......................................................................................

Treatment.........................................................................................

Variabel Penelitian..........................................................................

Teknik Pengumpulan Data..............................................................

Teknik Analisis Data.......................................................................

· Uji Reliabilitas...........................................................................

· Uji Prasyarat Analisis................................................................

A. Uji Normalitas.....................................................................

B. Uji Homogenitas..................................................................

· Uji Perbedaan.............................................................................

· Perhitungan Persentase Peningkatan..........................................

BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................

A. Deskripsi Data.................................................................................

49

49

49

50

51

51

51

52

52

53

53

53

54

54

54

55

56

57

57

57

58

59

59

60

60

61

63

63

63

Page 12: Download (3587Kb)

xii

Mencari Reliabilitas........................................................................

Pengujian Persyaratan Analisis.......................................................

· Uji Normalitas…………………………………………………

· Uji Homogenitas………………………………………………

Hasil Analisis Data.........................................................................

· Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan.................................

· Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan…………………….

· Perbedaan Persentase Peningkatan...........................................

Pengujian Hipotesis........................................................................

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Inovatif dan Pembelajaran

Konvensional pada Smash Normal dalam Permainan Bola

Voli...........................................................................................

· Mengajar dengan Pembelajaran Inovatif Lebih Baik Pengaruhnya

daripada Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Smash

Normal dalam Permainan Bola Voli.......

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN..............................................

· Simpulan..........................................................................................

· Implikasi..........................................................................................

· Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN...................................................................................................

64

66

66

66

67

68

70

Page 13: Download (3587Kb)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1a. Saat Melakukan Awalan............................................................. 11

Gambar 1b. Saat Akan Menolak setelah Awalan..... ..................................... 12

Gambar 2. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan................................. 13

Gambar 3a. Saat Perkenaan Tangan pada Bola dalam Melakukan Smash. 14

Gambar 3b. Saat Melakukan Pukulan di Atas Net. .................................…. 14

Gambar 4. Saat Melakukan Pendaratan setelah Memukul Bola................. 15

Gambar 5. Gerakan Smash secara Keseluruhan ......................................... 16

Gambar 6. Daerah Jatuhnya Sasaran Umpan .............................................. 20

Gambar 7. Rangkaian Gerak Smash Normal.............................................. 21

Gambar 8. Konsep Dasar Pembelajaran ..................................................... 27

Page 14: Download (3587Kb)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Smash Normal

Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)...................................... 57

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes

Akhir ............................................................................................ 58

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas .......................................................... 58

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ...................................…. 59

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data................................…. 60

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada

Kelompok 1(K1) dan kelompok 2 (K2) ....................................…. 60

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Pada kelompok 1 (K1)..............................................................…. 61

Page 15: Download (3587Kb)

xv

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Pada kelompok 2 (K2)..............................................................…. 62

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir ntara

Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2)...................................... 62

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Smash Normal antara Kelompok 1 (KI) dan

Kelompok 2 (K2).......................................................................... 63

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran ................................................................................................. 70

Lampiran 1. Data Tes Awal Kecepatan Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Tahun 2009………………………………. 71

Lampiran 2. Data Re-Tes Awal Kecepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009………………….. 72

Lampiran 3. Data Tes Awal Ketepatan Smash Normalm dalam Permainan

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………………….. 73

Lampiran 4. Data Re-Tes Awal Ketepatan Smash Normal dalam Permainan

Page 16: Download (3587Kb)

xvi

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Tahun 2009.......................................................... 74

Lampiran 5. Data Tes Akhir Kecepatan Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………………….... 75

Lampiran 6. Data Re-Test Akhir Kecepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………… 76

Lampiran 7. Data Tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Tahun 2009……………………………... 77

Lampiran 8. Data Re-Tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009………………… 78

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Awal Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Tahun2009………………………………. 79

Lampiran 10. Rekapitulasi Data Tes Akhir Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………. 80

Lampiran 11. Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal

Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli....... 81

Lampiran 12. Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal

Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli.......... 82

Lampiran 13. Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal

dan Tes Akhir Kecepatan Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli............................................................................... 83

Lampiran 14. Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal

dan Tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli............................................................................... 84

Page 17: Download (3587Kb)

xvii

Lampiran 15. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009………………….. 85

Lampiran 16. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………. 86

Lampiran 17. Daftar Pemasangan Subjek Penelitian Berdasarkan Hasil

Tes Awal Smash Normal dalam Permainan Bola Voli

pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP

UNS Tahun 2009………………………………………….. 87

Lampiran 18. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………. 88

Lampiran 19. Rekapitulasi Data Hasil Tes Akhir Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009…………………. 89

Lampiran 20. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Smash

Normal pada Kelompok 1 (Kelompok Eksperimen)........... 90

Lampiran 21. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Smash

Normal pada Kelompok 2 (Kelompok Kontrol)……….. 91

Lampiran 22. Uji Reliabilitas dengan ANAVA....................................... 92

Lampiran 23. Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Awal

Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola

Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Tahun 2009........................................................ 95

Lampiran 24. Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Akhir

Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP

UNS Tahun2009……………………………………………. 98

Lampiran 25. Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Akhir

Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola

Page 18: Download (3587Kb)

xviii

Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS Tahun 2009……………………………………. 101

Lampiran 26. Uji Normalitas Data dengan Lilliefors.................................. 104

Lampiran 27. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet...................................... 106

Lampiran 28. Uji Perbedaan......................................................................... 108

Lampiran 29. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil

Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1............................... 110

Lampiran 30. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil

Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2............................... 112

Lampiran 31. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Perbedaan antara Hasil

Tes Akhir pada Kelompok 1 dan Kelompok 2........................ 114

Lampiran 32. Menghitung Nilai Peningkatan Kemampuan Smash Normal

dalam Permainan Bola Voli dalam Persen Kelompok 1 dan

Kelompok 2........................................................................ 116

Lampiran 33. Tes Kemampuan Smash Bola Voli……………………… 118

Lampiran 34. Contoh-Contoh Permainan yang Diterapkan dalam

Pembelajaran Inovatif Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli............................................................................ 122

Lampiran 35. Dokumentasi..................................................................... 127

Lampiran 36. Pembelajaran Konvensional pada Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli....................................................... 131

Lampiran 37. Pembelajaran Inovatif pada Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli........................................................ 135

Page 19: Download (3587Kb)

xix

BAB I

PENDAHULUAN

· Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program

pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada

pendidikan jasmani yang tidak beresensikan pendidikan. Dengan demikian, dalam proses

pembelajaran harus selalu menyertakan unsur-unsur pendidikan Akan tetapi yang

sekarang ini terjadi, tidak sedikit guru pendidikan jasmani yang memasukkan nilai-nilai

negatif dalam proses pembelajaran. Tidak jarang terlihat seorang guru pendidikan jasmani

yang merokok ketika sedang mengajar, duduk santai di warung sementara anak-anak

didik dibiarkan sedemikian rupa dalam proses pembelajaran, dan masih banyak lagi hal-

Page 20: Download (3587Kb)

xx

hal serupa yang dapat menyebabkan guru pendidikan jasmani dipandang sebagai guru

yang seenaknya oleh masyarakat umum. Dengan kata lain, guru pendidikan jasmani

diragukan profesionalismenya

Guru pendidikan jasmani juga mendapat identitas sebagai guru yang tidak kreatif

dan monoton dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru hanya

menerapkan model pembelajaran itu-itu saja dalam mengajar. Kondisi ini akan sangat

disayangkan jika dihadapkan pada kenyataan bahwa guru pendidikan jasmani saat ini

sudah dijadikan sebagai profesi.

Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan salah satu perguruan tinggi yang

memiliki Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) dengan dua program studi

yaitu Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) serta Pendidikan Kepelatihan

Olahraga (Penkepor) di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Masing-masing program studi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan

tujuannya. PJKR merupakan program studi yang bertujuan untuk membentuk tenaga

pengajar yaitu guru pendidikan jasmani, sedangkan Penkepor merupakan program studi

yang bertujuan untuk membentuk seorang pelatih profesional. Meskipun demikian, dalam

perkembangannya output yang dihasilkan program studi Penkepor tidak hanya sebagai

pelatih, tetapi juga sebagai guru pendidikan jasmani.

Dengan perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing program

studi, proses pembelajaran yang diterapkan juga berbeda. Akan tetapi dengan kenyataan

bahwa output yang dihasilkan oleh program studi Penkepor dapat berprofesi sebagai guru

pendidikan jasmani, maka proses pembelajaran yang diterapkan pada akhirnya dipadukan

dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam program studi PJKR.

Bola voli merupakan olahraga permainan yang dapat dijadikan sebagai olahraga

pendidikan, rekreasi, maupun olahraga prestasi. Sebagai olahraga pendidikan, teknik-

teknik dasar dalam permainan bola voli diajarkan melalui proses pembelajaran pendidikan

jasmani, mulai dari sikap siap dasar, passing, service, block, maupun smash atau spike.

Hal yang sama juga diterapkan di beberapa perguruan tinggi, terutama yang memiliki

fakultas atau jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan, khususnya di Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 21: Download (3587Kb)

xxi

Bola voli sebagai salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam

mata kuliah yang ada di JPOK FKIP UNS, diberikan dalam bentuk teori dan praktik.

Dalam proses pembelajaran, teknik-teknik dasar dalam permainan bola voli diajarkan

dari teknik dasar yang paling sederhana sampai teknik dasar yang memiliki tingkat

kesulitan yang paling tinggi. Smash atau spike merupakan teknik dasar dalam permainan

bola voli yang memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi karena memerlukan

koordinasi antara kekuatan, kecepatan, dan ketepatan.

Peserta didik sebagai pelaku dalam proses pembelajaran merupakan individu

yang unik dengan segala karakteristik yang dimiliki. Masing-masing peserta didik tidak

memiliki kemampuan yang sama dalam menerima materi pelajaran, khususnya dalam

pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu, materi yang disampaikan tidak selalu

disukai atau diminati oleh peserta didik. Bola voli dapat dijadikan sebagai salah satu

contohnya. Tidak semua siswa menyukai permainan ini. Hal ini dikarenakan permainan

bola voli termasuk dalam kategori olahraga permainan yang sulit untuk dikuasai sebab

dalam permainan bola voli, bola dimainkan tanpa boleh menyentuh tanah selama

pertandingan atau permainan baerlangsung sehingga diperlukan penguasaan teknik dan

kontrol yang baik dalam permainan ini. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran

yang tepat agar peserta didik dapat menyukai materi pembelajaran bola voli.

Pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya dalam pembelajaran bola voli

di JPOK FKIP UNS adalah pembelajaran yang diartikan oleh sebagian besar unsur

belajar, baik itu pengajar maupun mahasiswa adalah pembelajaran konvensional yang

hanya memfokuskan pada komunikasi verbal, demonstrasi, sentralisasi pengajar, dan

pembelajaran yang otoriter, yakni pengajarlah yang berhak menentukan apa yang akan

dipelajari oleh mahasiswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang kreativitas

baik bagi mahasiswa maupun pengajar dalam mengembangkan pembelajaran yang

inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah

antara pengajar dan mahasiswa dalam pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran

cenderung menjemukan bagi mahasiswa yang kurang menyukai permainan bola voli.

Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

adalah pola atau model pembelajaran yang sedang digalakkan dewasa ini. Pembelajaran

inovatif sebagai bagian dari PAIKEM dapat dijadikan sebagai cermin dari PAIKEM itu

Page 22: Download (3587Kb)

xxii

sendiri. Hal ini dikarenakan pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu

pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan

dengan berbagai teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi

pembelajaran. Di samping itu, pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan dan

membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa

agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian

tujuan pembelajaran. Dari segi definisinya, pembelajaran inovatif adalah suatu proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran

pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada

siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar

belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa

menjadi bagian yang sangat penting karena dari sinilah seluruh perancangan proses

pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling

belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subjek pendidikan menjadi titik acuan

seluruh perencanaan dan proses pembelajaran dengan mengacu pada pembelajaran aktif

dan inovatif.

Dengan segala kelebihan yang ada di dalamnya, model pembelajaran inovatif

dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bola voli, khususnya dalam pembelajaran

teknik dasar smash atau spike, khususnya di JPOK FKIP UNS. Akan tetapi bagi para

pengajar ada alasan tertentu yang dimiliki untuk tetap menerapkan pola pembelajaran

konvensional dalam pembelajaran teori dan praktik permainan bola voli. Hal ini

disebabkan oleh karakteristik permainan bola voli yang unik sehingga menuntut

penguasaan teknik dasar yang baik sebagai tujuan utama pembelajaran. Pembelajaran

konvensional dijadikan sebagai alternatif utama untuk pembelajaran teknik dasar dalam

permainan bola voli di samping penerapan pembelajaran inovatif yang saat ini sedang

diterapkan.

Dalam proses pembelajaran di JPOK FKIP UNS sekarang ini, pembelajaran

teknik dasar permainan bola voli disampaikan dengan memadukan antara model

pembelajaran konvensional dan pembelajaran inovatif, khususnya pada program studi

PJKR. Hal ini dikarenakan beberapa pengajar berpendapat bahwa pada awal pertemuan

Page 23: Download (3587Kb)

xxiii

dalam proses pembelajaran untuk setiap materi teknik dasar permainan bola voli,

pembelajaran hendaknya disampaikan dengan model pembelajaran konvensional untuk

penguasaan teknik dasar yang sempurna sebagai tujuan utama pembelajaran. Sedangkan

pembelajaran inovatif diterapkan setelah penguasaan teknik dasar mulai dapat dikuasai

pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan situasi di atas, timbul pertanyaan tentang pengaruh yang diberikan

oleh kedua model pembelajaran tersebut jika masing-masing model pembelajaran

diterapkan secarah utuh tanpa dipadukan dalam pembelajaran teknik dasar permainan bola

voli, khususnya untuk teknik dasar smash atau spike.

Sebagai bahan pertimbangan dan pemilihan alternatif bagi pengajar dalam

menerapkan model pembelajaran serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara

kedua model pembelajaran tersebut perlu dilakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dalam kegiatan lebih

lanjut akan dilaksanakan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran

Inovatif dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Pembelajaran Smash Normal

dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP

UNS Surakarta Tahun 2009”.

· Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Guru pendidikan jasmani saat ini sudah dijadikan sebagai profesi, tetapi

profesionalisme guru pendidikan jasmani diragukan dengan hal-hal negatif yang

dilakukan dalam proses pembelajaran.

2. Ada perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh program Studi Penkepor dan PJKR

tetapi pada kenyataannya output yang dihasilkan oleh program studi Penkepor dapat

berprofesi sebagai guru pendidikan jasmani sehingga proses pembelajaran yang

diterapkan pada akhirnya dipadukan dengan model pembelajaran yang diterapkan

dalam program studi PJKR.

Page 24: Download (3587Kb)

xxiv

3. Meskipun model pembelajaran inovatif dapat dijadikan alternatif dalam

pembelajaran bola voli, ada alasan tertentu yang dimiliki para pengajar untuk tetap

menerapkan pola pembelajaran konvensional dalam pembelajaran teori dan praktik

permainan bola voli.

4. Tidak semua pesera didik menyukai permainan bola voli dalam proses

pembelajaran sehingga memerlukan model pembelajaran yang tepat agar peserta

didik dapat menyukai materi pembelajaran bola voli.

5. Peserta didik merupakan individu yang unik yang memiliki karakteristik dan

kemampuan yang berbeda dalam menerima materi pelajaran sehingga menuntut

pengajar agar dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat agar materi yang

disampaikan dapat dipahami dengan mudah.

6. Perbedaan pengaruh antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional

jika masing-masing diterapkan secara utuh tanpa dipadukan terhadap hasil

pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli.

7. Perlunya pemilihan model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran smash

normal dalam permainan bola voli.

· Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang akan dibahas adalah tentang:

1) Pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional terhadap peningkatan

kemampuan smash normal bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009 sebagai hasil belajar.

2) Perbedaan pengaruh antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional

jika masing-masing diterapkan secara utuh tanpa dipadukan terhadap hasil

pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera

semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009.

3) Perlunya pemilihan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009.

Page 25: Download (3587Kb)

xxv

· Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dan identifikasi masalah, dapat ditarik

beberapa rumusan masalah yaitu:

1) Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar smash normal dalam permainan bola voli pada

mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009 ?

2) Model pembelajaran manakah yang lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran

smash normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

· Mengetahui perbedaan pengaruh antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran

konvensional terhadap hasil pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli

pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009.

· Mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih baik diterapkan untuk

pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera

semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2009.

F. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1) Bagi tim guru penjas dan bagi pengajar mata kuliah teori dan praktik bola voli

JPOK FKIP UNS khususnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat diterapkan

dalam pembelajaran teknik-teknik dasar dalam permainan bola voli, khususnya

teknik dasar smash normal.

Page 26: Download (3587Kb)

xxvi

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan serta menambah wawasan dan

pengetahuan, khususnya dalam permainan bola voli.

BAB II

LANDASAN TEORI

o Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bola Voli

Bola voli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

dipisahkan dengan net, dan dimainkan di atas lapangan berbentuk persegi panjang.

Permainan ini dapat dimainkan di dalam ruangan atau gedung atau di lapangan terbuka.

Barbara L. Viera, dan Bonnie Jill Fergusson (1996: 2) berpendapat bahwa “Bola voli

dimainkan oleh dua tim dimana setiap tim beranggotakan dua sampai enam orang dalam

dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim, dan

setiap tim dipisahkan oleh net”. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola kearah

bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola.

Dalam melakukan permainan, setiap pemain dituntut harus mengerti dan memahami

prinsip-prinsip serta aturan permainan bola voli. Machfud Irsyada (2000: 13)

mengemukakan bahwa “Dalam permainan, bola harus selalu divoli (bola selalu dimainkan

sebelum menyentuh lantai) dengan bagian badan dan pinggang ke atas”. Dalam

perkembangannya, bola dapat dimainkan dengan seluruh anggota badan. Syarat pantulan

bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bola boleh divoli oleh pemain

dalam suatu regu tiga kali berturut-turut dalam permainan bola voli.

Soedarwo, Sunardi, dan Agus Margono (2000: 6) berpendapat bahwa “Teknik

adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktik dengan

sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola

voli”. Penguasaan teknik merupakan suatu unsur yang sangat fundamental dalam usaha

mencapai prestasi yang optimal. Teknik dasar permainan bola voli merupakan suatu

proses gerakan yang dilakukan dengan sebaik mungkin dalam arti secara efisien dan

Page 27: Download (3587Kb)

xxvii

efektif, sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk menyelesaikan tugas yang pasti

dalam cabang permainan bola voli. Adapun unsur-unsur teknik yang harus dikuasai oleh

pemain bola voli , menurut Soedarwo dkk. (2000: 7) adalah sebagai berikut:

a. Passing : (1) Teknik pass atas (2) Teknik pass bawah (3) Set-up / umpan

b. Smash : (1) Normal Smash (2) Semi Smash

(3) Push Smash c. Service : (1) Servis tangan bawah (2) Servis tangan atas: (a) Tennis Service (b) Floating service (c) Cekis service d. Block / Bendungan : (1) Block tunggal (2) Block berkawan

Secara garis besar, unsur dalam permainan bola voli terdiri dari: passing atas, passing bawah, service, block, dan smash.

2. Teknik Dasar Smash dalam Permainan Bola Voli

a. Pengertian Smash

Smash adalah teknik yang paling dominan untuk melakukan serangan dalam

permainan bola voli. Smash dapat berhasil dengan baik jika didukung dengan loncatan

yang tinggi untuk dapat menjangkau bola di atas net dalam melakukan pukulan smash.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992: 109) bahwa “Smash adalah

pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Untuk

mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash diperlukan raihan yang

tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi”.

Sedangkan Soedarwo dkk (2000: 13) berpendapat bahwa “Di dalam permainan

bola voli gerakan smash merupakan gerakan seorang pemain untuk berusaha mengadakan

pukulan yang keras dan terarah sehingga sukar dikembalikan oleh lawan”.

b. Teknik Gerakan Smash dalam Permainan Bola Voli

Page 28: Download (3587Kb)

xxviii

Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang

melambung tinggi melebihi tingginya net. Gerakan memukul dilakukan sambil meloncat.

Smash merupakan teknik menyerang utama dalam permainan bola voli.

Berdasarkan pelaksanaan gerakannya, teknik smash dibagi menjadi beberapa tahap.

Tahap-tahap trsebut merupakan rangkaian gerak yang berkesinambungan. Menurut

Soedarwo, Soeyati R., dan Sunardi (1996: 8) berdasarkan identifikasi gerakannya, dasar

pokok teknik smash yang harus dipelajari meliputi:

i. Perubahan sikap dan posisi sikap dan posisi penerimaan ke sikap dan posisi untuk melakukan awalan.

ii. Melakukan awalan. c) Take-off dan meloncat. d) Ayunan lengan ke atas dan memukul. e. Landing dan bergerak ke sikap dan posisi permainan lebih lanjut.

Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 108) mengemukakan bahwa:

Smash merupakan teknik yang mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari:

a) Langkah awalan untuk meloncat. b) Tolakan untuk meloncat ke atas net.

c) Memukul bola saat melayang di atas udara. d) Saat mendarat kembali setelah memukul bola.

Dan menurut Soedarwo dkk (2000: 13) proses di dalam melakukan smash dapat dibagi

dalam saat-saat berikut:

i.Saat awalan. ii. Saat tolakan.

iii. Saat pukulan bola di atas jaring. iv.Saat mendarat di tanah.

i. Saat Awalan

Dapat dimasukkan di sini saat-saat pengambilan awalan sampai dengan saat

tolakan ke atas. Mula-mula mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari

jaring (3 sampai 4 meter), pada saat akan mengadakan langkah ke depan terlebih dahulu

melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Langkah-langkah ini dimaksudkan agar pada

saat itu badan dalam batas setimbang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan.

Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan. Kedua langkah terakhir sangat

menentukan. Pada saat take off, harus diperhatikan dengan baik kedudukan kaki. Kaki

yang akan take off berada di depan terlebih dahulu, dan kaki yang lain menyusul di tanah.

Page 29: Download (3587Kb)

xxix

Hal ini ini agar tetap dijaga, di samping kontinuitasnya juga letak bahu kiri yang relatif

akan selalu berasa lebih dekat kepada jaring daripada bahu kanan kemudian dilanjutkan

menolak.

Gambar 1a. Saat Melakukan Awalan

(William J. Neville, 1990: 47)

Gambar 1b. Saat akan Menolak setelah Awalan

(William J. Neville, 1990: 47)

Page 30: Download (3587Kb)

xxx

ii. Saat Tolakan

Pada saat menolak, tolakan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu

dengan kedua kaki dan langkah pada saat menumpu ini tidak boleh lebar atau pun dengan

satu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian segera diikuti dengan

gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta

kedua lengan masing-masing telah berada di samping belakang badan. Kemudian diikuti

dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari

arah belakang ke depan atas.

Perlu diperhatikan setelah kaki menolak ke atas maka kedua kaki harus dalam

keadaan relaks. Setelah kaki menolak, tangan kanan berada di samping atas kepala agak

ke belakang dan lengan sedikit lurus, dengan telapak tangan menghadap ke depan, tangan

kiri berada di samping depan kepala kira-kira setinggi telinga. Tangan dan lengan kiri

dalam keadaan relaks saja dan ikut menjaga keseimbangan tubuh selama melayang di

udara.

Gambar 2. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan

(Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1984: 80)

iii. Saat Pukulan Bola di Atas Net

Sikap pada saat melayang seperti tersebut di atas harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga bola berada di depan atas dan dalam jangkauan tangan maka segeralah

Page 31: Download (3587Kb)

xxxi

tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya. Memukul bola dengan badan yang sudah

berada pada posisi sedikit membungkuk. Otot-otot perut, bahu, dan lengan berkontraksi

pada saat yang bersamaan, kuat dan berulang kali. Kerjasama antar otot inilah yang

menyebabkan lengan terjulur untuk memukul bola dan gerakan memukul ini terjadi secara

simultan atau tidak patah-patah. Bagian bola yang dipukul adalah bagian atasnya. Pada

saat memukul, pergelangan tangan tidak boleh kaku dan jari-jari tangan sedikit terbuka.

Setelah memukul diikuti gerak ke depan dan ke bawah mengadakan gerak lanjut yang

sempurna.

Perlu diperhatikan di sini perkenaan tangan adalah pada telapak tangan dengan

satu gerakan lecutan baik dari lengan maupun tangan. Pukulan yang betul akan

mengakibatkan bola menjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun. Hasil pukulan

akan lebih sempurna lagi bila lecutan lengan dan tangan itu juga diikuti gerakan

mebungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan lecutan tangan, lengan dan togok adalah

merupakan satu kesatuan gerakan yang harmonis dan eksplosif.

Gambar 3a. Saat Perkenaan Tangan pada Bola dalam Melakukan Smash

(Soedarwo, dkk., 2000: 15)

Page 32: Download (3587Kb)

xxxii

Gambar 3b. Saat Melakukan Pukulan di Atas Net

(M. Yunus, 1992: 115)

iv. Saat Mendarat di Tanah

Setelah bola berhasil dipukul maka smasher akan segera mendarat kembali di

tanah. Tahap mendarat adalah pada saat tubuh bagian atas membungkuk, dan kaki

diarahkan ke depan untuk mempertahankan keseimbangan. Perlu diperhatian bahwa saat

mendarat, harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentuk ( mengeper )

dengan lutut ditekuk sesuai dengan kebutuhan pendaratan tersebut.

Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat

melakukan tolakan. Setelah smasher mendarat kembali di tanah segeralah disusul dengan

pengambilan sikap siap normal.

Page 33: Download (3587Kb)

xxxiii

Gambar 4. Saat Melakukan Pendaratan Setelah Memukul Bola

(M. Yunus, 1992: 118)

Gambar 5. Gerakan Smash secara Keseluruhan

(Barbara V.L. & Bonnie J.F.,1996: 76)

Page 34: Download (3587Kb)

xxxiv

c. Analisis Gerakan Smash Bola Voli

1) Pengertian Gerak

Gerak merupakan suatu kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi dari

suatu objek ditinjau dari segi pandang tertentu. Yang menjadi penyebab terjadinya gerak

adalah gaya.

2) Jenis-jenis Gerak

Gerak dibedakan menjadi gerak translasi, gerak rotasi atau angular, dan pola-

pola gerak yang lain. Gerak translasi disebut juga gerak linear, dan dikelompokkan

menjadi rektilinear (gerak lurus) dan kurvilinear (gerak lengkung). Gerak rektilinear

adalah gerak suatu objek yang lintasan geraknya berupa garis lurus, contohnya yaitu gerak

bola bowling yang menggelinding. Sedangkan gerak kurvilinear adalah gerak suatu objek

yang lintasan geraknya berbentuk garis lenkung, contonya yaitu gerak peluru yang

ditolakkan ke udara.

Gerak angular atau gerak rotasi merupakan gerak suatu objek yangbergerak pada

lintasan lingkaran mengelilingi satu titik yang tetap. Jarak yang ditempuh dapat berupa

busur yang kecil atau pun lingkaran penuh. Kebanyakan segmen-segmen tubuh mengayun

pada satu titik yang tetap dan lintasannya berbentuk suatu busur lingkaran.

Pola-pola gerak yang lain berupa pola gerak berulang (recipocating motion).

Penggunaan istilah ini biasanya terbatas pada gerak translasi berulang seperti pada gerak

bola yang dipantul-pantulkan. Istilah oscilation merupakan gerak berulang pada suatu

busur lingkaran.

Seringkali gerakan suatu objek merupakan gaungan antara gerak angular dan

gerak rotasi. Gerak-gerak angular dari beberapa segmen tubuh seringkali dikoordinasikan

sedemikian rupa sehingga satu segmennnya dapat bergerak linear. Hal ini menyebabkan

tubuh dapat melakukan semua jenis gerakan. Karena kebanyakan sendi adalah aksial

(merupakan sumbu gerak dari segmen yang melekat padanya), maka tubuh harus bergerak

rotasi.

3) Analisis Gerak Smash Bola Voli

Secara umum gerakan smash bola voli terdiri dari beberapa tahap yaitu awalan,

tolakan, meloncat, memukul bola di atas net, dan mendarat.

Page 35: Download (3587Kb)

xxxv

a) Awalan

Tahap ini diawali dengan berdiri dengan salah satu kaki berada di belakang

sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal).

Langkahkan kaki satu langkah ke depan (smasher yang baik mengambil ancang-ancang

sebanyak 2 sampai 4 langkah), keua lengan mulai bergerak ke belakang, berat badan

berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan.

b) Tolakan

Pada tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki

hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke depan,

dan sebagai persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan diayun ke belakang atas

sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan ini, kaki

ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º yang merupakan sudut yang

efektif untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot yang besar akan menghasilkan

gaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut yang mempunyai sistem

katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea rangkap (sendi bujur telur).

Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada

kaki yang depan. Gerakan ini merupakan gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang

melibatkan otot hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan otot tibialis anterio

untuk persiapan menolak.

c) Meloncat

Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan

jari kaki menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah

(ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep femoris dan gerakan plantarflexi yang

melibatkan otot gastrocnemius. Sambil meloncat kedua lengan diayunkan ke depan atas

yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada sendi bahu yang bersifat

globoidea (sendi peluru) dengan melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major, otot

biceps brachii, dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang

di udara posisi togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok

(kayang). Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk

Page 36: Download (3587Kb)

xxxvi

memperoleh rangkaian gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan

loncatan vertikal.

d) Memukul Bola di Atas Net

Ketika tubuh melayang di udara, jarak bola di depan atas sejangkauan lengan

pemukul. Segera lengan dilecutkan ke belakang kepala dan dengan cepat lecutkan lengan

ke depan sejauh jangkauan atau raihan legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul

secepat dan setinggi mungkin dengan perkenaan bola dan telapak tangan tepat pada

bagian tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke depan dengan telapak

tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi pergelangan tangan dengan

melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot flexor pollicis longus pada sendi pergelngan

tangan yang bersifat ellipsoidea (sendi bujur telur). Setelah perkenaan dengan bola,

lengan pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi)

yang melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major,dan otot lactisimus dorsi, dengan

diikuti gerak tubuh membungkuk (gerak fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis

dan otot pectineus. Gerakn lecutan lengan, telapak tangan, togok, tangan yang tidak

memukul, dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat

berada di udara. Pukulan yang benar akan menghasilkan jalannya bola yang keras dan

cepat menurun ke tanah dengan putaran yang cepat ke arah depan (top spin).

e) Mendarat

Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah mendarat dengan

kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai bawah) yang lentur

untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan dilekukan dengan jari-jari kaki

(telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong ke depan dengan memperlambat

gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan untuk memperkecil momentum hingga menjadi

nol (berhenti bergerak) untuk mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.

d. Macam-macam Smash

Macam-macam smash dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Berdasarkan arah bola hasil pukulan:

a. Cross court smash. b. Strait smash.

1. Berdasarkan kecepatan/kurve jalannya bola hasil pukulan:

Page 37: Download (3587Kb)

xxxvii

A. Strong smash B. Lob C. Drive

2. Berdasarkan tingginya umpan: 1. Open smash 2. Quick smash (pool) 3. Semi quick smash (semi pool) 4. Push smash

3. Smash Normal

Pada prinsipnya, baik cara pengambilan awalan, saat menolak, saat memukul

bola di atas net, dan saat mendarat di tanah setelah melakukan pukulan di atas net sama

seperti yang telah diuraikan. Hanya yang perlu diperhatikan adalah pada saat kapan

smasher harus memukul bola di atas net. Pengambilan awalan ialah pada saat bola lepas

dari angan toaster atau pengumpan. Pada saat itu segeralah smasher bergerak ke arah bola

dan sambil mengontrolnya.

Sekiranya jarak dengan bola sudah dalam jangkauan lengan pemukul maka

segeralah smasher meloncat ke atas dan meraih bola di atas jaring dengan suatu pukulan.

Bola dipukul secepatnya dan setinggi-tingginya di atas net. Suatu kenyataan menujukkan

bahwa keberhasilan suatu smash juga sangat tergantung kepada sempurna atau tidaknya

toaster di dalam memberikan umpan. Menurut Soedarwo dkk (2000: 16) berpendapat:

Agar penyajian tersebut dapat berhasil maka harus: a) Lambungan bola harus cukup tinggi yaitu lebih dari 3 meter dan bolanya dalam

keadaan tenang. b) Usahakan agar bola selama menempuh lintasannya berjalan antara 20 sampai 30

cm dari jaring. c) Usahakan jarak jatuhnya bola berada di sekitar daerah yang letaknya sejauh

setengah jarak dari yang diukur dari tempat set-uper berdiri sampai kepada titik proyeksi dari tempat permulaan smasher mengambil awalan (D).

Page 38: Download (3587Kb)

xxxviii

Gambar 6. Daerah Jatuhnya Sasaran Umpan.

(Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono, 2000: 17)

Keterangan gambar:

A : tempat awalan smasher B : tempat set-uper C : proyeksi titik awalan smasher ke garis tengah lapangan. D : daerah jatuhnya umpan sejauh setengah jarak C sampai B.

Rangkaian gerak dan antisipsi terhadap lambungan bola akan sangat menentukan

keberhasilan smash normal. Menurut M. Yunus (1992: 108) mengemukakan bahwa ciri-

ciri khusus dalam smash normal adalah sebagai berikut:

1. Lambungan (umpan) bola cukup tinggi, mencapai 3 meter ke atas. 2. Jarak lintasan bola yang diumpankan berkisar antara 20 sampai 50 cm dari net. 3. Titik jatuhnya bola yang diumpankan berada di sekitar daerah tengah antara

pengumpan dan smasher yang diukur dari garis proyeksi garis smasher terhadap net.

4. Langkah awalan dimulai setelah bola lepas dari tangan pengumpan dengan pandangan berkonsentrasi jalannya bola.

5. Meraih dan memukul bola setinggi-tingginya di atas net.

Page 39: Download (3587Kb)

xxxix

Gambar 7. Rangkaian Gerakan Smash Normal

(Soedarwo, dkk., 2000: 17)

Keberhasilan dalam melakukan smash normal tergantung dari pengambilan

awalan, saat menolak, saat memukul bola di atas net, dan saat pendaratan. Keempat teknik

tersebut harus diperhatikan agar smash yang dilakukan sempurna. Akan tetapi jika teknik-

teknik tersebut tidak dapat dikoordinasi dengan baik, maka akan terjadi kesalahan pukulan

dan hasilnya tidak sempurna. Menurut Suharno H.P. (1974: 33) kesalahan umum dalam

melakukan smash normal antara lain:

1. Langkah awalnya terlalu lebar dan meloncat, hal ini berakibat mengurangi daya tolak ke atas.

2. Tergesa-gesa melangkah maju sebelum bola diumpan sehingga pemain meloncat di bawah bola.

3. Start awalan terlalu cepat atau terlalu lambat. 4. Meloncat ke atas di bawah bola sehingga pukulan tidak dapat keras dengan

sepenuh tenaga. 5. Persiapan meloncat lutut kurang ditekuk (step terakhir dari awalan), sering pula

ayunan kedua lengan lewat samping badan sehingga tinggi loncatan akan berkurang beberapa cm dan loncatan akan banyak ke depan dibandingkan dengan daya ke atas.

6. Jari-jari menggenggam saat memukul bola. 7. Lengan memukul terlalu ditekuk pada siku sehingga pengambilan bola smash

tidak bisa mencapai titik tertingi raihan di atas net. 8. Kurang aktifnya gerakan pergelangan tangan saat memukul bola. 9. Mendarat dengan satu kaki dan tidak lentuk sehinngga mudah payah serta cepat

mengalami kerusakan tendo-tendo otot ligament.

Page 40: Download (3587Kb)

xl

10. Meloncat ke depan yang sering mengakibatkan menyentuh net, apalagi bola umpan dekat net.

11. Tidak melihat bola secara teliti pada saat meloncat dan memukul. 12. Badan dan kaki pasif saat melakukan pukulan sehingga kekerasan smash

berkurang, lagi pula seni gerak tidak tercapai. 13. Lengan pemukul berada di belakang kepala sehingga pemain melakukan smash

dengan banyak membusurkan togok, kepala, dan kaki (kayang di udara). 14. Pada saat akan menolak ke atas, kedua kaki dari awalan terakhir berkurang

sejajar, jarak kedua tapak kaki terlalu lebar atau terlalu dekat sehingga daya loncat agak berkurang.

15. Awalan dengan kecepatan tinggi akan mengurangi koordinasi gerakan loncatan terhadap keadaan bola.

16. Kurangnya kontinuitas antara awalan dan tolakan ke atas sehingga tidak ada manfaat langkah awalan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, maka agar smash normal dapat berhasil dengan

baik, kemungkingan-kemungkinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan

dalam melakukan smash normal tersebut harus diperhatikan. Rangkaian gerak yang

harmonis antara awalan, toalakan, pukulan, dan pendaratan harus terkoordinasi dengan

baik sehingga pukulan smash yang dihasilkan sempurna.

4. Pembelajaran

a. Definisi Belajar

Pembelajaran berasal dari kata “belajar”. Menurut Howard Kinsley yang dikutip

H. J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999: 6) bahwa “Belajar diartikan

sebagai proses tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek atau latihan”.

Sedangkan menurut Wingkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran yang dikutip H. J.

Gino dkk. (1999: 6) menyatakan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan

yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual.

Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki

dalam waktu yang relatif lama (konstan) dan perubahan-perubahan itu terjadi karena

usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Perubahan tersebut tidak

Page 41: Download (3587Kb)

xli

hanya perubahan yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran tetapi juga

potensi yang akan muncul setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka panjang

dari suatu proses pembelajaran.

Berdasarkan definisi atau pengertian belajar yang telah diuraikan di atas,

menurut H. J. Gino dkk (1999: 15) berpendapat bahwa:

Ada 3 ciri yang khas pada aktivitas manusia, sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai kegiatan belajar, yakni: a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri

pelajar (individu yang belajar) (Behavioral Conges) baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha. (Sumadi Suryobroto, 1981: 1-2)

Belajar sebagai aktivitas mempunyai suatu tujuan. Tujuan belajar merupakan

komponen sistem pembelajaran yang sangat penting karena semua komponen dalam

sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Menurut Bloom

yang dikutip H. J Gino dkk (1999: 19) bahwa “Tujuan belajar dikelompokkan menjadi

tiga kelompok yakni kognitif, psikomotor dan afektif”.

Agar kegiatan belajar dapat bejalan dengan baik, maka harus ada unsur-unsur

yang dinamis dalam proses belajar itu sendiri. Menurut H.J. Gino dkk (1999: 21)

mengemukakan bahwa:

Yang dimaksud dengan unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur itu dapat ada dan dapat tidak ada, dapat melemah namun mungkin menguat. Adapun unsur-unsur dinamis yang terkait dalam proses belajar adalah: - motivasi dan upaya memotivasi siswa belajar. - bahan belajar dan upaya penyediaannya. - alat bantu belajar dan upaya penyediaannya - suasana belajar dan upaya pengembangannya. - kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan serta peneguhannya.

b. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran identik dengan instruction atau pengajaran. Menurut

Purwadarminta yang dikutip H. J. Gino dkk (1999: 30), bahwa “Pengajaran mempunyai

arti 1. cara (perbutan) mengajar atau mngajarkan”. Jika diartikan sebagai perbuatan

mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru, dan ada yang diajar atau belajar yaitu

Page 42: Download (3587Kb)

xlii

siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa)

dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar-mengajar merupakan satu kesatuan dari dua

kegiatan yang searah. Dalam kegiatan tersebut, kegiataan belajar adalah kegiatan primer,

sedangkan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat

terjadinya kegiatan belajar yang optimal.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa ada beberapa komponen yang terlibat

dalam kegiatan belajar-mengajar. Menurut H. J. Gino dkk (1999: 30-31) mengemukakan

bahwa:

Kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen: 1. Siswa, adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan

penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; 2. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar-

mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang efektif;

3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada aiawwa aetelah mengikuti belajar-mengajar. Perubahan tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif;

4) Isi pelajaran, yakni segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan;

5) Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan;

6) Media, yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan;

7) Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar–mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen kegiatan belajar-mengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar-mengajar tersebut saling berinteraksi dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem.

Dengan kata lain, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi

peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Asep H. H., Rudi S., Siti J. dan Susy P. (2007: 94-95) berpendapat bahwa:

Page 43: Download (3587Kb)

xliii

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunilasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Asep H. H. dkk. (2007: 95) mengemukakan bahwa “Pembelajaran pada

hakikatnya adalah proses sebab-akibat”. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab

utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan balajar

siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral,

harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong

terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efisien.

Siswa sebagai peserta didik merupakan subjek utama dalam proses

pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan

cara belajar yang dilakukan siswa. Cara belajar ini dapat dilakukan dalam bentuk

kelompok (klasikal) ataupun perorangan (individual). Oleh karena itu guru dalam

mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.

Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar

yang komdusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan

belajar secara optimal. Untuk itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai

disseminator, informatory, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator,

dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif.

Page 44: Download (3587Kb)

xliv

Gambar 8. Konsep Dasar Pembelajaran

(Asep Herry Hernawan, dkk, 20007: 96)

Terkadang proses belajar mengalami kelambanan seperti tercermin pada grafik

kemajuan belajar. Dalam situasi demikian, guru yang bersangkutan bertanggungjawab

untuk melakukan penyesuaian kembali pengalaman belajar yang cocok bagi para siswa

berdasarkan prinsip-prinsip paedagogis, tujuan yang ingin dicapai, pengetahuan tentang

keadaan siswa, bahkan juga isi pelajaran dan kelangsungan proses belajar-mengajar itu

sendiri.

Kegiatan pembelajaran selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Hal ini

berarti proses pembelajaran itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika

tujuan tidak jelas, maka isi pembelajaran berikut model pembelajaran juga tidak

mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar

keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, model pembelajaran, bahkan cara

mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.

Nilai dari sebuah model pembelajaran ditentukan dalam konteks yang

digunakan. Ella Yulaelawati (2004: 56) berpendapat bahwa “ Model desain pembelajaran

menawarkan struktur dan pemahaman tentang desain pembelajaran. Membuat para

Page 45: Download (3587Kb)

xlv

pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah ke dalam unit-unit yang

lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran”. Model pembelajaran

mengandung maksud tertentu bagi pengguna, menawarkan penyelesaian dari beban

pembelajaran dan menyajikan focus dan arahan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran, maka

seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang cocok untuk mencapai

tujuan yang dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide atau cara mengajar dan/atau

menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada agar

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru berkewajiban membawa

siswanya ke dalam dunia kreativitas dengan menciptakan pembelajaran dengan variasi-

variasi model pembelajaran yang menyenangkan dalam menuangkan ilmu kepada siswa,

dalam hal ini, tentunya dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran inovatif

yang tepat dan sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai dalam kurikulum. Dan

pada masa sekarang ini, model pembelajaran inovatif menjadi alternatif guru dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani di samping model pembelajaran konvensional yang

masih diterapkan oleh sebagian guru pendidikan jasmani saat ini.

5. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Konvensional merupakan suatu istilah dalam pembelajaran yang

lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Desain pembelajaran bersifat linier dan

dirancang dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih

kompleks. Pembelajaran linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain,

karena langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan.

Pembelajaran konvensional jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang

memotivasi siswa untuk proses pengetahuannya. Pembelajaran konvensional masih

didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran

guru ke pikiran siswa.

Menurut Diknas, dalam pembelajaran konvensional, cenderung pada belajar

hapalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi

Page 46: Download (3587Kb)

xlvi

konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper

dan pencil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Hapalan mengacu pada

panghapalan fakta-fakta, hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep belajar.

Secara umum ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:

a. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan

dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan

keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar.

b. Belajar secara individual.

c. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.

d. Perilaku dibangun atas kebiasaan.

e. Kebenaran bersifat absolut dan pengatahuan bersifat final.

f. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

g. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.

Pembelajaran Konvensional sendiri mempunyai sifat:

1. Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

2. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh

salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya

“mendompleng” keberhasilan “pemborong”.

3. Kelompok belajar biasanya homogen.

4. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk

memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

5. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

6. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada

saat belajar kelompok sedang berlangsung.

7. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-

kelompok belajar.

8. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

6. Pembelajaran Inovatif

Page 47: Download (3587Kb)

xlvii

a. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran identik dengan instruction atau pengajaran. Menurut

Purwadarminta yang dikutip H. J. Gino dkk (1999: 30), bahwa “Pengajaran mempunyai

arti 1. cara (perbutan) mengajar atau mngajarkan”. Jika diartikan sebagai perbuatan

mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru, dan ada yang diajar atau belajar yaitu

siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa)

dan mengajar (oleh guru).

Menurut Asep H. H. dkk. (2007: 95) mengemukakan bahwa “Pembelajaran pada

hakikatnya adalah proses sebab-akibat”. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab

utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan balajar

siswa merupakan akibat guru yang mengjar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral,

harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong

terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efisien.

Dengan demikian, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi

peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

b. Pengertian Inovasi

Menurut Moh. Ansyar dan H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4), bahwa

”Inovasi merupakan gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial

tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi”.

Dengan inovasi diharapkan dapat terjadinya suatu perubahan ke arah yang lebih

baik, walaupun tidak mutlak bahwa suatu perubahan itu adalah hasil dari inovasi.

Kegiatan inovasi ini mesti dilakukan manakala situasi dan kondisinya menghendaki. Hal

ini cukup argumentatif karena sejak dulu hingga sekarang dunia pendidikan selalu

dihadapkan pada berbagai persoalan, baik dalam skala makro maupun mikro.

Page 48: Download (3587Kb)

xlviii

Konsekuensinya para pihak yang terlibat di bidang pendidikan harus mampu melakukan

kegiatan inovasi meskipun dalam skala kecil.

c. Pembelajaran Inovatif

1) Pengertian Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap proses

pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori

pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti halnya teori

belajar konstruktivis dan teori lainnya.

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya

yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada

pembelajaran yang bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan

dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa,

pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah

seluruh perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa

menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa sehingga

subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran

dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.

Pembelajaran inovatif sebagai inovasi pembelajaran dapat mencakup modifikasi

pembelajaran, baik dari segi sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang

diterapkan. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan

kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama

pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam berbagai kegiatan inovasi yang dilakukan guru lebih ditekankan pada

penerapan gagasan yang lebih praktis dan mudah. Dengan demikian kegiatan-kegiatan

inovasi yang dilakukan oleh guru dapat berupa gagasan kreatif dan kegiatan sederhana di

tingkat kelas yang dianggap dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan di

kelas dan di sekolah pada umumnya.

Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran inovatif

menurut Moh. Ansyar dan H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4) meliputi: ”a)

Page 49: Download (3587Kb)

xlix

mengetahui dan menemukan masalah; b) mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif

pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan masalah; d) melaksanakan; e)

menilai; f) perbaikan produk inovasi”. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut berkaitan

sehingga produk yang dihasilkan benar-benar merupakan solusi yang mampu

memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh guru yang bersangkutan. Meskipun

melalui kegiatan inovasi ini para guru mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu

pembelajaran, akan tetapi dalam mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan

pada guru yang ada, biaya, situasi sosial kultural warga sekolah yang, kualitas

kepemimpinan kepala sekolah, dan karakteristik guru sebagai pelaksana kurikulum.

Dengan demikian, apabila guru hendak melakukan kegiatan inovasi dalam pembelajaran

sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut sehingga kegiatan inovasi yang dilakukan

dapat terlaksana dengan baik dan berhasil maksimal.

2) Model-model Pembelajaran Inovatif

Model-model pembelajaran inovatif yang akan diangkat oleh penulis dalam

penelitian ini adalah ini diantaranya: model pembelajaran langsung, model pembelajaran

kooperatif, dan beberapa contoh model dan langkah-langkah pembelajaran Inovatif.

(a) Model pembelajaran langsung

(1). Istilah dan pengertian

Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang

dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Istilah

lain model pengajaran langsung antara lain: training model, active teaching model,

mastery teaching, dan explicit instruction.

Ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur

penilaian belajar.

2. Sintaks atau pola keseluruhandan luar kegiatan pembelajaran; dan

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan

pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Page 50: Download (3587Kb)

l

(2). Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa

Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuaan,

yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat

diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan

pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Suatu

ontoh pengetahuan deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil bagi antara gaya dan luas bidang

benda yang dikenai gaya (p=F/A). pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif di atas adalah bagaimana memperoleh rumus / persamaan tekanan

tersebut.

Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia, dan

matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi faktual.

Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan

dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua rancangan penelitian, menilai hasil

karya seni dan lain-lain. Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan

penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu

menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya

mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.

(3). Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru

mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran,

serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

Pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau

praktk, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan

pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa. Penyusunan waktu

yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga

guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.

(b) Pembelajaran Kooperatif

Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model

pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas

seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih besar. Thelan telah

Page 51: Download (3587Kb)

li

mengembangkan prosedur yang tepat untuk membantu para siswa bekerja secara

berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang mengingatkan kerja

sama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik. Shlomo Sharan

mengilhami peminat model pembelajaran kooperatif untuk membuat setting kelas dan

proses pengajaran yang memenuhi tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung, (b)

sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota

dalam kelompok tentang setting kooperatif tersebut.

Hal yang penting dala model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat

belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih mampu dapat

menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan

pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.

(c) Pembelajaran Demonstration

Langkah-langkah dalam model pembelajaran demonstration meliputi:

1. Guru menyampaikan TPK.

2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan.

3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan.

4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah

disiapkan.

5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa.

6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman

siswa didemontrasikan.

7. Guru membuat kesimpulan.

(d) Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar

Pada model pembelajaran ini, siswa saling membagi informasi pada saat yang

bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah

pembelajaannya meliputi:

A. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

B. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke

dalam.

Page 52: Download (3587Kb)

lii

C. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.

Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang

bersamaan.

D. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang

berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

E. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian

seterusnya.

Pembelajaran inovatif sebagai bagian dari PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dapat dijadikan sebagai cermin dari

PAIKEM itu sendiri. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan (rekreatif) dan

membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa

agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian

tujuan pembelajaran. Sebagai pembelajaran yang rekreatif, dalam pembelajaran inovatif

ditekankan pada kegiatan belajar yang mengandung unsur bermain

3) Bermain

Bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia

sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman bermain. Menurut Loy,

McPherson, dan Kenyon (1978: 21) yang dikutip oleh M. Furqon H. (2006: 2)

mendefinisikan bahwa bermain adalah berbagai aktivitas yang bersifat:

· bebas, · terpisah, · tak pasti atau berubah-ubah, · secara spontan, · tidak mempertimbangkan hasil, dan · diatur oleh peraturan serta membuat pertanyaan.

Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan, serius, dan sukarela karena anak

dalam bermain berada dalam dunia nyata dan tidak sesungguhnya. Bermain bersifat

menyenangakan karena anak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan dan tidak banyak

memerlukan pemikiran. Bermain bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan

Page 53: Download (3587Kb)

liii

untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk memunculkan

rasa menjadi manusia penting (M. Furqon H., 2006: 2).

Sutton-Smith dalam Hurlock (1991: 320) yang dikutip oleh M. Furqon H. (2006:

2) mengemukakan bahwa ” Bermain bagi anak terdiri atas empat metode dasar yang

membuat kita mengetahui tentang dunia, yaitu: (1) meniru; (2) eksplorasi; (3) menguji;

dan (4) membangun.”

Bermain memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak untuk

membantu anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, sosial, dan emosi. Meurut

M. Furqon H. (2006: 4) mengemukakan beberapa pengaruh bermain bagi perkembangan

anak, yaitu:

· Pengembangan keterampilan gerak · Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani · Dorongan berkomunikasi · Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam · Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan · Sumber belajar · Rangsangan bagi kreativitas · Perkembangan bagi wawasan diri · Belajar bermasyarakat · Perkembangan kepribadian

Kegiatan bermain diwujudkan dalam bentuk permainan. Permainan dapat

memerankan peranan yang penting dalam mengembangkan dan memperhalus berbagai

kemampuan gerak dasar jika permainan secara tepat dimasukkan dalam program

pengembangan gerak. Menurut M. Furqon H. (2006: 6) berpendapat bahwa pemainan

yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan erak lokomotor dan manipulasi memiliki

karakteristik, yaittu:

(1) memberikan aktivitas maksimum pada semua anak; (2) mengembang inklusi daripada eksklusi; (3) mudah divariasi dan dimodifikasi; (4) membantu pengembangan berbagai kemampuan gerak; dan (5) menyenangkan bagi anak yang bermain. Permainan gerak manipulatif dapat memberikan penguat yang efrektif mengenai

keterampilan tertentu yang ditekankan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, guru dapat

memodifikasi permainan ini agar dapat mencapai partisipasi maksimum dan keterampilan

Page 54: Download (3587Kb)

liv

gerak yang diinginkan. Adapun tujuan khusus dari permainan untuk meningkatkan

kemampuan gerak manipulasi menurut M. Furqon H. (2006: 7) adalah:

(1) meningkatkan kemampuan gerak manipulatif yaitu melempar, menangkap,menendang, menjebak, voli, memukul, memantul, dan bergulir.

(2) meningkatkan koordinasi mata-tangan dan koordinasi mata-kaki. (3) mampu bekerja sama di dalam kerja kelompok. (4) meningkatkan kemampuan memperehatikan. (5) mampu mengikuti pengarahan dan mematuhi aturan.

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional sebagai salah satu model pembelajaran yang

diterapkan selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan uraian

di atas dapat disimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaan

konvensional.

a. Kelebihan Pembelajaran Konvensional

Pada umumnya para guru saat ini masih menerapkan model pembelajaran

konvensional meskipun pembelajaran inovatif sedang digalakkan. Hal ini dikarenakan

pembelajaran konvensional dipandang memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai

berikut:

§ Pembelajaran bersifat linier, runtut dari sub-sub konsep terpisah menuju konsep yang

lebih kompleks

§ Program pembelajaran lebih terencana, tersusun, dan terkonsep.

§ Guru adalah sumber belajar seutuhnya.

§ Guru merupakan penentu jalannya proses pembelajaran.

§ Situasi kelas terkoordinir dengan baik.

§ Lebih baik diterapkan untuk pembelajaran yang ditujukan penguasaan teknik gerak.

2. Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran konvensional juga memiliki

beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

Page 55: Download (3587Kb)

lv

· Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dengan penerimaan pengetahuan

dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan

keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar.

· Belajar secara individual.

· Pembelajaran bersifat abstrak dan teoritis.

· Perilaku dibangun atas kebiasaan.

· Kebenaran bersifat absolut dan pengatahuan bersifat final.

· Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

· Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong

oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya

“mendompleng” keberhasilan “pemborong”.

· Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru

pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

· Siswa akan cepat merasa jenuh.

· Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif

a. Kelebihan Pembelajaran Inovatif

Saat ini model pembelajaran yang sedang digalakkan adalah pembelajaran

inovatif. Hal ini dikarenakan pembelajaran inovatif memiliki beberapa kelebihan, antara

lain sebagai berikut:

· Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa.

· Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.

· Menuntut kreativitas guru dalam mengajar.

· Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling

membangun.

Page 56: Download (3587Kb)

lvi

· Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas guru dalam proses

pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama pembelajaran

berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

· Otonomi siswa sehingga subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan

dan proses pembelajaran.

· Siswa adalah penerima informasi secara aktif.

· Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing.

· Pembelajaran lebih konkret dan praktis.

· Perilaku dibangun atas pengalaman belajar.

· Perilaku baik berdasarkan motivasi instrinsik.

b. Kekurangan Pembelajaran Inovatif

Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran konvensional juga memiliki

beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

Pembelajaran akan bersifat monoton jika guru kurang kreatif dalam mengelola kelas.

Siswa yang kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal.

Situasi kelas kurang terkoordinir karena pusat kegiatan belajar adalah siswa.

Program pembelajaran kurang terkonsep.

Kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada guru yang ada, biaya, situasi sosial

kultural warga sekolah yang, kualitas kepemimpinan kepala sekolah, dan

karakteristik guru sebagai pelaksana kurikulum.

9. Pembelajaran Konvensional pada Pembelajaran Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli

Pembelajaran konvensional pada smash normal bola voli yakni model

pembelajaran yang selama ini sering diterapkan dalam proses pembelajaran. Adapun

langkah-langkah pembelajaran konvensional pada pembelajaran smash normal dalam

pemainan bola voli antara lain sebagai berikut:

a) Pendahuluan (pemanasan)

Page 57: Download (3587Kb)

lvii

· Pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, misalnya dengan lari keliling

lapangan bola voli

· Penguluran (stretching) statis

· Penguluran (stretching) dinamis

· Latihan fisik yang meliputi latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan

· Pemanasan menggunakan bola voli, misalnya dengan lempar tangkap bola voli.

b) Inti

· Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan smash normal.

· Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada

saat akan melakukan smash.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan dada dengan dipegang sendiri

tanpa dilambungkan.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan

tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan

tangan dengan dilambungkan sendiri disertai dengan loncatan.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat serta memukul bola voli yang dilambungkan sendiri di depan atas kepala

sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat serta memukul bola voli yang dilambungkan teman di depan atas kepala

sejauh jangkauan tangan dengan menghadapi net.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat serta memukul bola voli yang diumpan oleh teman di depan atas kepala

sejauh jangkauan tangan dengan menghadapi net.

· Memperagakan teknik gerakan smash secara seutuhnya.

c) Pendinginan (penutup)

· Pemberian koreksi gerakan, evaluasi dan umpan balik (feed back).

Page 58: Download (3587Kb)

lviii

10. Pembelajaran Inovatif pada Pembelajaran Smash Normal dalam Permainan

Bola Voli

Pembelajaran inovatif pada pembelajaran smash normal merupakan suatu bentuk

model pembelajaran yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan

inovasi terhadap model pembelajaran yang telah ada selama ini. Inovasi tersebut sangat

tergantung dari kreativitas guru atau pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Wujud dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya mengajar, dan strategi mengajar

serta modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Adapun langkah-langkah

pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan pada pembelajaran smash normal dalam

pemainan bola voli antara lain sebagai berikut:

a) Pendahuluan (pemanasan)

· Penguluran (stretching) statis secara berpasangan dan/atau berkelompok dengan

permainan tertentu.

· Penguluran (stretching) dinamis secara berpasangan dan/atau berkelompok dalam

bentuk permainan tertentu dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.

· Latihan fisik berupa latihan pembentukan kekuatan dan/atau kelincahan yang

diterapkan dalam bentuk permainan tertentu baik dengan atau tanpa menggunakan

alat bantu.

· Pemanasan dengan menggunakan bola yang mengarah pada gerakan dasar smash

dalam bentuk permainan.

b) Inti

· Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan smash normal.

· Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada

saat akan melakukan smash.

· Latihan langkah awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal

pada saat akan melakukan smash dengan formasi barisan tertentu dalam bentuk

permainan dan/atau memakai tanda atau check mark menggunakan bantuan alat

tertentu.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat.

Page 59: Download (3587Kb)

lix

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan

memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus

setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama.

· Peragaan dan latihan memantulkan bola voli ke tanah sejauh satu sampai dua

meter di depan tempat berdiri dengan dipegang sendiri tanpa dilambungkan

dengan sasaran pantulan ditandai dengan alat atau benda tertentu.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan dada dengan dipegang sendiri

tanpa dilambungkan.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan

tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan dengan sasaran tertentu,

misalnya bilah, ban bekas, atau pun hula hop yang jaraknya bervariasi dan/atau

bertahap dari jarak yang dekat sampai jarak yang lebih jauh.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan

tangan dengan dilambungkan sendiri disertai dengan loncatan dengan sasaran

tertentu, misalnya bilah, ban bekas, atau pun hula hop.

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan

memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus

setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama serta dilanjutkan

dengan latihan gerakan smash pada saat melayang/loncat untuk memukul bola

dengan memakai bola tenis untuk dipantulkan ke tanah sebagai pengganti bola voli

yang diwujudkan dalam bentuk permainan tertentu.

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan

memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus

setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama serta dilanjutkan

dengan latihan memukul bola voli atau pun bola plastik mainan yang digantung

sedemikian rupa dengan ketinggian bertahap, dari 2 meter, 2,5 meter di atas tanah

dan seterusnya sampai dengan ketinggian yang sesuai dengan lambungan bola

dalam smash normal.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat serta memukul bola voli atau pun bola plastik mainan yang digantung

Page 60: Download (3587Kb)

lx

sedemikian rupa di dekat net yang dapat diwujudkan dalam bentuk permainan

tertentu..

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk

meloncat serta memukul bola voli yang dipegang oleh teman di atas net dengan

ketinggian net yang bertahap.

· Melakukan teknik gerakan smash normal dengan bola yang dilambungkan atau

diumpan oleh teman dengan menghadapi net dengan ketingian net yang

sesungguhnya.

· Memperagakan teknik gerakan smash secara seutuhnya.

c) Pendinginan (penutup)

· Pemberian koreksi gerakan dengan contoh peragaan dari perwakilan siswa, baik

untuk gerakan yang benar maupun gerakan yang salah.

· Pemberian tugas-tugas, evaluasi dan umpan balik (feed back).

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, dapat

disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

Bola voli merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

dipisahkan dengan net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola kearah bidang

lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Secara

garis besar, unsur dalam permainan bola voli terdiri dari: passing atas, passing bawah,

service, block, dan smash.

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai

kemenangan. Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang

melambung tinggi melebihi tingginya net dengan langkah awalan dimulai setelah bola

lepas dari tangan pengumpan dengan pandangan berkonsentrasi jalannya bola.

Page 61: Download (3587Kb)

lxi

Pembelajaran berasal dari kata “belajar”. Belajar diartikan sebagai proses

tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktik atau latihan. Tujuan belajar

dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni kognitif, psikomotor dan afektif

Siswa sebagai peserta didik merupakan subjek utama dalam proses

pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan

cara belajar yang dilakukan siswa. Cara belajar ini dapat dilakukan dalam bentuk

kelompok (klasikal) ataupun perorangan (individual). Oleh karena itu guru dalam

mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.

Terkadang proses belajar mengalami kelambanan seperti tercermin pada grafik

kemajuan belajar. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses

pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang

cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Peserta didik sebagai pelaku dalam proses pembelajaran merupakan individu

yang unik dengan segala karakteristik yang dimiliki. Masing-masing peserta didik tidak

memiliki kemampuan yang sama dalam menerima materi pelajaran, khususnya dalam

pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu, materi yang disampaikan tidak selalu

disukai atau diminati oleh peserta didik. Bola voli dapat dijadikan sebagai salah satu

contohnya. Tidak semua siswa menyukai permainan ini. Hal ini dikarenakan permainan

bola voli termasuk dalam kategori olahraga permainan yang sulit untuk dikuasai sebab

dalam permainan bola voli, bola dimainkan tanpa boleh menyentuh tanah selama

pertandingan atau permainan baerlangsung sehingga diperlukan penguasaan teknik dan

kontrol yang baik dalam permainan ini. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran

yang tepat agar peserta didik dapat menyukai materi pembelajaran bola voli.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru berkewajiban membawa

siswanya ke dalam dunia kreativitas dengan menciptakan pembelajaran dengan variasi-

variasi model pembelajaran yang menyenangkan dalam menuangkan ilmu kepada siswa,

dalam hal ini, tentunya dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran inovatif

yang tepat dan sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai dalam kurikulum. Dan

pada masa sekarang ini, model pembelajaran inovatif menjadi alternatif guru dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani di samping model pembelajaran konvensional yang

masih diterapkan oleh sebagian guru pendidikan jasmani saat ini.

Page 62: Download (3587Kb)

lxii

Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan

oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan

terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai

teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada

siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk siswa agar

belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa

menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh perancangan proses

pembelajaran dimulai

Pembelajaran inovatif sebagai inovasi pembelajaran dapat mencakup modifikasi

pembelajaran baik dari segi sarana dan prasarana maupun metode pembelajaran yang

diterapkan

Pembelajaran Konvensional merupakan suatu istilah dalam pembelajaran yang

lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Desain pembelajaran bersifat linier dan

dirancang dari su-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks.

Pembelajaran linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena

langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan.

Pembelajaran konvensional pada smash normal bola voli yakni model

pembelajaran yang selama ini sering diterapkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan

pembelajaran inovatif yang diterapkan pada pembelajaran smash normal merupakan suatu

bentuk model pembelajaran yang disusun dan dirancang sedemikian rupa untuk

memberikan inovasi terhadap model pembelajaran yang telah ada selama ini. Inovasi

tersebut sangat tergantung dari kreativitas guru atau pengajar dalam menyampaikan

materi pembelajaran. Wujud dari inovasi tersebut dapat berupa variasi gaya mengajar dan

strategi mengajar serta modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.

Pembelajaran konvensional dan pembelajaran inovatif merupakan dua bentuk

model pembelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda yang masing-masing

mepunyai kelebihan dan kekurangan. Pembelajaan inovatif adalah suatu bentuk model

pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai wujud dari PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) karena inovasi dalam pembelajaran

Page 63: Download (3587Kb)

lxiii

mencakup kreativitas guru dalam mengajar, keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar-mengajar, dan cenderung bersifat rekreatif sehingga siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan perasaan senang, dan hal ini menjadikan model pembelajaran

inovatif dapat memberikan hasil yang efektif dan memuaskan sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Para pengajar saat ini dianjurkan untuk menerapkan model PAIKEM dalam

proses belajar-mengajar karena dianggap dapat memberikan hasil yang lebih optimal

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Akan tetapi tidak sedikit di antara para pengajar

yang masih menerapkan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran

pendidikan jasmani. Hal ini dimungkinkan ada alasan tersendiri mereka miliki untuk tetap

menerapkan model pembelajaran konvensional seperti yang selama ini diterapkan.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan hipotesis:

1. Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional

terhadap hasil pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli pada

mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS tahun 2009.

ii. Pembelajaran inovatif memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran

konvensional terhadap hasil pembelajaran smash normal dalam permainan bola voli

pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS tahun 2009.

Page 64: Download (3587Kb)

lxiv

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampus Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Manahan, Surakarta .

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan treatment (perlakuan) selama 6 minggu dengan 3

kali pertemuan dalam seminggu. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2009. Sebelum diberikan perlakuan

dilakukan tes awal (pre-test) selanjutnya setelah perlakuan dilakukan tes akhir (post-test).

Page 65: Download (3587Kb)

lxv

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Eksperimen

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dasar

penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan

perlakuan kepada subjek penelitian yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Posttest Design”. Gambar

rancangan penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

R = Random

Pretest = Tes awal kemampuan smash normal

MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing

K 1 = Kelompok 1

K 2 = Kelompok 2

Treatment A = Pembelajaran Inovatif

Treatment B = Pembelajaran Konvensional

Posttest = Tes akhir kemampuan smash normal

R Pretest MSOP

Treatment A

K 2

K 1

Teratment B

Posttest

Posttest

Page 66: Download (3587Kb)

lxvi

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan smash dalam

permainan bola voli pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangkai, kemudian subjek yang

memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan

merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini

disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam

penelitian ini dengan cara ordinal pairing.

Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno

Hadi (1995: 485) sebagai berikut:

1 2

3

6

7

dan seterusnya

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh mahasiswa semester II program

studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Penkepor) JPOK FKIP UNS tahun ajaran 2009.

2. Sampel

Page 67: Download (3587Kb)

lxvii

Dalam penelitian ini, sampel adalah sebagian dari mahasiswa putera

semester II program studi Penkepor JPOK FKIP UNS tahun ajaran 2009 yang diambil

25% dari populasi, yaitu sejumlah 30 orang, dengan teknik total sampling.

Pengambilan sampel ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (1991: 107)

yaitu:

Untuk sekedar ancer-ancer bila populasinya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, jika populasinya lebih dari seratus, maka diambil antara 10 – 15% atau 20 - 25% atau lebih. Hal ini didasarkan pada pertimbangan: a) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, biaya dan dana yang tersedia. b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut

banyak sedikitnya data. c) Besar kecilnya risiko yang ada.

D. Treatment

Treatment yang diberikan dalam penelitian ini berupa pembelajaran normal

smash dalam permainan bolavoli. Agar mendapatkan hasil sesuai dengan yang

diharapkan, pemberian treatment atau perlakuan harus dipertimbangkan secara benar-

benar. Hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu frekuensi dan lamanya latihan.

Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu dengan frekuensi 3 kali seminggu

selama 6 minggu.

Dalam me1aksanakan treatment ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

1. Kelompok 1 terdiri dari 15 orang.

Diberi pembelajaran smash normal dengan pembelajaran inovatif.

2. Kelompok 2 terdiri dari 15orang.

Diberi pembelajaran smash normal dengan pembelajaran konvensional.

Masing-masing kelompok diberi perlakuan sebanyak 18 kali pertemuan

dengan 3 kali latihan dalam seminggu, selama 6 minggu.

E. Variabel Penelitian

Page 68: Download (3587Kb)

lxviii

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable) dan satu

variabel terikat (dependent variable) yaitu:

a) Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi

varibel lain. Yang termasuk variabel independent yaitu:

a. Pembelajaran Inovatif

b. Pembelajaran Konvensional

b) Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran smash normal

dalam permainan bola voli.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data, yang diperlukan, digunakan teknik

tes. Tes yang dilakukan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan tes kemampuan smash bola voli dari Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi

(2003: 8-9). Tes tersebut dilaksanakan 2 kali yaitu tes awal dan tes akhir.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun dan dianalisis secara statistik dengan

langkah sebagai berikut:

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus ANAVA dari Mulyono B (1992:

12) sebagai berikut:

A

WA

MS

MSMSR

-=

Page 69: Download (3587Kb)

lxix

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas MSA = Jumlah rata-rata antar kelompok MSA = jumlah rata-rata dalam kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

a) Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2005:

466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

Pengamatan x1, x2, .......xn dijadikan bilangan baku z1, z2, .......zn dengan menggunakan

rumus :

SXXi

zi-

=

Keterangan :

Xi = Dari variabel masing-masing sampel X = Rata-rata S = Simpangan baku

Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi)

Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ....zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika

proporsi dinyatakan oleh S(zi).

maka S(zi) = banyaknya z1, z2, ....zn yang ≤ zi n

Hitung selisih F(zi) – S (zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut Sebutlah

harga terbesar ini Lo.

b) Uji Homogenitas (Metode Bartlet)

Page 70: Download (3587Kb)

lxx

Uji Homogenitas dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-langkah pengujian

sebagai berikut :

Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel: dk(n-1),

1/dk, Sdi², dan (dk)log Sdi².

Menghitung varians gabungan dari semua sampel.

Rumusnya: åå

-=

)1(n

1)-(n

1

2i2 iS

s

B = log Sd² (n-1)

Menghitung X²

Rumusnya : X² = (Ln 10) B- (n-1) LogSdi

Dengan (Ln 10 ) = 2,3026

Hasilinya (X² hitung) kemudian dibandingkan dengan (X² tabel), pada taraf signifikasi

α = 0.05 dan dk (n-1)

Apabila X² hitung < X² tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaiknya apabila X² hitung > X² tabel,

maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

3. Uji Perbedaan

Uji perbedaan penelitian ini yaitu dengan teknik uji t dengan rumus sebagai

berikut:

t =

)1(

2

-SNNd

Md

(Sutrisno Hadi, 1995: 457)

Keterangan:

Md = Mean deviasi (beda) dari pasangan

S d2 = Jumlah deviasi kuadrat

N = Jumlah pasangan

Page 71: Download (3587Kb)

lxxi

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

Md = NDS

Keterangan:

SD = Jumlah selisih (deviasi) masing-masing subyek.

N = Jumlah pasangan

Data yang diperoleh dari hasil perhitungan ttest baik tes awal maupun tes akhir

dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = N - 1.

4. Penghitungan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui hasil dari perlakuan penelitian digunakan penghitungan

persentase peningkatan pada kelompok 1 dan kelompok 2 dengan rumus sebagai berikut:

Mean Different Persentase peningkatan = x 100%

Mean Pretest

Mean different = mean posttest - mean pretest

(Sutrisno Hadi, 1995: 457)

Page 72: Download (3587Kb)

lxxii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian

hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir

pada kemampuan smash normal bola voli. Berikut disajikan dekripsi data, uji prasyarat

analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis.

Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Smash Normal Kelompok 1 (K1) dan

Kelompok 2 (K2).

Kelompok Tes N Unsur Hasil

tertingi Hasil

terendah Mean SD

15 Kecepatan 3.37 5.03 3.96 0.48 Awal

Ketepatan 5 0 1.73 1.40 Kelompok I

15 Kecepatan 2.94 4.62 3.30 0.83

Akhir

Ketepatan 6 0.5 2.87 1.30

15 Kecepatan 2.89 5.00 3.76 0.67 Awal

Ketepatan 3.5 0 1.27 1.32 Kelompok

II 15 Kecepatan 2.75 4.28 3.41 0.45

Akhir

Ketepatan 3.5 0.5 2.10 1.67

Page 73: Download (3587Kb)

lxxiii

Mencari Reliabilitas

Dalam penelitian ini dilakukan penghitungan reliabilitas data hasil

tes,dengan maksud untuk memenuhi tingkat keajegan hasil tes yang diperoleh. Adapun

hasil uji reliabilitas kemampuan smash normal dalam permainan bola volipada

mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS tahun 2009 seperti tertera pada

tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir.

Hasil Tes Unsur Reliabilitas Kategori

Kecepatan 0.90 Tinggi sekali Awal

Ketepatan 0.89 Tinggi

Kecepatan 0.94 Tinggi sekali Akhir

Ketepatan 0.88 Tinggi

Adapun pengertian kategori reliabilitas tes tersebut, menggunakan pedoman

tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992: 15)

sebagai berikut:

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80-1,0

0,70-0,79

0,50-0,79

0,30-0,49

0,00-0,29

0,90-1,0

0,80-0,89

0,60-0,79

0,40-0,59

0,00-0,39

0,95-1,0

0,85-0,94

0,70-0,69

0,50-0,69

0,00-0,49

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Page 74: Download (3587Kb)

lxxiv

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis.

Pengujian persyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal

kemampuan smash normal bola voli. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan

metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada

kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD Lhitung Lt 5%

K1 15 91.20 14.07 0.0061 0.220

K2 15 91.87 13.44 0.0364 0.220

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1) diperoleh

nilai Lhitung = 0.0061 , nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikan 5% yaitu 0.220. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada

kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal. Sedangkan hasil dari uji normalitas yang

dilakukan pada kelompok 2 (K2) diperolah nilai Lhitung = 0.0364

,ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan

5% yaitu 0.220. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2)

termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua

kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians , maka apabila

Page 75: Download (3587Kb)

lxxv

nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan oleh

perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 (K1) dan

kelompok 2 (K2)sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD² Fhitung Ft 5%

K1 15 197.88571

K2 15 180.69524 0.0289 3.84

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 0.0289 .

Sedangkan dengan db = 14 lawan 14 , angka Ft = 3.84. Ternyata nilai Fhitung= lebih

kecil dari Ft = 3.84. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan kelompok 2(K2) memiliki

varians yang homogen.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji

perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui perbedaan pada

kedua kelompok tersebut, selama diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau

tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)sebelum diberi

adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 (K1) dan

Kelompok 2 (K2).

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

K1 15 91.20

K2 15 91.87 -0.79 1.76

Page 76: Download (3587Kb)

lxxvi

Berdasarkan hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai

thitung sebesar -0.79 dan ttabel dengan N= 15 ,db= 15-1= 14 dengan taraf signifikasi 5 %

sebesar 1.76. Hal ini menunjukkan thitung < ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima. Dengan demikian antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebelum diberi

perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.

2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan

Setelah dilakukan pembelajaransmash normal, yaitu kelompok 1 (K1) mendapat

perlakuan pembelajaran inovatif, dan kelompok 2 (K2) mendapat perlakuan pembelajaran

konvensional, kemudian dilakukan uji perbedaan. Hasil uji perbedaan setelah diberi

perlakuan sebagai berikut:

a. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 (K1)

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 1 (K1).

Kelompok K1 N Mean thitung ttabel 5%

Tes awal 15 91.20

Tes akhir 15 111.40 11.55 1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 1 diperoleh nilai

thitung sebesar 11.55, dan ttabel dengan N=15, db=15-1 = 14dengan taraf signifikans 5%

adalah sebesar 1.76 Hal ini menunjukkan bahwa thitung>>ttabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Ho di tolak,sehingga antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1

(K1) terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 77: Download (3587Kb)

lxxvii

b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 (K2)

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 2 (K2)

Kelompok K2 N Mean thitung tt abel 5%

Tes awal 15 91.87

Tes akhir 15 106.13 12.68 1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan antara tes awal dan tes akhir kelompok 2

diperoleh thitung sebesar 12.68, dan ttabel dengan N=15,db=15-1 = 14.dengan taraf

signifikasi 5% adalah sebesar 1.76. Hal ini menunjukkan bahwa thitung>ttabel. . Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sehingga antara tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2 (K2) terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara Kelompok 1 (K1) dan

Kelompok 2 (K2)

Kelompok N Mean thitung tt abel 5%

K1 15 111.40

K2 15 106. 2.61 1.76

Berdasarkan hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2

(K2) diperoleh nilai thitung sebesar 2.601, dan ttabel dengan N=15,db=15-1 = 14.dengan taraf

signifikasi 5% adalah sebesar 1.76 .Hal ini menunjukkan bahwa thitung >ttabel . Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sehingga hasil tes akhir antara kelompok 1

(K1) dan kelompok 2 (K2) terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 78: Download (3587Kb)

lxxviii

c) Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan

kemampuan smash yang lebih baik, dilakukan penghitungan perbedaan prosentase

peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan smash

dalam prosen antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Smash Normal antara Kelompok 1 (KI) dan

Kelompok 2 (K2)

Kelompok N Mean Pre test

Mean post test

Mean Different

Persentase peningkatan

K1 15 91.20 111.40 20.20 22.15

K2 15 91.87 106.13 14.26 15.52

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 (K1) memiliki

peningkatan kemampuan smash normal sebesar 22.15%. Sedangkan kelompok 2 (K2)

memiliki peningkatan kemampuan smash sebesar 15.52%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) memiliki prosentase peningkatan kemampuan smash

normal pada permainan bola voli yang lebih besar dari pada kelompok 2 (K2).

E. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Inovatif dan Pembelajaran Konvensional

pada Smash Normal dalam Permainan Bola Voli

Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1

(K1) dan kelompok 2 (K2) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, karena hasil perhitungan

dari data tes akhir kedua kelompok diperoleh thitung sebesar 2.61. Dari nilai tersebut

menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel), dengan db=15 -1= 14 pada taraf

signifikansi 0.05 (5%) ttabel sebesar 1.76. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 79: Download (3587Kb)

lxxix

terdapat perbedaan yang signifikan antara mengajar smash normal pada permainan bola

voli dengan model pembelajaran inovatif dan model pembelajaran konvensional. Hal ini

karena dari masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki penekanan yang

berbeda dan keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda pula. Perbedaan

perlakuan yang diberikan pada pelaku akan memberikan respon yang berbeda pula.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara

pembelajaran inovatif dan pembelajaran konvensional terhadap hasil pembelajaran smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK

FKIP UNS tahun 2009 dapat diterima kebenarannya.

· Mengajar dengan Pembelajaran Inovatif Lebih Baik Pengaruhnya daripada

Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli.

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan smash

normal bola voli antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) menunjukkan bahwa

kelompok 1 (K1) memiliki peningkatan yang lebih besar dari pada kelompok 2 (K2).

Kelompok 1 (K1) memiliki peningkatan kemampuan smash normal sebesar 22.15% ,

sedangkan kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan kemampuan smash normal sebesar

15.52%. Prosentase peningkatan kemampuan smash normal pada kelompok 1 (K1) lebih

besar karena melatih dengan pembelajaran inovatif memiliki ciri rekreatif,

menyenangkan, dan tidak monoton. Siswa dapat mengontrol diri sendiri seberapa

kemampuannya. Dengan memiliki kemampuan awal yang memadai , akan lebih cepat

beradaptasi pada saat pembelajaran terlebih dengan adanya inovasi dalam pembelajaran.

Sedangkan pada pembelajaran konvensional siswa merasa cepat bosan, jenuh atau kurang

tertarik dengan pembelajaran yang diberikan. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan, pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran

smash normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II Penkepor

JPOK FKIP UNS tahun 2009 dapat diterima kebenarannya.

Page 80: Download (3587Kb)

lxxx

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Page 81: Download (3587Kb)

lxxxi

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata

hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh simpulan

sebagai berikut:

a) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran inovatif

dan pembelajaran konvensional terhadap hasil pembelajaran smash

normal dalam permainan bola voli pada mahasiswa putera semester II

Penkepor JPOK FKIP UNS tahun 2009. Dengan nilai perhitungan

hasil tes akhir masing-masimg kelompok diperoleh nilai thitung sebesar

2.61 dan ttabel sebesar 1.76 dengan taraf signifikasi 5%.

b) Pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya daripada pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar smash normal dalam permainan bola voli pada

mahasiswa putera semester II Penkepor JPOK FKIP UNS tahun 2009. Pembelajaran

inovatif memiliki prosentase peningkatan kemampuan smash normal sebesar 22.15%,

sedangkan pembelajaran konvensional memiliki peningkatan kemampuan smash

normal sebesar 15.52%.

a. Implikasi

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pembelajaran smash normal

dengan pembelajaran inovatif lebih baik pengaruhnya dari pada pembelajaran smash

normal dengan pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar smash

normal dalam permainan bola voli.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini yakni setiap model pembelajaran

memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan smash normal

dalam permainan bola voli. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu pembelajaran

yang bertujuan meningkatkan kemampuan smash normal harus sesuai dan tepat

dengan kondisi siswa. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam memilih, menentukan, dan menerapkan model pembelajaran teknik dasar

permainan bola voli, khususnya untuk meningkatkan kemampuan smash normal

sebagai hasil belajar.

Page 82: Download (3587Kb)

lxxxii

b. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang telah

ditimbulkan,maka kepada tim pengajar di JPOK FKIP UNS disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Pengajar hendaknya berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menyampaikan materi, meningkatkan kreativitas dalam mengajar, menentukan model

pembelajaran yang tepat dan efektif untuk diterapkan, serta meningkatkan

kemampuan untuk mengelola kelas sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan

dapat terus meningkat. Selain itu, pengajar hendaknya mau membuka diri untuk

menerima masukan , saran dan kritik agar dapat memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Dalam menerapkan suatu pembelajaran hendaknya perlu dipertimbangkan kelebihan

dan kelemahanya, serta tingkat efektifitasnya agar diperoleh hasil yang maksimal.

Sekolah dan lembaga pendidikan hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang

dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Kepada guru yang belum

menerapkan pembelajaran inovatif dalam permainan bola voli hendaknya mencoba

teknik tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan teknik

dasar, khususnya smash normal dalam permainan bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, Rudi Susilana, Siti Julaeha dan Wina Sanjaya. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran . Penerbit Universitas Terbuka: Jakarta.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran . Bandung: Pakar Raya Pustaka.

Hermanto. 1999. Kemampuan Guru Melakukan Kegiatan Inovasi untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran . Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidika Profesi Guru (P4G) Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan.

H. J . Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II . Surakarta: UNS Press.

Page 83: Download (3587Kb)

lxxxiii

Machfud Irsyada. 2000. Bola Voli . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyono B. 1997. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga . Surakarta: UNS Press.

M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain. PUSLITBANG-OR Universitas Sebelas Maret. Surakarta: UNS-Press.

M. Yunus. 1992. Bola Voli Olahraga Pilihan . Jakarata: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Neville, W.J. 1990. Coaching Volleyball Successfully . Champaign, Il linois: Leisure Press.

Soedarwo, Soeyati R. dan Sunardi. 1996. Teori dan Praktik Bola Voli II . Surakarta: UNS Press.

Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bola Voli . Surakarta: UNS Press.

Sudjana. 2005. Metoda Peneli tian . Bandung: Penerbit Tarsito.

Suharno H.P. 1974. Dasar-dasar Permainan Bola Voli . Yogyakarta: Percetakan Kaliwangi.

Suharsimi Arikunto. 1991. Prosedur Penelit ian Suatu Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 1995. Metodologi Research . Yogyakarta: Andi Offset.

Viera, B.L. dan Fergusson B. J . 1986. Bola Voli Tingkat Pemula . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahyu Sulistyo, Ismaryati dan Budhi Satyawan. 2005. Ilmu Urai/Anatomi Manusia I . Surakarta: UNS Press.

Wahyu Sulistyo, Ismaryati dan Budhi Satyawan. 2000. Anatomi 2 Arthrologi-Myologi . Surakarta: UNS Press.

http://devidportofolio.blogspot.com/2008/11/makalah-model-model-pembelajaran.html.

http://G//pembelajaran-konvensional<<ipotes.html.

http://kuntsetya.blogspot.com/2009/01/sedikit-tentang-bola-voli.html

Page 84: Download (3587Kb)

lxxxiv

http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-dan-

pembelajaran-konvensional/

http://wikipedia.org.wiki/Volleyball

LAMPIRAN

Page 85: Download (3587Kb)

lxxxv

Lampiran 1

Data Tes Awal Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total - ( 1.0 )

1 K 5608003 Andrian 1.24 1.06 0.90 0.65 0.87 3.72 2 K 5608005 Ardhian 1.25 1.06 1.13 0.87 0.97 4.06 3 K 5608018 Muhad 0.87 1.28 0.94 1.13 0.84 4.06 4 K 5608024 Wahyu 0.85 0.82 1.16 0.87 1.57 4.27 5 K 5608029 Adhi 1.15 1.22 0.88 1.22 1.25 4.72 6 K 5608036 Anugrah 0.72 1.00 0.99 0.65 1.07 3.43 7 K 5608040 Bangun 0.78 0.93 0.66 0.72 0.84 2.93 8 K 5608042 Danang 0.71 0.75 0.96 0.97 0.84 3.23 9 K 5608046 Dwi 0.88 0.91 1.06 0.72 0.84 3.41 10 K 5608049 Haris 0.92 0.82 1.16 1.00 1.41 4.31 11 K 5608053 Islamsyah 1.00 0.88 0.75 1.03 0.84 3.50

Page 86: Download (3587Kb)

lxxxvi

12 K 5608055 Juliyanto 0.93 2.02 0.32 0.84 1.19 4.30 13 K 5608069 Roby 1.96 0.81 1.06 1.00 0.75 3.68 14 K 5608072 Tristyanto 0.94 0.87 0.78 1.04 0.84 3.47 15 K 5608078 Adhagora 0.87 1.07 1.03 1.22 0.93 4.12 16 K 5608080 Agung 0.54 1.00 0.63 0.82 0.90 2.89 17 K 5608083 Andi 1.16 0.63 1.03 0.71 0.94 3.47 18 K 5608086 Arif 0.82 1.87 0.73 0.93 0.75 3.30 19 K 5608090 Beny 0.84 1.97 0.94 1.50 0.78 5.03 20 K 5608092 Candra 0.71 0.81 0.69 1.32 0.84 3.37 21 K 5608098 Dicky 0.72 0.78 0.94 1.18 0.75 3.37 22 K 5608106 Hamisen 0.72 0.88 1.00 0.87 1.44 3.91 23 K 5608113 Lambang 0.81 0.79 0.82 0.97 0.80 3.19 24 K 5608115 Maruto 1.35 2.07 0.84 0.87 0.77 3.90 25 K 5608116 M. Fatkhur 1.00 0.93 1.25 0.97 1.31 4.46 26 K 5608117 Muchlis 1.13 1.09 1.12 1.25 1.19 4.78 27 K 5608120 Muhammad 0.69 1.31 1.00 1.16 0.72 3.88 28 K 5608125 Puas 1.00 1.31 0.85 0.96 1.07 4.19 29 K 5608131 Taufik 0.94 1.00 0.94 0.93 1.00 3.81 30 K 5608136 Wisnu 1.12 1.12 1.28 0.85 1.63 5.00

Lampiran 2

Data Re-test Awal Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total - (1.0)

1 K 5608003 Andrian 0.89 0.84 0.91 0.92 0.81 3.37 2 K 5608005 Ardhian 0.93 0.99 0.72 0.87 0.78 3.79 3 K 5608018 Muhad 1.02 0.86 0.94 0.84 0.86 3.92 4 K 5608024 Wahyu 1.05 1.09 0.89 1.13 1.15 4.41 5 K 5608029 Adhi 1.01 1.05 1.12 1.10 0.93 4.21 6 K 5608036 Anugrah 0.90 0.86 0.95 0.54 0.87 3.12 7 K 5608040 Bangun 0.92 0.87 0.62 0.55 0.61 2.57 8 K 5608042 Danang 0.55 0.89 0.93 0.87 0.72 2.96 9 K 5608046 Dwi 0.70 0.89 0.98 0.87 0.90 3.24 10 K 5608049 Haris 0.55 0.94 0.86 0.92 0.77 3.14 11 K 5608053 Islamsyah 0.59 1.00 0.95 0.87 0.63 3.14

Page 87: Download (3587Kb)

lxxxvii

12 K 5608055 Juliyanto 1.55 1.07 1.00 1.15 0.98 4.55 13 K 5608069 Roby 0.79 1.01 0.85 0.99 0.74 3.28 14 K 5608072 Tristyanto 0.88 0.85 0.73 1.03 0.74 3.23 15 K 5608078 Adhagora 1.12 0.86 0.78 0.94 0.89 3.89 16 K 5608080 Agung 0.91 1.00 0.70 0.58 0.83 3.02 17 K 5608083 Andi 0.85 1.00 0.53 0.75 1.03 3.16 18 K 5608086 Arif 0.63 0.75 0.79 0.84 1.05 3.06 19 K 5608090 Beny 1.29 1.00 0.94 0.98 1.37 4.58 20 K 5608092 Candra 0.82 1.00 0.82 0.68 0.77 3.09 21 K 5608098 Dicky 0.90 0.91 0.69 0.89 0.78 3.17 22 K 5608106 Hamisen 0.55 0.91 0.84 0.67 0.47 3.44 23 K 5608113 Lambang 0.76 0.67 0.92 0.58 1.00 2.93 24 K 5608115 Maruto 1.05 0.99 0.85 0.97 0.90 3.76 25 K 5608116 M. Fatkhur 1.35 1.08 0.87 0.96 0.78 4.04 26 K 5608117 Muchlis 0.87 0.95 0.92 0.70 1.00 4.44 27 K 5608120 Muhammad 0.94 0.76 1.02 0.84 1.16 3.72 28 K 5608125 Puas 1.04 1.09 0.80 0.97 1.10 4.04 29 K 5608131 Taufik 0.62 1.05 0.97 0.85 1.03 3.52 30 K 5608136 Wisnu 0.94 0.96 1.06 0.84 1.02 4.82

Lampiran 3

Data Tes Awal Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Ketepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total x ( 0,5 )

1 K 5608003 Andrian 1 3 1 1 3 4.5 2 K 5608005 Ardhian 0 0 2 0 1 1.5 3 K 5608018 Muhad 0 1 0 0 0 0.5 4 K 5608024 Wahyu 0 0 1 0 0 0.5 5 K 5608029 Adhi 2 0 0 0 0 1.0 6 K 5608036 Anugrah 1 0 0 0 0 0.5 7 K 5608040 Bangun 0 1 0 0 0 0.5 8 K 5608042 Danang 0 0 0 0 0 0 9 K 5608046 Dwi 0 0 0 0 0 0 10 K 5608049 Haris 0 1 0 0 0 0.5

Page 88: Download (3587Kb)

lxxxviii

11 K 5608053 Islamsyah 1 0 0 1 0 1.0 12 K 5608055 Juliyanto 0 1 1 0 0 1.0 13 K 5608069 Roby 1 1 1 1 1 2.5 14 K 5608072 Tristyanto 1 1 1 0 1 2.0 15 K 5608078 Adhagora 5 1 1 0 0 3.5 16 K 5608080 Agung 0 0 3 1 0 2.0 17 K 5608083 Andi 3 3 0 0 4 5.0 18 K 5608086 Arif 0 1 0 0 0 0.5 19 K 5608090 Beny 0 0 1 0 1 1.0 20 K 5608092 Candra 0 0 1 1 2 2.0 21 K 5608098 Dicky 1 0 1 2 1 2.5 22 K 5608106 Hamisen 0 2 1 0 0 1.5 23 K 5608113 Lambang 0 1 1 1 0 1.5 24 K 5608115 Maruto 0 0 3 1 1 2.5 25 K 5608116 M. Fatkhur 3 0 2 1 0 3.0 26 K 5608117 Muchlis 1 0 0 1 0 1.0 27 K 5608120 Muhammad 0 0 0 0 1 0.5 28 K 5608125 Puas 0 0 0 0 0 0 29 K 5608131 Taufik 1 0 3 0 0 2.0 30 K 5608136 Wisnu 1 0 0 0 0 0.5

Lampiran 4

Data Re-test Awal Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Ketepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total x ( 0,5 )

1 K 5608003 Andrian 1 0 1 1 3 3.0 2 K 5608005 Ardhian 0 1 0 0 1 1.0 3 K 5608018 Muhad 0 0 1 1 0 1.0 4 K 5608024 Wahyu 0 0 1 0 1 1.0 5 K 5608029 Adhi 0 0 0 2 0 1.0 6 K 5608036 Anugrah 0 0 0 0 0 0 7 K 5608040 Bangun 0 0 0 1 0 0.5 8 K 5608042 Danang 1 0 0 1 0 1.0 9 K 5608046 Dwi 0 0 0 0 1 0.5 10 K 5608049 Haris 0 0 0 1 1 1.0

Page 89: Download (3587Kb)

lxxxix

11 K 5608053 Islamsyah 1 1 0 0 0 1.0 12 K 5608055 Juliyanto 1 0 0 2 1 2.0 13 K 5608069 Roby 0 0 2 0 1 1.5 14 K 5608072 Tristyanto 1 1 0 1 0 1.5 15 K 5608078 Adhagora 1 0 0 2 2 2.5 16 K 5608080 Agung 0 1 1 1 0 1.5 17 K 5608083 Andi 0 2 1 0 5 4.0 18 K 5608086 Arif 1 1 0 0 0 1.0 19 K 5608090 Beny 0 0 0 1 0 0.5 20 K 5608092 Candra 0 2 1 1 1 2.5 21 K 5608098 Dicky 0 1 1 0 0 1.0 22 K 5608106 Hamisen 0 0 1 3 0 2.0 23 K 5608113 Lambang 1 1 0 0 0 1.0 24 K 5608115 Maruto 1 0 0 3 0 2.0 25 K 5608116 M. Fatkhur 1 1 0 2 1 2.5 26 K 5608117 Muchlis 1 1 0 0 1 1.5 27 K 5608120 Muhammad 0 0 0 1 0 0.5 28 K 5608125 Puas 0 0 0 1 0 0.5 29 K 5608131 Taufik 1 0 0 0 1 1.0 30 K 5608136 Wisnu 0 0 0 0 0 0

Lampiran 5

Data Tes Akhir Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Ketepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total - ( 1.0 )

1 K 5608003 Andrian 0.86 0.87 0.95 0.81 0.62 3.11 2 K 5608005 Ardhian 0.89 0.91 0.80 0.92 0.78 3.30 3 K 5608018 Muhad 0.84 0.96 1.03 0.91 1.00 3.74 4 K 5608024 Wahyu 0.95 0.75 0.91 0.90 0.71 3.22 5 K 5608029 Adhi 0.94 1.00 0.88 0.63 0.78 3.23 6 K 5608036 Anugrah 0.86 0.96 0.80 0.75 0.78 3.15 7 K 5608040 Bangun 0.69 0.65 0.80 0.89 0.86 2.89 8 K 5608042 Danang 0.68 0.81 1.00 0.80 0.83 3.12 9 K 5608046 Dwi 0.92 0.80 0.88 0.92 0.84 3.40 10 K 5608049 Haris 0.78 0.81 1.05 0.94 1.38 3.96

Page 90: Download (3587Kb)

xc

11 K 5608053 Islamsyah 0.69 0.81 0.82 0.73 0.88 2.93 12 K 5608055 Juliyanto 0.69 0.75 0.90 1.09 0.96 3.39 13 K 5608069 Roby 0.85 0.87 0.75 0.75 0.72 2.94 14 K 5608072 Tristyanto 0.80 0.78 0.88 0.89 0.68 3.03 15 K 5608078 Adhagora 0.78 0.78 1.00 0.72 1.07 3.35 16 K 5608080 Agung 0.84 0.63 0.87 0.61 0.80 2.75 17 K 5608083 Andi 1.00 0.85 0.91 0.63 0.79 3.18 18 K 5608086 Arif 0.84 0.69 0.82 0.96 0.80 3.11 19 K 5608090 Beny 0.94 0.83 1.34 1.03 1.12 4.26 20 K 5608092 Candra 0.84 0.97 0.60 0.75 0.87 3.03 21 K 5608098 Dicky 0.90 0.80 0.96 0.83 0.80 3.29 22 K 5608106 Hamisen 0.94 0.80 0.86 1.03 0.72 3.35 23 K 5608113 Lambang 0.75 0.79 0.87 0.87 0.78 3.06 24 K 5608115 Maruto 0.84 0.79 0.87 0.94 0.75 3.19 25 K 5608116 M. Fatkhur 1.03 1.00 1.05 0.91 1.03 4.02 26 K 5608117 Muchlis 0.81 1.00 0.94 0.97 1.15 3.87 27 K 5608120 Muhammad 0.89 0.89 0.91 0.82 0.81 3.32 28 K 5608125 Puas 0.88 1.00 1.09 1.03 0.97 3.97 29 K 5608131 Taufik 0.91 0.80 0.85 0.84 0.86 3.26 30 K 5608136 Wisnu 0.88 0.97 0.63 0.87 0.93 4.28

Lampiran 6

Data Re-test Akhir Kecepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total - ( 1.0 )

1 K 5608003 Andrian 0.85 0.90 0.73 0.71 0.75 2.94 2 K 5608005 Ardhian 0.86 0.81 0.82 0.90 0.79 3.18 3 K 5608018 Muhad 0.82 0.97 1.03 0.86 0.79 3.47 4 K 5608024 Wahyu 0.90 0.81 0.72 0.79 0.8 3.02 5 K 5608029 Adhi 0.91 0.85 0.8 0.86 0.70 3.12 6 K 5608036 Anugrah 0.95 1.00 0.52 0.86 0.51 2.84 7 K 5608040 Bangun 0.72 0.62 0.87 0.72 0.71 2.64 8 K 5608042 Danang 0.67 0.78 0.87 0.81 0.90 3.03 9 K 5608046 Dwi 1.00 0.87 0.83 0.62 0.79 3.11 10 K 5608049 Haris 0.91 0.98 1.07 1.06 0.99 4.01

Page 91: Download (3587Kb)

xci

11 K 5608053 Islamsyah 0.65 0.90 0.91 0.81 0.80 3.07 12 K 5608055 Juliyanto 0.79 0.78 0.87 0.90 0.81 3.15 13 K 5608069 Roby 0.76 0.66 0.78 0.68 0.79 2.67 14 K 5608072 Tristyanto 0.92 0.80 0.75 0.86 0.55 2.88 15 K 5608078 Adhagora 0.80 0.90 0.73 0.95 0.78 3.16 16 K 5608080 Agung 0.65 0.84 0.57 0.65 0.77 2.48 17 K 5608083 Andi 0.86 0.80 0.70 0.85 1.00 3.21 18 K 5608086 Arif 0.75 0.92 0.64 0.76 0.87 2.94 19 K 5608090 Beny 1.00 0.90 1.05 1.37 1.06 4.38 20 K 5608092 Candra 0.76 0.78 0.80 0.68 0.85 2.87 21 K 5608098 Dicky 0.93 0.67 0.79 0.86 0.83 3.08 22 K 5608106 Hamisen 0.78 0.83 0.68 0.85 0.91 3.05 23 K 5608113 Lambang 0.72 0.56 0.98 0.69 0.77 2.72 24 K 5608115 Maruto 0.76 0.68 0.89 0.81 0.83 2.97 25 K 5608116 M. Fatkhur 1.09 0.93 1.08 0.91 0.83 3.84 26 K 5608117 Muchlis 1.03 0.81 0.82 0.92 0.97 3.55 27 K 5608120 Muhammad 0.86 0.84 0.65 0.93 0.88 3.16 28 K 5608125 Puas 1.06 0.82 1.07 0.92 0.81 3.68 29 K 5608131 Taufik 0.81 0.74 0.67 1.01 0.84 3.07 30 K 5608136 Wisnu 1.37 1.02 1.12 0.91 1.00 4.42

Lampiran 7

Data Tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Ketepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total x ( 0,5 )

1 K 5608003 Andrian 0 1 5 2 2 5.0 2 K 5608005 Ardhian 1 0 2 1 1 2.5 3 K 5608018 Muhad 0 2 0 0 2 2.0 4 K 5608024 Wahyu 1 0 0 1 1 1.5 5 K 5608029 Adhi 1 0 4 1 0 3.0 6 K 5608036 Anugrah 0 2 0 1 1 2.0 7 K 5608040 Bangun 1 1 0 1 0 1.5 8 K 5608042 Danang 1 0 0 2 1 2.0 9 K 5608046 Dwi 0 0 0 1 0 0.5 10 K 5608049 Haris 1 0 0 1 1 1.5

Page 92: Download (3587Kb)

xcii

11 K 5608053 Islamsyah 1 1 2 0 1 2.5 12 K 5608055 Juliyanto 0 2 2 1 1 3.0 13 K 5608069 Roby 1 0 0 4 0 2.5 14 K 5608072 Tristyanto 0 1 1 1 1 2.0 15 K 5608078 Adhagora 2 1 0 4 0 3.5 16 K 5608080 Agung 0 2 0 5 0 3.0 17 K 5608083 Andi 1 2 4 0 5 6.0 18 K 5608086 Arif 1 1 0 0 1 1.5 19 K 5608090 Beny 0 2 2 1 0 2.5 20 K 5608092 Candra 5 0 0 0 1 3.0 21 K 5608098 Dicky 1 1 0 4 1 3.5 22 K 5608106 Hamisen 0 2 2 1 2 3.5 23 K 5608113 Lambang 1 1 1 1 1 2.5 24 K 5608115 Maruto 1 1 1 0 1 2.0 25 K 5608116 M. Fatkhur 1 4 2 0 0 3.5 26 K 5608117 Muchlis 0 0 1 1 1 1.5 27 K 5608120 Muhammad 1 2 1 0 1 2.5 28 K 5608125 Puas 0 0 0 1 0 0.5 29 K 5608131 Taufik 4 0 0 1 0 3.0 30 K 5608136 Wisnu 1 0 1 0 0 1.0

Lampiran 8

Data Re-tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Ketepatan Smash No NIM Nama 1 2 3 4 5

Total x ( 0,5 )

1 K 5608003 Andrian 4 1 2 2 0 4.5 2 K 5608005 Ardhian 1 1 0 0 1 1.5 3 K 5608018 Muhad 0 1 2 2 1 3.0 4 K 5608024 Wahyu 1 0 1 0 0 1.0 5 K 5608029 Adhi 2 1 1 1 0 2.5 6 K 5608036 Anugrah 1 1 1 1 1 2.5 7 K 5608040 Bangun 1 0 2 1 1 2.0 8 K 5608042 Danang 0 0 1 1 0 1.0 9 K 5608046 Dwi 0 0 1 0 0 0.5 10 K 5608049 Haris 0 0 1 1 0 1.0

Page 93: Download (3587Kb)

xciii

11 K 5608053 Islamsyah 1 0 2 3 0 3.0 12 K 5608055 Juliyanto 1 1 1 0 1 2.0 13 K 5608069 Roby 1 2 0 0 1 2.0 14 K 5608072 Tristyanto 1 0 0 2 1 2.0 15 K 5608078 Adhagora 2 2 0 1 1 3.0 16 K 5608080 Agung 1 1 1 1 1 2.5 17 K 5608083 Andi 2 2 5 1 0 5.0 18 K 5608086 Arif 0 1 1 0 0 1.0 19 K 5608090 Beny 1 4 0 1 0 3.0 20 K 5608092 Candra 1 1 1 1 1 2.5 21 K 5608098 Dicky 1 2 1 4 1 4.0 22 K 5608106 Hamisen 1 0 1 1 1 2.0 23 K 5608113 Lambang 1 1 0 1 0 1.5 24 K 5608115 Maruto 0 0 2 1 1 2.0 25 K 5608116 M. Fatkhur 1 4 1 1 0 3.5 26 K 5608117 Muchlis 1 0 1 1 1 2.0 27 K 5608120 Muhammad 1 1 0 0 1 1.5 28 K 5608125 Puas 0 0 0 1 0 0.5 29 K 5608131 Taufik 2 0 0 1 1 2.0 30 K 5608136 Wisnu 0 1 1 1 1 2.0

Lampiran 9

Rekapitulasi Data Awal Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No NIM Nama Test Re-Test Test Re-Test

1 K 5608003 Andrian 3.72 3.37 4.5 3.0 2 K 5608005 Ardhian 4.06 3.79 1.5 1.0 3 K 5608018 Muhad 4.06 3.92 0.5 1.0 4 K 5608024 Wahyu 4.27 4.41 0.5 1.0 5 K 5608029 Adhi 4.72 4.21 1.0 1.0 6 K 5608036 Anugrah 3.43 3.12 0.5 0 7 K 5608040 Bangun 2.93 2.57 0.5 0.5 8 K 5608042 Danang 3.23 2.96 0 1.0 9 K 5608046 Dwi 3.41 3.24 0 0.5 10 K 5608049 Haris 4.31 3.14 0.5 1.0

Page 94: Download (3587Kb)

xciv

11 K 5608053 Islamsyah 3.50 3.14 1.0 1.0 12 K 5608055 Juliyanto 4.30 4.55 1.0 2.0 13 K 5608069 Roby 3.68 3.28 2.5 1.5 14 K 5608072 Tristyanto 3.47 3.23 2.0 1.5 15 K 5608078 Adhagora 4.12 3.89 3.5 2.5 16 K 5608080 Agung 2.89 3.02 2.0 1.5 17 K 5608083 Andi 3.47 3.16 5.0 4.0 18 K 5608086 Arif 3.30 3.06 0.5 1.0 19 K 5608090 Beny 5.03 4.58 1.0 0.5 20 K 5608092 Candra 3.37 3.09 2.0 2.5 21 K 5608098 Dicky 3.37 3.17 2.5 1.0 22 K 5608106 Hamisen 3.91 3.44 1.5 2.0 23 K 5608113 Lambang 3.19 2.93 1.5 1.0 24 K 5608115 Maruto 3.90 3.76 2.5 2.0 25 K 5608116 M. Fatkhur 4.46 4.04 3.0 2.5 26 K 5608117 Muchlis 4.78 4.44 1.0 1.5 27 K 5608120 Muhammad 3.88 3.72 0.5 0.5 28 K 5608125 Puas 4.19 4.04 0 0.5 29 K 5608131 Taufik 3.81 3.52 2.0 1.0 30 K 5608136 Wisnu 5.00 4.82 0.5 0

Lampiran 10

Rekapitulasi Data Tes Akhir Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada Mahasiswa

Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No NIM Nama Test Re-Test Test Re-Test

1 K 5608003 Andrian 3.11 2.94 5.0 4.5 2 K 5608005 Ardhian 3.30 3.18 2.5 1.5 3 K 5608018 Muhad 3.74 3.47 2.0 3.0 4 K 5608024 Wahyu 3.22 3.02 1.5 1.0 5 K 5608029 Adhi 3.23 3.12 3.0 2.5 6 K 5608036 Anugrah 3.15 2.84 2.0 2.5 7 K 5608040 Bangun 2.89 2.64 1.5 2.0 8 K 5608042 Danang 3.12 3.03 2.0 1.0 9 K 5608046 Dwi 3.40 3.11 0.5 0.5 10 K 5608049 Haris 3.96 4.01 1.5 1.0

Page 95: Download (3587Kb)

xcv

11 K 5608053 Islamsyah 2.93 3.07 2.5 3.0 12 K 5608055 Juliyanto 3.39 3.15 3.0 2.0 13 K 5608069 Roby 2.94 2.67 2.5 2.0 14 K 5608072 Tristyanto 3.03 2.88 2.0 2.0 15 K 5608078 Adhagora 3.35 3.16 3.5 3.0 16 K 5608080 Agung 2.75 2.48 3.0 2.5 17 K 5608083 Andi 3.18 3.21 6.0 5.0 18 K 5608086 Arif 3.11 2.94 1.5 1.0 19 K 5608090 Beny 4.26 4.38 2.5 3.0 20 K 5608092 Candra 3.03 2.87 3.0 2.5 21 K 5608098 Dicky 3.29 3.08 3.5 4.0 22 K 5608106 Hamisen 3.35 3.05 3.5 2.0 23 K 5608113 Lambang 3.06 2.72 2.5 1.5 24 K 5608115 Maruto 3.19 2.97 2.0 2.0 25 K 5608116 M. Fatkhur 4.02 3.84 3.5 3.5 26 K 5608117 Muchlis 3.87 3.55 1.5 2.0 27 K 5608120 Muhammad 3.32 3.16 2.5 1.5 28 K 5608125 Puas 3.97 3.68 0.5 0.5 29 K 5608131 Taufik 3.26 3.07 3.0 2.0 30 K 5608136 Wisnu 4.28 4.42 1.0 2.0

Lampiran 11

Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal Kecepatan Smash Normal

Interval f cf Cf – ½ f % T-score

2.80 – 2.94 2 30 29 96.67 68

2.95 – 3.09 0 28 28 93.33 65

3.10 – 3.24 2 28 27 86.67 61

3.25 – 3.39 3 26 24.5 81.67 59

3.40 – 3.54 5 23 20.5 68.33 55

3.55 – 3.69 1 18 17.5 58.33 52

3.60 – 3.84 2 17 16 53.33 51

Page 96: Download (3587Kb)

xcvi

3.85 – 3.99 3 15 13.5 45 49

4.00 – 4.14 3 12 10.5 35 46

4.15 – 4.29 2 9 8 26.67 44

4.30 – 4.44 2 7 6 20 42

4.45 – 4.59 1 5 4.5 15 40

4.60 – 4.74 1 4 3.5 11.67 38

4.75 – 4.89 1 3 2.5 8.33 36

4.90 – 5.04 2 2 1 3.33 32

Lampiran 12

Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal Ketepatan Smash Normal

Interval f cf Cf – ½ f % T-score

4.60 – 5.05 1 30 29.5 98.33 71

4.14 – 4.59 1 29 28.5 95 66

3.68 – 4.13 0 28 28 93.33 65

3.22 – 3.67 1 28 27.5 91.67 64

2.76 – 3.21 1 27 26.5 88.33 62

2.29 – 2.75 3 26 24.5 81.67 59

1.84 – 2.28 4 23 21 70 55

1.38 – 1.83 3 19 17.5 58.33 52

Page 97: Download (3587Kb)

xcvii

0.92 – 1.37 5 16 13.5 45 49

0.46 – 0.91 8 11 7 23.33 43

0 – 0.45 3 3 1.5 5 34

Lampiran 13

Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan Smash

Normal

Interval f cf Cf – ½ f % T-score

2.73 – 2.86 1 60 59.5 99.17 74

2.87 – 3.00 5 59 56.5 94.17 66

3.01 – 3.14 6 54 51 85 60

3.15 – 3.28 8 48 44 73.33 56

3.29 – 3.42 11 40 34.5 57.50 52

3.43 – 3.56 4 29 27 45 49

Page 98: Download (3587Kb)

xcviii

3.57 – 3.70 1 25 24.5 40.83 48

3.71 – 3.84 3 24 22.5 37.50 47

3.85 – 3.98 6 21 18 30 45

3.99 – 4.12 4 15 13 21.67 42

4.13 – 4.26 2 11 10 16.67 40

4.27 – 4.40 4 9 7 11.67 38

4.41 – 4.54 1 5 4.5 7.50 36

4.55 – 4.68 0 4 4 6.67 35

4.69 – 4.82 2 4 3 5 34

4.83 – 4.96 0 2 2 3.33 32

4.97 – 5.10 2 2 1 1.67 29

Lampiran 14

Tabel Kerja untuk Menghitung T-score Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Smash

Normal

Interval f cf Cf – ½ f % T-score

5.64 – 6.10 1 60 59.5 99.17 74

5.17 – 5.63 0 59 59 98.33 71

4.70 – 5.16 2 59 58 96.67 68

4.23 – 4.69 1 57 56.5 94.17 66

3.76 – 4.22 0 56 56 93.33 65

3.29 – 3.75 5 56 53.5 89.17 62

Page 99: Download (3587Kb)

xcix

2.82 – 3.28 7 51 47.5 79.17 58

2.35 – 2.81 9 44 39.5 65.83 54

1.88 – 2.34 8 35 31 51.67 50

1.41 – 1.87 8 27 23 38.33 47

0.94 – 1.40 6 19 16 26.67 44

0.47 – 0.93 10 13 8 13.33 39

0 – 0.46 3 3 1.5 2.5 30

Lampiran 15

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No NIM Nama Hasil T-score Hasil T-score

Total T-score

1 K 5608003 Andrian 3.72 51 4.5 66 117 2 K 5608005 Ardhian 4.06 46 1.5 52 98 3 K 5608018 Muhad 4.06 46 0.5 43 89 4 K 5608024 Wahyu 4.27 44 0.5 43 87 5 K 5608029 Adhi 4.72 38 1.0 49 87 6 K 5608036 Anugrah 3.43 55 0.5 43 98 7 K 5608040 Bangun 2.93 68 0.5 43 111 8 K 5608042 Danang 3.23 61 0 34 95

Page 100: Download (3587Kb)

c

9 K 5608046 Dwi 3.41 55 0 34 89 10 K 5608049 Haris 4.31 42 0.5 43 85 11 K 5608053 Islamsyah 3.50 55 1.0 49 104 12 K 5608055 Juliyanto 4.30 42 1.0 49 91 13 K 5608069 Roby 4.68 52 2.5 59 111 14 K 5608072 Tristyanto 4.47 55 2.0 55 110 15 K 5608078 Adhagora 4.12 46 3.5 64 110 16 K 5608080 Agung 2.89 68 2.0 55 123 17 K 5608083 Andi 3.47 55 5.0 71 126 18 K 5608086 Arif 3.30 59 0.5 43 102 19 K 5608090 Beny 5.03 32 1.0 49 81 20 K 5608092 Candra 3.17 59 2.0 55 114 21 K 5608098 Dicky 3.37 59 2.5 59 118 22 K 5608106 Hamisen 3.91 49 1.5 52 101 23 K 5608113 Lambang 3.19 61 1.5 52 113 24 K 5608115 Maruto 4.90 49 2.5 59 108 25 K 5608116 M. Fatkhur 4.46 40 3.0 62 102 26 K 5608117 Muchlis 4.78 36 1.0 49 85 27 K 5608120 Muhammad 3.88 49 0.5 43 92 28 K 5608125 Puas 4.19 44 0 34 78 29 K 5608131 Taufik 3.81 51 2.0 55 106 30 K 5608136 Wisnu 5.00 32 0.5 43 75

Lampiran 16

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No Nama Hasil T-score Hasil T-score

Total T-score

Ranking

1 Andi 3.11 55 4.5 71 126 1 2 Agung 3.30 68 1.5 55 123 2 3 Dicky 3.74 59 0.5 59 118 3 4 Andrian 3.22 51 0.5 66 117 4 5 Candra 3.23 59 1.0 55 114 5 6 Lambang 3.15 61 0.5 52 113 6 7 Bangun 2.89 68 0.5 43 111 7 8 Roby 3.12 52 0 59 111 8

Page 101: Download (3587Kb)

ci

9 Tristyanto 3.40 55 0 55 110 9 10 Adhagora 3.96 46 0.5 64 110 10 11 Maruto 2.93 49 1.0 59 108 11 12 Taufik 3.39 51 1.0 55 106 12 13 Islamsyah 2.94 55 2.5 49 104 13 14 Arif 3.03 59 2.0 43 102 14 15 M. Fatkhur 3.35 40 3.5 62 102 15 16 Hamisen 2.75 49 2.0 52 101 16 17 Ardhian 3.18 46 5.0 52 98 17 18 Anugrah 3.11 55 0.5 43 98 18 19 Danang 4.26 61 1.0 34 95 19 20 Muhammad 3.03 49 2.0 43 92 20 21 Juliyanto 3.29 42 2.5 49 91 21 22 Muhad 3.35 46 1.5 43 89 22 23 Dwi 3.06 55 1.5 34 89 23 24 Wahyu 3.19 44 2.5 43 87 24 25 Adhi 4.02 38 3.0 49 87 25 26 Haris 3.87 42 1.0 43 85 26 27 Muchlis 3.32 36 0.5 49 85 27 28 Beny 3.97 32 0 49 81 28 29 Puas 3.26 44 2.0 34 78 29 30 Wisnu 4.28 32 0.5 43 75 30

Lampiran 17

Daftar Pemasangan Subjek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Tahun 2009

Kelompok 1 Kelompok 2 NO

NAMA HASIL RANKING NAMA HASIL RANKING

1 Andi 126 1 Agung 123 2

2 Andrian 117 4 Dicky 118 3

3 Candra 114 5 Lambang 113 6

4 Roby 111 8 Bangun 111 7

5 Tristyanto 110 9 Adhagora 110 10

6 Taufik 106 12 Maruto 108 11

7 Islamsyah 104 13 Arif 102 14

8 Hamisen 101 16 M.Fatkhur 102 15

9 Ardian 98 17 Anugrah 98 18

Page 102: Download (3587Kb)

cii

Lampiran 18

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No NIM Nama Hasil T-score Hasil T-score

Total T-score

1 K 5608003 Andrian 3.72 47 4.5 66 113 2 K 5608005 Ardhian 4.06 42 1.5 47 89 3 K 5608018 Muhad 4.06 42 0.5 39 81 4 K 5608024 Wahyu 4.27 38 0.5 39 77 5 K 5608029 Adhi 4.72 34 1.0 44 78 6 K 5608036 Anugrah 3.43 49 0.5 39 88 7 K 5608040 Bangun 2.93 66 0.5 39 105 8 K 5608042 Danang 3.23 56 0 30 86 9 K 5608046 Dwi 3.41 52 0 30 82 10 K 5608049 Haris 4.31 38 0.5 39 77 11 K 5608053 Islamsyah 3.50 49 1.0 44 93 12 K 5608055 Juliyanto 4.30 38 1.0 44 82 13 K 5608069 Roby 3.68 48 2.5 54 102 14 K 5608072 Tristyanto 3.47 49 2.0 50 99 15 K 5608078 Adhagora 4.12 42 3.5 62 104 16 K 5608080 Agung 2.89 66 2.0 50 116

10 Muhammad 92 20 Danang 95 19

11 Juliyanto 91 21 Muhad 89 22

12 Wahyu 87 24 Dwi 89 23

13 Adhi 87 25 Haris 85 26

14 Beny 81 28 Muchlis 85 27

15 Puas 78 29 Wisnu 75 30

Page 103: Download (3587Kb)

ciii

17 K 5608083 Andi 3.47 49 5.0 68 117 18 K 5608086 Arif 3.30 52 0.5 39 91 19 K 5608090 Beny 5.03 29 1.0 44 73 20 K 5608092 Candra 3.37 52 2.0 50 102 21 K 5608098 Dicky 3.37 52 2.5 54 106 22 K 5608106 Hamisen 3.91 45 1.5 47 92 23 K 5608113 Lambang 3.19 56 1.5 47 103 24 K 5608115 Maruto 3.90 45 2.5 54 99 25 K 5608116 M. Fatkhur 4.46 36 3.0 58 94 26 K 5608117 Muchlis 4.78 34 1.0 44 78 27 K 5608120 Muhammad 3.88 45 0.5 39 84 28 K 5608125 Puas 4.19 40 0 30 70 29 K 5608131 Taufik 3.81 47 2.0 50 97 30 K 5608136 Wisnu 5.00 29 0.5 39 68

Lampiran 19

Rekapitulasi Data Hasil Tes Akhir Smash Normal dalam Permainan Bola Voli pada

Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS Tahun 2009

Kecepatan Ketepatan No NIM Nama Hasil T-score Hasil T-score

Total T-score

1 K 5608003 Andrian 3.11 60 5.0 68 128 2 K 5608005 Ardhian 3.30 52 2.5 54 106 3 K 5608018 Muhad 3.74 47 2.0 50 97 4 K 5608024 Wahyu 3.22 56 1.5 47 103 5 K 5608029 Adhi 3.23 56 3.0 58 114 6 K 5608036 Anugrah 3.15 56 2.0 50 106 7 K 5608040 Bangun 2.89 66 1.5 47 113 8 K 5608042 Danang 3.12 60 2.0 50 110 9 K 5608046 Dwi 3.40 52 0.5 39 91 10 K 5608049 Haris 3.96 45 1.5 47 92 11 K 5608053 Islamsyah 2.93 66 2.5 54 120 12 K 5608055 Juliyanto 3.39 52 3.0 58 110 13 K 5608069 Roby 2.94 66 2.5 54 120 14 K 5608072 Tristyanto 3.03 60 2.0 50 110

Page 104: Download (3587Kb)

civ

15 K 5608078 Adhagora 3.35 52 3.5 62 114 16 K 5608080 Agung 2.75 74 3.0 58 132 17 K 5608083 Andi 3.18 56 6.0 74 130 18 K 5608086 Arif 3.11 60 1.5 47 107 19 K 5608090 Beny 4.26 40 2.5 54 94 20 K 5608092 Candra 3.03 60 3.0 58 118 21 K 5608098 Dicky 3.29 52 3.5 62 114 22 K 5608106 Hamisen 3.35 52 3.5 62 114 23 K 5608113 Lambang 3.06 60 2.5 54 114 24 K 5608115 Maruto 3.19 56 2.0 58 114 25 K 5608116 M. Fatkhur 4.02 42 3.5 62 104 26 K 5608117 Muchlis 3.87 45 1.5 47 92 27 K 5608120 Muhammad 3.32 52 2.5 54 106 28 K 5608125 Puas 3.97 45 0.5 39 84 29 K 5608131 Taufik 3.26 56 3.0 58 114 30 K 5608136 Wisnu 4.28 38 1.0 44 82

Lampiran 20

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Smash Normal pada Kelompok 1

(Kelompok Eksperimen)

Lampiran

21

T-score No Nama

Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

1 Andi 117 130 13

2 Andrian 113 128 15

3 Candra 102 118 16

4 Roby 102 120 18

5 Tristyanto 99 110 11

6 Taufik 97 114 17

7 Islamsyah 93 120 27

8 Hamisen 92 114 22

9 Ardian 89 106 17

10 Muhammad 84 106 22

11 Juliyanto 82 110 28

12 Wahyu 77 103 26

13 Adhi 78 114 36

14 Beny 73 94 21

15 Puas 70 84 14

Page 105: Download (3587Kb)

cv

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Smash Normal pada Kelompok 2

(Kelompok Kontrol)

La

mpi

ran

22

Uji

Rel

iabi

lita

s dengan ANAVA

Langkah 1

Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Awal Kecepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Tahun 2009

No Test Re-Test X1² X2² Ti Ti² Kecepatan Kecepatan

1 3.72 3.37 13.8384 11.3569 7.09 50.2681 2 4.06 3.79 16.4836 14.3641 7.85 61.6225 3 4.06 3.92 16.4836 15.3664 7.98 63.6804 4 4.27 4.41 18.2329 19.4481 8.68 75.3424

T-score No Nama

Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

1 Agung 116 132 16

2 Dicky 106 114 8

3 Lambang 103 114 11

4 Bangun 105 113 8

5 Adhagora 104 114 10

6 Maruto 99 114 15

7 Arif 91 107 16

8 M.Fatkhur 94 114 20

9 Anugrah 88 106 18

10 Danang 86 110 24

11 Muhad 81 97 16

12 Dwi 82 91 11

13 Haris 77 92 15

14 Muchlis 78 92 14

15 Wisnu 68 82 14

Page 106: Download (3587Kb)

cvi

5 4.72 4.21 22.2784 17.7241 8.93 79.7449 6 3.43 3.12 11.7649 9.7344 6.55 42.9025 7 2.93 2.57 8.5849 6.6049 5.50 30.25 8 3.23 2.96 10.4329 8.7616 6.19 38.3161 9 3.41 3.24 11.6281 10.4976 6.65 44.2225

10 4.31 3.14 18.5761 9.8596 7.45 55.5025 11 3.5 3.14 12.25 9.8596 6.64 44.0896 12 4.3 4.55 18.49 20.7025 8.85 78.3225 13 3.68 3.28 13.5424 10.7584 6.96 48.4416 14 3.47 3.23 12.0409 10.4329 6.70 44.89 15 4.12 3.89 16.9744 15.1321 8.01 64.1601 16 2.89 3.02 8.3521 9.1204 5.91 34.9281 17 3.47 3.16 12.0409 9.9856 6.63 43.9569 18 3.3 3.06 10.89 9.3636 6.36 40.4496 19 5.03 4.58 25.3009 20.9764 9.61 92.3521 20 3.37 3.09 11.3569 9.5481 6.46 41.7316 21 3.37 3.17 11.3569 10.0489 6.54 42.7716 22 3.91 3.44 15.2881 11.8336 7.35 54.0225 23 3.19 2.93 10.1761 8.5849 6.12 37.4544 24 3.9 3.76 15.21 14.1376 7.66 58.6756 25 4.46 4.04 19.8916 16.3216 8.50 72.25 26 4.78 4.44 22.8484 19.7136 9.22 85.0084 27 3.88 3.72 15.0544 13.8384 7.60 57.76 28 4.19 4.04 17.5561 16.3216 8.23 67.7329 29 3.81 3.52 14.5161 12.3904 7.33 53.7289 30 5 4.82 25 23.2324 9.82 96.4324

115.76 107.61 456.44 396.0203 223.37 1701.0107 Langkah II

Dari penghitungan diatas diperoleh:

ΣX = ∑Ti = 223.37

ΣX² = 456.44 + 396.0203 = 852,4603

Langkah III

∑Ti² 1701.0107 = = 850.5054 k 2 ∑ ( Ti )² ( 223.37 )² = = 831.5693 n k 30 . 2

Page 107: Download (3587Kb)

cvii

Maka,

å å-=nk

X)(XSS

22

T

SST = 852,4603 - 831.5693 = 20.891

nk

X)(

k

TiSS

22

Aåå -=

SSA = 850.5054 - 831.5693 = 18.9361

å å-=k

TiXSS

22

W

SSW = 852,4603 - 850.5054 = 1.9549 SSA = 18.9361 SSW = 1.9549 + SST = 20.891

Langkah IV

Tabel ringkasan ANAVA untuk menghitung reliabilitas

Sumber variasi df SS MS

Diantara Subjek (A)

n-1 29

18.9361 0.6530

Dalam Subjek (W)

n(k-1) 30

1.9549

0.0652

Total (n)(k)-1 59

20.891

Rumus Reliabilitas: 0.6530 - 0.0652

Page 108: Download (3587Kb)

cviii

MSsMSwMSs

R-

= = = 0.900153139 = 0.90

0.6530 Kesimpulan:

Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh 0.90 adalah sangat tinggi. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tes kecepatan smash normal terhadap 30 siswa tersebut adalah

reliabel.

Lampiran 23

Langkah 1

Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Awal Ketepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswwa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Tahun 2009

No Test Re-Test X1² X2² Ti Ti² Ketepatan Ketepatan

1 4.5 3 20.25 9 7.5 56.25 2 1.5 1 2.25 1 2.5 6.25 3 0.5 1 0.25 1 1.5 2.25 4 0.5 1 0.25 1 1.5 2.25 5 1 1 1 1 2 4

Page 109: Download (3587Kb)

cix

6 0.5 0 0.25 0 0.5 0.25 7 0.5 0.5 0.25 0.25 1 1 8 0 1 0 1 1 1 9 0 0.5 0 0.25 0.5 0.25

10 0.5 1 0.25 1 1.5 2.25 11 1 1 1 1 2 4 12 1 2 1 4 3 9 13 2.5 1.5 6.25 2.25 4 16 14 2 1.5 4 2.25 3.5 12.25 15 3.5 2.5 12.25 6.25 6 36 16 2 1.5 4 2.25 3.5 12.25 17 5 4 25 16 9 81 18 0.5 1 0.25 1 1.5 2.25 19 1 0.5 1 0.25 1.5 2.25 20 2 2.5 4 6.25 4.5 20.25 21 2.5 1 6.25 1 3.5 12.25 22 1.5 2 2.25 4 3.5 12.25 23 1.5 1 2.25 1 2.5 6.25 24 2.5 2 6.25 4 4.5 20.25 25 3 2.5 9 6.25 5.5 30.25 26 1 1.5 1 2.25 2.5 6.25 27 0.5 0.5 0.25 0.25 1 1 28 0 0.5 0 0.25 0.5 0.25 29 2 1 4 1 3 9 30 0.5 0 0.25 0 0.5 0.25

45 40 115 77 85 369

Langkah II

Dari penghitungan diatas diperoleh:

ΣX = ∑Ti = 85

ΣX² = 115 + 77 = 192 Langkah III ∑Ti² 369 = = 184.5 k 2 ∑ ( Ti )² ( 85 )² = = 120.4167

Page 110: Download (3587Kb)

cx

n k 30 . 2 Maka,

å å-=nk

X)(XSS

22

T

SST = 192 - 120.4167 = 71.5833

SSA = 120.4167 - 184.5 = 64.0833

å å-=k

TiXSS

22

W

SSW = 71.5833 - 120.4167 = 7.50 SSA = 64.0833 SSW = 7.50 + SST = 71.5833

Langkah IV

Tabel ringkasan ANAVA untuk menghitung reliabilitas

Sumber variasi df SS MS

Diantara Subjek (A)

n-1 29

64.0833 2.2098

Dalam Subjek (W)

n(k-1) 30

7.50 0.25

Total (n)(k)-1 59

71.5833

Rumus Reliabilitas:

nk

X)(

k

TiSS

22

Aåå -=

Page 111: Download (3587Kb)

cxi

2.2098 - 0.25

MSsMSwMSs

R-

= = = 0.886867589 = 0.89

2.2098 Kesimpulan:

Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh 0.89 adalah tinggi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tes ketepatan smash normal terhadap 30 siswa tersebut adalah

reliabel.

Lampiran 24

Langkah 1

Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Akhir Kecepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Tahun 2009

No Test Re-Test X1² X2² Ti Ti² Kecepatan Kecepatan

1 3.11 2.94 9.6721 8.6436 6.05 36.6025 2 3.3 3.18 10.89 10.1124 6.48 41.9904 3 3.74 3.47 13.9876 12.0409 7.21 51.9841 4 3.22 3.02 10.3684 9.1204 6.24 38.9376 5 3.23 3.12 10.4329 9.7344 6.35 40.3225

Page 112: Download (3587Kb)

cxii

6 3.15 2.84 9.9225 8.0656 5.99 35.8801 7 2.89 2.64 8.3521 6.9696 5.53 30.5809 8 3.12 3.03 9.7344 9.1809 6.15 37.8225 9 3.4 3.11 11.56 9.6721 6.51 42.3801

10 3.96 4.01 15.6816 16.0801 7.97 63.5209 11 2.93 3.07 8.5849 9.4249 6.00 36 12 3.39 3.15 11.4921 9.9225 6.54 42.7716 13 2.94 2.67 8.6436 7.1289 5.61 31.4721 14 3.03 2.88 9.1809 8.2944 5.91 34.9281 15 3.35 3.16 11.2225 9.9856 6.51 42.3801 16 2.75 2.48 7.5625 6.1504 5.23 27.3529 17 3.18 3.21 10.1124 10.3041 6.39 40.8321 18 3.11 2.94 9.6721 8.6436 6.05 36.6025 19 4.26 4.38 18.1476 19.1844 8.64 74.6496 20 3.03 2.87 9.1809 8.2369 5.9 34.81 21 3.29 3.08 10.8241 9.4864 6.37 40.5769 22 3.35 3.05 11.2225 9.3025 6.40 40.96 23 3.06 2.72 9.3636 7.3984 5.78 33.4084 24 3.19 2.97 10.1761 8.8209 6.16 37.9456 25 4.02 3.84 16.1604 14.7456 7.86 61.7796 26 3.87 3.55 14.9769 12.6025 7.42 55.0564 27 3.32 3.16 11.0224 9.9856 6.48 41.9904 28 3.97 3.68 15.7609 13.5424 7.65 58.5225 29 3.26 3.07 10.6276 9.4249 6.33 40.0689 30 4.28 4.42 18.3184 19.5364 8.70 75.69

100.7

95.71 342.854 311.7413 196.41 1307.819

Langkah II

Dari penghitungan diatas diperoleh:

ΣX = ∑Ti = 196.41 ΣX² = 342.854 + 311.7413 = 654.5953 Langkah III ∑Ti² 1307.819 = = 653.9095 k 2 ∑ ( Ti )² ( 196.41 )² = = 642.9481 n k 30 . 2

Page 113: Download (3587Kb)

cxiii

Maka,

å å-=nk

X)(XSS

22

T

SST = 654.5953 - 642.9481 = 11.6472

nk

X)(

k

TiSS

22

Aåå -=

SSA = 653.9095 - 642.9481 = 10.9614

å å-=k

TiXSS

22

W

SSW = 654.5953 - 653.9095 = 0.6858 SSA = 10.9614 SSW = 0.6858 + SST = 11.6472 Langkah IV

Tabel ringkasan ANAVA untuk menghitung reliabilitas

Sumber variasi df SS MS

Diantara Subjek (A)

n-1 29

10.9614 0.3780

Dalam Subjek (W)

n(k-1) 30

0.6858 0.0229

Total (n)(k)-1 59

11.6472

Rumus Reliabilitas: 0.3780 - 0.0229

Page 114: Download (3587Kb)

cxiv

MSsMSwMSs

R-

= = = 0.939417989 = 0.94

0.3780 Kesimpulan:

Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh 0.94 adalah sangat tinggi. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tes akhir kecepatan smash normal terhadap 30 siswa tersebut

adalah reliabel.

Lampiran 25

Langkah 1

Tabel Kerja untuk Menghitung Reliabilita Tes Akhir Ketepatan Smash Normal dalam

Permainan Bola Voli pada Mahasiswa Putera Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Tahun 2009

No Test Re-Test X1² X2² Ti Ti² Ketepatan Ketepatan

1 5.0 4.5 25 20.25 9.5 90.25 2 2.5 1.5 6.25 2.25 4. 0 16.0.0 3 2.0 3.0 4 9.00 5.0 25.00 4 1.5 1.0 2.25 1.00 2.5 6.25

Page 115: Download (3587Kb)

cxv

5 3.0 2.5 9 6.25 5.5 30.25 6 2.0 2.5 4 6.25 4.5 20.25 7 1.5 2.0 2.25 4.00 3.5 12.25 8 2.0 1.0 4 1.00 3. 0 9.00 9 0.5 0.5 0.25 0.25 1. 0 1.00

10 1.5 1.0 2.25 1.00 2.5 6.25 11 2.5 3.0 6.25 9.00 5.5 30.25 12 3.0 2.0 9 4.00 5.0 25.00 13 2.5 2.0 6.25 4.00 4.5 20.25 14 2.0 2.0 4 4.00 4. 0 16.00 15 3.5 3.0 12.25 9.00 6.5 42.25 16 3.0 2.5 9 6.25 5.5 30.25 17 6.0 5.0 36 25.00 11 121.00 18 1.5 1.0 2.25 1.00 2.5 6.25 19 2.5 3.0 6.25 9.00 5.5 30.25 20 3.0 2.5 9 6.25 5.5 30.25 21 3.5 4.0 12.25 16.00 7.5 56.25 22 3.5 2.0 12.25 4.00 5.5 30.25 23 2.5 1.5 6.25 2.25 4.0 16.00 24 2.0 2.0 4 4.00 4.0 14.00 25 3.5 3.5 12.25 12.25 7.0 49.00 26 1.5 2.0 2.25 4.00 3.5 12.25 27 2.5 1.5 6.25 2.25 4.0 16.00 28 0.5 0.5 0.25 0.25 1.0 1.00 29 3.0 2.0 9 4.00 5.0 25.00 30 1.0 2.0 1 4.00 3.0 9.00

74.5 66.5 225.25 181.75 141.0 797.00

Langkah II

Dari penghitungan diatas diperoleh:

ΣX = ∑Ti = 141 ΣX² = 225.25 + 181.75 = 407 Langkah III ∑Ti² 797 = = 398.5 k 2

Page 116: Download (3587Kb)

cxvi

∑ ( Ti )² ( 141 )² = = 331.35 n k 30 . 2 Maka,

å å-=nk

X)(XSS

22

T

SST = 407 - 331.35 = 75.65

SSA = 398.5 - 331.35 = 67.15

å å-=k

TiXSS

22

W

SSW = 407 - 398.5 = 8.5 SSA = 67.15 SSW = 8.5 + SST = 75.65 Langkah IV

Tabel ringkasan ANAVA untuk menghitung reliabilitas

Sumber variasi df SS MS

Diantara Subjek (A)

n-1 29

67.15 2.3155

Dalam Subjek (W)

n(k-1) 30

8.5 0.2833

Total (n)(k)-1 59

75.65

Rumus Reliabilitas:

nk

X)(

k

TiSS

22

Aåå -=

Page 117: Download (3587Kb)

cxvii

2.3155 - 0.2833

MSsMSwMSs

R-

= = = 0. 877650615 = 0.88

2.3155 Kesimpulan:

Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh 0.88 adalah tinggi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tes akhir ketepatan smash normal terhadap 30 siswa tersebut adalah

reliabel.

Lampiran 26

Uji Normalitas Data dengan Lilliefors

Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan pembelajaran inovatif.

Dari penghitungan diperoleh: _ X = 91.20

s = 14.07

Data disusun dalam tabel sebagai berikut:

Page 118: Download (3587Kb)

cxviii

Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

70 -1.50675 0.06552 0.067 -0.0015

73 -1.29353 0.09853 0.133 -0.0348

77 -1.00924 0.1562 0.2 -0.0438

78 -0.93817 0.1736 0.267 -0.0931

82 -0.65387 0.2578 0.333 -0.0755

84 -0.51173 0.3050 0.4 -0.0950

89 -0.15636 0.4364 0.467 -0.0303

92 0.05686 0.5239 0.533 -0.0094

93 0.12793 0.5517 0.6 -0.0483

97 0.41222 0.6591 0.667 -0.0076

99 0.55437 0.7088 0.733 -0.0245

102 0.76759 0.7794 0.867 -0.0873

102 0.76759 0.7794 0.867 -0.0873

113 1.54940 0.93943 0.933 0.0061 *

117 1.83369 0.96638 1 -0.03362

Kesimpulan:

Dari penghitungan diatas diperoleh Lhitung= 0.0061. Dengan n =15; dan taraf signifikasi 5%; nilai Ltabel= 0.220; ternyata nilai Lhitung <Ltabel . Dengan demikian hipotesis nol diterima, yang berarti data termasuk berdistribusi normal.

Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan pembelajaran konvensional.

Dari penghitungan diperoleh: _ X = 91.87 s = 13.44

Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

68 -1.77604 0.03754 0.067 -0.02913

Page 119: Download (3587Kb)

cxix

77 -1.10640 0.1335 0.133 0.0002

78 -1.03199 0.1515 0.2 -0.0485

81 -0.80878 0.2090 0.267 -0.0577

82 -0.73438 0.2327 0.333 -0.1006

86 -0.43676 0.3300 0.4 -0.0700

88 -0.28795 0.3859 0.467 -0.0808

91 -0.06473 0.4761 0.533 -0.0572

94 0.1548 0.5636 0.6 -0.0364

99 0.53051 0.7019 0.667 0.0352

103 0.82813 0.7967 0.733 0.0634 *

104 0.90253 0.8159 0.8 -0.019

105 0.97693 0.8365 0.867 -0.0302

106 1.05134 0.8531 0.933 -0.0802

116 1.79539 0.96407 1 -0.03593

Kesimpulan:

Dari penghitungan diatas diperoleh Lhitung= 0.0634. Dengan n =15; dan taraf signifikasi 5%; nilai Ltabel= 0.220.; ternyata nilai Lhitung <Ltabel . Dengan demikian hipotesis nol diterima, yang berarti data termasuk berdistribusi normal. Lampiran 27

Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet

Harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlet

Sampel dk 1/dk s² Log s² (dk) log s²

1 14 0.7143 197.88571 2.29641 32.14974

2 14 0.7143 180.69524 2.25695 31.59730

Jumlah 28 1.4286 - - 63.74704

Page 120: Download (3587Kb)

cxx

Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel.

s² = {Σ (ni-1) si ² / Σ (ni-1)} = 14 ( 197.88571 ) + 14 ( 180.69524 ) 14+14 5300.1333 = 28 = 189.290475 = 189.291 Harga satuan B B = (log s²) Σ(ni-1)

B = 2,27713 x 28

= 63.75961

Uji Bartlett

x² = (In10) {B-Σ(ni-1)log si ²}

= 2.3026 { 63.75961 – 63.74704}

= 2.3026 . 0.01257

= 0.028943682 = 0.0289

α = 0.05 , Nilai x²tabel (0.95;1) = 3.84

Kesimpulan

Ternyata x²hitung = 0.0289 < x²tabel (0.95;1) = 3.84. Dengan demikian hipotesis nol

diterima, yang berarti bahwa varians dari kelompok-kelompok sampel tersebut

homogen.

Page 121: Download (3587Kb)

cxxi

Lampiran 28

Uji Perbedaan

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal pada kelompok 1 dan

kelompok 2

Pasangan subyek

K-1 (X1)

K-2 (X2)

D (X1- X2)

D (D-Md)

d² (D-Md)²

1 -2 117 116 1 1.66667 2.77778

4 -3 113 106 7 7.666667 58.77783

5 -6 102 103 -1 -0.33666 0.11111

8 -7 102 105 -3 -2.33333 5.44443

9 - 10 99 104 -5 -4.33333 18.77775

12 - 11 97 99 -2 -1.33333 1.77777

13 - 14 93 91 2 2.66667 7.11113

16 - 15 92 94 -2 -1.33333 1.77777

17 - 18 89 88 1 1.66667 2.77778

20 - 19 84 86 -2 -1,33333 1.77777

Page 122: Download (3587Kb)

cxxii

Menghitung nilai perbedaan antara hasil test awal pada kelompok 1 dan kelompok 2.

)1(

2

-

=åå

nn

d

Mt

d

t = -0.66667 151.33331 15 ( 15 – 1 ) t = -0.785328074 = -0.79 Kesimpulan:

Dengan N= 15, db= 15-1= 14 dan taraf signifikasi 5 %, angka batas penolakan

hipotesis nol dalam ttabel sebesar 1.76. Sedangkan nilai t yang diperoleh nilai thitung

sebesar -0.79. Hal ini menunjukkan thitung < ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima. Dengan demikian antara kelompok I (KI) dan kelompok 2 (K2) sebelum diberi

perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.

21 - 22 82 81 1 1.66667 2.77778

24 - 23 77 82 -5 -4.33333 18.77775

25 - 26 78 77 1 1.66667 2.77778

28 - 27 73 78 -5 -4.33333 18.77775

29 - 30 70 65 2 2.66667 7.11113

Jumlah Mean SD

1368 91.20 14.07

1378 91.87 13.44

-10 -0.66667

0

151.33331

Page 123: Download (3587Kb)

cxxiii

Lampiran 29

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1.

No Post- test (X1)

Pre- test (X2)

D (X1- X2)

D (D-Md)

d² (D-Md)²

1 130 117 13 -7.2 51.84

2 128 113 15 -5.2 27.04

3 118 102 16 -4.2 17.64

4 120 102 18 -2.2 4.84

5 110 99 11 -9.2 84.64

6 114 97 17 -3.2 10.24

7 120 93 27 6.8 46.24

8 114 92 22 1.8 3.24

9 106 89 17 -3.2 10.24

10 106 84 22 1.8 3.24

11 110 82 28 7.8 60.84

12 103 77 26 5.8 33.64

13 114 78 36 15.8 248.64

14 94 73 21 0.8 0.64

15 84 70 14 -6.2 38.44

Jumlah Mean SD

1671 111.4 12.01

1368 91.20 14.07

303 20.2

0 642.40

Page 124: Download (3587Kb)

cxxiv

Menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1.

)1(

2

-

=åå

nn

d

Mt

d

t = 20.2 642.4 15 ( 15 – 1 ) t = 11.54936883 = 11.55 Kesimpulan:

Dengan N= 15, db= 15-1= 14 dan taraf signifikasi 5 %, angka batas penolakan

hipotesis nol dalam ttabel sebesar 1.76. Sedangkan nilai t yang diperoleh nilai thitung

sebesar11.55. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir

pada kelompok 1.

Page 125: Download (3587Kb)

cxxv

Lampiran 30

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2

No Post- test (X1)

Pre- test (X2)

D (X1- X2)

d (D-Md)

d² (D-Md)²

1 132 116 16 1.6 2.56

2 114 106 8 -6.4 40.96

3 114 103 11 -3.4 11.56

4 113 105 8 -6.4 40.56

5 114 104 10 -4.4 19.36

6 114 99 15 0.6 0.36

7 107 91 16 1.6 2.56

8 114 94 20 5.6 31.36

9 106 88 18 3.6 12.96

10 110 86 24 9.6 92.16

11 97 81 16 1.6 2.56

12 91 82 11 -3.6 12.96

13 92 77 15 0.6 0.36

14 92 78 14 -0.4 0.16

15 82 65 14 -0.4 0.16

Jumlah Mean SD

1592 106,13 12.92

1378 91.87 13.44

216 14.4

0 270.80

Page 126: Download (3587Kb)

cxxvi

Menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.

)1(

2

-

=åå

nn

d

Mt

d

t = 14.4 270.80 15 ( 15 – 1 ) t = 12.68083377 = 12.68 Kesimpulan:

Dengan N= 15, db= 15-1= 14 dan taraf signifikasi 5 %, angka batas penolakan

hipotesis nol dalam ttabel sebesar 1.76. Sedangkan nilai t yang diperoleh nilai thitung

sebesar 12.68. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir

pada kelompok 2.

Page 127: Download (3587Kb)

cxxvii

Lampiran 31

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan

kelompok 2

Pasangan Subyek

K-1 (X1)

K-2 (X2)

D (X1- X2)

d (D-Md)

d² (D-Md)²

1 -2 130 132 -2 -7.26667 52.80449

4 -3 128 114 14 8.73333 76.27153

5 -6 118 114 4 -1.26667 1.60443

8 -7 120 113 7 1.73333 3.0043

9 – 10 110 114 -4 -9.26667 85.87117

12 – 11 114 114 0 -5.26667 27.73781

13 – 14 120 107 13 7.73333 59.80439

16 – 15 114 114 0 -5.26667 27.73781

17 – 18 106 106 0 -5.26667 27.7381

20 – 19 106 110 -4 -9.26667 85.87117

21 – 22 110 97 13 7.73333 59.80439

24 – 23 103 91 12 6.73333 45.337773

25 – 26 114 92 22 16.73333 280.00433

28 – 27 94 92 2 -3.26667 10.67113

29 – 30 84 82 2 -3.26667 10.67113

Jumlah Mean

1671 111.4

1592 106,13

79 5.266667

0 854.53375

Page 128: Download (3587Kb)

cxxviii

SD 12.01 12.92

Menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2

t = 5.266667 854.53375 15 ( 15 – 1 ) t = 2.610845331 = 2.61 Kesimpulan:

Dengan N= 15, db= 15-1= 14 dan taraf signifikasi 5 %, angka batas penolakan

hipotesis nol dalam ttabel sebesar 1.76. Sedangkan nilai t yang diperoleh nilai thitung

sebesar 2.61. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada

kelompok 1 dan kelompok 2

)1(

2

-

=åå

nn

d

Mt

d

Page 129: Download (3587Kb)

cxxix

Lampiran 32

Menghitung nilai peningkatan kemampuan dribling dalam permainan bola basket dalam

persen kelompok 1 dan kelompok 2

1. Hasil perhitungan pada kelompok 1.

Mean test awal = 91.20

Mean test akhir =111.40

Mean different = 20.2

Mean different Prosentase peningkatan = x 100% Mean test awal

20.2 = x 100% 91.20 = 22.14912281 %

= 22.15 %

2. Hasil perhitungan pada kelompok 2.

Mean test awal = 91.87

Mean test akhir = 106.13

Mean different = 14.26

Mean different Prosentase peningkatan = x 100% Mean test awal

20.2 = x 100%

Page 130: Download (3587Kb)

cxxx

91.20

= 15.5219331 %

= 15.52 %

Kesimpulan:

Dari perhitungan tersebut diketahui peningkatan kemampuan smash normal

sebesar 22.15 %. Sedangkan kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan kemampuan smash

normal sebesar15.52 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1)

memiliki prosentase peningkatan kemampuan smash normal pada permainan bola voli

yang lebih besar dari pada kelompok 2 (K2).

Page 131: Download (3587Kb)

cxxxi

Lampiran 33

TES KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI UNTUK PUTRA DAN PUTRI

UMUR 13 TAHUN KE ATAS

Tes Kemampuan Smash Bola Voli

Pengetes

Jumlah pengetes sedikit-dikitnya 3 orang yang terdiri dari:

Pengawas

Penyaji bola

Pengambil waktu

Catatan: Salah satu di antara pengetes dapat merangkap sebagai pencatat.

Ketentuan Umum

Untuk memperlancar tugas pengetesan, pengetes harus sudah mahir dalam tugasnya.

Testee (siswa dan mahasiswa) tidak boleh mengadakan percobaan terlebih dahulu.

Petunjuk Umum

Sebelum tes dimualai, para testee (siswa dan mahasiswa) diberi penjelasan terlebih

dahulu mengenai jenis tes yang akan dilakukan dan diberi peragaan cara

melakukannya.

Para testee diberi juga penjelasan mengenai sistem penilaian dalam tes ini.

Disarankan agar testee memakai pakaian olahraga.

Page 132: Download (3587Kb)

cxxxii

Dalam tes ini hanya menggunakan formulir perorangan, tetapi para testee boleh

memakai nomor dada untuk memudahkan pelaksanaan tes.

Untuk kelompok umur 13-15 tahun dan 16 tahun ke atas menggunakan lapangan yang

telah ditentukan (lihat gambar).

Petunjuk Pelaksanaan

Tujuan

Tujuan tes ini untuk mengkur ketepatan memngarahkan bola dengan kecepatan

dalam serangan.

Alat dan perlengkapan

Tiang berukuran panjang 3,50 meter, dua buah.

Tali berukuran panjang 10 meter, dua buah.

Bola volley sedikit-dikitnya sebuah.

Lapangan (lihat gambar).

Stopwatch

Pengetes

Jumlah pengetes sebanyak 3 orang

Penyaji satu orang, bertugas melambungkan bola untuk diserang (smash)

Pencatat waktu satu orang, bertugas memngambil waktu sejak bola dipukul

hingga menyentuh tanah.

Pengawas satu orang, bertugas mengawasi jatuhnya bola dan merangkap

sebagai pencatat.

Pelaksanaan tes

Testee berdiri bebas di dalam lapangan permainan.

Bola dilambungkan ke dekat jarring kea rah testee. Testee melompat dengan

atau tanpa awalan dan memukul bola melampaui jaring ke dalam lapangan

lawan.

Stopwatch dijalankan pada waktu tangan testee memukul bola dan dihentikan

pada saat bola menyentuh tanah. Waktu yang dicatat sampai persepuluh detik.

Kesempatan diberikan sebanyak 5 kali.

Catatan:

Page 133: Download (3587Kb)

cxxxiii

Pemanasan (warming-up) diizinkan tetapi mencoba bahan tes dilarang.

Pencatatan hasil

Hasil dicatat adalah:

Angka sasaran.

Waktu yang ditempuh oleh bola mulai saat dipukul sampai menyentuh tanah.

Hasil yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dari setiap sasaran.

Nilai nol diberikan bila:

testee menyentuh jaring.

bola jatuh di luar lapangan.

Catatan:

Pukulan gagal tidak diberi nilai, tetapi waktu tetap dicatat.

Petunjuk Penilaian

Untuk memberikan nilai dari tes ini, indeksnya dapat dihitung dengan rumus:

Indeks = (0,5 x nilai smash) – (jumlah waktu yang diperoleh-1,0 detik)

Page 134: Download (3587Kb)

cxxxiv

Gambar Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Smash

Page 135: Download (3587Kb)

cxxxv

Lampiran 34

Contoh-Contoh Permainan yang Diterapkan dalam Pembelajaran Inovatif Smash Normal

dalam Permainan Bola Voli.

Gada Tumbang

Peralatan: - gada atau botol plastik 10 buah atau menyesuaikan luas lapangan,

- 1 buah bola besar.

Pelaksanaan permainan:

Mengenai sebanyak-banyaknya gada yang didirikan di tengah lapangan tempat

permainan berlangsung dengan menggunakan bola besar yang dilemparkan

mengenai gada-gada tersebut. Setelah semua gada jatuh atau berguling, dihitung

berapa buah gada yang ditumbangkan oleeh tiap kelompok. Dengan adanya garis

engah akan terlihat gada yang dijatuhkan oleh ssalah satu kelompok. Lapangan dan

formasi sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

x x x x x x x x x x x x x x x x x x

O O O O O O O O O O O O O O O

x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Siapa Menangkap

Peralatan: Bola besar.

Page 136: Download (3587Kb)

cxxxvi

Pelaksanaan permainan:

Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Seorang dari tiapkelompok menjadi

pelempar. Tiap pelempar diberi sebuah bola besar.Dengan aba-aba dari guru,

pelempar mmenyebut nama salah seorang temannya dan melemparkan bola ke atas.

Yang namanya disebut keluar dari barisan dan mencoba menangkap bola tersebut

sebelum jatuh ke tanah. Jika tangkapannya berhasil maka ia menjadi pelempar. Jika

menurut guru lemparan tidak mungkin ditangkap oleh yang namanya disebut, maka

diadakan pergantian. Jika lemparan baik pelempar 3 kali beturut-turuttidak

tertangkap, ia boleh memilih salah seorang teman untuk menggantikannya.

V V V V V V V V V V V V V V

V

Pelempar

Memburu Bola

Peralatan: Bola besar

Pelaksanaan permainan:

Kelas berbentuk lingkaran. Dua atau tiga orang anak sebagai pemburu berdiri dan

bergerak bebas di daam lingkaran. Anak-anak yang lain berdiri di garis lingkaran

Bola diberikan kepada salah satu anak yang berdiri di garis lingkaran. Dengan aba-

aba guru, 2 atau 3 orang pemburu berusaha menangkap bola yang ada pada anak-

anak di garis lingkaran. Anak-anak yang ada di garis lingkaran berusaha agar bola

tidak tertangkap oleh pemburu dengan melemparkan bola ke teman-temanya yang

lain dengan satu tangan. Anak yang terakhir memegang bola sebelum bola terebut

Page 137: Download (3587Kb)

cxxxvii

oleh pemburu dan/atau melakukan kesalahan, menggantikan pemburu yang dapat

menangkap bola.

Bola Lempar Batas

Peralatan: Bola besar dan net.

Pelaksanaan permainan:

Lapangan bola voli yang dibatasi oleh net dibagi menjadi 2 bagian. Tujuan

permainan adalah membuat nilai sebanyak-banyaknya dengan melemparkan bola

sambil melocat melewati atas net dan memasukkannya ke daerah lawan sampai

lawan tid bisa menjangkau bola yang dilemparkan tersebut hingga bola menyentuh

tanah. Apabila bola keluar dari lapangan lawan maka nilai untuk kelompok yang

tidak menyentuh bola terakhir. Pemain dalam menguasai atu melakukan serangan

tidak boleh bembawa bola sambil berlari, tapi mengumpankan atau memberikan

bola tersebut kepada rekannya. Bola dimainkan dari belakang garis . kelompok yang

mewnang adalah yang mencetak nilai yang telah ditentukan. Lapangan permainan

tampak pada gambar di bawah ini.

X O

X X O O

X X X O O O

X X O O

X O

Lari Sambung Lempar Bersilang

Page 138: Download (3587Kb)

cxxxviii

O O O O O O

Tiang

X X X X X X

Peralatan: Bola besar 2 buah

Pelaksanaan permainan:

Dengan bentuk lapangan dan formasi seperti yang tertera pada gambar, begitu ada

aba-aba dari guru orang pertama membawa bolanya berlari mengitari tiang , dan

sampai di belakang anggota terakhir lawan, bola dilemparkan dengan satu tangan ke

rekannya orang ke dua yang pada waktu itu sudah maju setempat. Orang ke dua

melakukan hal yang sama hingga pada akhirnya orang terakhir memberikan bolanya

kepada orang pertama (sudah berdiri terdepan) dan orang pertama mengacungkan

bolanya di atas kepala. Yang lebih dulu selesai melakukannya, ialah yang menang.

Page 139: Download (3587Kb)

cxxxix

Lampiran 35

Tes Awal Smash Normal Bola Voli Mahasiswa Putera Semester

II Penkepor JPOK FKIP UNS

Page 140: Download (3587Kb)

cxl

Page 141: Download (3587Kb)

cxli

Tes Akhir Smash Normal Bola Voli Mahasiswa Putera

Semester II Penkepor JPOK FKIP UNS

Page 142: Download (3587Kb)

cxlii

Page 143: Download (3587Kb)

cxliii

Lampiran 36

PROGRAM PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SMASH NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

Minggu

ke

Pertemuan Materi Pelajaran Tujuan Pembelajaran

Tes awal (pre- test) Untuk mengetahui kemampuan awal smash normal dalam permainan bola voli sebelum diberi perlakuan.

I I II III

· Penjelasan teknik gerakan smash normal yang meliputi sikap permulaan, awalan, saat menolak untuk meloncat, gerakan memukul bola di atas net, dan mendarat.

· Peragaan sikap permulaan yang dilanjutkan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada saat akan melakukan smash baik dengan menggunakan dua langkah maupun dengan tiga langkah untuk awalan.

· Agar siswa mengetahui dan memahami teknik gerakan smash normal yang benar.

· Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan dan awalan langkah dalam smash normal yang benar.

II IV V VI

Mengulang pembelajaran pertama

Belajar melakukan gerakan menumpu untuk menolak.

Merangkaikan pembelajaran pertama dengan gerakan menumpu untuk menolak.

Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan dada dengan dipegang sendiri tanpa dilambungkan.

Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan, awalan langkah, dan gerakan menumpu untuk menolak dalam smash normal yang baik dan benar.

Agar siswa dapat melakukan teknik dasar gerakan memukul bola yang benar.

III VII VIII

Mengulang pembelajaran sebelumnya.

Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan, awlan

Page 144: Download (3587Kb)

cxliv

IX Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan.

Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri disertai dengan loncatan.

langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat yang benar.

Agar siswa dapat melakukan teknik dasar gerakan memukul bola dengan loncatan yang benar.

IV X XI XII

Mengulang pembelajaran sebelumnya.

Peragaan dan latihan merangkaikan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola voli yang dilambungkan sendiri di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net disertai gerak mendarat.

Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola voli yang dilambungkan teman di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan tanpa menghadapi net.

Agar siswa dapat melakukan rangkaian gerakan smash normal yang benar mulai dari sikap permulaan, awalan langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat,serta memukul bola tanpa menghadapi net.

V XIII XIV XV

Mengulang pembelajaran sebelumnya.

Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola voli yang dilambungkan sendiri di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan disertai gerak mendarat dengan menghadapi net.

Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola

Agar siswa dapat melakukan rangkaian gerakan smash normal yang benar mulai dari sikap permulaan, awalan langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat,serta memukul bola dengan menghadapi menghadapi net.

Page 145: Download (3587Kb)

cxlv

voli yang dilambungkan teman di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan disertai gerak mendarat dengan menghadapi net.

VI XVI

XVII XVIII

Belajar melakukan smash normal dengan bola dilambungkan sendiri.

Belajar melakukan smash normal dengan bola diumpan oleh teman

Agar siswa dapat melakukan rangkaian teknik gerak smash normal dengan benar.

Tes akhir (post test)

Lampiran 37

PROGRAM PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SMASH NORMAL DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

Minggu

ke

Pertemuan Materi Pelajaran Tujuan Pembelajaran

Tes awal (pre- test) Untuk mengetahui kemampuan awal smash normal dalam permainan bola voli sebelum diberi perlakuan.

I I II III

· Pengenalan dan penjelasan teknik gerakan smash normal.

· Peragaan awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal pada saat akan melakukan smash.

Agar siswa mengetahui dan memahami teknik gerakan smash normal yang benar.

Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan dan awalan langkah dalam smash normal yang benar.

Page 146: Download (3587Kb)

cxlvi

Latihan langkah awalan dengan cara pengambilan atau melakukan langkah awal baik dengan dua langkah maupun dengan tiga langkah awalan pada saat akan melakukan smash dengan formasi barisan tertentu dalam bentuk permainan dan/atau memakai tanda atau check mark menggunakan bantuan alat tertentu.

II IV V VI

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan gerakan menolak untuk meloncat.

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama.

· Peragaan dan latihan memantulkan bola voli ke tanah sejauh satu sampai dua meter di depan tempat berdiri dengan alat tertentu sebagai sasaran yang jaraknya bervariasi dan/atau bertahap dari jarak yang dekat sampai jarak yang lebih jauh..

Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan, awalan langkah, dan gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat dalam smash normal bola voli yang baik dan benar.

Agar siswa dapat melakukan teknik dasar gerakan memukul bola yang benar

III VII VIII IX

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan dada dengan dipegang sendiri tanpa dilambungkan dengan sasaran tertentu.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri tanpa loncatan dengan sasaran tertentu.

Agar siswa dapat melakukan sikap permulaan, awlan langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat yang benar.

Agar siswa dapat melakukan teknik dasar gerakan memukul bola dengan loncatan yang benar.

Page 147: Download (3587Kb)

cxlvii

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta gerakan memukul bola dengan menggunakan bola tenis sebagai pengganti bola voli dengan mementulkannya ke tanah seperti gerakan smash.

· Peragaan dan latihan memukul bola voli di depan atas kepala sejauh jangkauan tangan dengan dilambungkan sendiri disertai dengan loncatan.

IV X

XI XII

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama serta dilanjutkan dengan latihan gerakan smash pada saat melayang/loncat untuk memukul bola dengan memakai bola tenis untuk dipantulkan ke tanah sebagai pengganti bola voli.

· Latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat dengan memakai check mark dalam bentuk permainan tertentu dengan meloncati kardus setinggi 20-30 cm atau benda lain yang ukurannya hampir sama serta dilanjutkan dengan latihan memukul bola voli yang digantung sedemikian rupa dengan ketinggian bertahap, dari 2 meter, 2,5 meter di atas tanah dan seterusnya sampai dengan ketinggian yang sesuai dengan lambungan bola dalam

Agar siswa dapat melakukan rangkaian gerakan smash normal yang benar mulai dari sikap permulaan, awalan langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat,serta memukul bola tanpa menghadapi net.

Page 148: Download (3587Kb)

cxlviii

smash normal.

V XIII XIV XV

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola voli yang digantung sedemikian rupa di dekat net.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta gerakan memukul bola di atas net dengan ketinggian net bertahap menggunakan bola tenis sebagai pengganti bola voli dengan mementulkannya melewati atas net.

· Peragaan dan latihan langkah awalan disertai teknik melakukan tolakan untuk meloncat serta memukul bola voli yang dipegang oleh teman di atas net dengan ketinggian net bertahap.

Agar siswa dapat melakukan rangkaian gerakan smash normal yang benar mulai dari sikap permulaan, awalan langkah, gerakan menumpu untuk menolak dan meloncat,serta memukul bola dengan menghadapi menghadapi net.

VI XVI XVII XVIII

· Melakukan teknik gerakan smash normal dengan bola yang dilambungkan atau diumpan oleh teman dengan menghadapi net dengan ketingian net yang sesungguhnya.

· Memperagakan teknik gerakan smash secara seutuhnya.

Agar siswa dapat melakukan rangkaian teknik gerak smash normal dengan benar.

Tes akhir (post test)