download (1755kb)

9
?,! I .t MANUSIA DAN SISTEM NILAI BUDAYA ( Kajian Awal Menuju Kajian Filsafat Hukum ) Oleh: Amir Syarifudin (Dosen Fakultas Hukum UNSRI) Abstrak : Manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan ruakhtuk lainnya, vokni aknl dan kemampuan berbahasa- Dengan kedua kelebihan ini nrunusia ,tatmpu menciptakan kebudavaan \)ang mencakup ilmu, kaedah, dan seni yang mewujudkandii dalam kebudayaanfisik, sistem sosial, dan sistem budava dan sistem nilai budava. Selain itu, dalam kehidupan manusia tercipta sesuatu vang berharga atau bernilai, yaitu nilai kebenaran, nilai keserasian dan nilai keindahan Kata kunci: Manusia, Sistem, Nilai, Budaya, Filsafat Hukurn A- Pendahuluan Manusia dibedakan dengan makhluk-makhluk lain, karerra manusia rnerniliki kelebihan yang sangat mencolok dibandingkan dengan rnaklrluk lainnya yaitu memiliki pikiran. Pada zaman Yunani kuno, telah ada tesis -yang menyatakan trahwa manusia makhluk berakal atau "animale rationale". Socrates telah men_"*adari kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut, sebagai kernampu- an yang maha besar.Sehingga, ia menyeruhkan agar manusia menyadari ke- mampuan yang dimilikinya dengan ungkapan "kenali dirimu" (Gnothi Seauton). Dengan pikiran, manusia mampu menciptaan alat komunikasi yang dinamakan bahasa. Bahasa mengantarkan manusia untuk berpikir pada tahap yang lebih tinggi yaitu berpikir abstrak, berpikir menggunakan simbol-simbol, meng-komunikasikan pikiran kepada orang lain. menyimpan hasil pikirannya kedalam cataan-cammn, pada buku-buku dan sebagainya. Beberapa ahli telah mengadakan penelitian yang mendalam terhadap manusia. Manusia dikaji dari berbagai sudut,idari filsafat maka timbullah filsafat manusia, dari sudut tubuhnya maka timbullah ilmu kedokteran, dari sudut me-menuhi kebutuhannya timbullah ilmu ekonomi dan seterusnya. Contotr-contoh di atas -merupakan hasil kegiatan manusia yang dinamakan "kebudayaan" atau hasil budi daya (cultura). Pada mulanya cultura dianikan sebagai pengolahan tanah, namun pada perkembangannya, diartikan sebagai segala sesuatu yang di-hasilkan oleh kegiatan manusia. Sitl*ltr Calrya No. 05 Tahun I I Desember 1997 ISSN. t4r0-06t4

Upload: nguyentruc

Post on 17-Jan-2017

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Download (1755Kb)

?,! I .tMANUSIA DAN SISTEM NILAI BUDAYA

( Kajian Awal Menuju Kajian Filsafat Hukum )

Oleh: Amir Syarifudin(Dosen Fakultas Hukum UNSRI)

Abstrak : Manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan ruakhtuk lainnya,vokni aknl dan kemampuan berbahasa- Dengan kedua kelebihan ini nrunusia

,tatmpu menciptakan kebudavaan \)ang mencakup ilmu, kaedah, dan seni yang

mewujudkandii dalam kebudayaanfisik, sistem sosial, dan sistem budava dan

sistem nilai budava. Selain itu, dalam kehidupan manusia tercipta sesuatu vang

berharga atau bernilai, yaitu nilai kebenaran, nilai keserasian dan nilaikeindahanKata kunci: Manusia, Sistem, Nilai, Budaya, Filsafat Hukurn

A- Pendahuluan

Manusia dibedakan dengan makhluk-makhluk lain, karerra manusia rnernilikikelebihan yang sangat mencolok dibandingkan dengan rnaklrluk lainnya yaitumemiliki pikiran. Pada zaman Yunani kuno, telah ada tesis -yang menyatakan

trahwa manusia makhluk berakal atau "animale rationale". Socrates telahmen_"*adari kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut, sebagai kernampu-an yang maha besar.Sehingga, ia menyeruhkan agar manusia menyadari ke-mampuan yang dimilikinya dengan ungkapan "kenali dirimu" (Gnothi Seauton).

Dengan pikiran, manusia mampu menciptaan alat komunikasi yangdinamakan bahasa. Bahasa mengantarkan manusia untuk berpikir pada tahapyang lebih tinggi yaitu berpikir abstrak, berpikir menggunakan simbol-simbol,meng-komunikasikan pikiran kepada orang lain. menyimpan hasil pikirannyakedalam cataan-cammn, pada buku-buku dan sebagainya.

Beberapa ahli telah mengadakan penelitian yang mendalam terhadapmanusia. Manusia dikaji dari berbagai sudut,idari filsafat maka timbullahfilsafat manusia, dari sudut tubuhnya maka timbullah ilmu kedokteran, darisudut me-menuhi kebutuhannya timbullah ilmu ekonomi dan seterusnya.Contotr-contoh di atas -merupakan hasil kegiatan manusia yang dinamakan"kebudayaan" atau hasil budi daya (cultura). Pada mulanya cultura dianikansebagai pengolahan tanah, namun pada perkembangannya, diartikan sebagaisegala sesuatu yang di-hasilkan oleh kegiatan manusia.

Sitl*ltr Calrya No. 05 Tahun I I Desember 1997 ISSN. t4r0-06t4

Page 2: Download (1755Kb)

Setiap suku bangsa mengembangkan kebudayaannya masing-masing. Kitamengenal kebudapan Cina, lndia, Yunani, Indonesia dan lain-lain. Disampingitu, juga dikenal isilah kebudayaan modern dan kebudayaan primitif, kebuda-yaan bar:at dan kebuday:nn timur. Namun, dari berbagai penggolongan ke-budayaan tersebut terdapat suatu persamaan. yaitu wujud kebuday;n danunsur-unsur kebudayaan.

Di dalam kebudayaan itulah manusia menerapkan kemampuan berbahasanya(Soemargono, 1988) dan dengan bahasa manusia menentukan sifat-sifat danberusaha untuk menyingkap rahasia-rahasia alam semesta. Dengan perkataanlain bahwa kebudayaan manusia merupakan usaha-usaha untuk memberikanpenjelasan-penjelasan untuk menyingkapkan serra mengungkapkan alam.

Manusia selain disebut makhluk kebudayaan juga *"iupitrn makhluk yangmempunyai sitat kesusilaan (ethical animal)- Disinilah manusia se ringmengajukan pertanyaan-penanyaan renang yang baik dan buruk. Apalagitnanusia tidak hidup di ruang hampa. melainkan dikelilingi nilai-nilai yangdikenalnya sejak lahir, sehingga manusia dapat rnembedakui u,rtum yangtaikdan buruk, indah dan jelek. benar dan salah.

$:B- Manusia dan Kebudayaan

Charles Darwin berpendapat bahwa manusia sekarang ini merupakan hasilproses evolusi yang sangat lama. Asal mula manusia iermasuk dalam sukuprimat.yaitu sejenis kera yang berevolusi menjadi sub-suku anthropoid yangkemudian berkernbang lagi menlaoi infrasuku hominoid. SelanjutnyainfrasukuHominoid berevoiusi *.niuai keluarga hominidae dan selanjutnya berkembangmenjadijenis horno sapiens. Jenis Homo sapien berevolusi menjadi 4 ras yaitu:Australoid, 2. Mongoroid, 3. causasoid, dan 4. Negroid (Koentjaraningrat,1996).

Evolusi manusia terus berranjut. Isi otaknya makin membesar dan organ_organ tubuhnya berkembang sedemiki"n rupa, misalnya tenggorokan, .rn-ggumulut, lidah dan bibir dapat membuat variasi $ara yang t ompteks oan aktr'[_nya dapat berbahasa- Kemampuan bahasa ini dapat *"nio.ong perkembanganotak dan sebaliknya otak manusia digunaku, ,ntuk *.ng"*bungkan bahasa.Teuku Jaco,b berpendapat bahwa u*ur pikiran dan biasa merupakan dua,unsur m1{ak yang memungkinkan manusia mempunyai kebudayaan. Apabilasuatu makhluk terah memiriki suatu kebudayaan, maka krurah ia secara utuhdapat disebut .rnanufia" (Koentjaraningrat, 1996). ,

. Evolusi pikiran manusia terus berranjut &ngan merarui beberapa tahap.A u sgu ste comte mengem ukakan bah wa sejarah r rirt r"nu sia, termasri j i ;"r,y"baik secara individual maupun secam keLluruhan, berkembang menurut tiga

SimbwCahaya No- 0S Tahw il Desember 1997 lssM. t4t046t4

5&

Page 3: Download (1755Kb)

tahap, ,'aitu tahap teologi aau fiktip, metafisik atau abstrak dan tahap positipatau riel (Wibisono, 1996). Makna teori Comte itu adalah bahwa perkembang-an jiwa atau masyarakat di atas garis linier menuju kearah kemajuan dankemajuan itu digambarkan sebagai masyarakat tahap positip, yakni masyarakatinduSrial. Pada tahap ini ilmu pengetahuan berkembang pesat, masyarakatmenjadi lebih baik berkat diatur oleh ilmu pengeahuan.

Studi tentang hakekat manusia cenderung melihat manusia sebagai gabunganantara jiwa (subsansi berpikir) dan raga (substansi berkeluasaan) seperti yangtelah dilakukan oleh Plato dan Descartes. Notonagoro menyebut manusia itusebagai susunan kodrat jiwa-raga, susunan sitht kodrat individu-makhluk Tuhan(Notonagoro, 1995)- Purbacaraka (1986) juga mengemukakan bahwa manusiaterdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani. Kedua unsur ini salingmelengkapi agar'manusia' dapat disebut manusia adanya. Dalam unsur rohani(yang dilengkapi unsur jasmani), manusia mendapatkan kesadaran, yangtersimpul dari adanya kegiatan berpikir, berkehendak dan merasa. Sebaliknyarnanusia yang (sedang) tidak sadar, tidak berpikir. ridak memiliki kehendak dantidak bisa merasakan-

Dengan pikiran (cipta) manusia mendapatkan pengetahuan, dengan kehendak-nya (karsa) mengarahkan sikap tindaknya dan dengan perasaannya dapat men-capai kesenangan. Pengetahuan manusia yang disusun secara sistematis denganmemakai metode terrcntu disebut ilmu. Kehendak (karsa) terbentuk karinagabungan anara pikiran dengan rasa, menghasilkan kaedah atau norma, yangdapat dibedakan menjadi: l. kaedah religi, 2. kaedah kesusilaan, 3. kaedahhukum, dan 4. kaedah sopan saRtun.

Selanjutnya rasa manusia dapat diwujudkan dalam kesenian. Manusia tidaksaja dapat menghasilkan ilmu, kaedah dan kesenian, terapi juga sanggup me-renungkan sistem ajaran yang disebut filsafat sebagai sarana (alae untuk meme-lihara dan meningkatkan mutu hasil dayanya. Sarana untuk memelihara danmeningkatkan muru ilmu disebut logika, sarana untuk meningkatkan mutukaedah atau norma disebut etika dan sarana untuk meningkalkan dan memeli-hara mutu seninya disebut estitika (Purbacaraka, 1986).

Logika berpedoman kepada ide kebenaran, etika berpedoman pada ide kese-rasian dan estitika berpedoman pada ide keindahan. Apabila kesemuanya itudisusun dalam suaru skema adalah sebagai berikut (purbacaraka, l9g6)-

SiaburCbhqn No- 05 Tohu I I De*aber 1997 tssN. t4l0-ail4

Page 4: Download (1755Kb)

;- Pfiiran

fohani |- renauan

ranusial L nrm

[-lasaani

Ihu logika

Iaedah Erika

lesnian - Estet ik

Dunia alam kodrat Dunia Kebudayaan Dunia nilai

Manusia dengan dua unsur pokoknya (asmani dan rohani) serta kesadaran-nva (pikiran. kemauan dan rasa) disebut dunia alam kodrat (natura), karenakeberadaannya tidak tergantung pada manusia. Sebaliknya ilmu, kaedah, senidan sarana berpikir (logika, etika dan estetika) dinamakan kebudayaan, karenamerupakan hasil kegiatan manusia- Selanjutnya kebenaran, keserasian dan ke-indahan merupakan dunia nilai.

a;.

C. Unsur-rf;*. dan Wujud Kebudayaan

Apabila orang mengatakan kenyataan sebagai keseluruhan, maka yang di-maksudkan ialah:(l). hal-hal yang adanya tidak terganrung pada manusia, dan(2). hal-hal yang adanya sebagai hasil kegiatan manusia. Hal yang pertama di-sebut "alam kodrat" (natura), dan yang kedua disebut "kebudayaan" atau "pem-budidayaan" atau "hasil budidaya' (cultura).

Manusia dengan kesadarannya (cipta, rasa dan karsa) dapat mengusahakansegala s€suatu yang diperlukan dalam hidupnya dan hasil usaha itu merupakan"way of life" serta "tools for living" dan itu dinamakan kebudayaan(Purbacaraka, I987). Atas dasar itu penelaahan terhadap manusia dapat didasar-kan pada segi "penguasaarry?" dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang ter-cakup dalam antroplogi budaya. Antropolqgi budaya mencakup (Purbacaiaka,r 987):

I . lingguisik/kebahasaan;2. ekonomi;3.'sistemologi' sosial;4. logikalkeilmuan;5. estetika/kesenian;

- 6. ethika (religi, keakhlakan, sopan santun dan hukum); dan7. teknologi.

Simbur Colrya No. OS Tahyn I I Desembcr I 997 TSSN. 1410-0614

-:--&.

Page 5: Download (1755Kb)

Ketujuh rumusan' antropologi budaya itu merupakan hasi I penguasinn manu-

sia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketujuh unsur tersebut di atas dimi-liki oleh semua kebudayaan masyarakat yang ada di dunia (Koentjaraningrat,

199+). Ketujuhnya dapat ditemukan pada masyarakat pedesaan yang kecil mau-

pun pada masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Atas dasar tersebut

Koentjaraningrat menyebutnya sebagai "unsur-unsur kebudayaan universal"-

Kebudayaan mewujudkan diri dalam empat wujud konkrit, yaitu:

l. Kebudayaan fisik, yaitu berupa benda-benda fisik yang dapat dilihat,diraba, difoto,. Sebutan lain untuk benda-benda fisik ini ialah artifact.Contohnya candi-candi, kendaraan, komputer, rumah dan lain-lain;

)- Sistem sosial, yaitu berupa wujud prilaku manusia yang masih kongkrit,dapat difoto dan diflimkan. Contohnya menari, berbicara, cara kerja

dan lain-lain;3. Sistem sosial, yaitu berupa wujud prilaku manusia yang masih

konkrit,dapat difoto dan difilm. Contoh wujud kongkrit sistem sosial iniseperti menari, berbicara,cara bekerja dan lain-lain.

4. Sistem budaya,yaitu berupa wujud gagasan yang keberadaannya terdapatdalam pikiran atau kesadaran atau jiwa manusia. Ia bersil'at abstrak tak

dapat difoto dan hanya diketahui dan difahami melalui wawancara yang

intensif atau dipelajari dari buku-buku. Contoh sistem budaya adalah

adat istiadat;5. Sistem nilai budaya, yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh

warga masyarakat sejak kecil, telah mendarah daging, shingga sulitdiubah. Sistem nilai sangat abstrak sekali, tidak bisa dilihat dan difoto,dan ia menentukan corak dari pikiran, ciri-ciri berpikir dan menentukantingkah laku manusia. Sistem nilai juga menentukan corak benda

budaya (anifacts) yang dibuat oleh warga suatu kebudayaan. ,,

Jika unsur-unsur kebudayaan universal tersebut dihubungkan dengan empatwujud konkrit kebudayaan, maka setiap unsur akan terjelma dalam keempatwujud konkrit. Sebagai contoh sistem ekonomi memiliki nilai budaya ekonomi,sistem budaya ekonomi, sistem sosial ekonomi dan kebudayaan fisik ekonomi.Demikian juga unsur lain seperti teknologi, religi, bahasa dan lain-lain.

l. Rumusan ketujuh unsur keudayaan tersebut di atas agak berbedadengan rumusan C.Kluckhohm dalam karangannya "Universal Categories ofCulture (1953). Ketujuh rumusan Kluckhohn dapat dibaca dalam bukuKantjaraningrat yang berjudul "Pengantar Antropologi I', hal. 80-81.

Simbu Calnlm No. 05 Tahu I I Desember 1997 ISSN. I4tA-0614

Page 6: Download (1755Kb)

D. t{anusia dan dunia Nilai

Uraian memperlihatkan bahwa salah satu wujud konkrit kebud4yaan ialah

sistem nilai budaya. Sisem adalah keseluruhan yang terdiri dari beberapa

bagian dan antara bagian mempunyai hubungan sntu sama lain. Demikian juga

halnya dengan sistem nilai, nilai-nilai tidak berdiri sendiri akan tetapi ber-hubungan satu samu tainnya. Nilai-nilai menentukan corak pikiran, cara ber-pikir, prilaku dan benda-ben& budaya (artifacts ). Demikian juga nilai-nilaimenjadi landasan terdalam dari sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaanfrsik (Koentjaraningrat, 1996 ).

Timbul pertanyaaan apakah yang dimaksud dengan nilai ?. Purbacaraka danSoekanto (1985) mengemukakan bahwa nilai adalah sesuatu yang diinginkan(positip) dan sesuatu yang tidak diinginkan (negatip). Nilai merupakan sesuatuyang diinginkan dalam hal nilai itu bersifat positip, dalam arti menguntungkanatau men)renangkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk me-menuhi kepentingan-kepentingannya yang berkaitan dengan nilai tersebut.Sebaliknya, merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam hal nilai tersebutbersifat negatff;artinya rnerugikan atau menyulitkan pihak yang memperoleh-nya untuk memenuhi kepentingannya, sehingga nilai tersebut dijauhi.

Telah disebutkan di atas, bahwa nilai itu dapat dikelompokkan menjadi; (l)nilai kebenaran, (2) nilai keserasian, dan (3) nilai keindahan. Berikut ini akandibicarakan satu persatu.

l. Nilai kebenaran

Abbas Hamarni (1996) mengemukakan bahwapertama kebenaran itu berkairan dengan kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, misalnya sese-orang memiliki pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafatidan pengetahuan agama.

Jenis pengetahuan biasa memiliki inti kebenaran yang sangat bersifat subjek-tif, aninya kebenaran itu sangat ditentukan oleh subjek yang mengetahui.Pengetahuan ilmiah ),iang mempunyai metode khas, memiliki sifat kebenaranrelatif, artinya ia dianggap benar sepanjang tidak terbukti salah. Pengetahuanfilsafati memiliki sifat kebernran absolut-intersubjektif, artinya kebenaran ituselalu melekat pada pandangan filosuf )ang bersangkutan atau filosuf lain yangmendukungnya. Akhirnya kebenaran pada pengetahuan agama memilki sifatdogmatis, artinya kebeoaran didasarkan pada dogma-dogma rgama yang ber-sangkutan.

Dalam perkembangan sejarah pemikiran filsafat yang dimulai dari Plato danArisdeles sampai &ngan sekarang rclah berkembang banyak rcori-rcori ke-

SinfurColqt No. 05 Tahun ll Descrter D97 t&sN.14104614

s

Page 7: Download (1755Kb)

benaran, yaitu (Abbas Hamami, 1996):

a. Teori kebenaran Koreryondensi, yang intinya mengemukakan bahwa

suatu pengetahuan dikatakan benar apabila pengetahuan itu sesuai

dengan kenyataan yang diketahui.b. Teori kebenaran Koherensi, yang intinya bahwa suatu pengetahuan itu

benar apabila sesuai dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya.

c. Teori Kebenaran Pragmatis, yang intinya meng€mukakan bahwa suatu

pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan itu mempunyai

konsekwensi dibidang praktis, artinya pengetahuan itu benar apabila

mempunyai manfaat dibidang praktek.d. Teori Kebenaran Semantis, yang intinya mengemukakan bahwa suatu

pengetahuan dianggap benar apabila ia mempunyai pangkal acu(referensi) yang jelas.

e. Teori Kebenaran Non-Deskriptif, yang intinya mengemukakan bahwa

suatu pengetahuan dianggap benar apabila pernyataan itu memilikifungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari.

f. Teori kebenaran sintaksis, yang intinya mengemukakan bahwa suatu

pengetahuan dikatakan benar apabila pengetahuan itu mengikuti aturan-aturan atau gramatika yang baku.

g. Teori kebenaran yang berkelebihan yang intinya mengemukakan bahwateori kebenaran itu hanya pemborosan karena pada dasarnya kebenaranyang hendak dibuktikan telah memiliki derajat yang logik yang salingmelengkapi.

Pranarka (1987) membedakan adanya tiga jenis kebenaran, yaitu(l)Kebenar- an epistimologikal, yaitu kebenaran yang berhubungan denganpengetahuan manusia,(2) Kebenaran ontologikal, yaitu kebenaran yang melekatpada sesuatu yang ada atau tiada, dan (3) Kebenaran semantikal, yaitukebenaran yang melekat dalam tutur kata atau bahasa.

2. Nilai Keserasian

Keserasian merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh kaedah (Purbacarakadan Soekanto, 1985). Secara filosofis keserasian termasuk bidang filsafat moralatau etika. Berten (1994) mengemukakan sistena etika sebagai berikut:a. Hedonisme, yang intinya bahwa apa yang dianggap terbaik adalah yang

menyenangkan (he'done'-kesenangan).Sesuatu yani menyenangkanadalah yang memuaskan keinginan, yang meningkatkan kuantitaskesenangan atau kenikmatan dalam diri manusia yang aktual danindividual.

b. Eudemonisme, yang intinya bahwa apa yang dianggap baik adalah

Simlwr Cnfiay,s No. 05 Tahun I I Desember 1997 tssN. t4t0-0614

Page 8: Download (1755Kb)

c.

d.

segala sesuatu yang mendaangkan kebahagian, yaqg menryakantujuan hidup tertinggi.Utilitarisme yang intinya balrwa apa yaog dianggap hik adalahperbuatan yang mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan adajil@ saldokebahagian melebihi ketidak bahagiaan. Selain itu, masih rcrdapatutilitarisme. Aturan yang intinya bahrrya prinsip keguraan ti&k harus

di te rapkan atas salah satu perbuatan, melainkan aas aturan-aruran moralyang mengatur perbuatan manusia.Deontologi, bahwa apa yang dianggap baik adalah kehendak png baik-Kesehatan, kepintaran, kekayaan adalah baik jika dipakai &ngan baikoleh kehendak baik manusia. Yang membuat keherdak menjadihik, jikabertindak karena kewajiban. Oleh sebab itu, perbuaan dilakukankarena kewajiban (l-rgalitas).

3. Nilai Keindahan.

Keindahan dapat dirumuskan, sebagai contoh kita melihat sbuah tarian,rnaka yang d{4flksud adalah mengenai hal-hal yang "mengalir' dengan lancarDemikian jugd dengan keindahan warna yang merupakan kornbimsi sertanuansa dari kontras susunan warna (Purbacaraka. 1986). Kattsoff (1995)mengemukakan bahwa memberi definisi tentang keindahan akan nrcnutupnutupi sejumlah besar kesulitan. Ia menyatakan lebih baik mengemukakanpenlyataan "gambar ini indah". Pernyataan ini akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan; (l).makna apa yang dikandung oleh pernyauan terrebut?, (2)bagaimana cara orang untuk mengetahuinya ?, (3) bahan bukti ap lrang ter-sedia ?. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut mengarah kepada penyu-sunan teori estetika.

Santayana, dalam bukunnya "The Sense of Beauty" memandang keir&handan seni berhubungan secara interinsik dengan manusia- Kausoff (1995) me-nyatakan bahwa keindahan berhubungan dengan masalah:a. keindahan tergantung pada pencerapan, artinya kia tidak &pat

mengarakan sesuatu itu indah kalau tidak dapat die.ap.b. keindahan bersangkut paut dengan rasa nikmat, arrin)'ajika $arau objek' tidak menimbulkan rasa nikmat pada siapapun, maka tidak mungkin,

objek itu dikatakan indah.

E. Penu_tup

Manusia adalah makhluk yang memilki kelebihan dibadirgkan denganmakhluk-makhluk lainnya. Kelebihan manusia terdapat pada ekul dan kernam-

SimburCahayo No. 05 Ta,lrrulr lI b**r l9f7 ESN- IltOfiI.

*

Page 9: Download (1755Kb)

puannlaberbahasa. Kemampuan akaldan bahasa ini membuat manusia mampumencipakan kebudayaan yang pada garis besarnya mencakup ilmu, kaedah danseni. Kebudayaan terwujud dalam kebudayaan fisik, sistem sosial, sistembudaya dan sisem nilai budaya. Disamping itu manusia juga berusaha untukmemenuhi kebutuhan hidup yang terlihat dari unsur-unsur kebudayaan yanguniversal. Dalam kehidupan manusia tercipta sesuatu yang berharga atau ber-nilai png mencakup nilai kebenaran, nilai keserasian dan nilai keindahan.

F. Daftar Pustaka

Adi Imam Muhni, Djuretna., 19.. Pengantar Ke Filsafat Kebudayaan., FFUGM, Yogyakarta.

Benens,K, l994., Etika., PT.Gramedia Pustaka Utama, JakaraKattsoff, [,ouis, o.. Elemerx of Philosophy., Diterjemahkan oleh soejonosoernargono, 1992, dalam., Pengantar Filsafat., Tiara wacana, yogyakarta.Koentjaraningrat, 1994.,Kebtda.vaan Mentalitas dan pembangunan., pr.

Gramedia Pusraka Utama, Jakana---. 1996., Pengantar Awroplogi 1., pT.Rineka Cipta, Jakarta

Notonagoro, 1995. , Pancasila Secara tlntiah populer., Bumi Aksara, JakartaPurbacaraka, Purnadi, 1986., penggarapan Disiptin Hukum dan Fitsafat

Hukum Bagi Pendidikan Hukum., Ra.iawali, JakartaPurbacaraka, Purnadi dan Soekanto, Soerjono, 1985. , Ikhtisar Antirnmi Aliran

Filsafat sebagai Landasan Filsafat Hukum., Rajawali, JakartaPranarka, A.M.w., 1987, Epistimologi Dasar suatu pengantar., yayasan

Proklamasi, CSIS, Jakarta.soemargono, soejono, 1988. , Berpikir secara Kfilsafatan, Nur Cahaya,

Yogyakarta.Tim Dosen Filsafat llmu FF uGM, 1996., Fitsafat llmu.,Literty, yogyakarraAbisono, Koento., 1996. . Arti perkembangan Menurut Fikafat poiitivisme

Auguste Comte., Gajah Mada University press, yogyakarta

SiafurCalryw No. 05 Ta.hm It besember Ig97 lssN. 11t046t4