dokumen lelang fisik paket 66

279
PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS BINA MARGA Jl. Pinang Baris No. 114-C Telp.(061) 8451766 M E D A N DOKUMEN PENGADAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2013 Nomor : 66/PBJ/DBMKM/LPSE/I/2013 Tanggal : 18 Februari 2013 Pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli. Sumber Dana : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Upload: monroe-dedie

Post on 31-Dec-2014

158 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS BINA MARGA

Jl. Pinang Baris No. 114-C Telp.(061) 8451766 M E D A N

DOKUMEN PENGADAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN 2013 Nomor : 66/PBJ/DBMKM/LPSE/I/2013 Tanggal : 18 Februari 2013 Pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl.

Chaidir Kec. Medan Deli. Sumber Dana : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Page 2: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB I. UMUM A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik.

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

- Pekerjaan Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi

bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya; - HPS : Harga Perkiraan Sendiri; - HEA : Harga Evaluasi Akhir; - Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) : kerja sama usaha antar penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak,

kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis; - LDP : Lembar Data Pemilihan; - LDK : Lembar Data Kualifikasi; - PA : Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan selaku Pengguna Anggaran/Pengguna

Barang yang memegang kewenangan penggunaan anggaran; - Panitia : Kelompok Kerja yang berfungsi untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa; - KPA : Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah atas usul Pengguna Anggaran (PA) untuk menggunakan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah;

- SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; - SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja; - TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri. - PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over

- FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir/Final Hand

Over.

- LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

- Aplikasi SPSE: Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis

web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui website LPSE.

- Form Isian Elektronik : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang

dapat diinput oleh pengguna aplikasi.

Page 3: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

- Form Isian Elektronik

Data

Kualifikasi : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan penyedia

barang/jasa untuk menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi.

- E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan tahapan sesuai Perpres 54/2010 dan perubahannya serta petunjuk teknisnya yang disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan secara elektronik sebagaimana diatur dalam Perka 18/2012. Semua istilah “pelelangan” pada dokumen ini merujuk pada pengertian “e-lelang”.

C. Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana

tercantum dalam LDP. D. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan

usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.

E. Panitia mengumumkan pelaksanaan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi melalui website Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

Page 4: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

PEMERINTAH KOTA MEDAN

DINAS BINA MARGA Jalan Pinang Baris No. 114 Telepon (061) 8451766

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 66/PBJ/DBMKM/LPSE/I/2013

Panitia Lelang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Bina Marga Kota Medan akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan

Nama paket pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli.

Nilai total HPS : Rp. 3,206,300,000.00,- Sumber pendanaan : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

Anggaran 2013.

2. Persyaratan Peserta Paket pekerjaan ini terbuka untuk penyedia barang/ jasa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : Memiliki Ijin Usaha : Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan memiliki SBU yang

masih berlaku Klasifikasi Usaha : Non Kecil Bidang : Sipil dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alamat : Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan Jalan Pinang Baris No. 114 Medan

Website : Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan

mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE: http://www.lpse.pemkomedan.go.id

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan

Jadwal dapat dilihat pada website LPSE 5. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk softcopy dengan diunduh melalui website

http://www.lpse.pemkomedan.go.id dengan mengakses aplikasi sistem Pengadaan Secara Elektronik (Aplikasi SPSE).

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Medan, 18 Februari 2013 dto

Panitia

Page 5: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum

1. Lingkup

Pekerjaan 1.1 Panitia mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan

penawaran atas paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum dalam

LDP. 1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan

pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

3. Peserta [Pemilihan Langsung]

3.1 Pemilihan Langsung penyedia pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha, kemitraan/KSO atau peserta perorangan yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO,

baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Untuk nilai pekerjaan di bawah Rp.100.000.000.000,00 (seratus

miliar rupiah) maka kemitraan/KSO harus diwakili oleh perusahaan nasional.

3.4 Peserta kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian

Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

4. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan

4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut: a. berusaha mempengaruhi anggota Panitia dalam bentuk dan cara

apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan perundang-undangan;

b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil Pemilihan Langsung, sehingga mengurangi / menghambat / memperkecil / meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;

c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Panitia terbukti melakukan tindakan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut: a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses Pemilihan

Langsung atau pembatalan penetapan pemenang; b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; c. gugatan secara perdata; dan/atau d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Panitia kepada PA/KPA.

Page 6: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

5. Larangan Pertentangan Kepentingan

5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.

5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:

a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan Usaha tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi peserta pada Pelelangan yang sama;

b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau menjadi konsultan pengawas untuk pekerjaan fisik yang direncanakannya, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;

c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan fisik yang diawasi, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;

d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota Panitia atau pejabat yang berwenang menetapkan pemenang Pelelangan.

5.3 Afiliasi sebagaimana dimaksud pasal 5.1 adalah keterkaitan

hubungan, baik antar peserta, maupun antara peserta dengan KPA dan/atau anggota Panitia yang antara lain meliputi: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai

dengan derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. KPA dan/atau anggota Panitia, baik langsung maupun tidak

langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik

langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah satu pengurusnya sama.

5.4 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar

tanggungan K/L/D/I.

6. Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri

6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan

menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan ketentuan: a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar

mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor;

b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;

c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;

d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;

e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan

Page 7: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3 [Atas penggunaan produksi dalam negeri, penawaran peserta

diberikan preferensi harga, untuk pekerjaan diatas Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan TKDN diatas 25% (dua puluh lima perseratus).]

7. Satu Penawaran

Tiap Peserta 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota

kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO dilarang

menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan 8. Isi Dokumen

Pengadaan

8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan meliputi:

a. Umum b. Pengumuman Pelelangan; c. Instruksi Kepada Peserta; d. Lembar Data Pemilihan; e. Bentuk Dokumen Penawaran:

1) Surat Penawaran; 2) Surat Kuasa; 3) Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO); 4) Dokumen Penawaran Teknis; 5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila diberikan

preferensi harga); 6) Jaminan Penawaran;

f. Bentuk Surat Perjanjian; g. Syarat-Syarat Umum Kontrak; h. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; i. Spesifikasi Teknis, dan/atau Gambar; j. Daftar Kuantitas dan Harga; k. Bentuk Dokumen Lain:

1) SPPBJ; 2) SPMK; 3) Jaminan Sanggahan Banding; 4) Jaminan Pelaksanaan; 5) Jaminan Uang Muka; 6) Jaminan Pemeliharaan.

8.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:

a. Lembar Data Kualifikasi; b. Pakta Integritas; c. Formulir Isian Kualifikasi; d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi; e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen

Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

8.5 Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis mengenai isi

Dokumen Pengadaan kepada Panitia sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

Page 8: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

8.6 Panitia wajib menanggapi setiap permintaan penjelasan yang

diajukan peserta secara tertulis.

9. Bahasa Dokumen Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.

10. Pemberian Penjelasan

10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi SPSE pada waktu sebagaimana tercantum dalam LDP kepada peserta yang terdaftar.

10.2 Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan tidak

dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran. 10.3 Apabila dipandang perlu, Panitia melalui tim atau tenaga ahli

pemberi penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta.

10.4 Catatan tentang Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen

Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari Panitia Pengadaan/ Kelompok Kerja, dapat dilihat melalui aplikasi SPSE. Jika dilaksanakan penjelasan lapangan dapat dibuat Berita Acara Penjelasan Lanjutan (BAPL) yang diunggah dalam website LPSE dan dapat dilihat melalui aplikasi SPSE.

10.5 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam

aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP). 10.6 Apabila terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting

yang perlu ditampung, maka Panitia menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

10.7 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak

dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pengadaan awal.

10.8 Peserta dapat mengunduh Adendum Dokumen Pengadaan yang

diunggah Panitia Pengadaan pada aplikasi SPSE.

11. Perubahan Dokumen Pengadaan

11.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran, Panitia dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.

11.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Dokumen Pengadaan. 11.3 Panitia dapat mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan dengan

cara mengunggah (upload) file adendum dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila Panitia akan mengunggah (upload) file Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran, maka Panitia wajib mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.

12. Perubahan

Waktu Panitia dapat melakukan perubahan waktu pada setiap tahapan lelang dengan menyertakan alasan perubahan.

Page 9: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

13. Biaya dalam

Penyiapan Penawaran

13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian penawaran.

13.2 Panitia tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang

ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa Penawaran

14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran

dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing. 14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan

dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

15. Dokumen

Penawaran

Dokumen Penawaran, meliputi: a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;

1) tanggal; 2) masa berlaku penawaran; 3) harga penawaran; 4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan 5) tanda tangan:

a) direktur utama/pimpinan perusahaan; b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang

nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;

c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik;

d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama; atau

e) peserta perorangan. b. hasil Pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli, dalam hal pencairan

jaminan memerlukan dokumen asli jaminan, maka jaminan penawaran asli diserahkan pada saat pembuktian kualifikasi;

c. daftar kuantitas dan harga; d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima

kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila dikuasakan);

e. hasil Pemindaian (scan) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);

f. dokumen penawaran teknis: 1) metode pelaksanaan; 2) jadwal waktu pelaksanaan kurva “S”; 3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan; 4) spesifikasi teknis; 5) daftar personil inti; 6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;

g. data kualifikasi yang dikirimkan melalui aplikasi SPSE; dan h. hasil pemindaian (scan) dokumen isian kualifikasi.

16. Harga Penawaran

16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. 16.2 Untuk kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, peserta

mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.

Page 10: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,

dan pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga penawaran.

17. Mata Uang

Penawaran dan Cara Pembayaran

17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam LDP.

17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan

cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku

Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan

18.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP. 18.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa

berlakunya penawaran, Panitia dapat meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu. Konfirmasi perpanjangan dapat dilakukan secara elektronik, peserta pengadaan dapat menyampaikan konfirmasi secara elektronik melalui e-mail.

18.3 Peserta dapat:

a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran; b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan diri

secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi. 18.4 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak

melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

19. Bentuk Dokumen Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy berupa file yang telah dienkripsi. Setiap dokumen yang memuat tanda tangan, materai, dan gambar-gambar dipindai (scan) terlebih dahulu.

20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pengadaan pekerjaan konstruksi.

20.2 Pakta Integritas harus disetujui oleh direktur utama/pimpinan perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama, atau peserta perorangan.

20.3 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket pekerjaan dalam aplikasi SPSE, maka penyedia barang/jasa telah memberikan persetujuannya pada Pakta Integritas.

21. Pengisian

Dokumen Isian Kualifikasi

21.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi form isian elektronik data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

21.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi ditandatangani oleh:

a. direktur utama/pimpinan perusahaan; b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang

nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;

c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik;

d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama; atau

e. peserta perorangan.

22. Jaminan Penawaran

22.1 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.

Page 11: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

22.2 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;

c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran;

d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal sebagaimana tercantum dalam LDP;

e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;

f. nama Panitia yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Panitia yang mengadakan pelelangan;

g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;

h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Panitia diterima oleh Penerbit Jaminan;

i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.

22.3 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang akan dikembalikan

setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan. 22.4 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai

pemenang lelang akan dikembalikan setelah pengumuman pemenang lelang.

22.5 Jaminan Penawaran akan disita apabila:

a. peserta terlibat KKN; b. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak

bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal harga penawarannya di bawah 80% HPS;

c. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau

d. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

D. Penyampaian Dokumen Penawaran

23. Penyampaian

Dokumen Penawaran

23.1 Penyampulan Dokumen Penawaran dengan menggunakan metode 1 (satu) file.

23.2 File disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO). 23.3 Peserta wajib mengetahui dan mengikuti ketentuan penggunaan

APENDO yang tersedia pada aplikasi APENDO. 23.4 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Panitia

Pengadaan: a. Pertama-tama, mengirimkan data kualifikasi melalui aplikasi

SPSE; b. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi

melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan. 23.5 Peserta hanya dapat menyampaikan Dokumen Penawaran kepada

Panitia Pengadaan melalui aplikasi SPSE.

Page 12: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

24. Pengiriman Dokumen Penawaran

25. Batas Akhir

Waktu Pemasukan Penawaran

Peserta dapat mengirim data kualifikasi dan mengunggah file penawaran secara berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran. Data kualifikasi dan file penawaran terakhir akan menggantikan data dan file yang telah terkirim sebelumnya. Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Panitia paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP atau aplikasi SPSE.

26. Penawaran Terlambat

Setiap penawaran yang dikirim setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran akan ditolak oleh aplikasi SPSE.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

27. Pembukaan Penawaran

28. Evaluasi

Penawaran

27.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Panitia Pengadaan mengunduh (download) dan melakukan deskripsi file penawaran dengan menggunakan APENDO pada waktu yang ditetapkan dalam LDP atau aplikasi SPSE.

27.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi),

Panitia Pengadaan menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka. Selanjutnya Panitia Pengadaan menetapkan penawaran tidak memenuhi syarat. Apabila dapat dibuka, maka Panitia Pengadaan akan melanjutkan proses atas penawaran yang bersangkutan.

27.3 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka

pelelangan dinyatakan gagal. 27.4 Penawaran masuk yang dimaksud butir 27.3 adalah dokumen

penawaran yang berhasil dibuka, yang terdiri dari data kualifikasi dan penawaran administrasi, teknis dan harga.

27.5 Panitia Pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada

waktu pembukaan penawaran kecuali untuk file penawaran yang sudah dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan keterangan LPSE

28.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur. 28.2 Sebelum evaluasi penawaran, untuk Kontrak Gabungan Lump Sum

dan Harga Satuan dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan: a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan

harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah; dan

c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong.

d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol.

28.3 Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak gabungan lump sym dan harga satuan dapat mengubah nilai penawaran sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula.

Page 13: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

28.4 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS

dinyatakan gugur. 28.5 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Panitia menyusun urutan dari

penawaran terendah. 28.6 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Panitia

untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.

28.7 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga)

penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.

28.8 Panitia melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:

a. evaluasi administrasi; b. evaluasi teknis; dan c. evaluasi harga.

28.9 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:

a. Panitia dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah isi Dokumen Pengadaan ini;

b. Panitia dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;

c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat;

d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah: 1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang

mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau

2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.

e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Panitia selama proses evaluasi;

f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, Panitia dan/atau KPA, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka: 1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta

lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam; 2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta

lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan 3) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada

angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.

28.10 Evaluasi Administrasi: a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap

hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi; b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,

apabila: 1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen

Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk peserta yang tidak menyampaikan formulir TKDN, maka penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN-nya dianggap nol);

2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) ditandatangani oleh:

Page 14: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(1) direktur utama/pimpinan perusahaan; (2) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan

perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;

(3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik;

(4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama; atau

(5) peserta perorangan. b) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang

dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; c) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan

tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; dan

d) bertanggal; 3) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;

c) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran;

d) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai sebagaimana tercantum dalam LDP;

e) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;

f) nama Panitia yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Panitia yang mengadakan pelelangan;

g) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;

h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Panitia diterima oleh Penerbit Jaminan;

i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;

j) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah dikonfirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh Panitia kepada penerbit jaminan;

c. Panitia dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan;

d. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;

e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;

f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal.

28.11 Evaluasi Teknis:

a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan;

b. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan: 1) Panitia menilai persyaratan teknis minimal yang harus

dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;

Page 15: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

2) penilaian persyaratan teknis minimal dilakukan terhadap: a) metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan

menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan;

b) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;

c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sebagaimana tercantum dalam LDP;

d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini;

e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan;

f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP;

3) Panitia dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;

4) apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, Panitia melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;

c. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke

tahap evaluasi harga; d. apabila peserta yang lulus evaluasi teknis kurang dari 3 (tiga),

maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga; e. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka

pelelangan dinyatakan gagal. 28.12 Evaluasi Harga:

a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan ketentuan: 1) total harga penawaran atau penawaran terkoreksi

dibandingkan terhadap nilai total HPS: a) apabila total harga penawaran atau penawaran terkoreksi

melebihi nilai total HPS, dinyatakan gugur; dan b) apabila semua harga penawaran atau penawaran

terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan dinyatakan gagal;

2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Harga satuan penawaran tersebut dinyatakan timpang dan hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga;

3) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;

b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut: 1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri

berbeda dibandingkan dengan perkiraan Panitia; 2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran

dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan ketentuan: a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang,

harus bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan

b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka

Page 16: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.

c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri dengan ketentuan: 1) rumus penghitungan sebagai berikut:

HPKP

HEA

1

1

HEA = Harga Evaluasi Akhir. KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa). HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang memenuhi

persyaratan lelang dan telah dievaluasi). 2) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA

yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;

3) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh Panitia untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat pemenang.

d. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.

e. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang sama, maka Panitia memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.

f. Panitia menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

29. Evaluasi

Kualifikasi 29.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta calon

pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada. 29.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode

penilaian sistem gugur. 29.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum

pemasukan penawaran. 29.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan

dalam Dokumen Kualifikasi. 29.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi,

maka lelang dinyatakan gagal.

30. Pembuktian Kualifikasi

30.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.

30.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian

dokumen dan meminta salinannya. 30.3 Panitia melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

dokumen, apabila diperlukan. 30.4 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,

maka peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan dalam Daftar Hitam.

30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian

kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal

Page 17: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

F. Penetapan Pemenang 31. Pengumuman

Pemenang Panitia mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE dan di papan pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat sekurang-kurangnya: a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; b. nama dan alamat penyedia; c. harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi; d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan e. hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi.

32. Sanggahan 32.1 Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia dalam waktu yang telah ditetapkan dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PA/KPA dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam LDP.

32.2 Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama dengan peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi: a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur

dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;

b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau

c. penyalahgunaan wewenang oleh Panitia dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.

32.3 Panitia wajib memberikan jawaban secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas semua sanggahan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima surat sanggahan.

32.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Panitia menyatakan

pelelangan gagal. 32.5 Sanggahan yang disampaikan secara off line, bukan kepada Panitia

atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan akan ditindaklanjuti secara off line atau secara elektronik diluar aplikasi SPSE.

33. Sanggahan

Banding 33.1 Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari

Panitia, dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi/Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan banding sebagaimana tercantum dalam LDP, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada KPA, Panitia, dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam LDP.

33.2 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi

sebagaimana tercantum dalam LDP, wajib memberikan jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima.

33.3 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus

memberikan Jaminan Sanggahan Banding sebesar sebagaimana tercantum dalam LDP dengan masa berlaku 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding.

33.4 Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Panitia.

Page 18: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

33.5 Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan. 33.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP atau disampaikan di luar masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan

34. Penunjukan

Penyedia Barang/Jasa

34.1 Panitia membuat dan mengunggah Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) ke dalam aplikasi SPSE sebagai dasar KPA untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

34.2 KPA menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada formulir

isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan: a. tidak ada sanggahan dari peserta; b. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar;

atau c. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.

34.3 KPA menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian

SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.

34.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,

dengan ketentuan: a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa

penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Panitia, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;

b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Panitia, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau

c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak boleh dicairkan.

34.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka

penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

34.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka

pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari KPA.

34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah

pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan. 34.8 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab. 34.9 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan

Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak. 34.10 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja

Page 19: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

setelah diterbitkannya SPPBJ.

35. Kerahasiaan Proses

35.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh Panitia secara independen.

35.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.

35.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Panitia bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.

35.4 Panitia menuangkan hal lain terkait proses pemilihan penyedia barang/jasa yang tidak dapat diakomodir dalam aplikasi SPSE dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).

H. Pelelangan Gagal 36. Pelelangan

Gagal 36.1 Panitia menyatakan pelelangan gagal, apabila:

a. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;

b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; c. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi

persaingan tidak sehat; d. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga

Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS;

e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen Pengadaan ternyata benar;

f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

36.2 PA/KPA pada Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP

menyatakan pelelangan gagal, apabila: a. PA/KPA pada Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP

sependapat dengan KPA yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;

b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Panitia dan/atau KPA ternyata benar;

c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;

d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar;

e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;

f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan; atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri.

36.3 Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP menyatakan

pelelangan gagal, apabila: a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran

Page 20: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan PA, KPA, KPA dan/atau Panitia, ternyata benar; atau

b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.

36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Panitia memberitahukan

kepada seluruh peserta. 36.5 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka Panitia atau

Panitia lainnya yang ditugaskan meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan: a. evaluasi ulang; b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran; c. pelelangan ulang; atau d. penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan 37. Surat Jaminan

Pelaksanaan 37.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya

SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak

37.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah: a. penyerahan seluruh pekerjaan; b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima

perseratus) dari nilai Kontrak; atau c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah

dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak (apabila diperlukan).

37.3 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;

c. nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;

d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;

e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf;

f. nama KPA yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama KPA yang menandatangan kontrak;

g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;

h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari KPA diterima oleh penerbit Jaminan;

i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan

j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

37.4 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk menandatangani Kontrak.

37.5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan

Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

Page 21: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

J. Penandatanganan Kontrak 38. Penanda-

tanganan Kontrak

38.1 Sebelum penandatanganan kontrak KPA wajib memeriksa apakah pernyataan Dalam Dokumen Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut sudah tidak dipenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

38.2 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan: a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau

penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai penawaran atau penawaran terkoreksi; atau

b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.

38.3 KPA dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan yang melewati batas tahun anggaran.

38.4 Perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

38.5 KPA dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

38.6 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut: a. adendum Surat Perjanjian; b. pokok perjanjian; c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga; d. syarat-syarat khusus kontrak; e. syarat-syarat umum kontrak; f. spesifikasi; g. gambar-gambar; dan h. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

38.7 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu: a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:

1) kontrak asli pertama untuk KPA dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan

2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh KPA;

b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila diperlukan.

38.8 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

38.9 Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada pasal 38.9, dapat menandatangani kontrak, sepanjang mendapat kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menanda-tangani kontrak.

Page 22: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. Lingkup

Pekerjaan

1.

2.

3.

Panitia: Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2013 Alamat Panitia: Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan Jalan Pinang Baris No. 114 Medan Website: http://www.lpse.pemkomedan.go.id

4. Nama paket pekerjaan: Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan

Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli.

5. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.

B. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2013.

C. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan dan Peninjauan Lapangan

1. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan pada: Hari : tercantum dalam aplikasi SPSE Tanggal : tercantum dalam aplikasi SPSE Pukul : tercantum dalam aplikasi SPSE Tempat : aplikasi SPSE di website http://www.lpse.pemkomedan.go.id

D. Dokumen Penawaran

1.

2.

Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:

No. Pendidikan Jumlah (Orang)

Pengalaman Kerja

Posisi

1. Sarjana Teknik Sipil

1 (satu) 3 (tiga) Tahun

Site Manager/SKA Ahli Muda Pelaksana Jalan

2. STM/SMK Jurusan Bangunan

1 (satu) 3 (tiga) Tahun

Quality Controller/Quantity

Controller/ SKT Pelaksana Pekerjaan Jalan

3. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)

Tahun

Administrasi

4. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua) Tahun

Keuangan

Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan oleh penyedia jasa harus memiliki Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), Sertifikat Keterampilan (SKT), dan KTP yang masih berlaku (dengan melampirkan hasil pemindaian (scan) pada bukti lampiran dokumen kualifikasi). Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan

Page 23: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

3.

4.

pekerjaan: No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Dump Truck Pick Up Asphalt Finisher Asphalt Sprayer Compressor Water Tank Roller 3 Wheel Tandem Roller Pneumatic Roller

3 – 7 m3 1,0 – 1,5 m3

6 ton 350 Lt

- 4.000 Lt 6 – 8 ton

6 – 10 ton 8 – 15 ton

2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan: tidak ada Uji mutu/teknis/fungsi (Standard Minimal) diperlukan untuk: a. AC-WC jika ada pekerjaan hotmix didalam BOQ. b. Alat tidak ada.

E. Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran

1.

2.

Mata uang yang digunakan Rupiah. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termijn).

F. Masa Berlakunya Penawaran

Masa berlaku penawaran selama 60 (Enam Puluh) hari kalender sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran.

G. Jaminan Penawaran

1.

2.

3.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah: 1% - 3% dari nilai total HPS Masa berlakunya jaminan penawaran 28 (Dua Puluh Delapan) hari kalender lebih lama dari masa berlaku penawaran. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

H. Upload/Pemasukan Dokumen Penawaran

Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Tempat : Aplikasi SPSE di website http://www.lpse.pemkomedan.go.id

I. Batas Akhir Waktu Upload / Penyampaian Penawaran

Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE

J. Pembukaan Penawaran

K. Unsur Teknis yang Dinilai

Hari : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Tanggal : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Pukul : Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE Tempat : Aplikasi SPSE di website http://www.lpse.pemkomedan.go.id Unsur Teknis yang dinilai:

Evaluasi Teknis No. Unsur yang dinilai

Memenuhi Tidak Memenuhi 1 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan 2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

3 Daftar Peralatan

4 Spesifikasi teknis

5 Daftar Personil Inti 6 Analisa Harga Satuan & Daftar Harga

Upah dan Bahan

Page 24: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

L. Sanggahan, Sanggahan Banding Dan Pengaduan

1.

2.

3.

4.

Sanggahan ditujukan kepada: Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2013 Tembusan sanggahan ditujukan kepada: a. PA (Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan b. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan c. APIP/Inspektorat Kota Medan.

Sanggahan Banding ditujukan kepada: Walikota Medan Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada: a. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) Dinas Bina Marga Kota Medan b. Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dinas Bina Marga Kota

Medan c. APIP/Inspektorat Kota Medan.

M. Jaminan

Sanggahan Banding

1.

2.

3.

Besarnya jaminan sanggahan banding: sebesar 1% (satu persen) dari nilai total HPS. Ditujukan kepada: Walikota Medan Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

N. Jaminan Pelaksanaan

1.

2.

3.

Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut: a. untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh

perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari Nilai Kontrak; atau

b. untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.

Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan: Dimulai dari tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi (PHO) Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

Page 25: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup

Kualifikasi Nama Panitia : Panitia Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2013 Alamat Panitia : kantor Dinas Bina Marga Kota Medan Jalan Pinang Baris No. 114 Medan Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan - Pembetonan Jalan di Jl. Chaidir Kec. Medan Deli.

B. Persyaratan Kualifikasi

1. Data isian kualifikasi ditandatangani oleh: a) direktur utama/pimpinan perusahaan; b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang

nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;

c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik;

d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

2. Peserta Kualifikasi harus memiliki surat izin usaha antara lain:

a) Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku;

b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi dan kualifikasi yang sesuai dengan jenis paket dan nilai paket pekerjaan;

c) Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku;

d) Memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku.

3. memiliki pengalaman pada subbidang sesuai dengan subbidang sejenis

yang dipersyaratkan dengan Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil sebesar 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;

4. memiliki Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian dan memiliki Tenaga

Teknis dengan kualifikasi kemampuan:

No. Pendidikan Jumlah (Orang)

Pengalaman Kerja

Posisi

1. Sarjana Teknik Sipil

1 (satu) 3 (tiga) Tahun

Site Manager/SKA Ahli Muda Pelaksana

Jalan

2. STM/SMK Jurusan Bangunan

1 (satu) 3 (tiga) Tahun

Quality Controller/Quantity

Controller/ SKT Pelaksana Pekerjaan Jalan

3. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua)

Tahun

Administrasi

4. SMA/SMK 1 (satu) 2 (dua) Tahun

Keuangan

Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan oleh penyedia jasa

Page 26: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

harus memiliki Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), Sertifikat Keterampilan (SKT), dan KTP yang masih berlaku (dengan melampirkan hasil pemindaian (scan) pada bukti lampiran dokumen kualifikasi).

5. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta sebesar paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS;

6. memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas / peralatan /

perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:

No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Dump Truck Pick Up Asphalt Finisher Asphalt Sprayer Compressor Water Tank Roller 3 Wheel Tandem Roller Pneumatic Roller

3 – 7 m3 1,0 – 1,5 m3

6 ton 350 Lt

- 4.000 Lt 6 – 8 ton

6 – 10 ton 8 – 15 ton

2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

Page 27: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)] Nomor : _______, _____________ 20___ Lampiran : Kepada Yth.: Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2013 di Tempat Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan serta addendum Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan _____________________ [nama pekerjaan] sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam

Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

selama ____ (________________) hari kalender. Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender sejak batas akhir

waktu pemasukan penawaran. Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan pemindaian

(scan): 1. Jaminan Penawaran; 2. Daftar Kuantitas dan Harga; 3. Surat Kuasa, (apabila ada); 4. Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, (apabila ada); 5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :

a. Metoda Pelaksanaan; b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Kuva “S”; c. Daftar Personil Inti; d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan; e. Spesifikasi teknis; f. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, (apabila ada).

6. Dokumen isian kualifikasi; 7. Bukti Isian Data Kualifikasi.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) ____________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................

Jabatan

Page 28: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

B. BENTUK SURAT KUASA

CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : _____________________________ Alamat Perusahaan : _____________________________ Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan]

_____________________________ [nama PT/CV/Firma] dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa, memberi kuasa kepada : Nama : __________________________*) Alamat : __________________________ Jabatan : __________________________ yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa. Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk: 1. [Menandatangani Surat Penawaran,] 2. [Menandatangani Pakta Integritas,] 3. [Menandatangani Surat Perjanjian,] 4. [Menandatangani Surat Sanggahan,] 5. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.] Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain. __________, _______________ 20___ Penerima Kuasa Pemberi Kuasa ________________ ________________ (nama dan jabatan) (nama dan jabatan) *) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.

Page 29: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : _____________________________ Alamat Perusahaan : _____________________________ Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Kepala

Cabang/wakil kemitraan (KSO)] ____________ [nama PT/CV/Firma] dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ____ tanggal _________], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa, memberi kuasa kepada: Nama : __________________________ Alamat : __________________________ yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa. Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk: 1. [melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen,] 2. [menghadiri pemberian penjelasan,] 3. [menghadiri pembukaan penawaran,] 4. [______________, dst.] Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain. __________, _______________ 20___ Penerima Kuasa Pemberi Kuasa ________________ ________________ (nama) (nama dan jabatan)

Page 30: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/ KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__, maka kami: ______________________________ [nama peserta 1] ______________________________ [nama peserta 2] ______________________________ [nama peserta 3] ______________________________ [dan seterusnya] bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO). Kami menyetujui dan memutuskan bahwa: 1. Secara bersama-sama:

a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ________________ b. Menunjuk ____________________________ [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama

(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.

c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:

_______________ [nama peserta 1] sebesar _____ % (___________ persen) _______________ [nama peserta 2] sebesar _____ % (___________ persen) _______________ [nama peserta 3] sebesar _____ % (___________ persen) _________________________________ [dst]

3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.

4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran

maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan

melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada

_________________________ [nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana _________________________ [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani. 8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak

dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO. 9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai kekuatan

hukum yang sama.

Page 31: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di _________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun ________________________ [Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (________________) [Peserta 3] [dst (________________) (________________)]

Catatan: Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas segel

Page 32: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan

1. metoda pelaksanaan pekerjaan (diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian

pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan, dari awal sampai dengan akhir dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis);

2. jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum dalam LDP);

3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal (sebagaimana tercantum dalam LDP); 4. spesifikasi teknis; 5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan (sebagaimana

tercantum dalam LDP); 6. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan (sesuai dengan persyaratan sebagaimana

tercantum dalam LDP); dan 7. Hal-hal lain yang dipersyaratkan.

Page 33: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI

(TKDN) (Apabila Ada)

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI

(TKDN)

Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN

Total Uraian Pekerjaan DN LN Ribu

Rp %

KDN

Barang/ Jasa

Gabungan

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8)

Barang I. Material Langsung (Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1G)

II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2G)

A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3G)

Jasa III. Manajemen Proyek dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4G) IV. Alat Kerja / Fasilitas Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5G) V. Konstruksi dan Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6G)

VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7G)

B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8G)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9G)

Formulasi perhitungan:

% TKDN (Gabungan Barang dan Jasa)

=

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)

Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)

Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C) __________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun] [tanda tangan] [nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)]

Page 34: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

F. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

Contoh

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK sebagai

JAMINAN PENAWARAN No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: _______________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama _____________________________________________________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ______________________ [Panitia] Alamat : ______________________________________________ selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp _____________________________________ (terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan Penawaran dalam bentuk garansi bank, apabila: Nama : _____________________________ [peserta pelelangan] Alamat : ______________________________________________ selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan yaitu: a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah

dinyatakan sebagai pemenang; b. Yang Dijamin tidak:

1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang; 2) menandatangani Kontrak; atau 3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;

c. Yang Dijamin terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN); sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal

_____________________ s.d. ____________________ . 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat

Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

Page 35: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________ Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Garansi Bank disarankan untuk mengkonfirmasi Garansi ini ke _____[bank]

Page 36: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

G. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN

Contoh

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: ____________________ Nilai: ___________________ 1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________

[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ____________________ [nama Panitia], _________________________________ [alamat] sebagai Pelaksana Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang _____________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan ____________________________________________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku apabila TERJAMIN: a. menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah

dinyatakan sebagai pemenang; b. tidak:

1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang; 2) menandatangani Kontrak; atau 3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;

c. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

4. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________ pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN Materai Rp.6000,00 _____________________ __________________

Untuk keyakinan, pemegang Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke _____[Penerbit Jaminan]

Page 37: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

H. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : __________________________ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ____________________________________

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi _________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); 2. akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada indikasi

KKN dalam proses pengadaan ini; 3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima

sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [tanda tangan], [nama lengkap]

Page 38: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : __________________________

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : __________________________

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); 2. akan melaporkan kepada APIP pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada

indikasi KKN dalam proses pengadaan ini; 3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima

sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan], [nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap] [cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

Page 39: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

I. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

J.1. FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi ____________________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]

Alamat : ___________________________________

Telepon/Fax : ___________________________________

Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte Notaris

__________________________ [sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka ditambah Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];

2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I”];

3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana; 4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang

terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini; 5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan

pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan; 6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar

Hitam; 7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi

1. Nama (PT/CV/Firma/Koperasi) : _____________________

2. Status :

Alamat Kantor Pusat

:

_____________________ _____________________

No. Telepon : _____________________

No. Fax : _____________________

3.

E-Mail : _____________________

Alamat Kantor Cabang

:

_____________________ _____________________

No. Telepon : _____________________

No. Fax : _____________________

4.

E-Mail : _____________________

Pusat Cabang

Page 40: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

B. Izin Usaha 1. No. Surat Izin Usaha _________ : _____________ Tanggal ________ 2. Masa berlaku izin usaha : _______________ 3. Instansi pemberi izin usaha : _______________

C. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________ 2. Masa berlaku izin : _______________ 3. Instansi pemberi izin : _______________

D. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/Koperasi a. Nomor Akta : _______________ b. Tanggal : _______________ c. Nama Notaris : _______________

2. Akta Perubahan Terakhir a. Nomor Akta : _______________ b. Tanggal : _______________ c. Nama Notaris : _______________

E. Pengurus

1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT) No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan Usaha

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. KTP Persentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________ b. Bukti Laporan Pajak Tahun

terakhir : No. _______ Tanggal _______

c. Bukti Laporan Bulanan (tiga bulan terakhir):

1) PPh Pasal 21 2) PPh Pasal 23 3) PPh Pasal 25/Pasal29 4) PPN

: : : :

No. _______ Tanggal _______ No. _______ Tanggal _______ No. _______ Tanggal _______ No. _______ Tanggal _______

d. Surat Keterangan Fiskal (sebagai pengganti huruf b dan c)

:

No. _______ Tanggal _______

Page 41: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

G. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

No Nama Tgl/bln/thn

lahir Tingkat

Pendidikan

Jabatan dalam

pekerjaan

Pengalaman Kerja (tahun)

Profesi/ keahlian

Tahun Sertifikat/

Ijazah

1 2 3 4 5 6 7 8

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

No. Jenis

Fasilitas/Peralatan/ Perlengkapan

Jumlah

Kapasitas atau

output pada

saat ini

Merk dan tipe

Tahun pembuatan

Kondisi (%)

Lokasi Sekarang

Status Kepemilikan/Dukungan

Sewa

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang

dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)

Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen

Kontrak Tanggal Selesai

Menurut

No. Nama Paket Pekerjaan

Sub Bidang Pekerjaan

Lokasi

Nama Alamat/ Telepon

No / Tanggal

Nilai Kontrak BA Serah Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terkahir (untuk perusahaan yang

telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

Pemberi Tugas / Pejabat

Pembuat Komitmen Kontrak

Tanggal Selesai Pekerjaan Berdasarkan

No. Nama Paket Pekerjaan

Ringkasan Lingkup

Pekerjaan Lokasi

Nama Alamat/ Telepon

No / Tanggal

Nilai Kontrak BA Serah Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas / Pejabat

Pembuat Komitmen Kontrak Progres Terakhir

No. Nama Paket Pekerjaan

Sub Bidang Pekerjaan

Lokasi

Nama Alamat/ Telepon

No / Tanggal

Nilai Kontrak

(rencana) %

Prestasi Kerja

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 42: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

L. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank: Nomor : __________ Tanggal : __________ Nama Bank : __________ Nilai : __________

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. __________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi __________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,- dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha) [jabatan pada badan usaha]

Page 43: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

VII. PENGISIAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA

A. Data Administrasi

1. Diisi dengan nama badan usaha peserta. 2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang). 3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email badan usaha peserta yang dapat

dihubungi. 4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat

dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang. B. Izin Usaha

1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya. 2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha. 3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan) 1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya. 2. Diisi dengan masa berlaku izin. 3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

D. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha 1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha. 2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan

usaha, apabila ada.

E. Pengurus 1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk Perseroan

Terbatas. 2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

F. Data Keuangan 1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/pesero. 2. Pajak:

a. Diisi dengan NPWP badan usaha. b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan

(Tahun 2011). c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (Bulan Oktober, November,

Desember Tahun 2012): 1) PPH pasal 21; 2) PPH pasal 23 (apabila ada transaksi); 3) PPH pasal 25/pasal 29 (apabila Pengusaha Kena Pajak); 4) PPN.

Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.

G. Data Personalia

Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis yang diperlukan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/dukungan sewa (milik sendiri/sewa beli/sewa) dari masing-masing fasilitas/peralatan/ perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

Page 44: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

I. Data Pengalaman Perusahaan Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir

Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.

K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan

Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan dan lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut kontrak, prestasi kerja terakhir dan rencana tanggal kontrak berakhir.

L. Modal Kerja

Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.

M. Kemitraan/KSO

Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.

Page 45: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh: a. direktur utama/pimpinan perusahaan; b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima

kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya; c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan

dokumen otentik; d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang

bekerja sama; atau e. peserta perorangan.

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan

manajemennya atau peserta perorangan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, atau peserta perorangan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan tidak

masuk dalam Daftar Hitam; 5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT

Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF);

6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4

(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi peserta Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil

dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan

untuk pelaksanaan pekerjaan; 9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan; 10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk

mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS;

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:

a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;

b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;

12. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan

kompleksitas yang setara, dengan ketentuan: a. KD = 3 NPt

NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;

b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;

c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;

Page 46: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;

e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah

terima pertama Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum ada,

dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)

Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari pekerjaan;

13. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:

a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan Untuk usaha kecil: KP = 5 untuk usaha non kecil: KP = 6 atau KP = 1,2 N N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat

bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir; b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua perusahaan

yang bermitra/KSO;

B. Panitia memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal: 1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan 2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk

membubuhi materai senilai Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah). D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Panitia dapat meminta

peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.

E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat

dilengkapi.

Page 47: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB IX. BENTUK KONTRAK

SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan

Paket Pekerjaan Konstruksi: __________

Nomor: __________ [Jika Penyedia bukan berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut: “SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara __________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], yang berkedudukan di __________ [alamat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang] (selanjutnya disebut “KPA”) dan __________ [nama wakil Penyedia], __________ [jabatan wakil Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama __________ [nama Penyedia], yang berkedudukan di __________ [alamat Penyedia], berdasarkan Akta Notaris No. ___ [No. Akta notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] yang dikeluarkan oleh Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] (selanjutnya disebut “Penyedia”).”] [Jika Penyedia berbentuk kemitraan/KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut: “SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”) dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara __________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang bertindak untuk dan atas nama __________ [nama satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], yang berkedudukan di __________ [alamat Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang], berdasarkan Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai KPA] No _________________ [No. SK penetapan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang] (selanjutnya disebut “KPA”) dan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut: 1. _________________ [nama Penyedia 1]; 2. _________________ [nama Penyedia 2]; ..... dst yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap KPA berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk __________ [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di __________ [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ___________ tanggal ___________ (selanjutnya disebut “Penyedia”).”]

MENGINGAT BAHWA: (a) KPA telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana diterangkan

dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”);

(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada KPA, memiliki keahlian profesional, personil, dan

sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

(c) KPA dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan

mengikat pihak yang diwakili;

Page 48: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(d) KPA dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan

Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat; 2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut; 3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini; 4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan

semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait. MAKA OLEH KARENA ITU, KPA dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut: 1. [untuk kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis sebagai berikut:

“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp________________ (_______________________ rupiah);”]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari

Kontrak ini:

a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b. pokok perjanjian; c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga; d. syarat-syarat khusus Kontrak; e. syarat-syarat umum Kontrak; f. spesifikasi teknis; g. gambar-gambar; dan h. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik KPA dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi

khususnya:

a. KPA mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia; 2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh Penyedia; 3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia

untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; 4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah

ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;

2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari KPA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;

3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KPA ; 4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan

pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;

Page 49: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;

6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan KPA ;

7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;

8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat

Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

DENGAN DEMIKIAN, KPA dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama __________ KPA

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [jabatan]

Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan (KSO) __________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja KPA maka rekatkan materai Rp

6.000,- )]

[nama lengkap] [jabatan]

Untuk dan atas nama __________

Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran

[nama lengkap] [jabatan]

Page 50: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

[kop surat K/L/D/I]

SATUAN KERJA:

SURAT PERINTAH KERJA

(SPK)

Halaman __ dari __

NOMOR DAN TANGGAL SPK:

PAKET PEKERJAAN: __________ [cantumkan dan lengkapi salah satu saja] NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN: [jika pengadaan melalui

Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atas DIPA __________ Tahun Anggaran ____ untuk mata anggaran kegaiatan __________

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp) No.

Uraian Pekerjaan

Kuantitas Satuan Ukuran Material Upah Material Upah

Total (Rp)

Jumlah PPN 10%

NILAI Terbilang : INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini

dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK sebelum PPN setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat Umum SPK terlampir.

Untuk dan atas nama __________ Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [jabatan]

Untuk dan atas nama penyedia __________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan materai

Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]

[jabatan]

Page 51: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

STANDAR KETENTUAN DAN SYARAT UMUM

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang tercantum dalam SPK.

2. HUKUM YANG BERLAKU

Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik Indonesia. 3. ITIKAD BAIK

a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam SPK. b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

4. PENYEDIA MANDIRI Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta pekerjaan yang dilakukan.

5. HARGA SPK

a. KPA membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar harga SPK. b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi. c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak

gabungan harga satuan dan lump sum). 6. HAK KEPEMILIKAN

a. KPA berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada KPA. Jika diminta oleh KPA maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada KPA sesuai dengan hukum yang berlaku.

b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh KPA tetap pada KPA, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada KPA pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.

7. CACAT MUTU

KPA akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. KPA dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh KPA mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.

8. PERPAJAKAN

Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam harga SPK.

9. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK

Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi, pemisahan atau akibat lainnya.

10. JADWAL

a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SPMK. b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK. c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan. d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah

melaporkan kejadian tersebut kepada KPA, maka KPA dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.

11. ASURANSI a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk:

a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;

b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK.

12. PENANGGUNGAN DAN RISIKO a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua bentuk

tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat KPA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir: 1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan Personil; 2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil; 3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;

b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian KPA.

c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam syarat ini. d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas

akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

13. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.

14. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KPA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan,

Page 52: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

KPA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

15. PENGUJIAN

Jika KPA atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

16. LAPORAN HASIL PEKERJAAN

a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

c. Laporan harian berisi: 1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; 2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; 3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan; 4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; 5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan 6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil KPA. e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal

penting yang perlu ditonjolkan. f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal

penting yang perlu ditonjolkan. g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, KPA membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

17. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.

b. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.

c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka KPA dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.

d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

18. PENERIMAAN BARANG/JASA KPA berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau menolak penerimaan barang yang tidak memenuhi spesifikasi dalam SPK ini. Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti penerimaan barang tersebut.

19. SERAH TERIMA PEKERJAAN a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan

pekerjaan. b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, KPA menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat

kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah KPA. d. KPA menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh

Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. e. Apabila PPHP belum menerima hasil pekerjaan, KPA memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki pekerjaan dan dikenakan denda sesuai

dengan ketentuan dalam SPK. f. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan

retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari harga SPK dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga SPK.

g. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. h. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan akhir pekerjaan. i. KPA menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik.

KPA wajib melakukan pembayaran sisa harga SPK yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan. j. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka KPA berhak menggunakan uang retensi untuk

membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

20. JAMINAN PEMELIHARAAN a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada KPA setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus). b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan

diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan SPK. c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal

penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

21. PERUBAHAN SPK a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK. b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:

a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam SPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;

b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; c. perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan pekerjaan.

c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul KPA.

22. PERISTIWA KOMPENSASI a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut:

1) KPA mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia; 3) KPA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; 4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal; 5) KPA menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak

ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan; 6) KPA memerintahkan kepada pihak penyedia untuk penundaan pelaksanaan pekerjaan;

Page 53: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

7) KPA memerintahkan kepada pihak penyedia untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh KPA;

8) ketentuan lain dalam SPK. b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KPA berkewajiban

untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KPA,

dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi. d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang

diajukan oleh penyedia kepada KPA dan dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi. e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan

peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi. 23. PERPANJANGAN WAKTU

a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK.

b. KPA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

24. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar. b. Dalam hal SPK dihentikan, maka KPA wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:

a. biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada KPA, dan selanjutnya menjadi hak milik KPA;

b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan peralatan; c. biaya langsung demobilisasi personil.

c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak KPA atau pihak penyedia. d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapat

dilakukan apabila: 1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan; 2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan; 3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta

tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan; 4) penyedia berada dalam keadaan pailit; 5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh KPA; 6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari harga SPK dan KPA

menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan; 7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik

selama 28 (dua puluh delapan) hari; 8) KPA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SPK; 9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang

berwenang; dan/atau 10) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan

dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:

1) penyedia membayar denda; dan/atau 2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena KPA terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka KPA dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

25. PEMBAYARAN

a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh KPA, dengan ketentuan: 1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan; 2) pembayaran dilakukan dengan sistem termin; 3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan; 4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.

b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.

c. KPA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM).

d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KPA dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.

26. DENDA

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam SPK ini. KPA mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN

KPA dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

28. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI

Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja KPA telah atau akan menerima komisi dalam bentuk apapun (gratifikasi) atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.

Page 54: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. Ketentuan Umum 1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus

mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut: 1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan

dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengguna APBD.

1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang diusulkan oleh PA dan ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

1.4 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

1.5 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

1.6 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Pekerjaan Konstruksi.

1.7 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).

1.8 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.

1.9 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh penyedia kepada KPA/Panitia untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.

1.10 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara KPA dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.

1.11 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak. 1.12 Hari adalah hari kalender. 1.13 Direksi teknis/PPTK adalah tim pendukung yang

ditunjuk/ditetapkan oleh KPA untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

1.14 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.

1.15 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh KPA, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Panitia untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya.

1.16 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;

1.17 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu;

Page 55: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

1.18 Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar;

1.19 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.

1.20 Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.

1.21 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA.

1.22 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.

1.23 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh KPA.

1.24 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh KPA.

1.25 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

1.26 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.

1.27 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia kepada KPA dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.

2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan Hukum

3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris.

3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia,

kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah).

4. Larangan

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan

4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk: a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau

menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui

Page 56: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini; b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat; c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen

dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak ini.

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua

anggota Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan yang dilarang di atas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian KPA terbukti melakukan larangan-

larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh KPA sebagai berikut: a. pemutusan Kontrak; b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana

ditetapkan dalam SSKK; c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan d. pengenaan daftar hitam.

4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh KPA kepada

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya. 4.5 KPA yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Asal Material/ Bahan

5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh,

antara lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau diproduksi.

6. Korespondensi

6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan

Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para

Pihak Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh KPA atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk penyedia perseorangan, Penyedia tidak boleh diwakilkan.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. (jika ada).

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan dan/atau Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)

Page 57: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

maupun akibat lainnya. 10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan sebagian/seluruh

pekerjaan utama dalam Kontrak ini. 10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan kepada

Penyedia spesialis setelah persetujuan tertulis dari KPA. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.

10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan

tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri

Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap KPA berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, KPA jika dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil KPA atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu

bertindak untuk kepentingan KPA. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah KPA.

15. Persetujuan

Pengawas Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan.

15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu

adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.

16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas

Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuan-penemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada KPA dan kepada pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan dikuasai oleh negara .

18. Akses ke Lokasi Kerja

Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses KPA, Wakil Sah KPA dan/atau Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan.

Page 58: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak 19. Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.

19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan

dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.

19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang

ditentukan dalam SSKK. 19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan

sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada KPA, maka KPA dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum kontrak.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan 20. Penyerahan

Lokasi Kerja 20.1 KPA berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja

kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.

20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang

dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

20.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi

kerja maka KPA dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah

Mulai Kerja (SPMK)

21.1 KPA menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.

21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya

pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh KPA.

22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:

a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; b. organisasi kerja penyedia; c. jadwal pelaksanaan pekerjaan; d. prosedur pelaksanaan pekerjaan; e. prosedur instruksi kerja; dan f. pelaksana kerja.

22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika

terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan KPA.

Page 59: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

22.6 Persetujuan KPA terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Rapat Persiapan

Pelaksanaan Kontrak

23.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, KPA bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan

pelaksanaan kontrak meliputi: a. program mutu; b. organisasi kerja; c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal pelaksanaan pekerjaan; e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan

personil; f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi

pekerjaan.

24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.

24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:

a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya (jika ada); dan/atau

c. mendatangkan personil-personil. 24.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhan.

25. Pemeriksaan Bersama

25.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, KPA bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran.

25.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk

Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul KPA. 25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila

dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

25.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama.

B.2 Pengendalian Waktu 26. Waktu

Penyelesaian Pekerjaan

26.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.

26.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat

Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.

Page 60: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

26.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka KPA dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.

26.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

27. Perpanjangan

Waktu 27.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan

akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.

27.2 KPA berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah

menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

28. Penundaan oleh

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera ditembuskan kepada KPA.

29. Rapat Pemantauan

29.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.

29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan

dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada KPA dan pihak-pihak yang menghadiri rapat.

29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas

Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin

Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.

30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas

Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak 31. Serah Terima

Pekerjaan

31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan pekerjaan.

Page 61: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

31.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, KPA menugaskan

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK. 31.3 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK melakukan penilaian

terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah KPA.

31.4 KPA menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/PPTK.

31.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)

dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

31.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa

pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

31.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada KPA untuk penyerahan akhir pekerjaan.

31.8 KPA menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia

melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. KPA wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

31.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan

sebagaimana mestinya, maka KPA berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

31.10 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka umur konstruksi bangunan ditetapkan dalam SSKK.

32. Pengambilalihan

KPA akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

33. Pedoman Pengoperasian dan Perawatan

33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada KPA tentang pedoman pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK.

33.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan

perawatan, KPA berhak menahan uang retensi atau Jaminan Pemeliharaan.

B.4 Adendum 34. Perubahan

Kontrak

34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. 34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para

pihak, meliputi: d. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan

oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;

e. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya

Page 62: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

perubahan pekerjaan; f. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,

perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga. 34.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk

Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul KPA.

35. Perubahan Lingkup Pekerjaan

35.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka KPA bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain : a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum

dalam kontrak; b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan; c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan

kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam

kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

35.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.

35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh KPA secara tertulis kepada

penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar

penyusunan adendum kontrak.

36. Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

36.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh KPA atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut: a. pekerjaan tambah; b. perubahan disain; c. keterlambatan yang disebabkan oleh KPA; d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau e. keadaan kahar.

36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-

kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada pasal 39.1.

36.3 KPA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak

setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

36.4 KPA dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak

untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan. 36.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam

adendum kontrak.

B.5 Keadaan Kahar 37. Keadaan Kahar

37.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

37.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:

a. bencana alam; b. bencana non alam; c. bencana sosial;

Page 63: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

d. pemogokan; e. kebakaran; dan/atau f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui

keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.

37.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada KPA paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang.

37.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan

kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.

37.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang

dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

37.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan

sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar KPA memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.

B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak 38. Penghentian dan

Pemutusan Kontrak

38.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar.

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka KPA wajib membayar kepada

penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk: d. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk

pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada KPA, dan selanjutnya menjadi hak milik KPA;

e. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan Peralatan;

f. biaya langsung demobilisasi Personil. 38.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak

KPA. 38.4 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila: a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya

dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;

b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;

c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;

d. penyedia berada dalam keadaan pailit; e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu

dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh KPA;

Page 64: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;

g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan KPA menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;

h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;

i. KPA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK;

j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau

k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

38.5 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan penyedia:

a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan; b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang

Muka dicairkan; c. penyedia membayar denda; dan/atau d. penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

38.6 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena KPA terlibat

penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka KPA dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

39. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang

masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh KPA tanpa kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kepentingan KPA.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak 40. Hak dan

Kewajiban Para Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh KPA dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi: 40.1 Hak dan kewajiban KPA:

a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;

b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;

c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan

d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.

40.2 Hak dan kewajiban penyedia:

a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak;

b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari KPA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;

c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KPA; d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal

pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;

Page 65: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;

f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan KPA;

g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan

h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

41. Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari KPA.

42. Hak Kekayaan Intelektual

Penyedia wajib melindungi KPA dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh penyedia.

43. Penanggungan dan Risiko

43.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat KPA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir: d. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,

Subpenyedia (jika ada), dan Personil; e. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil; f. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit

atau kematian pihak ketiga; 43.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal

penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian KPA.

43.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi

kewajiban penanggungan dalam Pasal ini. 43.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan

yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

44. Perlindungan

Tenaga Kerja 44.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk

mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

44.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan

Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap

Page 66: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut. 44.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada

setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

44.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan

kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada KPA mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

45. Pemeliharaan

Lingkungan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.

46. Asuransi

46.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk: a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi

terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;

b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

46.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan

termasuk dalam nilai kontrak.

47. Tindakan Penyedia yang Mensyaratkan Persetujuan KPA atau Pengawas Pekerjaan

47.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis KPA sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut: a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan; b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam

Lampiran A SSKK; c. mengubah atau memutakhirkan program mutu; d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

47.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu

persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut: a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 15 SSUK; b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi; c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan; d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

48. Laporan Hasil

Pekerjaan 48.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk

menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

48.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

48.3 Laporan harian berisi:

a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan; d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya

yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan

Page 67: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. 48.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa

oleh konsultan dan disetujui oleh wakil KPA. 48.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi

hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

48.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan

berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

48.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Penyedia membuat

foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

49. Kepemilikan Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik KPA. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada KPA. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.

50. Kerjasama Antara Penyedia dan Sub Penyedia

50.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.

50.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam

Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA. 50.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang

disubkontrakkan tersebut. 50.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada

Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

51. Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil

51.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan bahwa pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.

51.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah penyedia bukan Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat: a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,

Usaha Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;

b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;

c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; dan

d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di atas.

51.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia

dikenakan sanksi yang diatur dalam SSKK.

Page 68: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

52. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, KPA dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

53. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.

54. Pembayaran Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam Kontrak ini. KPA mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

55. Jaminan

55.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada KPA selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besar: a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh perseratus) HPS.

55.2 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak

tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

55.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan

selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;

55.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada KPA dalam rangka

pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya uang muka;

55.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai

dengan pencapaian prestasi pekerjaan; 55.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak

tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan (PHO).

55.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada KPA setelah pekerjaan

dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus). 55.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14

(empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;

55.9 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak

tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

D. Personil dan/atau Peralatan Penyedia 56. Personil Inti

dan/atau Peralatan

56.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.

56.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan

kecuali atas persetujuan tertulis KPA. 56.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan

mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada KPA dengan

Page 69: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.

56.4 KPA dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian

personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.

56.5 Jika KPA menilai bahwa personil inti:

a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik; b. berkelakuan tidak baik; atau c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh KPA.

56.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.

56.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh KPA, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

E. Kewajiban KPA 57. Fasilitas KPA dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau

kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.

58. Peristiwa

Kompensasi

58.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut: a. KPA mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

pekerjaan; b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia; c. KPA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau

instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak; e. KPA menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan

pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;

f. KPA memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; g. KPA memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak

dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh KPA; h. ketentuan lain dalam SSKK.

58.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KPA berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.

58.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang

dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KPA, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

58.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KPA, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

58.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu

penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

Page 70: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

F. Pembayaran kepada Penyedia 59. Harga Kontrak

59.1 KPA membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.

59.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak

dan biaya overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja.

59.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam

daftar kuantitas dan harga.

60. Pembayaran

60.1 Uang muka a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,

personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;

b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima;

c. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis kepada KPA disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;

d. KPA harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Jaminan Uang Muka diterima;

e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

f. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).

60.2 Prestasi pekerjaan

a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh KPA, dengan ketentuan: 1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan

kemajuan hasil pekerjaan; 2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin

atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;

3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;

4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan

5) untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.

b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan;

c. KPA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);

d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KPA dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi

Page 71: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.

60.3 Denda dan ganti rugi

a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;

b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada KPA karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;

c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah: 1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang

belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi; atau

2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi.

Sesuai yang ditetapkan dalam SSKK; d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh KPA atas keterlambatan

pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;

e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran prestasi pekerjaan;

f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum kontrak;

g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh KPA, apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.

61. Hari Kerja

61.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat diperiksa oleh KPA.

61.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya

setelah formulir upah ditandatangani.

62. Perhitungan Akhir

62.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal berdasarkan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak.

62.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban

untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. KPA berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

63. Penangguhan

63.1 KPA dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

63.2 KPA secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang

penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

63.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi

kegagalan atau kelalaian penyedia.

Page 72: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

63.4 Jika dipandang perlu oleh KPA, penangguhan pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada penyedia.

64. Penyesuaian

Harga

64.1 Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.

64.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang

masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.

64.3 Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata

pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana tercantum dalam penawaran.

64.4 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal

pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak. 64.5 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal

dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut.

64.6 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.

64.7 Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan

Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga terendah antara jadwal awal dengan jadwal realisasi pekerjaan.

64.8 Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai berikut: Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....) Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan; Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran; a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;

Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.

b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat kerja, dsb;

Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00. Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan

dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah penandatanganan kontrak).

Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah penanda-tanganan kontrak.

64.9 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan

dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak. 64.10 Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS. 64.11 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,

digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis. 64.12 Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut: Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst

Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan; Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah

dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan penyesuaian Harga Satuan;

V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.

Page 73: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

64.13 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh KPA, apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;

64.14 Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya

setiap 6 (enam) bulan.

G. Pengawasan Mutu 65. Pengawasan dan

Pemeriksaan

KPA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, KPA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

66. Penilaian Pekerjaan Sementara oleh KPA

66.1 KPA dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

66.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan

kemajuan fisik pekerjaan.

67. Cacat Mutu KPA atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. KPA atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh KPA atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

68. Pengujian Jika KPA atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

69. Perbaikan Cacat Mutu

69.1 KPA atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

69.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia

berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan.

69.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu

yang ditentukan maka KPA, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh KPA melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima klaim KPA secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. KPA dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada KPA yang telah jatuh tempo.

69.4 KPA dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap

keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan penyedia.

Page 74: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

70. Kegagalan Bangunan

70.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa bangunan maka KPA dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

70.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan

menanggung tanpa batas KPA beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap KPA beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian KPA) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan bangunan.

70.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi

kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini. 70.4 Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua

dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan 71. Penyelesaian

Perselisihan

71.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.

71.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam

Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

72. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa

menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

Page 75: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut: Proyek/Satuan Kerja KPA: Dinas Bina Marga Kota Medan Alamat : Jalan Pinang Baris No. 114 Medan Website : http://www.lpse.pemkomedan.go.id Faksimili : (061) 8451766 Penyedia : (sesuai kontrak) Nama : (sesuai kontrak) Alamat : (sesuai kontrak) Email : (sesuai kontrak) Faksimili : (sesuai kontrak)

B. Wakil Sah Para Pihak

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut: Untuk KPA : __________ Untuk Penyedia : __________

C. Tanggal Berlaku Kontrak

Kontrak mulai berlaku : (_________)

D. Masa Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

E. Umur Konstruksi

Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 3 (tiga) tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara penyerahan akhir.

F. Pedoman Pengoperasian dan Perawatan

Gambar ”As built” dan/atau pedoman pengoperasian dan perawatan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

G. Pembayaran Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh KPA untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh KPA.

H. Pencairan Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

I. Jaminan Pelaksanaan

J. Tindakan

Penyedia yang Mensyaratkan Persetujuan KPA atau Pengawas Pekerjaan

1. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari KPA paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank.

2. Bank akan membayar kepada KPA sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari KPA berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari KPA mengenai pengenaan sanksi akibat Penyedia Barang/Jasa cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan KPA adalah: perubahan lokasi Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) / Pengawas Pekerjaan adalah: perubahan spesifikasi teknis

K. Kepemilikan Dokumen

Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai berikut:

1. Tidak boleh diperjualbelikan;

Page 76: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

2. Tidak boleh dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak lain; dan 3. Tidak boleh dipublikasikan.

L. Fasilitas KPA akan memberikan fasilitas berupa : tidak ada

M. Sumber

Pembiayaan

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2013.

N. Pembayaran Uang Muka

Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka: sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak.

O. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: (Termin). Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah nilai tagihan.

P. Penyesuaian Harga

Untuk Penyesuaian Harga digunakan indeks yang dikeluarkan oleh BPS untuk perdagangan besar barang-barang konstruksi

Q. Denda dan Lain-lain

Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari [harga kontrak/harga bagian kontrak yang belum dikerjakan].

R. Penyelesaian Perselisihan

Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) “Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator.”

Page 77: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 1 – PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN 1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini

Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini: (1) Perbaikan jalan dan penambahan ditempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang

diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu.

(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan

lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.

(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah

serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan dokumen kontrak.

(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa

lapisan, dan gotong-royong.

(6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapangan.

BAB 1.2 MOBILISASI 1.2.1 Umum (1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang

diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga

pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai. (3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur)

tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.

Kontraktor harus betanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada

waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal. 1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi (1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penanda-tanganan kontrak,

terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.

Page 78: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

1.2.3 Penyiapan Lapangan (1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan

pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek. (2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut :

a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-peraturan Propinsi. b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan Kantor

Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant) konstruksi.

c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah selesai

kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi,, serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan didalam bab ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini. BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN 1.3.1 Umum (1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja untuk

pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.

(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau Propinsi yang

sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar didalam spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan,. Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi. 1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian “Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan kedalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian. BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.4.1 Umum (1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek.

Page 79: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Pemeriksaan Lapangan Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting cut). Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gotong-royong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeiksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan. (4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan

dijadikan acuan. (5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan peralatan dan/atau lapis permukaan

harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.

1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan kecakapan Kerja (1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi

Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.

Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu”, dalam Prakonstruksi.

(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak

dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu” atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

(3) Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai

dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain

campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik. 1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor (1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarah- kan dan mengatur

pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan kontraktor serta bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman paling sedikit selama 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus tenaga ahli bidang sipil yang mampu.

Untuk perbaikan-prbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak diharuskan dan tergantng kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan

berpengalaman untuk emngendalikan peekrjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4.4 Pengendalian Lingkungan (1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap

pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta persyaratan

Page 80: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

spesifikasi yang berhubungan dnegan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya akan ditaati.

(2) Kontraktor tdiak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara sangat

keras (gaduh), dan didalam daerah permukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik

dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat Rumah Sakit.

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering. Kontraktor harus melakukan penyiraman

secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.

1.4.5 Pematokan dan pemasangan pekerjaan di lapangan (1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan

sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat

dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian

pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,

penampang melintang harus diambil apda setiap jarak 25 meer, atau satu jarak lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan pengaturan

penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan dibawah pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kntraktor harus menyediakan semua instrument

yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk epmeriksaan pematokan di lapangan atau pkerjaan lapangan yang relevan.

1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan- pekerjaan yang dimasukkan dalam bab ini.

Page 81: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN 1.5.1 Uraian Umum (1) Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan

menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan.

(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang

diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.

1.5.2 Jaminan Kualitas (1) Selama Pengadaan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan. (2) Selama Pelaksanaan Direksi teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor. (3) Tanggung Jawab Kontraktor Adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi. (4) Standar-standar Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar yang dicantumkan di bawah :

Buku-buku petunjuk pelaksanaan bina marga

Standar industri Indonesia (SII)

Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

Peraturan beton bertulang Indonesia (NI-2-1971)

Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia (PPBBI-1982)

AASHTO = American Associate Of State Higway And Transportation Official (Bagian 1 dan 2)

ASTM = American Society For Testing And Materials

BS = British Standards Institution

MPBJ = Manual Pemeriksaan Bahan Jalan

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN 1.6.1 Umum (1) Uraian Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut : a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan. b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar

rencana atau sepsifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari

suatu sumber yang disetujui.

Page 82: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Penyerahan a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu

bahan. Kontraktir harus emnyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.

b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-

bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi semuainformasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu structural serta bahan-bahan buatan

pabrik lainnya, seritifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.

1.6.2 Sumber bahan-bahan (1) Sumber-sumber a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam Dokumen-

dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah

yang mudah terjadi longsoran atau erosi. c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk

memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain berpengaruh negatif dengan daerah sekelilingnya.

(2) Persetujuan a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan persetujuan

untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain daripada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui

Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti. 1.6.3 Penyimpanan Bahan (1) Umum Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak rusak atau kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan atas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.

Page 83: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Penumpukan Agregat a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada

segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.

b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan partisi kayu.

c. Penemuan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang memadai serta tidak

boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan emmbendung lintasan air. d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah

lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering. (3) Penyimpangan Bahan-bahan Aspal Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah. Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut : i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah

ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air diatas tutup drum.

ii. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus ditumpuk di atas

sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung di atas sisinya tetapi bila disimpan

untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan secara teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap ai, dengan penumpukan yang rapih dan secara sistematis menurut jatuh tempo-nya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan. Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh dari 3 bulan. Direksi teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-Bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan Direksi Teknik akan memberikan petujuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas. Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu tanah tersebut diratakan dengan grader. Agregat dan kerikil harus ditumpuk scara rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) diatas dan dibentuk kedalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan). 1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran (1) Royalty (Keuntungan) Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa, royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.

Page 84: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Pekerjaan-Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi secara tertulis. b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti pembongkaran

tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN 1.7.1 Umum (1) Uraian Perubahan-perubahan peekrjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam Struktur Harga Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam besarnya kontrak. Perintah Perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum. (2) Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut : a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh Kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan, dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda

Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan. Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan- perubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau besarnya kontrak.

(3) Penyerahan-Penyerahan a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa untuk

menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahan- perubahan tersebut.

b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk mengadinistrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.

c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

1.7.2 Prosedur Awal (1) Pimpinan Proyek dapat mengawali “Perintah Perubahan” (change order) dengan

menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan : a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek

tersebut. b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi- spesifikasi yang dirubah yang merinci

perubahan yang diusulkan. c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan tersebut. d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga

Satuan Item pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum.

Page 85: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik, berisi : a. Uraian perubahan yang diajukan. b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada. d. Pernyataan pengaruh ada pada pekerjaan- pekerjaan Sub Kontraktor yang terpisah, jika

ada. e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan dibawah struktur

Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

1.7.3 Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order) (1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan” berdasarkan pada :

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui bersama, atau; b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan” tersebut dan menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”.

(3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan,

penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.

(4) “Perintah Perubahan” tersebut akan menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian

waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun Jumlah yang telah dirundingkan diantara Pimpinan Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.

(5) Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal “Perintah Perubahan”

sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut. (6) Kontraktor akan menanda tangani dan membuat tanggal “Perintah Perubahan” untuk

menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya. 1.7.4 Pelaksanaan Addenda (1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor. b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh

Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut. (3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik

maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau

penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.

(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan

melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

Page 86: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK 1.8.1 Umum (1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan rekaman

semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya, pekerjaan proyek. (2) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal lain menurut perintah Pimpinan Proyek.

Persetujuan Direksi terhadap dokumen ini diperlukan untuk persetujuan pembayaran. b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuannya

Dokumen Rekaman Proyek akhir (Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut : Tanggal :

Nomor dan jadwal proyek

Nama dan alamat Kontraktor

Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman

Sertifikat bahwa masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat.

Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.

1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek (1) Perangkat Dokumen Proyek Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua Dokumen dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya,yang berkaitan dengan Kontrak. Dokumen tersebut akan meliputi :

Persyaratan Umum Kontrak

Gambar Rencana Kontrak

Spesifikasi

Addenda

Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)

Catatan Pengujian Lapangan

(2) Penyimpanan Dokumen Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai, serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Proyek Akhir (final). Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dari dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi Teknik. BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN 1.9.1 Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu atau tidak disediakan pada daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian poyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi, pengujian (testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. (2) Penyerahan Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan harian” Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan

Page 87: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

material, Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar. Pada akhir dari setiap hari kerja, kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan. Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 dibawah ini. 1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan (1) Bahan-Bahan Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci dimanapun pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik. (2) Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan- ketentuan dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui untuk digunakan oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai. 1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian (1) Pengesahan Pekerjaan Harian a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan oleh

Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.

b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak, jika ada.

c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi pekerjaan harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini yang menentukan peenmpatan bahan-bahan, finishing pekerjaan- pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak memuaskan. Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik. (3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta

data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar swakelola, bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan seperti: i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut. ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan. iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja pada

Pekerjaan Harian. iv. Rinkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada

Pekerjaan Harian. v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untu k setiap material, produk atau jasa-

jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan “Perintah Perubahan”.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagihan Pekerjaan Harian dari Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dengan Artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran.

Page 88: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan harian (1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-bahan a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya

dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan (invoice) dari leveransir dan laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.

b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari leveransir yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga berikut ini : i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, perlindungan dan

penanganan secara umum. iii. Yang terbuang iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang

berhubungan. v. Keuntungan

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan harian harus dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material untuk Pekerjaan Harian” yang tercatat pada Daftar Penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah “Pekerjaan Harian” harus dibuat

berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini. i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas kesejahteraan,

biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadihaknya dan semua biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada “Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman untuk Investor Asing” (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.

ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual. iii. Biaya transportasi ked an dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan. iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk

mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.

v. Keuntungan

(3) Pengukuran a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang disewa

atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari peralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini:

i. Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan di atas untuk tenaga kerja.

ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan- kebutuhan lainnya. iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian. iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan. v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor lapangan

dan semua biaya overhead lainnya. vi. Biaya pengagkutan ked an dari lapangan vii. Keuntungan.

Page 89: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

CONTOH KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL : NAMA KONTRAK : _______________________ CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN

TOTAL HARGA Rp.

1.9.1

(1) (2) (3) (4)

Material untuk pekerjaan harian (yang terdaftar pada daftar Penawaran)

……………….. ……………….. ……………….. ………………..

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya (Bab 1.9.4 (1))

Total tagihan untuk material

Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam Pekerjaan Harian Ditanda tangani, Disahkan, Kontraktor Direksi Teknik Catatan : tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir.

Page 90: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

CONTOH KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL : NAMA KONTRAK : _______________________ CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN NO. J A M BIAYA/

JAM TOTAL

HARGA Rp. 1.9.2

(1) (2) (3) (4)

Daftar Tenaga Kerja Kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan Kontrak) Mandor Tenaga Kerja Trampil Tenaga Kerja Tidak Trampil Tukang

Saya menerangkan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar “Pekerjaan Harian”. Ditanda tangani, Disahkan, Kontraktor Direksi Teknik

Page 91: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

CONTOH KONTRAK NO. : _______________________ TANGGAL : NAMA KONTRAK : _______________________ CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN VOL. HARGA SATUAN

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

(10)

(11) (12)

(13) (14) (15) (16) (17) (18)

Dipindahkan ke depan PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN Dump truck 3-4 m3 Flat bed truck 3-4 ton Water tanker 3,000 – 4,500 I Motor grader min 100 HP Wheel Loader 75-100 HP Track Loader 75-100 HP Excavator 80-140 HP Crane capacity 10-15 ton Steel wheel roller 6-9 ton (unballasted) Vibratory roller 5-8 ton (tanpa pembebaban) Vibrator compactor 1.5-3.0 HP Compressor 4,00-6,00/min Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara Sand-blasting equipment Pressure-grouting equipment Internal concrete vibrator External concrete vibrator Concrete mixer 0.3 – 0.6 m3 Water pump 70-100 mm

Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam

Jam

Jam Jam

Jam Jam Jam Jam Jam Jam

TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN

Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh Kontraktor untuk digunakan dibawah Pekerjaan Harian. Ditanda tangani, Disahkan, Kontraktor Direksi Teknik

Page 92: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 2 – BAHU JALAN

BAB 2.1. REHABILITASI BAHU JALAN 2.1.1. Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. (2) Toleransi Ukuran a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 macam di

atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik. b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5 % dimana perkerasan diberi lapis

lindung dan 6 % dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang rencana.

(3) Pemeriksaan di Lapangan Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas, kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum Kontraktor memulai pekerjaan. 2.1.2. Bahan-bahan (1) Sumber Bahan a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi,

kualitas dan volume sumber bahan atau quarry. b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan

urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi, tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10 %, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada ketentuan-ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi. Teknik, bahu jalan dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung – lumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil.

(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan Contoh – contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai. 2.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan (1) Penyiapan lapangan Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.

Page 93: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Pembentukan Kembali a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau

motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik. b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan

daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan pembuangan bahan-bahan lebihan.

(3) Pemadatan Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya. 2.1.4. Cara Pengukuran (1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena

pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai

dengan Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik. Penghitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar

dibawah persyaratan spesifikasi tersebut. Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknik.

(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk galian lain atau pengurugan yang

dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan.

2.1.5. Dasar pembayaran Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Pembayaran URAIAN Satuan Pengukuran

2.1.1.

Rehabilitasi Bahu Jalan

Meter persegi

Page 94: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 2.2. BAHU JALAN BARU 2.2.1. Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi Teknik. (2) Toleransi ukuran a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di

atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik. b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5 % dimana perkerasan diberi

lapis pelindung, dan 6 % dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan.

(3) Contoh-Contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu

lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu.

b. Bahan – bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan

jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini. (5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perlu dipasang atau

belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja. b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat karena

penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

2.2.2. Bahan-Bahan (1) Persyaratan Umum Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam daftar penawaran untuk kontrak tertentu. (2) Gradasi Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1. Persyaratan Gradasi untuk pondasi bahwah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.

Page 95: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(3) Syarat-syarat Kualitas Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2. (3) spesifikasi ini. 2.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan (1) Penyiapan Lapangan a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada

dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan – pekerjaan yang ditentukan Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi hulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

(2) Penghamparan dan Pemadatan bahan Bahu Jalan a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk

penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah spesifikasi ini. b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor harus membuat

lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran maksimum lebih besar dari 37,5 mm.

2.2.4. Pengendalian Mutu Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan pondasi bawah Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. 2.2.5. Cara Pengukuran dan Pembayaran Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab ini. Galian bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan.

Page 96: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 3 – LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 3.1. LAPIS PONDASI BAWAH 3.1.1. Umum (1) Umum Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan Gambar-Gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24 % atau lebih. (2) Toleransi Ukuran a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang

yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan setujui oleh Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan di atas.

(4) Lalu Lintas Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan. (5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau

belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat

karena penanganan yang jelek atau kegagalan. Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan – perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik

3.1.2. Bahan-Bahan (1) Persyaratan Umum a. Bahan – bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB)

terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B),

Page 97: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan dalam Daftar Penawaran. 1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi

dan semuanya lolos saringan 3’’ atau 75.00 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. di bawah ini. 2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil,

pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5’’ atau 62.5 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. di bawah ini.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos saringan 1.5’’ atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 3.1.1. berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-

bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber

atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C diberikan dalam Tabel 3.1.1. di bawah ini. TABEL 3.1.1. PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

% LOLOS ATAS BERAT UKURAN SARINGAN

mm KELAS A

(<75 mm) KELAS B

(<62,5 mm) KELAS C

75.0 62.5 37.5 25.0 19.0 9.5

4.75 2.36 1.18 0.60

0.425 0.075

100 -

60-90 46-78 40-70 24-56 13-45 6-36

- 2-22 2-18 0-10

- 100

67-100 -

40-100 25-80 16-66 10-55 6-45

- 3-33 0-20

maks. 100

maks.80

maks 15 (3) Syarat-Syarat Kualitas Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 3.1.2. TABLE 3.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

URAIAN BATAS TEST Batas cair Indeks plastisitas Ekivalensi Pasir (bahan halus plastis) CBR terendam Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)

Maksimum 35 % 4 %-12 %

Minimum 25 Minimum 30 % Maksimum 40 %

Page 98: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

3.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan (1) Penyiapan lapis Tanah Dasar a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan

yang ditetapkan untuk Pekerjaan Tanah. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB – 011 – 76. (aashto t99, Standard Proctor)

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan,

terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan – lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

(3) Penghamparan dan Pemadatan a. Penghamparan akhirnya LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang

diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15 % untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3 % kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100 % kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111)

(4) Pengendalian Lalu Lintas a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di

atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

Page 99: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

3.1.4. Pengendalian Mutu (1) Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi

persyaratan spesifikasi. b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan

(lihat Sub Bab 3.1.1. (3) Spesifikasi ini) c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-

bahan yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang menurut batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 3.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 3.1.1. TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

RUJUKAN TEST

AASHTO BINA MARGA TIPE

Analisa saringan Agregat Halus Dan Kasar

T 27 PB 0201 – 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis

T 89 T 90

PB 0109 – 76 PB 0110 – 76

Test Plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Hubungan kepadatan kadar air

T 99 PB 0111 – 76 Test Standar Proctor menggunakan pemukul 2,5 kg

CBR T 193 PB 0113 – 76 Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi bawah

Ketahanan terhadap Abrasi, Agregat kasar

T 96 PB 0206 – 76 Test agregat kasa < 37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles.

(2) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik. TABEL 5.1.2. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR a. Ketebalan dan keseragaman lapis

pondasi bawah b. Test kepadatan di tempat, Lapis

Pondasi Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T 191, PB 0103 – 76

c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah

dasar

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. dilakukan untuk setiap 200 m. Panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang. Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum. Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.

Page 100: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

3.1.5. Cara Pengukuran (1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi

lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang

dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (change order)(, dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 3.1.1. (2).

3.1.6. Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran URAIAN Suatu Pengukuran 3.1.1 3.1.2 3.1.3

Lapis Pondasi Bawah Kelas A Lapis Pondasi Bawah Kelas B Lapis Pondasi Bawah Kelas C

Meter kubik Meter kubik Meter kubik

BAB 3.2. LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT 3.2.1. Umum (1) Uraian Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan. (2) Toleransi Ukuran a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20 cm

atau ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.

(3) Contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.

Page 101: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan seperti di atas.

c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.

(4) Lalu Lintas Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan. (5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau

belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik

ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidakteraturan atau kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

3.2.2. Bahan-Bahan (1) Persyaratan Umum a. Bahan – bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat,

terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran. i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi yang

merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm. ii. Lapis Pondasi Atas Kelas B – Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah yang

berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai

dengan Gambar Kontrak dan spesifikasi yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet

dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai, kotor, mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2) Makadam Ikat Basah

Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :

a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak kurang dari 50 % terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu bidang pecah.

b. Agregat halus lolos saringan, 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau debu cruster.

c. Prosentase berat agregat tipis / pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1 : 5) maksimum 5 %

Page 102: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam Tabel 3.2.1. dan Tabel 3.2.2 berikut : TABEL 3.2.1 GRADASI AGREGAT TABEL 3.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS LAPIS PONDASI ATAS PONDASI KELAS B- KELAS A MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN SARINGAN

MM LOLOS ATAS BERAT %

UKURAN SARINGAN MM

LOLOS ATAS BERAT

37.5 19.0 9.5

4.75 2.35 1.18 0.60

0.425 0.075

100 64-81 42-60 27-45 18-33 11-25

- 6-16 0-8

Aggr.kasar/pokok 75.0 62.5 50.0 37.5 25.0 19.0

100

95-100 35-70 0-15 0-5

-

Aggr. halus/pengisi 9.5

4.75 2.36 1.18

0.425 0.15

0.075

100

70-95 45-65 33-60 22-45

- 10-28

(4) Syarat-Syarat Kualitas Bahan – bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat kualitas pada Tabel 3.2.3. TABEL 3.2.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN KELAS B

JENIS PENGUJIAN KELAS A

Agregat Kasar Agregat Halus

Batas cair Indeks Plastisitas Ekivalensi Pasir California Bearing Ratio (direndam) Penyerapan Air Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)

Mak. 25 % Mak. 8 % Min. 35 % Min. 60 % Tidak perlu Mak. 40 %

Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Min. 55 % Tidak perlu Mak. 40 %

Mak. 35 % 4-12 %

Min. 30 % Min. 55 % Tidak perlu Tidak perlu

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.

3.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan (1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi

bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3.1. dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran – kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas.

Page 103: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas a. Agregat L.P.A Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum, sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Makadam Ikat Basah – Kelas B

i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi

ii. Sebelum menghampar batu kasar / pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir (lebar + 30 cm), misalkan dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.

iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran, maksimumnya adalah A cm, ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah pemadatan.

iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering kali diperiksa selama penghamparan agregat-agregat. Jika diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.

(3) Penghamparan dan Pemadatan a. Agregat LPA Kelas A

i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan, harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10 % untuk pemadatan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar.

ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas. Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul. Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper).

iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3 % lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100 % maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

b. Makadam Ikat Basah – Kelas B

i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melunasi permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik waktu penggilasan.

ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus penggilasan harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan ke arah tengah menurut suatu

Page 104: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pad bagian superelevasi, tikungan dan tanjakan yang tajam, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap gilasan harus menutup sebagian dari pada yang sebelumnya kira-kira 20 cm. Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permulaan pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan. Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.

iii. Bahan pengisi / halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan halus mengisi rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di atas bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur atau selokan. Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3 km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.

iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm. Sandcone untuk test kepadatan tidak dapat dilaksanakan, Tabel 5.2.4. akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.

(4) Pengendalian Lalu Lintas a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di

atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan – bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

Page 105: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABEL 3.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

AGREGAT GRADASI BAIK

ALAT PEMADAM KATEGORI

Tebal maksimum

lapisan yang dipadatkan

(cm)

Minimum Jumlah Lintasan

Mesin gilas beroda rata Ton/m. lebar 2.25 - 2.70 2.71 - 5.50 Lebih dari 5.50

12.5 12.5 12.0

10 8 8

Mesin gilas dengan ban pneumatic

Beban roda (ton) 2.01 -150 2.51 - 4.00 4.01 - 6.00 6.01 - 8.00 8.01 - 12.00 Lebih dari 12.00

12.5 12.5 12.5 15.0 15.0 17.5

12 10 10 8 8 6

Mesin gilas bergetar Beban statik (ton/m) 0.27 - 0.45 0.46 - 0.70 0.71 - 1.25. 1.26 - 1.80 1.81 - 2.30 2.31 - 2.90 2.91 - 3.60 3.61 - 4.30 4.31 – 5.00

7.5 7.5

12.5 15.0 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0

16 12 12 8 4 4 4 4 4

5.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab 3.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut - Pengujian Laboratorium. Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan 4 yang diberikan di dalam Tabel 3.2.5

(2) Pengujian Laboratorium

Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan pada Sub Bab 3.2.2 Spesifikasi ini.

TABEL 3.2.5 TESTLABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

RUJUKAN TEST

AASHTO BINA

MARGA TIPE

Arialisa saringan Agregat Halus dan Kasar

T 27 P8 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan Batas Cair dan Bates Plastis

T 89 T 90

PB 0109 – 76 PB 0110 - 76

Pengujian pastisitas untuk betas cair dan Indeks Plastisitas

Bagian halus yang plastis di dalam agregat bergradasi dan tanah

T 176 - Pengujian Ekivalensi pasir untuk menunjukkan parbandingan bagian halus dan lembung.

Hubungan kelembaban - Kepadatan

T 99 PB 0111 - 76 Ujian Stander Proctor menggunakan pemukul 2.5 kilogram

Page 106: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

California Bearing Ratio (direndam)

T 193 P8 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat

Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

T 85 P8 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja

Ketahanan agregat kasar terhadap abrasi

T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat < 37.5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)

(3) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Membuat Iubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasam Direksi Teknik.

TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR a. Ketebalan dan keseragaman lapis

pondasi atas. b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas

(dengan cara kerucut pasir) A4SHTO T 191 PB 0403 - 76

ii . Test pemadatan dengan penggilasan

percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan) .

Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang. Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban - kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan. Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat).

5.2.5 Gara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan kompensasi lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis. Pondasi Atas yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Penghitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh “perintah perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 3.2.1 (2).

5.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi alas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.

Page 107: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Nomor Item Pembayaran

URAIAN Satuan Pengukuran

3.2.1 3.2.2

Agregat lapis pondasi atas kelas A Lapis pondasi atas makadam ikat basah kelas B

Meter kubik Meter kubik

BAB 3.3 LAPIS PONDAS ATAS, STABILISASI TANAH SEMEN

3.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen dipasang di atas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah), menggunakan tanah pilihan yang diperoleh dari daerah setempat, dicampur di tempat secara merata dengan perbandingan air dan semen yang ditentukan. Pekerjaan tersebut akan meliputi penghamparan, pembentukan, pemadatan penyelesaian dan pemeliharaan, mencapai garis ketinggian, ketebalan dan penampang tipikal yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bila lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen dipasang di atas lapis tanah dasar, lapis tanah dasar harus disiapkan dan dibuat selesai memenuhi toIeransi toleransi yang ditetapkan dalam Spesifikasi ini.

b. Apabila lapis pondasi yang dimantapkan harus dipasang di atas lapis pondasi bawah yang telah disiapkan lapis pondasi bawah tersebut harus telah disetujui mengenai bentuk, ketinggian dan penyelesaian akhir umumnya serta diuji, digilas untuk memeriksa pemadatan yang memuaskan dengan CBR minimum yang diperoleh sebesar 25%.

c. Pada setiap penampang melintang ketebalah rata-rata lapis pondasi atas tanah semen yang selesai harus berada dalam perbedaan ± 10% tebal perencanaan atau ketebalan yang disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Permukaan akhir harus memenuhi derajat, permukaan dan penampang melintang yang ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, dan tidak boleh ada bagan permukaan yang menyimpang dari permukaan akhir ni melebihi 2 cm, bilamana diukur dengan satu mistar lurus panjang 3 meter diletakkan di atas permukaan yang sejajar dengan atau searah dengan garis sumbu jalan.

e. Kontraktor harus menyadari bahwa bentuk penyelesaian akhir permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang jelek akan berakibat bertambahnya jumlah aspal yang diperlukan dalam pelapisan ulang untuk memenuhi toleransi kehalusan permukaan aspal yang telah ditentukan. OIeh karena campuran Aspal Panas akan dibayar berdasarkan dimensi yang telah ditetapkan dalam disain (dan bukan berdasarkan berat yang dihampar), maka tambahan penggunaan aspal dalam pelapisan ulang akan merupakan kerugian di pihak Kontraktor. Penyelesian permukaan akhir yang sehalus mungkin bagi lapis Pondasi Tanah Semen, akan merupakan hasil yang paling baik bagi kontraktor, dan juga menghasilkan jalan yang paling baik.

(3) Penyerahan-Penyerahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik:

a. Contoh semua bahan yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta dengan data-data uji yang menyatakan sifat-sifat dan kualitas bahan seperti yang diminta oleh Spesifikasi ini, harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan pada waktu paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

b. Pengiriman Semen ke Lapangan.

Catatan yang menyatakan jumlah semen yang dikirim ke lapangan dan tempat penyimpanannya dari setiap kiriman yang disimpan di tempat penyimpanan milik Kontraktor di lapangan, harus diserahkan ke Direksi setiap hari setiap ada pengiriman, bersama dengan surat yang menyatakan pabrik pembuatannya dan hasil-hasil ujinya yang disyaratkan pada Standar di Indonesia untuk Industri SII-13-1977.

c. Perhitungan Pemakaian Semen

Page 108: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Catatan harian dari jumlah semen yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan akan disimpan, seperti yang ditentukan di Pasal 5.3.2 (1), dan harus diserahkan ke Direksi setiap hari setelah jam kerja selesai. Direksi tidak akan menerima catatan yang dari hari sebelumnya ataupun memasukkannya dalam perhitungan jumlah semen yang harus dibayar.

d. Pengujian Pengendalian

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengujian pengendalian dari pekerjaan pekerjaan seperti yang dijelaskan dalam Pasal 5.3.6 dan dia harus melengkapi hasil-hasil ujian pengendalian tarsebut ke Direksi pada hari yang sama, atau di hari yang berikutnya yang mana pengujian ini harus diselesaikan kalau dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan di prosedur standar pengujian.

e. Pengujian (Test) Scala Dynamic Cone Penetrometer

Pengujian Dynamic Cone Penetrometer harus dicatat distandar fomulir, gambar-gambar catatan hitungan pukulan harus ditanda tangani oleh Kontraktor dan Direksi di lapangan segera setelah setiap pengujian dan lampirannya diberikan kepada Direksi segera setelah ditandatangani. Gambaran grafik dan data penetrometer harus diserahkan kepada Direksi selambat-lambatnya pada akhir jam kerja di hari kerja berikutnya.

4. Catatan Benda Uji

Semua benda uji yang diambil harus diberi tanda dengan jelas yang menyatakan tempat darimana benda uji tersebut diambil dan harus diserahkan kepada Direksi bersama dengan catatan tertulis mengenai tinggi rata-ratanya dan lokasi dan setiap benda uji itu. Semua benda uji harus ditinggalkan untuk Direksi sebagai referensi (di tempat penyimpanan yang tidak dapat masuk air dan bisa dikunci yang mana ini akan disediakan oleh Kontraktor) untuk selama masa Kontrak.

(4) Pembatasan Cuaca

a. Pekerjaan stabilisasi tanah-semen tidak boleh dilaksanakan selama hujan, dan tanah tersebut tidak boleh digiling atau dikerjakan apabila kandungan air terlalu tinggi atau diluar batas-batas yang ditetapkan (lihat Sub Bab 3.13 (3)).

b. Semen harus ditempatkan dan disebarkan hanya apabila permukaan kering dan tanah yang sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Dalam terjadinya hujan yang mendadak selama operasi penyebaran semen, penyebaran harus dihentikan dan semen yang sudah disebarkan dicampurkan ke dalam tanah, dan campuran tanah-semen dipadatkan. Jika disetujui oleh Direksi Teknik pencampuran dan pembentukan akhir harus segera diselesaikan, secepatnya kondisi cuaca mengizinkan. Akan tetapi apabiIa kualitas pekerjaan dipertimbangkan terpengaruh oleh kondisi tersebut, Direksi Teknik akan memerintahkan mengadakan perbaikan pekerjaan, sesuai dengan titik (6) dibawah.

(5) Penjadwalan Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan mengatur pelaksanaan pekerjaan pondasi tanah-semen yang baru selesai dengan perawatan mengeras yang baik dan tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan yang dimantapkan tersebut selama paling sedikit 7 hari setelah pelaksanaan.

b. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang diijinkan melewati pondasi tanah semen yang baru dilaksanakan dan ia akan mengatur pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan pelaksanaan setengah lebar, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif lalu lintas yang setujui).

c. Tergantung kepada ketentuan khusus kontrak, adalah suatu persyaratan yang umum bahwa permukaan tersebut dirawat dengan suatu lapisan penutup permukaan dari aspal atau lapis ulang (overlay) tidak kurang dari 14 hari setelah pemasangan pondasi tanah-semen, dan Kontraktor akan membuat pengaturan yang memadai yang sesuai dengan perintah yang diberikan Direksi Teknik.

(6) Perbaikan Lapis Pondasi Atas Tanah-Semen yang tidak memuaskan

Pondasi Semen-Tanah yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang diminta di bawah Spesifikasi ini, akan diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan perintah Direksi Teknik Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :

Page 109: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

i. Perubahan dalam perbandingan campuran

ii. Penggilingan kembali bagian pondasi semen-tanah yang ditemukan tidak sempurna, mencampur kembali dengan menambah semen dan membentuk kembali, pemadatan dan penyelesaian akhir.

iii. Melapis ulang bagian yang tidak sempurna dengan satu lapisan tambahan pondasi semen-tanah, ketebalannya harus ditentukan oleh Direksi Teknik.

iv. Perlindungan terhadap penyusutan, retak-retak yang menjadi luas dan berrongga lebar. Cara menanggulangi penyusutan retak-retak harus didiskusikan dan disetujui oleh Direksi Teknik, dan akan mencakup pilihan-pilihan berikut :

Penambahan penggilasan

Pengurangan semen dalam campuran

Pengurangan ratio air-semen

Siar pasir semen untuk retak-retak lebar Bila perlu, harus dibuatkan campuran percobaan untuk pengujian lebih lanjut.

3.3.2 Bahan-Bahan

(1) Portland Cement (P.C.)

a. Semert yang harus digunakan untuk pondasi semen-tanah akan berupa semen portland (P.C) mematuhi persyaratan-persyaratan Standar Industri Indonesia SII-0013-81 semen Portland tipe 1, dan harus diperoleh dan pabrik pembuat yang disetujui oleh Departemen Perindustrian.

b. Semen tersebut harus dipasok ke lapangan dalam kantong 40 kg dan harus disertai dengan sertifikat pengujian dari pabrik. Direksi Teknik dapat meminta pengujian mutu yang harus dilaksanakan untuk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan multi senyatanya semen yang diserahkan ke lapangan.

c. Semua semen yang digunakan untuk pondasi tanah semen harus disimpan di lapangan sesuai dengan persyaratan Bab 1.6 Spesifikasi ini.

(2) Air

a. Air yang akan digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan zat-zat lain yang dapat membahayakan pembuatan pondasi tanah-semen.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penyediaan air untuk pekerjaan-pekerjaan dan menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan mutu.

(3) Tanah

a. Secara umum hanyalah tanah-tanah berbutir yang terdiri dari pasir, kerikil, lempung dan bebas dari zat-zat organis yang akan dipilih. Tanah yang tidak cocok untuk pemantapan (stabiiisasi) tanah-semen meliputi lempung, empung expansif (mudah berkembang), dan tanah-tanah yang berisikan garam yang harus dibuang (misalnya sulfat).

b. Bila peru dan untuk dapat memenuhi persyaratan kecocokan; pencampuran tanah akan dapat diterima, yang tergantung kepada pengujian-pengujian dan persetujuan yang memuaskan dari Direksi Teknik. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan syarat-syarat mutu diberikan di bawah pada Tabel 3.3.1;

Page 110: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABEL 3.3.1 KECOCOKAN DAN SYARAT MUTU TANAH

BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS PENGUJIAN MUTU UNTUK PEMILIHAN TANAH

SEBELUM DIGILING (disaring basah) (i) Maks. ukuran partikel batu = 75 mm (ii) Lolos saringan 4,75 mm = > 50% (iii) Lolos saringan 0,425 mm = > 15% (iv) Lolos saringan 0.075 mm = < 50%

SESUDAH DIGILING (Tidak termasuk partikel- partikel batu) (v) Lolos saringan 4.75 mm = >70%

(i) Batas cair = < 40 (ii) Indeks Plastisitas maks = 18 (iii)Koefisien keseragaman D60 gradasi ukuran partikel ---------> 5 D10 (iv)Ekivalensi Pasir = 20% - 45% (v) Nilai pH (setetah 1 jam) untuk reaktivitas tanah = >12 (vi)Kandungan organis = >12

3.3.3 CAMPURAN-CAMPURAN

(1) Komposisi Umum untuk Campuran

Campuran Lapis Pondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen dan kandungan air. Kadar semen akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan pengujian dan data laboratonium dan Preliminary Field Trials, tetapi harus diantara 3% sampai 12% dan berat tanah dalam keadaan kering oven seperti asalnya (yaitu, sebelum diaduk dengan semen).

(2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS)

Untuk setiap daerah tempat pengambilan tanah baru yang akan digunakan, dan dari waktu ke waktu yang seperti diminta/diperintahkan oleb Direksi selama penggunaan suatu daerah tempat pengambilan tanah, kontraktor harus melakukan percobaan campuran-campuran di laboratorium di bawah pengawasan Direksi untuk menentukan:

(a) Apakah bisa atau tidak membuat Lapis Pondasi Tanah Semen yang memuaskan dalam hal kekuatan dan sifat perubahan isi dari tanah yang bersangkutan;

(b) Kandungan semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan campuran yang ditargetkan (target mix strength);

(c). Kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan di lapangan.

Prosedur untuk rancangan campuran (mix design) dijelaskan disini dan ini mencakup langkah-langkah berikut ini:

(a) Tentukan hubungan antara kandungan air dan kepadatan untuk tanah yang bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen (AASHTO T134-76) dan gambar hasil dari pengujian ini di Grafik I pada formulir standar. Puncak dari setiap garis lengkung grafik dari kandungan air-kepadatan menyatakan Maksimum Kepadatan Kering (Maximum Dry Density (MDC)) dan Optimum Kadar Air (Optimum Moisture Content (OMC)) untuk kandungan semen yang digunakan.

(b) Gambar nilai-nilai dari MDD dan OMC untuk setiap macam kandungan semen di Grafik II dan hubungkan titik-titik pengujian dengan garis Iengkung grafik untuk mendapatkan variasi dari MDC dan OMC dengan bermacam-macam kandungan semen untuk tanah yang bersangkutan.

(c) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen, buatlah serangkaian benda uji untuk diuji kekuatan tekannya (Unconfined Compression Strength (UCS)) dimana benda uji ini dipadatkan sampai MCD dan OMC yang ditentukan (a) di atas. Setelah pengerasan selama 7 hari, uji benda-benda uji ini dengan mengikuti prosedur yang diberiikan di ASTM D 163-33 dan gambar angka-angka kekuatannya yang didapat dari Grafik Ill. Gambar garis Iengkung grafik melalui titik-titik pengujian dan pilih kandungan semen campuran yang memberikan kekuatan saperti yang ditentukan yaitu 24 kg/cm2.

(d) Masukkan angka dari kandungan semen campuran yang dipilih itu ke Grafik II, sudah digambar di (b) di atas, dan baca/tentukan angka MDD dan OMC untuk campuran Semen Tanah (Soil Cement) dari kandungan semen yang dipilih. Gunakan nilai-niiai MDD dan OMC ini untuk menentukan angka kepadatan dan batas kandungan air untuk pengendalian pemadatan di Iapangan, dan gambar batas-batas tersebut di Grafik IV.

Page 111: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(e) Tentukan sifat-sifat pengembangan dan penyusutan dan campuran semen-tanah dengan mengadakan pengujian yang diberikan di AASHTO T 135-76 dan bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di Tabel 3.3.2.

(3) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara CBR)

(a) Semua langkah-langkah yang diberikan di Pasal 3.3.2 (2) di atas harus diikuti kecuali pengujian California Bearing Ratio (CBR) yang dapat digunakan sebagai pilihan dari pengujian UCS di Iangkah (c). Akan tetapi, dalam hal ini, sejak hasil untuk kekuatan campuran dari pengujian CBR pada umumnya tidak setepat dari pengujian UCS, Direksi akan menganjurkan Kontraktor untuk mengadakan pengujian UCS dan CBR setiap saat dimana jenis tanah yang baru ditemukan, dan dalam dasar pembandingan hasilnya dia boleh, kalau dia rasa perlu, merubah spesifikasi untuk CSR yang diberikan pada Tabel 3.3.2 supaya untuk tanah tersebut spesifikasi untuk UCS akan berhubungan lebih dekat (yang mana dalam segala hal akan tetap seperti yang diberikan pada Tabel 3.3.2).

b. Kalau pengujian CBR digunakan, prosedur yang diberikan di AASHTO T 193-72 harus dilkuti (2,5 kg penumbuk) kecuali setetah pembentukan bahan untuk diuji ini harus dikeraskan dengan cara menutupnya rapat-rapat di dalam kantong plastik yang besar, bersama dengan (tetapi tidak berhubungan langsung) sebuah panci yang terbuka yang diisi dengan air/ kantong tersebut harus diletakkan pada posisi yang tidak terkena matahari secara Iangsung. Setelah 3 hari, benda uji tersebut harus dikeluarkan dari kantong plastiknya dan direndam dalam bak air selama 4 hari, yang setelah itu pengujian kekuatannya harus dilakukan.

(c) Langkah-Iangkah lainnya dalam prosedur rancangan campuran diberikan di atas pada Pasal 3.3.2 (2).

(4) Sifat-Sitat Campuran yang diperlukan

Lapis Pondasi Tanah Semen harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan pada Tabel 3.3.2.

SYARAT-SYARAT BATAS (SESUDAH PENGERASAN 7

HARI) TEST Minimu

m Target Maximu

m

METODE TEST

Kekuatan tekan tak terbatas USC) kg/cm California Bearing Ratio (CBR) % Rata-rata tahanan penetrai Scala diatas pusat sepertiga lapisan yang diuji (SPR) pukulan/cm. Tahanan penetrasi Scala yang menentukan betas terendah dari tebal lapisan yang efektif (SPR) pukulan/cm Test pembasahan dan pengeringan (i) % Hilang berat (ii) % Perubahan isi

20 100* 1.0*

(1.0+)

0.8* (1.3+)

- -

24 120* 1.3*

(0.8+) - - -

35 200* 2.5*

(0.4+) -

7 2

ASTM D 1633-63 AASHTO T 193-72 Lampiran 5.4.A dalam Buku 3, Spesifikasi Lampiran 5.4.A dalam Buku 3, Spesifikasi AASHTO T 135-78

* Angka-angka ini dapat diatun/diubah oleh Direksi untuk disesuaikan dengan angka-angka yang ditentukan untuk UCS, mengikuti pengujian-pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanab baru.

+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm/pukulan.

3.3.4 PERCOBAAN Dl LAPANGAN (FIELD TRIALS)

(1) Percobaan-Percobaan Awal di Lapangan (Preliminary Field Trials) untuk Campuran Campuran Pilihan

(a) Untuk setiap jenis tanah baru yang diajukan untuk digunakan, rancangan campuran semen-tanah yang mengikuti prosedur-prosedur laboratorium yang dijelaskan dalam Pasal 3.3.3 di

Page 112: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

atas harus disesuaikan dengan membangun jalur percobaan dan material untuk Lapis Pondasi Tanah Semen yang diajukan, yang panjangnya 200 meter yang diletakkan secara berlapisan, untuk rencana membangunnya, pembangunannya dan prosedur untuk pengendalian kwalitas yang diajukan untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

(b) Jalur percobaan ini harus diletakkan di luar lapangan atau jika diminta oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi dengan dasar dari hasil-hasil pengujian di laboratorium untuk sifat-sifat tanah yang diajukan, di jalanan yang merupakan bagian dari Proyek tersebut. Akan tetapi dalam hal yang terkahir ini, jika bagian percobaan ini tidak memuaskan, atau jika Lapis Pondasi. Tanah Semen, yang diletakkan ini tidak memenuhi (dalam segala hal) persyaratan-persyaratan di Spesifikasi, maka jalur percobaan ini semuanya, harus dipindahkan dari jalanan tersebut dan tanah dasarnya harus disiapkan lagi setelah percobaannya selesai dilakukan. Jika Direksi menyetujui untuk menerima jalur percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan-pekerjaan, material Lapis Pondasi Tanah Semen ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari pekerjaan. Untuk jalur percobaan yang dibangun di luar Iapangan tidak akan ada pembayaran.

(c) Semua tahap dari pembangunan, masa pengerasan dan pengujian dan jalur percobaan ini akan diawasi dan dekat dah Direksi yang mana dia boleh meminta variasi dari prosedur-prosedurnya atau dan kwantitas dan jenis dari pengujiannya yang dalam pendapatnya diperlukan untuk mendapatkan keterangan/hasil yang berguna yang paling banyak dan percobaan ini. Pemeriksaan selama percobaan harus termasuk, tetapi tidak berarti menjadi batas, penentuan yang berikut ini:

(i) kecocokan pada umumnya, keefisienannya dan kefektifannya dari cara dan alat-alat yang diajukan oleh kontraktor ditentukan dalam hal kecepatan dan keseluruhannya dari kebiasaan dan keberhasilan dalam menjalani percobaan ini;

(ii) derajat kehalusan yang didapati dari tanah ini, ditentukan dengan dasar penglihatan dan dengan dasar jumlah lintasan tanah ini dihalusi dengan mesin penghalus untuk mendapatkan kehalusan yang diminta di Pasal 3.3.5 (3) (c) dalam spesifikasi ini;

(iii) kandungan air optimum untuk penghalusan tanah ini, ditentukan/didapati dari penghalusan dengan macam-macam kandungan air pada bagian-bagian yang berbeda dari jalur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan yang didapati dari pengujian-pengujian di laboratorium dengan benda ujinya diambil selama jalannya penghalusan;

(iv) keseragaman dari campuran yang diperoeh dengan cara penyebaran dan cara pengadukan yang digunakan, ditentukan dengan dasar penglihatan selama penghalusan dan dengan membandingkan variasi kekuatannya dari satu titik ke titik Iainnya dari pengujian-pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan setelah 7 hari dengan frekwensi seperti yang ditentukan pada Pasal 3.3.6(5);

(v) keefektifan dari penggilingan dan pemadatan, ditentukan dari pengujian-pengujian Scala Penetrometer segera setelah dilalui sekali atau beberapa kali oleh mesin/ alat pemadat untuk menciptakan hubungan (kira-kira/secara kasar) antara berapa banyaknya lintasan dan kepadatan yang didapati, dan diperiksa dengan melakukan pengujian-pengujian kepadatan lapangan dengan alat Sano Cone dari pekerjaan yang sudah selesai dengan frekwensi seperti yang ditentukan di Pasal 3.36 (4) (b);

(vi) “bulking ratio” antara tanah lepas yang sudah dihaluskan dengan campuran yang sudah dipadatkan, untuk menentukan ketebalan material lepas yang diperlukan untuk menghasilkan ketebalan lapisan campuran yang ditentukan setelah dipadati;

(vii) kecukupan dan rancangan campuran semen-tanah, ditentukan dengan mengadakan pengujian-pengujian CBR dan/atau UCS yang benda ujinya diambil dari campuran (sebelum digiling) yang dibentuk dan dikeraskan selama 7 hari dengan frekwensi yang ditentukan pada Pasal 3.3.6 (4) (a) dalam Addendum ini, dan disesuaikan jika dikira perlu oleh Direksi dengan pengujian-pengujian UCS dari benda uji yang diambi dari percobaan jalur yang sudah selesai.

(viii) batas-batas kerapatan dan kandungan air yang praktis untuk pengendalian pemadatan didapat dari rancangan campuran laboratorium, ditentukan dengan melakukan

Page 113: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

pengujian-pengujian dari kerapatan dan kandungan air di lapangan dari campuran yang baru dipadati dan membandingkan hasilnya dengan batas-batas yang dianjurkan.

(ix) hubungan antara CBR dan UCS percobaan campuran semen-tanah (dalam keadaan dimana pengujian CBR disetujui atau diperintahkan oleh Direksi untuk monitoring pengendalian kekuatan), dijelaskan di Iangkah (vii) di atas dengan menyiapkan dan menguji contoh-contoh tersebut dengan kedua cara dan bandingkan kekuatan rata-ratanya dari setiap cara tersebut pada waktu pengerasan 1, 7 dan 28 hari.

(x) hubungan antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (CBR dan/atau UCS) untuk pencobaan campuran semen-tanah, ditentukan dengan mengadakan pengujian penetrometer segera setelah dipadatkan (langkah (v) di atas), 7 hari setelah dipadatkan (langkah (iv) di atas) dan 28 hari setelah dipadatkan, dan membandingkan hasil rata-rata dari SPR yang dipadatkan dan setiap rangkaian dan hasil-hasil dari pengujian UCS dan CBR yang dilakukan seperti di langkah (ix) di atas.

(xi) keperluan dan cara yang paling tepat untuk menambal retak dan pengendalian dengan penggilasan, ditentukan dengan mengawasi jalur percobaan selama masa pengerasan dan, jika banyak retak dan penyusutan terjadi, dengan pengendalian penggunaan bermacam-macam model dan berat dari penggilingan.

(xii) modei dan lapisan tipis yang paling tepat dan cara pengerasan/ pengeringan dari Lapis Pondasi Tanah Semen ditentukan dengan dasar penglihatan dari permukaannya dan kecepatan dari hilangnya air seperti yang ditentukan oeh pengujian kandungan air.

(xiii) batas dan Scala Penetration Resistance (SPR) yang harus digunakan untuk penentuan “Tebal Efektif dari Lapis Pondasi Tanah Semen, yang didapatkan dari catatan penetrasi dari Iangkah (x) di atas untuk lokasi yang mana kedalaman dari material yang memuaskan diketahui secara tepat (dan benda uji yang diambil sebelumnya pada titik yang sama yang digunakan untuk pengujan penetrometer dan dari pengujian kekuatan yang dilakukan pada contoh campuran tanah-semen sebelumnya, sebelum didapatkan, dari titik lokasi yang diuji); pada umumnya, batas SPR untuk penentuan tebal efektif.

(xiv) banyak jumah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan Lapis Pondasi Tanah Semen yang memuaskan untuk kedalaman rancangan, ditentukan dengan merubah-rubah banyaknya lapisan yang digunakan dalam bagian-bagian percobaan yang berbeda; dimana hanya satu lapisan yang disarankan, penggunaan dua atau lebih dari lapisan yang Iebih tipis juga harus dicoba dan dievaluasi.

(d) Berdasarkan dari data yang diambil dari jalur percobaan dan tidak lebih cepat dari pada 14 hari setelah jalur percobaan diletakkan, Direksi boleh memberi Kontraktor persetujuan untuk meneruskan seperti yang direncanakan, atau memberikan persetujuan untuk meneruskan dengan modifikasi - modifikasi (apa saja) ke rancangan campuran atau prosedur pembangunannya yang dia rasa perlu, atau dia boleh menolak untuk penerusannya akan tetapi memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan percobaan-percobaan lagi dengan material yang akan digunakan; atau menganjurkan tanah lainnya atau menukar atau menambahkan kapasitas dari mesin dan alat-alatnya.

3.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Persiapan Tanah Dasar

(a) Kecuali dalam hal pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan persiapan tanah dasar harus dilakukan menurut persyaratan-persyaratan dari Spesifikasi ayat ini dan ketinggian, jalur serta ukuran-ukurannya seperti di Gambar atau yang diperintahkan/ diminta oleh Direksi.

(b) Arti dari Tanah Dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan yang mana pekerjaan selanjutnya dari pembangunan jalan akan dilakukan. Kecuali kalau ketinggian dan perkerasannya harus dinaikkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar, permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan yang ada, kecuali kalau diperintahkan oleh Direksi.

(c) Permukaan jalan yang ada harus dibersihkan dari material yang tidak diinginkan dan kemudian di proof-roll. Setiap ketidaksamaan atau cekungan yang ada/terjadi di permukaan tanah dasar selagi pemadatan harus dibetulkan dengan menebar tanah di permukaan daerah tersebut dan menambah, membuang; atau menukar material itu, mengatur kandungan air jika diperlukan, dan memadatkannya kembai agar supaya permukaannya halus dan rata.

Page 114: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(d) 20 cm tanah yang di bawah tanah dasar harus dipadatkan sampai kerapatannya seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 191, tidak boleh kurang dari 95% maksimum kepadatan kering (maximum dry density) yang dipadatkan di AASHTO 7 99.

(e) Selain kalau disetujui oleh Direksi, angka/ hasil CBR dari tanah yang disiapkan untuk tanah dasar ketika diuji mengikuti AASHTO T 193, harus paling sedikit 6% (enam persen) setelah direndam selama empat hari waktu dipadatkan ke 100% dari maksimum kerapatan kering seperti yang ditentukan di AASHTO T 99. Bilamana kondisi kekuatan ini tidak bisa didapati, Direksi boleh memerintahkan Kontraktor untuk melakukan perbaikan tanah dasar yang melibatkan pemindahan dan penggantian material yang tidak memuaskan atau menutupinya dengan material pengurug yang memenuhi persyaratan di Spesifikasi ini, atau mengaduknya dengan material berbutir kasar unfuk memenuhi persyaratan-persyaratan di Spesifikasi ini.

(f) Setelah selesai pemadatan dan sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya, permukaan tanah dasar harus memenuhi toleransi permukaan yang ditentukan di Spesifikasi.

(g) Setiap daerah tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas yang disebabkan dari keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya peletakan dari Lapis Pondasi Tanah Semen harus diperbaiki sampai sesuai dengan Spesifikasi ini dengan biaya yang ditanggung oleh Kontraktor.

(h) Sebelum peletakkan dari setiap bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen, tanah dasar padat yang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan material lainnya yang merusak dengan penyemprot udara atau cara Lain yang disetujui, dan kalau perlu harus dibasahi, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

(2) Pilihan Cara untuk Pengadukan dan Peletakan

Pengadukan dari tanah-semen-air harus dilakukan dengan cara pengadukan di tempat (mix-inplace) atau pengadukan mesin di pusat (Central-plant-mix).

Pengadukan secara mesin biasanya dibatasi untuk tanah yang daya kekenyalannya rendah (low plasticity). Suatu tanda batas plasisitas untuk tanah yang bisa digunakan di mesin pusat boleh didapat dengan melipatkan index plastisitas (plasticity index) dari tanah itu dengan persentasi tanah yang lebih halus dari pada ayakan #40. Kalau angkanya ini kurang dari 500 cara pengadukan mesin dapat digunakan.

Bermacam-macam alat-alat yang dapat digunakan untuk pengadukan di tempat dapat dibagi dalam empat kelompok.

(a) Piringan penggaru untuk pertanian, piringan luku untuk pertanian dan motor graders;

(b) Pencampur ”ringan” yang mesinnya kurang dari 100 pk;

(c) Pencampur untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 pk (sering disebut “Pulvimixers”);

(d) Single-pass soil stabilization machines (biasanya mesinnya lebih dari 100 pk);

Batas atas dari plastisitas tanah yang bisa didapati dengan berbagai mesin pengaduk di atas, dicantumkan di Tabel 3.3.5.

TABEL 3.3.5 PETUNJUK UNTUK ALAT-ALAT PILIHAN YANG COCOK*

PETUNJUK UNTUK JENIS ALAT INDEK PLASTISITAS DARI TANAH YANG DILIPATKAN DENGAN

PERSENTASI TANAH YANG LEBIH HALUS DARI AYAKAN # 40

PERKIRAKAN TEBAL MAX. YANG DAPAT DIPROSES DALAM SATU PROSES

(cm) Plant campur pusat < 500 Tanpa batas Garu dan luku pertanian, dan motor grader

< 1000 12 – 15

Rotavator ringan (< 100 hp) < 2000 15 Rotator beban berat (< 100 hp) < 3500 20 to 30

Tergantung pada jenis tanah dan daya yang

diperoleh Stabilizer lintasan tunggal < 2000 to 3000

Tergantung kepada daya kuda 20

Page 115: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

* Catatan: Alat-alat tidak akan diterima atau ditolak dengan dasar dari tabel ini, yang mana

diberikan sebagai petunjuk umum untuk membantu Kontraktor.

(3) Peletakan dan Pengadukan dengan menggunakan cara pengadukan di tempat (Mix-in place)

(a) Tanah dari daerah pengambilan tanah yang telah disetujui harus diletakkan dan disebarkan dengan rata di atas tanah dasar yang sudah disiapkan dan kadar airnya diatur untuk mendapatkan hasil penghalusan yang tinggi. Kalau pengeringan diperlukan, kecepatan dan pengeringan tersebut dimaksimumkan dengan mengaduk tanah yang terus menerus dengan menggunakan agricultural harrows, atau alat yang sejenis, dan/atau menggunakan pulvimixer untuk permulaannya sampai tanah itu cukup kering (untuk kemungkinannya dalam praktek).

(b) Kadar air Optimum tanah untuk penghalusan akan dibawah kadar air untuk Maximum dry density, seperti yang ditetapkan AASHTO T 99, dan akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan Preliminary Field Trials yang diterangkan pada Artikel 3.3.4 dan Spesiikasi. Kalau disetujui oleh Direksi, pekerjaan panghalusan harus dilakukan selagi kadar air di tanah tersebut sekitar 2% (dengan berat tanah kering) dan angka yang ditentukan.

(c) Sebelum setiap semen ditambahkan tanah itu harus dihaluskan, kecuali untuk batu atau butir-butir kasar; harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini waktu diayak kering:

Lewat ayakan 25 mm : 100%

Lewat ayakan #4 : 75%

(d) Tanah yang sudah dihaluskan disebarkan pada ketebalan yang setelah dipadatkan menjadi ketebalan lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang diberikan pada Pasal 5.3.1 (3) (b). Tebalnya lapisan material yang lepas (belum dipadatkan) yang akan diletakkan, akan seperti yang ditentukan di percobaan-percobaan di lapangan (Field Trials) (Pasal 5.3.4 di atas). Banyak jumlah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan ketebalan yang dirancangkan untuk Lapis Pondasi Tanah Semen harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan harus berdasarkan keseragaman dan kepadatan yang dapat dicapai oleh Kontraktor. Perintah dari Direksi untuk menambah banyaknya lapisan harus tidak dijadikan dasar untuk penambahan waktu konstruksi.

(e) Setelah tanah dihaluskan secara memuaskan, mengikuti parsyaratan yang diberikan pada. Pasal 3.3.5 (3) (c) di atas, semen harus disebarkan secara merata di atas tanah, baik dengan tangan atau dengan mesin penyebar, pada kecepatan (rate) yang dihitung untuk menghasilkan kadar semen seperti yang dirancang oleh Direksi dengan dasar dari rancangan campuran laboratorium dari Preliminary Field Trials. Dalam hal penyebaran dengan tangan, petunjuk dan jarak yang diperlukan untuk penyebaran ukuran standar semen per kantongnya (40 kg) yang diberikan.

(f) Setelah semen disebarkan secara merata, mesin pengaduk harus mengaduk tanah dan semennya untuk beberapa kali sampai campurannya merata keseluruhannya, yang dapat dilihat dari warna adukannya yang merata. Direksi akan menentukan (paling sedikit berapa kali mesin pengaduk harus bekerja, dan ini akan bardasarkan Preliminary Field Trial (Pasal 3.3.4 (1) di atas) dan berdasarkan persamaan jenis dari campuran yang didapat untuk pekerjaan ini, seperti yang ditunjukkan di pengujian pengendalian Scala Penetrometer.

(g) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi pekerjaan peletakan tanah penghalusan tanah dan pengadukan semen tanah harus selalu dilakukan dari bawah (di ketinggian manapun) ke atas (yaitu seperti arah tanjakan).

(h) Kalau semen dan tanah ingin dicampur secara merata, kadar airnya harus ditambahkan karena diperlukan untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan oleh prosedur rancangan campuran aboratorium yang dijelaskan di Pasal 3.3.3 (2) pada Spesfikaii ini atau seperti yang dirancang oleh Direksi berdasarkan Preliminary Field Trials atau cara lain.

Pada umumnya, batas bawah dari kadar air akan ditentukan dari Optimum Moisture Content (OMC) di Iaboratorium untuk campuran semen-tanah dan batas atasnya akan 2% (dari beratnya campuran semen-tanah) lebih tinggi dari pada OMC, seperti yang dijelaskan pada Pasal 3.3.3 dari Spesifikasi ini. Air yang ditambah harus diaduk secara merata pada semen-tanah dengan menambahkan beberapa kali pelewatan mesin pengaduk dan pemadatan harus dilakukan secepat mungkin setelah itu.

Page 116: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(4) Pengadukan dan Peletakan dengan menggunakan Cara Pengolahan Terpusat (Central Plant)

(a) Mesin-mesin pengaduk yang tetap (tidak berpindah) mungkin menggunakan cara takaran berat (weight-batching) atau cara pemasukan bahan campuran yang terus menerus (continuous-feed) dan mungkin disertai dengan paddle mixers atau pan mixers.

(b) Kalau cara takaran berat digunakan ukuran dari jumlah material dan semen yang tepat pertama-tama harus diletakkan seperti yang ditentukan untuk pemadatan di lapangan. Perhatian harus diberikan ke jenis paddle mixer untuk memastikan bahwa semennya disebar di loading skip secara merata di sepanjang daerah panempatan campuran. Dengan menggunakan kedua paddle dan pan mixer, semennya harus dibagi secara tepat dengan timbangan yang terpisah atau alat pembagi yang setelah itu digunakan untuk material yang sedang distabilisasi. Materialnya harus dicampur sedemikian rupa sampai semennya merata keseluruhan.

(c) Kalau cara penakaran continuous-feed digunakan, mixing paddles, baffels dan kecepatan pemasukan material harus disesuaikan agar materialnya bercampuran dengan rata. Semprotan yang digunakan untuk penambahan air ke dalam adukan harus disesuaikan supaya kadar airnya merata di keseluruhan campuran.

(d) Banyaknya dan besarnya kapasitas kendaraan untuk pengangkutan material adukan harus disesuaikan dengan banyaknya adukan yang dihasilkan dan kecepatan pembangunan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang dirancang untuk lamanya konstruksi.

(e) Campuran harus diletakkan di atas tanah dasar yang sudah dibasahkan, di lapisan yang seragam dan harus disebarkan dengan paving machine atau spreader box yang mempunyai kemampuan untuk meratakan material pada kedalaman/ ketebalan yang setelah dipadatkan menjadi ketebalan yang dirancang, dalam toleransi yang ditentukan pada Pasa 3.3.1 (3) (b).

(5) Pemadatan

(a) Pemadatan untuk campuran semen-tanah harus dimulai secepat mungkin setelah pengadukan dan operasi lainnya, termasuk pambentukan dan finishing, harus diselesaikan dalam waktu 60 menit sejak semen yang pertama menyentuh tanah. Semua operasi peletakan, pengadukan, dan pemadatan dari lapis pondasi tanah semen harus dilakukan di bagian-bagian pendek dan material dari setiap bagian harus dipadatkan sampai selesai dan dibentuk sebelum pengadukan untuk bagian yang berikutnya bisa dimulai.

(b) Panjang maksimum yang diizinkan akan dirancang oleh Direksi berdasarkan kemampuan kapasitas produksi Kontraktor, yang akan diperIihatkan selama Preliminary Field rials (Pasal 3.3.4) atau dari yang sesudahnya, tetapi dalam keadaan apapun tidak boleh lebih besar dari 200 meter. Dalam hal dimana Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan, pembatasan ini dapat dibatalkan kalau Kontraktor dapat membuktikan sampai Direksi puas bahwa dia telah menambah besarnya / jumlah produksi sampai cukup, tetapi tidak dalam hal manapun Kontraktor bisa meminta pertambahanbahan waktu untuk penyelesaian pekerjaan karena Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan.

(c) Pemadatan permulaan harus dengan sheepsfoot, pneumatic-tyred atau smooth-wheeled-rollers, yang tidak dibolehkan secara langsung menyentuh/melindas material semen-tanah yang sebelumnya diletakkan baik yang sudah mengeras maupun yang sebagian sudah mengeras.

(d) Setelah penggilingan permulaan, pembentukan dengan menggunakan perata (grader) mungkin diperlukan sebelum penggilingan terakhir. Pemadatan harus diselesaikan dengan menggunakan pheumatic-tyred atau smooth-wheeled roller bersamaan dengan grader untuk membuat bentuk dari Lapis Pondasi Tanah Semen seperti yang dirancangkan. Pada umumnya, pada penggilingan terakhir, air (sedikit saja) juga disiramkan untuk membasahi permukaan yang kering yang disebabkan oleh operasi pemadatan. Derajat dari kepadatan yang didapati di seluruh Lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih dari 97% dan laboratory maksimum dry density atau lebih dari batas kerapatan lainnya yang tinggi yang mungkin ditentukan oleh Direksi dari hasil- hasil pengujian rancangan campuran laboratorium, dan Field Trials, atau dari pengujian pengendalian kwalitas yang sedang berjalan.

(e) Perhatian khusus harus dihentikan untuk memperoleh pemadatan yang penuh di sekitar sambungan yang memanjang dan yang melintang. Sebelum setiap material disambung dengan material yang baru saja dipadatkan, pinggiran dari material yang sudah dipadatkan harus

Page 117: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

dipotong untuk mendapatkan permukaan sampingnya yang tegak lurus padat dan tingginya lapisan seperti yang disyaratkan. Material di sambungan yang melintang antara bagian pinggiran akhir dari pekerjaan yang baru selesai dengan bagian pinggiran permulaan yang baru harus dipadatkan dengan digiling secara melintang, sehingga seluruh tekanan dari penggiling dapat digunakan sampai sambungan tersebut tanpa menyentuh secara langsung material yang baru diletakkan. Ditambah lagi, Direksi mungkin menginginkan/ memerintahkan untuk penambahan pemadatan dengan penggunaan alat (tamping compactor yang dipegang dengan tangan untuk memastikan pemadatan di sambungan-sambungan.

(f) Permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditutup dengan rapat, bebas dari gerakan mesin pemadat dan tanpa tarahan pemadatan, gundukan-gundukan, retak-retak atau material yang lepas. Semua yang lepas, terpisah (segregated) atau daerah yang cacat/jelek harus diperbaiki sesuai dengan Pasal 3.3.1 (7) dalam Addendum ini.

(g) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi Tanah Semen, butir-butiran batu yang memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini ditebar secara merata di atas permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen dan ditanam ke dalam permukaan dengan penggilasan. Butiran batu harus berukuran minimal 3 mm dengan takaran kira-kira 12 kg/m2.

(6) Rawatan Pengerasan

(a) Secepatnya setelah pemadatan dan pembentukan dari Lapis Pondasi tanah Semen dan penanaman butiran batu, harus diletakkan penutup yang tipis untuk selama pengerasan (curing membrane) di atas pekerjaan dan dibiarkan tertutup sampai paling sedikit 24 jam, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Curing membrane ini mungkin:

(i) lembaran plastik yang telah dibuktikan/ disetujui tidak dapat meresap, dikaitkan secukupnya supaya tidak bisa terbang ditiup angin dan dengan sambungan yang bertumpuk sepanjang paling sedikit 300 mm dipasang untuk mencegah kehilangan air, atau

(ii) bahan dari/seperti karung yang harus selalu basah selama masa pengerasan; atau

(iii) material lainnya yang telah dibuktikan keefektifannya selama Preliminary Field Trial dan disetujui oleh Direksi:

(b) “Curing membrane” tidak boleh dipindahkan setelah 7 hari setelah pencampuran dan pemasangan Lapis Pondasi Tanah Semen, atau sebagaimana ditentukan Direksi Teknik atas dasar percobaan di lapangan. Perawatan mengeras (Curing) harus dilanjutkan sampai aspal dapat dipasang di atas Lapis Pondasi Tanah Semen. Pada sast itu ”Curing membrane” harus dibongkar dan Lapis Resap Pengikat disemprotkan sesuai dengan ketentuan dan Spesifikasi. Bagaimanapun selama waktu 24 jam dari periece ”Curing”, tidak boleh dipakai Lapis Resap Pengikat.

(c) Kendaraan atau alat-alat konstruksi lainnya tidak diperbolehkan berjalan di atas permukaan jalan selama 7 hari setelah pengadukan dan perletakkan dari Lapis Pondasi Tanah Semen, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi dengan dasar Field Trial. Selama masa ini Kontraktor harus menjaga kelancaran lalu lintas yang melalui daerah pekerjaan dengan menyediakan jalan simpang, sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam Sesifikasi ini.

(d) Pengendalian penggilasan lapis pondasi tanah semen akan diawasi oleh Direksi selama masa permulaan dan pengerasan untuk mengurangi ukuran dan jarak dari retak-retak penyusutan. Lamanya penggilasan ini akan ditentukan dari Preliminary Trial, seperti yang dijelaskan dalam Pasal 3.3.4 (1) (c) dari Spesifikasi ini.

(e) Kalau Lapis Pondasi Tanah Semen akan dibuat dengan dua atau lebih lapisan, setiap Iapisan yang sudah diletakkan harus dikeraskan sesuai dengan spesifikasi ini untuk paling cepat 7 hari sebelum lapisan yang berikutnya dapat diletakkan.

3.3.6 PENGENDALIAN MUTU

(1) Pengendalian Persiapan Lapisan Dasar

(a) Banyaknya (frekwensi) pengujian pengendalian pemadatan lapisan dasar akan seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar keadaan lapangan. Paling sedikit, pengujian-pengujian sand cone density akan diperlukan dalam jarak-jarak tertentu di sepanjang proyek yang tidak

Page 118: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

melebihi 200 m, dan sedikitnya sebuah pemeriksaan kepadatan kering maksimum Laboratorium harus dilakukan untuk setiap 10 pengujian kepadatan di lapangan.

(b) Frekwensi pengambilan/ pembuatan contoh dan pangujian tanah dasar untuk CBR akan seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar macam-macam jenis tanah yang ditemui. Paling sedikit satu pengujian CBR akan diperlukan untuk setiap jenis tanah untuk tanah dasar yang didapati di sepanjang proyek.

(2) Pengendalian Penghalusan Tanah

(a) Contoh tanah yang telah dihaluskan akan diambil dan diuji di lapangan untuk menyesuaikan ukuran partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 3.3.5 (3) (c), pada jumlah lima contoh untuk setiap bagian pekerjaan (dan 200 meter atau kurang).

(b) Kalau ada pengujian yang gagal, penghalusan harus diteruskar untuk seluruh bagian pekerjaan itu.

(3) Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Mix-In-Place (Pencampuran di tempat)

(a) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pengambilan contoh dan pengujian untuk pengendalian kadar air selama penempatan dan pangadukan akan dilakukan pada jarak-jarak yang tidak Iebih dari 100 meter di sepanjang proyek, dan pada setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian contoh-contoh sebagai berikut:

(i) Contoh tanah sewaktu baru disebarkan di atas jalan (untuk penentuan pengeringan atau pembasahan yang diperlukan sebelum penghalusan);

(ii) Sebuah contoh setelah pengadukan semen dengan tanah (untuk penentuan jumlah air yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kadar air yang ditentukan untuk pemadatan);

(iii) Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air ke dalam campuran semen-tanah (untuk memeriksa bahwa kadar air yang ditentukan untuk pamadatan sudah dipenuhi).

(b) Nilai pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan kedalam campuran setelah setiap bagian dan pekerjaan dipadatkan; akan tetapi, hasil-hasil dan pengujian setiap hari kerja harus diperhitungkan untuk mendapatkan optimasi di hari kerja berikutnya.

(4) Pengendalian Pemadatan untuk Lapis Pondasi Tanah Semen

(a) Secepatnya sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh dan campuran semen-tahah yang lepas kenggang harus diambil dari lokasi yang ditentukan oleh Direksi dan berjarak tidakk lebih dari 500 meter dengan yang lainnya di sepanjang proyek. Lokasi-lokasi yang dipilih untuk pengambilan contoh/ benda uji harus di cross-section yang sama dengan yang di monitor dengan penelitian tinggi permukaan dan Scala Dynamic Cone Penetrometer (lihat Pasal 3.3.6 (6) dalam Spesifikasi ini). Pengambilan contoh harus dilakukan secepat mungkin, untuk mengurangi hambatan dari mulainya penggilasan. Contoh-contoh yang diambil harus secepatnya ditutup rapat di dalam kantong- kantong plastik yang tidak bisa tembus air atau tempat-tempat penyimpanan untuk dibawa ke laboratonium di lapangan dimana contoh-contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air) digunakan untuk pembuatan benda-benda uji untuk pengujian-pengujian maximum dry density dan pengujian-pengujian kekuatan (UCS atau CBR, sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi). Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, dua benda uji harus disiapkan untuk penentuan maximum dry densty (menggunakan AASHTO T 99 pemadatan) den empat benda uji harus disiapkan untuk pengujian kekuatan (menggunakan AASHTO T 193 untuk pangujian CBR atau per ASTM D1632 untuk pengujian UCS).

(b) Secepatnya setelah pemadatan setiap lapisan selesai, pengujian-pengujian kerapatan di lapangan (AASHTO T 191) harus dilakukan, di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi dan berjarak yang tidak boleh Iebih dari 100 meter antara satu dan lainnya di sepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan suatu lokasi pengambilan contoh-contch semen-tanah yang lepas sebelum penggilasan. Hasil-hasil perbandingan dan kerapatan dan kadar air pengujian sand cone harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari maximum dry density dan optimum moisture content yang diukur dari dua benda uji yang dibuat, seperti yarg diterangkan pada (a) di atas, untuk menentukan presentasi dari pemadatan yang didapat di lapangan dan menentukan apakah kontrol air di lapangan memadai.

Page 119: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(5) Pengendalian Kekuatan dan Keseragaman dari Lapis Pondasi Tanah Semen

(a) Setelah pembuatan, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan yang diterangkan pada Pasal 3.3.6 (4) di atas harus dirawat mengeras (cured) di dalam kantong plastik yang ditutup rapat-rapat dan udara di dalamnya Iembab, menggunakan cara yang diterangkan pada Pasal 3.3.3 (3) (b) dalam Spesifikasi ini kecuali dua benda uji tersebut harus dirawat mengeras di dalam kantong sampai waktu pengujian dimana yang dua lagi harus dikeluarkan dari kantong plastik setelah pengerasan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air selama 4 hari sebelum benda-benda uji ini dapat diuji. Semua empat benda uji harus diuji untuk test kekuatan pada umur 7 hari dan pada hari yang sama pengujian-pengujian Scala Penetrometer dilakukan di lapangan di cross section dimana semen-tanah benda-benda uji itu diambil. Angka kekuatan rata-rata dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda yang direndam di dalam bak air yang didapat harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium dari semen tanah untuk bagian pekerjaan yang mana benda-benda uji tersebut diambil, dan harus dibandingkan dengan “target strength” yang dicantumkan pada Tabel 3.3.3 atau yang ditentukan oleh Direksi. Dari angka kekuatan laboratorium ini, kekuatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen di lapangan dapat diperkirakan dengan memberikan perkiraan dari derajat pemadatan di lapangan, dan angkanya dibandingkan dengan angka minimum yang ditentukan atau angka yang diberikan.

(b) Angka kekuatan rata-rata dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda uji yang tidak direndam di dalam bak air yang didapat harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari banyaknya pukulan di lokasi dimana benda-benda uji ini diambil, dan perbandingan ini akan digunakan oleh Direksi untuk cek dan, kalau dia pikir perlu, mengatur kalibrasi antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (UCS atsu CBR).

(c) Hasil pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan untuk pengawasan ketebalan lapisan, seperti yang ditentukan pada Pasal 3.4.6 (6) dalam Spesifikasi ini, juga akan digunakan untuk memeriksa kekuatan keseluruhan rata-rata dan keseragaman dan material semen-tanah yang dibangun dengan menggunakan kalibrasi-kalibrasi yang sudah ditunjukan, angka kekuatan rata-rata dari tengah-tengah sepertiga bagian (middle ode-third portion) dari keseluruhan lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen akan ditentukan dari setiap catatan penetrasi. Rata-rata dari perkiraan angka-angka kekuatan ini untuk setiap 200 meter (atau kurang) bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih besar dari target strength yang ditentukan dalam Tabel 3.3.2, dan tidak satupun angkanya yang boleh kurang dari minimum strength yang ditentukan dalam Tabel 3.3.2.

(d) Apabila terjadi perselisihan mengenai kekuatan yang sebenarnya di tempat (in-place) pada Lapis Pondasi Tanah Semen yang sudah selesai, Direksi akan menganjurkan Kontraktor untuk mengambil dan menguji material yang bentuk dari benda ujinya adalah silinder. Setiap benda uji yang seperti itu harus dipotong supaya tingginya tepat dua kali garis tengahnya, dan ujung-ujungnya harus dihaluskan dan diratakan (square to axis of the core). Waktu diuji dengan care unconfened compression, kekuatan dari benda-benda uji tersebut harus melebihi batas minimum yang diberikan pada Tebel 3.3.2.

(6) Monitoring Ketebalan Lapis Pondasi Tenah Semen

(a) Keteban Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dimonitor oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi, pada selang jarak 50 meter di sepanjang jalan dengan cara pengukuran-pengukuran tinggi permukaan dan pengujian-pangujian Scala Penetrometer. Dua macam ketebalan yang harus diukur :

(i) “ketebalan di tempat” (placed thickness)”; den

(ii) “ketebalan yang efektif’ (Effective thickness).

(b) Ketebalan di tempat dari Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditetapkan dan dimonitor sebagai kalkulasi/ perhitungan perbedaan tinggi permukaan sebelum dan sesudah penempatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen, pada titik-titik monitoring yang telah ditandai di penampang melintang (cross-sections) yang telah diteliti sepanjang proyek setiap 50 meter.

(c) Ketebalan yang efektif harus ditetapkan dan dimonitor sebagai ketebalan dari material Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai memiliki kekuatan melebihi batas minimum yang disyaratkan pada Tabel 3.3.2, sebagaimana diukur oleh Scala Penetrometer pada penampang (cross-section) yang sama dengan yang dicatat pada pengukuran tinggi. Untuk pengukuran ini, hitungan pukulan penetrometer harus di kalibrasi untuk kekuatan dengan cara yang diterangkan pada Pasal 3.3.6 (5) dari Spesifikasi ini dan batas bawah dari ketebalan yang

Page 120: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

efektif harus diambil dari titik di grafik kurva hitungan pukulan, setelah panghalusan untuk menghilangkan variasi-variasi dari kekeliruan pembacaan dalam percobaan batas bawah dari Scala Penetration Resistance yang disyaratkan dalam Tabel 3.4.3 atau seperti yang ditentukan oleh Direksi berdasarkan percobaan di lapangan. Untuk menghindari ketidaksamaan, pengujian penetrometer harus selalu dilakukan dengan cara standar yang sama seperti yang dikemukakan di dalam Petunjuk Penggunaan DCP dan kurva hitungan pukuIan harus digambarkan dengan menganggap bahwa angka hitungan pukulan yang diperoIeh dari setiap pukulan yang diterapkan pada kedalaman yang diukur setelah pukulan tersebut diberikan.

(d) Pada setiap penampang melintang (cross-section) yang akan dimonitor urtuk ketebalannya titik-titik yang akan diukur tingginya atau diuji oleh penetrometer harus diberi jarak yang sama satu dengan Iainnya dan harus termasuk satu titik garis tengah jalan, satu titik pada tepi luar dari bahu keras (hard shoulder) di kedua sisi jalan dan titik-titik diantaranya sebagaimana diperlukan. Kecuali kalau ditunjuk oleh Direksi Teknik, jumlah total titik monitoring tiap potongan melintang harus lima.

(e) Titik monitoring yang sama harus digunakan untuk pengukuran tinggi permukaan dan pengujian penetrometer. Pada umumnya pengujian-pengujian penetrometer hanya harus dilakukan setelah penempatan dari lapisan terakhir (paling atas) dari Lapis Pondasi Tanah Semen, tetapi, apabila pengujian-pengujian dilakukan pada lapisan-lapisan antara tanah semen, juga titik-titik monitoring harus berangsur-angsur digeser ke samping 20 cm di sepanjang jalan untuk setiap lapisan baru, untuk menghindari kemungkinan dari ujung kerucut melewati material yang sudah terganggu oleh pengujian-pengujian sebelumnya di lapisan bawahnya.

(f) Setiap pengujian penetrometer untuk monitor ketebalan efektif tidak boleh digunakan sebagai dasar pengukuran untuk pembayaran kecuali baik Kontraktor maupun Direksi, atau wakil-wakil resminya sudah menyaksikan pengujiannya dan menandatangani catatan hitungan-hitungan pukulan pada saat pengujian tersebut.

(g) Apabila terjadi perselisihan mengenai penggambaran grafik dari data hitungan pukulan, atau dan interpretasi ketebalan yang efektif yang didapati dari grafik tersebut, keputusan Direksi harus yang menjadi keputusan final dan harus dituruti, kecuali dimana dalam kasus sedemikian Kontraktor memilih, atau ditunjuk oleh Direksi, untuk mengambil benda uji (coring) untuk memastikan kedalaman material yang sudah disemen dengan baik pada titik monitor atau titik-titik yang diperselisihkan.

(7) Kandungan Semen

Dalam hal dimana Lapis Pondasi Tanah Semennya tidak memuaskan yang keburukannya diperkirakan karena kurang kandungan semen, Direksi boleh menunjuk Kontraktor untuk melaksanakan pengujian-pengujian sesuai dengan AASHTO T 144 untuk menentukan dengan cara analitis kandungan semen yang sebenarnya dan contoh-contoh campuran semen-tanah yang diambil dari pekerjaan yang tidak sempurna tersebut.

3.3.7 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bilamana lapis tanah dasar harus dipersiapkan untuk pemasangan pondasi tanah-semen, volume lapis tanah dasar yang harus diukur untuk pembayaran adalah merupakan jumlah meter persegi lapis tanah dasar yang sudah diselesaikan yang sesuai dengan persyaratan Bab 3.3 Spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian panjang dan lebar lapis tanah dasar yang sudah dibuat sebagaimana diperlihatkan pada gambar rencana atau diukur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Volume lapis pondasi atas stabilisasi tanah-semen yang harus diukur untuk pembayaran adalah merupakan jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang sudah selesai sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dan dihitung sebagai hasil perkalian dan total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu pondasi tanah-semen dengan rata-rata lebar yang dapat diterima dan ketebalan yang dapat diterima pula.

(3) Lebar yang dapat diterima akan berupa lebar rencana pondasi tanah semen seperti ditunjukkan dalam Gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik di lapangan. Ketebalan yang dapat diterima akan berupa tebal rencana pondasi tanah-semen seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau tebal terpasang yang ditentukan di

Page 121: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

lapangan dengan pengukuran penampang melintang yang diambil setiap 50 meter panjang, yang manapun ketebalan yang lebih kecil.

(4) Apabila perbaikan lapis pondasi atas tanah-semen yang tidak memuaskan diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan Bab 3.3.1 (6) Spesiflkasi ini, tidak ada pembayaran tambahan yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yaqg dipedulikan.

(5) Volume semen yang harus diukur untuk pembayaran akan berupa berat semen sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampurkan ke dalam tanah untuk bagian pekerjaan yang sedang diukur yang sesuai dengan perintah dan disetujui oleh Direksi Teknik Berat total semen yang digunakan untuk bagian yang diberikan tersebut, harus diukur seperti yang dicatat oleh pernyataan pemakaian semen setiap hari yang disetujui oleh Direksi Teknik.

(6) Tidak ada pembayaran akan dibuat untuk semen yang hilang atau dibuang, atau untuk semen yang digunakan di dalam daerah dimana pondasi tanah-semen danggap tidak dapat diterima dan harus diganti.

(7) Volume aspal yang digunakan untuk menyelesaikan permukaan pondasi tanah-semen sebagai lapis resap pelekat harus diukur sebagai jumlah dalam liter aspal yang disemprotkan sesuai dengan persyaratan Bab 6.2 Spesiflkasi ini dan diterima dengan memuaskan oleh Direksi Teknik.

3.3.8 Dasar Pembayaran

Volume lapis pondasi atas stabilisasi semen dan volume semen sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup untuk semua bahan-bahan, tenaga, peralatan, alat-alat bantu, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan bagi penyelesaian pembuatan Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen yang memuaskan.

Nomor Item Pembayaran

URAIAN Satuan Pengukuran

3.3.1 3.3.2

Lapis pondasi atas stabilisasi semen Semen untuk Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen

Meter kubik Ton

Page 122: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 4 – PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 4.1. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK COAT) 4.1.1. Umum (1) Uraian a. Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu

bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti Penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston – HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.

b. Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

(2) Contoh Bahan a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum

dimulainya perkerjaan, rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabri pembuat dan data pengujian yang menunjukkan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.

b. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

(3) Pembatasan Cuaca Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakan hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atau hujan deras, atau jika hujan mungkin turun. (4) Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu-Lintas a. Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuan ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air. b. Permukaan-permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar permukaan jalan yang

sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal. c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan,

alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan juga peralatan dan saranan untuk pertolongan pertama.

d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas, pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut sebagaimana diminta di bawah Sub Bab 4.2.3.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memiliki penampilan

yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/kurang aspal atau alur daerah kaya dimana kelebihan terkumpul.

b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resap pelekat yang tidak memuaskan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan-bahan penyerap aspal.

Page 123: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

4.1.2. Bahan-bahan (1) Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi

kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226- Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperi diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan/atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap pelekat.

Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80\100)

Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70) Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair sedang).

b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lampung, lanau atau zat-zat organic. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah :

Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm.

Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm. Catatan : Agregat penutup akan juga digunakan sebagai bahan “Penyerap Aspal”.

(2) Bahan-bahan untuk Lapis Aspal Pengikat a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis aspal berikut, sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.

Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40%-60%, sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan ssuai permintaan Direksi Teknik, Aspal Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.

4.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan (1) Peralatan Pelaksanaan a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang diberikan Direksi

Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Intalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini. i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot. ii. Peralatan untuk memanaskan aspal. iii. Mesin gilas ban pneumatic. iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual.

b. Distributor aspal harus memenuhi standar rencana internasional yang disetujui dengan roda pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Peralatan termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki, thermometer untuk pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alat-alat untuk pengukuran kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah.

(2) Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk

menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan. Batas tingkat pemakaian harus di dalam batas-batas berikut dan tingkat pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan. Lapis Aspal Resap Pengikat : (Aspal keras Kekentalan Rendah-lihat Sub Bab 4.2.2).

Untuk pondasi agregat, antara 0,6 – 1,6 l/m2

Untuk pondasi tanah-semen, antara 0,3 – 1,0 l/m2

Page 124: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Lapis Aspal Pelekat : (Aspal Keras atau Emulsi) Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 4.2.1. disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan.

TABEL 4.2.1. TINGKAT PEMAKAIAN LAPIS ASPAL PELEKAT

TINGKAT PENYEMPROTAN

TINGKAT PENYEMPROTAN

(Permukaan baru/kaya) (Permukaan Porous/lama) JENIS BAWAH PENGIKAT

Liter / m2 Liter / m2 Aspal Keras (Cut back) (25: 100) 0,15 0,20 - 0,50 Aspal Emulsi 0,25 0,25 - 0,60 Aspal Emulsi (diencerkan 1 : 1) 0,50 0,50 - 1,20 b. Suatu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 4.2.2. untuk

berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi. Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan Bina Marga untuk Tindakan Keamanan harus dipatuhi dengan sangat.

TABEL 4.2.2. SUHU PENYEMPROTAN

JENIS BAHAN PENGIKAT BATAS PERBEDAAN SUHU SEMPROT Cut back – 25 bagian Kerosin 1100 ± 100C Cut back – 50 bagian Kerosin 700 ± 100C Cut back – 75 bagian Kerosin 450 ± 100C Cut back – 100 bagian Kerosin 300 ± 100C Aspal Emulsi 2000 - 100C

Catatan : Tindakan pencegahan untuk keamanan penuh harus dilakukan jika memanaskan aspal cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga Rd 0.3.6 (Vol. 1). Lampiran E ‘Langkah-Langkah Pengamanan dalam Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal’

(3) Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi Aspal a. Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran

yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Direksi Teknik. Cacat – cacat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.

b. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan dan pencucian kalau perlu.

c. Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi dengan lapis aspal aspal resap pengikat Direksi Teknik dapat meminta agar permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan, disiram dan digilas segera, sebelum pemberian lapis aspal resap pengikat.

(4) Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus diukur dan

ditandai di atas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis aspal resap pengikat yang diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.

b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan alam masing-masing penyemprotan harus ditentukan dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rata-rata harus berada di dalam batas ± 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.

c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksanakan dalam operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengering lambat menjadi masalah, volume pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.

d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm – 20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.

Page 125: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprot, dan tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.

f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus selalu disebar ke seluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.

g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan di bawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

(5) Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, lalu lintas tidak boleh

diizinkan di atas permukaan yang sudah dilapis aspal resap pengikat sampai aspal tersebut telah masuk ke dalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas di bawah lalu lintas. Jika harus mengizinkan lalu lintas sebelum waktunya, (tetapi tanpa alasan apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari truk dalam satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan jalur yang belum dilapisi, satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.

b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang sudah dilapisi untuk waktu minimum dua hari sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang lebih cepat disetujui oleh direksi teknik. Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap ataupun aspal seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebelum pemberian

4.1.4. Cara Pengukuran Pekerjaan (1) Volume bahan aspal yang diperuntukkan sebagai lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal

pengikat yang diukur untuk pembakaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah setiap lewatan semprotan.

(2) Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan diperhitungkan sebagia kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.

(3) Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, di atas mana lapis aspal resap pengikat harus dipasang, tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.

(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar di bawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang relevan pada Spesifikasi ini.

(5) Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 4.2.1 (5), tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

4.1.5. Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan di atas, akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak termasuk penyediaan dan pemasangan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat, agregat penutup, semua tenaga, peralatan dan alat serta setiap pekerjaan kelengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Pembayaran

URAIAN Satuan Pengukuran

4.2.1. 4.2.2.

Prime Coat (Lapis Aspal Resap Pelekat) Tack Coat (Lapis Aspal Pelekat)

Liter Liter

Page 126: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 4.2. LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON-HRS) 4.2.1. Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa campuran aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON-HRS), terdiri dari agregat, filler (bahan halus sebagai pengisi) dan aspal semen dalam jumlah tertentu yang dihasilkan dalam satu unit pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini sampai satu ketebalan 3 cm sebagaimana ditentukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada. (2) Toleransi Ukuran a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana.

Tidak boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana. Akan tetapi tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan Direksi Teknik serta diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis.

b. Perbedaan permukaan HRS yang sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.

(3) Contoh Bahan Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai. a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan. b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang di dapat dari laboratorium Instalasi

Campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan kering. (5) Pengendalian Lalu Lintas a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat

umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang memadai harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang sesuai, yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab semua akibat lalu lintas yang diizinkan, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan Lapis permukaan HRS jadi, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak memenuhi persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan atau mengganti, menambah satu lapis tambahan dan/atau cara lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

Page 127: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

4.2.2. Bahan-Bahan (1) Persyaratan Umum a. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari P.U. Propinsi,

Departemen P.U. (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat Instalasi Campur Pusat (CMP), kecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian laboratorium yang berhubungandengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P (Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum Spesifikasi dari Spesifikasi Umum Bina Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3).

(2) Agregat a. Agregat Kasar Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah dengan kerikil alam bersih yang sesuai. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 4.2.1 berikut :

TABEL 4.2.1 PESYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN mm

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

19.0 12.5 9.5

4.75 0.075

100 30-100

0-55 0-10 0-1

b. Agregat Halus Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan Tabel 4.2.2 berikut.

TABEL 4.2.2 PESYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN mm

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

9.5 4.75 2.36 0.60

0.075

100 90-100 80-100 25-100

3-11

c. Filler (bahan halus sebagai pengisi) Bahan filler akan terdiri dari debu batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda yang harus dibuang, ia akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos 0,60 mm dan tidak kurang dari 75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah). d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 4.2.3 di bawah.

TABLE 4.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Bahan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

Maksimum 40%

Minimum 95%

Page 128: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(3) Bahan Aspal a. Bahan aspak harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen

80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 – Tabel 2. b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan

aspal, bila diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campuran Pusat) Bahan Additif (tambahan) harus dari satu jenis yang disetujui oleh Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

4.2.3 Persyaratan Campuran (1) Komposisi Campuran a. Campuran aspal terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana

campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 4.2.4. TABLE 4.2.4 KOMPOSISI CAMPURAN

FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS

BERAT TOTAL CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat Kasar (>2.36 mm) Fraksi Agregat Halus (2.36 mm – 0.075 mm) Fraksi Filler

20-40 47-67

5-9 KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)

Kandungan aspal effektif Kandungan Aspal yang diserap Kandungan Aspal Total sebenarnya Ketebalan film aspal

- Minimum 6.8 - Maximum 1.7 - Minimum 7.3 - Minimum 8 micron

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh

pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana yang sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini pada Sub bab 4.2.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat (CMP) diberikan pada Tabel 4.2.5. TABEL 4.2.5. PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

Tebal Film Aspal Kuosien Marshall Stabilitas Marshall Stabilitas Marshall

sesudah direndam 24 jam

% atas volume total campuran

Mincron KN/mm

Kg % stabilitas asli

4 % - 6 %

Minimum 8 1.0-4.0

450-850 Minimum 75 %

4.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Alat Pelaksanaan a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Alat dan Unit Produksi yang

disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik. Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan campuran aspal. Akan tetapi, dimana alat paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung kepada perintah Direksi Teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan gerakan, sekop dan kereta dorong.

Page 129: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian i. Alat Pengangkutan

Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal, yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan mengenai volume dan kualitas penanganan.

iii. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan. Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas roda atau mesin gilas roda tandem dengan

total berat 6 ton – 10 ton). Sebuah mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2 (120

lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg – 2500 kg beban per roda. iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat.

Sebuah distributor / penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil yang

diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas atau yang harus dibuang.

ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan lapis Aspal Resap Pengikat pada suatu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat pemakaian yang lain menurut petunjuk Direksi Teknik (Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada i. Bilamana pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada, setiap

kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang, bagian-bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih dari semua batu lepas serta bahan-bahan yang harus dibuang dan disemprot dengan Lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/2 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Pengharapan a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang di pinggir perkerasan/ bahu

jalan mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan. b. Penghamparan dengan mesin i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, screed pada paver harus dipanaskan, dan

campuran aspal harus dituangkan ke dalam paver pada satu temperature di dalam batas-batas 1400C-1100C.

ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan atau sebagian lebar perkerasan yang praktis.

iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak permukaan, robek-robek atau suatu ke-tidak teraturan lainnya pada permukaan. Tingkat penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah (segregasi), harus dikoreksi dengan penyebaran fines (bagian halus) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi,

Page 130: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper atau dimana saja dalam paver.

vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pelapisan separuh lebar yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut dibongkar

muatannya dan campuran aspal panas tersebut harus dihampar dengan minimum penundaan. Bilamana digunakan truk bak rata untuk pengiriman, campuran tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas lintasan jalan demikian sehingga sangat sedikit segregasi. Tidak boleh ada usaha menebarkan campuran secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan untuk merapikan permukaan. Mistar lengkung di tengah atau batang lurus harus digunakan untuk mengatur permukaan di antara papan screed.

iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat punggung jalan di tengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar bekerja dari papan pinggir ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang. Penghamparan harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang seragam tanpa segregasi. Bila terjadi segregasi, partikel-partikel kasar harus disingkirkan dari permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba dengan tangan.

(4) Pemadatan Permukaan LATASTON (HRS) a. Pengendalian Temperatur i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa

dan ketidak rataan dibetulkan. ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai bilamana

suhu campuran turun di bawah 1100C serta diselesaikan suhu turun di bawah 650C iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara berturut-turut

dengan urutan sebagai berikut : Waktu sesudah

dihampar Suhu

penggilasan 1. Tahap awal penggilasan 2. Penggilasan antara atau kedua 3. Penggilasan akhir

0 – 10 menit 10 – 20 menit 20 – 45 menit

1100C – 1000C 1100C – 800C 800C – 650C

b. Prosedur Pemadatan i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda

baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin gilas ban. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang mungkin mengakibatkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di belakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih dalam temperature yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan untuk menghapus / membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas.

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali pada penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus berlapis tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh berhenti pada titik – titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.

v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan di atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit melintang sambungan

Page 131: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

dengan lintasan berikutnya, sehingga sambungan yang rapih terpadatkan secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan lainnya dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai

sampai permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat. b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung

jalan yang ditetapkan dan tingkat kemiringannya berada dalam toleransi yang telah ditentukan. Setiap campuran yang lepas dan pecah-pecah, bercampur dengan kotoran, atau yang tidak sempurna, harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal, atas perintah Direksi Teknik harus disingkirkan dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-sambungan tinggi, bagian ambles dan berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor akan merapihkan pinggiran-pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan yang sudah digilas

sebelumnya, kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegak. Suatu laburan tipis lapisan aspal digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan, yang dilakukan, akan diterapkan tepat sebelum tambahan campuran dipasang pada bahan yang telah digilas sebelumnya.

4.2.5 Pengendalian Mutu (1) Test Laboratorium a. Test laboratorium akan dilaksanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP (Instalasi

Campuran Pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 4.2.5. Data pengujian akan diberikan kepada Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, serta pengujian selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus memperoleh dan menyediakan catatan-catatan ujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan / stabilitas / aliran Marshall, dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat dibawah dalam Tabel 4.2.6.

TABEL 4.2.6. UJIAN LABORATORIUM UNTUK LATASTON (HRS)

REFERENSI TEST TEST

AASHTO BINA MARGA TIPE

Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 – 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan terhadap kelelehan plastic campuran aspal menggunakan instrument Marshall

T 245 PC 0201 – 76 Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat, termasuk :

- Stabilitas Marshall

- Nilai aliran Marshall

- Kuosien Marshall

- Kepadatan Marshall Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal

T 209 - Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.

Page 132: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 - Menentukan kerapatan pemadatan HRS terhadap persentasi kepadatan Marshall.

Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal (Test Film Oven ini)

T 179 - Menentukan pengaruh minimum ketebalan film

(2) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik. TABEL 4.2.7. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR i. Test permukaan perkerasan untuk

kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan.

ii. Pengujian kepadatan inti HRS terpasang

dan dipadatkan. iii. Ketebalan lapis permukaan iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir. Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95 % specimen (contoh bahan) dipadatkan di laboratorium. Ketebalan HRS terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan. Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan.

4.2.6 Cara Pengukuran Pekerjaan (1) Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton

campuran aspal HRS yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat padat HRS akan diambil sebagai 2,20 ton/m3, kecuali dinyatakan lain.

(2) Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai

jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan

sebagaimana ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Volume untuk pembayaran adalah luas diukur dikalikan dengan tebal HRS terpasang. Dalam kejadian bahwa tebal HRS terpasang padat adalah kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibuat dengan menggunakan suatu volume yang diperbaiki yang sama dengan :

Luas diukur sebenarnya x rencanatebal

sebenarnyarataratadiukurtebal

Tidak ada penyesuaian volume akan dibuat untuk tebal yang melebihi tebal rencana kecuali tambahan ketebalan tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

Page 133: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(4) Bila satu lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat dipasang sesuai dengan kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 4.2.1 dan 4.2.2 Spesifikasi ini.

(5) Bilamana HRS dipasang di atas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan

pemeliharaan lapis pondasi atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai dengan persyaratan spesifikasi.

(6) Bilamana HRS dipasang di atas perkerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk

membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang runtuh dan bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah spesifikasi ini.

(7) Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah dimintakan yang sesuai

dengan Sub Bab 4.2.1. (6) Spesifikasi, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-

bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran bagi LATASTON (HRS)

4.2.7 Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis permukaan LATASTON sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Pembayaran

U R A I A N Satuan Pengukuran

4.2.1. 4.2.2.

Produksi LATASTON (HRS) Memasang LATASTON (HRS)

Ton Meter Persegi

BAB 4.3. ASPAL BETON (A.C) 4.3.1. Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari campuran aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instansi campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi – spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm – 5 cm atau seperti yang diminta demikian dalam daftar penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai lapisan ulang diatas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada. (2) Toleransi Ukuran a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana.

Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atas keputusan Direksi Teknik serta diberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor.

b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3,0 m.

(3) Contoh Bahan

Page 134: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai. a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan. b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari laboratorium

Instalasi Campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca Aspal beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan kering pula. (5) Pengendalian Lalu Lintas a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat

umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif) jalan yang sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal beton di padatkan sepenuhnya hingga memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan Lapis permukaan selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan/atau cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik. 4.3.2. Bahan-Bahan (1) Persyaratan Umum a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum

Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke CMP (Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan test laboratorium yang diperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur Pusat)

c. Kualtias aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum, Spesifikasi Umum Bina Marga bulan Maret 1989 (Buku 3 Bab 6.3)

(2) Agregat a. Agregat Kasar agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 4.3.1 berikut :

Page 135: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABEL 4.3.1 PESYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN mm

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

19.0 12.5 9.5

4.75 0.075

100 30-100

0-55 0-10 0-1

b. Agregat Halus Agregat halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah tersaring dalam kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 4.3.2 berikut :

TABEL 4.3.2 PESYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN mm

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

9.5 4.75 2.36 0.60

0.075

100 90-100 80-100 25-100

3-11

c. Filler Bahan filler akan terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah). d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 4.3.3 di bawah.

TABLE 4.3.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Maksimum 40%

Minimum 95%

(3) Bahan Aspal a. Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen

80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 – Tabel 2). b. Suatu bahan adhesiv (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan

aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campuran Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

4.3.3. Persyaratan Campuran (1) Komposisi Campuran a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi

rencana campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 4.3.4.

Page 136: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABLE 4.3.4 KOMPOSISI CAMPURAN

FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS

BERAT TOTAL CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat Kasar (>2.36 mm) Fraksi Agregat Halus (2.36 mm – 0.075 mm) Fraksi Filler

30-50 39-59 4.5-7.5

KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume) Kandungan aspal effektif Kandungan Aspal yang diserap Total kandungan Aspal sebenarnya Tebal Film aspal

- Minimum 6.2 - Maximum 1.7 - Minimum 6.7 - Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh

pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi pada Sub bab 6.8.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP (Instalasi Campuran Pusat) diberikan pada Tabel 4.3.5. TABEL 4.3.5. PERSYARATAN SIFAT - SIFAT CAMPURAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

Tebal Film Aspal Kuosien Marshall Stabilitas Marshall Stabilitas Marshall

tertahan (rendaman 24 jam)

% atas volume total campuran Mincron KN/mm

Kg % stabilitas asli

4 % - 6 %

Minimum 8 1.8-5.0

550-1250 Minimum 75 %

4.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Alat Pelaksanaan a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi

Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.

Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran aspal beton. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan tergantung kepada Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

b. Jenis peralatan berikut akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian i. Alat Pengangkutan

Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal, yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar bak logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan – persyaratan terhadap kinerja volume dan kinerja kualitas

iii. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut : Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton – 10 ton total

berat).

Page 137: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat .

Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama benar

dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum meletakkan aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan lapis Aspal Resap Pengikat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini)

c. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang diatas satu permukaan aspal yang

ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemport dengan Lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/2 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Pengharapan a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan / bahu

jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan. b. Penghamparan dengan Mesin i. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed pada paver harus dipanaskan, dan campuran

aspal harus dituangkan ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-batas 1400C-1100C.

ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai ke tingkat ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang mungkin.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika terjadi suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan dibongkar

muatannya serta campuran aspal panas tersebut harus dihampar dengan penundaan minuman. Bilamana truk - truk bak datar digunakan untuk pengiriman, campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut secara langsung dari truk.

Page 138: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu yang digunakan untuk merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan papang punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihamparkan, bekerja dari papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang. Penghamparan harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Jangan dicoba untuk mencampur kembali dengan tangan.

(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton a. Pengendalian Suhu i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus

diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki. ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika suhu

campuran tersebut turun di bawah 1100C dan harus diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 650C.

iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut dengan urutan penggilasan sebagai berikut :

Waktu Sesudah

PENGHAMPARAN Suhu

PENGGILASAN 0C i. Tahap awal penggilasan

ii. Penggilasan kedua/antara iii. Penggilasan akhir

0 – 10 menit 10 – 20 menit 20 – 45 menit

110 – 100 110 – 80 80 – 65

b. Prosedur Pemadatan i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan mesin gilas

roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu cukup lambat untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang mungkin menimbulkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat mungkin di belakang penggilasan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik – titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan –lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan / lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai

sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang. b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan

yang ditetapkan didalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam

Page 139: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya

kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan campuran dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

4.3.5. Pengendalian Mutu (1) Test Laboratorium a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung

jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel dibawah ini. Data uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Persyaratan Sifat-Sifat campuran

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

Koefisien Marshall

Stabilitas Marshall

Stabilitas Marshall direndam 24 jam

% atas volume total campuran KN/mm Kg % stabilitas asli

4% - 8%

1.8 – 5.0 450

Min. 75% b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan

menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan / stabilitas / aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel dibawah ini.

TABEL 4.3.5. TEST LABORATORIUM ASPAL BETON

REFERENSI TEST TEST

AASHTO BINA MARGA TIPE

Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 – 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan terhadap kelelehan plastic campuran aspal menggunakan instrument Marshall

T 245 PC 0201 – 76 Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan aspal meliputi :

- Nilai Stabilitas Marshall

- Nilai aliran Marshall

- Kuosien Marshall

- Kepadatan Marshall Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal

T 209 - Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 - Menentukan berat padat Lapis Aspal Beton Pondasi Atas dengan persentasi berat Marshall.

Pengaruh panas dan udara pada bahan aspal

T 179 - Menentukan tebal film effektif minimum

Page 140: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(4) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula dengan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik. TABEL 4.3.7. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR i. Test permukaan perkerasan untuk

kesesuaian dengan punggung jalan, ketinggian dan kemiringan melintang.

ii. Pengujian berat / kepadatan inti

aspal beton terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)

iii. Ketebalan lapis permukaan iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan punggung dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir. Contoh inti harus diambil setiap 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95 % specimen (contoh bahan) dipadatkan di laboratorium. Tebal lapis beton terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik yang diperintahkan demikian. Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

4.3.6. Cara Pengukuran Pekerjaan (1) Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur

dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran akan berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis padat ATB akan diambil sebagai 2,25 ton/m3, terkecuali dinyatakan lain.

(2) Volume Aspal Beton yang dihampar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai

jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang

telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

Luas diukur sebenarnya x rencanatebal

sebenarnyarataratadiukurtebal

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

(4) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan

persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran Spesifikasi ini.

(5) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis produksi atas, pekerjaan mempersiapkan dan

memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan

Page 141: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

(6) Bilamana Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan

untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar sesuai dengan item-item yang relevan di Spesifikasi ini.

(7) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab 4.3.1.

(6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-

bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

4.3.7. Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga – harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini. Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji “inti” (core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit harus diambil dua buah dalam arah melintang dari masing-masing penampang lajur yang diperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 200 m dan harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil dalam setiap ruas yang diukur pembayaran tidak kurang dari 6 (enam).

Nomor Item Pembayaran

U R A I A N Satuan Pengukuran

4.3.1. 4.3.2.

Produksi Aspal Beton Memasang Aspal Beton

Ton Meter Persegi

Page 142: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB V - PEKERJAAN BETON 1.3.1 Umum (1) Uraian a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat

bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta/ diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu.

b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampu dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan Kontrak khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton

Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia–PBI Tahun 1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya ditetapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971. (3) Kelas-kelas Beton

Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 1.3.1. TABEL 1.3.1. KELAS-KELAS BETON Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian

I Bo Non Struktural Beton kurus untuk alat pondasi dan perataan pondasi. K 125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar, penutup

pipa-pipa K 175 Struktural Beton dengan penulangan ringan di gunakan untuk

pondasi pelat, dinding-dinding Kaison, Kereb, dan jalan setepak. II

K 225 Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar, kolom-kolom lantai/ pelat lantai/ dinding penahan, gorong-gorong pipa, gorong-gorong kotak persegi.

K 275 Sampai K 350

Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan, dan bagian-bagian konstruksi utama lainnya.

III K 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton

pratekan dan tiang-tiang beton pracetak Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton didalam air

(4) Toleransi

a. Toleransi dimensi

Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter + 5 mm

Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter + 15 mm

Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol

Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm

Page 143: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Toleransi posisi (dari titik acuan) + 10 mm

c. Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding- dinding + 10 mm

d. Tolerans ketinggian permukaan + 10 mm

e. Tolerans untuk selimut beton di atas baja tulangan

Sampai 5 cm atau lebih 0 dan + 5 mm

Selimut dari 5 cm sampai 10 cm + 10 mm

(5) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk

pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran

atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan-bahan

a. Agregat harus disimpan secara berpisah sesuai dengan ukuran- ukuran untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpanan semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam pekerjaan- pekerjaan konstruksi.

b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan- bahan (PBI 1971, pasal 3.9).

(7) Kondisi Cuaca

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca. Kontraktor tidak boleh/ dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak karena hujan. (8) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan

a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi (kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :

Perubahan dalam perbandingan campuran

Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.

Page 144: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian- pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan.

b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang benar.

1.3.2 Bahan (1) Semen a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis P.C.

(Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85 :

Tipe I : Pemakaian umum – tanpa-tanpa sifat- sifat khusus Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat (sedang) Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi. Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah. Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi terhadap sulfat yang tinggi). b. Kendali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus

diperoleh dari satu sumber pabrik.

(2) Air Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mulutnya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T26). (3) Agregat a. Persyaratan Umum

i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.

ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 1.3.2 dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 1.3.3.

iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan).

iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.

v. Semua Agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.

vi. Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

b. Gradasi Agregat Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 1.3.2 berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

Page 145: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABEL 1.3.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT

STANDAR (mm)

IMPERIAL (inches)

AGREGAT HALUS

PILIHAN AGREGAT KASAR

50 2 100 37 1 1/2 95 - 100 100 25 1 - 95 - 100 100 19 3/4 35 - 70 - 90 - 100 100 13 1/2 - 25 - 60 - 90 - 100 9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70

4,75 # 4 95 - 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 - 15 2,36 # 8 - - 0 - 5 0 - 5 0 - 5 1,18 # 16 45 - 80 - - - 0,3 # 50 10 - 30

0,15 # 100 2 - 10

c. Syarat- Syarat Mutu Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang diberikan pada Tabel 1.3.3 di bawah TABEL 1.3.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT

URAIAN BATAS PENGUJIAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40% - Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 putaran

12% 10%

Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 1% 3% Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm (# 200) 1% 3% (4) Filter (bahan pengisi) sambungan a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan

AASHTO M 172 – jenis Elastis dituangkan panas. b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan- sambungan harus memenuhi

persyaratan AASHTO M 153. Filter bentuk karety spons (bunga karang) dan Filter Gabus sambungan Muai.

1.3.3. Perencanaan Campuran Beton (1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan berat) Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan- perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada table 1.3.4 Gradiasi dan ukuran maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar diberikan pada Tabel 1.3.2. TABEL 1.3.4 – PERBANDINGAN (PROPINSI) DISAIN CAMPURAN BETON (BERDASARKAN BERAT)

UKURAN AGREGAT MAX. YANG DISARANKAN (mm)

PERBANDINGAN AIR/SEMEN OPTIMUM

KELAS BETON

BERAT SEMEN TOTAL Kg/m3

KELAS A KELAS B PERBANDINGAN (RATION)

DNG.BERAT Kg/m2

K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150 K 350 425 25.0 19.0 0.42 180 K 275 400 25.0 19.0 0.35 170 K 225 350 37.5 25.0 0.46 160 K 175 300 37.5 25.0 0.50 150 K 125 250 50.0 25.0 0.52 130 B I/O 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225 (didalam air) 400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210 Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh persyaratan

kekuatan yang ditetapkan.

Page 146: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume) Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi teknik secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :

a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong

b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.

c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.

i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.

Kondisi Pasir Kandungan Air Pasir amat basah 100 – 130 Kg/m3

Pasir basah sedang 60 – 65 Kg/m3

Pasir lembab 30 – 35 Kg/m3

ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.

d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tepat yang sesuai.

e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut, yang diberikan pada table 1.3.5.

TABEL 1.3.5. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN VOLUME)

VOLUME UNTUK 200 KG BETON PASIR (M3)

AGREGAT KASAR

(m3)

AIR (LITER)

KELAS PEKERJAAN

CAMPURAN NOMINAL (DENGAN VOLUME BAHAN- KERING)

SEMEN (40 KG)

KANTONG LEMBAB KERING PASIR PASIR

LEMBAB KERING

1:23:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 Gelagar, pelat lantai Kolom-beton bertulang

1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 Pelat-lantai beton ber-tulang dan beton tanpa tulang

1:2, 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 Beton massa, dinding Penahan dan Pekerjaan Umum

1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton masa

Catatan : Semen 40 kg bervolume 0,035 KM3 (3) Campuran Percobaan Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Page 147: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 1.3.6. (4) Persyaratan Sifat-Sifat Campuran a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan

dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 1.3.6 dibawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

TABEL 1.3.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON KEKUATAN TEKAN MINIMUM

Kg/cm2 SLUMP YANG

DIIZINKAN (mm)

KUBUS 15 CM SILINDER

15 CM x 30 CM KELAS BETON

7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI DIGETAR

TANPA DIGETAR

K 400 40 – 60 - K 350 225 350 190 290 40 – 60 - K 275 175 275 145 230 40 – 60 - K 225 145 225 120 185 40 – 60 - K 175 110 175 90 145 40 – 60 50 - 80 K 125 80 125 65 100 - 40 - 100

K 225

(dlm air) 145 225 120 185 - 75 - 175

Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari kekuatan kubus.

b. Beton untuk pekerjaan- pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel

1.3.5. harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikan pada Tabel 1.3.7.

TABEL 1.3.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL KEKUATAN TEKAN MINIMUM

Kg/cm2 KUBUS 15 CM SILINDER

15 CM x 30 CM

CAMPURAN NOMINAL

7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI

SLUMP YANG DIIZINKAN (mm) (TANPA GETAR )

1 : 2 : 3 175 260 145 215 - 1 : 2 : 4 150 210 125 175 60 – 100

1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 – 100 1 : 3 : 6

- - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah

standard an tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.

d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan.kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah emngambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel 1.3.6 dan 1.3.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 1.3.1. (8).

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan- perbedaan dalam statistic, persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.

Page 148: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(5) Penyesuaian Campuran a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan

i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya. Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan- perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang ditunjukan menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.

ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan di abwah.

b. Penyesuaian Kekuatan i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,

kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. ii. Tidak ada perubaha sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis

Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan- perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

c. Bahan Campuran Tambahan (additive)

i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebur harus diuji dalam campuran

percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

1.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Pencampuran Beton di Lapangan a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton

Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukruan-ukuran yang akan menjamin suatu campuran yang merata/homogeny. i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik pencampur

tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.

ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai kapasitas ¾ m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan ½ m3 campuran beton.

iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat yang sudah ditakar besertasemen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah air.

iv. Sebelum mencampur satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan Tangan Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah pencampur mesin (mixer). Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :

i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (atas) yang keras bersih dan kedap air.

Page 149: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

ii. Urutan pencampuran haruslah :

Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan alat takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.

Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.

Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-bahan tersebut bercampur menyeluruh.

Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

(2) Penyiapan Lapangan a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang

diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.

b. Semua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian- galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.

c. Semen acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

(3) Acuan/ Cetakan

Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut : i. Acuan/cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap

terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan/ cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose).

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang disudut.

iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klem atau sarana lain yang akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak permukaan beton jadi (selesai).

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.

Catatan : Untuk fibrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan mengacu kepada “Petunjuk Perencanaan Jembatan”.

(4) Mengangkut dan Menempatkan Beton a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran harus

dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat).

Page 150: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelumnya.

d. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60 menit atau dalam waktu yang lebi pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakansebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang sudah disiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding- dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

(5) Pengecoran Beton Dalam Air Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian untuk keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikutharus diterapkan : a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air

sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :

Pengecoran beton dengan pemompaan

Pengecoran beton dengan alat tremie

Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah.

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan

dan bilamana diminta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.

c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak tercampur dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(6) Sambungan Konstruksi a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya,

dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-bagian struktural, kecuali ditentukan lain sebelumnya.

ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, barang-barang tulangan harus ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan konstruksi dalam dinding, pelat lantai,danantara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap. vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan

pemasokan beton. Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan untukmembuat sambungan konstruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik.

Page 151: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(7) Pemadatan Beton a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila diperlukan

dilengkapi dengan pemampatan adukan beton. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan terdiri

dari pemadatan tumbuk (cerucuk0 di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuasakan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan kedalam campuran beton sejajar dengan sumbu emmanjang, dan digetar salaam 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.

(8) Penyelesaiandan Perawatan Beton a. Pembongkaran cetakan

i. Tidak ada acuan/ cetakan yangboleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dan Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung. Namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.

ii. Jangka waktu minuman yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 1.3.8.

TABEL 1.3.8. WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN

LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU MINIMUM

PERSYARATAN KEKUATAN

Pinggir dinding, kolom, balok, kereb Dasar lantai (Slab) Dukungan dibawah gelegar bawah, balok, rangka atau lengkungan

2 hari 12-14 hari 14 hari

Acuan yang dicukung oleh penyokong atau perancah lain, tidak boleh dibongkar sampai beton tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana.

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/ cetakan yang digunakan pada pekerjaan hiasa,

tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.

b. Permukaan Jadi (Selesai)

i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar Nampak keluar, beton harus disumbingkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan asir dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapisakan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

c. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser beton tersebut.

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menurutp dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.

iii. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.

Page 152: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, asalkan semua cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari gambar rancangan spesifikasi-spesifikasi dan/ atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. 1.3.5 Pengendalian Mutu (1) Pengujian-pengujian Laboratorium Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Tknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini. TABEL 1.3.9. PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON

REFERENSI PENGUJIAN

PENGUJIAN

AASHTO

BINA MARGA

TIPE

Analisa saringan Agregat halus dan Agregat kasar

T 27 PB 0201 – 76

Untuk memenuhi persyaratan gradasi. Menentukan ukuran dan distribusi partikel agregat kasar dan agregat halus.

Kekeruhan organik dalam pasir untuk beton

T 21 PB 0207 – 76

Menentukan kekeruhan organic dengan menggunakan larutan Sodium Hydroxida dan mengacu kepada penyelesaian (solusi) warna standar.

Jumlah bahan-bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dalam agregat

T 11 PB 0208 – 76

Menentukan total volume bahan-bahan yang lebih halus dari 0.075 mm. catatan : Mungkin diperlukan penerapan prosedur basah dan prosedur kering dibawah T 27.

Mutu air yang harus digunakan dalam beton

T 26 PB 0301 – 76

Penentuan keasaman atau alkalinitas, total zat padat dan inorganic

Gumpalan lempung dan partikel pecahan dalam agregat

T 112 - Menentukan dengan % gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan dasar agregat halus (setelah pengujian T11)

Kekerasan agregat oleh penggunaan Sodium Sulfat atau Magnesium Sulfat

T 104 - Menentukan kekerasan agregat terhadap keasuhan cuaca.

Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil dengan menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76

Test abrasi untuk pengujian agregat kasar < 37,5 mm.

Kekuatan tekan contoh uji beton silinder

T 22 - Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton pada 7 hari dan 28 hari, memenuhi persyaratn spesifikasi (table referensi)

(2) Pengendalian Lapangan Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spsifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.

Page 153: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

TABEL 1.3.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Mengecor dan merawat Beton Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan termasuk galian, cetakan, penulangan, dan untuk pemadatan, penyelesaian, serta perawatan.

b. Pembongkaran Cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan untuk pembongkaran.

c. Test untuk Pengembangan Agregat Halus

Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan jika diminta oleh Direksi teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran.

d. Test Slump untuk kekentalan dan kemudian dikerjakan, campuran Beton basah AASHTO T 119 PC 0101 – 7

Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil beton, dan seperti serta jika diminta oleh Direksi Teknik.

e. Test Kekuatan Tekan AASHTO T 22 Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60 m3 belon campuran yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

f. Test agregat halus untuk gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan AASHTO T 112

Test harus dilakukan seperti dan jika diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat halus atau pasir yang digunakan di lapangan.

1.3.6 Cara Pengukuran Pekerjaan (1) Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter kubik beton

yang digunakan dan diterima di dalam peekrjaan yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa ataubarang lain yang ditanam seperti penulangan, penghentian air (water slops), lubang-lubang drainase, dan pipa-pipa bediameter 20 cm atau kurang.

(2) Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti : a. Beton struktural bertulang kelas K 175, K 225, K 275; K 350; dan K 400 (kelas yang

sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran). b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan Bo.

(3) Tidak ada tambahan kelongaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan atau/cetakanperancah untuk balok-balok dan siab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton yang berusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan denganpenyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

(4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuaidengan item pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum. Jembatan Kabupaten”

(5) Voume baja tulangan, bahan filter dan item pembayaran lain yang digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini.

(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab 1.3.1 (8) Spesifikasi ini, tidak ada pembayaran

Page 154: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

1.3.7 Dasar Pembayaran Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini. B E T O N

NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN PEMBAYARAN 1.3.1 Beton struktur bertulang Meter kubik 1.3.2 Beton tidak bertulang Meter kubik

BAB 1.4 BAJA TULANGAN UNTUK BETON 1.4.1 URAIAN (1) Umum Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. (2) Toleransi a. Fabrikasi Pembengkakan batang baja dan fabrikasan harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan

persyaratan FBI 1971 (N.1-2). b. Kelonggaran penempatan

i. Jarak antara penulangan yangsejajar tidak boleh kuran dari diameter batang atau ukuran maksimum agregat kasar 1 cm, dengan minimum 3,0 cm, yang mana lebih besar.

ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas.jarak vertical minimum 2,5 cm.

c. Selimut Beton (terhadap tulangan)

i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beron minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada table untuk beberapa macam kondisi yang didapat.

Ukuran batang tulangan yang harus ditutup

Permukaan beton yang dapat dilihat

Permukaan beton tidak terbuka

(didalam)

Permukaan beton terbuka dibawah permukaan air

Batang dia 16 mm dan lebih kecil 3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm Batang diatas dia 16 mm 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm Ukuran toleransi penutup tulangan harus + 5 mm.

ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton yang

akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minuman haus ditambah menjadi 7,5 cm.

(3) Penyerahan- Penyerahan a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada

Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.

Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik.

Page 155: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.

(4) Penyimpangan dan Penanganan

a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan, diikat dan masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperluka untuk identifikasi yang baik.

b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.

(5) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang tidak memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan diagram pengekokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

b. Baja Tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikan yang diuraikan

dalam PBI 1971 (NI – 2) ii. Baja Tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkoklkan atau daftar batang kecuali

dimodifikasi atas permintaan Direksi Tekik. iii. Baja tulangan keratin atau rusak dan ditolak dan ditolak Direksi Teknik.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulanganyang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan fabrikasi, batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengn lain cara yang akan merusak atau melemahkan baja.

Pembengkokan ulang, batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

1.4.2 Bahan- Bahan (1) Batang Baja Penulangan a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI (1971 (N1

– 2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Catatan : Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khsus dalam Daftar Penawaran.

b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.

c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk, atau karat.

(2) Penulangan Anyaman Baja Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik. (3) Penopang (ganjal) Penulangan Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya, harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3 x 3 cm) dibuat dari adukan semen (1 : 2). Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan Direksi Teknik.

Page 156: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(4) Kawat Pengikat Penulangan Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja, harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (N1 – 2) dan disetujui Direksi Teknik. 1.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Pabrikasi Baja Tulangan Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta. Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan sampai kepada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam gambar rencana, ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (N.1 – 2). (2) Penempatan dan Pengikatan a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan

yang baik. b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi Teknik

dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Spesifikasi. Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.

c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama, tidak diizinkan.

d. Penyembungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (N1 – 2) dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini : i. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan

dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik.. setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik tegangan tarik minimum.

ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.

iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.

e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton. f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang dapat

dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan- sambungan antara slab (lantai).

1.4.4 Cara Pengukuran Pekerjaan (1) a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan sebagai

jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.

b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.

c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan pemasangan baja penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran tidak boleh diukur untuk pembayaran di dalam Bab ini.

Page 157: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

1.4.5 Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

NOMOR ITEM PEMBAYARAN

U R A I A N SATUAN PENGUKURAN

1.4.1 Baja Tulangan (U 24) Kilogram 1.4.2 Anyaman baja dengan las (mutu anyaman harus ditentukan Kilogram

BAB 1.5 SIAR (ADONAN) SEMEN

1.5.1 Umum

(1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam pasangan batu, pekerjaan- pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam Spesifikasi ini.

(2) Syarat-Syarat Pemakaian Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian- bagian yang pokok dari Spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kepada

Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam spesifikasi ini, atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut seperti di atas.

1.5.2 Bahan-Bahan dan Campuran

(1) Bahan-Bahan

a. Semen i. Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai dengan persyaratan

AASHTO M85 Type I. Semen Prtland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.

b. Agregat Halus untuk Adonan i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan), bagian

halus dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi batas-batas gradasi pada Tabel 1.5.1 berikut.

TABEL 1.5.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

UKURAN MAKSIMUM NOMINAL

CATATAN UKURAN SARINGAN

mm 9.5 mm 4.75 mm

9.5 100 - 4.75 95-100 100 2.36 - 95 – 100 1.18 45 – 80 - 0.30 10 – 30 -

0 – 15 2 – 10 Maximum 25 0.075 - Maximum 10

Gradasi yang lebih kasar akan di gunakan untuk adonan pengisi rongga yang besar dan untuk sambungan lebih tebal dari 13 mm

Page 158: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

ii. Syarat- syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 1.5.2. Direksi akan menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

TABEL 1.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS

URAIAN TEST AASHTO

BATAS TEST

Kekeruhan organis dalam pasir (Test Sodium Hydroxide

T 21 Melewati harga standar warna (kuning gading)

Kekerasan agregat (Test Sodium Sulphate)

T 104 Kehilangan tidak lebih dari 10% atas berat

Persen gumpalan lempung dan Partikel Serpih

T 112 Maksimum 1% atas berat

c. Kapur Hidrasi

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N.1-7 (Syarat-Syarat untuk Kapur Bahan Bangunan)

ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1:3) akan memberikan kekuatan hancur5 kg/cm2 sesudah 7 hari.

d. Air

Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari benda organis atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran. (2) Campuran Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :

a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat- cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang relevan dari Spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu ratio maksimum air/semen sekitar 0,65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.

b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasangan batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.

1.5.3 Pencampuran dan Pengecoran (1) Pencampuran a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampur) beton, atau

dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan pencampuran berlanjut selama 5 – 10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan yang diminta.

b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

Page 159: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(2) Penempatan (Pemasangan) a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau

benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut dipasang.

b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang diatas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan rata.

1.5.4 Pengendalian Mutu (1) Test Laboratorium Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah Spesifikasi ini. (2) Pengendalian Lapangan Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan suatu test pelaksanaan di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini. 1.5.5 Pengukuran dan dasar Pembayaran Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan dianggap berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini, dan biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item pembayaran yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang lain. BAB 1.6 PASANGAN BATU 1.6.1 Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan menggunakan batu muka pilihan yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi tembok penahan tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong- gorong dan dinding sayap. (2) Toleransi Ukuran a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profil

permukaan rata-rata lebih dari 3 mm. b. i. Ukuran minimum batu adalah : * Tebal minimum = 15 cm * Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm) * Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan memperhitungkan jenis,

struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.

(3) Contoh Bahan a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk pasangan

batu, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan yang sesuai dengan Spesifikasi ini.

Page 160: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(4) Kondisi Lapangan Pekerjaan a. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang

diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran- saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut off dan bendungan sementara (codderdam) b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan a. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah

penggalian dan penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

b. Pengggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk member kondisi yang baik dan kering pada waktu penggunaan pasangan batu.

c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan (alternatif) disediakan.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab 7.4.1 (2)

harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi. b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan struktur

paangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam pendapat Direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian pihak Kontraktor. Akan ettapi Kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh Direksi.

1.6.2 Bahan-Bahan (1) Batu a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki

satu daya tahan (awet). b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi

seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada Spesifikasi ini.

(2) Adonan Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab “Adonan Semen”. (3) Drainase Porous Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada Spesifikasi ini untuk Drainase Porous. (4) Beton Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau antai penutup sampai struktur pasangan batu harus disediakan yang sesuai dengan Spesifikasi ini.

Page 161: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

1.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Persiapan untuk Pasangan Batu a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Galian. b. Pematokan untuk garis, ketinmggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui

Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai. c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam Gambar rencana, dasar pondasi dinding

penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga.

d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimutfilter atau kantong filter harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

(2) Pelaksanaan Pasangan Batu a. Bilamana ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Teknik, dasar penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan.

b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.

c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2 – 5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga di antara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang terlibat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun.

f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindari penggeseran atau gerakan batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak dizinkan.

g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.

(3) Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Mual a. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi Lubang

pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis dinding penahan Lubang pelepasan (weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara horizontal maupun vertical berjarak 2 meter pusat ke pusat.

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan mual dengan interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3 cm serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.

c. Untuk kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang sambungan muai dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

(4) Penyelesaian Pasangan Batu a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hamper rata dengan

permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung. b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan

diselesaikan dengam tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai permukaan rata dengan emiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air

Page 162: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

hujan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan didalam ukuran khusus dari struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar, permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.

d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan beton dalam Spesifikasi ini.

e. BIla pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi yang relevan pada Bab 3.2.

f. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin satu perpaduan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung-ujung bangunan.

1.6.4 Pengukuran Lapangan Pengendalian lapangan dan peemriksanaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan. Spesifikasi dengan perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan. 1.6.5 Pengukuran dan Pembayaran (1) Cara Pengukuran a. Pasangan batu akan diukur pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal pekerjaan

terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume theoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah ditetapkan.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan diukur untuk pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.

d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau dalam kantong- kantong filter akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau suatu pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah Bab ini, akan tetapi akan dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaanyang diperlukan di bawah item pembayaran untuk beton pada Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak persatuan pengukuranuntuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran yang maan harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesaianserta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang diperlukan atau yang biasanya penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

NOMOR ITEM PEMBAYARAN

U R A I A N SATUAN PENGUKURAN

1.6.1 Pasangan Batu Meter kubik

Page 163: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB 1.7 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA 1.7.1 Umum (1) Uraian a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan struktur

yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan, ataupun perbaikan struktur baru yang sejenis.

b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang aa, gorong-gorong, dinding kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya yang menganggu etrhadap pekerjaan- pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk pebongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dapat digunakan lagi.

(2) Kewajiban Kontraktor mengenai Pembongkaran a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang tersebut

pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang- barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam Daftar Penawaran, dan Kontraktor akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan- persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya untuk sebuah jembatan, gelagar, dinding kepala atau komponen struktural lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan- kerusakan yang tidak perlu terhadap bagian- bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari Kontraktor, harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.

c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi pembuangan barang-barang buangan dan untuk penyimpanan sementara barang-barang yang harus diselamatkan.

(3) Pengendalian Lalu Lintas a. Jembatan- jembatan, gorong- gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak

boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternatif) sementara atau pembagian jalan yang dapat disetujui oleh Direksi.

1.7.2 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Pembongkaran Struktur a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar

secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk identifikasi. b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar

sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan atau halangan terhadap struktur jembatan baru.

c. Bangunan- bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar sampai paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan- halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang sedang dibangun.

(2) Operasi Peledakan a. Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan yang ada, harus dilaksanakan dengan

sangat mematuhi kepada peraturan- peraturan bahan peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.

Page 164: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

(3) Pembuangan Barang-Barang hasil Pembongkaran Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan Kontraktor harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi. 1.7.3 Cara Pengukuran Pekerjaan a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah pembongkaran struktur

akan ditentukan sebagai berikut : i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi dari

luas lantai. ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti, tidak boleh

diukur secara terpisah, tetapi aakn dimasukkan dalam item pembayaran untuk penggantian lantai jembatan.

iii. Jumlah bongkaran struktur penahan pasangan batu atau beton dari masing-masing jenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik struktur tersebut sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor sebelum pembongkaran.

iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi, termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran, atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur utama.

b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item pembayaran untuk satu jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap telah dimasukkan didalam item pembayaran untuk peekrjaan pelaksanaan yang diperlukan.

1.7.4 Dasar Pembayaran a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan kontrak

per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan) dan penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan.

NOMOR ITEM PEMBAYARAN

U R A I A N SATUAN PENGUKURAN

1.7.1 Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton Meter kubik 1.7.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Meter persegi luas lantai 1.7.3 Pembongkaran bangunan Meter persegi (luas lantai

dasar)

Page 165: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 166: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

XIII-1

Dokumen Pengadaan (dengan Pascakualifikasi)

BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan:

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP),

Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual

yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (KPA), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,

pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas

dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah

termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Panitia akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan

sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan

maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.

Page 167: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

HARGA JUMLAH No. URAIAN - PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN HARGA

(Rp.) (Rp.)

I PEKERJAAN PENDAHULUAN. 1 Pembersihan lokasi pekerjaan. - Taksir2 Sewa gudang untuk bahan dan peralatan. - Taksir3 Pengadaan rambu-rambu pengaman lalu lintas. - Taksir4 Photo dokumentasi. - Taksir

SUB JUMLAH III PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN 1 Membentuk bahu jalan keras dengan menggunakan alat - m3 K.4112 Menghampar dengan konstruksi lapis pondasi bawah - m3 K.517

( LPB ) klas B dan dipadatkan menggunakan alat.3 Menghampar konstruksi lapis pondasi atas (LPA) - m3 K.520

klas A dan dipadatkan dengan menggunakan alat.4 Perancah (bekisting) untuk pembetonan jalan 628.92 m2 1/2K.7105 Penulangan beton (memotong, membengkok dan 79,629.31 Kg K.715

memasang besi tulangan) untuk pembetonan jalan6 Beton cor struktur Klas K.225 untuk pembetonan jalan 836.74 m3 K.722

SUB JUMLAH II

R E K A P I T U L A S I :I. PEKERJAAN PENDAHULUAN ...................................................................................... Rp.II. PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN .............................................................................. Rp.

J U M L A H ..................................... Rp.PPn 10% ......................................... Rp.J U M L A H ..................................... Rp.DIBULATKAN .................................... Rp.

Terbilang: (………………………………………………………………………………………………………………………...),-

Tempat, Tanggal Bulan TahunDiketahui/disetujui Oleh : Dibuat Oleh :

Nama Perusahaan Nama Perusahaan

Nama Pimpinan Nama Tenaga AhliJabatan Tenaga Ahli

66

BILL OF QUANTITY (BQ)

REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN - PEMBETONAN JALAN DI JL. CHAIDIR KEC. MEDAN DELI

Page 168: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 169: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 170: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 171: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 172: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 173: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 174: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 175: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 176: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 177: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 178: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 179: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 180: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 181: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 182: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 183: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 184: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 185: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 186: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 187: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 188: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 189: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 190: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 191: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 192: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 193: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 194: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 195: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 196: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 197: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 198: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 199: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 200: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 201: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 202: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 203: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 204: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 205: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 206: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 207: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 208: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 209: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 210: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 211: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 212: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 213: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 214: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 215: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 216: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 217: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 218: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 219: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 220: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 221: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 222: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 223: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 224: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 225: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 226: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 227: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 228: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 229: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 230: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 231: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 232: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 233: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 234: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 235: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 236: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 237: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 238: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 239: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 240: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 241: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 242: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 243: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 244: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 245: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 246: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 247: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 248: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 249: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 250: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 251: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 252: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 253: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 254: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 255: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 256: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 257: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 258: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 259: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 260: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 261: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 262: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 263: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 264: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 265: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 266: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 267: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 268: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 269: Dokumen Lelang Fisik Paket 66
Page 270: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__ Lampiran : __________ Kepada Yth. __________ di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________ _________________________________________ Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal __________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan diterima/disetujui. Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya. Satuan Kerja __________ Kuasa Pengguna Anggaran [tanda tangan] [nama lengkap] [jabatan] NIP. __________ Tembusan Yth. : 1. ____________ [PA] 2. ____________ [PPTK] 3. ____________ [Panitia] ......... dst

Page 271: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________ Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini: _______________ [nama Kuasa Pengguna Anggaran] _______________ [jabatan Kuasa Pengguna Anggaran] _______________ [alamat satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran] selanjutnya disebut sebagai Kuasa Pengguna Anggaran; berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini memerintahkan: _______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi] _______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi] yang dalam hal ini diwakili oleh: __________ selanjutnya disebut sebagai Penyedia; untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Macam pekerjaan: __________; 2. Tanggal mulai kerja: __________; 3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak; 4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan harus

sudah selesai pada tanggal __________ 5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan Penyedia akan

dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak.

__________, __ __________ 20__ Untuk dan atas nama __________ Kuasa Pengguna Anggaran [tanda tangan] [nama lengkap] [jabatan] NIP: __________

Page 272: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Menerima dan menyetujui: Untuk dan atas nama __________ [tanda tangan] [nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]

Page 273: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

A. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK sebagai

JAMINAN SANGGAHAN BANDING No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ________________________ [Panitia] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp _____________________________________ (terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam bentuk garansi bank, apabila: Nama : _____________________________ [peserta pelelangan] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal

_____________________ s.d. ____________________ 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat

Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan Yang Dijamin tidak benar.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain. 6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak

memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________ Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Garansi Bank disarankan untuk mengkonfirmasi Garansi ini ke _____[bank]

Page 274: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK sebagai

JAMINAN PELAKSANAAN No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ________________________ [nama KPA] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp _____________________________________ (terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan Pelaksanaan dalam bentuk garansi bank, apabila: Nama : _____________________________ [nama penyedia] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa: a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar

sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak; b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin. sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal

_____________________ s.d. ____________________ 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat

Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain. 6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak

memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________ Pada tanggal : _____________

[Bank] Materai Rp.6000,00

________________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Garansi Bank disarankan untuk mengkonfirmasi Garansi ini ke _____[bank]

Page 275: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan

pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. _______________ tanggal _____________________

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari

tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________ 4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;

b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN. 5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas

dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN

melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan

selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________ pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN Materai Rp.6000,00 _____________________ __________________

Untuk keyakinan, pemegang Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke _____[Penerbit Jaminan]

Page 276: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK sebagai

JAMINAN UANG MUKA No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ________________________ [nama KPA] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp _____________________________________ (terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan Uang Muka dalam bentuk garansi bank, apabila: Nama : _____________________________ [nama penyedia] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa: Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal

_____________________ s.d. ____________________ 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat

Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain. 6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak

memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________ Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Garansi Bank disarankan untuk mengkonfirmasi Garansi ini ke _____[bank]

Page 277: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan

pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. _______________ tanggal _____________________

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari

tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________ 4. Jaminan ini berlaku apabila:

TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas

atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN

melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan

selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________ pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN Materai Rp.6000,00 _____________________ __________________

Untuk keyakinan, pemegang Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke _____[Penerbit Jaminan]

Page 278: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK sebagai

JAMINAN PEMELIHARAAN No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ________________________ [nama KPA] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp _____________________________________ (terbilang ________________________________________________________) sebagai Jaminan Pemeliharaan dalam bentuk garansi bank, apabila: Nama : _____________________________ [nama penyedia] Alamat : _______________________________________________ selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa: Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal

_____________________ s.d. ____________________ 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat

Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain. 6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak

memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________ Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Garansi Bank disarankan untuk mengkonfirmasi Garansi ini ke _____[bank]

Page 279: Dokumen Lelang Fisik Paket 66

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

(dengan Pascakualifikasi)

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama KPA], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. _______________ tanggal _____________________

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila: TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________ pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN Materai Rp.6000,00 _____________________ __________________ [Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke _____[Penerbit Jaminan]