doktrin allah.docx

150
DOKTRIN ALLAH : Theology oleh : Pdt. Budi Asali M.Div. ALLAH TRITUNGGAL I) Pernyataan tentang doktrin Allah Tritunggal. 1) Dalam diri Allah hanya ada 1 hakekat yang tidak terbagi-bagi (one indivisible essence), tetapi ada 3 pribadi yaitu Bapa, Anak & Roh Kudus. a) Adanya 3 pribadi tidak berarti bahwa orang kristen mempercayai 3 Allah! Calvin : "Three are spoken of, each of which is entirely God, yet there is not more than one God" (= Tiga yang dibicarakan, masing-masing adalah Allah sepenuhnya, tetapi tidak ada lebih dari satu Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’ , Book I, Chapter XIII, No 3. b) Tetapi orang kristen juga tidak mempercayai Allah itu tunggal secara mutlak. Orang kristen mempercayai Allah Tritunggal. Calvin mengutip kata-kata Gregory Nazianzus sebagai berikut: "I cannot think on the one without quickly being encircled by the splendor of the three; nor can I discern the three without being straightway carried back to the one" (= Saya tidak dapat memikirkan yang satu tanpa dengan cepat dilingkupi oleh kemegahan dari yang tiga; juga

Upload: ovi-anthi-zkx

Post on 06-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOKTRIN ALLAH.docx

DOKTRIN ALLAH : Theology

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

 ALLAH TRITUNGGAL 

I) Pernyataan tentang doktrin Allah Tritunggal.

1) Dalam diri Allah hanya ada 1 hakekat yang tidak terbagi-bagi (one indivisible essence), tetapi ada 3 pribadi yaitu Bapa, Anak & Roh Kudus.

a) Adanya 3 pribadi tidak berarti bahwa orang kristen mempercayai 3 Allah!

Calvin: "Three are spoken of, each of which is entirely God, yet there is not more than one God" (= Tiga yang dibicarakan, masing-masing adalah Allah sepenuhnya, tetapi tidak ada lebih dari satu Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 3.

b) Tetapi orang kristen juga tidak mempercayai Allah itu tunggal secara mutlak. Orang kristen mempercayai Allah Tritunggal.

Calvin mengutip kata-kata Gregory Nazianzus sebagai berikut:

"I cannot think on the one without quickly being encircled by the splendor of the three; nor can I discern the three without being straightway carried back to the one" (= Saya tidak dapat memikirkan yang satu tanpa dengan cepat dilingkupi oleh kemegahan dari yang tiga; juga saya tidak bisa melihat yang tiga tanpa segera dibawa kembali kepada yang satu) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 17.

c) Allah menyatakan diriNya dalam 3 pribadi bukan karena Ia memilih / menghendaki hal itu, tetapi karena memang Ia adalah demikian.

Louis Berkhof: "This tri-personal existence is a necessity in the Divine Being, and not in any sense the result of a choice of God. He could not exist in any other than the tri-personal form" (= Keberadaan yang bersifat tiga pribadi ini adalah suatu keharusan dalam diri Allah, dan sama sekali bukanlah hasil dari pilihan Allah. Ia tidak bisa berada

Page 2: DOKTRIN ALLAH.docx

dalam sesuatu yang lain dari pada bentuk tiga pribadi) - ‘Systematic Theology’, hal 84.

2) Ketiga pribadi dalam diri Allah itu ditandai dengan urut-urutan (order) yang tertentu.

Allah Bapa adalah yang pertama; Allah Anak yang ke 2; dan Allah Roh Kudus yang ke 3. Urut-urutan ini tidak berhubungan dengan waktu atau hakekat, tetapi hanya dengan urut-urutan asal mula mereka secara logika.

Louis Berkhof: "It need hardly be said that this order does not pertain to any priority of time or of essential dignity, but only to the logical order of derivation (= Hampir tidak perlu dikatakan bahwa urut-urutan ini tidak berhubungan dengan keberadaan lebih dulu atau kewibawaan hakiki, tetapi hanya dengan urut-urutan asal mula secara logika) - ‘Systematic Theology’, hal 88-89.

3) Doktrin Allah Tritunggal adalah suatu misteri yang melampaui pengertian manusia.

a) Manusia tidak dapat mengertinya atau membuatnya bisa dimengerti.

Otak kita yang terbatas tidak mungkin bisa mengerti sepenuhnya tentang Allah yang tak terbatas! Seseorang pernah berkata bahwa kalau ada seseorang yang bisa mengajarkan Doktrin Allah Tritunggal sehingga bisa dimengerti sepenuhnya, maka itu pasti adalah ajaran sesat.

b) Kesulitan yang terbesar terletak pada hubungan antara pribadi-pribadi dalam diri Allah dengan hakekat illahi dan hubungan antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lain. Kesulitan-kesulitan ini tidak pernah bisa dipecahkan oleh manusia.

Kita berusaha untuk menyatakan doktrin Allah Tritunggal ini sedemikian rupa, bukan supaya semua ini bisa dimengerti dengan jelas, tetapi hanya supaya kita terhindar / terlindung dari ajaran-ajaran sesat tentang Allah Tritunggal.

II) Istilah ‘hakekat’ dan ‘pribadi’.

Mengapa digunakan istilah-istilah seperti person (= pribadi) dan essence (= hakekat), padahal istilah-istilah tersebut tidak ada dalam Kitab Suci?

Calvin (pada waktu ia berbicara tentang Allah Tritunggal dalam Yoh 1:1-2) menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

"And yet the ancient writers of the Church were excusable, when, finding that they could not in any other way maintain sound and pure doctrine in opposition to the

Page 3: DOKTRIN ALLAH.docx

perplexed and ambiguous phraseology of the heretics, they were compelled to invent some words, which after all had no other meaning than what is taught in the Scriptures. They said that there are three Hypostases, or Subsistences, or Persons, in the one and simple essence of God" (= dan penulis-penulis kuno dari gereja bisa dibenarkan, karena pada waktu mereka melihat bahwa tidak ada jalan lain untuk mempertahankan doktrin yang sehat dan murni untuk menentang penyusunan kata yang membingungkan dan berarti dua dari orang-orang sesat, maka mereka terpaksa menciptakan beberapa kata-kata, yang sebetulnya tidak mempunyai arti lain dari pada apa yang diajarkan dalam Kitab Suci. Mereka berkata bahwa ada tiga pribadi dalam hakekat Allah yang satu dan sederhana).

Herman Bavinck (‘Our Reasonable Faith’, p 322) mengatakan sebagai berikut:

"It is of course self-evident that this confession of Nicea and Chalcedon may not lay claim to infallibility. The terms of which the church and its theology make use, such as person, nature, unity of substance, and the like, are not found in Scripture, but are the product of reflection which Christianity gradually had to devote to this mystery of salvation. The church was compelled to do this reflecting by the heresies which loomed up on all sides, both within the church and outside of it. All those expressions and statements which are employed in the confession of the church and in the language of theology are not designed to explain the mystery which in this matter confronts it, but rather to maintain it pure and unviolated over against those who would weaken or deny it" (= Jelaslah bahwa pengakuan iman Nicea dan Chalcedon tidak bisa dianggap infallible / tak bisa salah. Istilah-istilah yang digunakan oleh gereja dan theologinya, seperti pribadi, hakekat, kesatuan hakekat / zat, dan sebagainya, tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi merupakan hasil pemikiran yang secara bertahap / perlahan-lahan harus diberikan oleh kekristenan kepada misteri tentang keselamatan ini. Gereja dipaksa untuk melakukan pemikiran ini oleh bidat-bidat yang muncul dan mengancam dari semua sisi, baik di dalam maupun di luar gereja. Semua istilah dan pernyataan yang digunakan dalam pengakuan iman gereja dan dalam bahasa theologia, tidak dimaksudkan untuk menjelaskan misteri yang dihadapi, tetapi untuk menjaganya supaya tetap murni dan tak terganggu dari mereka yang ingin melemahkan atau menyangkalnya).

Bavinck melanjutkan lagi:

"There have been many, and there still are many, who look down upon the doctrine of the two natures from a lofty vantage point, and try to supplant it by other words and phrases. What differences does it really make, they begin by saying, whether we agree with this doctrine or not? What matters is that we ourselves possess the person of Christ, He who stands high and exalted above this awkward confession. But before long these same persons begin introducing words and terms themselves in order to describe the person of Christ whom they accept. ... And then history has taught that the terms of the attackers of the Doctrine of the Two Natures are far poorer in worth and force, and that they often, indeed, involve doing injustice to the incarnation as Scripture explains it to us" (= pernah ada banyak orang, dan sampai sekarang masih

Page 4: DOKTRIN ALLAH.docx

ada banyak orang, yang dari tempat yang tinggi dan menguntungkan, meremehkan / memandang rendah doktrin tentang 2 hakekat ini, dan mencoba untuk menggantinya dengan kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang lain. Mereka memulainya dengan berkata: apa bedanya apakah kami menyetujui doktrin ini atau tidak? Yang penting adalah bahwa kami memiliki pribadi Kristus, yang berdiri jauh di atas pengakuan yang aneh ini. Tetapi sebentar lagi, orang-orang ini sendiri mulai memperkenalkan kata-kata dan istilah-istilah untuk menggambarkan pribadi Kristus yang mereka terima. ... Dan sejarah telah mengajar bahwa istilah-istilah dari para penyerang doktrin tentang 2 hakekat ini, jauh lebih jelek dalam nilainya dan kekuatannya, dan bahwa mereka bahkan sering terlibat dalam perlakuan yang tidak benar terhadap inkarnasi seperti yang dijelaskan oleh Kitab Suci kepada kita).

Apa yang dikatakan Herman Bavinck ini memang tepat. Orang yang menolak istilah ‘pribadi’ dan ‘hakekat’ biasanya lalu menciptakan istilah sendiri yang ternyata jauh lebih jelek dari istilah ‘pribadi’ dan ‘hakekat’ ini.

Contoh:

Pdt. Yohanes Bambang dari GKI dalam buku sesatnya yang berjudul ‘Tuhan ajarlah aku’ berkata sebagai berikut: "Jadi karena hakikat Alkitab berfungsi sebagai pewartaan iman maka dalam kesaksiannya tidak pernah berspekulasi juga mengenai masalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Tertullianus. Alkitab tidak pernah membuat hipotesa tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus dengan kategori-kategori ‘UNA SUBSTANTIA, TRES PERSONAE’ (satu zat yang memiliki tiga pribadi). Cara berpikir Tertullianus adalah cara berpikir yang filsafati ketimbang cara berpikir teologis-alkitabiah. Bila demikian, identitas Roh Kudus bukan dalam pengertian ZAT ILAHI yang memiliki kepribadian sendiri. Alkitab tidak pernah mengenal atau mempergunakan istilah dan pengertian ZAT ILAHI" (hal 131).

Jadi, Pdt. Yohanes Bambang menolak ajaran Tertullian ini tentang satu hakekat dan tiga pribadi ini dengan alasan bahwa istilah ‘zat ilahi’ itu tidak ada dalam Kitab Suci. Tetapi anehnya, dalam buku yang sama:

di hal 109 ia berkata: "Secara matematis memang berjumlah tiga. Tetapi dari penghayatan iman dan materi Allah: ketigaNya adalah YANG TUNG-GAL".

di hal 110 ia berkata: "Jadi Allah dan Yesus adalah satu, tapi bukan satu dalam arti matematis, juga bukan dalam arti satu zat. Allah dan Yesus adalah satu dalam ciri hakiki ilahi dan karya (pekerjaan)Nya".

di hal 135 ia berkata: "... sehingga dalam diri Yesus Kristus nampak seluruh ciri hakiki Allah sendiri".

Yang ingin saya tanyakan adalah: dari mana ia mendapatkan istilah ‘ciri hakiki Allah / ilahi’ dan ‘materi’ itu? Apakah istilah itu ada dalam Kitab Suci? Kalau tidak ada, mengapa ia mau menggunakannya tetapi pada saat yang sama menolak penggunaan

Page 5: DOKTRIN ALLAH.docx

istilah ‘zat ilahi’, karena tidak ada dalam Kitab Suci? Bukankah semua ini menunjukkan ketidak-konsekwenannya?

III) Dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal.

A) Kitab Suci menunjukkan ketunggalan Allah.

1) Ayat-ayat Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Allah itu satu (Ul 6:4 1Kor 8:4 1Tim 2:5 Yak 2:19).

2) Penggunaan kata-kata bentuk tunggal untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah:

a) Penggunaan kata ganti orang bentuk tunggal.

Contoh:

o        kalau Allah berbicara tentang diriNya sendiri, maka pada umumnya Ia menggunakan kata ’Aku’ (bahasa Inggris: ‘I’).

o        kalau orang lain berbicara tentang Allah, maka pada umumnya digunakan kata ‘Dia’ (bahasa Inggris: ‘He’).

o        kalau orang berbicara kepada Allah, maka pada umumnya digunakan kata ‘Engkau’ (bahasa Inggris: ‘You’). Dalam bahasa Yunani maupun Ibraninya terlihat bahwa yang digunakan adalah ‘You’ dalam bentuk tunggal.

b) Penggunaan kata kerja bentuk tunggal.

Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata ‘menciptakan’ dalam Kej 1:1 adalah kata kerja bentuk tunggal.

c) Penggunaan kata sifat bentuk tunggal.

Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata-kata ‘baik’ dan ‘benar’ dalam Maz 25:8 adalah kata sifat bentuk tunggal.

3) Allah mempunyai sifat self-existent, dan sifat ini tidak memungkinkan adanya lebih dari satu makhluk seperti Dia.

a) Sifat self-existent (= ada dengan sendirinya / ada dari dirinya sendiri) dari Allah, jelas merupakan ajaran dalam Kitab Suci, karena Kitab Suci menunjukkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah (Kej 1:1-31 Yoh 1:3,10), tetapi Kitab Suci tidak pernah menceritakan tentang terjadinya Allah, dan ini menunjukkan

Page 6: DOKTRIN ALLAH.docx

bahwa Allah sendiri tidak pernah diciptakan / dijadikan oleh siapapun / apapun juga.

b) Sifat self-existent ini mempunyai 2 perwujudan:

o        Allah adalah makhluk yang independent (= bebas / tak tergantung) secara mutlak.

o        diriNya / keberadaanNya / hidupNya independent (Yoh 5:26).

o        pikiranNya / rencanaNya / kehendakNya / tindakanNya independent (Ro 11:33-34 9:10-24 Daniel 4:35 Ef 1:5 Maz 115:3 1Yoh 5:14).

o        Segala sesuatu ada hanya melalui Dia, dan Ia membuat segala sesuatu tergantung kepada Dia (Neh 9:6 Maz 104:27-30 Yoh 1:3 Kis 17:28 Ibr 1:3 1Tim 6:13a).

c) Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa tidak mungkin ada lebih dari satu makhluk yang seperti itu! Karena tidak mungkin bisa ada 2 makhluk yang sama-sama tidak tergantung apapun / siapapun, dan yang membuat segala sesuatu tergantung dirinya.

B) Kitab Suci menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Catatan: Perhatikan bahwa saya tidak menyebut adanya ‘banyak Allah’, tetapi adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’. Jadi, saya tetap percaya pada ketunggalan / keesaan Allah, tetapi dalam keesaanNya itu terdapat suatu kejamakan tertentu.

1) Dalam Perjanjian Lama.

a) Penggunaan kata ‘ELOHIM’ untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural.

Ada 2 hal yang ingin saya bahas di sini:

1. Dalam membahas tentang kata ELOHIM ini, Pdt. Stephen Tong dalam seminar dan bukunya berkata bahwa dalam bahasa Ibrani ada bentuk singular (= tunggal), bentuk dual (= ganda / dobel), dan bentuk plural (= jamak). Dan ia lalu berkata, bahwa penggunaan bentuk singular berarti kita membicarakan hanya satu, bentuk dual berarti kita membicarakan dua, sedangkan bentuk plural berarti kita membicarakan tiga atau lebih. Istilah ELOHIM tidak ada dalam bentuk singular, tidak di dalam bentuk dual, tetapi ada dalam plural, dan ini menunjukkan tiga atau

Page 7: DOKTRIN ALLAH.docx

lebih (dalam hal ini tentu ia memilih tiga, bukan lebih dari tiga) - Stephen Tong, ‘Allah Tritunggal’, hal 28.

Pembahasan ini boleh jadi menarik tetapi sangat salah! Mengapa? Karena penjelasan ini tidak sesuai dengan grama-tika bahasa Ibrani. Perlu diketahui bahwa dalam bahasa Ibrani:

o        tidak ada kata benda yang mempunyai bentuk singular, dual dan plural. Kalau kata benda mempunyai bentuk singular dan dual, maka kata itu tidak mempunyai bentuk plural, dan kalau kata benda itu mempunyai bentuk singular dan plural, maka kata itu tidak mempunyai bentuk dual.

o        bentuk dual adalah bentuk plural dari kata benda yang biasanya ada dalam bentuk ganda / dobel, seperti tangan, kaki, telinga, dada, mata, dsb. Karena itu, kalau kita ingin mengatakan ‘tiga tangan’, maka kita tetap menggunakan bentuk dual, bukan bentuk plural, karena kata ‘tangan’ tidak mempunyai bentuk plural!

o        sebaliknya kalau kita mengatakan ‘dua meja’, maka kita tetap menggunakan bentuk plural, bukan bentuk dual, karena kata ‘meja’ tidak mempunyai bentuk dual. Demikian juga kalau kita mau berkata ‘dua allah’, maka kita tetap harus menggunakan bentuk plural ELOHIM, karena kata itu memang tidak mempu-nyai bentuk dual.

Kesimpulan: tidak beralasan untuk mengatakan bahwa bentuk plural ELOHIM berarti tiga atau lebih!

2. Kata ‘ELOHIM’ mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu ‘ELOAH’ yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3.

Tetapi dalam Perjanjian Lama kata ‘ELOAH’ hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata ‘ELOHIM’ sekitar 2500 x. Penggunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak, mengapa tidak digu-nakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELO-HIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH?

Page 8: DOKTRIN ALLAH.docx

Dalam persoalan ini, buku dari sekte Saksi Yehovah yang ber-judul ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’ membe-rikan suatu serangan yang bagus, yang saya kutip di bawah ini:

"‘ELOHIM’ bukan berarti ‘pribadi-pribadi’, melainkan ‘allah-allah’. Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal" (hal 13).

Untuk menjawab serangan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

o        ELOHIM tidak boleh diartikan ‘Allah-Allah’, karena ini akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELO-AH. Sedangkan ELOAH tidak boleh diartikan ‘Allah yang satu secara mutlak’, karena akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM. Jadi untuk meng-harmoniskan ayat-ayat yang menggunakan ELOAH dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM, haruslah diartikan bahwa Allah itu tunggal dalam hakekatNya, tetapi jamak dalam pribadiNya.

o        Allah itu begitu besar, ajaib, dan ada diluar jangkauan akal manusia. Karena itu jelaslah bahwa tidak ada bahasa manu-sia (termasuk bahasa Ibrani), yang bisa menggambarkan Allah dengan sempurna. Tata bahasa dan kata-kata dari bahasa Ibrani (atau bahasa lain apapun) tidak bisa meng-gambarkan bahwa Allah itu satu hakekat tetapi tiga pribadi. Kalau selalu digunakan kata bentuk tunggal (ELOAH), maka akan menunjuk pada Allah yang tunggal secara mutlak. Sedangkan kalau selalu digunakan bentuk jamak (ELOHIM), maka akan menunjuk pada banyak Allah. Karena itu maka ayat-ayat tertentu menggunakan ELOAH dan ayat-ayat ter-tentu menggunakan ELOHIM.

b) Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungan-nya dengan Allah:

o        Kata ganti orang bentuk jamak.

Contoh: Kej 1:26 3:22 11:7.

Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’ dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia

Page 9: DOKTRIN ALLAH.docx

berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa ‘Kita’ itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa:

o        manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.

o        Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama menciptakan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah co-creator (= rekan pencipta).

Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8 yang dalam versi NASB menterjemahkan: "Whom shall I send and who will go for Us?" (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).

Catatan: Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan!

o        Kata kerja dalam bentuk jamak.

Contoh:

o        Kej 20:13 - kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        Kej 35:7 - kata ‘menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        2Sam 7:23 - kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        Maz 58:12 - kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi participle).

Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa.

o        Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam:

Page 10: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Pengkhotbah 12:1 - kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta).

o        Maz 149:2 - kata-kata ‘yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak.

o        Yos 24:19 - dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal.

Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.

c) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu de-ngan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari satu Allah).

o        Maz 45:7-8.

Karena dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya, mari kita lihat terjemahan NASB di bawah ini.

Psalm 45:6-7 (NASB): "Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee" (= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau).

Bandingkan dengan Ibr 1:8-9.

o        Maz 110:1.

Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini.

Psalm 110:1 (NASB): "The LORD says to my Lord ..." (= TUHAN berkata kepada Tuhanku).

Bandingkan dengan Mat 22:44-45.

o        Hos 1:7 (NASB): "But I will have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman" (= Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka,

Page 11: DOKTRIN ALLAH.docx

dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penunggang kuda).

o        Kej 19:24 - "Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit".

o        Amsal 8 berbicara tentang ‘hikmat Allah’. Kalau dilihat dari istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God (= hikmat dari / milik Allah)], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak sama dengan Allah.

Tetapi Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24 - "Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah").

o        Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16 Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22).

Sama seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka istilah ‘Malaikat TUHAN’ ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah.

Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TUHAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri.

Contoh:

o        dalam Kej 16:7 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.

o        dalam Kej 16:13 - disebut sebagai TUHAN sendiri.

o        dalam Kej 22:11 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.

o        dalam Kej 22:12 - disebut sebagai Allah sendiri.

Juga, dalam Kel 23:20-23, malaikat TUHAN ini mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.

Page 12: DOKTRIN ALLAH.docx

Semua ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri.

d) Penggunaan nama ‘TUHAN’ (YAHWEH / YEHOVAH) 3 x berturut-turut dalam Bil 6:24-26 dan sebutan ‘kudus’ bagi Allah 3 x berturut-turut dalam Yes 6:3.

Tidak anehkah bahwa ayat-ayat itu menyebutkan ‘TUHAN’ dan ‘kudus’ sebanyak 3 kali? Mengapa tidak 2 kali, atau 5 kali, atau 7 kali? Jelas karena ada hubungannya dengan Allah Tritunggal!

e) Kata ‘esa / satu’ yang digunakan dalam Ul 6:4, dalam bahasa Ibraninya adalah ECHAD.

Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata ECHAD ini berarti ‘satu yang mutlak’ dan tidak mengandung kejamakan.

Untuk itu perhatikan kutipan dari buku mereka yang berjudul ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’,hal 13, di bawah ini:

"Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem Bible (NJB) Katolik berbunyi: ‘Dengarlah Israel: Yahweh Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh’. Dalam tatabahasa dari ayat itu kata ‘esa’ tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi".

Tetapi pandangan Saksi Yehovah ini justru salah, dan mereka mendukung kesalahannya itu dengan mengutip suatu versi Alkitab yang justru salah terjemahan! (Catatan: taktik menggunakan versi Kitab Suci yang terjemahannya salah sehingga sesuai dengan pandangan mereka adalah taktik yang sering sekali dipakai oleh orang-orang Saksi Yehovah).

Bahwa kata ECHAD ini sering berarti ‘satu gabungan / a compound one’, bukan ‘satu yang mutlak / an absolute one’, bisa terlihat dari contoh-contoh di bawah ini:

o        Kej 1:5 - gabungan dari petang dan pagi membentuk satu (ECHAD) hari.

o        Kej 2:24 - Adam dan Hawa menjadi satu (ECHAD) daging.

o        Ezra 2:64 - seluruh jemaat itu satu (ECHAD) tapi terdiri dari banyak orang (Catatan: ini hanya bisa terlihat dalam bahasa Ibraninya).

Page 13: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Yeh 37:17 - dua papan digabung menjadi satu (ECHAD) papan.

Sebetulnya ada sebuah kata lain dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘satu yang mutlak’ atau ‘satu-satunya’. Kata itu adalah YACHID. Contoh: Kej 22:2,16.

Kalau Musa memang mau menekankan tentang ‘kesatuan yang mutlak’ dari Allah dan bukannya ‘kesatuan gabungan’ (a compound unity), maka dalam Ul 6:4 itu ia pasti menggunakan kata YACHID dan bukannya ECHAD. Tetapi ternyata Musa menggunakan kata ECHAD, dan ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak satu secara mutlak, tetapi ada kejamakan dalam diri Allah.

f) Pdt Stephen Tong dalam seminar dan buku ‘Allah Tritunggal’ (hal 82), menggunakan Kej 1:1-3 sebagai dasar dari Tritunggal, karena dalam Kej 1:1 ada ‘Allah’ (Bapa), dalam Kej 1:2 ada ‘Roh Allah’ (Roh Kudus), dan dalam Kej 1:3 ada kata ‘berfirmanlah’ dan kata ‘firman’ ini diartikan sebagai Yesus (bdk. Yoh 1:1,14).

Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran ini, karena saya ber-pendapat bahwa sekalipun kata ‘Firman’ dalam Yoh 1:1,14 menun-juk kepada Yesus, tetapi tidak setiap kata ‘firman’ dalam Kitab Suci menunjuk kepada Yesus. Biasanya kata ‘firman’ menunjuk kepada ‘kata-kata Allah’, termasuk dalam Kej 1:3.

Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari berhubung dengan sebutan ‘Firman’ bagi Yesus:

o        Kata ‘Firman’ hanya menunjuk kepada Yesus dalam Yoh 1:1,14 1Yoh 1:1 Wah 19:13 (Catatan: ada yang berpendapat bahwa Luk 1:2 juga termasuk, tetapi saya tidak sependapat dengan ini). Dalam bagian-bagian Kitab Suci yang lain, kata ‘Firman’ menunjuk pada ‘kata-kata Allah’, dan tidak menunjuk kepada Yesus!

o        Mengapa Yesus disebut ‘Firman / Word’?

o        karena ‘Word / Kata’ berfungsi untuk menyatakan diri kita, pikiran kita, kehendak kita, dan apa yang ada dalam diri kita kepada orang lain. Yesus disebut ‘Word / Kata’, karena Ia menyatakan Allah, pikiran Allah, kehendak Allah kepada kita (bdk. ay 18 Mat 11:27 Ibr 1:1).

o        karena Yesus merupakan subyek utama dalam Kitab Suci, yang merupakan Firman yang tertulis.

Page 14: DOKTRIN ALLAH.docx

2) Dalam Perjanjian Baru.

Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang lebih jelas tentang pri-badi-pribadi yang berbeda dalam diri Allah.

a) Kalau dalam Perjanjian Lama YAHWEH / YEHOVAH disebut seba-gai Penebus dan Juruselamat (Maz 19:15 78:35 Yes 43:3,11,14 47:4 49:7,26 60:16), maka dalam Perjanjian Baru, Anak Allah / Yesuslah yang disebut demikian (Mat 1:21 Luk 1:76-79 Luk 2:11 Yoh 4:42 Gal 3:13 4:5 Tit 2:13).

b) Kalau dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa YAHWEH / YEHOVAH tinggal di antara bangsa Israel dan di dalam hati orang-orang yang takut akan Dia (Maz 74:2 Maz 135:21 Yes 8:18 Yes 57:15 Yeh 43:7,9 Yoel 3:17,21 Zakh 2:10-11), maka dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Roh Kuduslah yang mendiami Gereja / orang percaya (Kis 2:4 Ro 8:9,11 1Kor 3:16 Gal 4:6 Ef 2:22 Yak 4:5).

c) Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang jelas tentang Allah yang mengutus AnakNya ke dalam dunia (Yoh 3:16 Gal 4:4 Ibr 1:6 1Yoh 4:9), dan tentang Bapa dan Anak yang mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26 15:26 16:7 Gal 4:6).

d) Dalam Perjanjian Baru kita melihat Bapa berbicara kepada Anak (Mark 1:11) dan Anak berbicara kepada Bapa (Mat 11:25-26 26:39 Yoh 11:41 12:27) dan Roh Kudus berdoa kepada Allah dalam hati orang percaya (Ro 8:26).

e) Dalam Perjanjian Baru kita melihat ketiga pribadi dalam diri Allah disebut dalam satu bagian Kitab Suci (Mat 3:16-17 Mat 28:19 1Kor 12:4-6 2Kor 13:13 1Pet 1:2 Wah 1:4-5).

Untuk ini ada komentar / serangan dari orang Saksi Yehovah dalam buku ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’:

o        "Apakah ayat-ayat ini menyatakan bahwa Allah, Kristus, dan roh kudus membentuk suatu Keilahian Tritunggal, bahwa ketiganya sama dalam bentuk, kekuasaan, dan kekekalan? Tidak, tidak demikian, sama halnya menyebutkan tiga orang, seperti Amir, Budi dan Bambang, tidak berarti bahwa mereka tiga dalam satu" (hal 23).

o        "Ketika Yesus dibaptis, Allah, Yesus, dan roh kudus juga disebutkan dalam konteks yang sama. Yesus ‘melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya’ (Matius 3:16).

Page 15: DOKTRIN ALLAH.docx

Tetapi, ini tidak berarti bahwa ketiganya adalah satu. Abraham, Ishak, dan Yakub banyak kali disebutkan bersama-sama, tetapi hal itu tidak membuat mereka menjadi satu. Petrus, Yakobus dan Yohanes disebutkan bersama-sama, tetapi itu tidak membuat mereka menjadi satu juga" (hal 23).

Kita bisa menjawab serangan ini dengan berkata:

o        Jelas bahwa doktrin Allah Tritunggal tidak bisa didapatkan selu-ruhnya hanya dari ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat itu hanyalah salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal, sehingga kalau kita hanya menyoroti ayat-ayat itu saja, maka mungkin sekali memang tidak bisa dihasilkan doktrin Allah Tritunggal!

o        Memang adanya tiga nama yang disebutkan bersama-sama tidak membuktikan bahwa mereka itu satu. Bahkan tidak selalu membuktikan / menunjukkan bahwa mereka setingkat. Tetapi kadang-kadang hal itu memang bisa menunjukkan bahwa mereka itu setingkat. Itu tergantung dari kontexnya; dan karena itu harus dipertanyakan: dalam situasi dan keadaan apa ketiga orang itu disebutkan bersama-sama?

Dalam ayat-ayat di atas, Bapa, Anak, dan Roh Kudus disebutkan dalam kontex yang sakral, seperti formula baptisan (Mat 28:19), berkat kepada gereja Korintus (2Kor 13:13), baptisan Yesus (Mat 3:16-17), dsb. Karena itu ayat-ayat itu bisa dipakai sebagai dasar untuk menunjukkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat.

o        Dalam Mat 28:19 dikatakan ‘dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus’.

Sesuatu yang menarik adalah: sekalipun disini disebutkan 3 buah nama, tetapi kata ‘nama’ itu ada dalam bentuk tunggal, bukan bentuk jamak! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name, bukan names. Karena itu ayat ini bukan hanya menun-jukkan bahwa ketiga Pribadi itu setingkat, tetapi juga menun-jukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu!

Catatan:

Ada satu ayat Kitab Suci / Perjanjian Baru yang berbicara tentang kesatuan dari tiga pribadi Allah itu, yaitu 1Yoh 5:7-8 yang berbunyi: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa,

Page 16: DOKTRIN ALLAH.docx

Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu".

Tetapi perlu diketahui bahwa ayat ini, pada bagian yang ada dalam tanda kurung, sangat diragukan keasliannya dan dianggap sebagai suatu penambahan pada text asli Kitab Suci. Persoalannya, ada banyak manuscript yang tidak mempunyai bagian ini. Dan manuscript-manuscript yang mempunyai bagian ini hanyalah manuscript-manuscript yang kurang bisa dipercaya. Karena itu, dalam beberapa Kitab Suci Bahasa Inggris, seperti NIV dan NASB, bagian ini bahkan dihapuskan dari text Kitab Suci dan hanya diletakkan pada footnote (= catatan kaki).

Dalam berdebat / berdiskusi dengan orang-orang Saksi Yehovah ten-tang Allah Tritunggal, jangan menggunakan bagian ini sebagai dasar dari Allah Tritunggal, karena:

o Pada umumnya orang-orang Saksi Yehovah, yang terkenal ‘ahli’ dalam hal menyerang doktrin Allah Tritunggal, mengetahui bahwa ayat itu sangat diragukan keasliannya. Jadi kalau saudara meng-gunakan ayat itu, itu bisa justru menjadi bumerang bagi saudara!

o Tidak fair bagi kita untuk menggunakan ayat yang kita tahu ke-tidak-orisinilannya.

o Dalam perang melawan setan, Firman Tuhan adalah senjata (pedang Roh) bagi kita (Ef 6:17). Kalau bagian ini sebetulnya tidak termasuk dalam Kitab Suci, maka itu berarti bahwa bagian itu juga bukan merupakan Firman Tuhan, dan karenanya tidak cocok untuk kita gunakan sebagai senjata.

o Ada cukup banyak dasar Kitab Suci yang lain yang mendukung doktrin Allah Tritunggal.

3) Keilahian Yesus dan Roh Kudus.

Bukti-bukti keilahian Yesus:

a) Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian (Yes 9:5 Yoh 1:1 Roma 9:5 Fil 2:5b-7 Titus 2:13 Ibr 1:8 2Pet 1:1 1Yoh 5:20).

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

1. Yoh 1:1.

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) disini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Allah’.

Page 17: DOKTRIN ALLAH.docx

Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

Tetapi orang-orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata ‘God / Allah’ yang ditujukan kepada Yesus dalam Yoh 1:1 ini tidak mempunyai definite article / kata sandang (bahasa Inggris: ‘the’) dan karena itu harus diartikan bahwa Yesus adalah ‘allah kecil’ yang lebih rendah dari YEHOVAH, yang adalah Allah yang sesungguhnya.

Terhadap penafsiran orang-orang Saksi Yehovah ini perlu kita tunjukkan bahwa dalam Tit 2:13 dan Ibr 1:8 kata ‘Allah’ yang ditujukan kepada Yesus dalam bahasa Yunaninya mengguna-kan definite article / kata sandang.

2. Tit 2:13 (NIV): ‘while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ’ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

Jadi terlihat dengan jelas bahwa disini Yesus Kristus disebut dengan sebutan ‘our great God and Savior’ (= Allah kita yang besar dan Juruselamat kita).

3. Fil 2:6-7 berbunyi sebagai berikut: "... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia".

Sebetulnya istilah ‘dalam rupa Allah’ dan ‘kesetaraan dengan Allah’ sudah secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi disini akan dijelaskan hal-hal lain sehingga ayat ini menjadi dasar yang lebih kuat lagi bagi keilahian Kristus.

o        Kata-kata ‘walaupun dalam rupa Allah’ dalam Fil 2:6 diterjemahkan ‘being in the form of God’ oleh KJV.

Kata ‘being’ itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tak bisa berubah (‘It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed’).

Page 18: DOKTRIN ALLAH.docx

Ketidak-bisa-berubahan ini ditunjukkan oleh bentuk present participle dari kata HUPARCHON tersebut. Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (= past / lampau) pada kata-kata setelahnya, dan ini menunjuk pada ‘continuance of being’ (= keberadaan yang terus-menerus).

Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu ‘being in the form of God’, maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa berubah.

Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28 Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan Ia tidak sempurna!

o        Juga kalau ay 7 yang mengatakan ‘mengambil rupa seorang hamba’ diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka konsekwensinya, ay 6 yang mengatakan bahwa Yesus ada ‘dalam rupa Allah’ haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah.

o        Disamping itu kata ‘rupa’ dalam ay 6 itu (KJV: form) dalam bahasa Yunaninya adalah MORPHE, dan seorang penafsir mengatakan bahwa kata MORPHE ini adalah "not a mere external resemblance, but a deep, real, inner conformity" (= bukan semata-mata suatu kemiripan lahiriah / luar, tetapi suatu persesuaian / kecocokan di dalam yang mendalam dan sungguh-sungguh).

4.  2Pet 1:1 (NASB): "... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ" (= oleh kebenaran Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

b) Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes 9:5 Yer 23:5-6 Yer 33:14-16 Mat 1:23 2Tim 1:10 Ibr 1:8,10).

1. Yes 9:5 jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat itu Ia disebut sebagai ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR).

Tetapi orang-orang Saksi Yehovah menyerang ayat ini dengan berkata bahwa Kristus hanya disebut ‘Allah yang perkasa’, sedangkan YAHWEH / YEHOVAH disebut sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ (Ibrani: EL SHADDAI) seperti dalam Kel 17:1.

Page 19: DOKTRIN ALLAH.docx

Untuk menjawab serangan ini kita bisa melihat Yes 10:21 yang menyebut Allah / YAHWEH / YEHOVAH dengan sebutan ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR).

2. Yer 23:5-6 dan Yer 33:14-16 juga jelas merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH. Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang Saksi Yehovah karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH.

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci kata Ibrani ‘ADONAI’ (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan kata Ibrani ‘EL / ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau kata Yunani THEOS, bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16 Kel 7:1 Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim-hakim 16:23-24 1Raja-raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6). Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk siapapun / apapun selain Allah! Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu pasti menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

3. Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah ‘God with us’ (= Allah dengan kita).

4. Dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus / Penolong’ ditujukan kepada Allah (Yes 43:3,11 Yes 45:15 Yer 14:8 Hos 13:4), tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10 Tit 1:4 Tit 2:13 Tit 3:6 2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18).

5. Dalam Ibr 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan ‘Allah’ dan ‘Tuhan’.

c) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:

1. Kekal (Mikha 5:1b Yoh 1:1 Yoh 8:58 Yoh 10:10 Yoh 17:5 Ibr 1:11-12 Wah 1:8,17-18 Wah 22:13).

Page 20: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Mikha 5:1b, yang jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan ‘yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala’.

o        Yoh 1:1 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada ‘pada mulanya’.

o        Yoh 8:58 mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kristus lahir.

o        Yoh 10:10, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain, mengatakan bahwa Yesus ‘datang’. Ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan ‘dilahirkan’ tetapi ‘datang’, karena ‘datang’ menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.

o        Yoh 17:5 mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.

o        Ibr 1:11-12.

Perhatikan kata-kata ‘semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan’.

Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata ‘dan’ pada awal Ibr 1:10), dan Ibr 1:8 berkata ‘tentang Anak’.

o        Wah 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai Alfa dan Omega (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah 1:17 dan Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang Awal dan Yang Akhir’, dan Wah 22:13 juga mengata-kan bahwa Yesus adalah ‘Yang pertama dan Yang terkemu-dian’, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia hidup sampai selama-lamanya.

2. Suci / tak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).

3. Mahakuasa.

Mujijat-mujijat yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi makan

Page 21: DOKTRIN ALLAH.docx

5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan kemahakuasaannya.

Memang nabi-nabi dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa perbedaan:

o        Tak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa (Yoh 5:21).

o        Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh 10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan mujijat.

o        Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan (Yoh 15:24).

4. Mahatahu (Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh 6:64).

5. Mahaada.

o        Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa. Ini dinyatakan oleh bentuk present tense. Yoh 1:18 (NIV): "... but God the only Son, who is at the Father’s side ...".

o        Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b. Dengan adanya janji seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!

6. Tidak berubah (Ibr 13:8).

d) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

1. Penciptaan (Yoh 1:3,10 Kol 1:16 Ibr 1:2,10).

2. Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).

Page 22: DOKTRIN ALLAH.docx

3. Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).

4. Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).

5. Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).

Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?

o        Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak.

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?

o        Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti:

         banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

         tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12 dan Kel 22:1).

o        tingkat pengetahuannya.

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

o        kesengajaannya.

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).

Page 23: DOKTRIN ALLAH.docx

o        pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b).

o        apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk meng-obati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 35:19 Maz 69:5 Maz 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.

o        Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

         banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

         jenis perbuatan baik yang dilakukan.

         besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuat-an baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).

         motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha

Page 24: DOKTRIN ALLAH.docx

bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

e) Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:

1. Penghormatan (Yoh 5:23).

2. Kepercayaan (Yoh 14:1).

3. Pengharapan (1Kor 15:19).

4. Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal (Mat 28:19 2Kor 13:13).

f) KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat seperti Yoh 10:30 dan Yoh 14:7-11, jelas menunjukkan keilahian Yesus.

g) Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23 Mat 26:63-64).

Catatan: pengakuan sebagai Anak Allah, tidak perlu dibedakan dengan pengakuan sebagai Allah. Untuk itu lihat Yoh 5:18 yang berbunyi: "Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah".

Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!

Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:

 

Yesus = Allah / Anak Allah

Page 25: DOKTRIN ALLAH.docx

 

Tidak benar Benar

 

Tahu Tidak tahu

 

Pendusta Orang gila Allah / Anak Allah

Orang tolol

 

Keterangan:

Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu. Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR. Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa penga-kuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengaku-anNya tidak benar. Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu dusta). Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia sendiri katakan.

Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.

Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:

o        Yesus adalah pendusta / orang tolol.

o        Yesus adalah orang gila.

o        Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah.

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

C.S. Lewis berkata:

Page 26: DOKTRIN ALLAH.docx

"A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse" (= seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).

h) Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus (Mat 8:28-32).

i) Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.

Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus.

Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33 Mat 28:9,17 Yoh 9:38 Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).

Perhatikan juga bahwa:

o        rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18).

o        malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sem-bah itu kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).

o        Herodes dihukum mati oleh Tuhan karena menerima penghormatan ilahi (Kis 12:20-23).

Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?

Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:

a) Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).

Contoh:

Page 27: DOKTRIN ALLAH.docx

1. Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:

Yes 6:8-10 - "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. Kemudian firman-Nya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’".

Kis 28:25-27 - "Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’".

Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampaikan oleh Roh Kudus’ dengan per-antaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!

2. Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:

Ibr 3:7-11 - "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji

Page 28: DOKTRIN ALLAH.docx

Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’".

Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Kudus’.

Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:

"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’".

Jadi disini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!

3. Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.

Ibr 10:15-17 - "Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’"

Yer 31:33-34 - "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan tidak

Page 29: DOKTRIN ALLAH.docx

usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka".

Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bah-wa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).

Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengam-puni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan per-janjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengam-puni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.

Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan ‘tidak mengingat dosa’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempu-nyai kuasa untuk mengampuni dosa.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!

4. Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:

"Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencana-kan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’".

Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam

Page 30: DOKTRIN ALLAH.docx

Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!

5. Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seha-rusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.

Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!

6. Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TU-HAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ dalam Yes 40:14.

b) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:

1. Kekal (Ibr 9:14).

2. Mahaada (Maz 139:7-10).

3. Mahatahu (1Kor 2:10-11 Yes 40:13).

1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu!

4. Mahakuasa (Mat 12:28).

5. Suci.

Ini terlihat dari sebutan ‘kudus’, dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.

Page 31: DOKTRIN ALLAH.docx

c) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

1. Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4).

2. Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5).

3. Membangkitkan Yesus (Ro 8:11).

d) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.

Perlu saudara ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).

Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.

Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!

Bahwa Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah, sebagaimana Bapa adalah Allah, jelas menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.

Kesimpulan:

Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah dan juga ada ayat-ayat yang menunjukkan ‘kejamakan Allah’. Inilah yang menye-babkan munculnya doktrin Allah Tritunggal, yang merupakan satu-satunya jalan untuk mengharmoniskan kedua grup ayat tersebut.

Sekarang, bagi kita hanya ada 2 pilihan:

a) Menerima doktrin Allah Tritunggal yang mengharmoniskan kedua golongan ayat tersebut.

b) Menolak doktrin Allah Tritunggal, dan ini berarti kita harus menghadapi kontradiksi yang tidak mungkin bisa diharmoniskan dalam Kitab Suci!

Page 32: DOKTRIN ALLAH.docx

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

IV) Ajaran-ajaran sesat tentang Allah Tritunggal.

1) Monarchianism.

a) Dynamic Monarchianism.

Mengajarkan bahwa Kristus hanyalah manusia biasa yang diberi kuasa illahi dan diangkat ke posisi illahi. Jadi, Ia mengalami kemajuan dari manusia biasa menjadi ‘semacam Allah’. Pandangan ini juga disebut Adoptionism. Tentang Roh Kudus mereka berpendapat bahwa Ia hanyalah suatu pengaruh illahi.

b) Modalistic monarchianism (Sabellianism).

Mengajarkan bahwa di dalam diri Allah tidak ada perbedaan-perbedaan. Allah bukannya mempunyai 3 pribadi yang berbeda, tetapi 3 perwujudan.

Dalam penciptaan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, dalam penebusan sebagai Anak, dan dalam pengudusan sebagai Roh Kudus.

Mereka membuang kemanusiaan Tuhan Yesus dengan berkata bahwa di dalam Kristus, Allah Bapa sendiri telah berinkarnasi sebagai Anak dan menderita. Karena itu pandangan ini juga disebut Patripassianism.

2) Arianism.

Ajaran ini menyangkal keillahian Anak dan Roh Kudus. Anak adalah ciptaan yang pertama dari Bapa, jadi Anak mempunyai awal, berbeda hakekat dengan Bapa dan lebih rendah tingkatnya daripada Bapa (dalam hal hakekatnya!).

Roh Kudus adalah ciptaan yang pertama dari Anak dan lebih rendah tingkatnya daripada Anak.

Ini ajaran yang sekarang menjadi Saksi Yehovah!

3) Tritheism.

Ajaran ini menekankan kejamakan / ketigaan Allah dengan mengorban-kan kesatuanNya, sehingga menimbulkan adanya 3 Allah.

-AMIN-

Page 33: DOKTRIN ALLAH.docx

e-mail us at [email protected]

 

DOKTRIN ALLAH : Theology

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

 ALLAH TRITUNGGAL 

I) Pernyataan tentang doktrin Allah Tritunggal.

1) Dalam diri Allah hanya ada 1 hakekat yang tidak terbagi-bagi (one indivisible essence), tetapi ada 3 pribadi yaitu Bapa, Anak & Roh Kudus.

a) Adanya 3 pribadi tidak berarti bahwa orang kristen mempercayai 3 Allah!

Calvin: "Three are spoken of, each of which is entirely God, yet there is not more than one God" (= Tiga yang dibicarakan, masing-masing adalah Allah sepenuhnya, tetapi tidak ada lebih dari satu Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 3.

b) Tetapi orang kristen juga tidak mempercayai Allah itu tunggal secara mutlak. Orang kristen mempercayai Allah Tritunggal.

Calvin mengutip kata-kata Gregory Nazianzus sebagai berikut:

"I cannot think on the one without quickly being encircled by the splendor of the three; nor can I discern the three without being straightway carried back to the one" (= Saya tidak dapat memikirkan yang satu tanpa dengan cepat dilingkupi oleh kemegahan dari yang tiga; juga saya tidak bisa melihat yang tiga tanpa segera dibawa kembali kepada yang satu) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 17.

c) Allah menyatakan diriNya dalam 3 pribadi bukan karena Ia memilih / menghendaki hal itu, tetapi karena memang Ia adalah demikian.

Louis Berkhof: "This tri-personal existence is a necessity in the Divine Being, and not in any sense the result of a choice of God. He could not

Page 34: DOKTRIN ALLAH.docx

exist in any other than the tri-personal form" (= Keberadaan yang bersifat tiga pribadi ini adalah suatu keharusan dalam diri Allah, dan sama sekali bukanlah hasil dari pilihan Allah. Ia tidak bisa berada dalam sesuatu yang lain dari pada bentuk tiga pribadi) - ‘Systematic Theology’, hal 84.

2) Ketiga pribadi dalam diri Allah itu ditandai dengan urut-urutan (order) yang tertentu.

Allah Bapa adalah yang pertama; Allah Anak yang ke 2; dan Allah Roh Kudus yang ke 3. Urut-urutan ini tidak berhubungan dengan waktu atau hakekat, tetapi hanya dengan urut-urutan asal mula mereka secara logika.

Louis Berkhof: "It need hardly be said that this order does not pertain to any priority of time or of essential dignity, but only to the logical order of derivation (= Hampir tidak perlu dikatakan bahwa urut-urutan ini tidak berhubungan dengan keberadaan lebih dulu atau kewibawaan hakiki, tetapi hanya dengan urut-urutan asal mula secara logika) - ‘Systematic Theology’, hal 88-89.

3) Doktrin Allah Tritunggal adalah suatu misteri yang melampaui pengertian manusia.

a) Manusia tidak dapat mengertinya atau membuatnya bisa dimengerti.

Otak kita yang terbatas tidak mungkin bisa mengerti sepenuhnya tentang Allah yang tak terbatas! Seseorang pernah berkata bahwa kalau ada seseorang yang bisa mengajarkan Doktrin Allah Tritunggal sehingga bisa dimengerti sepenuhnya, maka itu pasti adalah ajaran sesat.

b) Kesulitan yang terbesar terletak pada hubungan antara pribadi-pribadi dalam diri Allah dengan hakekat illahi dan hubungan antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lain. Kesulitan-kesulitan ini tidak pernah bisa dipecahkan oleh manusia.

Kita berusaha untuk menyatakan doktrin Allah Tritunggal ini sedemikian rupa, bukan supaya semua ini bisa dimengerti dengan jelas, tetapi hanya supaya kita terhindar / terlindung dari ajaran-ajaran sesat tentang Allah Tritunggal.

II) Istilah ‘hakekat’ dan ‘pribadi’.

Mengapa digunakan istilah-istilah seperti person (= pribadi) dan essence (= hakekat), padahal istilah-istilah tersebut tidak ada dalam Kitab Suci?

Calvin (pada waktu ia berbicara tentang Allah Tritunggal dalam Yoh 1:1-2) menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

Page 35: DOKTRIN ALLAH.docx

"And yet the ancient writers of the Church were excusable, when, finding that they could not in any other way maintain sound and pure doctrine in opposition to the perplexed and ambiguous phraseology of the heretics, they were compelled to invent some words, which after all had no other meaning than what is taught in the Scriptures. They said that there are three Hypostases, or Subsistences, or Persons, in the one and simple essence of God" (= dan penulis-penulis kuno dari gereja bisa dibenarkan, karena pada waktu mereka melihat bahwa tidak ada jalan lain untuk mempertahankan doktrin yang sehat dan murni untuk menentang penyusunan kata yang membingungkan dan berarti dua dari orang-orang sesat, maka mereka terpaksa menciptakan beberapa kata-kata, yang sebetulnya tidak mempunyai arti lain dari pada apa yang diajarkan dalam Kitab Suci. Mereka berkata bahwa ada tiga pribadi dalam hakekat Allah yang satu dan sederhana).

Herman Bavinck (‘Our Reasonable Faith’, p 322) mengatakan sebagai berikut:

"It is of course self-evident that this confession of Nicea and Chalcedon may not lay claim to infallibility. The terms of which the church and its theology make use, such as person, nature, unity of substance, and the like, are not found in Scripture, but are the product of reflection which Christianity gradually had to devote to this mystery of salvation. The church was compelled to do this reflecting by the heresies which loomed up on all sides, both within the church and outside of it. All those expressions and statements which are employed in the confession of the church and in the language of theology are not designed to explain the mystery which in this matter confronts it, but rather to maintain it pure and unviolated over against those who would weaken or deny it" (= Jelaslah bahwa pengakuan iman Nicea dan Chalcedon tidak bisa dianggap infallible / tak bisa salah. Istilah-istilah yang digunakan oleh gereja dan theologinya, seperti pribadi, hakekat, kesatuan hakekat / zat, dan sebagainya, tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi merupakan hasil pemikiran yang secara bertahap / perlahan-lahan harus diberikan oleh kekristenan kepada misteri tentang keselamatan ini. Gereja dipaksa untuk melakukan pemikiran ini oleh bidat-bidat yang muncul dan mengancam dari semua sisi, baik di dalam maupun di luar gereja. Semua istilah dan pernyataan yang digunakan dalam pengakuan iman gereja dan dalam bahasa theologia, tidak dimaksudkan untuk menjelaskan misteri yang dihadapi, tetapi untuk menjaganya supaya tetap murni dan tak terganggu dari mereka yang ingin melemahkan atau menyangkalnya).

Bavinck melanjutkan lagi:

"There have been many, and there still are many, who look down upon the doctrine of the two natures from a lofty vantage point, and try to supplant it by other words and phrases. What differences does it really make, they begin by saying, whether we agree with this doctrine or not? What matters is that we ourselves possess the person of Christ, He who stands high and exalted above this awkward confession. But before long these same persons begin introducing words and terms themselves in order to describe the person of Christ whom they accept. ... And then history has taught that the terms of the attackers of the Doctrine of the Two Natures are far poorer in worth and

Page 36: DOKTRIN ALLAH.docx

force, and that they often, indeed, involve doing injustice to the incarnation as Scripture explains it to us" (= pernah ada banyak orang, dan sampai sekarang masih ada banyak orang, yang dari tempat yang tinggi dan menguntungkan, meremehkan / memandang rendah doktrin tentang 2 hakekat ini, dan mencoba untuk menggantinya dengan kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang lain. Mereka memulainya dengan berkata: apa bedanya apakah kami menyetujui doktrin ini atau tidak? Yang penting adalah bahwa kami memiliki pribadi Kristus, yang berdiri jauh di atas pengakuan yang aneh ini. Tetapi sebentar lagi, orang-orang ini sendiri mulai memperkenalkan kata-kata dan istilah-istilah untuk menggambarkan pribadi Kristus yang mereka terima. ... Dan sejarah telah mengajar bahwa istilah-istilah dari para penyerang doktrin tentang 2 hakekat ini, jauh lebih jelek dalam nilainya dan kekuatannya, dan bahwa mereka bahkan sering terlibat dalam perlakuan yang tidak benar terhadap inkarnasi seperti yang dijelaskan oleh Kitab Suci kepada kita).

Apa yang dikatakan Herman Bavinck ini memang tepat. Orang yang menolak istilah ‘pribadi’ dan ‘hakekat’ biasanya lalu menciptakan istilah sendiri yang ternyata jauh lebih jelek dari istilah ‘pribadi’ dan ‘hakekat’ ini.

Contoh:

Pdt. Yohanes Bambang dari GKI dalam buku sesatnya yang berjudul ‘Tuhan ajarlah aku’ berkata sebagai berikut: "Jadi karena hakikat Alkitab berfungsi sebagai pewartaan iman maka dalam kesaksiannya tidak pernah berspekulasi juga mengenai masalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Tertullianus. Alkitab tidak pernah membuat hipotesa tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus dengan kategori-kategori ‘UNA SUBSTANTIA, TRES PERSONAE’ (satu zat yang memiliki tiga pribadi). Cara berpikir Tertullianus adalah cara berpikir yang filsafati ketimbang cara berpikir teologis-alkitabiah. Bila demikian, identitas Roh Kudus bukan dalam pengertian ZAT ILAHI yang memiliki kepribadian sendiri. Alkitab tidak pernah mengenal atau mempergunakan istilah dan pengertian ZAT ILAHI" (hal 131).

Jadi, Pdt. Yohanes Bambang menolak ajaran Tertullian ini tentang satu hakekat dan tiga pribadi ini dengan alasan bahwa istilah ‘zat ilahi’ itu tidak ada dalam Kitab Suci. Tetapi anehnya, dalam buku yang sama:

di hal 109 ia berkata: "Secara matematis memang berjumlah tiga. Tetapi dari penghayatan iman dan materi Allah: ketigaNya adalah YANG TUNG-GAL".

di hal 110 ia berkata: "Jadi Allah dan Yesus adalah satu, tapi bukan satu dalam arti matematis, juga bukan dalam arti satu zat. Allah dan Yesus adalah satu dalam ciri hakiki ilahi dan karya (pekerjaan)Nya".

di hal 135 ia berkata: "... sehingga dalam diri Yesus Kristus nampak seluruh ciri hakiki Allah sendiri".

Page 37: DOKTRIN ALLAH.docx

Yang ingin saya tanyakan adalah: dari mana ia mendapatkan istilah ‘ciri hakiki Allah / ilahi’ dan ‘materi’ itu? Apakah istilah itu ada dalam Kitab Suci? Kalau tidak ada, mengapa ia mau menggunakannya tetapi pada saat yang sama menolak penggunaan istilah ‘zat ilahi’, karena tidak ada dalam Kitab Suci? Bukankah semua ini menunjukkan ketidak-konsekwenannya?

III) Dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal.

A) Kitab Suci menunjukkan ketunggalan Allah.

1) Ayat-ayat Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Allah itu satu (Ul 6:4 1Kor 8:4 1Tim 2:5 Yak 2:19).

2) Penggunaan kata-kata bentuk tunggal untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah:

a) Penggunaan kata ganti orang bentuk tunggal.

Contoh:

o        kalau Allah berbicara tentang diriNya sendiri, maka pada umumnya Ia menggunakan kata ’Aku’ (bahasa Inggris: ‘I’).

o        kalau orang lain berbicara tentang Allah, maka pada umumnya digunakan kata ‘Dia’ (bahasa Inggris: ‘He’).

o        kalau orang berbicara kepada Allah, maka pada umumnya digunakan kata ‘Engkau’ (bahasa Inggris: ‘You’). Dalam bahasa Yunani maupun Ibraninya terlihat bahwa yang digunakan adalah ‘You’ dalam bentuk tunggal.

b) Penggunaan kata kerja bentuk tunggal.

Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata ‘menciptakan’ dalam Kej 1:1 adalah kata kerja bentuk tunggal.

c) Penggunaan kata sifat bentuk tunggal.

Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata-kata ‘baik’ dan ‘benar’ dalam Maz 25:8 adalah kata sifat bentuk tunggal.

3) Allah mempunyai sifat self-existent, dan sifat ini tidak memungkinkan adanya lebih dari satu makhluk seperti Dia.

a) Sifat self-existent (= ada dengan sendirinya / ada dari dirinya sendiri) dari Allah, jelas merupakan ajaran dalam Kitab Suci,

Page 38: DOKTRIN ALLAH.docx

karena Kitab Suci menunjukkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah (Kej 1:1-31 Yoh 1:3,10), tetapi Kitab Suci tidak pernah menceritakan tentang terjadinya Allah, dan ini menunjukkan bahwa Allah sendiri tidak pernah diciptakan / dijadikan oleh siapapun / apapun juga.

b) Sifat self-existent ini mempunyai 2 perwujudan:

o        Allah adalah makhluk yang independent (= bebas / tak tergantung) secara mutlak.

o        diriNya / keberadaanNya / hidupNya independent (Yoh 5:26).

o        pikiranNya / rencanaNya / kehendakNya / tindakanNya independent (Ro 11:33-34 9:10-24 Daniel 4:35 Ef 1:5 Maz 115:3 1Yoh 5:14).

o        Segala sesuatu ada hanya melalui Dia, dan Ia membuat segala sesuatu tergantung kepada Dia (Neh 9:6 Maz 104:27-30 Yoh 1:3 Kis 17:28 Ibr 1:3 1Tim 6:13a).

c) Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa tidak mungkin ada lebih dari satu makhluk yang seperti itu! Karena tidak mungkin bisa ada 2 makhluk yang sama-sama tidak tergantung apapun / siapapun, dan yang membuat segala sesuatu tergantung dirinya.

B) Kitab Suci menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Catatan: Perhatikan bahwa saya tidak menyebut adanya ‘banyak Allah’, tetapi adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’. Jadi, saya tetap percaya pada ketunggalan / keesaan Allah, tetapi dalam keesaanNya itu terdapat suatu kejamakan tertentu.

1) Dalam Perjanjian Lama.

a) Penggunaan kata ‘ELOHIM’ untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural.

Ada 2 hal yang ingin saya bahas di sini:

1. Dalam membahas tentang kata ELOHIM ini, Pdt. Stephen Tong dalam seminar dan bukunya berkata bahwa dalam bahasa Ibrani ada bentuk singular (= tunggal), bentuk dual (= ganda / dobel), dan bentuk plural (= jamak). Dan ia lalu berkata, bahwa penggunaan bentuk singular berarti kita membicarakan hanya satu, bentuk dual berarti kita membicarakan dua, sedangkan bentuk plural berarti

Page 39: DOKTRIN ALLAH.docx

kita membicarakan tiga atau lebih. Istilah ELOHIM tidak ada dalam bentuk singular, tidak di dalam bentuk dual, tetapi ada dalam plural, dan ini menunjukkan tiga atau lebih (dalam hal ini tentu ia memilih tiga, bukan lebih dari tiga) - Stephen Tong, ‘Allah Tritunggal’, hal 28.

Pembahasan ini boleh jadi menarik tetapi sangat salah! Mengapa? Karena penjelasan ini tidak sesuai dengan grama-tika bahasa Ibrani. Perlu diketahui bahwa dalam bahasa Ibrani:

o        tidak ada kata benda yang mempunyai bentuk singular, dual dan plural. Kalau kata benda mempunyai bentuk singular dan dual, maka kata itu tidak mempunyai bentuk plural, dan kalau kata benda itu mempunyai bentuk singular dan plural, maka kata itu tidak mempunyai bentuk dual.

o        bentuk dual adalah bentuk plural dari kata benda yang biasanya ada dalam bentuk ganda / dobel, seperti tangan, kaki, telinga, dada, mata, dsb. Karena itu, kalau kita ingin mengatakan ‘tiga tangan’, maka kita tetap menggunakan bentuk dual, bukan bentuk plural, karena kata ‘tangan’ tidak mempunyai bentuk plural!

o        sebaliknya kalau kita mengatakan ‘dua meja’, maka kita tetap menggunakan bentuk plural, bukan bentuk dual, karena kata ‘meja’ tidak mempunyai bentuk dual. Demikian juga kalau kita mau berkata ‘dua allah’, maka kita tetap harus menggunakan bentuk plural ELOHIM, karena kata itu memang tidak mempu-nyai bentuk dual.

Kesimpulan: tidak beralasan untuk mengatakan bahwa bentuk plural ELOHIM berarti tiga atau lebih!

2. Kata ‘ELOHIM’ mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu ‘ELOAH’ yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3.

Tetapi dalam Perjanjian Lama kata ‘ELOAH’ hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata ‘ELOHIM’ sekitar 2500 x. Penggunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak,

Page 40: DOKTRIN ALLAH.docx

mengapa tidak digu-nakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELO-HIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH?

Dalam persoalan ini, buku dari sekte Saksi Yehovah yang ber-judul ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’ membe-rikan suatu serangan yang bagus, yang saya kutip di bawah ini:

"‘ELOHIM’ bukan berarti ‘pribadi-pribadi’, melainkan ‘allah-allah’. Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal" (hal 13).

Untuk menjawab serangan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

o        ELOHIM tidak boleh diartikan ‘Allah-Allah’, karena ini akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELO-AH. Sedangkan ELOAH tidak boleh diartikan ‘Allah yang satu secara mutlak’, karena akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM. Jadi untuk meng-harmoniskan ayat-ayat yang menggunakan ELOAH dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM, haruslah diartikan bahwa Allah itu tunggal dalam hakekatNya, tetapi jamak dalam pribadiNya.

o        Allah itu begitu besar, ajaib, dan ada diluar jangkauan akal manusia. Karena itu jelaslah bahwa tidak ada bahasa manu-sia (termasuk bahasa Ibrani), yang bisa menggambarkan Allah dengan sempurna. Tata bahasa dan kata-kata dari bahasa Ibrani (atau bahasa lain apapun) tidak bisa meng-gambarkan bahwa Allah itu satu hakekat tetapi tiga pribadi. Kalau selalu digunakan kata bentuk tunggal (ELOAH), maka akan menunjuk pada Allah yang tunggal secara mutlak. Sedangkan kalau selalu digunakan bentuk jamak (ELOHIM), maka akan menunjuk pada banyak Allah. Karena itu maka ayat-ayat tertentu menggunakan ELOAH dan ayat-ayat ter-tentu menggunakan ELOHIM.

b) Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungan-nya dengan Allah:

o        Kata ganti orang bentuk jamak.

Contoh: Kej 1:26 3:22 11:7.

Page 41: DOKTRIN ALLAH.docx

Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’ dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’.

Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa ‘Kita’ itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa:

o        manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.

o        Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama menciptakan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah co-creator (= rekan pencipta).

Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8 yang dalam versi NASB menterjemahkan: "Whom shall I send and who will go for Us?" (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).

Catatan: Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan!

o        Kata kerja dalam bentuk jamak.

Contoh:

o        Kej 20:13 - kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        Kej 35:7 - kata ‘menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        2Sam 7:23 - kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

o        Maz 58:12 - kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi participle).

Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa.

Page 42: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam:

o        Pengkhotbah 12:1 - kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta).

o        Maz 149:2 - kata-kata ‘yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak.

o        Yos 24:19 - dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal.

Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.

c) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu de-ngan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari satu Allah).

o        Maz 45:7-8.

Karena dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya, mari kita lihat terjemahan NASB di bawah ini.

Psalm 45:6-7 (NASB): "Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee" (= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau).

Bandingkan dengan Ibr 1:8-9.

o        Maz 110:1.

Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini.

Psalm 110:1 (NASB): "The LORD says to my Lord ..." (= TUHAN berkata kepada Tuhanku).

Bandingkan dengan Mat 22:44-45.

o        Hos 1:7 (NASB): "But I will have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman" (=

Page 43: DOKTRIN ALLAH.docx

Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penunggang kuda).

o        Kej 19:24 - "Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit".

o        Amsal 8 berbicara tentang ‘hikmat Allah’. Kalau dilihat dari istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God (= hikmat dari / milik Allah)], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak sama dengan Allah.

Tetapi Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24 - "Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah").

o        Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16 Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22).

Sama seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka istilah ‘Malaikat TUHAN’ ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah.

Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TUHAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri.

Contoh:

o        dalam Kej 16:7 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.

o        dalam Kej 16:13 - disebut sebagai TUHAN sendiri.

o        dalam Kej 22:11 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.

o        dalam Kej 22:12 - disebut sebagai Allah sendiri.

Juga, dalam Kel 23:20-23, malaikat TUHAN ini mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.

Page 44: DOKTRIN ALLAH.docx

Semua ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri.

d) Penggunaan nama ‘TUHAN’ (YAHWEH / YEHOVAH) 3 x berturut-turut dalam Bil 6:24-26 dan sebutan ‘kudus’ bagi Allah 3 x berturut-turut dalam Yes 6:3.

Tidak anehkah bahwa ayat-ayat itu menyebutkan ‘TUHAN’ dan ‘kudus’ sebanyak 3 kali? Mengapa tidak 2 kali, atau 5 kali, atau 7 kali? Jelas karena ada hubungannya dengan Allah Tritunggal!

e) Kata ‘esa / satu’ yang digunakan dalam Ul 6:4, dalam bahasa Ibraninya adalah ECHAD.

Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata ECHAD ini berarti ‘satu yang mutlak’ dan tidak mengandung kejamakan.

Untuk itu perhatikan kutipan dari buku mereka yang berjudul ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’,hal 13, di bawah ini:

"Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem Bible (NJB) Katolik berbunyi: ‘Dengarlah Israel: Yahweh Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh’. Dalam tatabahasa dari ayat itu kata ‘esa’ tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi".

Tetapi pandangan Saksi Yehovah ini justru salah, dan mereka mendukung kesalahannya itu dengan mengutip suatu versi Alkitab yang justru salah terjemahan! (Catatan: taktik menggunakan versi Kitab Suci yang terjemahannya salah sehingga sesuai dengan pandangan mereka adalah taktik yang sering sekali dipakai oleh orang-orang Saksi Yehovah).

Bahwa kata ECHAD ini sering berarti ‘satu gabungan / a compound one’, bukan ‘satu yang mutlak / an absolute one’, bisa terlihat dari contoh-contoh di bawah ini:

o        Kej 1:5 - gabungan dari petang dan pagi membentuk satu (ECHAD) hari.

o        Kej 2:24 - Adam dan Hawa menjadi satu (ECHAD) daging.

o        Ezra 2:64 - seluruh jemaat itu satu (ECHAD) tapi terdiri dari banyak orang (Catatan: ini hanya bisa terlihat dalam bahasa Ibraninya).

Page 45: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Yeh 37:17 - dua papan digabung menjadi satu (ECHAD) papan.

Sebetulnya ada sebuah kata lain dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘satu yang mutlak’ atau ‘satu-satunya’. Kata itu adalah YACHID. Contoh: Kej 22:2,16.

Kalau Musa memang mau menekankan tentang ‘kesatuan yang mutlak’ dari Allah dan bukannya ‘kesatuan gabungan’ (a compound unity), maka dalam Ul 6:4 itu ia pasti menggunakan kata YACHID dan bukannya ECHAD. Tetapi ternyata Musa menggunakan kata ECHAD, dan ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak satu secara mutlak, tetapi ada kejamakan dalam diri Allah.

f) Pdt Stephen Tong dalam seminar dan buku ‘Allah Tritunggal’ (hal 82), menggunakan Kej 1:1-3 sebagai dasar dari Tritunggal, karena dalam Kej 1:1 ada ‘Allah’ (Bapa), dalam Kej 1:2 ada ‘Roh Allah’ (Roh Kudus), dan dalam Kej 1:3 ada kata ‘berfirmanlah’ dan kata ‘firman’ ini diartikan sebagai Yesus (bdk. Yoh 1:1,14).

Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran ini, karena saya ber-pendapat bahwa sekalipun kata ‘Firman’ dalam Yoh 1:1,14 menun-juk kepada Yesus, tetapi tidak setiap kata ‘firman’ dalam Kitab Suci menunjuk kepada Yesus. Biasanya kata ‘firman’ menunjuk kepada ‘kata-kata Allah’, termasuk dalam Kej 1:3.

Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari berhubung dengan sebutan ‘Firman’ bagi Yesus:

o        Kata ‘Firman’ hanya menunjuk kepada Yesus dalam Yoh 1:1,14 1Yoh 1:1 Wah 19:13 (Catatan: ada yang berpendapat bahwa Luk 1:2 juga termasuk, tetapi saya tidak sependapat dengan ini). Dalam bagian-bagian Kitab Suci yang lain, kata ‘Firman’ menunjuk pada ‘kata-kata Allah’, dan tidak menunjuk kepada Yesus!

o        Mengapa Yesus disebut ‘Firman / Word’?

o        karena ‘Word / Kata’ berfungsi untuk menyatakan diri kita, pikiran kita, kehendak kita, dan apa yang ada dalam diri kita kepada orang lain. Yesus disebut ‘Word / Kata’, karena Ia menyatakan Allah, pikiran Allah, kehendak Allah kepada kita (bdk. ay 18 Mat 11:27 Ibr 1:1).

o        karena Yesus merupakan subyek utama dalam Kitab Suci, yang merupakan Firman yang tertulis.

Page 46: DOKTRIN ALLAH.docx

2) Dalam Perjanjian Baru.

Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang lebih jelas tentang pri-badi-pribadi yang berbeda dalam diri Allah.

a) Kalau dalam Perjanjian Lama YAHWEH / YEHOVAH disebut seba-gai Penebus dan Juruselamat (Maz 19:15 78:35 Yes 43:3,11,14 47:4 49:7,26 60:16), maka dalam Perjanjian Baru, Anak Allah / Yesuslah yang disebut demikian (Mat 1:21 Luk 1:76-79 Luk 2:11 Yoh 4:42 Gal 3:13 4:5 Tit 2:13).

b) Kalau dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa YAHWEH / YEHOVAH tinggal di antara bangsa Israel dan di dalam hati orang-orang yang takut akan Dia (Maz 74:2 Maz 135:21 Yes 8:18 Yes 57:15 Yeh 43:7,9 Yoel 3:17,21 Zakh 2:10-11), maka dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Roh Kuduslah yang mendiami Gereja / orang percaya (Kis 2:4 Ro 8:9,11 1Kor 3:16 Gal 4:6 Ef 2:22 Yak 4:5).

c) Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang jelas tentang Allah yang mengutus AnakNya ke dalam dunia (Yoh 3:16 Gal 4:4 Ibr 1:6 1Yoh 4:9), dan tentang Bapa dan Anak yang mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26 15:26 16:7 Gal 4:6).

d) Dalam Perjanjian Baru kita melihat Bapa berbicara kepada Anak (Mark 1:11) dan Anak berbicara kepada Bapa (Mat 11:25-26 26:39 Yoh 11:41 12:27) dan Roh Kudus berdoa kepada Allah dalam hati orang percaya (Ro 8:26).

e) Dalam Perjanjian Baru kita melihat ketiga pribadi dalam diri Allah disebut dalam satu bagian Kitab Suci (Mat 3:16-17 Mat 28:19 1Kor 12:4-6 2Kor 13:13 1Pet 1:2 Wah 1:4-5).

Untuk ini ada komentar / serangan dari orang Saksi Yehovah dalam buku ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’:

o        "Apakah ayat-ayat ini menyatakan bahwa Allah, Kristus, dan roh kudus membentuk suatu Keilahian Tritunggal, bahwa ketiganya sama dalam bentuk, kekuasaan, dan kekekalan? Tidak, tidak demikian, sama halnya menyebutkan tiga orang, seperti Amir, Budi dan Bambang, tidak berarti bahwa mereka tiga dalam satu" (hal 23).

o        "Ketika Yesus dibaptis, Allah, Yesus, dan roh kudus juga disebutkan dalam konteks yang sama. Yesus ‘melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya’ (Matius 3:16).

Page 47: DOKTRIN ALLAH.docx

Tetapi, ini tidak berarti bahwa ketiganya adalah satu. Abraham, Ishak, dan Yakub banyak kali disebutkan bersama-sama, tetapi hal itu tidak membuat mereka menjadi satu. Petrus, Yakobus dan Yohanes disebutkan bersama-sama, tetapi itu tidak membuat mereka menjadi satu juga" (hal 23).

Kita bisa menjawab serangan ini dengan berkata:

o        Jelas bahwa doktrin Allah Tritunggal tidak bisa didapatkan selu-ruhnya hanya dari ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat itu hanyalah salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal, sehingga kalau kita hanya menyoroti ayat-ayat itu saja, maka mungkin sekali memang tidak bisa dihasilkan doktrin Allah Tritunggal!

o        Memang adanya tiga nama yang disebutkan bersama-sama tidak membuktikan bahwa mereka itu satu. Bahkan tidak selalu membuktikan / menunjukkan bahwa mereka setingkat. Tetapi kadang-kadang hal itu memang bisa menunjukkan bahwa mereka itu setingkat. Itu tergantung dari kontexnya; dan karena itu harus dipertanyakan: dalam situasi dan keadaan apa ketiga orang itu disebutkan bersama-sama?

Dalam ayat-ayat di atas, Bapa, Anak, dan Roh Kudus disebutkan dalam kontex yang sakral, seperti formula baptisan (Mat 28:19), berkat kepada gereja Korintus (2Kor 13:13), baptisan Yesus (Mat 3:16-17), dsb. Karena itu ayat-ayat itu bisa dipakai sebagai dasar untuk menunjukkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat.

o        Dalam Mat 28:19 dikatakan ‘dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus’.

Sesuatu yang menarik adalah: sekalipun disini disebutkan 3 buah nama, tetapi kata ‘nama’ itu ada dalam bentuk tunggal, bukan bentuk jamak! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name, bukan names. Karena itu ayat ini bukan hanya menun-jukkan bahwa ketiga Pribadi itu setingkat, tetapi juga menun-jukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu!

Catatan:

Ada satu ayat Kitab Suci / Perjanjian Baru yang berbicara tentang kesatuan dari tiga pribadi Allah itu, yaitu 1Yoh 5:7-8 yang berbunyi: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa,

Page 48: DOKTRIN ALLAH.docx

Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu".

Tetapi perlu diketahui bahwa ayat ini, pada bagian yang ada dalam tanda kurung, sangat diragukan keasliannya dan dianggap sebagai suatu penambahan pada text asli Kitab Suci. Persoalannya, ada banyak manuscript yang tidak mempunyai bagian ini. Dan manuscript-manuscript yang mempunyai bagian ini hanyalah manuscript-manuscript yang kurang bisa dipercaya. Karena itu, dalam beberapa Kitab Suci Bahasa Inggris, seperti NIV dan NASB, bagian ini bahkan dihapuskan dari text Kitab Suci dan hanya diletakkan pada footnote (= catatan kaki).

Dalam berdebat / berdiskusi dengan orang-orang Saksi Yehovah ten-tang Allah Tritunggal, jangan menggunakan bagian ini sebagai dasar dari Allah Tritunggal, karena:

o Pada umumnya orang-orang Saksi Yehovah, yang terkenal ‘ahli’ dalam hal menyerang doktrin Allah Tritunggal, mengetahui bahwa ayat itu sangat diragukan keasliannya. Jadi kalau saudara meng-gunakan ayat itu, itu bisa justru menjadi bumerang bagi saudara!

o Tidak fair bagi kita untuk menggunakan ayat yang kita tahu ke-tidak-orisinilannya.

o Dalam perang melawan setan, Firman Tuhan adalah senjata (pedang Roh) bagi kita (Ef 6:17). Kalau bagian ini sebetulnya tidak termasuk dalam Kitab Suci, maka itu berarti bahwa bagian itu juga bukan merupakan Firman Tuhan, dan karenanya tidak cocok untuk kita gunakan sebagai senjata.

o Ada cukup banyak dasar Kitab Suci yang lain yang mendukung doktrin Allah Tritunggal.

3) Keilahian Yesus dan Roh Kudus.

Bukti-bukti keilahian Yesus:

a) Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian (Yes 9:5 Yoh 1:1 Roma 9:5 Fil 2:5b-7 Titus 2:13 Ibr 1:8 2Pet 1:1 1Yoh 5:20).

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

1. Yoh 1:1.

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) disini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Allah’.

Page 49: DOKTRIN ALLAH.docx

Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

Tetapi orang-orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata ‘God / Allah’ yang ditujukan kepada Yesus dalam Yoh 1:1 ini tidak mempunyai definite article / kata sandang (bahasa Inggris: ‘the’) dan karena itu harus diartikan bahwa Yesus adalah ‘allah kecil’ yang lebih rendah dari YEHOVAH, yang adalah Allah yang sesungguhnya.

Terhadap penafsiran orang-orang Saksi Yehovah ini perlu kita tunjukkan bahwa dalam Tit 2:13 dan Ibr 1:8 kata ‘Allah’ yang ditujukan kepada Yesus dalam bahasa Yunaninya mengguna-kan definite article / kata sandang.

2. Tit 2:13 (NIV): ‘while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ’ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

Jadi terlihat dengan jelas bahwa disini Yesus Kristus disebut dengan sebutan ‘our great God and Savior’ (= Allah kita yang besar dan Juruselamat kita).

3. Fil 2:6-7 berbunyi sebagai berikut: "... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia".

Sebetulnya istilah ‘dalam rupa Allah’ dan ‘kesetaraan dengan Allah’ sudah secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi disini akan dijelaskan hal-hal lain sehingga ayat ini menjadi dasar yang lebih kuat lagi bagi keilahian Kristus.

o        Kata-kata ‘walaupun dalam rupa Allah’ dalam Fil 2:6 diterjemahkan ‘being in the form of God’ oleh KJV.

Kata ‘being’ itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tak bisa berubah (‘It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed’).

Page 50: DOKTRIN ALLAH.docx

Ketidak-bisa-berubahan ini ditunjukkan oleh bentuk present participle dari kata HUPARCHON tersebut. Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (= past / lampau) pada kata-kata setelahnya, dan ini menunjuk pada ‘continuance of being’ (= keberadaan yang terus-menerus).

Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu ‘being in the form of God’, maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa berubah.

Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28 Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan Ia tidak sempurna!

o        Juga kalau ay 7 yang mengatakan ‘mengambil rupa seorang hamba’ diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka konsekwensinya, ay 6 yang mengatakan bahwa Yesus ada ‘dalam rupa Allah’ haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah.

o        Disamping itu kata ‘rupa’ dalam ay 6 itu (KJV: form) dalam bahasa Yunaninya adalah MORPHE, dan seorang penafsir mengatakan bahwa kata MORPHE ini adalah "not a mere external resemblance, but a deep, real, inner conformity" (= bukan semata-mata suatu kemiripan lahiriah / luar, tetapi suatu persesuaian / kecocokan di dalam yang mendalam dan sungguh-sungguh).

4.  2Pet 1:1 (NASB): "... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ" (= oleh kebenaran Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

b) Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes 9:5 Yer 23:5-6 Yer 33:14-16 Mat 1:23 2Tim 1:10 Ibr 1:8,10).

1. Yes 9:5 jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat itu Ia disebut sebagai ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR).

Tetapi orang-orang Saksi Yehovah menyerang ayat ini dengan berkata bahwa Kristus hanya disebut ‘Allah yang perkasa’, sedangkan YAHWEH / YEHOVAH disebut sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ (Ibrani: EL SHADDAI) seperti dalam Kel 17:1.

Page 51: DOKTRIN ALLAH.docx

Untuk menjawab serangan ini kita bisa melihat Yes 10:21 yang menyebut Allah / YAHWEH / YEHOVAH dengan sebutan ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR).

2. Yer 23:5-6 dan Yer 33:14-16 juga jelas merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH. Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang Saksi Yehovah karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH.

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci kata Ibrani ‘ADONAI’ (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan kata Ibrani ‘EL / ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau kata Yunani THEOS, bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16 Kel 7:1 Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim-hakim 16:23-24 1Raja-raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6). Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk siapapun / apapun selain Allah! Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu pasti menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

3. Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah ‘God with us’ (= Allah dengan kita).

4. Dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus / Penolong’ ditujukan kepada Allah (Yes 43:3,11 Yes 45:15 Yer 14:8 Hos 13:4), tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10 Tit 1:4 Tit 2:13 Tit 3:6 2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18).

5. Dalam Ibr 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan ‘Allah’ dan ‘Tuhan’.

c) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:

1. Kekal (Mikha 5:1b Yoh 1:1 Yoh 8:58 Yoh 10:10 Yoh 17:5 Ibr 1:11-12 Wah 1:8,17-18 Wah 22:13).

Page 52: DOKTRIN ALLAH.docx

o        Mikha 5:1b, yang jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan ‘yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala’.

o        Yoh 1:1 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada ‘pada mulanya’.

o        Yoh 8:58 mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kristus lahir.

o        Yoh 10:10, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain, mengatakan bahwa Yesus ‘datang’. Ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan ‘dilahirkan’ tetapi ‘datang’, karena ‘datang’ menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.

o        Yoh 17:5 mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.

o        Ibr 1:11-12.

Perhatikan kata-kata ‘semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan’.

Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata ‘dan’ pada awal Ibr 1:10), dan Ibr 1:8 berkata ‘tentang Anak’.

o        Wah 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai Alfa dan Omega (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah 1:17 dan Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang Awal dan Yang Akhir’, dan Wah 22:13 juga mengata-kan bahwa Yesus adalah ‘Yang pertama dan Yang terkemu-dian’, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia hidup sampai selama-lamanya.

2. Suci / tak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).

3. Mahakuasa.

Mujijat-mujijat yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi makan

Page 53: DOKTRIN ALLAH.docx

5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan kemahakuasaannya.

Memang nabi-nabi dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa perbedaan:

o        Tak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa (Yoh 5:21).

o        Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh 10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan mujijat.

o        Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan (Yoh 15:24).

4. Mahatahu (Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh 6:64).

5. Mahaada.

o        Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa. Ini dinyatakan oleh bentuk present tense. Yoh 1:18 (NIV): "... but God the only Son, who is at the Father’s side ...".

o        Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b. Dengan adanya janji seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!

6. Tidak berubah (Ibr 13:8).

d) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

1. Penciptaan (Yoh 1:3,10 Kol 1:16 Ibr 1:2,10).

2. Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).

Page 54: DOKTRIN ALLAH.docx

3. Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).

4. Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).

5. Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).

Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?

o        Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak.

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?

o        Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti:

         banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

         tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12 dan Kel 22:1).

o        tingkat pengetahuannya.

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

o        kesengajaannya.

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).

Page 55: DOKTRIN ALLAH.docx

o        pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b).

o        apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk meng-obati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 35:19 Maz 69:5 Maz 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.

o        Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

         banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

         jenis perbuatan baik yang dilakukan.

         besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuat-an baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).

         motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha

Page 56: DOKTRIN ALLAH.docx

bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

e) Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:

1. Penghormatan (Yoh 5:23).

2. Kepercayaan (Yoh 14:1).

3. Pengharapan (1Kor 15:19).

4. Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal (Mat 28:19 2Kor 13:13).

f) KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat seperti Yoh 10:30 dan Yoh 14:7-11, jelas menunjukkan keilahian Yesus.

g) Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23 Mat 26:63-64).

Catatan: pengakuan sebagai Anak Allah, tidak perlu dibedakan dengan pengakuan sebagai Allah. Untuk itu lihat Yoh 5:18 yang berbunyi: "Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah".

Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!

Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:

 

Yesus = Allah / Anak Allah

Page 57: DOKTRIN ALLAH.docx

 

Tidak benar Benar

 

Tahu Tidak tahu

 

Pendusta Orang gila Allah / Anak Allah

Orang tolol

 

Keterangan:

Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu. Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR. Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa penga-kuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengaku-anNya tidak benar. Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu dusta). Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia sendiri katakan.

Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.

Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:

o        Yesus adalah pendusta / orang tolol.

o        Yesus adalah orang gila.

o        Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah.

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

C.S. Lewis berkata:

Page 58: DOKTRIN ALLAH.docx

"A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse" (= seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).

h) Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus (Mat 8:28-32).

i) Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.

Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus.

Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33 Mat 28:9,17 Yoh 9:38 Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).

Perhatikan juga bahwa:

o        rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18).

o        malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sem-bah itu kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).

o        Herodes dihukum mati oleh Tuhan karena menerima penghormatan ilahi (Kis 12:20-23).

Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?

Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:

a) Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).

Contoh:

Page 59: DOKTRIN ALLAH.docx

1. Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:

Yes 6:8-10 - "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. Kemudian firman-Nya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’".

Kis 28:25-27 - "Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’".

Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampaikan oleh Roh Kudus’ dengan per-antaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!

2. Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:

Ibr 3:7-11 - "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji

Page 60: DOKTRIN ALLAH.docx

Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’".

Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Kudus’.

Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:

"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’".

Jadi disini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!

3. Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.

Ibr 10:15-17 - "Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’"

Yer 31:33-34 - "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan tidak

Page 61: DOKTRIN ALLAH.docx

usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka".

Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bah-wa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).

Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengam-puni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan per-janjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengam-puni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.

Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan ‘tidak mengingat dosa’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempu-nyai kuasa untuk mengampuni dosa.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!

4. Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:

"Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencana-kan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’".

Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam

Page 62: DOKTRIN ALLAH.docx

Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!

5. Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seha-rusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.

Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!

6. Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TU-HAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ dalam Yes 40:14.

b) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:

1. Kekal (Ibr 9:14).

2. Mahaada (Maz 139:7-10).

3. Mahatahu (1Kor 2:10-11 Yes 40:13).

1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu!

4. Mahakuasa (Mat 12:28).

5. Suci.

Ini terlihat dari sebutan ‘kudus’, dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.

Page 63: DOKTRIN ALLAH.docx

c) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

1. Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4).

2. Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5).

3. Membangkitkan Yesus (Ro 8:11).

d) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.

Perlu saudara ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).

Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.

Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!

Bahwa Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah, sebagaimana Bapa adalah Allah, jelas menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.

Kesimpulan:

Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah dan juga ada ayat-ayat yang menunjukkan ‘kejamakan Allah’. Inilah yang menye-babkan munculnya doktrin Allah Tritunggal, yang merupakan satu-satunya jalan untuk mengharmoniskan kedua grup ayat tersebut.

Sekarang, bagi kita hanya ada 2 pilihan:

a) Menerima doktrin Allah Tritunggal yang mengharmoniskan kedua golongan ayat tersebut.

b) Menolak doktrin Allah Tritunggal, dan ini berarti kita harus menghadapi kontradiksi yang tidak mungkin bisa diharmoniskan dalam Kitab Suci!

Page 64: DOKTRIN ALLAH.docx

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

IV) Ajaran-ajaran sesat tentang Allah Tritunggal.

1) Monarchianism.

a) Dynamic Monarchianism.

Mengajarkan bahwa Kristus hanyalah manusia biasa yang diberi kuasa illahi dan diangkat ke posisi illahi. Jadi, Ia mengalami kemajuan dari manusia biasa menjadi ‘semacam Allah’. Pandangan ini juga disebut Adoptionism. Tentang Roh Kudus mereka berpendapat bahwa Ia hanyalah suatu pengaruh illahi.

b) Modalistic monarchianism (Sabellianism).

Mengajarkan bahwa di dalam diri Allah tidak ada perbedaan-perbedaan. Allah bukannya mempunyai 3 pribadi yang berbeda, tetapi 3 perwujudan.

Dalam penciptaan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, dalam penebusan sebagai Anak, dan dalam pengudusan sebagai Roh Kudus.

Mereka membuang kemanusiaan Tuhan Yesus dengan berkata bahwa di dalam Kristus, Allah Bapa sendiri telah berinkarnasi sebagai Anak dan menderita. Karena itu pandangan ini juga disebut Patripassianism.

2) Arianism.

Ajaran ini menyangkal keillahian Anak dan Roh Kudus. Anak adalah ciptaan yang pertama dari Bapa, jadi Anak mempunyai awal, berbeda hakekat dengan Bapa dan lebih rendah tingkatnya daripada Bapa (dalam hal hakekatnya!).

Roh Kudus adalah ciptaan yang pertama dari Anak dan lebih rendah tingkatnya daripada Anak.

Ini ajaran yang sekarang menjadi Saksi Yehovah!

3) Tritheism.

Ajaran ini menekankan kejamakan / ketigaan Allah dengan mengorban-kan kesatuanNya, sehingga menimbulkan adanya 3 Allah.

-AMIN-

Page 65: DOKTRIN ALLAH.docx

e-mail us at [email protected]

 

TUTUP

KREDO SAKRAMEN MORALITAS DOA MISI KATEKESE TJ DOKUMEN FAQ

SIGN IN / JOIN

Arsip Buku Tamu Pojok Doa About Kontak FAQ

KREDO SAKRAMEN MORALITAS DOA MISI KATEKESE TJ DOKUMEN FAQ

Beranda Uncategorized Mengapa harus ada tiga pribadi di dalam Trinitas, bukan 2 atau 4?

Page 66: DOKTRIN ALLAH.docx

Uncategorized

Mengapa harus ada tiga pribadi di dalam Trinitas, bukan 2 atau 4?158732BAGIKAN

Facebook

Twitter

Pertanyaan yang cukup menggelitik adalah mengapa di dalam Trinitas ada tiga pribadi Allah, bukan dua pribadi maupun empat pribadi. Bukanlah Allah maha kuasa, sehingga Dia tidak memerlukan tiga pribadi? Memang tidaklah mudah untuk menangkap pengajaran tentang Tritunggal Maha Kudus. Analogi apapun yang digunakan pasti tidak akan pernah sempurna untuk menggambarkan Trinitas, sama seperti kita tidak dapat menggambarkan Tuhan dengan kata-kata kita. Mari sekaran kita melihat mengapa di dalam Trinitas hanya ada tiga pribadi bukan kurang atau lebih?

I. Mengapa ada tiga pribadi di dalam Trinitas

1) Definisi Trinitas adalah satu Allah dalam tiga pribadi.

Katekismus Gereja Katolik (KGK, 253) mengatakan “Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: “Tritunggal yang sehakikat” (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: “Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat” (Sinode Toledo XI 675: DS 530). “Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi” (K. Lateran IV 1215: DS 804).”

Perkataan Satu Allah dalam tiga pribadi atau Tritunggal yang sehakikat dapat dijabarkan sebagai berikut. Hakekat (essence) dari Allah adalah satu, namun pribadi (person) di dalam Allah adalah tiga. Hakekat adalah mengacu kepada pertanyaan “what is it” sedangkan pribadi mengacu kepada pertanyaan “who is it“.

Page 67: DOKTRIN ALLAH.docx

2) Pertanyaannya adalah, mengapa pribadi di dalam Trinitias ada tiga. Pertama kita melihat dahulu hakekat dari pribadi (person). Boethius: an individual substance of a rational nature (rationalis naturae individua substantia) mengatakan bahwa “A person therefore is a complete and distinct (subsisting) individual of an intellectual or spiritual nature, an individual endowed with rationality or intellect. An individual is one who is distinct from others but one in himself.” Jadi, sebuah pribadi adalah satu individu yang lengkap dan berbeda dengan yang lain. Individu yang lengkap adalah individu yang mempunyai harkat (dignity), yang mampu untuk melakukan sesuatunya secara bebas, yang mempunyai kemampuan untuk masuk dalam hubungan dengan yang lain, dan dapat memberikan dirinya secara bebas kepada orang lain.Nah, di dalam suatu relasi, harus ada 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diterima dan diberi. Yang memberi dan menerima adalah Allah Bapa dan Allah Putera, dimana Allah Bapa dan Allah Putera saling memberi dan menerima kasih, yang adalah Roh Kudus. Dan aktifitas memberi dan menerima ini berlangsung secara abadi (eternal).

a) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas hanya ada satu pribadi, karena seseorang tidak dapat memberi kalau tidak ada yang menerima dan seseorang tidak dapat menerima kalau tidak ada yang memberi.b) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas hanya ada dua pribadi, karena untuk memberi dan menerima harus ada sesuatu yang diberi dan diterima.c) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas lebih dari tiga pribadi, karena ketiga hal tersebut (memberi, menerima, dan apa yang diterima dan diberi) telah cukup untuk mencakup seluruh relasi. Atribut-atribut yang lain dapat dimasukkan ke dalam tiga pribadi, dan tidak dapat berdiri sendiri.d) Jadi di dalam Trinitas hanya ada tiga: 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diberi dan diterima.(silakan juga melihat St. Thomas Aquinas, ST, I, q.30, a.2) – silakan klik.

Dan bukti yang terkuat, tentu saja dari Wahyu Tuhan sendiri yang diwahyukan-Nya di dalam Alkitab, seperti: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.“(1 Yoh 5:7). Dan masih begitu banyak kesaksian yang lain. Untuk itu, silakan membaca artikel tentang Trinitas (silakan klik).

II. Mengapa harus ada Trinitas dengan Tiga Pribadi?

Machmud menyatakan bahwa “Allah itu maha tahu dan maha kuasa, sebab itu satu Pribadi Allah saja sanggup melakukan semua pekerjaan dan rencanaNya”. Kita sebenarnya sependapat dalam hal hakekat Allah yang adalah satu. Pengertian Trinitas bukanlah Allah yang tiga dalam hakekat, namun tiga dalam pribadi. Jadi kalau ditanya mengapa harus ada tiga pribadi di dalam Trinitas, maka:

1) Keharusan ini bukan datang dari diri manusia, namun Allah sendiri yang menyatakannya kepada manusia. Trinitas adalah kehidupan pribadi Allah. Dan manusia tidak akan tahu kalau Tuhan sendiri tidak menyatakannya kepada manusia, karena secara kodrat (dengan akal budi manusia), maka manusia tidak akan dapat mencapai pengertian ini. Konsep Trinitas yang dinyatakan di dalam Alkitab, sebenarnya Allah hendak menyatakan siapakah Diri-Nya yang

Page 68: DOKTRIN ALLAH.docx

sebenarnya secara lebih pribadi kepada umat manusia? Karena Allah sendiri yang memilih untuk menyatakannnya kepada manusia, maka tentu saja ini sangat penting bagi keselamatan manusia.

2) Kita coba melihat manfaat apa saja dengan mengetahui konsep Trinitas. Hal yang mungkin paling mudah untuk dimengerti adalah dengan sosok Yesus, yaitu pribadi ke-2 di dalam Trinitas. Dengan Allah menyatakan Diri-Nya dalam rupa manusia, maka manusia mendapatkan begitu banyak manfaat untuk menguak misteri Allah, sebagai contoh:

a) Manusia dapat bertumbuh di dalam kebajikan ilahi (iman, pengharapan, dan kasih). Iman manusia akan berkembang karena Allah sendiri yang berbicara dan mengajar secara langsung kepada manusia. Dan kasih menusia kepada Allah menjadi lebih besar karena melihat bukti kasih Allah yang begitu besar, yang dibuktikan-Nya dengan mati di kayu salib untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Karena melihat kasih Allah yang sedemikian besar dan janji Yesus sendiri untuk memberikan kehidupan kekal di Surga, maka manusia mempunyai pengharapan yang besar. Ketiga hal ini – iman, pengharapan, dan kasih – adalah begitu penting untuk keselamatan manusia.b) Kristus telah menunjukkan bagaimana seharusnya menjadi manusia yang sempurna, dengan cara menunjukkan kepada manusia untuk selalu melaksanakan kehendak Bapa di dalam kehidupan. Seluruh kehidupan Kristus dapat menjadi suatu pelajaran yang tak ternilai untuk membimbing manusia menjadi manusia yang sempurna, yang memang diciptakan menurut gambaran Allah.c) Inkarnasi juga membuat manusia untuk menghindari dosa. Manusia dapat mencontoh Kristus, sehingga manusia dapat dengan segala daya upaya menghindari dosa. Kerendahan hati Kristus juga menjadi inspirasi bagi manusia untuk tidak jatuh dalam dosa kesombongan. Dengan Kristus disalibkan, manusia juga menyadari akan akibat dosa yang begitu jahat.d) Kristus juga menujukkan bahwa Allah adalah Bapa, dimana manusia dapat memanggil Allah dengan sebutan Bapa/Abba. Dan Kristus juga menunjukkan bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus-Nya, yang terjadi pada peristiwa Pentakosta.d) Dan masih begitu banyak hal yang lain yang dapat kita petik dari misteri inkarnasi.

LABEL Yesus Kristus

BAGIKAN

Facebook

Twitter

Berita sebelumyaMengapa Yesus naik ke Surga?

Page 69: DOKTRIN ALLAH.docx

Berita berikutnyaBunda Maria sama saja dengan tokoh Alkitab yang lain?

Stefanus Tay & Ingrid Tayhttp://www.katolisitas.orgStefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT DARI PENULIS

Protected: Pengembangan katolisitas

Pojok Doa

32 KOMENTAR

1. frans Nov 29, 2012 at 12:20 pm

Page 70: DOKTRIN ALLAH.docx

Sdr Glenn, Sadaenk dan saudara-saudara yang lain.Pertanyaan anda sangat baik sekali dan telah dijawab oleh katolisitas dengan tidak kalah baiknya. Saya sangat senang bahkan sangat trima kasih kepada anda karena telah membuat saya menjadi lebih melek tentang Gereja Katolik. Hanya sayang tidak ada komentar lanjutan dari anda setelah pertanyaan anda dijawab oleh tim katolisitas. Apakah berarti anda setuju? Kalo ya, puji Tuhan tinggal gilirannya anda menentukan pilihan.

Login untuk memberikan komentar

2. betari Nov 28, 2012 at 8:05 am

“memberi, menerima, dan sesuatu yg diserahterimakan” dalam artikel di atas saya kira hanya perumpamaan dengan kata2 yang paling mudah kita mengerti. Namun demikian, aktivitas memberi; menerima; dan adanya sesuatu yang diserahterimakan tentu membutuhkan “TEMPAT” atau “RUANG”. Oleh karenanya, tri-nitas saja tidak cukup. Setidaknya masih diperlukan 1 unsur lagi, yaitu tempat/ ruang diserah-terimakannya sesuatu dari Alah kepada Yesus. Sekali lagi, ini perumpamaan dengan memakai istilah2 yang dekat dengan kita (manusia).

Secara lebih detail, adanya pemberi; penerima; sesuatu yang diserahterimakan; dan tempat terjadinya serah-terima saja juga belum cukup. Masih diperlukan perantara, misalnya berupa kesamaan-paham, supaya sang penerima faham bahwa sesuatu yang diserahkan adalah sesuatu yang memang semestinya diterima oleh si penerima. Dengan demikian, masih diperlukan 1 unsur tambahan dari 4-itas tersebut.

Secara lebih detail lagi… silahkan ditambahkan sendiri :-)

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Nov 28, 2012 at 4:37 pm

Shalom Betari,

Terima kasih atas komentar Anda. Tempat dan waktu adalah unsur yang diperlukan oleh sesuatu yang bersifat material untuk melakukan aktifitasnya. Namun, sesuatu yang bersifat spiritual dan bersifat kekal tidak memerlukan ruang dan waktu. Karena Allah Tritunggal Maha Kudus adalah murni spiritual dan kekal, maka aktifitas mereka tidaklah memerlukan ruang dan waktu. Dan memang sesungguhnya sebelum terciptanya dunia ini dan mulai adanya waktu yang kita kenal ini, Allah telah ada. Jadi, tidak ada unsur yang lain dalam hubungan Allah Tritunggal Maha Kudus, selain: yang pemberi, yang menerima, dan apa yang diberi dan diterima.

Page 71: DOKTRIN ALLAH.docx

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

3. Alexander Pontoh Jun 19, 2011 at 8:05 pm

Kenapa kok Tuhan itu trinitas? Kenapa Tri? Bukan Panca ataupun yang lainnya.

[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik.]

Login untuk memberikan komentar

4. osamah Oct 9, 2010 at 2:00 pm

pada tulisan diatas tercantum ” Nah, di dalam suatu relasi, harus ada 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diterima dan diberi. Yang memberi dan menerima adalah Allah Bapa dan Allah Putera, dimana Allah Bapa dan Allah Putera saling memberi dan menerima kasih, yang adalah Roh Kudus. Dan aktifitas memberi dan menerima ini berlangsung secara abadi (eternal).”Aktifitas memberi dan menerima menunjukkan adanya sifat kebutuhan yang melekat pada Tuhan. Pertanyaan :1.Apakah Tuhan membutuhkan kegiatan tersebut?Sedangkan anda meyakini bahwa bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?Kemudian pada hari kiamat apakah ketiga pribadi tersebut tetap kekal?Esa adalah tidak membutuhkan apapun dalam melakukan aktifitas( berdasarkan pernyataan anda bahwa Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun…).Dan hakikat Tuhan (bebas ruang dan waktu) yang melekat pada Yesus dapat ternodai dari kehidupan yang Yesus jalani seperti makan,minum,bergerak dan semacamnya.

2.Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan.Kami menarik kesimpulan bahwa konsep tersebut memiliki arti :Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan RohKudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa.Putera ada karena Bapa menjelma dengan Roh Kudus sebagai media perantara.Dari sisi lain sebetulnya Bapa dapat langsung menjelma tanpa melibatkan Roh Kudus.Saya tunggu penjelasannya…………….Mengenai nubuat yang dilakukan Yesus kami kira ada yang lebih hebat dari yang diberitakan karena jika kehebatan menjadi tolok ukur syarat dituhankan adalah Yakub

Page 72: DOKTRIN ALLAH.docx

yang lebih pantas menjadi Tuhan.Bukankah demikian?semoga tuhan memberi petunjuk pada seluruh pengelola situs ini.salam

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Oct 25, 2010 at 11:23 am

Shalom Osamah,

Terima kasih atas tanggapannya. Kalau anda ingin berdiskusi tentang Trinitas, silakan membaca artikel berikut tentang Trinitas terlebih dahulu di sini – silakan klik. Dengan membaca artikel tersebut, mungkin anda akan dapat memperoleh informasi yang lebih tentang Trinitas. Berikut ini adalah jawaban yang dapat berikan terhadap pertanyaan dan pernyataan anda.

1. Anda mengatakan “Apakah Tuhan membutuhkan kegiatan tersebut?Sedangkan anda meyakini bahwa bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?Kemudian pada hari kiamat apakah ketiga pribadi tersebut tetap kekal?Esa adalah tidak membutuhkan apapun dalam melakukan aktifitas( berdasarkan pernyataan anda bahwa Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun…).Dan hakikat Tuhan (bebas ruang dan waktu) yang melekat pada Yesus dapat ternodai dari kehidupan yang Yesus jalani seperti makan,minum,bergerak dan semacamnya.“

a. Kalau anda bertanya, apakah Tuhan membutuhkan kegiatan saling mengasihi, maka jawabannya adalah kegiatan tersebut merupakan konsekuensi logis dari kodrat Allah, yang adalah maha kasih. Dalam artikel tentang Trinitas, dijelaskan argumentasi dari definisi kasih sebagai berikut:

Seperti telah disebutkan di atas, kasih tidak mungkin berdiri sendiri, namun melibatkan dua belah pihak. Sebagai contoh, kasih suami istri, melibatkan kedua belah pihak, maka disebut sebagai “saling” mengasihi. Kalau Tuhan adalah kasih yang paling sempurna, maka tidak mungkin Tuhan tidak melibatkan pihak lain yang dapat menjadi saluran kasih-Nya dan juga dapat membalas kasih-Nya dengan derajat yang sama. Jadi Tuhan itu harus satu, namun bukan Tuhan betul- betul sendirian. Jika tidak demikian, maka Tuhan tidak mungkin dapat menyalurkan dan menerima kasih yang sejati.

Orang mungkin berargumentasi bahwa Tuhan bisa saja satu dan sendirian dan Dia dapat menyalurkan kasih-Nya dan menerima balasan kasih dari manusia. Namun, secara logis, hal ini tidaklah mungkin, karena Tuhan Sang Kasih Ilahi tidak mungkin tergantung pada manusia yang kasihnya tidak sempurna, dan kasih

Page 73: DOKTRIN ALLAH.docx

manusia tidak berarti jika dibandingkan dengan kasih Tuhan. Dengan demikian, sangatlah masuk di akal, jika Tuhan mempunyai “kehidupan batin,” di mana Dia dapat memberikan kasih sempurna dan juga menerima kembali kasih yang sempurna. Jadi, dalam kehidupan batin Allah inilah Yesus Kristus berada sebagai Allah Putera, yang dapat memberikan derajat kasih yang sama dengan Allah Bapa. Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah hubungan kasih yang kekal, sempurna, dan tak terbatas. Kasih ini membuahkan Roh Kudus.[18] Dengan hubungan kasih yang sempurna tesebut kita mengenal Allah yang pada hakekatnya adalah KASIH. Kesempurnaan kasih Allah ini ditunjukkan dengan kerelaan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada Allah Bapa dan kepada kita. Yesus memberikan Diri-Nya sendiri demi keselamatan kita,[19] agar kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya oleh kuasa Roh-Nya yaitu Roh Kudus.

b. Bahwa Tuhan itu esa dan maha dalam segalanya, umat Kristen juga percaya akan hal ini. Dan hal ini telah kami tuliskan dalam artikel “Bagaimana membuktikan bahwa Tuhan itu ada” di sini – silakan klik.

c. Yang sering dipermasalahkan oleh umat Muslim adalah, mengapa umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dan dengan menjadi manusia, maka Tuhan mengkontradiksi diri-Nya. Namun, kalau kita melihat prinsip non-contradiction – yang mengatakan “sesuatu tidak dapat menjadi atau tidak menjadi pada saat yang sama dan dengan cara yang sama” – maka dengan Tuhan mengambil kodrat manusia, maka tidaklah bertentangan, karena dengan Yesus menjadi manusia tidaklah membuat Dia berhenti menjadi Tuhan. Kalau Tuhan berhenti menjadi Tuhan, barulah bertentangan, karena Tuhan yang kekal, tidak mungkin berhenti menjadi Tuhan.

2. Anda mengatakan “Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan.Kami menarik kesimpulan bahwa konsep tersebut memiliki arti :Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan Roh Kudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa.Putera ada karena Bapa menjelma dengan Roh Kudus sebagai media perantara.Dari sisi lain sebetulnya Bapa dapat langsung menjelma tanpa melibatkan Roh Kudus.Saya tunggu penjelasannya…………….“

a. Yang menjadi masalah dari pernyataan anda “Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan Roh Kudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa” adalah anda menganggap bahwa operasi generation dan procession dilakukan di dalam waktu. Namun, umat Kristen percaya bahwa proses generation (dari Allah Putera) dan procession (dari Allah Roh Kudus) dilakukan tidak dalam waktu dan adalah kekal. Kekekalan dari proses ini karena berhubungan dengan kodrat Allah yang memang adalah kekal. Kegiatan sesuatu yang bersifat materi (seperti manusia)

Page 74: DOKTRIN ALLAH.docx

senantiasa dibatasi oleh waktu. Namun, kegiatan sesuatu yang bersifat spiritual dilakukan di luar waktu dan tempat. Kita dapat melihat dari contoh yang sederhana bahwa manusia (yang mempunyai jiwa spiritual) dapat mengingat kembali kebahagiaan yang dialaminya di setiap waktu dan di segala tempat.

b. Umat Kristen mempercayai adanya ketiga pribadi ini bukan berdasarkan pemikiran sendiri, namun berdasarkan wahyu Allah yang tertulis di dalam Alkitab. Tanpa wahyu Allah, maka tidak mungkin manusia dapat mengetahui kehidupan pribadi Allah (dalam Trinitas). Dengan demikian, pernyataan “keharusan” yang anda ungkapkan adalah tidak tepat, karena tidak ada yang dapat mengharuskan Allah. Umat Kristen hanya menerima wahyu Allah ini dan kemudian mencoba memaparkannya bahwa Allah Trinitas tidaklah bertentangan dengan akal budi, sehingga digunakan argument of fittingness, seperti yang coba kami paparkan di artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik.

Akhirnya anda menyimpulkan “Mengenai nubuat yang dilakukan Yesus kami kira ada yang lebih hebat dari yang diberitakan karena jika kehebatan menjadi tolok ukur syarat dituhankan adalah Yakub yang lebih pantas menjadi Tuhan.Bukankah demikian?semoga tuhan memberi petunjuk pada seluruh pengelola situs ini.“

a. Umat Kristen tidak mempercayai Kristus sebagai Tuhan karena hanya kehebatan-Nya dalam bernubuat. Umat Kristen mempercayai Kristus sebagai Tuhan, karena Dia telah membuktikan Diri-Nya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan dengan cara yang berbeda-beda, yang dipaparkan dalam salah satu artikel tentang Kristologi di sini – silakan klik.

1) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.

2) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).

3) Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).

4) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi[6], sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan

Page 75: DOKTRIN ALLAH.docx

dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.

5) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner,[7] mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.

6) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.

7) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).

8) Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.

9) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).

Page 76: DOKTRIN ALLAH.docx

10) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.

11) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):

a) Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).

b) Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.

c) Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.

d) Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).

e) Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.

f) Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”[8] h) Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)

12) Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)

Page 77: DOKTRIN ALLAH.docx

13) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.

14) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.

15) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).

16) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.

b. Kemudian, umat Kristen mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan, dengan alasan dari motive of credibility, yang dipaparkan di artikel mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan di sini – silakan klik.

Page 78: DOKTRIN ALLAH.docx

Motif 1 – Nubuat

Motif pertama adalah nubuat atau diberitakan sebelumnya. Kedatangan Tuhan sudah dinubuatkan beribu-ribu tahun sebelum Yesus datang, dengan melalui persiapan yang panjang.[6] Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang dalam tingkatan direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, juga dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.

Kita dapat menerapkan prinsip ini pada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan Nabi Yesaya yang menulis kitab Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (Lih. Yes 53). Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Dan bahwa di dalam sejarah, semua itu terpenuhi dalam diri Yesus, maka ini menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu Yesus sungguh- sungguh datang dari Tuhan dan Yesus adalah Tuhan.

Hal yang lain adalah Tuhan ingin memberitahu manusia tentang Mesias jauh hari sebelumnya, sehingga pada saatnya tiba, manusia akan dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Dan inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah diberitakan sebelumnya, sebaliknya Yesus diberitakan secara konsisten dalam rangkaian waktu lebih dari 1500 tahun.

Motif 2 – Mukjizat

Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita bisa melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah Putera Allah, yang juga menjadi konfirmasi akan kebenaran semua pengajaran-Nya. Kita bisa menemukan bahwa Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).

Yesus juga mengatakan bahwa “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).

Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor

Page 79: DOKTRIN ALLAH.docx

15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya meninggal dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini.

Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus

Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melidungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan rasul Petrus dan juga penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam Gereja maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dengan mengajarkan kebenaran yang penuh, ditandai dengan sifat: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).

c. Oleh karena itu, silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Kristologi di bawah ini:

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

d. Apa yang dimaksud dengan Yakub bergelut dengan Tuhan dapat dibaca di artikel berikut ini – silakan klik. Dan silakan membandingkan Yakub dengan apa argumentasi yang saya berikan di atas, sebagai contoh: Yakub tidak pernah mengampuni dosa atas namanya sendiri; kedatangan, kehidupan, penderitaan dan kematian Yakub tidak pernah dinubuatkan sebelumnya. Dengan demikian, maka argumentasi untuk membandingkan Yesus dengan Yakub tidaklah mempunyai argumentasi yang kuat.

Semoga diskusi ini dapat menuntun kita semua kepada kebenaran. Dan bagi umat Katolik, kebenaran hanya ada di dalam diri Kristus, karena Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup (lih. Yoh 14:6).

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

Page 80: DOKTRIN ALLAH.docx

5. Al-syarif Aug 3, 2010 at 1:22 pm

kalau memang tuhan esa kenapa mesti memiliki kepribadian yang di samakan dengan wujud ciptaanya berupa manusia (Yesus)…bukankah manusia memiliki keterbatasan dalam semua hal,meskipun ada kelebihan di salah satu aspek kehidupannya.sebagai contoh yesus di anggap juru selamat umat manusia,apakah dengan rela di salib sudah cukup memberi selamat kepada seluruh umat manusia?kalau boleh bagaimana jika ada seseorang yang mengikuti langkahnya untuk menjadi juru selamat,apakah and bersedia menjadi pengikutnya?

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Aug 6, 2010 at 6:47 am

Shalom Al-Syarif,

Terima kasih atas tanggapannya tentang kristologi. Kalau anda memang benar-benar ingin mengerti apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, anda dapat membaca beberapa artikel kristologi berikut ini:

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Pertanyaan anda tentang mengapa Yesus menjadi manusia, dapat dilihat di link di atas dan juga di artikel kesempurnaan rancangan keselamatan Allah di sini – silakan klik. Secara prinsip, Yesus datang ke dunia, mengambil rupa manusia dan mempunyai kodrat manusia untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Ini adalah bentuk kasih, keadilan dan kesempurnaan rancangan keselamatan Allah. Dengan Inkarnasi, Allah yang maha besar kini menjadi Allah yang penuh kasih, Allah yang Imanuel atau Allah yang beserta kita. Dia juga mengajarkan jalan-jalan yang dikehendaki oleh Allah dan menuntun manusia kepada keselamatan, karena Dia sendiri adalah Allah. Namun, walaupun Yesus mempunyai kodrat manusia, namun dalam diri yang sama, Yesus juga mempunyai kodrat Allah. Cobalah membaca beberapa link di atas.

Apakah dengan rela disalib maka Yesus dapat memberikan keselamatan bagi umat manusia? Ya, karena dengan salib-Nya, maka Dia menyambung kembali

Page 81: DOKTRIN ALLAH.docx

hubungan yang terputus antara Allah dengan manusia. Mengapa? Karena kehormatan dari yang disalibkan (Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia) dan karena dilakukan dengan kasih yang sempurna. Dari sini rahmat demi rahmat mengalir. Dengan demikian, manusia mendapatkan rahmat pengampunan, mempunyai kekuatan untuk hidup kudus, yang akhirnya mengantarnya pada keselamatan abadi. Kalau sampai ada orang yang tidak bekerjasama dengan rahmat yang mengalir dari salib, maka itu adalah kesalahannya sendiri. Namun, Yesus telah membuka pintu keselamatan bagi seluruh umat manusia, termasuk saya dan anda.

Kalau ada orang yang mengikuti langkah Yesus untuk menjadi juru selamat, maka sebelum mengikutinya, tanyakan terlebih dahulu hal berikut ini:

1. Apakah dia diwartakan sebelumnya, seperti kedatangannya, kematiannya, dikandung dari siapa, di mana tempat lahirnya, dll. Semua hal-hal tersebut telah diwartakan oleh nabi Yesaya dan Mikah 500 tahun sebelum kedatangan Kristus, sehingga manusia tidak salah untuk mengenali Sang Mesias.

2. Apakah dia dapat mengampuni dosa, tidak berdosa, mengajar dengan kuasa, membangkitkan orang mati, bangkit dari antara orang mati, datang lagi untuk menghakimi orang hidup dan mati.

3. Apakah murid-muridnya masih berkarya terus, sampai saat ini, dengan kesatuan doktrin / pengajaran, seperti yang terjadi dengan Gereja Katolik?

Dan keterangan lebih lanjut silakan membaca di link-link yang saya berikan. Semoga dengan membaca beberapa link tersebut anda dapat melihat bahwa percaya bahwa Yesus Tuhan mempunyai dasar yang kuat dan bukan hanya asal percaya. Semoga hal ini dapat diterima dengan baik.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

6. Hendro Nov 16, 2009 at 12:47 am

Selamat Siang,Ada teman yang bertanya Siapa yang menciptakan TUHAN ?awal mula manusia di ciptakan oleh TUHAN.manusia yang pertama adalah Adam { Adama = Manusia }.Langit dan Bumi di cipta kan oleh TUHAN.bumi menurut ahli dulu ada BIG Bung…atau apalah.kemudia kalau begitu awal mula dari TUHAN sendiri itu apa ?

Page 82: DOKTRIN ALLAH.docx

teman itu bertanya Siapa atau bagaimana awal mula dari TUHAN itu…kan..semuanya ada awalnya.mohon bantuan memberi penjelasannya.terima kasihteriring salam bahagia dan sejahtera16 Nopember 2009hendro

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Nov 16, 2009 at 5:37 pm

Shalom Hendro,Terima kasih atas pertanyaannya. Pertanyaan siapa yang menciptakan Tuhan adalah pertanyaan yang mempunyai “premise” yang salah, karena anggapan awalnya adalah Tuhan ada yang menciptakan. Mungkin ada baiknya diskusinya dimulai dari apakah Tuhan itu ada. Untuk itu, silakan melihat artikel ini (silakan klik). Semoga artikel tersebut dapat membantu untuk menjawab mengapa kita percaya akan adanya Tuhan, Tuhan yang satu, Tuhan yang tidak mempunyai awal dan akhir. Kalau Tuhan diciptakan (mempunyai awal) berarti Dia bukan Tuhan. Pembuktian dari artikel tersebut, bahwa Tuhan adalah unmoved mover (pembuktian 1) dan uncaused cause (pembuktian 2) mungkin dapat menerangkan konsep tentang Tuhan. Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

Hendro Nov 16, 2009 at 8:54 pm

Selamat Pagi Pak Stefanus Tay,Terima KASIH atas penjelasannya.Salam Bahagia & Sejahtera17 Nopember 2009hendro

Login untuk memberikan komentar

Curiouser Jan 22, 2011 at 1:12 am

Page 83: DOKTRIN ALLAH.docx

Dear Stefanus

Anda sebutkan pembuktian Tuhan yg pertama adalah Unmoved Mover sedangkan akhir hidup Yesus justru digerakkan oleh orang romawi, jadi bagaimana anda menjelaskan ini?

Login untuk memberikan komentar

Stefanus Tay Jan 24, 2011 at 4:49 pm

Shalom Curioser,

Terima kasih atas pertanyaan anda tentang Tuhan yang adalah Unmoved Mover, yang telah tertulis di dalam artikel bagaimana membuktikan Tuhan itu ada di sini – silakan klik. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus digerakkan oleh orang Romawi? Artikel pertama adalah untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan adalah satu. Pertanyaannya adalah, Tuhan yang seperti apakah itu? Dalam beberapa artikel kristologi di bawah ini, kami mencoba menjabarkan bahwa Allah yang adalah Unmoved Mover masuk ke dalam sejarah manusia, mengambil kodrat manusia, tanpa kehilangan sifat ke-Allahan-Nya.

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Dengan demikian, untuk menjelaskan kodrat Allah yang unmoved mover dan Yesus yang digerakkan oleh tentara Romawi adalah terletak pada kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Karena Yesus mengambil kodrat manusia, yang terdiri dari tubuh dan jiwa, maka Yesus sama seperti manusia yang lain, yang dapat digerakkan oleh yang lain. Namun, dalam kodrat-Nya sebagai Allah, maka Dia tidak dapat digerakkan oleh apapun juga, karena Dia adalah Unmoved Mover. Semoga jawaban ini dapat diterima.

Page 84: DOKTRIN ALLAH.docx

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

7. yoseph Nov 5, 2009 at 3:04 am

Salam sejahtera buat pengasuh Katolisiats..Apakah didalam Alkitab ada disebutkan kata ” Allah Tritunggal ” karna di dalam alkitab hanya disebutkan Bapa, Anak (putra), Roh kudus, penggunaan kata “Allah” apakah benar hanya ada di Indonesia saja karna adanya kekeliruan menerjemahkan kata “God” dan “Lord”. Benarkah kata “Allah” itu menurut yang saya baca adalah dewa yang mengairi bumi sedangkan dalam bahasa arab sendiri , Tuhan adalah Allahun, jadi kalau kita umat Katolik menyebutkan Yesus Tuhan Allahku adalah salah karna Yesus adalah Tuhan bukan Allah yang dewa ?, Mohon pencerahannya, Selamat berkerja. Tuhan Yesus selalu menyertai kita semua.

Login untuk memberikan komentar

o Ingrid Listiati Nov 8, 2009 at 4:32 pm

Shalom Yoseph,Penggunaan Allah Tritunggal adalah disebabkan karena Allah mewahyukan Diri-Nya melalui Kristus sebagai kesatuan Tiga Pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus. Dan ini diajarkan oleh Kristus sendiri dan para rasul. Silakan membaca artikel Allah Trinitas di sini, silakan klik.Sedangkan tentang sebutan Allah dan Tuhan, sudah pernah dijawab di sini (silakan klik), dan di sini (silakan klik).Dengan pengertian seperti yang telah disebutkan dalam link di atas, maka tepatlah untuk meneyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah, karena kata Allah di sini tidak sama dengan dewa.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

o EVA MAGDALENA Nov 25, 2009 at 6:42 am

salam sejahtera eva mau tanya fungsi ALLAH tritungal dimanajd dapat sebenarnya keALLAHANan ALLAH itu terletak dimana

Page 85: DOKTRIN ALLAH.docx

Login untuk memberikan komentar

Stefanus Tay Nov 28, 2009 at 2:31 pm

Shalom Eva Magdalena,Terima kasih atas pertanyaannya tentang Trinitas. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Trinitas, silakan membaca artikel ini (silakan klik) dan juga tanya jawab ini (silakan klik). Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

8. Leon Oct 16, 2009 at 10:23 pm

Shalom katolisitas.org,

Saya ingin bertanya soal trinitas apakah bisa dikatakan bahwa Yesus itulah Bapa sendiri??

Salam Damai Kristus Tuhan,Leon.

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Oct 17, 2009 at 12:10 pm

Shalom Leon,Terima kasih atas pertanyaannya tentang Trinitas. Memang sulit untuk menjabarkan dan membayangkan Trinitas, Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi. Walaupun Tuhan itu satu, namun terdiri dari tiga pribadi. Oleh karena itu, “appropriation” dapat membantu kita untuk mengerti masing-masing pribadi dengan baik. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus adalah Bapa sendiri, sehingga menghilangkan dimensi pribadi dari masing-masing pribadi dalam Trinitas. Namun kita dapat mengatakan bahwa Yesus dan Bapa (bersama dengan Roh Kudus) adalah satu dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus. Intinya adalah kita tidak dapat menyatukan tiga pribadi , sehingga menghilangkan masing-masing pribadi dalam Trinitas atau sebaliknya kita tidak dapat menekankan masing-masing pribadi sehingga menghilangkan hakekat Tuhan yang satu. Untuk memahami lebih baik tentang konsep Trinitas, Leon dapat membaca artikel

Page 86: DOKTRIN ALLAH.docx

tentang Trinitas di sini (silakan klik). Semoga dapat membantu. Kalau masih ada pertanyaan setelah membaca artikel tersebut, silakan untuk bertanya kembali. Mintalah juga rahmat pengertian dan kebijaksanaan dari Roh Kudus, sehingga Leon dapat mengerti hal ini.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

9. Albes Sartono Oct 2, 2009 at 9:40 pm

Salam damai KristusSampai sekarang saya sulit mengerti mengapa harus ada malaikat yang begitu banyak jumlahnya dan memiliki tugas yang berbeda-beda. Tidak cukupkah Tuhan atas kuasaNya menyelesaikan semua urusan/pekerjaan itu ?Mengapa ada banyak devosi ? Devosi manakah yang paling bagus/afdol ? Bolehkah umat selama satu waktu (bersamaan) melakukan sembayang devosi untuk berbagai macam devosi ?Apakah penggenapan Tuhan Yesus atas hukum-hukum sebelumnya (semacam Taurat dan lain-lain) dengan sendirinya mengurangi/menghapuskan hukum-hukum tersebut ?

Terima kasihSalam damai Kristus,albes sartono

Login untuk memberikan komentar

o Ingrid Listiati Oct 5, 2009 at 12:27 pm

Shalom Albes,1. Keberadaan banyaknya malaikat sebenarnya bukan menjadi tanda bahwa Allah ‘kurang berkuasa’ untuk menyelesaikan karya-karya-Nya. Maksud Tuhan menciptakan banyak malaikat dan juga banyak umat manusia, adalah untuk membagikan kebaikan-Nya/ “to communicate His goodness“, karena hakekat dari kasih adalah memberi, dan Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8)2. Devosi adalah cara berdoa yang dipakai oleh manusia untuk menyampaikan kasihnya kepada Tuhan. Maksudnya diadakan devosi adalah untuk menumbuhkan rasa kasih di hati kita kepada Tuhan. Oleh sebab itu devosi yang paling bagus/ afdol adalah devosi yang paling dapat kita hayati. Tiap-tiap orang dapat memilih devosi yang berbeda dengan yang dipilih oleh orang lain, dan tidak ada yang salah dalam hal ini. Sebab yang terpenting adalah devosi yang kita pilih itu membantu kita mengangkat hati untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Allah.

Page 87: DOKTRIN ALLAH.docx

Saya kurang memahami pertanyaan anda, “Bolehkah umat selama satu waktu (bersamaan) melakukan sembayang devosi untuk berbagai macam devosi ?” Apakah misalnya sehabis doa rosario, lalu diteruskan dengan litani hati kudus Yesus, lalu diteruskan dengan doa kerahiman ilahi? Jika maksudnya demikian, ya tentu saja tidak menjadi masalah, boleh saja.3. Mengenai penggenapan hukum Taurat dalam diri Yesus sudah pernah dibahas dalam tanya jawab di sini, silakan klik. Silakan anda membaca uraian dalam tulisan tersebut, dan jika masih ada pertanyaan, silakan bertanya di sana.Salam kasih dalam Kristus Yesus,Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

10. glenn Jul 7, 2009 at 9:54 am

1. tentang penciptaan alam semesta silahkan anda runut dari kejadian penciptaan,..dan silahkan bapak pertimbangkan dari segi ilmiah,.,.saya yakin anda paham,.,.karen sudah sampe luar negeri hehehehhe,,.sedang saya sekolah aja g lulus-lulus ini,,.hehehehehhe,..,.gak dink,.,.tapi masih kalah pintar lah dibandng anda,.,.,.,.

2. tentang ini sudah saya komentari di link tersebut,.,.,

3.ouw bukan imam,.,,.yayaya,.,terima kasih,.,.bapak,….

GBU

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Jul 7, 2009 at 11:02 am

Shalom Glenn,Kita sama-sama belajar, jadi tidak ada yang lebih pintar dari yang lain dan tidak berarti orang yang di luar negeri lebih pintar dari orang yang ada di Indonesia.Untuk kisah perciptaan, saya ingin mendengar keberatan dari Glenn. Misal: di Kitab Kejadian dikatakan a), b), c), dll. Namun hal ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan, karena 1) , 2) , 3). Bagaimana Gereja Katolik menanggapi hal yang bertentangan ini?.Dari argumentasi yang jelas seperti di atas, maka saya akan mencoba menjawabnya dengan lebih terfokus.Terima kasih, dan Tuhan memberkati.Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Page 88: DOKTRIN ALLAH.docx

Login untuk memberikan komentar

11. glenn Jul 6, 2009 at 6:25 am

1. tetntang penciptaan alam semesta tentu saja bertentangan dengan bigbang dan urutan penciptaan, sedangkan teori evolusi itu merupakan teorikaum ateis yang tidak menyetujui ada penciptaan sehingga saya tidak sepakat dengan teori evolusi karena saya sangat meyakini adanya Tuhan Yang Esa.,.,.,

2. – ini tanggapan saya tentang artikel ……”Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia”……” Untuk menjawab, kenapa orang Kristen percaya kepada Yesus, kita tidak bisa hanya mendasarkan argumen pada filosofi, karena keterbatasan dari pemikiran manusia. “.,.,.di sini dikatakan bahwa ada keterbatasan dari pemikiran manusia dengan kata lain bahwa perkataan manusia ada salahnya sedangkan proses pengangkatan yesus menjadi Tuhan serta konsep trinitas adalah melalui proses dan hasil pemikiran filosofis manusia melalui konsili nicea 300 tahuann setelah yesus wafat.

-” Yesus, Tuhan yang dilahirkan sebagai manusia, tidak dapat diterangkan dengan pemikiran manusia semata, namun harus digabungkan dengan iman “,.,.,.mungkin inilah yang membedakan antara teologi eropa dengan teologi pembebasan (amerika latin ), berdasarkan buku teologi pembebsan yang ditulis oleh ROMO FRANCIS, dalam buku tersebut dituliskan bahwa teologi pembebasan mempunyai fungsi untuk MEMPERTANYAKAN POKOK IMAN dan bukan MEMPERTAHANKAN SENTRAL IMAN, dengan kata lain dalam teologi pembebasan sejarah, logika serta ilmu pengetahuan masa lalu digunakan sebagai sebuah metode untuk merumuskan iman,,.,.,sedangkan dalam teologi eropa/tradisional iman digunakan untuk memahami sejarah, sehingga segala “unlogical think” akan menjadi maklum dalm pandangan iman dan iman tidak memiliki praksis pembebasan.,.,.,oleh sebab itu berdasarkan definisi dan pemahan tersebut hati nurani dan logika saya lebih setuju dengan pemahaman agama dalm titik tinjau pembebasan…

-” Kita dapat katakan bahwa Inkarnasi adalah satu misteri terbesar yang dilakukan oleh Tuhan. Misteri ini tidak dapat dipahami hanya dengan pemikiran manusia, karena ini menyangkut pikiran dan tindakan bebas yang dilakukan oleh Tuhan,.”,……..pertanyaannya ialah apakah Tuhan yang mengaugerahi kita dengan akal budi dan logika akan melarang kita untuk memahami akan keberdaanNya.,.,dengan menggunakan akal dan logika yang telah dianugrahkannya,.,.?????

sebenarnya ada bebrapa hal yang ingin saya sampaikan di sini,..,tapi berhubung saya keburu-buru,.,.mngkn laen,,.waktu teutama dengan histologis dari trinaitas itu sendiri.,.,.

terima kasih kepada pak stefanus,..,sebelumnya jika sy boleh tahu apa profeesi bapak imam kah,.,.??atau yang lain,.,.terima kasih.,.,.

Page 89: DOKTRIN ALLAH.docx

senang saya berjumpa dan bisa sharing dengan bapak,.,.,dengan cukup demokratis dan terbuka.,.,GBU

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Jul 6, 2009 at 1:10 pm

Shalom Glenn,

Terima kasih atas komentarnya.

1) Saya ingin mendapatkan penjelasan dan argumentasi dari Glenn, mengapat kisah penciptaan seperti yang disebutkan di dalam Alkitab tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan.

2) Point tentang hal ini telah dijawab di sini (silakan klik).

3) Saya sendiri bukan imam, namun seorang awam biasa.

Silakan untuk menyampaikan keberatan Glenn secara mendetail dan terstruktur, serta membaca link di atas. Kalau masih ada keberatan yang lain, silakan untuk mengajukannya lagi.

Senang juga berkenalan dengan Glenn. Semoga diskusi ini dapat membawa kita kepada kebenaran yang sejati.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

12. glenn Jul 4, 2009 at 6:31 am

yah itulah katolik yang selalu mempertahankan inti iman tanpa pernah mempertanyakan inti iman,.,.,..kenapa kita selalu memcoba mendefinisikan Tuhan menurut kita sendiri jika Yesus sendiritidak pernah merasa menjadi Tuhan.,lantas mengapa kita begitu,,,.ngotot menjadikannya Tuhan..,.,.,.,.

Login untuk memberikan komentar

Page 90: DOKTRIN ALLAH.docx

o Stefanus Tay Jul 4, 2009 at 10:53 am

Shalom Glenn,

Terima kasih atas kunjungannya dan komentarnya di katolisitas.org. Glenn mengatakan "katolik yang selalu mempertahankan inti iman tanpa pernah mempertanyakan inti iman". Ada dua hal disini yang perlu dibahas, yaitu berkaitan dengan "mempertahankan inti iman" dan "mempertanyakan inti iman".

1) Glenn mengatakan bahwa Katolik tidak pernah mempertanyakan inti iman. Mempertanyakan berkaitan dengan akal, dimana akal mencoba mencari alasan mengapa hal itu terjadi, bagaimana itu terjadi, dll. Gereja Katolik percaya bahwa antara iman dan akal budi tidak saling bertentangan, karena keduanya berasal dari Tuhan. Jadi, kami mencoba menampilkan artikel-artikel dengan dasar dari Wahyu Ilahi dan juga dari sudut akal budi. Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan agar Glenn dapat membaca beberapa artikel di bawah ini, yang memaparkan ajaran Katolik berkaitan dengan topik Kristologi dan Trinitas, sehinggga Glenn dapat melihat bahwa ajaran Gereja Katolik bukanlah suatu ajaran yang tidak masuk akal. Setelah membaca artikel tersebut, silakan untuk mempertanyakan kembali keberatan dari Glenn.

a) Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.

b) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi.

c) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan.

2) Tentang mempertahankan iman: Seluruh umat beriman, kalau telah percaya bahwa iman yang diyakininya adalah "benar" – melalui pencarian kebenaran di atas kepentingan pribadi – maka dia harus mencoba dengan seluruh akal budi dan kekuatannya untuk mempertahankan iman yang diyakininya. Jadi, menurut hemat saya, adalah hal yang wajar, kalau Gereja Katolik juga mempertahankan iman kekatolikannya.

3) Gereja Katolik tidak pernah ngotot untuk menjadikan Yesus, Tuhan, namun sebaliknya – karena Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, maka Gereja Katolik mempercayai bahwa Dia adalah Tuhan. Apakah kepercayaan ini adalah

Page 91: DOKTRIN ALLAH.docx

kepercayaan yang buta? tidak. Silakan membaca artikel-artikel tersebut di atas. Namun sebagai gambaran, Gereja Katolik percaya bahwa Yesus Tuhan dengan alasan-alasan berikut ini:

a) Kedatangan Yesus telah dinubuatkan oleh para nabi. Bukan hanya sekali, namun berkali-kali dalam kurun waktu 20 generasi. Hal ini membuktikan bahwa Allah mempersiapkan kedatangan-Nya sehingga kalau Dia datang, maka manusia akan mengenalinya. Untuk lengkapnya, silakan membaca artikel: Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus Tuhan, dan juga  Yesus yang dinubuatkan oleh para nabi.

b) Yesus melakukan banyak sekali Mukjijat, yang hanya Tuhan sendiri yang mampu melakukannya. Semasa hidup Kristus di dunia, kuasa Allah ditunjukkan di dalamNya dengan Ia melakukan banyak mukjizat-mukjizat, dari meredakan angin ribut, mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit, sampai membangkitkan orang mati, termasuk juga kebangkitanNya sendiri dari kematian-Nya (Silakan membaca: Kristus yang kita imani= Yesus yang menurut sejarah).

c) Yesus mempercayakan umat-Nya kepada Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik.Selanjutnya, kami meyakini bahwa Kristus datang untuk mendirikan Gereja yang dibentukNya sendiri untuk terus bertahan sampai akhir jaman, dan itu berada di dalam Gereja Katolik. Paus pemimpin Gereja ini dapat ditelusuri asalnya sampai kepada Petrus, Rasul Yesus Kristus. Hal ini juga merupakan sesuatu mukjizat tersendiri, sebab jika Gereja hanya ‘organisasi’ manusia, maka sudah sejak lama ia bubar/ tak bertahan. Untuk lengkapnya, silakan membaca: mengapa kita memilih Gereja Katolik.

Semoga keterangan di atas dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

glenn Jul 5, 2009 at 10:47 am

1.”Gereja Katolik percaya bahwa antara iman dan akal budi tidak saling bertentangan”,.,.,.lantas bagaimana bila saling bertentangan seperti dalam penciptaan alam semesta, lantas mengapa dalam doa bapa kami yang benar2 merupakan ajaran Yesus Beliau tidak mengatasnamakan dirinya anak allah,.,,.,lantas mengapa dalam kitab suci perjanjian baru pun yesus juga memohon kepada Tuhan ALLah.,.,dll

Page 92: DOKTRIN ALLAH.docx

2.Jawaban yang anda berikan tentunya berdasarkan ayat2 dalam perjanjian baru yang menguatkan pendapat anda,.,.yang ingin saya tanyakan bagaoman dengan ayat yang saling bertentangan dalam perjanjian baru.,.,sedangkan hakikat dati kitab suci ialah buatan tuhan, sehingga tidak mungkin tuhan dengan segala kemahaannya akan memberikan tuntunan yang saling bertolak bellakang antara satu sama lain atau membingungkan umatmya.,..,.

kalu saya mau tulis mungkin bakalan panjang,,,.,namun sy yakin anda pastu tahu maksud mpertanyaan saya,.,.

trims GBU

Login untuk memberikan komentar

Stefanus Tay Jul 5, 2009 at 6:08 pm

Glenn – akal budi

Shalom Glenn,

Terima kasih atas tanggapannya tentang iman dan akal budi. Mari kita membahasnya bersama-sama. Saya memang mengatakan bahwa iman dan akal budi tidak saling bertentangan, namun Glenn mengajukan keberatan-keberatan bahwa ada beberapa hal yang bertentangan. Mari kita membahasnya satu persatu:

1) Tentang penciptaan alam semesta: Sebelum saya menjawab tentang hal ini, saya ingin menanyakan kepada Glenn bagian mana dari kisah penciptaan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, sehingga diskusi dapat terfokus dan tidak melebar terlalu jauh. Apakah Glenn berkeberatan bahwa kisah penciptaan di Alkitab bertentangan dengan teori evolusi? Apakah kisah penciptaan dunia yang bertentangan dengan teori big bang? Apakah Glenn berkeberatan dengan definisi hari di dalam Kitab Suci? Apakah urutan waktu penciptaan? dll?

2) Yesus bukan Allah: Glenn mengatakan bahwa Yesus bukan Allah dengan alasan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Diri-Nya adalah Allah, seperti di dalam doa Bapa kami dan juga di dalam Perjanjian Baru, Yesus juga memohon kepada Allah, dll.

a) Tentang Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Diri-Nya Allah. Saya tidak tahu apakah Glenn telah membaca beberapa link yang

Page 93: DOKTRIN ALLAH.docx

telah saya berikan sebelumnya, seperti yang saya sebutkan berikut ini:

1)Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia. (silakan klik di masing-masing judul tersebut)

2) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi. (silakan klik)

3) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan. (silakan klik)

Yesus memang tidak pernah mengatakan seperti yang diminta oleh Glenn atau oleh saudara yang lain, yang menuntut Yesus untuk mengatakan persis, kalimat berikut ini "Akulah Tuhan Allah-Mu, dan sembahlah Aku". Dalam artikel-artikel di atas saya telah mencoba memberikan begitu banyak argumentasi yang membuktikan bahwa Yesus Tuhan, walaupun tidak ada perkataan secara persis yang diminta oleh Glenn. Kalau dengan semua bukti-bukti di dalam artikel tersebut tetap tidak memuaskan dan Glenn tetap menuntut bahwa untuk menjadi Tuhan, Yesus harus mengatakan "Akulah Tuhan Allah-Mu, dan sembahlah Aku", maka saya ingin bertanya kepada Glenn dalam ilustrasi berikut ini:

“Tunjukkan kepada saya, bahwa Bill Gates adalah orang kaya. Kalau dia tidak pernah mengatakan bahwa dia orang kaya, saya tidak akan percaya bahwa dia orang kaya.” Pernyataan seperti ini tidak mendasar, karena kita dapat melihat buktinya bahwa Bill Gates mempunyai uang 58 milyar US$, yang kurang lebih sekitar 60% dari budget negara Indonesia tahun 2008. Organisasi amalnya mempunyai uang sekitar 32% dari total budget negara Indonesia selama satu tahun. Kalau kita tetap bersikeras bahwa Bill Gates tidak kaya, karena Bill Gates tidak pernah mengatakan bahwa dia kaya walaupun bukti-bukti di atas sudah menunjukkan bahwa Bill Gates orang yang sangat kaya, rasanya keberatan seperti itu kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 94: DOKTRIN ALLAH.docx

Atau contoh yang lain, seorang anak mengatakan “saya tidak percaya bahwa orang tua saya mencintai saya, karena mereka tidak pernah mengatakan bahwa mereka mencintai saya.” Namun orang tua dari anak itu, sebenarnya begitu memperhatikan, berlaku lemah lembut, selalu ada di samping anak itu kalau anak itu mengalami kesulitan, mencukupi semua kebutuhan anak itu, meluangkan waktu untuk bercanda, bercerita, dll.

Contoh yang mungkin lebih gamblang adalah seseorang yang bertanya kepada seorang suami dan mengatakan “Saya tidak akan percaya bahwa istri kamu adalah seorang wanita, karena dia tidak pernah mengatakan bahwa dia seorang wanita.” Tentu saja sang suami tidak terpengaruh, karena sang suami tahu persis bahwa istrinya adalah seorang wanita, karena istrinya telah melahirkan beberapa anak, dll.Begitu mudah orang untuk mengatakan bahwa “saya kaya, saya mengasihi engkau”, namun belum tentu terbukti. Nah dalam hal ini, Tuhan kita yang menjelma menjadi manusia, telah menunjukkannya dalam segala perkataan dan juga dalam perbuatan, bahwa dia adalah Allah yang benar-benar mengasihi umat-Nya. Mana yang lebih besar tanda kasihnya antara kedua hal ini:  “perkataan saya mengasihi engkau” atau “mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia”?

Jadi, dalam contoh-contoh di atas, dengan menggunakan logika yang sama, maka Glenn harus menolak untuk percaya bahwa Bill Gates adalah seorang yang kaya, walaupun ada begitu banyak bukti yang mendukung bahwa dia adalah orang yang sangat kaya. Ketidakpercayaan ini hanya karena "Bill Gates tidak pernah mengatakan secara persis dalam kalimat "Saya adalah orang kaya dan akuilah itu".

b) Kalau Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus berdoa? Silakan melihat jawaban saya di sini (silakan klik). Silakan membaca jawaban tersebut, dan kalau masih ada keberatan, silakan untuk menyampaikan keberatannya kepada kami.

3) Silakan untuk membaca argumentasi saya terlebih dahulu di atas. Memang benar, seperti yang dikatakan oleh Glenn, bahwa karena Alkitab adalah wahyu Ilahi, maka tidak mungkin saling bertentangan. Itulah sebabnya, Tuhan juga memberikan Gereja kepada manusia, sehingga melalui "Magisterium/ wewenangan mengajar Gereja", maka pesan yang ada di Alkitab tidak diartikan saling bertentangan. Kalau kita berbicara bertentangan untuk mengartikan ayat, silakan Glenn merefleksikan di dalam agama yang Glenn anut, apakah ada kemungkinan satu orang membaca

Page 95: DOKTRIN ALLAH.docx

suatu ayat dalam Kitab Suci yang Glenn percayai dan memperoleh kesimpulan yang berbeda dengan orang lain yang membaca ayat yang sama. Di dalam Gereja Katolik, Magisterium Gereja mempunyai kewenangan untuk mengartikan ayat-ayat yang "terlihat saling bertentangan" atau "menyangkut ajaran-ajaran pokok iman", sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh Kristus dapat terjaga kemurniannya.

Semoga uraian tersebut dapat menjawab keberatan Glenn. Semoga kita masing-masing dapat lebih mengasihi kebenaran. Di dalam agama Kristen, kebenaran hanya dapat ditemukan di dalam diri Yesus, yang mengatakan bahwa "Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup" (Yoh 14:6).

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

13. YD. Sadaenk Jun 25, 2009 at 2:12 pm

Konsep atau Teori Trinitas ini baru muncul 350 tahun setelah Yesus wafat…yg menjadi pertanyaan saya adalah : darimana teori ini berasal ? Al-kitab kah atau hanya berasal dari DOKTRIN2 Gereja kah, yg d jadikan pedoman sebagai penguat iman ?Dalam ayat mana pun d Al-kitab, Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan..tapi melainkan hanya lah utusan/rasul.Kalau dalam diri Allah ada 3 pribadi, bukan kah ini akan memperlihatkan kelemahan Allah itu sendiri, manusia saja yang merupakan ciptaanNYA, cukup memiliki satu pribadi dalam menyelesaikan permasalahan2nya.Lalu bagaimana jikalau nanti umat manusia jadi pindah ke planet mars ? Akan kah Allah itu menambah pribadinya menjadi 4 atau 5 ?

Login untuk memberikan komentar

o Stefanus Tay Jul 1, 2009 at 12:09 pm

Shalom Sadaenk,Terima kasih atas pertanyaan dan komentarnya.

1) Untuk menjawab pertanyaan tentang Trinitas dan kristologi, saya ingin menyarankan Sadaenk untuk membaca beberapa artikel berikut ini:

Page 96: DOKTRIN ALLAH.docx

a) Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.

b) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi.

c) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan.

Setelah membaca beberapa artikel dan tanya jawab tersebut, silakan untuk bertanya kembali.

2) Tentang apakah dengan menjadi 3 pribadi memperlihatkan kelemahan Allah sendiri:

Memang hal ini adalah salah satu argumentasi yang digunakan untuk menentang Inkarnasi. Dimana dengan Yesus menjelma menjadi manusia, seolah-olah ini merendahkan derajat Allah. Namun di dalam artikel "Inkarnasi, Tuhan yang beserta kita" (silakan klik), saya mencoba membuktikan bahwa dengan Inkarnasi, maka Tuhan telah membuktikan bahwa selain Maha Besar, Tuhan juga Maha Kasih. Inti dari argumentasi tersebut adalah:

a) Tuhan ingin mengkomunikasikan kebaikan-Nya dengan cara yang paling agung dan mulia.

b) Inkarnasi adalah penyebab dan manifestasi dari kasih, pengampunan, keadilan, dan kebijaksanaan Tuhan.

c) Inkarnasi 1) membebaskan manusia dari belenggu dosa, 2) menegakkan kebaikan dan mengembalikan harkat dan jati diri manusia sebagai anak Allah, 3) memperkuat iman, pengharapan, dan kasih, 4) menyediakan jalan keselamatan dan bukan hanya perintah.

Jadi dengan Tuhan menyatakan diri sebagai satu Tuhan dalam tiga pribadi, sebenarnya manusia diajak untuk memasuki suatu misteri yang agung dan mulia. Kalau Tuhan tidak menyatakan misteri ini kepada manusia, maka manusia tidak akan mengetahuinya.

3) Sadaenk mempertanyakan, apakah Allah menambahkan pribadi-Nya jika manusia pindah ke planet Mars?

Page 97: DOKTRIN ALLAH.docx

Saya terus terang tidak terlalu dapat mengikuti argumentasi ini, karena argumentasi ini seolah-olah mau mengatakan bahwa karya Tuhan hanya dibatasi di planet bumi. Bukankah kita bersama-sama mengaku bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?

Mungkin pertanyaannya adalah: mengapa harus ada tiga pribadi dan bukan kurang atau lebih. Untuk pertanyaan ini, saya telah menjawabnya di artikel di atas (silakan klik).

Semoga Sadaenk dapat meluangkan waktu untuk membaca beberapa link di atas yang saya berikan. Nanti kalau masih ada keberatan yang lain, silakan untuk menyampaikannya kepada kami.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – http://www.katolisitas.org

Login untuk memberikan komentar

14. Machmud May 25, 2009 at 11:42 pm

Salam sejahteraSaya ingin tanya. mengapa di dalam Trinitas ada tiga pribadi Allah ?Mengapa tidak 2 atau 4 pribadi dsb ?Allah itu maha tahu dan maha kuasa, sebab itu satu Pribadi Allah saja sanggup melakukan semua pekerjaan dan rencanaNya. Lalu mengapa rencana Allah harus dilakukan oleh tiga pribadi, mengapa tidak cukup satu Pribadi Allah saja ?Apakah melalui Trinitas maka manusia bisa masuk kedalam rahasia-rahasia dan rencana Allah ?Machmud[Dari admin: telah dijawab di artikel di atas]

Login untuk memberikan komentar

ACARA TERKINI

Page 98: DOKTRIN ALLAH.docx

Jakarta (12 Sept 2015): Keluarga bersyukur, siap dipanggil, siap melayani

KOMENTAR TERKINI

Stefanus Tay: on Shalom Arnold, Terima kasih atas tanggapannya ...

Ingrid Listiati: on Shalom Bogoro, Kemungkinan Anda beranggapan de ...

Ingrid Listiati: on Shalom Andryhart, Prinsipnya, biarlah para ilm ...

Ingrid Listiati: on Shalom Bonek, Bahwa ada kemiripan antara DNA ...

Ingrid Listiati: on Shalom Bonek, Ini adalah tanggapan saya yang ...

Page 99: DOKTRIN ALLAH.docx

Bogoro: on Terima kasih atas jawabannya, Bu Inggrid. " ...

Tribarfin: on Shalom Dalam peristiwa -peristiwa mulia Doa Ro ...

Tribarfin: on Shalom. Lagi nih nanya nya :) jgn lelah ya K ...

Tribarfin: on Shalom, selamat hari minggu . Terimakasih utk ...

AndyKur: on Shalom Bu Ingrid, saya punya pertanyaan bu, kl ...

100 Komentar dan FAQs

TANYA JAWAB (FAQS) TERKINI

Apakah inti dari dokumen Anglicanorum coetibus?

Apakah arti Kerajaan Allah?

Siapakah ke-tiga majus dari Timur?

Ucapan ‘Happy Easter’, salah kaprah?

Tentang Hari Wafat dan Kebangkitan Kristus

TANYA JAWAB (FAQS) RANDOM

Yesus mendirikan Gereja, bukan denominasi

Di manakah sekarang Tabut Perjanjian?

Tentang Novena Tiga Salam Maria

Page 100: DOKTRIN ALLAH.docx

Apakah perbedaan teologi Katolik dan teologi Kristen Non-Katolik?

Bunda Maria: yang Terbesar di antara Para Kudus?

Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, hari pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth | Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.Hubungi kami: [email protected]

ARTIKEL TERKINI

Pemimpin yang melayani

Hidup sesuai dengan pengakuan iman kita

Jakarta (12 Sept 2015): Keluarga bersyukur, siap dipanggil, siap melayani

Tuhan Yesus Tersenyum

Mendoakan Firman Tuhan: Mohon Kerendahan Hati dalam Menghadapi Istri yang Suka Mengatur Segalanya

Berburu “Maaf”

Sebait Kata Cinta

ACARA TERKINI

Jakarta (12 Sept 2015): Keluarga bersyukur, siap dipanggil, siap melayani

Jakarta (10 Sept 2015): Roh Kudus, urapilah kami

Bogor (5-6 Sept 2015): Semakin mengenal, mengasihi dan melayani Yesus

Jakarta (18 April 2015): Sudahkah Kuhayati Ekaristi dengan Sungguh?

Page 101: DOKTRIN ALLAH.docx

Jakarta (28 Feb 2015): Berteologi di Kota Metropolitan

© Copyright katolisitas - 2008-2014 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan \" www.katolisitas.org \", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial.

   SABDA.ORG    | 

   YLSA    | 

   KATALOG   

Home    Tentang Kami    Publikasi e-JEMMi    Resources    FAQ    Kontak    Forum    Download    Partisipasi   

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs e-MISI

Artikel Misi / Peran Allah Bapa dalam Misi

Peran Allah Bapa dalam MisiMisi lahir dari kasih Allah yang mencari manusia. Allah itu kasih (1 Yohanes 4:8,16) yang tidak ingin tinggal sendiri, terpisah dari manusia, tetapi ingin berkomunikasi dengan makhluk-Nya. Oleh sebab itu, Allah telah membuktikan kasih-Nya dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Yohanes 3:16 berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Misi dari Allah berarti: misi yang berasal dari perintah-Nya.

Page 102: DOKTRIN ALLAH.docx

Secara singkat ada sembilan langkah bagaimana Allah Bapa berperan untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.

1. Allah Bapa ada sebelum segala sesuatu ada. Langit dan bumi termasuk manusia diciptakan untuk menghormati Allah.

2. Allah Bapa menciptakan segala sesuatu dalam keadaan amat baik adanya. Sebagai pencipta, Dia tidak ingin ada orang yang hidup di luar hubungan dengan Dia.

3. Allah Bapa menyediakan kerajaan surga bagi manusia sejak dunia dijadikan. Sebelum manusia lahir, Allah sudah merancangkan damai sejahtera bagi umat manusia.

4. Allah Bapa langsung mencari hubungan dengan manusia yang baru jatuh dalam dosa (Kejadian 3).

5. Allah Bapa langsung menolong manusia yang telah berdosa. Sesudah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan mencari mereka dan memberi pakaian kepada mereka.

6. Allah Bapa langsung menjanjikan keselamatan kepada manusia yang berdosa (Kejadian 3:15).

7. Allah Bapa memilih suatu bangsa, supaya mereka menjadi saluran keselamatan bagi manusia. Allah memanggil Abraham dan bangsa Israel untuk menjadi berkat bagi semua bangsa di seluruh dunia (Kejadian 12:1-3).

8. Allah Bapa yang adil dan suci menghukum manusia dengan jujur. Mulai dari Adam yang harus diusir dari Firdaus, manusia tidak bisa lagi berhubungan langsung dengan Tuhan.

9. Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal sebagai Juru Selamat manusia. (Yohanes 3:19) Ini merupakan pengorbanan yang terbesar Allah Bapa bagi manusia.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin : Terang Lintas Budaya, Edisi 68, Tahun 2006

Judul artikel : Peran Allah Bapa dalam Misi

Penulis : Tidak dicantumkan

Penerbit : Yayasan Terang Lintas Budaya, Sidoarjo 2006

Halaman : 6

e-JEMMi 29/2010

‹ Penyesuaian dalam Misi ke atas Peranan Roh Kudus dalam Pengabdian › 

Printer-friendly version    Login    or register to post comments 3777 reads

Page 103: DOKTRIN ALLAH.docx

Tags 

Artikel Misi    e-JEMMi No.29 Vol.13/2010   

Join Us

Aplikasi Android Kristen

android.sabda.org

Pencarian SABDA

Cari misalnya: 'alkitab'Akan membuka halaman baru

Facebook e-Misi

Page 104: DOKTRIN ALLAH.docx

Follow Us On :

 

Login pengguna

Username or e-mail: * 

Kata sandi: * 

Daftar menjadi pengguna    Permohonan kata sandi baru   

Sign in using one of these accounts:   

LOWONGAN YLSA

IT Opportunities    Web Designer    Editor dan Penerjemah   

Tag Kolom E-JeMMIArtikel Artikel Misi Doa Bagi Indonesia Doa Bagi Misi Dunia Editorial Kesaksian Misi Kesaksian Natal Profil Bangsa Renungan Misi Stop Press Sumber Misi Tokoh Misi 

Navigation

Mobile Site   

Page 105: DOKTRIN ALLAH.docx

Doa Bagi Indonesia

Doa Untuk Suku Ranau, Suku di Papua, dan Suku Akit    

1. Suku Ranau (Sumatera Selatan)

Suku ini berada di provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di kecamatan Bandiagung, kabupaten Ogan Komering Ulu...

Konflik Porto-Haria Di Maluku Tengah    

Dirangkum oleh: Yudo

Pertikaian yang terjadi antara warga Desa Porto dan Desa Haria di Saparua, Maluku Tengah, telah berlangsung selama bertahun-tahun....

Indonesia Tahun 2013    

Banjir di Manado

Bencana banjir kembali terjadi di Nusantara. Kali ini, bencana itu melanda Kota Manado, Sulawesi Utara. Menurut laporan, banjir yang...

Indonesia Tahun 2012    

Persiapan Natal di Indonesia

Pokok Doa:

1. Bukan hanya panitia Natal yang bekerja di belakang layar, para pengisi acara...

Publikasi e-JEMMi

Berlangganan e-JEMMi

Buku Tamu | Kontak Kami | Disclaimer | © 1999-2015 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) E-mail: webmaster sabda.org | Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. 

Yulia Oeniyati

Laporan Masalah/Saran

Page 106: DOKTRIN ALLAH.docx

Tulisan suci dan sumber lain apakah yang akan menolong para remaja putri memahami peran Roh Kudus?

1 Raja-Raja 19:11–12; Helaman 5:30; A&P 85:6 (Roh Kudus berbicara dengan suara lembut tenang)

Yohanes 14:26 (Penghibur dapat mengajar kita dan membawa segala hal ke dalam ingatan kita)

Roma 8:16 (Roh memberikan kesaksian bahwa kita adalah anak-anak Allah)

Galatia 5:22–23 (Paulus menguraikan buah dari Roh)

2 Nephi 32:5 (Roh Kudus akan memperlihatkan kepada kita apa yang hendaknya kita lakukan)

3 Nefi 27:20 (Penerimaan Roh Kudus menguduskan kita)

Moroni 8:26 (Roh Kudus akan memenuhi kita dengan harapan dan kasih)

Moroni 10:5 (Roh Kudus mengajarkan kepada kita kebenaran)

A&P 42:17; Musa 1:24 (Roh Kudus memberikan kesaksian mengenai Bapa dan Putra)