dokumen rencana kontijensi sleman 2009

45
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah Kabupaten Sleman meliputi 17 kecamatan terdiri atas 86 desa sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik yang berasal dari Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun oleh angin ribut. Kawasan rawan bencana Gunung Merapi meliputi 7 kecamatan, baik bahaya primer (erupsi Merapi) maupun sekunder (banjir lahar dingin). Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang teraktif di dunia. Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2–7 tahun. Aktivitas erupsi gunung Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera (kawah). Arah letusan Merapi selalu berubah-ubah. Sejak tahun 1961 arah letusan Merapi mengarah ke baratdaya menuju hulu Kali Batang dan Kali Senowo. Puncak letusan terjadi pada tanggal 8 Mei 1961 membuat bukaan kawah mengarah ke baratdaya dan memuntahkan material sebanyak 42,4 juta m 3 . Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1967, 1968 dan 1969 arah letusan ke hulu Batang, Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur 9-12 km. Selanjutnya letusan tahun 1984 terjadi tanggal 15 Juni 1984 yang disertai awan panas mengarah ke hulu Sungai Blongkeng, Putih, batang dan krasak. Material yang dimuntahkan sebesar 4,5 juta m3. Letusan terjadi kembali pada tahun 1986, 1992, 1994, 1997, 2001, dan 2005. Rencana kontijensi Kab Sleman 2009 1

Upload: ari-maria-rama-haryo-tamtomo

Post on 03-Jan-2016

190 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wilayah Kabupaten Sleman meliputi 17 kecamatan terdiri atas

86 desa sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik

yang berasal dari Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun

oleh angin ribut. Kawasan rawan bencana Gunung Merapi meliputi 7

kecamatan, baik bahaya primer (erupsi Merapi) maupun sekunder

(banjir lahar dingin).

Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang teraktif di

dunia. Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2–7 tahun.

Aktivitas erupsi gunung Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava

pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera (kawah).

Arah letusan Merapi selalu berubah-ubah. Sejak tahun 1961

arah letusan Merapi mengarah ke baratdaya menuju hulu Kali Batang

dan Kali Senowo. Puncak letusan terjadi pada tanggal 8 Mei 1961

membuat bukaan kawah mengarah ke baratdaya dan memuntahkan

material sebanyak 42,4 juta m3. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun

1967, 1968 dan 1969 arah letusan ke hulu Batang, Bebeng dan Krasak

dengan jarak luncur 9-12 km. Selanjutnya letusan tahun 1984 terjadi

tanggal 15 Juni 1984 yang disertai awan panas mengarah ke hulu

Sungai Blongkeng, Putih, batang dan krasak. Material yang

dimuntahkan sebesar 4,5 juta m3. Letusan terjadi kembali pada tahun

1986, 1992, 1994, 1997, 2001, dan 2005.

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

1

Page 2: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Letusan 1994 mengarah menuju ke hulu Kali Krasak, Bebeng

dan Boyong dengan jarak luncur mencapai 5 km di hulu Kali Boyong.

Erupsi Merapi yang disertai luncuran awan panas menelan korban

manusia sebanyak 63 orang di Dsn Turgo Desa Purwobinangun

Pakem, memporakporandakan harta benda masyarakat, fasilitas dan

sarana serta prasarana umum, kawasan wisata, hutan lindung dan

beban psikologis masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang.

Sementara itu sejak aktivitas erupsi Merapi tahun 2006 bukaan

kawah berubah ke arah tenggara dan timur, sehingga arah aliran lahar

panas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan Opak di

wilayah Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya

“geger boyo” pasca erupsi 14 Juni 2006 yang selama ini berfungsi

menahan aliran lahar panas maka ancaman bahaya luncuran lahar

panas yang disertai awan panas menuju hulu Kali Gendol dan Kali

Opak semakin besar, apalagi alur sungai Kali Gendol pada radius 6

km dari puncak sebagian besar sudah terisi endapan lahar panas

Peristiwa tersebut menjadi pelajaran Pemerintah Kabupaten

Sleman untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat yang lebih

baik dengan menyusun kebijakan dalam mitigasi bencana. Kesiagaan

bencana Pemerintah Kabupaten terhadap adanya ancaman bahaya

Erupsi Gunung Merapi menjadi salah satu kerangka dasar

penanggulangan bencana.

Kerangka dasar penanggulangan bencana dengan paradigma

pengurangan resiko bencana menjadi salah satu dasar penyusunan

dokumen perencanaan kontijensi yang dapat digunakan sebagai

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

2

Page 3: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

pedoman pada saat darurat bencana bagi semua pelaku

penanggulangan bencana.

Dengan demikian pada saat tanggap darurat bencana semua

sumber daya yang ada di Kabupaten Sleman dapat dimobilisasi untuk

memberikan perlindungan bagi masyarakat yang terkena dampak

bencana.

B. PENGERTIAN RENCANA KONTIJENSI

Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan

akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana

Kontinjens adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana

yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu

tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah

diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.

Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi.

Proses perencanaan tersebut melibatkan sekelompok orang atau

organisasi yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan

dan mensepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab

dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak.

Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan.

Perencanaan kontinjensi merupakan pra-syarat bagi tanggap

darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan kontinjensi

sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama

menanggapi keadaan darurat tersebut. Perencanaan kontinjensi akan

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

3

Page 4: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

membangun kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi

rencana operasi dan tanggap darurat.

C. TUJUAN

Dokumen rencana kontijensi ini disusun bertujuan sebagai

pedoman penanganan bencana letusan G. Merapi pada saat tanggap

darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar

memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder)

yang mengambil peran dalam penyusunan kontijensi plan.

D. SIFAT RENCANA KONTIJENSI

Dokumen rencana kontijensi letusan G Merapi bersifat :

1. Partisipatif, disusun oleh multi sektor dan multi pihak

2. Dinamis dan selalu terbarukan

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup cakupan luasan ancaman Erupsi Gunung

Merapi dalam rencana kontijensi ini dibatasi oleh batas administrasi di

wilayah Kabupaten Sleman yang meliputi 3 kecamatan (Cangkringan,

Pakem , Turi), 7 Desa dan 23 Dusun.

F. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI

Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan

bencana Merapi tentang pentingnya kontingensi plan.

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

4

Page 5: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

2. Pengumpulan data dan updating

3. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan

bencana dan lintas administratif.

4. Verfikasi data

5. Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi

kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.

6. Penyusunan rancangan awal kontinjensi plan.

7. Penyusunan naskah akademis, pembahasan dan perumusan

dokumen kontingensi plan yang disepakati.

8. Publik hearing/konsultasi public hasil rumusan kontingensi plan.

9. Penyebaran/disemenasi dokumen kontigensi plan kepada semua

pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder).

G. Aktivasi Rencana Kontijensi

Aktivasi rencana kontijensi dilaksanakan setelah terdapat tanda-

tanda peringatan dini akan datangnya ancaman G. Merapi dari hasil kajian

lembaga teknis ”BPPTK” Yogyakarta pada saat status aktivitas

Merapi”SIAGA”.

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

5

Page 6: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Karakteristik Wilayah

Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai

107°15'03” sampai dengan 100°29'30” BT dan 7°34'51” LS. Di sebelah utara,

berbatasan dengan Kabupaten Magelang, di sebelah timur berbatasan

dengan dengan Kabupaten Klaten, di sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Kulonprogo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota

Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 574,82 km2 atau

sekitar 18% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang

seluas 3.185,80 km2.

%a%a

%a

%a

%a

%a

%a

%a

%a%a

%a

%a

%a

%a

%a

%a

%a

%[

#

#

#

#

#

#

#

#

#

##

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

# #

#

#

#

#

##

##

#

# ##

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

# #

#

#

#

#

#

#

##

#

#

#

#

#

#

#

#

###

#

#

#

#

#

##

#

KECAMATAN TURI

KECAMATAN MLATI

KECAMATAN PAKEM

KECAMATAN DEPOK

KECAMATAN TEMPEL

KECAMATAN GODEAN

KECAMATAN SLEMAN

KECAMATAN BERBAH

KECAMATAN MINGGIR

KECAMATAN MOYUDAN

KECAMATAN SEYEGANKECAMATAN NGAGLIK

KECAMATAN GAMPING

KECAMATAN KALASAN

KECAMATAN NGEMPLAK

KECAMATAN PRAMBANAN

KECAMATAN CANGKRINGAN

DESA TRIDADI

DESA MADUREJO

DESA TRIMULYO

DESA TRIHARJO

DESA MOROREJO

DESA SIDOREJO

DESA TLOGOADI

DESA TIRTOADI

DESA SIDOARUM

DESA SIDOMOYODESA SINDUADI

DESA WONOKERTO

DESA GIRIKERTO

DESA KEPUHARJO

DESA ARGOMULYO

DESA BOKOHARJO

DESA SAMBIREJO

DESA JOGOTIRTO

DESA KALITIRTO

DESA SUKOHARJO

DESA WUKIRSARIDESA DONOKERTO

DESA MARGOREJO

DESA DONOHARJO

DESA BANYUREJO

DESA SIDOLUHUR

DESA MARGODADI

DESA SUMBERADI

DESA SIDOAGUNG

DESA SIDOMULYO

DESA BALECATUR

DESA NOGOTIRTODESA SIDOKARTO

DESA TRIHANGGO

DESA SARIHARJO

DESA UMBULHARJO

DESA GLAGAHARJO

DESA SINDUHARJO

DESA TEGALTIRTO

DESA GAYAMHARJO

DESA WUKIRHARJO

DESA CATURHARJO

DESA PONDOKREJO

DESA SUMBERREJO

DESA TAMBAKREJO

DESA SUMBERARUM

DESA SUMBERSARI

DESA MARGOMULYO

DESA MARGOLUWIH

DESA BANYURADEN

DESA SENDANGADI

DESA MARGOAGUNG

DESA MARGOKATON

DESA BIMOMARTANI

DESA MINOMARTANI

DESA MAGUWOHARJO

DESA TITOMARTANI

DESA SUMBERHARJO

DESA WEDOMARTANI

DESA SELOMARTANI

DESA MERDIKOREJO

DESA BANGUNKERTODESA LUMBUNGREJO

DESA SENDANGSARI

DESA SENDANGARUM

DESA SUMBERAGUNG

DESA SENDANGREJO

DESA SINDUMARTANI

DESA UMBULMARTANI

DESA SARDONOHARJO

DESA CONDONGCATUR

DESA CATURTUNGGAL

DESA SENDANGTIRTO

DESA PURWOMARTANI

DESA TAMANMARTANI

DESA PANDOWOHARJO

DESA SENDANGAGUNG

DESA SENDANGMULYO

DESA SUMBERRAHAYU

DESA HARGOBINANGUN

DESA PURWOBINANGUN

DESA WIDODOMARTANI

DESA PAKEMBINANGUN

DESA HARJOBINANGUN

DESA CANDIBINANGUN

DESA AMBARKETAWANG

LEGENDA :

%a Ibukota Kecamatan%[ Ibukota Kabupaten

Batas Kecamatan

Batas PropinsiBatas Kabupaten

Jalan Arteri satu jalur, dua jalur atau lebih

Jalan Kereta ApiJalan Kolektor dan tonggak kilometer

U

Skala 1 : 100.000

Proyeksi : Transverse MercatorSistem Grid : Grid Universal Transverse Mercator

Zone : 49 South Equator

1 0 1 2 Km

414000

414000

423000

423000

432000

432000

441000

441000

450000

450000

9135

000

9135

000

9144

000

914400

0

915

3000 91

53000

9162

000

9162

000

KABUPATEN SLEMANPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KODYA YOGYAKARTA

Kemiringan lereng 0 - 2 %Kemiringan lereng 2 - 8 %Kemiringan lereng 8 - 15 %Kemiringan lereng 15 - 25 %Kemiringan lereng 25 - 40 %Kemiringan lereng > 40 %

Gambar 1. Wilayah Kabupaten Sleman

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

6

Page 7: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Topografi Kabupaten Sleman keadaan tanahnya di bagian selatan

relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara dan sebagian

bagian barat daya. Semakin ke utara relatif miring dan di bagian utara

terdapat Gunung Merapi dengan lereng relatif terjal. Ketinggian Kabupaten

Sleman berkisar antara ±100 meter sampai dengan ±2.500 meter di atas

permukaan laut

Wilayah Sleman terdiri atas 17 kecamatan, 86 desa. Sebanyak 4

kecamatan masuk kawasan rawan bencana Erupsi Gunung Merapi, yaitu

Pakem, Cangkringan, Turi, dan Tempel, dan untuk kawasan rawan bencana

banjir lahar dingin selain 4 kecamatan tersebut ditambah kec.Ngaglik,

Ngemplak, dan Kalasan.

Gambar 2. Luncuran Awan Panas di kawasan Kalidem ( radius 7 km dari

puncak), Dinas P3BA , 2006

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

7

Page 8: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Arah erupsi Gunung Merapi tahun 2006 sebagian besar menuju ke

selatan dan tenggara dikawasan Kabupaten Sleman, sebagian mengarah ke

barat daya kawasan Magelang, arah timur di kawasan Klaten dan arah utara

di kawasan Boyolali. Erupsi Merapi tahun 2006 puncaknya terjadi pada

tanggal 14 Juni 2006 dengan jarak luncur 7 km kearah alur kali Gendol dan

kali Opak dan memimbulkan korban jiwa 2 orang,.

Aliran lahar panas (piroklastik) hasil erupsi Merapi memiliki perilaku yang

unik, yaitu tidak selalu mengikuti alur sungai sebagaimana aliran biasa, tetapi

pergerakan material lahar panas erupsi Merapi yang menuju ke arah Kali

Gendol keluar dari alur sungai. Sebenarnya palung kali Gendol masih

mampu menampung material aliran lahar panas meskipun demikian akibat

fenomena aliran material, kawasan Wisata Kaliadem dan Bunker Kaliadem

yang selama ini dianggap aman, ternyata tertimbun material lahar panas yang

cukup besar diperkirakan mencapai volume 240.000 m3.

Manajemen erupsi Gunung Merapi dipandang sebagai sistem paling

baku dibanding manajemen bencana yang lain karena karakteristik

letusannya sebagian besar dapat diprediksi oleh kerapatan jaringan alat

pengukur, program-program pra bencana yang sudah berjalan, sarana

prasarana penanggulangan bencana yang memadai. Pertimbangan tersebut

membuat erupsi gunung merapi dapat dibuat rencana kontijensi.

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

8

Page 9: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

9

Page 10: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Gambar 3. Kawasan Wisata Kaliadem sebelum erupsi Gunung Merapi 2006

Gambar 4. Kawasan Wisata Kaliadem setelah erupsi Gunung merapi 2006

B. Kawasan Rawan Bencana (KRB)

Kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Merapi berdasarkan Sistim

Informasi Penanggulangan Bencana (SIPBA) Kabupaten Sleman yang telah

disusun oleh Dinas P3BA bersama Pusat Studi Bencana UGM pada tahun

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

10

Page 11: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

2004 dikelompokkan menjadi KRB III, KRB II dan KRB I, sebagaimana

digambarkan Gambar 5.

B.1. Kawasan Rawan Bencana (KRB) - III

Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda

awan panas, aliran lava pijar (guguran/lontaran material pijar), gas beracun,

meliputi tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cangkringan, Kecamatan

Pakem dan Kecamatan Turi. Desa dan dusun wilayah Kecamatan

Cangkringan yang termasuk KRB III yaitu Desa Glagaharjo meliputi dusun

Kali Tengah Lor dan Kali Tengah Kidul, Desa Kepuharjo meliputi Dusun

Kaliadem sedangkan Desa Umbulharjo meliputi Dusun Pelemsari/Kinahrejo,

dan Pangukrejo. Sedangkan Kecamatan Pakem meliputi Desa

Purwobinangun yaitu Dusun Turgo dan Desa Hargobinangun meliputi satu

dusun yaitu Kaliurang Barat. Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto

tepatnya di dusun Tritis/Ngandong dan Desa Wonokerto di dusun

Tunggularum.

B.2. Kawasan Rawan Bencana (KRB)- II

Kawasan rawan bencana II yang berpotensi terlanda aliran awan

panas, gas racun, guguran batu (pijar) dan aliran lahar, terdiri atas 7 wilayah

desa di 3 kecamatan. KRB II di Kecamatan Cangkringan meliputi Desa

Glagaharjo (Dusun Srunen, Singlar,Ngancar, Besalen), Desa Kepuharjo

(Dusun Jambu, Petung, Kopeng, Batur, Pagerjurang, Kepuh, Manggong),

Desa Umbulharjo (Dusun Gondang, Gambretan, Balong, Plosorejo,

Karanggeneng, Plosokerep,Pentingsari)

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

11

Page 12: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Gambar 5. Peta rawan bahaya Erupsi Gunung Merapi

Wilayah desa dan dusun KRB II di Kecamatan Pakem meliputi Desa

Hargobinangun (Dusun Kaliurang Barat & Timur, Ngipiksari, Boyong),

Desa Purwobinangun (Dusun Ngepring, Kemiri, Jamblangan, Glondong).

Desa dan dusun pada KRB II di Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto

(Dusun Nganggring, Keloposawit, Kemirikebo, Sokorejo), Desa Wonokerto

(Dusun Gondoarum, Sempu, Ledoklempong, Manggungsari).

B.3. Kawasan Rawan Bencana (KRB) I

Kawasan rawan bencana I adalah kawasan yang rawan terhadap

lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas,

meliputi : Sepanjang aliran sungai Gendol dan Opak, sungai Boyong

disebelah hilir disebut sungai Code, sungai Krasak dan Sungai Kuning.

C. MITIGASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

Sistem penanggulangan bencana alam di Sleman memadukan mitigasi

(penjinakan) fisik dan mitigasi non fisik. Mitigasi fisik adalah pengurangan

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

12

Page 13: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

resiko bencana dengan struktur bangunan tertentu yang dapat melindungi

masyarakat dari ancaman bahaya alam. Pada umumnya mitigasi fisik berupa

struktur pelindung kawasan pemukiman, struktur penahan di alur sungai,

maupun perangkat early warning sistem.

Mitigasi non fisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga dan

masyarakat agar memiliki sumber daya lebih sehingga selalu siap siaga dan

waspada terhadap kejadian bencana alam. Pada umumnya mitigasi non fisik

dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan, pembuatan dokumen

kebencanaan.

C.1. Mitigasi Fisik

Penanggulangan bencana alam, diupayakan dengan mitigasi fisik berupa

bangunan teknis, dengan harapan dapat menurunkan resiko kerugian akibat

kejadian bencana. Sarana prasarana penanggulangan bencana alam yang

dikelola oleh Dinas P3BA Sleman disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Mitigasi fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan Lokasi

1 Bunker 2 Buah Tunggularum, Kaliurang

2 Barak Pengungsian 17 BuahKec. Tempel, Ngaglik,Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak

3 Jalan Evakuasi 117,3 KmKec. Cangkringan, Pakem, Turi, Ngemplak,Kalasan, Tempel

4 EWS Awan panas 3Unit sirine

1 Master control (pakem), Wara-Gumuk Bol, Kinahrejo

5EWS bajir lahar dingin

7Unit sirine

1 Master control (Pakem), Kaliadem, Manggong, Bronggang, Jambon, Turgo, Kalireso, Kemiri

Sumber: Dinas P3BA, 2008

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

13

Page 14: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

C.2. Mitigasi Non fisik

Upaya penanggulangan bencana yang sudah dilakukan melalui

mitigasi fisik, tidak akan berhasil baik tanpa diimbangi oleh mitigasi non fisik.

Dinas P3BA membuat program mitigasi non fisik untuk penanganan bencana

alam seperti tersebut pada Tabel 2.

Tabel 2. Mitigasi non fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman

noProgram

mitigasi non fisik

Volume Lokasi Hasil

1 Sosialisasi 20 pertemuan/tahun

kecamatan kawasan rawan bencana

Pengetahuan masy. Tentang bencana semakin terbuka

2 Gladi Lapang 1 gladi/tahun

kecamatan kawasan rawan bencana

Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan

3 Pelatihan SAR 1 latihan/tahun

kecamatan kawasan rawan bencana

Meningkatkan kemampuan assessor, evakuator dalam menolong masy. Rawan bencana

4 Dokumen Perencanaan Penanganan Bencana

1 dokumen/tahun

Dinas P3BA

Hazard Map, Protap, Renop

5 Pelatihan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam

2 kelas/tahun Dinas P3BA

Pengetahuan masy. tentang bencana semakin komprehensif dan dapat mentransfer ilmu kepada orang lain.

Sumber : Dinas P3BA, 2008

Rencana kontijensi Kab Sleman 2009

14

Page 15: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB III

SIMULASI

1. SKENARIO KEJADIAN

Kabupaten Sleman menetapkan beberapa kawasan rawan bencana

yaitu KRB III, KRB II, dan KRB I, tetapi pada rencana kontijensi ini kawasan

yang akan dijadikan simulasi adalah kawasan yang terancam awan panas

dengan skenario luncuran awan panas sejauh 12 km di alur sungai Gendol,

dan 7 – 8 km untuk alur sungai Kuning, Boyong, Bedog, dan Krasak.

Kawasan yang diskenariokan pada simulasi rencana kontijensi pada

dokumen ini meliputi 3 Kecamatan, 7 desa dan 23 dusun, adapun perinciannya

disajikan pada Tabel 3 berikut dibawah ini.

Tabel 3. Kawasan terancam awan panas berdasarkan skenario

Radius Kecamatan Desa Dusun

1

12 km

di alur Sungai

Gendol

Cangkringan

Glagaharjo

Kalitengah LorKalitengah KidulSinglarSrunen

Kepuharjo

KaliademPetungManggongKopengJambuBaturKepuh

UmbulharjoPelemsariPangukrejo

2

7-8 km Sungai

Boyong dan

KuningPakem

Hargobinangun

Kaliurang BaratBoyongKaliurang TimurNgipiksari

PurwobinangunTurgoKemiriNgepring

37-8 km Sungai

BedogTuri

Wonokerto Tunggularum

GirikertoNgandong/TritisKemirikebo

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 16: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Pada skenario kejadian ini disimulasikan kemungkinan bencana erupsi

Gunung Merapi berdasarkan letusan tahun 1961. Masa pengungsian yang

dimulai oleh status siaga sampai dengan puncak erupsi dan kembali pada

status waspada terjadi selama 4 bulan.

Sebagai dampak dari bencana Erupsi Gunung Merapi kerusakan yang

ditimbulkan adalah timbulnya pengungsian penduduk kawasan rawan bencana

yang diskenariokan adalah 12.660 orang selama 4 bulan.

Skenario kejadian tersebut juga didasari analisa resiko letusan oleh

BPPTK-Vulkanologi yang memperkirakan kejadian awan panas jika bukaan

kawah mengarah ke selatan, seperti peta di bawah ini.

Gambar 6. Peta Prakiraan arah letusan G. Merapi (BPPTK, 2006)

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 17: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

2. SIMULASI KEJADIAN

Skenario yang ditetapkan menjadi awal gambaran untuk membuat simulasi

kejadian. Pada dasarnya simulasi dapat ditentukan mulai dari tingkat minimal,

medium, sampai dengan tingkat maksimal. Pemkab Sleman membuat rencana

kontijensi ini dengan kerangka kebijakan maksimal.

Berdasarkan skenario yang ditetapkan, kerusakan dan kerugian yang

diperkirakan terjadi akan berdampak pada:

a. Penduduk

Dari hasil skenario diatas diperkirakan gambaran kondisi penduduk

saat terjadi erupsi Gunung merapi terjadi gelombang pengungsian yang

fluktuatif setiap harinya selama 4 bulan. Berdasarkan pengalaman tahun 2006

bahwa kisaran pengungsi yang berada di barak adalah 30% yang kebanyakan

terdiri dari lansia, ibu-ibu, anak-anak dan difabel. Kebanyakan laki-laki dewasa

tetap melakukan aktifitas mencari nafkah dan melakukan pengamanan di

kampungnya, tetapi pada tabel perkiraan dampak, disepakati bahwa penduduk

di 23 dusun (tabel 3) 100% menjadi pengungsi. Gambaran data penduduk

pada kawasan terancam awan panas dan perkiraan dampak letusan Gunung

Merapi pada penduduk tersaji pada tabel di bawah ini.

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 18: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Tabel 4. Data penduduk di kawasan rawan awan panas letusan Gunung Merapi

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

NO KEC DESA DUSUN

JIWA KELOMPOK RENTAN

JUM

LAH

K

ER

EN

TA

NA

N

POTENSI

JUM

LAH

P

OT

EN

SI

KK PRIA WANITA JML BUMIL BAYI BALITA ANAK-ANAK LANSIA DIFABEL DEWASA USIA 13-16

TH/SMP

L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML

1

CA

NG

KR

ING

AN

GLA

GA

HA

RJO

KALITENGAH LOR 158 266 229 495 0 1 3 4 13 22 35 26 30 56 26 20 46 0 2 2 143 194 147 341 6 5 11 352

KALITENGAH KIDUL 96 156 163 319 7 5 4 9 8 6 14 16 18 34 7 11 18 5 1 6 81 110 120 230 5 3 8 238

SINGLAR 101 158 140 298 1 3 0 3 9 8 17 17 14 31 29 33 62 1 2 3 117 85 70 155 14 12 26 181

SRUNEN 105 154 149 303 0 0 1 1 7 8 15 29 10 39 16 21 37 2 1 3 95 90 96 186 10 12 22 208

JUMLAH 460 734 681 1415 8 9 8 17 37 44 81 88 72 160 78 85 163 8 6 14 436 479 433 912 35 32 67 979

2

KE

PU

HA

RJO

KALIADEM 133 220 226 446 0 5 2 7 22 14 36 30 29 59 22 36 58 2 1 3 163 129 136 265 10 8 18 283

PETUNG 105 160 176 336 0 5 0 5 17 6 23 20 25 45 26 38 64 1 2 3 140 82 97 179 9 8 17 196

MANGGONG 80 123 137 260 0 6 6 12 10 4 14 17 15 32 8 14 22 3 2 5 85 75 90 165 4 6 10 175

KOPENG 123 191 208 399 4 2 6 8 12 10 22 22 22 44 16 30 46 2 1 3 127 131 125 256 6 10 16 272

JAMBU 103 163 159 322 0 0 1 1 11 11 22 21 19 40 17 21 38 0 1 1 102 107 98 205 7 8 15 220

BATUR 130 245 259 504 5 9 1 10 23 15 38 23 25 48 22 30 52 1 1 2 155 139 159 298 28 23 51 349

KEPUH 122 272 306 578 0 1 4 5 9 11 20 16 11 27 38 52 90 2 3 5 147 197 211 408 9 14 23 431

JUMLAH 796 1154 1245 2399 9 23 18 41 82 57 139 119 117

236 127

185

312 9 10 19 756 731 780 1511 63 69 132 1643

3

UM

BU

LHA

RJO PELEMSARI 80 108 125 233 0 2 1 3 11 9 20 16 17 33 19 35 54 1 0 1 111 55 60 115 4 3 7 122

PANGUKREJO 166 304 275 579 0 9 6 15 19 16 35 25 43 68 22 37 59 1 2 3 180 215 164 379 13 7 20 399

JUMLAH 246 412 400 812 0 11 7 18 30 25 55 41 60 101 41 72 113 2 2 4 291 270 224 494 17 10 27 521

JUMLAH (CANGKRINGAN) 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 126

275 248 249

497 246

342

588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 115

111

226 3143

4

PA

KE

M

HA

RG

OB

INA

NG

UN KALIURANG BARAT 305 545 567 1112 2 4 2 6 42 45 87 59 73 132 60 62 122 6 1 7 356 353 360 713 21 22 43 756

BOYONG 248 439 428 867 5 6 3 9 23 34 57 61 41 102 45 28 73 8 2 10 256 279 301 580 17 14 31 611

KALIURANG TIMUR 299 532 551 1083 2 3 2 5 40 41 81 59 73 132 55 59 114 6 1 7 341 348 351 699 21 22 43 742

NGIPIKSARI 285 396 454 850 7 11 14 25 17 20 37 77 78 155 57 40 97 3 4 7 328 144 201 345 87 90 177 522

JUMLAH 1137 1912 2000 3912 16 24 21 45 122 140

262 256 265

521 217

189

406 23 8 31 1281 1124 1213 2337 146

148

294 2631

5

PU

RW

OB

INA

NG

UN TURGO 242 346 384 730 0 2 4 6 28 26 54 38 32 70 15 57 72 4 0 4 206 245 255 500 14 10 24 524

KEMIRI 175 286 300 586 3 4 6 10 15 21 36 41 44 85 25 35 60 4 6 10 204 193 174 367 4 11 15 382

NGEPRING 254 439 455 894 0 4 5 9 35 41 76 47 32 79 72 91 163 5 3 8 335 266 271 537 10 12 22 559

JUMLAH 671 1071 1139 2210 3 10 15 25 78 88 166 126 108

234 112

183

295 13 9 22 745 704 700 1404 28 33 61 1465

JUMLAH (PAKEM) 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 228

428 382 373

755 329

372

701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174

181

355 4096

6

TU

RI

GIR

IKE

RT

O NGANDONG/Tritis 184 457 367 824 3 8 11 19 22 17 39 47 60 107 34 41 75 4 5 9 252 331 222 553 11 8 19 572

KEMIRIKEBO 177 281 264 545 0 10 5 15 25 20 45 46 42 88 12 17 29 0 0 0 177 179 166 345 9 14 23 368

JUMLAH 361 738 631 1369 3 18 16 34 47 37 84 93 102

195 46 58 104 4 5 9 429 510 388 898 20 22 42 940

7

WO

NO

KE

RT

O

TUNGGULARUM 161 265 278 543 4 6 4 10 20 18 38 39 46 85 44 24 68 1 0 1 206 139 170 309 16 12 28 337

JUMLAH 161 265 278 543 4 6 4 10 20 18 38 39 46 85 44 24 68 1 0 1 206 139 170 309 16 12 28 337

JUMLAH (TURI) 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 148

280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277

JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas 3832 6286 6374 1266 43 101 89 190 416 409

825 762 770

1532 665

796

1461 60 40 100 4144 3957 3908 7865 325

326

651 8516

Page 19: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

TABEL PERKIRAAN DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI TERHADAP PENDUDUK

JIWA KELOMPOK RENTAN

JUM

LA

H

KE

LP

RE

NT

AN

POTENSI

JUM

LA

H

PO

TE

NS

I

KK PRIA WANITA JML BUMILBAYI BALITA ANAK-ANAK LANSIA DIFABEL

DEWASA USIA 13-16

TH/SMP

L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – PAKEM 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 228 428 382 373 755 329 372 701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174 181 355 4096

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – CANGKRINGAN 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 126 275 248 249 497 246 342 588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 115 111 226 3143

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – TURI 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 148 280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277

JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas 3832 6286 6374 12660 43 101 89 190 416 409 825 762 770 1532 665 796 1461 60 40 100 4144 3957 3908 7865 325 326 651 8516

% MENINGGAL 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – PAKEM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – CANGKRINGAN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL - TURI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

% SAKIT (ISPA, DIARE, SAKIT MATA) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

JUMLAH PENDUDUK SAKIT – PAKEM 181 298 314 612 2 3 4 7 20 23 43 38 37 76 33 37 70 4 2 5 203 183 191 374 17 18 36 410

JUMLAH PENDUDUK SAKIT – CANGKRINGAN 150 230 233 463 2 4 3 8 15 13 28 25 25 50 25 34 59 2 2 4 148 148 144 292 12 11 23 314

JUMLAH PENDUDUK SAKIT – TURI 52 100 91 191 1 2 2 4 7 6 12 13 15 28 9 8 17 1 1 1 64 65 56 121 4 3 7 128

JUMLAH PENDUDUK SAKIT 383 629 637 1266 4 10 9 19 42 41 83 76 77 153 67 80 146 6 4 10 414 396 391 787 33 33 65 852

%MENGUNGSI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – PAKEM 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 228 428 382 373 755 329 372 701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174 181 355 4096

JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – CANGKRINGAN 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 126 275 248 249 497 246 342 588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 115 111 226 3143

JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – TURI 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 148 280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277

JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI 3832 6286 6374 12660 43 101 89 190 416 409 825 762 770 1532 665 796 1461 60 40 100 4144 3957 3908 7865 325 326 651 8516

Page 20: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 21: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

b. Sarana dan Prasarana

Bencana Erupsi Gunung Merapi diperkirakan juga akan mengancan

fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan

bahaya

c. Ekonomi

Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung merapi yang

terjadi selama 2 bulan akan mempunyai dampak berupa :

KERUSAKAN KEGIATAN EKONOMI KELUMPUHANKecamatan pakem 2 Kegiatan perekonomian

(Tlogoputri &Kaliurang)

2 bulan

Kecamatan turi 1 kegiatan ekonomi masy.

(desa wisata)

2bulan

Kecamatan Cangkringan 1 Kegiatan ekonomi masy.

( lava tour Kaliadem)

2 bulan

d. Pemerintahan

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap

pemerintahan, terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian

besar aparat pemerintah menyelenggarakan tanggap darurat dan lokasi

kantor untuk pengungsian.

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 22: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

e. Lingkungan

Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap

lingkungan berupa Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian. Berikut skenario

yang ditimbulkan:

Rencana kontijensi Sleman, 2009 1

Page 23: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB IV

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Dalam rencana kontijensi bencana Erupsi Gunung merapi Pemerintah

Kabupaten Sleman mengambil beberapa kebijakan yang merupakan

penetapan landasan kegiatan untuk mencapai penanggulanagan bencana

yang efektif dan strategi untuk dikoordinasikan ke segenap jajaran yang terkait,

dengan perincian sebagai berikut :

a. Kebijakan

1. Minimalisasi korban meninggal ( road to zero victim)

2. Penanganan bencana alam berbasiskan komunitas masyarakat.

3. Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase

pra bencana (pengurangan resiko bencana)

4. Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik.

5. Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan, serta

memenuhi kebutuhan dasar secara realistis.

6. Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat

sesuai skala prioritas tanpa diskriminasi

7. Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya

ego sektor

Rencana kontijensi Sleman, 2009 2

Page 24: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

8. Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan anatar

negara dalam menggalang bantuan, dengan tetap memperhatikan etika

kebangsaan

b. Strategi

1. Membentuk Posko Utama di Pakem sebagai fungsi manajemen

dan koordinasi penanganan bencana.

2. Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko-posko,

tenda pengungsian dilengkapi dapur umum dengan tetap

memperhatikan kelompok rentan.

3. Memenuhi pelayanan kesehatan dengan menyelenggarakan

posko kesehatan di setiap barak pengungsian dan balai kesehatan lain.

4. Memenuhi pelayanan sarana-prasarana kehidupan (transport,

tempat tinggal sementara, sanitasi) di barak/tenda pengungsian (MCK,

air bersih), dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.

5. Mengidentifkasi jenis-jenis bantuan, menghimpun bantuan serta

mendistribuikannya

6. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang

membutuhkan

7. Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai kebajikan

dalam penanganan bencana

8. Evakuasi korban, meninggal dunia dan yang masih hidup melalui

relawan, tim SAR, LSM, dll

Rencana kontijensi Sleman, 2009 2

Page 25: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

9. Penanganan Pengungsi (tenda, logistik, sarana dan prasarana

lainnya), lembaga terkait

10. Mengidentifikasi negara-negara yang memungkinkan memberikan

bantuan secara sukarela

11. Menyebarluaskan informasi tentang bencana yang terjadi melalui,

media cetak, elektronik dan telematika

Rencana kontijensi Sleman, 2009 2

Page 26: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB V

PERENCANAAN SEKTORAL

Perencanaan sektoral ditujukan untuk mencapai penanganan bencana

alam yang dapat melindungi segenap masyarakat. Perencanaan sektoral

dilakukan sebagai fungsi manajemen penanganan bencana yang telah

melakukan evaluasi terhadap tingkatan ancaman yang terjadi, prinsip evakuasi

pengungsian untuk perlindungan masyarakat sementara, dan akan menata

kembali kehidupan setelah pasca bencana. Perencanaan sektoral terdiri atas:

1. Sektor manajemen dan koordinasi

2. Sektor kesehatan

3. Sektor sarana prasarana

4. Sektor logistik

1. Sektor Manajemen dan Koordinasi

a. Situasi

Bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan membuat keadaan

dan situasi daerah tidak terkendali sehingga memerlukan penanganana

bencana alam yang efisien dan terpadu. Dalam simulasi dampak diperkirakan

terjadi gelombang pengungsian sebanyak 12660 orang yang terdiri atas 4144

kelompok rentan dan 8516 kelompok usia produktif.

Beberapa mekanisme penanggulangan harus diperhitungkan, karena

adanya sistem yang tidak berfungsi akibat bencana. Oleh karena itu harus ada

upaya untuk mengendalikan, mengatur dan mengkoordinasikan semua

kegiatan penanggulangan.

Rencana kontijensi Sleman, 2009 22

Page 27: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Sektor manajemen selaku wadah koordinasi pelaksana penanggulangan

bencana di Kabupaten dan sistim POSKO yang dilakukan dari tingkat

kabupaten sampai dengan tingkat kelurahan. Sektor manajemen dan

koordinasi melakukan tindakan berdasarkan Prosedur Tetap Erupsi Gunung

Merapi yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sleman

No.83/kep.KDH/A/2006 tentang Mekanisme Penanganan Bencana Gunungapi

Merapi

a. Sasaran

Mengadakan koordinasi dengan seluruh instansi terkait

Terkendalinya penanganan bencana

Terkendalinya pelaksanaan evakuasi mandiri secara

efektif dan efisien sehingga dicapai:

a. Terselamatkannya dan terevakuasinya korban bencana sejumlah

12660 orang.

b. Terevakuasinya serta teridentifikasinya korban yang meninggal dunia.

c. Terkoordinasikannya kegiatan pencarian dan penyelamatan korban

yang hilang.

Terkendalinya sistim keamanan lingkungan kawasan

rawan bencana

Terkendalinya logistik pengungsi

Terkendalinya upaya penanganan kesehatan pengungsi

Terkoordinirnya upaya penanggulangan bencana dan

bantuan yang mengalir

Terdatanya kerugian dan korban akibat bencana

Rencana kontijensi Sleman, 2009 23

Page 28: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

c. Kegiatan

NO KEGIATAN PELAKU WAKTU

1Mendirikan Posko

DINAS P3BASetelah adanya

tanda-tanda bencana

2Aktivasi manajemen

dan koordinasi

DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos

Jika terjadi tanda-

tanda bencana

3 Mengkoordinasikan

kegiatan sektoral untuk

DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos

Setiap hari

4 Membuat laporan

menyeluruh

DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos

Setiap hari

5 Memberikan arah

kelaksanaan

BUPATI, SEKDA, ASISTEN, DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos

Setiap hari

6 Menerima dan

menyampaikan

informasi terbaru

DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos

Setiap saat

Rencana kontijensi Sleman, 2009 24

Page 29: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

d. Proyeksi Kebutuhan

NO JENIS SATUANJUMLAH

YANGPERSEDIAAN LOKASI

KETERANGANKEKURANGAN/KECUKUPAN

FUNGSI

KEBUTUHAN DIBUTUHKA

N

1 Personil/relawan orang1266 terlatih

=1:10

100 KODIM 0732

cukup

Manajemen,Asesor,

evakuator, pengamanan,

78 PMI Sleman

573 POLRES

125 Pol PP dan Tibmas

70 SAR kaliurang

90 Dinas P3BA

351 Linmas/Pamong Pakem

105Linmas/Pamong Cangkringan

180 Linmas/Pamong Turi

34 Kec. Cangkringan

34 kec. Pakem

34 Kec. Turi

48 Tagana

88 Pasag Merapi

150 Komunitas Lereng Merapi

0 Kappala

30 Dinas kimpraswilhub

20 Dinas nakersos KB

20 Cakra

10 ORARI Pakem

70 SKSB

85 Pramuka

1050 Aktivis Pramuka

15 Telematika

3360 Jumlah

2 Mobil unit 100

5 Dinas P3BA

54Transportasi manajemen/

relawan

5 Dinas Pol PP dan Tibmas

3 kec. Rawan bencana

14 kec. lain

1 Bappeda

3 Sekretariat

2 BPKKD

5 Dinkes Sleman

2 Dinas Kimpraswilhub

3 KODIM 0732

1 SAR kaliurang

2 telematika

46 jumlah

3 Sepeda Motor unit 133

23 Polres Sleman

cukupTransportasi manajemen/

relawan

20 Dinas P3BA

10 Dinas Pol PP

50 KODIM 0732

5 Telematika

10 Kelurahan rawan bencana

50 milik pribadi

168 jumlah4 Repeater unit 1 Telematika CUKUP komunikasi

1 Dinas P3BA

Rencana kontijensi Sleman, 2009 25

Page 30: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

1 Rakom Kec.

1 Dinas Pol PP

1 SKSB/Jambu

5 jumlah

5 Rig HT unit

2 Posko Pakem

CUKUP komunikasi2 Posko bayu

17 Kecamatan

21 Jumlah

6 HT unitRASIO 1

REPETAER 80 HT

20 Dinas P3BA

Cukup; dengan catatan bahwa

harus ada pembagian

saluran frekuensi

komunikasi

8 DinasPol PP dan Tibmas

19 Dinas Kimpraswilhub

4 Dinas Nakersos

18 Kec. Cangkringan

17 Kec. Pakem

15 Kec. Turi

10 Kec. Tempel

11 Kec. Prambanan

15 Telematika

8 PMI Sleman

43 kec. Lain

20 KODIM 0732

15 Polres

4 Dinkes Sleman

24 Puskesmas

1 kwarcab Sleman

1 RS Panti Nugroho

30 KLM

19 SKSB

31 Milik Masy Turi - KRB III,II

46 Milik Masy Pakem - KRB III,II

23Milik Masy Cangkringan- KRB III,II

31 SAR kaliurang

433 jumlah

7 megaphone unit 5 5 Dinas P3BA Cukup komunikasi

8Computer

unit 88 Dinas P3BA

Cukup manajemen

9 Senter Besar unit 4 4 Dinas P3BA Cukup sarpras10 internet unit 1 1 Dinas P3BA Cukup sarpras11 Papan data unit 1 1 Dinas P3BA Cukup sarpras12 Peta unit 5 5 Dinas P3BA Cukup sarpras13 Filing Cabinet unit 2 2 Dinas P3BA Cukup sarpras14 Kamera unit 2 2 Dinas P3BA Cukup sarpras15

Telepon -faxline 9 kantor bupati komunikasi

(PABX dan PSTN) 4 Muspida

10 Sekretariat Daerah

28 Bagian sekretariat

5 Sekretariat DPRD

18 DPRD

9 Dinas Kimpraswilhub

9 Dinas P3BA

14 Dinas Pertanian - Kehutanan

16 Dinas P2KPM 7 Dinas Kesehatan

Rencana kontijensi Sleman, 2009 26

Page 31: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

14 Dinas pendidikan

18 Dinas Nakersos KB

12 Dinas Pol PP dan Tibmas

8 Dinas Budpar

8 Bappeda

7 Bawasda

19 BPKKD

6 BPPD

18 BKD

4 RSUD Murangan

31 Milik Masy Pakem - KRB III,II

10 milik masy Turi - KRB III,II

1 SAR kaliurang

285 Jumlah

2. S ektor Kesehatan

Apabila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan

terdapat penduduk yang menderita luka bakar, penyakit ISPA, Conjuctivitis,

Diare , diperkirakan jumlah pasien 10% dari jumlah pengungsi, yaitu sekitar

1266 orang.

Di samping korban, bencana juga akan mengakibatkan prasarana dan

sarana pelayanan kesehatan yang hancur atau rusak, sehingga pelayanan

kesehatan tidak dapat dilakukan secara optimal.

b. Sasaran

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi

Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal

c. Kegiatan

NO. KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

Rencana kontijensi Sleman, 2009 27

Page 32: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

1

Menyiapkan Tim Kesehatana. Tim reaksi cepat

pelayanan kesehatanb. Tim penilaian cepat

kesehatan

Dinkes Kab. RSUD, PMI

Hari pertama kejadian

2

Menyiapakan paket obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan

Dinkes Kab., RSUD

s.d.a

3 Membentuk pos kesehatanDinkes, PMI, RSUD

Hari kedua dan ketiga

4

Mengaktifkan Puskesmas dan pos pelayanan kesehatan barak selama 24 jam

Dinkes KabHari pertama kejadian

5Menyiapkan ambulance

Dinkes Kab., RSUD

s.d.a

6Menyiapkan rumah sakit lapangan

RSUD s.d.a

7Pelayanan rujukan

Dinkes Kab., RSUD

s.d.a

Gambar 6. Alur Pelayanan Kesehatan

c. Proyeksi Kebutuhan

Rencana kontijensi Sleman, 2009 28

+

+

Pos PPPK Pakem

+

RS Panti Nugroho

+

+

++

Pos PPPK Turi+

Pos PPPK Cangkringan

++

+RS Ghrasia

RSUD Sleman

+RS Sardjito

+

+

RS Swasta Wilayah Sleman

Gudang Penerimaan bantuan Obat,Alkes,PMTdi Ex BKKBN (Pj.Suprihanto, B.Sc)

+

Page 33: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

NO JENIS SATUANJUMLAH

YANGPERSEDIAAN LOKASI

KETERANGANKEKURANGAN/KECUKUPAN

FUNGSI

KEBUTUHAN DIBUTUHKA

N

1

Pos Kesehatan

unit 32

1 Puskesmas Turi

CUKUP; rasio 1:40

Pusat pelayanan kesehatan

(Puskesmas, Pustu 1 Puskesmas Pakem

Pos Kesehatan 1Puskesmas Cangkringan

barak; bekerja secara 21

Pusk kec. Lain sebagai unit

3 shift tersebar poskes barakdi 10 pos kesehatan) 4 pustu pakem

2 pustu Turi

Rencana kontijensi Sleman, 2009 29

Page 34: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

2 Pustu Cangkringan

32 jumlah

2Rumah sakit rujukan

unit 5

1 RSUD Sleman

0Pusat

pelayanan kesehatan

1 RS Pantinugroho

1 RSUP Sardjito

1 RS Pantirapih

1 RS Bethesda

5 jumlah

3 Dokter Umum orang 73

2 Pusk Pakem

Cukup; rasio 1 dokter:24 pasien

Pelayanan kesehatan

2 Pusk Turi

2 Pusk Cangkringan

60 Pusk. Kec. Lain

7 RS Panti Nugroho

73 jumlah

4 Dokter spesialis orang 6 6 RSUD Sleman

0 Rujukan6 jumlah

5 Perawat/bidan orang 150375 Dinkes Sleman

cukup paramedis

17 RS Panti Nugroho

392 jumlah

6 Sanitarian orang 4848 Dinkes Sleman CUKUP; rasio 1

barak 3 sanitarian 48 jumlah

7 Ahli gizi orang 3535 Puskesmas Cukup; rasio 1

barak 2 ahli gizi 35 jumlah

8 Petugas Obat orang 1.12536 Puskesmas Cukup; rasio 1

barak 1 petugas obat 36 jumlah

9 Fisioterapi orang 2 2 RSUD Sleman

cukup rujukan 2 jumlah

10Paket Obat (ISPA, orang 1266 3000 Dinkes 1:2 UNTUK 4

BLN Diare, Obat Mata 3000 jumlah

11 Ambulance buah 49

2 Pusk Pakem

Cukup; dengan asumsi

pengguna ambulan 10% dari pasien

Rasio 1 ambulan 3 pasien

Sarana prasarana kesehatan

2 Pusk Turi

1 Pusk Cangkringan

39 Puskesmas kec.lain

2 PMI

3 RS Panti Nugroho

49 jumlah

12 Stetoscop Buah 35 35 Dinkes/Puskesmas

Cukup

Sarana prasarana kesehatan35 jumlah

13 Tensimeter Buah 35 35 Dinkes/Puskesmas

cukup

Sarana prasarana kesehatan 35 jumlah

14 dragbar Buah 35 25 Dinas nakersos KB

Cukup; rasio 1 pos kes 1 tandu

Sarana prasarana kesehatan

25 Puskesmas

50 jumlah

15 Sarung Tangan Buah 1266/pasang 01266/pasang

Sarana prasarana kesehatan

16 Selimut Buah 52 052

Sarana prasarana kesehatan

17 Bantal Buah 52 052

Sarana prasarana kesehatan

18 Velbeld Buah 52 40 Dinas Nakersos KB 7; rasio 1 barak 3 untuk

Rencana kontijensi Sleman, 2009 30

Page 35: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

velbed untuk pos kesehatan

pasien dan petugas

5 Dinas P3BA

45 jumlah

19 mobil bak terbuka Buah 4 4 Dinkes cukupAngkutan

logistik kesehatan

20 kantong mayat Buah 111 Dinkes

cukup 11 Jumlah21 Kantong darah Buah 126 500 PMI 22 Hygiene Kit Buah 52 500 PMI

3. Sektor Sarana Prasarana

a. Situasi

Apabila terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah terjadinya

gelombang pengungsian karena kepadatan penduduk di kawasan lereng

Merapi. Pengungsi sejumlah 12660 orang dengan perincian 4144 termasuk

kelompok rentan, dan 8516 usia produktif harus dicakup dalam operasi

transpor evakuasi.

Berdasarkan beberapa kejadian sebelumnya erupsi Gunung Merapi

terjadi dalam selang waktu bulanan, dan menyebabkan bangunan, jalan,

jembatan, serta fasilitas umum lainnya menjadi rusak tertutup material vulkanik.

Evakuasi warga juga merupakan kegiatan utama dalam tanggap

darurat, dan selanjutnya menyediakan barak pengungsian yang dapat

memenuhi syarat minimal. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat dan

relawan harus bahu membahu melakukan penanggulangan bencana

b. Sasaran

Terangkutnya semua pengungsi ke lokasi penampungan sementara yang

telah disiapkan.

Terangkut/terdistribusikannya bantuan pangan dan non pangan untuk

pengungsi sampai ke lokasi penanmpungan sementara.

Terpulihkannya Sarana dan Prasarana seperti :

Rencana kontijensi Sleman, 2009 31

Page 36: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

o Transportasio Kesehatano Gedung Pemerintahan / Sekolaho MCK

Dukungan sarana-prasaran pada areal pengungsian yang memadai seperti :o Air Bersiho Sandang dan Pangano Sanitasi Lingkungan

c. Kegiatan

NO KEGIATAN PELAKU WAKTU

1 Menyiapkan armada transport evakuasi

Dinas Kimpraswilhub Saat bencana

2 Staffing (personil)Dan pengarahan

Dinas Kimpraswilhub Setiap waktu

3 Persiapan BBM, oli, Suku cadang Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub

Setiap waktu

4 Pemulihan fungsi sarana-prasarana umum

Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub

Sesaat terjadi bencana

5 Sarana-prasarana Areal Pengungsian :

- Air Bersih- Penerangan- Sanitasi- Sandang Pangan- MCK- Tenda

Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub

Setelah adanya tanda-tanda bencana

6 Rehabilitasi Sarana dan Prasarana - Transportasi- Kesehatan- Gedung Pemerintahan /

Sekolah

Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub

Pasca Bencana

d. Proyeksi kebutuhan

NO JENIS SATUANJUMLAH

YANG PERSEDIAAN LOKASI KEKURANGAN FUNGSI KEBUTUHAN DIBUTUHKAN/

Rencana kontijensi Sleman, 2009 32

Page 37: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

1 Mobil unitDapat

mengangkut1374 org

3 KODIM 0732

cukup Jumlah transpor evakuasi dapat mengankut 9836 orang, sehingga untuk 12660 pengungsi diperkiakan butuh 2 rit transport dengan ketentuan rit pertama untuk kelompok rentan dan rit kedua untuk kelompok tidak rentan

11 Polres Sleman

39 Milik masy turi KRB III, II

1 RS Panti Nugroho

107Milik masy Pakem KRB III, II

68Milik Masy cangkringan KRB III,II

229 jumlah

2 Truk unitDapat

mengangkut2200 orang

10 Kimpraswilhub

cukup

4 Polres Sleman

25 paguyuban Merapi Jaya

7 Milik masy turi KRB III, II

13Milik masy Pakem KRB III, II

29Milik Masy cangkringan KRB III,II

88 jumlah

3Mobil bak Terbuka

Unit Dapat

mengangkut440 org

27Milik masy Pakem KRB III, II

cukup

15 Milik masy Turi KRB III, II

2 Dinas P3BA

44 jumlah

4 Sepeda motor UnitDapat

mengangkut5822 orang

506 Milik masy turi KRB III, II

cukup

1501Milik masy Pakem KRB III, II

904Milik Masy cangkringan KRB III,II

2911 jumlah

5barak

pengungsianUnit

245 1 Candibinangun

8776 pengungsi tidak tertampung/

Kekurangan pakai tenda pleton

Sarpras pengungsian

392 1 purwobinangun

9783

hargobinangun, SMP Pakem, SD

325 1 pakembinangun

294 1 argomulyo12660

pengungsi375

1 glagaharjo

225 1 kepuharjo/kantor desa

225 1 umbulharjo/kantor desa

294 1 wukirsari

185 1 wonokerto

346 2 girikerto/ (SD Somoitan)

3884 14 jumlah

6 MCK Unit 6334 tiap barak Kekurangan 577

Rasio 1:20 Sarpras pengungsian 56 jumlah

7EWS awan

panas

1central pakem/master control

1 sirine/WARA

1sirine/Gardu Pandang Kaliurang

1 Sirine/Gumuk Bol/CKR

1 Sirine/Kinahrejo8 EWS Lahar

Dingin

1

master control/Pakem/gendol-boyong

1 sirine/kaliadem

1 sirine/manggong

1 sirine/bronggang

1 sirine/jambu

1 sirine/turgo

1 sirine/kemiri1 sirine/kalireso

Rencana kontijensi Sleman, 2009 33

Page 38: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

1curah hujan S Gendol/petit opak

1curah hujan S Gendol/klangon

1curah hujan S. Boyong/Turgo

9 Jalan evakuasi km

37.7 pakem

53 cangkringan

26.6 Turi

117.3 jumlah

10 titik kumpul Unit 52

13masjid, rumah pamong, gedung

23Titik koordinasi; titik

transportasi evakuasi

Rasio 1 barak : 3 titik kumpul

serbaguna/Pemdes Hargobinangun

6SD Kloposawit, Masjid, Rumah

Pamong/Pemdes Girikerto

10

Ngancar, kepuh, pamong, mesjid, sekolah, wil cangkringan

29 jumlah

11 tenda pleton40

org/unit100

30 Dinas P3BA

52

Menampung pengungsi 4000

orang, jika dikorelasikan

dengan kapasitas barak, maka tampungan

pengungsi = 7884 masih ada 4776 pengungsi tidak

tertampung

1 Kwarcab Sleman

17 Dinas Nakersos KB

48 jumlah

12 Tenda regu10

org/unit52

20 Dinas P3BA28

Rasio 1 barak: 3 tenda regu

Tenda pelengkap sarana

pengungsian

4 Kwarcab Sleman

24 jumlah

13 Tenda Kanvas20

org/Unit 24

20 Dinas P3BA4

Rasio 1:2

Tenda pelengkap sarana

pengungsian20 jumlah

14 Tenda Besar 20

org/Unit24

30 Dinas P3BA

0

Tenda pelengkap sarana

pengungsian30 jumlah

15 Deklit/Terpal Unit 132

101 Dinas Nakersos KB

0Deklit untuk titik

kumpul 1:2; deklit untuk barak 1:2

100 Dinas P3BA

201 jumlah

16 Velbeld Unit 52

40 Dinas Nakersos KB

7Velbed petugas; pos kesehatan

barak5 Dinas P3BA

45 jumlah

17 Tikar Unit 2000 m2

436 218 Dinas Nakersos KB

364 m2 Jml pengungsi 12660 = 12660m2; jika 30%nya untuk tidur = 4220 m2.Total alas tidur

2077 m2

1200 600 PMI

1636 m2 818 jumlah

18 Karpet Unit 2200

141 59Dinas Nakersos KB/ uk 2 x 1.2 m

1559 m2300 5

Dinas Nakersos KB/uk 30 x 2 m

441 m2 64 jumlah

19 Kasur Unit 4144

8 Dinas Nakersos KB/kapuk

4057

Kasur untuk kelompok rentan,

terutama bayi, anak, lansia

5 Dinas Nakersos KB/busa

74 Dinas Nakersos KB/lantai

87 jumlah

20 Masker Unit 161602000 Dinas P3BA

14160Pelindung dari abu

vulkanik2000 jumlah

21 kacamata debu Unit 120 120 Dinas P3BA

0 Petugas sarpras 120 jumlah

22 Shinsaw Unit 8

3 Dinas P3BA

0 Sarpras PB

5 Dinas Kimpraswil

unit 8 jumlah

Rencana kontijensi Sleman, 2009 34

Page 39: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

23 Mobil tanki Unit 10

3 Dinas Kimpraswil

5

Rasio air bersih 1:60 liter = 759600

literMobil tanki

kapasitas 3000 lt = 250 droping, dibagi

3 rit

2 PDAM

5 jumlah

24 Tanki air Unit 14

5 Dinas nakersos KB/500 liter

7 Rasio 1 barak : 1

tankiSarpras

pengungsian

2Dinas Nakersos KB/1000 liter

7 jumlah

25 Excavator Unit 1 0 126 Dump Truck Unit 7 9 Kimpraswilhub cukup

27 Mobil Pickup unit 42 Dinas P3BA cukup2 Kimprswilhub

28 Backhoe Unit 1 0 1

29 Genset unit 152 Dinas P3BA 12

Barak + manajemen 1 Dinas Kesehatan

3 Jumlah

4 . Sektor Logistik

a. Situasi

Terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah mengakibatkan

banyaknya pengungsian masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut

perlu didirikan posko-posko pengungsian. Pada kondisi tersebut masyarakat

sangat membutuhkan bantuan berupa pangan, sandang, dan papan, serta

kebutuhan harian lainnya. Rencana kontijensi ini berupaya menghitung

kebutuhan pangan dan non pangan.

b. Sasaran

Terlayaninya semua kebutuhan dasar pengungsi, mulai dari balita

sampai kepada orang tua dan petugas.

Terlaksananya penerimaan, penyortiran dan pendistribusian logistik

dengan baik.

c. Kegiatan

Rencana kontijensi Sleman, 2009 35

Page 40: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Kegiatan dapur umum bertugas untuk melayani para petugas

pertolongan kedaruratan dalam bencana Erupsi Gunung Merapi terdiri dari:

Sakorlak, Satlak, Sektor terkait, Relawan, dan Korban bencana.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :

Rencana kontijensi Sleman, 2009

no Kegiatan Penanggungjawab waktu1

2

3

4

Dapur umum

Menghimpun barang/mobilisasi

barang

Menyortir jenis bantuan

Distribusi bantuan

Dinas Nakersos

Dinas Nakersos

Dinas Nakersos

Dinas Nakersos

120 hari

120 hari

120 hari

120 hari

36

Page 41: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

a. Proyeksi Kebutuhan

KEBUTUHAN PANGAN

no jenis kebutuhan satuan

volumeharga satuan

(Rp) Jumlahjumlah

pengungsi kebutuhan waktu/hari1 Beras 0.4 kg/org/hari 12660 5064 120 3000 1,823,040,000 2 lauk 3000 rp/org/hari 12660 37980000 120 3000 4,557,600,000 3 susu bayi 0.01 kg/bayi/hari 108 1 120 1000 129,600 4 makanan bayi 0.01 kg/bayi/hari 108 1 120 1000 129,600 5 Makanan ibu hamil 0.1 kg/org/hari 43 4 120 1000 516,000 6 gula/ teh/kopi 0.01 kg/org/hari 12660 127 120 6000 91,152,000

6,472,567,200

KEBUTUHAN NON PANGAN

no jenis kebutuhan satuan

volume jumlah

masyarakat kebutuhan frekuensi/kali Jumlah Harga per unit/rp Total (rp)

1 masker 1 buah/org/bulan 16160 16160 1 16160 2000 32,320,00

0

2 Selimut 1.1 lb/org 12660 13926 1 13926 10000 139,260,00

0

3 sarung 1 lb/org 12660 12660 1 12660 10000 126,600,00

0

4 sabun mandi 1 bh/org/bln 12660 12660 4 50640 2000 101,280,00

0

5 sabun cuci 0.5 kg/org/bulan 12660 6330 4 25320 3000 75,960,00

0 6 sikat 1 bh/org/bulan 12660 12660 1 12660 2000 25,320,00

Rencana kontijensi Sleman, 2009 36

Page 42: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

0

7 pasta gigi 1 bh/org/bulan 12660 12660 4 50640 2000 101,280,00

0

8 pakaian dewasa 4 bh/orang/4 bln 5482 21928 1 21928 20000 438,560,00

0

9 pakaian anak 4 bh/orang/4 bln 1205 4820 1 4820 20000 96,400,00

0

10 handuk 1 lb/org 12660 12660 1 12660 15000 189,900,00

0

11Pakaian dalam wanita 2 lb/org/ bulan 5116 10232 4 40928 5000

204,640,000

12 pakaian dalam laki2 2 lb/org/bulan 5005 10010 4 40040 5000 200,200,00

0

13pakaian dalam anak

wanita 2 lb/org/bulan 1278 2556 4 10224 5000 51,120,00

0

14pakaian dalam anak

laki-laki 2 lb/org/bulan 1261 2522 4 10088 5000 50,440,00

0

15 pembalut 8 bh/org/bln 4559 36472 4 145888 500 72,944,00

0

16 senter 1 bh/org 12660 12660 1 12660 2000 25,320,00

0

J u m l a h 1,931,544,00

0

Rencana kontijensi Sleman, 2009 37

Page 43: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

BAB VI

EVALUASI

Evaluasi rencana kontijensi dimaksudkan untuk melihat secara

komprehensif dukungan sumber daya yang ada untuk menangggulangi bencana

dibandingkan jumlah masyarakat yang terancam bencana di kawasan gunung

Merapi. Perhitungan yang dilakukan didasarkan pada beberapa priorotas

kebutuhan mendasar agar penanggulangan bencana dapat berjalan normal.

Berdasarkan perhitungan berbagai sektor didapatkan rekapitulasi sebagai

berikut:

no Sektor Sumber Daya Analisis

1 Manajemen dan

KoordinasiManajemen & koordinasi

Petugas vs pengungsi di lokasi kecamatan terlihat rasio

sebagai berikut:

Pakem = 1: 16

Cangkringan = 1:33

Turi = 1:10

Berdasarkan kondisi tersebut, manajemen sebaiknya

mengarahkan relawan ke kecamatan dengan komposisi =

Pakem : Cangkringan : Turi = 27 : 56 : 17

285 orang SKPD

Kecamatan

385Linmas/pamong Pakem

Jml pengun

gsi 6122

139 Linmas/pamong cangkringan

Jumlah pengun

gsi 4626

214 Linmas/pamong Turi

Jumlah pengun

gsi 1912

relawan2629 Berbagai ormas dan elemen masyTuri 1 Puskesmas

2 ambulance2 dokter umum6 perawat5 bidan

Rencana kontijensi Sleman, 2009 37

Page 44: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Cangkringan

1 puskesmas1 ambulance2 dokter umum7 perawat8 bidan

2 Sarpras PakemJml pengungsi 6122; daya tampung

barak 1940 orang Jumlah barak pengungsian dan tenda peleton yang masih belum mencukupi daya tampung harus diperhatikan pengembangannya. Dan jika akan dikembangkan sebaiknya perlu pemetaan sebaran pengungsi.MCK sebagai sarpras pengungsian juga perlu diperhatikan pengembangannya

CangkringanJumlah pengungsi 4626; daya

tampung barak 1413 orang

TuriJumlah pengungsi 1912; daya

tampung barak 531 orang

3 LogistikPangan

Rp. 6.472.567.200 Perhitungan logistik dilakukan dengan kategori pangan dan

non pangan.

Non Pangan

Rp. 1.931.544.000

4 Transpor Evakuasi Mobil

Pakem107

Jml pengungsi pakem 6122 = kap. 3969, rasio =Jumlah pengungsi cangkringan 4626 = kap. 2941Jumlah pengungsi 1912 = kap. 1187

Berdasarkan profil tersebut, sumberdaya transpor evakuasi dari sumber lainharus didistribusikan ke kecamatan pakem : cangkringan = 50% : 50%

Cangkringan 68

Truk/Bus

Pakem13

Turi7

Cangkringan 29

SepedaMotor

Pakem 1501

Cangkringan 904

Turi506

Kapasitas transporMasy.

Pakem3969 orang

Cangkringan2941 orang

Turi 1187 orang

5 BBM Sektor manejemen dan koordinasi

100 mobil x 20 literX 120 hari = 240.000 liter133 motor x 2 liter x 120 hari =31920 liter

BBM merupakan kebutuhan yang perlu diperhitungkan dalam kontijensi, terutama untuk mobilitas pendukung kebutuhan hidup misalnya droping logistic, droping air, transport evakuasi yang menyangku

Transpor Evakuasi

317 mobil X 40 liter X 60 hari =760.800 liter

Rencana kontijensi Sleman, 2009 38

Page 45: Dokumen Rencana Kontijensi Sleman 2009

Sarpras (droping air)10 mobil x 40 liter x 120 hari = 48000 liter

Logistik 10 mobil x 40 liter x 120 hari = 48.000 liter

Kesehatan 50 mobil x 30 liter x 120 hari = 180.000 liter

Jumlah 1.307.920Liter = Rp. 6.539.600.000

Rencana kontijensi Sleman, 2009 39