dokumentasi strategi khusus
DESCRIPTION
Dokumentasi Strategi KhususTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan
yang menggunakan proses keperawatan yang memiliki suatu nilai hukum yang sangat
penting. Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat tidak memiliki makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung
gugat. Dokumentasi keperawatan dapat dikatakan sebagai pegangan untuk para perawat
dalam mempertanggung jawabkan dan membuktikan pekerjaan atau tindakan yang perawat
lakukan. Oleh sebab itu ada beberapa kaidah atau aturan yang harus ditaati oleh perawat
didalam melakukan pendokumentasian keperawatan (Setiyarini, 2010)
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik yang dituliskan dalam format yang
sudah baku atau sudah disediakan dan harus disertakan dengan tanda tangan dan nama
perawat dengan jelas (tidak menggunakan paraf) dan harus menyatu dengan status rekam
medis pasien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan pendokumentasian mulai
dari hak pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intevensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan dimana semua itu harus didokumentasikan. (Setiyarini, 2010)
Dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu dapat dijadikan barang bukti di pengadilan
jika terjadi suatu gugatan pasien.
B. Tujuan
a. Umum
Mengetahui cara pendokumentasian keperawatan pada strategi khusus.
b. Khusus
Mahasiswa mengetahui cara pendokumentasian keperawatan pemberian obat, kebutuhan
oksigen, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, eliminasi urine dan fekal,
kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan mobilisasi dan transportasi, dan kebutuhan
istirahat tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dokumentasi Keperawatan Pada Pemberian Obat
a. Pengkajian
Riwayat medis, Riwayat Alergi, data obat, riwayat diet, status fisik dan mental,
persepsi, sikap, pengetahuan kebutuhan pembelajaran.
b. Diagnosa Keperawatan
contoh :
1. kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan : kurang
informasi dan pengalaman, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber
informasi.
2. ketidakpatuhan terhadap terapi obat yang berhubungan dengan : sumber ekonomi
yang terbatas, keyakinan tentang kesehatan, pengaruh budaya.
3. penatalaksanaan program teraupetik tidak efektif yang berhubungan dengan :
terapi obat yang kompleks, pengetahuna yang kurang
c. Perencanaan
Pastikan teknik pemberian obat aman, gunakan sumber pengajaran yang tersedia,
libatkan anggota keluarga dna teman klien. perhatikan juga sasaran yang harus di
capai adalah : tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang
digunakan, efek teraupeti obat yang di programkan di capai dengan aman sementara
kenyamanan klien tetap dipertahankan, klien dan keluarga memahami terapi obat dna
pemberian obat secara mandiri di lakukan dengan aman.
d. Implementasi
Transkripsi yang berisi nama, kamar, nomor tempat tidur , nama obat, dosis dna
waktu pemberian serta rute. Kalkulasi dan perhitungan dosis, catat pemberian obat
dan penyuluhan.
e. Evaluasi
Pantau respon klien terhadap ibat yang berkesinambungan, waspadai reaksi yang
akan timbul. Contoh langkah evaluasi untuk menentukan bahwa tidak ada komplikasi
terkait rute pemberian obat :
1. mengobservasi adanya memar, inflamasi, nyeri setempat, atau perdarahan di
tempat injeksi
2. menanyakan tentang adanya rasa baal atau kesemutan di tempat injeksi
3. mengkaji tentang adnya gangguan saluran cerna, mual, muntah, dan diare
4. menginspeksi tempat intravena untuk mengetahui adanya flebitis, termasuk
demam, pembengkakan dan nyeri tekan setempat
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat oral
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 2015 12.00 1 Memberikan obat oral Paracetamol
500 mg
Respon : Obat dapat diminum klien,
tanpa ada mual dan muntah
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat parenteral
Intracutan (IC)
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Melakukan skin test obat
Ciprofloxacin 500 mg per IC di
lengan bawah bagian dalam
Respon : Belum ada tanda-tanda
alergi terhadap obat. Akan dievaluasi
kembali 30 menit yang akan datang
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat parenteral
Subcutan (SC)
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat Insulin 20 unit per
SC di dorsal gluteal
Respon : Klien mengatakan nyeri
sedikit di area bekas penyuntikan,
tidak ada edema dan alergi
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat parenteral
Intramuskular (IM)
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat vitamin B12 100
mg via IM
Respon : Klien mengatakan nyeri
sedikit di area bekas penyuntikkan,
tidak ada edema dan alergi
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat parenteral
Intravena (IV)
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat Ciprofloxacin 500
mg via IV
Respon : tidak ada reaksi alergi,
klien hanya mengatakan nyeri yang
dirasakan minimal di lokasi
penusukan
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat topikal mata
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat tetes mata
Colsancetine 0,5 % ke mata kanan
Respon : Klien mengatakan pada
saat diteteskan tidak terasa nyeri,
mata terasa lebih nyaman
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat topikal tetes
telinga
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat tetes telinga
Colme Ear (Cloramfenicol 10% dan
Lidocaine HCL 4%), 2 tetes ke
telinga kiri dan kanan
Respon : Terdapat tanda-tanda
infeksi di saluran telinga, nyeri
telinga berkurang, klien dapat
mendengar suara perawat dengan
jelas serta mampu mengulangi kata-
kata yang diminta perawat
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat topikal kulit
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat salep kulit
Garabiotic 0,1 %
Respon : Klien tidak mengalami
iritasi kulit dari pemakaian obat
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian obat topikal
suppositoria
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan obat suppositoria rektal
Voltaren 50 mg
Respon : Setelah dberikan obat,
klien mengatakan nyeri tulang
belakang sangat berkurang
2. Dokumentasi Keperawatan Oksigenisasi
a. Pengkajian
1. riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi
kardiopulmonal saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernapasan
pada masa lalu serat tindakan klien yang digunakan untuk oksigenasi.
2. pemeriksaan fisik kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi
3. peninjauan kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan
diagnositik termasuk hitung darah lengkap, elektrokardiogram, pemeriksaan
fungsi pulmonal, sputum dan oksigenisasi seperti analisa gas darah atau
oksimetri nadi.
b. Diagonosa Keperawatan
Contoh :
1. ketidakefektifan jalan napas yang berhubungan dengan : gangguan batuk,
nyeri insisi, penurunan tingkat kesadaran
2. gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan : penurunan ekspansi
paru, adanya sekresi paru dan pemasukan oksigen yang tidak adekuat
3. ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan : imobilitas, depresi
ventilasi, kerusakan neuromuskular dan obstruksi jalan napas
c. Perencanaan
Klien yang mengalami kerusakan oksigenasi membutuhkan asuhan
keperawatn yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi aktual dan
potensial. Rencana tersebut meliputi satu atau lebih sasaran yang berpusat pada
klien :
1. klien mempertahankan kepatenan jalan napas
2. klien mempertahankan dan meningkatkan ekspansi paru
3. klien mengeluarkan sekresi paru
4. klien mencapai peningkatan toleransi aktifitas
5. oksigenasi jaringan dipertahankan atau di tingkatkan
6. fungsi kardiopulmonal klien diperbaiki dan di pertahankan
d. Implementasi
Intervensi keperwatan untuk meningkatkan dan mempertahankan oksigenasi
tercakup dalam domain keperawatan : pemberian dan pemantauan intervensi dan
program teraupetik.
Hal ini meliputi tindakan keperawatan mandiri, seperti prilaku peningkatan
kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi, teknik batuk dan intervensi
tidka mandiri seperti terapi oksigen, teknik inflasi paru, hidrasi, fisioterapi dada,
dan penggunaan obat- obatan
e. Evaluasi
Intervansi dan terapi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan
kemajuan pencapaian klien terhadap tujuan intevensi dan hasil akhir yang
diharapkan dari rencana asuhan keperawatan. Apabila tindakan keperawatan
dilakukan untuk meningkatkan oksigenasi tidka berhasil maka segera lakukan
modifikasi, intervensi baru di kembangkan dan beritahu dokter tentang status
oksigenasi.
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian oksigen
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan oksigen nasal kanul 3
liter/menit
Respon : Klien mengatakan sesak
berkurang setelah diberikan oksigen,
merasa lebih nyaman, tekanan darah
120/80 mmHg, RR 20x/menit, nadi
65x/menit
3. Dokumentasi Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Darah
a. Pengkajian
Perawat melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi klien berisi resiko
tinggi atau yang memperlihatkan tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan
elektrolit dan asam basa yang aktual. Untuk identifikasi perhatikan uraian berikut
Faktor Resiko terjadinya Ketidakseimbangan Cairan, Elektrolit Dan Darah
Usia :
Sangat muda
Sangat tua
Penyakit kronis :
1. kanker
2. penyakit kardiovaskuler
3. penyakit endokrin
4. malnutrisi
5. penyakit obstruksi menahun
6. penyakit ginjal
7. perubahan level kesadaran
Trauma :
1. cedera akibat kecelakaan
2. cedera kepala
3. Luka bakar
Terapi :
1. Diuretik
2. Steroid
3. Terapi intravena
4. Nutrisi parenteral total
Kehilangan melalui gastroentestinal :
1. gastroenteritis
2. pengisapan nasogastrik
3. fistula
Pengkajian yang ada dokumentasi selain faktor resiko juga ada hal lain yang
haurs dikaji adalah : Riwayat keperawatan, pembedahan, perubahan berat badan,
hasil pemeriksaan fisik, penghitungan asupan dan keluaran serta hasil pemeriksaan
laboratorium seperti : kadar elektrolit serum, hitung darah lengkap, kadar
kreatinin. berat jenis urin serta pemeriksaan gas darah arteri.
b. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan terkait antara lain :
1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan : kehilangan
plasma darah berkaitan dengan luka bakar, muntah, kegagalan mekanisme
pengaturan.
2. kekurangan volume cairan berhubungan dengan : retensi natrium, gangguan
mekanisme pengaturan
3. gangguan pengaturan gas berhubungan dengan : perubahan suplai oksigen,
perubahan membran alveolar – kapiler, perubahan aliran darah, perubahan
kapasitas pengangkut oksigen darah.
c. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan
klien yang aktual atau potensial. Tujuan tersebut meliputi satu atau lebih tujuan:
1. n ahli dietklien akan memiliki kesemibangan cairan elektrolit dan asam
basa yang normal
2. penyebab ketidakseimbangan dapat di identifikasi dan di koreksi
3. klien tidak akan mengalami komplikasi akibat terapi yang di butuhkan
untuk mengembalikan status keseimbangan.
d. Implementasi
Upaya mencegah ketidakseimbangan cairan elektrolit asam basa adalah
penting. Lakukan upaya untuk menghilangkan atau menangani penyebab
ketidakseimbangan tersebut. Apabila volume cairan menurun dapat diganti
peroral. intravena, atau nutrisi parenteral total. Jika berlebih volume cairna batasi
asupan, mengurangi asupan natrium, pemberian deuretik.
e. Evaluasi
Perawat mengevaluasi ketidakefektifan perawatan yang diberikan berdasarkan
hasil akhir yang di harapkan. Kaji berat badan, haluaran urine, edema. Tentukan
respon klien terhadap intervensi keperawatan, tentukan ketercapaian dan apakah
perlu modifikasi
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian cairan elektrolit
dan darah
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memasang infus no. 24 di lengan
kiri dengan cairan NaCl 0,9 % 20
tetes/menit
Respon : Infus mengalir lancar
sesuai kolaborasi dokter, abocath
dalam posisi paten
4. Dokumentasi pada pemenuhan nutrisi
a. pengkajian
Perawat berkolaborasi dengan ahli diet dalam memimpin pengkajian nutrisi
yang komprehensif. pengkajian nutrisi penting kususnya bagi klien yang
berisiko seperti stres, penyakit hospitaslisasi, kebiasaan gaya hidup dan foktor-
faktor lain. pusat pengkajian nutrisi pada 4 area pokok :
1. pebgukuran fisik dan antripometri
2. tes laboratorium
3. riwayat diet dan kesehatan
4. obserfasi klinik
b. diagnosa keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan :
1. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denga : peningkatan laju
metabolik, asupan nutrien yang tidak adekuat dalam diet, peningkatan
kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal, kebutuh energi tinggi
akibat latihan yang berlebihan.
2. perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
penurunan laju metabolik, asupan nutrien dan kilo kalori yang berlebihan,
latihan atua aktifitas tidak adekuat.
3. perubahan nutrisi resiko untuk lebih kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan : pola asupan makan yang disfungsional, gangguan hubungan dengan
orang yang penting atau bermakna, gangguan menelan akibat jalan napas
buatan.
c. Perencanaan
Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan
perawatan kualitas yang lebih tinggi daripada perbaikan devisit yang telah tejadi.
identifikasi klien yang beresiko masalah nutrisi harus berakibat pada rencana
asuhan keperawatan yang akan mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi.
pendidikan dan konseling nutrisi penting bagu klien untuk mencegah penyakit
dan meningkatkan kesehatan klien dengan diet terapeutik yang memahani
rasional untuk diet adalah seperti lebih rela.
untuk kelompok klien ini rencana asuhan keperawatan berdasarkan pada satu
atau lebih dari tujuan berikut ini:
1. klien akan kembali dalam 10 % rentang berat-tinggi badan yang baik
2. klien akan mempertankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batasan
normal.
3. tidak ada komplikasi akan dihasilkan dari terapi nutrisi
Dalam lingkungan kesehatan dan keperawatan rumah, klien dengan kondisi
fisiologis yang mempengaruhi nutrisi memperlukan nutrisi entral, parenteral
untuk memenuhi kebutuhan cairan, elekrolit, zat gizi. jika merencanakan
kebutuhan nutrisi kompleks, maka konsultasi dengan ahli gizi membantu
meningkatkan sumber makanan yang cukup
d. implementsi
Perawatadapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi
lingkunga, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan
makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan dan konsoling
kluarga.
e. evaluasi
Evaluasi nutrisi harus berlangsung terus-menerus untuk mengevaluasi haisl
intervensi perawat. akan tetapi terapi nutrisi tidak menghasilkan dengan cepat.
pemantauan laboratorium terhadap replesi nutrisi seperti serum protein dan
transferin tidak menunjukan perubahan sampe sekitar 20 hari dari 8 hari
berturut-turut. harus menunjukan tujuan yang masuk akal dan tercapai dan hal
ini harus dievaluasi.
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian kebutuhan
nutrisi
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan klien makan siang 1
porsi 1800 kalori dan minum 300 cc
Respon : Klien menghabiskan ½
porsi (900 kalori), mual (+), muntah
(-). Minuman habis 100 cc
5. dokumentasi eliminasi urine vekal
1. eliminasi urine
a. pengkajian
1. riwayat keperawatn : pola eliminasi, gejala perubahan urinarius, faktor
lain yang mempengaruhi kemampuan berkemih
2. pengkajian fisik : kulit, ginjal, kandung kemih, uretra
3. pengkajian urine: asupan dan haluaran serta obserfasi karakteristik
4. tinjau informasi dari tes dan pemeriksaan diagnostik
b. diagnosa keperawatan
1. nyeri yang berhubungan dengan inlamasi uretra, obstruksi uretra.
2. devisit perawatan diri toileting yang berhubungan dengan kerusakan
kognitif, keterbatasan mobilitas.
3. perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan kerusakan sensorik
dan motorik
c. perencanaan
tujuan asuhan keperawatan untuk klien meliputi hal-hal dibawah ini :
1. memahani eliminasi urine yang normal
2. meningkatkan pengeluaran urine yang normal
3. mencapai pengosongan kandung kemih yang lengkap
4. mencegah infeksi
5. mempertahankan integrita skulit
6. mendapatkan rasa yang nyaman
d. implementasi
1. aktivitas mandiri : peningkatan kesehatan
2. aktivitas kolaboratif : pengobatan
e. evaluasi
tujuan optimal dari intervensi keperawatan kemampuan klien untuk berkemih
secara volunter tanpa gejala seperti disurya atau sering berkemih. evaluasi
juga pola berkemih dan hasil laboratorium.
2. eliminasi vekal
a. pengkajian
1. riwayat keperawatan : pola rutinitas, gambaran perubahan, karakteristik
asupan cairan, olah raga, alat bantu, riwayat pembedahan, riwayan
pengobatan, stataus emosinal, riwayat sosial dan mobilitas
2. pengkajian fisik : abdomen, mulut dan rektum
3. menginspeksi karakteristik feses : warna, bau, konsistensi, frekuensi,
jumlah, bentuk, unsur-unsur
4. tinjau hasil pemeriksaan yang berhubungan
b. diagnosa keperawatan
contoh :
1. konstipasi yang berhubungan dengan : imobilitas, kurang prifasi, asupan
cairan adekuat
2. inkontinen defikasi yang berhubungan dengan : keterlibatan
neuromuskular, depresi
3. devisit keperawatn diri toileting yang berhubungan denga : penurunan
kekuatan daya tahan tubuh, intoleransi aktifitas.
c. perencanaan
tujuan perawatan klien meliputi hal-hal berikut :
1. memahami eliminasi normal
2. mengembagkan kebiasaan devekasi normal yang teratur
3. memahami dan mempertahankan asupan cairan dan makan yang tepat
4. mengikuti program olahraga secara teraur
5. memperoleh rasa nyaman
6. mempertahankan integritas kulit
7. mempertahankan konsep diri
d. implementasi
acarakan klien dan kluarga tentang diet yang benar , asupan cairan yang
adekuat, faktor yang menstimulasi atau memperlambat peristaltik seperti stres
emosional serta pentingnya devekasi teratur dan olahraga.
e. evaluasi
secara optimal klien akan mengeluarkan feses yang lunak tanpa nyeri. klien
memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan pola eliminasi
yang normal dan untuk mendemonstrasikan keberhasiln yang berkelanjutan.
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian kebutuhan
eliminasi urine dan fekal
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memasang kateter ukuran 15 Fr,
jumlah cairan dalam balon kateter 25
cc
Respon : Kateter terpasang dalam
keadaan paten, jumlah urin yang
keluar setelah pemasangan 300 cc,
warna kuning kemerahan, klien
merasa nyeri minimal di area
pemasangan kateter
6. kebutuhan rasa aman dan nyaman
1. keamana
a. pengkajian
1) keamana rumah, komunitas dan pelayanan kesehatan : dipengaruhi
tahap perkembangan, gaya hidup, mobilisasi, perubahan sensorik,
kesadaran terhadap ancaman.
2) ancama terhadap keaman klien dan lingkungan
3) riwayat dan pemeriksaan fisik
b. diagnosa
contoh :
1. resiko cidera yang berhubungan dengan : perubahan mobilisasi,
penataan lingkungan fisik dirumah.
2. resiko keracunan yang berhubungan dengan : kontaminasi makan atau
air, penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau anak-anak,
penurunan penglihatan
3. resiko trauma yang berhungan dengan : kontak denga udara dingin
yang ekstrim, ventilasi alat pemanas yang tidak tepat.
c. perencanaan
tujuan keseluaruhan untuk klien yang mengalami ancaman keamanan
adalah klien terbebas dari cidera. rencanakan intervensi individual denga
berdasarkan beratnya resiko, tahap perkembangan, status kesehatan dan
gaya hidup.
d. implementasi
pertimbangan tahap perkembangan dan perlindungan lingkungan
(memodifikasi lingkungan sehingga dapat mengelimnasi atau
meminimalkan bahaya yang potensial)
e. evaluasi
evaluasi antara rencana dan hasil, jika tercapai maka efektif jika tidak
tentukan apakah ada resiko baru yang berkembang atau resiko sebelumnya
tetap ada. klien dan kluarga berpastisipasi. kaji klien dan lingkungan untuk
menentukan faktor resiko cedera
2. kenyaman
a. pengkajian
1. nyeri yang faktual dan akurat ; ekpresi nyeri
2. klasifikasi nyeri
3. karakteristik nyeri
4. efef nyeri
b. diagnosa keperawat
contoh :
1. ansietas yang berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang
2. nyeri yang berhubungan dengan ; cidera fisik atau trauma, penurunan
suplai darah ke jaringan, proses melahirkan normal
3. nyeri kronik yang berhubungan dengan ; jaringan parut, kontrol nyeri
yang tidak adekuat.
c. perencanaan
perawat dan klien sama-sama mendiskusikan harapan yang realistis dari
tindakan yang mengatasi nyeri, derajat pemulihan nyeri yang diharapkan
dan efek yang harus diantisipasi pada gaya hidup dan fungsi klien. tujuan
berorientasi pada klien dapat mencakup hal berikut :
1. klien mengatakan merasa sehat dan nyaman
2. klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri
3. klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat
ini
4. klien menjelaskan faktor penyebab nyeri
5. klien mengunakan terapi yang diberikan dirumah dengan aman
d. implementasi
memberi dan memantau terapi yang diprogramkan dokter untuk
penghilang nyeri dan penggunaan tindakan penghilang nyeri yang mandiri
sehingga melengkapi terapi yang diprogramkan dokter.
e. evaluasi
observasi respon berdasarkan jenis terapi, waktu pemberian, sifat
fisologis cedera atau penyakit dan respon klien yang terdahulu.
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian kebutuhan rasa
aman dan nyaman
Khusus untuk prosedur ini, tidak diperlukan pencatatan.
7. dokumentasi mobilisasi dan transportasi
1. mobilisasi
a. pengkajian
1) rentang gerak
2) gaya berjalan
3) latihan
4) toleransi aktifitas
5) kesejajaran tubuh
pengkajian bahaya fisiologis imobilisasi
1. sistem metabilik
2. sistem respiratori
3. sistem kardiovaskular
4. sistem moskuloskeletal
5. sistem kulit dan eliminasi
b. diagnosa
contoh :
1. intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan; kesejajaran tubuh yang
buruk, penurunan mobilisasi
2. resiko cedera yang berhubungan dengan; ketidak tepatan mekanika
tubuh, ketidak tepatan posisi, ketidak tepatan teknik pemindahan.
3. hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan denga; penururan rentan
gerak, tirah baring, penurunan kekuatan.
c. perencanaan
rencanakan terapi yang sesuai dengan derajat resiko klien, sesuai dengan
perkembangan, tingkat kesehatan dan gaya hidup.
rencana keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan berikut ini :
1. mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat
2. mencapai kembali kesejajaran tubuh ataupun pada tingkat optimal
3. mengurangi cidera pada sistem kuliat dan muskulos skeletal dari
ketidak tepatan mekanika atau kesejajaran
4. mencapai ROM penuh atau optimal
5. mencegah kontraktor
6. mempetahankan kepatenan jalana napas
7. mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas yang optimal.
8. memobilisasi jalan napas
9. mempertahankan fungsi kardiovaskular
10. meningkatkan toleransi aktifitas
11. mencapai pola eliminasi normal
12. mempertahankan pola tidur normal
13. mencapai sosialisasi
14. mencapai kemandirian penuh dalam aktifitas perawatan mandiri
15. mencapai stimulasi fisik dan mental
d. implementasi
mengangkat klien dengan benar, menggunakan teknik posisi yang tepat
dan memindahkan klien dengan aman dari tempat tidur ke kursi, atau dari
tempat tidur ke brangkar. mobilisasi sendi dan latihan rentang gerak serta
penyuluhan
e. evaluasi
tujuan dari kriteria hasil adalah kemampuan klien mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan tubuh dan mobilisasi sendi.
Contoh dokumentasi implementasi tindakan keperawatan pemberian kebutuhan
mobilisasi dan transportasi
Nama : Ny. A (35 tahun) Ruang Anggrek RSUP M.Djamil
Padang
Tanggal Jam Dx Implementasi Keperawatan dan
Respon
Paraf & Nama
23 Januari 20015 12.00 1 Memberikan klien posisi fowler
karena merasa sesak
Respon : Klien mampu merubah
posisi dengan bantuan minimal.
Klien juga mengatakan merasa
nyaman dengan perubahan posisi
dan sesak berkurang. Tidak ada
tanda-tanda kerusakan integritas
kulit
8. dokumentasi istirahat dan tidur
a. pengkajian
1. pengkajian tidur
2. riwayat tidur
3. gangguan tidur
4. penyakit fisik
5. peristiwa yang baru terjadi
6. rutinitas tidur
7. lingkungan tidur
8. perilaku deprivasi tidur
b. diagnosa
contoh :
1. gangguan pola tidur (sulit tidur ) yang berhubungan dengan : kebisingan
lingkungan, nyeri artritis.
2. gangguan pola tidur (sering terbangun ) yang berhubungan dengan
kekhawatiran kehilangan pekerjaan, ketergantungan obat barbiturat.
3. resiko cedera berhubungan dengan serangan berjalan dalam tidur.
c. perencanaan
tujuan dari rencana asuhan bagi klien yang membutuhkan tidur atau istirahat
ssb :
1. klien mendapatka perasaan segar setelah tidur
2. klien mendapatkan pola tidur yang sehat
3. klien yang memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau
mengganggu tidur
4. klien melakukan pelayanan diri untuk menghilangkan farktor yang
menyebabkan gangguan tidur
d. implementasi
intervensi keperawatn yang dirancang untuk memperbaiki kualitas
tidur sangat berfokus pada promosi kesehatan. klien memerukan tidur dan
istirahat yang adekuat untuk mempertahankan gaya hidup yang aktif dan
produktif. halyang harus diperhatikan : kontrol lingkungan, meningkatkan
rutinitas tidur, meningkatkan kenyamanan, menetapkan periode istirahat tidur,
pengendalian gangguan fisiologis dan pengurangan stres, kudapan menjelang
tidur, pendekatan farmakologis dan promosi kesehatan.
e. evaluasi
tentukan apakah hasil terpenuhi, dapat dilakukan sesaat setelah terapi,
kaji tingkat pemahaman dan kepatuhan. jika hasil tidak terpenuhi lakukan
revisi, temukan terapi yang efektif sesuai gangguan tidur, usian dan pola tidur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik, mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
mmembuktikan pertanggung gugatan setiap anggota tim perawatan dalam memeberika
perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk
menghindarai salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.
B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan pelayanan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Ratna.2009. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Manusia. Jakarta : TIM
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik. Jakarta :
Selemba Medika