dompet dhuafa republika jumat, 23 september 2011 7 :: … fileminumnya pun melalui selang infus....

1
dompet dhuafa REPUBLIKA JUMAT, 23 SEPTEMBER 2011 7 B eberapa hari ini, isu Palestina kembali menyedot perhatian dunia internasional. Tanggal 23 September ini, Otoritas Palestina akan membawa proyek tuntutan pengakuan kemerdekaan negara Palestina di atas jajahan tahun 1967 dan sebagai anggota resmi PBB. Liga Arab yang berang- gotakan negara-negara Arab mendukung langkah ini. Negara-negara sahabat dan non-blok juga mendukung langkah ini. Diprediksi voting di DK PBB akan berlang- sung panas dan alot. Uni Eropa dan Amerika dipastikan akan berdiri membela Israel. Ada kemungkinan voting akan berpihak kepada Palestina dan DK PBB akan mengeluarkan resolusi kemerdekaan Palestina. Tetapi masalah- nya, masih ada 79 negara yang belum mau mengakui Palestina. Dari jumlah 79 negara itu, 29 negara adalah anggota non blok. Tapi Amerika agaknya akan menjegal resolusi ini dengan hak sakti vetonya. Peperangan, kapan pun dan di mana pun, selalu saja menimbulkan krisis ke- manusiaan yang besar. Korban berjatuh- an di mana-mana, kelaparan melanda siapa saja, tangisan dan ratapan pun menjadi pemandangan biasa. Begitu pula yang terjadi di Palestina, sejak tahun 1967, wilayah ini tidak pernah padam dari gejolak dan dentuman senjata. Di penghujung 2008 lalu, ketika sebagian besar orang menyambut tahun baru 2009, Israel selama tiga pekan penuh memborbardir wilayah Gaza de- ngan berbagai senjata berat. Sementara masyarakat di belahan dunia menyambut tahun baru dengan suka cita, penduduk Gaza melewatinya dengan ketakutan, kehilangan, serta ketidakpastian hidup. Banyak warga sipil yang tidak tahu apa- apa menjadi korban dan jumlah yang lebih besar lagi mengalami luka parah dan trauma. Terlepas dari motif dan tujuan yang melatarbelakangi, peperangan yang terja- di antara Palestina dan Israel telah mengakibatkan ribuan atau bahkan jutaan warga sipil menderita. Tidak sedi- kit dari mereka yang terkoyak hak asa- sinya karena ulah brutal pasukan bersen- jata. Warga yang sejatinya memiliki hak untuk hidup layak dan tenang terpaksa menderita, karena infrastruktur dan sendi-sendi kehidupan mereka rusak aki- bat perang. Rumah kediaman hancur, rumah sakit luluh lantak, masjid dan sekolah sudah tidak berbentuk karena hancur berantakan. Tak cukup sampai di situ, fasilitas instalasi air dan alat pro- duksi pangan yang sangat vital pun han- cur lebur. Di luar konteks konflik antara Palestina dan Israel yang tidak kunjung selesai sampai sekarang, terdapat satu poin penting yang harus dikemukakan, yaitu semakin besarnya konflik kedua wilayah tersebut, semakin besar pula korban yang berjatuhan, terutama korban dari masyarakat sipil yang tidak berdosa. Kondisi tersebut tentu memaksa kita untuk melihat konflik ini dalam konteks kemanusiaan, di mana banyak hak asasi individu telah dirampas oleh pihak yang sampai saat ini tidak ada pertanggung- jawabannya. Dan dalam skema hak asasi manusia, banyaknya korban dari konflik tersebut telah patut dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan humaniter. Palestina, sebagai wilayah yang diduduki (occupied territory) Israel, telah mengundang banyak simpati dari berba- gai belahan dunia, mereka berbeda suku, agama, ras dan golongan. Kini, masyarakat dunia tidak lagi memandang konflik Palestina hanya karena sentimen agama belaka. Masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan, masalah Palestina adalah masalah hak asasi. Dompet Dhuafa adalah salah satu lembaga yang menaruh perhatian khusus kepada Palestina, utamanya kondisi war- ganya yang menderita karena gempuran dan bombardir senjata. Sebagai lembaga sosial-kemanusiaan yang membawa amanah donatur, Dompet Dhuafa telah ikut andil dalam membantu warga Palestina yang kelaparan dengan mem- bantu pengoperasian kembali pabrik roti di Gaza yang hancur karena serangan Israel pada tahun 2009. Dompet Dhuafa juga pernah mengirim salah satu dokter terbaiknya untuk membantu penanganan medis di Gaza di tahun yang sama. Tahun lalu, Dompet Dhuafa kembali mengirimkan tim dan bantuan keuangan untuk membuat sumur bor air bersih bagi masyarakat Gaza yang kekurangan air. Dompet Dhuafa—atas ajakan Human Right Working Group (HRWG)—juga me- nerjemahkan dan menerbitkan laporan Tim Pencari Fakta PBB untuk Konflik Gaza antara 27 Desember 2008 – 18 Januari 2009 pimpinan Richard Goldstone. Kita berharap, mata kita kian terbuka akan fakta dan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Semoga rasa kepedulian kita semua untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina tergu- gah kembali, tidak hanya karena senti- men keagamaan, namun lebih dari itu, karena nilai-nilai kemanusiaan yang telah dikoyak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. :: asah :: Oleh M Arifin Purwakananta Direktur Komunikasi dan Sumber Daya Dompet Dhuafa Jangan Lupakan Palestina B obot tubuh Muhammad Rangga tidak seperti anak berusia empat tahun pada umumnya. Dia hanya punya berat tubuh sekitar 5 kilogram. Angga, begitu dia biasa dipanggil, menderita gizi buruk sejak lahir. Selain itu dia juga lahir prematur satu bulan lebih awal sebelum waktu normal. Anak ketiga dari empat bersaudara ini sudah dirawat di ruang rawat Laya- nan Kesehatan Cuma-Cuma, Ciputat sejak Senin (12/9) lalu. Walaupun ham- pir berusia 4 tahun, namun Angga hanya bisa terbaring lemah, makan dan minumnya pun melalui selang infus. “Bicara dan duduk belum bisa, apalagi kalau berjalan. Tapi dia menger- ti kalau saya omelin, dia menangis,” ucap Robani, ayahanda Angga saat dite- mui di ruang rawat LKC Dompet Dhuafa, di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (13/9) lalu. Menghadapi semua ini, pria berusia 41 tahun tersebut mengaku selalu tawakal dan bersabar. “Saya ikhlas de- ngan yang dialami Rangga. Saya hanya bisa ikhtiar. Apa pun saya lakukan demi anak saya,” imbuh Robani dengan mata berkaca-kaca. Untuk membiayai keempat anaknya, pria yang yang tinggal di Desa Kemu- ning, Kresek, Tangerang Banten tersebut saat ini bekerja serabutan. “Kerja saya serabutan, kadang kuli bangunan, servis mesin air, membantu memasang insta- lasi listrik, narik angkot juga pernah, pokoknya yang halal,” pungkasnya. :: tegar :: RST Dompet Dhuafa Terima Donasi dari Bazma Pertamina Tim Dompet Dhuafa Selesaikan Misi di Somalia ZAKAT BCA : 237.301888.1 BNI : 000.530.2261 BRI Syariah : 701-31-16-3333.1 BSM : 004.001234.1 Danamon Syariah : 9811000911 Mandiri Pd. Indah : 101.0098300997 BII Syariah : 2-700-000003 BNI Fatmawati : 000.530.2291 Bank Muamalat Ind.: 301.00155.15 Kantor Layanan dan Nomor Rekening Dompet Dhuafa WAKAF BSM : 004.002330.0 BNI Syariah : 009.153.8995 BII Syariah Platinum: 2-702-00005-0 Danamon Syariah : 981101543 Syariah Mega Ind. : 001-0002-0000-9806 INFAK/SEDEKAH BCA : 237.301999.2 BRI Syariah : 701.31.16.4444.9 BSM : 004.0010004 Danamon Syariah : 9811000511 Bank Muamalat Ind.: 304.000.8010 BNI Syariah : 009.153.9002 Bank Mandiri : 101.0081050633 Kantor Pusat Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 28 – 29 Jl. Ir. H. Juanda No.50, Ciputat 15419 Ph : +62 21 7416050 // Fax: +62 21 7416070 Kantor Sudirman Wisma Nugra Santana Lantai 10 Jl. Jend. Sudirman Kav. 7 – 8 Jakarta – 10220 Ph: +62 21 2510722 // Fax: +62 21 2510613 Kantor Warung Buncit Gedung Harian Umum REPUBLIKA Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Jakarta Selatan 12510 Ph: +62 21 7803747 Kantor Radio Dalam Komp. Margaguna Jl. Radio Dalam No.11, Jakarta Selatan Ph: +62 21 7211035 // Fax : +62 21 7211005 Kantor Rawamangun Jl. Balai Pustaka V No.3, Rawamangun Jakarta Timur Ph/Fax : +62 21 4704704 Kantor Karawaci Gedung Wardah Jl. Zaitun Raya Islamic Village Karawaci Tangerang Ph: +62 21 546 03118 CALL CENTER 021 741 6050 EMAIL: [email protected] |www. dompetdhuafa .org WAKAF RUMAH SEHAT TERPADU (RST) BNI Syariah : 111.5555.64 Bank Muamalat Ind.: 303.0017315 Bank Mandiri : 101.00.05555.469 BCA : 237.304.5454 Usia 4 Tahun, Berat Angga Hanya 5kg Dompet Dhuafa Ambil Bagian dalam “Indonesia MDGs Forum & Expo 2011” JAKARTA—Dompet Dhuafa turut berpar- tisipasi dalam acara “Indonesia Millenium Development Goals Forum & Expo 2011” yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (15/9). Selain membuka gerai pameran Rumah Sehat Terpadu, dalam pameran yang digagas oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) tersebut, Dompet Dhuafa juga mengisi acara talk show di panggung utama Hall A JCC. Dalam talk show dengan tema “Menjamin Akses Kesehatan Bagi Rakyat Miskin” terse- but, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini memaparkan masalah sulit- nya kaum tidak mampu di Indonesia mem- peroleh pengobatan di rumah sakit. “Banyak kaum Dhuafa di sekitar kita, ketika berobat ditolak rumah sakit. Sudah seharusnya sebagai pribadi atau lembaga, kita membantu mereka. Oleh karena itu Dompet Dhuafa telah membangun sebuah rumah sakit tidak berbayar di Parung. Insya Allah, Januari 2012 sudah bisa beroperasi,” kata Ahmad Juwaini di depan sekitar 100 orang pengunjung yang sebagian besar pela- jar. Talk show yang berlangsung hingga pukul 18.00 WIB itu juga menghadirkan artis Hermalia Putri, yang berkomentar seputar masalah susahnya kaum marjinal mengakses kesehatan di negara ini. JAKARTA—Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk Somalia kembali ke Tanah Air setelah men- jalankan misi kemanusiaan selama dua pekan di Somalia. Tim yang beranggotakan Bambang Suherman, dr Farhanuddin Rusdi A, dan dua orang jurnalis televisi swasta tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (17/9) pukul 16.00 WIB. Selama dua pekan tim menggelar aksi kemanusiaan, mulai dari layanan kesehatan gratis hingga pembagian bahan makanan di kamp pengungsian Dadaab, perbatasan Kenya-Somalia dan kamp pengusngsian di Mogadishu, ibu kota Somalia. CIPUTAT—Pembangunan Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhu- afa di Desa Jampang, Kemang Bogor, Jawa Barat, hingga kini masih dalam tahap penyelesaian. Sampai saat ini beberapa infrastruktur penunjang RST masih belum terpenuhi dan masih membutuhkan bantuan dari para donatur. Berkenaan dengan itu, Badan Amil Zakat Pertamina (BAZMA) me- nyerahkan donasi senilai Rp 300 juta kepada RST Dompet Dhuafa, di Kantor Pusat Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/9) siang. “Donasi yang kita berikan untuk RST Dompet Dhuafa ini merupakan sumbangan yang kita ambil dari karyawan Pertamina yang beragama Islam. Mudah-mudahan ini sangat membantu bagi kaum dhuafa dalam hal kesehatan,” ucap sekretaris BAZMA, Amru usai menyerahkan donasi. Sementara itu, Direktur Ekse- kutif Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini meng- atakan, penandata- nganan donasi dari Pertamina ini sudah dilakukan pada bulan Ramadhan lalu. “Hari ini implemen- tasinya dan realisas- inya berupa pencairan dana untuk pembangu- nan RST. Dompet Dhu- afa menyiapkan donasi untuk masing-masing ruangan di RST. Do- natur, dalam hal ini BAZMA, bebas memi- lih tiga ruangan terse- but,“ tutur Ahmad Juwaini. M ungkin sedikit sekali orang yang tahu kalau di negeri ini profesi petani diperi- ngati. Padahal makanan pokok rakyat Indonesia adalah nasi yang berasal dari beras. Bah- kan jumlah masyarakat petani menurut data BPS mencapai 44 persen dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 46,7 juta jiwa, dimana sebagian besar merupakan kaum dhuafa yang hidup di pedesaan. Hari Tani yang tahun ini jatuh pada 24 September esok bersamaan dengan musim kemarau dan kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Sebagai sebuah refleksi, Hari Tani selalu diperingati tanpa “keistimewaan” dan “penghargaan” apa pun terhadap petani dan profesinya. Bukan saja karena kondisi kekeringan yang melan- da lahan-lahan sumber rejeki mereka, tetapi juga sektor pertanian di Tanah Air yang semakin “jauh” dari perhatian pemer- intah. Para petani di Indonesia tidak saja selalu mengalami kerugian akibat “tidak bersahabatnya” alam pada waktu tertentu, tapi juga akibat kebijakan pemerintah yang sering “tidak berpihak” kepada mereka dan ulah segelintir masyarakat Indonesia sendiri yang melakukan penimbunan dan permainan harga. Ibarat pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga”, demikianlah nasib kaum petani di negerinya sendiri, Indonesia yang konon berpredikat sebagai negara agraris. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan musim kemarau tahun ini akan berakhir pada akhir September, meskipun dikabarkan beberapa daerah di Indonesia sudah mulai turun hujan. Akibat kekeringan tersebut, sejumlah mata air dan irigasi “miskin” air. Muatan air sumur-sumur warga mulai menyusut. Bahkan ada warga yang harus berjalan dua hingga tiga kilometer dari tempat tinggal mereka untuk mendapatkan air, atau hingga membeli air. Di Jakarta saja, pemandangan antrean warga yang ingin mendapatkan jatah pembagian air bersih masih kerap terjadi. Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu sentra padi, beberapa pekan terakhir meng- alami kekeringan mencapai 37 ribu hektar. Dari luas tersebut, sekitar 13 ribu haktare mengalami puso atau gagal panen. Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, bukan saja areal persawahan yang terkena dam- pak, tapi hewan ternak pun terancam “ke- laparan”. Kekeringan-kekeringan serupa juga terjadi di wilayah lain di Indonesia. Data kekeringan menyebutkan, tahun 2010 terdapat 96.721 hektar area tanaman padi yang mengalami kekeringan dan gagal panen. Sedangkan pada tahun ini hingga bulan Agustus, area tanaman padi yang mengalami kekeringan telah mencapai 95.891 hektar. Di tengah musibah kekeringan yang melanda setiap tahun, keterpurukan kaum petani bertambah karena minimnya infra- struktur pertanian dan fasilitas kemudahan yang disediakan oleh pemerintah, meski alokasi APBN untuk sektor pertanian tahun ini mencapai Rp17 triliun. Investasi dalam infrastruktur pertanian cenderung ter- abaikan sejak reformasi, sehingga sektor pertanian mengalami stagnasi. Indonesia saat ini baru memiliki jumlah bendungan sebanyak 284 bendungan besar. Jumlah tersebut hanya mampu mengairi sekitar 800 ribu hektar atau 11 persen dari 7,5 juta hektar lahan irigasi teknis. Sungguh ironis. Permasalahan dan kesulitan yang diala- mi kaum petani di Indonesia semakin bertambah dengan keberadaan UU Pokok Agraria tahun 1960, yang pada pelaksana- annya banyak tidak menguntungkan kaum petani. Program pembangunan berbasiskan industri yang dicanangkan sejak satu dasawarsa terakhir telah banyak menyulap lahan-lahan pertanian menjadi ladang, gedung-gedung perkantoran, perumahan, industri, dan infrastruktur jalan raya tanpa kebijakan penggantian lahan pertanian baru yang tepat bagi petani. Para petani hanya mendapatkan ganti rugi tanah. Padahal perubahan fungsi lahan pertanian tidak saja berakibat kepada degradasi per- tanian dan profesi petani, tapi juga rusaknya ekosistem alam. Direktur Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa Jodi H Ismanto mengatakan, permasalahan lain yang diala- mi kaum petani di Indonesia. Menurutnya, saat ini kondisi kaum petani di Indonesia selalu menjadi konsumen di “rumahnya” sendiri. Berbagai alat dan fasilitas yang di- gunakan para petani merupakan produk lu- ar negeri, sehingga biaya pengelolaan yang dikenakan kepada petani sangat mahal. Seharusnya petani di negeri ini tidak selalu mengandalkan pupuk dan segala penunjang pertanian dari luar negeri. Predikat sebagai negara agraris selalu diidentikkan dengan kemiskinan dan keter- belakangan pembangunan dan teknologi. Karena basis pertanian adalah pedesaan, dan disanalah banyak ditemui kemiskinan dan keterbelakangan tersebut. Padahal tidaklah demikian. Dengan alih teknologi dan penerapan sistem tekonologi yang tepat, dapat memajukan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masya- rakat petani. Kemiskinan dan kemunduran bukan karena rendahnya sektor pertanian dan profesi pertanian, melainkan lebih banyak karena salah kebijakan. Sudah saatnya momentum Hari Tani Nasional dijadikan sebagai pengingat dan pemantik bagi kemajuan sektor pertanian di Indonesia. Memajukan sektor pertanian dan mengangkat derajat profesi petani, tidak saja akan berdampak sangat baik bagi pembangunan di Tanah Air, tapi juga mendorong dan mempercepat upaya peme- rintah dalam menekan angka kemiskinan dan mengurangi jumlah kaum dhuafa. Selamat Hari Tani! Kaum Petani, Dhuafa di Negeri Sendiri

Upload: nguyendan

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

dompet dhuafa REPUBLIKA JUMAT, 23 SEPTEMBER 2011 7

Beberapa hari ini, isu Palestinakembali menyedot perhatian duniainternasional. Tanggal 23

September ini, Otoritas Palestina akanmembawa proyek tuntutan pengakuankemerdekaan negara Palestina di atasjajahan tahun 1967 dan sebagai anggotaresmi PBB. Liga Arab yang berang-gotakan negara-negara Arab mendukunglangkah ini. Negara-negara sahabat dannon-blok juga mendukung langkah ini.Diprediksi voting di DK PBB akan berlang-sung panas dan alot. Uni Eropa danAmerika dipastikan akan berdiri membelaIsrael. Ada kemung kinan voting akanberpihak kepada Palestina dan DK PBBakan mengeluarkan resolusikemerdekaan Palestina. Tetapi masalah-nya, masih ada 79 negara yang belummau mengakui Palestina. Dari jumlah 79negara itu, 29 negara adalah anggotanon blok. Tapi Amerika agaknya akanmenjegal resolusi ini de ngan hak saktivetonya.

Peperangan, kapan pun dan di manapun, selalu saja menimbulkan krisis ke -ma nusiaan yang besar. Korban berjatuh -an di mana-mana, kelaparan melandasiapa saja, tangisan dan ratapan punmenjadi pemandangan biasa. Begitu pulayang terjadi di Pales tina, sejak tahun1967, wilayah ini tidak per nah padamdari gejolak dan dentuman senjata.

Di penghujung 2008 lalu, ketikasebagian besar orang menyambut tahunbaru 2009, Israel selama tiga pekanpenuh memborbardir wilayah Gaza de -ngan berbagai senjata berat. Sementaramasyarakat di belahan dunia menyambuttahun baru dengan suka cita, pendudukGaza melewati nya dengan ketakutan,kehilangan, serta ketidakpastian hidup.Banyak warga sipil yang tidak tahu apa-apa menjadi korban dan jumlah yanglebih besar lagi mengalami luka parahdan trauma.

Terlepas dari motif dan tujuan yangmelatarbelakangi, peperangan yang terja-di antara Palestina dan Israel telahmeng akibatkan ribuan atau bahkanjutaan warga sipil menderita. Tidak sedi -kit dari mereka yang terkoyak hak asa -sinya karena ulah brutal pasukan bersen-jata. Warga yang sejatinya memiliki hakuntuk hidup layak dan tenang terpaksamenderita, karena infrastruktur dansendi-sendi kehidupan mereka rusak aki-bat perang. Rumah kediaman hancur,rumah sakit luluh lantak, masjid dansekolah sudah tidak berbentuk karenahancur berantakan. Tak cukup sampai disitu, fasilitas instalasi air dan alat pro-duksi pangan yang sangat vital pun han-cur lebur.

Di luar konteks konflik antaraPalestina dan Israel yang tidak kunjungselesai sampai seka rang, terdapat satupoin penting yang harus dikemukakan,yaitu semakin besarnya konflik keduawilayah tersebut, semakin besar pulakorban yang berjatuhan, terutama korbandari masya rakat sipil yang tidak berdosa.Kondisi tersebut tentu memaksa kitauntuk melihat konflik ini dalam kontekskemanusiaan, di mana banyak hak asasiindividu telah dirampas oleh pihak yangsampai saat ini tidak ada pertanggung-jawabannya. Dan dalam skema hakasasi manusia, banyaknya korban darikonflik tersebut telah patut dikategorikansebagai pelanggaran terhadap hukuminternasional dan humaniter.

Palestina, sebagai wilayah yangdiduduki (occupied territory) Israel, telahmengundang banyak simpati dari berba-gai belahan dunia, mereka berbedasuku, agama, ras dan golongan. Kini,masyarakat dunia tidak lagi memandangkon flik Palestina hanya karena sentimenagama belaka. Masalah Palestina adalahmasalah ke ma nusiaan, masalahPalestina adalah masalah hak asasi.

Dompet Dhuafa adalah salah satulembaga yang menaruh perhatian khususkepada Palestina, utamanya kondisi war-ganya yang menderita karena gempurandan bombardir senjata. Sebagai lembagasosial-kemanusiaan yang membawaamanah donatur, Dompet Dhuafa telahikut andil dalam membantu wargaPalestina yang kelaparan dengan mem-bantu pengoperasian kembali pabrik rotidi Gaza yang hancur karena seranganIsrael pada tahun 2009. Dompet Dhuafajuga pernah mengirim salah satu dokterterbaiknya untuk membantu penangananmedis di Gaza di tahun yang sama.Tahun lalu, Dompet Dhuafa kembalimeng irimkan tim dan bantuan keuanganuntuk membuat sumur bor air bersih bagimasyarakat Gaza yang kekurangan air.Dompet Dhuafa—atas ajakan HumanRight Working Group (HRWG)—juga me -ner jemahkan dan menerbitkan laporanTim Pencari Fakta PBB untuk KonflikGaza antara 27 Desember 2008 – 18Januari 2009 pimpinan RichardGoldstone.

Kita berharap, mata kita kian terbukaakan fakta dan tragedi kemanusiaanyang terjadi di Palestina. Semoga rasakepedulian kita semua untuk membantusaudara-saudara kita di Palestina tergu-gah kembali, tidak hanya karena senti-men keagamaan, namun lebih dari itu,karena nilai-nilai kemanusiaan yang telahdikoyak oleh pihak-pihak yang tidakbertanggungjawab. ●

:: asah ::

Oleh M Arifin Purwakananta

Direktur Komunikasi dan Sumber Daya Dompet Dhuafa

Jangan Lupakan Palestina

Bobot tubuh Muhammad Ranggatidak seperti anak berusia empattahun pada umumnya. Dia hanya

punya berat tubuh sekitar 5 kilogram.Angga, begitu dia biasa dipanggil,menderita gizi buruk sejak lahir. Selainitu dia juga lahir prematur satu bulanlebih awal sebelum waktu normal.

Anak ketiga dari empat bersaudaraini sudah dirawat di ruang rawat Laya -n an Kesehatan Cuma-Cuma, Ciputatsejak Senin (12/9) lalu. Walaupun ham-pir berusia 4 tahun, namun Anggahanya bisa terbaring lemah, makan danminumnya pun melalui selang infus.

“Bicara dan duduk belum bisa,apalagi kalau berjalan. Tapi dia menger-ti kalau saya omelin, dia menangis,”ucap Robani, ayahanda Angga saat dite-

mui di ruang rawat LKC DompetDhuafa, di kawasan Ciputat, TangerangSelatan, Banten, Selasa (13/9) lalu.

Menghadapi semua ini, pria berusia41 tahun tersebut mengaku selalutawakal dan bersabar. “Saya ikhlas de -ngan yang dialami Rangga. Saya hanyabisa ikhtiar. Apa pun saya lakukan demianak saya,” imbuh Robani dengan mataberkaca-kaca.

Untuk membiayai keempat anaknya,pria yang yang tinggal di Desa Kemu -ning, Kresek, Tangerang Banten tersebutsaat ini bekerja serabutan. “Kerja sayaserabutan, kadang kuli bangunan, servismesin air, membantu memasang insta-lasi listrik, narik angkot juga pernah,pokoknya yang halal,” pungkasnya. ●

:: tegar ::

RST Dompet Dhuafa TerimaDonasi dari Bazma Pertamina

Tim Dompet Dhuafa Selesaikan Misi di Somalia

■ ZAKAT

BCA : 237.301888.1 BNI : 000.530.2261BRI Syariah : 701-31-16-3333.1 BSM : 004.001234.1 Danamon Syariah : 9811000911 Mandiri Pd. Indah : 101.0098300997 BII Syariah : 2-700-000003 BNI Fatmawati : 000.530.2291 Bank Muamalat Ind.: 301.00155.15

Kantor Layanan dan Nomor Rekening Dompet Dhuafa

■ WAKAF

BSM : 004.002330.0 BNI Syariah : 009.153.8995 BII Syariah Platinum: 2-702-00005-0Danamon Syariah : 981101543 Syariah Mega Ind. : 001-0002-0000-9806

■ INFAK/SEDEKAH

BCA : 237.301999.2 BRI Syariah : 701.31.16.4444.9 BSM : 004.0010004 Danamon Syariah : 9811000511 Bank Muamalat Ind.: 304.000.8010 BNI Syariah : 009.153.9002 Bank Mandiri : 101.0081050633

Kantor Pusat Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 28 – 29 Jl. Ir. H. Juanda No.50, Ciputat 15419 Ph : +62 21 7416050 // Fax: +62 21 7416070

Kantor Sudirman Wisma Nugra Santana Lantai 10 Jl. Jend. Sudirman Kav. 7 – 8 Jakarta – 10220 Ph: +62 21 2510722 // Fax: +62 21 2510613

Kantor Warung Buncit Gedung Harian Umum REPUBLIKA Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Jakarta Selatan 12510 Ph: +62 21 7803747

Kantor Radio Dalam Komp. Margaguna Jl. Radio Dalam No.11, Jakarta SelatanPh: +62 21 7211035 // Fax : +62 21 7211005

Kantor Rawamangun Jl. Balai Pustaka V No.3, Rawamangun Jakarta Timur Ph/Fax : +62 21 4704704

Kantor Karawaci Gedung Wardah Jl. Zaitun Raya Islamic Village Karawaci Tangerang Ph: +62 21 546 03118

CALL CENTER 021 741 6050

EMAIL: [email protected] | w w w. d o m p e t d h u a f a . o r g

■ WAKAF RUMAH SEHAT TERPADU (RST)

BNI Syariah : 111.5555.64Bank Muamalat Ind.: 303.0017315Bank Mandiri : 101.00.05555.469 BCA : 237.304.5454

Usia 4 Tahun, Berat Angga Hanya 5kg

Dompet Dhuafa AmbilBagian dalam “Indonesia

MDGs Forum & Expo 2011”JAKARTA—Dompet Dhuafa turut ber par -tisipasi dalam acara “Indonesia MilleniumDevelopment Goals Forum & Expo 2011”yang digelar di Jakarta Con vention Center(JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (15/9). Selainmembuka ge rai pa me ran Rumah SehatTerpadu, dalam pa meran yang digagas olehKe menterian Koor dinator KesejahteraanRakyat (Ke menkokesra) tersebut, DompetDhu afa juga mengisi acara talk show dipanggung utama Hall A JCC.

Dalam talk show dengan tema “Men jaminAkses Kesehatan Bagi Rakyat Mis kin” terse-but, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa,Ahmad Juwaini memaparkan ma salah sulit-nya kaum tidak mampu di Indonesia mem-peroleh pengobatan di rumah sakit.

“Banyak kaum Dhuafa di sekitar kita,ketika berobat ditolak rumah sakit. Su dahseharusnya sebagai pribadi atau lembaga,kita membantu mereka. Oleh karena ituDompet Dhuafa telah membangun sebuahrumah sakit tidak berbayar di Parung. InsyaAllah, Januari 2012 sudah bisa beroperasi,”kata Ahmad Juwaini di depan sekitar 100orang pengunjung yang sebagian besar pela-jar.

Talk show yang berlangsung hinggapukul 18.00 WIB itu juga menghadirkan artisHermalia Putri, yang berkomentar seputarmasalah susahnya kaum marjinal mengakseskesehatan di negara ini. ●

JAKARTA—Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk Somalia kembali ke Tanah Air setelah men-jalankan misi kemanusiaan selama dua pekan di Somalia. Tim yang beranggotakan BambangSuherman, dr Farhanuddin Rusdi A, dan dua orang jurnalis televisi swasta tiba di Bandar UdaraInternasional Soekarno-Hatta, Sabtu (17/9) pukul 16.00 WIB.Selama dua pekan tim menggelar aksi kemanusiaan, mulai dari layanan kesehatan gratis hinggapembagian bahan makanan di kamp pengungsian Dadaab, perbatasan Kenya-Somalia dan kamppengusngsian di Mogadishu, ibu kota Somalia.

CIPUTAT—Pembangunan RumahSehat Terpadu (RST) Dompet Dhu -afa di Desa Jampang, Kemang Bogor,Jawa Barat, hingga kini masih dalamtahap penyelesaian. Sampai saat inibeberapa infrastruktur penunjangRST masih belum terpenuhi danmasih membutuhkan bantuan daripara donatur.

Berkenaan dengan itu, BadanAmil Zakat Pertamina (BAZMA) me -nyerahkan donasi senilai Rp 300 jutakepada RST Dompet Dhuafa, di

Kantor Pusat Dompet Dhuafa,Ciputat, Tangerang Selatan, Banten,Kamis (19/9) siang.

“Donasi yang kita berikan untukRST Dompet Dhuafa ini merupakansumbangan yang kita ambil darikaryawan Pertamina yang beragamaIslam. Mudah-mudahan ini sangatmembantu bagi kaum dhuafa dalamhal kesehatan,” ucap sekretarisBAZMA, Amru usai menyerahkandonasi.

Sementara itu, Direktur Ek se -kutif Dompet Dhuafa,Ahmad Juwaini meng -atakan, penanda ta -ngan an donasi dariPer tamina ini sudahdilakukan pada bulanRamadhan lalu.

“Hari ini implemen-tasinya dan realisas-inya berupa pencairandana untuk pembangu-nan RST. Dompet Dhu -afa menyiapkan donasiuntuk masing-masingru angan di RST. Do -natur, dalam hal iniBAZ MA, bebas memi -lih tiga ruangan terse-but,“ tutur AhmadJuwaini.

Mungkin sedikit sekali orangyang tahu kalau di negeriini profesi petani dipe ri -ngati. Padahal makananpo kok rakyat Indonesia

adalah nasi yang berasal dari beras. Bah -kan jumlah masyarakat petani menurutdata BPS mencapai 44 persen dari totalangkatan kerja di Indonesia, atau sekitar46,7 juta jiwa, dimana sebagian besarmerupakan kaum dhuafa yang hidup dipedesaan.

Hari Tani yang tahun ini jatuh pada 24September esok bersamaan dengan musimkemarau dan kekeringan yang melandasebagian besar wilayah Indonesia sejakbeberapa bulan terakhir. Sebagai sebuahrefleksi, Hari Tani selalu diperingati tanpa“keistimewaan” dan “penghargaan” apapun terhadap petani dan profesinya. Bukansaja karena kondisi kekeringan yang melan-da lahan-lahan sumber rejeki mereka,tetapi juga sektor pertanian di Tanah Airyang semakin “jauh” dari perhatian pemer-intah.

Para petani di Indonesia tidak sajaselalu mengalami kerugian akibat “tidakbersahabatnya” alam pada waktu tertentu,tapi juga akibat kebijakan pemerintah yangsering “tidak berpihak” kepada mereka danulah segelintir masyarakat Indonesiasendiri yang melakukan penimbunan danpermainan harga. Ibarat pepatah “sudahjatuh tertimpa tangga”, demikianlah nasibkaum petani di negerinya sendiri, Indonesiayang konon berpredikat sebagai negaraagraris.

Badan Meteorologi Klimatologi danGeofisika (BMKG) memprediksikan musimkemarau tahun ini akan berakhir padaakhir September, meskipun dikabarkanbeberapa daerah di Indonesia sudah mulaiturun hujan. Akibat kekeringan tersebut,sejumlah mata air dan irigasi “miskin” air.Muatan air sumur-sumur warga mulaimenyusut. Bahkan ada warga yang harusberjalan dua hingga tiga kilometer daritempat tinggal mereka untuk mendapatkanair, atau hingga membeli air. Di Jakartasaja, pemandangan antrean warga yangingin mendapatkan jatah pembagian airbersih masih kerap terjadi.

Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satusentra padi, beberapa pekan terakhir meng -alami kekeringan mencapai 37 ribu hektar.Dari luas tersebut, sekitar 13 ribu haktaremengalami puso atau gagal panen. DiPolewali Mandar, Sulawesi Barat, bukansaja areal persawahan yang terkena dam -pak, tapi hewan ternak pun terancam “ke -laparan”. Kekeringan-kekeringan serupajuga terjadi di wilayah lain di Indonesia.

Data kekeringan menyebutkan, tahun2010 terdapat 96.721 hektar area tanamanpadi yang mengalami kekeringan dan gagalpanen. Sedangkan pada tahun ini hingga

bulan Agustus, area tanaman padi yangmengalami kekeringan telah mencapai95.891 hektar.

Di tengah musibah kekeringan yangmelanda setiap tahun, keterpurukan kaumpetani bertambah karena minimnya infra-struktur pertanian dan fasilitas kemudahanyang disediakan oleh pemerintah, meskialokasi APBN untuk sektor pertanian tahunini mencapai Rp17 triliun. Investasi dalaminfrastruktur pertanian cenderung ter-abaikan sejak reformasi, sehingga sektorpertanian mengalami stagnasi. Indonesiasaat ini baru memiliki jumlah bendungansebanyak 284 bendungan besar. Jumlahtersebut hanya mampu mengairi sekitar 800ribu hektar atau 11 persen dari 7,5 jutahektar lahan irigasi teknis. Sungguh ironis.

Permasalahan dan kesulitan yang diala-mi kaum petani di Indonesia semakinbertambah dengan keberadaan UU PokokAgraria tahun 1960, yang pada pelaksa na -annya banyak tidak menguntungkan kaumpetani. Program pembangunan berbasiskanindustri yang dicanangkan sejak satudasawarsa terakhir telah banyak menyulaplahan-lahan pertanian menjadi ladang,gedung-gedung perkantoran, perumahan,industri, dan infrastruktur jalan raya tanpakebijakan penggantian lahan pertanianbaru yang tepat bagi petani. Para petanihanya mendapatkan ganti rugi tanah.Padahal perubahan fungsi lahan pertaniantidak saja berakibat kepada degradasi per-tanian dan profesi petani, tapi jugarusaknya ekosistem alam.

Direktur Lembaga Pertanian Sehat

(LPS) Dompet Dhuafa Jodi H Ismantomeng atakan, permasalahan lain yang diala-mi kaum petani di Indonesia. Menurutnya,saat ini kondisi kaum petani di Indonesiaselalu menjadi konsumen di “rumahnya”sendiri. Berbagai alat dan fasilitas yang di -gunakan para petani merupakan produk lu -ar negeri, sehingga biaya pengelolaan yangdikenakan kepada petani sangat mahal.Seharusnya petani di negeri ini tidak selalumengandalkan pupuk dan segala penunjangpertanian dari luar negeri.

Predikat sebagai negara agraris selaludiidentikkan dengan kemiskinan dan keter-belakangan pembangunan dan teknologi.Karena basis pertanian adalah pedesaan,dan disanalah banyak ditemui kemiskinandan keterbelakangan tersebut. Padahaltidaklah demikian. Dengan alih teknologidan penerapan sistem tekonologi yangtepat, dapat memajukan sektor pertaniandan meningkatkan kesejahteraan masya -rakat petani. Kemiskinan dan kemunduranbukan karena rendahnya sektor pertaniandan profesi pertanian, melainkan lebihbanyak karena salah kebijakan.

Sudah saatnya momentum Hari TaniNasional dijadikan sebagai pengingat danpemantik bagi kemajuan sektor pertaniandi Indonesia. Memajukan sektor pertaniandan mengangkat derajat profesi petani,tidak saja akan berdampak sangat baikbagi pembangunan di Tanah Air, tapi jugamendorong dan mempercepat upaya peme -rintah dalam menekan angka kemiskinandan mengurangi jumlah kaum dhuafa.Selamat Hari Tani! ●

Kaum Petani,Dhuafa di Negeri Sendiri