dosis respon obat dan indeks terapi
DESCRIPTION
Praktikum FarmakologiTRANSCRIPT
Dosis Respon Obat dan Indeks Terapi
I. Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa :
1. Memperoleh gambaran bagaimana merancang eksperimen untuk
memperoleh DE50 dan DL50.
2. Memahami konsep indeks terapi dan implikasi-implikasinya
II. Prinsip Percobaan
1. Dosis respon obat
Intensitas efek obat pada makhluk hidup lazimnya meningkat jika dosis
obat yang diberikan juga ditingkatkan.
2. Indeks terapi
a. Yaitu perbandingan antara DE50 dan DL50 yaitu dosis yang
menghasilkan efek pada 50% dari jumlah binatang dan dosis yang
mematikan 50% dari jumlah binatang
b. Indeks terapi merupakan ukuran keamanan untuk menentukan dosis
obat dengan rumus :
III. Teori Dasar
Kerja obat diuraikan dalam dua fase yaitu fase farmakokinetik dan fase
farmakodinamik. Dalam terapi obat, obat yang masuk dalam tubuh melalui
berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai ke tempat kerja ( reseptor ) dan menimbulkan efek ,
kemudian dengan atau tanpa biotransformasi ( metabolisme ) lalu di ekskresi kan
dari tubuh. proses tersebut dinyatakan sebagai proses farmakokinetik.
Farmakodinamik, menguraikan mengenai interaksi obat dengan reseptor obat;
fase ini berperan dalam efek biologik obat pada tubuh (Widjojo et. al., 2009).
Jumlah obat yang dapat diabsorbsi oleh tubuh, dinyatakan dengan
bioavailalabilitas obat. Tingginya nilai bioavailabilitas obat tergantung pada
banyak factor, yang menentu -kan bagaimana molekul obat melewati barier
saluran gastrointestinal dan berhasil memasuki pembuluh darah dan diangkut
sampai ke reseptornya (Kee et al, 1994).
Indeks terapi hanya berlaku untuk satu efek, maka obat yang mempunyai
beberapa efek terapi juga mempunyai beberapa indeks terapi. Contoh : Aspirin
mempunyai efek analgetik dan antirheumatik. Indeks terapi atau batas keamanan
obat aspirin sebagai analgetik lebih besar dibandingkan dengan indeks terapi
sebagai antireumatik karena dosis terapi antireumatik lebih besar dari dosis
analgetik. Faktor-faktor yang mempengaruhi aksi obat diantaranya adalah berat
badan, umur, jenis kelamin, kondisi patologik pasien, genetik ( idiosinkrasi ),
cara pemberian obat (Widjojo et. al.,2009).
Obat Hipnotik Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf
pusat (SSP) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan
kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan
anestesi, koma dan mati, bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif
menekan aktivitas, menurunkan respon terhadap rangsangan emosi dan
menenangkan. Obat Hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta
mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.Obat hipnotika dan
sedatif biasanya merupakan turunan Benzodiazepin. Beberapa obat Hipnotik
Sedatif dari golongan Benzodiazepin digunakan juga untuk indikasi lain, yaitu
sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas dan sebagai penginduksi anestesis
(Adriano, 2007).
Tiopental adalah sebuah obat tidur
induksi a
n estesi um
Formula C11H17N2Na O 2S
Berat
molekul
264.32 g/mol
um atau untuk produksi anestesi lengkap durasi pendek.Hal ini juga digunakan
untuk hypnosis dan untuk kontrol negara kejang. Telah digunakan pada pasien
bedah saraf untuk mengurangi tekanan intrakranial meningkat. Tidak
menghasilkan eksitasi apapun tetapi memiliki analgesic miskin dan sifat otot
relaksasi. Dosis kecil telah terbukti anti analgesic dan menurunkan ambang nyeri
(Martindale, 1996).
Tiopental, obat tidur , digunakan untuk induksi anestesi sebelum
penggunaan lain agen anestesi umum dan untuk induksi anestesi untuk prosedur
bedah, diagnostic, terapeutik atau berhubungan dengan rangsangan nyeri yang
minimal. Tiopental adalaha depresan ultrashort-acting dari sistem saraf pusat
yang menginduksi hypnosis dan anestesi, tetapi tidak analgesia. Ini menghasilkan
hypnosis dalam waktu 30 sampai 40 detik injeksi intravena. Pemulihan setelah
dosis kecil cepat, dengan beberapa mengantuk dan amnesia retrograde (Adriano,
2007).
Ada berbagai metode perhitungan DL50 yang umum digunakan antara lain
metode Miller-Tainter, metode Reed-Muench, dan metode Kärber. Dalam metode
Miller-Tainter digunakan kertas grafik khusus yaitu kertas logaritma-probit yang
memiliki skala logaritmik sebagai absis dan skala probit (skala ini tidak linier)
sebagai ordinat. Pada kertas ini dibuat grafik antara persen mortalitas terhadap
logaritma dosis. Metode Reed-Muench didasarkan pada nilai kumulatif jumlah
hewan yang hidup dan jumlah hewan yang mati. Diasumsikan bahwa hewan yang
mati dengan dosis tertentu akan mati dengan dosis yang lebih besar, dan hewan
yang hidup akan hidup dengan dosis yang lebih kecil. Metode Kärber prinsipnya
menggunakan rataan interval jumlah kematian dalam masing-masing kelompok
hewan dan selisih dosis pada interval yang sama (Soemardji et. al., 2009).
IV. Alat dan Bahan
Hewan Percobaan : Mencit jantan
Bahan Obat : Tiopental natrium
Alat : Alat suntuk 1 mL,timbangan hewan
V. Prosedur
Mencit dibagi 6 kelompok dan masing-masing terdiri dari 3 mencit.Setiap
mencit pada setiap kelompok diberi tanda supaya mudah dikenal.Obat (tiopental
natrium) diberikan secara intraperitonial kepada mencit dan setiap kelompok
diberikan dosis yang meningkat.Dosis yang diberikan yaitu untuk kelompok I,II,
dan III adalah NaCl fisiologis,tiopental natrium 50 mg,dan 75 mg.Untuk
kelompok IV,V,VI yaitu tiopental natrium 100 mg,125 mg,dan 150 mg. Diamati
dan dicatat jumlah mencit yang kehilangan “Righting reflex” pada setiap
kelompok selama waktu tertentu yaitu pada menit ke 15,30,45,dan 60.Nyatakan
angka ini dalam persentase serta catat pula jumlah mencit yang mati pada setiap
kelompok tersebut. Digambarkan grafik dosis-respon dimana pada kertas grafik
log pada ordinat persentase hewan yang memberikan efek (hilang “righting
reflex” atau kematian) pada dosis yang digunakan. Dengan memperhatikan
sebesar titik-titik pengamatan,gambarkan grafik dosis respon yang menurut
pemikiran saudara paling representatif untuk fenomena yang diamati.Turunkan
dari grafik yang diperoleh DE50 Tiopental untuk menghilangkan “righting reflex”
pada mencit yang lazimnya dinilai sebagai saat mulsi tidur dan bila ada,juga
DL50.
VI. Data Pengamatan dan Perhitungan
6.1. Data Pengamatan
A. Data Penimbangan Mencit Setiap Kelompok
Kelompok 1 Kelompok 4No. Mencit Berat (Gram) No. Mencit Berat (Gram)1 I 24,2 1 I 18,02 II 28,5 2 II 22,13 III 25,9 3 III 22,6
Kelompok 2 Kelompok 5No. Mencit Berat (Gram) No. Mencit Berat (Gram)1 I 29,1 1 I 21,8
2 II 24,3 2 II 223 III 25,3 3 III 23
Kelompok 3 Kelompok 6No. Mencit Berat (Gram) No. Mencit Berat (Gram)1 I 23,2 1 I 25,22 II 27,9 2 II 243 III 28,4 3 III 30,5
B. Data Hasil Pengamatan
Dosis KelompokWaktu (Menit)
15 30 45 60
NaCl1 + + + +2 + + + +3 + + + +
50 mg1 + + + +2 + + + +3 + + + +
75 mg1 + + + +2 + + + -3 + + + +
100 mg4 + + + +5 + + + +6 + - - -
125 mg4 + + + -5 + + - -6 + + + +
150 mg4 + + + +5 + + + +6 + + + +
6.2. Perhitungan
VII. Pembahasan
Pada kali ini dilakukan percobaan untuk mengetahui dosis respon suatu
obat dan indeks terapinya. Tujuannya agar dapat memperoleh ED50 dan LD50.
Setiap obat memiliki indeks terapi yang efektif bila diberi pada jumlah yang tepat.
Akan tetapi obat tersebut juga bisa menjadi bumerang bagi pemakai obat tersebut
bila memakai dalam dosis yang terlalu besar yaitu mengakibatkan kematian.
Maka dari itu, ilmu farmakologi dikembangkan supaya suatu obat akan
memberikan efek terapi secara maksimal dengan menekan efek toksik serendah-
rendahnya. Obat yang akan dilihat ED50 dan LD50 nya akan diujikan kepada
hewan percobaan dengan jumlah dosis yang berbeda-beda. Pada akhir percobaan
data-data dari hewan percobaan tersebut sesuai jumlah dosisnya, jumlah hewan
yang mati dan jumlah hewan yang hidup akan di hitung lalu dijadikan persen
kematian, dan akan langsung diplotkan ke dalam grafik Log-Probabillity. Dari
grafik kita dapat mengetahui tingkat toksisitas nya.
Hewan Percobaan yang dipakai adalah mencit jantan dengan bobot 20-25
gram. Digunakan mencit jantan adalah karena hewan jantan tidak mengalami
siklus menstruasi . Ditakutkan bahwa menstrusi pada hewan betina akan
mengganggu metabolisme nya (mood dapat memengaruhi metabolisme). Massa
mencit yang digunakan sebagai hewan coba juga berkisar 20-25 gram. Tidak
digunakan yang terlalu besar karena untuk mengetahui dosis obat ini diperlukan
hewan dengan berat ideal yang dalam arti memiliki makna bahwa untuk
menentukan suatu dosis obat tersebut toksis atau tidaknya diperlukan titik tengah
yang umum.
Jumlah mencit yang digunakan sebanyak tiga ekor. Satu ekor digunakan
sebagai variabel pembanding, yaitu kedalam mencit tersebut diinjeksikan larutan
Isotonis NaCl.Sedangkan kedua ekor lainnya disuntikkan Tiopental Natrium.
Tiopental Natrium salah satu jenis obat golongan barbiturat yang dapat
memberikan rasa kantuk. Banyak obat golongan barbiturat indeks terapinya antara
ED50 dengan LD50 nya sangat kecil sekali sehingga bila dosis yang diberikan
sedikit saja berlebih dapat langsung menyebabkan kematian.
VIII. Kesimpulan
1. Gambaran bagaimana merancang eksperimen untuk memperoleh
DE50 dan DL50 dapat diperoleh.
2. konsep indeks terapi dan implikasi-implikasinya dapat dipahami.